mnj strategik
TRANSCRIPT
HAKIKAT ANALISIS DAN PILIHAN STRATEGI
Analisis dan pemilihan strategi berusaha menentukan tindakan alternative yang paling
baik dalam membantu perusahaan mencapai misi dan tujuannya. Strategi, tujuan, dan misi
perusahaan ditambah dengan informasi audit eksternal dan internal memberikan landasan
untuk menciptakan serta mengevaluasi strategi alternative yang masuk akal. Strategi
alternative cenderung menggambarkan langkah berjenjang yang membawa perusahaan dari
posisinya saat ini ke posisi masa depan yang diinginkan, kecuali jika perusahaan menghadapi
situasi yang berat. Strategi alternative berasal dari visi, misi, tujuan, audit eksternal dan
internal perusahaan. Strategi ini sejalan atau dibangun berdasarkan strategi masa lalu yang
terbukti berhasil.
Proses menciptakan dan memilih strategi
Mengidentifikasi dan mengevaluasi strategi alternative hendaknya melibatkan banyak
manajer dan karyawan yang sebelumnya merumuskan pernyataan visi dan misi organisasi,
melakukan audit eksternal dan internal. Perwakilan dari setiap departemen dan divisi dalam
perusahaan harus diikutsertakan dalam proses ini, sebagaimana yang terjadi dalam aktivitas
perumusan strategi.
Seluruh partisipan dalam analisis dan pemilihan strategi harus memiliki informasi
audit eksternal dan internal yang ada di hadapan mereka. Informasi ini, ditambah dengan
pernyataan misi perusahaan, akan membantu para partisipan untuk memikirkan berbagai
strategi yang bermanfaat bagi perusahaan. Strategi-strategi alternative yang diajukan oleh
para partisipan harus dipertimbangkan dan didiskusikan dalam suatu rapat. Berbagai strategi
tersebut dapat disusun dalam bentuk tertulis. Ketika semua strategi yang masuk akal yang
diidentifikasi oleh partisipan telah disampaikan dan dimengerti, strategi-strategi tersebut
hendaknya diperingkat berdasarkan daya tarik masing-masing menurut semua partisipan,
dengan 1 = jangan diterapkan 2= mungkin diterapkan 3= sebaiknya diterapkan 4= harus
diterapkan. Proses ini akan menghasilkan sebuah daftar prioritas strategi terbaik yang
mencerminkan pemikiran seluruh anggota kelompok.
Kerangka perumusan strategi yang kompherensif
Teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke dalam kerangka
pengambilan keputusan tiga tahap seperti pada di bawah ini :
kerangka analitis perumusan strategi
Kesembilan teknik dalam kerangka perumusan strategi diatas membutuhkan
gabungan intuisi dan analisis. Divisi-divisi yang otonom dalam sebuah organisasi lazim
menggunakan berbagai teknik perumusan strategi tersebut untuk mengembangkan strategi
dan tujuan. Analisis divisional memberikan landasan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi,
dan memilih di antara berbagai strategi alternative tingkat perusahaan.
• Tahap 1 dari kerangka perumusan terdiri atas Matriks evaluasi Faktor Eksternal
(EFE), Matriks Profil Kompetitif (CPM) dan Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE).
Tahap input berisi informasi input dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi.
Informasi yang diperoleh dari matriks EFE, IFE dan CPM menjadi informasi input
dasar untuk matriks-matriks tahap pencocokan dan tahap keputusan. Alat-alat input
mendorong para penyusun strategi untuk mengukur subjektifitas selama tahap awal
proses perumusan strategi. Membuat berbagai keputusan kecil dalam matriks input
menyangkut signifikansi relative faktor-faktor eksternal dan internal yang
memungkinkan para penyusun strategi untuk lebih efektif menciptakan serta
mengevaluasi strategi alternative. Penilaian intuitif yang baik selalu dibutuhkan dalam
menentukan bobot dan peringkat yang tepat.
Matriks evaluasi Faktor Eksternal (EFE)Matriks Profil Kompetitif (CPM)Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)
TAHAP 1: TAHAP INPUT
Matriks Kekuatan Kelemahan-Peluang-Ancaman (SWOT)Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan (SPACE)Matriks Boston Consulting Group (BCG)Matriks Internal-eksternal (IE)Matriks strategi Besar
TAHAP 2 : TAHAP
PENCOCOKAN
Matriks Perencanaan strategis Kuantitatif (QSPM)
TAHAP 3 : TAHAP
KEPUTUSAN
• Tahap pencocokan (Matching stage) berfokus pada penciptaan strategi alternative
yang masuk akal dengan memperhatikan faktor-faktor eksternal dan internal utama.
Teknik tahap 2 meliputi Matriks Kekuatan Kelemahan-Peluang-Ancaman (SWOT),
Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan (SPACE), Matriks Boston Consulting
Group (BCG), Matriks Internal-eksternal (IE), dan Matriks strategi Besar. Tahap
pencocokan didefinisikan sebagai pencocokan yang dibuat suatu organisasi antara
sumber daya dan ketrampilan internal serta peluang dan resiko yang diciptakan oleh
faktor-faktor ekternal. Lima teknik di dalam tahap pencocokan ini bergantung pada
informasi yang diperoleh dari tahap input untuk memadukan peluang dan ancaman
eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokkan faktor-faktor
keberhasilan penting eksternal dan internal yang merupakan kunci untuk menciptakan
strategi alternative yang masuk akal.
