modul 6 s6

Upload: andank-septian-jadi-ii

Post on 19-Jul-2015

194 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KARDIOVASKULARModul VI NYERI BETIS

OLEH : SGD III

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Parsinah Mardiah Widah hanum Namira Nur Faizzah Aslima Tambunan Yunio Eko Budi Santoso Andry Miraza Sri Wustito Wati Putri M. Tony Darmawan Astriani berlian

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA1

LEMBAR PENGESAHAN MANUSIA SEBAGAI KESATUAN BIOPSIKOSOSIOKULTURAL

Modul IV Mental Disorder

Peneliti :

SGD VI Medan, 20 Januari 2012

Tutor :

dr. Fahmi Sani

2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat beserta karunia-Nya kami kelompok SGD 3 telah dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Semoga penyusunan makalah ini dapat menjadi wadah pengembangan diri dan kreatifitas bagi para mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UISU, di mana dalam perjalanan akademiknya mahasiswa/i di tuntut dapat mengembangkan suatu masalah yang terdapat di dalam sebuah skenario, yang pada akhirnya di susun dalam suatu bacaan ilmiah. Makalah dan juga hal ini akan melatih para mahasiswa/i untuk dapat berfikir secara kritis dalam menguraikan suatu persoalan. Dalam makalah ini nantinya akan di bahas mengenai Penyakit Pembuluh darah.Penyakit Pembuluh darah merupakan kasus utama penyebab kelainan dan kesakitan pada manusia. Penyakit Pembuluh darah adalah keadaaan dimana terjadi gangguan baik yang disebabkan oleh penyumbatan,atau pembekuan pembuluh darah arteri dan pembuluh darah vena. Demikian gambaran secara singkat tentang makalah yang terdapat pada

pembahasannya. Layaknya sebagai mahasiswa/i yang masih dalam proses pembelajaran tentunya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kami menerima saran dan kritik yang membangun dari para pembaca. Wassalamualaikum Wr .Wb.

Medan,

April 2012

(Small group discustion 3)

I3

II

LEMBAR PENILAIAN

NILAI

PARAF

4

III

DAFTAR ISI

Kata pengantar ....................................................................................... Lembar pengesahan ................................................................................ Lembar penilaian .................................................................................... Daftar isi .................................................................................................

I II III IV

BAB I (PENDAHULUAN) 1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................... BAB II (PEMBAHASAN) 2.1 Skenario ........................................... 2.3 Learning Objective ............................................................. BAB III (PEMBAHSAN) 3.1 Definisi Penyakit pembuluh darah .......................................... 03 02 02 01

3.2 Klasifikasi Penyakit pembuluh darah ...................................... 05 3.3 Patofisiologi Penyakit pembuluh darah .................................. 07

3.4 Etiologi Penyakit pembuluh darah ........................................... 08 3.5 Gejala dan tanda Penyakit pembuluh darah ............................. 10 3.6 Faktor resiko Penyakit pembuluh darah ................................... 11 3.7 Komplikasi Penyakit pembuluh darah ...................................... 13 3.8 Pemeriksaan Penyakit pembuluh darah..................................... 14 3.9 Penatalaksanaan Penyakit pembuluh darah............................... 15 BAB IV (PENUTUP) 4.1 Kesimpulan ........................................................................... 4.2 Saran ..................................................................................... Daftar Pustaka Nama Kelompok 15 16

5

IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Tambunan KL. Trombosis : Masalah di Indonesia Masa Kini dan Masa Datang. Jakarta : Yoga Buana;2009. 2. Supandiman I. Trombosis. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FK UI;2001. 3. Rani AA, Soegondo, Nazir AU et al. Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta : Pusat Penerbitan 4. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2006. 5. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R et al. Trombosis Vena. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas 6. Kedokteran Universitas Indonesia;2001. 7. Dahlan M. Trombosis Arterial Tungkai Akut. Dalam : Buku Ajar Ilmu 8. Penyakit Dalam Jilid I. Edisi 4. Jakarta : Pusat Penerbit IPD FK UI;2007.

