monyet rhesus

8
Monyet rhesus (Macaca mulatta), yang juga disebut Macaque Rhesus, adalah salah satu spesies monyet Duni yang paling terkenal. Monyet ini banyak terdapat di Afganistan hingga ke India utara dan Tiongkok selatan. Monyet rhesus bersifat dimorfis secara seksual. Monyet rhesus jantan dewasa tingginya rata-rata sekitar 53 cm. Dan beratnya rata-rata 7,7 kg. Monyet betinanya lebih kecil, tingginya rata-rata 47 cm dan beratnya 5,3 kg. Warnanya coklat atau kelabu dan mukanya berwarna merah jambu dan biasanya penuh dengan bulu. Panjang ekor mereka sedang, rata- rata antara 20,7 dan 22,9 cm. Monyet rhesus dikenal di dunia ilmu pengetahuan karena mereka mudah dipelihara di penangkaran dan telah banyak dimanfaatkan dalam penelitian medis dan biologis. Namanya telah digunakan untuk Faktor rhesus, salah satu unsur dalam golongan darah manusia, oleh penemu factor ini, Karl Landsteiner dan Alexander Wiener. Monyet rhesus juga digunakan dalam percobaan- percobaan terkenal tentang deprivasi ibu (keadaan tanpa induk) yang dilaksanakan pada 1950-an oleh psikolog perbandingan Harry Harlow. NASA mengirim rhesus ke luar angkasa pada 1950-an dan 1960-an, dan program antariksa Soviet/Rusia mengirim mereka ke luar angkasa, yang terakhir pada 1997 dalam misi Bion. Penelitian tentang genome monyet rhesus diselesaikan pada 2007, dan menjadikan monyet rhesus primata non-manusia kedua yang genomenya berhasil diurutkan. Studi ini memperlihatkan bahwa manusia dan monyet ini sama-sama memiliki sekitar 93% dari urutan

Upload: agnes-yesenia-sinulingga

Post on 06-Dec-2015

244 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

primata

TRANSCRIPT

Page 1: Monyet Rhesus

Monyet rhesus (Macaca mulatta), yang juga disebut Macaque Rhesus, adalah salah

satu spesies monyet Duni yang paling terkenal. Monyet ini banyak terdapat di Afganistan hingga

ke India utara dan Tiongkok selatan. Monyet rhesus bersifat dimorfis secara seksual. Monyet

rhesus jantan dewasa tingginya rata-rata sekitar 53 cm. Dan beratnya rata-rata 7,7 kg. Monyet

betinanya lebih kecil, tingginya rata-rata 47 cm dan beratnya 5,3 kg. Warnanya coklat atau

kelabu dan mukanya berwarna merah jambu dan biasanya penuh dengan bulu. Panjang ekor

mereka sedang, rata-rata antara 20,7 dan 22,9 cm.

Monyet rhesus dikenal di dunia ilmu pengetahuan karena mereka mudah dipelihara di

penangkaran dan telah banyak dimanfaatkan dalam penelitian medis dan biologis. Namanya

telah digunakan untuk Faktor rhesus, salah satu unsur dalam golongan darah manusia, oleh

penemu factor ini, Karl Landsteiner dan Alexander Wiener. Monyet rhesus juga digunakan

dalam percobaan-percobaan terkenal tentang deprivasi ibu (keadaan tanpa induk) yang

dilaksanakan pada 1950-an oleh psikolog perbandingan Harry Harlow. NASA mengirim rhesus

ke luar angkasa pada 1950-an dan 1960-an, dan program antariksa Soviet/Rusia mengirim

mereka ke luar angkasa, yang terakhir pada 1997 dalam misi Bion.

Penelitian tentang genome monyet rhesus diselesaikan pada 2007, dan menjadikan

monyet rhesus primata non-manusia kedua yang genomenya berhasil diurutkan. Studi ini

memperlihatkan bahwa manusia dan monyet ini sama-sama memiliki sekitar 93% dari urutan

DNA mereka dan memiliki nenek moyang bersama kira-kira 25 juta tahun yang lalu.

