menjadi kebanggaan indonesia

379
LAPORAN TAHUNAN 2013 Menjadi Kebanggaan Indonesia

Upload: vobao

Post on 18-Jan-2017

261 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menjadi Kebanggaan Indonesia

LAPORAN TAHUNAN2013

Menjadi Kebanggaan Indonesia

Page 2: Menjadi Kebanggaan Indonesia

daftar isiKILAS KINERJA 2013

LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

PROFIL PERUSAHAAN

8 Ikhtisar Kinerja 2013

10 Ikhtisar Keuangan

14 Perkembangan Kinerja Keuangan

18 Strategi Bisnis 2013

19 Kontribusi Kepada Negara

21 Tindakan Korporasi Tahun 2013

24 Laporan Dewan Komisaris

42 Identitas Perusahaan

44 Riwayat Perusahaan

48 Bidang Usaha

49 Jejak Langkah

52 Testimoni

55 Peristiwa Penting 2013

59 Peringkat Perusahaan

60 Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan

62 Struktur Organisasi

63 Struktur Grup Perusahaan

30 Laporan Direksi

64 ProfilDewanKomisaris

67 ProfilDireksi

70 Pejabat Senior

71 Struktur Pemegang Saham

72 Komposisi Pemegang Saham

74 Ikhtisar Obligasi dan Medium Term Notes

75 Kepemilikan Saham Dewan Komisaris dan Direksi

75 Kepemilikan Saham Masyarakat

75 Entitas Anak Perusahaan, Perusahaan Asosiasi atau Perusahaan Publik

75 Kronologis Pencatatan Saham

76 Kronologis Pencatatan Efek Lainnya dan Peringkat Efek

80 Nama dan Alamat Perusahaan Pemeringkat Efek

80 Lembaga Profesi Penunjang Pasar Modal

81 Sumber Daya Manusia

91 PenghargaandanSertifikasi

06

22

40

Page 3: Menjadi Kebanggaan Indonesia

1

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

94 Tinjauan Ekonomi

94 Tinjauan Industri

101 Tinjauan Operasi Per Segmen Usaha

104 Analisis dan Pembahasan Kinerja Keuangan

104 Laporan Posisi Keuangan

112 Laporan Laba Rugi

116 Laporan Arus Kas

120 Likuiditas Dan Solvabilitas

121 Tingkat Rasio Kolektibilitas Piutang Perusahaan

122 Struktur Modal Perusahaan Dan Kebijakan Manajemen Atas Struktur Modal

125 Ikatan Material Untuk Investasi Barang Modal

125 Perubahan Material Atas Pendapatan

125 Dampak Perubahan Harga Terhadap Pendapatan Usaha Atau Pendapatan Bersih

125 Informasi Dan Fakta Material Setelah Tanggal Pelaporan

126 Prospek usaha

127 Perbandingan Target Dan Realisasi

129 Proyeksi 2014

129 Rencana Jangka Panjang

130 Aspek Pemasaran

133 Kebijakan Dividen

134 Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum

134 Informasi Material Perusahaan

135 TransaksiAfiliasiDan Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan

138 Perubahan Peraturan Perundang-Undangan Yang BerpengaruhSignifikanTerhadap Perusahaan Dan Dampak Terhadap Laporan Keuangan

138 Ikhtisar Kebijakan Akuntasi YangSignifikan

138 Aset dan Liabilitas Keuangan

143 Penjabaran mata uang asing

144 Kas dan setara kas

144 Piutang Pembiayaan Konsumen

145 Investasi neto dalam sewa pembiayaan

146 Cadangan kerugian penurunan nilai

146 Beban dibayar dimuka

146 Aset tetap dan penyusutan

148 Perpajakan

149 Imbalan kerja

150 Saham

150 Dividen

150 Laba Per saham

150 Surat berharga yang diterbitkan

150 Transaksi dengan pihak-pihak berelasi

151 Transaksi dengan pihak-pihak berelasi (lanjutan)

152 Pengakuan pendapatan dan beban

152 Segmen Operasi

153 Kebijakan Akuntansi Yang Berhubungan Dengan Imbalan Kerja

92

Page 4: Menjadi Kebanggaan Indonesia

2

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

TATA KELOLA PERUSAHAAN

158 Implementasi Tata Kelola Perusahaan

160 Kebijakan Tata Kelola Perusahaan

162 Struktur Tata Kelola Perusahaan

162 Rapat Umum Pemegang Saham

166 Informasi Pemegang Saham Dan Pengendali Utama

167 Dewan Komisaris

177 Komite Dibawah Dewan Komisaris (Komite Audit)

184 Komite Nominasi Dan Remunerasi

185 Direksi

199 Komite di bawah Direksi

202 Sekretaris Perusahaan

205 Penyerahan Laporan Keuangan Berkala

206 Publikasi Informasi Perusahaan

207 Audit Internal

215 Pengadaan Barang Dan Jasa

215 Prosedur pelaksanaan pengadaan barang dan jasa

218 Manajemen Risiko

221 Pengelolaan Risiko Melalui AktifitasOperasional

226 Sistem Pengendalian Intern

226 Pengendalian Keuangan dan Operasional

226 Evaluasi Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal

227 Perkara Penting yang dihadapi Perusahaan

233 Informasi Sanksi Adminstratif

233 Akuntan Eksternal

234 Kode Etik Dan Pakta Integritas

237 Uraian Tentang Program Kepemilikan Saham Oleh Karyawan Atau Manajemen

237 Sistem Pelaporan Pelanggaran

239 Ketaatan Sebagai Perusahaan Pembiayaan

240 Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer)

Dan Pencegahan Praktik Pencucian Uang

243 Keanggotaan Organisasi

243 Media Informasi

246 Praktik Bad Corporate Governance

247 Kepatuhan Pajak

247 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

249 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Perlindungan

Konsumen

250 Teknologi Informasi

156

Page 5: Menjadi Kebanggaan Indonesia

3

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

JARINGAN KANTOR CABANG

PETA JARINGAN KANTOR CABANG

SURAT PERNYATAAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN TAHUNAN 2013 PT MANDIRI TUNAS FINANCE

REFERENSI ISI LAPORAN TAHUNANDENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

260

266

268

273

270

LAPORAN KEUANGAN

Page 6: Menjadi Kebanggaan Indonesia

4

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Menjadi Kebanggaan IndonesiaMeningkatnya pertumbuhan industri pembiayaan dan otomotif turut memberikan kontribusi kepada peningkatan jumlah pembiayaan baru Perseroan pada tahun 2013. Berbagai inisiatif strategis telah dijalankan oleh Mandiri Tunas Finance guna mencapai kinerja yang maksimal. Hal ini dilakukan dengan memberikan pelayanan prima dan memuaskan bagi masyarakat luas maupun bangsa. Dengan memberikan kualitas kredit yang baik kepada konsumen, Mandiri Tunas Finance yakin dapat meraih 3 besar perusahaanmultifinanceterbesardiIndonesia.

Salah satu Misi Perseroan yang utama adalah ikut berkontribusi positif dalam perekonomian nasional. Sejalan dengan Misi tersebut, Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya selama tahun 2013 juga berperan aktif dalam memberikan kontribusi kepada Negara untuk mengembangkan perekonomian nasional yang diwujudkan dalam kontribusi pembayaran pajak, pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta pembukaan lapangan kerja baru. Dengan peran tersebut, Perseroan telah mengambil satu langkah maju untuk menjadi kebanggaan Indonesia.

Page 7: Menjadi Kebanggaan Indonesia

5

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Pendapatan Usaha

Total Aset

Laba Komprehensif Tahun Berjalan

1,17T

5,64T

176M

Page 8: Menjadi Kebanggaan Indonesia

kilas kinerja 2013

Page 9: Menjadi Kebanggaan Indonesia
Page 10: Menjadi Kebanggaan Indonesia

8

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Ikhtisar Kinerja 2013

Pembiayaan Baru

Investasi Neto dalam Sewa Pembiayaan yang dikelola

Piutang Pembiayaan Konsumen Bersih yang dikelola

Total Pendapatan

Pendapatan lain-lain

11,6triliun

619,7miliar

15,0triliun

1,2triliun

239,4miliar

39%

88%

35%

39%

33%

Pembiayaan baru tahun 2013 mencapai Rp11,6 triliun meningkat Rp3,2 triliun atau 39% dari tahun 2012 sebesar Rp8,3 triliun.

Total Pendapatan tahun 2013 mencapai Rp1,2 triliun meningkat Rp325 miliar atau 39% dari tahun 2012 sebesar Rp841 miliar.

Pendapatan lain-lain di tahun 2013 mencapai Rp239,4 miliar atau naik sebesar 33% dari tahun 2012 sebesar Rp180,1 miliar

Piutang Pembiayaan Konsumen Bersih yang dikelola di tahun 2013 mencapai Rp15,0 triliun meningkat Rp3,9 triliun atau 35% dari tahun 2012 sebesar Rp11,1 triliun.

Investasi Neto dalam Sewa Pembiayaan yang dikelola tahun 2013 mencapai Rp619,7 miliar meningkat Rp290,2 miliar atau 88% dari tahun 2012 sebesar Rp329,5 miliar.

Page 11: Menjadi Kebanggaan Indonesia

9

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Jumlah Konsumen

Nilai Pembiayaan Mobil Baru

Jumlah Jaringan Kantor Cabang

Laba Komprehensif Tahun Berjalan

Imbal Hasil Ekuitas

Imbal Hasil Aset

204.448konsumen

10,1triliun

4,5%

77kantor cabang

176miliar

29,1%

23%

56%

4%

13%

51%

16%

Laba Komprehensif Tahun Berjalan tahun 2013 mencapai Rp176 miliar meningkat Rp59 miliar atau 51% dari tahun 2012 sebesar Rp117 miliar.

Imbal Hasil Ekuitas tahun 2013 meningkat 16,3% dari 25,1% di tahun 2012 menjadi 29,1%

keterangan: jika dihitung berdasarkan saldo ekuitas awal tahun ditambah akhir tahun dibagi dua, kenaikan yang diperoleh sebesar 17,1% dari 24,8% di tahun 2012 menjadi 28,9% di tahun 2013

Imbal Hasil Aset di tahun 2013 mencapai 4,5% atau meningkat sebesar 4% dari tahun 2012 sebesar 4,3%.

Jumlah konsumen tumbuh 23% dari 166.068 konsumen di tahun 2012 menjadi 204.448 konsumen di tahun 2013.

Jaringan Kantor Cabang di tahun 2013 sebanyak 77 cabang, meningkat 13% dari tahun 2012 sebanyak 68 cabang.

Pembiayaan mobil baru tahun 2013 mencapai Rp10,1 triliun meningkat Rp3,6 triliun atau 56% dari tahun 2012 sebesar Rp6,5 triliun.

Ikhtisar Kinerja 2013

Page 12: Menjadi Kebanggaan Indonesia

10

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Ikhtisar Keuangan

Laporan Posisi KeuanganDalam jutaan Rupiah

Ikhtisar keuangan tahun 2013 dan 2012 dibawah ini diambil dan atau dihitung dari laporan keuangan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst and Young Global Limited). Sedangkan ikhtisar keuangan tahun 2011 diambil dan atau dihitung dari laporan keuangan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan (a member firm of PwC Global Network).

Uraian 2013 2012 2011

ASET

Kas dan setara kas 191.239 165.770 235.375

Piutang pembiayaan konsumen 4.511.545 3.717.616 3.053.700

Investasi neto dalam sewa pembiayaan 612.154 327.680 38.786

Piutang lain-lain

Pihak ketiga 26.733 10.505 8.632

Pihak berelasi 223.185 111.373 140.004

Tagihan kelebihan pajak - 1.926 1.926

Aset pajak tangguhan 7.737 4.570 1.901

Aset tetap 44.006 27.861 20.914

Aset lain-lain 22.863 20.825 15.127

TOTAL ASET 5.639.462 4.388.126 3.516.365

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

Utang usaha

Pihak ketiga 260.798 292.264 114.533

Utang lain-lain

Pihak ketiga 27.532 19.960 16.186

Pihak berelasi 134.905 46.550 27.054

Utang pajak kini 15.833 15.745 8.169

Beban yang masih harus dibayar 65.711 38.288 35.534

Pinjaman bank 3.241.063 2.690.000 1.775.837

Surat berharga yang diterbitkan 1.196.735 749.800 1.122.411

Liabilitas imbalan kerja karyawan 9.091 6.554 4.224

TOTAL LIABILITAS 4.951.668 3.859.161 3.103.948

Page 13: Menjadi Kebanggaan Indonesia

11

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Laporan Laba Rugi Komprehensif

Dalam jutaan Rupiah

Dalam jutaan Rupiah

Dalam jutaan RupiahUraian 2013 2012 2011

EKUITAS

Modal Disetor 250.000 250.000 250.000

Saldo laba

Sudah ditentukan penggunaannya 50.000 50.000 37.500

Belum ditentukan penggunaannya 387.794 228.965 124.917

TOTAL EKUITAS 687.794 528.965 412.417

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 5.639.462 4.388.126 3.516.365

Ikhtisar Keuangan

Uraian 2013 2012 2011

PENDAPATAN

Pembiayaan konsumen 859.887 637.822 543.146

Sewa pembiayaan 59.897 16.514 2.798

Bunga 7.026 6.626 7.263

Lain-lain neto 239.386 180.107 124.771

TOTAL PENDAPATAN 1.166.196 841.069 677.978

BEBAN

Beban keuangan (443.492) (312.904) (298.780)

Gaji dan tunjangan (179.317) (138.568) (98.024)

Beban umum dan administrasi (149.541) (112.577) (77.836)

Penyisihan kerugian penurunan nilai (156.743) (121.471) (112.506)

TOTAL BEBAN (929.093) (685.520) (587.146)

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 237.103 155.549 90.832

BEBAN PAJAK (60.791) (39.001) (25.059)

LABA TAHUN BERJALAN 176.312 116.548 65.773

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 176.312 116.548 65.773

LABA PER SAHAM DASAR (Rupiah penuh) 71 47 26

Page 14: Menjadi Kebanggaan Indonesia

12

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Keterangan:* menggunakan perhitungan laba sebelum pajak.** dalam Jutaan Rupiah.*** Gearing Ratio.

Uraian 2013 2012 2011

PROFITABILITAS

Imbal Hasil Aset 3,52% 2,95% 2,28%

Imbal Hasil Aset* 4,73% 3,94% 3,15%

Imbal Hasil rata-rata Aset* 4,45% 4,27% 2,83%

Imbal Hasil Ekuitas 28,98% 24,76% 16,86%

Imbal Hasil rata-rata Ekuitas 29,14% 25,05% 16,92%

Jumlah Pendapatan / Jumlah Aset 20,68% 19,17% 19,28%

ASET PRODUKTIF

Piutang Pembiayaan Bersih Kelolaan** 15.627.805 11.443.236 8.321.236

Piutang Pembiayaan-Pembiayaan Bersama** 10.363.212 7.194.643 5.073.079

Piutang Bermasalah Kelolaan 1,16% 1,23% 1,09%

LIKUIDITAS

Jumlah Liabilitas / Jumlah Aset (kali) 0,88 0,88 0,88

Jumlah Liabilitas / Jumlah Ekuitas (kali) 7,20 7,30 7,53

Utang yang Berbunga / Jumlah Ekuitas*** (Kali) 6,45 6,50 7,03

PERTUMBUHAN

Pertumbuhan Pendapatan 38,66% 24,06% 57,53%

Pertumbuhan Laba Tahun Berjalan 51,28% 77,20% (6,46%)

Pertumbuhan Aset 28,52% 24,79% 55,84%

Pertumbuhan Liabilitas 28,31% 24,33% 64,35%

Pertumbuhan Ekuitas 30,03% 28,26% 12,15%

RASIO LAINNYA

Laba Sebelum Pajak Penghasilan / Pendapatan 20,33% 18,49% 13,40%

Laba Komprehensif Tahun Berjalan/ Pendapatan 15,11% 13,86% 9,70%

RasioEfisiensiBiaya 45,48% 45,73% 46,51%

Ikhtisar Keuangan

Rasio-Rasio Keuangan Utama

Page 15: Menjadi Kebanggaan Indonesia

13

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Ikhtisar Keuangan

Informasi Lainnya

Uraian 2013 2012 2011

PEMBIAYAAN BARU (Dalam Unit)

Mobil Baru 71.498 45.073 36.313

Mobil Bekas 13.267 17.599 15.053

Sepeda Motor 17.961 16.550 29.556

JUMLAH PEMBIAYAAN BARU 102.726 79.222 80.922

PEMBIAYAAN BARU (Dalam Jutaan Rupiah)

Mobil Baru 10.069.172 6.457.154 5.332.085

Mobil Bekas 1.238.611 1.656.494 1.426.923

Sepeda Motor 282.261 237.280 379.396

JUMLAH PEMBIAYAAN BARU 11.590.044 8.350.928 7.138.403

PEMBIAYAAN BARU DENGAN KONTRAK PEMBIAYAAN KONSUMEN (Dalam Unit) 101.699 78.662 80.856

PEMBIAYAAN BARU DENGAN KONTRAK PEMBIAYAAN KONSUMEN (Dalam Jutaan Rupiah) 11.075.234 8.004.897 7.092.319

PEMBIAYAAN BARU DENGAN KONTRAK SEWA PEMBIAYAAN (Dalam Unit) 1.027 560 66

PEMBIAYAAN BARU DENGAN KONTRAK SEWA PEMBIAYAAN(Dalam Jutaan Rupiah) 514.810 346.031 46.085

JUMLAH KONSUMEN 204.448 166.068 134.715

JUMLAH KARYAWAN 2.793 2.371 1.972

JUMLAH JARINGAN USAHA 77 68 68

Page 16: Menjadi Kebanggaan Indonesia

14

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Perkembangan Kinerja Keuangan

Rp Juta

Rp Juta

Jumlah (Rp Juta)

Jumlah (Rp Juta)

Jumlah (Rp Juta)

Jumlah (Rp Juta)

Unit

Unit

Unit

Unit

Rp Juta

Rp Juta

Unit

Unit

Unit

Unit

Total Pembiayaan Baru

Pembiayaan Mobil Bekas

Pembiayaan Mobil Baru

Pembiayaan Sepeda Motor

2011

2011

2011

2011

2012

2012

2012

2012

2013

2013

2013

2013

0

0

0

0

0

0

0

0

4.000.000

500.000

3.000.000

150.000

40.000

5.000

30.000

15.000

8.000.000

1.500.000

6.000.000

250.000

80.000

15.000

60.000

25.000

2.000.000

200.000

1.500.000

100.000

20.000

2.000

15.000

10.000

6.000.000

1.000.000

4.500.000

200.000

60.000

10.000

45.000

20.000

10.000.000

12.000.000

2.000.000

7.500.000

9.000.000

10.000.000

300.000

100.000

120.000

20.000

75.000

90.000

90.000

30.000

8.35

0.92

8

11,

590,

044

79.2

22

102

,726

7.13

8.40

3

80.9

22

5.33

2.08

5

36.3

13

6.45

7.15

4

45.0

73

10.

069.

172

71.4

98

1.42

6.92

3

15.0

53

1.65

6.49

4

17.5

99

1.2

38.6

11

13.

267

379.

396

29.5

56

237.

280

16.5

50

282

.261

17.

961

Page 17: Menjadi Kebanggaan Indonesia

15

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Rp Juta

Rp miliar

Rp Juta

Rp Juta

Rp Juta

Jumlah Aset

Laba Komprehensif Tahun Berjalan

Jumlah Ekuitas

Jumlah Liabilitas

Jumlah Konsumen

Jumlah Pendapatan

2011

2011

2011

2011

2011

2011

2012

2012

2012

2012

2012

2012

2013

2013

2013

2013

2013

2013

0

0

0

0

0

0

2.000.000

75.000

300.000

2.000.000

75.000

300.000

4.000.000

125.000

500.000

4.000000

150.000

700.000

1.000.000

50.000

200.000

1.000.000

50.000

100.000

3.000.000

100.000

400.000

3.000.000

100.000

500.000

5.000.000

150.000

600.000

5.000.000

200.000

1.000.000

Perkembangan Kinerja Keuangan

3.516.365

4.388.126

5.639.462

412.417

528.965

687.794

66

117

176

134.715

166.068

204.448

677.978

841.0691.166.196

3.103.948

3.859.161

4.951.668

Page 18: Menjadi Kebanggaan Indonesia

16

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Imbal Hasil Rata-rata Aset* (%)

Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas (%)

Jumlah Karyawan Piutang Pembiayaan Bermasalah

Pendapatan Lain-lainImbal Hasil Rata-rata Aset dan Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas

2011 2011

20112011

2012 2012

20122012

2013 2013

20132013

0 0

00 0

1.000 0.80%

100.0002.50% 15,00%

2.000 1.20%

200.0003,50% 25,00%

500 0.60%

50.0002,00% 10,00%

1.500 1.00%

150.0003,00% 20,00%

2.500

4,50%

1.40%

250.000

300.000

4,00%

35,00%

30,00%

1.972

2.371

2.793

1,09%

124.771

1,23%

180.107

1,16%

239.386

*menggunakan perhitungan laba sebelum pajak

2,83

16,92

4,27

4,45

25,05

29,14

Rp Juta

Perkembangan Kinerja Keuangan

Page 19: Menjadi Kebanggaan Indonesia

17

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Jumlah Liabilitas / Jumlah Aset (kali) RasioEfisiensiBiaya(%)

Jumlah Liabilitas / Jumlah Ekuitas (kali) Rasio Biaya Overhead Dibandingkan dengan pendapatan (%)

Likuiditas dan Solvabilitas

Jumlah Piutang Pembiayaan Kelolaan

Jumlah Jaringan Usaha

Hasil Pemeringkatan*

Rasio Efisiensi Biaya

2011 2011

2011

2011

2012 2012

2012

2012

2013 2013

2013

2013

0 0

0

0

0,83 20,00%

35

6,00

0,88 40,00%

75

8,00

0,80 10,00%

20

5,00

0,85 30,00%

50

7,00

0,90 50,00%9,00

0,88 0,88

7,307,20

0,88

7,53

46,51 45,73 45,59

25,9429,86

28,20

8.321.235

11.443.236

15.627.804

6877

68

idAidAA idAA

Keterangan:*berdasarkanhasilpemeringkatanolehPTPefindo

2011 2012 2013

0

5.000.000

10.000.000

2.500.000

7.500.000

12.500.000

15.000.000

Rp Juta

Perkembangan Kinerja Keuangan

Page 20: Menjadi Kebanggaan Indonesia

18

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Strategi Bisnis 2013

1. Meningkatkan portofolio bisnis pembiayaan mobil baru, dimana pada tahun 2013 nilai pembiayaan mobil baru Perseroan mencapai 87% dari total pembiayaan baru Perseroan;

2. Memperluas jaringan kantor cabang dengan membuka 9 (sembilan) kantor cabang baru di tahun 2013 yang sebagian besar terletak di Daerah Tingkat II di Pulau Sumatera, sehingga pada akhir tahun 2013 jumlah jaringan cabang Perseroan sebanyak 77 kantor cabang;

3. Menjalin dan memperluas kerjasama dengan hampir seluruh Agen Pemegang Merek (APM) kendaraan bermotor, main dealer dan showroom di seluruh Kantor Cabang Perseroan untuk meningkatkan kontribusi pembiayaan;

4. Meningkatkan porsi pembiayaan dalam skala besar (fleet financing) khususnya dengan menggarap customer based Bank Mandiri baik dari segmen corporate maupun commercial banking terutama nasabah-nasabah anchor client dan value chain-nya;

5. Selektif dalam memberikan pembiayaan alat-alat berat, saat ini Perseroan lebih memfokuskan pembiayaan alat berat bagi industri transportasi dan infrastruktur yang memenuhi kriteria tertentu;

6. Meningkatkan sinergi dan aliansi strategis baik dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, sesama Perusahaan Anak PT Bank Mandiri (Persero) Tbk maupun dengan jaringan dealer PT Tunas Ridean Tbk untuk mengoptimalkan dukungan pendanaan, ketersediaan unit kendaraan, akuisisi konsumen baru maupun pemanfaatan infrastruktur khususnya dalam pemasaran produk-produk pembiayaan Perseroan;

7. Mengembangkan program-program customer loyalty yangmemberikanbenefitataukeuntungan bagi konsumen Perseroan.

Page 21: Menjadi Kebanggaan Indonesia

19

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Kontribusi Kepada Negara

Salah satu Misi Perseroan yang utama adalah ikut berkontribusi positif dalam perekonomian nasional. Sejalan dengan Misi tersebut, Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya selama tahun 2013 juga berperan aktif dalam memberikan kontribusi kepada Negara untuk mengembangkan perekonomian nasional, yang antara lain diwujudkan dalam :

1. Kontribusi dalam pembayaran pajak.Selama tahun 2013, kontribusi pembayaran pajak oleh Perseroan kepada Negara sebesar Rp107.793.073.744,- yang terdiri dari :

Kantor Asal Pajak Jumlah (Rp)

PUSAT PPh Badan 62.553.500.250

PPN 295.740.930

DAERAH PPh Witholding 44.910.751.859

PBB 33.080.705

Total 107.793.073.744

2. Turut mengembangkan segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).Sepanjang tahun 2013, Perseroan telah menyalurkan pembiayaan kendaraan niaga kepada konsumen UMKM sebanyak 30.876 unit kendaraan jenis Pick Up atau 85% dari total jumlah unit kendaraan niaga yang telah dibiayai oleh Perseroan sepanjang tahun 2013. Dengan menyalurkan pembiayaan kendaraan jenis Pick Up tersebut, dapat lebih menunjang transportasi dan operasional dari bisnis UMKM yang dimiliki oleh konsumen Perseroan dan diharapkan dapat mengembangkan bisnis UMKM tersebut.

Pick Up - 30,876 Unit

Light Commercial Vehicle - 4,013 Unit

Heavy Commercial Vehicle - 1,592 Unit

Heavy Equipment - 32 Unit

2013

84,56%

10,99%

4,36%0,09%

Page 22: Menjadi Kebanggaan Indonesia

20

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

3. Membuka lapangan kerja baru. Pada tahun 2013, Perseroan telah membuka 9 kantor cabang baru yang sebagian besar terletak di Daerah Tingkat II atau Kabupaten. Dengan dibukanya kantor-kantor cabang baru tersebut serta seiring dengan peningkatan volume bisnis pembiayaan Perseroan, jumlah sumber daya manusia yang dimiliki Perseroan meningkat sebanyak 422 orang dari 2.371 orang di tahun 2012 menjadi 2.793 orang di tahun 2013. Ekspansi bisnis Perseroan tersebut telah membuka lapangan kerja baru khususnya disekitar lokasi kantor cabang baru Perseroan.

Jumlah Karyawan

2012 2013

0

1.000

2.000

500

1.500

2.500

3.000

2.371

2.793

Kontribusi Kepada Negara

Page 23: Menjadi Kebanggaan Indonesia

21

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tindakan Korporasi Tahun 2013

1. Rapat Umum Pemegang Saham TahunanPada tanggal 16 Mei 2013, Perseroan mengadakan RUPS Tahunan yang dihadiri oleh seluruh pemegang saham dengan hasil keputusan antara lain yaitu menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2012 untuk pembagian dividen tunai sebesar 15% (lima belas persen) dan untuk laba ditahan sebesar 85% (delapan puluh lima persen), menetapkan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman dan Surja (a member firm of Ernst and Young Global Limited) untuk mengaudit Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember 2013, pemberian tantieme kepada Dewan Komisaris dan Direksi, memberikan wewenang kepada pemegang saham mayoritas untuk menetapkan besarnya gaji dan honorarium bagi Direksi dan Dewan Komisaris tahun 2013 serta memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan pemegang saham mayoritas untuk menetapkan besarnya fasilitas dan tunjangan bagi Direksi dan Dewan Komisaris tahun 2013, dan persetujuan untuk mengalihkan dan/atau menjaminkan lebih dari 50% (lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan sebagai jaminan utang untuk mendapat pendanaan baru.

2. Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013Pada tanggal 28 Mei 2013, Perseroan telah mendapat surat efektif dari Otoritas Jasa Keuangan dalam rangka menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance tahap I Tahun 2013 dengan nilai pokok obligasi sebesar Rp500.000.000.000,- (lima ratus miliar Rupiah) yang terbagi atas Seri A sebesar Rp425.000.000.000,- (empat ratus dua puluh lima miliar Rupiah) dengan tenor 3 tahun dan Seri B sebesar Rp75.000.000.000,- (tujuh puluh lima miliar Rupiah) dengan tenor 4 tahun. Dalam menerbitkan Obligasi Berkelanjutan ini, Perseroan telah mendapat hasil pemeringkatan idAA (Double A) dari PTPemeringkatEfekIndonesia(Pefindo).

3. Surat Keputusan Sirkulasi Pemegang Saham Pemegang saham Perseroan melalui Surat Keputusan Sirkulasi Pemegang Saham telah mengambil keputusan yang antara lain memutuskan untuk memberikan persetujuan dan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan untuk melaksanakan penambahan asset pada tahun 2013 sebesar Rp400.000.000.000,- (empat ratus miliar Rupiah) sebagai tambahan jaminan hutang atas nama Perseroan guna mendapatkan pendanaan baru yang berasal dari sumber perbankan. Keputusan pemegang saham tersebut dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Mandiri Tunas Finance No. 35 tanggal 19 Desember 2013, dibuat oleh Lenny Janis Ishak, SH, Notaris di Jakarta.

4. Pelunasan Obligasi VI Seri B Tahun 2011Perseroan melakukan pelunasan Obligasi VI Seri B Tahun 2011 sebesar Rp52.000.000.000,- (lima puluh dua miliar Rupiah) pada saat jatuh tempo yaitu tanggal 19 Mei 2013.

Page 24: Menjadi Kebanggaan Indonesia

laporan dewan komisaris dan direksi

Page 25: Menjadi Kebanggaan Indonesia
Page 26: Menjadi Kebanggaan Indonesia

24

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Laporan Dewan Komisaris

ANTON SETIAWANKomisaris Utama

24

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

•LA

PORA

NTAH

UNAN

201

3

Page 27: Menjadi Kebanggaan Indonesia

25

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Laporan Dewan Komisaris

Perekonomian global selama tahun 2013 yang cenderung melambat dan terjadi volatilitas di pasar modal maupun pasar uang tercermin juga pada kinerja makro domestik dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,78% melambat dibandingkan tahun 2012 yang tumbuh 6,23%. Inflasi meningkat menjadi 8,38% akibat pengurangan Bahan Bakar Minyakbersubsidi, kenaikan Upah Minimum Propinsi serta Tarif Dasar Listrik. Nilai tukar Rupiah jugaterdepresiasisangat tajamhinggakeposisidiatasRp12.000,-.Tekanan inflasidanpelemahan Rupiah mendorong peningkatan BI Rate hingga 175 bps sepanjang tahun 2013 menuju level 7,5% yang pada akhirnya mendorong kenaikan suku bunga kredit perusahaan pembiayaan. Ditengah kondisi ekonomi yang belum kondusif tersebut, manajemen Perseroan terus berupaya untuk mencapai pertumbuhan kinerja sesuai dengan yang telah ditargetkan di awal tahun.

Penilaian Kinerja ManajemenDengan berbagai tantangan kondisi ekonomi tersebut, Perseroan berhasil membukukan beberapa pencapaian penting. Pertumbuhan laba bersih Perseroan tahun 2013 mencapai 51% menjadi Rp176 miliar. Total new disbursement tahun 2013 mencapai Rp11,59 triliun atau 97% dari total target new disbursement tahun 2013. Piutang pembiayaan yang dikelola oleh Perseroan sepanjang tahun 2013 mencapai Rp15,6 triliun meningkat 37% dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp11,4 triliun. Selain itu, total fee based income meningkat 32% di tahun 2013 menjadi Rp238 miliar dibandingkan tahun sebelumnya seiring dengan peningkatan aktivitas transaksi jasa pembiayaan. Perseroan juga mencatat peningkatan rasio keuangan utama seperti rasio imbal hasil rata-rata ekuitas yang mencapai 29,14%, rasioimbalhasilrata-rataaktivayangtelahmencapai4,45%danrasioefisiensibiayayangsemakin membaik menjadi 45,59%.

Para Pemangku Kepentingan dan Pemegang Saham yang terhormat,

Dewan Komisaris senantiasa melakukan pengawasan secara disiplin terhadap parameter-parameter yang telah ditetapkan oleh manajemen. Proses pengawasan dilakukan secara proaktif dengan berlandaskan prinsip good corporate governance.

Page 28: Menjadi Kebanggaan Indonesia

26

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Di tengah pengembangan bisnis dan jaringan pemasaran, manajemen tetap dapat fokus menjaga tingkat piutang pembiayaan bermasalah (Non Performing Loan), dimana Perseroan berhasil menjaga tingkat NPL dalam nilai yang wajar yaitu di level 1,16%, lebih baik dari tahun 2012 sebesar 1,22%. Selain itu, Debt Equity Ratio (DER) Perseroan dapat dipertahankan di level 6,45 kali di tengah ketatnya likuiditas perbankan sepanjang tahun 2013. Dalam meningkatkan kinerja di tahun 2013, manajemen juga senantiasa memperbaiki business process, pengembangan organisasi, memperluas jaringan pemasaran baru serta meningkatkan fasilitas,benefitdanpelayananbagi konsumenuntukmenjaga loyalitaskonsumen Perseroan. Dewan Komisaris memandang manajemen Perseroan telah melakukan berbagai improvement di semua unit kerja, meliputi keuangan, operasional, collection, marketing dan kredit. Dengan berbagai pencapaian dan langkah-langkah yang telah dilakukan manajemen di tahun 2013, Dewan Komisaris meyakini pertumbuhan bisnis dan laba yang dihasilkan dapat dilakukan secara berkelanjutan.

Terkait dengan pencapaian dan perbaikan business process tersebut, Dewan Komisaris senantiasa melakukan pengawasan secara disiplin terhadap parameter-parameter yang telah ditetapkan oleh manajemen. Proses pengawasan dilakukan secara proaktif dengan berlandaskan prinsip good corporate governance yang difokuskan pada pengendalian internal, penguatan risk management, dan peningkatan kinerja keuangan.

Dewan Komisaris terus mengarahkan agar manajemen senantiasa melakukan berbagai perbaikan dengan melihat perkembangan industri pembiayaan. Dewan Komisaris juga menegaskan kepada manajemen untuk selalu mengutamakan kualitas kredit dan proses kredit harus dijalankan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Dalam rangka melaksanakan pengawasan, maka sepanjang tahun 2013 Dewan Komisaris telah melakukan pertemuan berkala setiap bulan dan pertemuan gabungan dengan Direksi maupun Komite Audit untuk membahas perkembangan kinerja operasional maupun kebijakan strategis yang telah atau akan dijalankan oleh Perseroan. Komite Audit telah berperan penting dalam membantu tugas-tugas pengawasan Dewan Komisaris terutama dalam penelaahan laporan keuangan dan pengendalian internal yang dilakukan oleh Perseroan.

Sejalan dengan volume transaksi pembiayaan yang semakin meningkat setiap tahun, Dewan Komisaris telah memberikan arahan kepada manajemen untuk mengoptimalkan proses pengendalian risiko secara sentralisasi yang melibatkan 3 lini pertahanan (three lines of defense) yaitu masing-masing unit kerja sebagai first line of defense, unit kerja Risk Management dan Compliance sebagai second line of defense dan unit kerja Internal Audit sebagai third line of defense. Hal ini untuk mencegah terjadinya fraud di semua unit kerja. Guna menjaga kualitas kredit yang sehat serta mematuhi peraturan perundang-undangan, Dewan Komisaris senantiasa menyarankan manajemen untuk memastikan pelaksanaan system manajemen risiko serta pengendalian internal dengan baik dan harus semakin ditingkatkan.

Laporan Dewan Komisaris

Page 29: Menjadi Kebanggaan Indonesia

27

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Dengan melihat pertumbuhan kinerja keuangan Perseroan selama tahun 2013 serta pengelolaan perusahaan oleh manajemen, Dewan Komisaris menilai bahwa manajemen Perseroan telah mencapai target-target yang telah ditetapkan sebagaimana ditentukan dalam business plan tahun 2013 yang telah disetujui oleh para pemegang saham yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Tunas Ridean Tbk.

Pandangan atas Prospek Usaha yang disusun ManajemenTahun 2014 merupakan tahun krusial secara ekonomi dan politik dengan berbagai tantangan eksternal dan internal yang harus dihadapi seiring dengan di tahun 2014 akan berlangsung pemilihan umum legislatif dan pemilihan Presiden. Volatilitas pasar uang dan pasar modal diperkirakan masih akan mempengaruhi kondisi ekonomi dalam negeri. Likuiditas di perbankan masih akan ketat dan penyesuaian BI Rate masih mungkin terjadi. Beberapa regulasi baru baik yang telah diberlakukan maupun yang akan diberlakukan oleh regulator perlu diantisipasi lebih dini dampaknya oleh manajemen. Oleh sebab itu, terhadap prospek usaha dan rencana bisnis yang akan dijalankan oleh manajemen ditahun 2014, Dewan Komisaris berkomitmen untuk terus memperkuat fungsi pengawasan dan tindakan antisipatif terhadap potensi penurunan kualitas kredit dalam rangka mencapai target perolehan laba dan pengembangan bisnis yang berkelanjutan (sustainable). Dewan Komisaris percaya bahwa business plan 2014 yang telah disusun oleh manajemen secara optimis telah mempertimbangkan kondisi makro ekonomi, pertumbuhan industri otomotif, kapasitas yang dimiliki oleh Perseroan, dan tetap mengutamakan kualitas pencairan kredit yang baik.

Dewan Komisaris berharap penguatan risk management, good corporate governance, optimalisasi internal control serta pengembangan potensi sumber daya manusia yang berkualitas dilakukan secara berkelanjutan agar menjadi pondasi yang kuat bagi Perseroan dalam mencapai target 3 besar perusahaan pembiayaan di Indonesia pada tahun 2014. Dengan adanya komitmen yang kuat dari manajemen untuk penyempurnaan kualitas sumber daya manusia, kualitas pelayanan konsumen, penerapan good corporate governance, implementasi budaya kerja Perwira serta pengendalian biaya yang efektif dapat meningkatkan daya saing Perseroan di bisnis pembiayaan kendaraan bermotor. Beberapa hal yang tetap harus diperhatikan dan secara terus menerus dilakukan dalam masa yang akan datang antara lain adalah :1. Melakukan penyaluran pembiayaan dengan tetap berhati-hati (prudent financing)

dengan mempertimbangkan risiko yang terukur, sehingga kualitas portfolio dapat terjaga dengan baik.

2. Meningkatkan dan memperluas kerjasama dengan jaringan dealer dan Agen Pemegang Merek kendaraan bermotor.

3. Senantiasa meninjau dan menyempurnakan kebijakan atas pengelolaan operasional Perseroan.

Laporan Dewan Komisaris

Page 30: Menjadi Kebanggaan Indonesia

28

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Laporan Dewan Komisaris

Disamping itu, dengan kinerja yang selalu tumbuh setiap tahun, Perseroan telah menjadi salah satu Perusahaan Anak Bank Mandiri yang sangat diharapkan berperan penting dalam memberikan kontribusi pertumbuhan grup usaha Bank Mandiri dan juga menjadi leading multifinance di Indonesia. Dengan pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan, Perseroan dapat menciptakan nilai tambah bagi kesejahteraan karyawannya serta para pemangku kepentingan lainnya.

Perubahan Komposisi Anggota Dewan KomisarisSelama tahun 2013, komposisi anggota Dewan Komisaris Perseroan tidak mengalami perubahan sesuai dengan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang telah diadakan pada tanggal 16 Mei 2013.

ApresiasiDewan Komisaris menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh karyawan Perseroan dan juga kepada konsumen serta mitra kerja Perseroan atas loyalitasnya dan kerjasamanya yang baik selama ini. Apresiasi juga disampaikan kepada Direksi atas pencapaian yang diraih di tahun 2013.

Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya juga disampaikan kepada para pemegang saham yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan kepada Dewan Komisaris untuk melakukan pengawasan atas kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Direksi Perseroan. Dewan Komisaris berkeyakinan Perseroan dapat meraih kesuksesan yang lebih baik di masa mendatang.

Sarastri BaskoroKomisaris

Hanifah PurnamaKomisaris Independen

Anton SetiawanKomisaris Utama

Jakarta, 17 Maret 2014

Dewan Komisaris

Page 31: Menjadi Kebanggaan Indonesia

29

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

SARASTRI BASKOROKomisaris

ANTON SETIAWANKomisaris Utama

HANIFAH PURNAMAKomisaris Independen

Laporan Dewan Komisaris

Page 32: Menjadi Kebanggaan Indonesia

30

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Laporan Direksi

IGNATIUS SUSATYO WIJOYODirektur Utama

30

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

•LA

PORA

NTAH

UNAN

201

3

Page 33: Menjadi Kebanggaan Indonesia

31

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Laporan Direksi

Perekonomian Indonesia di tahun 2013 menghadapi tantangan yang tidak ringan akibat dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Perekonomian negara-negara maju melambat dan diikuti koreksi pertumbuhan ekonomi negara-negara emerging markets. Pertumbuhan ekonomi global yang melambat tersebut pada gilirannya mendorong menurunnya permintaan atas produk komoditas yang berpengaruh pada stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kenaikan harga BBM bersubsidi, penyesuaian suku bunga Bank Indonesia, dan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meskipun demikian, dengan kondisi ekonomi yang masih belum stabil, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2013 masih mampu tumbuh sebesar 5,78% dan tertinggi diantara negara-negara ASEAN.

Dalam menghadapi kondisi perekonomian yang cukup sulit tersebut, Direksi tetap optimis kinerja Perseroan di tahun 2013 dapat lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Berbagai inisiatif strategis telah dijalankan untuk mencapai target-target bisnis yang telah ditetapkan di awal tahun 2013. Kualitas kredit yang baik tetap menjadi perhatian utama di tahun 2013 dalam proses pencairan kredit kepada konsumen. Adapun perkembangan kinerja Perseroan selama tahun 2013 dapat kami laporkan sebagai berikut :

Dewan Komisaris dan Pemegang Saham yang Terhormat,

Meningkatnya pertumbuhan industri pembiayaan dan otomotif tersebut secara langsung turut memberikan kontribusi kepada peningkatan jumlah pembiayaan baru Perseroan di tahun 2013 yang pencapaiannya didukung dengan beberapa langkah inisiatif penting sebagai bagian dari strategi usaha dan kebijakan strategis Perseroan.

Page 34: Menjadi Kebanggaan Indonesia

32

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Kinerja Perseroan Tahun 2013Pertumbuhan piutang industri pembiayaan di tahun 2013 mencapai 15% dari Rp302 triliun di tahun 2012 menjadi Rp348 triliun di tahun 2013. Peningkatan piutang pembiayaan tersebut didominasi oleh pembiayaan konsumen yang mencapai 64%, sewa guna usaha sebesar 34%, sedangkan sisanya sebesar 2% berasal dari anjak piutang dan kartu kredit. Pertumbuhan industri pembiayaan ini juga didukung oleh pertumbuhan industri otomotif, khususnya penjualan mobil baru dimana pada tahun 2013 penjualan mobil baru mencatat rekor tertinggi penjualan sebanyak 1.229.901 unit (Gaikindo, Desember 2013) atau meningkat 10% dibandingkan penjualan mobil baru di tahun 2012 sebanyak 1.116.230 unit.

Meningkatnya pertumbuhan industri pembiayaan dan otomotif tersebut secara langsung turut memberikan kontribusi kepada peningkatan jumlah pembiayaan baru Perseroan di tahun 2013 yang pencapaiannya didukung dengan beberapa langkah inisiatif penting sebagai bagian dari strategi usaha dan kebijakan strategis Perseroan, yang meliputi:1. Meningkatkan portofolio bisnis pembiayaan mobil baru, dimana pada tahun 2013

nilai pembiayaan mobil baru Perseroan mencapai 87% dari total pembiayaan baru Perseroan;

2. Memperluas jaringan kantor cabang dengan membuka 9 (sembilan) kantor cabang baru di tahun 2013 yang sebagian besar terletak di Daerah Tingkat II di Pulau Sumatera, sehingga pada akhir tahun 2013 jumlah jaringan cabang Perseroan sebanyak 77 kantor cabang;

3. Menjalin dan memperluas kerjasama dengan hampir seluruh Agen Pemegang Merek (APM) kendaraan bermotor, main dealer dan showroom di seluruh Kantor Cabang Perseroan untuk meningkatkan kontribusi pembiayaan;

4. Meningkatkan porsi pembiayaan dalam skala besar (fleet financing) khususnya dengan menggarap customer based Bank Mandiri baik dari segmen corporate maupun commercial banking terutama nasabah-nasabah anchor client dan value chain-nya;

5. Selektif dalam memberikan pembiayaan alat-alat berat, saat ini Perseroan lebih memfokuskan pembiayaan alat berat bagi industri transportasi dan infrastruktur yang memenuhi kriteria tertentu;

Laporan Direksi

Page 35: Menjadi Kebanggaan Indonesia

33

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

6. Meningkatkan sinergi dan aliansi strategis baik dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, sesama Perusahaan Anak PT Bank Mandiri (Persero) Tbk maupun dengan jaringan dealer PT Tunas Ridean Tbk untuk mengoptimalkan dukungan pendanaan, ketersediaan unit kendaraan, akuisisi konsumen baru maupun pemanfaatan infrastruktur khususnya dalam pemasaran produk-produk pembiayaan Perseroan;

7. Mengembangkan program-program customer loyalty yangmemberikanbenefitataukeuntungan bagi konsumen Perseroan.

Dengan penerapan strategi dan kebijakan strategis tersebut, kinerja keuangan Perseroan terustumbuhdanmeningkatsecarasignifikan.BeberapaindikatorpertumbuhankinerjaPerseroan di tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1. Perseroan menyalurkan pembiayaan baru sepanjang tahun 2013 sebesar Rp11,59

triliun, meningkat 39% dibandingkan pembiayaan baru di tahun 2012 sebesar Rp8,35 triliun. Pembiayaan baru tersebut mencapai 97% dari target pembiayaan baru yang ditetapkan di tahun 2013 yaitu sebesar Rp12 triliun. Belum tercapainya target pembiayaan tersebut disebabkan antara lain karena semakin ketatnya persaingan bisnis diantara perusahaan pembiayaan dan dipengaruhi juga oleh faktor kenaikan suku bunga Bank Indonesia.

2. Piutang pembiayaan yang dikelola oleh Perseroan di tahun 2013 mencapai sebesar Rp15,6 triliun, meningkat 37% dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp11,4 triliun. Peningkatan tersebut dikarenakan adanya peningkatan volume pembiayaan di tahun 2013. Piutang pembiayaan yang dikelola tersebut mencapai 96% dari target piutang pembiayaan yang dikelola di tahun 2013 sebesar Rp16,3 triliun.

3. Perseroan meraih total pendapatan di tahun 2013 sebesar Rp1,17 triliun, meningkat 39% dibandingkan total pendapatan di tahun 2012 sebesar Rp841 miliar. Total pendapatan tersebut mencapai 114% dari target total pendapatan di tahun 2013 sebesar Rp1,02 triliun. Dari total pendapatan tersebut, pendapatan dari pembiayaan konsumen di tahun 2013 memberikan kontribusi pendapatan terbesar yaitu sebesar Rp860 miliar atau meningkat 35% dibandingkan pendapatan pembiayaan konsumen di tahun 2012 sebesar Rp638 miliar, diikuti sewa guna usaha (sewa pembiayaan) sebesarRp60miliarataumeningkatsignifikan263%dibandingkanpendapatansewaguna usaha (sewa pembiayaan) di tahun 2012 sebesar Rp17 miliar, dan sisanya berasal dari pendapatan bunga dan lain-lain.

Laporan Direksi

Page 36: Menjadi Kebanggaan Indonesia

34

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

4. Di tahun 2013, Perseroan juga berhasil mencatatkan perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp176,3 miliar, melebihi dari target laba tahun berjalan yang ditetapkan di awal tahun sebesar Rp150 miliar atau 118%. Pencapaian laba tahun berjalan ini tumbuh 51% dibandingkan laba tahun berjalan tahun 2012 sebesar Rp116,5 miliar. Peningkatan laba tahun berjalan ini seiring dengan peningkatan pendapatan baik pendapatan pembiayaan konsumen maupun pendapatan sewa pembiayaan.

5. Total aset Perseroan di tahun 2013 mencapai Rp5,6 triliun, atau tumbuh 29% dari tahun 2012 sebesar Rp4,3 triliun. Pertumbuhan ini berhasil melampaui dari target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp4,4 triliun atau 128%. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan portofolio piutang pembiayaan konsumen seiring dengan peningkatan volume pembiayaan konsumen.

6. Tingkat piutang pembiayaan bermasalah (Non Performing Loan) Perseroan tahun 2013 dapat dijaga di tingkat yang wajar di level 1,16%, menurun dibandingkan tahun 2012 sebesar 1,23%. Tingkat pencapaian NPL ini 94% dari target NPL tahun 2013 sebesar 1,09%. Penurunan NPL ini sejalan dengan penerapan manajemen risiko yang komprehensif dan proses penagihan piutang bermasalah yang cukup baik.