Matriks kekuatan-kelemahan-peluang-ancaman (SWOT)
Matriks kekuatan-kelemahan-peluang-ancaman adalah sebuah alat pencocokan yang
penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi:
a. Strategi SO (SO Strategies), memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk
menarik keuntungan dari peluang eksternal.
Semua manajer tentunya menginginkan organisasi mereka berada dalam posisi
dimana kekuatan internal dapat digunakan untuk mengamil keuntungan dari berbagai
tren dan kejadian eksternal. Jika sebuah perusahaan memiliki kelemahan besar, maka
perusahaan akan berusaha untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan.
Ketika suatu perusahaan dihadapkan pada ancaman yang besar, maka perusahaan
akan perusahaan akan berusaha untuk menghindarinya dan berkonsentrasi pada
peluang.
b. Strategi WO (WO Strategies), bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.
Terkadang peluang-peluang besar muncul tetapi perusahaan memiliki kelemahan
internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut. Salah satu strategi
WO yang bisa ditempuh adalah dengan mengakuisisi teknologi melalui usaha
patungan (joint venture) dengan sebuah usaha lain yang mempunyai kompetensi
dibidang yang sama. Alternatif lainnya dari strategi ini adalah dengan merekrut dan
melatih orang agar memiliki kapabilitas teknologi yang diperlukan.
c. Srategi ST (ST Strategies), menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
Perusahaan pesaing yang meniru gagasan, inovasi, dan produk yang telah dipatenkan
merupakan ancaman yang besar bagi perusahaan-perusahaan yang menjual
produknya, terutama ke Cina.
d. Strategi WT (WT Strategies), merupakan titik defensif yang diarahkan untuk
mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.
Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan
internal benar-benar dalam kondisi yang membahayakan. Dalam kenyataannya,
perusahaan semacam itu mungkin harus berjuang untuk bertahan hidup, melakukan
merger, penciutan, menyatakan diri bangkrut, atau memilih likuidasi.eksternal.
Ada 8 langkah untuk membentuk matriks SWOT:
1. Buat daftar peluang-peluang eksternal utama perusahaan.
2. Buat daftar ancaman-ancaman eksternal utama perusahaan.
3. Buat daftar kekuatan-kekuatan internal utama perusahaan.
4. Buat daftar kelemahan-kelemahan internal utama perusahaan.
5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya pada
sel Strategi SO
6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya pada
sel Strategi WO
7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya pada
sel Strategi ST.
8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya pada
sel Strategi SO
Keterbatasan-keterbatasan matriks SWOT:
1. SWOT tidak menunjukkan cara untuk mencapai suatu keunggulan kompetitif.
Matriks tersebut harus titik awal untuk diskusi mengenai bagaimana strategi yang
diusulkan dapat diterapkan serta berbagai pertimbangan biaya-manfaat yang pada
akhirya akan dapat mengarah pada keunggulan kompetitif.
2. SWOT merupakan penilaian yang statis (atau terpotong-potong)dan tunduk oleh
waktu.
Matriks SWOT bisa jadi seperti mempelajari sebuah gambar film dimana anda
bisa melihat pemeran utama dan pemataannya (setting) tetapi tidak mungkin dapat
memahami alur ceritanya.
3. Analisis SWOT bisa membuat perusahaan member penekanan yang berlebih pada
satu factor internal atau eksternal tertentu dalam merumuskan strategi.
Terdapat interelasi diantara faktor-faktor internal dan eksternal utama yang tidak
ditunjukkan dalam SWOT namun penting dalam penggunaan strategi.
Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan (SPACE)
Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan (SPACE) merupakan kerangka empat
kuadran yang menunjukkan apakah strategi agresif, konservatif, devensif, atau
kompetitif yang paling sesuai untuk suatu organisasi tertentu.
Sumbu-sumbu Matriks SPACE, yang menjadi penentu terpenting dari posisi strategis
keseluruhan suatu organisasi menunjukkan dua dimensi :
1. Dimensi internal
a. Kekuatan financial (financial strength-FS)
b. Keunggulan kompetitif (competitive andvantage-CA)
2. Dimensi eksternal
a. Stabilitas lingkungan (environmental stability-ES)
b. Kekuatan industri (industry strength-IS)
Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mengembangkan Matriks SPACE adalah
sebagai berikut:
1. Pilih serangkaian variable untuk menentukan kekuatan financial (FS), keunggulan
kompetitif (CA), stabilitas lingkungan (ES), dan kekuatan industry (IS)
2. Nilai variable-variabel tersebut menggunakan skala 1 (paling buruk)sampai 6 (paling
baik) untuk FS dan IS. Nilai variable-variabel tersebut menggunakan skala -6 (paling
buruk) sampai -1 (paling baik)untuk ES dan CA, buatlah perbandingan dengan
dengan pesaing. Pada sumbu IS dan ES, buatlah perbandingan dengan bagan industry
lain.
3. Hitunglah rata-rata FS, CA, IS, dan ES dengan menjumlahkan nilai yang anda berikan
pada variable dari setiap dimensi dan kemudian membaginya dengan jumlah variable
dalam dimensi yang bersangkutan.