6

NAMA KELOMPOK SGD 3

13. Parsinah 14. Mardiah 15. Widah hanum 16. Namira 17. Nur Faizzah 18. Aslima Tambunan 19. Yunio Eko Budi Santoso 20. Andry Miraza 21. Sri Wustito Wati 22. Putri 23. M. Tony Darmawan 24. Astriani berlian 25. Teguh

7

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Penyakit-penyakit pada pembuluh darah sangat ramai dibicarakan saat ini, baik penyakit jantung koroner maupun penyakit vaskular lainnya yang banyak ditemukan di masyarakat. Masyarakatpun mulai was-was dengan adanya penyakit-penyakit vascular ini karena di beberapa negara baik di negara maju maupun negara berkembang penyakit

vaskular dianggap sebagai penyebab utama penyakit jantung koroner yang merupakan pembunuh nomor satu didunia. Penyakit pembuluh darah disebabkan oleh banyak faktor tetapi yang paling utama adalah keslahan gaya hidup yang tidak sehat, makan-makanan yang tidak terkontrol dan tidak seimbang sehingga menyebabkan menimbunnya berbagai zat yang memacu terjadinya penyakit pembuluh darah. Makanan yang berlemak dan mengandung kolesterol tinggi dapat meningkatkan resiko terkena penyakit pembuluh darah seperti aterosklerosis karena penyumbatan pada pembuluh darah disebabkan menempel dan menumpuknya LDL dan sangat sedikit kandungan HDL pada darah sehingga LDL tidak dapat dilarutkan oleh HDL dan menyumbat aliran darah sehingga organ yang kekurangan pasokan darah akan mengalami berbagai macam gangguan. Merokok juga faktor utama timbulnya gangguan pada pembuluh darah yang sangat ditakuti yaitu buerger disease atau tromboangitis obliterans. Hal ini dimulai dengan terganggunya sistem keimunan tubuh sehingga tubuh menjadi rentan dan mudah terserang penyakit dan peradangan. Racun-racun dari rokok menempel pada pembuluh darah yang menyumbat dan menyebabkan peradangan. Melihat Indonesia sebagai negara berkembang dengan ekonomi yang sebagian besar menengah kebawah tentunya sangat sulit untuk menerapkan pola hidup sehat ataupun melakukan berbagai kegiatan-kegiatan pencegahan. Hal ini menjadikan banyaknya kasus8

kasus penyakit vaskular yang belum dapat dijangkau pemerintah untuk dilaksanakan tindakan penanganan secepatnya

BAB II PEMBAHASAN 2.1 SkenarioMODUL VI (KARDIOVASKULER) SKENARIO 6

NYERI BETIS Tuan X ,40 Tahun , mengeluh rasa nyeri dan panas pada betis bila berjalan jauh, yang hilang bila istirahat.Keluhan tersebut sudah lama dirasakan, tetapi tidak pernah diobati.Pada pemeriksaan kaki tampak normal kecuali ibu jari kaki kanan yang tampak kehitaman, pulsasi arteri dorsalis pedis kanan melemah, kadar gula darah sewaktu 115 mg %. Penderita adalah perokok hebat.

2.2 Learning Objective1. Siswa mampu mengetahui dan memahami Definisi penyakit pembuluh darah 2. Siswa mampu mengetahui dan memahami Klasifikasi penyakit pembuluh darah 3. Siswa mampu mengetahui dan memahami Patofisiologi penyakit pembuluh darah 4. Siswa mampu mengetahui dan memahami Etiologi penyakit pembuluh darah 5. Siswa mampu mengetahui dan memahami Gejala/tanda penyakit pembuluh darah 6. Siswa mampu mengetahui dan memahami Faktor resiko penyakit pembuluh darah 7. Siswa mampu mengetahui dan memahami Komplikasi penyakit pembuluh darah 8. Siswa mampu mengetahui dan memahami Pemeriksaan penyakit pembuluh darah 9. Siswa mampu mengetahui dan memahami Penatalaksanaan penyakit pembuluh

9

BAB III SUB PEMBAHASAN

3.1 Definisi Penyakit Pembuluh DarahPenyakit Pembuluh darah (PPD) adalah keadaan dimana terganggunya sistem

vaskular tubuh baik arteri maupun vena yang disebabkan oleh bakteri, virus, cacing, bahkan zat-zat dalam tubuh manusia yang memiliki jumlah berlebihan sehingga menyebabkan gangguan, selain itu faktor lingkungan dan luar yang dapat meyebabkan penyakit vaskular akibat terpapar secara berkesinambungan oleh suatu faktor seperti radiasi sinar x.