Disamping itu, di tahun 2013 Perseroan juga telah berhasil mencapai seluruh target-target strategis atau Key Initiatives yang telah ditentukan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai induk perusahaan bagi masing-masing perusahaan anaknya, yaitu pencapaian target profitabilitas dan target piutang pembiayaan yang dikelola. Selain itu, dengankey initiatives yang telah dilaksanakan oleh Perseroan selama tahun 2013 antara lain perluasan jaringan pemasaran dan peningkatan penetrasi kepada existing dealer maupun meningkatkan coverage dealer, Perseroan pada akhir tahun 2013 dapat mencapai market share di segmen mobil baru sebesar 10% melebihi target yang ditetapkan sebesar 7%. Perseroan juga mencapai peningkatan pencairan kredit kepada konsumen fleet yang menjadi nasabah Bank Mandiri sebesar Rp385 miliar pada akhir tahun 2013.

Pencapaian kinerja Perseroan tersebut tidak terlepas dari kendala dan tantangan yang terjadi tahun 2013. Kendala dan tantangan usaha yang dihadapi oleh Perseroan selama tahun 2013 antara lain adalah kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) dimana selama tahun 2013 Bank Indonesia telah menaikkan 5 (lima) kali suku bunga acuanmulaidari5,75%hinggamenjadi7,50%sertaadanyafluktuasinilaitukarRupiahterhadap dollar Amerika Serikat yang mencapai Rp12.189,- pada akhir tahun 2013.

Laporan Direksi

Page 37: Menjadi Kebanggaan Indonesia

35

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Laporan Direksi

Kondisi-kondisi tersebut antara lain menyebabkan ketatnya likuiditas yang memaksa perusahaan pembiayaan harus menyesuaikan selling rate dengan kenaikan BI Rate dan juga menyebabkan kenaikan harga komponen kendaraan bermotor yang pada akhirnya meningkatkan harga jual beberapa merek kendaraan bermotor. Namun demikian, kondisi tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sumber pendanaan Perseroankarena sumber pendanaan Perseroan sebagian besar berasal dari joint financing dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Selain itu untuk menghadapi kendala dan tantangan tersebut, Perseroan telah memiliki kebijakan-kebijakan strategis agar kinerja Perseroan dapat terus tumbuh.

Sumber Daya ManusiaSelain faktor sumber pendanaan dan ketersediaan unit kendaraan, faktor penting lainnya bagi perusahaan pembiayaan adalah kualitas sumber daya manusia. Di tahun 2013, Perseroan terus meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki. Pengembangan kompetensi sumber daya manusia dilakukan baik melalui pelatihan-pelatihan internal maupun eksternal secara intensif dan berkelanjutan. Salah satunya dengan melaksanakan program strategis yaitu Managers Development Program (MDP) yang di tahun 2013 ini adalah merupakan tahun ke 2 sejak pertama kalinya dijalankan di tahun 2012. Program MDP tersebut bertujuan untuk kaderisasi calon-calon manager profesional yang pesertanya diseleksi dari internal pegawai Perseroan untuk mengikuti masa pendidikan dalam jangka waktu tertentu sehingga pada akhirnya diharapkan mampu mendukung perkembangan dan kinerja Perseroan ditahun-tahun mendatang.

Direksi berkomitmen untuk melaksanakan Program MDP ini setiap tahun agar kompetensi sumber daya manusia dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan untuk menghasilkan insan-insan Perseroan yang berkualitas, profesional dan berdedikasi tinggi untuk memberikan kontribusi yang terbaik kepada Perseroan.

Prospek UsahaBerdasarkan asumsi data penjualan mobil oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) diperkirakan tahun 2014 penjualan mobil mencapai 1,2 juta – 1,3 juta unit atau relatif stagnan dibandingkan dengan tahun 2013. Asumsi tersebut sangat di pengaruhi antara lain oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang belum stabil, tingkat inflasi,fluktuasinilai tukarDollarAmerikaSerikat terhadapRupiahdankenaikansuku

Page 38: Menjadi Kebanggaan Indonesia

36

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

bunga Bank Indonesia. Meskipun demikian, Perseroan tetap optimis dan berkeyakinan bahwa di tahun 2014, peluang bisnis Perseroan akan tumbuh diatas rata-rata pertumbuhan industri. Optimisme Perseroan ini didukung antara lain oleh masih akan tetap meningkatnya daya beli masyarakat seiring makin bertambahnya populasi keluarga kelas menengah yang juga didukung dengan banyaknya produksi varian kendaraan baru dengan harga yang kompetitif, adanya program marketing dealer yang menarik serta mulai dipasarkannya berbagai mobil jenis Low Cost Green Car (LCGC) dengan harga yang terjangkau. Kondisi transportasi umum baik di kota besar maupun di daerah-daerah yang belum memadai juga menjadi salah satu faktor yang akan meningkatkan permintaan penjualan kendaraan bermotor di Indonesia. Selain itu, sektor industri transportasi dan infrastruktur yang terus berkembang akan menjadi potensi market bagi Perseroan dalam mengembangkan bisnis fleet dan alat berat.

Di tahun 2014, Perseroan menargetkan pembiayaan baru sebesar Rp16 triliun atau meningkat 38% dibandingkan pencapaian pembiayaan baru tahun 2013 sebesar Rp11,59 triliun. Perseroan telah mencanangkan target untuk menjadi 3 besar perusahaan pembiayaan di Indonesia pada tahun 2014 dari sisi total pembiayaan baru. Dengan dukungan sumber pendanaan yang berkelanjutan, jaringan kantor cabang yang semakin luas, hubungan yang baik dengan jaringan dealer nasional dan SDM yang berkualitas, manajemen berkeyakinan mampu mencapai target tersebut.

Untuk memanfaatkan peluang bisnis di tahun 2014 serta meningkatkan kinerja Perseroan untuk tumbuh secara berkelanjutan, Perseroan antara lain akan melakukan beberapa strategi bisnis sebagai berikut :1. Mengoptimalkan penetrasi market di segmen premium car (harga mobil diatas Rp600

juta) maupun premium motorcycle (sepeda motor diatas 1.000 cc);2. Memperluas basis pasar retail dengan membuka 11 jaringan kantor pemasaran baru

di tahun 2014 dengan lokasi sebagian besar di pulau Jawa.3. Mengoptimalkan sinergi dan aliansi dengan grup Bank Mandiri untuk melakukan

penetrasi market kepada anchor clients Bank Mandiri.4. Memperluas kerjasama dengan jaringan dealer-dealer baru atau Agen Pemegang

Merek (APM) kendaraan bermotor untuk meningkatkan market share Perseroan di mobil baru.

5. Menyempurnakan proses kerja di bidang marketing dengan inovasi mobile survey dan di bidang collection dengan inovasi mobile collection.

Laporan Direksi

Page 39: Menjadi Kebanggaan Indonesia

37

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Laporan Direksi

Dengan berbagai strategi bisnis yang akan dilakukan manajemen di tahun 2014, diharapkan dapat mendukung visi Bank Mandiri menjadi Lembaga Keuangan Paling Dikagumi dan Progresif di Indonesia pada tahun 2014.

Penerapan Tata Kelola PerusahaanDi tahun 2013, Manajemen dan seluruh karyawan Perseroan telah berkomitmen untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap menjalankan aktivitas bisnisnya. Implementasi GCG tersebut diterapkan melalui organ-organ dalam Perseroan baik organ utama maupun organ pendukung serta system dan kebijakan yang terkait GCG.

Manajemen meyakini bahwa pencapaian kinerja yang baik dapat terus dipertahankan secara berkelanjutan dalam jangka panjang dan mencapai berbagai prospek bisnis yang hendak diraih jika Perseroan dapat melaksanakan prinsip-prinsip GCG secara konsisten dengan baik dan benar. Implementasi GCG di Perseroan untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan perusahaan kepada publik serta menciptakan nilai tambah bagi perusahaan secara maksimal. Untuk mengoptimalkan check and balance, selama tahun 2013 manajemen melakukan pertemuan berkala dengan Dewan Komisaris dan Komite Audit.

Wujud implementasi GCG yang telah dilakukan Perseroan, antara lain, dengan menetapkan pedoman GCG Charter, kebijakan Corporate Code of Conduct, penerapan Pakta Integritas bagi setiap karyawan, pengkinian terhadap Standard Operating Procedure yang jelas dan transparan, penerapan kebijakan anti gratifikasi, optimalisasi sistem whistleblowing, meningkatkan pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility, dan proses pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab.

Di tahun mendatang, Perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas implementasi GCG dengan melakukan konsolidasi penerapan GCG dengan induk Perseroan yaitu Bank Mandiri sehingga diharapkan dapat lebih meningkatkan nilai-nilai Perseroan.

Page 40: Menjadi Kebanggaan Indonesia

38

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Laporan Direksi

Anton HerdiantoDirektur

Harjanto TjitohardjojoDirektur

Ignatius Susatyo WijoyoDirektur Utama

Jakarta, 17 Maret 2014

Direksi

Perubahan Komposisi Direksi Pada periode tahun 2013, susunan anggota Direksi Perseroan tidak mengalami perubahan sesuai dengan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang telah diadakan pada tanggal 16 Mei 2013.

Apresiasi Sebagai rangkaian kata penutup, seluruh jajaran Direksi mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Dewan Komisaris atas segala arahan yang diberikan kepada Direksi. Penghargaan yang sama juga disampaikan kepada Pemegang Saham, pelanggan dan mitra bisnis, atas dukungan, kepercayaan dan kerjasamanya yang telah terjalin dengan baik selama ini. Direksi juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh karyawan yang telah berkarya dengan penuh dedikasi dan kecintaan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing serta mendukung upaya untuk mewujudkan Visi, Misi dan Tujuan Perseroan secara bahu membahu tanpa mengenal lelah sehingga Perseroan dapat mencapai berbagai target peningkatan usaha dan pertumbuhan kinerja Perseroan secara berkelanjutan.

Page 41: Menjadi Kebanggaan Indonesia

39

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

ANTON HERDIANTODirektur

IGNATIUS SUSATYO WIJOYODirektur Utama

HARJANTO TJITOHARDJOJODirektur

Laporan Direksi

Page 42: Menjadi Kebanggaan Indonesia

profil perusahaan

Page 43: Menjadi Kebanggaan Indonesia
Page 44: Menjadi Kebanggaan Indonesia

42

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Identitas Perusahaan

Identitas Perusahaan

Nama perusahaan PT Mandiri Tunas Finance

Bidang Usaha

Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, kegiatan usaha Perseroan bergerak dalam bidang lembaga pembiayaan, dimana untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha pembiayaan konsumen, sewa guna usaha, anjak piutang dan usaha kartu kredit. Saat ini, Perseroan hanya melaksanakan kegiatan pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha.

Produk dan JasaPembiayaan kendaraan bermotor kepada retail dan perusahaan meliputi: mobil baru, mobil bekas, sepeda motor, kendaraan niaga dan alat-alat berat.

Status Perusahaan Anak Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Tunas Ridean Tbk.

Tanggal Pendirian 17 Mei 1989 dengan nama PT Tunas Financindo Corporation.

Akte Pendirian

• Akta Pendirian No. 262 Tanggal 17 Mei 1989 dibuat di hadapan Misahardi Wilamarta, S.H, Notaris di Jakarta.

• Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia C2-4868.HT’89 tanggal 1 Juni 1989.

• Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tanggal 18 Juli 1989, Tambahan No. 1369.

Modal Dasar dan Modal Disetor

Modal Dasar : Rp1.000.000.000.000Modal Disetor : Rp 250.000.000.000

KepemilikanPT Bank Mandiri (Persero) Tbk 51%PT Tunas Ridean Tbk 49%

Jumlah Karyawan 2.793 orang

Alamat Kantor

Graha Mandiri Lt. 3AJl. Imam Bonjol No. 61Jakarta 10310 – IndonesiaTelepon : (62-21) 230 5608Fax : (62-21) 230 5618Email : [email protected] : www.mtf.co.id

Jumlah Kantor Cabang

77 kantor cabang tersebar di kota-kota: Banda Aceh, Medan, Rantau Prapat, Padang, Bukittinggi, Batam, Pekanbaru, Duri, Jambi, Baturaja, LubukLinggau, Muara Bungo, Bengkulu, Palembang, Lampung (7 Cabang), Pangkal Pinang, Cilegon, Serang, Tangerang (3 Cabang), Jakarta (8 Cabang), Bogor, Depok, Bekasi (2 Cabang), Sukabumi, Karawang, Bandung (2 Cabang), Tasikmalaya, Cirebon, Semarang, Tegal, Solo, Yogyakarta, Purwokerto, Magelang, Kudus, Surabaya (2 Cabang), Malang, Kediri, Jember, Madiun, Tuban, Denpasar (2 Cabang), Mataram, Pontianak,Balikpapan, Palangkaraya, Samarinda, Banjarmasin, Tanjung, Makassar, Parepare, Kendari, Tarakan, Manado, Palu, dan Gorontalo.

Page 45: Menjadi Kebanggaan Indonesia

43

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Identitas Perusahaan

Harga Nominal Saham

Rp 100,- per saham

Bursa Pencatatan Obligasi

Bursa Efek Indonesia

Kode Efek TUFI

Tanggal Pencatatan Obligasi

Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 : 20 Mei 2011 Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 : 7 Juni 2013

Rating Obligasi dan Rating Perusahaan

PT Pefindo• RatingObligasi:idAA (Double A)• RatingPerusahaan(Nasional):idAA (Double A; Stable Outlook) PT Fitch Ratings Indonesia•RatingPerusahaan(Nasional):AA(idn);Stable Outlook.

Sekretaris Perusahaan

Hengki HeriandonoGraha Mandiri Lt. 3AJl. Imam Bonjol No. 61Jakarta 10310 – IndonesiaTelepon : (62-21) 230 5608Fax : (62-21) 230 5618Email : [email protected]@mtf.co.id

Pelayanan Pelanggan dan Waktu Pelayanan

Email : [email protected] (Care Center) : (62-21) 230 1825 Senin – Jumat : 08.30 – 17.30 WIB

Jaringan Media Sosial

Facebook fanpage : MTFAutoLoanTwitter :@MTF_AutoLoanYoutube : MTFAutoLoan

Identitas Perusahaan

Page 46: Menjadi Kebanggaan Indonesia

44

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Riwayat Perusahaan

Awal didirikan pada tahun 1989 dengan nama PT Tunas Financindo Corporation yang bergerak dibidang usaha pemberian fasilitas pembiayaan kendaraan bermotor khususnya bagi konsumen dari jaringan dealer mobil yang dimiliki oleh Grup

Tunas Ridean. Pada tahun 2000, nama perusahaan diubah menjadi PT Tunas Financindo Sarana. Semenjak tahun pendirian hingga tahun 2009, seluruh saham Perseroan dimiliki oleh Grup PT Tunas Ridean Tbk, yang saat ini merupakan grup otomotif independen terbesar dengan lebih dari 100 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dalam perkembangannya, untuk lebih memperluas bisnis pembiayaan serta meningkatkan kinerjanya, pada tanggal 6 Februari 2009 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan akuisisi 51% saham Perseroan dari Grup Tunas Ridean dan mengubah nama PT Tunas Financindo Sarana menjadi PT Mandiri Tunas Finance yang juga diikuti dengan perubahan logo perusahaan. Sisa saham 49% tetap dimiliki oleh PT Tunas Ridean Tbk. Sebagai bagian dari Perusahaan Anak PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Perseroan dituntut untuk selalu tumbuh secara berkelanjutan dan menjadi perusahaan pembiayaan yang terbaik, terbesar dan terpercaya di Indonesia.

Saat ini Perseroan melayani jenis pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha (leasing). Pembiayaan yang diberikan oleh Perseroan meliputi pembiayaan mobil baru, mobil bekas, sepeda motor termasuk motor besar, kendaraan niaga dan alat berat. Sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, jaringan kantor cabang Perseroan semakin berkembang luas dari 33 kantor cabang menjadi 77 kantor cabang yang saat ini tersebar di 27 propinsi di Indonesia.

Perseroan secara berkelanjutan terus meningkatkan dan memperluas kerjasama dengan seluruh Agen Pemegang Merek (APM) kendaraan bermotor dan jaringan dealer serta showroom di seluruh wilayah kantor pemasaran Perseroan untuk meningkatkan pangsa pasar.

Page 47: Menjadi Kebanggaan Indonesia

45

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Mulai tahun 2003, Perseroan telah menerbitkan dan mencatatkan Obligasi I di PT Bursa Efek Surabaya yang saat ini bernama Bursa Efek Indonesia, hingga pada tahun 2011, Perseroan juga telah mencatatkan Obligasi VI di PT Bursa Efek Indonesia. Kemudian Perseroan juga telah melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013.

Hasil pemeringkatan Perseroan juga selalu meningkat sejalan dengan kinerja Perseroan yang semakin tumbuh. Pada tahun 2003, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)memberikan peringkat idBBB+ (triple B plus) hingga menjadi idAA (double A) pada tahun 2012, yang kemudian Pefindomenetapkan kembali rating idAA (double A) pada tahun 2013. Rating efek yang semakin baik ini diyakini dapat menekan beban biaya bunga yang dikeluarkandenganlebihefisiensehinggadapatmemacukinerjaPerseroanlebihoptimal.

Di tahun 2013, Perseroan juga telah menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp11,59 triliun dengan jumlah piutang pembiayaan yang dikelola sebesar Rp15,6 triliun. Perseroan telah menguasai 10% market share untuk mobil baru di tahun 2013. Tagline yang diusung Perseroan yaitu Fast and Easy juga menjadi andalan Perusahaan, sebagai pemacu untuk

Riwayat Perusahaan

Page 48: Menjadi Kebanggaan Indonesia

46

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Riwayat Perusahaan

tetap memberikan solusi terbaik bagi konsumen yang ingin memiliki kendaraan bermotor dengan proses yang cepat dan mudah.

Dengan memberikan fasilitas serta solusi pembiayaan mudah, inovatif dan kompetitif bagi para konsumen dalam membantu mewujudkan impian memiliki mobil (baru dan bekas), sepeda motor (khusus daerah tertentu) dan kendaraan niaga baik perorangan maupun korporasi dalam bentuk pembiayaan maupun sewa guna usaha, Perseroan tetap menomorsatukan pelayanan terhadap konsumen dalam hal memberi kemudahan apalagi didukung oleh kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan sumber daya manusia yang berkualitas serta fasilitas infrastruktur yang memadai.

Di tahun 2014, Perseroan berencana untuk terus mengembangkan jaringan usaha dengan membuka 11 kantor cabang baru di daerah-daerah tingkat II yang potensial untuk meningkatkan penetrasi market dan meningkatkan market share. Hal ini seiring dengan target peningkatan pembiayaan baru sebesar 40% di tahun 2014. Selain itu, untuk memacu pertumbuhan kinerja, Perseroan mengusung tema di tahun 2014 adalah “Raih 3 besar di 2014, jadilah kebanggaan Indonesia”.

Perusahaan Pembiayaan Otomotif Terbaik, Terbesar, dan TerpercayaPT Mandiri Tunas Finace telah mampu menunjukkan kemampuannya sebagai perusahaan pembiayaan otomotif terbaik, terbesar dan terpercaya. Hal ini didukung oleh komitmen serta konsep dan strategis Perseroan dalam mengembangkan perusahaan untuk selalu lebih maju dan lebih baik di setiap tahunnya.

Kinerja TerbaikPeningkatan kualitas dan profesionalisme sumber daya manusia menjadi kunci dalam mencapai target kinerja terbaik. Untuk itu Perseroan melakukan langkah-langkah untuk mewujudkan dan membentuk Sumber Daya Manusia terbaik antara lain dengan menyelenggarakan program Management Development Program (MDP) batch 2 di tahun 2013 dimana program ini merupakan program pendidikan dan pelatihan untuk menjaring kandidat terbaik di internal Perseroan serta meningkatkan kompentensi Sumber Daya Manusia untuk menjadi Future Leaders Perseroan yang memiliki loyalitas tinggi serta kapabilitas yang diharapkan. Selain itu, Perseroan juga melakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan sistem serta prosedur operasional, menjunjung tinggi budaya Perwira Perseroan, meningkatkan kualitas kredit untuk menurunkan Non Performing Loan (NPL) serta melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir fraud.

Page 49: Menjadi Kebanggaan Indonesia

47

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Kinerja Terbesar dan TerpercayaPerseroan secara berkelanjutan terus meningkatkan dan memperluas kerjasama dengan seluruh Agen Pemegang Merek (APM) kendaraan bermotor dan jaringan dealer serta showroom di seluruh wilayah kantor pemasaran Perseroan untuk meningkatkan pangsa pasar. Saat ini, Perseroan telah bekerjasama dengan hampir seluruh APM sehingga Perseroan dapat membiayai seluruh merek kendaraan yang dibutuhkan oleh konsumen. Hal ini membuktikan tingkat kepercayaan APM dan dealer yang tinggi kepada Perseroan. Dengan adanya kerjasama tersebut, Perseroan dapat lebih banyak memberikan berbagai pilihan jenis kendaraan bermotor kepada konsumen serta mempermudah penetrasi pasar di berbagai wilayah kantor pemasaran Perseroan.

Perseroan juga terus menambah dan mengembangkan jaringan kantor pemasaran baru setiap tahun khususnya di Daerah Tingkat II demi mengoptimalkan potensi pasar yang ada di daerah tersebut serta untuk lebih mendekatkan diri kepada konsumen Perseroan. Dengan adanya dukungan penuh dari seluruh cabang Bank Mandiri di seluruh Indonesia dan program aliansi strategis yang dijalankan dengan group Bank Mandiri, diharapkan target Perseroan menjadi yang terbesar di industri pembiayaan dapat segera diwujudkan dalam beberapa tahun ke depan.

Perseroan mengutamakan prinsip kepuasan dan kepercayaan konsumen serta dealer sebagai prioritas kerja. Untuk itu, Perseroan senantiasa meningkatkan pelayanan baik kepada konsumen maupun mitra kerja khususnya jaringan dealer dan showroom agar dapat terus bersaing dan memiliki competitive advantage yang lebih dari para kompetitor. Pemberian kemudahan-kemudahan dan benefit kepada konsumen dalam produkpembiayaan serta kecepatan dalam setiap penyelesaian keluhan konsumen menjadi perhatian serius Perseroan. Selalu membina hubungan baik dengan mitra dealer dan showroom juga menjadi fokus utama Perseroan. Hal ini semua dilakukan agar Perseroan menjadi perusahaan pembiayaan yang terpercaya bagi konsumen maupun mitra dealer dan showroom.

Riwayat Perusahaan

Page 50: Menjadi Kebanggaan Indonesia

48

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Bidang Usaha

Kegiatan Usaha dan Jasa PerusahaanBerdasarkan Anggaran Dasar Perseroan Pasal 3, kegiatan usaha Perseroan bergerak dalam bidang lembaga pembiayaan, dimana untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha pembiayaan konsumen, sewa guna usaha, anjak piutang, dan usaha kartu kredit. Namun untuk saat ini Perseroan hanya melaksanakan kegiatan pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha.

Dalam menjalankan usahanya, Perseroan telah memperoleh ijin untuk melakukan kegiatan usaha di bidang pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.1021/KMK.13/1989 tanggal 7 September 1989 yang kemudian diperbaharui oleh Surat Keputusan No. 54/KMK-013/1992 tanggal 15 Januari 1992 dan No. 19/KMK.017/2001 tanggal 19 Januari 2001 dan terakhir diubah dengan No. KEP-352/KM.10/2009 tanggal 29 September 2009.

Produk dan JasaProduk atau jasa yang dihasilkan berupa pembiayaan kendaraan bermotor baik kepada konsumen retail maupun perusahaan dalam bentuk pembiayaan konsumen maupun sewa guna usaha. Jenis kendaraan yang dibiayai meliputi mobil baru, mobil bekas, sepeda motor, kendaraan niaga, dan alat berat.

Page 51: Menjadi Kebanggaan Indonesia

49

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Jejak Langkah

Pendirian Perseroan dengan nama PT Tunas Financindo Corporation

Perseroan membuka 9 (sembilan) Kantor Cabang baru yaitu Metro (Lampung), Tulang Bawang (Lampung), Tanggamus (Lampung), Palembang, Pekanbaru, Fatmawati (Jakarta Selatan), Matraman (Jakarta Timur), Purwokerto, dan Banjarmasin

Perseroan membuka 8 (delapan) Kantor Cabang baru yaitu di Kelapa Gading (Jakarta Utara), Tasikmalaya, Medan, Tanjung Duren (Jakarta Barat), Surabaya I, Balikpapan, Samarinda, dan Makassar

Perseroan membuka 2 (dua) Kantor Cabang baru yaitu Kotabumi (Lampung) dan Kalianda (Lampung)

Perseroan membuka 1 (satu) Kantor Cabang baru yaitu di Jambi

Perseroan membuka 2 (dua) Kantor Cabang yaitu Bandung dan Bogor

Perseroan membuka 5 (lima) Kantor Cabang baru yaitu Bekasi, Tangerang, Surabaya, Depok, dan Semarang

1989

20062004 2007

2008

1995 1997

Perseroan memperoleh Investor Awards sebagai PerusahaanMultifinanceTerbaik Tahun 2008 untuk kategori Aset diatas Rp2 triliun – Rp4 triliun

Page 52: Menjadi Kebanggaan Indonesia

50

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Perseroan membuka 13 (tiga belas) Kantor Cabang baru yaitu bumi Serpong Damai (Tangerang), Pecenongan (Jakarta Pusat), Denpasar, Pontianak, Kendari, Palangkaraya, Parepare (Sulawesi Selatan), Karawang, Tarakan (Kalimantan Timur), Kediri, Tegal, Bengkulu, dan Manado)

2010

Pengambilalihan 51% saham Perseroan oleh Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Perseroan membuka 22 (dua puluh dua) Kantor Cabang baru yaitu Rantau Prapat (Sumatera Utara), Muara Bungo (Jambi), Padang, Pangkal Pinang, Banda Aceh, Sukabumi, Serang, Pondok Gede, Mampang Prapatan (Jakarta Selatan), Kebon Jeruk (Jakarta Barat), Tuban, Tanjung (Kalimantan Selatan), Palu, Madium, Jember, Gianyar, Kudus, Magelang, Mataram, Gorontalo, Bandung 2, dan WTC Mangga Dua (Jakarta Utara)

Perseroan menerima penghargaan peringkatIIIDigitalMultifinanceBrand dari majalah Infobank dalam acara Infobank Digital Brand of The year 2011

2009

2011

Perubahan nama Perseroan menjadi PT Mandiri Tunas Finance

Perpindahan Kantor Pusat Perseroan ke Graha Mandiri Lantai 3A, Jl. Imam Bonjol No. 61, Jakarta 10310

Jejak Langkah

Page 53: Menjadi Kebanggaan Indonesia

51

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Jejak Langkah

PT Fitch Ratings Indonesia telah menetapkan peringkat Perseroan dengan peringkat AA (idn); Stable Outlook

PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) telah menaikkan peringkat Perseroan beserta surat utang Obligasi VI Seri B, Seri C, dan Seri D Tahun 2011 yang semula peringkat idA+ (Single A Plus; Stable Outlook) menjadi idAA (Double A; Stable Outlook)

Perseroan berhasil mencapai seluruh strategi inisiatif sebagaimana yang dipersyaratkan oleh pemegang saham mayoritas yaitu pencapaian target-target market share, pendapatan, dan laba bersih

Perseroan membuka 9 (sembilan) Kantor Cabang baru yaitu di Batam (Kepulauan Riau), Bukittinggi (Sumatera Barat), Duri (Riau), Baturaja (Sumatera Selatan), Lubuklinggau (Sumatera Selatan), Cibubur (Jawa Barat), Bandarjaya (Lampung), Banjarbaru (Kalimantan Selatan) dan Tangerang 2 (Banten)

Perseroan menerima penghargaan IndonesiaMultifinanceAward2013sebagai “The Best of Good Corporate GovernanceforMultifinanceIndonesia 2013” dari Majalah Business Review

Perseroan menerima penghargaan Anugerah Business Review 2013 dari Majalah Business Review sebagai :• The 3rd Best Non Listed Company

of the Year 2013 • The 3rd Best Finance Performance

of the Year 2013 • The 4th Best Human Capital of the

Year • The 5th Best Corporation for Risk

Management of the Year 2013

2012 2013

Page 54: Menjadi Kebanggaan Indonesia

52

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Testimoni

Testimoni Konsumen

Sigit Priyono, Pemilik Usaha Bengkel, LampungSelama mengambil kredit via MTF, saya merasa puas dengan pelayanannya. Prosesnya cepat dan mudah, serta marketingnya sangat responsive dan kooperatif. Saya berencana untuk menambah unit baru juga via MTF. Terima kasih MTF.

Endang Sudrajat, S. Ag MM (PNS), BogorPelayannya sangat baik sesuai dengan aturan dan dalam survei tidak dipersulit. Saya mengambil dua kali, persyaratannya sangat mudah dan pelayanan yang ramah. Mudah-mudahan kedepannya MTF lebih maju lagi dan lebih banyak nasabahnya.

Mulyono, Pedagang Mie Ayam dan Es Buah, BogorSemenjak pengambilan kredit mobil yang pertama sampai dengan yang ke-5 yang saat ini masih berjalan, MTF selalu memberikan pelayanan yang terbaik serta prosesnya mudah dan cepat. Silaturahmi dengan marketing MTF masih terjalin dengan baik. Pokoknya MTF Mantap. Terima kasih MTF atas pelayanannya.

Anang Khosim, Wiraswasta bangunan dan penjual Melamin, TangerangPelayanan yang MTF berikan selama saya mengambil kredit sangat bagus. MTF sangat responsif dan selalu menawarkan solusi apabila saya ada kesulitan. Ketika pengajuan kredit pun sangat mudah dan cepat prosesnya, serta tidak ribet. Ini sudah yang kedua kalinya saya mengambil kredit di MTF. Insya Allah kalau sudah lunas, saya ingin mengambil kredit lagi via MTF. Terima kasih MTF.

Krisna Hidayat - Direktur Utama PT Hiba UtamaSelama bekerjasama dengan MTF saya merasa sangat puas. Produknya bagus serta karyawannya sangat komunikatif. Proses pengajuan kredit juga cepat. Sukses terus untuk MTF. Semoga kedepannya MTF dapat menjadi partner andalan bagi pelaku usaha di Indonesia.

Page 55: Menjadi Kebanggaan Indonesia

53

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Testimoni

Evugo Bambang, General Manager PT Mercindo Autorama Kerjasama antara MTF dan Mercindo Autorama telah berlangsung cukup lama dan kami mendapat kesan yang sangat baik, dimana kesan ini kami dapatkan tidak hanya dari karyawan kami yang sering berhubungan dengan MTF namun juga dari konsumen kami. Pelayanan MTF dipuji oleh konsumen kami karena sangat cepat dan persyaratannya sangat mudah, semoga MTF semakin sukses dan jaya kedepannya. Bravo MTF.

Panut, Owner Danang Motor– Used Car Showroom Tangerang Saya sangat terkesan dengan pelayanan dari MTF. Prosesnya sangat mudah dan cepat, sesuai dengan taglinenya fast and easy. Marketingnya juga selalu support dan responsive jika kami ada kesulitan, setiap masalah pasti dicarikan solusi oleh MTF. Dari tahun 2005 sampai sekarang, saya merasa puas dengan pelayanan yang MTF berikan. Terimakasih MTF.

Nita Hasanto, Sales Head Sun Motor – Authorized Dealer Suzuki TangerangSelama bermitra dengan MTF, saya tidak merasa kesulitan sama sekali. Justru saya merasa terbantu dengan service yang diberikan MTF. Saya merasa tenang, karena MTF sangat responsive, proses pembayarannya cepat serta persyaratannya mudah. Terima kasih atas supportnya selama ini. MTF Mantap.

Testimoni Dealer

Page 56: Menjadi Kebanggaan Indonesia

54

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Agustus Sani Nugroho, Direktur Utama Ducati IndonesiaDucati Indonesia selama bekerjasama dengan MTF merasa puas karena MTF telah memberikan service yang sangat baik. Salah satu kekuatan MTF adalah servicenya yang sangat cepat kepada konsumen-konsumen Ducati. Kami berharap MTF dapat meningkatkan kualitasnya dan bahkan lebih baik lagi di tahun-tahun mendatang. Sukses terus untuk MTF.

Testimoni

Testimoni Mitra Bisnis

Albertus Wiroyo, Direktur Utama Mandiri AXA General InsuranceSaya kagum dengan semangat kerjasama yang luar biasa dan team work yang sangat kompak dari rekan-rekan MTF. Saya mewakili MAGI menyampaikan terima kasih atas dukungan MTF kepada MAGI sehingga MAGI bisa tumbuh. Maju terus buat MTF.

Sahata L. Tobing, Direktur Operasional PT Asuransi Jasindo (Persero)Kami dari PT Asuransi Jasindo (Persero) sebagai mitra usaha dari Mandiri Tunas Finance sangat bangga dengan pencapaian prestasi MTF yang telah menorehkan sejarah dengan menjadi top 5 perusahaan pembiayaan di Indonesia. Prestasi yang telah berhasil diraih ini dibangun diatas team work yang sangat bagus, dan semangat yang bergelora serta tentu saja pencapaian kinerja yang sangat baik. Kami yakin kemajuan MTF ditopang oleh kebersamaan yang telah dibangun cukup lama. Kami bangga bekerjasama dengan MTF.

Page 57: Menjadi Kebanggaan Indonesia

55

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Peristiwa Penting 2013

BUSINESS GATHERING PT MANDIRI TUNAS FINANCE & PT MANDIRI AXA GENERAL INSURANCE2 Maret 2013

Sebagai ajang aliansi stretegis antar dua anak perusahaan Group Bank Mandiri yang sedang tumbuh dan berkembang dan sebagai bentuk sinergi dalam pencapaian bisnis profit antar keduanya,Mandiri Tunas Finance (MTF) dan Mandiri AXA General Insurance (MAGI) menggelar Business Gathering perdana dengan tema “Bersatu, Bersinergi, dan Tumbuh Bersama” di Ballroom Graha Mandiri Jakarta.

PENYERAHAN HADIAH MOBIL KEPADA PEMENANG SEMARAK POINT REWARDS1 Februari 2013

Jumat, 1 Februari 2013, bertempat di Bandung, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) menyerahkan hadiah utama Undian Semarak Point Rewards kepada Dedi Muslim Nurdin, salah satu konsumen yang beruntung yang mendapatkan hadiah 1 unit Daihatsu All New Xenia.

KUNJUNGAN BISNIS KE DEALER MINI COOPER4 April 2013

Dalam rangka mengembangkan dan menggali potensi bisnis bersama PT. Maxindo Internasional selaku Exclusive Partner of MINI Vehicles and Parts, pada hari Kamis 4 April 2013 Mandiri Tunas Finance bersama dengan Bank Mandiri Prioritas, Bank Mandiri Kartu Kredit, dan Mandiri AXA General Insurance, mengadakan kunjungan bisnis ke dealer Mini Cooper di Jl. Sultan Iskandar Muda No.99 (Arteri Pondok Indah) Jakarta Selatan.

Page 58: Menjadi Kebanggaan Indonesia

56

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

RUPS TAHUNAN16 Mei 2013

Tanggal 16 Mei 2013, bertempat di Ruang Bintan Plaza Mandiri Lantai 2, Mandiri Tunas Finance menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2012.

PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN OBLIGASI BERKELANJUTAN I PT MANDIRI TUNAS FINANCE TAHAP I TAHUN 20131 Mei 2013

Pada hari Rabu tanggal 1 Mei 2013, PT Mandiri Tunas Finance mengadakan Paparan Publik dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 yang diselenggarakan di Mutiara Ballroom 1 Hotel Gran Melia Kuningan Jakarta.

Peristiwa Penting 2013

MTF MERAIH PENGHARGAAN THE BEST OF "GCG" FOR MULTIFINANCE INDONESIA 2013 15 Mei 2013

Mandiri Tunas Finance mendapatkan prestasi gemilang di tahun 2013 dengan meraih penghargaan The Best of“GCG”forMultifinanceIndonesia2013dalamacaraIndonesiaMultifinanceAward2013(IMA).

Page 59: Menjadi Kebanggaan Indonesia

57

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Peristiwa Penting 2013

PERESMIAN KANTOR MTF CABANG BATAM DAN DEALER GATHERING.5 September 2013

Dalam rangka memperluas jaringan bisnisnya, Mandiri Tunas Finance kembali membuka kantor cabang baru di Batam. Pembukaan kantor cabang baru ini disertai dengan acara Dealer Gathering dengan pemilik Dealer se-kota Batam.

MANDIRI TUNAS FINANCE BERPARTISIPASI DALAM AJANG PESTA OTOMOTIF MOBIL SUzUKI 201325-26 Mei 2013

Mandiri Tunas Finance ikut berpartisipasi dalam gelaran akbar Pesta Otomotif Mobil Suzuki 2013 (POMS 2013) yang diselenggarakan pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 25 – 26 Mei 2013 di parkir timur senayan-Jakarta.

MANDIRI TUNAS FINANCE MERIAHKAN HARI PELANGGAN NASIONAL 20134 September 2013

Sebagai bentuk apresiasi Mandiri Tunas Finance memberikan suvenir kepada para pelanggannya untuk memeriahkan Hari Pelanggan Nasional, 4 September 2013. Pelaksanaan kegiatan ini dipusatkan di kantor cabang Mampang Prapatan dan Lampung.

Page 60: Menjadi Kebanggaan Indonesia

58

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Peristiwa Penting 2013

MANDIRI TUNAS FINANCE LUNCURKAN MTF MEMBER CARD22 November 2013

Pada hari Jumat, 22 November 2013 bertempat di auditorium 11 Blitzmegaplex Grand Indonesia Mandiri Tunas Finance bekerja sama dengan PT El John Metropolitan Wisata meluncurkan MTF Member Card yang merupakan kartu keanggotaan yang diberikan sebagai benefit kepada konsumen Mandiri TunasFinance.

MANDIRI TUNAS FINANCE RAIH 4 PENGHARGAAN DALAM ANUGERAH BUSINESS REVIEW 201324 September 2013

Mandiri Tunas Finance berhasil meraih 4 penghargaan dalam Anugerah Business Review 2013 yang dilaksanakan pada hari Selasa 24 September 2013 di Ballroom The Ritz Carlton Hotel – Mega Kuningan, Jakarta. Penghargaan tersebut yaitu The Best Finance Performance Of The Year 2013 (3rd), The Best Corporation for Risk Management Of The Year 2013 (5th), The Best Human Capital of The Year 2013 (4th), The Best Non Listed Company of The Year 2013 (3rd).

MANDIRI AXA DAN MANDIRI TUNAS FINANCE TINGKATKAN SINERGI HADIRKAN PERLINDUNGAN ATAS NILAI AWAL ASET KENDARAAN19 November 2013

Kerjasama antara Mandiri AXA General Insurance (Mandiri AXA) dengan Mandiri Tunas Finance (MTF) kini semakin erat dengan terus menghadirkan inovasi perlindungan kendaraan bermotor bagi nasabah. Sinergi antar dua anak perusahaan Grup Bank Mandiri tersebut diumumkan di Jakarta melalui peluncuran program Guaranteed Auto Protection yang dihadiri oleh Direktur Penjualan dan Distribusi Mandiri AXA Syah Amondaris, Sales & Marketing Director Mandiri Tunas Finance (MTF) Harjanto Tjitohardjojo, serta Regional Head AXA Creditor Asia Phillipe Demangeat.

Page 61: Menjadi Kebanggaan Indonesia

59

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Peringkat Perusahaan

1. PT Fitch Ratings Indonesia melalui suratnya No. RC115/DIR/X/2013 tanggal 9 Oktober 2013 perihal Peringkat PT Mandiri Tunas Finance, telah menegaskan peringkat nasional jangka panjang di AA(idn); Prospek Stabil.

2. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melalui suratnya No. 528/PEF-Dir/III/2013tanggal19Maret2013perihalSertifikatPemeringkatanatasObligasiBerkelanjutanIPT Mandiri Tunas Finance Periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014, telah memutuskan memberikan peringkat idAA (Double A) terhadap Obligasi Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance senilai maksimum Rp1.250.000.000.000,- (satu triliun dua ratus lima puluh miliar Rupiah) untuk periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014. Kemudian pada tanggal 5Maret 2014,melalui surat PefindoNo. 359/PEF-Dir/III/2014perihalSertifikatPemantauanTahunanPemeringkatanatasObligasiBerkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance periode 5 Maret 2014 sampai dengan 1 Maret 2015, memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double AA).

3. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melalui suratnya No. 529/PEF-Dir/III/2013tanggal19Maret2013perihalSertifikatPemantauanPemeringkatanatasObligasiVISeri C dan Seri D Tahun 2011 PT Mandiri Tunas Finance Periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014, telah memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double A) terhadap Obligasi VI Seri C dan Seri D Tahun 2011 PT Mandiri Tunas Finance senilai maksimum Rp500.000.000.000,- (lima ratus miliar Rupiah) untuk periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014. Kemudian pada tanggal 5 Maret 2014, melalui surat Pefindo No. No. 360/PEF-Dir/III/2014 perihal Sertifikat Pemantauan TahunanPemeringkatan atas Obligasi VI Seri C dan Seri D Tahun 2011 PT Mandiri Tunas Finance periode 5 Maret 2014 sampai dengan 1 Maret 2015, memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double AA).

4. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melalui suratnya No. 530/PEF-Dir/III/2013tanggal 19 Maret 2013 perihal Sertifikat Pemantauan Pemeringkatan atas PTMandiri Tunas Finance Periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014, telah memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double A; Stable Outlook) terhadap PT Mandiri Tunas Finance untuk periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014. Kemudianpadatanggal5Maret2014,melaluisuratPefindoNo.362/PEF-Dir/III/2014perihalSertifikatPemantauanTahunanPemeringkatanatasPTMandiriTunasFinanceperiode 5 Maret 2014 sampai dengan 1 Maret 2015, memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double AA; Stable Outlook).

Page 62: Menjadi Kebanggaan Indonesia

60

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Visi, Misi dan Nilai Perusahaan

Menjadi Perusahaan Pembiayaan Otomotif Terbaik, Terbesar dan Terpercaya di Indonesia pada tahun 2014

• Berorientasi kepada Pemenuhan Kebutuhan

Pasar dengan Service Excellent

• Ikut berkontribusi positif dalam perekonomian

nasional

• Mengembangkan Sumber Daya Manusia

Profesional

• Memberi keuntungan maksimal bagi

stakeholders

Visi

Misi

Visi dan Misi tersebut telah mendapat persetujuan Direksi dan Dewan Komisaris melalui rapat internal tentang tujuan Perseroan.

60

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

•LA

PORA

NTAH

UNAN

201

3

Page 63: Menjadi Kebanggaan Indonesia

61

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Struktur Organisasi Per tanggal 1 Januari 2014

Nilai PerusahaanBudaya Kerja Perseroan yang selalu dijunjung tinggi oleh seluruh karyawan adalah PERWIRA, yang merupakan singkatan dari Kepercayaan, Kewirausahaan dan Kegembiraan yang merupakan 3 (tiga) nilai-nilai dasar yang didalamnya mengandung 9 (sembilan) perilaku utama yang harus diimplementasikan secara konsisten dan berkelanjutan oleh setiap karyawan.

KePERcayaanSetiap karyawan wajib menjujung tinggi nilai-nilai :• Jujur dan dapat dipercaya • Bertanggung Jawab• Berkomitmen

KeWIrausahaanSetiap karyawan wajib mempunyai :• Rasa Memiliki• Profesionalisme• Fokus Kepada Pelanggan

KegembiRAanSetiap karyawan harus bekerja :• Antusias, ulet, dan pantang menyerah• Bersinergi• Gembira

Perseroan senantiasa menekankan kepada setiap karyawan untuk konsisten dalam memegang teguh dan mengimplementasikan budaya Perusahaan yaitu budaya kerja PERWIRA dalam aktivitas pekerjaan sehari-hari. Budaya kerja PERWIRA pada awalnya dirumuskan sendiri oleh karyawan dan kemudian diterima oleh Perseroan sebagai budaya kerja yang menjadi pedoman berpikir dan berperilaku bagi setiap karyawan.

Visi,Misi dan Nilai Perusahaan

61

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

•LA

PORA

NTAH

UNAN

201

3

Page 64: Menjadi Kebanggaan Indonesia

62

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Struktur Organisasi

DIREKTUR UTAMAIgnatius Susatyo Wijoyo

Divisi Internal AuditSaiful Huda

DIREKTURAnton Herdianto

DivisiFinance & Accounting

Dicky

DivisiCorporate SecretaryHengki Heriandono

Divisi Marketing &Product Development

Albertus Hendi

DivisiCOP & Fleet Business

Erick Tandayu

Kepala Wilayah 1(Sumatera Bagian Utara)

Andre Tigor

Kepala Wilayah 2(Sumatera Bagian Selatan)

Bragent Tambunan

Kepala Wilayah 3 & 4(DKI Jakarta & Sekitarnya)

RamdhanSafitri

Kepala Wilayah 5 & 6(Jawa Barat & Jawa Tengah)

Sukandar

Kepala Wilayah 7(Jawa Timur, Bali dan NTB)

Imron

Kepala Wilayah 8 & 9(Sulawesi & Kalimantan)

Julius Subagyo

DivisiCredit Management

Ivan Ferdinand Thanta

DivisiRisk Management

Arief Wijaksono

DivisiInformation Technology

William Francis

DivisiAR Management

Perana Citra Ketaren

DivisiLegal & ComplianceIsti Dyah Kusumawati

DivisiOperation

Dadan Suhendar

Divisi Human ResourcesDevelopment

Nenny Lasmanawati

Divisi General Affair& Procurement

Tan Rina

Unit Kerja PrinsipPengenalan Nasabah (UKPN)

DIREKTURHarjanto Tjitohardjojo

DEWAN KOMISARISAnton SetiawanSarastri Baskoro

Hanifah Purnama

KOMITE AUDITHanifah PurnamaRodion Wikanto N Sunardi Edirianto

Struktur Organisasi Perusahaan per tanggal 1 Januari 2014

Page 65: Menjadi Kebanggaan Indonesia

63

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

PT Mandiri Tunas Finance

51,00% 49,00%

100,00%99,99%

100,00%

99,99%

93,23%

100,00%

51,00%

60,00%

100,00%

100,00%

100,00%

100,00%

100,00%

100,00%

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

PT Bank Syariah Mandiri (BSM)

PT Mandiri Sekuritas

Mandiri International Remittance Sendirian

Berhad (MIR)

PT Bank Sinar Harapan Bali (BSHB)

Bank Mandiri Europe Limited London

(BMEL)

PT AXA Mandiri Financial Services

PT Mandiri AXA General Insurance

(MAGI)

PT Tunas Ridean Tbk

PT Tunas Dwipa Matra

PT Surya Mobil Megahtama

PT Tunas Mobilindo Parama

PT Tunas Asset Sarana

PT Tunas Mobilindo Perkasa

PT Rahardja Eka Lancar

PT Surya Sudeco

Struktur Grup Perusahaan

Page 66: Menjadi Kebanggaan Indonesia

64

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Profil Dewan Komisaris

Anton Setiawan dilahirkan di Jakarta pada tanggal 23 Februari 1946, 67 tahun. Alumni Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Perusahaan Universitas Nusantara di Jakarta pada tahun 1970. Kemampuan kepemimpinannya terlihat dari berbagai macam pengalamannya dalam mendirikan kelompok Tunas Ridean antara lain PT Tunas Mobilindo Parama, Tunas Ridean Tbk dan Perseroan. Berpengalaman di berbagai perusahaan sebagai Komisaris dan Komisaris Utama. Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2010 sampai saat ini. Sebelumnya sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2009 sampai tahun 2010. Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Rahardja Ekalancar (2012-sekarang), Komisaris Utama PT Tunas Ridean Tbk (2010-sekarang).

Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Tunas Ridean Tbk sejak tahun 1994 sampai Mei 2010. Selanjutnya saat ini beliau menjabat sebagai Komisaris Independen PT Metropolitan Kentjana Tbk (2009-sekarang), Komisaris Utama PT Tunas Dwipa Matra (2005 sekarang), Komisaris Utama PT Surya Sudeco

Anton SetiawanKomisaris Utama

(2005-sekarang), Komisaris Utama PT Surya Mobil Megahtama (2005-sekarang), Komisaris Utama PT Tunas Asset Sarana (2002-sekarang), Komisaris Utama PT Tunas Mobilindo Parama (1997-sekarang), Komisaris Utama PT Tunas Mobilindo Perkasa (1997-sekarang). Pada tahun 2006 menerima penghargaan Ernst & Young Indonesia Entrepreneur of The Year 2006 untuk Kategori Lifetime Achievement Award.