4. Ptakan nilai rata-rata untuk FS, CA, IS, dan ES pada sumbu yang sesuai dalam
Matriks SPACE
5. Jumlahkan nilai rata-rata pada sumbu x (CA,IS) dan petakan hasilnya pada sumbu
X.jumlahkan nilai rata-rata dari sumbu y (FS,ES) dan petakan hasilnya pada sumbu
Y. petakan kedua titik perpotongan (xy yang baru) tersebut.
6. Gambarkan arah vector (directional vector) dari koordinat 0,0 melalui titik
perpotongan yang baru. Arah panah menunjukkan jenis strategi yang disarankan bagi
organisasi agresif, kompetitif, defensive, atau konservatif.
*) 1. Konservatif
a. penetrasi pasar
b. pengembangan pasar
c. pengembangan produk
d. diversifikasi terkait
2. Agresif
a. integrasi kedepan, kebelakang, dan horizontal
b. penetrasi pasar
c. pengembangan pasar
d. pengembangan produk
e. diversifikasi (terkait/tidak terkait)
3. Defensif
a. penciutan
b. divestasi
c. likuidasi
4. Kompetitif
a. integrasi kedepan, kebelakang, dan horizontal
b. penetrasi pasar
c. pengembangan pasar
d. pengembangan produk
Beberapa contoh profil strategi yang bias dihasilkan dari analisis SPACE ditampilkan di
Figur 6-5. Arah vektor yang terkait dengan setiap profil menunjukkan jenis strategi yang
seharusnya dijalankan: agresif, konservatif, defensive, atau kompetitif. Ketika arah vector
sebuah perusahaan terletak di kuadran agresif (aggressive quadrant)—kuadran kanan
atas−─dari matriks SPACE, organisasi tersebut berada dalam posisi yang sangat bagus untuk
memanfaatkan berbagai kekuatan internalnya untuk
(1) menarik keuntungan dari peluang-peluang eksternal
(2) mengatasi kelemahan internal
(3) menghindari beragam ancaman eksternal
oleh karenanya, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi ke belakang, integrasi ke
depan, integrasi horizontal, diversifikasi, atau strategi kombinasi kesemuanya itu masuk akal
untuk dipilih, bergantung pada situasi khusus yang dihadapi oleh perusahaan.
Arah vektornya mungkin muncul di kuadran konservatif (conservative
quadrant)─kuadran kiri atas─dari matriks SPACE, yang mengimplikasikan agar perusahaan
tetap “bergayut” pada kompetensi dasarnya dan tidak mengambil resiko yang terlalu besar.
Strategi konservatif paling sering meliputi penetrasi pasar, pengembangan pasar,
pengembangan produk, dan diversifikasi terkait.
Arah vector bias jadi terletak di kiri bawah atau kuadran defensive (defensive
quadrant) dari matriks SPACE, yang mengindikasikan bahwa perusahaan harus berfokus
pada usaha untuk mengatasi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.
Strategi defensive mencakup penciutan, divestasi, likuidasi, dan diversifikasi terkait.
Terakhir, arah vector bisa terletak di kanan bawah atau kuadran kompetitif
(competitive quadrant) dari matriks SPACE, yang mengindikasikan strategi kompetitif.
Strategi kompetitif mencakup integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi
horizontal; penetrasi pasar; pengembangan pasar, dan pengembangan produk.
FIGUR 6-5Contoh Profil Strategi
(+1,+5)
(+4,+4)
finansial dan telah memiliki keuanggulan
kompetitif besar di industri yang tengah
(-2,+4)
(-5,+2)
(-5,+2)
(+5,-1)
(+1,-4)
sebuah perusahaan dengan keunggulan kompetitif sebuah perusahaan yang lumayan mampu bersaing
Profil KompetitifFS FS
CA IS CA IS
ES ES
besar dalam industri yang tumbuh pesat di suatu industri yang tidak stabil
CA IS
ES
sebuah perusahaan memiliki kelemahan kompetitif
FS
besar dalam suatu industri yang secara teknologi
stabil tetapi mengalami penurunan dalam penjualan
sebuah perusahaan yang telah mencapai kekuatan
finansial di industri yang stabil namun tidak
berkembang; perusahaan mempunyai beberapa
keunggulan kompetitif
Profil Agresif
Profil Konservatif
FS
CA IS
ES
tumbuh dan stabil
sebuah perusahaan yang kekuatan finansialnya
FS
CA IS
FS
merupakan faktor yang dominan dalam industri
ES ES
sebuah perusahaan yang kuat secara
ISCA
(-5,-1)
(-1,-5)
pertumbuhan negatif dan stabil
dalam industri yang tidak stabil
sebuah perusahaan yang berada dalam posisi sebuah perusahaan yang bermasalah secara finansial
kompetitif lemah dalam industri yang mengalami
IS
ES
ES
FS FS
CA IS CA
Profil Defensif
Matriks Boston Consulting Group (BCG)
Divisi-divisi otonom (atau pusat laba) dari suatu organisasi memetakan apa yang disebut
sebagai keragaman usaha atau portofolio bisnis (business portofolio) ketika divisi-divisi suatu
perusahaan bersaing di industri yang berbeda, strategi yang terpisah harus dikembangkan
untuk setiap bisnis.
