modul chasis sepeda motor

71
RANGKA SEPEDA MOTOR RANGKA RANGKA 1. Fungsi Rangka pada sepeda motor berfungsi sebagai wadah penempatan engine, system kelistrikan dan kelengkapan-kelengkapan lainyya serta sekaligus sebagai penyangga penumpang. Bagian rangka juga mencakup komponen-komponen lain yang berhubungan dengan fungsi kendali dan kenyamanan berkendara. - Rancangan pembuatan sebuah rangka ditentukan oleh beberapa kepentingan yaitu sesuai dengan besar (cc) mesin yang dipasangkan - Penggunaan dari sepeda motor tersebut - Mudah dan ekonomis dalam perawatan 2. Nama bagian rangka 1. Sumbu Kemudi 5. Pipa rangka Tengah 2. Pipa Rangka Atas 6. Dudukan Lengan Ayun 3. Rangka Pipa Punggung 7. Pipa Rangka Bawah 4. Dudukan Peredam Getaran 8.

Upload: hariri-priyanto

Post on 04-Aug-2015

4.057 views

Category:

Documents


76 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Chasis Sepeda Motor

RANGKA SEPEDA MOTOR

RANGKA

RANGKA

1. Fungsi

Rangka pada sepeda motor berfungsi sebagai wadah penempatan engine, system kelistrikan dan

kelengkapan-kelengkapan lainyya serta sekaligus sebagai penyangga penumpang. Bagian rangka

juga mencakup komponen-komponen lain yang berhubungan dengan fungsi kendali dan

kenyamanan berkendara.

- Rancangan pembuatan sebuah rangka ditentukan oleh beberapa kepentingan yaitu sesuai

dengan besar (cc) mesin yang dipasangkan

- Penggunaan dari sepeda motor tersebut

- Mudah dan ekonomis dalam perawatan

2. Nama bagian rangka

1. Sumbu Kemudi 5. Pipa rangka Tengah

2. Pipa Rangka Atas 6. Dudukan Lengan Ayun

3. Rangka Pipa Punggung 7. Pipa Rangka Bawah

4. Dudukan Peredam Getaran 8.

Page 2: Modul Chasis Sepeda Motor

Pada umumnya sebagian besar jenis rangka menggunakan bahan besi, sedangkan penggunaan

bahan alumunium campur akan menghasilkan bobot yang lebih ringan dari pada besi dalam bentuk

yang sama.

Untuk sepeda motor produksi yang sekarang hamper sebagianbesar menggunakan Janis rangka dari

bahan pipa bulat dari berbagai jenis rangka dari bahan pipa segi empat dan empat persegi panjang.

TUNTUTAN RANGKA :

Kuat

Ringan

Indah

Perawatan mudah

Page 3: Modul Chasis Sepeda Motor

3. Macam-macam rangka

Kontruksi

Pressed steel

Rangka yang trbentuk dari pelat baja yang

seluruhnya dipres (lempengan). Umumnya

pada Janis ini mempunyai pola yang

disebut Back bone (bentuk tulang

punggung)

Contoh penggunaan antara lain:

Honda :

Yamaha :

Suzuki :

Kawasaki :

Tipe lain :

Jenis rangka ini dibuat dari gabungan

antara pipa dan press steel.

Rancangan dasar jenis rangka ini

diutamakan untuk penggunaan pada jenis

sepeda motor bebek dan scooter

Contoh pengunaan antara lain :

Honda :

Yamaha :

Suzuki :

Kawasaki :

Tipe lain :

Page 4: Modul Chasis Sepeda Motor

Tubular pola single crandle Jenis rangka single cradle memiliki satu

buah pipa di bawah (down tube) dan satu

buah pipa utama (main pipe) pada bagian

depan mesin. Secara struktur bagian-

bagian dari rangka ini mengurung posisi

dudukan mesin. Penggunaan yang utama

jenis rangka ini juga mudah dalam

perawatan.

Contoh penggunaan antara lain :

Honda :

Yamaha :

Suzuki :

Kawasaki :

Tipe lain :

Tubular pola double crade Jenis rangka double crade hampir sama

dengan jenis single crade. Hanya pada

jenis ini dua buah pipa bawah (doen tube).

Hal ini akan menghasilkan kekuatan

system rangka. Jenis rangka ini dipakai

pada sepeda motor jenis on-road dengan

cc besar. Pada tipe tertentu bagian dari

down tube dapat dilepas pada saat

pemasangan dan melepas lain

Contoh penggunaan antara lain :

Honda :

Yamaha :

Suzuki :

Kawasaki :

Tipe lain :

Page 5: Modul Chasis Sepeda Motor

Rangka alumunium

Rangka jenis alumunium mempunyai bobot

yang ringan dibandingkan dengan rangka dari

besi. Penggunaan pipa segiempat dan empat

persegi panjang. Pada jenis ini akan

menjadikan rangka semakin kuat dan tahan

terhadap tekanan. Bagian-bagian rangka (sub-

prame) dapat dilepas untuk tujuan

memudahkan dalam perawatan. Jenis rangka

ini dipakai pada sepeda motor tipe sport.

Contoh penggunaan antara lain :

Honda :

Yamaha :

Suzuki :

Kawasaki :

Tipe lain :

4. Rangka dan kestabilan

- Kondisi rangka menentukan kestabilan kendaraan. Jika kondisi rangka tidaksesuai dengan

srandar ukuran sebenarnya misalnya : bengkok, patah/retak pada bagian sambungan rangka.

Kerusakan sambungan rangka dapat terjadi karena :

Akibat sambungan keras (kecelakaan)

Selalu bermuatan yang melampui batas kemampuan.

