modul kista arachnoidperspebsi.org/doc/info/regulation/59/kista_arachnoid.pdfbedah saraf : kelainan...

13
Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf 1 MODUL KISTA ARACHNOID 1. Definisi Kista arachnoid adalah Kista arachnoid adalah kantung yang berisi cairan serebrospinal yang terdapat pada lapisan leptomening dan dibatasi oleh lapisan arachnoid di basis kranii. Kista ini biasanya terdapat pada fisura sylvii. Kista ini terbentu akibat dua lapisan lemak yang menyusun membran arachnoid terpisah dan membentuk suatu ruangan. 2. Waktu Pendidikan TAHAP I TAHAP II TAHAP III S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 PROGRAM MAGISTER (beban dihitung dengan SKS) >=40SKS Program Magister Neurologi Tesis Program Profesi Bedah Saraf Pogram Bedah Dasar Program Bedah Saraf PROGRAM KEPROFESIAN (beban dihitung berdasarkan kompetensi) GOLONGAN PENYAKIT & LOKALISASI KONGENITAL ICD 10 - Bab XVII Kranial Spinal INFEKSI ICD 10 - Bab I NEOPLASMA ICD 10 - Bab II Kranium Supratentorial Infratentorial Spinal Saraf Tepi TRAUMA ICD 10 - Bab XIX Kranial Spinal Saraf Tepi DEGENERASI ICD 10 - Bab VI & XIII Spinal Saraf Tepi VASKULER ICD 10 - Bab IX Intrakranial Spinal

Upload: tranthien

Post on 11-Mar-2019

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

1

MODUL

KISTA ARACHNOID

1. DefinisiKista arachnoid adalah Kista arachnoid adalah kantung yang berisi cairanserebrospinal yang terdapat pada lapisan leptomening dan dibatasi olehlapisan arachnoid di basis kranii. Kista ini biasanya terdapat pada fisura sylvii.Kista ini terbentu akibat dua lapisan lemak yang menyusun membranarachnoid terpisah dan membentuk suatu ruangan.

2. Waktu PendidikanTAHAP I TAHAP II TAHAP III

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11PROGRAM MAGISTER (beban dihitung dengan SKS) >=40SKSProgram Magister Neurologi

TesisProgram Profesi Bedah Saraf

Pogram Bedah DasarProgram Bedah SarafDasarPROGRAM KEPROFESIAN (beban dihitung berdasarkan kompetensi)

GOLONGAN PENYAKIT & LOKALISASI

KONGENITALICD 10 - Bab XVII

Kranial

SpinalINFEKSI

ICD 10 - Bab I

NEOPLASMAICD 10 - Bab II

Kranium

Supratentorial

Infratentorial

SpinalSaraf Tepi

TRAUMAICD 10 - Bab XIX

Kranial

SpinalSaraf Tepi

DEGENERASIICD 10 - Bab VI & XIII

SpinalSaraf Tepi

VASKULERICD 10 - Bab IX

Intrakranial

Spinal

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

2

FUNGSIONALICD 10 - Bab VI & XXI

Pendidikan spesialisasi bedah saraf terdiri dari 3 tahap, yaitu :1. Tahap Pengayaan (tahap I):

a. Lama pendidikan 4 semester, yaitu mulai dari semester pertamasamapai dengan semester keempat, peserta didik diberi ilmu-ilmu dasarmaupun bedah saraf dasar. Dalam tahap ini dapat dipergunakan untukmengambil program magister.

b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen I, yaitu di ahir masapendidikan tahap I residen baru mencapai Kompetensi tingkat I.Residen sudah harus mengenal kista arachnoid.

2. Tahap Magang (tahap II) :a. Lama pendidikan 2 semester, yaitu pada semester kelima dan keenam.

Peserta didik mulai dilatih melakukan tindakan bedah saraf.b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen II, yaitu di ahir masa

pendidikan tahap II residen telah mencapai Kompetensi tingkat II.Residen sudah harus mampu menangani 2 (dua) kasus operatif kistaarachnoid.