Matriks Boston Consulting Group─BCG (BCG Matriks) dan Matriks Internal-Eksternal
(Internal-External─IE Matrix) secara khusus dirancang untuk membantu upaya-upaya
perusahaan multidivisional dalam merumuskan startegi.
Matriks BCG secara grafis menggambarkan perbedaan antardivisi dalam hal posisi pangsa
pasar relative dan tingkat pertumbuihan industri. Matriks BCG memungkinkan sebuah
organisasi multidivisional mengelola portofolio bisnisnya dengan cara mengamati posisi
pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri dari setiap divisi relatif terhadap semua
divisi lain dalam organisasi
Posisi pangsa pasar relatif (relative market share position) didefinisikan sebagai rasio pangsa
pasar (atau pendapatan) suatu divisi di sebuah industr tertentu terhadap pangsa pasar (atau
pendapatan) yang dimilki oleh perusahaan pesaing terbesar di industri tersebut.
Sebuah contoh Matriks BCG ditampilkan di figur 6-6. Setiap lingkaran menunjukkan divisi
berbeda. Ukuran lingkaran berkaitan dengan proporsi pendapatn (revenue) perusahaan yang
dihasilkan oleh unit bisnis itu, sedangkan potongan kuenya mengindikasikan proporsi laba
(profits) perusahaan yang dihasilkan divisi tersebut. Divisi yang terletak di Kuadran I Matriks
BCG dinamakan “Tanda Tanya”, yang terletak di Kuadran II dinamakan “Bintang”, yang
terletak di kuadran II dinamakan “Sapi Perah Kas”, dan divisis yang terletak di Kudran IV
dinamakan “Anjing”.
Tanda tanya─divisi-divisi di kuadran I memiliki posisi pangsa pasar relative yang
rendah, namun mereka bersaing di industri dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Pada
umumnya, kebutuhan kas perusahaan-perusahaan ini tinggi sementara pendapatan kas
mereka rendah. Bisnis ini dinamakan Tanda Tanya (Question Marks) karena organisasi
harus memutuskan apakah hendak memperkuat bisnis dengan strategi yang intensif
(penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk) atau menjualnya.
FIGUR 6-6Matriks BCG
Tinggi Sedang1,0
Tinggi 20 *integrasi ke belakang, integrasi ke dapan, *penetrasi pasar
atau ke dapan, atau integrasi horizontal *pengembangan pasar
*penetrasi pasar *pengembanagn produk
*pengembangan pasar Bintang Tanda Tanya *divestasi
*pengembangan produk
*pengembangan produk *penciutan
*diversifikai *divestasi
*penciutan Sapi Perah Kas Anjing *likuidasi
*divestasi
Rendah -20
Rendah0,0
POSISI PANGSA PASAR RELATIF
III
I
IV
II
0,50
0Sedang
TIN
GK
AT
PE
RT
UM
BU
HA
N P
EN
JUA
LA
N I
ND
UST
RI
(Per
sent
ase)
Bintang─bisnis-bisnis di kuadran II (Bintang atau Star) menggambarkan peluang
pertumbuhan dan profitabilitas jangka panjang terbaik organisasi. Divisi dengan pangsa
pasar relative yang tinggi dan tingkat pertumbuhan industry yang tinggi harus memeroleh
investasi yang substansial untuk mempertahankan atau memperkuat posisi dominan
mereka. Integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal.; penetrasi
pasar; pangembangan pasar; serta pengembangan produk merupakan strategi yang sesuai
untuk dipertimbangkan oleh berbagai divisi tersebut.
Sapi Perah Kas─divisi-divisi yang berada di kuadran III memilki posisi pangsa pasar
relatif yang tinggi tetapi bersaing di industri dengan tinkat pertumbuhan yang rendah.
Dinamakn Sapi Perah Kas (Cash Cows) karena divisi menghasilkan kas melebihi
kebutuhannya dan sering “diperah”. Banyakyang menjadi Sapi Perah Kas saat ini yang
sebelumnya merupakan Bintang. Divisi-divisi sapi perah harus dikelola untuk
mempertahankan posisi kuatnya selama mungkin. Pengembangan produk atau
diversifikasi bias menjadi stategi yang menarik bagi Sapi Perah Kas. Namun demikian,
ketika divisi ini melemah, penciutan atau divestasi bias jadi lebih sesuai.
Anjing─divisi-divisi dikuadran IV organisasi memiliki posisipangsa pasar relatif yang
rendah dan bersaing dalam industri yang tumbuh lambat atau sama sekali tidak tumbuh,
divisi-divisi inilah yang dinamakan Anjing (Dog) dalam portofolio perusahaan. Oleh
karena itu posisi internal dan eksternal mereka yang lemah, bisnis ini sering kali
dilikuidasi, didivestasi, atau dipangkas melalui penciutan. Ketika suatu divisi menjadi
Anjing untuk pertama kalinya, penciutan merupakan strategi terbaik untuk dijalankan
karena banyak Anjing “melambungkan kembali”, setelah pengurangan aset dan biaya
yang ketat, agar menjadikannya divisi yang bagus dan menguntungkan.