Page 6: Modul Chasis Sepeda Motor

RANGKA SEPEDA MOTOR

KEMUDI, SUPENSI DEPAN DAN BELAKANG

1. KEMUDI

Fungsi

- Sistem kemudi berfungsi untuk membengkokkan roda depan ke kiri dan ke kanan dengan

cara mempergunakan tenaga tangan melalui batang kemudi (stang) yang diteruskan ke garpu

depan (front fork)

Nama bagian

1. Batang kemudi 5. Kones bagian atas

2. Penghubung garpu bagian atas 6. Peluru baja

3. Pengikat stang 7. Karet penahan kotoran

4. Poros kemudi 8. Kones bagian bawah

Kelengkapan kemudi berfungsi sebagai pengarah jalan kendaraan. Selain penampilan pendeknya

stang kemudi merupakan unsure lain yang harus diperhitungkan.

Batang kemudi yang panjang akan ringan digerakkan, namun kendaraan menjadi kurang lincah.

Sebaliknya batang kemudi yang pendek membuat gerakan kendaraan menjadi lincah, namun

berat untuk dikendalikan.

Page 7: Modul Chasis Sepeda Motor

2. Caster dan Trial

2.1 Caster

Adalah sudut kemiringan dari poros kemudi dalam satuan derajad. Dengan menarik garis

sejajar poros kemudi, maka akan didapat suatu sudut yang dihitung dari garis yang mendatar

(horizontal).

Dengan sudut caster yang kecil berarti

memperpanjang jarak trail. Dalam hal ini

pengendalian sepeda motor terasa baik untuk jalan

yang lurus dengan kecepatan tinggi.

Tetapi pada kecepatan rendah, pengendalian terasa

berat dan kurang enak untuk tikung-menikung.

2.2 Taril

Adalah jarak antara titik potong/dari garis melalui poros kemudi dengan jalan mendatar

(horizontal), ke titik tumpu ban depan diatas jalan.

Dari penjelasan kedua ukuran tersebut dapat

disimpulkan bahwa lebih besar sudut casternya,

maka lebih kecil jarak trailnya.

Caster dan trail harus diperhitungkan secara tepat,

karena berhubungan erat sekali terhadap pengaruh

kestabilan system kemudi dari sepeda motor.

Page 8: Modul Chasis Sepeda Motor

3. Sistem suspensi

Suspensi merupakan bagain kendaraan yang menghubungkan roda terhadap rangka.

Kontruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga kendaraan dapat untuk berjalan dengan nyaman

dan aman.

Untuk itu harus dapar :

Menyerap bantingan dan goncangan akibat kondisi jalan

Meneruskan gaya pengereman dan pengemudian.

Mengantar gerakan roda

Memungkinkan roda tetap menapak pada jalan

Sistem suspensi merupakan gabungan / perpaduan antara pegas dan peredam kejut / shock

absorbe / shock breaker.

Page 9: Modul Chasis Sepeda Motor

4. Suspensi depan

Macam-macam suspensi depan

4.1 Jenis telescopic

Sistem suspensi depan jenis telescopic paling banyak digunakan pada sepeda motor jenis

sport, bebek, dan scooter.

Suspensi jenis ini bekerja berdasarkan pergerakan turun naik pipa garpu yang mendapat

bantuan tekanan pegas dan sebagai fungsi damping (peredam) sistem.

4.2 Jenis bottom link

Leading link

Jenis suspensi depan yang dirancang memiliki pivot link (lengan ayun) menghadap kea rah

depan shock absorbe ditahan oleh leading edge pada garpu.

Suspensi ini banyak digunakan pada sepeda motor jenis bebek

Page 10: Modul Chasis Sepeda Motor

Trailing link

Jenis suspensi depan yang dirancang memiliki posisi poros (axle) yang didukung oleh

links dan shock absorbe.

Leading link memiliki lengan ayun yang menghadap kea rah belakang.

Suspensi ini banyak digunakan pada sepeda motor jenis scooter / vespa.

Page 11: Modul Chasis Sepeda Motor

5. Peredam kejut / getaran

5.1 Tanpa peredam getaran

Garis diagram pada gambar diatas menjelaskan bahwa hanya dengan pegas saja tidak

sanggup untuk menyerap goncangan akibat kondisi jalanan. Karena goncangan yang

diterima pegas akan dikembalikan lagi sehingga pegas akan bekerja dengan gerakan

mengayun. Dalam hal ini pengendara sepeda motor tidak nyaman dan berbahaya.

5.2 Dengan peredam getaran

Apabila mempergunakan peredam kejut seperti gambar diatas, maka goncangan / bantingan

yang di terima telah diserap untuk sebagian besar oleh peredam kejut sehingga pengendalian

lebih stabil dan nyaman.

Page 12: Modul Chasis Sepeda Motor

Fungsi peredam getaran

Adalah untuk meredan getaran bodi sepeda motor, sehingga jalannya sepeda motor dapat

memberikan kenyamanan pada pengendara.

Energi gerakan dari bagaian yang bergetar dirubah memalui gerakan menjadi panas

6. Prinsip kerja peredam kejut

Fungsi uatama dari sistem damper pada suspensi adalah mengontrol gerakan balik dari pegas

suspensi. Sehingga dapat memlihara kenyamanan pada saat pengendaraan.

Langkah tekan

Pada saat piston bergerak turun (langkah tekan) oli berpindah melalui lubang besar sehingga

tahanan oli yang berpindah kecil

Page 13: Modul Chasis Sepeda Motor

Langkah tarik

Pada saat tekanan pegas bergerak ke atas (langkah

tarik) gerakan ini tertahan dengan lambat, oleh karena

oli berpindah melalui lubang kecil sehingga tahanan

oli yang berpindah besar.

Kesimpulan : peredam kejut langkah tarik lebih kuat dari pada langkah tekan

Peredam kejut telescopic

Langkah tekan :

Pada saat pipa gatpu bergerak secara telescop pada

erakan menekan (langkah kompresai), oli pada

ruangan B mengalir melalui lubang orifice pada pipa

garpu menuju ruangan C, sementara oli di dalam

ruangan B juga menekan free valve dan kembali ke

atas menuju ruangan A. Tahana dari oli yang mengalit

inilah yang akan meredam gerakan kejut pada saat

gerakan menekan.

