murai batu

30
8 Votes MENU ARTIKEL BURUNG MURAI BATU Umum Habitat burung murai batu Ciri jantan dan betina burung murai batu Cara memilih burung murai batu Cara perawatan burung murai batu Penanganan burung murai batu untuk lomba Perawatan burung murai batu Penangkaran burung murai batu PROBLEM UTAMA BURUNG MURAI BATU BURUNG MURAI BATU Scientific classification Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class: Aves Order: Passeriformes Family: Muscicapidae Genus: Copsychus Species: C. malabaricus Binomial name Copsychus malabaricus Synonyms Kittacincla macrura Cittocincla macrura REFERENSI planet burung omkicau.com kicaumania.org smartmastering.com burung.org wikipedia.org Umum Burung murai batu (Copychus malabaricus) adalah anggota keluarga Turdidae. Burung keluarga Turdidae dikenal memiliki kemampuan berkicau yang baik dengan suara merdu, bermelodi, dan sangat bervariasi. Ketenaran burung murai batu bukan hanya sekedar dari suaranya yang merdu, namum juga gaya bertarungnya yang sangat aktraktif. +Habitat

Upload: adhie-supriady

Post on 23-Jun-2015

1.549 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: murai batu

8 Votes

MENU ARTIKEL BURUNG MURAI BATU

Umum

Habitat burung murai batu

Ciri jantan dan betina burung murai batu

Cara memilih burung murai batu

Cara perawatan burung murai batu

Penanganan burung murai batu untuk lomba

Perawatan burung murai batu

Penangkaran burung murai batu

PROBLEM UTAMA BURUNG MURAI BATU BURUNG MURAI BATU

Scientific classificationKingdom: AnimaliaPhylum: Chordata

Class: AvesOrder: PasseriformesFamily: Muscicapidae

Genus: CopsychusSpecies: C. malabaricus

Binomial nameCopsychus malabaricus

SynonymsKittacincla macruraCittocincla macrura

REFERENSI planet burung omkicau.com kicaumania.org smartmastering.com burung.org wikipedia.org

Umum

Burung murai batu (Copychus malabaricus) adalah anggota keluarga Turdidae. Burung keluarga

Turdidae dikenal memiliki kemampuan berkicau yang baik dengan suara merdu, bermelodi, dan sangat

bervariasi. Ketenaran burung murai batu bukan hanya sekedar dari suaranya yang merdu, namum juga

gaya bertarungnya yang sangat aktraktif.

+Habitat

Jenis-jenis murai batu yang dikenal di Indonesia adalah sebagai berikut:

Murai batu medan, Bukit Lawang, Bohorok, kaki G Leuser wilayah Sumatra Utara. Panjang ekor 27

– 30 cm.

Murai Aceh, di kaki G Leuser wilayah Aceh. Panjang ekor 25 – 30 cm.

Page 2: murai batu

Murai batu Nias, panjang ekor 20 – 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna hitam.

Murai Jambi, hidup di Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi.

Murai batu Lampung, hidup di Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan.

Panjang ekor 15 – 20 cm.

Murai Banjar (Borneo), jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai

lomba di Kalimantan. Penyebaran di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Panjang ekor 10 –

12 cm.

Murai Palangka (Borneo), panjang ekor 15 – 18 cm. Hidup di Kalimantan Tengah dan Kalimantan

Barat.

Larwo (Murai Jawa), hidup di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tubuh jauh lebih kecil dari murai

medan. Jenis ini sudah sangat langka ditemukan. Panjang ekor 8 – 10 cm.

Selain dari 8 sub-spesies murai batu di atas, masih ada murai batu yang berasal dari negeri tetangga,

yaitu :

1. Murai batu Malaysia, wilayah Penang. Ekor tipis dan panjang sekitar 30 – 33 cm dan postur tubuh

lebih besar dari murai medan.

2. Murai batu Thailand, hidup di perbatasan Thailand dan Malaysia, tubuh lebih besar dari murai

medan, panjang ekor 32 – 35 cm dan warna hitam mengkilat indigo (kebiru-biruan).

3. Murai batu Philippine, wilayah Luzon dan Catanduanes. Jenis ini lebih tepat disebut murai hias,

karena memiliki warna tubuh yang sangat indah.

Murai batu serta kerabatnya dikelompokkan dalam beberapa species, sebagai berikut:

1. Copsychus malabaricus (White Rumped Shama),

2. Copsychus luzoniensis (White Browed Shama),

3. Copsychus niger (White Vented Shama)

4. Copsychus cebuensis (Black Shama).

5. Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama) .

Subspecies, ciri-ciri dan penyebarannya

A. Copsychus malabaricus (White Rumped Shama) terdiri dari 19 sub-species:

1. Copsychus interpositus (Nepal, India, Myanmar, Yunan -China, Thailand dan Indochina)

2. Copsychus stricklandii (Sabah, Kalimantan)

3. Copsychus andamanensis (Andaman, Nicobar)

4. Copsychus albiventris (Andaman)

5. Copsychus indicus (Nepal, Indochina)

6. Copsychus pellogynus (Myanmar, Peninsular)

7. Copsychus minor (Hainan-China)

8. Copsychus mallopercnus (Malaysia)

9. Copsychus javanus (Jawa Barat dan Jawa Tengah)

10. Copsychus omissus

11. Copsychus barbouri (Maratua, Kalimantan Timur)

12. Copsychus leggei (Sri Lanka)

13. Copsychus malabaricus (India)

14. Copsychus macrourus (Con Son, Vietnam Selatan)

15. Copsychus tricolor (Malaysia, Sumatra, Natuna Island dan Anamba)

Page 3: murai batu

16. Copsychus melanurus (Sumatra bagian Barat, Enggano)

17. Copsychus suavis (Sarawak, Kalimantan)

18. Copsychus mirabilis (Prinsen Island)

19. Copsychus nigricauda (Kangean Island)

B. Copsychus luzoniensis (White Browed Shama) terdiri dari 4 subspecies, yaitu :

1. Copsychus luzoniensis (Luzon, Catanduanes)

2. Copsychus parvimaculatus (Polillo)

3. Copsychus shemleyi (Marinduque)

4. Copsychus superciliaris (Masbate, Negros, Panay, Ticao).

C.  Copsychus niger (White Vented Shama): Tersebar di Palawan, Calamian, Balabac, Sabang (all in

Philippines).