Manfaat terbesar dari Matriks BCG adalah menarik perhatian kita pada arus kas,
karakteristik investasi, dan kebutuhan berbagai divisi dalam organisasi. Divisi-divisi
dibanyak organsiasi beruibah dari waktu ke waktu: anjing menjadi tanda tanya, tanda
tanya menjadi binang, bintang menjadi sapi perah kas, dan sapi perah kas menjadi anjing
dalam gerak berlawanan arah jam yang terus-menerus. Hal yang jarang terjadi, bintang
menjadi tanda tanya, tanda tanya menjadi anjing, anjing menjadi sapi perah kas, dan sapi
perah kas menjadi bintang (searah jarum jam). Dibeberapa organisai, tidak ada gerak
siklis yang tampak. Dari waktu ke waktu, organisasi harus berjuang untuk mencapai
portofolio divisi yang berupa bintang.
Matiks BCG, seperti semua teknik analitis, memilki beberapa keterbatasan.sebagai
contoh, memandang setiap bisnis apakah sebagai Bintang, Sapi Perah Kas, Anjing, atau
Tanda Tanya adalah sebuah penyederhanaan yang berlebihan; banyak bisnis masuk dalam
kategori tengah Matriks BCG dan karenanya tidak dapat diklasifikasikan dengan mudah.
Lebih jauh, Matriks BCG tidak mencerminkan apakah berbagai divisi atau industri
mereka bertumbuh dari waktu ke waktu itu artinya, matriks tersebut tidak memilki
kualitas temporal, melainkan merupakan potongan gambar dari suatu organisasi pada
suatu waktu tertentu. Akhirnya, variabel-variabel lain diluar posisi pangsa pasar relatif
dan tingkat pertumbuhan industri dalam hal penjualan, seperti ukuran pasar dan
keunggulan kompetitif, penting dalam pengambilan keputusan strategis mengenai
berbagai divisi.
Matirks Internal-Eksternal (IE)
Matriks IE memposisikan berbagai divisi suatu organisasi dalam sebuah diagram
sistematis, yang disebut dengan matriks portofolio.
Dua dimensi kunci matriks IE:
o Skor bobot IFE total pada sumbu x
o Skor bobot EFE total pada sumbu y
Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang mempunyai implikasi strategi
yang berbeda-beda, antara lain:
Ketentuan untuk divisi-divisi yang masuk dalam sel I, II atau IV daapt digambarkan
sebagai grow and build. Strategi yang intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar,
dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan,
dan integrasi horizontal) bisa menjadi yang paling tepat bagi divisi-divisi.
Divisi-divisi yang masuk dalam sel III, V atau VII dapat ditangani dengan baik
melalui strategi hold and maintain. Penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah
dua strategi yang paling banyk digunakan dalam jenis divisi ini.
Ketentuan umum untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VII atau IX adalah harvest
or divest.
IIIHold &
Maintain
Kuat Sedang LemahTinggi
Sedang
Rendah
SKOR BOBOT TOTAL LIFE
IIGrow & Build
IGrow & Build
IVGrow & Build
VHold &
MaintainVIIHold &
Maintain
VIDivest or HarvestVIII
Divest or Harvest
IXDivest or Harvest
Matriks Strategi Besar
Matriks strategi besar digunakan untuk merumuskan strategi altrnatif. Semua
organisasi dapat diposisikan di salah satu dari empat kuadran strategi matriks strategi besar.
Matriks strategi besar didasarkan pada dua dimensi evaluatif
Posisi kompetitif
Pertumbuhan pasar (industri)
Matriks Strategi Besar
Kuadran IIPengembangan pasarPenetrasi pasarPengembangan produkIntegrasi HorizontalDivestasiLikuidasi
Kuadran IPengembangan pasarPenetrasi pasarPengembangan produkIntegrasi ke depanIntegrasi ke belakangIntegrasi horizontalDiversifikasi terkait
Kuadran IIIPenciutanDiversifikasi terkaitDiversifikasi tak terkaitDivestasiLikuidasi
Kuadran IVDiversifikasi terkaitDiversifikasi tak terkaitUsaha patungan ( joint venture)
PERTUMBUHAN PASAR YANG CEPAT
PERTUMBUHAN PASAR YANG LAMBAT
POSISI KOMPETIT
IF YANG LEMAH
POSISI KOMPETIT
IF YANG KUAT
Perusahaan-perusahaan yang berada dalam kuadran I matriks strategi besar memiliki
posisi strategis yang sempurna. Perusahaan-perusahaan ini berkonsentrasi pada pasar
(penetrasi pasar dan pengembangan pasar) dan produk (pengembangan produk) yang ada saat
ini merupakan strategi yang sesuai. Bila perusahaan kuadran I mempunyai kelebihan sumber
daya, maka integrasi ke belakang, integrasi ke depan, atau integrasi horizontal bisa menjadi
strategi yang efektif. Ketika suatu perusahaan kuadran I terlalu berpatokan dengan satu
produk tertentu, diversifikasi terkait dapat membantu risiko yang berkaitan dengan kini
produk yang sempit. Perusahaan-perusahaan kuadran I memiliki sumber daya yang memadai
untuk mengambil keuntungan dari berbagai peluang eksternal yang munculdi banyak bidang.
Mereka bisa mengambil risiko secara secara agresif jika perlu.