Beliau diangkat pertama kali sebagai Komisaris Utama Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan No.59 tanggal 29 Juni 2010 yang dibuat oleh Emi Susilowati, SH, Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai dengan tanggal 6 Februari 2012 dan diangkat kembali sebagai Komisaris Utama Perseroan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham No.01 tanggal 6 Februari 2012, yang dibuat dihadapan Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun 2017.

Page 67: Menjadi Kebanggaan Indonesia

65

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

ProfilDewanKomisaris

Sarastri Baskoro, lahir di Jakarta pada tanggal 14 September 1960, 53 tahun. Menyelesaikan pendidikan S1 di York University, Canada, pada tahun 1983 dan Post Graduate Banking & Finance di Monash University, Australia, pada tahun 1995. Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2010 sampai saat ini. Sebelumnya sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2009 hingga tahun 2010. Selain itu juga menjabat sebagai Executive Vice President of Consumer Loans Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sejak tahun 2000 hingga saat ini.

Pernah menjabat sebagai Consumer Banking Director PT Bank Papan Sejahtera (1996-1998), Direktur PT Asia Partnership Indonesia (1994-1996) dan Assistant Vice President Credit Cycle Head Citibank Card Centre (1983-1991).

Sarastri BaskoroKomisaris

Beliau diangkat pertama kali sebagai Komisaris Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan No.59 tanggal 29 Juni 2010 yang dibuat oleh Emi Susilowati, SH, Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai dengan tanggal 6 Februari 2012 dan diangkat kembali sebagai Komisaris Perseroan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham No.01 tanggal 6 Februari 2012, yang dibuat dihadapan Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun 2017.

Page 68: Menjadi Kebanggaan Indonesia

66

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

ProfilDewanKomisaris

Hanifah Purnama dilahirkan di Jakarta pada tanggal 10 Oktober 1961, 52 tahun. Menyelesaikan pendidikan di University of Southern California, Los Angeles, dengan gelar Bachelor of Science in Electrical Engineering, pada tahun 1984 dan Master of Business Administration di California State Polytechnic University, Pomona, pada tahun 1987, keduanya di Amerika Serikat.

Menjabat sebagai Komisaris Independen dan Ketua Komite Audit Perseroan sejak tahun 2009 hingga saat ini. Pernah menjabat sebagai General Manager PT International Master Plan Development (2009 - 2011), Komisaris Independen PT Tunas Financindo Sarana (2005 - 2008), Vice President of Treasury Operations HSBC Indonesia Management Office (2002 - 2003), Operations and Credit Manager PT HSBC Securities Indonesia (2000 - 2001), Direktur Operasi dan Keuangan PT Kharisma Bank (1991 - 1998), General Manager

Hanifah PurnamaKomisaris Independen

PT Tritunggal Duta Perkasa (1990), Cost Analyst Electronic Plating Service, Inc. (1988 - 1989), di Gardena, Amerika Serikat. Memulai karir sebagai Credit Analyst Wells Fargo Bank N.A Commercial Banking Group (1987 - 1988), di Los Angeles, Amerika Serikat.

Beliau diangkat pertama kali sebagai Komisaris Independen Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara No.5 tanggal 23 Desember 2004, kemudian diangkat kembali sebagai Komisaris Independen dimana pengangkatan terakhir adalah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham No.01 tanggal 6 Februari 2012, yang dibuat dihadapan Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun 2017.

Page 69: Menjadi Kebanggaan Indonesia

67

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Profil Direksi

Ignatius Susatyo Wijoyo dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 23 Maret 1969, 44 tahun. Menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi, jurusan Manajemen, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada tahun 1993 dan S2 Manajemen Internasional di Prasetya Mulya pada tahun 2006.

Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2010 hingga saat ini. Bergabung dengan Perseroan sebagai Direktur Perseroan (2009-2010). Pernah menjabat sebagai Senior General Manager Recovery Asset Management Division & Recovery Division di PT Adira Dinamika Multifinance (2006-2009), Operation Division Head PT Astra Sedaya Finance (2005), Collection & Remedial Division Head PT Astra Sedaya Finance (2004-2005), Manager Collection Area Jawa PT Astra Sedaya Finance (2004), Branch Manager Kelapa Gading PT Astra Sedaya Finance (2002-2003), Service And Collection Head Fleet PT Astra Sedaya Finance (2000-2001), Collection Head Cabang Surabaya PT Astra Sedaya Finance (1998- 1999),

Ignatius Susatyo WijoyoDirektur Utama

Representative Office Head Tangerang PT Astra Sedaya Finance (1997), Treasury Assistant Manager PT Astra Sedaya Finance (1995-1996), Finance Officer PT Astra International (1994) dan memulai karir sebagai Management Trainee di PT Toyota Astra Motor (1993). Beliau diangkat pertama kali sebagai Direktur Utama Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan No.59 tanggal 29 Juni 2010, yang dibuat oleh Emi Susilowati, SH, Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai dengan tanggal 6 Februari 2012 dan diangkat kembali sebagai Direktur Utama Perseroan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham No.01 tanggal 6 Februari 2012, yang dibuat dihadapan Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun 2017.

Page 70: Menjadi Kebanggaan Indonesia

68

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Anton Herdianto dilahirkan di Bandung pada tanggal 23 Agustus 1969, 44 tahun. Menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Padjajaran, Bandung pada tahun 1993 dan S2 Magister Akuntansi, Universitas Indonesia, Jakarta, pada tahun 2001.

Bergabung dengan Perseroan pada tahun 2010 dengan jabatan Direktur Perseroan. Beliau pernah menjabat di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai Vice President Change Management Office Directorate-Non Organic Growth Project (2007-2010), Vice President Change Management Office Directorate-Loan Disposal Project (2007), Assistant Vice President Corporate Development Group-Transaction & Execution Department (2005- 2006)

Anton HerdiantoDirektur

dan Senior Manager Internal Audit Group (1999-2005). Selain itu pernah mejabat sebagai Senior Auditor PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (1995-1999). Beliau memulai karir sebagai Auditor KPMG Akuntan Publik (1993-1994).

Beliau diangkat pertama kali sebagai Direktur Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan No.59 tanggal 29 Juni 2010, yang dibuat oleh Emi Susilowati, SH, Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun 2015.

ProfilDireksi

Page 71: Menjadi Kebanggaan Indonesia

69

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

ProfilDireksi

Harjanto Tjitohardjojo dilahirkan di Jakarta pada tanggal 12 Juni 1968, 45 tahun. Menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Krida Wacana, Jakarta pada tahun 1991. Bergabung dengan Perseroan pada tahun 2010 sebagai Direktur Perseroan. Beliau pernah menjabat sebagai Vice President Tunas Toyota (2006-2010), Operation Director Tunas Toyota (2004-2006), Operation Manager Tunas Toyota (2000-2004), Kepala Cabang beberapa dealer Tunas Toyota (1995-2000) dan

Harjanto TjitohardjojoDirektur

Sales Manager Toyota Astra International (1994-1995). Memulai karir sebagai Sales Supervisor Auto 2000 (1993- 1994).

Beliau diangkat pertama kali sebagai Direktur Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan No.59 tanggal 29 Juni 2010, yang dibuat oleh Emi Susilowati, SH, Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun 2015.

Page 72: Menjadi Kebanggaan Indonesia

70

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Pejabat Senior

DEWAN KOMISARISAnton Setiawan Komisaris UtamaSarastri Baskoro KomisarisHanifah Purnama Komisaris Independen

KOMITE AUDITHanifah Purnama KetuaRodion Wikanto Njotowidjojo AnggotaSunardi Edirianto Anggota DIREKSIIgnatius Susatyo Wijoyo Direktur UtamaAnton Herdianto DirekturHarjanto Tjitohardjojo Direktur KEPALA WILAYAH & KEPALA DIVISI Andre Tigor Kepala Wilayah 1 Bragent Tambunan Kepala Wilayah 2RamdhanSafitri KepalaWilayah3&4Sukandar Kepala Wilayah 5 & 6Imron Kepala Wilayah 7Julius Subagyo Kepala Wilayah 8 & 9Saiful Huda Kepala Divisi Internal AuditHengki Heriandono Kepala Divisi Corporate SecretaryTanRina KepalaDivisiGeneralAffair&ProcurementArief Wijaksono Kepala Divisi Risk ManagementErick Tandayu Kepala Divisi COP & Fleet BusinessDicky Kepala Divisi Finance & AccountingIvan Ferdinand Thanta Kepala Divisi Credit ManagementWilliam Francis Indra Kepala Divisi Technology Information Nenny Lasmanawati Kepala Divisi Human Resources Development Isti Dyah Kusumawati Kepala Divisi Legal & ComplianceAlbertus Hendi Kepala Divisi Marketing & Product DevelopmentPerana Citra Ketaren Kepala Divisi AR ManagementDadan Suhendar Kepala Divisi Operation

Page 73: Menjadi Kebanggaan Indonesia

71

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Struktur Pemegang Saham

PT Mandiri Tunas Finance

Ny. Suliawati Tjokro

Jardine Strategic Holdings Ltd

Jardine Matheson Holdings Limited

Bermuda

Public Public

PublicChristian Milko SetiawanAnton Setiawan

Negara RepublikIndonesia Public PT Tunas Andalan

PratamaJardine Cycle &

Carriage, Ltd Public

PT Tunas Ridean TbkPT Bank Mandiri (Persero) Tbk

84%

8% 8% 27%

12,4%43,8%43,8%40%60%

51% 49%

73%

56%

17% 44%

83%

Page 74: Menjadi Kebanggaan Indonesia

72

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Komposisi Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No.8 tanggal 6 Februari 2009 yang dibuat dihadapan Dr. Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, akta mana telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Data Perseroan No.AHU-AH.01.10-01575 tanggal 11 Maret 2009, dan didaftarkan pada Daftar Perseroan No.AHU-0008560.AH.01.09.Tahun 2009, tanggal 11 Maret 2009, para pemegang saham Perseroan menyetujui penjualan saham-saham kepunyaan dan atau milik PT Tunas Mobilindo Parama sebanyak 625.000.000 (enam ratus dua puluh lima juta) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp62.500.000.000,00 (enam puluh dua miliar lima ratus juta Rupiah) dan saham-saham milik PT Tunas Ridean Tbk sebanyak 650.000.000 (enam ratus lima puluh juta) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp65.000.000.000,00 (enam puluh lima miliar Rupiah) kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan nilai transaksi sebesar nilai nominal tersebut di atas, sebagaimana telah dituangkan dalam Akta Jual Beli Saham Dalam Rangka Pengambilalihan Perusahaan No.4 tanggal 6 Februari 2009, yang dibuat dihadapan Dr. Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, sehingga dengan adanya jual beli saham tersebut, susunan pemegang saham Perseroan berubah menjadi sebagai berikut:

Tabel Struktur Kepemilikan Saham Perseroan tahun 2009 – sekarang

Keterangan

Nilai Nominal Rp 100 per saham

Persentase (%)Jumlah Saham Jumlah Nilai

Nominal (Rp)

Modal Dasar 10.000.000.000 1.000.000.000.000

Pemegang Saham

1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.275.000.000 127.500.000.000 51,00

2. PT Tunas Ridean Tbk 1.225.000.000 122.500.000.000 49,00

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 2.500.000.000 250.000.000.000 100,00

Saham Dalam Portepel 7.500.000.000 750.000.000.000

Profil Singkat Pemegang SahamPT Bank Mandiri (Persero) TbkPT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berdiri pada tanggal 2 Okober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi Perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia, yaitu: Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank

Page 75: Menjadi Kebanggaan Indonesia

73

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Komposisi Pemegang Saham

Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan memiliki bidang usaha perbankan dan jasa keuangan. Pemegang Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk terdiri dari Pemerintah Republik Indonesia (60%) dan Publik (40%).

PT Tunas Ridean TbkPT Tunas Ridean Tbk berawal dari perusahaan keluarga dengan nama Tunas Indonesia Motor yang berdiri pada tahun 1967, kini telah menjadi grup otomotif independen terbesar yang memiliki 124 outlets yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada tahun 1980, grup mengintegrasikan seluruh bisnis unit ke dalam satu perusahaan induk PT Tunas Ridean. Kemudian PT Tunas Ridean mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1995. PT Tunas Andalan Pratama dan Jardine Cycle & Carriage Ltd saat ini adalah pemegang saham utama dari PT Tunas Ridean Tbk masing-masing dengan 43,8% dari jumlah saham yang beredar.

Tabel Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sejak Perseroan didirikan sampai dengan Laporan Tahunan ini diterbitkan adalah sebagai berikut :

Periode Tahun Modal DasarModal Disetor

(Rp)

Pemegang Saham%

Nama Jumlah Saham

Pendirian (1989) - 1993

10.000.000.000 5.000.000.000•PTTunasRideanTbk•PTKharismaSetiaUtama

2.5002.500

5050

1993 - 1995 10.000.000.000 5.000.000.000•PTTunasRideanTbk•PTTunasMobilindoParama

2.5002.500

5050

1995 - 1997 100.000.000.000 25.000.000.000•PTTunasRideanTbk•PTTunasMobilindoParama

22.5002.500

9010

1997 - 2002 250.000.000.000 65.000.000.000•PTTunasRideanTbk•PTTunasMobilindoParama

117.000.00013.000.000

9010

2002 - 2007 250.000.000.000 65.000.000.000•PTTunasRideanTbk•PTTunasMobilindoParama

97.500.00032.500.000

7525

2007 - 2009 1.000.000.000.000 250.000.000.000•PTTunasRideanTbk•PTTunasMobilindoParama

1.875.000.000625.000.000

7525

2009 – Saat Ini 1.000.000.000.000 250.000.000.000•PTBankMandiri(Persero)Tbk•PTTunasRideanTbk

1.275.000.0001.225.000.000

5149

Seluruh perubahan struktur permodalan dan pemegang saham tersebut diatas telah dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan dan Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas yang berlaku.

Page 76: Menjadi Kebanggaan Indonesia

74

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Ikhtisar Obligasi dan Medium Term Notes

Ikhtisar Obligasi Tahun

Penerbitan Nama Obligasi Seri Peringkat (*) Jumlah (Rp) Tingkat

Bunga Frekuensi Pembayaran

BungaTanggal

PenerbitanTanggal Jatuh

Tempo Keterangan

2003

Obligasi Tunas Financindo Sarana I Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap

- idBBB+ 500.000.000.000 14,5% p.a setiap 3 (tiga) bulan 4 Juni 2003 29 Mei 2006 Lunas

2004

Obligasi Tunas Financindo Sarana II Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap

- idBBB+ 350.000.000.000 10,00% p.a setiap 3 (tiga) bulan 15 Juni 2004 22 Juli 2005 Lunas

2005

Obligasi Tunas Financindo Sarana III Tahun 2005 dengan Tingkat Bunga Tetap

A idA- 150.000.000.000 10,625%

p.a setiap 3 (tiga) bulan 1 Juli 2005 18 Juli 2006 Lunas

B idA- 100.000.000.000 12,825%

p.a setiap 3 (tiga) bulan 1 Juli 2005 8 Juli 2007 Lunas

C idA- 100.000.000.000 13,250%

p.a setiap 3 (tiga) bulan 1 Juli 2005 8 Juli 2008 Lunas

350.000.000.000

2007

Obligasi Tunas Financindo Sarana IV Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap

A idA- 150.000.000.000 10,00% p.a setiap 3 (tiga) bulan 14 Februari

200727 Februari

2008Lunas

B idA- 100.000.000.000 10,4% p.a setiap 3 (tiga) bulan 14 Februari

200722 Februari

2009Lunas

C idA- 350.000.000.000 11,00% p.a setiap 3 (tiga) bulan 14 Februari

200722 Februari

2010Lunas

600.000.000.000

2008

Obligasi Tunas Financindo Sarana V Tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap

A idA- 350.000.000.000 10,00% p.a setiap 3 (tiga) bulan 12 Februari

200827 Februari

2009Lunas

B idA- 25.000.000.000 10,50% p.a setiap 3 (tiga) bulan 12 Februari

200820 Februari

2010Lunas

C idA- 50.000.000.000 11,00% p.a setiap 3 (tiga) bulan 12 Februari

200820 Februari

2011Lunas

D idA- 175.000.000.000 11,25% p.a setiap 3 (tiga) bulan 12 Februari

200820 Februari

2012Lunas

600.000.000.000

2011

Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap

A idA+ 48.000.000.000 8,60% p.a setiap 3 (tiga) bulan 10 Mei 2011 23 Mei 2012 Lunas

B idA+ 52.000.000.000 9,60% p.a setiap 3 (tiga) bulan 10 Mei 2011 19 Mei 2013 Lunas

C idA+ 350.000.000.000 10,00% p.a setiap 3 (tiga) bulan 10 Mei 2011 19 Mei 2014 -

D idA+ 150.000.000.000 10,70% p.a setiap 3 (tiga) bulan 10 Mei 2011 19 Mei 2015 -

600.000.000.000

2013

Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013

A idAA 425.000.000.000 7.75% p.a setiap 3 (tiga) bulan 5 Juni 2013 5 Juni 2016 -

B idAA 75.000.000.000 8.80% p.a setiap 3 (tiga) bulan 5 Juni 2013 5 Juni 2017 -

500.000.000.000

Jumlah Obligasi Terhutang Sampai Dengan 31 Desember 2013 Rp1.000.000.000.000

(*)BerdasarkanpemeringkatanolehPTPemeringkatEfekIndonesia(Pefindo)padasaatpenerbitanObligasi.

Page 77: Menjadi Kebanggaan Indonesia

75

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Ikhtisar Obligasi dan Medium Term Notes

Kepemilikan Saham Dewan Komisaris dan DireksiDewan Komisaris dan Direksi Perseroan tidak memiliki kepemilikan saham di Perseroan.

Kepemilikan Saham MasyarakatPerseroan adalah perusahaan tertutup sehingga saham Perseroan tidak dimiliki oleh masyarakat umum.

Entitas Anak Perusahaan, Perusahaan Asosiasi atau Perusahaan PublikPerseroan tidak memiliki Anak Perusahaan, Perusahaan Asosiasi atau Perusahaan Publik lainnya, sehingga informasi terkait hal ini belum dapat disajikan.

Kronologis Pencatatan SahamPerseroan tidak melakukan penawaran umum saham sehingga tidak tersedia informasi kronologis pencatatan saham.

Ikhtisar Medium Term NotesTahun

Penerbitan Nama MTN Jumlah(Rp)

Peringkat (*)

Tingkat Bunga

Frekwensi Pembayaran

Bunga

Tanggal Penerbitan

Tanggal Jatuh Tempo Keterangan

2009Medium Term Notes (MTN) Mandiri Tunas Finance I Tahun 2009

250.000.000.000 idA+ 11,60% p.a setiap bulan

18 Nopember 2009

18 Nopember 2011

Lunas

2010Medium Term Notes (MTN) Mandiri Tunas Finance II Tahun 2010

350.000.000.000 idA+ 11,60% p.a

setiap 3 (tiga) bulan

15 Februari 2010 15 Februari 2012 Lunas

2012Medium Term Notes (MTN) Mandiri Tunas Finance III Tahun 2012

200.000.000.000 - 9,95% p.a setiap 3 (tiga)

bulan 2 Februari 2012 2 Februari 2015 -

Jumlah MTN Terhutang Sampai Dengan 31 Desember 2013 200.000.000.000

(*)BerdasarkanpemeringkatanolehPTPemeringkatEfekIndonesia(Pefindo)padasaatpenerbitanMTN.

Page 78: Menjadi Kebanggaan Indonesia

76

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Perseroan telah beberapa kali menerbitkan obligasi dan medium term notes yang dananya digunakan seluruhnya oleh Perseroan untuk kegiatan pembiayaan kendaraan bermotor. Walaupun Perseroan mendapatkan dukungan penuh atas fasilitas pendanaan terutama Joint Financing dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, namun Perseroan tetap melakukan diversifikasipendanaanuntukmenunjangkinerjausahaPerseroan.

Penerbitan Obligasi dan medium term notes antara lain bertujuan untuk menjaga hubungan baik dengan investor serta mempertahankan eksistensi Perseroan di Pasar Modal.

Adapun kronologis pencatatan obligasi dan medium term notes Perseroan yang sampai saat ini masih beredar dan tercatat di PT Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Pada tanggal 10 Mei 2011, Perseroan menerbitkan Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 dengan tingkat bunga tetap dengan jumlah pokok sejumlah Rp600.000.000.000,- (enam ratus miliar Rupiah), dengan jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun, yang terdiri dari:

Seri A: Dengan jumlah pokok sebesar Rp48.000.000.000,- (empat puluh delapan miliar Rupiah), berjangka waktu 370 (tiga ratus tujuh puluh) hari dengan bunga 8,60% per tahun (jatuh tempo 23 Mei 2012). Pembayaran pokok Obligasi secara penuh telah dilakukan pada saat jatuh tempo Obligasi Seri A.

Seri B: Dengan jumlah pokok sebesar Rp52.000.000.000,- (lima puluh dua miliar Rupiah), berjangka waktu 2 (dua) tahun dengan bunga 9,60% per tahun (jatuh tempo 19 Mei 2013). Pembayaran pokok Obligasi secara penuh telah dilakukan pada saat jatuh tempo Obligasi Seri B.

Seri C: Dengan jumlah pokok sebesar Rp350.000.000.000,- (tiga ratus lima puluh miliar Rupiah), berjangka waktu 3 (tiga) tahun dengan bunga 10,00% per tahun (jatuh tempo 19 Mei 2014). Pembayaran pokok Obligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh tempo Obligasi Seri C.

Seri D: Dengan jumlah pokok sebesar Rp150.000.000.000,- (seratus lima puluh miliar Rupiah), berjangka waktu 4 (empat) tahun dengan bunga 10,70% per tahun (jatuh tempo 19 Mei 2015). Pembayaran pokok Obligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh tempo Obligasi Seri D.

Kronologis Pencatatan Efek Lainnya dan Peringkat Efek

Page 79: Menjadi Kebanggaan Indonesia

77

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Kronologis Pencatatan Efek Lainnya dan Peringkat Efek

Obligasi ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang performing sekurang-kurangnya sebesar 80% dari nilai pokok obligasi. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan dimana pembayaran bunga obligasi pertama kali pada tanggal 19 Agustus 2011, sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir akan dilakukan pada tanggal 19 Mei 2015.

Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, Perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan obligasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dengan peringkat : idA+ (Single A plus; Stable Outlook) dan telah dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia pada tanggal 20 Mei 2011.

Dana hasil Obligasi ini telah digunakan 100% untuk menambah modal kerja dalam rangka pembiayaan kendaraan bermotor oleh Perseroan. Laporan realisasi penggunaan seluruh dana telah disampaikan kepada Bapepam dan LK melalui surat No. 084/MTF-CSC/VII/2011 tanggal 7 Juli 2011.

Penawaran Umum atas Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 dibantu oleh lembaga dan profesi penunjang pasar modal, yaitu:Wali Amanat : PT Bank Mega TbkAkuntan Publik : KAP Tanudiredja, Wibisana dan Rekan (a member firm of

Pricewaterhouse Coopers Global Network)Notaris : Fathiah Helmi, SHKonsultanHukum :BM&PartnersLawOfficePemeringkat Efek : PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO)

Pada tanggal 2 Nopember 2012, PT Fitch Ratings Indonesia telah menetapkan peringkat Perseroan (Corporate Rating) dengan peringkat AA(idn) (Double AA; Stable Outlook). Pada tanggal 12 Nopember 2012, PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) telah menaikkan peringkat Perseroan (Corporate Rating) beserta surat utang Obligasi VI Seri B, Seri C dan Seri D Tahun 2011 yang semula dengan peringkat idA+ (Single A plus; Stable Outlook) menjadi idAA (Double A; Stable Outlook). Kemudian pada tanggal 5 Maret 2014, melalui suratPEFINDONo.No. 360/PEF-Dir/III/2014perihal SertifikatPemantauanTahunanPemeringkatan atas Obligasi VI Seri C dan Seri D Tahun 2011 PT Mandiri Tunas Finance periode 5 Maret 2014 sampai dengan 1 Maret 2015, yang memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double A).

Page 80: Menjadi Kebanggaan Indonesia

78

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

2. Pada tanggal 30 Mei 2013, Perseroan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 dengan tingkat bunga tetap dengan jumlah pokok sejumlah Rp500.000.000.000,- (lima ratus miliar Rupiah), dengan jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun, yang terdiri dari:

Seri A: Dengan jumlah pokok sebesar Rp425.000.000.000,- (empat ratus dua puluh lima miliar Rupiah), berjangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan dengan bunga 7,75% per tahun (jatuh tempo 5 Juni 2016). Pembayaran pokok Obligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh tempo Obligasi Seri A.

Seri B: Dengan jumlah pokok sebesar Rp75.000.000.000,- (tujuh puluh lima miliar Rupiah), berjangka waktu 48 (empat puluh delapan) bulan dengan bunga 7,80% per tahun (jatuh tempo 5 Juni 2017). Pembayaran pokok Obligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh tempo Obligasi Seri B.

Obligasi ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang performing sekurang-kurangnya sebesar 60% dari nilai pokok obligasi. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan dimana pembayaran bunga obligasi pertama kali pada tanggal 5 September 2013, sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir akan dilakukan pada tanggal 5 Juni 2017. Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, Perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan obligasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dengan peringkat : idAA (Double A) untuk periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014 dan telah dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia pada tanggal 7 Juni 2013. Kemudian pada tanggal 5 Maret 2014,melaluisuratPEFINDONo.359/PEF-Dir/III/2014perihalSertifikatPemantauanTahunan Pemeringkatan atas Obligasi Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance periode 5 Maret 2014 sampai dengan 1 Maret 2015, yang memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double A).

Dana hasil Obligasi ini telah digunakan 100% untuk menambah modal kerja dalam rangka pembiayaan kendaraan bermotor oleh Perseroan. Laporan realisasi penggunaan seluruh dana telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No. 091/MTF-CSC/VII/2013 tanggal 8 Juli 2013.

Kronologis Pencatatan Efek Lainnya dan Peringkat Efek

Page 81: Menjadi Kebanggaan Indonesia

79

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Kronologis Pencatatan Efek Lainnya dan Peringkat Efek

Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 dibantu oleh lembaga dan profesi penunjang pasar modal, yaitu:Wali Amanat : PT Bank Mega TbkAkuntan Publik : KAP Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of

Ernst & Young Global Limited)Notaris : Fathiah Helmi, SHKonsultanHukum :BM&PartnersLawOfficePemeringkat Efek : PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO)

Informasi Penerbitan Medium Term NotesPada tanggal 2 Februari 2012, Perseroan menerbitkan Medium Term Notes (MTN) Mandiri Tunas Finance III Tahun 2012 dengan nilai nominal sebesar Rp200.000.000.000,- (dua ratus miliar Rupiah), berjangka waktu 3 (tiga) tahun (jatuh tempo 2 Februari 2015) dan dengan tingkat bunga sebesar 9,95% per tahun.

Seluruh dana yang diperoleh dari MTN ini telah digunakan 100% untuk menambah modal kerja Perseroan.

Penerbitan MTN III dibantu oleh lembaga dan profesi penunjang pasar modal, yaitu :Agen Pemantau : PT Bank Mandiri (Persero) TbkNotaris : Lenny Janis Ishak, SHKonsultanHukum :BM&PartnersLawOfficePemeringkat Efek : PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO)Agen Pembayaran : PT Kustodian Sentral Efek Indonesia

Page 82: Menjadi Kebanggaan Indonesia

80

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Nama dan Alamat Perusahaan Pemeringkat Efek

Lembaga Profesi Penunjang Pasar Modal

Lembaga Pemeringkat Efek

PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO)Panin Tower Senayan City Lt.17Jl. Asia Afrika Lot.19 - Jakarta 10270Telepon : +6221 7278 2380Faksimile : +6221 7278 2370Website :http://www.pefindo.com

Akuntan PublikPurwantono, Suherman, & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited)Indonesia Stock Exchange Building Tower 2, 7th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53Jakarta 12190, IndonesiaTelepon : +6221 5289 5000Faksimile : +6221 5289 4100Website : www.ey.com/idJasa : Pemeriksaan (Audit) laporan

keuangan per 31 Desember 2012 dan jasa professional lainnya

Biaya : Rp368.280.000,-Periode Penugasan : Juni 2012 – Juni 2013

Notaris Fathiah Helmi, SHGraha Irama Lantai 6CJl. HR. Rasuna SAid Blok X-1 Kav 1-2, Kuningan - Jakarta 12950Telepon : +6221 5290 7304 - 5290 7305-6Faksimile : +6221 5261 136Jasa : Pembuatan akta-akta dalam rangka penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 dan Pendaftaran FidusiaBiaya : Rp74.000.000,-Periode Penugasan : Januari s/d Juni 2013

Konsultan HukumBM & Partners Law OfficeWisma Aldiron Lt. Dasar Suite 15BJl. Gatot Subroto Kav.72 - Jakarta 12780Telepon : +6221 798 1292Faksimile : +6221 790 2539Jasa : Melakukan pemeriksaan segi hukum atas Perseroan dalam rangka penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013.Biaya : Rp245.000.000,-Periode Penugasan : Januari s/d Juni 2013

PT Fitch Ratings IndonesiaDBS Bank Tower, 24th Floor, Suite 2403 Jl. Prof. Dr. Satrio Kav 3-5, Jakarta 12940 Telepon : +6221 2988 6800 Faksimile : +6221 2988 6822Website :http://www.fitchratings.co.id

Agen PemantauPT Bank Mandiri (Persero) Tbk Plaza Mandiri Lt 22 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38 - Jakarta 12190Telepon : +6221 52913212Faksimile : +6221 5263428Jasa : Melakukan monitoring terhadap Perseroan berdasarkan perjanjian agen montoring MTN III.Biaya : Rp 35.000.000,-/tahunPeriode Penugasan : Februari 2012 s/d Februari 2015

Wali Amanat PT Bank Mega TbkMenara Bank Mega lantai 16Jl. Kapten Tendean Kav 12-14A - Jakarta 12790Telepon : +6221 7917 5000Faksimile : +6221 7918 7100Jasa : Mewakili kepentingan pemegang obligasi dalam rangka penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013.Biaya : Rp50.000.000,-/tahunPeriode Penugasan : Juni 2013 s/d Juni 2017

Page 83: Menjadi Kebanggaan Indonesia

81

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan hal yang esensial dalam menunjang kinerja dan menjadi aset yang sangat penting Perseroan. SDM profesional, terpercaya, dan kompeten adalah kunci untuk mencapai visi Perseroan sebagai Perusahaan pembiayaan otomotif terbaik, terbesar dan terpercaya.

Selama tahun 2013, Perseroan telah menjalankan program rekrutmen dan pengembangan SDM yang dilakukan guna meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM dalam meraih kesuksesan, dan menjadi kunci dalam memelihara kinerja Perseroan. Kompetensi SDM yang memadai dan sesuai kebutuhan bisnis Perseroan akan memungkinkan akselerasi, ekspansi, dan transformasi bisnis Perseroan berjalan dengan baik.

Rekrutmen Sebagai perusahaan pembiayaan terkemuka di Indonesia, Perseroan senantiasa melakukan akselerasi, ekspansi, dan transformasi bisnis guna menghadapi dinamika bisnis jasa pembiayaan yang semakin kompetitif. Untuk mendukung seluruh kegiatan usaha Perseroan tersebut diperlukan SDM yang baik sejalan dengan bisnis Perseroan.

Proses rekrutmen dilakukan melalui beberapa tahap antara lain penyeleksian, dan perekrutan, sesuai dengan Manpower Planning (MPP). Proses rekrutmen Perseroan mengedepankan asas-asas keterbukaan, kewajaran dan kesetaraan berdasarkan kebutuhan dan kompetensi yang dimiliki oleh calon karyawan. Kandidat yang memenuhi standar administrasi dijaring melalui situs perusahaan, iklan, job fair, serta referensi. Untuk posisi-posisi tertentu yang membutuhkan kompetensi serta keahlian khusus, Perseroan memprioritaskan aspek pemahaman dan pengalaman calon karyawan terkait jabatan tersebut.

Selama tahun 2013, Perseroan telah menjalankan program rekrutmen dan pengembangan SDM yang dilakukan guna meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM dalam meraih kesuksesan, dan menjadi kunci dalam memelihara kinerja Perseroan.

Page 84: Menjadi Kebanggaan Indonesia

82

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Perseroan menerapkan metode rekrutmen dan seleksi yang tepat dan cepat dalam menjaringSDMyangberkualitasdankompetendibidangnya.Perseroanmengkualifikasikompetensi SDM yang dibutuhkan perusahaan yang mengacu pada rencana bisnis unit kerja berdasarkan MPP. MPP berisi persyaratan-persyaratan kompetensi SDM yang dipilih melalui proses seleksi yang transparan, obyektif, dan profesional, yang disusun berdasarkan rencana kerja tahunan (Business Plan) Perseroan sesuai dengan keputusan dari Manajemen. Perhitungan mengenai jumlah MPP bersumber dari:1. Masukan masing-masing Kepala Divisi terhadap target yang telah ditetapkan

Manajemen dan mengacu kepada evaluasi produktivitas masing-masing divisi/unit kerja.

2. Keputusan budget MPP yang telah disetujui oleh Manajemen.

Page 85: Menjadi Kebanggaan Indonesia

83

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Sumber Daya Manusia

Di tahun 2013, Perseroan menyelenggarakan rekrutmen dan seleksi dengan beberapa cara antara lain: 1. Internal Perusahaan: dilakukan dengan seleksi karyawan internal untuk mengisi

lowongan jabatan pada suatu unit kerja sesuai dengan kebutuhan organisasi dan terbuka bagi karyawan dari unit kerja lain dalam perusahaan.

2. Eksternal Perusahaan: mencari calon karyawan dari eksternal Perusahaan melalui iklan dimedia,internet/website/mailinglist,poster/flyerditempatumumyangrepresentatif,campus hiring, buku wisuda, referensi karyawan, direct sourcing, partisipasi bursa tenaga kerja (job fair/career day) dan walk in interview.

Proses rekrutmen dan seleksi yang diselenggarakan Perseroan dalam menjaring SDM yangberkualitas danberkompetendalambisnis jasa pembiayaanmeliputi identifikasikebutuhan penambahan karyawan, strategi pencarian kandidat, seleksi calon karyawan, rekomendasi penerimaan karyawan, dan yang terakhir penerimaan dan penempatan karyawan.

Komposisi Di tahun 2013, Perseroan memiliki karyawan sebanyak 2.793 orang yang tersebar di seluruh kantor cabang di Indonesia. Jumlah karyawan Perseroan tersebut telah sesuai dengan kebutuhan untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin terbuka, interaksi yang semakin kompleks, serta tuntutan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan. SecararinciankomposisikaryawanPerseroanyangdiklasifikasikanberdasarkanjenjangjabatan, pendidikan, dan usia serta presentase peningkatannya adalah sebagai berikut:

Tabel Komposisi Karyawan berdasarkan Jabatan

Jabatan 2011 2012 2013

Staf 1.435 1.768 2.100

Supervisor 399 446 528

Manager 132 151 159

Dewan Komisaris dan Direksi 6 6 6

Jumlah 1.972 2.371 2.793

Page 86: Menjadi Kebanggaan Indonesia

84

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tabel Komposisi Karyawan berdasarkan Pendidikan

Pendidikan 2011 2012 2013

SLTP dan sederajat 1 1 1

SLTA dan Sederajat 412 418 530

Akademi 417 518 684

Sarjana 1.142 1.434 1.578

Total 1.972 2.371 2.793

Tabel Komposisi Karyawan berdasarkan Usia

Usia 2011 2012 2013

<20 Tahun 3 3 4

20-29 Tahun 856 1.139 1.270

20-39 Tahun 970 1.083 1.328

40-49 Tahun 137 140 177

>50 Tahun 6 6 14

Jumlah 1.972 2.371 2.793

Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Perseroan menyadari bahwa pendidikan, pelatihan, dan pengembangan kompetensi SDM merupakan aspek penting yang harus dilakukan agar kinerja Perseroan dapat sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa pembiayaan konsumen, kebutuhan SDM yang profesional adalah mutlak. Oleh karena itu, Perseroan mengembangkan kompetensi SDM sebagai salah satu landasan Perseroan dalam meraih kesuksesan. Perseroan mengemas kebutuhan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan SDM melalui training yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia.

Perseroan menjalankan pelatihan untuk karyawan dengan berbagai jenis pelatihan seperti internal, eksternal, dan Management Development Program (MDP). Pelatihan internal terdiri dari peningkatan soft skill dan hard skill karyawan. Untuk pendidikan dan pelatihan yang sifatnya soft skill, Perseroan menjalankannya berdasarkan matriks pelatihan yang sudah disiapkan untuk tiap posisi, baik itu untuk level staf, supervisor dan manajer. Matriks pelatihan antara lain :

Sumber Daya Manusia

Page 87: Menjadi Kebanggaan Indonesia

85

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Sumber Daya Manusia

• Level staf antara lain Impact Communications dan Service Excellence. • Level supervisor antara lain Effective Supervisory dan Accelerate Culture Transformation

(ACT). • Level manajer antara lain Trainee for Trainer, Service Excellence, Coaching Technique &

Mentoring Program, Accelerate Culture Transformation (ACT), Marketing.

Untuk pelatihan yang sifatnya hard skill atau technical skill, secara reguler masing-masing organisasi fungsional Perseroan juga mengadakan pelatihan dan pendidikan sesuai dengan fungsinya masing-masing, contohnya: • Basic Knowledge : Induction Training• Sales Knowledge : Basic Sales Officer Training, Commercial Analysis• Credit Knowledge : Credit Analysis for Sales Officer, Analisa Laporan

Keuangan untuk Supervisor maupun Manager, Standar Penginputan Data Kredit, Credit dalam perspektif hukum, SOP

• Operations Knowledge : Operations Excellence, BPKB dan Insurance • AR Management Knowledge : Basic AR Management, Risk Management, Lelang dan Hak

Tanggungan• Support : Budget Opex, Ketentuan Perpajakan, Ketentuan

Ketenagakerjaan, KYC

Dalam pelaksanaan pelatihan eksternal selama tahun 2013, hampir setiap unit kerja atau divisi telah mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti pelatihan eksternal dalam rangka untuk lebih membuka wawasan, menambah pengetahuan dan ketrampilan serta meningkatkan profesionalisme. Adapun peserta pelatihan terdiri dari karyawan-karyawan dari unit kerja/ divisi-divisi sebagai berikut:• Credit Management• Internal Audit• Risk & AR Management• Legal & Compliance• Marketing & Product Development• Human Resources Development• Finance & Accounting• Corporate Secretary• Information Technology• GeneralAffair&Procurement

Page 88: Menjadi Kebanggaan Indonesia

86

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Sumber Daya Manusia

Untuk Management Development Program (MDP), materi yang diberikan kepada peserta pelatihan antara lain meliputi:A. Organization Knowledge

• CompanyProfile• Corporate Culture• Service Excellence dan Standar Pelayanan• Fungsi, Peran dan KPI

B. Multifinance Basic Knowledge• Usaha Jasa Pembiayaan• Marketing• Perkreditan• Risk Management• Pendanaan• Hukum• AR Management

C. Managerial Development• LeadershipEffectiveness• Coaching for Perfomance• Impactful Business Presentation• Problem Solving & Decision Making

D. Character Building

E. Business Strategy Perseroan• Marketing• Kredit• Operations• Risk & AR Management• Perfomance Management• Budgeting&Profit• Legal• Fraud & Internal Audit• HR for Non HR

Page 89: Menjadi Kebanggaan Indonesia

87

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Sumber Daya Manusia

Tabel Jenis Pelatihan Tahun 2013

Jenis Pelatihan Jumlah Peserta

Pelatihan Internal 1.884

Pelatihan Eksternal 65

Management Development Program (MDP) 18

Jumlah 1.967

Sedangkan jumlah peserta training dari tahun ke tahun dapat terlihat melalui grafikberikut:

2010

Jumlah Peserta

20122011 2013

0

1.000

2.000

2.500

500

1.500

Total biaya pelatihan yang dikeluarkan pada tahun 2013 mencapai Rp2,75 miliar, meningkat lebih besar 45% dibandingkan dengan biaya pelatihan pada tahun 2012 sebesar Rp1,23 miliar. Biaya pelatihan yang dikeluarkan Perseroan telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan akan SDM yang berkompeten dan berkualitas guna menghadapi dinamika bisnis jasa pembiayaan di Indonesia. Pada tahun 2013 Perseroan memfokuskan pelatihan pada empat program utama, yaitu:1. Change Agent, program dimana diberikan pelatihan kepada perwakilan setiap

supervisor unit kerja (sales, credit, operation dan AR management) pada cabang terpilih dari masing-masing Regional, dan peserta training menjadi perwakilan Wilayah dalam membagikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan kepada setiap unit kerjanya masing-masing.

2. ACT (Accelerated Transformation Culture), program khusus untuk membantu Karyawan agar lebih mudah beradaptasi, memposisikan diri, menyikap serta menjawab tantangan perubahan yang ada khususnya dalam hal Visi, Misi dan Nilai Perusahaan

Page 90: Menjadi Kebanggaan Indonesia

88

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

3. Excellent Coach, program pembekalan bagi Pemimpin Unit Kerja agar mampu melakukan coaching dan mentoring yang baik terhadap bawahannya sehingga secara tidak langsung akan mampu meningkatkan produktivitas Unit Kerja dalam rangka pencapaian target perusahaan

4. MDP (Manager Development Program) Batch I, program kaderisasi kepemimpinan yang bertujuan untuk mempersiapkan calon-calon manager professional dan kompeten yang dipilih dari internal pegawai MTF yang memiliki nilai budaya perusahaan dan mempunyai kepribadian yang gigih dan tangguh untuk mau maju dan berkembang bersama MTF dalam mencapai visi dan misi perusahaan.

Kesejahteraan KaryawanPerseroan telah memenuhi ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) dalam pembayaran upah dan gaji karyawan sesuai dengan ketentuan pembayaran upah minimum yang berlaku di lokasi-lokasi kegiatan usaha Perseroan.

Perseroan senantiasa memberikan perhatian yang besar terhadap kesejahteraan karyawan melalui penyediaan berbagai fasilitas seperti:a. Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) yang mencakup Jaminan Kecelakaan Kerja,

Jaminan Kematian serta Jaminan Hari Tua,b. Tunjangan makan dan transportasi, c. Program kepemilikan kendaraan,d. Tunjangan Hari Raya dan Bonus,e. Asuransi kesehatan,f. Fasilitas Pinjaman Karyawan.g. Kesempatan mendapatkan pelatihan internal maupun eksternal, h. Program pendidikan Manager Development Program (MDP), dani. Mengikutsertakan dalam Program Dana Pensiun.

Penilaian Kinerja KaryawanPerseroan melakukan penilaian atas kinerja karyawan yang dilakukan dua kali dalam setahun untuk mengevaluasi tugas dan tanggung jawab dari setiap karyawan. Penilaian dilakukan pertama kali oleh karyawan masing-masing, kemudian dilakukan oleh atasan karyawan melalui konseling yang selanjutnya akan dilakukan penilaian akhir terhadap karyawan tersebut. Para Penilai akan memberikan pengarahan kepada karyawan yang dinilai mengenai kinerja yang telah dilakukannya dan memberikan evaluasi guna meningkatkan kinerja karyawan tersebut menjadi lebih baik.

Penilaian kinerja tersebut menjadi dasar pemberian pelatihan, pengembangan karir, serta peningkatan gaji karyawan oleh Divisi Human Resources Development.

Sumber Daya Manusia

Page 91: Menjadi Kebanggaan Indonesia

89

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Sumber Daya Manusia

Reward and PunishmentPerseroan senantiasa memberikan penghargaan atau reward kepada karyawan berupa kebijakan peningkatan remunerasi yang disesuaikan dengan kondisi keuangan Perseroan berdasarkan tingkat inflasi, pasar industri pembiayaan, dan hasil penilaian terhadapindikator kerja masing unit kerja. Pemberian reward bertujuan untuk memacu produktivitas karyawan yang akan terus ditingkatkan secara berkala. Reward yang diberikan kepada karyawan bervariasi, mulai dari insentif hingga reward trip yang direncanakan setiap tahun.

Perseroan juga memberikan punishment kepada karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap Peraturan Perusahaan, Standard Operation Procedure (SOP), dan Kode Etik Pegawai. Perseroan memberikan surat teguran dan pembinaan kedisiplinan terhadap karyawan yang menyalahi aturan kepegawaian dan pelanggaran SOP. Sanksi berat berupa pemutusan hubungan kerja diberikan kepada karyawan yang melakukan pelanggaran berat atau pelanggaran ringan yang berulang.

Tabel Pemberian Sanksi Tahun 2011-2013

Jenis SanksiKaryawan Yang DIberikan Sanksi (Orang)

2011 2012 2013

Surat Teguran 33 29 16

Surat Peringatan I 81 55 19

Surat Peringatan II 48 25 40

Surat Peringatan III 22 31 42

Pemutusan Hubungan Kerja 18 10 8

Jumlah 202 151 125

Page 92: Menjadi Kebanggaan Indonesia

90

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Pengembangan KarirDi tahun 2013, Perseroan telah mulai mengembangkan konsep karir dengan menggunakan sistem Management Development Program (MDP) yang telah menjaring sebanyak 18 karyawan. MDP merupakan program pelatihan yang pesertanya berasal dari internal Perseroan yang dipilih melalui proses seleksi yang cukup ketat. Materi yang diberikan meliputi in-house training, on the job training, project assignment dan outbond training untuk mengembangkan keterampilan bisnis manajemen konseptual dan praktis.

Di masa mendatang, Perseroan akan menyelenggarakan MDP setiap tahun dengan senantiasa meningkatkan penyempurnaan materi pelatihan agar dapat menciptakan sumber daya manusia yang profesional, berintegritas, serta berdedikasi tinggi untuk menunjang kinerja Perseroan.

Sumber Daya Manusia

Page 93: Menjadi Kebanggaan Indonesia

91

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Penghargaan dan Sertifikasi

Indonesia Multifinance Award 2013 Perseroan memperoleh penghargaan The Best of Good Corporate ForMultifinance Indonesia 2013 dalam acara Indonesia Multifinance Award 2013(IMA) yang diadakan oleh Majalah Business Review.

Anugerah Business Review 2013Perseroan memperoleh 4 penghargaan dalam Anugerah Business Review 2013 yang diadakan oleh Majalah Business Review yaitu:• The 3rd Best Non Listed Company of the Year 2013• The 3rd Best Finance Performance of the Year 2013• The 4th Best Human Capital of the Year 2013• The 5th Best Corporation for Risk Management of the Year 2013

Page 94: Menjadi Kebanggaan Indonesia

analisis dan pembahasan manajemen

Page 95: Menjadi Kebanggaan Indonesia
Page 96: Menjadi Kebanggaan Indonesia

94

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Pertumbuhan industri pembiayaan didukung oleh pertumbuhan ekonomi di dalam negeri yang kuat. Pertumbuhan industri pembiayaan di Indonesia selama ini masih mengandalkan pembiayaan konsumen (pembiayaan mobil dan sepeda motor) dan sewa guna usaha (leasing) dengan kontribusi mencapai 95% dari total pembiayaan.

TINJAUAN EKONOMITahun 2013 adalah tahun yang penuh dengan tantangan. Indikator-indikator ekonomi makro dalam negeri tidak sebaik tahun 2012. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013mengalamiperlambatandibandingkantahun2012dari6,23%menjadi5,78%.Inflasimeningkat menjadi 8,38% akibat pengurangan Bahan Bakar Minyak bersubsidi, kenaikan Upah Minimum Propinsi serta Tarif Dasar Listrik. Nilai tukar Rupiah juga terdepresiasi sangattajamhinggakeposisidiatasRp12.000,-.TekananinflasidanpelemahanRupiahmendorong peningkatan BI Rate hingga 175 bps sepanjang tahun 2013 menuju level 7,5% yang pada akhirnya mendorong kenaikan suku bunga kredit perusahaan pembiayaan. Ditengah kondisi ekonomi yang belum kondusif tersebut, manajemen Perseroan terus berupaya untuk mencapai pertumbuhan kinerja sesuai dengan yang telah ditargetkan di awal tahun.

TINJAUAN INDUSTRIDaya beli masyarakat yang semakin kuat terbukti tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ekonomi global yang saat ini menunjukkan tren menurun.Pertumbuhan pesat yang terjadi pada industri otomotif pada beberapa tahun terakhir mendorong banyak perusahaan pembiayaan yang fokus pada pasar otomotif. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang semakin mengalami peningkatan serta banyaknya permintaan kendaraan merupakan potensi yang sangat besar bagi perusahaan pembiayaan.

Pertumbuhan industri pembiayaan didukung oleh pertumbuhan ekonomi di dalam negeri yang kuat. Pertumbuhan industri pembiayaan di Indonesia selama ini masih mengandalkan pembiayaan konsumen (pembiayaan mobil dan sepeda motor) dan sewa guna usaha (leasing) dengan kontribusi mencapai 95% dari total pembiayaan.

