myoma uteri

Upload: lhara-raffany

Post on 13-Jul-2015

288 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUSMYOMA UTERI

Disusun oleh :

KELOMPOK JMUHAMAD DIGUNA AMMAR FAUZAN ISLAMI RIFKI DWI ANUGRAH P VIANA VILLAMANDA J LUCKY ANANTO WIBOWO NOVIAN ADI SAPUTRA WINARDI FADILAH LHARA RAFFANY MARYAM HAZRINA SUSANA SARI LESTARI 10100110032 10100110110 10100110103 10100110104 10100110105 10100110109 10100110120 10100110125 10100110126 11100110130

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2010

1

Review case Problem: Mrs. Astrid Brandon, 42 tahun. P1, A3. Heavy menstrual bleeding selama 6 bulan terakhir. Siklus regular. Ketidaknyaman di sekitar perut bawah dan pusing. Menggunakan IUD 15 tahun yang lalu dan berhenti 10 tahun yang lalu. Tidak ada complain tentang sexual life dengan suami. Pernah 3 kali keguguran selama 6 tahun yang lalu dan tidak pernah hamil lagi sejak itu. General examination: Pucat. TB : 150 cm, BB : 70 kg Conjunctiva : slightly anemic Abdominal Examination : Inspeksi : Bulging di atas simfisis Palpasi : solid mass, sebesar kepala bayi di bawah midline hamper menuju midway umbilicus. Permukaan masa lunak. Mobile. Tidak ada nyeri tekan. Speculum Examination: Portio : smooth surface, tidak ada erosi, fluxus dari ostium positif. Vaginal Examination : Portio : ukuran dan konsistensi normal, sedikit dextro-anteriorly Bimanual Examination : Irregular-shaped mass, sebesar 16 minggu kehamilan. Clear distinctive borders. Cervical motion : uterus terlihat incorporated in the mass. Uterine Sondage Test : 9cm Laboratory test : Hb 9,5 Fasting blood sugar 110 md/dl Gol.darah B, pemeriksaan darah lainnya normal. Urin : tes hamil negative. USG : Uterus membesar, 14cm x 10cm x 7cm. contour nya regular. Terdapat nodular, hypoechoic area dengan size bermacam-macam di posterior uterus body dan di fundus, lying in the myometrium. Endometrial line menebal 14mm. Conclusion : Myoma Uteri Pathologi lab : Macroscopic finding : 2cc fragmented tissue sample mixed with necrosis tissue and blood clot.

2

Microscopic finding : sampel jaringan terdapat endometrial glans dengan tubular dan terlihat dilatasi, sel kolumnar hiperplastic. Beberapa glan terlihat cribiform. Conclusion : simple endometrial hyperplasia

3

BAB I PEMBAHASAN

MENSTRUASI ABNORMAL Menstrual Disorder 1 2 3 4 5 6 Menorrhagia Metrorrhagia Menometrorrhagia Hypermenorrhea Hypomenorrhea Oligomenorrhea Interval Regular Irregular Irregular Regular Regular Irregular Durasi Lama Lama Lama Normal Normal Variable Volume Berlebihan Normal Berlebihan Berlebihan Sedikit Sedikit mencukupi) 7 Amenorrhea Absent No mens Absent (tidak

1. Amenorrhea

tidak adanya atau terhentinya haid secara abnormal selama 3

bulan atau lebih. a. Amenorrhea primer : tidak pernah haid setelah masa pubertas b. Amenorrhea sekunder : hilangnya haid setelah menarche Etiologi: disgenesis gonad karena kelainan duktus Mllerian untuk a.primer disfungsi hipotalamus disfungsi hipofisis disfungsi ovarium gangguan psikologis obat-obatan (kontrasepsi oral, obat penenang) berat badan rendah (mekanisme : berat badan kadar lemak tubuh kadar hormone

leptin yang disekresi oleh sel adipose pelepasan FSH dan LH

menghambat sekresi GnRH tidak 4

folikel ovarium gagal berkembang

terjadi ovulasi terhenti) Terapi:

sintesis estrogen dan progesterone

menstruasi

terapi hormone untuk merangsang ovulasi psikoterapi darah haid tidak keluar karena tertutupnya tractus