D. Copsychus cebuensis (Black Shama): Hidup di wilayah Cebu Philippines.

E. Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama): Penyebaran di Way Kambas,

Thailand, Malaysia dan Borneo.

Gambar beberapa jenis/sun-spesies murai batu (sumber gambar: planet burung)

Page 4: murai batu
Page 6: murai batu

Kembali ke MENU ARTIKEL

+Ciri jantan dan betina burung murai batu

Ciri jantan dan betina murai batu dewasa sebenarnya mudah dibedakan. Untuk murai dengan sub-spesies

yang sama, maka untuk warna bulu jantan lebih mengkilat. Hitamnya hitam pekat kebiruan (berkilau,

nyambeliler, seperti berhologram), sedangkan warna merahnya atau coklat, terlihat tajam kontras dengan

warna di sebelahnya (hitam atau putih).

Page 7: murai batu

Murai batu yang satu sub-spesies, ekor jantan lebih panjang ketimbang betinanya. Sedangkan lagunya,

jantan lebih bervariasi.

Kembali ke MENU ARTIKEL

+Cara memilih bahan burung murai batu yang baik

Diasumsikan murai batu bakalan adalah murai batu tangkapan hutan yang belum makan voer dan

harganya juga relatif murah.

Yang perlu anda perhatikan dalam pemilihan ini adalah:

1. Mata: Hindari membeli murai batu yang pada matanya sudah kelihatan tanda adanya katarak,

yaitu selaput berwarna putih pada bola mata. Jika murai batu sudah katarak, resiko murai batu

tersebut menjadi buta sangat tinggi sekali.

2. Ekor: Cari murai batu yang memiliki ekor rapat dan tidak terlalu tebal. Ekor yang seperti ini selain

enak dipandang, juga akan membuat murai batu memainkan ekornya pada saat ditrek. Hindari

juga membeli murai batu yang tidak punya ekor, karena kita tidak bakalan tahu bagaimana

bentuk dan jenis ekor dari murai batu tersebut, jika ekornya sudah tumbuh kembali.

3. Bulu Dada: Kebanyakan murai batu memiliki bulu dada berwarna coklat, Tapi jika Anda

mendapatkan murai batu dengan bulu dada cenderung berwarna kekuningan, maka itu rezeki

Anda. Murai batu bakalan dengan warna bulu dada seperti ini, biasanya cepat berbunyi dan cepat

juga jadi.

4. Usia: Jangan pernah menilai usia murai batu hanya berdasarkan pengamatan pada kaki, ini bisa

menipu calon pembeli. Murai batu bakalan muda mempunyai tanda bulu yang masih berbintik

cokelat di bagian sayap sebelah luar maupun sayap sebelah dalam.

5. Perilaku: Jika ada murai batu bakalan yang pada saat kita pegang dia menjerit kencang dan

berusaha mematuk-matuk jari tangan, inilah murai batu dengan mental berani.

6. Bentuk paruh: Sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang.

Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi

lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.

7. Bentuk kepala: Pilih yang berbentuk kotak, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung

ini mempunyai mental tempur yang baik.

8. Postur badan: Pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta

kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.

9. Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna

kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.

10. Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.

11. Panjang ekor yang serasi dengan postur badan. Pilihlah bentuk ekor yang sedikit lentur.

12. Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara

maksimal.

Kembali ke MENU ARTIKEL

+Cara perawatan burung murai batu

Tempat/sangkar: Murai batu bisa dipelihara dengan sangkar bulat maupun kotak. Untuk kotak ukuran 50

x 50 x 75 cm sedangkan untuk bulat dengan diameter 50 cm atau 60 cm tergantung dari jenis murai batu

Page 8: murai batu

yang kita pelihata apakah berekor panjang atau pendek. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa

dibuat dengan kayu asam diameter 1,3 cm; bisa berbentuk palang bersusun mapun leter T.

Untuk perawatan harian, murai batu tidak perlu dikerodng dan hanya dikerodong malam hari agar tidak

kedinginan.

- Pakan: Hal utama yang perlu diperhatikan dalam hal pakan adalah menu yang variatif sehingga

kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus, selain lengkap nutrisinya seperti protein,

karbohidrat, juga lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan

K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid

(sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D.

Di samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan

tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan

lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya

seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan. Yang termasuk mineral yang diperlukan

burung anis kembang adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium,

Sodium Chlorin dan Kalium.

Makanan yang sesuai untuk murai batu

1. Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%). Belum tentu voer yang

berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung murai batu. Voer harus

selalu tersedia di dalam cepuknya. Selalu ganti dengan voer yang baru setiap dua hari sekali.

2. EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung murai batu yaitu: jangkrik,

orong-orong, kroto, cacing, ulat hongkong, ulat bambu, kelabang, belalang dan lainnya.

Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga

harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.

Kembali ke MENU ARTIKEL

REFERENSI TENTANG PERAWATAN BURUNG SECARA UMUM BISA DILIHAT DI SINI

Perawatan dan setelan harian burung murai batu

Perawatan harian untuk burung murai batu relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci

keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.

Berikut ini pola perawatan harian dan setelan harian untuk burung murai batu:

Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau

semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).

Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan voer dan air minum.

Berikan jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan jangkrik secara langsung

pada burung.

Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran,

sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.

Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar

dikerodong jika akan dilakukan pemasteran. Jika tidak, pengerodongan tidak mutlak.

Page 9: murai batu

Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat dimaster dengan suara master atau

burung-burung master.

Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu. Berikan Jangkrik

2 ekor pada cepuk EF.

Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara master selama masa istirahat

sampai pagi harinya.

Penting

Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan

hari Kamis pagi.

Pemberian cacing diberikan 1 ekor 1x seminggu. Contoh setiap hari Selasa pagi.

Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.

Berikan multivitamin yang dicampur pada air minum untuk menjaga kesehatan burung, dua-3 kali

sepekan atau sesuai kondisi burung.