Page 97: Menjadi Kebanggaan Indonesia

95

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Perusahaan multifinance tetap bisa eksis dan mencatat pertumbuhan kinerja yangsignifikanmeskimenghadapiaturanketatdankondisiperekonomianyangmelemah.Inibukti bahwa prospek bisnis ini tak akan sepi. Industri ini memang terus menerus mencatat pertumbuhan fantastis sejak sektor jasa keuangan Indonesia resmi keluar dari kubangan krisis moneter 1997/1998. Industri pembiayaan, karena itu menjadi salah satu industri dengan prospek yang menarik di Indonesia. Industri ini terbukti mampu bertahan dari gejolak krisis ekonomi. Bahkan aset industri pembiayaan kendaraan tumbuh rata-rata 24,47% per tahun dalam 10 tahun terakhir.

Daya tarik industri pembiayaan tidak lepas dari beberapa faktor diantaranya adalah skema bisnisnya yang didasarkan pada underlying asset sehingga relatif aman, kedekatan jaringan industri pembiayaan dengan industri manufaktur, serta posisinya yang seringkali merangkap sebagai distributor dan pemegang merek tunggal yang memudahkan dan mempercepat pelayanan. Hal tersebut tak pelak membuat industri pembiayaan menjadi lebih dekat dengan nasabah dibandingkan pemberi kredit lainnya. Daya tarik kian bertambah lagi terutama bagi investor karena pada saat perekonomian global melambat yang juga berdampak ke sektor keuangan nasional, industri ini tetap tumbuh positif.

Page 98: Menjadi Kebanggaan Indonesia

96

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Perkembangan Industri Mobil Baru di IndonesiaPenjualan nasional mobil baru di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 1.229.910 unit atau hanya mengalami pertumbuhan 10% dibandingkan penjualan nasional mobil baru di tahun 2012 yang mencapai 1.116.230 unit. Pertumbuhan tersebut jauh menurun dibandingkan pertumbuhan penjualan nasional mobil baru tahun 2012 yang mencapai 25%. Perlambatan pertumbuhan ini antara lain disebabkan dengan kenaikan bahan bakar minyak, kenaikan BI Rate dan melemahnya nilai tukar rupiah beberapa waktu yang lalu.

Ribuan Unit

Ribuan Unit

Perkembangan Industri Mobil Baru di Indonesia

2011 2012 2013

0

600

1.200

1.500

300

900

894

1.11

6

1.23

0

Sumber : Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO)

Walaupun pertumbuhan penjualan nasional mobil baru melambat, namun penjualan mobil baru di Indonesia tetap menunjukkan tren peningkatan sejak tahun 2009 seiring dengan meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat. Penjualan di tahun 2013 ini telah melebihi target penjualan yang ditetapkan oleh GAIKINDO yang menargetkan penjualan mobil nasional sama dengan penjualan di tahun 2012 sebanyak 1.116 juta unit

2012

2013

Ribuan Unit

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Penjualan Bulanan Nasional Mobil Baru Tahun 2012 - 2013Pertumbuhan

27%

19%

9%

17%

4% 2%

9%

2%

14%

5%8% 9%

96.

718

103

.278

95.

996

102

.257

99.

697

104

.268

112

.178

77.

964

115

.974

112

.039

111

.841

97.

691

76.

427

86.

486

87.

917

87.

144

95.

541

101

.746

102

.511

76.

445

102

.100

106

.754

103

.703

89.

456

Sumber : Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO)

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 99: Menjadi Kebanggaan Indonesia

97

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Selama tahun 2013, 10 merek mobil baru yang paling banyak terjual, adalah sebagai berikut :

Tahun Unit

Toyota Avanza 213,458

Daihatsu Xenia 64,611

Toyota Kijang Innova 64,539

Suzuki Ertiga 63,317

Daihatsu Grand Max Pikap 48,012

Suzuki Carry Pikap 46,208

Nissan Grand Livina 35,422

Toyota Rush 35,004

Mitsubishi T-120 SS Mini Pikap 29,662

Honda Jazz 27,803

Sumber : www.detik.com

Perkembangan Industri Sepeda Motor di IndonesiaPenjualan sepeda motor di pasar domestik sepanjang tahun 2013 mengalami kenaikan 8,81% menjadi 7.771.014 unit dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 7.141.586 unit. Pencapaian peningkatan penjualan sepeda motor ini jauh lebih baik dari pada penurunan yang terjadi pada penjualan sepeda motor di tahun 2012 sebesar 11%. Peningkatan penjualan sepeda motor ini dipengaruhi antara lain oleh daya beli masyarakat yang menguat dan sarana transportasi yang belum memadai.

Ribuan Unit

Ribuan Unit

Perkembangan Industri Sepeda Motor di Indonesia

2011 2012 2013

0

4.000

8.000

10.000

2.000

6.000

8.00

4

7.14

2

7.77

1

Sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI)

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 100: Menjadi Kebanggaan Indonesia

98

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Sepanjang tahun 2013, 10 jenis sepeda motor yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah :

Tahun Unit

Honda beat 1,856,637

Honda Vario 1,314,685

Yamaha Mio Series 1,129,217

Yamaha V-Ixion 470,025

Honda Supra 418,796

Yamaha Jupiter Series 367,057

Honda Revo series 338,761

Suzuki Satria 258,051

Honda Scoopy 200,421

Honda CB150 R 182,942

Sumber : www.detik.com

Perkembangan Industri Perusahaan PembiayaanPertumbuhan piutang industri pembiayaan di tahun 2013 mencapai 15% dari Rp302 triliun di tahun 2012 menjadi Rp348 triliun di tahun 2013 dengan total aset. Peningkatan piutang pembiayaan tersebut didominasi oleh pembiayaan konsumen yang mencapai 64%, sewa guna usaha sebesar 34%, sedangkan sisanya sebesar 2% berasal dari anjak piutang dan kartu kredit. Pertumbuhan industri pembiayaan ini juga didukung oleh pertumbuhan industri otomotif, khususnya penjualan mobil baru dimana pada tahun 2013 penjualan mobil baru mencatat rekor tertinggi penjualan sebanyak 1.229.901 unit atau meningkat 10% dibandingkan penjualan mobil baru di tahun 2012 sebanyak 1.116.230 unit.

Tabel Perkembangan Perusahaan Pembiayaan 2009 - 2013Keterangan(Rp triliun) 2009 2010 2011 2012 2013

Aset 174 230 291 342 400

Total Pembiayaan 143 186 245 302 348

Sumber : Bank Indonesia

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 101: Menjadi Kebanggaan Indonesia

99

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Perkembangan Industri Pembiayaan Mobil dan Sepeda Motor PerseroanFaktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha dan kondisi keuangan Perseroan antara lain kondisi perekonomian, kompetisi dalam industri pembiayaan dan otomotif, tingkat suku bunga dan variasi produk baru dari bidang otomotif. Perseroan berupaya untuk senantiasa dekat dengan konsumen dan penjual (Dealer) dengan prinsip bahwa kepuasan konsumen dan Dealer adalah misi utama Perseroan. Adapun cara yang Perseroan lakukan adalah menambah jaringan operasional agar lebih dekat dengan konsumen dan Dealer, peningkatan pelayanan jasa pembiayaan misalnya kecepatan proses kredit, dan melatih tenaga frontliner yang profesional. Kompetisi yang ketat dalam industri pembiayaan dan otomotif membuat kompetitor selalu mengeluarkan berbagai program untuk menarik konsumen dan dealer. Sehingga Perseroan dituntut untuk lebih profesional, kreatif dan efisiendalammengelolaPerseroanagartetapmemilikicompetitive advantage yang lebih dari para kompetitor.

Berikut ini data pembiayaan baru yang dicapai Perseroan dalam 3 tahun terakhir :

Tahun Unit Jumlah (Rp Juta)

2011 80.922 7.138.404

2012 79.222 8.350.928

2013 102.726 11.590.044

Volume penjualan sangat dipengaruhi oleh tingkat harga (suku bunga) dan kecepatan serta kualitas pelayanan karena harga sangat berpengaruh dalam industri pembiayaan otomotif.

Konsumen cenderung mencari alternatif pembiayaan dengan suku bunga yang terjangkau sedangkan untuk dapat memberikan pembiayaan suku bunga yang kompetitif maka Perseroan harus mendapatkan dukungan dana pembiayaan dari bank maupun kreditur dengan suku bunga pinjaman yang lebih kompetitif juga. Untuk itu Perseroan senantiasa mencari alternatif pendanaan yang terbaik salah satunya adalah penerbitan surat utang agar tetap dapat berkompetisi di industri pembiayaan. Selain itu Perseroan juga dituntutuntukmenjagaprofesionalismedanefisiensiperusahaandenganmeningkatkanprofesionalisme dan produktivitas karyawan. Semakin banyak variasi produk baru dari otomotif maka minat konsumen untuk memiliki produk tersebut juga makin besar sehingga kebutuhan akan pembiayaan oleh konsumen juga makin tinggi. Dengan

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 102: Menjadi Kebanggaan Indonesia

100

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Analisis dan Pembahasan Manajemen

demikian tercipta pasar pembiayaan yang makin besar untuk mendorong Perseroan menciptakan berbagai paket program pembiayaan yang menarik bagi konsumen. Perseroan berkeyakinan peluang usaha dimana Perseroan beroperasi akan ikut membaik seiring dengan adanya peningkatan daya beli masyarakat yang disebabkan membaiknya perekonomian Indonesia.

Berikut ini data pembiayaan mobil baru, mobil bekas, dan sepeda motor yang dicapai oleh Perseroan dalam 3 tahun terakhir.

Tabel Pembiayaan Mobil Baru

Tahun Unit Jumlah (Rp Juta)

2011 36.313 5.332.085

2012 45.073 6.457.154

2013 71.498 10.069.172

Tabel Pembiayaan Mobil Bekas

Tahun Unit Jumlah (Rp Juta)

2011 15.053 1.426.923

2012 17.599 1.656.494

2013 13.267 1.238.611

Tabel Pembiayaan Sepeda Motor

Tahun Unit Jumlah (Rp Juta)

2011 29.556 379.396

2012 16.550 237.280

2013 17.961 282.261

Page 103: Menjadi Kebanggaan Indonesia

101

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Analisis dan Pembahasan Manajemen

TINJAUAN OPERASI PER SEGMEN USAHAPerseroan didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 1989. Pada saat ini Perseroan fokus dalam bidang pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha. Dalam menjalankan usahanya Perseroan memberikan kredit konsumen untuk pembelian berbagai merek kendaraan bermotor serta alat berat. Perseroan memfokuskan usaha pada kegiatan pembiayaan mobil baru yang dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang terkendali yaitu terutama merek-merek Toyota, Daihatsu, Honda, Nissan, Mitsubishi dan Suzuki yang sudah menguasai lebih dari 80% pangsa pasar otomotif.

Jasa Pembiayaan KonsumenSemakin banyak variasi produk baru dari otomotif maka minat konsumen untuk memiliki produk tersebut juga makin besar sehingga kebutuhan jasa pembiayaan kendaraan bermotor oleh konsumen juga semakin meningkat. Dengan demikian, tercipta pasar pembiayaan yang makin besar serta mendorong Perseroan untuk menciptakan berbagai paket program pembiayaan yang menarik bagi konsumen. Kegiatan pembiayaan diberikan dalam bentuk kredit

Perseroan memfokuskan usaha pada kegiatan pembiayaan mobil baru yang dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang terkendali

Page 104: Menjadi Kebanggaan Indonesia

102

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Analisis dan Pembahasan Manajemen

pemilikan kendaraan bermotor dengan ketentuan pembayaran kembali secara angsuran tetapsetiapbulannya.Perseroanmengklasifikasikanfasilitaspembiayaannyakedalam3 jenis, yaitu mobil baru, mobil bekas dan sepeda motor. Perseroan juga menetapkan persyaratan kredit yang berbeda untuk ke 3 jenis usaha tersebut. Secara umum, jangka waktu pembiayaan ditetapkan 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun dengan jangka waktu pembiayaan terbanyak adalah selama 3 (tiga) tahun. Sebagai agunan untuk kredit tersebut adalah berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) asli yang di simpan oleh Peseroan. Dokumen tersebut akan diserahkan kepada konsumen apabila seluruh kewajibannya kepada Perseroan telah dilunasi.

Kegiatan usaha Perseroan yang bergerak dalam bisnis jasa pembiayaan kendaran bermotor semakin menunjukan kinerja yang memuaskan. Dari segmen usaha Jasa Pembiayaan Konsumen, Perseroan meraih pendapatan sebesar Rp859,88 miliar naik 34,82% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp637,82 miliar. Hal ini disebabkan oleh realisasi pembiayaan konsumen dan aset kelolaan Perseroan mengalami peningkatan di tahun 2013. Realisasi pembiayaan baru untuk tahun 2013 adalah sebesar Rp11,1 triliun atau meningkat sebesar Rp3,1 triliun atau 38,36% dari realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp8 triliun. Adapun total aset kelolaan Perseroan tahun 2013 adalah sebesar Rp15 triliun mengalami kenaikan sebesar Rp3,8 triliun atau 35% dari tahun 2012. Selain itu kenaikan pendapatan pembiayaan konsumen juga disebabkan oleh peningkatan dari pembiayaan konsumen yang didanai melalui skema pembiayaan bersama (Joint Financing) without recourse yang mendominasi total pembiayaan baru selama tahun 2013 (66,31% dari total pembiayaan baru pembiayaan konsumen tahun 2013).

Sewa Guna Usaha Perseroan menawarkan pembiayaan leasing bagi perusahaan untuk memperoleh barang-barang modal untuk operasional dengan mudah dan cepat. Kegiatan usaha Perseroan dalam bidang sewa guna usaha (leasing) mencatatkan pendapatan sebesar Rp59,90 miliar naik dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp16,51 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan realisasi pembiayaan baru sebesar Rp168,78 miliar atau 48,78% selama tahun 2013 dari sebesar Rp346,03 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp 514,81 miliar pada tahun 2013.

Perseroan yakin bahwa di masa mendatang, peluang usaha dari jasa pembiayaan kendaraaan bermotor dan sewa guna usaha akan tetap tinggi. Hal ini didukung oleh peningkatan daya beli masyarakat yang disebabkan iklim ekonomi yang semakin baik di Indonesia.

Page 105: Menjadi Kebanggaan Indonesia

103

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Analisis dan Pembahasan Manajemen

ProfitabilitasDitahun2013,Perseroanmencatatprofitabilitasyangsecaraumummengalamikenaikandibandingkan dengan tahun sebelumnya, seperti:• Imbal Hasil Rata-rata Aset sebesar 4,45% meningkat dari tahun sebelumnya yang

tercatat sebesar 4,27%.• Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas sebesar 29,14% meningkat dari tahun sebelumnya yang

tercatat sebesar 25,05%.• Jumlah Pendapatan/Jumlah Aset sebesar 20,68% relatif stabil dibandingkan dengan

tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 19,17%.

a) Rasio Imbal Hasil Rata-rata Aset dan Rasio Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, rasio imbal hasil rata-rata aset Perseroan

tercatat sebesar 4,45% dan 4,27%. Imbal hasil rata-rata aset tahun 2013 naik jika dibandingkan dengan tahun 2012 karena kenaikan realisasi pendapatan pembiayaan konsumen yang berkontribusi pada kenaikan laba tahun berjalan sebelum pajak sebagai pengembalian atas total aset yang dikelola Perseroan.

Rasio imbal hasil modal sendiri dipergunakan untuk mengetahui kemampuan Perseroan meraih laba dari modal yang ditanamkan dan dicerminkan dari perbandingan antara Laba Tahun Berjalan (Laba Bersih) dengan modal sendiri.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, rasio imbal hasil modal sendiri adalah

sebesar 29,14% dan 25,05%. Imbal hasil modal sendiri tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2012 karena kenaikan realisasi pendapatan pembiayaan konsumen mengalami peningkatan yang berkontribusi terhadap kenaikan Laba Tahun Berjalan (Laba Bersih) Perseroan.

b) Jumlah Pendapatan/Jumlah Aset Di tahun 2013, jumlah pendapatan/jumlah aset sedikit mengalami kenaikan

dari tahun 2012 yang tercatat sebesar 19,17% menjadi 20,68% pada tahun 2013. Hal ini disebabkan karena rasio pertumbuhan pendapatan Perusahaan lebih besar dibandingkan dengan rasio pertumbuhan asetnya. Perseroan untuk berusaha meraih pasar yang lebih besar untuk mencapai target menjadi 3 (tiga) besar perusahaan pembiayaan di indonesia.

Page 106: Menjadi Kebanggaan Indonesia

104

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Grafik Imbal Hasil Rata-rata Aset dan Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas

Imbal Hasil Rata-rata Aset* (%)

Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas (%)

Imbal Hasil Rata-rata Aset dan Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas

2011 2012 2013

0 0

2.50% 15,00%

3,50% 25,00%

2,00% 10,00%

3,00% 20,00%

4,50%

4,00%

35,00%

30,00%

*menggunakan perhitungan laba sebelum pajak2,83

16,92

4,27

4,45

25,05

29,14

ANALISIS DAN PEMBAHASAN KINERJA KEUANGANAnalisis kinerja keuangan berikut disusun berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan tanggal 31 Desember 2012.

1. Laporan Posisi Keuangan Aset Posisi tanggal 31 Desember 2013, jumlah aset Perseroan mencapai Rp5,6 triliun naik

28,52% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp4,4 triliun. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan portofolio piutang pembiayaan konsumen seiring dengan peningkatan volume pembiayaan konsumen.

Perseroan di dalam usahanya yang bergerak dalam pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha sesuai dengan PSAK No. 1 (revisi 2009 tentang penyajian Laporan Keuangan yangberlakusecararetrospektifefektifsejak1Januari2011)tidakmenyajikanklasifikasiaset ke dalam kategori aset lancar dan aset tidak lancar.

a. Kas dan Setara Kas Di tahun 2013, saldo kas dan setara kas Perseroan tercatat sebesar Rp191,24 miliar,

mengalami peningkatan sebesar Rp25,47 miliar atau sebesar 15,36% dibandingkan dengan saldo kas dan setara kas Perseroan pada tahun 2012 sebesar Rp165,77 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan kas yang

Page 107: Menjadi Kebanggaan Indonesia

105

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Analisis dan Pembahasan Manajemen

ditempatkan pada bank dari Rp96,79 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp128,29 miliar pada tahun 2013. Peningkatan tersebut dikarenakan kebijakan Perseroan yang akan membayar kewajiban obligasi yang jatuh tempo dibulan Mei 2014.

Tabel Kas dan Setara Kas (dalam juta Rupiah)

Uraian 2012 2013 Perubahan

Kas 18.960 12.929 -31,81%

Kas pada Bank 96.789 128.290 32,55%

Deposito Berjangka 50.021 50.021 0,00%

Jumlah Kas dan Setara Kas 165.770 191.239 15,36%

b. Piutang Pembiayaan Konsumen Piutang pembiayaan konsumen Perseroan di tahun 2013 tercatat sebesar Rp4,5 triliun

mengalami peningkatan sebesar Rp793,93 miliar atau sebesar 21,36% dibandingkan dengan saldo piutang pembiayaan konsumen Perseroan di tahun 2012 sebesar Rp3,7 triliun. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan realisasi pembiayaan baru. Realisasi pembiayaan baru untuk tahun 2013 adalah sebesar Rp11,1 triliun atau meningkat sebesar Rp3,1 triliun atau 38,36% dari realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp8 triliun.

Piutang pokok pembiayaan bersama (joint financing) meningkat 41,86% dari tahun sebelumnya seiring dengan peningkatan lending baru joint financing sebesar Rp2 triliun atau 33,64% dari tahun 2012 sebesar Rp5,9 triliun menjadi sebesar Rp7,9 triliun pada tahun 2013. Diikuti piutang pokok pembiayaan sendiri (non joint financing) meningkat 21,96% dari tahun sebelumnya seiring dengan peningkatan lending baru non joint financing sebesar Rp1,2 triliun atau 51,14% dari tahun 2012 sebesar Rp2,5 triliun menjadi sebesar Rp3,7 triliun pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan lending baru Perseroan meningkat cukup baik yang mana didukung dengan perkembangan industri otomotif yang sangat prospektif.

Page 108: Menjadi Kebanggaan Indonesia

106

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tabel Piutang Pembiayaan Konsumen (dalam juta Rupiah, kecuali*)

Piutang Pembiayaan Konsumen 2012 2013 Perubahan

Piutang Pembiayaan Bersama 8.321.347 11.858.993 42,51%

Piutang Pembiayaan Sendiri 4.812.892 5.991.417 24,49%

Total Piutang Pembiayaan Kelolaan 13.134.239 17.850.410 35,91%

Pokok Piutang Pembiayaan Bersama 7.305.396 10.363.212 41,86%

Total Pokok Piutang Pembiayaan Kelolaan

11.113.789 15.008.114 35,04%

Penyisihan Piutang Ragu-Ragu (90.777) (133.356) 46,91%

Piutang Pembiayaan Bersih 3.717.616 4.511.545 21,36%

Piutang Bermasalah * 1,23% 1,08% 12,20%

c. Investasi Bersih Dalam Sewa Pembiayaan Sejak tahun 2011, Perseroan sudah memulai untuk melakukan transaksi sewa

pembiayaan atau financial lease. Transaksi ini dikelola oleh Divisi COP and Fleet untuk pembiayaan kendaraan komersial Perusahaan dan alat berat. Pada tahun 2013, dengan dukungan dari Commercial dan Corporate Banking Bank Mandiri, Divisi COP and Fleet meningkatkan fokus pada pembiayaan kendaraan roda empat khususnya kendaraan penumpang (passenger) karyawan Perusahaan, dan kendaraan heavy truck untuk industri infrastruktur, distribusi dan transportasi. Sehingga pada tahun 2013 ini, Perseroan mengalami peningkatan investasi neto dalam sewa pembiayaan sebesar Rp328,02 miliar menjadi Rp713,33 miliar pada tahun 2013 dibandingkan dengan saldo investasi neto dalam sewa pembiayaan tahun lalu yang hanya sebesar Rp385,32 miliar.

Tabel Investasi Bersih dalam Sewa Pembiayaan (dalam juta Rupiah)Investasi Bersih Dalam Sewa

Pembiayaan 2012 2013 Perubahan

Piutang Sewa Pembiayaan Bruto 385.316 713.332 85,13%

Nilai Sisa yang Terjamin 81.789 173.118 111,66%

Pendapatan Sewa Pembiayaan yang ditangguhkan

(55.869) (93.641) 67,61%

Simpanan Jaminan (81.789) (173.118) 111,66%

Penyisihan Piutang Ragu-Ragu (1.767) (7.537) 326,54%

Jumlah Investasi Bersih dalam Sewa Pembiayaan - Bersih 327.680 612.154 86,81%

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 109: Menjadi Kebanggaan Indonesia

107

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Analisis dan Pembahasan Manajemen

d. Piutang lain-lain Komposisi saldo piutang lain-lain Perseroan terdiri dari pihak ketiga dan pihak

yang berelasi. Piutang lain-lain pihak ketiga sebagian besar merupakan tagihan kepada konsumen sehubungan dengan penutupan asuransi pembiayaan konsumen, sedangkan piutang lain-lain pihak yang berelasi adalah transaksi dengan PT Tunas Ridean Tbk sehubungan operasional Perseroan. Saldo piutang lain-lain dari pihak ketiga Perseroan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp249,92 miliar mengalami peningkatan sebesar Rp128,04 miliar dibandingkan dengan saldo piutang Perseroan pada tahun 2012 sebesar Rp121,88 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan piutang asuransi dan kenaikan pengakuan piutang Joint Financing pada akhir bulan Desember 2013. Saldo piutang asuransi tahun 2013 tercatat Rp19,28 miliar meningkat sebesar Rp10,38 miliar dibandingkan tahun 2012 atau meningkat sebesar 117%.

e. Aset Tetap Saldo aset tetap Perseroan pada tahun 2013 tercatat sebesar Rp44,06 miliar, mengalami

peningkatan sebesar Rp16,15 miliar atau sebesar 57,95% dibandingkan dengan saldo aset tetap Perseroan pada tahun 2012 sebesar Rp27,86 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh penambahan aset berupa tanah, gedung, perlengkapan dan peralatan kantor serta renovasi bangunan sewa sejalan dengan ekspansi usaha Perseroan. Penambahan aset berupa pembelian tanah dan gedung yang berlokasi di jalan Jatinegara Timur 37 RT. 08 / Rw. 04 Balimester, Jatinegara, Jakarta Timur senilai Rp3,07 miliar, pembelian perabot dan peralatan kantor senilai Rp9,80 miliar, renovasi bangunan senilai Rp4,21 miliar dan bangunan dalam pengerjaan yang senilai Rp5,58 miliar yang berlokasi di jalan Duren Tiga Raya No. 29A - B Rt. 05 / Rw. 05, Pancoran, Jakarta Selatan.

f. Tagihan Kelebihan pajak Pada tahun 2013, Perseroan tidak memiliki saldo tagihan kelebihan pajak, sedangkan

pada tahun 2012 saldo tagihan kelebihan pajak Perseroan sebesar Rp1,93 miliar. Penurunan tersebut disebabkan karena Perseroan menerima surat restitusi pajak perihal pengurangan denda untuk tahun pajak 2006 tertanggal 22 Agutus 2013 dan menerima pembayaran dari kantor pajak sebesar Rp1,93 miliar.

Page 110: Menjadi Kebanggaan Indonesia

108

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Analisis dan Pembahasan Manajemen

g. Aset Pajak Tangguhan Di tahun 2013, saldo aset pajak tangguhan Perseroan tercatat sebesar Rp7,74 miliar,

mengalami peningkatan sebesar Rp3,17 miliar atau sebesar 69,31% dibandingkan dengan saldo aset pajak tangguhan Perseroan pada tahun 2012 sebesar Rp4,57 miliar. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pajak tangguhan atas penambahankoreksifiskalatasperbedaantemporeruntukbebanpenyusutanasettetap, imbalan kerja karyawan dan pencadangan bonus karyawan.

h. Aset Lain-lain Saldo aset lain-lain Perseroan di tahun 2013 adalah sebesar Rp22,86 miliar, mengalami

peningkatan sebesar Rp2,04 miliar atau sebesar 9,79% dibandingkan dengan saldo aset lain-lain operasi Perseroan pada tahun 2012 sebesar Rp20,83 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan setoran dalam perjalanan Perseroan (pembayaran angsuran pembiayaan konsumen melalui kantor pos) sebesar Rp1,27 miliar seiring bertambahnya aset kelolaan Perseroan dan kenaikan sewa gedung dimuka sebesar Rp4,92 miliar seiring dengan ekspansi Perseroan.

LIABILITASDi tahun 2013, utang jangka pendek Perseroan tercatat sebesar Rp2,5 triliun meningkat sebesar 31,20% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp1,9 triliun, sedangkan utang jangka panjang Perseroan tercatat sebesar Rp2,4 triliun meningkat sebesar 25,52% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp1,9 triliun.

Total utang Perseroan di tahun 2013 adalah sebesar Rp5 triliun. Nilai ini mengalami kenaikan sebesar 28,31% dibandingkan dengan tahun 2012 yang tercatat sebesar Rp3,9 triliun. Peningkatan tersebut disebabkan oleh pencairan fasilitas pinjaman bank baru untuk mendukung pertumbuhan pembiayaan konsumen Perseroan.

Perseroan di dalam usahanya yang bergerak dalam pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha sesuai dengan PSAK No. 1 (revisi 2009 tentang penyajian Laporan Keuangan yangberlakusecararetrospektifefektifsejak1Januari2011)tidakmenyajikanklasifikasiutang kedalam kategori utang jangka pendek dan utang jangka panjang.

Page 111: Menjadi Kebanggaan Indonesia

109

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Analisis dan Pembahasan Manajemen

a. Utang Usaha Di tahun 2013, jumlah utang usaha Perseroan yang terdiri dari utang kepada pihak

ketiga, baik utang kendaraan maupun utang asuransi tercatat sebesar Rp260,80 miliar turun 10,77% atau sebesar Rp31,46 miliar dibandingkan dengan jumlah liabilitas usaha kepada pihak ketiga pada tahun 2012 sebesar Rp292,26 miliar. Penurunan tersebut disebabkan karena meningkatnya jumlah pembayaran dan percepatan waktu pembayaran pembiayaan kepada dealer pada tahun 2013 dibandingkan pada tahun 2012.

b. Utang Lain-lain Utang lain-lain Perseroan terdiri dari utang kepada pihak ketiga dan utang kepada

pihak berelasi. Pada tahun 2013, jumlah utang lain-lain kepada pihak ketiga Perseroan sebesar Rp27,53 miliar atau meningkat sebesar Rp7,58 miliar atau sebesar 37,94% dibandingkan dengan jumlah utang lain-lain kepada pihak ketiga pada tahun 2012 sebesar Rp19,96 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh pengakuan kewajiban kepada pihak ketiga terkait transaksi non operasional Perseroan. Pada tahun 2013, jumlah utang lain-lain kepada pihak berelasi Perseroan sebesar Rp134,91 miliar atau meningkat sebesar Rp88,36 miliar atau sebesar 189,82% dibandingkan dengan jumlah utang lain-lain kepada pihak berelasi sebesar Rp46,55 miliar pada tahun 2012.

Peningkatan tersebut disebabkan oleh penerimaan angsuran di akhir tahun yang belum disetor dengan mekanisme joint financing seiring dengan kenaikan jumlah aset kelolaan Perseroan.

c. Utang Pajak Kini Pada tahun 2013, jumlah utang pajak Perseroan sebesar Rp15,83 miliar atau meningkat

sebesar Rp0,88 miliar atau sebesar 0,56% dibandingkan dengan jumlah utang pajak Perseroan pada tahun 2012 sebesar Rp15,75 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan utang pajak badan Perseroan seiring dengan kenaikan laba Perseroan.

d. Beban yang Masih Harus Dibayar Pada tahun 2013, jumlah beban yang masih harus dibayar Perseroan sebesar Rp65,71

miliar atau meningkat sebesar Rp27,42 miliar atau sebesar 71,61% dibandingkan dengan jumlah beban yang masih harus dibayar Perseroan pada tahun 2012 sebesar Rp38,29 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan kenaikan pencadangan beban gaji dan tunjangan Perseroan di tahun 2013.

Page 112: Menjadi Kebanggaan Indonesia

110

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

e. Pinjaman Bank Di tahun 2013, jumlah pinjaman bank Perseroan sebesar Rp3,2 triliun naik sebesar

Rp551,06 miliar atau 20,49% dibandingkan dengan jumlah pinjaman bank Perseroan tahun 2012 sebesar Rp2,7 triliun. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan realisasi pembiayaan baru yang didanai dari pinjaman bank seiring pertumbuhan usaha Perseroan.

f. Surat Berharga yang Diterbitkan Pada tahun 2013, jumlah surat berharga yang diterbitkan Perseroan sebesar Rp1,2

triliun naik sebesar Rp446,94 miliar atau sebesar 59,61% dibandingkan dengan jumlah surat berharga yang diterbitkan Perseroan pada tahun 2012 sebesar Rp749,80 miliar. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh penerbitan Obligasi Berkelanjutan I sebesar Rp500 miliar oleh Perseroan.

g. Liabilitas Imbalan Kerja Pada tahun 2013, jumlah liabilitas imbalan kerja karyawan Perseroan sebesar Rp9,09

miliar atau meningkat sebesar Rp2,54 miliar atau sebesar 38,71% dibandingkan dengan jumlah liabilitas imbalan kerja karyawan pada tahun 2012 sebesar Rp6,55 miliar.Peningkatantersebutterutamadisebabkanolehkenaikantotalbenefityangditerima karyawan dan jumlah pegawai tetap Perseroan.

Tabel Liabilitas (dalam juta Rupiah)

Liabilitas 2012 2013 Perubahan

Utang Usaha 292.264 260.798 -10,77%

Utang Lain-lain 66.150 162.437 144,23%

Utang Pajak Kini 15.745 15.833 0,56%

Beban yang Masih Harus Dibayar 38.288 65.711 71,62%

Pinjaman Bank 1.690.000 3.241.063 20,49%

Surat Berharga yang Diterbitkan 749.800 1.196.735 59,61%

Liabilitas Imbalan Kerja 6.554 9.091 38,71%

Jumlah Liabilitas 3.859.161 4.951.668 28,31%

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 113: Menjadi Kebanggaan Indonesia

111

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

EKUITAS Di tahun 2013, Perseroan mencatat ekuitas sebesar Rp687,79 miliar naik 30% dari tahun 2012 sebesar Rp528,96 miliar atau mengalami kenaikan Rp158,83 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya Laba Komprehensif Tahun Berjalan (Laba Bersih) Perseroan.

Tabel Ekuitas (dalam juta Rupiah)

Ekuitas 2012 2013 Perubahan

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 250.000 250.000 0,00%

Saldo Laba

- Sudah Ditentukan Penggunaannya 50.000 50.000 0,00%

- Belum Ditentukan Penggunaannya 228.965 387.794 69,37%

Jumlah Ekuitas 528.965 687.794 30,03%

Tabel Posisi Keuangan tahun 2013 dan 2012 (dalam juta Rupiah)

Posisi Keuangan 2012 2013 Perubahan

Aset

Kas dan setara kas 165.770 191.239 15,36%

Piutang pembiayaan konsumen 3.828.369 4.511.545 21,36%

Investasi neto dalam Sewa Pembiayaan 327.680 612.154 86,81%

Piutang lain-lain 11.125 249.918 105,06%

Tagihan Kelebihan Pajak 1.926 - -100,00%

Aset Pajak Tangguhan 4.570 7.737 69,31%

Aset tetap – Bersih 27.861 44.006 57,95%

Aset lainnya 20.825 22.863 9,79%

Jumlah aset 4.388.126 5.639.462 28,52%

Liabilitas dan Ekuitas

Pinjaman bank 2.690.000 3.241.063 20,49%

Surat Berharga yang Diterbitkan 749.800 1.196.735 59,61%

Kewajiban lainnya 419.361 513.870 22,54%

Jumlah Liabilitas 3.859.161 4.951.668 28,31%

Jumlah Ekuitas 528.965 687.794 30,03%

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 4.388.126 5.639.462 28,52%

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 114: Menjadi Kebanggaan Indonesia

112

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

2. Laporan Laba RugiPendapatana. Pendapatan Pembiayaan Konsumen Di tahun 2013, pendapatan pembiayaan konsumen untuk tahun 2013 adalah sebesar

Rp859,87 miliar meningkat 34,82% atau sebesar Rp222,06 miliar dibandingkan dengan pendapatan pembiayaan konsumen di tahun 2012 yang mencapai Rp637,82 miliar.

Peningkatan ini disebabkan realisasi pembiayaan baru mengalami peningkatan di tahun 2013. Realisasi pembiayaan baru untuk tahun 2013 adalah sebesar Rp11,1 triliun naik sebesar Rp3,1 triliun atau 38,36% dari realisasi tahun 2012 sebesar Rp8 triliun.

b. Pendapatan Sewa Pembiayaan Pendapatan sewa pembiayaan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp59,90 miliar atau

meningkat 262,70% atau sebesar Rp43,38 miliar dibandingkan dengan pendapatan sewa pembiayaan pada tahun 2012 yang sebesar Rp16,51 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan realisasi pembiayaan baru sebesar Rp514,81 miliar pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp346,03 miliar atau naik 48,78% sebesar Rp168,78 miliar.

c. Pendapatan Bunga Pendapatan bunga pada tahun 2013 tercatat sebesar Rp7,03 miliar. Pendapatan

bunga pada tahun 2013 naik 6,05% atau sebesar Rp400 juta dibandingkan dengan pendapatan pada tahun 2012 yang mencapai Rp6,63 miliar.

Peningkatan tersebut disebabkan karena kebijakan Perseroan yang menempatkan dana pada bank lebih besar dibandingkan tahun 2012 guna membayar kewajiban obligasi yang jatuh tempo pada Mei 2014.

d. Pendapatan Lain-lain neto Perseroan mencatat Pendapatan lain-lain neto di tahun 2013 sebesar Rp239,87

miliar meningkat sebesar 32,91% atau sebesar Rp59,28 miliar jika dibandingkan dengan pendapatan lain-lain pada tahun 2012 sebesar Rp180,11 miliar. Kenaikan ini disebabkan meningkatnya fee based income seiring dengan peningkatan pembiayaan baru Perseroan. Pendapatan tersebut 72,56% berasal dari diskon asuransi, 15,09% berasal dari pendapatan penalti, 9,20% berasal dari pendapatan penagihan, dan lain-lain sebesar 3,15% seiring dengan pertumbuhan pembiayaan Perseroan yang meningkat.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 115: Menjadi Kebanggaan Indonesia

113

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tabel Laba Rugi Komprehensif (dalam juta Rupiah)

Laporan Laba Rugi Komprehensif 2012 2013 Perubahan

Pendapatan

Pendapatan Pembiayaan Konsumen 637.822 859.887 34,82%

Pembiayaan Sendiri 428.989 541.983 26,34%

Pembiayaan Bersama 208.833 317.904 52,23%

Sewa Pembiayaan 16.514 59.897 262,70%

Bunga 6.626 7.027 6,05%

Lain-Lain Bersih 180.107 239.386 32,91%

Jumlah Pendapatan 841.069 1.166.196 38,66%

Beban

Beban Keuangan (321.904) (443.492) 41,73%

Gaji dan Tunjangan (138.568) (179.317) 29,41%

Beban Umum dan Administrasi (112.577) (149.541) 32,83%

Biaya Penyisihan Piutang Ragu-agu (121.471) (156.473) 29,04%

Jumlah Beban (685.520) (929.093) 35,53%

Laba Sebelum Pajak 155.549 237.103 52,43%

Beban Pajak Penghasilan (39.001) (60.791) 55,87%

Laba Setelah Pajak 116.548 176.312 51,28%

Laba per saham dasar (Rupiah penuh) 47 71 51,06%

Bebana. Beban Keuangan Di tahun 2013, beban keuangan Perseroan tercatat sebesar Rp443,49 miliar meningkat

41,73% atau sebesar Rp130,59 miliar dibandingkan dengan beban pada tahun 2012 yang mencapai Rp312,90 miliar. Kenaikan beban ini disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah pinjaman bank sebesar Rp551,06 miliar atau sebesar 20,49% dibandingkan dengan tahun 2012 dalam rangka mendukung pencapaian target pembiayaan konsumen Perseroan yang dibiayai sendiri.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 116: Menjadi Kebanggaan Indonesia

114

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

b. Beban Gaji dan Tunjangan Beban gaji dan tunjangan tahun 2013 sebesar Rp179,32 miliar meningkat sebesar

Rp40,75 miliar atau sebesar 29,41% dari beban gaji dan tunjangan pada tahun 2012 sebesar Rp138,57 miliar. Kenaikan tersebut dikarenakan pertambahan jumlah karyawan dari 2,371 karyawan pada tahun 2012 menjadi 2.793 karyawan pada tahun 2013 serta adanya penyesuaian gaji dan tunjangan serta imbalan pasca kerja disetiap tahunnya.

c. Beban Umum dan Administrasi Beban umum dan administrasi Perseroan di tahun 2013 sebesar Rp149,54 miliar

atau meningkat 32,83% atau sebesar Rp36,96 miliar dari tahun 2012 yang tercatat sebesar Rp112,58 miliar. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan biaya operasional dan pemeliharaan infrastruktur kantor cabang selama tahun 2013 untuk menunjang target pembiayaan konsumen baru. Biaya operasional meliputi biaya sewa, gedung, pemeliharaan, utilitas kantor, perjalanan dinas dan pengelolaan aset (penagihan) kantor cabang untuk menunjang pencapaian target pembiayaan baru.

Tabel Beban Umum dan Administrasi (dalam juta Rupiah)

Beban Umum dan Administrasi 2012 2013 Perubahan

Biaya Penagihan 49.027 59.179 20,71%

Sewa 14.827 17.505 18,06%

Jasa Komunikasi 7.904 10.254 29,73%

Penyusutan Aset Tetap 6.695 11.002 64,34%

Perjalanan Dinas 6.181 7.417 20,00%

Keamanan 4.866 6.081 24,97%

Jasa Pihak Ketiga 3.867 5.186 34,12%

Alat Tulis dan Cetakan 3.943 4.337 10,00%

Perbaikan dan Pemeliharaan 3.394 5.268 55,21%

Listrik dan Air 2.968 3.763 26,78%

Jasa Profesional 1.799 1.805 0,35%

Jamuan Bisnis 1.963 2.906 48,03%

Rekruitmen dan Pelatihan 1.359 3.777 177,90%

Lain-lain 3.784 11.061 192,30%

Total Beban Umum dan Administrasi 112.577 149.541 32,83%

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 117: Menjadi Kebanggaan Indonesia

115

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Beban Penyisihan Kerugian NilaiPerseroan memiliki beban penyisihan kerugian penurunan nilai tahun 2013 tercatat sebesar Rp156,74 miliar meningkat 29,04% atau sebesar Rp35,27 miliar dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai Rp121,47 miliar. Peningkatan beban ini terutama disebabkan karena meningkatnya penyisihan kerugian penurunan nilai (CKPN) dari pembiayaan konsumen sebesar Rp30,04 miliar atau sebesar 25%, dari Rp120,12 miliar di tahun 2012 menjadi Rp150,15 miliar di tahun 2013. Peningkatan penyisihan kerugian penurunan nilai dari pembiayaan konsumen lebih disebabkan kenaikan saldo piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp836,51 miliar atau sebesar 21,96% dari sebesar Rp3,8 triliun per bulan Desember 2012 menjadi Rp4,6 triliun. Secara umum pada tahun 2013 terdapat peningkatan kualitas piutang pembiayaan konsumen, namun demikian Perseroan lebih menjaga rasio kecukupan (coverage) CKPN Perseroan untuk pembiayaan konsumen dengan menambah coverage CKPN dari 2,18% pada bulan Desember 2012 menjadi 2,68% pada bulan Desember 2013 dimana peningkatan tersebut disebabkan Perseroan telah menerapkan metode perhitungan penyisihan kerugian penurunan nilai yang lebih konservatif.

Laba Komprehensif Tahun Berjalan (Laba Bersih)Laba Komprehensif Tahun Berjalan (Laba Bersih) Perseroan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp176,31 miliar atau meningkat sebesar 51,28% jika dibandingkan dengan Laba Komprehensif Tahun Berjalan (Laba Bersih) Perseroan pada tahun 2012 yang tercatat sebesar Rp116,55 miliar. Kenaikan Laba Komprehensif Tahun Berjalan (Laba Bersih) disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:•Peningkatan pendapatan dari kegiatan utama Perseroan yaitu pembiayaan

konsumen dan sewa pembiayaan di tahun 2013 yaitu masing-masing sebesar Rp222,07 miliar dan Rp43,38 miliar seiring pertumbuhan usaha Perseroan.

• Peningkatan pendapatan dari fee based Perseroan di tahun 2013 sebesar Rp59,28 miliar terutama dari pendapatan asuransi, penalti dan pendapatan penagihan seiring denganpertumbuhanusahadandiversifikasiprodukyangdilakukanPerseroan.

Secara umum kenaikan pendapatan di tahun 2013 adalah sebesar 38,66%, lebih tinggi kenaikannya dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan beban di tahun 2013 sebesar 35,53%.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 118: Menjadi Kebanggaan Indonesia

116

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tabel Laporan Laba Rugi

Laporan Laba Rugi 2012 2013 Perubahan

Pendapatan 841.069 1.166.196 38,66%

Beban (685.520) (929.093) 35,53%

Laba sebelum pajak 155.549 237.103 52,43%

Beban pajak (39,001) (60.791) 55,87%

Laba Tahun Berjalan 116.548 176.312 51,28%

3. Laporan Arus KasArus Kasa. Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi di tahun 2013 sebesar Rp926,13

miliar, naik 54,50% dari tahun 2012 sebesar Rp599,44 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya kenaikan penerimaan pendapatan dari pembiayaan konsumen sebesar Rp2,9 triliun yang dikompensasi dengan kenaikan pembayaran kepada penyalur kendaraan sebesar Rp3,6 triliun. Kenaikan kas yang digunakan tersebut dikontribusi juga oleh peningkatan pembayaran kepada perusahaan asuransi sebesar Rp140,93 miliar atau 51,12%.

b. Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi Di tahun 2013, kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar Rp26,98

miliar naik 101,04% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp13,42 miliar. Kas bersih ini digunakan untuk aktivitas investasi terutama untuk perolehan aset tetap sehubungan dengan penambahan jaringan usaha baru terutama pada prasarana, kendaraan, perabotan dan peralatan kantor dan komputer.

c. Kas Bersih Diperoleh dari/Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan Di tahun 2013, kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan adalah sebesar

Rp978,59 miliar naik sebesar 80,13% dari tahun 2012 sebesar Rp543,25 miliar. Kenaikan ini ini disebabkan oleh adanya kenaikan penerimaan utang obligasi Rp500 miliar dimana tahun 2012 Perseroan tidak menerbitkan utang obligasi. Peningkatan penerimaan utang obligasi tersebut dikompensasi oleh pembayaran dividen kas sebesar Rp17,49 miliar pada tahun 2013.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 119: Menjadi Kebanggaan Indonesia

117

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tabel Arus Kas (dalam juta Rupiah)

Arus Kas 2012 2013 Perubahan

Arus Kas Bersih yang dihasilkan dari/(digunakan) untuk aktivitas operasi

(599.436) (926.133) 54,51%

Arus Kas Bersih yang dihasilkan dari/(digunakan) untuk aktivitas investasi

(13.422) (26.984) 101,04%

Arus Kas Bersih yang dihasilkan dari/(digunakan) untuk aktivitas pendanaan

543.253 978.586 80,13%

Rasio Keuangana. Profitabilitas Rasio imbal hasil rata-rata aset dipergunakan untuk mengetahui kemampuan Perseroan

meraih laba dari seluruh aset yang diinvestasikan. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, rasio imbal hasil rata-rata aset adalah sebesar 4,45% dan 4,27%.

Jumlah pendapatan/jumlah aset tahun 2013 relatif stabil dari sebesar 19,17% pada tahun 2012 menjadi 20,68% pada tahun 2013.

b. Aset Produktif Aset produktif Perseroan terdiri dari Piutang Pembiayaan Konsumen Kelolaan, Piutang

Bermasalah (Non Performing Loan), Likuiditas dan Solvabilitas, serta informasi keuangan lainnya. Secara rinci, perolehan aset produktif adalah sebagai berikut:• Komposisi piutang yang tergolong lancar terhadap total piutang per 31 Desember

2013 adalah sebesar 93,41%, relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 92,35%. Perseroan senantiasa menjaga kualitas piutang dan melakukan seleksi yang ketat terhadap pembiayaan yang ada. Perseroan konsisten melakukan penanganan dalam pembiayaan yang bermasalah dengan lebih menitikberatkan prinsip kehati-hatian atau prudent dan menjaga ketaatan konsumennya untuk melakukan pembayaran tepat waktu dengan cara mengingatkan, menagih, dan mitigasi risiko.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 120: Menjadi Kebanggaan Indonesia

118

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Berikut ini adalah tabel perkembangan piutang pembiayaan konsumen berdasarkan jumlah piutang Perseroan.

Tabel Perkembangan Umur Piutang Pembiayaan Konsumen berdasarkan Jumlah Angsuran Piutang Perseroan (dalam juta Rupiah)

Umur Piutang 2012 % 2013 %

Lancar 12.130.107 92,35% 16.763.300 93,91%

Tunggakan 1-30 hari 587.168 4,47% 649.287 3,64%

Tunggakan 31-60 hari 180.126 1,37% 176.341 0,99%

Tunggakan 61-90 hari 75.834 0,58% 68.060 0,38%

Tunggakan >90 hari 161.004 1,23% 193.422 1,08%

Total Piutang 13.134.239 100,00% 17.850.410 100,00%

• Perbandingan antara jumlah kewajiban dengan modal sendiri pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebesar 6,45x, dan 6,50x. Perbandingan antara jumlah kewajiban dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar 0,88x. Rasio ini relatif stabil untuk tahun 2013 dan 2012.

Informasi Keuangan Lainnya : a. Rasio efisiensi biaya Di tahun 2013, Cost Effiency Ratio (CER) tercatat sebesar 45,5% atau mengalami

penurunan dibandingkan dengan tahun 2012 yang tercatat sebesar 45,7%. Hal ini disebabkan pertumbuhan pendapatan melebihi pertumbuhan biaya terutama terkait SDM, pengelolaan aset Perseroan dan biaya infrastruktur (sewa,dll) sehubungan dengan ekspansi Perseroan di tahun 2013.

Tabel Rasio Efisiensi Biaya

Rasio Efisiensi Biaya 2012 2013 Perubahan

RasioEfisiensiBiaya 45,7% 45,5% -0,2%

Rasio Biaya Overhead dibandingkan dengan pendapatan

29,86% 28,17% 5,56%

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 121: Menjadi Kebanggaan Indonesia

119

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

b. Komposisi Beban Pembiayaan Beban keuangan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp443,49

miliar naik 41,73% atau meningkat sebesar Rp130,59 miliar dibandingkan dengan beban keuangan Perseroan pada tahun 2012 yang mencapai Rp312,90 miliar. Hal ini menunjukkan dengan peningkatan pembiayaan sendiri, Perseroan tetap melakukan efisiensidalampengelolaanbebankeuangan.