2. Pseudoamenorrhea

genitalis. Disebut juga kryptomenorrhea. Etiologi : tertutupnya cervix, vagina, atau hymen. 3. Menstruatio praecox timbulnya haid dalam waktu yang sangat muda. 4. Hypomenorrhea haid teratur tapi volume darahnya sedikit. Etiologi : uterus berukuran kecil 5. Oligomenorrhea siklusnya panjang. Etiologi : stadium proliferasi panjang stadium sekretorik panjang stadium proliferasi dan sekretorik panjang pengaruh psikis pengaruh penyakit (TBC) haid teratur tapi volume darahnya banyak. haid jarang (terjadi pada interval 35 hari sampai 6 bulan),

6. Hypermenorrhea Etiologi : infeksi

penyakit darah (haemofili) polip endometrium mioma uteri

Terapi : terapi hormon kuretase ablasi endometrium histerektomi

5

7. Polymenorrhea

haid teratur tapi sering (terjadi pada interval kurang dari 21

hari), siklusnya pendek. Etiologi : stadium proliferasi pendek stadium sekretorik pendek (korpus luteum cepat mati) stadium proliferasi dan sekretorik pendek disfungsi ovarium

Terapi : memperpanjang stadium proliferasi dengan mensuplai estrogen memperpanjang stadium sekretorik dengan estrogen dan progesteron

8. Metrorrhagia pendarahan rahim di luar waktu haid (irregular). Dibagi 2 : a. pendarahan anatomis (karena kerusakan tractus genitalis) b. pendarahan fungsional Etiologi : a. karena kehamilan adanya abortus kehamilan ektopik

b. di luar kehamilan luka yang tidak sembuh (carcinoma, sarcoma, myoma) peradangan gangguan hormonal nyeri saat haid. Nyeri terasa di perut bagian bawah, diduga

9. Dysmenorrhea

nyeri tersebut karena kontraksi. 2 jenis dysmenorrhea primer (terjadi sejak menarche, tidak ada kelainan dari alat kandungan) dysmenorrha sekunder (terjadi setelah menarche,

biasanya terdapat kelainan) Etiologi : - Infeksi - endometriosis - gangguan psikis

6

- pengaruh penyakit (anemia, TBC) SEKRET ENDOMETRIUM Pada fase sekretoris,progesteron mempengaruhi perkembangan kelenjar endometrium.Dalam perkembangannya sel epitel endometrium menumpuk glikogen dibawah nukleusnya lalu membentuk glikoprotein. Selain glikoprotein,sekret endometrium mengandung peptida,mukopolisakarida,dan transudat plasma di dalamnya.Fungsi dari sekret endometrium ini menutrisi endometrium itu sendiri agar mencapai kondisi yang sesuai bagi implantasi.Selain itu juga menutrisi ovum yang mulai membelah setelah mengalami fertilisasi ketika memasuki rongga uterus sampai akhirnya mengalami proses implantasi. CERVICAL MUCUS Mukosa pada cervical gland menghasilkan mukus.Sekresi serviks berpengaruh pada fertilisasi dari oosit.Pada fase ovulasi mukus yang dihasilkan bersifat lebih cair sehingga memungkinkan penetrasi sperma ke dalam uterus.Pada fase luteal atau saat kehamilan,di bawah pengaruh progesteron membuat mukus yang dihasilkan menjadi lebih kental sehingga mencegah masuknya sperma atau meikroorganisme lain masuk ke dalam rongga uterus.

. Estrogen Fungsi primer dari estrogen adalah untuk menimbulkan proliferasi sel dan pertumbuhan jaringan organ-organ kelamin dan jaringan lain yang berkaitan dengan reproduksi.

1. Efek Estrogen pada Uterus dan Organ Kelamin Luar Wanita Ovarium, tuba fallopi, uterus dan vagina bertambah besar. Genitalia eksterna juga membesar dengan deposisi lemak pada mons pubis, labia minora dan mayora. Estrogen juga mengubah epitel vagina dari kuboid menjadi berlapis sehingga vagina lebih tahan trauma dan infeksi.

2. Efek Estrogen pada Tuba Fallopi Estrogen berpengaruh pada mukosa yang membatasi tuba fallopi. Estrogen menyebabkan jaringan kelenjar lapisan tersebut berproliferasi dan menyebabkan jumlah epitel bersilia juga lebih banyak. Hal ini akan memudahkan bergeraknya ovum menuju uterus. 7

3. Efek Estrogen pada Payudara Estrogen menyebabkan perkembangan jaringan stroma payudara,

pertumbuhan system duktus yang luas, deposit lemak pada payudara.