3.2 Klasifikasi Penyakit Pembuluh daraha.Penyakit Aterosklerosis Aterosklerosis, atau pengerasan arteri, adalah kondidi pada arteri besar dan kecil yang ditandai penimbunan endapan lemak, trombosit, n eutrofil, monosit, dan makrofag diseluruh kedalaman tunika intima dan akhirnya ke tunika media. Arteri yang paling sering terkena adalah arteri koroner, aorta, dan arteri serebral. Pembuluh arteri mengikuti proses penuaan yang karakteristik seperti penebalan tunika intima, berkurangnya elastisitas, penumpukan kalsium terutama di arteri-arteri besa menyebabkan fibrosis yang merata menyebabkan aliran darah lambat laun berkurang. Manife stasi penyakit jantung koroner disebabkan ketidak seimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dengan suplai yang masuk. Masuknya oksigen untuk miokardium sebetulnya tergantung dari oksigen dalam darah dan arteria koronaria. Di kenal dua keadaan ketidakseimbangan masukan terhadap kebutuhan oksigen yaitu : hipoksemi (iskemi) yang ditimbulkan oleh kelainan vaskular dan hipoksi (anoksi) yang disebabkan kekurangan oksigen dalam darah. Perbedaannya ialah pada iskemi terdapat kelainan vaskular sehingga perfusi ke jaringan berkurang dan eleminasi metabolit yang ditimbulkannya menurun juga, sehingga gejalanya akan lebih cepat muncul.10

b. Trombosis Trombosis adalah terbentuknya masa dari unsur darah didalam pembuluh darah

vena atau arteri pada makluk hidup. Trombosis merupakan istilah yang umum dipakai untuk sumbatan pembuluh darah, baik arteri maupun vena. Trombosis hemostatis yang bersifat self-limited dan terlokalisir untuk mencegah hilangnya darah yang berlebihan merupakan respon normal tubuh terhadap trauma akut vaskuler, sedangkan trombosis patologis seperti trombosis vena dalam (TVD), emboli paru, trombosis arteri koroner yang menimbulkan infark miokard, dan oklusi trombotik pada serebro vaskular merupakan respon tubuh yang tidak diharapkan terhadap gangguan akut dan kronik pada pembuluh darah dan darah. Ahli bedah vaskular berperan untuk mengeluarkan trombus yang sudah terbentuk yaitu dengan melakukan trombektomi. Konsep trombosis pertama kali diperkenalkan oleh Virchow pada tahun 1856 dengan diajukamya uraian patofisiologi yang terkenal sebagai Triad ofVirchow, yaitu terdiri dari abnormalitas dinding pembuluh darah, perubahan komposisi darah, dan gangguan aliran darah.2 Ketiganya merupakan faktor-faktor yang memegang peranan penting dalam patofisiologi trombosis. Dikenal 2 macam trombosis, yaitu : 1. Trombosis arteri 2. Trombosis vena Etiologi trombosis adalah kompleks dan bersifat multifaktorial. Meskipun ada perbedaan antara trombosis vena dan trombosis arteri, pada beberapa hal terdapat keadaan yang saling tumpang tindih. Trombosis dapat mengakibatkan efek lokal adan efek jauh. Efek lokal tergantung dari lokasi dan derajat sumbatan yang terjadi pada pembuluh darah, sedangkan efek jauh berupa gejal-gejala akibat fenomena tromboemboli. Trombosis pada vena besar akan memberikan gejala edema pada ekstremitas yang bersangkutan. Terlepasnya trombus akn menjadi emboli dan mengakibatkan obstruksi dalam sistem arteri, seperti yang terjadi pada emboli paru, otak dan lain-lain.