3. Tahap Mandiri (tahap III) :a. Lama pendidikan 5 semester, yaitu dari semester ketujuh sampai

dengan semester kesebelas. Peserta didik menyelesaikan pendidikansampai kompetensi bedah saraf dasar.

b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen III, yaitu di ahir masapendidikan tahap III residen telah mencapai kompetensi tingkat III.Residen sudah harus mampu menangani 1 (satu) kasus operatif kistaarachnoid secara mandiri.

Kompetensi bedah saraf dasar :1. Semua jenis penyakit yang diajarkan dalam masa pendidikan sampai

mencapai tingkat mandiri (residen boleh mengerjakan operasi sendiri,dengan tetap dalam pengawasan konsulen)

2. Tehnik operasi yang diajarkan sebagai target ahir pendidikan adalahterbatas pada tindakan operasi konvensional yang termasuk dalam IndeksKesulitan 1 dan 2; tehnik operasi sulit yang membutuhkan kemampuanmotoris lebih tinggi dan/ataupun membutuhkan alat-alat operasi canggih,termasuk dalam Indeks Kesulitan 3 dan 4, diajarkan hanya maksimalsampai tingkat magang. Tindakan operasi dalam kelompok ini merupakankelanjutan pendidikan yang masuk dalam CPD.

JENIS PENYAKIT ICD10 TAHA

P ITAHAP II TAHAP III IK

1IK2

IK3

IK4

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 G M G M G PKongenital Bab XVII . . .

Kranial . . .

Mikrosefal ( Kraniostenosis ) Q 75.0 2 1

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

3

JENIS PENYAKIT ICD10 TAHA

P ITAHAP II TAHAP III IK

1IK2

IK3

IK4

Hidrocephalus Q03.9 . . .

Simpel 3 3Kompleks / malfungsi pirau 3 5

Kista Arahnoid Q 07.6 2 1Meningokel Anterior Q 01.1 3 3Meningokel Posterior Q 01.2. 2 2Deformitas kranium Q 75.8 1Dandy Walker Malformaion Q 03.1 1

SpinalSpinal Disrafisme Q 05 3 2Deformitas Atlanto-oksipital Q 67.5 1Sind. Arnold-Chiary / Siringomieli Q07.0/Q87.2 2 1

KETERANGANTingkat Pengayaan, dalam periode ini Tingkat Kognitif harus dapat mencapai 6 (K6)Tingkap Magang, dalam periode ini disamping K6, Psikhomotor harus mencapai 2 (P2) dan Afektif mencapai 3 (A3)Tingkat Mandiri semua Kategori Bloom harus mencapai maksimal, K6, P5, A5

S : Semester G : Magang M : Mandiri K : Kognitif : A : Afektif P : Psikhomotor

3. Tujuan UmumSetelah menyelesaikan sub-modul kista arachnoid saraf peserta didikdiharapkan mampu mengenali kista arachnoid, mampu mengobati kistaarachnoid yang diajarkan sampai level mandiri serta mampu mengatasikegawatan akut kista arachnoid.

4. Tujuan Khusus1. Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan embriogenesis kista

arachnoid.2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pem-

bungkusnya.3. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tam-

bahan (neuroradiologi)dan patologi anatomi dalam menegakkan diagnosakista arachnoid.

4. Mengetahui pengobatan berbagai jenis kista arachnoid.5. Mampu menentukan perubahan neurofisiologi karena kista arachnoid.6. Mampu menentukan lokasi kista arachnoid.7. Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan

diagnosa kista arachnoid.8. Mampu mengetahui diagnosa banding kista arachnoid.9. Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam

menegakkan diagnosa kista arachnoid.10. Mampu melakukan pengobatan medikamentosa kista arachnoid.11. Mampu melakukan tindakan operasi kista arachnoid.