Penanganan burung murai batu over birahi

Salah satu ciri-ciri burung murai batu yang terlalu birahi (over birahi) antara lain: agresif, bulu mengkorok,

nglowo (sayap turun) dan mematuk ornamen sangkar.

Pangkas porsi Jangkrik menjadi 3 pagi dan 2 sore

Lakukan pengembunan (jam 05.30-06.00)

Berikan cacing 2 ekor 2x seminggu

Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore

Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja

Berikan multivitamin untuk menstabilkan kondisi fisik.

Penanganan murai batu kondisi drop

Tingkatkan porsi pemberian jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore

Tingkatkan porsi pemberian koto menjadi 3x seminggu

Berikan klabang 2 ekor seminggu sekali

Mandi dibuat 2 hari sekali saja

Burung diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung murai batu lain dahulu

Berikan multivitamin

+Penanganan burung murai batu untuk lomba

Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap

ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina

yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing

burung.

Berikut ini pola perawatan dan setelan lomba untuk burung murai batu:

H-3 sebelum lomba, jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 4 ekor sore.

H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.

Page 10: murai batu

1 Jam sebelum digantang lomba, burung dimandikan dan berikan jangkrik 3-5 ekor dan ulat

hongkong 4-7 ekor.

Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan jangkrik 2 ekor lagi.

Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung murai batu

lain.

Perawatan dan setelan burung murai batu pasca lomba

Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik

burung, dengan pola perawatan dan setelan:

Porsi EF dikembalikan ke setelan harian.

Berikan multivitamin pada air minum pada H+1 setelah lomba.

Sampai H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.

Kembali ke MENU ARTIKEL

+Perawatan dan setelan burung murai batu mabung

Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung

pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada

masa ini akan membuat burung menjadi rusak. Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung

meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh asupan nutrisi yang berkualitas

baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis,

karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu.

Dampak dari ini adalah ketidakseimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan

dengan hormon reproduksi.

Masa mabung (moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang

hilang dan digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total protein yang ada

di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar

seperempat total protein dalam tubuh burung.

Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut

keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional

yang berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan

dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin)

khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus

bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.

Ketika burung mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru.

Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan burung harus

mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk dapat mempertahankan pertumbuhan bulu

baru. Untuk diketahui saja, energi yang diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah

kali lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur (lihat misalnya penjelasan pada

Page 11: murai batu

“Moulting in Bird” di situs vetafarm.com yang menjadi referensi utama untuk tulisan mengenai masalah

mabung ini).

Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat

kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus perkembangbiakan,

semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.

Hal yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan

suplai pakan yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna mungkin.

Untuk menyediakan protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus meningkatkan

asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin. Protein seperti itu bisa ditemukan di

dalam daging hewan. Daging dapat diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang mabung dalam

jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang

baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino untuk memungkinkan

tumbuhnya bulu secara normal.

Meskipun pada umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa

mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok

(sekadar nyulam).

Penggangu tersebut antara lain:

* Penyakit – Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus polyoma

adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis,

gangguan parasit dan infeksi bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit tumbuh.

* Gizi buruk – Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya produksi bulu

secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan yang kurang gizi bisa menyebabkan

tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas (mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).

* Kimiawi – penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna atau bahkan

merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat pembasmi cacing pada merpati yang dikenal sebagai

Mebendazole. Bahan kimia ini akan menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa burung

mabung.

* Stres – Hal ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan manusia. Tangan

manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang sempurna dan sebagainya.

Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?

Pertama-tama, menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.

Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit,

misalnya Polyoma.

Ketiga, berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus.

Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang banyak, sebab

terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat

burung kekurangan gizi meski secara fisik terlihat gemuk.

Page 12: murai batu

Jika Anda telah melakukan semua hal di atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas bulu Anda

perlu berbicara dengan dokter hewan khusus burung.

Cara Smart menggunakan BirdVit

Dalam kaitan dengan persoalan mabung inilah disarankan kepada penghobi burung untuk memberikan

burung asupan tambahan, misalnya BirdMolting atau juga BirdVit untuk burung yang sedang mabung.

Cara ini lebih smart” sebab BirdVit adalah multivitamin dan multimineral yang sangat diperlukan burung

selama masa mabung.

BirdVit mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, seperti:

Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Juga mangandung zat esensial

seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan

Ca-D Pantothenate. BirdVit juga mengandung mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida,

magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.

Dengan demikian, selama kita menggunakan BirdVit untuk menangani burung mabung, maka kita cukup

memberikan porsi pakan seperti sediakala tanpa khawatir burung kekurangan “energi masa mabung”.

Sebab, memang benar energi yang diperlukan burung ketika mabung bukanlah energi yang hanya akan

mengumpul menjadi lemak tetapi energi untuk pertumbuhan bulu seperti asam amino yang mengandung

sulfur seperti metionin dan sistin.

Murai batu bermasalah

Untuk burung-burung yang sangat bermasalah misalnya bulu mudah patah atau burung sakit-sakitan

seusai masa mabung, biasanya dikarenakan asupan mineralnya yang kurang. Selain digunakan BirdVit,

Anda bisa menyertakan pula BirdMineral.

Apa beda BirdMineral dan BirdVit?

Untuk diketahui, ada mineral dan vitamin tertentu yang tidak efektif jika digunakan bersamaan. Akan

saling melemahkan. Karena keduanya sama-sama dibutuhkan burung dalam jumlah yang proporsional,

maka mineral dan vitamin tertentu hanya bisa dicampur dengan komposisi dan volume tertentu.

Seperti diketahui di dalam BirdVit ada sejumlah mineral yang sangat diperlukan burung. Namun

kandungan mineral di dalam BirdVit tidak sebesar di dalam BirdMineral karena selain sebagai penjaga

vitalitas burung, BirdMineral juga bersifat mengcover atau mengobati.

Pola perawatan murai batu masa mabung:

Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih

banyak dalam kondisi dikerodong.

Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari atau kalau untuk penanganan

ekstrim burung mabung, bisa dilakukan perawatan ekstem mabung.

