model evaluasi kirkpatrick pada diklat fungsional...

154
MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN TESIS Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Magister M.M. Oleh: Rina Yusnarita (21170181000005) PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 22-Apr-2020

48 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH

DI PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN

KEAGAMAAN

TESIS

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Magister

M.M.

Oleh:

Rina Yusnarita

(21170181000005)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

i

Page 3: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

i

Page 4: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

i

Page 5: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

i

Page 6: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

i

Page 7: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

i

Page 8: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

i

Page 9: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

i

ABSTRAK

Rina Yusnarita, Model Evaluasi Kirkpatrick pada Diklat Fungsional Calon

Kepala Madrasah di Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan,

2020

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil penerapan model evaluasi

Kirkpatrick pada Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II tahun

2019. Penelitian ini bersifat evaluatif dengan melakukan evaluasi penyelenggaraan

diklat menggunakan model evaluasi Kirkpatrick dalam empat tahap yaitu, reaksi,

belajar, perilaku dan dampak. Data diperoleh dari angket, penilaian dan

dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu secara kuantitatif deskriptif. Data

diperoleh dari 60 peserta berasal dari 12 Provinsi di Indonesia. Proses

penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah terdiri atas: Bimbingan

Teknis, On Job Training I (OJT I), In Job Training I (IJT I), On Job Training II

(OJT II) ) dan In Job Training II (IJT II). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

evaluasi penyelenggaraan diklat pada tahap reaksi peserta diklat terhadap

penyelenggara dan narasumber memberikan reaksi positif dari kualifikasi

“Memuaskan” sampai dengan “Sangat Memuaskan”. Demikian halnya pada tahap

belajar, peserta lulus dengan rata-rata kualifikasi “Memuaskan”. Hasil evaluasi pada

tahap perilaku peserta berdasarkan persepsi atasan, rekan sejawat dan siswa, dan

pada tahap dampak diklat terhadap peserta termasuk dalam kualifikasi “Sangat

Baik”. Berdasarkan perbandingan kriteria keberhasilan dengan kinerja evaluasi

Kirkpatrick maka penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah

Angkatan I dan II tahun 2019 berhasil dengan sangat baik. Model evaluasi

Kirkpatrick mampu menggambarkan hasil evaluasi yang mencakup seluruh aspek

diklat sehingga layak direkomendasikan sebagai model evaluasi penyelenggaraan

diklat pada Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan.

Kata kunci: Evaluasi, Kirkpatrick, Diklat

Page 10: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

i

ABSTRACT

Rina Yusnarita, Kirkpatrick Evaluation Model in Diklat Fungsional Calon

Kepala Madrasah in Pusdiklat Tenaga Teknis pendidikan dan Keagamaan,

2020

This study aims to determine the results of the application of the Kirkpatrick

evaluation model in Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah I and II in 2019.

This research is evaluative by evaluating the training using the Kirkpatrick

evaluation model in four levels: reaction, learning, behavior and impact. Data

obtained from questionnaires, assessments and documentation. Analysis of data used

is quantitative descriptive. Data obtained from 60 participants were came from 12

provinces in Indonesia. The process of conducting Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah consists of: Technical Guidance, On Job Training I (OJT I), In Job

Training I (IJT I), On Job Training II (OJT II)) and In Job Training II (IJT II). The

results showed that training evaluation at the training participants' reaction stage to

the organizers and facilitator gave positive reactions from the "Satisfactory" to

"Very Satisfactory" qualifications. Likewise in the learning level, training

participants graduate with an average qualification of "Satisfactory". The results of

the evaluation at the level of the participant's behavior are based on the perceptions

of superiors, peers and students, and at the level of the impact of training on

participants included in the "Very Good" qualifications. Based on the comparison

between the success criteria and Kirkpatrick's evaluation performance, the

implementation of Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah I and II in 2019 was

very successful. Kirkpatrick's evaluation model is able to describe the results of

evaluations that cover all aspects of training so that it is feasible to be recommended

as an evaluation model of training in Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan

Keagamaan.

Keywords: Evaluation, Kirkpatrick, Training

Page 11: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

i

ملخص البحث

تدريب الوظيفي للمرشحني رؤساء املدارس يف مركز كباتريك يف المنوذج تقييم كي سناريتا، و رينا ي . الديين الفين تدريب التعليم وال

التدريب الوظيفيالتعليم و منوذج تقييم كريكباتريك يف ىل معرفة نتائج تطبيق إهدف هذا البحث يمي من م. هذا البحث هو حبث تقيي2009يف عام ةلثانيوا األوىل للفئة ساء املدارس رؤ ملرشحي

يف أريع مراحل، وهي رد كريكباتريكالتدريب ابستخدام منوذج تقييم التعليم و خالل تقييم تنفيذ البياانت من استبيان التقييم والواثئق. وحتليل مت احلصول على الفعل، والتعلم، والسلوك، واألثر.

12 ركا منمشا 60مت احلصول على البياانت من كمي وصفي. البياانت املستخدمة هو حتليل التدريب الوظيفي لرؤساء املدارس احملتملني من التعليم و كون عملية تنظيم تمقاطعة يف إندونيسيا. ت

فين (، والتدريب ال IJT I) األول (، والتدريب العمليOJT Iوالتدريب الفين األول ) ، الفين اإلرشادشطة التعليم لبحث أن تقييم أن(. أظهرت نتائج اIJT IIعملي الثاين )(، والتدريب الOJT IIالثاين )

التدريب للمنظمني وذوي اخلربة أعطى ردود التعليم و والتدريب يف مرحلة ردود أفعال املشاركني يف يف إىل "مرضية للغاية". ابملثل، يف مرحلة التعلم، ينجح املشاركون "مرضية"فعل إجيابية من مؤهالت

إىل تصورات نيسلوك املشارك تقييم يف مرحلةتستند نتائج ال. ""مرضيةاحلصول على مؤهل متوسط جيد على املشاركني املدرجني يف مؤهل" ويف مرحلة أتثري التعليم والتدريب ،بالرؤساء واألقران والطال

التدريب فيذ التعليم و تن، كان كريكباتريكأداء تقييم بناء على املقارنة بني معايري النجاح و ."جدام انجحا للغاية. كان منوذج 2019يف عام ةوالثاني األوىل للفئة رؤساء املدارسالوظيفي ملرشحي

التدريب حبيثالتعليم و مجيع جوانب تغطيقادرا على وصف نتائج التقييم اليت كريكباتريكتقييم الديين. الفين مركز التعليم والتدريب به كنموذج لتقييم التعليم والتدريب يف إلقرتاحمن املمكن ا يكون

؛ التعليم والتدريبكريكباتريك التقييم؛ة: املفتاحيالكلمات

Page 12: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

ii

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberi

rahmat dan inayah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan tesis yan berjudul

“Model Evaluasi Kirkpatrick pada Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah di

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan”. Salawat dan salam penulis

sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. yang senantiasa memberi

bimbingan dan keteladanan kepada pengikutnya sehingga memberi semangat kepada

penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan penghargaan yang

setinggi-tingginya, dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof.

Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A. dan Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Dr. Hj. Sururin, M.Ag.

2. Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Dr.

Mahsusi, M.M., yang telah memberikan motivasi penulis dalam penyelesaian

tesis ini.

3. Ketua Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Jejen Musfah, M.A., yang telah

memotivasi penulis dalam penyelesaian tesis ini.

4. Pembimbing tesis Dr. Jejen Musfah, M.A. dan Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd., yang

telah banyak menyediakan waktu dan membantu di dalam penulisan tesis ini.

5. Penguji tesis Dr. Nurochim, M.M., Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., dan Dr. Maftuhah,

M.A. yang telah memberi masukan berharga dalam penyelesaian tesis ini.

6. Muslikh, M.Pd., selaku staf Program Magister yang banyak membantu

kelancaran proses administrasi.

7. Seluruh dosen, staf administrasi Program Studi Magister Manajemen Pendidikan

Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Orang tua tercinta di Banjarmasin, yang selalu mendoakan kelancaran dan

kesuksesan dalam penyelesaian tesis ini.

9. Orang tua di Jakarta, yang selalu mendoakan dan memberi semangat demi

kelancaran tesis ini.

10. Suami tercinta Gunawarman, anak-anak tersayang Keishayna dan Parisya, yang

selalu setia dan memberikan semangat, pengertian, dan perhatian bagi penulis.

11. Teman-teman Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2017 yang selalu menjadi

penyemangat mulai dari awal perkuliahan sampai selesainya tesis ini dikerjakan.

12. Seluruh rekan kerja di Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan,

khususnya di Bidang Penyelenggaraan Diklat dan Bidang Program dan

Pengendalian Mutu (Subbid Program dan Evaluasi Diklat) yang selalu memberi

semangat.

Page 13: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Penulis berdoa semoga Allah Swt. Membalas kebaikan dan ketulusan hati

Bapak/Ibu dan saudara-saudara dengan kebaikan yang melimpah. Kritik dan saran

konstruktif sangat penulis harapkan untuk kebaikan tesis ini. Semoga tesis ini dapat

bermanfaat tidak hanya bagi penulis melainkan bagi para pembaca.

Jakarta, Februari 2020

Penulis,

Rina Yusnarita

Page 14: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS

LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR HASIL

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TESIS

LEMBAR PENGAJUAN JUDUL PROPOSAL TESIS

PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK .................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 3

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................................... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan ................................... 6

B. Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah .................................................... 9

C. Kepemimpinan Kepala Madrasah .................................................................. 12

D. Evaluasi .......................................................................................................... 15

1. Pengertian Evaluasi .................................................................................... 15

2. Pengertian Evaluasi Program ..................................................................... 18

3. Manfaat dan Tujuan Evaluasi Program ...................................................... 19

4. Model Evaluasi Program ............................................................................ 21

5. Model Evaluasi Kirkpatrick ....................................................................... 24

6. Evaluasi Program Diklat ............................................................................ 26

7. Standar Evaluasi ......................................................................................... 28

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................................... 29

F. Kerangka Konseptual ..................................................................................... 31

G. Kriteria Evaluasi ............................................................................................. 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 34

B. Metode Penelitian ........................................................................................... 34

C. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 36

D. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 41

E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data (Triangulasi) ....................................... 45

Page 15: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

iv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian…........................................................................................... 46

1. Penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah .................. 46

a. Seleksi Bakal Calon Peserta Diklat… ............................................... 46

b. Pemanggilan/Penugasan Peserta Diklat….. ....................................... 47

c. Bimbingan Teknis… ......................................................................... 47

d. On Job Training I (OJT I)….. ........................................................... 48

e. In Job Training I (IJT I)….. .............................................................. 48

f. On Job Training II (OJT II)…. ......................................................... 50

g. In Job Training II (IJT II)…… ......................................................... 50

h. Kelulusan dan Sertifikat (Surat Tanda Tamat Pendidikan dan

Pelatihan/STTPP)…… ....................................................................... 51

2. Model Evaluasi Kirkpatrick….. ................................................................ 51

a. Tahap Reaksi ..................................................................................... 51

1) Reaksi Peserta terhadap Penyelenggara …. ................................... 52

2) Reaksi Peserta terhadap Narasumber….. ....................................... 54

b. Tahap Belajar..................................................................................... 55

1) Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta pada OJT I dan II……........ 56

2) Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta pada IJT I… ....................... 57

3) Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta pada IJT II….. .................... 58

4) Hasil Evaluasi Akhir Tahap Belajar Peserta….. ............................ 60

5) Nilai Akhir Peserta berdasarkan Wilayah Provinsi ....................... 61

c. Tahap Perilaku ................................................................................... 62

1) Persepsi Atasan….. ....................................................................... 62

2) Persepsi Rekan Sejawat….. ........................................................... 64

3) Persepsi Siswa….. ......................................................................... 66

d. Tahap Dampak................................................................................... 68

B. Pembahasan .................................................................................................... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 83

B. Rekomendasi .................................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 85

Page 16: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kriteria Evaluasi Program Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah .............................................................................................. 33

Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 37

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Angket Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah ............ 38

Tabel 3.3. Daftar Studi Dokumen Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah .... 40

Tabel 3.4. Kualifikasi Skor Evaluasi terhadap Penyelenggara .............................. 42

Tabel 3.5. Kualifikasi Skor Evaluasi terhadap Narasumber .................................. 43

Tabel 3.6. Kualifikasi Skor Evaluasi terhadap Peserta .......................................... 44

Tabel 3.7. Kualifikasi Skor Evaluasi tahap Perilaku dan Dampak ........................ 45

Tabel 4.1. Struktur Kurikulum Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah IJT I 49

Tabel 4.2. Nilai Akhir Peserta berdasarkan Wilayah Provinsi .............................. 61

Tabel 4.3. Perbandingan Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I dan

II berdasarkan Persepsi Atasan ............................................................ 64

Tabel 4.4. Perbandingan Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I dan

II berdasarkanPersepsi Rekan Sejawat ................................................. 66

Tabel 4.5. Perbandingan Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I dan

II berdasarkan Persepsi Siswa .............................................................. 69

Tabel 4.6. Perbandingan Hasil Evaluasi Tahap Dampak Diklat pada Peserta

Angkatan I dan II ................................................................................. 71

Tabel 4.7. Perbandingan Kriteria dengan Kinerja Program Evaluasi Kirkpatrick 72

Tabel 4.8. Rekomendasi terhadap Narasumber ..................................................... 77

Page 17: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pusdiklat Tenaga Teknis ...................................... 8

Gambar 2.2. Alur Penelitian Penerapan Model Evaluasi Kirkpatrick ....................... 32

Gambar 4.1. Skema tahapan kegiatan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah .. 46

Gambar 4.2. Paparan Bimbingan Teknis di Kanwil Kementerian Agama Provinsi ... 47

Gambar 4.3. Pembukaan kegiatan IJT I secara Resmi oleh Kepala Pusdiklat

Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan......................................... 48

Gambar 4.4. Kegiatan Pembelajaran pada IJT I bersama Narasumber Diklat .......... 49

Gambar 4.5. Peserta Diklat bersama Mentor, Narasumber dan Petugas pada IJT II 50

Gambar 4.6. Suasana Pembelajaran di Kampus Pusdiklat Tenaga Teknis

Pendidikan dan Keagamaan ................................................................. 52

Gambar 4.7. Reaksi Peserta Angkatan I terhadap Penyelenggara............................. 52

Gambar 4.8. Reaksi Peserta Angkatan II terhadap Penyelenggara ........................... 53

Gambar 4.9. Reaksi Peserta Angkatan I terhadap Narasumber................................. 54

Gambar 4.10. Reaksi Peserta Angkatan II terhadap Narasumber ............................... 55

Gambar 4.11. Suasana Pembelajaran Kegiatan IJT 1 ................................................. 55

Gambar 4.12. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan I pada OJT I dan II .. 56

Gambar 4.13. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan II pada OJT I dan II ..

Gambar 4.14. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan I pada IJT I ............... 57

Gambar 4.15. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan II pada IJT I.............. 58

Gambar 4.16. Ujian Presentasi Peserta Diklat pada IJT II .......................................... 58

Gambar 4.17. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan I pada IJT I ............... 59

Gambar 4.18. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan II pada IJT II ..................... 59

Gambar 4.19. Hasil Evaluasi Akhir Tahap Belajar Peserta Angkatan I ..................... 60

Gambar 4.20. Hasil Evaluasi Akhir Tahap Belajar Peserta Angkatan II ................... 61

Gambar 4.21. Nilai Akhir Peserta berdasarkan Provinsi ............................................. 62

Gambar 4.22. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I berdasarkan

Persepsi Atasan .................................................................................... 63

Gambar4.23. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan II berdasarkan

Persepsi Atasan .................................................................................... 63

Gambar 4.24. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I berdasarkan

Persepsi Rekan Sejawat ....................................................................... 65

Gambar 4.25. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan II berdasarkan

Persepsi Rekan Sejawat ....................................................................... 65

Gambar 4.26. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I berdasarkan

Persepsi Siswa ...................................................................................... 67

Gambar 4.27. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan II berdasarkan

Persepsi Siswa ...................................................................................... 68

Gambar 4.28. Hasil Evaluasi Tahap Dampak Diklat pada Peserta Angkatan I........... 70

Gambar 4.29. Hasil Evaluasi Tahap Dampak Diklat pada Peserta Angkatan II ......... 70

Gambar 4.30. Pengalungan Tanda Peserta Diklat pada Pembukaan Kegiatan IJT I ... 73

Gambar 4.31. Interaksi antara Narasumber dan Peserta Diklat................................... 78

Gambar 4.32. Interaksi antar Sesama Peserta Diklat .................................................. 79

Gambar 4.33. Kegiatan IJT II Peserta Provinsi Papua Barat ...................................... 80

Page 18: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Gantt Chart Aktifitas Penelitian

Lampiran 2. Angket Penilaian Peserta terhadap Penyelenggara

Lampiran 3. Angket Penilaian Peserta terhadap Narasumber

Lampiran 4. Form Penilaian Peserta tahap OJT I

Lampiran 5. Form Penilaian Peserta tahap IJT I

Lampiran 6. Form penilaian peserta tahap IJT II

Lampiran 7. Angket Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Persepsi Atasan

Lampiran 8. Angket Evaluasi Tahap Perilaku Persepsi Rekan Sejawat

Lampiran 9. Angket Evaluasi Perilaku Peserta Persepsi Siswa

Lampiran 10. Angket Evaluasi Dampak Peserta Diklat

Lampiran 11. Rekap Biodata Peserta Diklat

Lampiran 12. Data Evaluasi Tahap Reaksi Peserta terhadap Penyelenggara

Lampiran 13. Data Evaluasi Tahap Reaksi Peserta terhadap Narasumber

Lampiran 14. Data Evaluasi Tahap Belajar Peserta pada OJT I dan II

Lampiran 15. Data Evaluasi Tahap Belajar Peserta pada IJT 1

Lampiran 16. Data Evaluasi Tahap Belajar Peserta pada IJT II

Lampiran 17. Data Evaluasi Tahap Belajar Akhir Peserta

Lampiran 18. Data Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Persepsi Atasan

Lampiran 19. Data Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Persepsi Rekan Sejawat

Lampiran 20. Data Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Persepsi Siswa

Lampiran 21. Data Evaluasi Tahap Dampak Diklat

Lampiran 22. Sampel Angket Tahap Perilaku yang sudah terisi

Lampiran 23. Sampel Angket Tahap Dampak yang sudah terisi

Lampiran 24. Surat Kepala Pusdiklat tentang Diklat Fungsional Calon

Kepala Madrasah

Lampiran 25 Surat Penugasan Peserta Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah

Lampiran 26 Laporan Persiapan Diklat

Page 19: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berperan secara strategis dalam pembangunan peradaban manusia

pada sebuah bangsa dan negara. Sehubungan dengan pernyataan tersebut, diketahui

dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 3, yang menjelaskan fungsi dari pendidikan nasional yang berkaitan dengan

pengembangan dan pembentukan watak serta peradaban manusia pada sebuah

bangsa sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan berfungsi dalam

pembentukan karakter manusia sebagai warga negara yang memiliki moral dan rasa

bertanggung jawab kepada ilmu pengetahuan dan perkembangan dari teknologi.

Dalam ajaran agama Islam, banyak sekali dalil yang menjelaskan seruan

untuk menuntut ilmu, salah satunya tercantum dalam Ayat Alquran yaitu al-

Mujahadah Ayat 11:

ا ذ إ و م ك ل ح للا س ف وا ي ح ساف ف س ل ا ج م ل ي ا وا ف ح س ف ت م ك ل يل ا ق ذ إ وا ن آم ين ذ ل ا ا ه ي أ ا ي

ا م ب للا و ات ج ر م د ل ع ل وا ا وت ين أ ذ ل ا و م ك ن وا م ن ين آم ذ ل ا ع للا ف ر ي وا ز ش ان وا ف ز ش ق يل ان

ير ب ون خ ل م ع ت

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-

lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan

untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu”, maka berdirilah, Allah swt.

akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Q.s. al-Mujahadah: 11).

Adapun isi dari Ayat tersebut di atas memaknai tentang keutamaan dan

kemuliaan bagi orang yang menuntut ilmu dan beriman kepada Allah. Dalam Ayat

tersebut juga mengandung perintah bagi orang-orang yang beriman agar senantiasa

menuntut ilmu dunia dan akhirat serta mengamalkan ilmunya untuk membantu

orang lain yang membutuhkan. Karena pada dasarnya orang beriman serta memiliki

ilmu memiliki perbedaan dalam hal derajat dengan orang yang hanya beriman atau

yang hanya memiliki ilmu saja. Dalam Ayat ini Allah swt. menjanjikan kedudukan

para ulama dan keutamaan mereka, serta ketinggian derajat bagi orang yang berilmu

karena Allah swt. mengetahui setiap tindakan yang dilakukan oleh hamba-Nya

hingga ke dalam hatinya.

Pemerintah tetap fokus dalam melakukan pengembangan dengan tujuan

peningkatan kualitas dalam bidang pendidikan dari setiap pegawai pemerintah yang

berkaitan dengan kompetensi, mutu dan manajerial agar pegawai pemerintah

tersebut dapat selalu melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan

fungsinya dalam pemerintahan dengan lebih baik. Bentuk perhatian pemerintah

terhadap pengembangan dan peningkatan kemampuan kompetensi ASN atau

Aparatur Sipil Negara tersebut di antaranya dituangkan melalui regulasi-regulasi

terkait, yaitu dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara Pasal 3 huruf d dinyatakan bahwa Aparatur Sipil Negara sebagai profesi

berlandaskan pada prinsip yang salah satu di antaranya yaitu mempunyai

kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya. Adapun pada Pasal 70

dijelaskan lebih lanjut bahwa upaya pengembangan kompetensi ASN atau Aparatur

Sipil Negara tersebut, salah satu diantaranya dapat dilakukan melalui kegiatan diklat

Page 20: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

2

atau pendidikan dan pelatihan. Dari penjelasan tersebut, diketahui bahwa pemerintah

dalam memberikan pengembangan kemampuan terkait dengan kompetensi dari

pegawainya dilakukan melalui kegiatan diklat atau kegiatan pendidikan dan

pelatihan dengan maksud agar pegawai tersebut dapat menjalani tugas dan tanggung

jawab sesuai dengan fungsi dalam pemerintahan.

Perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat dan kompleks pada era

globalisasi ini menuntut berbagai lembaga kediklatan untuk bersaing secara

kompetitif. Dalam menghadapi persaingan ini, setiap lembaga kediklatan yang ada

dituntut untuk dapat bersaing meningkatkan dan mengembangkan kualitasnya, baik

dari segi efisiensi dan efektivitas pelayanan maupun produk sehingga tujuan diklat

dapat tercapai secara optimal. Sehingga terkait dengan penjelasan tersebut, Pusdiklat

Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan yang merupakan salah satu lembaga

prestisius terakreditasi A harus dapat meningkatkan perannya sebagai salah satu

lembaga penyelenggara diklat yang dapat memberi peningkatan kepada kualitas

sumber daya manusia khususnya terkait dengan pegawai pemerintah atau Aparatur

Sipil Negara.

Data dari Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan menunjukkan

pada tahun 2018, lembaga penyelenggara diklat tersebut sudah menyelenggarakan

kegiatan diklat sebanyak 85 kali dengan total keseluruhan peserta sebanyak 2550

orang. Dari puluhan kegiatan pendidikan dan pelatihan yang sudah dilakukan oleh

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, salah satunya adalah

melaksanakan Diklat Fungsional bagi Calon Kepala Madrasah.

Adapun mayoritas kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh Pusdiklat

Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan berhubungan dengan madrasah karena

lembaga pendidikan Islam tersebut berada di bawah wewenang dari Kementerian

Agama. Pengembangan madrasah berkaitan erat dengan pengembangan potensi

kepribadian manusia ASN. Mewujudkan madrasah yang berkembang, populis dan

berkualitas akan menyempurnakan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Adanya

regulasi-regulasi terkait yang mendukung paradigma pendidikan, tentunya

memberikan keleluasan kepada setiap madrasah untuk mengembangkan berbagai

potensinya secara lebih optimal.

Pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan atas individu Aparatur

Sipil Negara (ASN) yang telah dilakukan, baik yang berupa peningkatan

kepribadian, kompetensi, mutu ataupun kemampuannya perlu dievaluasi. Sesuai

dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 75 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan

Diklat di Kementerian Agama Pasal 32 menyatakan evaluasi dilakukan terhadap

proses penyelenggaraan diklat. Evaluasi meliputi dua hal, yaitu evaluasi program

dan anggaran serta evaluasi penyelenggaraan. Evaluasi program dan anggaran

adalah evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir tahun anggaran untuk menilai proses

dan hasil program secara keseluruhan dalam satu tahun anggaran. Evaluasi bentuk

pertama ini meliputi seluruh komponen kediklatan yang terdiri atas input, proses,

produk, output, dan outcome. Sedangkan evaluasi penyelenggaraan diklat adalah

evaluasi yang dilaksanakan pada akhir kegiatan diklat yang meliputi evaluasi proses

pembelajaran, peserta, widyaiswara/narasumber, dan penyelenggara.

Perubahan kebijakan merupakan keniscayaan dalam lembaga kediklatan.

Seiring dengan perubahan tersebut, pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan pada

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan mengalami pengembangan

sesuai dengan regulasi yang berlaku. Tentunya, pengembangan evaluasi yang

Page 21: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

3

dilakukan tersebut semata-mata bertujuan untuk pencapaian hasil evaluasi

penyelenggaraan diklat yang lebih baik.

Ragam evaluasi tersebut tentu memiliki tujuan dan fungsi masing-masing,

namun tetap memiliki kesamaan sebagai angket yang dimanfaatkan untuk

pengumpulan data dan informasi dalam rangka memberikan evaluasi. Demikian

juga, evaluasi peserta yang menjadi concern dalam kajian ini, memiliki makna

sebagai angket yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi terkait

pencapaian kompetensi peserta diklat yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan kebijakan terkait pegawai yang bersangkutan. Evaluasi peserta diklat

adalah evaluasi atas pencapaian hasil diklat yang diperoleh selama mengikuti diklat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penentuan model, konsep, format, dan angket

evaluasi penting dilakukan secara selektif sesuai dengan efektivitas diklat. Evaluasi

yang sudah dan sedang berjalan dapat saja diperbaiki atau diganti sama sekali bila

sudah kurang atau tidak sesuai dengan hakikat evaluasi itu sendiri atau tidak lagi

efektif dilaksanakan dalam rangka menunjang ketercapaian tujuan.

Hal ini perlu mendapat perhatian agar dapat diketahui dan dipastikan apakah

hasil dari penyelenggaraan program diklat sesuai dengan tujuan dan sasaran

penyelenggaraan program diklat. Keberhasilan dan pencapaian suatu program diklat

tentunya harus diukur dengan mengadakan evaluasi terhadap program tersebut.

Tidak terlaksananya program diklat dengan baik dapat menyebabkan tidak

tercapainya tujuan program, dalam hal ini berarti keikutsertaan peserta diklat dalam

rangka mengembangkan kompetensi yang dimilikinya pada program diklat tersebut

menjadi tidak optimal dan dampaknya menjadikan tujuan peningkatan kualitas

pendidikan menjadi tidak tercapai.

Salah satu program diklat prioritas pada Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan

dan Keagamaan yaitu Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah. Hal tersebut

karena tuntutan pada tahun 2020, semua Kepala Madrasah di seluruh Indonesia

wajib memiliki sertifikat jabatan Fungsional Kepala Madrasah. Pengukuran kualitas

diklat dan dampaknya terhadap peserta, diperlukan evaluasi. Karena itu, peneliti

memandang penting menerapkan salah satu model evaluasi dalam diklat agar

kualitas diklat dapat diukur berdasarkan salah satu model evaluasi secara konsisten.

Model yang peneliti pakai adalah model evaluasi Kirkpatrick.

Model Kirkpatrick merupakan model evaluasi diklat yang memiliki kelebihan

karena sifatnya yang menyeluruh, sederhana dan dapat diterapkan dalam berbagai

situasi diklat (Prilianti, 2017:36). Menurut Irianto (2001:80) model evaluasi

Kirkpatrick dibandingkan dengan model evaluasi yang lain model Kirkpatrick

memiliki beberapa kelebihan antara lain: lebih komprehensif, objek evaluasi tidak

hanya hasil belajar semata tetapi juga mencakup proses, output maupun outcomes,

dan model ini lebih mudah diterapkan karena tidak melibatkan terlalu banyak pihak

lain.

B. Identifikasi Masalah

Sesuai penjelasan dari uraian mengenai latar belakang, selanjutnya peneliti

akan menjelaskan hasil identifikasi dari masalah dalam penelitian, yaitu:

1. Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah merupakan diklat prioritas, sehingga

perlu dilakukan evaluasi penyelenggaraan diklat yang tepat agar tolak ukur

keberhasilan dan tujuan penyelenggaraan diklat tercapai dan berkesinambungan;

Page 22: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

4

2. Model evaluasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan sering mengalami

pengembangan disesuaikan dengan kebijakan;

3. Belum pernah dilakukan kajian secara mendalam terhadap penerapan pada model

evaluasi Kirkpatrick pada Diklat Fungsional Calon Kepala di Pusdiklat Tenaga

Teknis Pendidikan dan Keagamaan.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti membatasi ruang lingkup dari

pembahasan penelitian dengan hanya meneliti kegiatan diklat Fungsional kepada

Calon Kepala Madrasah yang diselenggarakan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan

dan Keagamaan meliputi dua Angkatan tahun 2019 dengan penggunaan model

evaluasi dari Kirkpatrick yang fokus kepada evaluasi tahap dari reaksi, evaluasi

tahap dari belajar, evaluasi tahap dari perilaku dan evaluasi tahap dari dampak.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana proses dari penyelenggaraan Diklat Fungsional kepada para Calon

Kepala Madrasah Angkatan I dan II yang diselenggarakan Pusdiklat Tenaga

Teknis Pendidikan dan Keagamaan tahun 2019?

2. Bagaimana penerapan model evaluasi dari Kickpatrick terkait kegiatan Diklat

Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II yang diselenggarakan

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan tahun 2019?

3. Bagaimana penjelasan terkait penggunaan model evaluasi dari Kickpatrick yang

meliputi evaluasi tahap dari reaksi, evaluasi tahap dari belajar, evaluasi tahap dari

perilaku dan evaluasi tahap dari dampak pada penyelenggaraan Diklat

Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II yang diselenggarakan

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan tahun 2019?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Terkait dengan rumusan dari permasalahan penelitian yang sudah dijelaskan,

peneliti membuat beberapa tujuan penelitian dengan maksud menjawab dan

menyelesaikan permasalahan tersebut, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui keseluruhan tahap dan proses penyelenggaraan dari kegiatan

Diklat Fungsional kepada para Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II yang

diselenggarakan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan tahun

2019;

2. Menganalisis proses dari penerapan model dari evaluasi Kickpatrick meliputi

tahap reaksi, belajar, perilaku dan dampak pada Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah Angkatan I dan II yang diselenggarakan Pusdiklat Tenaga Teknis

Pendidikan dan Keagamaan tahun 2019;

3. Menawarkan model evaluasi yang efektif untuk Puusdiklat Tenaga Teknis

Pendidikan dan Keagamaan.

Sedangkan manfaat dari pelaksanaan penelitian berkaitan dengan harapan dari

peneliti kepada beberapa pihak secara teoretis dan juga praktis, sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil dari evaluasi yang didapat setelah pelaksanaan penelitian dapat

menjadi tambahan informasi atau referensi terkait penyelenggaraan diklat

oleh Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan menjadi lebih

berkualitas dan terus meningkat menjadi lebih baik;

Page 23: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

5

b. Hasil penelitian ini bisa dijadikan dasar melakukan studi lanjutan berupa

studi kasus di lembaga lain dengan menggunakan pendekatan yang sama

ataupun berbeda.

c. Hasil penelitian dapat menjadi rujukan atau referensi bagi peneliti lain.

2. Manfaat Praktis

Penerapan model evaluasi Kickpatrick ini dapat dijadikan rekomendasi bagi

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan dan lembaga penyelenggara

diklat lainnya sehingga dapat terus meningkatkan kualitas kegiatan diklat bagi para

pesertanya, tidak hanya bagi kegiatan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah

saja namun juga pada pelaksanaan penyelenggaraan diklat lainnya. Selain itu,

penelitian ini bisa menjadi model atau contoh bagi penelitian lain yang berkaitan

dengan evaluasi penyelenggaraan diklat.

Page 24: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Tahun 1975 merupakan tahun berdirinya Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan

dan Keagamaan, yang saat itu bernama Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai yang

berada dibawah Sekretariat Jenderal sesuai Keputusan Menteri Agama (KMA)

Nomor 18 Tahun 1975 tentang Struktur Organisasi Departemen Agama. Perjalanan

Pusdiklat selanjutnya tahun 2001, dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 1

Tahun 2001 tentang kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan organisasi

Departemen Agama. Pada Pasal 701 menyebutkan bahwa Pusdiklat Tenaga Teknis

Keagamaan melaksanakan sebagian tugas pokok Badan Litbang dan Diklat di

bidang diklat tenaga teknis keagamaan serta pembinaan Unit Pelaksana Teknis

(UPT) diklat teknis berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan Kepala Badan.

Selanjutnya, terbit Instruksi Menteri Agama Nomor 02 Tahun 2002 tentang

pengalihan perencanaan program dan anggaran serta pelaksanaan diklat di

lingkungan Departemen Agama menyebutkan bahwa terhitung mulai tahun

anggaran 2003 perencanaan program dan anggaran serta pelaksanaan diklat di

lingkungan Departeman Agama seluruhnya dilakukan oleh Badan Litbang dan

Diklat c.q. Pusdiklat.

Tahun 2003 terbitlah Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2003

tentang Pedoman Pendidikan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan

Departemen Agama, dalam Pasal 1 antara lain disebutkan:

1. Diklat adalah penyelenggaraan proses belajar mengajar dalam rangka

meningkatkan kompetensi PNS di lingkungan Departemen Agama yang

dilaksanakan sekurang-kurangnya 40 jam diklat;

2. Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan adalah lembaga Diklat Departemen Agama

yang mempunyai tugas menyelenggarakan diklat fungsional dan teknis

keagamaan bagi pegawai serta pembinaan unit pelaksana teknis diklat tenaga

teknis keagamaan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 tentang

organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama, pada Pasal 825 memantapkan tugas

Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan yaitu menyelenggarakan diklat teknis

berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat

Kementerian Agama.

Pada Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 Pasal 826 menyebutkan

bahwa Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan bahan perumusan visi, misi, dan kebijakan di bidang diklat tenaga

teknis keagamaan.

2. Pelaksanaan koordinasi penyusunan perencanaan program dan anggaran diklat

tenaga teknis keagamaan.

3. Menyelenggarakan penyusunan dan pengembangan Standar Nasional Kediklatan.

4. Penyelenggara pelaksanaan diklat yang bersifat nasional serta pembinaan dan

pengembangan kelompok widyaiswara.

Dalam perkembangannya, Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan mengalami

perubahan tugas dan fungsi yang juga diikuti oleh perubahan nomenklatur.

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi

Page 25: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

7

dan Tata Kerja Kementerian Agama pada Pasal 755 bahwa Pusdiklat Tenaga Teknis

Keagamaan berubah menjadi Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

yang mempunyai tugas melaksanakan pendidikan pelatihan di bidang pendidikan

pelatihan teknis pendidikan dan keagamaan. Sesuai Pasal 757, dimana Pusdiklat

Tenaga Teknis Pendidikan dan Pelatihan terdiri atas:

1. Bidang Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan,

2. Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan, dan

3. Bidang Pelayanan Administrasi, Evaluasi, dan Pelaporan Hasil Pendidikan dan

Pelatihan.

Perkembangan setelah tahun 2012 penyelenggaraan diklat berjalan dengan

pesat, sehingga pada tahun 2015 diterbitkan PMA Nomor 75 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai pada Kementerian Agama.

Pada peraturan ini definisi pendidikan dan pelatihan yang selanjutnya disebut diklat

adalah penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dalam rangka mengembangkan

kompetensi pegawai sesuai persyaratan jabatan masing-masing pada Kementerian

Agama yang dilaksanakan paling sedikit 40 (empat puluh) jam pelajaran.

Disebutkan juga, bahwa Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

adalah lembaga diklat pada Kementerian Agama yang mempunyai tugas

menyelenggarakan diklat tenaga teknis pendidikan dan keagamaan,

mengembangkan sistem kediklatan tenaga teknis pendidikan dan keagamaan, dan

pembinaan unit pelaksana teknis di bidang pelaksanaan diklat tenaga teknis

pendidikan dan keagamaan. Selain itu sebagai peserta diklat adalah, PNS, Non-PNS,

pegawai yang di luar Kementerian Agama, serta tokoh masyarakat.

Seiring berjalannya waktu serta tuntutan perkembangan organisasi

berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,

bahwa peningkatan kualitas ASN melalui diklat, Pusdiklat Tenaga Teknis

Keagamaan mengalami perubahan tugas dan fungsi yang juga diikuti oleh

perubahan nomenklatur.

Sesuai PMA Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Agama yang merevisi PMA Nomor 10 Tahun 2010, Pusdiklat Tenaga

Teknis Pendidikan dan Keagamaan memiliki tugas melaksanakan penyusunan

kebijakan teknis dan penyelenggaraan diklat bagi tenaga teknis pendidikan dan

keagamaan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Pusdiklat Tenaga Teknis

Pendidikan dan Keagamaan melaksanakan fungsi: (1) Menyusun kebijakan teknis;

(2) Menyelenggarakan kegiatan diklat; (3) Menyelenggarakan pengembangan sistem

informasi, publikasi, fasilitasi, dan kerja sama; (4) Menyelenggarakan pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan dan pasca pelaksanaan diklat; (5) Menyelenggarakan

pembinaan substantif diklat; (6) Menyusun laporan pelaksanaan program diklat, dan

(7) Menyelenggarakan pelayanan administrasi diklat.

Dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Agama, Pusdiklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan

pada Pasal 800 mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan

penyelenggaraan pendidikan pelatihan serta pengembangan tenaga teknis

pendidikan dan keagamaan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Pusdiklat

Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan mempunyai fungsi sebagai

pengembangan dan pengendalian mutu tenaga teknis pendidikan dan keagamaan.

Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 75 Tahun 2015 Pasal 16 Ayat 2

menyebutkan bahwa diklat dapat diselenggarakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Page 26: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

8

(Pusdiklat) dan Balai Diklat Keagamaan (BDK), jarak jauh, atau di tempat lain

yang memenuhi persyaratan sebagai tempat diklat. Berdasarkan klausul ini Pusdiklat

dan BDK dapat menyelenggarakan diklat di dalam maupun di luar kampus

sepanjang sesuai dengan persyaratan tempat diklat. Struktur Organisasi Pusdiklat

Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan sesuai PMA Nomor 42 Tahun 2016

adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan

Keagamaan (Berdasarkan PMA Nomor 42 Tahun 2016)

Menurut PMA Nomor 42 Tahun 2016, Pasal 814 menyebutkan bahwa

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan melaksanakan 2 (dua) rumpun

besar, yaitu rumpun teknis pendidikan dan rumpun teknis keagamaan. Penjabaran

dari kedua rumpun tersebut dibagi kepada 4 kelompok besar yaitu:

1. Diklat Fungsional Pendidikan

Diklat Fungsional Pendidikan adalah diklat yang diikuti oleh pejabat

fungsional pendidikan, yaitu Guru dan Pengawas. Diklat ini terbagi dua, yaitu

pertama diklat pembentukan jabatan fungsional seperti Calon Pengawas, Calon

Kepala Madrasah, Calon Kepala Laboratorium Madrasah, dan Calon Kepala

Perpustakaan Madrasah, dan kedua diklat fungsional berjenjang yaitu diklat guru

jenjang pertama, muda, madya, dan utama, serta diklat pengawas jenjang muda,

madya, dan utama.

2. Diklat Fungsional Keagamaan

Diklat Fungsional Keagamaan adalah diklat yang diikuti oleh pejabat

fungsional keagamaan, yaitu penghulu dan penyuluh agama. Diklat ini terbagi dua,

yaitu pertama diklat pembentukan jabatan fungsional seperti Calon Penghulu dan

Calon Penyuluh Agama, dan kedua diklat fungsional berjenjang yaitu diklat

Page 27: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

9

penghulu jenjang pertama, muda, dan madya serta diklat penyuluh agama jenjang

pertama, muda, dan madya.

3. Diklat Teknis Substantif Pendidikan

Diklat Teknis Substantif Pendidikan adalah diklat yang ditujukan untuk

memperdalam kompetensi substansi tertentu sesuai dengan tugas jabatan di bidang

pendidikan. Diklat ini diikuti oleh pendidik dan tenaga kependidikan seperti Guru,

Pengawas, dan Kepala Madrasah.

4. Diklat Teknis Substantif Keagamaan

Diklat Teknis Substantif Keagamaan adalah diklat yang ditujukan untuk

memperdalam kompetensi substansi tertentu sesuai dengan tugas jabatan di bidang

keagamaan. Diklat ini diikuti oleh Penghulu, Penyuluh Agama, petugas kerukunan,

petugas urusan agama, petugas keluarga sakinah, dan lain-lain.

B. Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah

Merujuk pada Pasal 7 Ayat (2) Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010

disebutkan bahwa Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah adalah proses pemberian

pengalaman teoretik dan praktik kepada Calon Kepala Sekolah/Madrasah yang telah

lulus tahap rekrutmen dalam kurun waktu yang telah ditentukan, yakni kegiatan

tatap muka selama minimal 100 jam dan praktik pengalaman lapangan minimal

selama 3 (tiga) bulan. Sedangkan Ayat (5) pada Pasal yang sama menyatakan bahwa

kegiatan diklat diakhiri dengan evaluasi untuk mengetahui pencapaian kompetensi

Calon Kepala Sekolah/ Madrasah.