Page 14: Modul Chasis Sepeda Motor

Langkah tarik

Pada langkah tarik, oli dalam ruangan A mengalir

menuju ruangan C, melalui lubang orifice yang berada

pada begian at5as fork pidton, dari proses tersebut

akan di hasilkan tahanan yang berfungsi sebagai

damping force (tenaga redam) sebagai pengontrol

gerak naiknya pegas.

Catatan : Jumlah oli peredam kejut yang kurang, dapat mengakibatkan timbulnya suara hentakan

ketika garpu mencapai akhir dari penekanan atau akhir dari pengembangan.

Page 15: Modul Chasis Sepeda Motor

7. Suspensi belakang

Suspensi belakang jenis awing arm memberikan kenyamanan dalam pengendaraan serta

membantu daya tarik dan kemampuan mengontrol gerakan roda yang baik.

Pada umumnya semua sepeda motor menggunakan sistem kerja dasar suspensi belakang seperti

ini.

Suspensi belakang dengan sistem dasar swing arm ini dirancang untuk beberapa jenis, tergantung

dari kebutuhan sistem redamnya serta disain daris wing armnya.

7.1 Double Suspensi (Shock)

Jenis ini mempunyai dua peredam kejut yang

mendukung bagian belakang frame body dan swing

arm.

Suspensi ini umum dugunakan, karena sangat

sederhana proses pemasangan jumlah komponen

yang lebih sedikit, serta mempunyai sistem dasar

yang ekonomis.

7.2 Mono Shock

Jenis suspensi ini mempunyai satu peredam kejut

yang mendukung bagian belakang frame body dan

bagian swing arm.

Suspensi ini mempunyai kontruksi yang rumit, tetapi

lebih stabil disbanding jenis double suspensi.

Banyak digunakan pada sepeda motor modern dan

untuk keperluan sport.

Page 16: Modul Chasis Sepeda Motor

RANGKA SEPEDA MOTOR

REM

REM

1. Fungsi

Untuk mengurangi kecepatan laju percepatan laju sepeda motor dan menghentikannya

Prinsip sistem pengereman adalah merubah energi kinetic menjadi energi panas dalam bentuk

gesekan.

Page 17: Modul Chasis Sepeda Motor

2. Macam-macam rem

2.1 Rem tromol

Nama komponen ren tromol

1. Tromol 4. Sepatu rem

2. Kampas rem 5. Pegas pengambali

3. Bubungan rem 6. Anchor-Pin

Page 18: Modul Chasis Sepeda Motor

2.2 Rem cakram

Nama komponen rem cakram

1. Kaliper 5. Sil Karet

2. Pegas Penahan 6. Piston

3. Cakram (piringan) 7. Piston

4. Balok rem (Pad) 8. Baut Nipel

Page 19: Modul Chasis Sepeda Motor

3. Cara kerja rem tromol

Belum bekerja :

Tidak ada gaya putar pada brake cam (bubungan

rem)

Tidak ada gesekan antara tromol dan

kanvas rem (brake lining)

Tidak terjadi pengereman

Bekerja :

Bubungan rem putar

Terjadi gesekan antara kanvas rem dan

tromol

Terjadi pengereman

Page 20: Modul Chasis Sepeda Motor

4. Cara kerja rem cakram

Belum bekerja :

Torak tidak bertekan

Balok rem (pad) tidak menggesek

piringan

Tidak terjadi pengereman

Bekerja :

Torak menekan ped

Terjadi gesekan pada piringan

Terjadi pengereman

Page 21: Modul Chasis Sepeda Motor

5. Macam-macam rem tromol

5.1 Single leading shoe (Leading Triling Shoe)

Cara kerja :

Tenaga pengereman dab pedal di alirkan ke brake cam melalui kabel atau batang tarik

Brake cam akan menggerakkan sepatu rem, terjadi gesekan dengan tromol

Putaran roda diterlambat

Jika roda berputar mundur posisi leading soe menjadi trailing shoe dan sebaliknya.

Maka leading shoe mengasilkan gaya yang lebih besar dari pada trailing shoe kenaikan gaya

pada leading shoe disebut “ Self energizing”

Page 22: Modul Chasis Sepeda Motor

5.2 Dual Leading Shoe

Perbedaaan dengan single leading shoe adalah pada tipe ini memakai dua buah bubungan rem.

Dengan gaya yang sama dari pedal atau handle rem, akan memberikan gaya pengereman yang

lebih besar.

Cara kerja :

Tenaga pengereman dari pedal atau handle dialirkan melalui kedua hubungan rem secara

bersamaan

Kedua hubungan rem akan menggerakkkan rem, maka terjadi gesekan dengan tromol.

Putaran roda menjadi lambat

Page 23: Modul Chasis Sepeda Motor

RANGKA SEPEDA MOTOR

REM

REM CAKRAM

Gaya pengereman didapatkan dari gesekan antara Disc (cakram / piringan) dengan pad (balok rem)

Cakram berputar bersama-sama roda

Kapiler dan pad terpasang pada suspensi

Page 24: Modul Chasis Sepeda Motor

1. Macam-macam cakram (piringan)

1.1 Cakram penuh

Digunakan untuk sepeda motor

Ukuran sedang

Kecepatan menengah

Pendinginan cukup

Harga lebih murah

2.1 Cakram dengan lubang pendingin

Digunakan untuk sepeda motor

Ukuran sedang

Kecepatan tinggi

Pendinginan lebih baik

Harga lebih mahal

Page 25: Modul Chasis Sepeda Motor

2. Macam-macam kapiler

2.1 Kapiler tetap (opposite piston kapiler)

Ciri-ciri :

Kapiler terpasang mati pada suspensi

Kedua pistonnya berhadapan (sisi kiri dan kanan)

Cara kerja :

Pedal rem di injak

Tekanan rem minyak mendorong torak ke pad dan menjepit cakram

Terjadi pengereman

Pedal rem dilepas

Dua torak dikembalikan pada posisi semula oleh sil secara otomatis

Penggunaan :

Pada sepeda motor ukuran besar dan kecepatan tinggi

Page 26: Modul Chasis Sepeda Motor

2.2 Kaliper Luncur (Single Push Capiler)

Cara kerja :

Tekanan minyak rem dalam silinder menekan torak dan dasar silinder.