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

4

12. Mampu mengatasi tindakan pertolongan pertama pada kista arachnoid.13. Mengenali penyulit tindakan bedah pada kasus kista arachnoid.14. Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan15. Mampu memberi informed consent

5. Strategi Pembelajarana Pengajaran dan Kuliah Pengantar 50 menit

b Tinjauan Pustaka

Presentasi Ilmu Dasar 1x telaah kepustakaan

Presentasi Kasus 1x

b Diskusi Kelompok 2x 50 menit, diskusi menyangkut di-agnosis, operasi dan penyulit

d Bedside Teaching 6x ronde

e Bimbingan operasi

Operasi Magangminimal 3 kasus untuk selanjutnyainstruksi atau evaluasi operasi sampaidinyatakan lulus

Operasi Mandiriminimal 3 kasus sebelum dapat majuke ujian kompetensi akhir tingkat na-sional

6. Persiapan Sesi1. Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam

mencapai kompetensi, mencakup:a. Insidensi, patogenesis, dan embriogenesis kista arachnoid.b. Neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pembungkusnya.c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan (neu-

roradiologi)dan patologi anatomi dalam menegakkan kista arachnoid.d. Pengobatan berbagai jenis kista arachnoid.e. Perubahan neurofisiologi karena kista arachnoid.f. Lokasi kista arachnoid.g. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa kista

arachnoid.h. Diagnosa banding kista arachnoid.i. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan kista

arachnoid.j. Pengobatan medikamentosa kista arachnoid.k. Tindakan operasi kista arachnoid.

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

5

l. Tindakan pertolongan pertama pada kista arachnoid.m. Penyulit tindakan bedah pada kasus kista arachnoid.n. Tindak lanjut yang diperlukan

2. Audio visual3. Lampu baca x ray

7. Referensi1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo

M, et all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed.2004

2. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd

Ed. 19963. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mos-

by. 19944. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994

8. Kompetensi

Jenis KompetensiTingkat

Kompetensi

K P A

a. Mampu mengetahui etiologi kista arachnoid 6 PENGAYAAN

b. Mampu menerangkan patogenesis kista arachnoid 6

c. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis untuk menegakan diag-nosa kista arachnoid 6

d. Mampu melakukan pemeriksaan klinis untuk menegakan diagnosiskista arachnoid 6 2 3 M

AGANG

e. Mampu menegakan diagnosis kista arachnoid 6 2 3

f. Mampu melakukan pemeriksaan tambahan 6 2 3

g. Mampu mengetahui diagnosis banding kista arachnoid 6 2 3

h. Mengetahui tatalaksana kista arachnoid 6 2 3

i. Mampu melakukan tindakan endoskopi dan shunting 6 5 5 MAND

j. Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan 6 5 5

k. Mampu memberi informed consent 6 5 5

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

6

IRI

9. Gambaran UmumSista jinak intrakranial, bukan neoplasma sejati, namun berefek serupa.Kebanyakan kurabel hingga mempunyai kepentingan klinik.

Kista arachnoid adalah sista jinak intrakranial tersering, sering dijumpaiasimtomatik dari CT scan. Adalah suatu LDR ekstraserebral jinak yang diisicairan jernih atau xantokhromik. Dapat terjadi dimanapun arakhnoid berada,predileksinya fisura Sylvian, konveksitas, fisura interhemisfer, supra seller,parakolikuler, sudut serebelopontin, dan regio retroserebeler.

Sejak diperkenalkan Bright 1831, dua patogenesis utama dikembangkan. Sistaintraarakhnoid, yang disebabkan splitting dan duplikasi membran arakhnoid,biasanya tanpa hubungan dengan ruang subarakhnoid (noncommunicatingcyst). Bright menjelaskan sista arakhnoid difisura Sylvian adalah sista serosadiarakhnoid. Dikatakannya bahwa lobus temporal tertekan oleh sista, dancairan terakumulasi antara dua dinding membran arakhnoid yang belah,namun tak ada kelainan yang dijumpai pada lobus temporal. Teori lain adalahsista subarakhnoid, adalah karena pembesaran sekunder ruang subarakhnoidakibat adesi arakhnoid, dan sistanya berhubungan dengan ronggasubarakhnoid (communicating cyst). Robinson menyebutkan bahwa agenesislobus temporal sebagai penyebab sista arakhnoid difossa media, danmengakui bahwa sista terjadi sekunder karena pembesaran ruangsubarakhnoid.