Perusahaan-perusahaan yang terletak di kuadran II perlu mengevaluasi pendekatan
mereka terhadap pasar. Walaupun industri mereka tengah tumbuh, mereka tidak mampu
bersaing secar efektif dan mereka perlu mencari tahu mengapa pendekatan perusahaan saat
ini tidak efektif dan bagaimana perusahaan dapat memperbaiki daya saingnya. Oleh karena
perusahaan-perusahaan yang berada di kuadran II berada di industri dengan pasar yang
bertumbuh cepat, strategi intensif biasanya menjadi pilihan pertama untuk dipertimbangkan.
Namun, jika perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif, integrasi horizontal dapat
menjadi alternatif lain yang bagus. Divestasi atau likuidasi dapat dipertimbangkan menjadi
pilihan terakhir karena divestasi dapat menyediakan dana yang diperlukan untuk
mengakuisisi bisnis lain atau membeli kembali saham.
Organisasi-organisasi kauadran III bersaing di industri yang pertumbuhannya lambat
serta memiliki posisi kompetitif lemah. Berbagai perusahaan harus segera membuat
perubahan drastis untuk menghindari penurunan lebih jauh dan kemungkinan likuidasi.
Pengurangan (penciutan) biaya dan aset yang ekstensif harus dilakukan pertama kali. Strategi
alternatifnya adalah dengan mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke bidang yang lain
(diversifikasi). Jika semuanya gagal, divestasi atau likuidasi menjadi pilihan terakhir bisnis
kuadran III.
Bisnis-bisnis kuadran IV memiliki posisi kompetitif yang kuat namun berada di dalam
industri yang pertumbuhannya lambat. Perusahaan-perusahaan mempunyai kekuatan untuk
mengadakan program diversifikasi ke bidang-bidang pertumbuhan baru yang lebih
menjanjikan. Perusahaan-perusahaan kuadran IV juga bisa melakukan usaha patungan.
Karaktristik perusahaan-perusahaan kuadran IV, antara lain:
Memiliki tingkat arus kas yang tinggi
Kebutuhan pertumbuhan internal yang terbatas
Dapat menjalankan strategi diversifikasi terkait atau tidak terkait dengan berhasil.
Tahap Patungan
Pengambilan keputusan kemungkinan akan diusulkan oleh para manajer dan
karyawan yang berpartisipasi dalam analisis dan aktivitas pemilihan strategi. Setiap strategi
tambahan yang dihasilkan dari analisis-analisis pencocokan dapat didiskusikan dan
ditambahkan pada daftar pilihan alternatif yang masuk akal. Peserta dapat memeringkat
berbagai strategi dalam skala 1-4 sehingga dapat prioritas strategi terbaik bisa dicapai.
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) merupakan alat yang
memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi altenatif secara
objektif berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang
diidentifikasi sebelumnya. QSPM membutuhkan penilaian intuitif yang baik. QSPM
merupakan teknik analitis dalam literatur yang dirancang untuk menentukan daya tarik relatif
dari berbagi tindakan alternatif. QSPM menggunakan analisis input dari tahap 1 dan hasil
pencocokan dari hasil analisis tahap 2 untuk secara objektif menentukan strategi yang hendak
dijalankan diantara strategi-strategi alternatif. Itu artinya, matriks EFE, matriks IFE, dan
matriks profil kompetitif yang menyusun tahap 1, ditambah dengan matriks SWOT, matriks
SPACE, matriks BCG, dan matriks IE yang menyusun tahap 2, menyediakan informasi yang
dibutuhkan untuk menyusun QSPM ( tahap 3).
Tabel Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)Alternatif stategi
Faktor-faktor utamaBobot
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
Faktor-faktor ekternal utama EkonomiPolitik/hukum/pemerintahanSosial/budaya/demografis/lingkunganTeknologiPersainganFaktor-faktor internal utamaManajemenPemasaranKeuangan/akuntansiProduksi/operasiPenelitian dan pengembangan
(Litbang)Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Secara konseptual QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang
dibangun berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting ekstrnal dan internal. Daya tarik
relatif dari setiap strategi didalam serangkaian alternatif dihitung dengan menentukan dampak
komulatif dari setiap faktor keberhasilan penting eksternal dan internal.
Enam langkah yang diperlukan untuk mengembangkan QSPM adalah :
1. Buatlah daftar berbagai peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal
utama di kolom kiri QSPM
2. Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal utama tersebut
3. Cermatilah matriks-matriks tahap 2 ( pencocokan), dan mengidentifikasi berbagai
strategi alternatif yang harus dipertimbangkan oleh organisasi.
4. Tentukanlah skor daya tarik yaitu sebagai nilai numerik yang mengindikasikan daya
tarik relatif dari setiap strategi dirangkaian alternatif tertentu.
5. Hitunglah skor daya tarik total yaitu sebagai hasil kali antara bobot (langkah 2)
dengan skor daya tarik ( langkah 4) di setiap baris
6. Hitunglah jumlah keseluruhan daya tarik total.
Keistimewaan dan Keterbatasan QSPM
Salah satu keistimewaan dari QSPM adalah bahwa rangkaian-rangkaian strateginya
dapat diamati secara berurutan atau bersamaan. Sebagai contoh, strategi tingkat perusahaan
dapat dievaluasi terlebih dahulu, diikuti dengan strategi tingkat divisi, dan kemudian strategi
tingkat fungsi. Tidak ada batasan jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau jumlah rangkaian
strategi yang dapat dicermati sekaligus dalam menggunakan QSPM.