Torak bergerak ke kiri mendorong baklok rem 1 sampai kanvas menempel pada permukaan

gesek cakram.

Tekanan hidrolis disampaing menekan torak juga menekan dasar silinder unit silinder

bergerak ke kanan mendorong balok rem 2 dengan arah berlawanan dengan balok rem 1.

Balok ren 1 di dorong kekiri oleh torak dan balok ren 2 didorong ke kanan oleh unit silinder

kea rah permukaan gesek cakram.

Gerakan kedua balok rem dengan bersamaan selanjutnya menjepit permukaan gesek cakram

Terjadi pengereman

Penggunaan :

Pada sepeda motor ukuran dan kecepatan sedang, dan sepeda motor model tertentu.

Page 27: Modul Chasis Sepeda Motor

3. Penyetelan rem cakram

Penyetelan rem cakram terjadi secara otomatis.

Keadaan netral (pedal / tuas rem tidak tertekan)

Tidak ada tekanan minyak rem

Torak tidak bergerak

Sil diam pada posisinya

Saat pengereman (pedal /tuas ren ditekan)

Tekanan minyak rem mendorong torak keluar silinder

Bibir sil yang bergerak dengan torak tertarik mangikuti gerakan torak sehingga

penampang sil bengkok (kebengkokan penampang sil terbatas)

Jika celah kanvas terhadap cakram cukup besar torak silip terhadap sil.

Page 28: Modul Chasis Sepeda Motor

Saat pedal / tuas dilepas

Tekanan minyak rem hilang

Sil menarik torak kembali pada posisi tidak mengerem

Jalannya piston : 0.15 – 0.25 mm.

Keterangan :

Penyetelan otomatis hanya berfungsi dengan baik apabila :

Keolengan cakram tidak lebih dari 0.1 mm

Gerakan torak dalam silinder tidak terganggu (macet)

Pada kapiler luncur gerakan luncur berfungsi dengan baik

Page 29: Modul Chasis Sepeda Motor

4. Kanvas rem

Bahan kanvas rem

Bahan utama : asbes, serbuk tembaga, kuningan, dan timah hitam

Sifatnya : lebih tahan terhadap panas dan penyebaran panas

Bahan tambah : aspal dan plastic

Sifatnya : sebagai penyebaran panas dan mengeraskan bahan utama

Perhatian :

Debu asbes dari kanvas rem diketahui dapat mengakibatkan terjdinya gangguan pernafasan

dan kanker., Jangan menggunakan tekanan angina atau sikat kering, saat membersihkan

debu.

Page 30: Modul Chasis Sepeda Motor

5. Perbandingan antara rem cakram dan ren kontrol

Catatan :

Pada rem tromol pendinginan kurang baik, sehingga mudah terjadi fading

Akibat fading maka nilai gesek (U) kanvas rem menjadi kecil gaya rem kecil

Sifat Rem tromol Rem cakram

Gaya kerja + Memberikan kekuatan

sendiri

- Tidak memberi kekuatan

sendiri

Pendinginan - Kurang + Baik

Temperatur kerja + Rendah - Tinggi

Keausan kanvas + Sedikit - Banyak

Cara menyetel - Manual + Otomatis

Waktu yang diperlukan servis - Lama + Cepat

Page 31: Modul Chasis Sepeda Motor

6. Master silinder rem

6.1 Sistem rem hidraulik

Prinsip dasar dari hidraulik rem adalah penggunaan fluida (minyak rem0 untuk

memindahkan gaya dan gerak

Fluida mempunyai sifat tidak dapat dimampatkan, sehingga sangat baik untuk maksud

tersebut

Hidraulik rem bekerja berdasarkan hokum pascal

Hukum pascal

Tekanan pada salah satu bagian fluida akan diteruskan ke segala arah dan sama besarnya.

2

2

1

1

A

F

A

FP P = Tekanan kg/ 2cm

A1,2 = Luas penampang 2Cm

F1,2 = Gaya yang bekerja

Contoh di atas :

2

2

1

1

A

F

A

F

22 50

2

10

100

Cm

F

Cm

kg

2

2

10

50.1002

cm

cmkgF

= 500 kg

Page 32: Modul Chasis Sepeda Motor

6.2 Kontruksi dan nama-nama bagian master silinder rem

Bagian-bagian :

1. Reservoir 7. Saklar lampu rem

2. Torak / piston 8. Sil primer

3. Sil sekunder 9. Plat penahan

4. Lubang penampang 10. Katup dasar

5. Lubang kopetensi 11. Pegas pengembali torak

6. Lubang ventilasi 12. Salurann ke kapiler rem

Page 33: Modul Chasis Sepeda Motor

6.3 Cara kerja silinder rem

Langkah tekan :

Tekanan minyak rem terbentukk, setelah sil primer

melewati lubang kompetensi

Langkah lepas :

Tegangan pegas menekan sil primer kembali, maka

ruang didepan sil primer membesar (terjadi vacuum).

Minyak rem dari reservoir mengalir ke ruang kerja.

Setelah itu minyak rem dari kapiler mengalir ke

master silinder dan kembali ke reservoir, setelah

lubang kompetensi terbuka.