10. Contoh KasusContoh kasus dibuat sesuai dengan jenis penyakit pada submodul.

11. Tujuan PembelajaranProses, materi dan metoda pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untukalih pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang terkait dengan pencapaiankompetensi dan keterampilan yang diperlukan dalam mengenali danmenatalaksana kista arachnoid.

12. MetodaMetoda Pembelajaran1. Tinjauan Pustaka2. Diskusi Kelompok3. Bed side teaching4. Tindakan Operasi Mandiri

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

7

a. Peserta didik harus erlebih dahulu melakukan asistensi operasi(magang) sampai mencapai jumlah yang ditentukan, dan kemudianmelakukan instruksi pada spesialis pembimbing. Setelah dinyatakanlulus instruksi, baru diijinkan melakukan operasi mandiri.

b. Operasi mandiri oleh asisten harus selalu ada spesialis supervisoryang akan menilai keseluruhan aspek yang harus dilakukan olehasisten terhadap pasien secara mandiri.

c. Residen yang memiliki level tertinggi dalam suatu operasi harusmembuat laporan operasi dengan berpedoman pada daftar tilik,selanjutnya konsulen/supervisor operasi ini akan memeriksa laporanoperasi sesuai daftar tilik dan memberi nilai berdasarkankelengkapan yang ditetapkan daam daftar tilik.

Metoda Diagnostik1. Pemeriksaan klinis neurologik2. Alat bantu diagnostik

a. Pemeriksaan X ray,b. EMG / EEGc. Alat neuroradiologi lain : CT Scan, MRI

3. Metoda diagnostik yang diajarkan mencakup metode diagnostikkonvensional sesuai ketersediaannya di daerah perifer, tidak semata-mata berorientasi pada alat-alat dianostik canggih.

13. RangkumanKista arachnoid adalah kantung berisi cairan serebrospinal pada lapisanleptomening dan dibatasi oleh lapisan arachnoid di basis kranii. Kista terbentukakibat dua lapisan lemak membran arachnoid membentuk suatu ruangan.

Kista arachnoid adalah sista jinak intrakranial tersering, sering dijumpaiasimtomatik dari CT scan. Suatu LDR ekstraserebral jinak yang diisi cairanjernih atau xantokhromik. Dapat terjadi dimanapun, predileksinya fisuraSylvian, konveksitas, fisura interhemisfer, supra seller, parakolikuler, sudutserebelopontin, dan regio retroserebeler.

Sejak diperkenalkan Bright 1831, dua patogenesis utama dikembangkan. Sistaintraarakhnoid, disebabkan splitting dan duplikasi membran arakhnoid, tanpahubungan dengan ruang subarakhnoid (noncommunicating cyst). Teori lainadalah sista subarakhnoid, adalah karena pembesaran sekunder ruangsubarakhnoid akibat adesi arakhnoid, dan sistanya berhubungan denganrongga subarakhnoid (communicating cyst).

14. EvaluasiOrganisasi Evaluasi1. Evaluasi dilaksanakan di IPDS Bedah Saraf2. Evaluasi dilakukan minimal oleh Pembimbing di IPDS Bedah Saraf3. Evaluasi untuk peserta PPDS Bedah Saraf dilakukan sbb

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

8

a. Untuk penguasaan ilmu dasar (pengayaan) dilakukan pada ahirsetiap semester

b. Kemampuan menegakkan diagnosac. Untuk penguasaan kasus dan teknis operasi dilakukan pada setiap

akan dilakukan tindakan / operasi.4. Untuk dokter spesialis bedah lain yang akan mengambil modul-modul

bedah saraf tertentu untuk kepentingan penigkatan kompetensi dalamprogram CPD, waktu disesuaikan pada kodisi yang ada dari modul ini,dengan evaluasi dan tahap penguasaan materi yang dievaluasi samaketentuan yang berlaku.