Jika Anda tidak menggunakan BirdVit atau BirdMineral, pemberian porsi EF diberikan lebih banyak

karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru.

Page 13: murai batu

Misalnya: stelan jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, kroto 1 sendok makan setiap pagi

dan cacing 2 ekor 3x seminggu

Meski tidak menggunakan BirdVit dan/atau BirdMineral, pemberian multivitamin yang berkualitas

yang dicampur di air minum 2x seminggu sangat perlu.

Lakukan pemasteran: Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar.

Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran

dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.

Untuk pemasteran yang bagus, silakan baca referensinya di sini.

Kembali ke MENU ARTIKEL

+PENANGKARAN BURUNG MURAI BATU

Murai batu di penangkaran Om Amiex’s (Amirul Mukminin, Malang) (Foto: kicaumania.org)

Meski saat ini semakin banyak saja orang yang menangkarkan murai batu, tetapi prospek ke depannya

tetap bagus. Hal ini disebabkan stok pasokan murai batu dari hutan mulai menipis karena terus dikuras,

sementara peminat burung kicauan semakin hari semakin banyak saja. Pada saat yang sama, banyak

penghobi yang tidak sabar untuk merawat murai hasil tangkapan hutan karena lama jinaknya, dan

karenanya harus menunggu setahun dua tahun untuk menikmati burungnya secara maksimal, apalagi

untuk dibawa ke arena lomba.

Sementara anakan murai batu hasil penangkaran, selain kita bisa memilih anakan dari indukan-indukan

tertentu yang kita sukai, entah karena suaranya atau karena postur tubuhnya, juga cepat bunyi. Bahkan

ketika masih trotolpun sudah mulai bisa dinikmati ngriwikannya. Selepas mabung, biasanya murai batu

hasil tangkaran dengan indukan yang bagus sudah mulai ngerol dan bahkan ada yang sudah siap masuk

arena lomba.

Untuk penangkar, kondisi ini memang menguntungkan. Dan sejauh ini, tidak pernah ada cerita anakan

murai batu harganya jatuh. Minimal bertahan tetapi kecenderungannya naik terus. Apakah dengan

banyaknya penangkaran nanti tidak akan membuat harga burung murai batu jatuh di pasaran? Saya yakin

tidak. Sebab, semakin hari semakin banyak orang yang mencari anakan-anakan murai batu dari indukan

bagus, dan para penangkarpun akan harus berlomba untuk mencari indukan bagus. Artinya, kalau kita

sudah bisa menangkar dengan indukan yang kualitasnya “biasa saja”, tentu akan terpacu untuk mencari

Page 14: murai batu

indukan dengan kualitas bagus. Artinya, pemburu murai batu hasil tangkaran tidak hanya penghobi tetapi

juga penangkar yang sudah mapan atau para penangkar pemula.

Tentu saja, agar kita bisa bertahan menjadi penangkar murai batu yang produksinya selalu diburu oleh

penghobi, haruslah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas produk. Selain diupayakan melalui

pencarian indukan di arena lomba, juga bisa dilakukan cross antar jenis murai batu. Misalnya, murai batu

ekor panjang untuk betina dan murai batu nias untuk pejantannya. Murai batu nias terkenal punya

tembakan-tembakan yang melengking dan kristal, tetapi kurang disukai juri di arena lomba karena

ekornya hitam semua. Nah dengan mencoba menyilangkannya dengan murai batu jenis lain, diharapkan

akan menghasilkan anakan dengan suara kualitas nias tetapi dengan ada warna putih di ekornya.

Untuk memulai penangkaran, tentunya kita sudah harus menyiapkan kandang penangkaran. Kandang

penangkaran murai batu bisa dilihat contohnya pada gambar di bawah ini:

Penampang dalam kandang murai batu.

Keterangan:

Page 15: murai batu

A + B = lokasi untuk penempatan sarang; dalam satu kandang bisa diberi dua atau tiga tempat biar

burung memilih sendiri mau bersarang di mana.

C = Atap tertutup

D= Atap terbuka (digunakan kawat strimin)

E= Wadah air (untuk mandi)

F= Lokasi/wadah pakan/air untuk minum

G=Tangkringan

Panjang x lebar x tinggi: Untuk murai batu dan burung ukuran sedang, disesuaikan dengan lebar kawat

strimin di pasaran sehingga tidak repot mengerjakannya ==> panjang  dan lebar = 90 cm; tinggi 180 atau

200 cm.

Bahan: bisa dari apa saja asal kuat.

Batas samping kanan-kiri dan belakang  =  dinding/ tembok  atau papan yang tahan lama dsb.

Atas = bagian yang tertutup bisa langsung di atasnya adalah genting  dengan semua bagian kandang

sudah tertutup kawat strimin.

Tangkringan = kayu asem, kayu jati serutan dll yang penting keras, dengan diameter sekitar 2 – 3 cm.

Papan tempat pakan (F) kayu yang kuat.

Page 16: murai batu

Penampang luar kandang penangkaran murai batu.

Keterangan:

A. Kawat strimin sehingga burung bisa terlihat dari luar untuk pengecekan.

B. Jendela untuk keluar masuk tangan mengganti air minum dan pakan.

C. Papan/tembok tertutup

D. Pintu untuk keluar masuk  orang.

KOTAK SARANG

Berikut ini adalah kotak sarang, khususnya untuk burung MB. Bahan dari kayu yang kuat:

Page 17: murai batu

Kotak sarang murai batu

Wadah sarang untuk murai batu

Wadah sarang dari bambu

KERANGKA SARANG DAN PAKAN ANTI-SEMUT

Untuk tempat sarang dan juga tempat pakan anti-semut, bisa dibuatkan kerangka tersendiri seperti di

bawah ini:

Page 18: murai batu

BAHAN PENYUSUN SARANG:

Di dalam kandang juga perlu disiapkan bahan penyusun sarang berupa merang atau daun cemara/pinus.

Sebagian dimasukkan ke kotak wadah sarang untuk merangsang burung membikin sarang dan sebagian

besar lainnya diletakkan di lanyai kandang di tempat yang kering.