Page 34: Modul Chasis Sepeda Motor

7. Minyak rem

Berdasarkan ketentuan DOT (department of transport) Amerika, DOT 3 dan DOT 4 merupakan

minyak rem biasa yang terbuat dari bahan dasar glikol dan mempunyai safat-sifat :

Titik didih sampai 270º C

Beracun dsan merusak cat

Dapat terbakar

Menyerap air hingga titik didih turun / korosi maka harus dig anti secara periodik

Pengaruh air terhadap penurunan titik didih minyak rem

Pengaruh temperature ren terhadap minyak rem

Page 35: Modul Chasis Sepeda Motor

KESIMPULAN :

Makin banyak air pada minyak rem, sehingga titik didih minyak rem turun

Mudah terbentuk gelembung udara di dalam minyak rem

Efek / reaksi pengereman turun

MINYAK REM DOT 5

Adalah cairan ren khusus yang terbuat dari bahan dasar oli silicon dan mempunyai sifat-sifat :

Titik didih tinggi 400º C

Anti korosi

Tidak mengapsorbsi air

Tidak perlu ganti

Mahal

Tidak boleh dicampur DOT 3 / 4 (sebaliknya)

Page 36: Modul Chasis Sepeda Motor

RANGKA SEPEDA MOTOR

RODA

Roda

Roda depan dan belakang adalah sebagai penunjang sepeda motor untuk berjalan.

Terutama roda belakang adalah sebagai tenaga penggerak sepeda motor yang didapat dari tenaga

mesin.

Roda juga berfungsi untuk menerima berat dan semua beban (gaya) yang ditimbulkan oleh kondisi

jalan.

Oleh Karen aitu roda dituntut harus :

- Kuat dan ringan

- Dapat memindahkan panas dengan baik (gesekan ban)

- Perawatan mudah

Nama bagian :

1. bantalan roda 4. Pelek

2. Hub / tromol 5. Ban

3. Jari-jari

Page 37: Modul Chasis Sepeda Motor

1. Jari-jari

1.1 Fungsi

Susunan jari-jari dari pusatnya adalah sebagai penghubung tromol roda dengan peleknya. Jari-

jari juga sebagai berat dari sepeda motor dan sekaligus sebagai penyerap getaran / goncangan

dari kondisi jalan.

Bentuk jari-jari terpasang pada sepeda motor di Indonesia dapat dibedakan bentuknya antara

luar dan dalam.

- Bentuk jari-jari luar dengan mempunyai kebengkokan kurang dari 90º atau mempunyai

jarak antara kepala dengan kebengkokan lebih panjang

- Bentuk jari-jari dalam dengan mempunyai kebengkokan lebih dari 90º atau mempunyai

jarak antara kepala dengan kebengkokan lebih pendek

Page 38: Modul Chasis Sepeda Motor

1.2 Merakit jari-jari

Merakit jari-jari ke tromol maupun ke pelek ada perbedaan pola anyaman untuk jenis rem

tromol maupun rem cakram.

a. Jenis rem tromol

Pola 4H.3R

Artinya :

4 lubang pada hub dan

3 lubang pada Rim

b. Jenis rem cakram

Pola 6H.3R

Artinya :

6 lubang pad ahub dan

3 lubang pada rim

Catatan :

- Pola anyaman adalah persilangan antara jari-jari luar dan dalam

- Jari-jari luar mengarah searah putaran jarum jam

- Jari-jari dalam mengarah berlawanan dari putaran jarum jam

Page 39: Modul Chasis Sepeda Motor

2. Pelek

Pada pelek sedemikian kuat agar dapat mengatasi keolengan dan kebengkokan.

Disamping itu mempunyai bentuk yang memungkinkan ban luar dan ban dalam dapat

dipasangkan secara sempurma.

2.1 Jenis pelek menurut bahannya :

a. Pelek biasa (besi)

Pelek ini dibuat dari baja yang dipres (dari lembaran baja yang digulung dan dipres)

Sifat-sifatnya :

- Daya tahan pemakaian tinggi

- Murah

b. Pelek alumunium paduan

Kebanyakan pelek jenis ini dibuat dari paduan alumunium dam magnesium.

Sifat-sifatnya :

- Ringan, dapat memberikan kenyamanan pada kendaraan

- Awet karena tidak etrjadi korosi

Page 40: Modul Chasis Sepeda Motor

2.2 Jenis pelek menurut Ban yang dipakai

a. Dengan ban dalam (Tube type)

Ciri-ciri :

- Pentil / katup jadi satu dengan ban dalam

- Terdapat lubang untuk jari-jari

- Tidak terdapat Hump (bukit pengaman)

- Pelek belah (Vespa)

b. Tanpa ban dalam (Tubeless)

Ciri-ciri :

- Pentil melekat pad apelek

- Tidak ada lubang (jari-jari)

- Dilengkapi Hump.

Page 41: Modul Chasis Sepeda Motor

2.3 Ukuran pelek

Contoh :

a. 1 . 2 5 – 1 7

Artinya :

1.25 = Lebar pelek (inci)

17 = Diameter pelek (inci)

.

b. 1 . 4 0 x 1 8 - F

Artinya :

1.40 = Lebar pelek (inci)

18 = Diameter pelek (inci)

F = Front (untuk depan)

c. 1 . 6 0 – 1 8 - R

Artinya :

1.60 = Lebar pelek (inci)

19 = Diameter pelek (inci)

R = Rear (untuk belakang)

Catatan :

Keolengan pelek maksimal arah :

Radial : 1,0 mm

Aksial : 1,0 mm

Page 42: Modul Chasis Sepeda Motor

RANGKA SEPEDA MOTOR

RODA

Ban

1. Fungsi dan tuntunan ban

Ban merupakan bagian dari kendaraan yang langsung berhubunan dengan jalan. Berfungsi untuk

menjamin kendaraan berjalan nyaman dan aman dengan mengurangi hambatan-hambatan

gelinding roda. Oleh karena itu banyak sekali tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi oleh ban :

1.1 Tuntutan dasar (utama)

a. Mampu menahan berat kendaraan

dan muatan (arah atas dan bawah)

b. Mampu menahan gaya (dorongan)

dari samping kiri dan kanan.