Keistimewaan lain dari QSPM adalah mendorong para penyusun strategi untuk
memasukkan faktor-faktor eksternal dan internal yang relevan ke dalam proses keputusan.
QSPM dapat diadaptasi untuk digunakan oleh organisasi berorientasi laba dan nirlaba yang
besar maupun kecil sehingga bisa diaplikasikan setiap jenis organisasi. QSPM dapat sangat
membantu proses pemilihan strategi di perusahaan-perusahaan multidivisional karena banyak
factor utama dan strategi yang dapat dipertimbangkan secara sekaligus. QSPM juga telah
berhasil diaplikasikan oleh sejumlah bisnis kecil.
QSPM bukannya tanpa keterbatasan. Pertama, QSPM selalu membutuhkan penilaian
intuitif dan asumsi yang berdasar. Pemeringkatan dan skor daya tarik membutuhkan
keputusan penilaian, meskipun hal itu harus didasarkan pada informasi yang objektif.
Keterbatasan yang lain adalah QSPM hanya akan baik dan bermanfaat sepanjang informasi
prasyarat dan analisis pencocokan yang menjadi dasarnya.
Aspek-aspek Budaya dari Pemilihan Strategi
Semua organisasi memiliki budaya. Budaya (culture) disini mencakup serangkaian
nilai, keyakinan, sikap, kebiasaan, norma, kepribadian dan pemujaan bersama yang
menggambarkan sebuah perusahaan. Budaya adalah cara unik suatu organisasi menjalankan
bisnis. Budaya merupakan dimensi manusiawi yang menciptakan solidaritas dan makna, juga
menginspirasi komitmen serta produktivitas dalam suatu organisasi manakala perubahan
strategi dibuat.
Merupakan hal yang menguntungkan untuk melihat manajemen strategis dari
perspektif budaya karena keberhasilan sering kali bergantung pada seberapa besar dukungan
yang diperoleh strategi itu dari budaya sebuah perusahaan. Namun demikian, jika budaya
yang suportif tidak ada dan tidak dikelola, perubahan strategi bisa jadi tidak efektif atau
bahkan kontraproduktif. Budaya perusahaan bisa menjadi antagonistic terhadap strategi baru,
sedangkan akibat dari antagonistic tersebut adalah kebingungan dan kekacauan.
Budaya perusahaan yang “tepat” tidak hanya menjadi esensi dan fondasi kebaikan
perusahaan, tetapi keberhasilan atau kegaagalan reformasi perusahaan yang dibutuhkan
bergantung pada kebijaksanaan dan kemampuan manajemen untuk mengubah budaya
perusahaan pada waktunya dan sejalan dengan perubahan yang dibutuhkan dalam strategi.
Politik dan Pemilihan Strategi
Semua organisasi itu politik. Kecuali dikelola, manuver politik menhabiskan banyak
waktu, menyubversikan tujuan organisasional, mengalihkan energy manusia dan
mengakibatkan hilangnya beberapa karyawan yang berharga. Kadang bias politis dan
preferensi personal melekat erat dalam keputusan pemilihan strategi.
Dengan berkembangnya alat-alat perumusan strategis yang lebih baik, berbagai factor
politis menjadi tidak lagi begitu penting dalam pengambilan keputusan strategis. Dalam
ketiadaan objektivitas, faktor-faktor politis kadang mendikte strategi dan ini tidaklah
menguntungkan. Mengelola hubungan politis adalah bagian yang integral untuk membangun
antusiasme dan esprit de corps dalam sebuah organisasi.
Sebuah kajian klasik mengenai manajemen strategis di Sembilan perusahaan besar
mencermati taktik-taktik politis dari para penyusun strategi yang berhasil dan gagal. Oleh
karena para penyusun strategi harus efektif di pasar dan sanggup memenangkan komitmen
internal, taktik-taktik berikut yang sudah digunakan oleh politikus selama berabad-abad dapat
membantu mereka:
Ekuifinalitas – sering kali dimungkinkan untuk mencapai hasil yang serupa dengan
menggunakan berbagai cara atau jalan yang berbeda. Penyusun strategi harus
menyadari bahwa mencapai hasil akhir yang baik lebih penting daripada
melaksanakan metode tertentu yang meraihnya.
Memuaskan – mencapai hasil yang memuaskan dengan strategi yang bisa diterima
jauh lebih baik daripada gagal mencapai hasil yang optimal dengan strategi yang tidak
bisa diterima.
Generalisasi – mengubah focus dari isu-isu yang spesifik ke yang lebih umum bisa
meningkatkan pilihan penyusun strategi untuk memenangkan komitmen
organisasional.
Fokus pada isu-isu yang lebih tinggi – dengan membawa suatu isu ke tingkat yang
lebih tinggi, banyak kepentingan jangka pendek dapat ditunda guna memfokuskan
energy pada kepentingan jangka panjang.