Pemilihan indukan dan penjodohan

Page 19: murai batu

Murai batu di penangkaran Om Amiex. (Foto: kicaumania.org)

Sebagaimana pemilihan indukan untuk burung penangkaran pada umumnya, maka untuk memilih indukan

jantan, pilih saja murai batu yang sehat, tidak cacat fisik dan gacor dengan perkiraan usia di atas 2 tahun.

Sedangkan betinanya, bisa dipilih yang usia di atas 1 tahun, mulus dan sudah mau bunyi kalau didekatkan

dengan murai batu jantan. Pilihlah jantan dan betina yang jinak, dalam arti tidak takut lagi dengan

manusia. Soal asal murai batu, pilih sesuai keinginan Anda. Bisa asal Lampung, Aceh atau dari manapun.

Untuk penjodohan, sama dengan proses penjodohan cucak ijo pada artikel saya sebelumnya. Tetapi, oke,

saya tulis ulang saja di sini. Intinya, proses penjodohan bisa dilakukan dengan kandang penjodohan, yakni

sangkar bersekat yang sekatnya bisa kita ambil sewaktu-waktu. Jika tidak punya sangkar sekat, bisa

gunakan sangkar harian biasa. Penjodohan dilakukan dengan selalu menempelkan sangkar si jantan dan

betina berdempetan. Dengan posisi ini, maka jantan yang sudah birahi pada tahap awal akan selalu

berkicau mengarah si betina. Si betina juga akan menanggapi dengan siulan-siulan khas betina. Jika belum

mau berjodoh, betina akan menghindar dengan cara menjauh dan bersikap cuek. Proses penjodohan ini

bisa berlangsung lama atau sebentar tergantung dari kondisi birahi masing-masing. Yang jelas, murai batu

betina yang sudah birahi, tanda-tandanya suka menggetar-getarkan sayap dan selalu berusaha mendekat

ke murai batu jantan.

Untuk membuat burung cepat jodoh, dia biasanya melakukan hal sebagai berikut (lihat juga hal yang

sama dilakukan untuk penjodohan cucak ijo) :

1. Hari pertama diberi EF yang lebih dari biasa, misal jantan betina diberi masing-masing 10 ekor jangkrik

dan 10 ekor cacing dengan tujuan agar keduanya terpacu birahinya.

2. Hari kedua, jatah jantan tetap dan jatah betina dikurangi, misal 10 : 5, hal ini ditujukan untuk tetap

menjaga birahinya.

3, Hari ketiga jatah jantan ditambah dan jatah betina dihilangkan. Tujuannya pada saat si jantan birahi, dia

akan memainkan EF di mulutnya, dan pada saat yang bersamaan si betina kelaparan karena tidak

mendapat jatah makan, sehingga si betina akan berusaha meminta jatah makan dari si jantan.

Page 20: murai batu

Proses ini bisa dilanjutkan untuk beberapa hari ke depan. Lamanya tergantung burung itu sendiri, bisa

sehari, 2 hari atau mungkin 1 bulan belum jodoh.

Proses penjodohan seperti itu pula yang biasa dilakukan para penangkar. Proses penjodohan ini dilakukan

selama hampir sebulan sampai jantan betina mau bercampur tanpa tarung lagi.

Kadang, ada juga penangkar yang langsung memasukkan murai batu jantan dan betina dalam satu

kandang penangkaran tanpa proses penjodohan terlalu lama. Namun hal ini biasa dilakukan ketika murai

batu jantan dan betina sama-sama mabung sehingga tidak agresif terhadap pasangan.

Berkaitan dengan penjodohan murai batu ini, ada tips yang disampaikan Om Rudi Jambi yang sudah

sukses menangkar murai batu. Dalam tulisannya di forum KM, Om Rudi menulis seperti di bawah ini.

1. Agar proses penjodohan lebih mudah, iapkan betina lebih dari 1 ekor, dekatkan dengan pejantan yang

telah diseleksi, baik dari kualitas suara, katuranggan maupun prestasinya. Bila sudah ada yang tampak

rajin bunyi, ngeleper-ngeleper sayapnya sambil ngeriwik, itu pertanda si betina sudah birahi, pilih betina

tersebut, dekatkan dengan pejantan ditempat terpisah selama kurang lebih 3 hari.

2. Masukan ke dalam sangkar bersekat, atau biasanya disebut kandang jodoh, atau bila tidak ada sangkar

bersekat boleh juga mengunakan sangkar biasa yang diletakan berhimpitan.

3. Harus dilakukan pengamatan secara rutin, untuk memastikan jodoh tidaknya indukan pilihan

tersebut.bila sudah terlihat akrab, yakni sering terlihat berhimpitan meski masih dibatasi sekat, baru

masukan ke kandang penagkaran.

4. Amati perilaku indukan, amati terus apakah si pejantan sudah benar-benar mau menerima

pasangannya. Tanda-tanda penjodohan yang sukses, apabila sepasang indukan sering berduaan, sering

kejar-kejaran, tapi bukan saling serang.sebaliknya bila sang jantan mengejar dan menghajar betina, maka

segera pisahkan kembali pasangan tersebut, karna bila dibiarkan bisa berakubat fatal…yakni…. kematian

pada sang betina…

5. Lakukan penjodohan alternatif, ulangi kembali penjodohan dari tahap pertama selama 1 minggu,

kemudian masukan betina kedalam sangkar kecil dan masukan kedalam kandang besar, sementara itu

biarkan sang pejantan bebas didalam kandang penangkaran dan merasa lebih berkuasa, langkah ini juga

bertujuan mengurangi birahi pejantan.

6. Ganti pasangan bila tidak mau jodoh, ini merupakan alternatif terakhir dan mutlak dilakukan, yakni bila

pasangan tersebut tetap tidak bisa jodoh, ganti betina dengan betina baru. Lakukan langkah-langkah

penjodohan mulai dari awal sambil diamati perkembangannya.

Nah, lagi-lagi tips saya tetap sama di artikel penangkaran yang sudah saya tulis, yakni jika burung kita

sulit atau lama berjodoh, maka kita bisa menggunakan BirdMature. BirdMature adalah produk untuk

meningkatkan birahi burung secara cepat, terutama untuk burung-burung penangkaran.