Contoh : saat belok, zig zag

c. Mampu menahan gaya memanjang

Contoh : saat pengereman dan

akselerasi

1.2 Tuntutan lain :

- Kemampuan traksi (cengkeram) besar

- Tahanan gelinding kecil

- Dapat meredam geratan

Page 43: Modul Chasis Sepeda Motor

2. Nama-nama bagian

Ban dengan ban dalam (tube)

Ban tanpa ban dalam (tubeless)

1. Telapak ban (tread) 5. Ban dalam (tube)

2. Dinding samping (side wall) 6. Pentil ban dalam

3. Kaki ban 7. Lapisan karet dalam (inner linear)

4. Garis pelek (Rim Line) 8. Pentil pelek

Page 44: Modul Chasis Sepeda Motor

3. Jenis-jenis ban

3.1 Dengan ban dalam dan tanpa ban dalam

Ban dengan ban dalam :

Mempunyai kode tipe pentil melekat

pada ban dalam dan ban akan bocor bila

terkena paku

Ban tanpa ban dalam :

Mempunyai kode tubelles. Pentil melekat

pada pelek, jika ken apku tidak langsung

bocor lebih aman

3.2 Menurut kontruksi (stuktur) karkasnya

Ban bias (diagonal)

Ban bias diagonal disebut juga ban konvensional.

Terdiri dari beberapa lapisan lilitan karkas yang

ditenun 30º ÷ 60º terhadap garis tengah ban.

Ban radial

Kontruksi terdiri dari dua bagian pokok yaitu :

Lilitan karkas (1) yang ditenun 90º terhdap garis

tengah ban.

Sabuk ban / belt (2) yang terdiri dari beberapa

lapis, tenun 25º ÷ 40º terhadap garis tengah ban.

Page 45: Modul Chasis Sepeda Motor

4. Ukuran ban dan Aspek ratio

4.1 Aspek ratio

adalah perbandingan tinggi (H) dan lebar ban (W)

Tinggi ban ( H )

Aspek ratio ( % ) = X 100

Lebar ban W

Ban yang digunakan secara spesifik todak sama antara ban depan dan belakang. Penelitian ini

dipengaruhi oleh factor-faktor teknis. Rancangan kembang ban depan lebih mengutamakan

factor anti slip. Sementara ban belakang pada kekuatan cengkeram ( traksi ) terhadap jalan.

4.2 Kode dan ukuran ban

2.75 – 18 – 4 PR / 42 P

2.75 = Lebar ban (inci)

18 = Garis tengah lingkaran dalam ban (inci) / diameter pelek

4 PR = Jumlah lapisan penguat (Ply Rating)

42 = Kodebeban maksimum (kg)

P = Kode batas kecepatan (km/jam)

Page 46: Modul Chasis Sepeda Motor

100 / 90 – 18 – 56 P

100 = Lebar ban ( mm )

90 = Aspek garis ( % )

18 = Garis tengah lingkaran dalam ban

56 = Kode beban maksimum (kg)

P = Kode batas kecepatan (km/jam)

4.00 H – 18 4 PR

4.00 = Lebar ban (inci)

H = Kode batas kecepatan (km/jam)

18 = Garis tengah lingkaran dalam ban (inci)

4 PR = Jumlah lapisan penguat

170 / 60 R 18 73 H

170 = Lebar ban ( mm )

60 = Aspek ratio (%)

R = Ban radial

18 = Diameter pelek (inci)

73 = Kode beban maksimum (kg)

H = Kode batas kecepatan (km/jam)

4.3 PR (Ply Rating)

Angka yang ditulis di depan ply rating bukan jaminan menunjukkan jumlah lapisan yang

sebenarnya, tetapi menunjukkan angka kekuatatn pikul ban. Hal ini tergantung dari jenis bahan

yang digunakan sebagai lapisan.

Page 47: Modul Chasis Sepeda Motor

4.4 Tabel

INDEK KECEPATAN / INDEC SPEED

Indek F G J K L M N P Q R S T U H V Z

Km/h 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 240 240+

KEKUATAN PIKUL BAN / INDEC LOAD

U kg LI kg LI kg LI kg LI kg LI kg LI kg

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

45

46.3

47.5

48.7

50

51.5

53

54.5

56

58

60

61.5

63

65

67

69

71

73

75

77.5

80

82.5

85

87.5

90

92.5

95

97.5

100

103

106

109

112

115

118

121

125

128

132

136

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

140

145

150

155

160

165

170

175

180

185

190

195

200

206

212

218

224

230

236

243

250

257

265

272

280

290

300

307

315

325

335

345

355

365

375

387

400

412

425

437

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

450

462

475

487

500

515

530

545

560

580

600

615

630

650

670

690

710

730

750

775

800

825

8/50

875

900

925

950

975

1000

1030

1060

1090

1120

1150

1180

1215

1250

1285

1320

1360

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

1400

1450

1500

1550

1600

1650

1700

1750

1800

1850

1900

1950

2000

2060

2120

2180

2240

2300

2360

2430

2500

2575

2650

2725

2800

2900

3000

3075

3150

3250

3350

3450

3550

3650

3750

3875

4000

4125

4250

4350

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

4500

4625

4750

4875

5000

5150

5300

5450

4600

5800

600

6150

6300

6500

6700

6900

7100

7300

7500

7750

8000

8250

8500

8750

9000

9250

9500

9750

10000

10300

10600

10900

11200

11500

11800

12150

12500

12850

13200

13600

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

226

227

228

229

230

231

232

233

234

235

236

237

238

239

14000

14500

15000

15500

16000

16500

17000

17500

18000

18500

19000

19500

20000

20600

21200

21800

24000

23000

23600

24300

25000

25750

25600

27250

28000

29000

30000

30750

31500

32500

33500

34500

35500

36500

37500

38750

40000

41250

42500

43750

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

45000

46250

47500

48750

50000

51500

53000

54500

56000

58000

60000

64500

63000

65000

67000

69000

71000

73000

75000

77500

80000

82500

85000

87500

90000

92500

95000

97500

100000

103000

106000

109000

112000

115000

118000

121000

125000

128500

132000

136000

Page 48: Modul Chasis Sepeda Motor

5. TWI (TREAD WEAR INDICATORS)

Twi adalah tanda atau indicator yang dipakai untuk menentukan tingkat keausan telapak ban.