4. Efek Estrogen pada Tulang Menghambat osteoklas sehingga menghambat recycle dari tulang, dan akhirnya menyebabkan pertumbuhan tulang.

5. Efek Estrogen pada Metabolisme dan Penyimpanan Lemak Meningkatkan jumlah simpanan lemak pada jaringan subkutan, dan persentase lemak pada wanita lebih banyak dari pada pria.

6. Efek Estrogen pada Distribusi Rambut Tidak terlalu mempengaruhi persebaran rambut tetapi rambut akan tumbuh pada pubis dan aksila setelah pubertas.

7. Efek Estrogen pada Kulit Estrogen menyebabkan kulit berkembang membentuk tekstur yang halus dan lembut. Estrogen juga menyebabkan kulit lebih vascular, sehingga akan menjadi lebih hangat. Fluxus merupakan cairan yang berlebihan yang disekresikan oleh organ genitelia, tetapi bukan merupakan darah. Soundage uterus : masukkan penduga rahim sesuai dengan letak rahim dan tentukan panjang atau dalamnya penduga rahim. Caranya adalah setelah sonde terasa membentur fundus uteri, telunjuk kanan diletakkan atau dipindahkan pada portio dan taruhlah sonde keluar, lalu baca berapa cm dalamnya rahim. Tujuannya untuk menentukan apakah uterus dalam ante atau retrofleus dan panjangnya uteri. Basic Examination of bloodConmplete blood count (CBC) Hemtologi rutin

8

-

1. 2. -

-

3. 4.

Basic Examination of blood Hemoglobin KOmponen utama RBC Conjugate protein Menyediakan vehicle untuk transport O2 dan CO2 Memberikan warna darah merah Pengetesan dengan jumlah hemoglobin dalam darah Penurunan hemoglobin disebut anemia Hematokrit Rasio dan volume sel darha merah dari whole blood Dinyataken dengan o Presentasi (konvensionak) o Desimal (SI unit) Pengukuran o Direct centrifugasi (micromethod dan macromethod) o Indirect unstrumen otomatis MCV x jumlah RBC Blood cell counting a. Erythrocytes count b. Erythrocytes indices c. Leucocytes count d. Leucocyte differential count e. Platelet count f. Reticulocytes count Blood film Eritrocte Sedimen rate Pengukuran kadar glukosa Waktu : pagi hari sebelum makan

-

9

BAB II KASUS

ENDOMETRIAL HYPERPLASIA

y

Hiperplasia ditandai oleh bertambahnya jumlah sel dalam suatu jaringan atau alat tubuh.

y

Hanya dapat terjadi pada jaringan atau alat tubuh yang tersusun oleh sel yang memiliki kemampuan membelah secara mitosis dalam masa pasca embrionik. Contohnya neuron dan otot skelet tidak memiliki kemampuan membelah secara hiperplastik karena program genetiknya tidak memungkinkan untuk masuk ke fase M, ia dapat mensintesis organel dan DNA dan mengalami hipertrofi tapi terhenti pada fase G2, dengan demikian tidak membelah.

y

Hyperplasia bisa terjadi secara fisiologi baik jenis hormonal atau terkompensasi, dan bisa juga patologik seperti hyperplasia endometrium, tiroid, dan epidermis.

y

hyperplasia endometrium merupakan perubahan secara morfologi dan biologi pada stroma kelenjar endometrium, ranging from an exaggerated hysiologic state to carcinoma in situ.

y

Secara klinis hyperplasia biasanya terdapat ploriferatif endometrium, yang dihasilkan akibat protraksi stimulasi estrogen progestin tanpa adanya pengaruh

y

Endometrial hyperplasia ini merupakan salah satu penyebab terjadinya abnormal bleeding, karena ratio kelenjar dan stroma abnormal. Kelenjar lebih banyak daripada stroma.

y

Endometrial hyperplasia ini juga memiliki hubungan dengan terjadinya "karsinoma endometrial". Sejumlah studi membuktikan bahwa sebagian besar potensi keganasan terjadi dengan didahului oleh endometrial hyperplasia.

y

Endometrial hyperplasia berhubungan dengan prolonged estrogen stimulation oleh anovulasi atau peningkatan produksi estrogen.