Menyediakan Akses Politik pada Isu-isu yang Penitng – keputusan strategi dan
kebijakan dengan konsekuensi negative bagi para manajer tingkat menengah akan
mendorong perilaku intervensi dari mereka. Menyediakan akses politik berarti
memberi para penyusun strategi informasi yang dengan cara lain tidak tersedia dan
yang bermanfaat dalam mengelola perilaku intervensi.
Isu-isu Tata Kelola
Menurut Kamus Webster, “direktur” adalah “seseorang yang diberi kepercayaan
untuk memberi pengarahan bagi keseluruhan tata kelola perusahaan”. Dewan direksi atau
dewan direktur (board of director) adalah sekelompok individu yang dipilih oleh pemilik
suatu perusahaan untuk mengawasi dan memandu manajemen serta yang memperjuangkan
kepentingan para pemegang saham. Tindak pengawasan dan pengarahan ini disebut sebagai
tata kelola (governance). National Association of Corporate Directors mendefinisikan tata
kelola sebagai “karakteristik yang memastikan bahwa tujuan dan rencan strategis jangka
panjang ditetapkan dan bahwa struktur manajemen yang sesuai dibangun untuk mencapai
tujuan tersebut, sembari pada saat yang sama memastikan bahwa struktur itu berfungsi untuk
menjaga integritas, reputasi dan tanggung jawab dewan perusahaan pada berbagi
konstituennya.”
Peran dan tugas dewan direksi dapat dibagi menjadi empat kategori luas:
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN ATAS MANAJEMEN
o Memilih Direktur Eksekutif (Chief Executive Officer – CEO)
o Mengesahkan tim CEO
o Menyediakan forum bagi CEO
o Memastikan kompetensi manajerial
o Mengevaluasi kinerja manajemen
o Menetapkan tingkat gaji manajemen, termasuk tunjangan-tunjangan karyawan
o Menjamin integritas manajerial melalui audit yang terus-menerus
o Mendiagramkan alur perusahaan
o Menyusun dan merivisi kebijakan yang akan diterapkan manajemen
KEPATUHAN PADA ATURAN HUKUM
o Terus memantau hukum-hukum baru
o Memastikan keseluruhan organisasi memenuhi aturan hukum
o Membuat aturan tambahan dan resolusi yang terkait
o Memilih direktur baru
o Menyetujui anggaran modal
o Mengesahkan pinjaman, penerbitan saham baru, obligasi dan seterusnya
PERTIMBANGAN KEPENTINGAN PEMEGANG SAHAM
o Memonitor kualitas produk
o Memfasilitasi pergerakan ke atas dalam hal kualitas hidup kerja karyawan
o Meninjau kebijakan dan praktik perburuhan
o Memperbaiki iklim konsumen
o Menjaga hubungan komunitas di tingkat tertinggi
o Memanfaatkan pengaruh pada pemerintahan, asosiasi professional dan koneksi
di bidang pendidikan
o Menjaga citra public yang baik
PENGHARGAAN TERHADAP HAK-HAK PEMEGANG SAHAM
o Mempertahankan ekuitas pemegang saham
o Menstimulasi pertumbuhan perusahaan sehingga perusahaan akan bertahan
dan berkembang
o Berjuang melawan dilusi ekuitas
o Memastikan perwakilan pemegang saham yang adil
o Memberikan informasi kepada pemegang saham melalui surat, telepon dan
rapat
o Membagikan dividen secara memadai
o Menjamin kelangsungan hidup perusahaan
Majalah Business Work belum lama ini mengevaluasi dewan direksi di kebanyakan
perusahaan besar AS dan menyediakan “prinsip-prinsip tata kelola yang baik” sebagai
berikut:
1. Tidak lebih dari dua anggota dewan direksi merupakan eksekutif saat ini atau
mantan eksekutif perusahaan
2. Tidak ada direktur yang mengadakan bisnis dengan perusahaan atau menerima
pembayaran konsultasi atau legal dari perusahaan
3. Komisi audit, komisi kompensasi dan komisi nominasi hanya terdiri atas para
direktur luar (outside directors)
4. Setiap direktur memiliki saham ekuitas yang besar dalam perusahaan, di luar opsi
saham
5. Paling tidak seorang direktur luar itu memiliki pengalaman yang luas dalam bisnis
inti perusahaan dan paling tidak salah satunya pernah menjadi CEO perusahaan
yang setara ukurannya
6. Direktur yang bekerja purnawaktu boleh menduduki paling banyak empat kursi
direksi dan mereka yang telah pensiun menduduki paling banyak tujuh kursi
direksi
7. Setiap direktur menghadiri setidak-tidaknya 75% dari seluruh rapat
8. Dewan bertemu secara teratur tanpa kehadiran manajemen dan mengevaluasi
kinerja mereka setiap tahun
9. Komisi audit bertemu setidak-tidaknya empat kali setahun
10. Dewan direksi harus hemat dalam menguji eksekutif, tekun dalam menjalankan
tugas pengawasan suksesi CEO dan tanggap bertindak ketika persoalan muncul
11. CEO tidak merangkap menjadi ketua dewan direksi
12. Para pemegang saham memiliki kekuasaan yang besar dan informasi untuk
memilih serta mengganti anggota dewan direksi
13. Opsi saham dipandang sebagai beban perusahaan
14. Tidak ada jabatan direktur rangkap (di mana seorang direktur atau CEO duduk di
dewan direksi lain).
Kesimpulan