11

c. Burger disease Penyakit Buerger atau Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah penyakit oklusi kronis pembuluh darah arteri dan vena yang berukuran kecil dan sedang. Terutama mengenai pembuluh darah perifer ekstremitas inferior dan superior. Penyakit pembuluh darah arteri dan vena ini bersifat segmental pada anggota gerak dan jarang pada alat-alat dalam. Penyakit Tromboangitis Obliterans merupakan kelainan yang mengawali terjadinya obstruksi pada pembuluh darah tangan dan kaki. Pembuluh darah mengalami konstriksi atau obstruksi sebagian yang dikarenakan oleh inflamasi dan bekuan sehingga mengurangi aliran darah ke jaringan.

d.Takayasu Takayasu disebut juga dengan istilah aortik arch syndrom adalah penyakit inflamasi kronik yang tidak diketahui penyebabnya melibatkan aorta dan cabang utamanya. Pertama kali ditemukan pada tahun 1908 oleh seorang oftalmologis dari jepang bernama Mikito Takayasu yang melaporkan adanya anastomosis retina dan hilangnya nadi pada ekstremitas atas

e.LymphedemaLymphedema, juga dikenal sebagai obstruksi limfatik, adalah kondisi lokal retensi cairan dan jaringan pembengkakan yang disebabkan oleh sistem limfatik dikompromikan. Sistem limfatik mengembalikan cairan interstisial ke saluran dada dan kemudian ke aliran darah, di mana ia diresirkulasi.

\

12

3.3 Patofisiologi Penyakit pembuluh darah

a.AterosklerosisProses dimulai dengan cedera endotel, dilanjutkan dengan penempelan makrofag dan produksi sitokin, lalu akan timbul oksidasi dan fragositosis LDL, kemudian sel busa dan sel lemak tampak. Inflamasi berlanjut, terjadi migrasi dan fibrosis otot polos, remodeling vaskular yang berakhir plak, plak mengalami ulserasi atau ruptur maka terjadilah trombosis aterosklerosis.

b.TrombosisTrombosis terjadi akibat aliran darah menjadi lambat atau terjadinya statis aliran darah. Sedangkan kelainan endotel pembuluh darah merupakan faktor penyebab trombus vena dan arteri sebagian besar terdiri dari fibrin dan eritrosit dan hanya mengandung sedikit masa trombosit.terjadinya pembekuan dalam pembuluh darah.

c.Burger diseaseMekanisme penyebaran penyakit Buerger sebenarnya belum jelas, tetapi beberapa penelitian telah mengindikasikan suatu implikasi fenomena imunologi yang mengawali tidak berfungsinya pembuluh darah dan wilayah sekitar thrombus. Pasien dengan penyakit ini memperlihatkan hipersensitivitas pada injeksi intradermal ekstrak tembakau, mengalami peningkatan sel yang sangat sensitive pada kolagen tipe I dan III, meningkatkan serum titer anti endothelial antibody sel , dan merusak endothel terikat vasorelaksasi pembuluh darah perifer. Meningkatkan prevalensi dari HLA-A9, HLA-A54, dan HLA-B5 yang dipantau pada pasien ini, yang diduga secara genetic memiliki penyakit ini.

13

d.TakayasuTerjadi infiltrasi monocluear dan tunika adventisia diawal penyakit perubahan granulo matosa ditemukan di tunika media sel langerhans dan ne krosis central dari serabut elastis dan sel otot polos panarterits dengan infiltrasi dari limfotik, sel plasma, histiosit, dan sel grant terjadi. Pada stadium awal penyakit terdapat inflamasi aktif melibatkan asteritis granulomatosa pada aorta dan percabangannya, dengan perubahan sekunder pada tunika media dan adventisia .penyakit ini berkembang dalam kecepatan bervariasi menjadi stadium sklerotik dimana terdapat hyperplasia dari tunika intima ,degenerasi tunika media, dan fibrosis dan tunika media dan penebalan aseluler dari tunika intima ini memperburuk keadaan lumen pembuluh darah. Proses proliferature ini menuntut terjadinya penyumbatan pada lumen aorta dan percabangan.

e.LymphedemaAliran limfe dari kaki ke jantung adalah hasil dari otot soleus juga dikenal sebagai pompa betis. Ketika seseorang berjalan, kontraksi soleus, meremas getah bening keluar dari kaki melalui pembuluh limfatik. Ketika otot relaksasi, katup di dalam pembuluh tertutup mencegah cairan kembali ke bagian bawah kaki. Para limfe dari kaki disaring melalui node inguinalis di daerah selangkangan dalam perjalanan ke saluran toraks. Penyumbatan kelenjar inguinal dapat berkontribusi untuk pembengkakan di kaki. Dari saluran dada, getah bening yang kembali ke sirkulasi vena melalui vena subklavia kiri.