10

y

Kondisi yang memicu terjadinya LH : menopause polycystic ovarian disease tumor sel granulose pada ovarium cortical stroma hyperplasia asupan substansi estrogen yang lama hyperfungsi adenokortika

o Faktor utama perkembangan Endometrial hyperplasia dan hubungannya dengan kanker adalah karena inaktivasi gen PTEN tumor suppressor lewat delesi dan/atau inaktivasi.

endometrial hyperplasia

low grade (simple non-atypical hyperplasia) high grade (complex atypical hyperplasia)

Simple non-atypical hyperplasia disebut juga cystic atau mild hyperplasia Karakteristik : perubahan struktur kelenjar menjadi berbagai ukuran, membentuk bentuk kelenjar yang irregular dan terjadi perubahan cystic. Gambaran keseluruhannya terlalu banyak kelenjar dan sedikit stroma. Complex atypical hyperplasia Memperlihatkan peningkatan jumlah dan ukuran kelenjar endometrium, menunjukkan penumpukan kelenjar sehinggatampak seperti berdesakdesakan, epitel tidak lagi tersusun secara teratur, adanya pembesaran pada inti, ukuran dan bentuk inti berbeda-beda dan menunjukkan banyak mitosis. Pada keadaan yang lebih parah, kelenjar dilapisi epitel besar, kemerahan dan anaplasia. Hal ini biasanya mengarah ke karsinoma.

11

Gambaran patologis Endometrial Hyperplasia

12

Mioma uteri

Myoma Uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya. Mioma uteri berbatas tegas, tidak berkapsul, dan berasal dari otot polos jaringan fibrous, sehingga mioma uteri dapat berkonsistensi padat jika jaringan ikatnya dominan, dan berkonsistensi lunak jika otot rahimnya yang dominan. Mioma uteri biasa juga disebut leiomioma uteri, fibroma uteri, fibroleiomioma, mioma fibroid ataumioma simpel. Mioma uteri merupakan tumor jinak yang paling sering ditemukan yaitu satu dari empat wanita selama masa reproduksi yang aktif. Kejadian mioma uteri sukar ditetapkan karena tidak semua mioma uteri memberikan keluhan dan memerlukan tindakan operatif. Walaupun kebanyakan mioma muncul tanpa gejala tetapi sekitar 60% ditemukan secara kebetulan pada laparatomi daerah pelvis. Mioma uteri yang tidak memberikan gejala klinik yang bermakna paling sering ditemukan pada dekade ke-4 dan ke-5 serta lebih sering pada wanita kulit hitam, dan sekitar 5-10% merupakan submukosa. Diet dan lemak tubuh juga berpengaruh terhadap resiko terjadinya myoma. Marshall (1998), Sato (1998) dan Chiaffarino menemukan bahwa resiko myoma meningkat seiring bertambahnya indeks massa tubuh dan knsumsi daging dan ham. Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi, karena diduga berhubungan dengan aktivitas estrogen. Dengan demikian mioma uteri tidak dijumpai sebelum menarke dan akan mengalami regresi setelah menopause, tetapi tidak jika mioma uteri tidak regresi setelah menopause atau bahkan bertambah

13

besar maka kemungkinan besar mioma uteri tersebut telah mengalami degenerasi ganas menjadi sarkoma uteri. Bila ditemukan pembesaran abdomen sebelum menarke, hal itu pasti bukan mioma uteri tetapi kemungkinan besar kista ovarium dan resiko untuk mengalami keganasan sangat besar Etiologi dan Patogenesis Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom, khususnya pada kromosom lengan 12q13-15. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor predisposisi genetik, adalah estrogen, progesteron dan human growth hormone. 1. Estrogeny y y y

y y

Mioma uteri dijumpai setelah menarke. Seringkali terdapat pertumbuhan tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri akan mengecil pada saat menopause dan pengangkatan ovarium Adanya hubungan dengan kelainan lainnya yang tergantung estrogen seperti endometriosis (50%), perubahan fibrosistik dari payudara (14,8%), adenomyosis (16,5%) dan hiperplasia endometrium (9,3%). Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas. 17B hidroxydesidrogenase: enzim ini mengubah estradiol (sebuah estrogen kuat) menjadi estron (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang pada jaringan miomatous, yang juga mempunyai jumlah reseptor estrogen yang lebih banyak daripada miometrium normal.

2. Progesterony

Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17B hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.