Diklat Calon Kepala Madrasah merupakan kegiatan pembelajaran berupa teori

maupun praktik pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada dimensi

kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Diklat

Calon Kepala Madrasah dilaksanakan dalam kegiatan tatap muka dan/atau praktik

pengalaman lapangan. Diklat Calon Kepala Madrasah pada madrasah yang

diselenggarakan pemerintah diikuti oleh bakal Calon Kepala Madrasah yang sudah

dinyatakan lolos seleksi substansi diusulkan oleh Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi kepada Pusat Diklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Kementerian Agama dan lembaga lain sesuai dengan kewenangannya dengan

tembusan kepada Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah. Diklat Calon

Kepala Madrasah dibiayai oleh pemerintah, masyarakat, atau sumber lain yang sah

dan tidak mengikat (LPPKS, Kemendikbud, 2013:5 ).

Diklat Calon Kepala Madrasah pada madrasah yang diselenggarakan

pemerintah, dilaksanakan melalui Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah,

dengan Pola 240 jam pelajaran (jp). Pendidikan dan Pelatihan bagi Calon Kepala

Madrasah Atau Kepala Madrasah yang sudah menduduki jabatan pada madrasah

yang diselenggarakan masyarakat, dilaksanakan melalui Bimbingan Teknis (Bimtek)

oleh Direktorat Guru Dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Pusdiklat Tenaga Teknis

Pendidikan Dan Keagamaan, Kanwil Kementerian Agama Provinsi, Balai Diklat

Keagamaan, dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota (LPPKS,

Kemendikbud, 2013:7 ).

1. Persyaratan Bakal Calon Kepala Madrasah

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5851 Tahun 2018 tentang

Petunjuk Teknis Pengangkatan Kepala Madrasah menyebutkan bahwa bakal Calon

Kepala Madrasah harus memenuhi persyaratan untuk menjadi Calon Kepala

Madrasah, baik persyaratan umum maupun persyaratan administrasi. Persyaratan

Page 28: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

10

umum merupakan kriteria umum yang harus dimiliki oleh bakal Calon Kepala

Madrasah sebelum mereka mengajukan diri sebagai Calon Kepala Madrasah.

Persyaratan administrasi merupakan kelengkapan dokumen sebagai bukti bahwa

bakal Calon Kepala Madrasah telah memenuhi persyaratan umum yang telah

ditentukan.

a. Persyaratan Umum

Guru dapat menjadi bakal Calon Kepala Madrasah pada madrasah yang

diselenggarakan oleh pemerintah apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Beragama Islam;

2) Memiliki kemampuan baca tulis Alquran;

3) Berpendidikan paling rendah sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV)

kependidikan atau bukan kependidikan dari perguruan tinggi dan program studi

yang terakreditasi paling rendah B;

4) Memiliki pengalaman manajerial di madrasah sebagai Wakil Kepala Madrasah

dan/ atau tugas tambahan lainnya yang relevan dengan fungsi Kepala Madrasah

paling singkat 2 (dua) tahun;

5) Memiliki sertifikat pendidik;

6) Berusia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada waktu pengAngkatan

pertama sebagai Kepala Madrasah;

7) Memiliki pengalaman mengajar paling singkat 9 (sembilan) tahun, sedangkan

untuk bakal Calon Kepala Madrasah pada madrasah di daerah terdepan, terluar,

dan tertinggal memiliki pengalaman mengajar paling singkat 4 (empat) tahun;

8) Memiliki pangkat paling rendah Penata, golongan III/c, sedangkan untuk bakal

Calon Kepala Madrasah pada madrasah di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal

memiliki pangkat paling rendah Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b;

9) Sehat jasmani, rohani, dan bebas NAPZA berdasarkan surat keterangan dari

rumah sakit Pemerintah;

10) Tidak pernah dikenakan hukuman disiplin sedang dan/atau berat;

11) Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

12) Tidak sedang menjadi tersangka atau tidak pernah menjadi terpidana;

13) Memiliki hasil evaluasi prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil;

14) Evaluasi kinerja guru dengan sebutan paling rendah "Baik" selama 2 (dua) tahun

terakhir.

b. Persyaratan Administrasi

Persyaratan administrasi merupakan kelengkapan dokumen yang dikeluarkan

oleh pihak yang berwenang sebagai bukti bahwa bakal Calon Kepala Madrasah telah

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Persyaratan adminsitrasi bakal Calon

Kepala Madrasah pada madrasah yang diselenggarakan oleh pemerintah adalah

sebagai berikut.

1) Daftar riwayat hidup;

2) Fotokopi ijazah kualifikasi akademik;

3) Fotokopi sertifikat pendidik;

4) Fotokopi surat keputusan pangkat dan jabatan terakhir;

5) Surat keterangan pengalaman mengajar yang dikeluarkan oleh satuan pendidikan;

6) Fotokopi hasil evaluasi prestasi kerja pegawai dan evaluasi kinerja guru dalam 2

(dua) tahun terakhir;

7) Fotokopi surat keputusan atau surat keterangan terkait pengalaman manajerial

dengan tugas yang relevan dengan fungsi Kepala Madrasah;

Page 29: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

11

8) Surat keterangan sehat jasmani, rohani, dan bebas NAPZA yang dikeluarkan oleh

rumah sakit Pemerintah;

9) Surat keterangan tidak pernah dikenakan hukuman disiplin sedang dan/ atau

berat dari atasan atau pejabat yang berwenang.

10) Surat pernyataan tidak sedang menjadi tersangka atau tidak pernah menjadi

terpidana;

11) Surat rekomendasi dari Kepala Madrasah dan Pengawas Pembinanya;

12) Fotokopi piagam/dokumen lain yang relevan.

2. Penyiapan Calon Kepala Madrasah

Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5851 Tahun

2018 tentang Petunjuk Teknis Pengangkatan Kepala Madrasah menjelaskan bahwa

penyiapan Calon Kepala Madrasah merupakan proses penyediaan Calon Kepala

Madrasah yang meliputi proses rekrutmen, seleksi, serta Diklat Calon Kepala

Madrasah. Penyiapan Calon Kepala Madrasah didasarkan pada proyeksi kebutuhan

2 (dua) tahun yang akan datang. Berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan dilakukan

rekrutmen dengan memberikan kesempatan bagi guru yang memenuhi persyaratan

untuk melamar sebagai bakal Calon Kepala Madrasah. Proyeksi Kebutuhan Kepala

Madrasah dilakukan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya menyusun

proyeksi kebutuhan Kepala Madrasah pada madrasah yang diselenggarakan oleh

pemerintah untuk jangka waktu 2 (dua) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun.

3. Proses Penyiapan Calon Kepala Madrasah

Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5851 Tahun

2018 tentang Petunjuk Teknis Pengangkatan Kepala Madrasah menyebutkan bahwa

penyiapan Calon Kepala Madrasah pada madrasah yang diselenggarakan

pemerintah. Penyiapan Calon Kepala Madrasah dilakukan melalui tahap yaitu

pengusulan bakal Calon Kepala Madrasah, seleksi bakal Calon Kepala Madrasah

dan Diklat Calon Kepala Madrasah.

a. Pengusulan bakal Calon Kepala Madrasah dilakukan melalui tahap:

1) Pengumuman rekrutmen bakal Calon Kepala Madrasah

Berdasarkan proyeksi kebutuhan Kepala Madrasah yang telah ditetapkan,

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi menyampaikan pengumuman secara

terbuka kepada semua Guru dan Kepala Madrasah yang ada di wilayahnya tentang

rekrutmen bakal Calon Kepala Madrasah. Penyampaian informasi dapat

dilaksanakan melalui pengumuman resmi yang dikirim kepada semua madrasah

atau melalui website resmi Kementerian Agama.

2) Pengusulan bakal Calon Kepala Madrasah

Setelah pengumuman diterima secara resmi, Kepala Madrasah melakukan

identifikasi terhadap Guru potensial untuk dapat diusulkan sebagai bakal Calon

Kepala Madrasah. Guru yang memenuhi persyaratan selanjutnya dapat

mempersiapkan berkas-berkas usulan dan surat lamaran yang ditujukan kepada

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. Surat lamaran yang dibuat

oleh guru harus dilampiri dengan berkas kelengkapan administrasi yang dibutuhkan.

Selanjutnya berkas usulan yang terdiri dari lamaran dan berkas usulan kelengkapan

administrasi secara kolektif diusulkan oleh Kepala Madrasah melalui Kantor

Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

Page 30: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

12

b. Seleksi bakal Calon Kepala Madrasah

Seleksi bakal Calon Kepala Madrasah dilaksanakan oleh Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi, dilakukan dalam 2 (dua) tahapan, yaitu: seleksi

administrasi dan seleksi substansi.

1) Seleksi Administrasi

Seleksi administratif dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Kanwil

Kementerian Agama Provinsi. Seleksi administrasi dilakukan melalui evaluasi

kelengkapan dokumen yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang sebagai bukti

bahwa bakal Calon Kepala Madrasah telah memenuhi persyaratan administrasi yang

telah ditentukan. Dokumen administrasi meliputi berkas usulan yang terdiri dari

semua persyaratan administrasi bakal Calon Kepala Madrasah.

2) Seleksi Substansi

Seleksi subtansi bakal Calon Kepala Madrasah dilaksanakan setelah bakal

Calon Kepala Madrasah lolos seleksi administrasi. Seleksi substansi dilakukan oleh

tim yang dibentuk oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi (Dirjen Pendis, 2018:

11-17).

C. Kepemimpinan Kepala Madrasah

1. Pengertian Kepemimpinan

Dalam sebuah organisasi atau institusi, keberadaan pemimpin adalah hal yang

niscaya. Pemimpin sesuai dengan makna etimologinya berperan mengatur dan

mengendalikan pihak-pihak yang dipimpinnya dan pada saat yang sama mengelola

segala sumber daya yang dimiliki. Kesuksesan sebuah organisasi sangat bergantung

pada pemimpinnya. Semakin tercapai tujuan organisasi, semakin berhasil seorang

pemimpin (Yamin dan Maisah, 2010:74).

Pemimpin yang sukses juga ditunjukkan oleh kemampuannya dalam

membangun relasi antar sesama. Bila seseorang mampu menjawab kebutuhan-

kebutuhan anggota suatu kelompok, maka ia telah menunjukkan kemampuannya

untuk memimpin (Sunindhia dan Widiyanti, 1993: 93-94). Kemampuan memimpin

pada gilirannya akan membuat dirinya diterima oleh para pengikut (Kartono,

2003:48). Karena itulah memimpin itu sebuah seni, yaitu seni berelasi antara pihak

yang memimpin dan yang dipimpin (Kouzes dan Posner, 2004:20). Efektivitas

kepemimpinan seseorang sangat tergantung pada akseptabilitas dan kapabilitas

dirinya. Semakin baik implementasi kepemimpinan, maka semakin meningkat

tingkat penerimaannya dan di saat yang sama ia sendiri akan belajar untuk semakin

kapabel (Siagian, 2003: 182).

Demikian pula dalam konteks pendidikan, kehadiran seorang pemimpin

sangat dibutuhkan. Efektivitas penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh

efektivitas peran seorang pemimpin. Bahkan dalam dunia pendidikan, pemimpin

tidak hanya berperan sebagai pengatur, tetapi lebih dari itu sebagai teladan atau role

model bagi segenap insan akademis yang ada dalam lembaga tersebut. Di dunia

pendidikan, pemimpin tidak hanya berperan sebagai manager, tetapi juga leader.

Pemimpin dalam Bahasa Inggris disebut leader, sedangkan dalam Bahasa

Arab disebut imam atau rais. Warren G. Bennis (2004:7) mendefinisikan

kepemimpinan sebagai “leaders are people who do the right thing; managers are

people who do things right” (Bennis, 2004: 7). Artinya, pemimpin adalah orang

Page 31: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

13

yang melakukan hal yang benar; manager adalah orang yang melakukan hal dengan

benar.

Perbedaan antara leader dengan manager ada pada substansi pekerjaan dan

cara melakukan pekerjaan. Seorang leader memastikan bahwa substansi pekerjaan

dan cara melakukan pekerjaan tersebut sama-sama benar. Seorang leader dapat

menentukan pilihan kebijakan yang tepat serta menetapkan dan melaksanakannya

dengan benar (to do the right thing), sedangkan manager baru pada tahap cara

melakukannya dengan benar, (to do things rights) (Sugeng, 2003:2). Manager

belum bisa memastikan apakah substansi pekerjaannya benar atau tidak. Seorang

manajer bisa pandai mengatur tata cara melaksanakan kegiatan, namun ia tidak

paham kebenaran substansi kegiatannya. Dengan kata lain seorang leader atau

pemimpin pasti ia seorang manajer, tetapi seorang manager belum tentu sebagai

seorang leader atau pemimpin (Dubrin, terjemahan Tri Widodo, 2000:10, lihat juga

dalam Thoha, 2010:8, Danim, 2004:56, dan Rivai, 2007:28-29). Dari segi peran,

pemimpin berperan menciptakan visi bagi organisasi, sedangkan manager berperan

mengimplementasikan visi tersebut (Dubrin, terjemahan Tri Widodo, 2005: 6).

Cohen dalam Prayitno (2011:114) menguatkan bahwa kepemimpinan adalah

kemampuan memimpin dengan mempengaruhi orang lain melalui pendekatan.

Esensi utama kepemimpinan adalah pengaruh, yaitu bagaimana pemimpin mampu

mempengaruhi yang dipimpinnya (Susanto dan Kardi, 2004:22).

Pengaruh dalam sebuah kepemimpinan menjadi kata kunci dalam rangka

mencapai tujuan bersama (Yukl, 1999:1). Tanpa sebuah pengaruh, kepemimpinan

tidak akan berjalan efektif karena tidak adanya satu komando dalam mencapai

tujuan. Urgensi pengaruh dalam kepemimpinan ditujukan untuk menggalang

kepercayaan dan dukungan sehingga terbangun energi positif yang dapat

menggerakkan segenap sumber daya dalam mencapai tujuan-tujuan lembaga (Kim

dan Renee, 1992:123). Seorang pemimpin harus menjalankan fungsi-fungsi

manajemen disamping fungsi utamanya yaitu koordinasi secara seimbang, sambil

memperhatikan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai (Riberu, 2003:50).

Seorang yang memiliki leadership yang efektif akan mampu menggerakkan

orang lain untuk bekerja bersama-sama dalam sebuah tim. Semakin kuat leadership

seorang pemimpin, maka orang lain akan semakin tergerak untuk melakukan sesuatu

sesuai dengan arahan sang pemimpin.

2. Syarat Kepemimpinan Kepala Madrasah

Pada prinsipnya seorang pemimpin pendidikan adalah seseorang yang mampu

bertanggung jawab dalam mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki secara

optimal dalam rangka mencapai tujuannya, oleh karenanya seorang pemimpin harus

memahami secara pasti tujuan satuan pendidikan yang dipimpinnya. Tujuan

pendidikan dalam termasuk di antaranya yaitu mempersiapkan calon pemimpin

(kaderisasi) yang mampu melanjutkan tapuk kepemimpinan umat di masa yang akan

datang. Pendidikan yang berorientasi mencetak pemimpin adalah pendidikan yang di

dalam prosesnya terjadi penempaan akidah dan akhlak terhadap kader-kader yang

tengah dipersiapkan (As-Suwaidan dan Basyarahil, 2005:70).

Kepemimpinan dalam konteks pendidikan tidak bisa dilepaskan dari posisi

kepala, ketua, atau rektor di lembaga pendidikan. Dalam tulisan ini, peneliti

mengorelasikan syarat dan prinsip kepemimpinan dengan lembaga pendidikan dasar

dan menengah, yaitu madrasah. Pemimpin madrasah disebut Kepala Madrasah.

Page 32: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

14

Tugas utama Kepala Madrasah adalah membangun budaya mutu pendidikan yang

berada pada satuannya. Budaya mutu pendidikan memberikan jaminan bahwa proses

dan hasil belajar sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Bagi Kepala

Madrasah, menciptakan budaya mutu dengan berinvestasi untuk masa depan

pendidikan itu sendiri. Tanpa budaya mutu, lembaga pendidikan mengalami

ketertinggalan dan pada gilirannya ditinggalkan oleh stakeholders (Timpe, 1987:

342-344).

Kepala Madrasah akan berhasil melaksanakan tugasnya apabila ditopang

kemampuan mengorganisasikan segenap sumber daya yang meliputi kemampuan

memberdayakan guru, menegakkan disiplin, menjalin hubungan yang harmonis

dengan berbagai pihak, berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan, dan mampu

bekerjasama dalam tim (Mulyasa, 2003:126). Kepala Madrasah juga mengontrol

sejauh mana praktik di lapangan, sesuai visi dan misi dengan fakta di lapangan

(Musfah, 2017:22). Kemampuan mengorganisasikan dapat dikategorikan hard skill.

Kemampuan tersebut menjadi sempurna bila dilengkapi dengan soft skill seperti

disiplin, tanggung jawab, dan keteladanan (Kruse, 2000:98). Memiliki dua skill

tersebut secara bersamaan menjadi kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan

(Lipham, dkk, 1985: 35).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (saat ini Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan) Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala

Sekolah/Madrasah, Pasal 2, disebutkan bahwa untuk menjadi seorang Kepala

Sekolah/Madrasah, seorang Guru harus memiliki syarat umum dan syarat khusus.

Persyaratan Kepala Madrasah bertumpu pada kompetensi-kompetensi yang diatur

dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang

Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Apapun persyaratan dan prinsip Kepala

Madrasah, semuanya mengacu pada kompetensi tersebut yaitu kompetensi

kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi sosial, kompetensi supervisi dan

kompetensi kewirausahaan.

3. Pengangkatan Kepala Madrasah

Pengangkatan Kepala Madrasah merupakan proses pengesahan seorang Calon

Kepala Madrasah menjadi Kepala Madrasah. Agar proses Pengangkatan Kepala

Madrasah dapat dipedomani dengan baik, maka berikut ini beberapa langkah yang

perlu dilaksanakan sesuai amanat Peraturan Menteri Agama Nornor 58 Tahun 2017

tentang Pengangkatan dan Pelantikan Kepala Madrasah pada madrasah yang

diselenggarakan Pemerintah:

a. Pengangkatan Kepala Madrasah dilaksanakan bagi Calon Kepala Madrasah

yang telah memiliki Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP)

Calon Kepala Madrasah;

b. Pengangkatan Kepala Madrasah dilakukan melalui proses seleksi oleh tim

seleksi yang terdiri atas unsur: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi;

Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota; dan Pengawas. Tim seleksi

tersebut ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan

kewenangannya. Tim seleksi membuat rekomendasi berdasarkan evaluasi

(dengan dilengkapi penjelasan pendukung) kepada Kepala Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi;

c. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi menetapkan

pengangkatan dan melantik Kepala Madrasah;

Page 33: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

15

d. Pelantikan Kepala Madrasah tersebut dapat didelegasikan kepada Kepala

Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

D. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Pada dasarnya evaluasi merupakan salah satu kegiatan yang cukup kompleks.

Istilah evaluasi secara umum dianggap sudah dipahami karena sering diucapkan dan

diterapkan dalam dunia pendidikan maupun manajemen. Namun demikian, perlu

adanya persamaan persepsi mengenai apa yang dimaksud dengan evaluasi. Hal ini

penting karena meskipun sudah digunakan dan dipraktikkan secara umum, namun

tidak jarang dijumpai adanya pelaksanaan evaluasi yang tidak sesuai dengan makna

dan filosofi yang sebenarnya. Evaluasi pada prinsipnya berkaitan dengan evaluasi

tingkat ketercapaian dan kualitas suatu pekerjaan yang dilaksanakan di akhir

kegiatan di satu sisi, dan di sisi lain sebagai titik tolak untuk menyusun strategi

kebijakan dan perencanaan ke depan.

Kata evaluasi berasal dari kata evaluation dan kata tersebut memiliki

pengertian yang berkaitan dengan sebuah upaya atau usaha dalam memberikan

sebuah penilaian atau pengukuran sesuatu hal. (Arikunto dan Cepi, 2014:1). Selain

itu, evaluasi adalah kegiatan atau proses dalam pemberian nilai atau menilai sesuatu

melalui beberapa tahap pengukuran (Sudijono, 2007:5). Berkaitan dengan

fungsinya, evaluasi biasanya dilakukan dengan maksud sebagai bahan sebelum

melakukan dan membuat sebuah keputusan.

Istilah evaluasi dalam Alquran tidak dijumpai persamaan kata yang pasti,

tetapi terdapat ayat tertentu yang mengarah kepada arti evaluasi, misalnya: Al-Bala’,

memiliki makna cobaan atau ujian. Allah swt. berfirman:

م أيكم أحسن عملا وهو العزيز الغفور يبلوك حياة ل وال ت و م خلق ال الذي

Artinya: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa

di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha

Pengampun” (Qs. al-Mulk:2).

Ayat di atas menjelaskan bahwa akan ada balasan atas semua hal yang

dikerjakan manusia di dunia. Ayat tersebut juga memberikan hakikat akan arti

pentingnya kehidupan dan kematian, dengan begitu setiap manusia diharapkan untuk

senantiasa mengevaluasi setiap amal dan perbuatannya, seiring dengan beribadah

kepada Allah swt. dan serius menyiapkan bekal untuk kehidupan setelah kematian.

Ayat lain yang menerangkan hakikat evaluasi terkait dengan validitas alat

ukur yaitu dalam surat al-Isra Ayat 35:

لك خير وأحسن تأويلا و أوفوا الكيل إذا كلتم وزنوا بالقسطاس المستقيم ذ

Artinya: “Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah

dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya” (Qs. al-Isra:35).

Ayat di atas mengajarkan kepada kita agar senantiasa bertindak adil, jujur dan

obyektif dalam mengevaluasi setiap hasil pekerjaan serta menjauhkan diri dari

Page 34: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

16

perbuatan yang bersifat menyimpang demi memperoleh demi keuntungan semata.

Jangan pernah mengurangi atau melebih-lebihkan ukuran atau penilaian dari hasil

yang dievaluasi, terutama jika evaluasi tersebut menyangkut hak dan kewajiban

orang lain.

Dalam melakukan proses dari evaluasi terdapat beberapa proses mengenai

pengukuran, penilaian, dan evaluasi sebagai berikut (Sudijono, 2007:4-6):

a. Proses dari pengukuran dilakukan dengan cara membuat sebuah perbandingan

secara kuantitatif.

b. Proses dari penilaian dilakukan dengan maksud memberi keputusan kepada

sesuatu hal.

c. Prose dari evaluasi biasanya dilakukan melalui dua tahap atau langkap terkait

dengan penilaian dan pengukuran kepada seseuatu hal dengan perbandingan

secara kuantitif.

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan Stufflebeam dan Guba seperti

dikutip Yusuf (2015:20), diketahui beberapa tujuan dan cara pelaksanaan dari proses

evaluasi, yaitu:

a. Hasil dari proses evaluasi biasanya dijadikan bahan pada saat proses

pengambilan atau penetapan keputusan.

b. Proses dari evaluasi dilakukan kepada sebuah kegiatan dari sebuah program

yang dilakukan secara terus menerus.

c. Proses dari evaluasi terdiri dari beberapa tahap yaitu dimulai dari penjelasan

akan informasi yang diperlukan, kemudian melakukan proses pengumpulan

hingga memperoleh informasi tersebut dan melakukan analisis serta terakhir

adalah melakukan proses pemberian makna kepada hasil dari informasi

tersebut.

Terkait dengan penelitian yang dilakukan, diketahui dari Stufflebeam (1971)

bahwa proses dari evaluasi dilakukan dengan maksud mengetahui peningkatan dan

pencapaian dalam hal pendidikan. Selain itu dari Alkin (1969) juga menambahkan

bahwa proses dari evaluasi merupakan bagian dari aktivitas yang fokus dalam

menyediakan informasi pada saat proses pengambilan atau penetapan sebuah

keputusan. Join Committe dalam Toyibnapis (1989:46) menyatakan bahwa pada

intinya sebuah evaluasi proses merupakan pengecekan secara terus menerus

terhadap penerapan sebuah rencana. Tujuannya adalah menyediakan umpan balik

untuk mengarahkan, mengubah atau menjelaskan kembali rencana sesuai kebutuhan.

Stufflebeam dan Shinkfield (1985:159) mendefinisikan evaluasi dengan:

“Evaluation is a process that provides information to support decision

making activities related to pricing and services in accordance with the objectives

that can provide support levels of achievement for an event “ .

Evaluasi merupakan sebuah proses yang berfungsi memberikan sebuah

informasi untuk mendukung kegiatan pengambilan keuputusan terkait dengan

penetapan harga dan jasa sesuai dengan tujuan yang ada serta dapat memberi

peningkatan tingkat pemahaman kepada sebuah peristiwa. Sehingga dari penjelasan

tersebut, diketahui bahwa evaluasi berfungsi dalam menyediakan kebutuhan sebuah

informasi untuk membantu proses pertimbangan sebelum membuat dan menetapkan

sebuah keputusan.

Dari pernyataan Komite Studi Nasional dari UCLA yang dikutip oleh (Stark

dan Thomas, 1994:12), diketahui pengertian dari evaluasi merupakan gabungan

dengan beberapa proses yang berasal dari proses pemilihan, proses pengumpulan,

Page 35: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

17

proses analisis dan proses penyajian informasi untuk mendukung proses

pengambilan dan penetapan sebuah keputusan pada saat dilakukan penyusunan

sebuah program. Selanjutnya, Griffin dan Nix (1991:3) menyatakan:

“There are several activities in the evaluation process, starting with

evaluators or people who carry out the evaluation process by making a plan

regarding the implementation of the evaluation, then the process of data collection

that will be carried out to meet the information needs related to the evaluation

carried out then the analysis process is carried out and the results are made in the

form of reports.”.

Diketahui bahwa terdapat beberapa kegiatan dari proses evaluasi dimulai

evaluator atau orang yang melakukan proses evaluasi dengan membuat perencanaan

mengenai pelaksanaan evaluasi tersebut, kemudian proses dari pengumpulan data

yang akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan informasi terkait dengan evaluasi

yang dilakukan kemudian dilakukan proses analisis dan hasilnya dibuat dalam

bentuk laporan.

Didukung dengan pernyataan dari Wirawan (2012:7), yang menjelaskan

bahwa evaluasi terdiri dari beberapa proses yang dimulai dari proses pengumpulan

data atau informasi yang kemudian dianalis dan disajikan dengan cara perbandingan

menggunakan beberapa indikator yang sudah ditetapkan sebelumnya dan hasilnya

dipergunakan pada saat pengambilan sebuah keputusan terkait dengan obyek yang

dievaluasi.

Berbeda dengan penjelasan sebelumnya, pendapat dari Suchman (1979:159)

terkait dengan evaluasi, diketahui bahwa evaluasi biasanya digunakan dengan

maksud mengetahui hasil dari pencapaian terkait dengan tujuan dari pelaksanaan

sebuah kegiatan sehingga dapat diketahui hasil dari pelaksanaan kegiatan tersebut

sudah mencapai tujuan dari kegiatan atau belum. Sedangkan dari Hasan (1988:6)

diketahui bahwa proses dari evaluasi berkaitan dengan penentuan beberapa kriteria

mengenai informasi yang dapat berguna dalam kegiatan pengambilan atau

penetapan keputusan.

Mengevaluasi merupakan salah satu bagian atau tahapan dari proses

pengawasan dan terkait dengan pernyataan tersebut terdapat pernyataan dari

Malcolm Provus sebagai pencetus Discrepancy Evaluation yang dikutip oleh

Toyibnapis (1989:49) menjelaskan bahwa pada dasarnya evaluasi dapat dilakukan

dengan membuat sebuah perbandingan dari apa yang ada dengan standar yang

berlaku sehingga dapat diketahui perbedaannya. Sedangkan Alkin (1969) dan

Cronbach (1973:26), menjelaskan manfaat dari proses evaluasi adalah menyediakan

data dan informasi bagi seseorang atau individu yang akan melakukan pengambilan

atau pembuatan keputusan. Kemudian fungsi dari evaluasi sesuai dengan

penggunaannya dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu evaluasi jenis formatif

yang digunakan pada saat dilakukan pengembangan sebuah program yang sudah ada

dan sedang berjalan dan evaluasi jenis sumatif merupakan evaluasi sebagai bentuk

pertanggungjawaban terkait dengan proses seleksi dan kecakapan sehingga dapat

membantu proses dan program yang ada. Demikian penjelasan terkait dengan fungsi

dari evaluasi, yaitu:

a. Sebagai penyedia informasi yang andal dan sahih sesuai untuk memperlengkapi

kebutuhan yang berkaitan dengan proses penetapan kebijakan dan pembuatan

keputusan serta penilaian dan pengukuran sebuah peristiwa atau kegiatan.

Page 36: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

18

b. Membantu proses penilaian dan pengukuran sehingga diketahui hasil

pencapaian terkait dengan tujuan dari sebuah peristiwa atau kegiatan dalam

sebuah program.

c. Membantu pada saat dilakukan pembuatan beberapa alternatif atau kebijaksanaan

terkait dengan sebuah perisitiwa yang ada atau kegiatan dari sebuah program.

Menurut Musfah (2017:251), jika evaluasi dianggap sebagai bagian yang

tidak penting, pun pelaksanaannya hanya sekedar formalitas. Hasil evaluasi tersebut

tentunya tidak ditindaklanjuti dengan langkah konkret untuk memperbaiki kinerja di

tahun berikutnya. Data hasil evaluasi pun tidak berguna kecuali menghabiskan

anggaran. Sebenarnya, hasil evaluasi yang tepat merupakan data berharga untuk

melangkah di tahun depan menuju performa yang lebih baik.

Dengan fungsi tersebut maka dimungkinkan bahwa suatu program atau

keputusan/kebijaksanaan dapat (1) diteruskan dengan kondisi yang ditentukan, (2)

diteruskan tanpa diadakan perubahan, (3) dihentikan karena lebih banyak

menimbulkan masalah daripada pemecahan masalah, atau (4) dirumuskan kembali

masalahnya sehingga mungkin ditemukan tujuan, sasaran dan alternatif baru yang

sama sekali berbeda dengan sebelumnya, (5) Hasil evaluasi yang didapat segera

ditindaklanjuti untuk perbaikan program di tahun mendatang.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa evaluasi merupakan kegiatan

mengumpulkan informasi dan data guna menilai sebuah program yang telah disusun

untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah

pelaksanaan program sesuai rencana, dan dampak apa yang terjadi setelah program

dilaksanakan. Informasi ini berguna sebagai pertimbangan atau penentuan alternatif

dalam pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya.

Dalam konteks kediklatan, evaluasi merupakan bagian tak terpisahkan dari

apa yang disebut dengan sistem kediklatan. Sistem kediklatan selalu mengikuti

siklus yang terdiri dari Analisis Kebutuhan Diklat (Training Needs Analysis),

Penyusunan Perencanaan, Penyelenggaraan Program, dan Evaluasi. Evaluasi

memang sebagai bagian akhir dari sistem diklat. Tetapi last but not less, evaluasi

justru berperan penting bagi kelanjutan program itu sendiri. Dengan dasar hasil

evaluasi itulah pimpinan dapat menyusun perencanaan program yang lebih

berkualitas dari sebelumnya. Untuk itu, evaluasi bukan semata-mata akhir dari

sebuah pekerjaan melainkan juga awal dari sebuah perencanaan. Begitulah

seterusnya bagai sebuah garis lingkaran (circle line).

2. Pengertian Evaluasi Program

Arikunto (2006:5) menjelaskan program adalah kegiatan atau aktivitas yang

dirancang untuk melaksanakan kebijakan dan dilaksanakan untuk waktu yang tidak

terbatas. Kebijakan tertentu bersifat umum dan untuk merealisasikan kebijakan

disusun berbagai jenis program. Sedangkan melakukan evaluasi program adalah

kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan

dari kegiatan yang direncanakan (Arikunto, 1998:65).

Adapun kata program berasal dari bahasa Inggris yang berarti acara, rencana,

program adalah kegiatan yang direncanakan dengan seksama. Program dapat

didefinisikan sebagai unit kegiatan yang merupakan implementasi dari suatu

kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam

suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang (Ecols, 2016:450). Dari uraian

tersebut dapat ditangkap bahwa program adalah suatu kegiatan perlu direncanakan

Page 37: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

19

dalam sebuah organisasi yang melibatkan sekelompok orang untuk

merealisasikannya, sebagai bentuk dari implementasi kebijakan, dan dilakukan

secara terus menerus.

Sedangkan Sudjana (2006:18) mendefinisikan evaluasi program sebagai

kegiatan sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan

data sebagai masukan untuk pengambilan keputusan. Penetapan keputusan ini

didasarkan atas perbandingan secara hati-hati terhadap data yang diobservasi dengan

standar tertentu yang telah dibakukan.

Terdapat tiga unsur batasan dalam evaluasi program yaitu kegiatan sistematis,

data, dan pengambilan keputusan. Kegiatan sistematis mengandung makna bahwa

evaluasi program dilakukan melalui prosedur yang tertib berdasarkan kaidah-kaidah

ilmiah. Data yang dikumpulkan sebagai fokus evaluasi program diperoleh melalui

kegiatan mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan penyajian dengan

menggunakan pendekatan, model, metode dan teknik ilmiah. Sedangkan

pengambilan keputusan bermakna bahwa data yang disajikan itu akan bernilai

apabila menjadi masukan berharga untuk proses pengambilan keputusan terhadap

program yang dievaluasi. (Arikunto, 2006:25).

Berdasarkan hasil pemikiran dari beberapa ahli di atas, secara sederhana dapat

disimpulkan bahwa evaluasi program adalah rangkaian kegiatan atau usaha

penyediaan informasi yang diperoleh dengan data yang telah diolah secara ilmiah

untuk melihat keberhasilan dan ketercapaian program, serta sebagai sarana

pengambilan keputusan apakah program tersebut dilanjutkan atau diberhentikan,

serta mengetahui letak kekurangan atau komponen yang mana yang tidak seusai

dengan semestinya sehingga harus diperbaiki.

Dampak dari sebuah kegiatan itu akan meliputi banyak orang dan menyangkut

banyak evaluasi oleh karena itu dibutuhkan sebuah evaluasi agar dapat dikaji apa

kekurangannya, dan kekurangan tersebut akan dipertimbangkan untuk pelaksanaan

kegiatan diwaktu yang lain. Rencana atau program perlu dievaluasi agar dapat

diketahui keunggulan, kelemahan, peluang, serta tantangannya dalam mencapai

tujuan yang telah direncanakan maka, evaluasi program itu sendiri merupakan

kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari kegiatan

yang sudah direncanakan.

Berdasarkan berapa pengertian evaluasi dan evaluasi program di atas, jelas

bahwa evaluasi sangat bermanfaat. Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan

berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan dan

menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar bagi pengambilan

kebijakan/keputusan dalam menentukan alternatif keputusan maupun menyusun

program selanjutnya. Melalui evaluasi, program dilakukan secara sistematik, rinci,

dan menggunakan prosedur yang sudah diuji secara cermat dengan metode tertentu

akan diperoleh data yang handal dan dapat dipercaya. Penentuan kebijakan akan

tepat apabila data yang digunakan sebagai dasar pertimbangan tersebut besar, akurat,

dan lengkap.

3. Manfaat dan Tujuan Evaluasi Program

Evaluasi program memiliki banyak manfaat dan tujuan bagi kepentingan

lembaga dalam mengidentifikasi keberhasilan suatu program yang dilaksanakan.

Manfaat evaluasi program menurut Arikunto dan Cepi (2014:22) sebagai informasi

yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagi pengambilan keputusan

Page 38: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

20

dan kebijakan lanjutan program, karena dari masukan hasil evaluasi program itulah

para pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang sedang

atau telah dilaksanakan.

Menurut Roswati dalam Munthe (2015:7) memaparkan tentang manfaat dari

evaluasi program:

a. Memberikan masukan apakah suatu program dihentikan atau diteruskan.

b. Memberitahukan prosedur mana yang perlu diperbaiki.

c. Memberitahukan strategi, atau teknik yang perlu dihilangkan/diganti.

d. Memberikan masukan apakah program yang sama dapat diterapkan di tempat

lain.

e. Memberikan masukan dana harus dialokasikan ke mana.

f. Memberikan masukan apakah teori/pendekatan tentang program dapat

diterima/ditolak.

Adapun manfaat evaluasi program menurut Arikunto dan Cepi (2014:22)

yaitu;

a. Menghentikan program

Dalam hal ini program tersebut dipandang tidak ada manfaatnya atau tidak

terlaksana sebagaimana mestinya sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai,

maka program bisa dihentikan.

b. Merevisi program

Maksudnya jika dalam sebuah program ada beberapa hal yang kurang

sesuai dengan harapan (terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit), maka program

tersebut dapat diperbaiki kembali sehingga program dapat berjalan sesuai dengan

yang diharapkan.

c. Melanjutkan program

Karena pelaksanaan program menunjukan bahwa segala sesuatu sudah

berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan memberikan hasil yang bermanfaat,

maka program tersebut dapat dilanjutkan.

d. Menyebarluaskan program

Dapat berupa pelaksanaan program di tempat-tempat lain atau mengulangi

lagi program yang sama dilain waktu karena program tersebut berhasil dengan

baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain.

Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai

manfaat dari evaluasi program yakni memberikan masukan berupa informasi yang

akurat dan objektif kepada pembuat atau pelaksana program untuk mengambil

keputusan apakah program dilajutkan, direvisi atau dihentikan serta informasi apa

saja hal yang perlu diperbaiki.

Ada dua macam tujuan evaluasi, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum diarahkah kepada program keseluruhan, sedangkan tujuan khusus

diarahkan pada tiap. Tujuan evaluasi secara implisit telah terumuskan dalam definisi

evaluasi yaitu, untuk menyajikan data sebagai masukan bagi pengambilan

keputusan. Tujuan khusus mencakup upaya untuk memberikan masukan tentang

evaluasi itu sendiri, baik segi kebijaksanan pendidikan, hasil program, sumberdaya,

manajemen program dan sebagainya komponen (Arikunto, 2006:27).

Tujuan evaluasi adalah untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya

sesuatu yang selanjutnya informasi tersebut dipergunakan untuk menentukan

alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan (Arikunto, 2006:27). Selain itu

menurut Mujiman dalam Musfah (2011:92) menyebutkan bahwa evaluasi pada

Page 39: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

21

intinya bertujuan untuk mengukur keberhasilan program, dalam segi hasil belajar

partisipan berupa perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yang

diperkirakan sebagai akibat diklat dan kualitas penyelenggaraan program diklat

dalam evaluasi yang bersifat teknis dan substantif. Widoyoko (2015:6)

mendefinisikan bahwa tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang

akurat dan objektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses

pelaksanaan program, dampak hasil yang dicapai, efisiensi serta pemanfaatan hasil

evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil

keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu, juga

dipergunakan untuk kepentingan penyusunan program berikutnya maupun

penyusunan kebijakan yang terkait dengan program.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan

bahwa tujuan evaluasi program adalah untuk memperoleh informasi dari program

yang sudah dilaksanakan dan mengetahui sejauh mana program tersebut berhasil

dicapai dengan data yang akurat dan objektif. Informasi ini berguna untuk alternatif

dalam pengambilan keputusan dan menetapkan kebijakan yang akan diambil untuk

perbaikan program di masa yang akan datang.

4. Model Evaluasi Program

Model evaluasi merupakan rancangan yang akan dipakai untuk

melakukan evaluasi terhadap suatu program. Pemilihan model evaluasi sangat

penting karena setiap program memiliki karakteristik yang berbeda dan setiap model

evaluasi memiliki asumsi, pendekatan, terminologi dan logika berpikir yang

berbeda pula. Para ahli evaluasi telah berusaha membuat model evaluasi yang

dapat digunakan oleh para evaluator untuk mengevaluasi suatu program. Model-

model evaluasi yang telah dikembangkan oleh para ahli tersebut bentuknya

beragam.

Dalam pelaksanaan penelitian evaluasi program, Kaufman dan Thomas

(1980:109) menyebutkan beberapa model yang sangat terkenal, antara lain:

Scriven’s Formative-Sumative Model, CIPP Model, CSE-UCLA Model, Stake’s

Countenance Model, Tyler’s Goal Attainment Model, Provus’s Discrepancy Model,

Scriven’s Goal-Free Model, dan Stake’s Responsive.

a. Scriven’s Formative-Sumatif Model

Evaluasi formatif dilakukan ketika kebijakan, program atau proyek mulai

dilaksanakan dan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir pelaksanaan program.

Menurut Scriven seperti dikutip oleh Wirawan (2012:86) bahwa “evaluasi formatif

merupakan loop balikan dalam memperbaiki produk dan evaluasi sumatif untuk

mengukur kinerja akhir objek evaluasi.

b. CIPP Model

Model evaluasi Context, Input, Process, dan Product (CIPP) mulai

dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam pada tahun 1966. Dalam bukunya Wirawan

(2012:92), Stufflebeam mendefinisikan evaluasi sebagai proses melukiskan

(delineating), memperoleh, dan menyediakan informasi yang berguna untuk

menilai alternatif-alternatif pengambilan keputusan. Melukiskan artinya

menspesifikasikan, mendefinisikan, dan menjelaskan untuk memfokuskan informasi

yang diperlukan oleh para pengambil keputusan. Memperoleh artinya dengan

memakai pengukuran dan statistik untuk mengumpulkan, mengorganisasi dan

Page 40: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

22

menganalisis informasi. Menyediakan artinya memberikan informasi sehingga akan

melayani dengan baik kebutuhan evaluasi para pemangku kepentingan evaluasi.