Tabel Komposisi Beban Pembiayaan (dalam juta Rupiah)

Komposisi Beban Pembiayaan 2012 2013 Perubahan

Surat Berharga 83.101 94.951 14,26%

Bank Loan 206.621 315.523 52,71%

Administrasi dan Provisi Bank 20.883 29.822 42,81%

Amortisasi Biaya Emisi Surat Berharga 1.837 2.559 39,30%

Lain-lain 462 637 37,88%

Jumlah Beban Keuangan 312.904 443.492 41,73%

c. Laba per saham Perseroan mencatat laba per saham dari Rp47 per lembar saham pada tahun 2012

menjadi Rp71 per lembar saham pada tahun 2013. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya laba komprehensif tahun berjalan (Laba Bersih) Perseroan sebesar Rp176,31 miliar pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 yang hanya sebesar Rp116,55 miliar atau mengalami kenaikan 51,28% atau sebesar Rp59,76 miliar.

Tabel Rasio Keuangan 3 tahun terakhir

Rasio Keuangan 2013 2012 2011

PROFITABILITAS

Imbal Hasil Aset 3,52% 2,95% 2,28%

Imbal Hasil Aset* 4,73% 3,94% 3,15%

Imbal Hasil rata-rata Aset* 4,45% 4,27% 2,83%

Imbal Hasil Ekuitas 28,98% 24,76% 16,86%

Imbal Hasil rata-rata Ekuitas 29,13% 25.05% 16,92%

Jumlah Pendapatan/Jumlah Aset 20,68 % 19,17% 19,28%

ASET PRODUKTIF

Piutang Pembiayaan Bersih Kelolaan** 15.627.805 11.443.236 8.321.236

Piutang Pembiayaan-Pembiayaan Bersama ** 10.363.212 7.194.643 5.073.079

Piutang Bermasalah Kelolaan 1,16% 1,23% 1,09%

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 122: Menjadi Kebanggaan Indonesia

120

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Rasio Keuangan 2013 2012 2011

LIKUIDITAS

Jumlah Liabilitas/Jumlah Aset (kali) 0,88 0,88 0,88

Jumlah Liabilitas/Jumlah Ekuitas (kali) 7,20 7,30 7,53

Utang yang Berbunga/Jumlah Ekuitas*** (kali) 6,45 6,50 7,03

PERTUMBUHAN

Pertumbuhan Pendapatan 38,66% 24,06% 57,53%

Pertumbuhan Laba Tahun Berjalan 51,28% 77,20% (6,46%)

Pertumbuhan Aset 28,52% 24,79% 55,84%

Pertumbuhan Liabilitas 28,31% 24,33% 64,35%

Pertumbuhan Ekuitas 30,03% 28,26% 12,15%

RASIO LAINNYA

Laba Sebelum Pajak Penghasilan/Pendapatan 20,33% 18,49% 13,40%

Laba Komprehensif Tahun Berjalan/ Pendapatan 15,11% 13,86% 9,70%

RasioEfisiensiBiaya 45,48% 45,73% 46,51%

Keterangan :* menggunakan perhitungan laba sebelum pajak** dalam Jutaan Rupiah*** Gearing Ratios

LIKUIDITAS DAN SOLVABILITASLikuiditas Perseroan merupakan kemampuan Perseroan untuk memenuhi liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Likuiditas diukur dengan menggunakan rasio lancar (current ratio), yaitu perbandingan antara aset lancar dengan liabilitas lancar. Aset lancar terdiri dari aset yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Di tahun 2013, likuiditas Perseroan tercatat sebesar 1 kali. Secara rinci, perhitungan likuiditas tersebut adalah:

Aset Lancar Rp2,5 triliun

Rp2,5 triliun x 100% x 100% = 1 kali=

Liabilitas Lancar

Sedangkan di tahun 2012 likuiditas Perseroan tercatat sebesar 1,08 kali. Perseroan berhasil menjaga likuiditas Perseroan yang tercermin dalam rasio lancar selama dua tahun terakhir. Hal ini menunjukan Perseroan berhasil menerapkan konsep miss match antara jangka waktu pembiayaan dengan jangka waktu sumber pendanaan.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 123: Menjadi Kebanggaan Indonesia

121

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Solvabilitas Perseroan merupakan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendek dan jangka panjangnya yang tercermin dari perbandingan antara jumlah liabilitas yang mengandung beban bunga dengan modal sendiri dan juga perbandingan antara jumlah liabilitas yang mengandung beban bunga dengan total aset. Perbandingan antara jumlah liabilitas yang mengandung beban bunga dengan modal sendiri pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebesar 6,45 kali dan 6,50 kali. Penurunan rasio tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 disebabkan kemampuan Perseroan mengelola aset yang dimiliki dan memperoleh sumber pendanaan yang lebih efisienuntuk mendanai ekspansi dalam pembiayaan konsumen yang dilakukan Perseroan tahun 2013.

Tabel Perkembangan Likuiditas dan Solvabilitas

Likuiditas dan Solvabilitas 2012 2013 Perubahan

Rasio lancar 1,08x 1,00x 7,41%

Rasio liabilitas terhadap ekuitas 6,50x 6,45x 0,77%

TINGKAT RASIO KOLEKTIBILITAS PIUTANG PERUSAHAANPerseroan berhasil meningkatkan piutang lancar dari 92,35% di tahun 2012 menjadi 93,91% di tahun 2013.

Sedangkan kolektibilitas Perseroan tercatat sebesar 1,16% di tahun 2013. Secara rinci, perhitungan kolektibilitas tersebut adalah :

Tunggakan > 90 hari Rp180,7 miliar

Rp15,6 triliun x 100% x 100% = 1,16%=

Total Piutang Pokok Kelolaan

Perseroan konsisten melakukan penanganan dalam pembiayaan yang bermasalah dengan lebih menitikberatkan prinsip kehati-hatian atau (prudent) dan menjaga ketaatan konsumennya untuk melakukan pembayaran tepat waktu dengan cara mengingatkan, menagih, dan menarik kendaraan.

Perusahaan juga mempunyai divisi penyelamatan kredit yang dinamakan Account Receivable Management Division yang dipimpin oleh seorang Account Receivable Division Head yang membawahi beberapa orang Account Receivable Department Head dan setiap Account Receivable Head akan membawahi beberapa Remedial Head dan Collection Head.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 124: Menjadi Kebanggaan Indonesia

122

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN ATAS STRUKTUR MODALStruktur ModalStruktur modal merupakan kombinasi dari modal sendiri (ekuitas) dan utang (liabilitas). Kombinasi Struktur modal yang optimal akan memaksimalkan nilai perusahaan. Kondisi struktur modal optimal dicapai dengan modal rata–rata tertimbang Weighted Average Cost of Capital - WACC yang minimal. Dengan bertambahnya penggunaan utang, akan meminimalkan WACC karena biaya utang (cost of debt) lebih murah dari biaya modal sendiri (cost of equity).

Struktur modal Perseroan adalah sebagai berikut (dalam juta Rupiah):Struktur Modal 2012 % 2013 %

Total Aset Lancar 2.107.231 48,03 2.472.703 43,85

Total Aset Tidak Lancar 2.280.895 51,97 3.166.759 56,15

Total Aset 4.388.126 100 5.639.462 100

Total Liabilitas Lancar 1.896.065 49,14 2.469.908 49,88

Total Liabilitas Tidak Lancar 1.963.096 50,86 2.481.760 50,12

Total Liabilitas 3.859.161 100 4.951.668 100

Total Liabilitas 3.859.161 87,95 5.951.668 87,80

Total Ekuitas 528.965 12,05 687.794 12,20

Total Liabilitas dan Ekuitas 4.388.126 100 5.639.462 100

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 125: Menjadi Kebanggaan Indonesia

123

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Komposisi Pendanaan antara pinjaman dan permodalan Perseroan:

Pinjaman Bank - 61,3%

Surat berharga yang diterbitkan - 17,1%

Kewajiban lainnya - 9,6%

Ekuitas - 12,1%

Pinjaman Bank - 57,5%

Surat berharga yang diterbitkan - 21,2%

Kewajiban lainnya - 9,1%

Ekuitas - 12,2%

20132012

Komposisi Pendanaan Perseroan di tahun 2013 sebesar 88% dan 12% adalah berasal dari Ekuitas dan Modal Sendiri. Komposisi ini relatif sama dengan tahun 2012, namun komposisi pinjaman yang berasal dari bank menurun 3,8% dibandingkan tahun sebelumnya dikompensasi dengan surat berharga yang diterbitkan, meningkat 4,1% dibanding tahun sebelumnya.HalinidikarenakanPerseroanmelakukanDiversifikasipendanaanmelaluipenerbitan Obligasi berkelanjutan I tahap I tahun 2013. Kewajiban lainnya menurun 0,4% di tahun 2013 dibanding dengan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan kemampuan Perseroan untuk lebih mempercepat melakukan pembayaran pinjaman lain dibanding tahun sebelumnya.

Saldo ekuitas di tahun 2013 sebesar 687,8 miliar atau naik sebesar 30% dibanding tahun 2012. Namun secara komposisi terhadap total liabilitas dan ekuitas relatif stabil sebesar 12%. Hal ini menunjukan dengan komposisi pinjaman dan ekuitas yang relatif sama Perseroan dapat meningkatkan imbal hasil sebesar 29,13% atau naik sebesar 4% dibandingkan tahun lalu dan peningkatan laba komprehensif tahun berjalan sebesar 51%.

Tujuan Perseroan dalam mengelola permodalannya adalah menjaga kelangsungan usaha Perseroan untuk dapat memberikan hasil kepada pemegang saham dan manfaat kepada pemangku kepentingan lainnya, dan memelihara optimalisasi struktur permodalan untuk mengurangi biaya modal (cost of capital).

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 126: Menjadi Kebanggaan Indonesia

124

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Dalam rangka memelihara atau menyesuaikan struktur permodalan, Perseroan dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, imbalan hasil modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru untuk mengurangi pinjaman.

Konsisten dengan pelaku industri lainnya, Perseroan memonitor permodalan berdasarkan gearing ratio. Rasio ini dihitung dari nilai bersih pinjaman (termasuk obligasi dan medium-term notes) dibagi dengan jumlah modal. Jumlah modal diambil dari ekuitas yang tercantum dalam laporan posisi keuangan.

Kebijakan Manajemen atas Struktur ModalBerdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tanggal 26 September 2006 tentang Entitas Pembiayaan, jumlah maksimum gearing ratio adalah sebesar 10 kali dari total modal.

Tabel perhitungan gearing ratio Perseroan (dalam juta rupiah).Pinjaman 2012 2013

Pinjaman

Pinjaman yang diterima - neto 2.690.000 3.241.063

Obligasi 549.800 996.735

Medium-Term Notes 200.000 200.000

Total Pinjaman 3.439.800 4.437.798

Jumlah Modal 528.965 687.794Gearing Ratio (kali) 6,50 6,45

Perseroan melakukan Penempatan deposito pada PT Bank Sinar Harapan Bali sebesar Rp50 miliar adalah penempatan atas dana hasil usaha yang berasal dari laba neto Perseroan seperti yang dipersyaratkan oleh Undang-Undang No. 40 pasal 70 tentang “Perseroan terbatas” yaitu kewajiban Perseroan untuk melakukan pencadangan atas jumlah tertentu dari laba neto setiap tahun.

Perseroan memiliki kebijakan Dividen yang tertuang pada Akta Perjanjian Pemegang Saham No. 5 tanggal 6 Februari 2009, Pasal 14 ayat 1 yang menyatakan bahwa pembagian dividen dapat dilakukan jika terdapat saldo laba positif dan sepanjang kondisi keuangan Perseroan telah memperhitungkan nilai pencadangan sesuai kebijakan pemegang saham dantelahmencapaitargetprofittahunan,denganbesarnyadividenberkisarantara35%-40% dari jumlah Laba Bersih TFS (Perseroan) kecuali ditentukan lain dalam RUPS.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 127: Menjadi Kebanggaan Indonesia

125

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

IKATAN MATERIAL UNTUK INVESTASI BARANG MODALDi tahun 2013, Perseroan memiliki ikatan material yang digunakan untuk membeli aset-aset Perseroan berupa hak atas tanah, bangunan & prasarana, peralatan kantor, perabotan dan kendaraan terutama yang berhubungan dengan keperluan pembukaan cabang-cabang baru. Sumber pendanaan tersebut diperoleh dari hasil usaha Perseroan yang seluruhnya dalam mata uang Rupiah.

Pada tahun 2013, pembelian aset tetap adalah sebesar Rp27,38 miliar naik 96,54% atau sebesar Rp13,45 miliar dibandingkan tahun 2012 yaitu sebesar Rp13,93 miliar.

Pada tahun 2012, pembelian aset tetap adalah sebesar Rp13,93 miliar naik 22,19% atau sebesar Rp2,53 miliar dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar Rp11,40 miliar.

PERUBAHAN MATERIAL ATAS PENDAPATANTotal Pendapatan Perseroan di tahun 2013 mencapai Rp1,2 triliun meningkat Rp325 miliar atai 39% dari tahun 2012 sebesar Rp841 miliar.

Besaran peningkatan atas pendapatan tersebut merupakan realisasi pembiayaan baru tahun 2013 yang mencapai Rp11,6 triliun meningkat Rp3,2 triliun atau 39% dari tahun 2012 sebesar Rp8,3 triliun.

DAMPAK PERUBAHAN HARGA TERHADAP PENDAPATAN USAHA ATAU PENDAPATAN BERSIHSelama tahun 2013 Bank Indonesia telah melakukan beberapa kali kenaikan suku bunga Bank Indonesia yang memicu terjadinya kenaikan suku bunga pendanaan dari perbankan. Hal ini mengakibatkan Perseroan menyesuaikan suku bunga jual pembiayaan baru kepada konsumen.

Namun demikian, penyesuaian suku bunga jual ini berdampak terhadap pendapatan bunga bersih Perseroan dimana pendapatan bunga bersih Perseroan hanya mencapai 98% dari bussiness plan 2013.

INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL SETELAH TANGGAL PELAPORANTidak ada informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal pelaporan yang berdampak pada kinerja keuangan Perseroan.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 128: Menjadi Kebanggaan Indonesia

126

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

PROSPEK USAHAPenjualan mobil nasional sepanjang tahun 2013 mengalami perlambatan, program mobil murah dan ramah lingkungan (Low Cost and Green Car/LCGC)tidakberdampaksignifikanterhadap pertumbuhan penjualan mobil. Total penjualan mobil tercatat tumbuh sebesar 10% dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 1,23 juta unit. Namun tingkat pertumbuhan tersebut jauh lebih rendah dari penjualan 2012 yang mencapai 25% (Gaikindo, Desember 2012).

Meski demikian, Grup Astra tercatat masih menjadi penguasa pasar otomotif nasional. Pada kendaraan roda empat ke atas, grup Astra menguasai 53 persen dari total penjualan. Adapun yang terbesar berasal dari merek Toyota sebanyak 434.854 unit, kemudian Daihatsu sebabnya 185.942 unit. Sedangkan di luar grup Astra, seperti Suzuki penjualannya mencapai 164.006 unit, kemudian Mitsubishi (157.353 unit).

Sementara pada penjualan sepeda motor pada 2013 tercatat naik 10% dibandingkan 2012 menjadi 7,74 juta unit. Kenaikan tersebut belum mengkompensasi penjualan pada 2012 yang turun 12%. Penguasaan pasar pada penjualan sepeda motor didominasi oleh grup Astra sebesar 61 persen dari total penjualan. Penjualan Honda yang di bawah Astra mencapai 4,69 juta unit, kemudian diikuti Yamaha sebanyak 2,49 juta unit, dan Suzuki 393.803 unit.

Pada tahun 2014, industri otomotif diperkirakan memasuki masa tidak menentu. Ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan sebesar 6%, meningkat tipis dibandingkan pertumbuhan tahun 2013 yang mencapai 5,7%

Kemudian, tingkat suku bunga perbankan yang tinggi juga akan menjadi tantangan bagi sektor industri ini. Bank Indonesia sejak pertengahan tahun lalu sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 150 basis poin menjadi 7,5%. Kalangan analis memperkirakan tingkat suku bungamasih akan naik jika defisit neraca perdagangan dan pelemahanrupiah tidak teratasi. Selain itu kebijakan LCGC yang diperkenalkan pada akhir tahun 2013 diperkirakan tidak terlalu mendongkrak penjualan. Hal ini ditambah dengan upaya Pemerintah dalam mengubah kebijakan terkait mobil murah tersebut seiring maraknya kritik. Mobil yang tadinya diperuntukkan bagi kota-kota besar di luar Pulau Jawa menjadi angkutan pedesaan.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 129: Menjadi Kebanggaan Indonesia

127

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Meski demikian, Perseroan optimis ruang pertumbuhan bagi industri kendaraan bermotor, khususnya mobil penumpang, pada masa mendatang diperkirakan masih bertumbuh. Indonesia diyakini masih menjadi pangsa pasar yang cukup menjanjikan. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi tahun 2014 penjualan mobil akan mencapai 1,25 juta unit (detik.com).

Oleh karena itu, Perseroan secara berkesinambungan menjadikan hal ini sebagai tantangan dan peluang untuk bersaing lebih ketat dalam meningkatkan pemberian kredit otomotif. Hal ini didukung oleh volume pembayaran yang baik serta kondisi ekonomi yang stabil yang mampu meningkatkan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan kendaraan bermotor.

Pada tahun 2014, Perseroan menargetkan pembiayaan baru sebesar Rp16 triliun atau meningkat 38% dibandingkan pencapaian pembiayaan baru tahun 2013 sebesar Rp11,59 triliun. Perseroan telah mencanangkan target untuk menjadi 3 besar perusahaan pembiayaan di Indonesia pada tahun 2014 dari sisi total pembiayaan baru. Dengan dukungan sumber pendanaan yang berkelanjutan, jaringan kantor cabang yang semakin luas, hubungan yang baik dengan jaringan dealer nasional dan SDM yang berkualitas, manajemen berkeyakinan mampu mencapai target tersebut.

Untuk memanfaatkan peluang bisnis di tahun 2014, Perseroan akan melakukan strategi bisnis guna meningkatkan kinerja Perseroan untuk tumbuh secara berkelanjutan seperti yang tercantum dalam pembahasan strategi bisnis dalam aspek pemasaran.

PERBANDINGAN TARGET DAN REALISASIDi tahun 2013, Perseroan menargetkan perolehan komponen substansial dan penting sebagai tolok ukur dalam menilai kinerja Perseroan. Adapun perbandingan antara target dan realisasi adalah sebagai berikut:• Pendapatan Perseroan menargetkan pendapatan usaha di tahun 2013 adalah sebesar Rp1,02

triliun, sedangkan realisasi pendapatan usaha yang berhasil dicapai Perseroan di tahun 2013 adalah sebesar Rp1,2 triliun atau mencapai 114% dari target yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan kenaikan realisasi pendapatan bunga dan fee based income Perseroan.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 130: Menjadi Kebanggaan Indonesia

128

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

• Laba Komprehensif Tahun Berjalan Di tahun 2013, Perseroan menargetkan Laba Komprehensif Tahun Berjalan sebesar

Rp150,03 miliar, sedangkan realisasi Laba Komprehensif Tahun Berjalan yang berhasil dibukukan oleh Perseroan di tahun 2013 adalah sebesar Rp176,31 miliar atau mencapai 118% dari target yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan peningkatan pendapatan baik pendapatan pembiayaan konsumen maupun pendapatan sewa pembiayaan serta peningkatan dari fee based income Perseroan.

• Pembiayaan Baru Perseroan telah menetapkan target pembiayaan baru di tahun 2013 mencapai Rp12

triliun, sedangkan realisasi pembiayaan baru yang berhasil di capai oleh Perseroan di tahun 2013 adalah sebesar Rp11,6 triliun, atau hanya mencapai 97% dari target yang ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan semakin ketatnya persaingan industri pembiayaan seiring dengan peningkatan suku bunga pendanaan dari perbankan.

• Total Piutang Pembiayaan yang Dikelola Perseroan telah menetapkan target total piutang pembiayaan yang dikelola di tahun

2013 mencapai Rp16,29 triliun, sedangkan realisasi total piutang pembiayaan yang dikelola yang berhasil di capai oleh Perseroan di tahun 2012 adalah sebesar Rp15,63 triliun, atau hanya mencapai 96% dari target yang ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan semakin ketatnya persaingan yang mempengaruhi pencapaian target pembiayaan Perseroan yang ditetapkan.

• Total Aset Perseroan telah menetapkan target total aset di tahun 2013 mencapai Rp4,4 triliun,

sedangkan realisasi total aset yang berhasil di capai oleh Perseroan di tahun 2013 adalah sebesar Rp5,6 triliun, atau berhasil mencapai 128% dari target yang ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan piutang pembiayaan Perseroan baik dari pembiayaan konsumen maupun dari sewa pembiayaan.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 131: Menjadi Kebanggaan Indonesia

129

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Secara rinci, perbandingan antara target dengan realisasi dapat terlihat dari tabel berikut:Tabel Target dan Realisasi Tahun 2013

Target dan Realisasi Target 2013 Realisasi 2013Persentase Pencapaian

%

Pendapatan (Rp triliun) 1,02 1,16 114

Laba Komprehensif Tahun Berjalan (Rp miliar) 150 176 118

Pembiayaan Baru (Rp triliun) 12 11,6 97

Total Piutang Pembiayaan yang Dikelola (Rp triliun) 16,29 15,62 96

Total Aset (Rp triliun) 4,4 5,6 128

PROYEKSI 2014 Perseroan memiliki beberapa target/proyeksi yang akan dicapai di tahun 2014, target/proyeksi tersebut meliputi:

Tabel Target dan Proyeksi Tahun 2014

Target dan Proyeksi Realisasi 2013 Target/Proyeksi 2014

Target Pertumbuhan (%)

Pembiayaan Baru (Rp triliun) 11,59 16,00 38

Pendapatan (Rp triliun) 1,16 1,5 29

Laba Komprehensif Tahun Berjalan (Rp miliar) 176 223 27

RENCANA JANGKA PANJANGPerseroan memiliki rencana jangka panjang untuk menjadi Perusahaan Pembiayaan otomotif Terbaik, Terbesar dan Terpercaya di Indonesia di tahun 2014, sejalan dengan Visi Perseroan.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 132: Menjadi Kebanggaan Indonesia

130

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

ASPEK PEMASARANStrategi PemasaranCakupan wilayah pemasaran bisnis pembiayaan Perseroan meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tengara Barat. Pada tahun 2014, Perseroan berencana untuk mengembangkan jaringan pemasaran baru yang sebagian besar berada di wilayah Sumatera dan Jawa. Di masa datang, Perseroan memfokuskan pada wilayah yang sama dengan intensitas pembiayaan yang lebih besar.

Di tahun 2014, Perseroan menargetkan pembiayaan baru sebesar Rp16 triliun atau meningkat 38% dibandingkan pencapaian pembiayaan baru tahun 2013 sebesar Rp11,59 triliun. Perseroan telah mencanangkan target untuk menjadi 3 besar perusahaan pembiayaan di Indonesia pada tahun 2014 dari sisi total pembiayaan baru. Dengan dukungan sumber pendanaan yang berkelanjutan, jaringan kantor cabang yang semakin luas, hubungan yang baik dengan jaringan dealer nasional dan SDM yang berkualitas, manajemen berkeyakinan mampu mencapai target tersebut.

Untuk memanfaatkan peluang bisnis di tahun 2014 serta meningkatkan kinerja Perseroan untuk tumbuh secara berkelanjutan, Perseroan antara lain akan melakukan beberapa strategi bisnis sebagai berikut :1. Mengoptimalkan penetrasi market di segmen premium car (harga mobil diatas Rp600

juta) maupun premium motorcycle (sepeda motor diatas 1.000 cc);2. Memperluas basis pasar retail dengan membuka 11 jaringan kantor pemasaran baru

di tahun 2014 dengan lokasi sebagian besar di pulau Jawa.3. Mengoptimalkan sinergi dan aliansi dengan grup Bank Mandiri untuk melakukan

penetrasi market kepada anchor clients Bank Mandiri.4. Memperluas kerjasama dengan jaringan dealer-dealer baru atau Agen Pemegang

Merek (APM) kendaraan bermotor untuk meningkatkan market share Perseroan di mobil baru.

5. Menyempurnakan proses kerja di bidang marketing dengan inovasi mobile survey dan di bidang collection dengan inovasi mobile collection.

Perseroan berkeyakinan dengan memberikan layanan yang selalu mengutamakan kepuasan pelanggan merupakan langkah pemasaran yang paling efektif. Hal tersebut terlihat dari banyaknya pemesanan kembali (repeat order) yang diterima Perseroan dari pelanggan yang telah ada, yang telah merasakan baiknya pelayanan yang diberikan Perseroan. Selain pendekatan tersebut di atas, Perseroan juga melakukan pemasaran dengan melakukan komunikasi dan kunjungan langsung kepada para calon pelanggan korporasi yang dianggap potensial.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 133: Menjadi Kebanggaan Indonesia

131

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Strategi lainnya, yang dilakukan Perseroan pada tahun 2013 meliputi pembuatan MTF Member Card, peluncuran produk Asuransi GAP (Guaranteed Auto Protection), Program Aliansi Mandiri Tunas Finance dengan Bank Mandiri, MTF Mobile Service, serta MAZDA Dealer Financing.

MTF Member CardSebagai bentuk peningkatan pelayanan Perseroan kepada customer, dan untuk menjaga loyalitas customer terhadap Perseroan, maka Perseroan bekerjasama dengan PT El John Metropolitan Wisata Travel Care, menerbitkan Kartu Keangotaan kepada customer Perseroan. MTF Member Card adalah kartu keanggotaan yang diberikan kepada seluruh customer Perseroan dengan masa penggunaan adalah 1 tahun yang dapat berfungsi sebagai :a. Kartu Identitas Customer Perseroan.b. Mediauntukmemberikanberbagaibenefittambahankepadacustomer Perseroan.

Tujuan MTF Member Card adalah1. Mengoptimalkan pelaksanaan Customer Relationship Management (CRM) dan

meningkatkan retention/keloyalan customer terhadap Perseroan.2. Meningkatkan posisi Perseroan dalam pemilihan pembiayaan dengan memberikan

additional benefit kepada customer Perseroan.3. Meningkatkan personal touch kepada end customer Perseroan sehingga memberikan

kepuasaan terhadap customer Perseroan.

BenefitdariMTFMemberCardadalahberbagaifasilitasdiskon,gratis,buy1get1,danlain-lain dari merchant-merchant rekanan El John. Adapun merchant tersebut antara lain:1. El John Lounge2. Sidney Cafe3. Jaringan Parai Hotel4. Snowbay5. Blitz Megaplex6. Inul Vista7. Marcopolo Waterpark8. Layanan reservasi hotel dll.

Asuransi GAP (Guaranteed Auto Protection)Program pemberian additional benefit berupa perlindungan dalam bentuk garansi nilai aset kembali ke nilai faktur pembelian kendaraan.

Page 134: Menjadi Kebanggaan Indonesia

132

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Produk ini memberikan jaminan terhadap selisih antara jumlah penggantian yang diterima dari polis asuransi kendaraan bermotor jika terjadi kerugian total, sebagaimana didefinisikan dalam polis, termasuk kerusakan, kebakaran atau pencurian, denganharga faktur asli kendaraan pada tanggal dimulainya asuransi ini sampai dengan Harga Pertanggungan di dalam ikhtisar polis. Untuk saat ini produk asuransi ini hanya berlaku untuk kendaraan mobil baru passenger.

Produk ini merupakan produk perluasan dari asuransi unit dan baru pertama kali dipasarkan di indonesia. Dalam Program ini Perseroan bekerjasama dengan Mandiri Axa General Insurance.

Program Aliansi Perseroan dengan Bank MandiriBersama Bank Mandiri selaku induk perusahaan, Perseroan beraliansi untuk dapat mengembangkan penetrasi produk Perseroan melalui Program Jasa Keagenan, dimana setiap pegawai Bank Mandiri merupakan agen bagi Perseroan, sehingga dapat mereferensikan nasabahnya untuk mengambil pembiayaan kendaraan di Perseroan.

Program ini sejalan juga dengan program penggarapan Anchor Client Bank Mandiri, dimana terjadi aliansi Bank Mandiri dan anak perusahaan termasuk Perseroan dalam menggarap anchor-anchor client yang dimiliki oleh Bank Mandiri. MTF Mobile ServiceAdalah bentuk pelayanan Perseroan kepada customer melalui channel SMS, dimana customer dapat dengan mudah memperoleh informasi terkait pembiayaan kendaraan hanya melalui SMS ke 9333. Adapun informasi yang dapat diperoleh adalah: a. Nilai Angsuran dan tanggal jatuh tempo.b. Nilai Total Sisa Angsuran.c. Nilai Total Sisa Angsuran dan Dendad. Status pembayaran terakhir.e. Informasi cabang Perseroan terdekat.

MAzDA Dealer Financing Perseroan menjadi perusahaan pembiayaan resmi untuk MAZDA dan Bank Mandiri juga secara resmi memberikan pendanaan untuk dealer dealer MAZDA. Hal ini membuka peluang baru bagi Perseroan untuk melakukan pembiayaan MAZDA secara captive market dan meningkatkan pembiayaan baru.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 135: Menjadi Kebanggaan Indonesia

133

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Pangsa PasarBerdasarkan data Registrasi Nomor Polisi nasional (Police Registration) per 31 Desember 2013 sebanyak 1.111.495 unit, dengan asumsi market share terhadap mobil baru dihitung 70% dari Police Registration, maka Perseroan memiliki market share mobil share di tahun 2013 di level 10%. Di tahun 2014, Perseroan menargetkan mencapai market share sebesar 11%.

Perseroan berpendapat bahwa pangsa pasar di Indonesia dalam industri pembiayaan sangat baik dan potensial. Dalam rangka meraih pangsa pasar, Perseroan terus menjalin kerja sama dengan hampir seluruh Agen Pemegang merek (APM) yang ada di Indonesia dan memperluas jaringan usaha Perseroan.

Selain mobil baru, Perseroan juga melayani pembiayaan mobil bekas dan sepeda motor termasuk motor besar seperti Harley Davidson dan Ducati dengan paket kredit yang menarik dan kompetitif.

KEBIJAKAN DIVIDEN Berdasarkan Akta Perjanjian Pemegang Saham no. 5 tanggal 6 Februari 2009, Pasal 14 ayat 1 yang menyatakan bahwa pembagian dividen dapat dilakukan jika terdapat saldo laba positif dan sepanjang kondisi keuangan Perseroan telah memperhitungkan nilaipencadangansesuaikebijakanpemegangsahamdantelahmencapaitargetprofittahunan, dengan besarnya dividen berkisar antara 35% - 40% dari jumlah Laba Bersih TFS (Perseroan) kecuali ditentukan lain dalam RUPS.

Perseroan merencanakan untuk membayarkan dividen sekurang-kurangnya sekali dalam setahun yang dikaitkan dengan kondisi keuangan Perseroan dalam tahun buku yang bersangkutan. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, jumlah dividen yang dibayarkan ditetapkan oleh hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 136: Menjadi Kebanggaan Indonesia

134

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Jumlah dividen yang dibayarkan selama 3 (tiga) tahun terakhir adalah sebagai berikut:

KeteranganTahun Buku

2012 2011 2010

Laba Bersih (Juta Rp) 116.548 65.733 70.314

Jumlah Dividen Tunai (Rp Juta) 17.482 0 21.094

Persentase Jumlah Dividen Tunai Terhadap Laba Bersih (%)

15% 0% 30%

Jumlah Saham (Juta) 2.500 2.500 2.500

Dividen Per Saham (Rp) 6,99 0 8,44

Tanggal RUPS Tahunan 16 Mei 2013 21 Juni 2012 21 Juni 2011

Tanggal Pembayaran Dividen 12 Juni 2013 - 27 Juni 2011

Pada tahun buku 2011 Perseroan tidak membagikan dividen dikarenakan laba bersih digunakan untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan.

REALISASI PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM Penggunaan DanaSeluruh dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Obligasi dan MTN setelah dikurangi biaya-biaya Emisi, seluruhnya telah dipergunakan sebagai modal kerja untuk pembiayaan kendaraan bermotor Perseroan. Laporan seluruh penggunaan dana hasil penawaran umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I tahun 2013 telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 8 Juli 2013.

Perseroan menggunakan dana hasil penawaran umum Obligasi Berkelanjutan I Tahap I tahun 2013 sesuai dengan rencana penggunaan dana sebagaimana tercantum dalam prospektus. Realisasi penggunaan dana tersebut juga akan dilaporkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diadakan pada tahun 2014 .

Perubahan Penggunaan DanaPerseroan tidak melakukan perubahan penggunaan dana hasil penawaran umum Obligasi dan MTN. Seluruh dana yang diperoleh dipergunakan sesuai dengan rencana penggunaan dana yang tercantum dalam prospektus maupun memorandum informasi.

INFORMASI MATERIAL PERUSAHAANInvestasi, Ekspansi, Divestasi, Penggabungan/Peleburan Usaha, Akuisisi, Restrukturisasi Utang/ModalPerseroan tidak memiliki aksi korporasi berupa investasi, ekspansi, divestasi, penggabungan/peleburan usaha, akuisisi dan restrukturisasi utang atau modal yang terjadi di tahun 2013.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 137: Menjadi Kebanggaan Indonesia

135

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

TRANSAKSI AFILIASI DAN TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGANDalam tahun 2013 Perseroan memiliki transaksi dengan pihak terafiliasi atau pihakberelasi sebagai berikut:

No Pihak Terafiliasi Sifat Terafiliasi Istimewa Kewajaran Transaksi

1.PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Pemegang Saham Mayoritas

Bank Mandiri menyediakan fasilitas pembiayaan bersama (Joint Financing), kredit modal kerja dan kerjasama dalam memasarkan produk-produk Bank Mandiri dan Perseroan

2. PT Tunas Ridean Tbk Pemegang Saham Minoritas

PT Tunas Ridena Tbk mengadakan kerjasama pengadaan kendaraan melalui fasilitas pembiayaan konsumen bagi para karyawan dari Perseroan

3. PT Bumi Daya PlazaDimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT Bumi Daya Plaza sebagai pemberi sewa kepada Perseroan

4.PT Bank Sinar Harapan Bali

Dimiliki sebagian besar oleh pemegang saham mayoritas

PT Bank Sinar Harapan Bali menyediakan fasilitas penempatan deposito atas cadangan laba Perseroan

5. PT AXA MandiriDimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT AXA Mandiri menyediakan produk asuransi perlindungan nasabah Perseroan

6.PT Mandiri AXA General Insurance

Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT Mandiri AXA General Insurance menyediakan produk asuransi perlindungan unit yang dibiayakan oleh Perseroan

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 138: Menjadi Kebanggaan Indonesia

136

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

No Pihak Terafiliasi Sifat Terafiliasi Istimewa Kewajaran Transaksi

7.PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Badan Usaha Milik Negara

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menyediakan fasilitas rekening giro kepada Perseroan

8.PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Badan Usaha Milik Negara

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menyediakan fasilitas kredit kepada Perseroan

9.PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Badan Usaha Milik Negara

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyediakan fasilitas rekening giro kepada Perseroan

10.PT Asuransi Kesehatan Indonesia

Badan Usaha Milik Negara

PT Asuransi Kesehatan Indonesia menyediakan produk asuransi kesehatan bagi Perseroan

11. PT Indra Karya Badan Usaha Milik Negara

PT Indra Karya mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

12. PT Kertas Letjes Badan Usaha Milik Negara

PT Kertas Letjes mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

13. PT Nindya Karya Badan Usaha Milik Negara

PT Nindya Karya mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

14.PT Tambang Batubara Bukit Asam

Badan Usaha Milik Negara

PT Tambang Batubara Bukit Asam mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

15. Perum PPD Badan Usaha Milik NegaraPerum PPD mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

16. Perum Perhutani Badan Usaha Milik Negara

Perum Perhutani mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 139: Menjadi Kebanggaan Indonesia

137

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

No Pihak Terafiliasi Sifat Terafiliasi Istimewa Kewajaran Transaksi

17. PT Jasindo Badan Usaha Milik Negara

PT Jasindo menyediakan produk asuransi perlindungan unit yang dibiayakan oleh Perseroan

18.PT Reasuransi Internasional Indonesia

Badan Usaha Milik Negara

PT Reasuransi Internasional Indonesia menyediakan produk asuransi bagi Perseroan

19. PT Perikanan Nusantara Badan Usaha Milik Negara

PT Perikanan Nusantara mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

20.PT Perusahaan Perdagangan Nusantara

Badan Usaha Milik Negara

PT Perusahaan Perdagangan Nusantara mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

21. PT Pindad (Persero) Badan Usaha Milik Negara

PT Pindad (Persero) mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

22.PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk

Badan Usaha Milik Negara

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Menyediakan fasilitas kredit bagi Perseroan

23. PT Bank DKI Badan Usaha Milik Negara

PT Bank Pembangunan DKI Jakarta menyediakan fasilitas kredit kepada Perseroan

24.PT Asuransi Kesehatan Indonesia

Badan Usaha Milik Negara

PT Asuransi Kesehatan Indonesia sebagai pemegang surat berharga yang diterbitkan oleh Perseroan

25. PT Adhi Karya Badan Usaha Milik Negara

PT Adhi Karya mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

26. PT Jamsostek Badan Usaha Milik Negara

PT Jamsostek menyediakan fasilitas asuransi tenaga kerja kepada Perseroan

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 140: Menjadi Kebanggaan Indonesia

138

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

No Pihak Terafiliasi Sifat Terafiliasi Istimewa Kewajaran Transaksi

27.Personil manajemen kunci Grup

Personil manajemen kunci Grup Bank Mandiri

Personil manajemen kunci Grup mendapatkan fasilitas pembiayaan konsumen oleh Perseroan

Transaksi tersebut diatas dilakukan dengan ketentuan yang wajar dan transparan.

PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP PERUSAHAAN DAN DAMPAK TERHADAP LAPORAN KEUANGANSelama tahun 2013, tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh terhadap proses bisnis dan kinerja Perseroan.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTASI YANG SIGNIFIKAN Laporan keuangan pada tanggal dan tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 tentang "Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perseroan Publik" yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.

Kebijakan akuntansi yang signifikan, yang diterapkan dalam penyusunan laporankeuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

ASET DAN LIABILITAS KEUANGANAset KeuanganPerseroanmengklasifikasikanasetkeuangannyadalamkategori (i)asetkeuanganyangdiukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual.Klasifikasiinitergantungdaritujuanperolehanasetkeuangantersebut.Manajemenmenentukanklasifikasiasetkeuangantersebutpadasaatawalpengakuannya.

Selama tahun-tahun berjalan dan pada tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan hanyamemilikiasetkeuanganyangdiklasifikasikansebagaipinjamanyangdiberikandanpiutangsehinggakebijakanakuntansiberkaitandenganklasifikasiasetkeuangandiluarpinjaman yang diberikan dan piutang tidak diungkapkan.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 141: Menjadi Kebanggaan Indonesia

139

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Pinjaman yang diberikan dan piutangPinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:• yangdimaksudkanolehPerseroanuntukdijualdalamwaktudekat,yangdiklasifikasikan

dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

• yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau;

• dalam hal Perseroan mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial, kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan pendapatan administrasi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi piutang pembiayaan konsumen, investasi neto dalam sewa pembiayaan, uang muka dan piutang lain-lain.

Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dilaporkan sebagai ”Pendapatan pembiayaan konsumen” dan ”Pendapatan sewa pembiayaan”.

Dalam hal terjadi penurunan nilai, cadangan kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “penyisihan kerugian penurunan nilai”.

PengakuanPerseroan menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk kontrak reguler ketika mencatat transaksi aset keuangan.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 142: Menjadi Kebanggaan Indonesia

140

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Penurunan nilai dari aset keuanganPada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran angsuran dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya penurunan nilai atas aset keuangan tersebut.

Perseroan menentukan penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secaraindividual, penentuan penurunan nilai dilakukan secara kolektif.

Jika Perseroan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Perseroan memasukkan aset keuangan tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara individual tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Perseroan. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.

Ketika suatu piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunannilaiyangterkaitdenganpinjamanyangdiberikandanpiutangdiklasifikasikanke dalam “cadangan kerugian penurunan nilai”.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 143: Menjadi Kebanggaan Indonesia

141

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat piutang debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan kerugian penurunan nilai. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan, dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai.

Liabilitas keuanganPerseroanmengklasifikasikan liabilitas keuangandalam kategori (i) liabilitas keuanganyang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Selama tahun-tahun berjalan dan pada tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi sehinggakebijakanakuntansiberkaitandenganklasifikasiinitidakdiungkapkan.

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasiPada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi.

Setelah pengakuan awal, Perseroan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi antara lain utang usaha, utang lain-lain, beban bunga yang masih harus dibayar, pinjaman bank dan surat berharga yang diterbitkan.

Penghentian pengakuanPenghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara subtansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Perseroan melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 144: Menjadi Kebanggaan Indonesia

142

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Penghentian pengakuan piutang pembiayaan konsumen yang mengalami penurunan nilai, akan dilakukan ketika piutang telah dihapusbukukan. Piutang ragu-ragu akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 180 hari atau pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih. Penghapusbukuan piutang ragu-ragu ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan. Piutang pembiayaan konsumen dapat diselesaikan dengan menjual kendaraan yang dibiayai Perseroan.

Perseroan menerima kendaraan dari konsumen dan membantu untuk menjual kendaraan tersebut sehingga konsumen dapat melunasi utang pembiayaan konsumennya.

Konsumen memberi kuasa kepada Perseroan untuk menjual kendaraan ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian piutang pembiayaan konsumen bila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian pembiayaan. Konsumen berhak atas selisih lebih antara nilai penjualan dengan saldo piutang pembiayaan konsumen. Jika terjadi selisih kurang, kerugian yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

Jaminan kendaraan milik konsumen untuk pelunasan piutang pembiayaan konsumen, dinyatakan sebesar nilai terendah antara nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen terkait atau realisasi neto dari jaminan kendaraan milik konsumen tersebut. Selisih antara nilai tercatat dan nilai realisasi neto piutang dicatat sebagai cadangan kerugian penurunan nilai dan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

Saling hapusAset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perseroan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.

Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standard akuntansi.

Klasifikasi instrumen keuanganPerseroan mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yangmencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangantersebut.Klasifikasiinidapatdilihatpadatabelberikut:

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 145: Menjadi Kebanggaan Indonesia

143

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Kategori yang didefinisikanoleh PSAK No. 55 (Revisi 2011)

Golongan (ditentukan oleh

Perseroan) Subgolongan

Aset keuanganPinjaman yang diberikan dan piutang

Kas dan setara kas- Kas- Kas pada bank- Deposito berjangka

Piutang pembiayaan konsumenInvestasi neto dalam sewa pembiayaan

Piutang lain-lain

Aset lain-lain- Piutang karyawan- Piutang bunga- Setoran dalam perjalanan- Uang muka

Liabilitas keuanganLiabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

Utang usaha- Utang kendaraan- Utang asuransi

Utang lain-lain-Kantorpendaftaranfidusia- Premi asuransi- Pembiayaan bersama- Lain-lain

Beban bunga yang masih harus dibayar

Pinjaman bank

Surat berharga yang diterbitkan

PENJABARAN MATA UANG ASINGTransaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 146: Menjadi Kebanggaan Indonesia

144

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, kurs nilai tukar yang digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebesar Rp12.189 (nilai penuh) (2012: Rp9.670 (nilai penuh)) untuk 1 Dolar Amerika Serikat (“Dolar AS”).

KAS DAN SETARA KASKas dan setara kas mencakup kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, yang tidak dibatasi penggunaannya, tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman dan dapat segera dijadikan kas tanpa terjadi perubahannilaiyangsangatsignifikan.

PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMENPiutang pembiayaan konsumen diakui pada awalnya dengan nilai wajar ditambah biaya-biaya transaksi dan dikurangi yield enhancing income yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagaipinjaman yang diberikan dan piutang.

Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi.

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan yang akan diakui sebagai penghasilan sesuai dengan jangka waktu kontrak dengan menggunakan metode tingkat suku bunga efektif.

Restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan cara pengalihan kredit, melanjutkan kredit, mengangsur kembali, merubah jatuh tempo, merubah tenor dan/atau menambah down payment.

Pembiayaan bersamaPiutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama dimana risiko kredit ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 147: Menjadi Kebanggaan Indonesia

145

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masing-masing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di laporan posisi keuangan secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan laba rugi komprehensif.

Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perseroan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan bagi Perseroan dan disajikan sebagai “Pendapatan Pembiayaan Konsumen”.

INVESTASI NETO DALAM SEWA PEMBIAYAANInvestasi neto dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan diterima pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan tangguhan, simpanan jaminan dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara nilai piutang usaha bruto dan nilai tunai piutang diakui sebagai pendapatan sewa pembiayaan tangguhan. Pendapatan sewa pembiayaan tangguhan dialokasikan sebagai pendapatan di laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian konstan atas investasi bersih dengan menggunakan suku bunga efektif.

Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan.

Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa pembiayaan berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

Investasinetodalamsewapembiayaandiklasifikasikansebagaipinjamanyangdiberikandan piutang.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 148: Menjadi Kebanggaan Indonesia

146

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAIPerseroan melakukan perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai dengan menggunakan metode “incurred losses”.

BEBAN DIBAYAR DIMUKABeban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

ASET TETAP DAN PENYUSUTANISAK No. 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (“HGU”), Hak Guna Bangunan (“HGB”) dan Hak Pakai (“HP”) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui sebagai bagian dari akun “Beban Ditangguhkan, Neto” pada laporan posisi keuangan dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih pendek antara umur hukum hak dan umur ekonomik tanah.

Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan.

Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap.

Tanah tidak disusutkan.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap di gunakan.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 149: Menjadi Kebanggaan Indonesia

147

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut:

Golongan Masa manfaat (tahun)

Bangunan 20

Perabotan dan peralatan kantor 5

Kendaraan 5

Renovasi bangunan sewa 3 - 5

Aset tetap kecuali tanah dan bangunan dalam pengerjaan disusutkan sampai dengan nilai sisanya.

Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana seharusnya, hanya apabila kemungkinan besar Perseroan akan mendapatkan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai yang terkait dengan penggantian komponen tidak diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif selama periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.

Nilai residu dan umur manfaat aset ditelaah dan disesuaikan, setiap tanggal laporan posisi keuangan jika diperlukan.

Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari penjualan aset tetap diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Apabila nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 150: Menjadi Kebanggaan Indonesia

148

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.

Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur masa manfaatnya.

PERPAJAKANBeban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Manajemen melakukan evaluasi secara periodik atas posisi yang diambil dalam surat pemberitahuan pajak apabila terdapat situasi di mana peraturan perpajakan yang berlaku adalah subjek atas interpretasi. Perseroan membentuk cadangan, jika dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak.

Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode balance sheet liability untuk semua perbedaan temporer yang muncul antara dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya dalam rangka kebutuhan laporan keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.

Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskalpadamasadatangakanmemadaiuntukmengkompensasiasetpajaktangguhanyang muncul akibat perbedaan temporer tersebut.

Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 151: Menjadi Kebanggaan Indonesia

149

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

IMBALAN KERJAImbalan kerja jangka pendekImbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.

Imbalan pasca-kerjaImbalan pasca-kerja, seperti pensiun, uang pisah, uang penghargaan, dan imbalan lainnya, ditentukan sesuai dengan Peraturan Perseroan dan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU 13/2003”).

Karena UU 13/2003 menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU 13/2003 adalah program imbalan pasti. Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi.

Liabilitas program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Nilai kini liabilitas imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit.Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi Perseroan berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.

Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman, perubahan asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun.

Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi komprehensif, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut tergantung pada karyawan yang tetap bekerja selama periode waktu tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 152: Menjadi Kebanggaan Indonesia

150

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Pesangon pemutusan hubungan kerjaPesangon pemutusan hubungan kerja terutang ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun normal. Perseroan mengakui pesangon pemutusan hubungan kerja ketika Perseroan menunjukkan komitmennya untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon yang akan dibayarkan dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan didiskontokan untuk mencerminkan nilai kini.

SAHAMSahambiasadiklasifikasikansebagaiekuitas.

DIVIDENPembagiandividenfinaldiakuisebagai liabilitasdalamlaporankeuanganpadatanggaldividen tersebut disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan.

LABA PER SAHAMLaba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada periode yang bersangkutan.

SURAT BERHARGA YANG DITERBITKANSurat berharga yang diterbitkan meliputi Medium Term Notes dan utang obligasi. Surat berharga yang diterbitkan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukurdengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan surat berharga dikurangkan dari jumlah surat berharga yang diterbitkan dan diamortisasi selama jangka waktu surat berharga yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASIPerseroan mempunyai transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yangdipakai adalah sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan Pihak Berelasi”.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 153: Menjadi Kebanggaan Indonesia

151

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perseroan jika:a. Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika

orang tersebut:(i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;(ii) memilikipengaruhsignifikanatasentitaspelapor;atau(iii) merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari

entitas pelapor.b. suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

(i) entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya).

(ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

(iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.(iv) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain

adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.(v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja

dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.

(vi)entitasyangdikendalikanataudikendalikanbersamaolehorangyangdiidentifikasidalam huruf (a).

(vii)orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki pengaruh signifikan atasentitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 154: Menjadi Kebanggaan Indonesia

152

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBANPendapatan dari pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan serta beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan metode suku bunga efektif.

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.

Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perseroan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup biaya transaksi dan pendapatan administrasi.

Pendapatan bunga bank dan denda keterlambatan pembayaran diakui pada saat terjadinya. Pendapatan bunga bank disajikan secara bruto pada laporan laba rugi komprehensif.

Pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya, menggunakan dasar akrual.

SEGMEN OPERASISebuah segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:i. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan

beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

ii. hasil operasinya dikaji ulang secara berkala oleh kepala operasional untuk pembuatan keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan,

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 155: Menjadi Kebanggaan Indonesia

153

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

iii. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.Perseroan menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional Perseroan adalah Direksi.

Segmen operasi Perseroan disajikan berdasarkan segmen usaha yang terdiri dari: fleet dan retail.

KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG BERHUBUNGAN DENGAN IMBALAN KERJAJumlah yang diakui pada tanggal laporan posisi keuangan ditentukan sebagai berikut (dalam juta Rupiah):

2013 2012

Nilai kini liabilitas 11.829 12.767

Kerugian aktuarial yang belum diakui (2.467) (5.917)

Biaya jasa lalu yang belum diakui (271) (296)

Liabilitas pada laporan posisi keuangan 9.091 6.554

Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut (dalam juta Rupiah):

2013 2012

Biaya jasa kini 1.936 2.108

Biaya bunga 817 651

Biaya jasa lalu yang diakui langsung - vested 25 25

Amortisasi kerugian aktuarial 201 77

2.979 2.861

Biaya pesangon pemutusan hubungan kerja 313 313

Jumlah 3.292 3.174

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 156: Menjadi Kebanggaan Indonesia

154

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut (dalam juta Rupiah):

2013 2012

Saldo awal, 1 Januari 6.554 4.224

Penyisihan tahun berjalan 3.292 3.174

Pembayaran tahun berjalan (755) (844)

Saldo akhir 9.091 6.554

Liabilitas imbalan kerja karyawan dihitung oleh aktuaris independen PT Ricky Leonard Jasatama (dahulu: PT Rileos Pratama) dengan menggunakan metode projected unit credit dalam laporan aktuarianya tanggal 13 Januari 2014 (2012: 8 Januari 2013). Asumsi-asumsi dasar yang digunakan aktuaris independen adalah sebagai berikut:

2013 2012

Tingkat diskonto 9% per tahun 6,5% per tahun

Tingkat kenaikan gaji 7% per tahun 7,0% pertahun

Tingkat kematian TMI 3 TMI 2

Tingkat cacat 10% dari 10% dari

Tingkat pengunduran diri

7% per tahun pada usia sampai dengan 40 tahun dan berkurang hingga 0,00% pada

usia 55 tahun

7% per tahun pada usia sampai dengan 40 tahun dan berkurang hingga 0,00% pada

usia 55 tahun

Tingkat pensiun 100,00% usia pensiun normal 100,00% usia pensiun normal

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 157: Menjadi Kebanggaan Indonesia

155

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat diskonto, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap liabilitas imbalan kerja karyawan dan biaya jasa kini dan biaya bunga pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:(dalam juta Rupiah)

2013

Liabilitas imbalan kerja karyawan Biaya jasa kini biaya bunga

Kenaikan suku bunga dalam 100 basis poin

(99) (11)

Penurunan suku bunga dalam 100 basis poin

99 13

(dalam juta Rupiah)

2012

Liabilitas imbalan kerja karyawan Biaya jasa kini biaya bunga

Kenaikan suku bunga dalam 100 basis poin

(304) (305)

Penurunan suku bunga dalam 100 basis poin

357 356

Karyawan Perseroan juga diikutsertakan dalam program iuran pasti sejak bulan Agustus 2012. Kontribusi Perseroan pada program ini yang dilaporkan dalam laba rugi komprehensif tahun berjalan adalah sebesar Rp513 juta dan Rp182 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Pengelolaan program pensiun iuran pasti dilakukan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Page 158: Menjadi Kebanggaan Indonesia

156

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

tata kelola perusahaan

Page 159: Menjadi Kebanggaan Indonesia

157

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Page 160: Menjadi Kebanggaan Indonesia

158

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Pelaksanaan semua kegiatan Perseroan senantiasa selaras dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance "GCG") yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran. Lebih lanjut lagi manajemen dan karyawan telah mewujudkan komitmen penerapan GCG melalui penetapan kebijakan tata kelola perusahaan yang baik (GCG Charter) sebagai pedoman dasar kegiatan bisnis Perseroan.

Tata Kelola Perusahaan

IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAANPerseroan menyadari sepenuhnya penerapan GCG dalam seluruh kegiatan Perseroan adalah suatu hal yang sangat penting. Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban dan pengelolaan risiko bisnis Perusahaan, implementasi GCG juga diarahkan sebagai pedoman bagi manajemen dan karyawan untuk memberikan nilai tambah kepada seluruh pemakai jasa dan pemangku kepentingan.

Sebagai perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perusahaan Terbuka, Perseroan selalu berusaha menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam setiap operasional dan kegiatan Perseroan. Implementasi tata kelola perusahan yang baik telah menjadi komitmen dari segenap manajemen dan karyawan Perseroan untuk melaksanakan praktek penyelenggaraan bisnis yang sehat, beretika, dan bertanggung jawab kepada pemangku kepentingan. Manajemen berkeyakinan bahwa implementasi tata kelola perusahaan yang baik akan mendukung pencapaian sasaran bisnis dalam jangkapanjangdanmemberikankeunggulankompetitifdalammenghadapipersaingan. 

Adapun tujuan Perseroan menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik antara lain untuk :1. Memberikan nilai tambah bagi Perseroan maupun pemegang saham;2. Memaksimalkan nilai Perseroan agar memiliki daya saing yang kuat;3. Meningkatkan kepatuhan terhadap regulator;4. MendorongpengelolaanPerseroansecaraprofesional, transparandanefisienserta

memberdayakan fungsi Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Internal Audit dan Sekretaris Perusahaan;

Page 161: Menjadi Kebanggaan Indonesia

159

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

5. Mendorong agar setiap pengambilan keputusan atau kebijakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku;

6. Melindungi Dewan Komisaris dan Direksi dari kemungkinan adanya tuntutan hukum.

Perseroan senantiasa berusaha memberikan yang terbaik baik pemegang saham dan stakeholder lainnya agar mampu mencapai hasil yang maksimal.

Pelaksanaan semua kegiatan Perseroan senantiasa selaras dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance "GCG") yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran. Lebih lanjut lagi manajemen dan karyawan telah mewujudkan komitmen penerapan GCG melalui penetapan kebijakan tata kelola perusahaan yang baik (GCG Charter) sebagai pedoman dasar kegiatan bisnis Perseroan:a. Transparansi, yaitu menyelenggarakan komunikasi dengan pihak yang berkepentingan

secara akurat, tepat waktu, jelas, dan konsisten, termasuk mengungkapkan informasi material yang relevan kepada seluruh stakeholders.

b. Akuntabilitas, yaitu menuntut agar masing-masing pihak bertindak sesuai hak, kewajiban dan wewenang yang telah ditetapkan. Dengan ditetapkannya prinsip akuntabilitas ini maka ada kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang dan tangggung jawab antara pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi maupun di setiap bagian dalam Perseroan.

Page 162: Menjadi Kebanggaan Indonesia

160

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

c. Responsibilitas, yaitu mematuhi Standar Prosedur Operasional dan aturan Perusahaan serta ketentuan perundangan yang berlaku dengan etika yang baik dan melaksanakan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan lingkungan.

d. Independensi, yaitu bertindak secara mandiri dan obyektif tanpa mengabaikan kerjasama yang baik semata-mata untuk kepentingan Perseroan.

e. Kewajaran, yaitu selalu mengutamakan keadilan. Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan perlakuan yang adil dari Perseroan. Pemberlakuan prinsip ini di Perusahaan dengan sendirinya melarang praktek-praktek tercela yang dilakukan orang dalam yang merugikan pihak lain. Perseroan selalu menjaga hubungan baik dengan karyawan dan menghindari praktek diskriminasi serta menghormati hak-hak karyawan.

Untuk menjamin konsisten implementasi GCG, Perseroan telah mengadakan rangkaian kegiatan perbaikan pedoman Tata Kelola, board manual, pedoman etika & perilaku usaha, pedoman pelaporam pelanggaran serta penyempurnaan organ GCG guna menunjang implementasi GCG di masa yang akan datang.

KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAANPerseroan telah menetapkan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG Charter)pada tanggal 11 Maret 2013 sebagai pedoman dasar pelaksanaan aktifitas/kegiatanbisnis Perseroan dalam bentuk kebijakan yang berlaku bagi Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh Karyawan tetap, kontrak dan alihdaya. Komitmen penerapan tata kelola perusahaan merupakan hal mutlak bagi Perseroan. Hal tersebut dilakukan melalui penguatan infrastruktur yang dimiliki dan secara berkesinambungan meningkatkan sistem dan prosedur untuk mendukung efektivitas pelaksanaan GCG di lingkungan Perseroan.

Selain itu, Perseroan beserta seluruh jajarannya berkomitmen penuh untuk melaksanakan praktik GCG dalam setiap pengelolaan Perseroan. Implementasi terus dilakukan dengan meningkatkan sosialisasi dan internalisasi prinsip-prinsip GCG di antara semua anggota Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan Perseroan sehingga menjadi suatu tradisi yang harus diimplementasikan dalam setiap aktivitas bisnis sehari-hari. Selain meyetujui Pakta Integritas Karyawan, setiap karyawan Perseroan diwajibkan menandatangani Surat Pernyataan Kode Etik agar karyawan mengetahui, memahami serta menjalankan ketentuan-ketentuan yang berlaku di Perseroan dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh Perseroan sehingga diharapkan dapat meningkatkan integritas setiap karyawan.

Praktik penerapan GCG Perseroan diukur melalui bentuk pengukuran berdasarkan standar penilaian dari perusahaan pengendali. Kriteria penilaian antara lain mencakup aspek tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, kelengkapan tugas dan

Page 163: Menjadi Kebanggaan Indonesia

161

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

komite, penanganan benturan kepentingan, penerapan fungsi kepatuhan, penerapan fungsi audit internal dan eksternal, penerapan fungsi manajemen risiko, penyediaan dana kepada pihak terkait, transparansi kondisi keuangan, serta rencana strategis Perseroan.

GCG Charter Perseroan telah disusun berdasarkan ketentuan Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku, Pedoman Umum GCG, GCG Charter Pemegang Saham Pengendali, Anggaran Dasar Perusahaan, serta Peraturan Perusahaan 2012-2014. Penerapan GCG Charter bertujuan untuk:• Menjamin tercapainya tujuan Perusahaan;• Mencapai pertumbuhan dan imbal hasil yang maksimal;• Mewujudkan nilai pemilik modal dalam jangka panjang tanpa mengabaikan

kepentingan stakeholders lainnya;• Mengendalikan dan mengarahkan hubungan yang baik antara shareholders, Dewan

Komisaris, Direksi, dan Stakeholders lainnya;• Mendukung aktivitas pengendalian internal dan pengembangan Perseroan;• Mengelolasumberdayasecaralebihefektifdanefisien;• Memperbaiki budaya kerja Perseroan;• Menjadikan Perseroan bernilai tambah yaitu meningkatkan kesejahteraan seluruh

jajaran berikut peningkatan kemanfaatan bagi stakeholders Perseroan.

Kebijakan lain yang dilakukan Perseroan dalam upayanya melaksanakan budaya GCG adalah membuat pengumuman kepada seluruh karyawan untuk tidak meminta, memberikan atau menerima hadiah dalam segala bentuk baik langsung maupun tidak langsung kepada karyawan Perseroan. Dukungan transparansi kerjasama di antara para pihak dibutuhkan dalam mewujudkan komitmen Perseroan untuk terus meningkatkan implementasi prinsip GCG dalam berbagai program kerja. Hal tersebut dilakukan antara lain dengan meningkatkan efektivitas kerja Komite Audit dan Divisi Internal Audit serta optimalisasi fungsi Divisi Corporate Secretary.

Penerapan GCG bukan sekedar untuk memenuhi peraturan perundang-undangan, namun juga Perseroan berkeyakinan bahwa implementasi tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten dan berkesinambungan dapat meningkatkan reputasi dan nilai Perseroan dimata pemangku kepentingan sebagai tindak nyata pengembangan potensi bisnis Perseroan.

Tata Kelola Perusahaan

Page 164: Menjadi Kebanggaan Indonesia

162

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN Struktur tata kelola Perseroan terdiri atas organ Perusahaan yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi. Organ Perseroan tersebut memainkan peranan masing-masing dalam keberhasilan pelaksanaan GCG. Fungsi dari Organ Perseroan dijalankan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, Anggaran Dasar Perseroan dan ketentuan lainnya yang didasari prinsip bahwa masing-masing organ mempunyai independensi dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya untuk kepentingan Perseroan. Dengan demikian RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi dapat saling memahami tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing sesuai peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perseroan.

Transparency Responsibility

ORGAN UTAMA

ORGAN PENDUKUNG

Accountability Independency Fairness

RUPS

Dewan Komisaris

Sekertaris Dewan Komisaris

Corporate Secretary

Direksi Check & Balances

Komite Audit Risk Management

Internal Audit

Legal & Compliance

Komite Kredit

Komite Personalia

Unit Kerja Prinsip Pengenalan Nasabah

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam organ tata kelola Perseroan yang memiliki wewenang dan tidak diberikan kepada Dewan Komisaris maupun Direksi. Hal tersebut diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Sesuai dengan kewenangannya, RUPS dapat mengambil keputusan-keputusan

Page 165: Menjadi Kebanggaan Indonesia

163

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

antara lain pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan Dewan Komisaris, perubahan Anggaran Dasar Perseroan, mengesahkan kinerja tahunan Direksi, serta pengambilan keputusan strategis lainnya yang akan dijalankan oleh Direksi Perseroan. RUPS diadakan setiap tahunnya sesuai dengan UUPT, dimana RUPS Tahunan Perseroan diadakan sebelum batas waktu yang ditentukan oleh UUPT.

Keputusan RUPSPerseroan menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPS dan 1 (satu) kali Pengambilan Keputusan Pemegang Saham Sirkulasi. Berikut ini hasil-hasil keputusan RUPS dan pengambilan keputusan Pemegang Saham Sirkulasi di tahun 2013.

Hasil Rapat Umum Pemegang SahamPerseroan telah mengadakan RUPS Tahunan pada tanggal 16 Mei 2013 di Jakarta yang dihadiri oleh seluruh Pemegang Saham Perseroan dengan hasil keputusan sebagai berikut:

Keputusan Agenda ke 1Menyetujui dan menerima Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, serta mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) dengan opini wajar tanpa pengecualian sesuai dengan laporan nomor RPC-3232/PSS/2013 tertanggal 20 Februari 2013, yang kemudian untuk kepentingan penyesuaian penyajian sesuai ketentuan Bapepam dan LK dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Perseroan Tahap I Tahun 2013, telah diterbitkan kembali Laporan Keuangan Tahunan oleh Kantor Akuntan Publik yang sama dengan opini wajar tanpa pengecualian, sesuai dengan laporannnya nomor RPC-3699/PSS/2013 tertanggal 15 April 2013, dengan demikian memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et decharge) kepada Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengawasan, dan kepada Direksi Perseroan atas tindakan pengurusan dan pelaksanaan kewenangan yang telah dilakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, sejauh tindakan tersebut bukan merupakan tindak pidana dan tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.

Page 166: Menjadi Kebanggaan Indonesia

164

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Keputusan Agenda ke-2Menyetujui dan menetapkan penggunaan Laba Bersih Perseroan tahun buku 2012 sebesar Rp116.548.047.121,56,- (seratus enam belas miliar lima ratus empat puluh delapan juta empat puluh tujuh ribu seratus dua puluh satu Rupiah dan lima puluh enam sen) sebagai berikut :a. Membagikan dividen final sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah laba

bersih Perseroan yang akan dibayarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Saham Perseroan untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp17.482.207.068,23 (tujuh belas miliar empat ratus delapan puluh dua juta dua ratus tujuh ribu enam puluh delapan Rupiah dan dua puluh tiga sen) atau Rp6,99 (enam koma sembilan sembilan Rupiah) per lembar saham yang akan dibagikan kepada pemegang saham secara proporsional yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Tunas Ridean Tbk.

b. Sisa laba bersih tahun 2012 sebesar Rp99.065.840.053,33,- (sembilan puluh sembilan miliar enam puluh lima juta delapan ratus empat puluh ribu lima puluh tiga Rupiah dan tiga puluh tiga sen) atau sebesar 85% (delapan puluh lima persen) dari jumlah laba bersih akan dibukukan sebagai laba ditahan Perseroan (retained earning) yang akan digunakan untuk memperkuat permodalan Perseroan.

Keputusan Agenda ke-31. Menetapkan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman dan Surja (a member firm

of Ernst & Young Global Limited) sebagai Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

2. Memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan honorarium dan persyaratan lainnya bagi Kantor Akuntan Publik tersebut, serta menetapkan Kantor Akuntan Publik pengganti dalam hal Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman dan Surja (a member firm of Ernst and Young Global Limited) karena sebab apapun tidak dapat menyelesaikan audit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

Keputusan Agenda ke-4Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan besarnya tantieme yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun 2013.

Page 167: Menjadi Kebanggaan Indonesia

165

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Keputusan Agenda ke-51. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu

mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan besarnya gaji dan honorarium bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2013.

2. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan besarnya fasilitas dan/atau tunjangan-tunjangan komunikasi, tunjangan transportasi, dan tunjangan utilities bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2013.

Keputusan Agenda ke-6Menyetujui dan memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan, dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan, sejak penutupan Rapat ini untuk mengalihkan dan/atau menjadikan lebih dari 50% (lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan sebagai jaminan utang atas nama Perseroan guna mendapatkan pendanaan baru yang berasal dari sumber perbankan dan penerbitan obligasi atau surat berharga, dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, sebesar Rp3.500.000.000.000,- (tiga triliun lima ratus miliar Rupiah) untuk tahun buku 2014. Dimana untuk setiap pengalihan dana atau penjaminan kekayaan bersih Perseroan dengan kelipatan sebesar Rp1.000.00.000.000,- (satu triliun Rupiah), Direksi diwajibkan membuat laporan tertulis kepada Dewan Komisaris mengenai pelaksanaan tersebut.

Hasil Keputusan Pemegang Saham Perseroan secara Sirkulasi Pemegang saham Perseroan telah mengambil keputusan yang mengikat di luar Rapat Umum Pemegang Saham yaitu melalui keputusan pemegang saham secara sirkulasi yang dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Mandiri Tunas Finance No. 35 tanggal 19 Desember 2013, dibuat dihadapan Lenny Janis Ishak, SH, Notaris di Jakarta, dengan hasil keputusan sebagai berikut :1. Memberikan persetujuan dan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan persetujuan

Dewan Komisaris Perseroan untuk melaksanakan penambahan aset pada tahun 2013 sebesar Rp400.000.000.000,- (empat ratus miliar Rupiah), sebagai tambahan jaminan hutang atas nama Perseroan guna mendapatkan pendanaan baru yang berasal dari sumber perbankan, sehingga total persetujuan untuk penjaminan aset untuk tahun 2013 adalah menjadi sebesar Rp3,1 triliun (tiga koma satu triliun Rupiah) .

2. Memberikan persetujuan kepada Direksi Perseroan untuk melakukan tindakan-tindakan hukum yang diperlukan termasuk tetapi tidak terbatas pada menandatangani dokumen-dokumen yang diperlukan dalam rangka menjalankan Keputusan tersebut.

Page 168: Menjadi Kebanggaan Indonesia

166

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

3. Memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk menyatakan seluruh atau sebagian Keputusan tersebut dalam suata akta Notaris tersendiri, apabila diperlukan dan untuk itu menghadap dimana perlu, membuat, suruh membuat dan menandatangani akta dan surat-surat diperlukan, singkatnya melakukan apapun juga untuk mencapai maksud tersebut tidak ada yang dikecualikan.

4. Keputusan tersebut mulai berlaku terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Keputusan tersebut secara lengkap, yaitu tanggal 17 Desember 2013.

INFORMASI PEMEGANG SAHAM DAN PENGENDALI UTAMA

PT Mandiri Tunas Finance

Ny. Suliawati Tjokro

Jardine Strategic Holdings Ltd

Jardine Matheson Holdings Limited

Bermuda

Public Public

PublicChristian Milko SetiawanAnton Setiawan

Negara RepublikIndonesia Public PT Tunas Andalan

PratamaJardine Cycle &

Carriage, Ltd Public

PT Tunas Ridean TbkPT Bank Mandiri (Persero) Tbk

84%

8% 8% 27%

12,4%43,8%43,8%40%60%

51% 49%

73%

56%

17% 44%

83%

Page 169: Menjadi Kebanggaan Indonesia

167

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Perlindungan Pemegang SahamImplementasi GCG di lingkungan Perseroan senantiasa melindungi hak-hak pemegang saham dan memfasilitasi pelaksanaan hak-hak pemegang saham. Bagi Perseroan, hak-hak dasar Pemegang Saham yang dijunjung tinggi meliputi hak untuk: 1) mendapatkan metode pendaftaran kepemilikan; 2) mengalihkan atau memindahkan saham; 3) mendapatkan informasi yang relevan dan material tentang korporasi secara tepat

waktu dan teratur; 4) berpartisipasi dan memberikan suara dalam RUPS; 5) mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Dewan Komisaris; dan 6) mendapatkan bagian dalam keuntungan bisnis Perusahaan.

Dengan memperhatikan hak Pemegang Saham tersebut, kerangka penerapan GCG di lingkungan Perseroan telah memberikan perlakuan yang setara dari semua pemegang saham. Selain itu, seluruh pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk memperoleh ganti rugi apabila terjadi pelanggaran atas hak-hak mereka.

DEWAN KOMISARIS Dewan Komisaris merupakan Organ Perusahaan yang bertugas untuk melaksanakan fungsi pengawasan dan pemberi nasihat terkait dengan pengelolaan Perusahaan yang dilaksanakan oleh Direksi khususnya terkait strategi usaha, tata kelola perusahaan, implementasi pengendalian internal dan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tugas dan Tanggung Jawab • Melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi terkait pengurusan

Perseroan yang dilakukan Direksi.• Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Komisaris sebagai bagian

tidak terpisahkan dari RKAP.• Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun

yang baru lampau kepada RUPS.• Menjalankan fungsi sebagai majelis dimana setiap anggota dari Dewan Komisaris tidak

dapat bertindak secara individual melainkan berdasarkan keputusan kolektif Dewan Komisaris.

• Menyampaikan laporan Triwulan perkembangan realisasi indikator pencapaian kinerja kepada pemegang saham.

Page 170: Menjadi Kebanggaan Indonesia

168

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

• Mengajukan calon Auditor Eksternal yang akan mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan untuk ditetapkan dalam RUPS serta menyampaikan alasan pencalonan Auditor Eksternal termasuk besarnya imbal jasa yang diusulkan.

• Memastikan bahwa Auditor Eksternal, Auditor Internal, Komite Audit serta Komite lainnya memiliki akses terhadap catatan akuntansi, data penunjang dan informasi yang diperlukan mengenai Perusahaan untuk melaksanakan tugasnya.

• Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, menjalankan keputusan-keputusan RUPS Tahunan dan/atau RUPS Luar Biasa serta peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pada akhir tahun 2013 Dewan Komisaris melaporkan kepada pemegang saham atas pertanggungjawaban tugasnya sebagai pengawas serta pengelolaan Perseroan oleh Direksi dalam bentuk Laporan Dewan Komisaris di Laporan Tahunan yang dimintakan persetujuan dalam RUPS Tahunan yang diadakan setelah tutup buku.

Persyaratan Dewan KomisarisAnggota Dewan Komisaris Perusahaan wajib memenuhi seluruh persyaratan kemampuan dan kepatutan, sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 4/POJK.5/2013 tanggal 21 November 2013 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Pihak Utama pada Perusahaan Perasuransian, Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, dan Perusahaan Penjaminan (POJK No.4).

Penilaian Kemampuan dan Kepatutan yang akan dilakukan oleh OJK terhadap Dewan Komisaris meliputi Kompetensi, Integritas dan Reputasi Keuangan.

Penilaian faktor kompetesi meliputi kriteria:a. Pengetahuan yang memadai dan relevan dengan jabatannya;b. Pemahaman tentang peraturan perundang-undangan di bidang perusahaan

pembiayaan dan peraturan perundang-undangan lain yang berhubungan dengan perusahaan pembiayaan;

c. Pengalaman dan keahlian di bidang perusahaan pembiayaan dan/atau bidang lain yang relevan dengan jabatannya; dan

d. kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan usaha perusahaan pembiayaan yang sehat.

Page 171: Menjadi Kebanggaan Indonesia

169

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Penilaian faktor integritas meliputi kriteria:a. Tidak pernah melakukan perbuatan tindak pidana dibidang jasa keuangan dan/atau

perekonomian;b. Tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan pengadilan

dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun sebelum penilaian kemampuan dan kepatutan;

c. Tidak pernah melanggar komitmen yang telah disepakati dengan instansi pembina dan pengawas usaha jasa keuangan;

d. Tidak pernah melakukan perbuatan yang memberikan keuntungan secara tidak wajar kepada Pemegang Saham, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, Pegawai dan/atau pihak lain yang dapat merugikan Konsumen;

e. Tidak pernah melanggar prinsip kehati-hatian dibidang usaha jasa keuangan;f. Tidak tercantum dalam Daftar Tidak Lulus (DTL) di sektor Perbankan;g. Tidak pernah melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan kewenangannya atau

diluar kewenangannya;h. Tidak pernah dinyatakan tidak mampu menjalankan kewenangannya; dani. Tidak pernah melanggar peraturan perundang-undangan dibidang Industri Keuangan

Non Bank (IKNB).

Penilaian faktor reputasi Keuangan meliputi kriteria:a. Tidak memliki kredit macet;b. Tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi Pemegang Saham, anggota

Direksi, anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perusahaan dinyatakan pailit berdasarakan putusan Pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum penilaian kemampuan dan kepatutan; dan

c. Tidak pernah terlibat dalam tindak pidana pencucian uang.

Page 172: Menjadi Kebanggaan Indonesia

170

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Status kelulusan uji kemampuan dan kepatutan anggota Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

Nama KomisarisTanggal Lulus Penilaian

Kemampuan dan KepatuhanKeterangan

Anton Setiawan -Saat ini sedang dalam proses pengajuan penilaian kemampuan dan kepatutan berdasarkan POJK No.4.

Sarastri Baskoro 17 Desember 2008Berdasarkan Surat Keputusan ketua BAPEPAM dan LK No. KEP-529/BL/2008

Hanifah Purnama -Saat ini sedang dalam proses pengajuan penilaian kemampuan dan kepatutan berdasarkan POJK No.4.

Masa Jabatan Dewan Komisaris Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, masa jabatan Dewan Komisaris adalah sejak RUPS yang mengangkatnya sampai dengan RUPS Tahunan yang ke 5 (lima) dengan tidak mengurangi hak dari RUPS untuk sewaktu-waktu dapat memberhentikan para anggota Dewan Komisaris sebelum masa jabatannya berakhir dengan menyebutkan alasannya. Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada RUPS.

Prosedur, Penetapan, dan Remunerasi Anggota Dewan KomisarisPemberian remunerasi kepada Dewan Komisaris Perseroan ditentukan dalam RUPS dengan didasarkan pada pertimbangan lingkup pekerjaan, kondisi Perseroan serta tanggung jawab masing-masing Dewan Komisaris. Jumlah remunerasi yang diterima Dewan Komisaris selama tahun 2013 adalah sebesar Rp2,58 miliar.

Page 173: Menjadi Kebanggaan Indonesia

171

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Jumlah remunerasi aktual Dewan Komisaris Perseroan dari tahun 2011-2013 adalah sebagai berikut:

Jenis Remunerasi

Jumlah Anggota Dewan Komisaris Jumlah Remunerasi (Rp Juta)

2013 2012 2011 2013 2012 2011

Honorium 3 3 3 1.270 1.197 1.041

Tantiem 3 3 3 484 106 500

Tunjangan lainnya 3 3 3 829 629 714

Jumlah 2.582 1.932 2.255

Struktur dan Komposisi Dewan KomisarisDewan Komisaris diangkat oleh RUPS. Dewan Komisaris Perseroan terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu 1 (satu) orang Komisaris Utama, 1 (satu) orang Komisaris dan 1 (satu) orang Komisaris Independen. Komisaris Utama bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan berbagai kegiatan Dewan Komisaris. Semua tindakan Dewan Komisaris adalah berdasarkan keputusan yang disepakati bersama-sama sebagai suatu dewan.

Dewan Komisaris Perseroan yang menjabat pada tahun 2013 adalah Dewan Komisaris yang diangkat berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Mandiri Tunas Finance Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham No. 01 tanggal 6 Februari 2012, dibuat oleh Emi Susilowati, SH, Notaris di Jakarta, dengan komposisi sebagai berikut:

Nama Jabatan Tanggal Pengangkatan

Tanggal Akhir Masa

Jabatan

Jabatan Lain yang Terafiliasi dengan

Perseroan

Anton Setiawan Komisaris Utama 6 Februari 2012 RUPST 2017Presiden Komisaris

PT Tunas Ridean Tbk*

Sarastri Baskoro Komisaris 6 Februari 2012 RUPST 2017

EVP Consumer Loans Group PT

Bank Mandiri (Persero) Tbk*

Hanifah PurnamaKomisaris Independen

6 Februari 2012 RUPST 2017 -

*PT Tunas Ridean Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah pemegang saham utama Perseroan.

Page 174: Menjadi Kebanggaan Indonesia

172

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Sesuai ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tertanggal 29 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, anggota Dewan Komisaris Perusahaan Pembiayaan dilarang menjadi anggota Dewan Komisaris di lebih dari 2 perusahaan pembiayaan lainnya atau menjadi anggota Direksi di lebih dari 1 perusahaan pembiayaan lainnya.

Seluruh anggota Dewan Komisaris Perseroan tidak memiliki hubungan kepengurusan dan atau kepemilikan di perusahaan pembiayaan lain.

Independensi Dewan KomisarisUntuk lebih memberdayakan fungsi pengawasan Dewan Komisaris, keberadaan Komisaris Independen adalah sangat diperlukan dan menjadi sangat penting. Komisaris IndependenadalahanggotaDewanKomisarisyang tidak terafiliasidenganDireksi,anggotaDewanKomisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan Perseroan. Keberadaan Komisaris Independen di Perseroan adalah untuk mendorong diterapkannya prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) di dalam Perseroan melalui optimalisasi Dewan Komisaris agar dapat melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi secara efektif dan lebih memberikan nilai tambah bagi Perseroan.Komposisi jumlah Komisaris Independen Perseroan sebesar 33% (tiga puluh tiga persen), telah memenuhi jumlah minimal yang disyaratkan dalam Peraturan Pencatatan Efek dari PT Bursa Efek Indonesia yaitu minimal 30% (tiga puluh persen) dari jumlah keseluruhan anggota Dewan Komisaris.

Tugas dan Tanggung Jawab Komisaris Independen:1. Menjamin transparansi dan keterbukaan laporan keuangan Perseroan.2. Memastikan perlakuan yang adil terhadap stakeholder.3. Memastikan diungkapkannya transaksi yang mengandung benturan kepentingan

secara wajar dan adil.4. Memastikan kepatuhan perusahaan pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku.5. Menjamin akuntabilitas organ-organ Perseroan.

Persyaratan Komisaris IndependenKomisaris Independen yang dimiliki oleh Perseroan telah sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.I.5 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep. 643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, dimana Komisaris Independen wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Page 175: Menjadi Kebanggaan Indonesia

173

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Komite Audit, dimana Komisaris Independen wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:1. Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung

jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan Perseroan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir;

2. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Perseroan;3. Tidakmempunyai hubungan Afiliasi dengan Perseroan, anggota Dewan Komisaris,

anggota Direksi, atau Pemegang Saham Utama Perseroan; dan4. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang

berkaitan dengan kegiatan usaha Perseroan.

Kebijakan dan Pelaksanaan Rapat Dewan KomisarisSesuai ketentuan dalam anggaran dasar, penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris dapat dilakukan setiap waktu apabila dipandang perlu:• Oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris;• Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; atau• Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-

sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.

Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang disampaikan langsung kepada setiap anggota Dewan Komisaris dengan mendapat tanda terima paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat. Panggilan rapat harus mencantumkan acara, tanggal, waktu, dan tempat Rapat.

Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha Perseroan. Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun juga dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama dan dalam hal Komisaris Utama tidak dapat hadir atau berhalangan, yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh seorang anggota Komisaris yang dipilih oleh dan dari antara anggota Komisaris yang hadir. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris hanya oleh anggota Komisaris lainnya berdasarkan Surat Kuasa.

Page 176: Menjadi Kebanggaan Indonesia

174

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari ½ (satu perdua) dari jumlah anggota Komisaris hadir atau diwakili dalam Rapat. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling sedikit lebih dari ½ (satu perdua) dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam Rapat. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, Ketua Rapat Dewan Komisaris yang akan menentukan.

Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpatanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada rasa keberatan dari yang hadir. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.

Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengankeputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris.

Frekuensi dan Tingkat Kehadiran RapatRapat Dewan Komisaris diselenggarakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan dan setiap saat jika diminta seseorang atau lebih anggota Dewan Komisaris. Kuorum Rapat Dewan Komisaris tercapai jika lebih dari setengah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakilkan dengan kuasa kepada Komisaris lain. Keputusan rapat membahas hal-hal yang bersifat strategis dan atau memerlukan keputusan untuk dibahas dan diselenggarakan dengan cara musyawarah untuk mufakat. Jika mufakat tidak terjadi, maka dilaksanakan voting di antara anggota Dewan Komisaris yang hadir atau diwakilkan rapat dan keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari setengah jumlah suara yang sah. Jika jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama, maka usulan yang disampaikan ditolak, kecuali mengenai diri orang akan diputuskan oleh Ketua Rapat.

Tata Kelola Perusahaan

Page 177: Menjadi Kebanggaan Indonesia

175

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Tahun 2013, Dewan Komisaris telah melaksanakan Rapat Dewan Komisaris sebanyak 19 (sembilan belas) kali dengan frekuensi kehadiran sebagaimana tersaji pada tabel :

Nama JabatanJumlah Rapat

Jumlah Kehadiran

Tingkat Kehadiran

(%)

Anton Setiawan Komisaris Utama 19 19 100%

Sarastri Baskoro Komisaris 19 19 100%

Hanifah PurnamaKomisaris Independen

19 19 100%

Keputusan-Keputusan Dewan Komisaris pada tahun 2013

No Tanggal Nomor Perihal

1 15 Februari 2013001/MTF-DEKOM/II/2013

Surat Persetujuan Dewan Komisaris atas pemberian Jaminan Fasilitas Kredit Pinjaman Tetap VIII kepada Bank Panin

2 22 Februari 2013002/MTF-DEKOM/II/2013

Surat Persetujuan Dewan Komisaris atas Penawaran Umum Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance

3 10 April 2013003/MTF-DEKOM/IV/2013

Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari CBC Otomotif Bank Mandiri sebesar Rp150 miliar.

4 10 April 2013004/MTF-DEKOM/IV/2013

Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari CBC Otomotif Bank Mandiri sebesar Rp400 miliar.

5 10 April 2013004/MTF-DEKOM/IV/2013

Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari Bank DKI sebesar Rp100 miliar.

6 24 April 2013005/MTF-DEKOM/IV/2013

Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari Bank Panin sebesar Rp300 miliar.

7 4 Juli 2013006/MTF-DEKOM/VII/2013

Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari Bank BCA sebesar Rp500 miliar.

8 16 September 2013007/MTF-DEKOM/IX/2013

Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari Bank DKI sebesar Rp125 miliar.

9 16 September 2013008/MTF-DEKOM/IX/2013

Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari Bank OCBC NISP sebesar Rp150 miliar.

Page 178: Menjadi Kebanggaan Indonesia

176

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

No Tanggal Nomor Perihal

10 23 Oktober 2013009/MTF-DEKOM/X/2013

Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari Bank of China sebesar Rp150 miliar.

11 11 November 2013010/MTF-DEKOM/XI/2013

Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari Bank Panin sebesar Rp300 miliar.

12 23 Desember 2013011/MTF-DEKOM/XI/2013

Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari CBC Otomotif Bank Mandiri sebesar Rp500 miliar.

13 23 Desember 2013012/MTF-DEKOM/XI/2013

Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari CBC Otomotif Bank Mandiri sebesar Rp300 miliar.

Program Pelatihan Dewan Komisaris Tahun 2013

Nama Jenis Seminar Waktu Penyelenggara

Sarastri Baskoro

International Financial Inclusion Forum

26 February 2013 Bank Mandiri

Mandiri New Horizon Workshop 2-3 September 2013 Bank Mandiri

Workshop Marketing Communication “Know Your Customer”

16 September 2013 Bank Mandiri

Diskusi Panel “How to Become a Leader in Financial Industry in the Midst of Uncertainties”

27 September 2013 Bank Mandiri

Training Marketing Update for Consumer Finance

3 Oktober 2013 Bank Mandiri

Pengawasan dan Rekomendasi Dewan KomisarisDalam rangka pencapaian kinerja Perseroan yang lebih baik, Dewan Komisaris selama tahun 2013 telah menyampaikan rekomendasi kepada Direksi antara lain :1. Melakukan pembiayaan dengan berhati-hati (prudent) dengan mempertimbangkan

risiko bisnis yang terukur.2. Optimalisasi pencapaian target pembiayaan dengan tetap menjaga kualitas

pembiayaan yang baik.3. Memperluas jaringan usaha pada daerah-daerah yang potensial dan dengan

perhitungan nilai investasi yang cermat.

Page 179: Menjadi Kebanggaan Indonesia

177

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

4. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian internal serta mengutamakan kualitas sumber daya manusia.

5. Meningkatkanefektifitaspenerapanprinsiptatakelolaperusahaanyangbaik.

Pedoman dan Tata Tertib Dewan KomisarisDewan Komisaris bertanggungjawab untuk memberikan saran dan masukan yang dibutuhkan kepada Direksi dalam penyusunan dan pencapaian visi, misi, rencana jangka panjang serta rencana kerja dan anggaran Perusahaan. Disamping itu, Dewan Komisaris juga bertanggung jawab melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pengelolaan Perusahaan.

Pelaksanaan tugas Dewan Komisaris mengacu pada peraturan perundang-undangan, yang berlaku, Anggaran Dasar serta GCG Charter Perseroan.

KOMITE DIBAWAH DEWAN KOMISARISKomite Audit

Selama tahun 2013, susunan keanggotaan Komite Audit Perseroan tidak mengalami perubahan dengan tahun 2012. Adapun komposisinya sebagai berikut:

Nama Komite Audit Jabatan Bidang Keahlian

Hanifah Purnama Ketua Komite Audit Keuangan dan Perbankan

Rodian Wikanto Njotowidjojo Anggota Keuangan dan Perbankan

Sunardi Edirianto Anggota Internal Kontrol dan Perbankan

Susunan, komposisi, keahlian, integritas dan kriteria independensi dari Komite Audit tersebut telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan OJK yang berlaku.

Tata Kelola Perusahaan

Page 180: Menjadi Kebanggaan Indonesia

178

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Profil Komite AuditHanifah Purnama *ProfilHanifahPurnamatelahdisajikandalamprofilDewanKomisaris.

Rodion Wikanto Njotowidjojo, 52 Tahun

Rodion Wikanto Njotowidjojo dilahirkan di Jakarta pada tanggal 25 Januari 1961. Memiliki latar belakang pendidikan teknik mesin dari Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI), Solo pada tahun 1984 dan memperoleh gelar Master of Business Administration dari IPWI Jakarta pada tahun 1992. Menjabat sebagai anggota Komite Audit Perseroan sejak tahun 2009 hingga saat ini. Saat ini beliau juga menjabat sebagai anggota Komite Audit di berbagai perusahaan, yaitu PT Indo Kordsa Tbk sejak tahun 2007, PT Tunas Ridean Tbk sejak tahun 2007, dan PT Sierad Produce Tbk sejak tahun 2009 serta sebagai Komisaris di PT BD Agriculture Indonesia sejak tahun 2008.

Pernah menjabat sebagai Manufacturing Director pada PT United Can Company (2003-2006). Pada ADR Group of Companies (1992 – 2003), beliau menjabat beberapa posisi penting, diantaranya sebagai President Director pada PT Bank Eksekutif Internasional (1993 – 1998) dan President Director PT Adrindo Executive Finance (1998 – 1999), sebagai Vice President pada PT Selamat Sempurna Tbk (1998 – 2001), sebagai Operation Director pada PT Prapat Tunggal Cipta (1998- 2002), dan sebagai Independent Commissioner & Head of Audit Committee pada PT Andhi Chandra Automotive Product Tbk (2001 – 2003). Sebagai Bussiness Development Manager pada PT Inti Putramodern (1988-1992), Sebagai Assistant Production Director pada PT Matahari Alka (1987- 1988). Memulai karirnya di PT Cakung Utama Indonesia sebagai Assistant Factory Manager (1984- 1987).

Tata Kelola Perusahaan

Page 181: Menjadi Kebanggaan Indonesia

179

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Sunardi Edirianto, 60 TahunSunardi Edirianto dilahirkan di Kuningan pada tanggal 25 Januari 1953. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Krisnadwipayana jurusan Manajemen Keuangan pada tahun 1984 dan menyandang gelar Magister Ilmu Hukum dari Universitas Diponegoro pada tahun 2008.

Bergabung dengan Perseroan sebagai anggota Komite Audit sejak tahun 2009 hingga saat ini. Pernah menjabat sebagai Regional Internal Control Manager - Assistant Vice President PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kanwil VII Semarang (2006 – 2009), Pjs. Deputy Regional Manager PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kanwil VII Semarang (2007- 2008), Senior Team Leader Audit Credit Department Internal Audit Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2005- 2006), Senior Team Leader Audit Retail, Risk Management, Finance & Support Department Internal Audit Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (2000- 2004) Senior Relationship Manager Bank Bumi Daya Cabang Jakarta Duta Merlin (1998 – 2000), Internal Control Bank Bumi Daya Cabang Jakarta Duta Merlin (1997 – 1998), Relationship Manager Bank Bumi Daya Cabang Kudus (1992 – 1997), Kepala Bagian Kas - Dana Jasa Rupiah & Valas Bank Bumi Daya Cabang Mataram Lombok – NTB (1986 – 1992). Memulai karirnya di Bank Bumi Daya Kantor Pusat Urusan Kontrol Kredit sebagai Auditor (1976-1985).

Dasar Hukum Penunjukan dan Periode Masa Jabatan Anggota Komite AuditAnggota Komite Audit Perseroan memiliki masa jabatan mulai tanggal 12 Maret 2012 hingga masa jabatan Dewan Komisaris berakhir pada tahun 2017, dengan tidak mengurangi hak Dewan Komisaris untuk sewaktu-waktu mengganti anggota Komite Audit.

Komite Audit yang saat ini menjabat diangkat pertama kali berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Mandiri Tunas Finance Nomor : Kep.Kom/002/2009 tanggal 15 Oktober 2009, yang selanjutnya seluruhnya diangkat kembali berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Mandiri Tunas Finance Nomor: KEP.KOM/001/2012 tanggal 12 Maret 2012.

Page 182: Menjadi Kebanggaan Indonesia

180

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Frekuensi dan Tingkat Kehadiran RapatKomite Audit mengadakan pertemuan berkala untuk mengevaluasi dan menelaah secara transparan berbagai aktivitas kegiatan Perseroan dan kinerja laporan keuangan berkala Perseroan untuk selanjutnya melaporkannya kepada Dewan Komisaris Perseroan secara obyektif dan independen.

Selama tahun 2013, Komite Audit melaksanakan 11 (sebelas) kali Rapat dengan Dewan Komisaris dan Direksi serta 1 (satu) kali rapat dengan eksternal auditor. Adapun tingkat kehadiran masing-masing anggota dalam rapat-rapat Komite Audit adalah sebagai berikut:

Nama Komite Audit

Jabatan

Rapat Gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi

Rapat Gabungan dengan Dewan Komisaris, Direksi, Eksternal

Auditor

Jumlah Rapat

Kehadiran PersentaseJumlah Rapat

Kehadiran Persentase

Hanifah

Purnama

Ketua

Komite

Audit

11 11 100% 1 1 100%

Rodion Wikanto

Njotowidjojo

Anggota

Komite

Audit

11 11 100% 1 1 100%

Sunardi Edirianto

Anggota

Komite

Audit

11 11 100% 1 1 100%

Kegiatan Komite AuditDalam melaksanakan fungsi kepengawasan pengelolaan Perseroan, Komite Audit berperan untuk menunjang kinerja Dewan Komisaris. Oleh sebab itu dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit1. Melakukan evaluasi atas laporan keuangan Perseroan berdasarkan peraturan dan

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.2. Memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang

disampaikanolehDireksikepadaDewanKomisarissertamengidentifikasikanhal-halyang perlu mendapat perhatian dari Dewan Komisaris.

3. Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh Direksi.

4. Menelaah atas lingkup dan kesesuaian audit eksternal, honorarium audit eksternal sertaindependensidanobjektifitasauditeksternal.

Page 183: Menjadi Kebanggaan Indonesia

181

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

5. Melakukan penelaahan atas implementasi dan efektifitas pengendalian internalPerseroan.

6. Menelaah tingkat kepatuhan Perseroan terhadap Peraturan Pasar Modal dan peraturan lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Perseroan.

7. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris, seperti melakukan kunjungan ke kantor-kantor cabang Perseroan.

Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit berpedoman kepada Peraturan Bapepam No. IX.I.5 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep. 643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit serta Piagam Komite Audit Perseroan.

Independensi Komite AuditSeluruh anggota Komite Audit merupakan anggota yang profesional dan independen dalam menjalankan tugas dan kewajibannya tanpa campur tangan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Anggota Komite Audit juga tidak terkait dengan Direksi, Dewan Komisaris, maupun pemegang saham. Komite Audit berasal dari luar perusahaan yang tidak memiliki kepentingan/latar kaitan pribadi yang dapat menimbulkan dampak negatif dan benturan kepentingan (Conflict of Interest) dengan Perseroan. Komite Audit dalam melaksanakan tugasnya tunduk pada ketentuan/hukum dan perundang-undangan yang berlaku di PT Mandiri Tunas Finance.

Rencana Pelaksanaan Rapat Komite Audit Tahun 2014 Pada tahun 2014, Komite Audit merencanakan untuk mengadakan 11 (sebelas) kali rapat dengan jadwal sebagai berikut:

No. Hari Tanggal

1 Rabu 15 Januari

2 Rabu 12 Februari

3 Rabu 12 Maret

4 Rabu 23 April

5 Rabu 14 Mei

6 Rabu 18 Juni

7 Rabu 23 Juli

8 Rabu 20 Agustus

9 Rabu 17 September

10 Rabu 22 Oktober

11 Rabu 19 November

Page 184: Menjadi Kebanggaan Indonesia

182

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Remunerasi Komite AuditPerincian Remunerasi yang dibayarkan kepada Komite Audit pada tahun 2011-2013 adalah sebagai berikut :

Jenis Remunerasi

Jumlah Anggota Komite Audit Jumlah Remunerasi (Rp Juta)

2013 2012 2011 2013 2012 2011

Honorium 2 2 2 144 120 102

Tantiem 2 2 2 - - -

Tunjangan lainnya 2 2 2 5 4 3

Jumlah 149 124 105

Remunerasi Komite Audit tersebut di atas tidak termasuk anggota Komite Audit yang merangkap sebagai Dewan Komisaris.

Laporan Komite Audit Tahun 2013Komite Audit menjalankan tugas dan fungsinya berdasarkan Piagam Komite Audit (Audite Committe Charter) yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris pada tanggal 25 September 2013. Piagam Komite Audit disusun berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam LK no. KEP-643/BL/2012 tertanggal 7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Berdasakan Piagam Komite Audit, Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris dengan tujuan untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan peran pengawasan terhadap Perseroan. Oleh karenanya, Komite Audit bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.

Selama menjalankan fungsi pengawasan di tahun 2013, Komite Audit telah melakukan berbagai kegiatan antara lain:1. Melakukan pertemuan dengan Eksternal Auditor untuk mendiskusikan hasil

pemeriksaan laporan keuangan tahunan serta kualitas laporan keuangan tahunan secara keseluruhan.