3. Hormon pertumbuhany

Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu HPL, terlihat pada periode ini, memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari

14

leiomioma selama kehamilan mingkin merupakan hasil dari aksi sinergistik antara HPL dan Estrogen

Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :y

y

y

y

Umur: mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejala klinis antara 35-45 tahun. Paritas: lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif infertil, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakan infertilitas menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi. Faktor ras dan genetik : pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian mioma uteri tinggi. 14 Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma. Fungsi ovarium: diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause.

Pemberian agonis GnRH dalam waktu lama sehingga terjadi hipoestrogenik dapat mengurangi ukuran mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon mediasi oleh estrogen terhadap reseptor dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, faktor pertumbuhan epidermal dan insulin-like growth factor 1 yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk, telah mendemonstrasikan munculnya gen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada mioma daripada miometrium normal dan mungkin penting pada perkembangan mioma. Namun bukti-bukti masih kurang meyakinkan karena tumor ini tidak mengalami regresi yang bermakna setelah menopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada itu tumor ini kadangkadang berkembang setelah menopause bahkan setelah ooforektomi bilateral pada usia dini.

15

Lokasi mioma uteri pada uterus

KlasifikasiKlasifikasi mioma dapat berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang terkena. 1. Lokasiy y y

Cerivical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi. Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius. Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan seringkali tanpa gejala.

2. Lapisan Uterus Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasinya dibagi menjadi tiga jenis yaitu : a. Mioma Uteri Subserosa

y

y y

Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan ke arah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum dan disebut sebagai mioma intraligamenter. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneal sebagai suatu massa. Perlengketan dengan usus, omentum atau mesenterium di sekitarnya menyebabkan sistem peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga

16

mioma akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai jenis parasitik.

Gambaran USG mioma subserous, tampak gambaran massa hipoekhoik yang menonjol ke luar dinding uterus

b. Mioma Uteri Intramuraly

y y

Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Biasanya multipel apabila masih kecil tidak merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah. Kadang kala tumor tumbuh sebagai mioma subserosa dan kadang-kadang sebagai mioma submukosa. Di dalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan).

17

Gambaran USG mioma intramural, tampak gambaran massa hipoekhoik yang berada di dalam dinding uterus

c. Mioma Uteri Submukosay

y

y

Terletak di bawah endometrium. Dapat pula bertangkai maupun tidak. Mioma bertangkai dapat menonjol melalui kanalis servikalis, dan pada keadaan ini mudah terjadi torsi atau infeksi. Tumor ini memperluas permukaan ruangan rahim. Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih penting dibandingkan dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun intramural walaupun ditemukan cukup besar tetapi sering kali memberikan keluhan yang tidak berarti. Sebaliknya pada jenis submukosa walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit untuk dihentikan sehingga sebagai terapinya dilakukan histerektomi.

Gambaran USG mioma submukosa, tampak gambaran massa hipoekhoik yang menekan endometrial line

18

Secara makroskopis terlihat uterus berbenjol-benjol dengan permukaan halus. Pada potongan, tampak tumor berwarna putih dengan struktur mirip potongan daging ikan. Tumor berbatas tegas dan berbeda dengan miometrium yang sehat, sehingga tumor mudah dilepaskan. Konsistensi kenyal, bila terjadi degenerasi kistik maka konsistensi menjadi lunak. Bila terjadi kalsifikasi maka konsistensi menjadi keras. Secara histologik tumor ditandai oleh gambaran kelompok otot polos yang membentuk pusaran, meniru gambaran kelompok sel otot polos miometrium. Fokus fibrosis, kalsifikasi, nekrosis iskemik dari sel yang mati. Setelah menopause, sel-sel otot polos cenderung mengalami atrofi, ada kalanya diganti oleh jaringan ikat.

Pada mioma uteri dapat terjadi perubahan sekunder yang sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini oleh karena berkurangnya pemberian darah pada sarang mioma. Perubahan ini terjadi secara sekunder dari atropi postmenopausal, infeksi, perubahan dalam sirkulasi atau transformasi maligna. a. Atrofi Setelah menopause dan rangsangan estrogen hilang. b. Degenerasi hialin (merupakan perubahan degeneratif yang paling umum ditemukan):y y y y y y

Jaringan ikat bertambah Berwarna putih dan keras Disebut mioma durum Degenerasi kistik : Bagian tengah dengan degenerasi hialin mencair Menjadi poket kistik

c. Degenerasi membatu (calcareous degeneration)y y y

Terdapat timbunan kalsium pada mioma uteri. Padat dan keras Berwarna putih

d. Red degeneration (carneous degeneration)y y y

Terjadi palings sering pada masa kehamilan. Estrogen merangsang tumbuh kembang mioma. Aliran darah tidak seimbang (edema sekitar tungkai dan tekanan hamil).