Stufflebeam seperti kutip Wirawan (2012:92-96) juga menyatakan model

evaluasi CIPP merupakan kerangka yang komprehensif untuk mengarahkan

pelaksanaan evaluasi formatif dan sumatif terhadap objek program, proyek

personalia, produk, institusi, dan sistem.Model CIPP terdiri dari empat jenis

evaluasi, yaitu: Evaluasi Konteks (context Evaluation), Evaluasi masukan (Input

Evaluation), Evaluasi Proses (Process Evaluation), dan Evaluasi Produk (Product

Evaluation).

1) Evaluasi Konteks ( Context Evaluation )

a) Evaluasi untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi dan kebutuhan

(need) dalam latar pendidikan tertentu. Kebutuhan adalah ketimpangan

antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diinginkan atau seharusnya.

b) Jika kebutuhan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah

menentukan obyektif atau tujuan program yang akan menghilangkan

ketimpangan.

2) Evaluasi Konteks dilakukan untuk menjawab pertanyaan:

a) Kebutuhan apa yang belum dipenuhi oleh kegiatan program;

b) Tujuan pengembangan manakah yang berhubungan dengan pemenuhan

kebutuhan;

c) Tujuan manakah yang paling mudah dicapai.

3) Evaluasi Masukan ( Input Evaluation )

a) Evaluasi ini untuk menilai strategi dan sumber-sumber yang diperlukan

untuk mencapai obyektif program.

b) Hasil dari evaluasi masukan untuk membantu pengambilan keputusan

memilih strategi dan sumber terbaik dalam keterbatasan untuk mencapai

obyektif program.

c) Komponen evaluasi masukan meliputi :

(1) Sumber daya manusia;

(2) Sarana dan peralatan pendukung;

(3) Dana/anggaran.

4) Evaluasi Proses ( Process Evaluation )

Evaluasi proses digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan

prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan

informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang

telah terjadi. Evaluasi proses meliputi koleksi data evaluasi yang telah ditentukan

dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan program. Pada dasarnya evaluasi proses

untuk mengetahui sampai sejauh mana rencana telah diterapkan dan komponen apa

yang perlu diperbaiki (Arikunto, 1993:45).

5) Evaluasi Produk/Hasil ( Product Evaluation )

Dari hasil evaluasi produk diharapkan dapat membantu pimpinan proyek atau

guru untuk membuat keputusan yang berkenaan dengan kelanjutan, akhir maupun

modifikasi program. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa evaluasi

produk merupakan evaluasi yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan dalam

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Data yang dihasilkan akan sangat

menentukan apakah program diteruskan, dimodifikasi atau dihentikan (Arikunto,

1993:46).

Page 41: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

23

c. CSE-UCLA Model

CSE-UCLA merupakan singkatan, yaitu Center for the Study of Evaluation-

University of California in Los Angeles. Wirawan (2012:42) menjelaskan ciri dari

model CSE-UCLA adalah adanya lima tahap yang dilakukan dalam evaluasi yaitu

perencanaan, pengembangan, implementasi, hasil, dan dampak. Ferdinand dalam

Wirawan (2012:44) memberikan penjelasan tentang model CSE-UCLA menjadi

empat tahap yaitu (1) needs assessment, (2) program planning, (3) formative

evaluation, dan (4) summative evaluation.

d. Stake’s Countenance Model

Stake’s Countenance Model dikembangkan oleh Stake. Model Stake

menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal pokok, yaitu (1) deskripsi

(description) dan (2) pertimbangan (judgements); serta membedakan adanya tiga

tahap dalam evaluasi program yaitu (1) anteseden (antecendents/context), (2)

transaksi (transaction/process), dan keluaran (output-outcomes) (Wirawan,

2012:44).

e. Tyler’s Goal Attainment Model

Tyler adalah seorang yang dianggap bapak evaluasi karena pada tahun 1950

telah memberikan sumbangannya dalam memberikan definisi pada evaluasi.

Menurut Tyler dalam Kaufman dan Thomas (1980:126), “Pengertian evaluasi perlu

ditekankan pada pemerolehan gambaran mengenai efektivitas sistem pendidikan

yang mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan atau pembelajaran.” Evaluasi

harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menurus sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai secara berkelanjutan.

f. Provus’s Discrepancy Model

Discrepancy Model dikembangkan oleh Malcolm Provus. Kata discrepancy

jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti “kesenjangan”. Model ini

menekankan pada adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program. Evaluasi

program yang dilakukan oleh evaluator mengukur besarnya kesenjangan yang ada

disetiap komponen (Kaufman dan Thomas, 1980:126).

g. Scriven’s Goal-Free Model

Model evaluasi ini dikemukakan oleh Scriven. Dalam evaluasi ini sebaiknya

evaluator tidak mengetahui tujuan program sebelum melakukan evaluasi karena

evaluasi ini untuk mengetahui pengaruh yang sesungguhnya dari operasi program.

Pengaruh program mungkin berbeda atau lebih banyak atau lebih luas dari tujuan

program sebelum melakukan evaluasi. Evaluator yang mengetahui tujuan program

sebelum melakukan evaluasi terkooptasi oleh tujuan dan akan tidak memperhatikan

pengaruh program di luar tujuan tersebut. Evaluator berfungsi melakukan tugas

evaluasi untuk mengetahui pengaruh yang sesungguhnya dari operasi program

(Wirawan, 2012:85).

h. Stake’s Responsive Model

Model evaluasi responsif (Stake’s Responsive Model) dikembangkan oleh

Robert Stake. Pada awalnya Stake menamai model evaluasi ini Countenance of

Educational Evaluation. Daniel L. Stufflebeam dan Anthony J. Shinfield memberi

nama model ini sebagai Client-centered Evaluation atau evaluasi yang berpusat pada

klien (Wirawan, 2012:85).

i. Evaluasi Kirkpatrick Model

Kirkpatrick adalah salah seorang ahli evaluasi program diklat dalam bidang

pengembangan sumber daya manusia (SDM). Model evaluasi yang dikembangkan

Page 42: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

24

oleh Kirkpatrick dikenal dengan istilah Kirkpatrick Four Levels Evaluation Model.

Evaluasi terhadap keefektifan program pembelajaran menurut Kirkpatrick (1998)

mencakup empat tahap evaluasi, yaitu: tahap 1 reaction; tahap 2 learning; tahap 3

behavior; dan tahap 4 result.

5. Model Evaluasi Kirkpatrick

Diketahui bahwa model dari evaluasi Kirkpatrick biasanya digunakan dalam

proses evaluasi dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan karena sesuai dengan

proses evaluasinya dilakukan dapat diterapkan dengan berbagai kondisi dari

berbagai kegiatan yang ada pada banyak jenis diklat atau pendidikan dan pelatihan

secara menyeluruh atau menjangkau semua bagian atau tahap kegiatan program

kegiatan diklat (Prilianti, 2017:36).

Terdapat beberapa tahap dari proses evaluasi dengan model Kirkpatrick yaitu

terdiri dari evaluasi tahap dari reaksi, evaluasi tahap dari belajar, evaluasi tahap dari

perilaku, dan evaluasi tahap dari dampak (Wirawan: 2012:300).

Demikian penjelasan mengenai beberapa tahap dalam proses evaluasi dengan

model dari Kirkpatrick, yaitu:

a. Tahap Reaksi

Proses dari evaluasi tahap ini berkaitan dengan hasil pikiran dari peserta yang

mengikuti kegiatan dalam sebuah program yang diselenggarakan serta respon

perserta kepada narasumber, fasilitas dan pengguaan metode program serta isi

keseluruhan kegiatan dari program. Dalam tahap ini biasanya terdapat beberapa

pernyataan dari peserta terkait dengan kepuasan peserta kepada program yang

dilaksanakan. Diketahui proses evaluasi pada tahap ini berfungsi dalam mengetahui

respon dari pelatihan yang kemudian hasil dari respon peserta tersebut dapat

menjadi sebuah informasi secara kuantitatif yang dapat menjadi masukan bagi pihak

penyelenggara program kegiatan tersebut sehingga dapat digunakan dengan maksud

meningkatkan kinerja dan kualitas dari program pelatihan yang dilakukan

selanjutnya. (Utomo, 2016:38).

Berkaitan dengan rasa puas dari peserta kegiatan diklat, hal tersebut dapat

diketahui melalui pengukuran kepada beberapa aspek yang terdiri dari aspek materi

diklat yang diberikan kemudian dari aspek fasilitas yang tersedia untuk mendukung

kegiatan diklat, cara atau metode penyampaian materi diklat yang yang digunakan

narasumber, lalu dari media pembelajaran diklat yang disediakan penyelenggara dan

jadwal pelaksanaan kegiatan diklat. Biasanya agar proses pengukuran menjadi lebih

mudah dan efektif maka kegiatan dari pengukuran terkait proses evaluasi tahap dari

reaksi, dilakukan dengan membuat sebuah reaction sheet dalam bentuk angket atau

kuesioner.

b. Tahap Belajar

Kirkpatrick (1998:20) mengemukakan “Training participants can be said to

have learned if they have experienced changes such as increased knowledge,

changing attitudes for the better and increasingly developing skills”. Pada tahap dari

belajar, seorang narasumber dapat memberi pengajaran berkaitan dengan tujuan

kegiatan program pembelajaran, yaitu terdiri dari pengetahuan, sikap dan

keterampilan sehingga berdasarkan penjelasan tersebut, peserta diklat dapat

dikatakan sudah belajar jika sudah mengalami perubahan seperti meningkatnya

pengetahuan, perubahan sikap menjadi lebih baik dan keterampilan yang semakin

berkembang.

Page 43: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

25

Proses pengukuran dalam evaluasi tahap dari belajar dilakukan dengan

menggunakan beberapa aspek, terdiri dari pengetahuan yang telah didapat dan

dikuasai peserta kemudian perubahan sikap dari perserta dengan menjadi lebih baik

dan peningkatan dari keterampilan peserta menjadi lebih berkembang. Fungsi dari

proses evaluasi tahap ini adalah untuk mengukur pencapaian proses pembelajaran

sampai pada fase tertentu, yang hasilnya digunakan untuk perbaikan proses

berikutnya.

c. Tahap Perilaku (Evaluating Behavior)

Evaluasi perilaku berbeda dengan evaluasi terhadap sikap. Penilaian sikap

pada evaluasi level 2 difokuskan pada perubahan sikap yang terjadi pada saat

kegiatan pelatihan dilakukan sehingga lebih bersifat internal, sedangkan penilaian

perilaku (behavior) difokuskan pada perubahan tingkah laku setelah peserta kembali

ke tempat kerja (Widoyoko, 2015:177).

Perubahan perilaku apa yang terjadi di masyarakat setelah peserta diklat

mengikuti program pembelajaran. Dengan kata lain yang perlu dinilai adalah apakah

peserta diklat merasa senang setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dan kembali

ke masyarakat? Bagaimana peserta diklat dapat mentransfer pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang diperoleh selama kegiatan pembelajaran untuk

diimplementasikan di masyarakat? Karena yang dinilai adalah perubahan perilaku

setelah kembali ke masyarakat maka evaluasi tahap perilaku ini dapat disebut

sebagai evaluasi terhadap outcomes dari kegiatan diklat. Pada evaluasi tahap

perilaku ini berfungsi untuk menilai perubahan perilaku setelah diklat sesuai hasil

proses akhir materi program diklat.

d. Tahap Dampak (Evaluating Result)

Evaluasi dampak ini difokuskan pada hasil akhir (final result) yang terjadi

karena peserta diklat setelah mengikuti suatu program. Menurut Kirkpatrick seperti

dikutip Widodo (2015) yang termasuk dalam kategori hasil akhir dari suatu program

pembelajaran di antaranya adalah kenaikan produktivitas, peningkatan kualitas,

penurunan biaya, penurunan kuantitas terjadinya kecelakaan kerja, penurunan

turnover (pergantian), dan kenaikan keuntungan.

Beberapa program mempunyai tujuan meningkatkan moral kerja maupun

membangun teamwork (tim kerja) yang lebih baik. Dengan kata lain adalah evaluasi

terhadap impact program (pengaruh program). Tidak semua pengaruh dari sebuah

program dapat diukur dan juga membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena

itu evaluasi tahap dampak ini lebih sulit dibandingkan dengan evaluasi pada tahap-

tahap sebelumnya.

Hasil berkaitan dengan terjadinya peningkatan dan perbaikan performasi

organisasi setelah dilakukannya diklat. Dalam tahap ini akan melihat sejauh mana

diklat yang dilakukan memberikan dampak terhadap peningkatan kinerja,

produktivitas, kepuasan kerja, kerja sama, ataupun penurunan kinerja yang dialami

oleh peserta yang telah mengikuti diklat.

Kirkpatrick seperti dikutip Widodo (2015:100-105) mengungkapkan hal

senada yang terkait dengan model evaluasi diklat yang terdiri dari pendekatan:

1) Opini Peserta

Merupakan hal yang memberikan respon dan saran untuk perbaikan. Pendekatan

ini dilakukan untuk mendapatkan umpan balik secara cepat.

2) Tingkat Pembelajaran

Page 44: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

26

Beberapa organisasi melaksanakan tes untuk menentukan sejauh mana yang telah

dipelajari oleh para peserta dalam program diklat.

3) Perubahan Perilaku

Dengan melihat adanya perubahan perilaku yang muncul terhadap peserta diklat

yang berkaitan dengan pengerjaan tugas yang diberikan.

4) Pencapaian Tujuan Diklat dan Pengembangan

Dengan cara melibatkan penentuan sampai mana program tersebut telah

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan secara nyata berdampak pada

kinerja.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model evaluasi

Kirkpatrick merupakan model evaluasi diklat yang terdiri dari evaluasi reaksi,

pembelajaran, perilaku, dan hasil. Masing masing tingkat evaluasi memiliki

komponen berbeda yang akan dievaluasi. Pada evaluasi reaksi memfokuskan pada

opini peserta diklat terhadap kepuasannya, evaluasi pembelajaran tentang bagaimana

pengetahuan peserta diklat terhadap pembelajaran yang diberikan dalam diklat,

evaluasi perilaku difokuskan pada perubahan tingkah laku peserta setelah diklat, dan

evaluasi hasil difokuskan pada dampak dari diklat.

6. Evaluasi Program Diklat

Menurut Dearden dalam Widodo(2015), diklat pada dasarnya meliputi proses

belajar mengajar dan latihan bertujuan untuk mencapai tingkatan kompetensi

tertentu, pada hasil diklat peserta diharapkan untuk memperbaiki kinerja. Widodo

(2015:82) sendiri menyimpulkan bahwa diklat adalah serangkaian aktivitas individu

dalam meningkatkan keahlian dan pengetahuan secara sistematis sehingga mampu

memiliki kinerja yang profesional pada bidangnya.

Diklat dan pengembangan merupakan usaha mengurangi atau menghilangkan

terjadinya kesenjangan antara kemampuan karyawan dengan yang dikehendaki

organisasi. Usaha tersebut melalui peningkatan kemampuan kerja yang dimiliki

karyawan dengan cara menambah pengetahuan keterampilan serta merubah sikap

(Sedarmayanti, 2011:163). Diklat adalah proses sistematik pengubahan perilaku para

pegawai dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional. Diklat

biasanya dimulai dengan orientasi yakni suatu proses dimana pegawai diberi

informasi dan pengetahuan tentang kepegawaian, organisasi, harapan-harapan untuk

mencapai performance tertentu yang dapat meningkatkan kinerja pegawai pada

jabatan yang didudukinya (Syukur, 2012:86).

Kaswan (2013:2) mengungkapkan bahwa diklat adalah proses meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan karyawan. Diklat memungkinkan juga meliputi

pengubahan sikap sehingga karyawan dapat melakukan pekerjaannya lebih efektif.

Diklat bisa dilakukan di setiap tingkat baik tingkat bawah maupun atas. Pada

tingkatan bawah bisa berisikan pengajaran bagaimana mengerjakan suatu tugas

misalnya cara mengoperasikan mesin atau membuat sebuah produk. Tujuan dari

proses ini adalah untuk menguji apakah Diklat tersebut efektif di dalam mencapai

sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Program diklat dapat dilangsungkan di tempat

kerja atau di tempat yang disimulasikan sebagai tempat kerja.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa diklat harus merupakan kegiatan

yang dirancang dengan susunan tertentu dengan tujuan meningkatkan kinerja

pekerja dalam pekerjaan yang sesuai dengan bidang masing-masing yang dapat

dilakukan di semua tingkat dalam organisasi.

Page 45: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

27

Terdapat beberapa implementasi diklat, tahapan yang menunjukkan

pelaksanaan dari diklat dan sesuai dengan tujuan serta desain diklat yang telah

dibuat sebelumnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi diklat

yaitu:

a. Peserta

Peserta yang akan mengikuti dan menerima diklat. Dalam bidang pendidikan

adalah kepala sekolah, guru, bagian tata usaha, maupun operator di sekolah.

b. Pelatih

Pelatih adalah seseorang atau sebuah tim yang akan memberikan

latihan/pendidikan kepada peserta diklat yang dikehendaki.

c. Metode Diklat

Metode merupakan teknik yang digunakan dalam melaksanakan suatu kegiatan.

Keberhasilan dari sebuah Diklat tak luput dari penggunaan metode yang tepat.

Menurut Sikula dalam Widodo (2015:87) metode diklat meliputi:

1) On The Job Diklat

Metode on the job merupakan tentang metode dimana peserta diklat dilatih

tentang pekerjaan baru dengan pengawasan langsung seorang pelatih yang

berpengalaman. Metode ini meliputi semua upaya untuk mempelajari suatu

pekerjaan sambil mengerjakannya di tempat kerja yang sesungguhnya. Contoh

berupa magang, rotasi jabatan, ataupun coaching.

2) Off The Job Diklat

Diklat dilaksanakan di tempat yang terpisah dengan tempat kerja. Pada

metode ini diklat dilaksanakan dengan memberikan peserta diklat keahlian dan

kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan pada waktu terpisah

dari waktu kerja mereka. Contoh teknik-teknik presentasi informasi, dan metode

simulasi.

Agar menjadi efektif, program diklat dalam sebuah organisasi harus

memperbaiki kekurangan keterampilan. Untuk itu, program diklat perlu dievaluasi.

Samsudin (2009:123) mengemukakan beberapa alasan program diklat harus

dievaluasi adalah sebagai berikut:

a. Memastikan bahwa diklat benar-benar merupakan sarana tindakan yang tepat

dalam usaha untuk memperbaiki kinerja dan produktifitas sehingga dapat

disejajarkan dengan sarana/tindakan-tindakan lain yang umumnya digunakan.

b. Memastikan bahwa dana yang digunakan benar-benar dapat

dipertanggungjawabkan.

c. Membantu memperbaiki desain program diklat dimasa yang akan datang.

d. Membantu dalam menentukan metode diklat yang tepat.

Dari penjelasan di atas, dapat kita lihat bahwa diperlukannya evaluasi pada

diklat agar pelaksanaan dari sebuah diklat dapat berjalan sesuai dengan rencana, dan

dapat terkontrol oleh pihak yang bertanggung jawab atas diklat tersebut. Kaswan

(2013:217) menjelaskan beberapa alasan mengapa program diklat perlu dievaluasi,

yaitu:

a. Untuk mengidentifikasi kekuatan atau kelemahan program. Hal ini meliputi

penentuan apakah program memenuhi tujuan pembelajaran, kualitas lingkungan

pembelajaran, dan apakah transfer diklat pada pekerjaan terjadi.

b. Untuk menilai apakah isi, organisasi, dan administrasi program berkontribusi

terhadap pembelajaran dan penggunaan isi diklat pada pekerjaan.

Page 46: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

28

c. Untuk mengidentifikasi peserta diklat mana yang paling memperoleh manfaat

dari diklat.

d. Untuk membandingkan biaya dan manfaat investasi diklat dengan tidak adanya

diklat, dan untuk membandingkan biaya dan manfaat program-program diklat

yang berbeda untuk memilih yang terbaik.

Evaluasi-evaluasi yang disebutkan di atas, dapat menjadi pertimbangan dalam

menindaklanjuti program yang dilaksanakan apakah perlu perbaikan, penyesuaian

dengan perkembangan baru yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan

zaman agar diklat yang dilakukan benar-benar menjadi diklat yang diperlukan oleh

peserta diklat.

7. Standar Evaluasi

Dalam evaluasi program diklat diperlukan standar evaluasi sesuai kategori

seperti yang tercantum pada Surat Keputusan Kepala Badan Litbang dan Diklat

Nomor 60 Tahun 2012 tentang Standar Kediklatan Kementerian Agama (Balitbang

Diklat, 2012).

Standar merupakan suatu prinsip yang disepakati bersama oleh orang-orang

yang berkecimpung dalam praktik profesional. Standar berisi prinsip atau norma-

norma umum yang disepakati oleh para profesional. Hasil evaluasi akan berkualitas

dan adil bagi semua stakeholder evaluasi jika standar tersebut dipenuhi. Standar

evaluasi merupakan standar untuk mengukur hasil evaluasi dari kualitas rendah

sampai kualitas tinggi dan dari tidak layak hingga layak. Jika standar dipenuhi atau

dipergunakan dalam rancangan dan pelaksanaan evaluasi, maka hasil evaluasi akan

tinggi kualitas dan kelayakannya (Wirawan, 2012:278).

Dalam melaksanakan kegiatan evaluasi program seorang evaluator harus

mengikuti kaidah dan prosedur tertentu untuk menjamin evaluasi berjalan baik

sesuai standar evaluasi program. Standar evaluasi ada 4 kategori yaitu standar utility

(kegunaan), feasibility (kelayakan), propriety (kesahihan) dan accuracy (ketepatan)

(The Joint Committee, 2011).

a. Standar utility

Standar utility yaitu standar yang ditujukan untuk memastikan bahwa

evaluasi akan melayani kebutuhan informasi pemakainya. Standar ini memandu

evaluasi agar informatif, tepat waktu, dan berpengaruh serta mengharuskan

evaluator untuk mengenal audiensi, mendefinisikan audiensi secara jelas,

memastikan kebutuhan informasi dengan pasti, merencanakan evaluasi untuk

merespon kebutuhan tersebut, dan melaporkan informasi yang relevan dengan

jelas dan tepat waktu.

Dalam standar utility, kemanfaatan hasil program merujuk kepada

kepentingan klien dan audiensi yang akan memanfaatkan hasil evaluasi program

ini dalam keberlanjutan program yang secara jelas tertuang pada bagian

pendahuluan. Kemanfaatan kepentingan klien adalah seluruh guru di madrasah

baik yang sekarang maupun yang akan datang maupun untuk tujuan-tujuan

jangka panjang yang bersifat strategis.

b. Standar feasibility

Standar feasibility atau kelayakan maksudnya bahwa suatu evaluasi harus

layak, dapat diterapkan di dunia nyata, tidak hanya sekedar di Laboratorium

eksperimental. Secara keseluruhan, standar kelayakan memerlukan suatu

evaluasi harus reliastik, bijaksana, diplomatik, layak politik, hemat waktu, dan

Page 47: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

29

hemat biaya. Evaluasi menggunakan prosedur evaluasi tepat dan beroperasi di

lingkungan program, harus menghindari hal yang menganggu atau merusak pada

program ini. Standar feasibility ditujukan untuk memastikan bahwa evaluasi akan

realistik, hati-hati dan bijaksana, diplomatik dan cermat.

Suatu evaluasi harus memenuhi kondisi kepatutan atas dasar pada kejelasan,

dan perjanjian tertulis dimana mendefinisikan kewajiban evaluator untuk

mendukung pelaksanaan evaluasi. Evaluasi harus melindungi hak semua pihak

yang terlibat. Evaluasi harus jujur dan tidak redistorsi dengan cara apapun.

Laporan harus dibebaskan sesuai dengan perjanjian dan berlaku undang-undang

informasi. Selain itu juga laporan harus menyampaikan secara seimbang antara

kelemahan dan kekuatan. Standar evaluasi merefleksikan fakta bahwa evaluasi

dapat mempengaruhi banyak orang, melindungi hak-hak semua pihak dalam

evaluasi.

Secara umum, standar kepatutan mengharuskan evaluasi dilakukan secara

sah, etis dan dengan memperhatikan kesejahteraan mereka yang terlibat dalam

evaluasi serta mereka yang terkena dampak hasil.

c. Standar accuracy (akurasi)

Suatu evaluasi harus akurat, artinya evaluasi harus dapat menentukan

apakah evaluasi telah menghasilkan informasi yang dapat dipercaya. Standar ini

ditujukan untuk memastikan bahwa suatu evaluasi akan mengungkapkan dan

membawa informasi teknikal yang mencukupi mengenai wajah yang menentukan

nilai atau manfaat dari program yang sedang dievaluasi. Evaluasi juga harus

melaporkan temuan yang valid dan reliable. Ini harus mengidentifikasi dan

membuktikan kelayakan sumber informasi evaluasi, metode pengukuran dan

perangkat, prosedur analitis, dan ketentuan untuk pengendalian bias dan meta

evaluation.

Evaluasi juga menyajikan kekuatan, kelemahan, dan keterbatasan rencana

evaluasi, prosedur, informasi, dan kesimpulan. Evaluasi menggambarkan dan

menilai sejauh mana evaluasi memberikan evaluasi yang independen berisi

sebagai kaitan untuk evaluasi diri yang mungkin bias. Secara umum, kelompok

akhir dari standar memerlukan evaluator untuk memperoleh informasi teknis

suara, menganalisis dengan benar, melaporkan kesimpulan dibenarkan, catat

setiap peringatan yang bersangkutan, dan mendapatkan atau melakukan meta

evaluation. Dalam standar accuracy, peneliti berusaha memperlakukan data dan

fakta secara hati-hati dan menginterpretasikan secara layak dan akurat.

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berikut penjelasan dari beberapa penelitian yang sesuai dengan evaluasi yang

dilakukan peneliti, yaitu:

Dari hasil penelitian Anshori (1998) mengenai Evaluasi Implementasi Hasil

Diklat Teknis Guru IPA MTs Peserta Diklat diketahui proses dari pelaksanaan diklat

memberi pengaruh kepada peningkatan kompetensi dari guru IPA MTs dan

dibuktikan melalui persentase dengan nilai 79 persen. Meskipun diketahui masih

terdapat beberapa permasalahan terkait dengan proses rekrutmen dari peserta,

pembelajaran diklat belum mampu menjangkau seluruh peserta, frekuensi diklat

yang terbatas, kurangnya sarana pendukung, model pembelajaran hanya fokus

Page 48: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

30

kepada praktek yang berasal dari laboratorium, dan diklat kurang melibatkan banyak

pihak.

Dari hasil penelitian Habibullah Mustafa (2017:169) mengenai Evaluasi

terhadap Program diklat Keterampilan Pada Institut Kemandirian Dompet Dhuafa

Tangerang diketahui hasil analisis mengenai dampak baik dari segi ekonomi dan

segi kepribadian para peserta yang merasakan perubahan ekonomi sehingga mereka

mampu seluruh kebutuhannya serta dampak dari segi kepribadian yaitu peserta

merasa lebih percaya diri dan menjadi sering ibadah serta mendapat tambahan

pengetahuan akan agama.

Dari hasil Penelitian Hendang Setyo Rukmi, Dwi Novirani, Ahmad Sahrul

(2003) mengenai evaluasi diklat yang menggunakan Model Kirkpatric diketahui

bahwa terdapat reaksi positif yang cukup tinggi saat pelaksanaan diklat tersebut

meskipun manfaat materi diklat yang berkaitan dengan pekerjaan, bahasa yang

digunakan narasumber diklat, kesediaan dari panitia dalam membantu para peserta

dari diklat serta teknik dari penyampaian materi yang dilakukan narasumber perlu

ditingkatkan. Kemudian tingkat kepuasan peserta yang tinggi kurang memberikan

pengaruh kepada peningkatan pengetahuan dari perserta meskipun diketahui

sebagian dari peserta dapat mengimplementasikan materi pembelajaran diklat dalam

pekerjaan yang dilakukan dengan baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad ‘Antar Musallam (2014:53) yang

bejudul “Evaluasi Penyelenggaraan Diklat Manasik Haji pada Calon Jama’ah Haji

Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan Tahun 2014”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa langkah-langkah Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam

Diklat Manasik Haji terdiri dari; pelaksanaan kebijakan diklat kantor Kementerian

agama Jakarta Selatan, perencanaan dalam Diklat Manasik Haji, standar minimum

atas penguasaan materi dalam diklat, pertemuan tatap muka dalam Diklat Manasik

Haji. Evaluasi yang dilakukan di Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam

Diklat Manasik Haji menggunakan konsep evaluasi input, proses, dan hasil. Peserta

Jama’ah Haji menilai sarana dan prasarana yang disediakan Kementerian Agama

Jakarta Selatan sudah cukup memadai. Tetapi dalam perawatan sarana dan prasarana

masih belum maksimal. Dan juga perlu ada perbaikan yang ringan pada sarana dan

prasarana fasilitas pada saat dilaksanakannya Diklat Manasik Haji. Perbedaan

dengan peneliti terletak pada jenis diklat, subjek penelitian dan model evaluasi yang

digunakan. Sedangkan persamaannya terletak pada jenis penelitian yaitu evaluasi

penyelenggaraan diklat.

Penelitian yang dilakukan oleh Evie Sopacua dan Didik Budijanto (2007)

tentang Evaluasi 4 Tahap dari Kirkpatrick sebagai alat dalam evaluasi pasca diklat.

Penelitian ini menggunakan teori Kirkpatrick mengenai evaluasi tingkat 4 sebagai

alat untuk mengukur evaluasi pasca diklat. Tujuan dari evaluasi diklat metodologi

penelitian dilakukan pada 13 program studi penyakit kesehatan masyarakat di

Surabaya adalah untuk mengukur setiap evaluasi tingkat sesuai dengan panduan

Kirkpatrick telah dilakukan. Empat tingkatan pada Kirkpatrick dapat digunakan

sebagai alat untuk mengukur tujuan program diklat, terutama untuk evaluasi pasca

diklat terhadap peserta. Angket pengembangan untuk mengukur masing-masing

tingkat tidak dapat dipisahkan dari tujuan yang akan dicapai dari diklat yang telah

direncanakan dalam program diklat secara luas. Kesimpulan dari evaluasi tersebut

adalah bahwa pengembangan angket evaluasi tahap 1 sampai dengan 4 dari

Kirkpatrick, tidak dapat dipisahkan dari tujuan pelaksanaan diklat. Oleh sebab itu

Page 49: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

31

perlu perencanaan pelaksanaan diklat yang efektif dan komprehensif dan evaluasi

pasca diklat merupakan bagian dari perencanaan sehingga merupakan satu kesatuan

yang runtut dan tidak terpisahkan.

Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah di Badan Diklat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta oleh Resti Fidi

Astuti (2014:61), menyatakan: 1) Konteks program Diklat Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah (PBJ) di Badan Diklat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

telah memenuhi persyaratan pada peraturan pemerintah tentang pelaksanaan diklat;

2) Masukan program diklat, kurikulum sudah relevan dengan kebutuhan dan tujuan

Diklat PBJ. Sarana dan prasarana diklat yang tersedia belum menunjang

terselenggaranya diklat; 3) Proses program diklat, media pembelajaran yang

digunakan belum menunjang terselenggaranya diklat. Metode mengajar yang

diterapkan pengajar belum dijalankan sesuai dengan yang direncanakan.

Perbedaannya antara riset ini dengan riset yang akan peneliti lakukan, ada pada

penggunaan model evaluasi. Perbedaan lainnya terletak pada subyek penelitian

penelitian yang akan dilakukan.

Dari pernyataan Nur, Sukmawati dan Sumertajaya (2014:9) diketahui

pengaruh diklat terhadap kompetensi dan kinerja widyaiswara dengan kriteria

sampel adalah widyaiswara yang telah mengikuti diklat kewidyaiswaraan penelitian

karya tulis ilmiah. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa peneliti di daerah

merasakan manfaat dari diklat yang diikuti. Materi diklat dirasakan sangat

membantu dan mendukung peneliti dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Oleh

karena itu, mereka menerapkan materi yang disampaikan dalam diklat saat kembali

ke satuan kerjanya hasil asalisis dan pengujian hipotesis dengan model SEM, dapat

disimpulkan bahwa diklat berpegaruh terhadap tingkat pengetahuan, keahlian dan

sikap kerja peneliti. Tingkat pengaruh ini perlu ditingkatkan melalui perbaikan

kualitas diklat dan penambahan jumlah diklat sesuai dengan kebutuhan pemenuhan

kompetensi minimal. Diklat juga mempengaruhi kinerja atau jumlah minimal hasil

kerja peneliti yang disyaratkan.

F. Kerangka Konseptual

Penelitian ini akan mendeskripsikan hasil uji coba penerapan model evaluasi

Kickpatrick pada Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II

tahun 2019. Hal ini dilatarbelakangi oleh sistem evaluasi yang sering mengalami

pengembangan sesuai dengan perubahan kebijakan dan regulasi. Sejatinya, sebuah

sistem dapat berjalan secara efektif bagaimanapun kebijakannya.

Untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut perlu dilakukan

penelitian evaluasi terhadap sistem tersebut dengan menguji coba model evaluasi

Kirkpatrick 4 tahap yang menurut banyak studi model tersebut efektif. Pada

penelitian ini, diharapkan evaluasi model Kirkpatrick relevan untuk evaluasi

program diklat.

Tujuan dari penelitian berkaitan dengan penjelasan mengenai hasil uji coba

penerapan model evaluasi Kickpatrick dengan harapan hasilnya dapat dimanfaatkan

untuk pengambilan kebijakan pengembangan kompetensi ASN Kementerian

Agama.

Page 50: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

32

Evaluasi Program Diklat pada Diklat

Fungsional Calon Kepala Madrasah

Evaluasi Model Kirkpatrick

Instrumen

Hasil Tahap 1 (Reaksi), Tahap 2 (Belajar),

Tahap 3 (Perilaku) dan Tahap 4 (Dampak)

Rekomendasi Penerapan Model Evaluasi

Kirkpatrick

Proses Penyelenggaraan Diklat Fungsional

Calon Kepala Madrasah

Gambar 2.2. Alur Penelitian Penerapan Model Evaluasi Kirkpatrick

G. Kriteria Evaluasi

Penyusunan kriteria dari evaluasi berasal dari beberapa hasil penelitian yang

sesuai dengan penelitian yang dilakukan dan dengan melakukan beberapa

pertimbangan dari ahli evaluasi dan tim dari evaluator. Arikunto dan Cepi (2014:33-

34), menyebutkan bahwa ada 7 sumber pengambilan kriteria evaluasi, antara lain:

1. Sumber Pertama

Berkaitan dengan beberapa aturan serta kebijakan yang berlaku secara umum

yang menjadi dasar pengukuran.

2. Sumber kedua

Berkaitan dengan juklak yang berisi pertimbangan, prinsip, tujuan dan sasaran

dari kegiatan.

3. Sumber ketiga

Berkaitan dengan petunjuk pelaksanaan dalam menyusun konsep dari berbagai

sumber teori.

4. Sumber keempat

Berkaitan dengan hasil dari penelitian.

5. Sumber kelima

Berkaitan dengan bidang yang sedang dievaluasi.

6. Sumber keenam

Berkaitan dengan proses dari penyusunan kriteria yang akan dievaluasi.

7. Sumber ketujuh.

Berkaitan dengan keadaan terpaksa karena tidak memiliki dasar atau pedoman.

Berikut penjelasan dari kriteria dalam evaluasi yang sesuai pelaksanaan

penelitian.

Page 51: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

33

Tabel 2.1. Kriteria Evaluasi Program Diklat Calon Kepala Madrasah

No Tahapan Indikator Keberhasilan

1. Reaksi

(Reaction)

1. Kesesuaian kepesertaan diklat dengan kebutuhan

Calon Kepala Madrasah

2. Pelayanan panitia penyelenggara memuaskan peserta

3. Kelengkapan fasilitas diklat, meliputi akomodasi,

sarana dan konsumsi

4. Kesesuaian susunan materi diklat/kurikulum

5. Kesesuaian sikap dan pengetahuan narasumber

2. Belajar

(Learning)

1. Sikap positif peserta diklat terhadap pembelajaran

2. Terampil dalam membuat makalah dan presentasi

3. Kemampuan mengerjakan tes-tes dan ujian tulis

4. Kelulusan

3. Perilaku

(Behavior)

1. Kemampuan dalam mengaplikasikan materi diklat

2. Kemampuan dalam memperbaiki sikap di lingkungan

kerjanya

3. Kemampuan mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan

4. Kemampuan dalam membantu rekan sejawat

5. Kemampuan dalam membimbing siswa

6. Kemampuan dalam memotivasi siswa

4. Hasil

(Result)

1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan

2. Peningkatan motivasi

3. Peningkatan kinerja di Madrasah

Page 52: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Proses pelaksanaan kegiatan penelitian bertempat di Pusdiklat Tenaga

Teknis Pendidikan dan Keagamaan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi di Indonesia tempat peserta diklat berasal. Kegiatan evaluasi ini

difokuskan pada Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II

tahun 2019. Provinsi asal peserta diklat terdapat 12 (dua belas) provinsi masing-

masing 6 (enam) provinsi tiap angkatan diklat. Provinsi asal peserta diklat

Angkatan I yaitu: Jambi, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan

Barat dan Papua Barat. Sedangkan Provinsi asal peserta diklat Angkatan II yaitu:

Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Banten, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi

Selatan.

Pelaksanaan dari kegiatan penelitian dimulai dari bulan Februari tahun 2019

sampai bulan Januari 2020. Sedangkan, proses pelaksanaan evaluasi dari

penelitian ini sendiri dilakukan sejak dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2019.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian penerapan bersifat evaluasi. Obyek dari

penelitian ini adalah peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I

dan II tahun 2019, berjumlah 60 orang berasal dari guru Calon Kepala Madrasah,

tiap Angkatan terdiri dari 30 orang peserta. Diklat ini diselenggarakan selama

kurang lebih 90 hari kalender.

Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Nomor BD/60/2012 terdapat standar

yang mengatur beberapa aspek evaluasi penyelenggaraan dari diklat, yaitu berkaitan

dengan peserta, berkaitan dengan widyaiswara, berkaitan dengan penyelenggara, dan

berkaitan dengan program diklat secara teknis. Adapun peneliti dalam penelitian ini

berperan sebagai evaluator internal sekaligus bertugas sebagai pegawai pada Sub.

Bidang Program dan Evaluasi Diklat.

Pelaksanaan dari kegiatan dan proses penelitian dilakukan sesuai dengan

Kirkpatrick dengan empat tahap, yaitu:

1. Tahap Reaksi

Evaluasi tahap dari reaksi terkait dengan motivasi dan dorongan dari

semangat peserta saat mengikuti pembelajaran dalam diklat tersebut. Berkaitan

dengan penyebaran angket atau kuesioner, peneliti melakukannya pada akhir dari

setiap sesi pembelajaran dalam diklat. Angket yang digunakan pada tahap reaksi ini

ada dua jenis:

a. Angket Evaluasi terhadap Penyelenggara Diklat

Penyebaran angket ini, dilakukan setelah kegiatan IJT II (Diklat) telah

selesai. Penyebaran angket ke peserta setelah semua materi selesai, masuk ke

dalam mata diklat penunjang yaitu mata diklat evaluasi program. Subyek evaluasi

adalah peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II tahun

2019. Sedangkan, obyek evaluasi adalah penyelenggara diklat.

Page 53: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

35

Angket ini dikembangkan berdasarkan 6 aspek indikator kepuasan layanan

dari penyelenggara diklat, yang berasal dari kepesertaan, kepanitian, akomodasi,

kurikulum, konsumsi dan sarana diklat dengan penjelasan indikator sesuai angket

terlampir.

b. Angket Evaluasi terhadap Narasumber

Evaluasi terhadap narasumber dilakukan sesaat setelah pembelajaran atau

penerimaan materi setiap sesi mata diklat. Subyek evaluasi adalah peserta Diklat

Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II. Sedangkan, obyek evaluasi

adalah narasumber yang memberikan materi pada masing-masing mata diklat.

Angket ini dikembangkan berdasarkan indikator kepuasan layanan dari

narasumber yang berasal dari pengetahuan dan keterampilan mengajar yang

dimiliki narasumber, penguasaan materi yang diberikan narasaumber, sistematika

pengajaran dari narasumber, dari kemampuan pengajaran narasumber, dari cara

dan penggunaan alat bantu dalam proses pembelajaran yang dilakukan

narasumber, hasil yang dicapai narasumber, etika dari narasumber, sikap dari

narasumber, dari cara menjelaskan pertanyaan dari peserta, penggunaan tata dan

bahasa yang benar, motivasi dari narasumber, mengenai disiplin waktu dari

narasumber, kerapihan dalam berpakaian serta bentuk kerjasama dari narasumber

sesuai angket terlampir.

2. Tahap Belajar

Evaluasi tahap dari berkaitan dengan peningkatan pemahaman dari peserta

mengenai materi sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran diklat. Kegiatan

evaluasi dari tahap belajar kedua dilakukan dengan waktu yang cukup lama karena

dilakukan melalui penggunan beberapa tes yaitu secara tertulis, tes kinerja uji

presentasi hasil pembelajaran diklat.

Subyek evaluasi tahap ini adalah narasumber masing-masing mata diklat yang

diampu, khususnya mata diklat inti. Obyek evaluasi tahap ini adalah peserta Diklat

Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II. Evaluasi dilakukan masing-

masing narasumber sesuai mata diklat yang diampu.