14

3.4 Etiologi Penyakit pembuluh darah a.AterosklerosisKadar LDL lebih tinggi dari HDL Radikal bebas yang tidak terkendali Peningkatan trigleserida Peningkatan lipoprotein

b.TrombosisAda 3 hal yang berpengaruh dalam pembentukan/ timbulnya trombus ini (trias Virchow) : Kondisi dinding pembuluh darah (endotel) Aliran darah yang melambat/ statis Komponen yang terdapat dalam darah sendiri berupa peningkatan koagulabilitas

c.Buerger diseasePenyebabnya tidak jelas, tetapi biasanya tidak ada faktor familial serta tidak ada hubungannya dengan penyakit Diabetes Mellitus. Penderita penyakit ini umumnya perokok berat yang kebanyakan mulai merokok pada usia muda, kadang pada usia sekolah . Penghentian kebiasaan merokok memberikan perbaikan pada penyakit ini. Walaupun penyebab penyakit Buerger belum diketahui, suatu hubungan yang erat dengan penggunaan tembakau tidak dapat disangkal. Penggunaan maupun dampak dari tembakau berperan penting dalam mengawali serta berkembangnya penyakit tersebut. Hampir sama dengan penyakit autoimune lainnya, Tromboangitis Obliterans dapat memiliki sebuah predisposisi genetik tanpa penyebab mutasi gen secara langsung. Sebagian besar peneliti mencurigai bahwa penyakit imun adalah suatu endarteritis yang dimediasi sistem imun.

15

d.TakayasuBelum diketahui pasti penyebab takayasu arteritis tetami dapat ditemukan adanya anastomosis arterio venosus retina dan hilangnya denyut nadi ekstremitas atas.

e. LymphedemaLymphedema mungkin diturunkan dari orangtua (primer) atau disebabkan oleh cedera pada pembuluh limfatik (sekunder). Hal ini paling sering terlihat setelah diseksi kelenjar getah operasi node, dan / atau terapi radiasi, di mana kerusakan pada sistem limfatik disebabkan selama pengobatan kanker, terutama kanker payudara. Pada banyak pasien dengan kanker, kondisi ini tidak berkembang sampai bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah terapi telah menyimpulkan. Lymphedema juga dapat dikaitkan dengan kecelakaan atau penyakit tertentu atau masalah yang dapat menghambat sistem limfatik dari berfungsi dengan benar. Di daerah tropis di dunia, penyebab umum sekunder lymphedema adalah filariasis, infeksi parasit. Hal ini juga dapat disebabkan oleh mengkompromikan dari sistem limfatik akibat selulitis. Sementara penyebab pasti lymphedema utama masih belum diketahui, itu biasanya terjadi karena kelenjar getah bening kurang berkembang atau hilang dan / atau saluran dalam tubuh. Lymphedema dapat hadir pada saat lahir, berkembang pada masa pubertas (praecox), atau tidak menjadi jelas selama bertahun-tahun sampai dewasa (tarda). Pada pria, tungkai bawah lymphedema utama adalah yang paling umum, terjadi pada satu atau kedua kaki. Beberapa kasus lymphedema dapat berhubungan dengan kelainan pembuluh darah lainnya. Sekunder lymphedema mempengaruhi baik pria maupun wanita. Pada wanita, hal ini sangat lazim pada tungkai atas setelah operasi kanker payudara dan diseksi kelenjar getah bening, yang terjadi di lengan di sisi tubuh dimana operasi dilakukan. Kepala dan leher lymphedema dapat disebabkan oleh pembedahan atau terapi radiasi untuk kanker lidah atau tenggorokan. Hal ini juga dapat terjadi pada anggota tubuh bagian bawah atau selangkangan setelah operasi untuk usus besar, ovarium atau kanker rahim, di mana pengangkatan kelenjar getah bening atau terapi radiasi diperlukan. Operasi atau pengobatan untuk prostat, usus besar dan kanker testis dapat menyebabkan lymphedema sekunder, terutama ketika kelenjar getah bening telah terhapus atau rusak.