Meskipun kebanyakan studi tentang monyet rhesus dilakukan di berbagai lokasi di India

utara, sebagian dari pengetahuan kita tentang perilaku alamiah dari spesies ini berasal dari studi-

studi yang dilakukan di sebuah koloni yang didirikan oleh Pusat Penelitian Primata Karibia dari

Universitas Puerto Riko di pulau Cayo Santiago, di lepas pantai Puerto Riko. Di pulau ini tidak

ada predator, dan manusia tidak diizinkan datang ke situ kecuali sebagai bagian dari program-

program penelitian ini. Makanan untuk koloni ini disediakan, tetapi sekitar 50% dari

makanannya berasal dari alam terbuka yang harus dicari sendiri. Di tempat-tempat yang lebih

terkontrol, monyet-monyet ini seringkali menikmati Fig Newton dan aprikot, dan khususnya

gemar “mengumpulkan” sejumlah besar marshmallow.

Page 2: Monyet Rhesus

Di alam bebas

Monyet rhesus yang hidup di tempat yang sangat kering dan terbuka, dapat pula

ditemukan di padang rumput, di hutan-hutan dan wilayah pegunungan hingga ketinggian 2.500

meter di atas permukaan laut. Monyet rhesus adalah perenang yang baik dan dikabarkan senang

berenang. Monyet ini terkenal karena kecenderungannya untuk pindah dari daerah pedesaan ke

perkotaan, dan hidup dari pemberian atau makanan-makanan yang dibuang oleh manusia. Ia

dijadikan binatang peliharaan di beberapa tempat, dan dianggap dapat mengancam kesehatan dan

keamanan umum.

Perkawinan tidak terbatas pada musim-musim tertentu. Kehamilan berlangsung antara

135-194 hari. Monyet betina menjadi dewasa pada usia tiga tahun, sementara jantan pada usia

empat tahun. Jangka hidup monyet rhesus di penangkaran kira-kira 15-20 tahun untuk jantan dan

20-25 tahun untuk betina. Monyet-monyet ini jarang hidup lebih dari 15 tahun di alam bebas.

Monyet rhesus adalah binatang siang (diurnal) yang hidup di pohon-pohon maupun di

permukaan tanah. Umumnya ia herbivora dan memakan daun-daunan dan daun pinus, akar-

akaran, dan kadang-kadang serangga atau binatang-binatang kecil. Monyet ini mempunyai pipi

yang khusus seperti kantung, yang memungkinkannya menimbun makanannya. Bahan makanan

yang sudah dikumpulkan akan dimakannya belakangan di daerah yang aman.

Menurut Melnick, Hoelzer, Absher, dan Ashley, "Monyet rhesus mempunyai penyebaran

geografis yang terluas di antara semua primata non manusia," menghuni tempat-tempat dengan

berbagai ketinggian di seluruh Asia Tengah, Selatan dan Tenggara.

Menurut sensus lapangan yang dilakukan oleh Zoological Survei India selama tiga tahun,

populasi monyet Rhesus menurun drastis menjadi di bawah 200.000 di India. Penelitian ini

selesai pada pertengahan 1970-an. Padahal, empat puluh tahun lalu, populasi monyet ini di India

sekitar dua juta. Pada tahun 1978, pemerintah India kemudian melarang ekspor monyet Rhesus,

meningkatkan program konservasi dan produksi makanan.

Page 3: Monyet Rhesus

Nepal monyet Rhesus dapat memberikan alternatif baru untuk penelitian HIV / AIDS

Para ilmuwan menyelidiki genetik monyet rhesus macaque, spesies utama yang digunakan dalam

penelitian biomedis, telah menemukan rhesus di Nepal dapat memberikan alternatif yang cocok

untuk mengurangi kekurangan kritis hewan laboratorium yang digunakan dalam bekerja untuk

mengembangkan vaksin terhadap penyakit seperti HIV / AIDS .

peneliti dipimpin oleh Kyes Randall dari University of Washington melaporkan bahwa kera

Nepal lebih erat terkait genetik dengan kera rhesus dari India dari kera rhesus Cina.

Hal ini penting karena India asal hewan telah digunakan selama lebih dari setengah abad dalam

penelitian biomedis dan perilaku. Kera rhesus telah memberi kontribusi pada penemuan vaksin

untuk mencegah penyakit seperti polio dan demam kuning, dan mewakili salah satu model

primata paling banyak digunakan untuk penelitian terkait AIDS. India, bagaimanapun, melarang

ekspor semua kera pada tahun 1978, sehingga mengarah ke kekurangan saat ini. Meskipun Cina

telah mengekspor penangkaran hewan untuk kadang-kadang, para ilmuwan telah mencatat

sejumlah perbedaan perilaku dan fisiologis dalam perkembangan penyakit antara binatang dari

kedua negara, dan India-asal kera umumnya lebih disukai dalam penelitian tentang penyakit

tertentu.