3. Tahap Perilaku

Evaluasi dari tahap perilaku dilakukan untuk mengetahui perubahan dari

perilaku peserta didik saat bekerja pada saat sebelum dan sesudah menjalani diklat

dengan cara proses observasi secara langsung pada tempat peserta melakukan

pekerjaannya atau melalui kuesioner .

Evaluasi tahap ini melibatkan informasi dari atasan, rekan sejawatdan siswa

peserta diklat. Hasil angket yang disebar memberikan hasil persepsi atasan, persepsi

rekan sejawatdan persepsi siswa terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah. Subyek pada tahap perilaku ini adalah evaluator dengan obyek yaitu

atasan langsung peserta, rekan sejawat peserta dan siswa peserta.

a. Persepsi Atasan

Angket untuk atasan peserta diklat ini terdiri dari 13 (tiga belas) indikator

(angket terlampir). Indikator tersebut pada dasarnya berasal dari kemampuan yang

didapat selama diklat, pelaksanaan tugas dari Kepala Madrasah, membantu

meningkatkan kualitas Madrasah, membantu menyusun rencana kerja Madrasah,

Page 54: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

36

memiliki kemampuan kompetensi kepemimpinan, manajerial dan supervisi,

peningkatan kemampuan: komunikasi, kerjasama, motivasi, efektivitas kerja,

disiplin, lebih santun dan ramah serta peserta dapat membantu rekan sejawat dalam

menyelesaikan tugasnya.

b. Persepsi Rekan Sejawat

Angket untuk rekan sejawat terdiri dari 12 (dua belas) indikator (angket

terlampir). Indikator tersebut meliputi perilaku peserta setelah mengikuti diklat

mampu: mendukung pekerjaan, mengembangkan karier, lebih kreatif, aktif dan

inovatif, dan kondisi hubungan dengan rekan kerja dan atasan yang baik, terbuka

menerima saran, berbagi ilmu, lebih sopan dan ramah, membantu rekan kerjanya.

c. Persepsi Siswa

Angket untuk persepsi siswa terdiri dari 12 (dua belas) indikator (angket

terlampir). Indikator tersebut meliputi perilaku peserta setelah mengikuti diklat

lebih: bijaksana, bersemangat ketika mengajar, memberi motivasi, sabar, disiplin,

perhatian, terbuka, aktif memberi bimbingan personal dan kelompok, memperbaiki

kekurangan, komunikatif dan akomodatif, sopan dan ramah.

4. Tahap Dampak

Evaluasi tahap dari dampak dilakukan untuk mengetahui perubahan yang

berkaitan dengan kinerja dan produktivitas dari peserta berkaitan dengan

produktivitas yang dihasilkan.

Subyek pada evaluasi tahap ini adalah evaluator dengan obyek yaitu peserta

diklat. Angket untuk perolehan skor peserta terdiri dari 10 (sepuluh) indikator

(angket terlampir). Indikator tersebut meliputi: kebutuhan peserta, pengetahuan dan

keterampilan, cara memimpin madrasah, tugas Kepala Madrasah, kualitas madrasah,

Kepala Madrasah yang profesional, tata cara menyusun rencana kerja madrasah,

perbaikan kekurangan madrasah dan keaktifan di madrasah.

C. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Penyebaran kuesioner atau angket dilakukan dengan maksud mendapatkan

data yang sesuai dengan penelitian dan angket tersebut diberikan dengan jawaban

secara tertutup. Menurut Nazir (2011:174), pengumpulan data berkaitan dengan

tahapan atau proses sistematis untuk memperoleh data sesuai kebutuhan dari

pelaksanaan penelitian. Didukung dengan pernyataan Moleong (2007:157) diketahui

jenis dari sumber data dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu secara

tertulis atau melalui penggunaan foto serta data secara statistik.

Pada tahap reaksi, jumlah peserta diklat sebanyak 60 orang Calon Kepala

Madrasah yang terbagi dalam dua Angkatan. Dalam proses penilaian pembelajaran

dari peserta diklat dilakukan tes tertulis atau ujian, untuk keterampilan digunakan

unjuk kerja dengan pengumpulan tugas-tugas dari narasumber, sedangkan penilaian

sikap menggunakan pengamatan oleh narsumber selama mengikuti tahapan diklat.

Pengumpulan data tahap perilaku berasal dari angket persepsi atasan, rekan sejawat

dan siswa peserta diklat. Sedangkan pada tahap dampak, data didapatkan dari angket

dampak diklat terhadap peserta.

Page 55: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

37

Adapun data yang diambil adalah sebagai berikut:

1. Data primer, yaitu data yang berasal dari tangan pertama yang memiliki pendapat

ubyektif karena berasal langsung dari responden.

a. Angket

Kuesioner atau angket merupakan cara dari proses pengumpulan data yang

dapatkan melalui jawaban pernyataan yang berasal dari koresponden dalam

penelitian. (Sugiyono, 2005:162).

Pengisian kuesioner dilakukan oleh narasumber, peserta, atasan peserta,

rekan sejawatpeserta, dan siswa peserta (subyek dan obyek pengisian angket

sudah dijabarkan di metode penelitian sesuai tahapan evaluasi model

Kirkpatrick).

b. Observasi atau Pengamatan

Observasi merupakan tahap yeng berhubungan dengan mencermati,

mengamati, dan merekam tindakan-tindakan yang dilakukan sebagai objek

penelitian (Ghani, 2014:175). Didukung dengan pernyataan Tatang M. Amirin

(1996:30) yang menjelaskan bahwa observasi dilakukan melalui tahap atau

proses mengamati serta memperhatikan sebuah obyekdari penelitian.

Peneliti menggunakan observasi dengan maksud memperoleh data yang

berkaitan dengan pelaksanaan diklat serta melakukan kegiatan pengamatan

dengan partisipatif atau terlibat secara langsung.

Angket dilakukan dengan maksud mengetahui hasil evaluasi yang berkaitan

dengan tingkah laku dari individu atau seseorang perserta dari diklat.

c. Tes tertulis

Tes ini dilakukan dengan maksud mengumpulkan data yang berkaitan

dengan hasil dari belajar peserta selama diklat dan penilaian didapat dari nilai

ujian pada tahapan kegiatan diklat.

d. Kinerja

Tes ini dilakukan dengan maksud mengumpulkan data yang berkaitan

dengan penilaian keterampilan dari peserta. Penilaian didapat dari penugasan

terhadap peserta berupa makalah atau diskusi dalam memecahkan masalah terkait

dengan materi pada pembelajaran di Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah

tahun 2019.

2. Data sekunder berasal dari dokumen yang dapat berfungsi dalam

memperlengkapi data primer. Berkaitan dengan penelitian, sumber data sekunder

berasal dari arsip atau dokumen dari sekretariat panitia penyelenggara. Dokumen

yang dimaksud berisi catatan yang berkaitan dengan penelitian yang tercetak dan

terekam dalam media sebuah media (Moleong, 2007:216). Dalam

pelaksanaannya, peneliti mengunakan metode dokumentasi.

Tabel 3.1.Teknik Pengumpulan Data

Page 56: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

38

Tahapan Fokus Sumber Data Teknik

Reaksi

(Reaction)

1. Kepesertaan diklat

2. Pelayanan

penyelenggara

3. Fasilitas diklat

4. Materi

diklat/kurikulum

5. Sikap dan pengetahuan

narasumber

Peserta diklat (60

orang), berasal dari

12 Provinsi di

Indonesia

Angket

Pembelajaran

(Learning)

1. Sikap peserta diklat

2. Keterampilan membuat

makalah

3. Pengetahuan peserta

diklat

4. Kemampuan

mengerjakan

penugasan

Narasumber (17

orang masing-

masing Angkatan)

Form

penilaian

peserta

Perilaku

(Behavior)

1. Aplikasi materi diklat

2. Sikap setelah diklat

3. Pengembangan

pengetahuan dan

keterampilan

4. Sikap terhadap rekan

sejawat

5. Bimbingan terhadap

siswa

6. Motivasi terhadap

siswa

Jumlah pada

masing-masing

peserta diklat

berdasarkan

persepsi:

1. Atasan peserta

diklat (1 orang)

2. Rekan sejawat

peserta diklat (1

Orang)

3. Siswa peserta

diklat (1 orang)

Angket

yang

berbeda

untuk

atasan

peserta,

rekan

sejawat dan

siswa

Hasil

(Result)

1. Peningkatan

pengetahuan dan

keterampilan

2. Peningkatan motivasi

3. Peningkatan kinerja di

madrasah

Peserta diklat (60

orang)

Angket

Demikian penjelasan dari instrumen penelitian yang terdapat pada kuesioner

atau angket penelitian.

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Angket Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah tahun 2019

Page 57: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

39

Fokus Evaluasi Indikator Butir Soal Jumlah

Reaksi

(Reaction)

Kepesertaan Kesesuaian

penetapan,

pemanggilan dan

penegakkan

disiplin peserta

1a, 1b, 1c 3

Kepanitiaan Kesesuaian

pelayanan,

kedisiplinan,

kerjasama

dengan peserta,

pelayanan

terhadap

narasumber,

sikap terhadap

peserta

2a, 2b, 2c, 2d, 2e 5

Kelengkapan

fasilitas

diklat

Kesesuaian

meliputi

akomodasi,

sarana dan

konsumsi

3a, 3b, 5a, 5b, 5c,

6a, 6b, 6c, 6d

9

Kurikulum Kesesuaian

jadwal, materi,

manfaat dan

ekstarkurikuler

4a, 4b, 4c, 4d 4

Sikap dan

pengetahuan

narasumber

Kesesuaian

sikap dan

pengetahuan

narasumber

selama

pembelajaran

1 s.d. 14

14

Pembelajaran

(Learning)

Sikap Sikap peserta

diklat selama

pembelajaran

3 (Form Penilaian

Peserta)

1

Keterampilan

Keterampilan

membuat

makalah

2 (Form Penilaian

Peserta)

1

Pengetahuan Mengetahui

pengetahuan

peserta dengan

tes dan ujian

tulis

1 (Form Penilaian

Peserta)

1

Penugasan Kemampuan 2 (Form Penilaian 1

Page 58: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

40

Fokus Evaluasi Indikator Butir Soal Jumlah

mengerjakan

penugasan

Peserta)

Perilaku

(Behavior)

Materi diklat Kemampuan

dalam

mengaplikasikan

materi diklat

1 s.d 4 (angket

atasan)

4

Sikap Kemampuan

dalam

memperbaiki

sikap di

lingkungan kerja

5 s.d 12 (angket

atasan)

3 s.d 11 (angket

rekan sejawat)

3, 4, 5, 6,

7,10,11,12

(angket siswa)

8

9

8

Pengetahuan

dan

keterampilan

Kemampuan

dalam

mengembangkan

pengetahuan dan

keterampilan di

lingkungan

kerja.

1, 2 (angket rekan

sejawat)

2

Rekan

sejawat

Kemampuan

dalam bersikap

dan membantu

rekan sejawat

13 (angket

atasan)

12 (angket rekan

sejawat)

1

1

Bimbingan Kemampuan

dalam

membimbing

siswa

8,9 (angket siswa) 2

Motivasi Kemampuan

memotivasi

siswa

2,3 (angket siswa) 2

Dampak

(Result)

Pengetahuan

dan

keterampilan

Peningkatan

pengetahuan dan

keterampilan

2,3,5 3

Motivasi Peningkatan

motivasi

4,6 2

Kinerja Peningkatan

kinerja di

madrasah

1,7,8,9,10 5

TOTAL 85

Tabel 3.3. Daftar Studi Dokumen Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah

Page 59: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

41

No Dokumen

1. Dokumen Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan

Keagamaan Kementerian Agama RI

a. Profil Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Kementerian Agama RI

b. Struktur Organisasi

2. Dokumen panduan operasional

3. Rekap biodata peserta diklat

4. Jadwal kegiatan pelatihan.

5. Dokumen dasar hukum Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah

6. Dokumen laporan hasil evaluasi kegiatan pelatihan.

7. Foto kegiatan

D. Teknik Analisis Data

Dari pernyataan Bogdan yang dikutip Sugiyono (2013:332), diketahui teknik

dari analisis data berkaitan dengan “proses atau tahap identifikasi data sesuai dengan

data dari wawancara dan catatan dari narasumber dengan maksud meneruskannya

kepada pihak lain”.

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan beberapa tahapan proses,

sebagai berikut:

1. Proses membaca dengan maksud mempelajari berbagai data yang berasal dari

dokumen yang sudah diarsipkan serta dari kegiatan observasi.

2. Mereduksi data penelitian dengan membuat ringkasan berbentuk rangkuman

yang berisi inti, proses dan pernyataan penelitian.

3. Penyusunan data dalam bentuk satuan.

4. Pemberian skor dan proses kategorisasai dilakukan melalui penggunaan koding.

5. Pemeriksaan terkait keabsahan dari data penelitian.

Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner, kegiatan dari proses

observasi, dan kegiatan dari dokumentasi diseleksi sehingga hanya data yang

berkaitan dengan fokus dari penelitian yang digunakan. Selanjutnya dari data yang

sudah diseleksi tersebut, maka dilakukan analisis secara kuantitatif deskriptif.

Saat mereduksi data, peneliti menyeleksi data menyusunnya sesuai dengan

kategori yang berkaitan dengan penelitian dan berpedoman pada beberapa catatan

dari narasumber. Demikian penjelasan dari tahap pengolahan data, yaitu:

1. Melakukan seleksi atau pemilihan data yang sesuai dengan penelitian.

2. Melakukan proses pengelompokkan data sesuai dengan klasifikasi dari

permasalahan penelitian.

3. Membuat tabulasi data dengan maksud mengatahui hasil dari skor yang berasal

dari kuesioner.

4. Melakukan standarisasi terhadap data dari penelitian.

Page 60: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

42

5. Melakukan analisis kepada data penelitian.

6. Menjelaskan data secara sistematis agar dapat dengan jelas dan mudah dipahami.

7. Menghubungkan hasil yang didapat dengan beberapa fenomena atau peristiwa

yang terjadi.

8. Melakukan perbandingan data hasil penelitian dengan teori yang digunakan

sebagai pedoman penelitian sebelum membuat kesimpulan.

a. Penyajian hasil dan pembahasan.

b. Membuat kesimpulan dan rekomendasi.

Untuk memudahkan menganalisis data diperlukan kualifikasi data melalui

persentase dengan rumus:

Presentase

Jumlah skor maksimal

= Jumlah skor perolehan X 100

a. Tahap Reaksi

1) Reaksi Peserta terhadap Penyelenggara

Penilaian terhadap penyelenggara dilakukan oleh peserta diklat dengan cara

memberikan skor pada setiap indikator, dengan ketentuan:

a) Rentang skor 0 – 100

b) Nilai akhir (NA) penyelenggara diklat adalah rata-rata seluruh indikator, di

hitung dengan menggunakan rumus :

NA = Jumlah skor seluruh indikator

Jumlah indikator

Tabel 3.4. Kualifikasi Skor Evaluasi terhadap Penyelenggara

NO. RENTANG SKOR KUALIFIKASI

1 90,00 ≤ skor ≤ 100 Sangat Memuaskan

2 80,00 ≤ skor < 90,00 Memuaskan

3 70,00 ≤ skor < 80,00 Cukup Memuaskan

4 skor < 70 Tidak Memuaskan

(SK. Kabadan Nomor 685 Tahun 2018)

2) Reaksi Peserta terhadap Narasumber

Penilaian terhadap narasumber dilakukan oleh peserta diklat dengan cara

memberikan skor pada setiap indikator, dengan ketentuan:

a) Rentang skor 60-100

Page 61: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

43

b) Nilai akhir (NA) narasumber diklat adalah rata-rata seluruh indikator, di

hitung dengan menggunakan rumus :

NA = Jumlah skor seluruh indikator

Jumlah indikator

Tabel 3.5. Kualifikasi Skor Evaluasi terhadap Narasumber

NO. RENTANG SKOR KUALIFIKASI

1 90,00 ≤ skor ≤ 100 Sangat Memuaskan

2 80,00 ≤ skor < 90,00 Memuaskan

3 70,00 ≤ skor < 80,00 Cukup Memuaskan

4 skor < 70 Tidak Memuaskan

(SK. Kabadan Nomor 685 Tahun 2018)

b. Tahap Belajar

Pada tahap belajar ini, hasil evaluasi diambil dari 3 (tiga) kegiatan, yaitu

kegiatan OJT I, IJT I dan IJT II (form penilaian masing-masing tahapan kegiatan

terlampir). Pada Petunjuk Teknis Pengangkatan Kepala Madrasah disebutkan bahwa

penilaian di kegiatan OJT I meliputi aspek sikap dan keterlaksanaan. Pemberian

nilai dilakukan oleh mentor masing-masing Kanwil Kemenag Provinsi, dengan

ketentuan:

1) Aspek yang dievaluasi aspek sikap dan aspek keterlaksanaan;

2) Nilai OJT 1 adalah nilai gabungan antara nilai pengetahuan (NS), nilai

keterampilan (NKL) dengan bobot masing-masing sebagai berikut:

Nilai sikap dengan bobot 50%

Nilai keterlaksanaan dengan bobot 50%

3) Nilai hasil pembelajaran diklat (NH) pada tahap OJT I dihitung dengan rumus:

Nilai OJT I = (50.NS)+(50.NK)

100

Penilaian kepada peserta selama tahap pembelajaran diklat (IJT I) dilakukan

oleh narasumber diklat dengan ketentuan:

a) Pemberian nilai pada setiap aspek.

b) Aspek yang dievaluasi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.

c) Nilai hasil pembelajaran diklat (NH) adalah nilai gabungan antara nilai

pengetahuan (NP), nilai keterampilan (NK), dan nilai sikap (NS) dengan bobot

masing-masing sebagai berikut:

Nilai pengetahuan dengan bobot 30%

Nilai keterampilan dengan bobot 40%

Nilai sikap dengan bobot 30%

Nilai hasil pembelajaran diklat (NH) pada tahap IJT I dihitung dengan rumus:

Nilai IJT I = (30.NP)+(40.NK)+(30.NS)

Page 62: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

44

100

Pada Petunjuk Teknis Pengangkatan Kepala Madrasah disebutkan bahwa

penilaian di kegiatan IJT II meliputi aspek presentasi dan ujian tulis. Tahap IJT II ini

disebut juga Tahap Uji Kompetensi peserta. Pemberian nilai dilakukan oleh

narasumber dari Pusdiklat Tenaga Teknis sebagai penguji dan mentor dari masing-

masing Kantor Wilayah Keagamaan Provinsi, dengan ketentuan:

a) Aspek yang dievaluasi aspek presentasi dan aspek ujian tulis;

b) Nilai IJT II adalah nilai gabungan antara nilai presentasi (NPS), nilai ujian tulis

(NUJ) dengan bobot masing-masing sebagai berikut:

Nilai presentasi dengan bobot 50%

Nilai ujian tulis dengan bobot 50%

c) Nilai hasil pembelajaran diklat (NH) pada tahap IJT II dihitung dengan rumus

Nilai IJT II = (50.NPS)+(50.NUJ)

100

Setelah didapatkan nilai OJT I, IJT I dan IJT II maka akan di dapat Nilai

Akhir (NA) peserta Diklat Fungsional Kepala Madrasah dengan rumus dan cara

perhitungan sebagai berikut.

Keterangan:

OJT I : On Job Training I

IJT I : In Job Training I

IJT II : In Job Training II

15% Nilai OJT I + 50 Nilai IJT I + 35 Nilai IJT II

Nilai Akhir (NA) =

Kualifikasi nilai berdasarkan rata-rata skor disajikan pada tabel, sebagai berikut.

Tabel 3.6. Kualifikasi Skor Evaluasi terhadap Peserta

NO. RENTANG SKOR KUALIFIKASI

1 92,00 ≤ skor ≤ 100 Sangat Memuaskan

2 84,00 ≤ skor < 92,00 Memuaskan

3 76,00 ≤ skor < 84,00 Cukup Memuaskan

4 skor < 76 Tidak Memuaskan

(SK. Kabadan Nomor 685 Tahun 2018)

c. Tahap Perilaku dan Tahap Dampak

Page 63: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

45

Klasifikasi hasil penilaian evaluasi dari perilaku dan dampak peserta setelah

diklat sesuai dengan kualifikasi penilaian pengendalian mutu dari penyelenggara

diklat.

Tabel 3.7. Kualifikasi Skor Evaluasi Tahap Perilaku dan Dampak

RENTANG SKOR KUALIFIKASI

81,00 ≤ skor ≤ 100 Sangat Baik

62,5 ≤ skor < 81,00 Baik

43,75 ≤ skor < 62,5 Cukup Baik

skor < 43,75 Kurang

(Tim Pengendalian Mutu Pusdiklat Teknis Tahun 2019)

E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data (Triangulasi)

Teknik ini merupakan jenis uji validitas dari penelitian secara kualitatif yang

dilakukan dengan mencari kebenaran sesua fakta dari berbagai sudut pandang

kepada sebuah objek yang diteliti. Teknik ini dilakukan untuk memeriksa data

(Musfah, 2016:67). Teknik ini dilakukan dengan maksud mengetahui kebenaran dari

sebuah fenomena yang ada sehingga peneliti memiliki data yang valid dan yang di

dukung melalui penggunaan kuesioner. (Sugiyono, 2013:241).

Dari pernyataan Patton (1990:464) dan Arikunto (2009:199-200) diketahui

beberapa tipe yang menjadi dasar triangulasi, yaitu:

1. Triangulasi data

Data dari dokumen arsip, dari hasil proses atau kegiatan wawancara kepada

narasumber atau hasil dari observasi hasil proses atau kegiatan wawancara

dengan narasumber berbeda.

2. Triangulasi investigator

Dilakukan dengan penggunaan seorang atau beberapa pengamat selain peneliti

dengan maksud memberikan tambahan informasi berkaitan dengan kebutuhan.

3. Triangulasi teori

Penggunaan beberapa teori yang berkaitan dengan syarat dari data penelitian.

4. Triangulasi metode

Dilakukan dengan beberapa cara atau penelitian yang berbeda.

Triangulasi yang dilakukan dalam evaluasi ini akan merujuk kepada

triangulasi data, investigator, dan metode. Triangulasi data dilakukan melalui proses

pengecekan dan banyak sumber data. Triangulasi investigator dilakukan dengan

meminta bantuan dosen pembimbing untuk memberikan masukan terhadap hasil

pengumpulan data. Triangulasi metode dijalankan oleh evaluator dengan cara

menggunakan banyak metode dalam evaluasi yang dilaksanakan seperti

menggunakan teknik observasi, dan pengecekan dokumen. Hasil penelitian yang

diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis jenis deskriptif

kuantitatif (Arikunto, 2009:202).

Page 64: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah

Diklat diselenggarakan dengan pola On Job Training (OJT) dan In Job

Training (IJT) dengan jumlah jam pelatihan sebanyak 240 jp. Adapun pola

penyelenggaraan diklat tersebut dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai

Kepala Sekolah.

Tahapan kegiatan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah diawali dengan

Bimbingan Teknis sampai dengan kegiatan IJT II. Penyelenggaraan diklat

dilaksanakan sesuai Surat Keputusan Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan

dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Nomor: 52

/P.V/2019 dengan sumber biaya dari DIPA Badan Litbang dan Diklat Kementerian

Agama Nomor: SP DIPA-025.11.1.426318/2019 tanggal 5 Desember 2018. Untuk

memudahkan pemahaman, tahapan kegiatan Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah disajikan dalam skema diagram alir di bawah ini:

PENENTUAN KELULUSAN

SERTIFIKAT DAN LAPORAN KE

KANWIL KEMENAG PROVINSI

OJT II (40 Jp) di Tempat Kerja

IJT II (25 Jp) di Tempat Kerja

Seleksi Bakal Calon Kepala Madrasah di

Kanwil Kemenag Provinsi

Pemanggilan/Penugasan Peserta Diklat

Fungsional Calon Kepala Madrasah

Bimbingan Teknis Di Kanwil Kemenag

Provinsi

OJT I (25 Jp) di Tempat Kerja

IJT I (150 Jp) di Pusdiklat Tenaga

Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Gambar 4.1. Skema tahapan kegiatan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah

tahun 2019

Sasaran yang ingin dicapai dari diselenggarakannya kegiatan Diklat

Fungsional Calon Kepala Madrasah tahun 2019 yaitu untuk membentuk para guru

Calon Kepala Madrasah.

a. Seleksi Bakal Calon Peserta Diklat

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan akan mengundang

peserta bakal Calon Kepala Madrasah melalui surat penugasan ke masing-masing

Kantor Wilayah Kementerian Agama tingkat Provinsi. Tahap seleksi dari peserta

bakal Calon Kepala Madrasah, sebagai berikut:

1) Seleksi Administrasi

Seleksi administratif dilakukan dengan penilaian dari kelengkapan dokumen

yang bersifat administrasi dari peserta bakal Calon Kepala Madrasah.

Page 65: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

47

2) Seleksi Substansi

Peserta dari Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah berasal dari Calon

Kepala Madrasah yang berhasil lulus dari seleksi substansi, yang merupakan tes

potensi kepemimpinan bakal Calon Kepala Madrasah. Tes potensi kepemimpinan

tersebut dikembangkan melalui metode penilaian dan pendekatan secara deskriptif

kualitatif. Instrumen yang digunakan untuk tes potensi kepemimpinan bakal Calon

Kepala Madrasah terdiri atas kemampuan pemecahan masalah dan wawasan

kepemimpinan dalam mengambil keputusan.Tahapan pengusulan dan seleksi bakal

Calon Kepala Madrasah baik itu seleksi administrasi maupun seleksi substansi

dilaksanakan sepenuhnya dari Kantor Wilayah Kementerian Agama tingkat

Provinsi.

b. Pemanggilan/Penugasan Peserta Diklat

Peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah pada tiap Angkatan

berjumlah 30 orang. Penugasan peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah

ini terangkum dalam Surat Pemanggilan Peserta Diklat Nomor: B-821/P.V.3

/KP.02.2/05/2019 tanggal 24 Mei 2019. Peserta dari Diklat Fungsional Calon

Kepala Madrasah harus guru, bukan Kepala Madrasah yang sudah menduduki

jabatan namun belum ikut diklat pembentukan Calon Kepala Madrasah dan tidak

memiliki Surat Tanda Tamat Diklat (STTPP) Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah, wajib mengikuti Program Diklat Teknis Substantif Kepala Madrasah,

dengan Pola 60 Jam Pelatihan (JP) sebelum masa pensiun.

c. Bimbingan Teknis

Sebelum memasuki tahap IJT I terlebih dahulu dilakukan Bimbingan Teknis

antara pihak penyelenggara dengan Calon dari peserta diklat beserta mentor yang

ditunjuk oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi masing-masing.

Gambar 4.2. Paparan Bimbingan Teknis di Kanwil Kementerian Agama Provinsi

Kegiatan Bimbingan Teknis Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah

Angkatan I dan II ini dilaksanakan serentak di 12 provinsi tanggal 14 dan 15 Juni

2019, sesuai surat penugasan peserta diklat. Paparan Bimbingan Teknis ini

disampaikan oleh Petugas dari penyelenggara diklat sebagai arahan bagi mentor dan

Calon peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah.

Page 66: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

48

d. On Job Training I (OJT I)

Penyelenggaraan OJT I pada Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah

seminggu setelah kegiatan Bimbingan Teknis, tanggal 13 Juni sampai dengan 2 Juli

2019. Pada kegitan OJT I ini peserta diklat ditugaskan untuk menyusun makalah

tentang pengelolaan madrasah dan proposal Penelitian Tindakan Madrasah (PTM),

sedangkan mentor bertugas untuk memberikan evaluasi OJT I terhadap peserta

dengan mengusung aspek sikap dan keterlaksanaan kegiatan OJT I.

OJT I berjumlah 25 Jam Pelatihan (JP) dilaksanakan selama 12 hari kerja.

Materi OJT I, meliputi: Penyusunan Makalah, Penyusunan Rencana Tindak

Kepengawasan (RTP), dan Penilaian Sikap dan Perilaku. Tempat penyelenggaraan

OJT I pada satuan pendidikan tempat tugas peserta atau satuan pendidikan lainnya.

Pihak yang terlibat dalam OJT I adalah peserta diklat, mentor, dan panitia

penyelenggara diklat.

e. In Job Training I (IJT I)

Gambar 4.3. Pembukaan kegiatan IJT I secara Resmi oleh Kepala Pusdiklat Tenaga

Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Memasuki tahap IJT I mulai tanggal 3 sampai dengan 19 Juli 2019, setelah

tahap OJT I selesai. Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Dr. Mahsusi, M.M.

Tahap IJT I disebut juga tahap diklat, artinya peserta mengikuti diklat secara

klasikal selama 17 hari, didampingi oleh narasumber setiap mata diklat. Salah satu

narasumber sedang memberikan materi di kelas pembalajaran terlihat di Gambar

4.4. Persyaratan untuk masuk ke tahap IJT I adalah peserta sudah memiliki hasil

evaluasi belajar tahap OJT I. Evaluasi hasil belajar pada tahapan ini dilakukan oleh

narasumber setiap mata diklat inti terhadap peserta diklat. Aspek yang dievaluasi

meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Page 67: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

49

Gambar 4.4 Kegiatan Pembelajaran pada IJT I bersama Narasumber Diklat

IJT I adalah serangkaian kegiatan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah,

berupa kegiatan tatap muka yang dilaksanakan Pusdiklat TenagaTeknis Pendidikan

dan Keagamaan. IJT I berjumlah 150 jam pelatihan (jp) dilaksanakan selama 17 hari

kerja dengan ketentuan peserta sudah selesai rnengikuti tahapan OJT I. Beberapa

pihak yang terlibat dalam IJT I berasal dari peserta diklat, narasumber atau

widyaiswara; dan panitia penyelenggara diklat serta kurikulum Diklat Fungsional

Calon Kepala Madrasah disusun bersama antara Direktorat Guru dan Tenaga

Kependidikan Madrasah dengan penyelenggara diklat.

Tabel 4.1 Struktur Kurikulum Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah IJT I

Teori Praktik

A KELOMPOK DASAR

1 Pembangunan Bidang Agama 3

2Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian

Agama3

3Peningkatan Kualitas Diklat Tenaga Teknis Pendidikan

dan Keagamaan 3

Jumlah 9

B KELOMPOK INTI

1 Sistem Penjaminan Mutu Madrasah 6

2 Evaluasi Diri Madrasah 4 4

3 Rencana Strategis Madrasah 4 8

4 Rencana Kerja Tahunan Madrasah 4 8

5 Pengembangan Kurikulum Madrasah 4 8

6 Manajemen Keuangan Madrasah 4 8

7 Manajemen Sumber Daya Manusia Madrasah 4 8

8 PKG dan PKB Jabatan Fungsional Guru 4 16

9 Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif Madrasah 4 6

10 Kepemimpinan Pembelajaran 4 5

11 Supervisi Akademik 4 5

Jumlah 46 76

C KELOMPOK PENUNJANG

1 Overview 1

2 Building Learning Commitment 2 2

3 Studi Lapangan 8

4 Seminar Hasil Studi Lapangan 3

5 Evaluasi Program 1

6 Rencana Tindak Lanjut 2

Jumlah 2 17

57 93

NO MATA DIKLATJAM DIKLAT

Jumlah Teori dan Praktik

TOTAL 150

Page 68: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

50

f. On Job Training II (OJT II)

Penyelenggaraan OJT II pada Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah

dimulai sehari setelah penutupan kegiatan IJT I, yaitu sejak tanggal 20 Juli sampai

dengan 12 Agustus 2019. Pada kegiatan OJT I ini peserta diklat melaksanakan

Rencana Tindak Lanjut (RTL) di tempat tugas masing-masing.

OJT II berjumlah 40 jam pelatihan (jp) dilaksanakan selama 20 hari kerja,

dengan ketentuan peserta sudah menyelesaikan IJT I. Materi OJT II meliputi:

penyelenggaraan praktik pengawasan sesuai Rencana Tindak Lanjut (RTL),

penyusunan pelaporan RTL dalam bentuk portofolio, penilaian sikap dan

perilaku.Tempat penyelenggaraan OJT II yaitu pada satuan pendidikan tempat tugas

peserta atau satuan pendidikan lainnya.Pihak yang terlibat dalam OJT II adalah

peserta diklat, mentor, dan panitia penyelenggara diklat.

g. In Job Training II (IJT II)

Gambar 4.5. Peserta Diklat bersama Mentor, Narasumber dan Petugas dari Pusdiklat

Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan pada IJT II

Tahap IJT II Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II

dilaksanakan satu bulan setelah tahap IJT I selesai, yaitu sejak tanggal 14 sampai

dengan 15 Agustus 2019. Tahap IJT II diselenggarakan di 12 (dua belas) Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi di mana peserta berasal. Tahap IJT II ini

disebut juga Tahap Uji Kompetensi peserta.

Merujuk pada Petunjuk Teknis Pengangkatan Kepala Madrasah, dijelaskan

bahwa IJT II adalah serangkaian kegiatan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah

berupa kegiatan tatap muka tahap kedua untuk uji kompetensi, tes akhir, dan

evaluasi program. IJT II berjumlah 25 jam pelatihan (jp), dilaksanakan selama 2 hari

kerja dengan ketentuan peserta sudah menyelesaikan OJT II. Materi IJT II meliputi

Uji kompetensi Calon Kepala Madrasah melalui presentasi laporan OJT II, tes akhir

Calon Kepala Madrasah, melalui ujian tulis dan wawancara serta Evaluasi program

diklat. Tempat Penyelenggaraan IJT II pada Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi seperti pada Gambar 4.5. Pihak yang terlibat dalam IJT II adalah peserta

diklat, mentor, narasumber/widyaiswara, Kantor Wilayah Kementerian Agama dan

panitia penyelenggara diklat.

Page 69: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

51

h. Kelulusan dan Sertifikat (Surat Tanda Tamat Pendidikan dan

Pelatihan/STTPP)

Kualifikasi penentuan kelulusan dari peserta diperoleh dari hasil evaluasi

akhir yang direkap dan memperoleh STTPP Calon Kepala Madrasah. Namun bagi

Calon Kepala Madrasah yang belum lulus masih dapat mengikuti diklat paling

banyak dua kali dengan jangka waktu 5 tahun. Pada Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah Angkatan I dan II tahun 2019, semua peserta dinyatakan lulus, dengan

kualifikasi nilai kelulusan diatas 76.

2. Model Evaluasi Kirkpatrick

Sesuai Peraturan Menteri Agama Nomor 4 Tahun 2012 yang membahas

mengenai penyelenggaraan diklat secara teknis dalam lingkup Kementerian Agama,

diketahui bahwa evaluasi penyelenggaraan diklat secara teknis dilaksanakan pada

akhir kegiatan diklat yang meliputi evaluasi proses pembelajaran, evaluasi peserta,

widyaiswara/narasumber, dan penyelenggaraan.

Untuk memastikan pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan diklat teknis

tersebut dipenuhi, Kualifikasi Kediklatan Teknis yang ditetapkan melalui Keputusan

Kepala Badan Nomor BD/60/2012 mengatur 8 (delapan) kualifikasi kediklatan yang

salah satunya adalah Kualifikasi Evaluasi. Adapun terdapat kualifikasi dalam

evaluasi tersebut berkaitan dengan peserta, berkaitan dengan widyaiswara, berkaitan

dengan pihak penyelenggara, dan berkaitan dengan program diklat secara teknis.

Hasil evaluasi masing-masing aspek diakumulasi menjadi hasil evaluasi diklat

teknis yang menggambarkan tingkat kualitas dan pencapaian satu atau keseluruhan

kegiatan diklat. Instrumen penilaian menjadi parameter dalam menentukan

kualifikasi tingkat kepuasan peserta dari jawaban yang dituangkan dalam instrumen

penilaian terhadap penyelenggara diklat dan narasumber.

Hasil evaluasi Penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah

diambil dari beberapa tahapan yaitu On Job Training I (OJT I), In Job Training I

(IJT I) dan In Job Training II (IJT II) dengan masing-masing aspeknya. Hasil

evaluasi masing-masing aspek dapat diakumulasi menjadi hasil evaluasi diklat

teknis yang menggambarkan tingkat kualitas dan pencapaian satu atau keseluruhan

kegiatan diklat.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari 60 responden yang terbagi

menjadi 2 Angkatan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah masing-masing 30

responden, diuraikan sebagaimana dibawah ini.

a. Tahap Reaksi

Diklat dapat dikatakan berhasil jika sebagian besar atau secara umum peserta

memiliki reaksi puas atau merasa puas kepada seluruhan rangkaian kegiatan diklat

mulai dari proses awal hingga akhir kegiatan. Berkaitan dengan hal tersebut maka

sebagai salah satu lembaga layanan diklat prestisius terakreditasi A, Pusdiklat

Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan harus selalu konsisten khususnya terkait

dengan menjaga kepuasan dari peserta yang mengikuti atau menjalani diklat.

Page 70: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

52

Gambar 4.6. Suasana Pembelajaran di Kampus Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan

dan Keagamaan.

Berkaitan dengan reaksi peserta dari pembelajaran saat diklat maka sebagai

pihak penyelenggara terdapat kewajiban dalam melakukan evaluasi secara bertahap

dan berkelanjutan kepada kegiatan diklat sehingga pada akhirnya dapat memberi

pengaruh kepada peningkatan mutu dari pelayanan yang diberikan kepada para

perserta didik atau diklat tersebut. 1) Reaksi Peserta terhadap Penyelenggara

Persentase reaksi dari peserta diklat kepada pihak penyelenggara dijelaskan

melalui grafik sebagai berikut:

Gambar 4.7. Reaksi Peserta Angkatan I terhadap Penyelenggara

Dari grafik data tersebut, diketahui persentase rata-rata mengenai dari reaksi

peserta diklat Angkatan I kepada pihak penyelenggara memiliki persentase paling

tinggi sebesar 96,1% yang berasal dari aspek kepanitiaan, aspek tersebut terdiri dari

unsur pelayanan sebesar 93,74%, kerjasama dengan peserta sebesar 96,52%,

pelayanan terhadap narasumber sebesar 96,78% dan sikap terhadap peserta sebesar

97,13%. Sehingga diketahui, pelayanan dan kerja kepanitian terhadap peserta masuk

kulifikasi “Sangat Memuaskan” (90-100), bahkan menuju sempurna karena

mendekati angka 100%.

Page 71: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

53

Skor rata-rata untuk reaksi peserta diklat Angkatan I terhadap penyelenggara

diklat terendah pada aspek konsumsi sebesar 85,01%, aspek tersebut terdiri unsur

menu sebesar 83,17%, penyajian sebesar 85% dan hiegienis dengan hasil 86,87%.

Sehingga diketahui, aspek konsumsi masuk dalam kualifikasi “Memuaskan” (80-

90).

Untuk aspek kepesertaan didapatkan hasil sebesar 93,07 sedangkan pada

aspek akomodasi, kurikulum dan sarana diklat berturut-turut dengan hasil sebesar

92,85%, 92,87% dan 91,01% serta rentang penskoran yang masuk dalam kualifikasi

“Sangat Memuaskan” (90-100).

Sehingga diketahui peserta yang mengikuti Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah dari Angkatan I memiliki reaksi positif kepada proses penyelengggaraan

diklat.

Gambar 4.8. Reaksi Peserta Angkatan II terhadap Penyelenggara

Sesuai grafik tersebut, diketahui nilai rata-rata dari reaksi peserta kepada

pihak penyelenggara berkaitan dengan aspek kepesertaan memiliki nilai paling

tinggi dengan persentase 85,61%, aspek tersebut terdiri dari unsur penetapan peserta

sebesar 85,64%, pemanggilan peserta sebesar 85,55%, dan penegakan disiplin

peserta 85,64% sehingga diketahui kepesertaan masuk dalam kualifikasi

“Memuaskan” (80-90).

Skor rata-rata reaksi dari peserta kepada pihak penyelenggara dengan

persentase paling rendah pada aspek konsumsi sebesar 79,67%. Aspek tersebut

terdiri dari unsur menu sebesar 79,55%, penyajian dan higienis mempunyai skor

rata-rata yang sama sebesar 79,73%. Sehingga diketahui aspek konsumsi masuk

dalam kualifikasi “Cukup Memuaskan” (70-80). Aspek konsumsi membutuhkan

perhatian oleh pihak penyelenggara terkait peningkatan menu penyajian dan higienis

dari makanan.

Hasil yang untuk aspek lainnya yaitu aspek kepanitiaan sebesar 85,25%,

sedangkan pada aspek akomodasi, kurikulum dan sarana diklat berturut-turut dengan

hasil sebesar 85,46%, 83,86% dan 85,16% dengan kualifikasi “Memuaskan” (80-

90).

Page 72: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

54

Sehingga diketahui perserta dari diklat Angkatan II memiliki reaksi positif

berkaitan dengan penyelengggaraan diklat yang meskipun reaksi tersebut tidak

masuk dalam kualifikasi “Sangat Memuaskan”.

2) Reaksi Peserta terhadap Narasumber

Reaksi peserta diklat terhadap narasumber dikaji sesuai dengan beberapa

aspek yaitu berasal dari pengetahuan dan keterampilan mengajar yang dimiliki

narasumber, penguasaan materi yang diberikan narasaumber, sistematika pengajaran

dari narasumber, dari kemampuan pengajaran narasumber, dari cara dan penggunaan

alat bantu dalam proses pembelajaran yang dilakukan narasumber, hasil yang

dicapai narasumber, etika dari narasumber, sikap dari narasumber, dari cara

menjelaskan jawaban dari pertanyaan peserta, penggunaan bahasa dari narasumber,

proses pemberian motivasi dari narasumber, disiplin waktu dari narasumber,

kerapihan pakaian dari narasumber dan bentuk kerjasama dari narasumber.