Tahap Evaluasi1 Evaluasi tahap pengayaan dilakukan setelah peseta didik

menyelesaikan aspek kognitif di tahap pengayaan.2 Evaluasi tahap magang dilakukan setelah peserta didik melakukan

sejumlah tindakan operasi Sebagai Asisten I sebagai prasyarat evaluasisesuai dengan jenis penyakit pada submodul

3 Evaluasi tahap mandiri dilakukan setelah peserta didik melakukansejumlah tindakan operasi mandiri sebagai prasyarat evaluasi sesuaidengan jenis penyakit pada submodul

Metode dan Materi Evaluasi1. Ujian Tulis dan Lisan2. Kemampuan menegakkan diagnosa di poliklinik maupun ruang rawat3. Penilaian kemampuan melakukan tindakan4. Penilaian kemampuan penanganan penderita secara menyeluruh

Hasil Penilaian IPDS1. Penyelesaian modul harus dapat dicapai dalam kurun waktu yang telah

ditetapkan2. Penilaian disesuaikan dengan kompetensi akhir yang harus dicapai

pada setiap sub modul ( pengayaan, magang, mandiri )3. Kegagalan dalam 1 aspek harus diulang dalam masa selama stase di

Bagian/Departemen Badah Saraf.

15. Instrumen PenilaianInstrumen penilaian dari setiap kegiatan berupa evaluasi yang dilakukan padasetiap tahap pendidikan, intrumen yang dipakai adalah :

1 Kemampuan Inform Concent Instruksi & Bimbingan

2 Penilaian Ilmiah

a. Teori & Penyakit Diskusi dan Ujian

b. Instrument & Penyakit Diskusi dan Ujian

3 Penilaian Kecakapan Poliklinik, Bedside teaching & KamarOperasi

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

9

4 Penilaian Rehabilitasi Instruksi & Bimbingan

16. Penuntun Belajar1. Kisi-kisi materi dan buku referensi2. Kisi-kisi materi kista arachnoid:

a. Insidensi, patogenesis, dan sitogenesis kista arachnoid.b. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan

(neuroradiologi)dan patologi anatomi dalam menegakkan kistaarachnoid.

c. Pengobatan berbagai jenis kista arachnoid.d. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa kista

arachnoid.e. Diagnosa banding kista arachnoid.f. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan kista

arachnoid.g. Pengobatan medikamentosa kista arachnoid.h. Tindakan operasi kista arachnoid.i. Penyulit tindakan bedah pada kasus kista arachnoid.j. Tindak lanjut yang diperlukank. informed consent