2. Menelaah laporan keuangan triwulanan sebelum dipublikasikan.3. Melakukan evaluasi bersama manajemen terhadap efektivitas pengendalian internal.4. Secara berkala setiap bulan sekali, membahas temuan-temuan Internal Audit bersama

Divisi Internal Audit, Direksi dan Dewan komisaris.5. Melakukan kunjungan kerja, bersama direksi ke cabang Mandiri Tunas Finance6. Menyampaikan rekomendasi dan saran-saran perbaikan kepada Direksi Perseroan.

Page 185: Menjadi Kebanggaan Indonesia

183

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Sepanjang tahun 2013, Komite Audit Perseroan telah mengadakan pertemuan gabungan sebanyak 11 (sebelas) kali bersama Dewan Komisaris, Direksi, Divisi Internal Audit dan 4 (empat) kali pertemuan dengan Retail Audit Group Bank Mandiri dalam review Laporan Keuangan triwulanan / tahunan serta 1 (satu) kali pertemuan exit meeting dengan Eksternal Auditor dan melakukan kunjungan kerja, bersama Direksi ke 1 (satu) Cabang Mandiri Tunas Finance.

Dari hasil pertemuan-pertemuan tersebut, maka Komite Audit selama menjalankan fungsi pengawasannya di tahun 2013 berpandangan sebagai berikut:1. Manajemen telah mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.2. Internal dan Eksternal Auditor telah bekerja secara independen dan obyektif dalam

melaksanakan tugas audit.3. Tidak terdapat kesalahan yang material terhadap penyajian laporan keuangan

Perusahaan.4. Manajemen diharapkan di tahun 2014 lebih prudent dalam ekspansi pembiayaan

konsumen, sehingga dapat meminimalisir peningkatan jumlah debitur pembiayaan macet dan penghapusan debitur macet serta meminimalisir peningkatan jumlah biaya penagihan.

5. Dalam sistem pengawas internal Perusahaan, manajemen diharapkan secara berkelanjutan membenahi sistem dan prosedur sesuai dengan pertumbuhan cabang Perusahaan.

Demikian Laporan Komite Audit ini dibuat dan ditandatangani oleh seluruh Anggota Komite Audit.

Jakarta, 12 Februari 2013

HANIFAH PURNAMA RODION WIKANTO NJOTOWIDJOJO SUNARDI EDIRIANTO Ketua Anggota Anggota

Page 186: Menjadi Kebanggaan Indonesia

184

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Pelatihan Komite Audit 2013Beberapa pelatihan yang diikuti anggota Komite Audit selama tahun 2013, antara lain:

NoNama Komite

AuditJenis Pelatihan Waktu Penyelenggara Biaya (Rp)

1Rodion Wikanto Sunardi Edirianto

Diskusi Panel "Kiat Sukses Penyusunan Laporan Tahunan yang Komprehensif, Memenuhi Aspek Kepatuhan dan Meraih Penghargaaan dari Otoritas"

14 Februari 2013Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)

1.800.000

2 Sunardi Edirianto

Diskusi Panel "Peran Komite Audit Dalam Koordinasi Asurans dan Three Lines Of Defense“

22 Mei 2013Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)

900.000

3 Rodion WikantoConsumer Protection on Investment Fraud

Mei 2013Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)

-

4 Rodion WikantoAnnual Capital Market Finance Forum

Mei 2013Asosiasi Emiten Indonesia (AEI)

-

5 Rodion Wikanto

Internalizing GCG Principles & Professionalizing the Practice of Directorship

Juni 2013 IFC & CRMS -

6 Rodion WikantoGuidelines of Audit Committee OJK No. IX.I.5

Agustus 2013Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)

-

7 Rodion WikantoRisk Governance & Control Environment, Training of Trainers

Oktober 2013 IFC & CRMS -

KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASIDewan Komisaris sampai saat ini belum membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi. Prosedur penetapan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi selama ini ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

Tata Kelola Perusahaan

Page 187: Menjadi Kebanggaan Indonesia

185

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

DIREKSI Secara umum, Direksi bertanggungjawab untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas pengelolaan Perseroan seperti operasional, keuangan, hal lain-lain berjalan secara efisien dan efektif serta sesuai prinsip-prinsip GCG. Direksi senantiasa melaksanakanpengelolaan usaha sekaligus mengelola dan melindungi kekayaan perusahaan, strategi, dan rencana anggaran secara teratur serta merupakan representasi dari perusahaan baik secara internal maupun eksternal.

Secara khusus, Direksi terus melaksanakan strategi yang telah ditetapkan dalam upaya mencapai visi dan misi perusahaan serta memastikan agar seluruh komponen Perseroan bekerja dalam koridor nilai-nilai perusahaan secara konsisten.

Direksi senantiasa menjalankan tugas kepengurusan Perseroan dengan memperhatikan keseimbangan kepentingan seluruh pihak terkait dengan aktivitas bisnis Perseroan. Peran ini dan tanggung jawab Direksi Perseroan dijabarkan dalam Anggaran Dasar dan dirinci lebih lanjut dalam Pembagian Tugas dan Wewenang serta Tata Tertib Direksi sesuai dengan Keputusan Direksi No.021/SK-DIR/MTF/X/2011 tanggal 20 Oktober 2011. Direksi wajib tunduk kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar serta keputusan RUPS.

Persyaratan DireksiDireksi merupakan organ Perseroan yang bertanggung jawab penuh atas terlaksananya GCG sebagai bagian dari pengelolaan Perseroan yang konsisten dan berkesinambungan. Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dilakukan melalui RUPS. Setiap anggota Direksi yang akan diangkat wajib memenuhi seluruh persyaratan Kemampuan dan kepatutan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 4/POJK.5/2013 tanggal 21 November 2013 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Pihak Utama pada Perusahaan Perasuransian, Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, dan Perusahaan Penjaminan (POJK No.4).

Penilaian Kemampuan dan Kepatutan yang akan dilakukan oleh OJK terhadap Direksi meliputi Kompetensi, Integritas dan Reputasi Keuangan.

Page 188: Menjadi Kebanggaan Indonesia

186

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Penilaian faktor kompetesi meliputi kriteria:a. Pengetahuan yang memadai dan relevan dengan jabatannya;b. Pemahaman tentang peraturan perundang-undangan di bidang perusahaan

pembiayaan dan peraturan perundang-undangan lain yang berhubungan dengan perusahaan pembiayaan;

c. Pengalaman dan keahlian di bidang perusahaan pembiayaan dan/atau bidang lain yang relevan dengan jabatannya; dan

d. kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan usaha perusahaan pembiayaan yang sehat.

Penilaian faktor integritas meliputi kriteria:a. Tidak pernah melakukan perbuatan tindak pidana dibidang jasa keuangan dan/atau

perekonomian;b. tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan pengadilan

dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun sebelum penilaian kemampuan dan kepatutan;

c. Tidak pernah melanggar komitmen yang telah disepakati dengan instansi pembina dan pengawas usaha jasa keuangan;

d. Tidak pernah melakukan perbuatan yang memberikan keuntungan secara tidak wajar kepada Pemegang Saham, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, Pegawai dan/atau pihak lain yang dapat merugikan Konsumen;

e. Tidak pernah melanggar prinsip kehati-hatian dibidang usaha jasa keuangan;f. Tidak tercantum dalam Daftar Tidak Lulus (DTL) di sektor Perbankan;g. Tidak pernah melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan kewenangannya atau

diluar kewenangannya;h. Tidak pernah dinyatakan tidak mampu menjalankan kewenangannya; dani. Tidak pernah melanggar peraturan perundang-undangan dibidang Industri Keuangan

Non Bank (IKNB).

Penilaian faktor reputasi Keuangan meliputi kriterian:a. Tidak memliki kredit macet;b. Tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi Pemegang Saham, anggota

Direksi, anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perusahaan dinyatakan pailit berdasarakan putusan Pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum penilaian kemampuan dan kepatutan; dan

c. Tidak pernah terlibat dalam tindak pidana pencucian uang.

Page 189: Menjadi Kebanggaan Indonesia

187

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Anggota Direksi Perusahaan Pembiayaan wajib memenuhi seluruh persyaratan kemampuan dan kepatutan, sesuai dengan POJK No.4. Seluruh anggota Direksi Perseroan telah memenuhi kelulusan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan yang diadakan oleh Bapepam dan LK, sebagai berikut :

Nama DireksiTanggal Lulus Penilaian

Kemampuan dan KepatuhanKeputusan Bapepam dan LK

Nomor

Ignatius Susatyo Wijoyo 23 Juni 2009 Kep-162/BL/2009

Anton Herdianto 22 Juni 2010 Kep-237/BL/2010

Harjanto Tjitohardjojo 5 Juli 2010 Kep-273/BL/2010

Struktur dan Komposisi DireksiPara anggota Direksi diangkat dan diberhentikan melalui keputusan RUPS. Masa jabatan masing-masing anggota Direksi berakhir pada penutupan RUPS Tahunan yang kelima sejak tanggal pengangkatan, tanpa mengurangi hak dari RUPS untuk memberhentikan para anggota Direksi sebelum masa jabatannya berakhirnya dengan menyebutkan alasannya.

Di tahun 2013 tidak terjadi perubahan Direksi. Direksi yang menjabat adalah Direksi yang diangkat berdasarkan hasil RUPS Tahunan pada tanggal 29 Juni 2010 dan Keputusan Pemegang Saham PT Mandiri Tunas Finance Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 6 Februari 2012. Susunan Direksi Perseroan saat ini adalah sebagai berikut:

Nama Direksi JabatanTanggal

PengangkatanTanggal Ahir Masa Jabatan

Ignatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama 6 Februari 2012 RUPS Tahunan Tahun 2017

Anton Herdianto Direktur 29 Juni 2010 RUPS Tahunan Tahun 2015

Harjanto Tjitohardjojo Direktur 29 Juni 2010 RUPS Tahunan Tahun 2015

Seluruh Direksi Perseroan saat ini menetap di Indonesia dan tidak merangkap jabatan sebagai Direksi pada perusahan pembiayaan lain ataupun merangkap sebagai anggota Dewan Komisaris pada perusahaan pembiayaan lainnya sesuai Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan.

Page 190: Menjadi Kebanggaan Indonesia

188

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, anggota Direksi memiliki tugas dan tanggung jawab khusus yang telah ditetapkan dalam Rapat Direksi, yaitu:

• Ignatius Susatyo Wijoyo sebagai Direktur Utama1. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengurusan Perseroan sebagaimana ditetapkan

dalam Anggaran Dasar dan keputusan RUPS Perseroan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Mengarahkan proses perubahan yang diperlukan untuk memenuhi tantangan persaingan bisnis dengan mendorong bisnis unit membuat produk dengan lebih dinamis dan kompetitif.

3. Mengkoordinasikan kelancaran pelaksanaan tugas-tugas yang berhubungan dengan Business Unit dan SupportingUnitagarberjalanlancar,efektifdanefisien.

4. Mengarahkan dan mengontrol divisi-divisi yang berada dibawahnya yaitu Divisi Corporate Secretary, Divisi Risk Management, Divisi Account Receivable Management, Divisi Internal Audit, dan Divisi Legal and Compliance.

5. Meningkatkan citra Perseroan dengan membina hubungan baik dengan semua stakeholder.

6. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuan.

7. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial Perseroan serta mendorong penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam Perseroan.

8. Bertanggung jawab secara pribadi apabila bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan.

9. Berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan dan berhak mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan memberikan kepadanya atau kepada mereka kekuasaan untuk perbuatan tertentu sebagaimana diatur dalam Surat Kuasa.

10. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dari Direksi lainnya.

• Anton Herdianto sebagai Direktur Keuangan1. Memimpin dan mengarahkan strategi bisnis, tujuan dan target finansial jangka

panjang, jangka menengah dan jangka pendek Perseroan secara komprehensif.2. Memimpindanmengarahkan aktifitas pembukuandanpelaporan agarmemiliki

sistem keuangan dengan pengawasan, kebijaksanaan dan prosedur yang tepat untuk dapat menghasilkan informasi keuangan yang tepat waktu, lengkap, konsisten, handal dan terukur.

Page 191: Menjadi Kebanggaan Indonesia

189

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

3. Mengarahkan dan mensupervisi divisi-divisi yang berada dibawahnya yaitu Divisi Finance & Accounting, Divisi Credit Management, Divisi Operation, Divisi Information Technology, Divisi General Affair and Procurment, dan Divisi Human ResourcesDevelopment.

4. Mengarahkan kebijakan Sumber Daya Manusia termasuk mengusulkan rekruitmen, promosi, mutasi, pembinaan dan pelatihan melalui Divisi Human Resources Development.

5. Membantu Direktur Utama dalam mengarahkan proses-proses perubahan yang diperlukan untuk memenuhi tantangan persaingan bisnis dengan mendorong bisnis unit membuat produk dengan lebih dinamis dan kompetitif.

6. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuan.

7. Bertanggung jawab secara pribadi apabila bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan.

8. Berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan oleh pihak ketiga.

• Harjanto Tjitohardjojo, sebagai Direktur Sales dan Marketing1. Memimpin, mengarahkan dan mengkoordinasikan seluruh bisnis unit dalam

mengembangkan dan memasarkan produk dan aliansi sehingga lebih marketable danprofitable

2. Mengarahkan dan mensupervisi divisi-divisi yang berada dibawahnya yaitu Divisi Marketing & Product Development, Divisi COP & Fleet Business, dan mengkoordinasikan seluruh fungsi kerja di Regional 1 sampai dengan Regional 9 yang membawahi Kantor-Kantor cabang.

3. Memimpin dan mengarahkan kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan kegiatan bisnis dan pemasaran untuk jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.

4. Membantu Direktur Utama dalam mengarahkan proses-proses perubahan yang diperlukan untuk memenuhi tantangan persaingan bisnis dengan mendorong bisnis unit membuat produk supaya lebih dinamis dan kompetitif.

5. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuan.

6. Bertanggung jawab secara pribadi apabila bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan.

7. Berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan oleh pihak ketiga.

Page 192: Menjadi Kebanggaan Indonesia

190

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Pedoman dan Tata Tertib DireksiDalam rangka untuk menjamin kelancaran tugas-tugas Direksi serta tata tertib kerja Direksi dan pembagian tugas masing-masing, Direksi telah menetapkan Keputusan Direksi No.021/SKDIR/MTF/X/2011 tanggal 20 Oktober 2011 tentang Pembagian Tugas dan Wewenang serta Tata Tertib Direksi Perseroan.

Didalam Keputusan Direksi tersebut telah ditetapkan antara lain: pembidangan tugas masing-masing Direksi, tanggung jawab dan kewenangan Direksi, Etika dan waktu kerja, dan Tata Tertib Rapat Direksi.

Prosedur dan Penetapan Remunerasi DireksiSesuai dengan ketentuan Pasal 96 ayat 1 Undang-undang Nomor : 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, jumlah remunerasi para anggota Direksi, yang mencakup gaji dan tunjangan lainnya ditetapkan berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, dengan ketentuan kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. Keputusan Remunerasi didasarkan pada pertimbangan lingkup Perseroan, pencapaian Key Performance Indicator (KPI) yang ditetapkan pada awal tahun serta tanggung jawab masing-masing Direksi.

Adapun prosedur penetapan remunerasi bagi Direksi adalah sebagai berikut :1. Dewan Komisaris mengusulkan remunerasi Direksi kepada RUPS.2. RUPS menetapkan remunerasi bagi Direksi atau RUPS memberikan wewenang dan

kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan Remunerasi bagi Direksi dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pemegang Saham Mayoritas.

Prosedur Remunerasi Direksi dalam tahun 2013 ditetapkan dalam RUPS Tahunan yang diadakan pada tanggal 16 Mei 2013 sebagaimana tercantum dalam Akta Berita Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan PT Mandiri Tunas Finance No.25 tanggal 16 Mei 2013, dimana pemegang saham telah menyetujui untuk memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan besaran gaji dan honorium bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2013. Pemberian remunerasi untuk tahun 2013 kepada Direksi memperhatikan realisasi pencapaian Key Performance Indicator (KPI) pada tahun 2012. Selama tahun 2013, Direksi Perseroan menerima remunerasi sebesar Rp7,09 miliar.

Tata Kelola Perusahaan

Page 193: Menjadi Kebanggaan Indonesia

191

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Jumlah aktual remunerasi Direksi Perseroan dari tahun 2011 – 2013 adalah sebagai berikut:

Jenis Remunerasi

Jumlah Anggota Direksi Jumlah Remunerasi (Rp Juta)

2013 2012 2011 2013 2012 2011

Honorium 3 3 3 3.293 3.016 1.622

Tantiem 3 3 3 1.210 822 1.250

Tunjangan lainnya 3 3 3 2.595 2.901 2.028

Jumlah 7.098 6.740 5.900

Remunerasi per orang Anggota Dewan Komisaris Direksi dan Komite Audit

Jumlah Remunerasi per orang dalam 1 tahun

Jumlah Dewan Komisaris (Orang)

Jumlah Direksi (Orang)

Jumlah Komite Audit (Orang)

Diatas Rp2 miliar - - -

Diatas Rp1 miliar s/d 2 miliar - 3 -

Diatas Rp500 juta s/d Rp1 miliar

3 - -

Dibawah Rp500 juta - - 2

Perseroan menilai bahwa kebijakan remunerasi terhadap Direksi telah sejalan dengan pencapaian kinerja yang diberikan di tahun 2013.

Hubungan Remunerasi Dengan Kinerja PerusahaanKeputusan remunerasi didasarkan pada pertimbangan lingkup pekerjaan, pencapaian Key Performance Indicator (KPI) yang ditetapkan pada awal tahun serta tanggung jawab masing-masing Direksi. Dalam penerapannya, Dewan Komisaris menentukan dasar penetapan remunerasi bagi Direksi yang berbasiskan pada metode balance scorecard dengan menggunakan parameter yang telah ditentukan.

Page 194: Menjadi Kebanggaan Indonesia

192

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Rapat DireksiRapat Direksi dilakukan oleh seorang atau lebih anggota Direksi dengan berdasarkan atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Direksi atau permintaan tertulis dari pemegang saham yang bersama-sama mewakili sepersepuluh atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.

Panggilan Rapat Direksi disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang disampaikan langsung kepada setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda terima paling lambat tiga hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat. Panggilan rapat harus mencantumkan acara, tanggal, waktu, dan tempat Rapat.

Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama namun apabila berhalangan untuk hadir dan tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga atas ketidakhadirannya, maka Rapat Direksi dapat dipimpin oleh seorang anggota Direksi yang dipilih oleh dan dari anggota Direksi yang hadir. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya berdasarkan Surat Kuasa.

Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari setengah jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili dalam Rapat. Keputusan Rapat Direksi diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling sedikit lebih dari setengah dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam Rapat. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, Ketua Rapat Direksi yang akan menentukan.

Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan satu suara dan tambahan satu suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada rasa keberatan dari yang hadir. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.

Direksi dapat mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan ketentuan sudah adanya pemberitahuan secara tertulis pada semua anggota Direksi dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan dengan menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi.

Page 195: Menjadi Kebanggaan Indonesia

193

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Frekuensi dan Tingkat Kehadiran RapatSelama tahun 2013, Direksi secara berkala telah melakukan pertemuan sebanyak 12 (dua belas) kali pertemuan . Berikut data rapat-rapat Direksi beserta kehadirannya:

Nama Direksi JabatanJumlah Rapat

Jumlah Kehadiran

Persentase

Ignatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama 12 12 100%

Anton Herdianto Direktur 12 12 100%

Harjanto Tjitohardjojo Direktur 12 11 92%

Rapat Direksi yang sudah dilakukan tersebut menghasilkan berbagai keputusan dan kebijakan yang telah dibahas dan diputuskan bersama dalam Rapat Direksi, antara lain:1. Evaluasi kinerja operasional dan keuangan setiap bulan.2. Pengembangan paket-paket produk pembiayaan.3. Optimalisasi strategi pemasaran terutama untuk mengoptimalkan captive market yang

tersedia.4. Penyempurnaan kebijakan dan proses kredit.5. Pengembangan sumber daya manusia dengan melaksanakan program penilaian

karyawan secara berkala dan pelaksanaan program Managers Development Program (MDP) untuk meningkatkan potensi dan kompetensi karyawan Perseroan.

6. Pembahasan hasil temuan-temuan Divisi Internal Audit.7. Penyempurnaan kebijakan dan prosedur pengelolaan manajemen risiko.8. Penyesuaian struktur organisasi sesuai perkembangan bisnis Perseroan.

Page 196: Menjadi Kebanggaan Indonesia

194

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan DireksiDitahun 2013, Dewan Komisaris mengadakan rapat gabungan dengan Direksi sebanyak 15 (lima belas) kali rapat dengan tingkat kehadiran sebagai berikut:

Nama Dewan Komisaris & Direksi

JabatanJumlah Rapat

Jumlah Kehadiran

Persentase

Anton Setiawan Komisaris Utama 15 14 93%

Sarastri Baskoro Komisaris 15 14 93%

Hanifah Purnama Komisaris Independen 15 15 100%

Ignatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama 15 15 100%

Anton Herdianto Direktur 15 13 87%

Harjanto Tjitohardjojo Direktur 15 15 100%

Rapat Gabungan Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite AuditDi tahun 2013, Perseroan mengadakan rapat gabungan yang terdiri dari Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite Audit sebanyak 11 (sebelas) kali rapat. Secara rinci, dapat disajikan melalui table berikut:

Nama JabatanJumlah Rapat

Jumlah Kehadiran

Persentase

Anton Setiawan Komisaris Utama 11 8 73%

Sarastri Baskoro Komisaris 11 7 64%

Hanifah Purnama Komisaris Independen 11 11 100%

Ignatius Susatyo Wijoyo

Direktur Utama 11 10 91%

Anton Herdianto Direktur 11 9 82%

Harjanto Tjitohardjojo Direktur 11 10 91%

Rodion Wikanto Njotowidjojo

Anggota Komite Audit 11 11 100%

Sunardi Edirianto Anggota Komite Audit 11 11 100%

Tata Kelola Perusahaan

Page 197: Menjadi Kebanggaan Indonesia

195

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

Program Pelatihan Direksi 2013Dalam rangka meningkatkan kompetensi, Direksi Perseroan telah mengikuti beberapa pelatihan sebagai berikut:

Nama Jenis Pelatihan Waktu Penyelenggara

Ignatius Susatyo Wijoyo

Financial Executive Gathering 2013

10 Januari 2013

Otoritas Jasa Keuangan

Mandiri CFO Forum 22 April 2013 Bank Mandiri

Leadership Forum VI Tahun 2013

2 – 5 Mei 2013 Bank Mandiri

2013 Ernst & Young Thought Leadership Forum : Awareness Session of IFRS 9 and IFRS 13

28 Mei 2013 Ernst & Young

Leadership Forum for Senior Leaders

28 Agustus 2013 Bank Mandiri

International Seminar on Financial Literacy

2 – 3 Desember

2013

Otoritas Jasa Keuangan dan The

World Bank

Sosialisasi Pengawasan Industri Pasar Modal oleh OJK

18 Januari 2013

Otoritas Jasa Keuangan

Anton Herdianto

Seminar Economic Outlook 22 Agustus 2013 Bank OCBC NISP

Sosialisasi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan

30 Agustus 2013

Otoritas Jasa Keuangan

Workshop Insurance21

November 2013

Mandiri AXA General Insurance

Anton HerdiantoHarjanto Tjitohardjojo

Prospek Ekonomi Indonesia 2014

3 Desember 2013

Komite Ekonomi Nasional

Harjanto Tjitohardjojo AXA Credit & Lifestyle Protection Seminar 2013

5 – 6 November

2013

AXA Creditor Services Asia,

Singapore

Indikator Kinerja Penilaian kinerja Direksi selama tahun 2013 dilakukan berdasarkan metode balance score card dengan menggunakan parameter sebagai berikut :1. Pencapaian kinerja sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yaitu

meliputi pencapaian target angka-angka keuangan seperti volume pembiayaan, profitabilitas,pembiayaanjoint financing, cost efficiency ratio, cost of credit dan piutang pembiayaan bermasalah.

2. Penyempurnaan dan pengembangan proses bisnis pembiayaan, meliputi antara lain proses kredit, proses operasional, proses pemasaran, dan proses collection.

Page 198: Menjadi Kebanggaan Indonesia

196

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

3. Perluasan jaringan usaha dan peningkatan kerjasama aliansi strategis dengan Group serta pengembangan kerjasama dengan dealer dan showroom.

4. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan corporate branding.

Penilaian kinerja Direksi secara keseluruhan dilakukan oleh Dewan Komisaris dan menjadi dasar dalam menentukan remunerasi Direksi.

Pelaksanaan Keputusan RUPS Tahunan Tahun Buku 2013 oleh DireksiDireksi telah melaksanakan seluruh keputusan yang telah diambil dalam RUPS Tahunan yang diadakan pada tanggal 16 Mei 2013.

HASIL KEPUTUSAN RUPS TAHUNAN TAHUN BUKU 2012 DAN REALISASINYA

Agenda Hasil Keputusan RUPST Realisasi

Pertama

Menyetujui dan menerima Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, serta mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) dengan opini wajar tanpa pengecualian sesuai dengan laporan nomor RPC-3232/PSS/2013 tertanggal 20 Februari 2013, yang kemudian untuk kepentingan penyesuaian penyajian sesuai ketentuan Bapepam dan LK dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Perseroan Tahap I Tahun 2013, telah diterbitkan kembali Laporan Keuangan Tahunan oleh Kantor Akuntan Publik yang sama dengan opini wajar tanpa pengecualian, sesuai dengan laporannya nomor RPC-3699/PSS/2013 tertanggal 15 April 2013, dengan demikian memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et decharge) kepada Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengawasan, dan kepada Direksi Perseroan atas tindakan pengurusan dan pelaksanaan kewenangan yang telah dilakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Dersember 2012, sejauh tindakan tersebut bukan merupakan tindak pidana dan tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.

Terealisasi

Tata Kelola Perusahaan

Page 199: Menjadi Kebanggaan Indonesia

197

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Kedua

Menyetujui dan menetapkan penggunaan Laba Bersih Perseroan tahun buku 2012 sebesar Rp116.548.047.121,56,- (seratus enam belas miliar lima ratus empat puluh delapan juta empat puluh tujuh ribu seratus dua puluh satu Rupiah dan lima puluh enam sen) sebagai berikut :• Membagikan dividen final sebesar 15% (lima belas

persen) dari jumlah laba bersih Perseroan yang akan dibayarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Saham Perseroan untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp17.482.207.068,23 (tujuh belas miliar empat ratus delapan puluh dua juta dua ratus tujuh ribu enam puluh delapan Rupiah dan dua puluh tiga sen) atau Rp6,99 (enam koma sembilan sembilan Rupiah) per lembar saham yang akan dibagikan kepada pemegang saham secara proporsional yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Tunas RideanTbk.

• Sisa laba bersih tahun 2012 sebesar Rp99.065.840.053,33,- (sembilan puluh sembilan miliar enam puluh lima juta delapan ratus empat puluh ribu lima puluh tiga Rupiah dan tiga puluh tiga sen) atau sebesar 85% (delapan puluh lima persen) dari jumlah laba bersih akan dibukukan sebagai laba ditahan Perseroan (retained earning) yang akan digunakan untuk memperkuat permodalan Perseroan.

Terealisasi

Tata Kelola Perusahaan

Page 200: Menjadi Kebanggaan Indonesia

198

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Ketiga

1. Menetapkan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) sebagai Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

2. Memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan honorarium dan persyaratan lainnya bagi Kantor Akuntan Publik tersebut, serta menetapkan Kantor Akuntan Publik pengganti dalam hal Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst and Young Global Limited) karena sebab apa pun tidak dapat menyelesaikan audit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

Terealisasi

Keempat

Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan besarnya tantieme yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun 2013.

Terealisasi

Kelima

1. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan besarnya gaji dan honorarium bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2013.

2. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan besarnya fasilitas dan/atau tunjangan-tunjangan komunikasi, tunjangan transportasi, dan tunjangan utilities bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2013.

Terealisasi

Tata Kelola Perusahaan

Page 201: Menjadi Kebanggaan Indonesia

199

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Keenam

Menyetujui dan memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan, dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan, sejak penutupan Rapat ini untuk mengalihkan dan/atau menjadikan lebih dari 50% (lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan sebagai jaminan utang atas nama Perseroan guna mendapatkan pendanaan baru yang berasal dari sumber perbankan dan penerbitan obligasi atau surat berharga, dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, sebesar Rp3.500.000.000.000,- (tiga triliun lima ratus miliar Rupiah) untuk tahun buku 2014. Dimana untuk setiap pengalihan dan atau penjaminan kekayaan bersih Perseroan dengan kelipatan sebesar Rp1.000.00.000.000,- (satu triliun Rupiah), Direksi diwajibkan membuat laporan tertulis kepada Dewan Komisaris mengenai pelaksanaan tersebut.

Terealisasi

KOMITE DI BAWAH DIREKSI Direksi telah membentuk Komite Personalia berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor: 001/SK-DIR/MTF/I/2012 tanggal 2 Januari 2012 tentang Komite Personalia.

Tugas Komite Personalia1. Menyusun kebijakan Human Resources; 2. Menetapkan status pegawai : promosi, demosi, mutasi, dan lain-lain;3. Menetapkan kebijakan Human Resources : pembuatan Buku Pedoman Perusahaan,

Surat Keputusan, dan lain-lain;4. Menetapkan reward dan penalty untuk pegawai;5. Membentuk kode etik perusahaan, memastikan terjadinya sosialiasi kode etik serta

pengambilan keputusan terhadap penyimpangan etika kerja.

Keanggotaan dan Struktur Organisasi• KomitePersonaliaterdiridariAnggotaTetapdanAnggotaTidakTetap.• Anggota Tetap, adalahanggota yangwajibhadirdalamsetiap rapat komite kecuali

dengan ijin Ketua Komite Personalia.• AnggotaTidakTetapadalahpesertaundanganpadarapatKomitePersonalia.

Tata Kelola Perusahaan

Page 202: Menjadi Kebanggaan Indonesia

200

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Struktur organisasi Komite Personalia terdiri dari :Ketua (Komite Member) :- Direktur Utama (merangkap anggota komite)

Anggota Tetap (Voting Member) :- Direktur

Sekretaris/Anggota Tetap (Non Voting Member) :- Kepala Divisi Human Resources Development

Anggota Tidak Tetap (Non Voting Member) :1. Kepala Divisi/Unit Kerja/Kepala Wilayah2. Pegawai lainnya

Rapat Komite Personalia diadakan secara berkala, setiap 2 (dua) bulan sekali pada minggu pertama atau atas permintaan Ketua Komite/salah satu anggota Komite Personalia jika ada sesuatu hal yang mendesak. Rapat dinyatakan korum bila dihadiri oleh minimal 2 (dua) Anggota Tetap dan Ketua Komite. Keputusan rapat berupa kebijakan yang bersifat individual tentang status kepegawaian akan disampaikan oleh Sekretaris Komite Personalia kepada atasan langsung pegawai yang bersangkutan untuk dilaksanakan. Sedangkan keputusan rapat yang berupa kebijakan yang bersifat umum akan ditindaklanjuti oleh Sekretaris Komite Personalia.

Keputusan-keputusan Komite Personalia selama tahun 2013 meliputi :1. Pembahasan untuk Kebijakan/Ketentuan Cash, Benefit dan Fasilitas Kepegawaian

a. Surat Keputusan Direksi No. 007/SK-DIR/MTF/IV/2013 tentang Addendum atas Surat Keputusan Direksi No. 021 th 2012 tentang Fasilitas Kesehatan Pegawai, Bantuan Biaya Melahirkan dan Bantuan Biaya Kacamata.

b. Surat Keputusan Direksi No. 008/SK-DIR/MTF/V/2013 tentang Pemberian Tunjangan untuk Fasilitas Kepemilikan Kendaraan Bermotor Roda Dua (Motor Allowance Program/MAP).

c. Surat Edaran No. 059/SE/MTF/X/2013 tentang Corporate Credit Card PT Mandiri Tunas Finance.

2. Pembahasan tentang Performance, Penugasan, Penempatan dan Mutasi Pegawaia. Surat Keputusan Direksi No.003/SK-DIR/MTF/I/2013 tentang Kebijakan Mutasi, Promosi

dan Demosi.

Tata Kelola Perusahaan

Page 203: Menjadi Kebanggaan Indonesia

201

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

b. Surat Edaran No. 044/SE/MTF/VII/2013 tentang Penilaian Pegawai PT MTF periode Penilaian Januari - Juni 2013.

c. Surat Edaran No. 042/SE/MTF/VII/2013 tentang Perhitungan Reward Branch Manager.d. Surat Edaran No. 006/SE/MTF/I/2013 tentang Penilaian Pegawai PT MTF periode

Penilaian Juli - Desember 2012.

3. Pembahasan tentang Struktur Organisasi dan Kegiatan Perusahaana. Surat Keputusan Direksi No. 005/SK-DIR/MTF/III/2013 tentang Perubahan atas Surat

Keputusan Direksi No. 007 tahun 2012 tentang Struktur Organisasi Perusahaan.b. Surat Keputusan Direksi No. 015/SK-DIR/MTF/VIII/2013 tentang Struktur Organisasi

Kantor Wilayah I menjadi IA dan IB.c. Surat Edaran No. 022/SE/MTF/IV/2013 tentang Standarisasi Kegiatan Induction

Training.

Page 204: Menjadi Kebanggaan Indonesia

202

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

SEKRETARIS PERUSAHAAN Fungsi komunikasi dibawah Direksi menjadi peranan bagi Sekretaris Perusahaan atau Corporate Secretary untuk dapat menjalankan fungsi komunikasi baik secara internal maupun eksternal serta memastikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dijalankan sebagaimana mestinya. Pelaksanaan program-program kegiatan Perseroan baik kegiatan bisnis maupun kegiatan untuk memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat juga menjadi fokus kegiatan dari Corporate Secretary. Disisi lain, Corporate Secretary menjadi government relation yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara goodwill Perseroan di mata regulator sesuai koridor kepatutan dan etika bisnis.

Corporate Secretary di Perseroan membawahi Departemen Corporate and Marketing Communication dan unit kerja Customer Service. Melalui keberadaan Corporate Secretary, Perseroan dapat memastikan penyampaian informasi dilakukan secara secara akurat, transparan dan tepat waktu kepada instansi yang terkait, Pemegang Saham Perseroan maupun kepada pemangku kepentingan lainnya.

Sekretaris Perusahaan Perseroan dibentuk sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.I.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep.63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan.

Profil Sekretaris Perusahaan Hengki Heriandono, 42 Tahun

Hengki Heriandono dilahirkan di Jakarta pada tanggal 19 Juni 1971. Memulai karir di PT BDNI Securities sebagai Corporate Finance pada tahun 1995-1996. Pada tahun 1996-1998 bekerja di PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk sebagai Assistant Corporate Legal Manager. Kemudian menjabat sebagai Corporate Secretary dan Corporate Legal Manager PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk pada tahun 1998-2009. Diangkat sebagai Kepala Divisi Corporate Secretary sejak Januari 2010 hingga sekarang. Beliau memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia pada tahun 1995.

Tata Kelola Perusahaan

Page 205: Menjadi Kebanggaan Indonesia

203

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Beberapa pelatihan yang diikuti selama 2013, antara lain :

Jenis Pelatihan Waktu Penyelenggara Biaya (Rp)

Diskusi Panel "Kiat Sukses Penyusunan Laporan Tahunan yang Komprehensif, Memenuhi Aspek Kepatuhan dan Meraih Penghargaaan dari Otoritas"

14 Februari 2013Ikatan Komite Audit

Indonesia1.100.000,-

Workshop “Peran Sekretaris Perusahaan Dalam Surat Berharga Korporasi”

21 Maret 2013Indonesia Corporate Secretary Association

Sosialisasi “Peraturan Pencatatan Efek Bersifat Utang dan Pelatihan IDXNet”

16 Mei 2013 Bursa Efek Indonesia -

Annual Capital Market Finance Forum

22 Mei 2013Asosiasi Emiten

Indonesia-

Sosialisasi “Peraturan No. IX.E.1tentangTransaksiAfiliasidan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, Peraturan No. IX.C.11 tentang Pemeringkatan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk, serta Surat Nomor: S-30/PM.2/2013 tanggal 7 Februari 2013 tentang Penyampaian Laporan Hutang Valas oleh Emiten/Perusahaan Publik”

28 Mei 2013 Otoritas Jasa Keuangan -

Sosialisasi “Kebijakan Buy Back Saham & Economic Up Date”

5 September 2013Asosiasi Emiten

Indonesia-

Workshop “Kasus dan Implementasi Know Your CustomerdiMultifinance”

26 November 2013Asosiasi Perusahaan

Pembiayaan Indonesia

Page 206: Menjadi Kebanggaan Indonesia

204

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Dasar Hukum Penunjukan Sekretaris PerusahaanDireksi Perseroan telah menunjuk dan mengangkat Hengki Heriandono sebagai Sekretaris Perusahaan Perseroan terhitung sejak tanggal 24 April 2010 sebagaimana termaktub dalam Surat Penunjukan No. 0263/SK-TTP/HRD/IV/2010 tanggal 24 April 2010. Berikut ini adalah informasi tentang Sekretaris Perusahaan Perseroan:Nama : Hengki HeriandonoAlamat : Graha Mandiri Lt.3A, Jl. Imam Bonjol 61, Jakarta 10310Telpon : (62-21) 2305608Faks : (62-21) 2305618E-mail : [email protected] ; [email protected]

Struktur Sekretaris Perusahaan

DEWAN KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA KOMITE AUDIT

KEPALA DIVISICORPORATE SECRETARy

KEPALA DEPARTEMENCORPORATE & MARKETINg

COMMUNICATION

Ket : KoordinasiSupervisi/Pembinaan

Tugas Sekretaris PerusahaanSelama tahun 2013, Corporate Secretary telah menjalankan fungsi dan tugasnya sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.I.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep.63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan, antara lain sebagai berikut:1. Mengkoordinasikan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan

Corporate Action seperti Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Perseroan Tahap I tahun 2013.

2. Mengikuti Rapat-Rapat Direksi serta membuat berita acara Rapat-Rapat Direksi tersebut.

Tata Kelola Perusahaan

Page 207: Menjadi Kebanggaan Indonesia

205

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

3. Mengikuti perkembangan regulasi khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal dengan mengikuti berbagai seminar, workshop dan pertemuan yang diadakan oleh OJK, PT Bursa Efek Indonesia, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, Asosiasi Emiten Indonesia serta lembaga lainnya.

4. Mempersiapkan Laporan Tahunan dan publikasi laporan keuangan maupun hasil pemeringkatan surat utang di surat kabar.

5. Menyampaikan laporan keuangan berkala kepada regulator.6. Memberikan masukan kepada Direksi untuk mematuhi ketentuan yang berlaku antara

lain Undang-Undang Pasar Modal, Undang-Undang Perseroan Terbatas dan peraturan pelaksanaannya.

7. Sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan dengan pihak ketiga lainnya seperti Pemegang Saham, media massa, Bapepam dan Lembaga Keuangan, PT Bursa Efek Indonesia, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dan otoritas Pasar Modal lainnya.

8. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang diadakan oleh Perseroan.9. Memastikan bahwa laporan-laporan yang wajib dilaporkan oleh Perseroan kepada

instansi-instansi yang berwenang dilakukan secara benar dan tepat waktu.

PENYERAHAN LAPORAN KEUANGAN BERKALASesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-346/BL/2011 tanggal 5 Juli 2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik serta Peraturan Bapepam Nomor X.K.6 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-431/BL/2012 tanggal 1 Agustus 2012 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten Atau Perusahaan Publik, pada tahun 2013 Perseroan telah menyampaikan Laporan Keuangan berkala secara tepat waktu kepada regulator sebagai berikut:

Jenis Laporan Keuangan Berkala

Tanggal Penyampaian Kepada

Otoritas Jasa Keuangan Bursa Efek Indonesia

Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember 2012 (Audited)

11 Maret 2013 8 Maret 2013

Laporan Keuangan Triwulan per 31 Maret 2013 (Unaudited)

29 April 2013 29 April 2013

Laporan Tahunan (Annual Report) 2012

29 April 2013 29 April 2013

Page 208: Menjadi Kebanggaan Indonesia

206

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Laporan Keuangan Tengah Tahunan per 30 Juni 2013 (Unaudited)

29 Juli 2013 30 Juli 2013

Laporan Keuangan Triwulan per 30 September 2013 (Unaudited)

31 Oktober 2013 31 Oktober 2013

Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember 2013 (Audited)

19 Februari 2014 18 Februari 2014

Selain laporan keuangan berkala tersebut, Perseroan juga menyampaikan laporan-laporan yang diwajibkan dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tertanggal 29 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, antara lain laporan keuangan bulanan perusahaan pembiayaan dan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia

PUBLIKASI INFORMASI PERUSAHAANInformasi mengenai laporan keuangan berkala, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan hasil pemeringkatan melalui media massa dilakukan Perseroan dalam rangka keterbukaan informasi serta penyebarluasan informasi sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan yang berlaku. Publikasi informasi yang telah dilakukan Perseroan selama tahun 2013, adalah:1. Pemberitahuan hasil Pemantauan Kesiapan Pembayaran Obligasi VI Seri B Tahun

2011danSertifikatPemantauanTahunanPemeringkatanatasObligasiVIseriCdanSeri D Tahun 2011 dengan hasil peringkat idAA (Double A) oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), yang dimuat di Surat Kabar Harian Investor Daily pada tanggal 11 Februari 2013.

2. Pengumuman Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif atas Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember 2013 (Audited), yang dimuat di Surat Kabar Harian Investor Daily pada tanggal 7 Maret 2013.

3. Pengumuman hasil Pemeringkatan atas Obligasi Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance dengan hasil peringkat idAA (Double A) dan hasil Pemantauan Pemeringkatan atas Obligasi VI Seri C dan Seri D Tahun 2011 yang memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double A), dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), yang dimuat di Surat Kabar Harian Investor Daily pada tanggal 26 Maret 2013.

4. Pengumuman Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang telah dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2013, yang dimuat di Surat Kabar Harian Investor Daily dan Media Indonesia pada tanggal 20 Mei 2013.

5. Pengumuman Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif atas Laporan Keuangan Tengah Tahunan Perseroan per 30 Juni 2013 (Unaudited), yang dimuat di Surat Kabar Harian Investor Daily pada tanggal 26 Juli 2013.

Tata Kelola Perusahaan

Page 209: Menjadi Kebanggaan Indonesia

207

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

6. Pengumuman Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif atas Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember 2014 (Audited), yang dimuat di Surat Kabar Harian Investor Daily pada tanggal 17 Februari 2014.

AUDIT INTERNAL Tanggung jawab Direksi Perseroan disamping menyusun laporan keuangan dan mengatur proses pelaporannya, juga bertanggung jawab terhadap efektivitas sistem pengendalian internal dalam proses pelaporan keuangan yang mencakup seluruh mekanisme yang tercantum dalam prosedur operasi standar (standard operating procedures) dan praktek terbaik di industri keuangan.

DalamrangkamengelolaPerseroansecaraefektifdanefisiensertasebagaidasarkegiatanoperasional yang sehat dan aman, Perseroan telah menyusun Sistem Pengendalian Intern (SPI). Penerapan SPI oleh seluruh fungsi dan unit kerja di Perseroan dinilai secara periodik oleh Divisi Audit Internal. Divisi Audit Internal merupakan unit independen yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Dalam pelaksanaan tugasnya, divisi ini secara fungsional juga melaporkan kegiatannya kepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit.

Secara umum, fungsi dari Divisi Audit Internal dibagi menjadi 2, yaitu fungsi assurance dan consulting. Dalam melaksanakan fungsi assurance, Divisi Audit Internal melakukan evaluasi periodik atas efektivitas sistem pengendalian internal unit kerja di Kantor Pusat maupun jaringan kantor cabang melalui metode audit berbasis risiko atau Risk Based Audit.Dalam metode tersebut, penentuan unit kerja yang akan diaudit dilakukan berdasarkan evaluasi risiko yang dilakukan secara periodik. Selama tahun 2013, Divisi Audit Internal telah melaksanakan 46 (empat puluh enam) penugasan audit umum (general audit) di Kantor Cabang dan 6 (enam) penugasan audit khusus (special audit) di Kantor Cabang maupun Kantor Pusat. Penugasan dimaksud merupakan pelaksanaan fungsi assurance dari Divisi Audit Internal yang bertujuan untuk memastikan bahwa pengendalian internal, manajemen risiko dan governance telah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur tertulis di Perseroan maupun peraturan eksternal. Hasil penilaian tersebut dilaporkan oleh Divisi Audit Internal secara berkala kepada Direksi Perseroan dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit.

Dalam melaksanakan fungsi consulting, Divisi Audit Internal berperan sebagai Strategic Business Partner melalui kerja sama dengan unit kerja lain dalam memperbaiki operasional Perseroan. Dalam pelaksanaan fungsi tersebut, cakupan kegiatan yang dilakukan oleh Divisi Audit Internal meliputi evaluasi atas kegiatan pembiayaan dan kegiatan operasional pendukungnya mulai dari evaluasi kecukupan kontrol dalam proses kerjasama dengan

Tata Kelola Perusahaan

Page 210: Menjadi Kebanggaan Indonesia

208

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

dealer, kecukupan formulir supervisi sebagai alat kontrol proses kredit, pengelolaan dokumen jaminan, pemulihan kredit bermasalah, proses akuntansi angsuran sampai dengan sistem dokumentasi berkas kredit.

Setiap penugasan audit dilaporkan kepada Manajemen Perseroan dan pihak yang diaudit dilengkapi dengan rencana tindakan perbaikan, termasuk sanksi apabila diperlukan. Kemajuan tindakan perbaikan harus dilaporkan oleh pihak yang diaudit kepada Divisi Audit lnternal secara periodic untuk memastikan bahwa setiap pihak yang diaudit selalu berupaya melakukan penyempurnaan atau perbaikan.

Selain penugasan audit umum yang dilakukan secara periodik, Divisi Audit Audit Internal juga melakukan penugasan audit khusus seperti fraud audit atau special audit untuk fokus permasalahan tertentu. Keseluruhan peran Audit Internal ini adalah untuk mendukung terselenggaranya tata kelola perusahaan yang baik. Dari hasil audit selama tahun 2013, secara umum terdapat perbaikan kualitas pengendalian internal dari tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari kenaikan rata-rata audit rating dari seluruh cabang yang diaudit selama tahun 2012 sebesar 66,09 menjadi 67,92 pada tahun 2013.

Namun demikian, masih diperlukan adanya peningkatan disiplin pelaksanaan prosedur dan optimalisasi kontrolnya, serta peran dari unit Supervisi di level Area dan Wilayah sebagai 2nd lines of defense.

Selain itu, terdapat penurunankejadian fraud yang diaudit oleh Divisi Internal Audit pada tahun 2013 dibanding tahun 2012.

Internal Fraud dalam Tahun 2012

dan 2013

Jumlah Kasus Fraud yang dilakukan olehPengurus Karyawan Tetap Karyawan Tidak Tetap

2012 2013 2012 2013 2012 2013

Total Fraud 0 0 20 17 0 0

Telah Diselesaikan 0 0 20 17 0 0

Dalam proses penyelesaian di internal perusahaan

0 0 0 0 0 0

Belum diperoleh penyelesaian

0 0 0 0 0 0

Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum

0 0 0 0 0 0

Tata Kelola Perusahaan

Page 211: Menjadi Kebanggaan Indonesia

209

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Di tahun 2014, fokus audit diarahkan untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian internal terhadap risiko utama bisnis yang dihadapi oleh Perseroan sebagai salah satu upaya mitigasi yang harus dilakukan. Dalam proses prioritisasi risiko-risiko utama yang akan dievaluasi mitigasinya, Divisi Audit Internal telah mendapat masukan dari unit kerja terkait dan arahan dari Manajemen Perseroan. Masukan dan arahan tersebut mencakup risiko utama pada proses bisnis dan proses pendukungnya, khususnya yang ada di jaringan kantor cabang untuk mendukung terciptanya pemberian kredit yang berkualitas dan penurunan AR Loss sesuai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.Metode audit yang akan dipergunakan pada tahun 2014 mencakup :a. General Audit

mempertimbangkan 2 risiko utama yang dapat dimonitor secara terus menerus melalui system yaitu risiko kredit dengan indikator-indikator seperti jumlah new lending dan baki debet, Early Payment Default (EPD), Over Due (OD) dan Write Off (WO); dan risiko operasional dengan indikator-indikator seperti pengelolaan BPKB, rekening Suspend, biaya penarikan kendaraan, produktivitas pegawai, MPP dan sebagainya. Dari metode ini, akan diaudit sebanyak 60% unit kerja di jaringan kantor cabang dan Kantor Pusat.

b. Special AuditDilakukan untuk menindaklanjuti issue terkini dan arahan dari Manajemen Perseroan atas kejadian khusus.

c. Continuous MonitoringDivisi Audit Internal akan menyusun dashboard untuk memonitor risiko-risiko terkini dari unit kerja untuk keperluan risk based audit. Hasil monitoring dari dashboard tersebut dikomunikasikan kepada pihak terkait untuk mendapat tanggapan dana akan menentukan metode audit yang akan dilakukan (on site audit atau off site audit)

Struktur Organisasi & Kedudukan Divisi Audit Internal:Untuk memenuhi ketentuan dalam Peraturan Bapepam - LK No. IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal yang juga diatur dalam Surat Keputusan Ketua BAPEPAM – LK No. KEP-496/BL/2008 tertanggal 28 Nopember 2008, Perseroan telah membentuk Piagam Unit Audit Internal yang telah disahkan oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris terakhir pada tanggal 1 Juni 2012.