Menurut pengalaman penangkar murai batu, salah satunya adalah Om Didik di Gresik (RR BF), murai batu

betina usia muda sudah bisa dijodohkan dan bisa berproduksi dan malah relatif produktif ketimbang yang

tua. Murai batu betina usia sekitar 8 bulan, sudah bisa dijodohkan dan ditangkarkan. Sedangkan

jantannya, tetap menggunakan pejantan yang usianya lebih tua, minimal usia satu setengah tahun.

Page 21: murai batu

Manajemen pakan pada penangkaran murai batu

Untuk masalah pakan, burung murai batu bisa saja diberikan dengan pola standar berupa voer, serangga,

kroto dan juga cacing. Namun demikian pemberian pakan untuk burung penangkaran harus lebih banyak

porsinya ketimbang burung untuk peliharaan harian.

Perlu diingat, pemberian asupan yang tidak seimbang justru akan memperlama proses produksi.

Penggunaan voer untuk ayam broiler misalnya, memang meningkatkan jumlah protein, tetapi pada saat

yang sama jumlah lemaknya pun banyak. Padahal, burung penangkaran yang kegemukan, akan sulit

bereproduksi dengan baik. Begitu juga dengan voer yang biasa digunakan untuk burung kicau harian,

secara umum sudah baik, namun kandungan mineralnya seringkali tidak bisa kita pastikan karena banyak

voer yang dijual tanpa disertai keterangan komposisi isi yang memadai. Dalam kaitan inilah saya

menyarankan ke beberapa penangkar untuk memberikan multi vitamin dengan komposisi yang pas untuk

burung.

Multivitamin yang bagus setidaknya mengandung vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide)

B6, B12, C dan K3; zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah

satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate. Untuk referensi ini, silakan baca tentang produk

BirdVit.

Pada saat yang sama, burung di penangkaran membutuhkan mineral yang komplit dan seimbang. Unsur

Ca dan K misalnya, harus benar-benar tercukupi sehingga proses pembuatan cangkang telur bisa

berlangsung dengan baik. Lebih dari itu, kekurangan mineral pada burung akan menyebabkan beberapa

kendala dalam penangkaran, antara lain bulu lemah, tidak mulus, kusam; terkena rachitis (tulang-tulang

lembek, bengkok dan abnormal); paralysa (lumpuh); perosis (tumit bengkak); anak burung mati setelah

menetas; mengalami urat keting (tendo); terlepas sendinya, tercerai (luxatio); paruh meleset, kekurangan

darah sehingga pucat dan lemah; tidak juga segera bertelur, telur kosong, produktivitas rendah, dan daya

tetas rendah, serta kematian embrio tinggi. Untuk menghindari hal itu, ada baiknya Anda mengetahui

masalah mineral burung.

Masa mengeram

Seperti halnya penangkaran burung pada umumnya, murai batu membutuhkan lingkungan yang tenang.

Paling tidak, harus terbebas dari gangguan predator (kucing, tikus dll). Sementara untuk menghindarkan

burung dari serangan penyakit yang berasal dari parasit, maka kita harus memastikan kandang yang

relatif bebas parsit dan serangga pengganggu seperti semut dan kecoak.

Parasit pengganggu burung di penangkaran ada macam-macam. Jika tidak ditangani secara serius, maka

akan menyebabkan betina tidak nyaman dalam mengeram. Akibatnya, burung tidak tenang dan selalu

turun dari sarang. Jika ini berulang terjadi, maka dipastikan telur tidak bisa menetas karena tidak

mendapatkan suhu pengeraman yang stabil. Kadang-kadang, gangguan parasit juga menyebabkan

indukan berlaku agresif dan bisa mengobrak-abrik sarang, makan telur sendiri, dan lain-lain.

Selama masa mengeram, ekstra fooding perlu dikurangi dengan tujuan agar kedua burung tidak naik

birahinya yang juga sering menyebabkan mereka berlaku agresif baik terhadap pasangan amupun

terhadap telur yang sedang dierami.

Setelah usia pengeraman 14 hari, maka telur burung murai batu akan menetas. Untuk mengantisipasi

masa menetas, maka mulai hari ke-12 pengeraman, Anda perlu meningkatkan jumlah ekstra fooding dan

menyediakan kroto sebagai pakan pertama yang akan diberikan indukan kepada anakannya.

Page 22: murai batu

Manajemen anakan

Minta makan. Murai batu anakan di penangkaran Om Amiex’s.

Jika telur telah sukses menetas, maka anakan murai batu bisa Anda petik antara usia 5-10 hari. Kalau

kurang dari 5 hari, kondisi burung terlalu lemah dan kadang menyulitkan kita untuk menyuapkan pakan.

Sementara jika lebih dari 10 hari, burung sudah takut dengan manusia. Akibatnya, mereka takut disuapi

dan pada saat yang sama mereka belum bisa makan sendiri. Selanjutnya, ya bisa mati-lah anak-anak

murai batu.

Anak-anak murai batu bisa Anda letakkan di wadah apa saja yang penting ada landasan dengan bahan

yang sama dengan yang dibuat untuk membuat sarang di kandang penangkaran. Untuk landasan teratas

bisa kita beri kapas agar lembut dan tidak melukai anakan burung. Anakan di wadah khusus itu kemudian

bisa Anda letakkan di dalam kotak kayu atau kotak apa saja, dengan diberi lampu penghangat.

Sedangkan untuk pakan anakan murai batu yang diambil pada usia 5-10 hari, Anda bisa menyiapkan kroto

yang benar-benar bersih dari kotoran dan bangkai semut. Suapkan perlan-pelan dengan alat suap yang

bisa Anda buat seperti penjepit yang terbuat dari bambu. Atau Anda bisa membuat dengan bentuk apapun

yang penting bisa untuk menyuapkan kroto ke paruh burung anakan. Kroto yang akan Anda berikan, perlu

ditetes air sedikit sehingga memudahkan burung anakan untuk menelannya.

Untuk burung-burung di atas usia 7 hari, Anda juga bisa memberikan kroto yang dicampur dengan adonan

voer. Untuk memastikan kecukupan vitamin dan mineral anakan burung, Anda perlu menambahkan

BirdVit ke dalamnya.