Tinggi TWI umumnya 1 s.d 1,5 mm diukur dari dasar telapak tangan.

Gantilah ban apabila tanda keausan “∆” atau ditulis TWI sudah dicapai oleh kondisi keausan ban.

Perhatian !

Kedalaman minimum kembang ban : 1 mm

Page 49: Modul Chasis Sepeda Motor

6. Kembang ban

Macama-macam kembang ban

6.1 Pola Rib

Sifat-sifatnya :

- Getaran dan suara ban halus

- Tahnan gelinding kecil

- Kemampuan pada tikungan dan

pengereman bagus

- Stabilitas pengendalian baik

6.2 Pola blok

Sifat-sifatnya :

- Daya cengkeram dan kemampuan

ditikungan baik

- Tahan slip diatas jalan basah

- Pengereman diatas jalan aspal baik

6.3 Pola lug

Sifat-sifatnya :

- Tidak mudah slip

- Daya cengkeram (traksi) baik

- Timbul suara gaduh

Page 50: Modul Chasis Sepeda Motor

7. Tekanan ban

Tekanan ban akan menentukan kenyamanan dan keamanan berkendaraan.

Sebaiknya lihat table tekanan ban yang dianjurkan.

7.1 Tekanan kurang

- Mudah slip

- Keausan besar dan tidak merata

- Tahan gelinding besar

- Ban menjadi panas, dapat terkelupas

7.2 Tekanan tinggi

- Keausan ban bagiab tengah besar

- Kenyamanan berkurang

Catatan :

Penambahan atau pengisian udara , ban dalam kondisi temperature normal (dingin)

Page 51: Modul Chasis Sepeda Motor

RANGKA SEPEDA MOTOR

KOPLING

KOPLING

1. FUNGSI

- Dapat meneruskan poros engkol ke transmisi (versneling)

- Dapat melepaskan / memutuskan hubungan / putaran antara poros engkol dengan transmisi.

- Dapat meneruskan putaran poros engkol ke transmisi secera berangsur-angsur dan merata

tanpa hentakan.

2. Jenis kopling

2.1 Kopling manual

Terdiri atas beberapa bagian antara lain :

- Cluch Outer (rumah kopling) berputar mengikuti putaran poros engkol.

- Friction Plate (Kampas Kopling) berputar mengikuti rumah kopling

- Clutch Center (bagian tengah kopling) berputar mengikuti main shaft (poros utama)

- Clutch Plate (Pelat kopling) berputar mengikuti clucht center

Page 52: Modul Chasis Sepeda Motor

a. Nama-nama bagian :

Page 53: Modul Chasis Sepeda Motor

b. Cara kerja

- Posisi Terhubung

- Pegas koil menarik plat penekan (pressure plate)

- Plat penekan menekan plat kopling (steel plate) dan kampas kopling (friction

plate)

- Putaran mesin menuju transmisi dan roda belakang TERHUBUNG

- Posisi Terlepas

- Handle kopling di tekan.

- Lfter plate (plat pengungkit) mendorong pressure plate.

- Terjadi kerenggangan antara plat kopling dan kampas kopling

- Putaran mesin menuju trasmisi dan roda belakang TERPUTUS

Page 54: Modul Chasis Sepeda Motor

2.2 Kopling otomatis

Kopling jenis ini bekerja bedasarkan adanya gaya sentrifugal saat mesin bekerja.

Sehingga untuk kopling otomatis tidak perlu lagi menggunakan handle kopling seperti hanya

kopling manual.

a. Nama-nama bagian :

Page 55: Modul Chasis Sepeda Motor

b. Cara kerja

Posisi terlepas :

- Putaran mesin masih rendah

- Kampas dan plat kopling masih

merenggang

- Putaran mesin menuju transmisi dan

roda belakang TERPUTUS.

Posisi Terhubung :

- Putaran mesin bertambah tinggi.

- Clutch weight (bobot Sentrifugal)

bergerak mewnekan clutch plate.

- Kampas dan plat kopling merapat.

- Putaran mesin mnuju transmisi dan

roda belakang TERHUBUNG.

Page 56: Modul Chasis Sepeda Motor

c. Proses pemindahan gigi

- Pedal transmisi ditekan

- Handle kopling memutar lifter cam

- Posisi peluru pada Ball Retainer yang

merapat dengan lifter cam berpindah tempat

- Akibatnya clutch plate terdorong ke kiri.

- Posisi clutch plate yang sedang ditekan oleh

bobot sentrifugal bergerak menjauh.

- Plat dan kampas kopling kembali

merenggang

- Pemindahan gigi dengan mudah dapat

dilakukan

Page 57: Modul Chasis Sepeda Motor

2.3 Kopling ganda

Kopling ganda digunakan pad asepeda motor jenis bebek dengan tujuan untuk mengatasi

hentakan pada saat sepeda motor masuk gigi satu pada awal start (mulai jalan)

Kopling ganda terdiri dari kopling primer yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal

dankopling sekunder yang bekerja secara konvensional.

Kopling primer (ganda) terdiri

- Clutch Shoe (sepatu kopling) yang berputar mengikuti poros engkol

- Clutch Drum (rumah kopling) yang berhubungan dengan kopling konvensional.

a. Nama-nama bagian

Page 58: Modul Chasis Sepeda Motor

b. Cara kerja

Putaran rendah :

- Clutch Shoe belum mengembang masih

tertahan pegas.