19

y y

Terjadi kekurangan darah menimbulkan nekrosis, pembentukan trombus, bendungan darah dalam mioma, warna merah (hemosiderosis/hemofusin). Proses ini biasanya disertai nyeri, tetapi dapat hilang sendiri. Komplikasi lain yang jarang ditemukan meliputi: kelahiran preterm, ruptur tumor dengan perdarahan peritoneal, shock dan bahkan mencetuskan DIC.

e. Degenerasi Mukoidy

Daerah hyaline digantikan oleh bahan gelatinosa yang lembut. Biasanya terjadi pada tumor yang besar, dengan aliran arterial yang terganggu.

d. Degenerasi Lemaky

Lemak ditemukan di dalam serat otot polos.

Degenerasi sarkomatous (transformasi maligna)y

y

Terjadi pada kurang dari 1% mioma. Kontroversi yang ada saat ini adalah apakah hal ini mewakili sebuah perubahan degeneratif ataukah sebuah neoplasma spontan. Leiomyosarkoma merupakan sebuah tumor ganas yang jarang terdiri dari sel-sel yang mempunyai diferensiasi otot polos.

Gambaran Klinik Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apaapa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala klinik meliputi : 1. Besarnya mioma uteri. 2. Lokalisasi mioma uteri. 3. Perubahan-perubahan pada mioma uteri. Gejala klinik terjadi hanya pada sekitar 35 % 50% dari pasien yang terkena. Adapun gejala klinik yang dapat timbul pada mioma uteri: a. Perdarahan abnormaly y y

Merupakan gejala klinik yang sering ditemukan (30%). Bentuk perdarahan yang ditemukan berupa: menoragi, metroragi, dan hipermenorrhea. Perdarahan dapat menyebabkan anemia defisiensi Fe. Perdarahan abnormal ini dapat dijelaskan oleh karena bertambahnya area permukaaan dari endometrium yang menyebabkan gangguan kontraksi otot rahim, distorsi dan kongesti dari pembuluh darah di sekitarnya dan ulserasi dari lapisan endometrium.

20

b. Penekanan rahim yang membesary

Terasa berat di abdomen bagian bawah.

c. Gejala traktus urinariusy y y

urine frequency, retensi urine, obstruksi ureter dan hidronefrosis.

d. Gejala intestinal:y

konstipasi obstruksi intestinal.

e. Terasa nyeri karena tertekannya saraf.y

Nyeri, dapat disebabkan oleh Penekanan saraf, Torsi bertangkai, Submukosa mioma terlahir.

Infeksi pada mioma Infertilitas, akibat penekanan saluran tuba oleh mioma yang berlokasi di cornu. Perdarahan kontinyu pada pasien dengan mioma submukosa dapat menghalangi implantasi. Terdapat peningkatan insiden aborsi dan kelahiran prematur pada pasien dengan mioma intramural dan submukosa. Kongesti vena, disebabkan oleh kompresi tumor yang menyebabkan edema ekstremitas bawah, hemorrhoid, nyeri dan dyspareunia. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan. 1. Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling mempengaruhi :y y y y y y

Kehamilan dapat mengalami keguguran. Persalinan prematuritas. Gangguan proses persalinan. Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infentiritas. Pada kala III dapat terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan. Biasanya mioma akan mengalami involusi yang nyata setelah kelahiran.

Diagnosis Diagnosis mima uteri ditegakkan berdasarkan: 1. Anamnesis

21

y y y

Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif lama. Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air kecil atau buang air besar. Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah.

2. Pemeriksaan fisiky y y

Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah. Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan bimanual didapatkan tumor tersebut menyatu dengan rahim atau mengisi kavum Douglasi. Konsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan tumor umumnya rata.

Gejala klinisy y y y

Adanya rasa penuh pada perut bagian bawah dan tanda massa yang padat kenyal. Adanya perdarahan abnormal. Nyeri, terutama saat menstruasi. Infertilitas dan abortus.