Gambar 4.9. Reaksi Peserta Angkatan I terhadap Narasumber

Diketahui hasil evaluasi dari reaksi peserta kepada narasumber, aspek dengan

persentase paling tinggi berasal dari aspek pengetahuan dan keterampilan mengajar

sebesar 85,67% dan aspek pemberian motivasi sebesar 85,66% termasuk dalam

kualifikasi “Memuaskan” (80-90). Aspek penggunaan bahasa merupakan aspek

yang terendah sebesar 84,25% dan termasuk ke dalam kualifikasi “Memuaskan”.

Penskoran untuk aspek lainnya termasuk dalam kualifikasi “Memuaskan” juga.

Sehingga diketahui peserta merasa puas dalam menerima keberadaan narasumber

Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I terlihat dengan rata-rata

sebesar 85,09% atau berkualifikasi “Memuaskan”.

Page 73: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

55

Gambar 4.10. Reaksi Peserta Angkatan II terhadap Narasumber

Diketahui hasil evaluasi dari reaksi peserta kepada narasumber, aspek dengan

persentase paling tinggi berasal dari aspek penguasaan materi sebesar 94,51% dan

aspek sikap sebesar 91,79% termasuk dalam kualifikasi “Sangat Memuaskan” (90 –

100). Aspek sistematika penyajian merupakan aspek yang terendah sebesar 90,94%

namun masih termasuk ke dalam kualifikasi “Sangat Memuaskan”. Penskoran untuk

aspek lainnya termasuk dalam kualifikasi “Sangat Memuaskan” sehingga diketahui

peserta merasa sangat puas kepada narasumber dari Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah Angkatan II dengan rata-rata sebesar 91,62%.

b. Tahap Belajar

Evaluasi dari tahap belajar dilakukan sesuai dengan proses pembelajaran yang

berkaitan dengan hasil dan pencapaian target dari pembelajaran saat diklat dan

dilakukan dengan mengetahui peningkatan kompetensi dari peserta. Evaluasi dari

tahap belajar ini dilakukan sesuai hasil dari kegiatan yang dimulai dari kegiatan OJT

I, IJT I sampai kegiatan IJT II.

Suasana saat pembelajaran di kelas IJT I yang menunjukkan penerapan sikap

kerjasama antar peserta diklat terlihat pada gambar berikut:

Gambar 4.11. Suasana Pembelajaran Kegiatan IJT 1

Page 74: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

56

1) Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan I pada OJT I dan II

Hasil evaluasi belajar terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah Angkatan I dan II dimulai dari tahapan kegiatan OJT I, evaluasi pada

tahapan ini dilakukan oleh mentor pada masing-masing wilayah provinsi. Penskoran

pada tahap OJT I dan II ini terdiri dari dua aspek yaitu sikap dan keterlaksanaan.

Berikut grafik hasil evaluasi belajar pada kedua Angkatan diklat:

Gambar 4.12. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan I pada OJT I dan II

Gambar 4.12. memperlihatkan hasil evaluasi belajar peserta tahap OJT I dan

II, rata-rata skor aspek sikap sebesar 95,2% demikian pula dengan rata-rata skor

aspek keterlaksanaan yaitu sebesar 95,2%. Jadi, pada umumnya peserta mendapat

skor “Sangat Memuaskan” dalam hal evaluasi Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah Angkatan II dengan rata-rata sebesar 95,2%.

Gambar 4.13. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan II pada OJT I dan II

Gambar 4.13. memperlihatkan hasil evaluasi belajar peserta tahap OJT I dan

II, rata-rata skor aspek sikap sebesar 90% demikian pula dengan rata-rata skor aspek

keterlaksanaan yaitu sebesar 90,6%. Diketahui peserta dari diklat secara umum

Page 75: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

57

mendapat skor “Memuaskan” dalam hal evaluasi Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah Angkatan II dengan rata-rata sebesar 90,3%.

2) Hasil Evaluasi Belajar Peserta pada IJT I

Hasil evaluasi belajar terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah Angkatan I dan II tahap IJT I dimulai tanggal 3 sampai dengan 19 Juli

2019, setelah tahap OJT I selesai. Tahap IJT I disebut juga tahap diklat, artinya

peserta mengikuti diklat secara klasikal selama 17 hari. Persyaratan untuk masuk ke

tahap IJT I adalah peserta sudah memiliki hasil evaluasi belajar tahap OJT I.

Evaluasi hasil belajar pada tahapan ini dilakukan oleh narasumber setiap mata diklat

inti terhadap peserta diklat. Aspek yang dievaluasi meliputi aspek pengetahuan,

keterampilan dan sikap.

Evaluasi terhadap aspek pengetahuan peserta memiliki bobot sebesar 40,

evaluasi keterampilan dan sikap memiliki bobot masing-masing bobot 30 dari

keseluruhan skor. Berikut hasil evaluasi belajar tahap IJT I pada kedua Angkatan

diklat.

Gambar 4.14. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan I pada IJT I

Gambar 4.14. menunjukkan hasil evaluasi belajar peserta tahap IJT I, skor

rata-rata aspek pengetahuan sebesar 83,75% termasuk kualifikasi, aspek

keterampilan sebesar 86,45% , dan rata-rata skor aspek sikap yaitu sebesar 95%.

Aspek pengetahuan dan keterampilan peserta pada Angkatan I masuk dalam

kualifikasi “Memuaskan” sedangkan aspek sikap menempati kualifikasi “Sangat

Memuaskan”.

Page 76: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

58

Gambar 4.15. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan II pada IJT I

Gambar 4.15. menunjukkan hasil evaluasi belajar peserta tahap IJT I, skor

rata-rata aspek pengetahuan sebesar 78,46%, aspek keterampilan sebesar 86,45%,

dan rata-rata skor aspek sikap yaitu sebesar 90,67%. Aspek pengetahuan peserta

pada Angkatan II masuk dalam kualifikasi “Cukup Memuaskan” dan keterampilan

masuk dalam kualifikasi “Memuaskan” sedangkan aspek sikap menempati

kualifikasi “Sangat Memuaskan”.

3) Hasil Evaluasi Belajar Peserta pada IJT II

Gambar 4.16. Ujian Presentasi Peserta Diklat pada IJT II

Hasil evaluasi belajar terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah Angkatan I dan II tahap IJT II dilaksanakan satu bulan setelah tahap IJT I

selesai dan peserta kembali ke tempat tugas masing-masing untuk menyelesaikan

tugas makalah. Tahap IJT II diselenggarakan di 12 (dua belas) Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi di mana peserta berasal selama 2 (dua) hari. Tahap

IJT II ini disebut juga Tahap Uji Kompetensi peserta meliputi ujian presentasi dan

ujian tulis seperti terlihat pada Gambar 4.16. Evaluasi hasil belajar pada tahapan ini

dilakukan oleh narasumber dari Pusdiklat Tenaga Teknis dan mentor dari masing-

masing Kantor Wilayah Keagamaan Aspek yang dievaluasi meliputi aspek

presentasi dan ujian tulis. Berikut hasil evaluasi belajar tahap IJT II pada kedua

Angkatan diklat.

Page 77: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

59

Gambar 4.17. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan I pada IJT I

Gambar 4.17 menunjukkan hasil evaluasi belajar peserta tahap IJT II, skor

rata-rata aspek presentasi sebesar 88,4% dan aspek ujian tulis sebesar 77,3%

menempati kualifikasi “Cukup Memuaskan”. Sehingga skor rata-rata hasil evaluasi

belajar peserta diklat Angkatan I tahap IJT II sebesar 88,1% termasuk dalam

kualifikasi “Memuaskan”.

Berdasarkan data, peserta diklat menganggap soal dari berkaitan dengan

materi pembelajaran yang didapat selama diklat. Namun, perolehan hasil yang

belum maksimal terlihat dari nilai rata-rata ujian tulis yang hanya mencapai

kualifikasi “Cukup Memuaskan” namun kesiapan peserta yang kurang dalam

menjawab ujian tulis. Hal tersebut karena perhatian peserta yang terbagi dengan

penyiapan makalah untuk ujian presentasi di waktu yang hampir bersamaan.

Gambar 4.18. Hasil Evaluasi Tahap Belajar Peserta Angkatan II pada IJT II

Gambar 4.18 menunjukkan hasil evaluasi belajar peserta tahap IJT II, skor

rata-rata aspek presentasi sebesar 88% termasuk dalam kualifikasi “Memuaskan”dan

aspek ujian tulis sebesar 83,7%. Juga masuk dalam kualifikasi “Memuaskan”.

Sehingga skor rata-rata hasil evaluasi belajar peserta diklat Angkatan II tahap IJT II

sebesar 85,8% juga dalam kualifikasi “Memuaskan”.

Page 78: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

60

4) Hasil Evaluasi Akhir Tahap Belajar Peserta

Hasil akhir dari evaluasi peserta diklat ini merupakan rekap skor rata-rata

peserta dari hasil evaluasi tahap OJT I, IJT I dan IJT II. Hasil akhir evaluasi ini yang

digunakan untuk data skor sertifikat Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah.

Berikut hasil evaluasi belajar tahap IJT II pada kedua Angkatan diklat.

Gambar 4.19 Hasil Evaluasi Akhir Tahap Belajar Peserta Angkatan I

Gambar 4.19. menunjukkan hasil akhir tahap belajar peserta, skor tertinggi

sebesar 92,69% masuk dalam kualifikasi “Sangat Memuaskan”. Pencapaian skor

sangat memuaskan ini berjumlah 3 (tiga) orang peserta. Skor terendah sebesar

87,23% termasuk dalam kualifikasi “Memuaskan”. Sehingga skor rata-rata hasil

akhir tahap belajar peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I

sebesar 89,32% menempati kualifikasi “Memuaskan”.

Sehingga diketahui peserta yang mengikuti Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah dari Angkatan I rata-rata memperoleh penskoran memuaskan dan

dinyatakan lulus.

Gambar 4.20. Hasil Evaluasi Akhir Tahap Belajar Peserta Angkatan II

Page 79: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

61

Gambar 4.20. menunjukkan hasil akhir tahap belajar peserta, skor tertinggi

sebesar 91,3%, skor terendah sebesar 85,47% termasuk dalam kualifikasi

memuaskan. Sehingga skor rata-rata hasil akhir tahap belajar peserta Diklat

Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan II sebesar 86,96% juga menempati

kualifikasi “Sangat Memuaskan”.

Sehingga diketahui peserta dari Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah

Angkatan II rata-rata memperoleh penskoran memuaskan dinyatakan lulus.

5) Nilai Akhir Peserta berdasarkan Wilayah Provinsi

Peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah dari Angkatan I dan II

berasal dari 12 (dua belas) Provinsi. Berikut adalah rata-rata nilai akhir peserta

berdasarkan provinsi tempat peserta berasal.

Tabel. 4.2. Nilai Akhir Peserta berdasarkan Wilayah Provinsi

NO NILAI AKHIR KUALIFIKASI

1 88,96 Memuaskan

2 89,41 Memuaskan

3 90,79 Memuaskan

4 90,06 Memuaskan

5 88,97 Memuaskan

6 87,75 Memuaskan

1 86,74 Memuaskan

2 86,32 Memuaskan

3 87,24 Memuaskan

4 86,88 Memuaskan

5 86,69 Memuaskan

6 87,86 Memuaskan

88,14 Memuaskan

Nilai Tertinggi : 90,79 (DI Yogyakarta)

Nilai Terendah : 86,32 (Lampung)

ANGKATAN I

Jambi

Jawa Tengah

DI Yogtyakarta

Jawa Timur

Kalimantan Barat

Papua Barat

Nilai Rata-rata Angkatan I dan II

ANGKATAN II

Banten

Kalimantan Selatan

Sulawesi Selatan

Sumatera Selatan

Lampung

Bengkulu

PROVINSI

Tabel 4.2. menunjukkan rata-rata nilai akhir peserta tertinggi terdapat pada

Provinsi DI Yogyakarta yaitu sebesar 90,79% termasuk dalam kualifikasi

“Memuaskan”. Sedangkan untuk rata-rata nilai akhir peserta terendah terdapat pada

Provinsi Lampung yaitu sebesar 86,32% termasuk dalam kualifikasi “Memuaskan”.

Untuk rata-rata nilai akhir peserta kedua Angkatan yaitu sebesar 90,79% termasuk

dalam kualifikasi “Memuaskan”.

Page 80: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

62

Gambar 4.21. Nilai Akhir Peserta berdasarkan Provinsi

c. Tahap Perilaku

Fokus penilaiaian dalam evaluasi tahap perilaku berkaitan dengan perubahan

dari perilaku kerja yang dilakukan peserta saat bekerja setelah menjalani kegiatan

diklat. Evaluasi perilaku ini dilakukan satu bulan setelah diklat dilakukan. Evaluasi

tahap ini melibatkan informasi dari atasan, rekan sejawat dan siswa peserta diklat.

Hasil angket yang disebar memberikan hasil persepsi atasan, persepsi rekan sejawat

dan persepsi siswa terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah.

Berikut hasil persepsi pada masing-masing Angkatan diklat.

1) Persepsi Atasan

Hasil evaluasi perilaku ini berdasarkan persepsi atasan peserta Diklat

Fungsional Calon Kepala Madrasah. Instrumen untuk atasan peserta diklat ini terdiri

dari 13 (tiga belas) indikator. Indikator tersebut meliputi kemampuan yang terdiri

dari pengetahuan dan dari keterampilan yang didapat selama diklat, pelaksanaan

tugas dari Kepala Madrasah, membantu meningkatkan kualitas madrasah, membantu

menyusun rencana kerja madrasah; memiliki kemampuan kompetensi

kepemimpinan, manajerial dan supervisi; peningkatan kemampuan komunikasi,

kerjasama, motivasi, efektifitas kerja, disiplin, lebih santun dan ramah; peserta diklat

dapat membantu rekan sejawat dalam menyelesaikan tugasnya.

Gambar 4.22. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I berdasarkan

Persepsi Atasan

Page 81: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

63

Gambar 4.22. menunjukkan hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan

persepsi atasan peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I, skor

tertinggi terdapat pada indikator peningkatan sikap sopan santun peserta diklat

setelah mengikuti diklat yaitu sebesar 96,89%, sedangkan skor terendah terdapat

pada indikator pengetahuan dan keterampilan peserta diklat dalam membantu

pelaksanaan tugas Kepala Madrasah 91,78%. Skor rata-rata hasil evaluasi tahap

perilaku peserta berdasarkan persepsi atasan terhadap peserta diklat sebesar 93,97%.

Sesuai dengan indikator dan hasil evaluasi dari tahap perilaku peserta

berdasarkan persepsi atasan terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah Angkatan I termasuk kualifikasi “Sangat Baik.”

Gambar 4.23. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan II berdasarkan

Persepsi Atasan

Gambar 4.23. menunjukkan hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan

persepsi atasan peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan II, skor

tertinggi terdapat pada indikator peningkatan sikap sopan santun peserta diklat

setelah mengikuti diklat yaitu sebesar 94,67%, sedangkan skor terendah terdapat

pada indikator pengetahuan dan keterampilan peserta diklat untuk meningkatkan

kualitas madrasah 88,00%. Skor hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan

persepsi atasan terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah

Angkatan II sebesar 92,14%. Sehingga diketahui, semua indikator pada hasil

evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan persepsi atasan terhadap peserta Diklat

Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan II termasuk kualifikasi “Sangat

Baik”.

Page 82: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

64

Tabel 4.3. Perbandingan Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I dan II

berdasarkan Persepsi Atasan

NO INDIKATORSKOR

AKT. I

SKOR

AKT. IIKATEGORI

1

Diklat memberikan pengetahuan dan keterampilan baru

yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan tugas

kepala madrasah.

91,78 91,78 SANGAT BAIK

2Diklat memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi

alumni dalam meningkatkan kualitas madrasah92,22 88,00 SANGAT BAIK

3Alumni menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh

dalam membantu menyusun rencana kerja madrasah93,11 93,33 SANGAT BAIK

4

Setelah mengikuti diklat, alumni memiliki kompetensi

manajerial dan supervisi yang dibutuhkan oleh kepala

madrasah

94,00 88,67 SANGAT BAIK

5

Setelah mengikuti diklat, kemampuan alumni dalam

membangun komunikasi antar individu dan kelompok

semakin baik

95,56 93,33 SANGAT BAIK

6Setelah mengikuti diklat alumni dapat membangun kerja

sama lebih baik dengan warga madrasah93,78 93,33 SANGAT BAIK

7Setelah mengikuti diklat, alumni memiliki karakter

kepemimpinan yang dibutuhkan madrasah.93,78 92,00 SANGAT BAIK

8 Setelah mengkuti diklat, motivasi kerja alumni meningkat 94,00 90,67 SANGAT BAIK

9 Setelah mengikuti diklat, alumni bekerja lebih efektif 92,44 94,00 SANGAT BAIK

10Setelah mengkuti diklat, alumni dapat menyelesaikan

tugasnya tepat waktu93,78 90,67 SANGAT BAIK

11Setelah mengikuti diklat, tingkat kedisiplinan alumni

meningkat95,56 93,33 SANGAT BAIK

12 Setelah mengikuti diklat, alumni lebih santun dan ramah 96,89 94,67 SANGAT BAIK

13Setelah mengikuti diklat, alumni dapat membantu teman

sejawat dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugas94,67 94,00 SANGAT BAIK

93,97 92,14 SANGAT BAIKRata-rata

2) Persepsi Rekan Sejawat

Hasil evaluasi perilaku ini berdasarkan persepsi rekan sejawat peserta Diklat

Fungsional Calon Kepala Madrasah. Instrumen untuk rekan sejawat terdiri dari 12

(dua belas) indikator. Indikator tersebut meliputi perilaku peserta diklat setelah

mengikuti diklat mampu mendukung pekerjaan, mengembangkan karier, lebih

kreatif, aktif dan inovatif, memiliki kondisi hubungan yang baik antar rekan kerja

serta atasan, terbuka menerima saran, berbagi ilmu, lebih sopan dan ramah,

membantu rekan kerjanya.

Page 83: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

65

Gambar 4.24. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I berdasarkan

Persepsi Rekan Sejawat

Gambar 4.24. menunjukkan hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan

persepsi rekan sejawat peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan

I, skor tertinggi terdapat pada indikator peserta diklat setelah mengikuti diklat

mampu bergaul lebih baik dengan atasannya yaitu sebesar 96%. Sedangkan skor

terendah terdapat pada indikator peserta diklat setelah mengikuti diklat mampu

mengembangkan kariernya, dengan skor sebesar 90%. Skor rata-rata hasil evaluasi

tahap perilaku peserta berdasarkan persepsi rekan sejawat terhadap peserta diklat

sebesar 93,72%. Sehingga diketahui, semua indikator pada hasil evaluasi tahap

perilaku peserta berdasarkan persepsi rekan sejawat terhadap peserta Diklat

Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I termasuk kualifikasi “Sangat Baik”.

Gambar 4.25. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan II berdasarkan

Persepsi Rekan Sejawat

Gambar 4.25. menunjukkan hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan

persepsi rekan sejawat peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan

II, skor tertinggi terdapat pada indikator peserta diklat setelah mengikuti diklat lebih

sopan dan ramah yaitu sebesar 97,33%. Sedangkan skor terendah terdapat pada

Page 84: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

66

indikator peserta diklat setelah mengikuti diklat mampu mendukung pekerjaannya,

dengan skor sebesar 90,22%. Skor rata-rata hasil evaluasi tahap perilaku peserta

berdasarkan persepsi rekan sejawat terhadap peserta diklat sebesar 94,83%.

Sehingga diketahui, semua indikator pada hasil evaluasi tahap perilaku peserta

berdasarkan persepsi rekan sejawat terhadap peserta Diklat Fungsional Calon

Kepala Madrasah Angkatan II termasuk kualifikasi “Sangat Baik”.

Tabel 4.4. Perbandingan Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I dan II

berdasarkanPersepsi Rekan Sejawat

NO. INDIKATORSKOR

AKT. I

SKOR

AKT. IIKATEGORI

1Setelah mengikuti diklat, teman saya memperoleh pengetahuan dan

keterampilan yang mendukung pekerjaannya92,00 90,67 SANGAT BAIK

2 Setelah mengikuti diklat, teman saya mampu mengembangkan karirnya 90,00 93,33 SANGAT BAIK

3 Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih kreatif dan inovatif dalam bekerja 94,67 93,33 SANGAT BAIK

4Setelah mengikuti diklat, teman saya menjadi lebih baik dalam bergaul dengan

teman kerjanya94,00 95,33 SANGAT BAIK

5Setelah mengikuti diklat, teman saya menjadi lebih baik dalam bergaul dengan

atasannya96,00 94,67 SANGAT BAIK

6 Setelah mengikuti diklat, teman saya menjadi lebih disiplin dalam bekerja 94,67 96,67 SANGAT BAIK

7 Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih aktif bekerjasama dalam kelompok 92,67 95,33 SANGAT BAIK

8 Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih terbuka menerima saran 93,33 96,00 SANGAT BAIK

9 Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih aktif memberikan saran 94,00 94,67 SANGAT BAIK

10 Setelah mengikuti diklat, teman saya mau berbagi ilmu yang didapatnya 93,33 95,33 SANGAT BAIK

11 Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih sopan dan ramah 95,33 97,33 SANGAT BAIK

12 Setelah mengikuti diklat, teman saya terbiasa membantu rekan kerjanya 94,67 95,33 SANGAT BAIK

93,72 94,83 SANGAT BAIKRata-rata

3) Persepsi Siswa

Hasil evaluasi perilaku ini berdasarkan persepsi rekan sejawat peserta Diklat

Fungsional Calon Kepala Madrasah. Instrumen untuk persepsi siswa terdiri dari 12

(dua belas) indikator. Indikator tersebut meliputi perilaku peserta diklat setelah

mengikuti diklat lebih: bijaksana, bersemangat ketika mengajar, memberi motivasi,

sabar, disiplin, perhatian, terbuka, aktif memberi bimbingan personal dan kelompok,

memperbaiki kekurangan, komunikatif dan akomodatif, sopan dan ramah.

Page 85: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

67

Gambar 4.26. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I berdasarkan

Persepsi Siswa

Gambar 4.26. menunjukkan hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan

persepsi siswa peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I, skor

tertinggi terdapat pada indikator peserta diklat setelah mengikuti diklat mampu lebih

sopan dan ramah terhadap siswanya yaitu sebesar 98,67%. Sedangkan skor terendah

terdapat pada indikator peserta diklat setelah mengikuti diklat mampu lebih aktif

memberikan bimbingan secara berkelompok, dengan skor sebesar 89,33%. Skor

rata-rata hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan persepsi siswa terhadap

peserta diklat sebesar 93,72%. Sehingga diketahui, semua indikator pada hasil

evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan persepsi rekan sejawat terhadap peserta

Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I termasuk kualifikasi “Sangat

Baik”.

Gambar 4.27. Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I berdasarkan

Persepsi Siswa

Gambar 4.27. menunjukkan hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan

persepsi siswa peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan II, skor

Page 86: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

68

tertinggi terdapat pada indikator peserta diklat setelah mengikuti diklat mampu

memberikan motivasi untuk berprestasi kepada siswanya yaitu sebesar 99,33%.

Sedangkan skor terendah terdapat pada indikator peserta diklat setelah mengikuti

diklat mampu lebih aktif memberikan bimbingan secara berkelompok, dengan skor

sebesar 90,67% Skor rata-rata hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan

persepsi siswa terhadap peserta diklat sebesar 95,5%. Sehingga diketahui, semua

indikator pada hasil evaluasi tahap perilaku peserta berdasarkan persepsi rekan

sejawat terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan II

termasuk kualifikasi “Sangat Baik”.

Tabel 4.5. Perbandingan Hasil Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Angkatan I dan II

berdasarkan Persepsi Siswa

NO. INDIKATORSKOR

AKT. I

SKOR

AKT. IIKATEGORI

1 Setelah mengikuti diklat, guru saya lebih bijaksana 93,33 96,67 SANGAT BAIK

2 Setelah mengikuti diklat, guru saya lebih bersemangat ketika mengajar 94,00 97,33 SANGAT BAIK

3Setelah mengikuti diklat, guru saya sering memberi motivasi untuk

berprestasi92,67 99,33 SANGAT BAIK

4Setelah mengikuti diklat, guru saya menjadi lebih sabar dalam mengajar

murid-muridnya93,33 95,33 SANGAT BAIK

5 Setelah mengikuti diklat, guru saya menjadi lebih disiplin dalam mengajar 96,67 98,00 SANGAT BAIK

6Setelah mengikuti diklat, guru saya lebih memperhatikan keperluan belajar

siswanya90,00 95,33 SANGAT BAIK

7Setelah mengikuti diklat, guru saya membuka diri menerima

saran/pendapat siswa94,00 94,00 SANGAT BAIK

8Setelah mengikuti diklat, guru saya aktif memberikan bimbingan secara

personal92,67 94,00 SANGAT BAIK

9Setelah mengikuti diklat, guru saya aktif memberikan bimbingan secara

kelompok89,33 90,67 SANGAT BAIK

10Setelah mengikuti diklat, guru saya memperbaiki kekurangan yang selama

ini dilakukannya94,00 94,00 SANGAT BAIK

11 Setelah mengikuti diklat, guru saya komunikatif dan akomodatif 96,00 94,67 SANGAT BAIK

12 Setelah mengikuti diklat, guru saya lebih sopan dan ramah 98,67 96,67 SANGAT BAIK

93,72 95,50 SANGAT BAIKRata-rata

d. Tahap Dampak

Hasil evaluasi perilaku ini berdasarkan skor/skor peserta diklat pada Diklat

Fungsional Calon Kepala Madrasah. Instrumen untuk persepsi siswa terdiri dari 10

(sepuluh) indikator. Indikator tersebut meliputi: kebutuhan peserta diklat,

Page 87: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

69

pengetahuan dan keterampilan, cara memimpin madrasah, tugas Kepala Madrasah,

kualitas madrasah, Kepala Madrasah yang profesional, tata cara menyusun rencana

kerja madrasah, perbaikan kekurangan madrasah, keaktifan di madrasah.

Gambar 4.28. Hasil Evaluasi Tahap Dampak Diklat pada Peserta Angkatan I

Dari Gambar 4.28 di atas diketahui skor tertinggi terdapat pada indikator

peserta diklat setelah mengikuti diklat menambah pengetahuan dan ketrampilan

peserta diklat yaitu sebesar 100%. Sedangkan skor terendah terdapat pada indikator

peserta diklat setelah mengikuti diklat mampu menyusun tata cara rencana kerja

madrasah yang baik, dengan skor sebesar 88,33%. Rata-rata skor peserta diklat

sebesar 94,5%. Sehingga diketahui, semua indikator pada hasil evaluasi tahap

perilaku peserta berdasarkan persepsi rekan sejawat terhadap peserta Diklat

Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I termasuk kualifikasi “Sangat Baik”.

Gambar 4.29. Hasil Evaluasi Tahap Dampak Diklat pada Peserta Angkatan II

Dari gambar tersebut, skor tertinggi terdapat pada indikator peserta diklat

setelah mengikuti diklat menambah pengetahuan dan ketrampilan peserta diklat

yaitu sebesar 100%. Sedangkan skor terendah terdapat pada indikator peserta diklat

setelah mengikuti diklat mampu memberi masukan kepada Kepala Madrasah

mengenai tata cara mengelola manajemen madrasah, dengan skor sebesar 84,17%.

Page 88: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

70

Rata-rata skor peserta diklat sebesar 91,08%. Sehingga diketahui, semua indikator

pada hasil evaluasi dampak berdasarkan skor peserta Diklat Fungsional Calon

Kepala Madrasah Angkatan II termasuk kualifikasi Sangat Baik.

Tabel 4.6. Perbandingan Hasil Evaluasi Tahap Dampak Diklat pada Peserta

Angkatan I dan II

NO. INDIKATORSKOR

AKT. I

SKOR

AKT. IIKATEGORI

1 Diklat yang saya ikuti sesuai dengan kebutuhan saya. 99,17 96,67 SANGAT BAIK

2Diklat yang saya ikuti menambah Ilmu pengetahuan dan

keterampilan saya.100,00 98,33 SANGAT BAIK

3Setelah mengikuti diklat, saya memahami bagaimana cara

memimpin madrasah yang baik.91,67 89,17 SANGAT BAIK

4Setelah mengikuti diklat, saya siap melaksanakan tugas sebagai

kepala madrasah94,17 90,83 SANGAT BAIK

5Setelah mengikuti diklat, saya memahami cara meningkatkan

kualitas madrasah95,00 90,00 SANGAT BAIK

6Diklat yang saya ikuti memotivasi saya untuk menjadi kepala

madrasah yang profesional96,67 93,33 SANGAT BAIK

7

Setelah mengikuti diklat, saya bisa memberi masukan kepada

kepala madrasah tentang tata cara menyusun rencana kerja

madrasah yang baik

88,33 86,67 SANGAT BAIK

8

Setelah mengikuti diklat, saya bisa memberi masukan kepada

kepala madrasah tentang tatacara mengelola manajemen

madrasah

86,67 84,17 SANGAT BAIK

9Setelah mengikuti diklat, saya terlibat dalam memperbaiki

kekurangan dalam pengelolaan madrasah96,67 89,17 SANGAT BAIK

10Setelah mengikuti diklat, saya berperan aktif dalam

meningkatkan kualitas madrasah96,67 92,50 SANGAT BAIK

94,50 91,08 SANGAT BAIKRata-rata

B. Pembahasan

Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah di Pusdiklat Tenaga teknis

Pendidikan dan Keagamaan tahun 2019 meliputi tiga kegiatan utama yaitu tahap On

Job Training I ( OJT I), In Job Training I ( IJT I) dan In Job Training II ( IJT II).

Pada setiap kegiatan dilakukan evaluasi berdasarkan penerapan model Kirkpatrick.

Perbandingan kriteria dengan kinerja program evaluasi Kirkpatrick pada

Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II di Pusdiklat Tenaga

Teknis Pendidikan dan Keagamaan tahun 2019, terangkum pada Tabel 4.7.

Page 89: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

71

Tabel 4.7. Perbandingan Kriteria dengan Kinerja Program Evaluasi Kirkpatrick pada

Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II di Pusdiklat Tenaga

Teknis Pendidikan dan Keagamaan tahun 2019

Angkatn I Angkatan II

Kualifikasi Kualifikasi

Kesesuaian kepesertaan diklat dengan

kebutuhan Calon Kepala Madrasah

Sangat

MemuaskanMemuaskan

Pelayanan panitia penyelenggaraSangat

MemuaskanMemuaskan

Kelengkapan fasilitas diklat, meliputi

akomodasi, sarana dan konsumsiMemuaskan Memuaskan

Kesesuaian susunan materi

diklat/kurikulum

Sangat

MemuaskanMemuaskan

Kesesuaian sikap dan pengetahuan

narasumberMemuaskan

Sangat

Memuaskan

Sikap positif peserta diklat pada

pembelajaran

Sangat

MemuaskanMemuaskan

Keterampilan dalam membuat makalah

dan presentasiMemuaskan Memuaskan

Kemampuan mengerjakan tes-tes dan

ujian tulisMemuaskan Memuaskan

Kelulusan Memuaskan Memuaskan

Kemampuan dalam mengaplikasikan

materi diklatSangat Baik Sangat Baik

Kemampuan dalam memperbaiki sikap

di lingkungan kerjanya.Sangat Baik Sangat Baik

Kemampuan mengembangkan

pengetahuan dan keterampilanSangat Baik Sangat Baik

Kemampuan dalam membantu rekan

sejawatSangat Baik Sangat Baik

Kemampuan dalam membimbing siswa Sangat Baik Sangat Baik

Kemampuan dalam memotivasi siswa Sangat Baik Sangat Baik

Peningkatan pengetahuan dan

keterampilanSangat Baik Sangat Baik

Peningkatan motivasi Sangat Baik Sangat Baik

Peningkatan kinerja di madrasah Sangat Baik Sangat Baik

4.Dampak

(Result)

1.Reaksi

(Reaction)

2.Belajar

(Learning)

3.Perilaku

(Behavior)

No Tahap Indikator Keberhasilan

Kinerja Program Evaluasi

Kirkpatrick

1. Tahap Reaksi

Evaluasi tahap reaksi berkaitan dengan tingkat kepuasan dari peserta diklat

dan dapat diketahui melalui motivasi yang dimiliki serta rasa antusias dari peserta

saat menjalani berbagai proses dan kegiatannya. Sesuai dengan pernyataan

Widoyoko (2011:174) yang menjelaskan evaluasi tahap reaksi memiliki peran yang

penting terkait kepuasan dari peserta yang mengikuti proses dan kegiatan diklat

Page 90: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

72

karena pada akhirnya rasa puas tersebut akan memberi pengaruh kepada motivasi

dari peserta dalam mengikuti diklat selanjutnya. Maksud dari motivasi dijelaskan

Ngalim Purwanto (2007:72) sehingga diketahui motivasi berkaitan dengan dorongan

yang berasal dari kebutuhan dan rangsangan yang dimiliki seseorang atau individu

yang disertai ketetapan akan sebuah tujuan atau harapan.

Gambar 4.30. Pengalungan Tanda Peserta Diklat pada Pembukaan Kegiatan IJT I

Dengan adanya motivasi dari peserta maka diharapkan segala kemampuan

dan potensinya dapat mencapai target yang menjadi tujuan Diklat Fungsional Calon

Kepala Madrasah secara maksimal. Motivasi yang berharga diberikan pada saat

acara pembukaan, peserta menerima tanda peserta diklat yang artinya peserta sudah

sah menjadi peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah tahun 2019, di mana

diklat ini yang menjadi dambaan bagi bakal Calon Kepala Madrasah yang lain di

seluruh Indonesia seperti terlihat pada Gambar 4.30.

Sesuai hasil temuan dan analisis data menjelaskan akan penerapan tahap

reaksi dari model evaluasi Kirkpatrick berkaitan dengan peserta dengan pihak

penyelenggara dan pihak dari narasumber.

a. Tahap Reaksi Peserta terhadap Penyelenggara

Hasil reaksi peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah di aspek

kepesertaan Angkatan I tergolong dalam kualifikasi “Sangat Memuaskan”,

sedangkan pada Angkatan II termasuk dalam kualifikasi “Memuaskan”. Hal ini

berarti kinerja program evaluasi Kirkpatrick berhasil karena adanya kesesuaian

kepesertaan diklat dengan kebutuhan Calon Kepala Madrasah.

Aspek kepesertaan yang meliputi unsur penetapan, pemanggilan peserta dan

penekanan disiplin peserta memberikan hasil yang sangat memuaskan. Artinya,

mekanisme penetapan peserta melalui kerjasama dengan Kanwil Kemenag Provinsi

dalam menyeleksi bakal Calon peserta diklat sebelum memasuki Diklat Fungsional

Calon Kepala Madrasah sudah tepat dan efektif memenuhi kualifikasi tahapan yang

dipersyaratkan. Pemanggilan peserta yaitu penugasan peserta yang sudah lolos tahap

seleksi dan siap menjadi peserta diklat juga sudah sesuai dengan harapan dan

jalurnya. Unsur penekanan disiplin peserta selama mengikuti diklat juga terpenuhi

Page 91: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

73

dengan sangat baik. Peserta puas dengan pola dan aturan yang diterapkan pihak dari

penyelenggara diklat.

Berkaitan dengan aspek dari kepanitiaan yang yang secara umum memberikan

kualifikasi “Sangat Memuaskan” pada Angkatan I dan “Memuaskan” pada

Angkatan II. Artinya, penitia sebagai salah satu unsur penyelenggara diklat dinilai

mampu dan berhasil menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik sebagai aparatur

pelayanan publik. Hal ini juga menunjukkan bahwa pelatihan tentang pelayanan

prima untuk peningkatan kompetensi pegawai yang bertugas memberikan pelayanan

kepada publik yang didapat panitia sudah diimplementasikan dengan sangat baik.

Selain itu, panitia penyelenggara diklat dianggap telah menjalankan perannya secara

cakap dan profesional sesuai dengan koridor-koridor aturan yang berlaku.

Menurut Antin Yohana seperti dikutip Aminullah (2018:12) diketahui

beberapa faktor yang memberikan pengaruh kepada kualitas pelayanan pelanggan,

yaitu berasal dari kompetensi secara teknis berkaitan dengan keterampilan,

kemampuan dan penampilan dari petugas, kemudian berasal dari akses kepada

pelayanan yang diberikan, efektifitas yang berkaitan dengan pelayanan dan petunjuk

teknis yang sesuai kualifikasi, efisiensi yang berkaitan dengan keterbatasan biaya

untuk kebutuhan sumber daya dari pelayanan, pelayanan sesuai dengan kebutuhan

pelanggan, keamanan dari kegiatan pelayanan yang dilakukan, hubungan yang baik

dari petugas kepada pelanggan, rasa nyaman yang berkaitan dengan kepuasan dari

pelanggan.

Berbicara tentang pelayanan, menurut Parasuraman seperti dikutip Aminullah

(2018:11), menjelaskan kualitas dari pelayanan berasal dari pengguna yang

menerima dan merasakan pelayanan tersebut, jika pengguna menerima secara baik

dan pengguna merasa puas maka pelayanan dianggap berkualitas dan sesuai harapan

sehingga pengguna akan tetap menggunaan jasa penyedia layanan tersebut,

sedangkan bila pelayanan yang diterima tidak baik dan tidak memuaskan maka

pelayanan dianggap tidak berkualitas atau buruk dan tidak sesuai harapan sehingga

pengguna tidak akan lagi menggunakan penyedia pelayanan tersebut.

Berkaitan dengan penjelasan sebelumnya, maka hubungan komunikasi dari

pihak penyelenggara dan beberapa pihak lain dalam diklat perlu dibangun sejak

awal dengan baik, sehingga hal-hal ataupun sikap yang sekiranya dapat memicu

timbulnya kesalahpahaman dapat diminimalisir melalui kritik dan saran.

Akibat dari pelayanan yang prima, penyelenggaraan diklat akan memberi

kesan positif sehingga pelaksanaan diklat tersebut dapat secara efektif memberi

kepuasan bagi para peserta didik (Danim, 2008:111). Pemilihan panitia

penyelenggara diklat yang ideal dan profesional sebagai penyedia pelayanan

kediklatan bagi peserta diklat sudah terlaksana dengan baik.

Berdasarkan hasil penilaian aspek-aspek tersebut di atas menunjukkan bahwa

penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah tahun 2019 telah

memenuhi kualifikasi yang diatur dalam Petunjuk Teknis dan regulasi yang berlaku,

dimana kebijakan-kebijakan yang ditetapkan tidak melanggar peraturan yang ada.

Evaluasi pada kedua Angkatan diklat dengan nilai terendah yaitu tercermin

pada aspek konsumsi yang termasuk pada kelompok kelengkapan fasilitas diklat

dengan kualifikasi “Memuaskan” pada kedua Angkatan namun, khusus pada aspek

konsumsi di Angkatan I “Memuaskan” dan “Cukup Memuaskan” untuk Angkatan

II. Adapun unsur yang terdapat dalam aspek konsumsi adalah menu, penyajian dan

Page 92: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

74

hiegienis. Sebagai bahan rekomendasi, bahwa perlu ditambahkan pada form

penilaian mengenai unsur ketersediaan konsumsi, apakah mencukupi untuk semua

peserta diklat atau karena faktor lainnya. Karena masalah yang berhubungan dengan

makanan adalah hal yang sensitif, oleh karena itu pelayanan dan penyediaan

konsumsi harus memperoleh perhatian lebih.

Reaksi peserta terhadap kelengkapan fasilitas diklat lainnya yaitu akomodasi

dan sarana prasarana memberikan kualifikasi “Memuaskan” di kedua Angkatan

diklat. Hal ini berarti, kenyamanan peserta diklat sudah terpenuhi dengan baik sesuai

kelengkapan fasilitas yang disediakan pihak penyelenggara diklat.

Selanjutnya reaksi dari peserta mengenai kurikulum atau materi diklat yang

didapat. Reaksi peserta di Angkatan I “Sangat Memuaskan” sedangkan pada

Angkatan II “Memuaskan”. Dengan demikian dapat dikatakan, kurikulum yang

digunakan sudah sesuai dengan petunjuk teknis serta peraturan yang berlaku.

Materi mata diklat inti yang disampaikan narasumber meliputi: (1) Sistem

penjaminan mutu madrasah; (2) Evaluasi diri madrasah; (3) Rencana strategis

madrasah; (4) Rencana kerja tahunan madrasah; (5) Pengembangan kurikulum

madrasah; (6) Manajemen keuangan madrasah; (7) Manajemen SDM madrasah; (8)

PKB dan PKG jabatan Fungsional guru; (9) Kewirausahaan dan ekonomi kreatif

madrasah; (10) Kepemimpinan pembelajaran; dan (11) Supervisi akademik.

Berdasarkan materi diklat yang disebutkan di atas, terlihat bahwa semua materi di

kurikulum merupakan syarat-syarat yang berkaitan dengan kemampuan seorang

Kepala Madrasah.

b. Tahap Reaksi Peserta terhadap Narasumber

Evaluasi dari tahap reaksi berasal dari proses diklat yang dilakukan serta

berkaitan dengan rasa puas dari peserta yang mengikuti diklat tersebut (Silberman,

2006:318-319). Reaksi dari peserta kepada narasumber terdiri dari beberapa aspek

yaitu berasal dari pengetahuan dan keterampilan mengajar yang dimiliki

narasumber, penguasaan materi yang diberikan narasaumber, sistematika pengajaran

dari narasumber, dari kemampuan pengajaran narasumber, dari cara dan penggunaan

alat bantu dalam proses pembelajaran yang dilakukan narasumber, hasil yang

dicapai narasumber, etika dari narasumber, sikap dari narasumber, dari cara

menjelaskan jawaban dari pertanyaan peserta, dari penggunaan bahasa, dari hasil

motivasi yang diberikan, disiplin waktu dari narasumber, kerapihan dalam

berpakaian dari narasumber dan bentuk kerjasama dari narasumber.