- Clutch Drum juga belum berputar

- Putaran poros engkol (mesin) menuju

transmisi TERPUTUS

Putaran tingggi:

- Clutch Shoe mulai menegembang karena

gaya sentrifugal.

- Clutch Drum ikut berputar karena terjadi

gesekan antara Clutch Shoe dan Clutch

Drum

- Putaran Clutch Drum dapat diteruskan

ke kopling sekunder (Manual)

- Putaran poros engkol menuju transmisi

TERHUBUNG

Page 59: Modul Chasis Sepeda Motor

MESIN SEPEDA MOTOR

TRANSMISI

TRANSMISI

Fungsi :

Mengatur perbandingan putaranm mesin dengan roda belakang sehigga menghasilkan momen /

tenaga putar yang diinginkan.

1. Prinsip Dasar Kerja Transmisi

Lengan

Lengan pengungkit yang panjang memungkinkan perpindahan beban berat dengan tenaga yang

kecil.

Gigi

Putaran cepat

Momen putar kecil

Putaran lambat

Momen putar besar

Page 60: Modul Chasis Sepeda Motor

2. Macam-macam transmisi

2.1 Dengan gigi besar (sliding gear)

Gigi 1 : Roda gigi A D dihubungkan

B C dilepas

Gigi 2 : Roda gigi B C dihubungkan

A D dilepas

Page 61: Modul Chasis Sepeda Motor

Aliran tenaga transmisi Roda gigi geser

Posisi gigi 1 (putaran output lambat momen besar )

Posisi gigi 2 (putaran output makin cepat momen makin kecil )

Page 62: Modul Chasis Sepeda Motor

2.2 Dengan gigi tetap (constant mesh)

Gigi 1 : Kopling geser dihubungkan ke roda gigi D

A D berhubungan

Gigi 2 : Kopling geser dihubungkan ke roda gigi C

B C berhubungan

Page 63: Modul Chasis Sepeda Motor

Aliran Tenaga Transmisi Roda gigi tetap

Posisi gigi 1 (putaran output lambat, momen besar)

Posisi gigi 2 (putaran output makincepat, momen makin kecil)

Page 64: Modul Chasis Sepeda Motor

Contoh : diagram aliran tenaga

Page 65: Modul Chasis Sepeda Motor

3. Nama-nama bagian

Page 66: Modul Chasis Sepeda Motor

4. Fungsi bagian-bagian transmisi

4.1 Main shaft (poros utama)

Poros utama selalu berhubungan dengan poros engkol melalui gigi rumah kopling dan gigi

penggerak utama (driven gear primary)

Pada poros utama terdapat gigi-gigi yaitu :

Gigi mati : gigi yang akan berputar bila poros berputar ( 21,MM )

Gigi bebas : gigi yang bebas berputar pada poros ( 4M )

Gigi geser : gigi yang dapat bergeser ( 3M ) pada poros ke kiri / kanan (sebagai kopling

geser) gigi GESER dilengkapi tonjolan (DOG)

Tonjolan-tonjolan ini (DOG) apabila roda igi bergeser, akan masuk ke dalam lubang (DOG

HOLE) yang ada pada gigi sebelahnya, sehingga gigi tersebut akan mengikuti putaran dari gigi

yang ada DOG nya.

Page 67: Modul Chasis Sepeda Motor

4.2 Countershaft (poros lawan)

Poros lawan selalu berhubungan dengan roda belakang melalui rantai roda.

Pada poros lawan juga terdapat gigi-gigi

- Gigi mati ( 4C )

- Gigi bebas ( 31,CC )

- Gigi geser ( 2C )

Gigi-gigi pada main shaft dan counter shaft selalu disusun sebagai berikut :

a. Gigi MATI selalu berdampingan dengan gigi bebas

b. Gigi pada main shaft dengan gigi-gigi pada counter shaft di set (dipertemukan) pada posisi

gigi BEBAS bertemu dengan gigi MATI.

Page 68: Modul Chasis Sepeda Motor

4.3 Mekanisme pemindah gigi

Mekanisme pemindah gigi transmisi dibantu oleh beberapa peralatan antara lain :

a. Gear Shift Fork (garpu pemindah) kiri dan kanan 1.2

b. Gear Shift Stoper (tromol pemindah gigi) 3

c. Shift Drum Stoper (pelat stooper tromol pemmindah gigi) 4

d. Gear Shift positive stopper (stopper tromol pemindah gigi) 5

e. Gear Shift Spindle (poros pedal transmisi) 6

f. Arm Gear Shift (lengan penarik-pendorong) 7

Pada saat shift pedal (pedal transmisi) ditekan, maka gear shift spindle (poros pedal transmisi)

akan berputar dan menyebabkan pula berputarnya gear shift drum. Dengan berputarnya gear shift

drum akan menggerakkan shift fork kearah pergerakan jalur yang ada pada shift drum, sehingga

gigi transmisi yang berhubungan dengan shift fork, akan bergerak sesuai dengan pergerakan shift

fork pada jalur, sehingga proses perpindahangigi akan berlangsung sesuai dengan perpindahan

gigi yang dikehendaki.

Page 69: Modul Chasis Sepeda Motor

5. Proses pengoperasian transmisi 4 kecepatan

5.1 Posisi netral

5.2 Posisi gigi 1

Agar gigi 1C dapat memutar poros lawan (counter shaft), yaitu dengan cara menggeser gigi geser

3C kea rah gigi 1C agar DOG pada gigi 3C masuk ke dalam DOG HOLE pada gigi 1C , sehingga

gigi 1C akan berubah menjadi gigi mati.

Page 70: Modul Chasis Sepeda Motor

5.3 Posisi gigi 2

5.4 Posisi gigi 3

Page 71: Modul Chasis Sepeda Motor

5.5 Posisi gigi 4