Pemeriksaan luary y y

Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas. Pemeriksaan dalam Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas dan ini biasanya ditemukan secara kebetulan.

Pemeriksaan penunjangy y

y

y y y

USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometriium dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan CT scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG. Untungnya, leiomiosarkoma sangat jarang karena USG tidak dapat membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya membutuhkan diagnosa jaringan. Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya pada beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus; lebih lanjut uterus membesar dan berbentuk tak teratur. Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter. Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan infertilitas. Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.

22

Komplikasiy y y

Perdarahan sampai terjadi anemia. Torsi tangkai mioma dari : mioma uteri subserosa dan mioma uteri submukosa. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.

Pengaruh timbal balik mioma dan kehamilan.Pengaruh mioma terhadap kehamilan.y y y y y y y

Infertilitas. Abortus. Persalinan prematuritas dan kelainan letak. Inersia uteri. Gangguan jalan persalinan. Perdarahan post partum. Retensi plasenta.

Pengaruh kehamilan terhadap mioma uteriy y y y y y y y

Mioma cepat membesar karena rangsangan estrogen. Kemungkinan torsi mioma uteri bertangkai. 2,3,8,9,10 Diagnosis Banding Tumor solid ovarium. Uterus gravid. Kelainan bawaan rahim. Endometriosis, adenomiosis. Perdarahan uterus disfungsional.

Penanganan Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, paritas, lokasi, dan ukuran tumor, dan terbagi atas : 1. Penanganan konservatif, bila : mioma yang kecil pada pra dan post menopause tanpa gejala. Cara penanganan konservatif sebagai berikut :y y y y

Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan. Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC. Pemberian zat besi. Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3 menstruasi setiap minggu sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan menghilangkan gejala. Obat ini menekan sekresi gonadotropin dan menciptakan keadaan hipoestrogenik yang serupa yang

23

y

y

ditemukan pada periode postmenopause. Efek maksimum dalam mengurangi ukuran tumor diobservasi dalam 12 minggu. Terapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan, karena memberikan beberapa keuntungan: mengurangi hilangnya darah selama pembedahan, dan dapat mengurangi kebutuhan akan transfusi darah. Baru-baru ini, progestin dan antipprogestin dilaporkan mempunyai efek terapeutik. Kehadiran tumor dapat ditekan atau diperlambat dengan pemberian progestin dan levonorgestrol intrauterin.

2. Penanganan operatif, bila :y y y y y y

Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu. Pertumbuhan tumor cepat. Mioma subserosa bertangkai dan torsi. Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya. Hipermenorea pada mioma submukosa. Penekanan pada organ sekitarnya.

Jenis operasi yang dilakukan dapat berupa : a) Enukleasi Mioma Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan anak atau mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas. Sejauh ini tampaknya aman, efektif, dan masih menjadi pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak dilakukan bila ada kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium atau sarkoma uterus, juga dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor dengan tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila miomektomi menyebabkan cacat yang menembus atau sangat berdekatan dengan endometrium, kehamilan berikutnya harus dilahirkan dengan seksio sesarea. Kriteria preoperasi menurut American College of Obstetricians Gynecologists (ACOG) adalah sebagai berikut :y y y

Kegagalan untuk hamil atau keguguran berulang. Terdapat leiomioma dalam ukuran yang kecil dan berbatas tegas. Apabila tidak ditemukan alasan yang jelas penyebab kegagalan kehamilan dan keguguran yang berulang.

b) Histerektomi Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Kriteria ACOG untuk histerektomi adalah sebagai berikut: Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar

24

dan dikeluhkan olah pasien. Perdarahan uterus berlebihan : Perdarahan yang banyak bergumpal-gumpal atau berulang-ulang selama lebih dari 8 hari. Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis. Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma meliputi : Nyeri hebat dan akut. Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis. Penekanan buli-buli dan frekuensi urine yang berulang-ulang dan tidak disebabkan infeksi saluran kemih. c) Penanganan Radioterapiy y y y y y

Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient). Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu. Bukan jenis submukosa. Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum. Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menopause. Maksud dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan

25

BAB III KESIMPULAN

Robbi annii massaniyadh dhurru wa anta arhamur roohimiin Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang. (QS. An-Anbiya 21 : 83)

Wa idzaa maridhtu fahuwa yasyfiini Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan Aku. (QS. Asy-Syuara 26 : 80)

26