Studi baru ini dipelopori oleh Kyes, seorang ahli primata dan kepala Divisi UW Program

Internasional di Washington Pusat Penelitian Primata Nasional, bekerjasama dengan Mukesh

Chalise, presiden Nepal Masyarakat Penelitian Keanekaragaman Hayati dan zoologi di

Universitas Tribhuvan di Nepal.

Sampel darah dari 21 kera rhesus Nepal tinggal di sebuah situs kuil di Kathmandu diperoleh

sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan menyeluruh yang dilakukan di kuil. Sampel ini

dibandingkan dengan sampel yang ada dikumpulkan dari lebih dari 300 India dan Cina asal kera

rhesus.

Para peneliti melakukan analisis urutan DNA mitokondria dan memeriksa distribusi jenis

tertentu alel atau pasangan gen, untuk variasi genetik didistribusikan di 17 kromosom. Mereka

juga mencari keberadaan alel lain yang diketahui mempengaruhi kekebalan dan laju

Page 4: Monyet Rhesus

perkembangan penyakit pada hewan, termasuk salah satu yang hadir di Indian rhesus kera tetapi

tidak dalam yang Cina.

Kyes, yang juga merupakan penelitian UW profesor psikologi, mengatakan analisis genetik

menunjukkan kera rhesus Nepal secara genetik serupa dengan India asal kera rhesus. Selain itu,

sementara sampel candi diambil dari populasi yang terisolasi, ia percaya mereka mungkin

mewakili kera rhesus Nepal pada umumnya mengingat sejarah masa lalu daerah dan hambatan

geografis Pegunungan Himalaya yang memisahkan Nepal dan India dari Cina.

Untuk memudahkan penggunaan kera rhesus dalam penelitian sambil menjamin konservasi

alami Nepal rhesus populasi, pemerintah Nepal diberlakukan kebijakan pada tahun 2003

menetapkan bahwa hanya penangkaran hewan dapat digunakan untuk penelitian ilmiah. Para

kera rhesus adalah lazim di banyak negara dan tidak dianggap sebagai spesies yang terancam

punah. Sebuah perjanjian antara Nepal Masyarakat Penelitian Keanekaragaman Hayati dan

Washington Pusat Penelitian Primata Nasional ditandatangani pada bulan September 2003 dan

fasilitas penangkaran sekarang dalam pembangunan. Sebuah koloni peternakan diharapkan

dibentuk dalam waktu 12 bulan.

"Program ini tidak akan merugikan populasi alami karena kita akan membentuk koloni

peternakan mandiri dengan jumlah yang relatif kecil hewan yang akan diperoleh dari daerah

yang dikenal manusia-monyet konflik," kata Kyes. "Di Nepal, konflik ini disebabkan oleh

monyet yang tanaman pokok serangan seperti kentang dan jagung manis. Merampok Tanaman

lazim di banyak daerah di Nepal dan dalam lima sampai 10 tahun terakhir ada banyak contoh

masyarakat lokal yang ingin memecahkan masalah ini dengan mengejar atau membunuh kera.

"Salah satu tujuan dari program internasional kami adalah untuk membantu kolaborator kami

dalam menciptakan pusat penelitian primata pertama di Nepal dan untuk membantu mengatasi

beberapa masalah yang paling mendesak Nepal kesehatan yang meliputi HIV, tuberkulosis,

hepatitis dan malaria.

"Selain itu, program ini memiliki dorongan yang kuat konservasi Membangun pusat ini akan

memungkinkan lebih banyak sumber daya yang akan didedikasikan untuk konservasi primata di

Nepal karena memiliki potensi untuk menghasilkan pendanaan yang signifikan yang dapat

Page 5: Monyet Rhesus

diarahkan pada pengelolaan dan konservasi populasi alam.. Ini jenis program telah efektif di

negara-negara habitat lain dan didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan Uni Konservasi

Dunia, "katanya

http://www.washington.eduhttp://www.news-medical.net/news/2006/06/01/30/Indonesian.aspx

http://shimizu-kinjiro-wb-8773.soal-ujian.com/id3/perpustakaan-bebas-2620/Monyet-

rhesus_105175_shimizu-kinjiro-wb-8773-soal-ujian.html

Wikipedia bahasa Indonesia

http://sartikanasmar.blogspot.com/2011/12/monyet-rhesus.html