Kualifikasi narasumber yang memberikan materi pada Diklat Fungsional

Calon Kepala Madrasah khususnya narasumber untuk materi inti ditetapkan oleh

Bidang Penyelenggaraan. Penetapan narasumber tersebut ditentukan berdasarkan

track record dan rekomendasi dari hasil evaluasi narasumber di diklat sebelumnya.

Berdasarkan SK Kabadan Litbang Nomor 685 tentang Petunjuk Teknis

Penyelenggaraan Diklat Teknis diketahui bahwa narasumber perlu di evaluasi

karena berkaitan dengan kinerja yang diberikan saat pembelajaran yang dilakukan.

Evaluasi dari tahap reaksi peserta kepada narasumber pada Angkatan I tergolong

dalam kualifikasi “Memuaskan” sedangkan pada Angkatan II tergolong dalam

kualifikasi “Sangat Memuaskan”. Aspek pengetahuan dan keterampilan mengajar,

penguasaan materi, aspek sikap serta pemberian motivasi peserta menempati posisi

paling atas, yaitu “Sangat Memuaskan”, sedangkan yang menempati posisi dengan

hasil terendah terdapat pada aspek penggunaan bahasa dan penguasaan materi,

Page 93: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

75

namun tetap masih berada dalam kualifikasi “Memuaskan”. Hal ini menujukkan

bahwa hasil penilaian narasumber di dua Angkatan diklat ini sudah memenuhi

kualifikasi harapan.

Namun evaluasi dari tahap reaksi, diketahui aspek penggunaan bahasa oleh

narasumber perlu ditingkatkan lagi. Adapun penggunaan bahasa sangat penting agar

tujuan penyampaian materi diklat tercapai. Penggunaan bahasa perlu disesuaikan

dengan pola pembelajaran diklat. Pembelajaran dalam diklat merupakan

pembelajaran andragogi atau lebih dikenal dengan pembelajaran untuk orang

dewasa. Sehingga kemampuan penguasaan bahasa dalam pembelajaran andragogi

merupakan hal mendasar yang perlu dimiliki oleh para narasumber diklat.

Penggunaan bahasa dalam pembelajaran andragogi berbeda dengan pebelajaran

pedagogik atau proses pemberian materi dari guru ke siswa. Seperti menurut

Knowles yang dikutip Sudjana (2005:62) menjelaskan bahwa andragogi adalah

pembelajaran dengan peserta didik dari orang dewasa sedangkan pedagogik dengan

peserta didik dari anak-anak.

Demikian halnya dengan aspek penguasaaan materi, pada aspek ini

narasumber dituntut untuk menguasai materi yang akan disampaikan dan

menghindari metode ceramah atau proses pembelajaran satu arah karena terbukti

mengurangi antusiasme dan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses

pembelajaran, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan tidak dapat tercapai

secara optimal.

Pentingnya mengukur reaksi dalam penyelenggaraan diklat menurut

Kirkpatrick sebagaimana dikutip Nuraini (2017:49) dapat mendukung

penyelenggara dari pelatihan di masa yang akan datang karena dalam reaksi tersebut

dijelaskan mengenai tingkat efektifitas pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan narasumber kepada peserta.

Dari pernyataan Arifin yang dikutip oleh Saudagar (2009:57), menjelaskan

bahwa narasumber dikatakan profesional jika narasumber tersebut mampu

memberikan pelatihan dengan kompetensi dan pengajaran yang sesuai dengan

keahliannya sehingga peserta memperhatikan dan kegiatan diklat menjadi efektif.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap narasumber pada Diklat Fungsional

Calon Kepala Madrasah tahun 2019 terbukti bahwa narasumber memiliki keluasan

pengetahuan dan keterampilan mengajar, penguasaan materi, mempunyai

kemampuan menyampaikan materi dengan sistematika penyajian yang baik. Selama

pembelajaran narasumber menggunakan metode dan alat bantu pembelajaran dengan

baik sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Hal ini sangat dirasakan oleh peserta

diklat, sehingga mereka memberikan penilaian yang baik terhadap narasumber

diklat.

Demikian halnya dengan sikap narasumber selama memberi materi

pembelajaran dinilai baik oleh peserta diklat. Peserta diklat merasa puas dengan

sikap narasumber, baik dari segi kemampuan narasumber dalam merespon

pertanyaan peserta, bersikap terhadap peserta selama di kelas maupun dari segi

kedisiplinan waktu pembelajaran.

Dari pernyataan Robbins (2007:93) diketahui bahwa sikap merupakan

pernyataan evaluatif dari seseorang atau individu yang mencerminkan perasaan

kepada sebuah objek atau sesuatu peristiwa. Berkaitan dengan hal tersebut,

mengenai penilaian lain dari sikap narasumber tidak kalah penting karena hal

Page 94: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

76

tersebut berkaitan dengan proses pemberian motivasi kepada peserta yang mengikuti

atau menjalankan diklat. Durasi waktu pembelajaran diklat yang cukup lama (15

hari efektif) seringkali memunculkan perasaan jenuh bagi peserta selama mengikuti

pembelajaran di kelas diklat, sehingga narasumber dalam memberikan materi harus

diselingi dengan ice breaking agar dapat mengurangi kejenuhan dan

meningkatkankembali semangat peserta. Disela-sela ice breaking narasumber perlu

memberikan motivasi yang tinggi kepada peserta diklat. Pemberian motivasi pada

peserta oleh narasumber pada penelitian ini sudah dinilai baik, dimana dari kondisi

yang tercipta terlihat kegiatan pembelajaran senantiasa berjalan secara kondusif dan

menyenangkan sehingga para peserta bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran

di kelas diklat sampai dengan akhir waktu yang telah ditentukan.

Menurut Omar Hamalik (2001:158), mengemukakan secara sederhana

pengertian dari motivasi yaitu suatu kondisi yang mendorong seseorang atau

individu untuk berkeinginan serta pada akhirnya bertindak secara aktif mencapai

sebuah target atau tujuan sedangkan dari pernyataan Sudarwan Danim (1995:7)

diketahui bahwa motivasi berupa pendorong semangat yang memiliki nilai dan

makna yang berasal dari proses belajar yang menarik.

Hasil evaluasi terhadap narasumber pada Angkatan I dan II selanjutnya dapat

menjadi bahan dalam merekombinasikan narasumber yang bersangkutan dengan

kualifikasi seperti tercantum dalam Tabel 4.8. dibawah ini. Narasumber pada Diklat

Fungsional Calon Kepala Madrasah tahun 2019 adalah narasumber yang

direkomendasikan melakukan dikjartih karena masuk dalam rentang skor 85 - 95.

Tabel 4.8. Rekomendasi terhadap Narasumber

Evaluasi tahap dari reaksi menjadi sangat penting, karena kepuasan peserta

merupakan tolak ukur keberhasilan dari kegiatan diklat sehingga peserta termotivasi

dalam mengikuti setiap kegiatan diklat sampai akhirnya mengaplikasikan materi

yang diperoleh pada pekerjaannya.

Basir (2013) dalam penelitian evaluasi Kirkpatrik pada Diklatpim IV di Balai

Diklat Keagamaan Makassar tahun 2013 diketahui bahwa tingkat kepuasan dari

peserta diklat memberikan pengaruh kepada keberhasilan diklat selanjutnya

sehingga apabila peserta merasa puas kepada penyelenggaraan diklat maka peserta

tersebut akan termotivasi atau antusias pada proses pembelajaran selanjutnya.

NO. RENTANG SKOR KUALIFIKASI

1 95,00 ≤ skor ≤ 100Narasumber sangat direkomedasikan melakukan

dikjartih dan diberi penghargaan.

2 85,00 ≤ skor < 95,00 Narasumber direkomedasikan melakukan dikjartih.

3 76,00 ≤ skor < 85,00

Narasumber direkomedasikan tetap melakukan

dikjartih dan disarankan untuk lebih meningkatkan

lagi kompetensi profesi.

4 skor < 76

Narasumber wajib melaksanakan

magang/pendampingan atau mengikuti kegiatan

peningkatan kompetensi profesi.

(SK. Kabadan Nomor 685 Tahun 2018)

Page 95: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

77

Pendapat tersebut didukung oleh pernyataan Nur dkk. (2014) bahwa tingkat dari

kepuasan peserta memberikan pengaruh secara positif kepada motivasi belajar dan

perilaku peserta saat diklat berlangsung dan pasca diklat.

Penerapan model evaluasi Kirkpatrick pada tahap reaksi ini berhasil

digunakan dengan baik. Hasil evaluasi yang didapat mencakup kepuasan peserta

selama mengikuti Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah tahun 2019.

Keberhasilan program yang dilaksanakan sangat ditentukan oleh reaksi peserta

terhadap penyelenggaraan dan narasumber diklat.

c. Tahap Belajar Peserta

Menurut Riansyah seperti dikutip dalam Basir (2013) menyebutkan bahwa

dalam proses pembelajaran pada orang dewasa harus diberikan informasi berupa

materi yang sesuai dengan tugas dan fungsi dari peserta didik. Menurut Reiser

Robert seperti dikutip Rosyidi (2017:101), menyebutkan bahwa pembelajaran secara

efektif dapat terjadi apabila isi dari pembelajaran tersebut disukai atau disenangi

peserta didik karena saat peserta merasa tertarik atau suka dengan pembelajaran

yang dilakukan maka terjadi beberapa proses perubahan meliputi aspek kognitif dan

psikomotorik dari peserta didik.

Gambar 4.31. Interaksi antara Narasumber dan Peserta Diklat dengan Penerapan

Metode Pembelajaran Andragogi

Evaluasi dari tahap belajar dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi

yang dimiliki peserta berkaitan dengan hasil pembelajaran yang dicapai. Sedangkan

berkaitan dengan penilaian dari tahap ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan

kompetensi dari peserta yang sesuai dengan tujuan diklat setelah menjalani berbagai

kegiatan, dimulai dari OJT I, IJT I, OJT II sampai dengan kegiatan IJT II.

Berdasarkan temuan, didapatkan evaluasi OJT I pada Angkatan I masuk

dalam kualifikasi “Sangat Memuaskan” dan pada Angkatan II dengan kualifikasi

“Memuaskan” pada kedua aspek sikap dan keterlaksanaan. Hal ini, dapat dikaitkan

dengan keseungguhan dan antusias peserta dalam menyiapkan materi OJT I yang

meliputi: Penyusunan makalah, Penyusunan Rencana Tindak Kepengawasan (RTP),

dan Penilaian sikap dan perilaku.

Page 96: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

78

Hasil evaluasi belajar terhadap peserta Diklat Fungsional Calon Kepala

Madrasah Angkatan I dan II tahap IJT I dimulai tanggal 3 sampai dengan 19 Juli

2019, setelah tahap OJT I selesai. Tahap IJT I disebut juga tahap diklat, artinya

peserta mengikuti diklat secara klasikal selama 17 hari. Persyaratan untuk masuk ke

tahap IJT I adalah peserta sudah memiliki hasil evaluasi belajar tahap OJT I.

Evaluasi hasil belajar pada tahapan ini dilakukan oleh narasumber setiap mata diklat

inti terhadap peserta diklat. Aspek yang dievaluasi meliputi aspek pengetahuan,

keterampilan dan sikap.

Penilaian aspek sikap dari perilaku berasal dari sikap disiplin, cara prakarsa,

dari cara dan bentuk kerjasama sertya partisipasi secara individu dan kelompok serta

sikap yang berkaitan dengan tanggung jawab dilakukan dengan baik. Penilaian

aspek sikap kualifikasi “Sangat Memuaskan” pada Angkatan I dan II masuk pada

kualifikasi “Memuaskan”. Hal ini berarti peserta menunjukkan rasa antusiasme yang

tinggi selama mengikuti proses pembelajaran. Perilaku peserta disini mengandung

makna kejujuran, menghargai, ramah dan berempati baik terhadap sesama peserta

diklat, narasumber maupun panitia penyelenggara. Sikap dari disiplin waktu

berkaitan dengan waktu kehadiran peserta yang sesuai dengan jadwal jam diklat.

Demikian halnya dengan disiplin berpakaian sesuai dengan peraturan kediklatan

sebagaimana dicantumkan dalam surat pemanggilan diklat. Prakarsa peserta diklat

ditunjukkan dengan memberikan ide, gagasan ataupun saran yang bersifat inovatif

dan membangun serta mampu memberikan solusi terhadap masalah pada forum

diskusi pembelajaran. Selain itu peserta diharapkan mampu memotivasi dirinya

sendiri dan teman kelompoknya sehingga terbangun semangat dalam mengikuti

pembelajaran.

Gambar 4.32. Interaksi antar Sesama Peserta Diklat

Sesama peserta diklat harus terus berinteraksi positif seperti bekerjasama

dengan adanya pembimbingan sesama teman sekelas diklat dan bersifat kooperatif,

terutama dalam hal penyelesaian penugasan yang diberikan narasumber untuk bahan

penilaian ketrampilan peserta. Keaktifan peserta juga terlihat pada saat partisipasi

aktifnya di kelas. Terakhir, berkaitan dengan sikap tanggung jawab peserta

ditunjukkan melalui pengumpulan dari tugas secara individu dan berkelompok.

Penilaian terhadap aspek pengetahuan dilakukan narasumber dengan memberikan

tes soal terhadap peserta dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan atau potensi

akademik peserta diklat.

Page 97: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

79

Materi mata diklat inti yang disampaikan narasumber meliputi: (1) Sistem

penjaminan mutu madrasah; (2) Evaluasi diri madrasah; (3) Rencana strategis

madrasah; (4) Rencana kerja tahunan madrasah; (5) Pengembangan kurikulum

madrasah; (6) Manajemen keuangan madrasah; (7) Manajemen SDM madrasah ; (8)

PKB dan PKG jabatan Fungsional guru; (9) Kewirausahaan dan ekonomi kreatif

madrasah; (10) Kepemimpinan pembelajaran; dan (11) Supervisi akademik.

Dilihat dari mata diklat di atas, narasumber yang mengampu materi tersebut

haruslah narasumber yang berkualitas karena seluruh mata diklat tersebut di atas

harus dikuasai oleh setiap peserta bakal Calon Kepala Madrasah dengan optimal

terkait dengan persiapan pelaksanaan uji kompetensinya.

Berdasarkan penelitian Nuraini (2017:49) menyebutkan sebaiknya proses dan

kegiatan evaluasi dari program mengenai pembelajaran dilaksanakan oleh masing-

masing narasumber sehingga dapat memberi perbaikan terkait dengan proses dari

pembelajaran dan pengembangan potensi dari peserta diklat sesuai evaluasi

Kirkpatrick dengan penggunaan assesmen kinerja yang dapat membantu peserta

diklat dalam menunjukkan seluruh kemampuannya.

Evaluasi dari tahap belajar terakhir saat kegiatan IJT II dengan mengusung

aspek presentasi dan ujian tulis akhir. Berdasarkan analisis data terlihat bahwa

peserta Angkatan I dan II rata-rata berada pada kualifikasi “Memuaskan”.

Keberhasilan peserta dalam membuat makalah kemudian dapat dipresentasikan

dengan baik pada ujian kompetensi tidak luput dari sikap positif peserta terhadap

penyelenggara, narasumber, mentor serta dukungan dari teman-teman sesama

peserta.Kepuasan terpancar sesaat setelah uji kompetensi pada IJT II selesai

dilaksanakan (Gambar 4.33).

Gambar 4.33. Kegiatan IJT II Peserta Provinsi Papua Barat

Respon peserta diklat terhadap evaluasi model Kirkpatrick ini berhasil

digunakan pada tahap belajar, karena setiap tahap kegiatan didapatkan hasil evaluasi

yang menggambarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta diklat. Akhir

dari evaluasi tahap belajar peserta pada diklat ini adalah kelulusan peserta.

Keberhasilan diklat terlihat dari output kelulusan dalam hal ini seluruh peserta di

dua Angkatan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II tahun

2019 dinyatakan lulus dengan rata-rata kualifikasi “Memuaskan”. Hal tersebut

Page 98: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

80

berarti peserta telah berhasil dan lulus melewati setiap aspek evaluasi dari kegiatan

belajar dengan baik dan terlaksana sesuai aspek dan kualifikasi dari penilaian yang

sudah ditentukan.

Peserta Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II berasal

dari 12 (dua belas) Provinsi di Indonesia. Setiap Provinsi mengirimkan 5 (lima)

orang perwakilan peserta yang direkomendasikan sebagai Calon Kepala Madrasah.

Berdasarkan hasil nilai akhir tahap belajar peserta diklat, terlihat bahwa mayoritas

pencapaian nilai tertinggi didominasi oleh perwakilan peserta dari Provinsi DI

Yogyakarta, sementara rata-rata nilai terendah umumnya diperoleh para perwakilan

peserta dari Provinsi Lampung. Namun demikian, selisih pencapaian rata-rata nilai

akhir yang tertinggi dengan yang terendah pada tiap peserta sebagaimana

ditunjukkan dalam Tabel 4.2. tidak terpaut jauh, seluruh perwakilan peserta dari

setiap Provinsi masih tergolong dalam kualifikasi “Memuaskan”. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa seluruh peserta telah berusaha memberikan hasil yang optimal

dalam membawa nama baik provinsinya.

d. Tahap Perilaku Peserta

Pendapat dari Kirkpatrick, D.L (2006:65) mengenai perilaku berkaitan dengan

perubahan sikap dan tindakan dari peserta serta hasil evaluasi sikap dan tindakan

peserta pada tempat kerja setelah menjalani pelatihan. Sesuai dengan pernyataan dari

Tan, K. & Newman, E. (2013), berkaitan dengan evaluasi dari perilaku peserta

dilakukan untuk mengetahui perubahan dari sikap saat bekerja.

Sesuai hasil temuan dan analisis data, diketahui indikator dari penilaian

peserta diklat melalui persepsi atasan menunjukkan kualifikasi “Sangat Baik”, yang

menempati nilai tertinggi yaitu pada indikator setelah mengikuti diklat peserta diklat

menjadi santun dan ramah.

Peningkatan dari sikap ramah dan santun peserta diklat saat berkomunikasi

dengan atasan seperti Kepala dan Wakil dari Madrasah dan guru yang menjadi rekan

sejawat serta siswa terungkap lebih dinamis, sehingga tercipta kondisi pergaulan dan

membuka peluang kerjasama yang lebih baik serta memberi pengaruh kepada

peningkatan perilaku dari peserta agar menjadi lebih positif serta membekali Calon

Kepala Madrasah dengan pembelajaran yang berkaitan dengan pembentukan

karakter unggul dan berkualitas sebagai seorang Kepala Madrasah.

Perilaku positif Calon Kepala Madrasah ini nantinya berkembang menjadi

sikap-sikap yang dapat membantu memajukan mutu dan kualitas madrasahnya.

Perilaku positif ini senatiasa perlu dijaga meski nanti peserta diklat sudah diangkat

menjadi Kepala Madrasah.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Zanwir (2016:27) bahwa sikap dan moral

seorang Kepala Madrasah akan menjadi teladan bagi warga madrasahnya. Bila

akhlak dan moral seorang kepala sudah dicap tidak baik, maka jangan harap guru

akan simpati kepadanya dan siswa akan patuh pada perintahnya. Hal ini berarti

dalam membentuk warga madrasah berkepribadian baik, harus dimulai dari kesiapan

seorang Kepala Madrasah menjadi pribadi yang baik.

Model evaluasi Kirkpatrick yang diterapkan pada ini dapat mengakomodir

reaksi perilaku perserta setelah mengikuti diklat. Pada penelitian ini terjadi

perubahan perilaku peserta diklat menuju arah yang lebih baik. Sehingga, dapat

dikatakan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah memberikan peningkatan

posistif terhadap perilaku peserta diklat.

Page 99: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

81

Sikap peserta diklat pada tahap perilaku ini berkaitan dengan implementasi

dari sikap kerjasama dan disiplin peserta diklat yang dilakukan pada lingkungan

kerjanya melalui perubahan cara saat bekerja yang menjadi lebih disiplin,

melakukan bentuk kerjasama dengan cara sosialisasi yang lebih baik sehingga pada

akhirnya memberikan pengaruh secara aktif kepada kemajuan dari madrasah.

Menurut Zanwir (2017:136) disiplin kerja pegawai dapat diketahui melalui

beberapa tindakannya seperti datang ke kantor sesuai jam kerja, menggunakan

sarana dan prasarana dari kantor sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada

serta bekerja dengan semangat. Ditinjau dari hakikat disiplin itu sendiri, disiplin

adalah wujud dari ketaatan, bentuk ketekunan melalui tindakan atau kelakuan yang

hormat pada aturan dari organisasi.

Reaksi perilaku selanjutnya yang terlihat adalah pemberian motivasi dan

bimbingan kepada siswanya. Keberhasilan motivasi ini berawal dari memotivasi diri

sendiri terlebih dahulu. Motivasi dan bimbingan dari peserta diklat Calon Kepala

Madrasah ini terhadap siswanya sangat diperlukan dalam meningkatkan hasil belajar

siswa-siswa demi kemajuan mutu madrasahnya.

e. Tahap Dampak

Maksud dari kegiatan atau proses evaluasi mengenai dampak program

berkaitan dengan proses dalam membuat beberapa kebijakan dan keputusan serta

beberapa program yang menjadi alternatif agar menjadi efektif (Gertler, Paul. J,

et.al, 2010:7). Proses evaluasi dari tahap ini fokus kepada hasil akhir dari program

yang dapat diukur meskipun dengan waktu yang banyak (Bagiyono, 2012:322).

Lebih lanjut Oemar Hamalik (1990:67) menambahkan bahwa tujuan dari evaluasi

tahap dampak ini yaitu mengetahui pengaruh yang berasal dari program kepada

sasaran dengan indikator pengukuran menggunakan kualifikasi dari keberhasilan.

Evaluasi tahap dampak peserta diklat menunjukkan bahwa Diklat Fungsional

Calon Kepala Madrasah yang diselenggarakan telah berhasil dan mencapai tujuan

dengan baik. Proses evaluasi dampak pada penelitian ini berhasil menentukan

perubahan lembaga ke arah positif dan perubahan terhadap peningkatan kinerja

peserta diklat dengan didukung peningkatan sikap sehingga memperoleh kualitas

kerja yang optimal.

Pada Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah tahun 2019 ini berdasarkan

hasil pada tahap dampak model Kirkpatrick menunjukkan tingkat pengetahuan dan

keterampilan peserta bertambah setelah mengikuti diklat. Hal ini sesuai dengan

tujuan proses pembelajaran diklat. Dengan bertambahnya pengetahuan dan

keterampilan peserta diklat maka semakin kuat motivasi untuk menerapkannya pada

lingkungan kerja masing-masing. Selain itu, dampak perubahan kinerja dapat

diketahui melalui tindakan peserta diklat yang mendesiminasikan pengetahuannya

bagi diri sendiri serta madrasahnya.

Keinginan peserta diklat untuk mencapai hasil yang optimal maka dorongan

keinginan untuk belajar akan semakin kuat. Dengan semangat dan motivasi yang

didapat dari diklat maka pemahaman pengetahuan dan pengasahan keterampilan

akan semakin meningkat. Hal ini terbentuk sebagai upaya untuk situasi atau

permasalahan yang muncul. Hasil pembelajaran yang ada harus diaplikasikan mulai

dari desiminasi ilmu, latihan hingga menerapkan dalam pergaulan di lingkungan

kerja nyata. Penguasaan keahlian dan kecakapan yang dihasilkan dari proses

Page 100: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

82

pembelajaran akan sangat membantu peserta diklat dalam menyusun strategi yang

mumpuani dan akurat.

Menurut Athiyah (2017:142), proses dari kegiatan pembelajaran dapat

terlaksana dengan baik jika pihak yang terlibat dapat saling melakukan interaksi.

Saat pembelajaran dalam diklat terdapat pihak yang sebelumnya sudah menguasai

pengalaman dan memiliki pengetahuan sehingga diharapkan dari kedua hal tersebut

dapat memenuhi kebutuhan dari peserta diklat tersebut.

Berdasarkan pendapat Rosyidi (2017:101) diketahui bahwa pembelajaran

adalah proses dari kegiatan belajar dengan maksud menambah pengetahuan dan juga

pengalaman melalui berbagai aktivitas pengajaran yang diikuti seseorang atau

individu dan dilakukan dengan kesadaran sehingga menambah kemampuannya,

khususnya berkaitan dengan penambahan pengetahuan serta keterampilan.

Pentingnya posisi Kepala Madrasah di dunia pendidikan, mewajibkan Calon

Kepala Madrasah untuk dibekali pemahaman tentang pentingnya pendidikan

berkualitas di madrasah, peningkatan mutu dan produktivitas madrasah dan

pengelolaan madrasah secara efektif untuk mencapai prestasi yang tinggi. Dampak

Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah tahun 2019 bagi peserta diklat sangat

bermanfaat sebagai bekal untuk menempati jabatan Kepala Madrasah yang unggul

dan berkualitas.

Berdasarkan informasi dari peserta diklat, per tanggal 31 Desember 2019 ada

lima dari dua belas provinsi asal peserta diklat yang sudah dilantik menjadi Kepala

Madrasah oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi masing-masing.

Kelima Provinsi tersebut yaitu Yogyakarta, Jambi, Kalimantan Selatan, Lampung

dan Sulawesi Selatan. Provinsi lainnya menyusul dengan segera karena salah satu

amanat dari Menteri Agama pada Rapat Koordinasi Badan Litbang dan Diklat bulan

November 2019, setiap lulusan diklat pembentukan jabatan fungsional salah satunya

Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah harus segera ditindaklanjuti

pengangkatannya oleh Kanwil Kemenag Provinsi masing-masing. Berdasarkan data

tersebut di atas, bahwa penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah

tahun 2019 ini merupakan diklat urgensi yang diunggulkan, diprioritaskan karena

lulusan dari diklat ini segera diberi tugas dan tanggung jawab dalam memajukan

kualitas madrasah di Indonesia.

Model evaluasi Kirkpatrick pada Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah

tahun 2019 meliputi empat tahap berhasil dilaksanakan dengan baik dan memberi

respon yang positif pada setiap tahapannya. Perbandingan kriteria keberhasilan dan

kinerja evaluasi Kirpatrick pada Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah

Angkatan I dan II tersebut menunjukkan bahwa setiap tahap tergambar melalui

respon yang sesuai dengan kualifikasi tahapan evaluasi masing-masing. Sekiranya

model evaluasi Kirkpatrick ini dapat diterapkan di seluruh diklat, karena dilihat

model evaluasi Kirkpatrick memiliki kelebihan dari sifatnya yang dapat menjangkau

seluruh aspek kediklatan. Model ini juga sederhana dan mudah dipahami dalam

pelaksanaannya. Dibandingkan dengan kualifikasi yang ditetapkan, hasil evaluasi ini

bagus dan model evaluasi layak untuk direkomendasikan sebagai evaluasi

penyelenggaraan diklat di Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan.

Page 101: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah terdiri

atas beberapa tahapan kegiatan, yaitu: Bimbingan Teknis, On Job Training I (OJT

I), In Job Training I (IJT I), On Job Training II (OJT II) ) dan In Job Training II

(IJT II). Setiap tahapan kegiatan berjalan dengan baik terlihat dari hasil evaluasi

Model Kirkpatrick yang diterapkan. Hasil evaluasi empat tahap model evaluasi ini

yaitu pada tahap reaksi peserta diklat terhadap penyelenggara dan narasumber

memberikan reaksi positif dari “Memuaskan” sampai kualifikasi “Sangat

Memuaskan”. Demikian halnya pada tahap belajar, peserta semua lulus dengan rata-

rata kualifikasi “Memuaskan”. Pada tahap perilaku peserta berdasarkan persepsi

atasan, rekan sejawat dan siswa dengan kualifikasi “Sangat Baik” dan tahap dampak

diklat terhadap peserta juga didapatkan hasil evaluasi dengan kualifikasi “Sangat

Baik”. Hasil evaluasi ini setelah dibandingkan dengan kriteria keberhasilan maka

penyelenggaraan Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah Angkatan I dan II tahun

2019 dikatakan berhasil dengan sangat baik.

Penerapan evaluasi model Kirkpatrick empat tahap dapat digunakan untuk

mengevaluasi penyelenggaraan diklat. Perbandingan antara kriteria dan kinerja

evaluasi model Kirkpatrick yang ditetapkan, menunjukkan hasil evaluasi ini bagus

dan model evaluasi layak untuk direkomendasikan.

B. Rekomendasi

Sesuai dengan hasil dari temuan dan penjelasan mengenai pembahasan

evaluasi dari Diklat Fungsional Calon Kepala Madrasah tahun 2019, maka dapat

disusun rekomendasi yaitu:

1. Bagi Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

a. Model Evaluasi Kirkpatrick bisa diterapkan pada evaluasi penyelenggaraan

diklat lainnya.

b. Perlunya perbaikan angket tahap reaksi peserta diklat terhadap

penyelenggara dan narasumber untuk meminimalisir hasil reaksi kearah

subyektifitas yang tinggi sehingga reaksi yang di dapat lebih bervariasi dan

obyektif.

c. Instrumen perlu dikaji ulang dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas

sesuai standar yang ditentukan.

d. Perlunya mengkaji ulang rentang kualifikasi pada tahap perilaku dan

dampak agar hasilnya lebih obyektif.

e. Perlunya menambah jumlah responden rekan sejawat dan siswa lebih dari

satu orang untuk angket persepsi tahap perilaku untuk data yang lebih

bervariasi.

f. Perlunya menyediakan angket wawancara untuk data kualitatif hasil diklat.

Page 102: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

2. Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian dengan model evaluasi Kirkpatrick yang meliputi empat tahap

pada penyelenggaraan diklat masih sedikit atau minim. Sehingga, sebaiknya dalam

penelitian selanjutnya dilakukan pendalaman aspek terkait dengan tahap perilaku

dan dampak agar keluaran atau hasil dari evaluasi tidak bersifat abstrak.

Page 103: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

85

DAFTAR PUSTAKA

Alquran al-Karim.

Alkin, D.C, 1969. Evaluation Theory Development: Evaluation Comment. New

Bury.

Aminullah, 2018. Analisis Tingkat Harapan dan Kepuasan terhadap Kualitas

Penyelenggaraan Diklat Teknis Fungsional Guru Tingkat Madya IPS

Madrasah Tsanawiyah. Andragogi. Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan

Keagamaan. Volume VI Nomor 2 Desember 2018.

Amirin, Tatang M. 1996. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali.

Anshori. 2018. Evaluasi Implementasi Hasil Diklat Teknis Guru IPA MTs Peserta

diklat. Makalah Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan. Kementerian

Agama.

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2014. Evaluasi Program

Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Metode Penelitian. Surabaya: Usaha Nasional.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Penelitian Program Pendidikan. Jakarta: PT Bina

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis

Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

As-Suwaidan, Thariq Muhammad dan Faishal Umar Basyarahil. 2005. Melahirkan

Pemimpin Masa Depan. Jakarta: Gema Insani.

Athiyah, Cut N. Ummu. 2018. Pengukuran Indeks Kepuasan Peserta Diklat ToT

Widyaiswara di Pusdiklat Tenaga Teknis pendidikan dan Keagamaan tahun 2018.

Andragogi. Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan. Volume VI

Nomor 2 Desember 2018.

BagiyoNomor 2012. Evaluasi Pelatihan Teknik Mengajar Berdasarkan Model

Empat level Evaluasi Pelatihan Kirkpatrick. Prosiding Elektronik Seminar

Nasional SDM Teknologi Nuklir: Pusat Pengembangan Informatika Nuklir

(PPIN)-BATAN Yogyakarta.

Basir, Firman. 2013. Evaluasi Program Diklatpim IV pada Balai Diklat Keagamaan

Makassar dengan Model Kirkpatrick. Jurnal Evaluasi Pendidikan. Volume IV

Nomor 2 Oktober 2013.

Bennis, Warren G., 2004. On Becoming a Leader. Dalam Pearson, J., Interpersonal

Communication. Glenview. Illinois: Scott, Foreman and Company.

Bernard, M. Bass. 1990. Bass & Stogdill’s Handbook of Leadership: Theori,

Research, &Managerial Applications. Newyork: The Free Press. Dalam Yukl,

G. 1994. Leadership in Organization. London: Prentice Hall International Inc.

Cohen, William A. 2010. Setiap Pemimpin Harus Baca Buku Ini. Alih Bahasa:

Didik PrayitNomor Jakarta: PT. Tangga Pustaka.

Creswell, John W. 2014. Penelitian Kualitatif & Disain Riset. Ahli Bahasa: Ahmad

Lintang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cronbach, L.J, 1973. Course Improvement Through Evaluation Educational

Evaluation: Theory and Practic.M.B.R Warthen &J.R. Sanders (Eds.).

Page 104: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Belmont C.A Wadsorth.

Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok. Jakarta:

Rineka Cipta.

Divayana, Dewa Gede H. dan Gusti Ayu D. Sugiharni. 2016. Evaluasi Program

Sertifikasi Komputer pada Universitas Teknoogi Indonesia Menggunakan

Model CSE-UCLA. Volume 5 Nomor 2 Oktober 2016.

Dubrin, Andrew J. 2005. The Complete Idiot’s Guide to Leadership. Edisi kedua.

Diterjemahkan: Tri Wibowo. Jakarta: Prenada Media.

Ecols, John M.. 2016. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Gertler, Paul.J.,et.al.2010. Impact Evaluation in Practice. Washington. World Bank.

https://siteresources.worldbank.org/EXTHDOFFICE/Resources/5485726-

1295455628620/Impact_Evaluation_in_Practice.pdf. Diakses tanggal 1

Februari 2020.

Ghani, Abd. Rahman A. 2014. Metodologi Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

C.V Andi Offeset.

Griffin, P. & Nix, P. 1991. Educational Assessment and Reporting. Sydney: Harcout

Brace Javanovich, Publisher.

Hamalik, Oemar. 1990. Evaluasi Kurikulum. Bandung. Rosdakarya.

Hasan, Hamid,S. 1988. Evaluasi Kurikulum, Jakarta: Depdikbud Rl.

Hasibuan, Malayu. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. PT

Bumi Aksara. Jakarta.

Instruksi Menteri Agama Nomor 02 tahun 2002 tentang Pengalihan Perencanaan

Program dan Anggaran serta Pelaksanaan Diklat di Lingkungan Departemen

Agama.

Instruksi Menteri Agama Nomor 04 tahun 2002 tentang Pelaksanaan KMA Nomor

373 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kanwil Departemen

Agama Propinsi dan Kandepag Kabupaten/Kota.

Irianto, Jusuf. 2001. Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Pelatihan. Surabaya: Insan

Cendikia.

Kartini, Kartono, 2006. Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan

Abnormal itu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Kartono, Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Riset. Bandung: Mandar Maju.

Kaswan. 2013. Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM.

Bandung: Alfabeta.

Kaufman, R. dan S. Thomas. 1980. Evaluation Without Fear. New York: New View

Point.

Keputusan Kepala Badan Nomor BD/60/2012 tentang Delapan Standar Kediklatan.

Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,

Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen

Agama.

Keputusan Menteri Agama Nomor 1 tahun 2003 tentang Pedoman Pendidikan dan

Pelatihan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Departemen Agama

Keputusan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 1975 tentang Struktur Organisasi

Departemen Agama.

Page 105: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Keputusan Menteri Agama Nomor 47 tahun 1963 tentang struktur organisasi

Pendidikan dan Latihan Pegawai Kementerian Agama.

Kim, W. Chan and Renee A. Maubourgne. 1992. Parables of Leadership. Harvard

Bussiness Review, July-August.

Kirkpatrick, Donald. L. 1998. Evaluating Training Programs. 2nd Edition. San

Fransisco Berret-Koehler Publisher, Inc.

Kirkpatrick, L. Donald. 1998. Evaluating Training Program. 2nd Edition. San

Fransisco: Berret-Koehler Publisher, Inc.

Kirkpatrick, L. Donald. 2006. Implementing the Four levels. San Fransisco: Berret-

Koehler Publisher, Inc.

Kouzes, James M. dan Barry Z. Posner. 2004. The Leadership Challeng: Tantangan

Kepemimpinan. Alih Bahasa:Revyani Sjahrial. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kruse D., Louis K.S. 2008. Professionalism and Community Perspective on Urban

Schools. CA: Thousand Oaks.

Kusmintardjo dan H. Burhanuddin. 1996. Kepemimpinan Pendidikan. Malang:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah.2013. Petunjuk

Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah/Madrasah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Karang Anyar. Jawa Tengah.

Lipham J.M., Rankin R.E & Hoech J.A. 1985. The Principal: Concept,

Competencies and Cases. New York: Longman, Inc.

Moleong, Lexi J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda

Karya.

Mulyasa, E. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan

Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munthe, Ashiong P., 2015. Pentingnya Evaluasi Program di Institusi Pendidikan:

Sebuah Pengantar, Pengertian, Tujuan dan Manfaat. Jurnal Scholaria.

Volume 5 Nomor 2. Mei 2015.

Musallam, Muhammad ‘Antar, 2014. “Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan

Manasik Haji pada Calon Jama’ah Haji Kantor Kementrian Agama Jakarta

Selatan Tahun 2014”. Skripsi tidak dipublikasikan pada UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Jakarta.

Musfah, Jejen. 2016. Tips Menulis Karya Ilmiah: Makalah, Penelitian, Skripsi,Tesis

dan Disertasi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Musfah, Jejen. 2017. Manajemen Pendidikan: Teori, Kebijakan dan Praktik.

Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Mustafa, Habibullah. 2017. “Evaluasi terhadap Program Pelatihan Keterampilan

Pada Institut Kemandirian Dompet Dhuafa Tangerang”. Skripsi tidak

dipublikasikan pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta.

Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Ngalim, Purwanto. 2007. Psikologis Pendidikan. PT. Remaja Rosda Karya.

Bandung.

Nur, Anisah; Anggraini Sukmawati dan I Made Sumertajaya. 2014. Pengaruh

Pelatihan Terhadap Kompetensi dn Kinerja Peneliti. Jurnal Widya Riset.

Volume 17. Nomor 1.

Nuraini. 2017. Implementasi Evaluasi Model Kirkpatrick (Level 1 dan 2) Diklat

Teknis Substantif Pembina Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan pada SMP

Page 106: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

di Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan. Andragogi. Jurnal

Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan. Volume V Nomor 1, Juni 2017.

Patton, 2008. Principles of Community Engagement. . Chapter.7 Program

Evaluation. Second Edition. Diakses Tanggal 15 Desember 2019.

https://www.atsdr.cdc.gov/communityengagement/pce_program_evaluation.h

tml.

Patton, Michael Quinn. 1990. Qualitative Evaluation and Research Methods. 2nd ed.

Newbury Park. California: Sage Publication.

Peraturan Menteri Agama Nomor 3 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Agama.

Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Agama.

Peraturan Menteri Agama Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Pendidikan dan Pelatihan Teknis di lingkungan Kementerian Agama.

Peraturan Menteri Agama Nomor 42 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Agama, Pusdiklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Peraturan Menteri Agama Nomor 58 Tahun 2017 tentang Kepala Madrasah.

Peraturan Menteri Agama Nomor 75 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan

Pendidikan dan Pelatihan di Kementerian Agama.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018 tentang

Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala

Sekolah/Madrasah.

Prilianti, Ratna. 2017. Evaluasi Learning Penyelenggaraan Diklat Teknis Substantif

Multimedia bagi Guru Madrasah Aliyah di Balai Diklat Keagamaan

Semarang. Progres. Jurnal Pendidikan Agama Islam Volume 5 Nomor 1.

Semarang: Universitas Wahid Hasyim. Resti, Fidi Astuti. 2014. “Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Badan Diklat Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta”. Skripsi tidak dipublikasikan pada Universitas Negeri

Yogyakarta, Yogyakarta.

Riberu, J. 2003. Dasar-dasar Kepemimpinan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Rivai, Veithzal. 2007. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta:PT.

RajaGrafindo Persada.

Robbins, S.P. 2007. Perilaku Organisasi. Judul Asli: Organizational Behaviour.

Cetakan II. Edisi Lengkap. Jakarta: Indeks.

Rosyidi, Agus Mukhtar. 2017. Model dan Strategi Pmbelajaran Diklat (Kajian

alternatif yang efektif). Andragogi. Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan

Keagamaan. Volume V Nomor 1, Juni 2017.

Rukmi, Hendang Setyo; Dwi Novirani; dan Ahmad Sahrul. 2003. Evaluasi Training

dengan Menggunakan Model Kirkpatrick. Cilegon: National Industrial

Engineering Conference ke 5.

Sadili Samsudin, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Pustaka

Setia.

Safruddin, 2005. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.

Saudagar, F. dan Ali I. 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru. Cetakan

Pertama. Jakarta: Galang Persada (GP Press).

Page 107: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Scriven. M. 1974, Standart for Evaluation of Educational Programs and Products in

G.D. Borich (Edo) Evaluation of Educational Programs and Products ,

Engelwood. Cliffs, M.J. Educational. Park LA: Sage.

Sedarmayanti, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi, Birokrasi, dan

Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Cetakan kelima. Bandung: PT Refika

Aditama.

Siagian, Sondang P. 2003. Cetakan kelima. Teori dan Praktek Kepemimpinan.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Silberman, Melvin L. 2006. Active Training: A Handbook of Technique, Designs,

Case Examples, and Tips. San Fransisco: Pfeiffer an Inprint of Wiley.