17. Daftar Tilik

RINCIAN DAFTAR TILIKADA

TA TL L

Menentukan Indikasi Bedah Saraf(Poliklinik

1 Uraian tentang keluhan / gejala utama

2 Cara datang (sendiri/rujukan)

3 Kelengkapan riwayat penyakit

4 Catatan ukuran panjang badan, berat badan, lingkaran kepala,ubun-ubun besar

5 Deskripsi keadaan kulit

6 Deskripsi kelainan saraf yang dijumpai

7 Pemeriksaan penunjang

8 Hasil konsultasi persiapan operasi

9 Catatan status gizi

10 Obat-obatan yang masih diberikan

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

10

11 Inform consent

12 Surat pengantar rawat inap

Admission

1 Kelengkapan administrasi

2 Kelengkapan dokumen sesuai daftar tilik poliklinik

3 Buat status Medical Record

4 Cek ulang hasil pemeriksaan di poliklinik

5 Buat rencana perawatan

Persiapan Operasi

1 Assesment rencana tindakan, operator dan asisten

2 Konsul toleransi operasi

3 Buat daftar operasi

Pra-Bedah

1 Konsul anestesi

2 Asisten lapor pada operator

3 Persiapan menjelang operasi

4 Dipasang kateter

Kamar Operasi

1 Dokumen yang disertakan bersama pasien

2 Keadaan pasien

3 Persiapan pasien

4 Dilakukan narkose umum

5 Posisi pasien diatur sesuai standar

6 Dipasang blanket pemanas

7 Persiapan daerah operasi

8 Tindakan operasi

Pasca Bedah

1 Dokumentasi

2 Catatan perawatan

Pemulangan

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

11

1 Catatan keadaan pasien

2 Inform consent pada yang merawat

3 Jadwal kontrol dan konsultasi pada dokter spesialis anak

4 Kelengkapan status dan diagnosa

5 Catatan administrasi & keuangan

18. Materi BakuMateri baku kelainan kongenital susunan saraf disusun berdasarkan tujuanpendidikan. Secara rinci disusun pada tujuan khusus. Materi dirinci menjadiberbagai jenis penyakit pada submodul yang disesuaikan dengan kompetensimandri yang harus dicapai ( matriks hijau )Sebagai gambaran umum berbagai penyakit yang harus dikuasai sebagaiberikut :

Kista ArachnoidDefinisiKista arachnoid adalah Kista arachnoid adalah kantung yang berisi cairanserebrospinal yang terdapat pada lapisan leptomening dan dibatasi olehlapisan arachnoid di basis kranii. Kista ini biasanya terdapat pada fisura sylvii.Kista ini terbentu akibat dua lapisan lemak yang menyusun membranarachnoid terpisah dan membentuk suatu ruangan.

EpidemiologiInsiden dari kista arachnoid, didapatkan 5 kasus dari 1000 kasus otopsi.

EtiologiEfek massa sista arakhnoid adalah akibat satu dari tiga mekanisme: (1)peninggian ukuran sista akibat pasasi osmotik cairan kedalam sista dari CSS,(2) sekresi dari ependim yang melapisi dinding sista, bila ada, dan (3) pasasiCSS kedalam dan terjebak didalam sista oleh mekanisme 'bola dan katup'dari pintu masuk didinding kista.

Manifestasi KlinisGejala dan tanda klinis yang umum dari sista arakhnoid intrakranial adalah: Pembesaran kepala dan nyeri kepala akibat peninggian TIK Penonjolan lokal tengkorak akibat efek massa dari kista Bangkitan konvulsif Temuan kebetulan saat radiografi tengkorak atau cedera kepala, dan

perdarahan intrasistik atau hematoma subdural setelah cedera kepala

Pemeriksaan Penunjang

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

12

Pemeriksaan terpenting dalam menentukan apakah operasi diindikasikanpada sista arakhnoid adalah MRI, CT scan dan CT scan sisternografiradionuklida atau metrizamida. Pada pemeriksaan dinamik ini, perlu untukmengamati hubungan antara sista dan ruang subarakhnoid sekitarnya, dankecepatan hilangnya media kontras atau radionuklida

TatalaksanaAda dua cara tindakan bedah untuk sista arakhnoid, membranektomi danpintas sistoperitoneal. Prinsipnya, operasi direk terhadap sista harusdilakukan dalam usaha mendapatkan: (1) dekompresi yang layak, (2)pemeriksaan histologis dinding sista, dan (3) inspeksi otak sekitarnya. Pintassistoperitoneal mempunyai keuntungan: (1) pada kasus sista yang sangatbesar atau bersamaan dengan hidrosefalus berat, pintas sistoperitoneal lebihdisukai dalam usaha mencegah pergeseran otak yang ekstrim akibatdekompresi mendadak, dan (2) operasi pintas kurang invasif dan karenanyadisukai untuk pasien tua. Metoda manapun yang dipakai, kebanyakan sistaberkurang ukuran dan efek massanya serta memperlihatkan perbaikan klinisyang bertahan beberapa tahun setelah operasi. Pendekatan direk memastikanbahwa kista adalah lesi nonneoplastik, sistik jinak.

19. Algoritme

20. Kepustakan1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo

M, et all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed.2004

2. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd

Ed. 1996

Bedah Saraf : Kelainan Kongenital Susunan Saraf

13

3. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mos-by. 1994

4. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994

21. PresentasiMateri presentasi menggunakan materi dalam bentuk power point sesuaidengan materi modul kista arachnoid.

22. ModelModel pembelajaran dapat menggunakan diseksi kadaver.