16

3.5 Gejala dan Tanda Penyakit pembuluh darah a.AterosklerosisNyeri dada, nafas pendek, nyeri tungkai saat berjalan hilang saat istirahat. Kerontokan rambut dan ulkus kulit ekstremitas. Sakit kepala, pusing, demam, dan mimisan.

b.TrombosisGejala awal adalah nyeri pada daerah yang bersangkutan. mati rasa, kelemahan otot, dan rasa seperti ditusuk-tusuk. Bengkak, perubahan warna dan fungsi berkurang pada anggota tubuh. Pembengkakan disertai rasa nyeri ,biasanya pada ekstremitas bawah. Kadang nyeri dapat timbul ketika tungkai dikeatas atau ditekuk. Daerah yang terkena berwarna kemerahan dan nyeri bila ditekan. Dapat dijumpai demam dan takikardi walaupun tidak selalu.

c.Buerger diseaseJari iskemik dan nyeri pada ekstremitas atas dan bawah pada laki-laki dewasa muda dengan riwayat merokok berat. Klaudikasi kaki Sindrom raynaud

d.TakayasuNyeri abdomen setelah makan karena penyempitan arteri mesentrik Cerebrovaskular Iskemi mesenterika Carotidymia.

e.Lymphedema

17

-

Rasa lelah yang berlebihan Bagian tubuh yang terkena bengkak

- Kaki gajah

3.6 Faktor resiko Penyakit pembuluh darah a.Aterosklerosis1.Dislipidema - Peningkatan kolesterol total atau kolesterol LDL. -Penurunan HDL faktor resiko tunggal trpenting pada dislipidemia. -Peningkatan triglesirida terutama bila LDL juga tinggi. -Peningkatan lipoprotein 2.Merokok 3.Hipertensi 4.Jenis kelamin pria 5.Wanita setelah monopause 6.Usia >50 7.Diabetes 8.Peningkatan fibrinogen 9.Diet tinggi lemak,gaya hidup nyaman 10.Riwayat keluarga

b.TrombosisPasien dengan faktor risiko tinggi untuk menderita trombosis vena dalam yaitu apabila : Riwayat trombosis, strok Paska tindakan bedah terutama bedah ortopedi Imobilisasi lama terutama paska trauma/ penyakit berat Luka bakar Gagal jantung akut atau kronik Penyakit keganasan baik tumor solid maupun keganasan hematologi Infeksi baik jamur, bakteri maupun virus terutama yang disertai syok.18

-

Penggunaan obat-obatan yang mengandung hormon esterogen Kelainan darah bawaan atau didapat yang menjadi predisposisi untuk terjadinya trombosis.

c.Burger disease- Adanya tanda insufisiensi arteri - Umumnya pria dewasa muda - Perokok berat

d.Takayasuusia dibawah 40 tahun atau bahkan lebih muda wanita muda penyempitan arteri hipertensi

e.Lymphedemaketurunan pengidap penyakit pasien pasca operasi kanker pasien pasca terapi radiasi kanker

19

3.7 Komplikasi Penyakit pembuluh darah a.Aterosklerosisgagal jantung edema akut gangrene

b.Trombosisedema akut pada ekstremitas gangrene kaki gajah gagal jantug

c.Burger diseaseotot menjadi atrofi atau mengalami fibrosis tulang mengalami osteoporosis dan bila timbul gangren maka terjadi destruksi tulang yang berkembang menjadi osteomielitis terjadi kontraktur dan atrofi kulit menjadi atrofi fibrosis perineural dan perivaskular ulserasi dan gangren yang dimulai dari ujung jari.