SK Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Nomor 685 Tahun

2018 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Diklat Tenaga Teknis

Pendidikan dan Keagamaan

Sopacua, Evie dan Didik Budijanto. 2007. Evaluasi 4 Tahap dari Kirkpatrick

Sebagai Alat Dalam Evaluasi Pasca Pelatihan. Jakarta: Buletin Penelitian

Sistem Kesehatan. Volume 10. Nomor 4.

Stark, J.S. & Thomas, A. 1994. Assesment and Program Evaluation. Needham

Height: Simon & Schuster Custom Publishing.

Stufflebeam, D.L, 1971. Educational Evaluation and Decision Making, Itaca

lllionois: FE. Peacock.

Stufflebeam,D.L.and A.J. Shinkfield. 1985. Systematic Evaluation:Self-Instructional

Guide. Itaca lllionois: FE. Peacock.

Suchman, E.A. 1979. Evaluation Research: Principles and Practice Service and

Social to Theory and Practice. Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing.

Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Sudjana, Djuju. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

SugiyoNomor 2012. Metode Penelitan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

SugiyoNomor 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi.

Bandung: Alfabeta.

Sukardi, 2009. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta:Bumi

Aksara.

Sunindhia, Y.W dan Widiyanti, Ninik.1993. Kepemimpinan dalam Masyarakat

Modern. Jakarta: Rineka Cipta.

Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor 845 Tahun 2018 tentang

Pengangkatan Kepala Madrasah.

Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 845.

A/Dt.I.Ii/3/Kp.02.3/11/2018 tentang Kepala Madrasah.

Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5851 Tahun 2018

tentang Petunjuk Teknis Pengangkatan Kepala Madrasah.

Surat Pemanggilan Peserta Diklat Nomor B-821/P.V.3/KP.02.2/05/2019 tanggal 24

Mei 2019.

Suryabrata, Sumadi. 2004. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, AB dan Kardi Koesnadi. 2004. Quantum Leadership: Kepemimpinan

dalam Dunia Bisnis dan Dunia Militer. Cetakan kedua. Jakarta: PT Grasindo.

Page 108: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Syukur, Fatah. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan. Semarang:

Program Pascasarjana IAIN Walisongo.

Tan, Kim and Newman, Eric. 2013.The Evaluations of Sales Force training in Retail

Organization: A test of Kirkpatrick’s Four Levels Model. International

Journal of Management Volume 30 Nomor 30 Part 2 June 2013.

The Joint Committee on Standards for Educational Evaluation. 2011. The Program

Evaluation Standards: A Guide for Evaluators & Evaluation Users. 3rd

Edition: Sage Publishing.

Thoha, Miftah. 2010. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Press.

Tim Pengendalian Mutu. 2019. Panduan Pengendalian Diklat Teknis. Pusdiklat

Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan.

Timpe, A. Dale. 1987. The Art and Science of Business Management Leadership.

New York: Kend Publishing.

Toyibnapis, Farida Yusuf. 1989. Evaluasi Program Depdikbud. Dikti. Proyek

Pengembangan Lembaga Pendidikan Kependidikan, Jakarta.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Utomo, Anggoro Prasetyo dan Karina Priskila Tehupeiory. 2016. Evaluasi Pelatihan

dengan Metode Kirkpatrick Analysi. Jurnal Telematika Volume 9 Nomor 2.

Walgito, Bimo. 1999. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi offset.

Widodo, Suparno Eko. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya

Manusia.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Widoyoko, Eko Putro. 2011. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Wijaya, Johanes Arifin. 2009. Leadership Revolution-Good to Great Leader.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Wirawan, 2012. Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta:

Rajawali Pers.

Yamin, Martinis dan Maisah. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Persada

Press.

Yukl, G. 1999. Leadership in Organization, Kepemimpinan dalam Organisasi (Edisi

Bahasa Indonesia), Alih Bahasa: Udaya .Jakarta: Prentice Hall Inc.

Yusuf, Muri. 2015. Asesement dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia

Group.

Zanwir. 2016. Peran Kepala Madrasah dalam Membangun Budaya dan Karakter

Bangsa ( Analisis Materi Diklat Kepemimpinan Pembelajaran bagi Kepala

Madrasah). Koordinat. Majalah Balai Diklat Keagamaan Padang. Volume IX

Edisi 01. Januari-Maret 2016.

Page 109: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 1. Gantt Chart Aktifitas Penelitian

Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb

2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2020 2020

1Penelitian pendahuluan

(pustaka)

2 Menyusun proposal

3 Seminar proposal

4 Perbaikan proposal

5 Penyusunan instrumen

6 Pengumpulan data

7Pengolahan dan analisis

data

8 Menyusun naskah tesis

9 Ujian tesis

NO AKTIVITAS

Page 110: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 2. Angket Penilaian Peserta terhadap Penyelenggara

KEMENTERIAN AGAMA

PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH

No Unsur yang Dinilai Nilai Tanggapan

a. Penetapan Peserta

b. Pemanggilan Peserta

c. Penegakan Disiplin Peserta

a. Pelayanan

b. Kedisiplinan

c. Kerjasama dengan Peserta

d. Pelayanan terhadap Narasumber

e. Sikap terhadap Peserta

a. Kebersihan

b. Kenyamanan

a. Jadwal Diklat

b. Materi Diklat

c. Manfaat Materi Diklat

d. Extrakulikuler

a. Menu

b. Penyajian

c. Higienis

a. Ruang Kelas

b. Alat Bantu

c. Bahan Belajar

d. Asrama

Panitia Penyelenggara

Ketua,

1

2

3

4

5

6

KEPESERTAAN

KEPANITIAAN

AKOMODASI

KURIKULUM

KONSUMSI

SARANA DIKLAT

Page 111: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 3. Angket Penilaian Peserta terhadap Narasumber

Diklat : DF Calon Kepala Madrasah

Widyaiswara :

M a t e r i : Pengembangan SDM Kementerian Agama

Pengetahuan 1 . Pengetahuan dan ketrampilan mengajar:

2 . Penguasaan Materi :

3 . Sistematika Penyajian :

4 . Kemampuan Menyajikan :

5 . Penggunaan Metode dan Sarana :

6 . Ketercapaian Tujuan :

Sikap 1 . Etika :

2 . Sikap Terhadap Peserta :

3 . Cara Menjawab Pertanyaan Peserta :

4 . Penggunaan Bahasa :

5 . Pemberian Motivasi :

6 . Disiplin Waktu :

7 . Kerapihan Berpakaian :

8 . Kerjasama (Apabila Tim) :

Catatan/Saran :

*))) CATATAN

1. Penilai tidak perlu mencantumkan nama;

2. Penilaian diberikan secara objektif, dengan angka 60 - 100;

3. Penilaian diberikan kepada setiap dosen selesai mengajar;

4. Setelah selesai mengisi agar segera diserahkan kepada panitia.

BLANKO PENILAIAN PESERTA

TERHADAP PENGAJAR/WIDYAISWARA

Page 112: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 4. Form Penilaian Peserta tahap OJT I dan II

SIKAP KETERLAKSANAN

1 2

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

NO NAMA PESERTAUNIT

KERJA

KOMPONEN PENILAIANTOTAL

NILAI

Page 113: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 5. Form Penilaian Peserta tahap IJT I

:

:

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

1 Aguswantoro, S.Pd.I. Jambi

2 Drs. Asrul Jambi

3 Fatmawati, S. Ag., M.Pd. Jambi

4 Risatri Gusmahansyah, S.Pd., M.Si Jambi

5 Syaparuddin, S.Ag Jambi

6 Drs. Agung Wibowo Jawa Tengah

7 Drs. Muhammad Herucahyo, M.Pd.I. Jawa Tengah

8 Drs. Fahrurozi Jawa Tengah

9 Slamet, S.Pd. Jawa Tengah

10 Sugiyono, S.Ag., M.Pd.I. Jawa Tengah

11 Edi Triyanto, S.Ag.,S.Pd., M.Pd. DI Yogyakarta

12 Etik Fadhilah Ihsanti, S.Pd.I. MSI., M.Pd. DI Yogyakarta

13 Paijo, S.Ag. DI Yogyakarta

14 Singgih Sampurno, S.Pd., MA. DI Yogyakarta

15 Widi Hastuti, S.Pd., M.S.I. DI Yogyakarta

16 Ernawiyadi, S.Ag. Jawa Timur

17 Hariyono, S.Ag. Jawa Timur

18 Harnoto, S.Pd. Jawa Timur

19 Lesus Nur Prianto A.Kh, S.Pd.I. Jawa Timur

20 Yayuk Zulaikah, M.Pd.I. Jawa Timur

21 Abdul Hakim, S. Pd.I. Kalimantan Barat

22 Haral, S.Ag. Kalimantan Barat

23 Lasmi Rahayu, S.Pd Kalimantan Barat

24 Mulyadi, S.Ag., M.Pd.I. Kalimantan Barat

25 Rahmad, S.Pd. Kalimantan Barat

26 Adin Kohilay, S. Pd.I. Papua Barat

27 Hardi, S.Pd.I. Papua Barat

28 H Jiono, S.PdI Papua Barat

29 Drs. Parwanto Papua Barat

30 Drs. Slamet Widodo, M.Pd Papua Barat

KET: NILAI 0 - 100

Widyaiswara/Narasumber

….................................

NO NAMA PROVINSINILAI

PENILAIAN TERHADAP PESERTA

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I

MATA DIKLAT

NARASUMBER

Page 114: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI
Page 115: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

:

:

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

1 Indarwan, S.Ag. Sumatera Selatan

2 Dr. Muhamad Abduh, S.Ag, M.Ag Sumatera Selatan

3 Dra. Rismawati Sumatera Selatan

4 Winna Elisti, S.Pd., M Si Sumatera Selatan

5 Yusri Erlini, M.Pd Sumatera Selatan

6 Akuwan, S.Pd Lampung

7 Asriyanti, S.Pd.I Lampung

8 Irawan, S.Pd Lampung

9 M. Nasihin Haq, S.Pd.I Lampung

10 Syahrial Feri, S.Ag Lampung

11 Bastari, M.Ag Bengkulu

12 M. Romli, S.Pd Bengkulu

13 Rabia Diana, S.Pd Bengkulu

14 Ramsi, S.Ag.,M.Pd.I Bengkulu

15 Zurida, M.TPd Bengkulu

16 Drs Khitfi Banten

17 Endang Gunawan, M.Pd.I Banten

18 Mohamad Humaedi, S.Pd Banten

19 Ratu Feti Fathiyati, S.Ag Banten

20 Subro Malisi, S.Ag., M.M. Banten

21 Akhmad Syahidi, S.Pd.I Kalimantan Selatan

22 Azizatul Ulya, S.Pd.I Kalimantan Selatan

23 Mokhamad Sukamto, S.Pd, M.Si Kalimantan Selatan

24 Muhammad Nur, S.Pd., M.Pd Kalimantan Selatan

25 Zulfah Magdalena, S.Pd., M.Si. Kalimantan Selatan

26 Hj Basmiati, S.Pd., M.Pd Sulawesi Selatan

27 Indriyanti, S.Pd.I.,M. Pd.I Sulawesi Selatan

28 Dra. Hj Jasminih Sulawesi Selatan

29 Dra. Nurpah Sulawesi Selatan

30 Taharuddin, S.Pd, MA Sulawesi Selatan

KET: NILAI 0 - 100

Widyaiswara/Narasumber

….................................

NO NAMA PROVINSI

NILAI

PENILAIAN TERHADAP PESERTA

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II

MATA DIKLAT

NARASUMBER

Page 116: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 6. Form penilaian peserta tahap IJT II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

NO NAMA PESERTAUNIT

KERJA

PRESENTASI*NILAI

PRESENTASI

NILAI

UJIAN

TERTULIS

TOTALWidyaiswara Mentor

*KETERANGAN:

1. Bahasa

2. Penyajian

3. Sistematika

4. Kelengkapan Data

5. Kelengkapan Laporan

Page 117: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 7. Angket Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Persepsi Atasan

DIISI OLEH ATASAN LANGSUNG ALUMNI DIKLAT (KEPALA MADRASAH)

INSTRUMEN EVALUASI PASCA DIKLAT PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN

(PENGUKURAN PERSEPSI ATASAN ALUMNI DIKLAT)

Tanggal Pengisian : ................................................................................

Nama Alumni : ............................................................... (diisi petugas)

Diklat yang diikuti alumni : ................................................................ (diisi petugas)

Unit kerja : ................................................................................

Petunjuk Pengisian. Pilihlah skor yang paling sesuai dengan kondisi Pegawai Saudara, dengan cara mencontreng (√) salah satu alternatif jawaban di bawah ini ! Skor menunjukkan persepsi Saudara tentang Dampak Diklat terhadap perilaku kerja Pegawai Saudara.

NO.

PERNYATAAN

PERSEPSI SKOR

1 2 3 4 5

1. Diklat memberikan pengetahuan dan keterampilan baru yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan tugas kepala madrasah.

2. Diklat memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi alumni dalam meningkatkan kualitas madrasah

3. Alumni menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh dalam membantu menyusun rencana kerja madrasah.

4. Setelah mengikuti diklat, alumni memiliki kompetensi manajerial dan supervisi yang dibutuhkan oleh kepala madrasah.

5. Setelah mengikuti diklat, kemampuan alumni dalam membangun komunikasi antar individu dan kelompok semakin baik.

6. Setelah mengikuti diklat alumni dapat membangun kerja sama lebih baik dengan warga madrasah.

7. Setelah mengikuti diklat, alumni memiliki karakter kepemimpinan yang dibutuhkan madrasah.

8. Setelah mengkuti diklat, motivasi kerja alumni

Page 118: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

meningkat.

9. Setelah mengikuti diklat, alumni bekerja lebih efektif.

10. Setelah mengkuti diklat, alumni dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu.

11. Setelah mengikuti diklat, tingkat kedisiplinan alumni meningkat.

12. Setelah mengikuti diklat, alumni lebih santun dan ramah.

13. Setelah mengikuti diklat, alumni dapat membantu teman sejawat dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugas.

Hal lain yang menurut Anda perlu diungkapkan atau sesuatu yang belum tercantum dalam

angket, dapat Anda tulis di bawah ini:

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

Usulan/saran

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

Page 119: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 8. Angket Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Persepsi Rekan Sejawat

DIISI OLEH REKAN SEJAWAT/GURU

INSTRUMEN EVALUASI PASCA DIKLAT PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN (PENGUKURAN PERSEPSI TEMAN SEJAWAT ALUMNI DIKLAT)

Tanggal Pengisian : ................................................................................

Nama Alumni : .................................................................(diisi petugas)

Diklat yang diikuti : .................................................................(diisi petugas)

Unit kerja : ................................................................................

Petunjuk Pengisian. Pilihlah skor yang paling sesuai dengan kondisi teman sejawat Saudara (Alumni Diklat), dengan cara mencentang (√) salah satu alternatif jawaban di bawah ini ! Skor menunjukkan persepsi Saudara tentang dampak diklat terhadap perilaku kerja teman sejawat Saudara.

NO.

PERNYATAAN

PERSEPSI SKOR

1 2 3 4 5

1. Setelah mengikuti diklat, teman saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang mendukung pekerjaannya

2. Setelah mengikuti diklat, teman saya mampu mengembangkan karirnya.

3. Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih kreatif dan inovatif dalam bekerja.

4. Setelah mengikuti diklat, teman saya menjadi lebih baik dalam bergaul dengan teman kerjanya.

5. Setelah mengikuti diklat, teman saya menjadi lebih baik dalam bergaul dengan atasannya.

6. Setelah mengikuti diklat, teman saya menjadi lebih disiplin dalam bekerja

7. Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih aktif bekerjasama dalam kelompok.

8. Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih terbuka

Page 120: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

menerima saran.

9. Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih aktif memberikan saran.

10. Setelah mengikuti diklat, teman saya mau berbagi ilmu yang didapatnya

11. Setelah mengikuti diklat, teman saya lebih sopan dan ramah.

12. Setelah mengikuti diklat, teman saya terbiasa membantu rekan kerjanya.

Hal lain yang menurut Anda perlu diungkapkan atau sesuatu yang belum tercantum dalam

angket, dapat Anda tulis di bawah ini :

....................................................................................................................................................

....................................................................................................................................................

....................................................................................................................................................

.................................................................................................................................

USULAN/SARAN

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

Page 121: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 9. Angket Evaluasi Perilaku Peserta Persepsi Siswa DIISI OLEH SISWA DARI ALUMNI DIKLAT

INSTRUMEN EVALUASI PASCA DIKLAT PENGUKURAN PERSEPSI PELANGGAN ALUMNI DIKLAT

Tanggal Pengisian : ................................................................................

Nama Alumni (diisi petugas) : ................................................................................

Unit kerja : ................................................................................

Petunjuk Pengisian. Pilihlah skor yang paling sesuai dengan kondisi Guru Saudara, dengan cara mencontreng (√) salah satu alternatif jawaban di bawah ini ! Skor menunjukkan persepsi Saudara tentang Dampak Diklat terhadap perilaku kerja Guru Saudara.

NO.

PERNYATAAN

PERSEPSI SKOR

1 2 3 4 5

1. Setelah mengikuti diklat, guru saya lebih bijaksana.

2. Setelah mengikuti diklat, guru saya lebih bersemangat ketika mengajar.

3. Setelah mengikuti diklat, guru saya sering memberi motivasi untuk berprestasi.

4. Setelah mengikuti diklat, guru saya menjadi lebih sabar dalam mengajar murid-muridnya.

5. Setelah mengikuti diklat, guru saya menjadi lebih disiplin dalam mengajar.

6. Setelah mengikuti diklat, guru saya lebih memperhatikan keperluan belajar siswanya.

7. Setelah mengikuti diklat, guru saya membuka diri menerima saran/pendapat siswa.

8. Setelah mengikuti diklat, guru saya aktif memberikan bimbingan secara personal.

9. Setelah mengikuti diklat, guru saya aktif memberikan bimbingan secara kelompok.

10. Setelah mengikuti diklat, guru saya memperbaiki kekurangan yang selama ini dilakukannya.

11. Setelah mengikuti diklat, guru saya komunikatif dan akomodatif.

12. Setelah mengikuti diklat, guru saya lebih sopan dan

Page 122: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

ramah.

Hal lain yang menurut Anda perlu diungkapkan atau sesuatu yang belum tercantum dalam

angket, dapat Anda tulis di bawah ini :

....................................................................................................................................................

Lampiran 10. Angket Evaluasi Dampak Peserta Diklat

DIISI OLEH ALUMNI DIKLAT PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS

INSTRUMEN EVALUASI PASCA DIKLAT

Tanggal Pengisian : ..................................................................................

Nomor Responden : ............................................................ (diisi petugas)

Diklat yang penah diikuti : ............................................................ (diisi petugas)

Unit kerja : ...................................................................................

Petunjuk Pengisian. Pilihlah skor yang paling sesuai dengan kondisi Anda, dengan cara melingkari (Օ) salah satu alternatif skor di bawah ini !

1. Diklat yang saya ikuti sesuai dengan kebutuhan saya.

Kondisi riil Skor

Tidak sesuai 1

Sedikit sesuai 2

Cukup sesuai 3

Sangat sesuai 4

2. Diklat yang saya ikuti menambah Ilmu pengetahuan dan keterampilan saya.

Kondisi riil Skor

Tidak menambah 1

Sedikit menambah 2

Cukup menambah 3

Sangat menambah 4

3. Setelah mengikuti diklat, saya memahami bagaimana cara memimpin madrasah yang baik.

Kondisi riil Skor

Page 123: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Tidak memahami 1

Sedikit memahami 2

Cukup memahami 3

Sangat memahami 4

4. Setelah mengikuti diklat, saya siap melaksanakan tugas sebagai kepala madrasah.

Kondisi riil Skor

Tidak tidak 1

Sedikit siap 2

Cukup cukup 3

Sangat siap 4

5. Setelah mengikuti diklat, saya memahami cara meningkatkan kualitas madrasah.

Kondisi riil Skor

Tidak memahami 1

Sedikit memahami 2

Cukup memahami 3

Sangat memahami 4

6. Diklat yang saya ikuti memotivasi saya untuk menjadi kepala madrasah yang profesional.

Kondisi riil Skor

Tidak memotivasi 1

Sedikit memotivasi 2

Cukup memotivasi 3

Sangat memotivasi 4

7. Setelah mengikuti diklat, saya bisa memberi masukan kepada kepala madrasah tentang tatacara menyusun rencana kerja madrasah yang baik.

Kondisi riil Skor

Tidak bisa 1

Sedikit bisa 2

Cukup bisa 3

Sangat bisa 4

Page 124: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

8. Setelah mengikuti diklat, saya bisa memberi masukan kepada kepala madrasah

tentang tatacara mengelola manajemen madrasah.

Kondisi riil Skor

Tidak bisa 1

Sedikit bisa 2

Cukup bisa 3

Sangat bisa 4

9. Setelah mengikuti diklat, saya terlibat dalam memperbaiki kekurangan dalam pengelolaan madrasah.

Kondisi riil Skor

Tidak terlibat 1

Sedikit terlibat 2

Cukup terlibat 3

Sangat terlibat 4

10. Setelah mengikuti diklat, saya berperan aktif dalam meningkatkan kualitas madrasah.

Kondisi riil Skor

Tidak berperan aktif 1

Sedikit berperan aktif 2

Cukup berperan aktif 3

Sangat berperan aktif 4

Hal lain yang menurut Anda perlu diungkapkan atau sesuatu yang belum tercantum dalam

angket, dapat Anda tulis di bawah ini:

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

Usulan/saran

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

......................................................................................................................................

Page 125: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI
Page 126: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 11. Rekap Biodata Peserta Diklat

No Nama Lengkap NIP Tempat Lahir Tanggal LahirPangkat/Gol.

RuangJabatan Unit Tugas Unit Kerja Provinsi

1 Aguswantoro, S.Pd.I. 198007172005011007 Ds. Manggis 17 Juli 1980 Penata Tk. I - III/d Guru Muda pada MI. Fathul HudaKankemenag Kab.

TeboJambi

2 Drs. Asrul 196606052006041007 Pesisir Selatan 05 Juni 1966 Penata - III/c Guru Muda padaMI Tarbiyah

Islamiah Simpang V

Kankemenag Kab.

TeboJambi

3 Fatmawati, S. Ag., M.Pd. 197112111993022001 Tanjung Agung 11 Desember 1971 Pembina - IV/aGuru Madya

padaMTsN 3 Batanghari

Kankemenag Kab.

BatanghariJambi

4 Risatri Gusmahansyah, S.Pd., M.Si 197108241999031002 Tanjung Agung 24 Agustus 1971 Pembina - IV/aGuru Madya

pada

MTsN 3 Kota

Jambi

Kankemenag Kota

JambiJambi

5 Syaparuddin, S.Ag 197005151998031003 Tanjung Agung 15 Mei 1970 Pembina - IV/aGuru Madya

pada

MTsS Al-Ikhlas

Sungai Arang

Kankemenag Kab.

BungoJambi

6 Drs. Agung Wibowo 196506082006041011 Demak 08 Juni 1965 Penata Tk. I - III/d Guru Muda padaMAN 1 Kota

Semarang

Kankemenag Kota

SemarangJawa Tengah

7Drs. Muhammad Herucahyo,

M.Pd.I.196704281993031004 Jepara 28 April 1967 Pembina - IV/a

Guru Madya

padaMTsN 1 Jepara

Kankemenag Kab.

JeparaJawa Tengah

8 Drs. Fahrurozi 196610301994031001Kesongo,

Semarang30 Oktober 1966 Pembina Tk. I - IV/b

Guru Madya

padaMAN Salatiga

Kankemenag Kota

SalatigaJawa Tengah

9 Slamet, S.Pd. 197608072009011008 Boyolali 07 Agustus 1976 Penata Tk. I - III/d Guru Muda pada MTsN 12 BoyolaliKankemenag Kab.

BoyolaliJawa Tengah

10 Sugiyono, S.Ag., M.Pd.I. 196711192003121001 Sumberlawang 19 November 1967 Pembina - IV/aGuru Madya

padaMAN 2 Surakarta

Kankemenag Kota

SurakartaJawa Tengah

11 Edi Triyanto, S.Ag.,S.Pd., M.Pd. 196804131996031001 Sleman 13 April 1968 Pembina - IV/aGuru Madya

padaMAN 1 Bantul

Kankemenag Kab.

BantulDI Yogyakarta

12Etik Fadhilah Ihsanti, S.Pd.I. MSI.,

M.Pd.198211282005012003 Kulon Progo 28 November 1982 Pembina - IV/a

Guru Madya

padaMI 1 Kulon Progo

Kankemenag Kab.

Kulon ProgoDI Yogyakarta

13 Paijo, S.Ag. 196811072007011034 Sleman 07 November 1968 Penata - III/c Guru Muda pada MTsN 9 SlemanKankemenag Kab.

SlemanDI Yogyakarta

14 Singgih Sampurno, S.Pd., MA. 197706042005011004 Purworejo 04 Juni 1977 Penata Tk. I - III/d Guru Muda pada MAN 1 YogyakartaKankemenag Kota

YogyakartaDI Yogyakarta

15 Widi Hastuti, S.Pd., M.S.I. 197202202005012002 Banjarnegara 20 Februari 1972 Pembina - IV/aGuru Madya

padaMAN 3 Bantul

Kankemenag Kab.

BantulDI Yogyakarta

16 Ernawiyadi, S.Ag. 197303102007101005 Banyuwangi 10 Maret 1973 Penata - III/c Guru Muda pada MAN 1 ProbolinggoKankemenag Kab.

ProbolinggoJawa Timur

17 Hariyono, S.Ag. 197503282007101002 Pasuruan 28 Maret 1975 Penata - III/c Guru Muda pada MTsN 1 PasuruanKankemenag Kab.

PasuruanJawa Timur

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II

Page 127: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

19 Lesus Nur Prianto A.Kh, S.Pd.I. 197801011998031001 Blitar 01 Januari 1978 Penata - III/c Guru Muda pada MA Nurul IslamKankemenag Kab.

BlitarJawa Timur

20 Yayuk Zulaikah, M.Pd.I. 197207112006042006 Blitar 11 Juli 1972 Penata - III/c Guru Muda pada MIN 4 TulungagungKankemenag Kab.

TulungagungJawa Timur

21 Abdul Hakim, S. Pd.I. 197602091998031001 Pontianak 09 Februari 1976 Pembina - IV/aGuru Madya

padaMIN Sintang

Kankemenag Kab.

Sintang

Kalimantan

Barat

22 Haral, S.Ag. 196706142006041010 Pontianak 14 Juni 1967 Penata - III/c Guru Muda padaMTs

Raudatussa'adah

Kankemenag Kota

Pontianak

Kalimantan

Barat

23 Lasmi Rahayu, S.Pd 197105292006042005 Pontianak 29 Mei 1971 Penata Tk. I - III/d Guru Muda pada MAN 1 Kubu Raya Kankemenag Kab.

Kubu Raya

Kalimantan

Barat

24 Mulyadi, S.Ag., M.Pd.I. 197510082005011004 Mempawah 08 Oktober 1975 Penata - III/c Guru Muda padaMA Al Mukhlishin

Antibar

Kankemenag Kab.

Mempawah

Kalimantan

Barat

25 Rahmad, S.Pd. 197111221996031001 Perasak 22 November 1971 Pembina - IV/aGuru Madya

pada

MIN 3 Kota

Pontianak

Kankemenag Kota

Pontianak

Kalimantan

Barat

26 Adin Kohilay, S. Pd.I. 197011141994031003 Telutih Baru 14 November 1970 Penata - III/c Guru Muda pada MIN SorongKankemenag Kab.

SorongPapua Barat

27 Hardi, S.Pd.I. 197706282003121002 Semarang 28 Juni 1977 Penata - III/c Guru Muda pada MIN FakfakKankemenag Kab.

FakfakPapua Barat

28 H Jiono, S.PdI 197203251996031001 Banjar 25 Maret 1972 Pembina - IV/aGuru Madya

padaMIN Fakfak

Kankemenag Kab.

FakfakPapua Barat

29 Drs. Parwanto 196507251995031001 Sragen 25 Juli 1965 Pembina - IV/aGuru Madya

padaMAN Fakfak

Kankemenag Kab.

FakfakPapua Barat

30 Drs. Slamet Widodo, M.Pd 196604131994031004 Klaten 13 April 1966 Pembina - IV/aGuru Madya

padaMAN Kota Sorong

Kankemenag Kota

SorongPapua Barat

Page 128: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

No Nama Lengkap NIP Tempat Lahir Tanggal LahirPangkat/Gol.

RuangJabatan Unit Tugas Unit Kerja Provinsi

1 Indarwan, S.Ag. 197506122003121003 Talang Padang 12 Juni 1975 Penata Tk. I - III/d Guru Muda MAN 2 PalembangKankemenag Kota

Palembang

Sumatera

Selatan

2 Dr. Muhamad Abduh, S.Ag, M.Ag 197510242005011002 Sakatiga, OKI 24 Oktober 1975 Pembina - IV/a Guru Madya MAN 1 Ogan IlirKankemenag Kab.

Ogan Ilir

Sumatera

Selatan

3 Dra. Rismawati 196812011997032002Tinggi Hari,

Lahat01 Desember 1968 Pembina - IV/a Guru Madya MIN 1 Palembang

Kankemenag Kota

Palembang

Sumatera

Selatan

4 Winna Elisti, S.Pd., M Si 197002191997032002 Palembang 19 Februari 1970 Pembina - IV/a Guru Madya MAN 3 PalembangKankemenag Kota

Palembang

Sumatera

Selatan

5 Yusri Erlini, M.Pd 197302031998032002 Pagar Alam 03 Februari 1973 Pembina - IV/a Guru MadyaMTs.N 2 Model

Kota Palembang

Kankemenag Kota

Palembang

Sumatera

Selatan

6 Akuwan, S.Pd 196603102005011004 Lampung Utara 10 Maret 1966 Penata Tk. I - III/d Guru Muda MTs Miftahul UlumKankemenag Kota

Bandar LampungLampung

7 Asriyanti, S.Pd.I 198206052005012005 Tanjung Karang 05 Juni 1982 Penata Tk. I - III/d Guru MudaMIN 6 Lampung

Selatan

Kankemenag Kab.

Lampung SelatanLampung

8 Irawan, S.Pd 197708082005011004 Pringsewu 08 Agustus 1977 Pembina - IV/a Guru MadyaMTsN 1 Lampung

Utara

Kankemenag Kab.

Lampung UtaraLampung

9 M. Nasihin Haq, S.Pd.I 198109042007101001 Muara Enim, 04 September 1981 Penata - III/c Guru MudaMIN 4 Bandar

Lampung

Kankemenag Kota

Bandar LampungLampung

10 Syahrial Feri, S.Ag 197603042007101002 Kedondong, 04 Maret 1976 Penata Tk. I - III/d Guru Muda MTsN 1 PesawaranKankemenag Kab.

PesawaranLampung

11 Bastari, M.Ag 197709172002121002PULAU

BARU17 September 1977 Penata Tk. I - III/d Guru Muda

MTsN 1 Kota

Bengkulu

Kankemenag Kota

BengkuluBengkulu

12 M. Romli, S.Pd 197912012003121003 Padang Bendar 01 Desember 1979 Penata - III/c Guru MudaMTsN 1 Bengkulu

Tengah

Kankemenag Kab.

Bengkulu TengahBengkulu

13 Rabia Diana, S.Pd 197512141999032003 Taba Terunjam 14 Desember 1975 Penata Tk. I - III/d Guru MudaMIN 2 Bengkulu

Tengah

Kankemenag Kab.

Bengkulu TengahBengkulu

14 Ramsi, S.Ag.,M.Pd.I 197210152003121001GURU

AGUNG15 Oktober 1972 Pembina - IV/a Guru Madya

Mtsn 1 Kota

Bengkulu

Kankemenag Kota

BengkuluBengkulu

15 Zurida, M.TPd 197202222005012003Betung Kuning

Hiang22 Februari 1972 Pembina - IV/a Guru Madya

MTsN 1 Kota

Bengkulu

Kankemenag Kota

BengkuluBengkulu

16 Drs Khitfi 196705172007011027 Tangerang 17 Mei 1967 Penata Tk. I - III/d Guru MudaMAN 3 Tangerang

Kec.Sukadiri

Kankemenag Kab.

TangerangBanten

17 Endang Gunawan, M.Pd.I 197102012005011007 Lebak 01 Februari 1971 Penata Tk. I - III/d Guru MudaMTsN Bayah

Kabupaten Lebak

Kankemenag Kab.

LebakBanten

18 Mohamad Humaedi, S.Pd 197312192001121001 Pandeglang 19 Desember 1973 Pembina - IV/a Guru MadyaMTs.Negeri 2

Pandeglang

Kankemenag Kab.

PandeglangBanten

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II

Page 129: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

19 Ratu Feti Fathiyati, S.Ag 197403152005012006 Jakarta 15 Maret 1974 Penata Tk. I - III/d Guru MudaMIN 2 Tangerang

Selatan

Kankemenag Kota

Tangerang SelatanBanten

20 Subro Malisi, S.Ag., M.M. 197308152007101003 Serang 15 Agustus 1973 Penata - III/c Guru MudaMAS dilingkungan

Kabupaten Serang

Kankemenag Kota

SerangBanten

21 Akhmad Syahidi, S.Pd.I 198004272003121001 Banjarmasin 27 April 1980 Penata Tk. I - III/d Guru Muda MTsN 8 Banjar Kab. BanjarKalimantan

Selatan

22 Azizatul Ulya, S.Pd.I 198205142005012005 Alabio 14 Mei 1982 Pembina - IV/a Guru MadyaMTsN 8 Hulu

Sungai Tengah

Kab. Hulu Sungai

Tengah

Kalimantan

Selatan

23 Mokhamad Sukamto, S.Pd, M.Si 197409052005011004 SIDOARJO 05 September 1974 Pembina - IV/a Guru MadyaMTsN 6 Hulu

Sungai Selatan

Kab. Hulu Sungai

Selatan

Kalimantan

Selatan

24 Muhammad Nur, S.Pd., M.Pd 197908192005011003Pulau

Karanrang19 Agustus 1979 Pembina - IV/a Guru Madya

MTsN 2 Tanah

LautKab. Tanah Laut

Kalimantan

Selatan

25 Zulfah Magdalena, S.Pd., M.Si. 197410022002122003Barabai, Hulu

Sungai Tengah02 Oktober 1974 Pembina - IV/a Guru Madya

MAN 2 Paringin

(MAN 1 Balangan)Kab. Balangan

Kalimantan

Selatan

26 Hj Basmiati, S.Pd., M.Pd 197106031998032001 Jeneponto 03 Juni 1971 Pembina - IV/a Guru MadyaMAS nur Lathifah

Lengke-Lengkese

Kankemenag Kab.

Jeneponto

Sulawesi

Selatan

27 Indriyanti, S.Pd.I.,M. Pd.I 197504272007012025 Kota Makassar 27 April 1975Pembina Utama

Muda - IV/cGuru Madya MIN 2 Gowa

Kankemenag Kab.

Gowa

Sulawesi

Selatan

28 Dra. Hj Jasminih 197006211997032002 Bontotangnga 21 Juni 1970 Pembina - IV/a Guru MadyaMTs

Muhammadiyah

Kankemenag Kab.

Jeneponto

Sulawesi

Selatan

29 Dra. Nurpah 196807132006042012 Bone 13 Juli 1968 Penata Tk. I - III/d Guru MudaMTsS Darul Arqam

Balebo

Kankemenag Kab.