Anakan burung pada usia 15 hari ke atas, Anda sudah bisa mulai memberikan jangkrik kecil yang

dibersihkan kaki-kakiinya, dan dipencet kepalanya. Atau kalau untuk pemberian di masa-masa awal,

jangan disertakan kaki dan kepalanya. Lebih baik lagi kalau Anda bisa memberikan jangkrik yang sedang

mabung, yakni masih lembut dan berwarna putih.

Ketika anakan burung sudah mulai meloncat-loncat kuat di dalam boks sarang, Anda bisa

memindahkannya ke dalam sangkar gantung. Hanya saja perlu diingat, dasar sangkar gantung tetap diberi

landasan bahan yang sama dengan bahan pembuat sarang. Tujuannya adalah mencegah kaki burung

anakan cedera. Sementara untuk tangkringan harus dibuat bertingkat agar burung juga belajar meloncat

antar tangkringan.

Page 23: murai batu

Sementara itu untuk manajemen indukan pasca anakan diambil, Anda bisa menyetting pakan untuk

indukan seperti pada masa pasca penjodohan. Setelah anakan diambil, biasanya 7-10 hari setelahnya,

betina mulai bertelur lagi. Hal ini berulang terus dan akan mengalami perubahan ketika burung mengalami

masa mabung.

Selamat menangkar.

Kembali ke MENU ARTIKEL

+PROBLEM UTAMA BURUNG MURAI BATU

1. Ngebatman, mbalon ketika diadu.

2. Ekor patah dan tidak tumbuh.

3. Mabung tidak tuntas.

4. Gampang mabung/rontok.

5. Nyekukruk tidak semangat

6. Tidak mau nagen atau nampil di lomba.

7. Turun tangkringan dan gelisah.

1. Ngebatman atau mbalon ketika diadu: Pertanda burung drop secara mental. Pemulihan perlu waktu

lama dengan cara dikarantina dan bebas dari suara murai batu lain. Lama karantina kadang perlu sampai

masa datangnya mabung lagi. Namun bisa saja lebih cepat dengan cara berikan jangkrik sebanyak

burungnya mau. Bisa bahkan sampai 10 ekor kalau masih mau diberikan saja. Untuk obat-obatan tidak

perlu, tetapi bisa diberikan BirdVit untuk terapi multivitamin dan mineral harian.

2. Ekor patah dan tidak tumbuh: Pastikan bahwa bulu patahan di bagian yang menancap di pantat

dicabut secara perlahan dan bisa keluar sampai ke batang bawah. Jika pori-pori tertutup, usap-usap

dengan air hangat dan coba bagian itu dibuka dengan bantuan jarum yang disterilkan (dibakar atau diusap

alkohol). Bersihkan dengan air hangat, keringkan. Untuk mempercepat tumbuh bulu, berikan terapi

dengan BirdMolt.

3. Mabung tidak tuntas: Pertumbuhan bulu baru lambat sehingga tidak bisa mendesak bulu lama.

Burung perlu energi tinggi untuk mabung, tetapi bukan dalam bentuk karbohidrat. Penambahan pakan

masa mabung yang hanya berupa karbohidrat, hanya membuat burung gemuk tetapi bulu tidak juga

tumbuh. Untuk masa pertumbuhan bulu ini diperlukan asam amino yang mengandung sulfur seperti

metionin dan sistin. Sumber mentionin dan sistin bisa diperoleh pada BirdVit dan BirdMolt.

4. Gampang mabung/rontok: Penyebabnya antara lain (1) Makanan mengandung lemak dan/atau kalori

tinggi sehingga membuka pori-pori kulit; (2) Bulu belum kuat sudah banyak diadu/ditrek; (3) Selama masa

mabung tidak mendapat asupan nutrisi yang baik, terutama mineral. Untuk masalah asupan mineral, bisa

Page 24: murai batu

gunakan Bird Mineral selama masa mabung atau pasca mabung (ketika mulai terlihat tanda rontok

padahal baru saja tuntas mabung).

5. Nyekukruk tidak semangat, biasanya dikarenakan cacingan. Atasi dengan AscariStop.

6. Tidak mau nagen atau nampil di lomba: Penyebabnya adakah adanya gangguan parasit, terutama

air sac mite, yakni tungau kantung udara yang kasat mata. Burung sepertinya tidak kutuan, tetapi

sesungguhnya membawa tungau di kantung udaranya. Hal ini menyebabkan burung selalu gelisah dan

tidak bisa nampil maksimal di arena lomba. Bisa diatasi dengan penyemnprotan Fresh Aves dibarengi

pengolesan BirdFresh.

7. Turun tangkringan dan gelisah: Biasanya disebabkan burung masih terlalu muda dan bisa juga

burung tidak fit. Pastikan rawatan harian yang bagus dan bisa gunakan produk rawatan harian BirdVit.

Adakah hubungan antara ekor dan performa MB di arena lomba?

18 Januari 2009

Salam Mas Duto.

Maaf saya nanya lagi mas. Dari banyak literatur dan tanya jawab seputaran jenis MB dan nama2 yang

diberikan orang atau penjual mengenai MB yang telah saya baca cukup membuat saya bingung juga. ada

yg mengatakan MB lampung atau lahat atau medan dgn ciri2 masing2, ada lagi kombinasi ekor 4-2( 4

pasang putih, 2 pasang hitam ) dsb. langsung saja saya mau tanya Mas:

Saya punya MB. MB-1 ciri2: Badan besar, panjang ekor hitamnya kisaran 20-24 cm, jumlah ekor hitamnya

ada 3 helai. MB-2 ciri2: Badan lebih kecil dr MB-1, panjang ekor hitamnya kisaran 20-24cm, jumlah ekor

hitamnya 4 helai.

1. Dari ciri2 fisik yang saya sebutkan tadi, itu jenis murai batu apa atau apa nama pasar yang biasa

diberikan orang untuk kedua MB tadi?