d.TakayasuHipertensi berat Vertigo Sesak napas Iskemi miokard Gagal jantung

e.LymphedemaErysipelas Kaki gajah cornification atau keratosis,

20

-

kista atau fistula

3.8Pemeriksaaan penunjang a TrombosisTidak terdapat pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk mendiagnosis penyakit Buerger. Tidak seperti penyakit vaskulitis lainnya, reaksi fase akut (seperti angka sedimen eritrosit dan level protein C reaktif) pasien penyakit Buerger adalah normal. Pengujian yang direkomendasikan untuk mendiagnosis penyebab terjadinya vaskulitis termasuk didalamnya adalah pemeriksaaan darah lengkap; uji fungsi hati; determinasi konsentrasi serum kreatinin, peningkatan kadar gula darah dan angka sedimen, pengujian antibody antinuclear, faktor rematoid, tanda-tanda serologi pada CREST (calcinosis cutis, Raynaud phenomenon, sklerodaktili and telangiektasis) sindrom dan scleroderma dan screening untuk hiperkoagulasi, screening ini meliputi pemeriksaan antibodi antifosfolipid dan homocystein pada pasien buerger sangat dianjurkan. Angiogram pada ekstremitas atas dan bawah dapat membantu dalam mendiagnosis penyakit Buerger. Pada angiografii tersebut ditemukan gambaran corkscrew dari arteri yang terjadi akibat dari kerusakan vaskular, bagian kecil arteri tersebut pada bagian pergelangan tangan dan kaki. Angiografi juga dapat menunjukkan oklusi (hambatan) atau stenosis (kekakuan) pada berbagai daerah dari tangan dan kaki. Namun secara umum untuk masyarakat dapat dilaksanakan hanya beberapa pemeriksaan penunjang mengingat biaya pemeriksaan penunjang yang sangat mahal dan harus meminta persetujuan pasien agar pasien tidak merasa dirugikan. Kita dapat memilih pemeriksaan penunjang yang harus sesuai dan tepat guna seperti : pengecekan darah rutin USG Doppler Arteriograf atau venograf

21

3.9 penatalaksanaana.AterosklerosisDiet yang baikdan olah raga untuk mengontrol berat badan Berhenti merokok Penurunan lipid

b.TrombosisMeninggikan ekstremitas yang bengkak agar aliran darah lancer Kompres dengan air hangat Latihan lingkup gerak sendi Pemakaian kaus kaki elastic. Pemberian obat seperti heparin,warfarin.

c.Burger diseaseMengompres jari yang terkena dengan air hangat Pemberian antibiotic Amputasi konservatif Simpatektomi lumbalis.

d.TakayasuPemberian azatriopin Pembedahan untuk mengoreksi renovaskular Glukokortikoid.

e.LymphedemaMengikuti terapi lmphedema Terapi pompa gradient Fisioterapi decongestive22

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan1. Penyakit pembuluh darah(PPD)adalah penyakit yang disebabkan karena adanya penyumbatan pembuluh atau pembekuan pada pembuluh darah arteri dan vena,dan dapat menyebabkan penyakit, yaitu penyakit aterosklerotik, thrombosis,burger disease,takayasu,dan juga lmphedema. 2. Penyakit aterosklerotik dapat ditegakan diagnosis apabila sesak napas yang makin lama makin bertambah, sekalipun melakukan aktivitas ringan; nyeri dan keram di ekstremitas bawah, terjadi selama atau setelah olah raga. 3. Nyeri dada,nafas pendek,nyeri tungkai saat berjalan,dan tersa ringan saat beristirahat 4. Untuk menegakan diagnosis adanya penyakit pada pembuluh darah baik arteri maupun vena itu biasanya dapingan saat berat dilihat dengan cara tes darah rutin danUSG Dooplet. 5. Pasien pada kasus ini memiliki kelainan pada pembuluh darah arteri dan bila terjadi penyumbatan ataupun kelainan itu yang akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti thrombosis,aterosklerosis,dan juga burger disease. 6. Penatalaksanaan pada pasien tersebut adalah memberikan edukasi dan memberi vitamin,pemriksaan darah rutin,dan USG Dopplet.

4.2 Saran1. Mengingat penyakit pembuluh darah adalah penyakit yang dapat menimbulkan kematian ataupun kekakuan pembuluh darah dan salah satu sebabnya adalah rokok, hal mana rokok adalah faktor risiko yang dapat dihindari. Maka sebaiknya setiap orang harus mau untuk tidak merokok.

23

2. Selain itu, sebaiknya setiap orang mengatur pola makan dan mengurangi makanan yang mengandung terlalu banyak lemak dan kolesterol.

24