Luwu Utara

Sulawesi

Selatan

30 Taharuddin, S.Pd, MA 197304052005011008 Parigi 05 April 1973 Pembina - IV/a Guru Madya MAN 3 BoneKankemenag Kab.

Bone

Sulawesi

Selatan

Page 130: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 12. Data Evaluasi Tahap Reaksi Peserta terhadap Penyelenggara

KEMENTERIAN AGAMA

PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I

No Unsur yang Dinilai Rata-Rata Tanggapan

1 KEPESERTAAN 93,07

a. Penetapan Peserta 92,87

b. Pemanggilan Peserta 93,39

c. Penegakan Disiplin Peserta 92,96

2 KEPANITIAAN 96,1

a. Pelayanan 93,74

b. Kerjasama dengan Peserta 96,52

c. Pelayanan terhadap Narasumber 96,78

d. Sikap terhadap Peserta 97,13

e. Kedisiplinan 96,35

3 AKOMODASI 92,85

a. Kebersihan 93,57

b. Kenyamanan 92,13

4 KURIKULUM 92,27

a. Jadwal Diklat 91,91

b. Materi Diklat 92,09

c. Manfaat Materi Diklat 92,48

d. Extrakulikuler 92,61

5 KONSUMSI 85,01

a. Menu 83,17

b. Penyajian 85

c. Higienis 86,87

6 SARANA DIKLAT 91,01

a. Ruang Kelas 91,48

b. Alat Bantu 91,09

c. Bahan Belajar 90,57

d. Asrama 90,91

Penilaian Unsur : Nilai Terendah: 83.17 - Nilai Tertinggi: 97.13 - Rata-rata Keseluruhan: 92.08

Penilaian Aspek : Nilai Terendah: 85.01 - Nilai Tertinggi: 96.1 - Rata-rata Keseluruhan: 91.72

Page 131: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

KEMENTERIAN AGAMA

PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II

No Unsur yang Dinilai Rata-Rata Tanggapan

1 KEPESERTAAN 85,61

a. Penetapan Peserta 85,64

b. Pemanggilan Peserta 85,55

c. Penegakan Disiplin Peserta 85,64

2 KEPANITIAAN 85,25

a. Pelayanan 85,64

b. Kerjasama dengan Peserta 84,91

c. Pelayanan terhadap Narasumber 85,18

d. Sikap terhadap Peserta 85,36

e. Kedisiplinan 85,18

3 AKOMODASI 85,46

a. Kebersihan 84,73

b. Kenyamanan 86,18

4 KURIKULUM 83,86

a. Jadwal Diklat 85,91

b. Materi Diklat 83,27

c. Manfaat Materi Diklat 83,18

d. Extrakulikuler 83,09

5 KONSUMSI 79,67

a. Menu 79,55

b. Penyajian 79,73

c. Higienis 79,73

6 SARANA DIKLAT 85,16

a. Ruang Kelas 85,18

b. Alat Bantu 85,09

c. Bahan Belajar 84,27

d. Asrama 86,09

Penilaian Unsur : Nilai Terendah: 79.55 - Nilai Tertinggi: 86.18 - Rata-rata Keseluruhan: 84.24

Penilaian Aspek : Nilai Terendah: 79.67 - Nilai Tertinggi: 85.61 - Rata-rata Keseluruhan: 84.17

Page 132: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 13. Data Evaluasi Tahap Reaksi Peserta terhadap Narasumber

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 X1 Building Learning Commitment (BLC) 86,79 86,25 86,43 86,07 86,89 86,89 87,14 86,61 86,25 85,18 86,25 86,79 86,43 0,00 83,26

2 X2 Peningkatan Kualitas Diklat Tenaga Teknis

Pendidikan dan Keagamaan

89,36 87,64 86,46 90,46 92,60 88,93 86,07 87,59 90,40 90,00 84,64 85,36 84,46 0,00 84,74

3 X3 Pengembanagan Kurikulum Madrasah 87,80 86,60 87,80 87,40 87,36 87,60 87,36 86,32 85,92 84,76 86,60 86,60 86,20 0,00 83,58

4 X4 Evaluasi Diri Madrasah 88,24 88,45 87,90 88,72 89,24 89,59 89,31 89,14 88,62 86,93 88,28 87,76 88,03 0,00 85,20

5 X5 Manajemen Sumber Daya Manusia Madrasah 90,00 89,93 89,64 88,93 88,71 89,25 88,36 87,89 88,13 90,00 89,64 88,93 88,71 0,00 85,79

6 X6 Kepemimpinan Pembelajaran 90,18 89,29 90,00 89,46 89,93 89,39 89,46 89,29 88,39 87,32 89,29 90,18 90,00 0,00 86,09

7 X7 Manajemen Keuangan Madrasah 88,85 88,58 89,23 89,42 89,27 89,85 89,19 89,08 89,08 87,00 88,58 88,85 89,23 0,00 85,65

8 X8 Sistem Penjaminan Mutu Madrasah (SPMP) 87,22 86,85 86,48 85,74 85,56 86,11 85,74 86,67 86,11 87,19 86,67 85,56 85,56 0,00 83,07

9 X9 Rencana Strategi Madrasah 87,41 86,72 86,86 86,38 86,62 86,97 87,59 87,24 86,90 85,17 86,72 87,41 86,86 0,00 83,62

10 X10 Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif Madrasah 86,55 85,69 86,38 85,34 85,59 85,76 85,86 85,34 84,83 83,79 85,69 86,55 86,38 0,00 82,50

11 X11 Rencana Kerja Tahunan Madrasah 88,33 87,89 88,89 88,70 88,56 88,93 88,48 88,00 88,19 86,19 87,89 88,33 88,89 0,00 84,98

12 X12 Supervisi Akademik 90,80 90,20 90,00 90,20 90,28 89,68 90,00 89,20 89,00 88,20 89,80 90,20 90,40 0,00 86,52

13 X13 Pengembanagan SDM Kementerian Agama 86,21 85,52 86,03 85,34 84,83 84,83 84,31 83,79 83,28 82,59 85,52 86,21 86,03 0,00 81,81

14 X14 Pembangunan Bidang Agama 89,80 88,80 89,60 88,60 89,32 88,72 89,20 89,00 88,00 88,80 89,80 89,60 88,60 0,00 85,77

15 X15 PKG dan PKB Jabatan Fungsional Guru 87,80 89,00 87,80 87,80 87,76 88,00 87,76 86,32 86,32 85,16 86,60 86,60 86,20 0,00 83,93

16 X16 PKG dan PKB Jabatan Fungsional Guru 86,54 86,15 86,15 85,19 85,00 85,19 84,81 84,62 84,42 83,85 86,15 86,54 87,86 0,00 82,41

17 X17 Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif Madrasah 86,80 86,60 86,40 85,40 85,20 85,40 85,00 84,80 84,80 84,00 86,60 86,80 86,40 0,00 82,53

85,67 85,21 85,35 85,21 85,44 85,38 85,09 84,85 84,75 84,06 85,16 85,39 85,30 0,00 84,61

Nilai Terendah: 84.06 - Nilai Tertinggi: 85,67 - Rata-rata Keseluruhan: 84,61

No Narasumber Mata Diklat Aspek yang Dinilai Rata-Rata

RATA-RATA

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I

Page 133: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 X1 Pembangunan Bidang Agama 90,59 91,00 91,00 91,00 92,12 91,94 91,94 91,59 92,12 91,76 91,76 91,29 91,76 0,00 91,53

2 X2 Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementerian Agama

91,47 91,47 91,47 91,47 91,47 91,94 91,94 91,94 91,94 92,18 91,94 91,94 91,88 0,00 91,77

3 X3 Sistem Penjaminan Mutu Madrasah 91,66 91,14 91,24 91,45 92,28 92,17 92,24 92,28 92,76 92,07 91,69 91,90 91,90 0,00 91,91

4 X4 PKG dan PKB Jabatan Fungsional Guru 91,69 91,69 91,69 91,81 91,75 91,75 91,75 92,13 92,13 91,63 91,63 91,63 91,63 0,00 91,76

5 X5 Rencana Strategis Madrasah 91,19 91,19 91,19 91,19 91,19 91,13 91,13 91,19 91,44 91,75 85,00 90,94 91,25 0,00 90,75

6 X6 Evaluasi Diri Madrasah 92,50 91,86 90,75 91,68 90,39 91,54 93,11 93,75 92,68 92,82 92,96 92,93 92,96 0,00 92,30

7 X7 Supervisi Akademik 90,31 90,75 90,75 90,75 91,94 91,75 91,75 91,38 91,94 91,56 91,56 91,06 91,56 0,00 91,31

8 X8 Manajemen Sumber Daya Manusia Madrasah 91,50 91,13 91,19 91,19 90,75 90,75 90,75 90,75 90,81 90,81 90,81 90,81 90,81 0,00 90,93

9 X9 Pengembangan Kurikulum Madrasah 91,53 91,24 90,94 90,47 90,47 90,82 90,82 90,88 90,88 90,59 90,59 90,59 90,00 0,00 90,76

10 X10 Rencana Kerja Tahunan Madrasah 91,63 90,88 91,06 90,81 90,75 91,13 90,50 91,13 90,81 85,75 90,75 90,81 90,81 0,00 90,52

11 X11 Kepemimpinan Pembelajaran 90,31 90,75 90,75 90,75 91,94 91,75 91,75 91,38 91,94 91,56 91,56 91,06 91,56 0,00 91,31

12 X12 Manajemen Keuangan Madrasah 90,59 90,65 90,65 91,12 91,00 91,06 91,71 91,71 91,59 91,65 91,35 91,71 91,71 0,00 91,27

13 X13 Peningkatan Kualitas Diklat Tenaga Teknis

Pendidikan dan Keagamaan

93,44 148,00 92,88 92,88 93,38 93,38 93,25 93,25 93,25 93,25 93,25 93,44 93,31 0,00 97,46

14 X14 Rencana Tindak Lanjut 91,44 91,44 91,44 91,44 91,44 91,44 90,88 90,94 90,94 90,94 90,31 91,50 90,94 0,00 91,16

15 X15 Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif Madrasah 90,11 89,58 89,63 89,37 89,37 90,26 90,26 90,26 89,47 88,89 89,47 89,37 89,89 0,00 90,42

16 X16 Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif Madrasah 92,31 92,38 92,50 92,88 93,31 92,88 92,88 92,88 92,81 92,88 92,88 93,00 92,81 0,00 92,80

17 X17 Building Learning Commitment (BLC) 88,53 88,50 87,37 88,00 87,53 88,43 89,37 92,07 90,87 90,47 91,17 92,03 92,70 0,00 89,77

90,98 94,06 90,81 90,90 90,89 91,30 91,41 91,53 91,52 91,04 90,96 91,31 91,45 0 91,45

Nilai Terendah: 90,81 - Nilai Tertinggi: 94,06 - Rata-rata Keseluruhan: 91,45

No Narasumber Mata Diklat Aspek yang Dinilai Rata-Rata

RATA-RATA

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II

Page 134: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI
Page 135: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 14. Data Evaluasi Tahap Belajar Peserta pada OJT I dan II

SIKAP KETERLAKSANAN

1 2

1 MIN Sintang 95 94 94,50

2 MIN Sorong 95 90 92,50

3 MAN 1 Kota Semarang 96 95 95,50

4 MI. Fathul Huda 95 96 95,50

5MI Tarbiyah Islamiah

Simpang V Matebo95 98 96,50

6 MTsN 1 Jepara 96 95 95,50

7 MAN 1 Bantul 95 93 94,00

8 MAN 1 Probolinggo 95 95 95,00

9 MI 1 Kulon Progo 95 96 95,50

10 MAN Salatiga 96 98 97,00

11 MTsN 3 Batanghari 95 96 95,50

12 MTs Raudatussa'adah 95 96 95,50

13 MIN Fakfak 95 96 95,50

14 MTsN 1 Pasuruan 95 96 95,50

15 MTsN Mojoagung 95 96 95,50

16 MIN Fakfak 95 90 92,50

17 MAN 1 Kubu Raya 95 96 95,50

18 MA Nurul Islam 95 96 95,50

19MA Al Mukhlishin

Antibar 95 96 95,50

20 MTsN 9 Sleman 95 96 95,50

21 MAN Fakfak 95 90 92,50

22 MIN 3 Kota Pontianak 95 97 96,00

23 MTsN 3 Kota Jambi 95 96 95,50

24 MAN 1 Yogyakarta 95 96 95,50

25 MTsN 12 Boyolali 96 95 95,50

26 MAN Kota Sorong 95 90 92,50

27 MAN 2 Surakarta 96 98 97,00

28MTsS Al-Ikhlas Sungai

Arang95 96 95,50

29 MAN 3 Bantul 95 98 96,50

30 MIN 4 Tulungagung 95 96 95,50

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I

Drs. Asrul

NOTOTAL

NILAIUNIT KERJANAMA PESERTA

KOMPONEN PENILAIAN

Drs. Muhammad Herucahyo, M.Pd.I.

Edi Triyanto, S.Ag.,S.Pd., M.Pd.

Ernawiyadi, S.Ag.

Etik Fadhilah Ihsanti, S.Pd.I. MSI., M.Pd.

Drs. Fahrurozi

Abdul Hakim, S. Pd.I.

Adin Kohilay, S. Pd.I.

Drs. Agung Wibowo

Aguswantoro, S.Pd.I.

H Jiono, S.PdI

Lasmi Rahayu, S.Pd

Lesus Nur Prianto A.Kh, S.Pd.I.

Mulyadi, S.Ag., M.Pd.I.

Paijo, S.Ag.

Fatmawati, S. Ag., M.Pd.

Haral, S.Ag.

Hardi, S.Pd.I.

Hariyono, S.Ag.

Harnoto, S.Pd.

Drs. Slamet Widodo, M.Pd

Sugiyono, S.Ag., M.Pd.I.

Syaparuddin, S.Ag

Widi Hastuti, S.Pd., M.S.I.

Yayuk Zulaikah, M.Pd.I.

Drs. Parwanto

Rahmad, S.Pd.

Risatri Gusmahansyah, S.Pd., M.Si

Singgih Sampurno, S.Pd., MA.

Slamet, S.Pd.

Page 136: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

SIKAP KETERLAKSANAAN

1 2

1 MAN 3 Tangerang 96 98 97,00

2 MTsN 8 Banjar 80 82 81,00

3 MTs Miftahul Ulum 92 94 93,00

4 MIN 6 Lampung Selatan 95 96 95,50

5MTsN 8 Hulu Sungai

Tengah83 84 83,50

6 MAN Jeneponto 93 93 93,00

7 MTsN 1 Kota Bengkulu 96 96 96,00

8 MTsN Bayah 89 89 89,00

9 MAN 2 Palembang 88 90 89,00

10 MIN 2 Gowa 97 97 97,00

11 MTsN 1 Lampung Utara 88 88 88,00

12MTs Muhammadiyah

Tanetea90 90 90,00

13 MIN 4 Bandar Lampung 88 88 88,00

14 MTsN 1 Bengkulu Tengah 88 88 88,00

15 MTs.Negeri 2 Pandeglang 92 92 92,00

16MTsN 6 Hulu Sungai

Selatan87 89 88,00

17 MAN 1 Ogan Ilir 88 90 89,00

18 MTsN 2 Tanah Laut 85 86 85,50

19 MTsS Darul Arqam Balebo 87 89 88,00

20 MIN 2 Bengkulu Tengah 92 92 92,00

21 Mtsn 1 Kota Bengkulu 95 95 95,00

22 MIN 2 Tangerang Selatan 97 97 97,00

23 MIN 1 Palembang 87 87 87,00

24 MAS 90 90 90,00

25 MTsN 1 Pesawaran 88 90 89,00

26 MAN 3 Bone 89 90 89,50

27 MAN 3 Palembang 88 88 88,00

28MTs.N 2 Model Kota

Palembang92 90 91,00

29 MAN 2 Paringin 88 88 88,00

30 MTsN 1 Kota Bengkulu 92 92 92,00

Taharuddin, S.Pd, MA

Winna Elisti, S.Pd., M Si

Yusri Erlini, M.Pd

Zulfah Magdalena, S.Pd., M.Si.

Zurida, M.TPd

Ramsi, S.Ag.,M.Pd.I

Ratu Feti Fathiyati, S.Ag

Dra. Rismawati

Subro Malisi, S.Ag., M.M.

Syahrial Feri, S.Ag

Mokhamad Sukamto, S.Pd,

M.SiDr. Muhamad Abduh, S.Ag,

M.Ag

Muhammad Nur, S.Pd., M.Pd

Dra. Nurpah

Rabia Diana, S.Pd

Irawan, S.Pd

Dra. Hj Jasminih

M. Nasihin Haq, S.Pd.I

M. Romli, S.Pd

Mohamad Humaedi, S.Pd

Hj Basmiati, S.Pd., M.Pd.

Bastari, M.Ag

Endang Gunawan, M.Pd.I

Indarwan, S.Ag.

Indriyanti, S.Pd.I.,M. Pd.I

Drs Khitfi

Akhmad Syahidi, S.Pd.I

Akuwan, S.Pd

Asriyanti, S.Pd.I

NOTOTAL

NILAIUNIT KERJANAMA PESERTA

KOMPONEN PENILAIAN

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II

Azizatul Ulya, S.Pd.I

Page 137: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 15. Data Evaluasi Tahap Belajar Peserta pada IJT 1

NO

Nila

i Pengeta

huan

Nila

i Kete

ram

pila

n

Nila

i Sik

ap

NIL

AI IJT

I

1 MIN Sintang 81,88 87,00 95,00 87,86

2 MIN Sorong 80,63 87,00 95,00 87,49

3 MAN 1 Kota Semarang 82,00 86,00 95,00 87,50

4 MI. Fathul Huda 87,13 85,00 95,00 88,64

5 MI Tarbiyah Islamiah Simpang V Matebo 81,00 88,00 95,00 88,00

6 MTsN 1 Jepara 88,13 90,00 95,00 90,94

7 MAN 1 Bantul 83,75 87,00 95,00 88,43

8 MAN 1 Probolinggo 86,13 85,00 95,00 88,34

9 MI 1 Kulon Progo 88,13 90,00 95,00 90,94

10 MAN Salatiga 81,63 83,00 95,00 86,19

11 MTsN 3 Batanghari 83,75 87,00 95,00 88,43

12 MTs Raudatussa'adah 82,50 85,00 95,00 87,25

13 MIN Fakfak 81,88 85,00 95,00 87,06

14 MTsN 1 Pasuruan 83,75 87,00 95,00 88,43

15 MTsN Mojoagung 81,63 85,00 95,00 86,99

16 MIN Fakfak 82,25 85,00 95,00 87,18

17 MAN 1 Kubu Raya 82,38 90,00 95,00 89,21

18 MA Nurul Islam 84,13 85,00 95,00 87,74

19 MA Al Mukhlishin Antibar 82,88 88,75 95,00 88,86

20 MTsN 9 Sleman 84,13 88,75 95,00 89,24

21 MAN Fakfak 85,00 90,00 95,00 90,00

22 MIN 3 Kota Pontianak 82,63 85,00 95,00 87,29

23 MTsN 3 Kota Jambi 81,75 85,00 95,00 87,03

24 MAN 1 Yogyakarta 81,50 85,00 95,00 86,95

25 MTsN 12 Boyolali 81,50 86,00 95,00 87,35

26 MAN Kota Sorong 83,88 83,00 95,00 86,86

27 MAN 2 Surakarta 87,75 85,00 95,00 88,83

28 MTsS Al-Ikhlas Sungai Arang 84,00 85,00 95,00 87,70

29 MAN 3 Bantul 88,50 90,00 95,00 91,05

30 MIN 4 Tulungagung 86,50 85,00 95,00 88,45

Drs. Slamet Widodo, M.Pd

Sugiyono, S.Ag., M.Pd.I.

Syaparuddin, S.Ag

Widi Hastuti, S.Pd., M.S.I.

Yayuk Zulaikah, M.Pd.I.

Paijo, S.Ag.

Drs. Parwanto

Rahmad, S.Pd.

Risatri Gusmahansyah, S.Pd., M.Si

Singgih Sampurno, S.Pd., MA.

Slamet, S.Pd.

Hariyono, S.Ag.

Harnoto, S.Pd.

H Jiono, S.PdI

Lasmi Rahayu, S.Pd

Lesus Nur Prianto A.Kh, S.Pd.I.

Mulyadi, S.Ag., M.Pd.I.

Drs. Fahrurozi

Fatmawati, S. Ag., M.Pd.

Haral, S.Ag.

Hardi, S.Pd.I.

Drs. Muhammad Herucahyo, M.Pd.I.

Edi Triyanto, S.Ag.,S.Pd., M.Pd.

Ernawiyadi, S.Ag.

Etik Fadhilah Ihsanti, S.Pd.I. MSI., M.Pd.

Abdul Hakim, S. Pd.I.

Adin Kohilay, S. Pd.I.

Drs. Agung Wibowo

Aguswantoro, S.Pd.I.

Drs. Asrul

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I

NAMA PESERTA UNIT KERJA

Page 138: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

NO

Nila

i Pengeta

huan

Nila

i Kete

ram

pila

n

Nila

i Sik

ap

NIL

AI IJT

I

1 MAN 3 Tangerang 77,17 87,00 90,00 84,95

2 MTsN 8 Banjar 80,00 87,00 90,00 85,80

3 MTs Miftahul Ulum 75,67 86,00 90,00 84,10

4 MIN 6 Lampung Selatan 75,33 85,00 90,00 83,60

5 MTsN 8 Hulu Sungai Tengah 75,50 88,00 90,00 84,85

6 MAN Jeneponto 89,50 90,00 95,00 91,35

7 MTsN 1 Kota Bengkulu 75,83 87,00 90,00 84,55

8 MTsN Bayah 75,50 85,00 90,00 83,65

9 MAN 2 Palembang 82,17 90,00 90,00 87,65

10 MIN 2 Gowa 78,33 83,00 90,00 83,70

11 MTsN 1 Lampung Utara 79,33 87,00 90,00 85,60

12 MTs Muhammadiyah Tanetea 79,17 85,00 90,00 84,75

13 MIN 4 Bandar Lampung 75,00 85,00 92,00 84,10

14 MTsN 1 Bengkulu Tengah 75,17 87,00 92,00 84,95

15 MTs.Negeri 2 Pandeglang 74,83 85,00 90,00 83,45

16 MTsN 6 Hulu Sungai Selatan 79,00 85,00 95,00 86,20

17 MAN 1 Ogan Ilir 75,17 90,00 90,00 85,55

18 MTsN 2 Tanah Laut 83,83 85,00 90,00 86,15

19 MTsS Darul Arqam Balebo 74,83 88,75 90,00 84,95

20 MIN 2 Bengkulu Tengah 79,17 88,75 90,00 86,25

21 Mtsn 1 Kota Bengkulu 89,17 90,00 90,00 89,75

22 MIN 2 Tangerang Selatan 75,83 85,00 90,00 83,75

23 MIN 1 Palembang 78,33 85,00 90,00 84,50

24 MAS 75,00 85,00 90,00 83,50

25 MTsN 1 Pesawaran 75,50 86,00 90,00 84,05

26 MAN 3 Bone 78,17 83,00 90,00 83,65

27 MAN 3 Palembang 77,50 85,00 90,00 84,25

28 MTs.N 2 Model Kota Palembang 77,33 85,00 90,00 84,20

29 MAN 2 Paringin 87,00 90,00 90,00 89,10

30 MTsN 1 Kota Bengkulu 79,50 85,00 90,00 84,85

Taharuddin, S.Pd, MA

Winna Elisti, S.Pd., M Si

Yusri Erlini, M.Pd

Zulfah Magdalena, S.Pd., M.Si.

Zurida, M.TPd

Rabia Diana, S.Pd

Ramsi, S.Ag.,M.Pd.I

Ratu Feti Fathiyati, S.Ag

Dra. Rismawati

Subro Malisi, S.Ag., M.M.

Syahrial Feri, S.Ag.

M. Romli, S.Pd

Mohamad Humaedi, S.Pd

Mokhamad Sukamto, S.Pd, M.Si

Dr. Muhamad Abduh, S.Ag, M.Ag

Muhammad Nur, S.Pd., M.Pd

Dra. Nurpah

Indriyanti, S.Pd.I.,M. Pd.I

Irawan, S.Pd

Dra. Hj. Jasminih

M. Nasihin Haq, S.Pd.I

Hj. Basmiati, S.Pd., M.Pd

Bastari, M.Ag

Endang Gunawan, M.Pd.I

Indarwan, S.Ag.

Drs Khitfi

Akhmad Syahidi, S.Pd.I

Akuwan, S.Pd

Asriyanti, S.Pd.I

Azizatul Ulya, S.Pd.I

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II

NAMA PESERTA UNIT KERJA

Page 139: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 16. Data Evaluasi Tahap Belajar Peserta pada IJT II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 MIN Sintang 80 80 80 90 83 85 87 86 89 87 84,70 76,67 80,68

2 MIN Sorong 85 85 85 90 90 80 90 80 85 85 85,50 78,33 81,92

3 MAN 1 Kota Semarang 90 90 90 90 85 90 90 85 85 80 87,50 75,00 81,25

4 MI. Fathul Huda 85 85 80 90 90 85 87 86 91 89 86,80 76,67 81,73

5 MI Tarbiyah Islamiah Simpang Matebo 85 85 85 90 90 85 87 86 91 88 87,20 78,33 82,77

6 MTsN 1 Jepara 91 92 90 90 90 80 80 80 80 80 85,30 83,33 84,32

7 MAN 1 Bantul 95 92 92 86 87 85 85 85 85 85 87,70 78,33 83,02

8 MAN 1 Probolinggo 95 96 95 93 95 89 89 87 88 87 91,40 76,67 84,03

9 MI 1 Kulon Progo 95 95 95 95 95 95 95 95 90 90 94,00 88,33 91,17

10 MAN Salatiga 98 95 96 98 96 85 85 85 80 80 89,80 80,00 84,90

11 MTsN 3 Batanghari 88 88 88 89 89 88 88 89 89 89 88,50 66,67 77,58

12 MTs Raudatussa'adah 85 85 86 85 85 85 80 85 86 85 84,70 70,00 77,35

13 MIN Fakfak 85 85 85 90 90 80 90 80 85 85 85,50 76,67 81,08

14 MTsN 1 Pasuruan 94 96 95 93 95 86 86 86 88 88 90,70 75,00 82,85

15 MTsN Mojoagung 95 95 95 92 96 87 88 90 88 88 91,40 71,67 81,53

16 MIN Fakfak 85 85 85 90 90 80 90 80 85 85 85,50 78,33 81,92

17 MAN 1 Kubu Raya 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 73,33 80,42

18 MA Nurul Islam 94 94 95 93 94 88 88 88 89 89 91,20 88,33 89,77

19 MA Al Mukhlishin Antibar 90 88 85 88 86 87 88 90 89 87 87,80 71,67 79,73

20 MTsN 9 Sleman 90 92 92 92 90 86 86 87 87 87 88,90 66,67 77,78

21 MAN Fakfak 85 85 85 90 90 80 90 80 85 85 85,50 75,00 80,25

22 MIN 3 Kota Pontianak 96 95 87 90 90 96 93 94 93 92 92,60 76,67 84,63

23 MTsN 3 Kota Jambi 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 80,00 83,75

24 MAN 1 Yogyakarta 96 95 95 95 95 88 88 88 89 89 91,80 80,00 85,90

25 MTsN 12 Boyolali 86 86 88 89 89 82 82 82 80 80 84,40 78,33 81,37

26 MAN Kota Sorong 85 85 85 90 90 80 90 80 85 85 85,50 80,00 82,75

27 MAN 2 Surakarta 95 95 95 95 95 95 93 95 93 95 94,60 90,00 92,30

28 MTsS Al-Ikhlas Sungai Arang 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 70,00 78,75

29 MAN 3 Bantul 95 93 95 90 95 90 89 90 95 90 92,20 90,00 91,10

30 MIN 4 Tulungagung 92 91 93 91 95 85 85 85 88 85 89,00 85,00 87,00

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I

Drs. Slamet Widodo, M.Pd

Sugiyono, S.Ag., M.Pd.I.

Syaparuddin, S.Ag

Widi Hastuti, S.Pd., M.S.I.

Yayuk Zulaikah, M.Pd.I.

Drs. Parwanto

Rahmad, S.Pd.

Risatri Gusmahansyah, S.Pd., M.Si

Singgih Sampurno, S.Pd., MA.

Slamet, S.Pd.

Hariyono, S.Ag.

Harnoto, S.Pd.

H Jiono, S.PdI

Lasmi Rahayu, S.Pd

Lesus Nur Prianto A.Kh, S.Pd.I.

Mulyadi, S.Ag., M.Pd.I.

Drs. Asrul

Drs. Muhammad Herucahyo, M.Pd.I.

Edi Triyanto, S.Ag.,S.Pd., M.Pd.

Paijo, S.Ag.

Etik Fadhilah Ihsanti, S.Pd.I. MSI., M.Pd.

Drs. Fahrurozi

Fatmawati, S. Ag., M.Pd.

Haral, S.Ag.

Hardi, S.Pd.I.

Ernawiyadi, S.Ag.

TOTALWidyaiswara Mentor

Abdul Hakim, S. Pd.I.

Adin Kohilay, S. Pd.I.

Drs. Agung Wibowo

Aguswantoro, S.Pd.I.

NO NAMA PESERTA UNIT KERJA

PRESENTASI*NILAI

PRESENTASI

NILAI

UJIAN

TERTULIS

Page 140: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 MAN 3 Tangerang 85 80 80 90 85 85 87 86 89 87 85,40 91,67 88,53

2 MTsN 8 Banjar 85 90 85 90 90 85 87 86 92 90 88,00 78,33 83,17

3 MTs Miftahul Ulum 85 90 90 90 85 85 87 86 90 87 87,50 75,00 81,25

4 MIN 6 Lampung Selatan 85 85 80 90 90 85 87 86 91 89 86,80 96,67 91,73

5 MTsN 8 Hulu Sungai Tengah 85 85 85 90 90 85 87 86 91 88 87,20 78,33 82,77

6 MAN Jeneponto 91 92 90 90 90 90 92 90 90 90 90,50 43,33 66,92

7 MTsN 1 Kota Bengkulu 88 88 88 88 88 85 85 85 85 85 86,50 80,00 83,25

8 MTsN Bayah 87 87 87 88 88 89 89 87 88 87 87,70 88,33 88,02

9 MAN 2 Palembang 90 90 90 90 90 90 92 89 89 90 90,00 86,67 88,33

10 MIN 2 Gowa 98 95 96 98 96 97 95 95 95 97 96,20 93,33 94,77

11 MTsN 1 Lampung Utara 88 88 88 89 89 88 88 89 89 89 88,50 96,67 92,58

12 MTs Muhammadiyah Tanetea 85 85 86 85 85 85 80 85 86 85 84,70 60,00 72,35

13 MIN 4 Bandar Lampung 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 83,33 85,42

14 MTsN 1 Bengkulu Tengah 85 85 86 87 87 86 86 86 88 88 86,40 93,33 89,87

15 MTs.Negeri 2 Pandeglang 88 90 90 90 90 87 88 90 88 88 88,90 91,67 90,28

16 MTsN 6 Hulu Sungai Selatan 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 78,33 82,92

17 MAN 1 Ogan Ilir 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 86,67 87,08

18 MTsN 2 Tanah Laut 88 88 88 88 89 88 88 88 89 89 88,30 80,00 84,15

19 MTsS Darul Arqam Balebo 90 88 85 88 86 87 88 90 89 87 87,80 60,00 73,90

20 MIN 2 Bengkulu Tengah 85 85 85 85 85 86 86 87 87 87 85,80 93,33 89,57

21 Mtsn 1 Kota Bengkulu 90 90 90 90 90 88 88 88 87 87 88,80 90,00 89,40

22 MIN 2 Tangerang Selatan 96 95 87 90 90 96 93 94 93 92 92,60 91,67 92,13

23 MIN 1 Palembang 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 75,00 81,25

24 MAS 88 88 88 88 89 88 88 88 89 89 88,30 91,67 89,98

25 MTsN 1 Pesawaran 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 91,67 89,58

26 MAN 3 Bone 88 88 87 87 88 88 88 88 88 88 87,80 88,33 88,07

27 MAN 3 Palembang 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 83,33 85,42

28 MTs.N 2 Model Kota Palembang 86 86 88 89 89 88 88 87 87 87 87,50 83,33 85,42

29 MAN 2 Paringin 87 87 87 87 87 87 89 88 88 88 87,50 86,67 87,08

30 MTsN 1 Kota Bengkulu 85 85 85 87 85 85 85 85 88 85 85,50 95,00 90,25

NO NAMA PESERTA UNIT KERJA

PRESENTASI*NILAI

PRESENTASI

NILAI

UJIAN

TERTULIS

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II

Endang Gunawan, M.Pd.I

TOTALWidyaiswara Mentor

Drs Khitfi

Akhmad Syahidi, S.Pd.I

Akuwan, S.Pd

Asriyanti, S.Pd.I

Azizatul Ulya, S.Pd.I

Hj Basmiati, S.Pd., M.Pd. 1

Bastari, M.Ag

Rabia Diana, S.Pd

Indarwan, S.Ag. 2

Indriyanti, S.Pd.I.,M. Pd.I

Irawan, S.Pd

Dra. Hj Jasminih

M. Nasihin Haq, S.Pd.I

M. Romli, S.Pd

Mohamad Humaedi, S.Pd

Mokhamad Sukamto, S.Pd, M.Si

Dr. Muhamad Abduh, S.Ag, M.Ag

Muhammad Nur, S.Pd., M.Pd. 4

Dra. Nurpah

Taharuddin, S.Pd, MA

Winna Elisti, S.Pd., M Si

Yusri Erlini, M.Pd

Zulfah Magdalena, S.Pd., M.Si. 2

Zurida, M.TPd

Ramsi, S.Ag.,M.Pd.I 3

Ratu Feti Fathiyati, S.Ag

Dra. Rismawati

Subro Malisi, S.Ag., M.M.

Syahrial Feri, S.Ag

Page 141: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 17. Data Evaluasi Tahap Belajar Akhir Peserta

NO NAMA PESERTA PROVINSI

NIL

AI

OJT

(15%

)

Nila

i

Pen

geta

huan

Nila

i

Ket

eram

pila

n

Nila

i Sik

ap

NIL

AI

IJT

I

(50

%)

NIL

AI

IJT

2

(35%

)

NIL

AI A

KH

IR

PREDIKAT

1 Aguswantoro, S.Pd.I. Jambi 95,50 87,13 85,00 95,00 88,64 86,80 89,02 Memuaskan

2 Drs. Asrul Jambi 96,50 81,00 88,00 95,00 88,00 87,20 89,00 Memuaskan

3 Fatmawati, S. Ag., M.Pd. Jambi 95,50 83,75 87,00 95,00 88,43 88,50 89,51 Memuaskan

4 Risatri Gusmahansyah, S.Pd., M.Si Jambi 95,50 81,75 85,00 95,00 87,03 87,50 88,46 Memuaskan

5 Syaparuddin, S.Ag Jambi 95,50 84,00 85,00 95,00 87,70 87,50 88,80 Memuaskan

88,96 Memuaskan

6 Drs. Agung Wibowo Jawa Tengah 95,50 82,00 86,00 95,00 87,50 87,50 88,70 Memuaskan

7 Drs. Muhammad Herucahyo, M.Pd.I. Jawa Tengah 95,50 88,13 90,00 95,00 90,94 85,30 89,65 Memuaskan

8 Drs. Fahrurozi Jawa Tengah 97,00 81,63 83,00 95,00 86,19 89,80 89,07 Memuaskan

9 Slamet, S.Pd. Jawa Tengah 95,50 81,50 86,00 95,00 87,35 84,40 87,54 Memuaskan

10 Sugiyono, S.Ag., M.Pd.I. Jawa Tengah 97,00 87,75 85,00 95,00 88,83 94,60 92,07 Sangat Memuaskan

89,41 Memuaskan

11 Edi Triyanto, S.Ag.,S.Pd., M.Pd. DI Yogyakarta 94,00 83,75 87,00 95,00 88,43 87,70 89,01 Memuaskan

12 Etik Fadhilah Ihsanti, S.Pd.I. MSI., M.Pd. DI Yogyakarta 95,50 88,13 90,00 95,00 90,94 94,00 92,69 Sangat Memuaskan

13 Paijo, S.Ag. DI Yogyakarta 95,50 84,13 88,75 95,00 89,24 88,90 90,06 Memuaskan

14 Singgih Sampurno, S.Pd., MA. DI Yogyakarta 95,50 81,50 85,00 95,00 86,95 91,80 89,93 Memuaskan

15 Widi Hastuti, S.Pd., M.S.I. DI Yogyakarta 96,50 88,50 90,00 95,00 91,05 92,20 92,27 Sangat Memuaskan

90,79 Memuaskan

16 Ernawiyadi, S.Ag. Jawa Timur 95,00 86,13 85,00 95,00 88,34 91,40 90,41 Memuaskan

17 Hariyono, S.Ag. Jawa Timur 95,50 83,75 87,00 95,00 88,43 90,70 90,28 Memuaskan

18 Harnoto, S.Pd. Jawa Timur 95,50 81,63 85,00 95,00 86,99 91,40 89,81 Memuaskan

19 Lesus Nur Prianto A.Kh, S.Pd.I. Jawa Timur 95,50 84,13 85,00 95,00 87,74 91,20 90,11 Memuaskan

20 Yayuk Zulaikah, M.Pd.I. Jawa Timur 95,50 86,50 85,00 95,00 88,45 89,00 89,70 Memuaskan

90,06 Memuaskan

21 Abdul Hakim, S. Pd.I. Kalimantan Barat 94,50 81,88 87,00 95,00 87,86 84,70 87,75 Memuaskan

22 Haral, S.Ag. Kalimantan Barat 95,50 82,50 85,00 95,00 87,25 84,70 87,60 Memuaskan

23 Lasmi Rahayu, S.Pd Kalimantan Barat 95,50 82,38 90,00 95,00 89,21 87,50 89,56 Memuaskan

24 Mulyadi, S.Ag., M.Pd.I. Kalimantan Barat 95,50 82,88 88,75 95,00 88,86 87,80 89,49 Memuaskan

25 Rahmad, S.Pd. Kalimantan Barat 96,00 82,63 85,00 95,00 87,29 92,60 90,45 Memuaskan

88,97 Memuaskan

26 Adin Kohilay, S. Pd.I. Papua Barat 92,50 80,63 87,00 95,00 87,49 85,50 87,54 Memuaskan

27 Hardi, S.Pd.I. Papua Barat 95,50 81,88 85,00 95,00 87,06 85,50 87,78 Memuaskan

28 H Jiono, S.PdI Papua Barat 92,50 82,25 85,00 95,00 87,18 85,50 87,39 Memuaskan

29 Drs. Parwanto Papua Barat 92,50 85,00 90,00 95,00 90,00 85,50 88,80 Memuaskan

30 Drs. Slamet Widodo, M.Pd Papua Barat 92,50 83,88 83,00 95,00 86,86 85,50 87,23 Memuaskan

87,75 Memuaskan

Ketua Panitia

Nilai Tertinggi 92,69

Nilai Terendah 87,23

Nilai Rata-rata 89,37 Amrullah

Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Jawa Tengah

Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi DI Yogyakarta

Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Jawa Timur

Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Kalimantan Barat

Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Papua Barat

NILAI AKHIR

NIP. 19650925 199603 1 001

Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Jambi

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I

Page 142: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

NO

NIL

AI

OJT

(15%

)

Nila

i

Pen

geta

huan

Nila

i

Ket

eram

pila

n

Nila

i Sik

ap

NIL

AI

IJT

I

(50

%)

NIL

AI

IJT

2

(35%

)

NIL

AI A

KH

IR

PREDIKAT

1 Indarwan, S.Ag. Sumatera Selatan 89,00 82,17 90,00 90,00 87,65 90,00 88,68 Memuaskan

2 Dr. Muhamad Abduh, S.Ag, M.Ag Sumatera Selatan 89,00 75,17 90,00 90,00 85,55 87,50 86,75 Memuaskan

3 Dra. Rismawati Sumatera Selatan 87,00 78,33 85,00 90,00 84,50 87,50 85,93 Memuaskan

4 Winna Elisti, S.Pd., M Si Sumatera Selatan 88,00 77,50 85,00 90,00 84,25 87,50 85,95 Memuaskan

5 Yusri Erlini, M.Pd Sumatera Selatan 91,00 77,33 85,00 90,00 84,20 87,50 86,38 Memuaskan

86,74 Memuaskan

6 Akuwan, S.Pd Lampung 93,00 75,67 86,00 90,00 84,10 87,50 86,63 Memuaskan

7 Asriyanti, S.Pd.I Lampung 93,00 75,33 85,00 90,00 83,60 86,80 86,13 Memuaskan

8 Irawan, S.Pd Lampung 88,00 79,33 87,00 90,00 85,60 88,50 86,98 Memuaskan

9 M. Nasihin Haq, S.Pd.I Lampung 88,00 75,00 85,00 92,00 84,10 87,50 85,88 Memuaskan

10 Syahrial Feri, S.Ag. Lampung 89,00 75,50 86,00 90,00 84,05 87,50 86,00 Memuaskan

86,32 Memuaskan

11 Bastari, M.Ag Bengkulu 96,00 75,83 87,00 90,00 84,55 86,50 86,95 Memuaskan

12 M. Romli, S.Pd Bengkulu 88,00 75,17 87,00 92,00 84,95 86,40 85,92 Memuaskan

13 Rabia Diana, S.Pd Bengkulu 92,00 79,17 88,75 90,00 86,25 85,80 86,96 Memuaskan

14 Ramsi, S.Ag.,M.Pd.I Bengkulu 95,00 89,17 90,00 90,00 89,75 88,80 90,21 Memuaskan

15 Zurida, M.TPd Bengkulu 92,00 79,50 85,00 90,00 84,85 85,50 86,15 Memuaskan

87,24 Memuaskan

16 Drs Khitfi Banten 97,00 77,17 87,00 90,00 84,95 85,40 86,92 Memuaskan

17 Endang Gunawan, M.Pd.I Banten 89,00 75,50 85,00 90,00 83,65 87,70 85,87 Memuaskan

18 Mohamad Humaedi, S.Pd Banten 92,00 74,83 85,00 90,00 83,45 88,90 86,64 Memuaskan

19 Ratu Feti Fathiyati, S.Ag Banten 97,00 75,83 85,00 90,00 83,75 92,60 88,84 Memuaskan

20 Subro Malisi, S.Ag., M.M. Banten 90,00 75,00 85,00 90,00 83,50 88,30 86,16 Memuaskan

86,88 Memuaskan

21 Akhmad Syahidi, S.Pd.I Kalimantan Selatan 81,00 80,00 87,00 90,00 85,80 88,00 85,85 Memuaskan

22 Azizatul Ulya, S.Pd.I Kalimantan Selatan 83,50 75,50 88,00 90,00 84,85 87,20 85,47 Memuaskan

23 Mokhamad Sukamto, S.Pd, M.Si Kalimantan Selatan 88,00 79,00 85,00 95,00 86,20 87,50 86,93 Memuaskan

24 Muhammad Nur, S.Pd., M.Pd Kalimantan Selatan 85,50 83,83 85,00 90,00 86,15 88,30 86,81 Memuaskan

25 Zulfah Magdalena, S.Pd., M.Si. Kalimantan Selatan 88,00 87,00 90,00 90,00 89,10 87,50 88,38 Memuaskan

86,69 Memuaskan

26 Hj. Basmiati, S.Pd., M.Pd Sulawesi Selatan 93,00 89,50 90,00 95,00 91,35 90,50 91,30 Memuaskan

27 Indriyanti, S.Pd.I.,M. Pd.I Sulawesi Selatan 97,00 78,33 83,00 90,00 83,70 96,20 90,07 Memuaskan

28 Dra. Hj. Jasminih Sulawesi Selatan 90,00 79,17 85,00 90,00 84,75 84,70 85,52 Memuaskan

29 Dra. Nurpah Sulawesi Selatan 88,00 74,83 88,75 90,00 84,95 87,80 86,41 Memuaskan

30 Taharuddin, S.Pd, MA Sulawesi Selatan 89,50 78,17 83,00 90,00 83,65 87,80 85,98 Memuaskan

87,86 Memuaskan

NILAI AKHIR Ketua PanitiaNilai Tertinggi 91,30 Nilai Terendah 85,47

Nilai Rata-rata 86,93 Bahzah

NIP. 196112301988042001

Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Sumatera Selatan

Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Lampung

Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Bengkulu

Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Banten

Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Kalimantan Selatan

Rata-rata Nilai Akhir Peserta dari Provinsi Sulawesi Selatan

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II

NAMA PESERTA UNIT KERJA

Page 143: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 18. Data Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Persepsi Atasan

Nomor

Indikator1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata Akt 1

1 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4,50

2 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4,63

3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4,60

4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4,73

5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4,70

6 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4,83

7 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4,73

8 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4,80

9 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4,70

10 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4,70

11 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4,77

12 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4,87

13 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4,73

Nomor

Indikator1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata Akt 2

1 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4,40

2 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4,67

3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4,43

4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4,67

5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4,67

6 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4,60

7 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4,53

8 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4,70

9 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4,53

10 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4,67

11 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4,73

12 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4,70

13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4,67

TAHAP PERILAKU PESERTA PERSEPSI ATASAN

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I

Page 144: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 19. Data Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Persepsi Rekan Sejawat

Nomor

Indikator1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata Akt 1

1 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4,60

2 5 3 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4,50

3 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4,73

4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4,70

5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4,80

6 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4,73

7 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4,63

8 5 4 5 5 4 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4,67

9 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4,70

10 5 3 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 4,67

11 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4,77

12 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4,73

Nomor

Indikator1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata Akt 2

1 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4,53

2 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4,67

3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4,67

4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4,77

5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4,73

6 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4,83

7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4,77

8 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4,80

9 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4,73

10 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4,77

11 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4,87

12 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4,77

TAHAP PERILAKU PESERTA PERSEPSI REKAN SEJAWATDIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II

Page 145: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 20. Data Evaluasi Tahap Perilaku Peserta Persepsi Siswa

Nomor

Indikator1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata Akt 1

1 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4,67

2 5 4 5 5 4 3 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4,70

3 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 3 4,63

4 5 5 4 5 5 3 4 3 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4,67

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4,83

6 5 4 5 5 5 3 3 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 6 5 4 5 4,50

7 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4,70

8 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4,63

9 5 5 5 5 4 3 5 3 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 3 4,47

10 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4,70

11 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4,80

12 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4,93

Nomor

Indikator1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata Akt 2

1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4,83

2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4,87

3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4,97

4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4,77

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4,90

6 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4,77

7 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4 5 4,70

8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4,70

9 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 3 4,53

10 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4,70

11 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4,73

12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4,83

TAHAP PERILAKU PESERTA PERSEPSI SISWADIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II

Page 146: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI

Lampiran 21. Data Evaluasi Tahap Dampak

Nomor

Indikator1 2 3 4 5 6 7/9 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata Akt 1

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,97

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,00

3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3,67

4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3,77

5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3,80

6 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,87

7 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3,53

8 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3,47

9 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,87

10 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3,87

Nomor

Indikator1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata Akt 2

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,87

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,93

3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3,57

4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3,63

5 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3,60

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3,73

7 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3,47

8 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3,37

9 4 4 2 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3,57

10 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3,70

TAHAP DAMPAKDIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN I

DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH ANGKATAN II

Page 147: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI
Page 148: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI
Page 149: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI
Page 150: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI
Page 151: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI
Page 152: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI
Page 153: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI
Page 154: MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA DIKLAT FUNGSIONAL CALON KEPALA MADRASAH DI