Page 25: murai batu

2. Kalau hanya melihat fisiknya saja, dr ciri2 yang saya sebutkan tadi, Mas Duto sebagai pakar

perburungan lebih memilih yang mana dan dikarenakan alasan apa? ( misalnya masuk kriteria lomba atau

banyak diminati orang atau apa? )

3. MB saya ada yang sama sekali tidak mau makan kroto ( makan hanya voor & serangga saja )dan saya

sudah coba kasih kroto tp sama sekali tidak disentuh. tetapi semunya normal ( mabung ya sukses dan ya

menurut saya fitlah ), Apakah dgn tidak makan kroto akan mempengaruhi performa MB tersebut?

Maaf ya mas kalau pertanyaan saya cukup banyak yang ga bermutu. hehehe

Mohon bantuannya mas Duto.

Terima kasih

Hery

Jawab:

Waduh, masalah prediksi antara performa fisik dan performa tarung di lapangan memang “lain ladang lain

belalang, lain lubuk lain ikannya sih”. Maksud saya, masing-masing orang punya pandangan sendiri-sendiri

berdasar pengalaman. Hal itu masih saya sebut sebagai pengalaman karena memang belum ada yang

terkodifikasikan sebagai ilmu yang harus memenuhi kaidah-kaidah keilmuan.

Berdasar pengamatan saya selama ini, belum ada ciri fisik MB tertentu yang berkaitan langsung secara

signifikan dengan performa tempur. Hanya saja secara umum, MB kalimantan (Borneo) dikenal sebagai

burung yang penuh gaya dan variasi lagunya bisa banyak. Cuma, dia memiliki “kekurangan” (dalam

konteks persepsi dan lomba burung saat ini) pada tampilan bodinya yang memblendungkan bulu dada dan

perut ketika bertanding (mbalon; berpenampilan seperti balon). Meskipun dia punya gaya tarung menaik-

turunkan tubuh secara cepat sembari nembak-nembak, dia tidak memperlihatkan “keindahan” (versi

penggemar MB dari daerah lain) secara umum karena ekornya relatif pendek.

Sebaliknya, MB sumatera, memang rata-rata berekor relatif lebih panjang ketimbang MB kalimantan

(meski ada juga MB lahat ekor pendek yang panjang ekornya lebih pendek ketimbang MB kalimantan).

Jenis2 MB dari Sumatera sendiri punya kekhasan masing-masing. Ada MB dari kawasan tertentu di Aceh

dikenal sebagai bertipe suara ngerol (dengan ciri kepala pipih dan paruh kecil dan tipis) sementara di

daerah tertentu lainnya cenderung punya tipe suara nembak-nembak keras.

Dengan ciri masing-masing itu, MB akan menampilkan performa (di lomba) secara maksimal jika

perawatan dan pemasterannya sesuai dengan karakter tiap MB tersebut. MB dengan paruh tebal-panjang

misalnya, akan lebih pas kalau dimaster dengan cililin atau ciblek; sementara yang tipe ngerol dan bersap,

lebih pas dimaster dengan cucak jenggot dan/atau kenari.

Sementara soal ekor, belum ada patokan baku. Masing-masing orang punya pendapat berdasar

pengalaman sendiri-sendiri. Untuk saya, saya katakan hingga saat ini belum ada hubungan yang jelas

antara jumlah helai bulu ekor atau panjang-pendek ekor dengan performa di arena lomba.

Page 26: murai batu

Meskipun demikian, ada juga yang mengatakan “ada hubungannya”. Sebagai contoh adalah pendapat

seorang penangkar MB yang dulu terkenal di Jakarta, Abun (almarhum), sebagaimana di tulis di blog

kawan saya yakni Om CJ (muraibatucj.blogspot.com). Menurut dia, untuk MB medan yang terbaik adalah

MB yang memiliki ekor LURUS dan RAPAT!

Apa yang dimaksud lurus dan rapat? Om CJ di blognya itu menuliskan bahwa berdasar tipe ekor, ekor

beberapa MB dapat digolongkan menjadi:

1. UKuran di pangkal SEDANG, di tengah BESAR, di ujung SEMAKIN BESAR

2. Ukuran di pangkal SEDANG, di tengah BESAR, di ujung SEDANG

3. Ukuran di pangkal SEDANG, di tengah BESAR, di ujung KECIL

4. Ukuran di pangkal SEDANG, di tengah BESAR, di ujung BESAR

Disebutkannya bahwa MB Lampung biasanya mempunyai type ekor SEDANG-BESAR-BESAR. Kemampuan

ini mengakibatkan MB Lampung dapat leluasa menggerakkan ekornya saat berkicau. Makanya banyak

juga MB Lampung yang prestasi.

Sebaliknya MB Medan tidak dapat menggerakkan ekornya kala berkicau sebab ekornya yang panjang dan

tebal, (SEDANG-BESAR-SEMAKIN BESAR).

Ekor MB, katanya, menentukan daya tempur saat berlaga. Saat berkicau MB akan menggerak-gerakan

ekor ke atas dan ke bawah. Ekor yg terlalu besar dan panjang membuatnya cepat lelah kala berkicau.

Untuk menyiasati itu, terutama MB Medan, disarankan memilih yang bertipe sedang di dipangkal, besar di

ujung, dan besar di tengah (SEDANG-BESAR-BESAR). Hindari ekor yang bercabang dan memiliki tipe

SEDANG-BESAR-SEMAKIN BESAR.

Nah berdasar uraian tersebut, Anda bisa mencermati MB Anda sendiri; termasuk tipe yang mana.

Hanya saja karena Anda meminta pendapat saya, maka saya tegaskan bahwa tidak ada hubungan

signifikan antara jumlah serta panjang pendeknya ekor MB dengan penampilan di lomba.

Hanya saja pada suatu waktu ada teman saya, Mas Samino, pernah memotong ekor MBnya yang panjang

dengan harapan bisa kerja lebih nge-fight. Kenyataannya, MB tersebut memang bisa tarung lebih ngedan.

Untuk kasus ini, nanti akan saya tuliskan di kesempatan lain.

Terlepas dari pengalaman Mas Samino, Anda tidak perlu merisaukan bentuk dan jumlah ekor MB Anda.

Selama dia dirawat dan dimaster dengan baik, maka dia akan menjadi MB yang baik.

Salam,