Di dalam Pedoman Unit Audit Internal Perseroan disebutkan bahwa kedudukan Audit Internal adalah :1. Audit Internal adalah unit kerja dalam organisasi Perseroan, yang membantu Direktur

Utama dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit untuk menjalankan fungsi pengawasan dalam mewujudkan visi dan misi Perseroan.

Tata Kelola Perusahaan

Page 212: Menjadi Kebanggaan Indonesia

210

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

2. Divisi Audit Internal dipimpin oleh Kepala Divisi yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris.

3. Kepala Divisi Audit Internal bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama dan melakukan kordinasi dengan Komite Audit.

4. Seluruh Auditor dan unit kerja yang berada dalam Divisi Audit Internal bertanggungjawab kepada Kepala Divisi Audit Internal.

Struktur Internal Audit

DEWAN KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA KOMITE AUDIT

KEPALA DIVISI

INTERNAL AUDIT

AUDIT DEVELOPMENT &

ANALySIS DEPT. HEAD

SPECIAL PROJECT AUDIT &

INVESTIgATION DEPT. HEAD

OPERATION AUDIT

DEPT. HEAD

Ket : Koordinasi Supervisi/Pembinaan

Tugas dan Tanggung Jawab Audit Internal :1. Audit Internal bertanggungjawab untuk merencanakan, melaksanakan, mengatur

dan mengarahkan audit dengan penekanan pada bidang/aktivitas yang mempunyai risiko tinggi serta mengevaluasi prosedur/control system yang ada untuk memperoleh keyakinan bahwa tujuan dan sasaran Perseroan dapat dicapai secara optimal dan berkesinambungan.

2. Menyusun Rencana Kerja Pemeriksaan Tahunan (RKPT) berikut anggarannya, baik pemeriksaan manajemen operasional yang bersifat rutin maupun audit khusus (tematik), yang dilakukan di cabang, unit kerja tertentu atau divisi tertentu di Kantor Pusat.

3. Memberikan rekomendasi perbaikan dan informasi yang objective tentang kegiatan yang diperiksa kepada manajemen serta tindakan yang perlu diambil sebagai penanganan atas hasil pemeriksaan terbatas pada pelaporan dan pengungkapan.

4. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut secara berkala kepada Direktur Utama dan secara triwulanan kepada Dewan Komisaris dan Komite Audit.

Tata Kelola Perusahaan

Page 213: Menjadi Kebanggaan Indonesia

211

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

5. Melakukan perbaikan-perbaikan untuk peningkatan kualitas audit serta melakukan pengembangan teknik audit untuk memperkuat pengendalian intern Perseroan.

6. Atas rekomendasi yang diberikan, Audit Internal bertanggungjawab memantau, menganalisis, dan melaporkan pelaksanaan tindaklanjut perbaikan yang telah disarankan dari auditee kepada manajemen. Dalam hal auditee tidak menindaklanjuti temuan sebagaimana rekomendasi audit, maka hal tersebut akan turut dilaporkan kepada manajemen dan mempengaruhi audit rating berikutnya.

7. Mengkoordinasikan kegiatannya dengan kegiatan pemeriksa ekstern sehingga dapat dicapai hasil audit yang optimal.

8. Melaksanakan investigasi terhadap hal-hal yang diduga atau terindikasi fraud, dan melaporkannya kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit.

Kewenangan Audit Internal Perseroan1. Melakukan penugasan audit terhadap kegiatan semua unit kerja dan cabang dalam

organisasi Perseroan.2. Mendapat akses terhadap semua data dan dokumen dalam bentuk hardcopy

maupun softcopy serta informasi obyek audit termasuk di dalamnya catatan karyawan dan sumber daya serta hal-hal lain yang dianggap perlu untuk menunjang kegiatan audit.

3. Melakukan penelusuran terhadap indikasi kasus/masalah pada setiap aspek dan unsur kegiatan baik berupa penipuan, pemalsuan, penggelapan, pencurian, atau hal-hal lainnya yang dapat menimbulkan kerugian material maupun immaterial bagi perusahaan. Penelusuran terhadap suatu kasus/masalah terbatas pada pengungkapan dan pelaporan kepada manajemen.

4. Melakukan komunikasi secara berkala dengan anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite Audit.

5. Dalam hal komunikasi secara berkala dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite Audit dimungkinkan untuk mengundang pihak lainnya, seperti Audit Internal Pemegang Saham (PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan/atau PT Tunas Ridean Tbk) maupun pihak ketiga lainnya.

6. Melakukan komunikasi perbaikan dengan Divisi lain di Kantor Pusat untuk mendapatkan tindak lanjut permasalahan yang disampaikan dalam Laporan Hasil Audit.

7. Dalam hal terdapat kejadian/peristiwa yang berdampak material dan atau significant bagi Perseroan, maka Kepala Audit Internal berwenang mengadakan rapat secara insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris dan Komite Audit.

8. Dalam hal dilakukan pemeriksaan oleh auditor eksternal terhadap Perseroan, audit Internal melakukan koordinasi kegiatannya dengan auditor eksternal.

Tata Kelola Perusahaan

Page 214: Menjadi Kebanggaan Indonesia

212

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Kode Etik merupakan dasar profesionalisme auditor internal dalam pelaksanaan audit. Profesionalisme dari seorang auditor internal tercermin pada sikap dapat dipercaya, memiliki integritas, dapat menjaga kerahasiaan dan independen. Kode Etik Auditor Internal mengacu pada prinsip-prinsip yang relevan dengan profesi dan kegiatan audit sesuai dengan standar perilaku The Institute of Internal Auditors (IIA).

Kode Etik mengatur prinsip dasar perilaku Auditor Internal, yang dalam pelaksanaannya memerlukan pertimbangan yang seksama dari masing-masing Auditor Internal. Pelanggaran terhadap Kode Etik merupakan pelanggaran terhadap disiplin Perseroan yang dapat mengakibatkan Auditor Internal diberi peringatan, diberhentikan dari tugas di lingkungan Audit Internal dan atau dikenakan hukuman disiplin sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.

Para Auditor Internal harus memegang teguh dan mematuhi Kode Etik – Standar Perilaku, yaitu sebagai berikut:1. Berperilaku dan bersikap jujur, obyektif, cermat dan sungguh-sungguh serta selalu

mempergunakan kemahiran jabatan (Due Professional Care) dalam melaksanakan tugas.

2. Memiliki integritas dan loyalitas tinggi terhadap profesi, Perseroan dan Unit Audit Internal.

3. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, Auditor Internal senantiasa harus mempertahankan sikap bebas (Independent).

4. Menghindari kegiatan atau perbuatan yang merugikan atau patut diduga dapat merugikan profesi Audit Internal atau Perusahaan.

5. Menghindari aktivitas yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan (Conflict Of Interest) atau yang mengakibatkan tidak dapat melakukan tugas kewajiban secara obyektif.

6. Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun dan dari siapapun, baik langsung maupun tidak langsung, termasuk dari obyek penugasan, klien, customer, pemasok, rekanan dan atau pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang menggangu atau patut diduga dapat mengganggu pertimbangan profesional auditor.

7. Mematuhi sepenuhnya standar profesional Audit Internal, kebijakan perusahaan dan peraturan perundangan.

8. Memelihara dan mempertahankan moral, dan martabat Auditor Internal.9. Tidak memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk kepentingan atau keuntungan

pribadi atau hal lain dengan alasan yang dapat menimbulkan atau patut diduga dapatmenimbulkankerugianbagiperusahaanbaikdarisisifinancialmaupundarisisi citra Perusahaan.

Tata Kelola Perusahaan

Page 215: Menjadi Kebanggaan Indonesia

213

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

10. Tidak dibenarkan mengungkapkan informasi apapun yang dikertahuinya karena menjalankan tugas Audit Internal kepada siapapun, kecuali melalui ketentuan/prosedur yang berlaku.

11. Melaporkan semua hasil penugasan yang material dengan mengungkapkan kebenaran sesuai fakta yang ada dan tidak menyembunyikan hal yang dapat merugikan Perusahaan dan atau dapat merupakan pelanggaran hukum.

Penanggung jawab utama dari penerapan Sistem Pengendalian lnternal Perusahaan adalah Direksi, khususnya Direktur Utama, yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh Divisi Audit lnternal dalam memonitor efektivitasnya.

Profil Kepala Divisi Internal AuditSaiful Huda, 42 Tahun

Kepala Divisi Audit Internal saat ini dijabat oleh Saiful Huda. Beliau dilahirkan di Semarang pada tanggal 22 Oktober 1971 dan diangkat sebagai Kepala Divisi Audit Internal sejak tanggal 26 Maret 2013. Sebelum menjabat sebagai Kepala Divisi Audit Internal Perseroan, beliau menjabat sebagai Assistant Vice President PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Pusat dengan pengalaman di bidang audit operasional dan Perkreditan (Kredit Konsumer, Kredit Komersial, dan Kredit Korporasi) selama 15 tahun. Terakhir menjabat sebagai Team Leader, Retail Audit Group, Direktorat Internal Audit PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Saiful Huda memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada tahun 1996 dan Master of Business Administration (MBA) pada tahun 2010, keduanya dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Di bidang Audit Internal dan Manajemen Risiko, Saiful Huda memperoleh sertifikasi Qualified Internal Auditor(QIA) pada tahun 1998 dan Certificationin Risk Management Assurance (CRMA) pada tahun 2013.

Saifu Huda juga aktif di beberapa asopsiasi profesi Audit Internal antara lain di Forum Komunikasi Satuan Pengawas Intern (FKSPI) sejak tahun 2007 sebagai staf Ketua Umum FKSPI periode 2007 – 2010, dilanjutkan sebagai Wakil Sekretaris pada periode kepengurusan 2010 – 2013 dan terakhir sebagai Ketua Umum FKSPI periode 2013 – 2016.Selain di FKSPI, Saiful Huda juga aktif di asosiasi profesi auditor internal perbankan yaitu Ikatan Auditor Intern Bank (IAIB) sebagai Wakil Sekretaris Jenderal pada periode kepengurusan 2008 – 2011 dan periode 2011 – 2014.

Tata Kelola Perusahaan

Page 216: Menjadi Kebanggaan Indonesia

214

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Jumlah Pegawai Divisi Internal AuditSampai dengan akhir Desember 2013, jumlah pegawai Divisi Audit Internal berjumlah 21 orang, dengan komposisi sebagai berikut :

Jabatan Jumlah (orang)

Kepala Divisi 1

Kepala Departmen 2

Supervisor 6

Staf 12

Total 21

Jumlahpegawaitersebutmerupakanhasildari identifikasidankajianataspengelolaansistem pengendalian internal dan efektivitas pengawasannya yang dilakukan oleh Manajemen Perseroan. Adapun rincian pejabat di Divisi Audit Internal adalah sebagai berikut :

1. Kepala Divisi : Saiful Huda2. Kepala Departmen : 1. Benny Anoraga

2. Suharti

Untuk menjaga kualitas proses audit, pejabat di Divisi Audit Internal telah memiliki sertifikasiQualified Internal Audit (QIA) sebanyak 2 orang. Kepala Divisi Audit Internal diangkat dan diberhentikan oleh Direksi. Oleh karena itu, dalam setiap pelaksanaan kegiatannya, Kepala Divisi Audit Internal bertanggungjawab kepada Direksi.

Prinsip Kegiatan Audit InternalPelaksanaan audit Perseroan berdasarkan kepada kode etik profesionalisme yang tercermin pada sikap dapat dipercaya, memiliki integritas, dapat menjaga kerahasiaan dan berpendirian serta memiliki kompetensi. Kode Etik Auditor Internal mengacu pada prinsip-prinsip yang relevan dengan profesi dan kegiatan audit sesuai dengan standar perilaku The Institute of Internal Auditors. Dalam pelaksanaannya, kegiatan internal audit

Tata Kelola Perusahaan

Page 217: Menjadi Kebanggaan Indonesia

215

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

memiliki prinsip, sebagai berikut:1. Independensi auditor (mandiri dan tidak berpihak) tidak melakukan audit pada area

yang bukan tanggung jawabnya.2. Buktiobyektifsebagaidasarmembuatkesimpulanaudit,dapatdiverifikasidansample

audit yang diambil cukup mewakili.3. Terencana secara sistematik sesuai dengan kebutuhan dan tujuan organisasi.

PENGADAAN BARANG DAN JASAProsedur dan Tata Cara Pengadaan barangSetiap pelaksanaan pengadaan barang dan jasa harus dilakukan oleh pihak yang berwenang memproses pengadaan mulai dari perencanaan, pengadaan, pemilihan/seleksi penyedia Barang dan Jasa, serta pengawasan pelaksanaan pengadaan dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :1. Efisien, berarti pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan dengan menggunakan

dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat - singkatnya dan dapat dipertanggung jawabkan.

2. Efektif, berarti pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.

3. Terbuka dan Bersaing, berarti pengadaan Barang/Jasa harus terbuka bagi penyedia Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara penyedia Barang/Jasa yang setara dan memenuhi syarat/criteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan.

4. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya.

5. Adil / Tidak Diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alas an apapun.

6. Akuntabel,berartiharusmencapaisasaranbaikfisik,keuanganmaupunmanfaatbagikelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa.

Prosedur pelaksanaan pengadaan barang dan jasaDalam melaksanaan pengadaan barang dan jasa, Perseroan telah menerapkan prosedur sebagai berikut :

Tata Kelola Perusahaan

Page 218: Menjadi Kebanggaan Indonesia

216

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

a. Pelaksana PengadaanTerdapat 3 kelompok pelaksana pengadaan yang dapat memproses pengadaan barang dan jasa perusahaan, yaitu :- DepartemenProcurementdanGeneralAffair;- Tim pengadaan yang terdiri dari Departemen procurement danGeneral Affair

ditambah dengan unit kerja lain yang terkait serta;- PanitiapengadaanyangterdiridariDepartemenProcurementdanGeneralAffair

dan/atau Divisi terkait dan Legal untuk melaksanakan proses pengadaan Barang dan Jasa yang pada dasarnya dilaksanakan secara Pelelangan Umum/Pelelangan Terbatas atau Seleksi Umum/Seleksi Terbatas.

b. Dokumen pengadaan: Setiap pelaksanaan Pengadaan barang dan jasa wajib didokumentasikan untuk digunakan sebagai bukti otentik pengadaan Barang dan Jasa.

c. DaftarPenyediabarangdanjasa:penyediabarangdanjasaharusmemenuhikulaifikasiyangditetapkansehinggapengadaanbarangdanjasasesuaindenganspesifikasiyangditetapkan.

d. Sistem Penyampaian penawaran : Cara penyampaian penawaran dapat memilih salah satu dari ketiga sistem yang telah ditetapkan sebelumnya didalam dokumen pengadaan yaitu :- Sistem satu sampul : sistem ini diberlakukan untuk pengadaan barang dan jasa

yangsifatnyasederhanasertavolume,spesifikasiteknis,metodekerjanyadan/atau produknya dapat dibuat dengan jelas dan pasti.

- Sistem dua sampul : Sistem ini diberlakukan untuk barang dan jasa tertentu yangmemilikirange(koridor)spesifikasiuntuksetiapaspekteknisnyasehinggadiperlukan evaluasi teknis yang mendalam untuk menjamin kualitas barang dan jasa tersebut sebelum dilaksanakan proses evaluasi harga.

- Sistem bertahap : sistem ini hanya diberlakukan untuk pemgadaan barang dan jasa yang sifatnya kompleks, berteknologi tinggi, dan nilai pengadaannyan relative besar serta memerlukan penyesuaian kriteria teknis/ kinerja/desain untuk menyetarakanspesifikasiteknisdiantarapenyediabarangdanjasasebagaimanayang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan.

e. Sistem evaluasi penawaran : dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :- Sistem evaluasi penawaran untuk pengadaan barang dan jasa yang terdiri dari

sistem gugur, sistem nilai, sistem penilaian biaya selama umur ekonomis- Sistem evaluasi penawaran untuk pengadaan jasa konsultasi yang dibagi menjadi Sistem

evaluasi kualitas, sistem evaluasi kualitas dan biaya, sistem evaluasi biaya terendah.f. Bentuk dan jenis ikatan kerja :

- Bentuk ikatan kerja terdiri dari : bukti pembelian barang, SPK, Kontrak kerja.

Tata Kelola Perusahaan

Page 219: Menjadi Kebanggaan Indonesia

217

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

- Jenis Ikatan kerja terdiri dari : Ikatan Lumpsum, Ikatan harga satuan dengan volume, ikatan gabungan lumpsum dan unit price, ikatan terima jadi, ikatan harga satuan tanpa volume pemesanan pasti, ikatan penyerahan bertahap dengan batas volume maksimal, ikatan cost plus fee, ikatan presentase.

g. Jaminan dalam pengadaan barang dan jasa : dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa harus disadari adanya resiko-resiko yang mungkin Timbul, diantaranya pengunduran diri dari penyedia barang dan jasa, wan prestasi, resiko penarikan uang muka, dan resiko lainnya.

Jenis-jenis pelelangan :a. Pelelangan Umum, Pelelangan Terbatas

Pelaksanaan metode ini dilaksanakan apabila nilai tender diperkirakan lebih dari 5 milyar Rupiah dengan ketentuan pelaksanaan sebagai berikut :- PengumumanPrakualifikasi- Pemasukandokumenprakualifikasi- Evaluasidokumenprakualifikasi- Penetapanpengumumanprakualifikasi- Undangan pengambilan dokumen pengadaaan- Penjelasan lelang- Pemasukan dan pembukaan penawaran- Evaluasi penawaran- Pembuatan berita acara hasil pelelangan- Penetapan pemenang lelang- Pengumuman pemenang lelang- Sanggahan peserta lelang- Penandatanganan kontrak- Pembayaran uang muka

b. Pemilihan LangsungTata cara pengadaan barang dan jasa dengan metode pemilihan langsung dilaksanakan dengan proses sebagai berikut :- Undangan kepada penyedia barang dan jasa- Pemberian penjelasan dokumen pengadaan- Penyampaian penawaran- Pembukaan penawaran- Evaluasi penawaran- Klarifikasiteknisdannegosiasi- Penetapan penyedia barang dan jasa terpilih- Penunjukkan penyedia barang dan jasa- Penandatanganan kontrak

Tata Kelola Perusahaan

Page 220: Menjadi Kebanggaan Indonesia

218

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

c. Penunjukkan langsungTata cara pengadaan barang dan jasa dengan metode ini sesuai dengan urutan proses sebagai berikut :- Undangan kepada penyedia barang dan jasa- Pemberian penjelasan dokumen pengadaan- Penyampaian penawaran- Klarifikasidannegosiasi- Penetapan dan penunjukkan penyedia barang dan jasa- Penandatanganan kontrak

MANAJEMEN RISIKOPrinsip Penerapan Manajemen RisikoPengelolaan risiko pada Perseroan dilaksanakan berprinsip pada azas proaktif early detection yang ditujukan untuk mendukung pertumbuhan Perseroan yang cepat, sehat dan berkesinambungan serta memelihara tingkat risiko dan imbal balik pada tingkat yang optimal. Pendekatan manajemen risiko dilakukan oleh Perseroan secara komprehensif untukmengidentifikasi,mengukur,memprioritasikan,mengeloladanmemantaurisiko-risiko yang berdampak pada bisnis, operasional dan organisasi. Manajemen risiko di Perseroan ditujukan untuk menjaga modal Perseroan, meningkatkan nilai Perseroan, mengoptimalkan profil risk-return, mendukung proses pengambilan keputusan serta melindungi reputasi Perseroan.

Perseroan sebagai Perusahaan Anak PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah melakukan Konsolidasi Risiko dengan Perusahaan induk dimana aktivitas ini merupakan bukti kepatuhan kepada Peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tertanggal 30 Januari 2006, yang mana penerapan manajemen risiko Perseroan merupakan pendekatan terpadu dan konsisten dalam melakukan penelaahan, pengukuran, pemantauan dan pengelolaan risiko terhadap seluruh komponen kelompok Perseroan. Perkembangan konsolidasi ini secara berkala telah dikomunikasikan Bank Mandiri kepada Bank Indonesia dalam forum diskusiprofilrisikoataupunRisk Based Bank Rating.

Konsep konsolidasi manajemen risiko dengan Perusahaan Induk dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu : 1. First Line, yang berkaitan dengan pemenuhan ketentuan PBI nomor 8/6/PBI/2006

tentang Penerapan Manajemen Risiko Secara Konsolidasi Bagi Bank Yang Melakukan Pengendalian Terhadap Perusahaan Anak.

2. Second Line, yang lebih merupakan pendekatan kebutuhan internal Perseroan secara keseluruhan yang mencakup perangkat (tools), kesadaran risiko (awareness), tata kelola perusahaan (governance), dan system informasi manajemen risiko (system)

Tata Kelola Perusahaan

Page 221: Menjadi Kebanggaan Indonesia

219

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Berbagai bentuk aktivitas yang dilakukan dalam rangka konsolidasi risiko antara lain : • Annual Risk Consolidation Conference (ARCC) antara Perusahaan Induk dan seluruh

Perusahaan Anak;• Forum Enterprise Risk Management (FERMA) yang dilakukan bersama Bank Mandiri

setiaptriwulanuntukmembahasperkembanganProfilRisikoPerseroan;• Risk Awarness Survey (RAWS) setiap tahun untuk mengetahui perkembangan risk

awareness pegawai dari tahun ke tahun;• Penetapan profil risiko Perseroan denganmenggunakan tools Risk Profile Extended

(RPX) yang dapat diakses secara online oleh responden;• Penetapan dan pemantauan top 10 Operational Risk di MTF melalui tools Risk Control

& Self Assesment (RCSA);• Pengumpulan events yang menyebabkan Risks & Losses dengan tools Perseroan Loss

Database (MLED);• Monitoring kondisi likuidas Perseroan secara mingguan yang juga dilaporkan kepada

Perusahaan Induk sebagai bentuk konsolidasi risiko;• Pelaksanaan Early Detection System untuk sebagai bentuk quality assurance proses kerja

Perseroan;• Stress Testing kualitas portofolio sebagai bentuk antisipasi aksi Perseroan pada kondisi

lingkungan bisnis yang buruk;• Perhitungan Expected Loss/Risk Premium yang meliputi Probalility of Default, Exposure at

Default (EAD) dan Loss Given Default.

Dalam implentasi manajemen risiko di Perseroan, Perseroan bertumpu pada 4 (empat) pilar yang diuraikan sebagai berikut :

Penerapan Manajemen Risiko

Pilar 1

Pengawasan Aktif Dewan

Komisaris

Pilar 2

Kebijakan dan

Penerapan Batasan

Pilar 3

Identifikasi, Pengukuran, Pengawasan dan System Informasi

Manajemen

Pilar 4

Pengendalian Internal

Tata Kelola Perusahaan

Page 222: Menjadi Kebanggaan Indonesia

220

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Pilar 1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris Pengawasan aktif tersebut tercermin sejak perencanaan bisnis melalui : • Penetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko termasuk penetapan otoritas

dalam pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas portofolio secara berkala;• Evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala;• Terdapatnya Komite Audit, Unit Kerja Compliance serta Divisi Manajemen Risiko

sebagai organ Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasannya.

Pilar 2. Kebijakan dan Penerapan BatasanPerseroan menyusun kebijakan-kebijakan terkait manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan dengan keadaan usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Standart Operational Procedure dan Surat Edaran yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan.

Perseroan juga memiliki kebijakan-kebijakan mengenai batasan persetujuan/otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan transaksi kredit. Kebijakan pencadangan kerugian piutang Perseroan juga sejalan dengan kebijakan pencadangan pada Perusahaan Induk yang sesuai dan patuh terhadap Peraturan Bank Indonesia (selaku regulator Perusahaan Induk).

Pilar 3. Identifikasi, Pengukuran, Pengawasan dan System Informasi ManajemenPerseroanmemilikiperangkatuntukmengidentifikasi,mengukurdanmengawasirisiko8 (delapan) risiko Utama di Perseroan dengan menggunakan system Risk Profile Extended (RPX) secara berkala setiap triwulan. 8 (delapan) Area Risiko Utama MTF tersebut antara lain Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum, Risiko Reputasi dan Risiko Strategic.

Pilar 4. Pengendalian Internal Perseroan memiliki Unit Audit Internal yang secara independen melaporkan proses dan hasil pemeriksaannya kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama. Akuntabilitas dari Unit Audit Internal mencakup:• Menyediakanpenilaianataskecukupandanefektifitasdarisemuaprosesyangadadi

dalam Perseroan;• Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian

aktivitas-aktivitas didalam Perseroan termasuk perbaikan yang potensial terhadap proses-proses tersebut; dan

• Koordinasi dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, kepatuhan, hukum dan audit eksternal.

Tata Kelola Perusahaan

Page 223: Menjadi Kebanggaan Indonesia

221

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Pengelolaan Risiko Melalui Aktifitas Operasional Pengelolaan risiko melalui aktivitas operasional utamanya ditujukan untuk pengelolaan risiko kredit dan risiko operasional pada level yang dapat diterima.

1. Pengelolaan Risiko Kredit Risiko kredit berasal dari aktivitas pemberian kredit. Pengelolaan risiko kredit bertujuan untuk mengukur, mengantisipasi, dan meminimalisir kerugian akibat kegagalan debitur dalam memenuhi kewajibannya.

Kebijakan Kredit Penjabaran kebijakan kredit secara operasional dituangkan dalam bentuk Standart Operational Procedure (SOP). Proses pengelolaan kredit diawali dengan penetapan target market, melakukan risk assessment dan monitoring atas pemberian kredit.

Perusahaan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit, dimana fungsi analisa kredit dilakukan oleh unit bisnis dan unit risiko kredit yang independen, fungsi persetujuan kredit dilakukan secara “4 eyes principle”.

Persetujuan KreditDalam menilai aplikasi kredit, Perseroan senantiasa mengacu pada regulasi dan prinsip kehati-hatian diantaranya berdasarkan faktor penilaian kemampuan membayar, prospek usaha dan kinerja debitur.

Proses kredit dan pengelolaan risiko kredit segmen retail dilakukan melalui proses end-to-end yang terintegrasi dalam system e-Star. Proses pengambilan keputusan pada segmen corporate atau fleet dilakukan melalui Rapat Komite Kredit (RKK). Sedangkan pada segmen retail dilakukan melalui sistem credit scoring. Model credit scoring secara berkala dilakukan validasi untuk memastikan keakuratannya.

Untuk mempercepat proses pengambilan keputusan kredit, Perseroan telah memberikan kewenangan memutus kredit kepada pejabat yang ditunjuk berdasarkankualifikasitertentu.

Monitoring KreditMonitoring kredit pada segmen corporate atau fleet dilakukan dengan menggunakan metode Watch List. Watch List merupakan suatu metode standard, terstruktur dan komprehensif dalam memantau kinerja debitur, sehingga dapat segera dilakukan penanganan dini untuk mencegah penurunan kualitas kredit debitur. Monitoring dilakukan secara harian dengan adanya fungsi kerja khusus penanganan account bermasalah/berpotensi bermasalah di unit kerja fleet.

Tata Kelola Perusahaan

Page 224: Menjadi Kebanggaan Indonesia

222

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Monitoring untuk kredit retail dilakukan pada tingkat portofolio melalui analisa portofolio dari berbagai aspek (kualitas dan kuantitas portofolio dari berbagai sudut analisa) yang dituangkan dalam monthly portfolio review.

Perseroan juga melakukan monitoring secara berkala terhadap pejabat pemegang kewenangan memutus kredit untuk memantau kualitas keputusan.

Sebagai langkah antisipatif (early warning signal), dilakukan proses simulasi dan stress testing terhadap portofolio secara berkala untuk mengetahui perubahan kualitas portofolio terhadap perubahan makro ekonomi. Hasil simulasi memberikan panduan bagi Perseroan untuk memonitor secara lebih ketat sektor-sektor atau debitur-debitur yang berpotensi mengalami penuruan kualitas serta untuk menetapkan langkah-langkah antisipatif guna mencegah terjadinya dampak yang buruk.

Credit Collection dan RecoveryPerseroan secara khusus menjalankan kebijakan penanganan collection dan recovery yang dibuat secara lebih terfokus, sistematis, agresif dan terintegrasi berdasarkan jenis produk dan masing-masing bucket collection. Kebijakan tersebut didukung oleh Automatic Collection System yang sifatnya end-to-end dan dilengkapi dengan collection reports.

2. Pengelolaan Risiko Operasional Risiko operasional dapat disebabkan karena ketidakcukupan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya factor eksternal yang mempengaruhi operasional Perseroan. Pengelolaan risiko operasional yang efektif dapat menekan kerugian akibat risiko operasional. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan pengelolaan risiko operasional, Perseroan melakukan hal seperti penyelarasan metodologi Risk Based Audit melalui sinkronisasi risk library; menyediakan media komunikasi dengan Direktur Utama yang dinamakan “letter to CEO” sebagai Whistle Blowing System; dan melakukan implementasi perangkat yang dinamakan Operational Risk Management Tools (ORM Tools). ORM Tools yang dipergunakan untuk pelaksanaan ORM adalah sebagai berikut :a. Risk & Control Self Assesment (RCSA)

RCSAdipergunakanuntukidentifikasidanmenilairisikoyangmelekatpadaaktivitas, dan menilai kualitas kontrol.

Tata Kelola Perusahaan

Page 225: Menjadi Kebanggaan Indonesia

223

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

b. MTF Loss Events Database (MLED)MLED merupakan form yang digunakan untuk mencatat seluruh kerugian akibat risiko operasional yang terjadi pada unit kerja. Pencatatan dilakukan oleh setiap unit kerja setiap bulan secara online/web based.

c. Pool Informasi Debitur (PID)PID merupakan pengumpulan data bersama oleh Bank Mandiri dan seluruh Perusahaan Anak terkait: 100 Debitur terbesar pada masing-masing perusahaan, Debitur-debitur yang pernah ditolak pada proses akuisisi kredit, debitur-debitur Non Performing Loan dan debitur-debitur yang pernah direstrukturisasi.

d. RiskProfileExtended(RPX)RPXMerupakantoolsyangdigunakanuntukmembuatprofilerisikoPerseroandengan menilai tingkat risiko di masing masing area risiko. Up dateprofilrisikoini dilakukan setiap kuartal dan dibahas secara khusus dengan Perseroan induk melalui Forum FERMA.

Dalam hal pengelolaan risiko operasional, unit kerja Risk Management berperan sebagai second line of defense dan Internal Audit sebagai third line of defense. Sedangkan unit kerja bisnis sebagai risk owner merupakan first line of defense yang bertanggung terhadap pengelolaan risiko operasional pada unit kerja masing-masing.

Business Continuity ManagementSelain tools tersebut di atas, untuk menjamin kelangsungan operasional Perseroan dalam kondisi darurat, Perseroan memiliki suatu rencana komprehensif yang berisi langkah-langkah yang harus diambil sebelum, selama dan setelah terjadinya suatu keadaan darurat. Kebijakan Perseroan dalam menjamin kelangsungan operasional bisnis diatur dalam Business Continuity Plan (BCP). Pada saat ini, Perseroan sedang mengembangkan BCP menjadi Business Continuity Management (BCM) yang mencakup Business Continuity Plan (BCP), Disaster Recovery Plan (DRP) dan Emergency Response Procedure (ERP). DRP merupakan proses Information Technology untuk menduplikasi database pada saat yang bersamaan di dua lokasi yang berbeda.

3. Pengelolaan Risiko LikuiditasRisiko likuiditas dapat terjadi apabila Perseroan gagal menyediakan likuiditas dengan harga yang wajar dan nyaman secara bisnis. Perseroan telah mengikat perjanjian dengan Bank Mandiri dalam hal Pembiayaan Bersama (Joint Financing) sehingga dihasilkan komitmen penyediaan pendanaan dari Bank Mandiri

Tata Kelola Perusahaan

Page 226: Menjadi Kebanggaan Indonesia

224

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

sepanjang tahun. Selain pembiayaan bersama, Perseroan juga telah mendapatkan komitment pinjaman dari beberapa bank lokal maupun swasta internasional dengan jangka waktu yang cukup panjang dan mengcover tenor pinjaman debitur. Dengan demikian, baik pendanaan maupun pembiayaan dilakukan dalam suku bunga fix dengan tenor fix. Hal ini dilakukan sebagai strategy gapping atau miss match likuiditas. Seluruh pinjaman diberlakukan pada suku bunga fix dalam denominasi rupiah sehingga Perusahaan tidak terpapar pada risiko pasar.

4. Risiko LainDisamping risiko-risiko utama, Perseroan juga menaruh perhatian pada risiko-risiko lain yang harus dikelola, antara lain: risiko kepatuhan, hukum, reputasi, strategic, teknologi informasi, kompetitor, human resources, dan risiko business interruption. Setiap triwulan keseluruhan risiko tersebut bersama risiko-risiko utama dinilai dan diukur oleh senior management melalui system Risk Profile Extended (RPX).

Dalam hal risiko hukum, Perseroan terus berusaha meningkatkan pengendalian risiko hukum, antara lain dengan melengkapi personil legal & compliance group untuk memastikan setiap kegiatan/transaksi telah mendapatkan kajian dari sisi hukum, dan setiap proses persidangan dapat ditangani dengan optimal. Hingga saat ini, Perseroan belum pernah mengalami kekalahan dalam proses persidangan.

Dalam hal risiko strategis, Perseroan melakukan review kinerja dan evaluasi kebijakan penyusunan target bisnis dan melakukan langkah-langkah perbaikan dalam rencana strategi dan target bisnis dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal, apabila diperlukan.

Dalam hal risiko kepatuhan, Perseroan memiliki code of conduct sebagai pedoman berperilaku dan merupakan bagian budaya perusahaan (corporate culture). Dalam tahap perencanaan strategis, Perseroan selalu menilai kecukupan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam hal risiko reputasi, Perseroan telah memiliki unit kerja customer care yang khusus memfokuskan diri pada penanganan pengaduan debitur. Perusahaan juga memiliki Contact Centre melalui berbagai contact points seperti telepon, website dan media sosial sehingga debitur dapat langsung menyampaikan keluhan dan inquiry mengenai produk dan layanan Perusahaan. Perusahaan juga secara aktif melakukan kegiatan Corporate Social Responsibity yang dilaksanakan di bidang

Tata Kelola Perusahaan

Page 227: Menjadi Kebanggaan Indonesia

225

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

pendidikan, kesehatan, olahraga, lingkungan hidup dan bantuan korban bencana alam.

Data Profil Konsumen Berdasarkan Demografi & Jenis Pekerjaan Distribusi Debitur Perseroan tahun 2013

21,84 %

7,24 %

5,32 %

21,33 % 44,27 %

JABODETABEK, Banten

Jawa, Bali, NTB

Sumatera

Kalimantan

Sulawesi

Distribusi Pekerjaan Debitur Perseroan tahun 2013

55,92 %

17,14 %

17,15 %

8,03 %0,66 %

0,63 %0,23 %0,08 %

0,06 %0,05 %

0,04 % WiraswastaPegawai Swasta

Pegawai negeri

TNI/POLRIProfesionalLain-lainPendidikan

Pengacara/Jaksa/Hukum

Fokus Dan Inisiatif Pengendalian Risiko Tahun 2013Fokus dan inisiatif pengendalian risiko Perseroan tahun 2013 adalah Risiko Kredit dan Risiko Operasional. Risiko kredit dilakukan dengan penerapan AR Management yang terkendali dan terawasi. Fokus pada Risiko Operasional dilakukan dengan minimalisasi fraud dengan pembentukan tim quality assurance, pemutahiran system teknologi dengan upgrade system TI dan pengadaan backup data untuk Disaster Recovery Plan (DRP).

Tata Kelola Perusahaan

Page 228: Menjadi Kebanggaan Indonesia

226

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Fokus Dan Inisiatif Manajemen Risiko Tahun 2014Fokus dan inisiatifmanajemen risiko  tahun 2014masih tetap padaRisiko Kredit danRisiko Operasional. Hal ini terlihat dalam KPI Perseroan yang sebagian besar fokus pada kualitas portofolio kelolaan. Dari sisi Risiko Operasional, tahun 2014 merupakan tahun pencanangan implementasi Business Continuity Management (BCM). Selain itu terdapat inisiatif mobile collection untuk memudahkan proses penagihan.

SISTEM PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Keuangan dan OperasionalPerseroan memiliki sistem pengendalian intern yang berfungsi sebagai pencegah terjadinya kecurangan di dalam setiap kegiatan bisnis. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan danmemperkuat lingkup pengendalian internalmelalui pengujian kecukupan, efisien,dan efektivitas, sistem pengendalian yang diterapkan Perseroan merupakan proses penyatuan tindakan serta kegiatan secara berkesinambungan baik oleh manajemen maupun pegawai untuk memberikan kenyakinan atas tercapainya tujuan melalui kinerja yang efektif dan efisien, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset, sertaketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Berkaitan dengan sistem pengendalian operasional dan keuangan, Perseroan senantiasa mengindentifikasi aktivitas kinerja operasional serta aspek penting keuangan sejalandengan kebijakan, tujuan, dan sasaran bisnis. Perseroan merencanakan hal tersebut, termasuk pemeliharaannya, dengan pengawasan menyeluruh bahwa kegiatan bisnis berjalan dibawah kondisi yang ditetapkan. Hal ini dilakukan dengan cara membuat dan memelihara prosedur yang terdokumentasi.

Evaluasi Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian InternalPerseroan telah melakukan evaluasi terhadap efektivitas sistem pengendalian internal atas laporan keuangan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013. Dalam melakukan penilaian, Perseroan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan oleh Internal Control – Integrated Framework yang telah dikeluarkan oleh Committee of Sponsoring Organization of the Tradeway Commission (COSO). Berdasarkan penilaian ini, Dewan Komisaris dan Direksi menyimpulkan bahwa hingga tanggal 31 Desember 2013, sistem pengendalian internal Perseroan atas laporan keuangan telah berjalan dengan efektif.

Evaluasi yang telah dilakukan menjadi salah satu fondasi bagi Perseroan untuk terus melaksanakan perbaikan dan penyempurnaan sistem pengendalian yang dapat meningkatkan pertumbuhan Perseroan.

Tata Kelola Perusahaan

Page 229: Menjadi Kebanggaan Indonesia

227

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

PERKARA PENTING YANG DIHADAPI PERUSAHAANPerkara Hukum selama tahun 2013Sepanjang tahun 2013, Perseroan menghadapi 30 (tiga puluh) perkara perdata yang 15 diantaranya telah memiliki kekuatan hukum yang tetap dan dianggap selesai oleh Perseroan, Sedangkan 15 perkara lainnya masih dalam proses hukum, antara lain 7 perkara pada tingkat Kasasi, 4 perkara di tingkat Banding, 3 perkara di tingkat Pengadilan Negeri dan 1 perkara pada BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen). Gugatan dalam perkara-perkara tersebut terjadi karena adanya sengketa antara Perseroan dengan konsumen terkait dengan pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen. Jumlah dari masing-masing nilai gugatan-gugatan tersebut tidak material dibandingkan dengan nilai aset Perseroan.

Dampak Perkara/Gugatan Terhadap Kinerja PerseroanSecara umum, Perseroan meyakini bahwa perkara-perkara di tahun 2013 tersebut tidak berdampak material terhadap kegiatan usaha dan kondisi keuangan Perseroan dan sampai saat ini tidak ada perkara perdata ataupun pidana yang dihadapi anggota Dewan Komisaris maupun Direksi Perseroan yang dapat menghalangi kelangsungan usaha Perseroan.

Daftar Kasus Posisi Perkara Perdata Bulan Desember 2013

NO CABANGNOMOR REGISTRASI

PERKARA DI PENGADILAN

TANGGAL PERKARA

POSISI PERSEROAN PIHAK LAWAN MATERI PERKARA

PUTUSAN PADA PENGADILAN TINGKAT

SEBELUMNYASTATUS PERKARA

1 Palembang

154/Pdt.G/2011/PN.PLG. Pengadilan Negeri Palembang

1 November

2011

Tergugat II / Penggugat Rekonpensi

Djuanda Adi Patria Wanprestasi

Perseroan menang pada Pengadilan Negeri Palembang, kemudian Djuanda Adi Patria (Penggugat) mengajukan Banding.

MTF menang pada Tingkat Banding. Putusan tersebut belum Inkracht karena masih dalam tenggang waktu untuk mengajukan upaya hukum (Kasasi) dari pihak lawan.

2 Lampung

89/Pdt.G/2012/PN.TK., Pengadilan Negeri Tanjung Karang

23 Juli 2012 Tergugat Tonny Suhendra

Perbuatan Melawan Hukum

Perseroan menang pada Pengadilan Negeri Tanjung Karang, kemudian Tonny Suhendra (Penggugat) tidak mengajukan Banding.

Case Closed Februari 2013

3 Padang

56/Pdt.G/BPSK/2013/PN.PDG., Pengadilan Negeri Padang

27 Maret 2013

Pemohon Keberatan

Muhammad Amin

Permohonan Keberatan

Perseroan menang pada Pengadilan Negeri Padang, kemudian Muhammad Amin (Termohon Keberatan) tidak mengajukan Banding.

Case Closed Agustus 2013

4 Padang

140/Pdt.G/BPSK/2013/PN.Pdg. Pengadilan Negeri Padang

29 Agustus 2013

Pemohon Keberatan Romi Putra Permohonan

Keberatan

Perseroan Kalah pada BPSK Padang, kemudian Perseroan mengajukan keberatan ke PN Padang.

MTF menang pada Tingkat Pengadilan Negeri Padang. Putusan tersebut belum Inkracht karena masih dalam tenggang waktu untuk mengajukan upaya hukum (Kasasi) dari pihak lawan.

Tata Kelola Perusahaan

Page 230: Menjadi Kebanggaan Indonesia

228

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

NO CABANGNOMOR REGISTRASI

PERKARA DI PENGADILAN

TANGGAL PERKARA

POSISI PERSEROAN PIHAK LAWAN MATERI PERKARA

PUTUSAN PADA PENGADILAN TINGKAT

SEBELUMNYASTATUS PERKARA

5 Purwokerto

58/Pdt.G/2012/PN.PWT., Pengadilan Negeri Purwokerto

29 November

2012Tergugat Rujita Harun

Perbuatan Melawan Hukum

Perseroan Menang pada Pengadilan Negeri Purwokerto, Kemudian Rujita Harun (Penggugat) tidak mengajukan Banding.

Case Closed Maret 2013

6 Matraman

335/Pdt.G/2011/PN.JKT.TIM. Pengadilan Negeri Jakarta Timur

8 Juni 2011 Penggugat

1. Rahmat Sori. A. Harahap (Konsumen/ Tergugat 1) 2. Solahudin (Tergugat II)

Wanprestasi

Perseroan Menang pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kemudian Rahmat S.A.H. (Tergugat) mengajukan Banding.

Masih dalam proses pemeriksaan Banding di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.

7 Fatmawati

533/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

4 Oktober 2011 Tergugat Ong Tik Gie

Perbuatan Melawan Hukum

Perseroan Kalah pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemudian Perseroan (Tergugat) mengajukan Banding.

Perseroan menang pada Tingkat Banding. Putusan tersebut belum Inkracht karena masih dalam tenggang waktu untuk mengajukan upaya hukum (Kasasi) dari pihak lawan.

8 Yogyakarta

18/Pdt.G/2011/PN.Pwr. Pengadilan Negeri Purworejo

4 November

2011Tergugat Sunardi, Spd

Perbuatan Melawan Hukum

Perseroan Kalah pada BPSK Yogyakarta, Perseroan Kalah pada Pengadilan Negeri Purworejo, Perseroan Kalah pada Kasasi.

Salinan Putusan Kasasi telah diterima.

9 Yogyakarta

179/Pdt.G/2011/PN.Slmn. Pengadilan Negeri Sleman

28 November

2011Tergugat Ari Murdowo

Perbuatan Melawan Hukum

Perseroan Menang Pada Pengadilan Negeri Sleman dan Pengadilan Tinggi Yogyakarta, kemudian Ari Murdowo (Penggugat) mengajukan Kasasi.

Masih dalam proses pemeriksaan Kasasi di Mahkamah Agung.

10 Tasikmalaya

55/Pdt.G/2011/PN.Tsm. Pengadilan Negeri Tasikmalaya

5 Desember

2011Tergugat

1) Irma Fitriana; 2) Asep Saepul Hidayat

Perbuatan Melawan Hukum

Perseroan Menang pada Pengadilan Negeri Tasikmalaya dan Pengadilan Tinggi Jawa Barat, kemudian Irma (Penggugat) mengajukan Kasasi.

Masih dalam proses pemeriksaan Kasasi di Mahkamah Agung.

11 Bandung 1

83/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Pst. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

25 Februari 2013 Tergugat I Iwan

Setiawan

Pembatalan Perjanjian dan Jadwal Ulang Pembayaran Sisa Hutang

-

Tahap Penyampaian Bukti-Bukti tertulis dari Penggugat.

12 Purwokerto

13/Pdt.G/2013/PN.Clp. Pengadilan Negeri Cilacap

28 Februari 2013 Tergugat Drs. Karim

Perbuatan Melawan Hukum

Perseroan menang pada Pengadilan Negeri Purwokerto (Eksepsi diterima), dibacakan pada tanggal 26 November 2013.

Putusan tersebut belum Inkracht karena masih dalam tenggang waktu untuk mengajukan upaya hukum (Banding) dari pihak lawan.

13 Tasikmalaya

051/Pdt.G/2013/PN.TSM, Pengadilan Negeri Tasikmalaya

19 November

2013

Pemohon Keberatan Deviani

Permohonan Keberatan ke Pengadilan Negeri Tasikmalaya atas Putusan BPSK Kota Tasikmalaya (atas nama Pengadu Deviani)

Pengaduan Pengadu dikabulkan sebagian oleh BPSK Kota Tasikmalaya, yaitu memerintahkan kepada Pengadu untuk membayar sisa hutang secara tunai sebesar Rp 78.331.060,- kepada Teradu dan Memerintahkan kepada Teradu untuk segera menyerahkan kendaraan segera setelah Pengadu memenuhi kewajibannya dengan kondisi kendaraan sama seperti pada saat penyerahan dari Pengadu kepada Teradu.

Perseroan menang pada Tingkat Pengadilan Negeri Tasikmalaya. Putusan tersebut belum Inkracht karena masih dalam tenggang waktu untuk mengajukan upaya hukum (Kasasi) dari pihak lawan.

Tata Kelola Perusahaan

Page 231: Menjadi Kebanggaan Indonesia

229

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

NO CABANGNOMOR REGISTRASI

PERKARA DI PENGADILAN

TANGGAL PERKARA

POSISI PERSEROAN PIHAK LAWAN MATERI PERKARA

PUTUSAN PADA PENGADILAN TINGKAT

SEBELUMNYASTATUS PERKARA

14 Surabaya

164/Pdt.G/2012/PN.Sby. Pengadilan Negeri Surabaya

27 Februari 2012 Tergugat Yanius

Perbuatan Melawan Hukum

Perseroan Menang Pada Pengadilan Negeri Surabaya, kemudian Yanius (Penggugat) mengajukan Banding.

Masih dalam proses pemeriksaan Banding di Pengadilan Tinggi Jawa Timur.

15 Surabaya 52/PDT.g/2012/PN. Sby 2012 Tergugat Arik

Murdiawati - - Case Closed Februari 2013.

16 Banjarmasin

111/Pdt.G/2012/PN.BJM., Pengadilan Negeri Banjarmasin

3 Desember

2012Tergugat Nasrullah

Perbuatan Melawan Hukum

Bahwa perkara tersebut telah dicabut oleh Nasrullah (Penggugat) pada tanggal 1 Juli 2013 di Pengadilan Negeri Banjarmasin.

Case Closed Agustus 2013.

17 Kediri

70/Pdt.G/2012/PN.Kdr. Pengadilan Negeri Kediri

5 November

2012Tergugat I Ahmad Farid Pembatalan

Perjanjian

Perseroan Menang Pada Pengadilan Negeri Kediri, kemudian Ahmad Farid (Penggugat) mengajukan Banding.

Masih dalam proses pemeriksaan Banding di Pengadilan Tinggi Jawa Timur.

18 Surabaya 1

528/Pdt. G/2013/PN.Sby. Pengadilan Negeri Surabaya

26 Juni 2013 Tergugat Ngatminah

Perbuatan Melawan Hukum atas Pencantuman Klausula Baku

- Tahap Pembacaan Gugatan.

19 Padang96/P3K/2013 BPSK Kota Padang

21 Desember

2012Teradu Muhammad

Amin

Pengaduan Konsumen di BPSK

Perseroan Kalah pada BPSK Padang.

Case Closed Maret 2013.

20 Bogor BPSK Kota Bogor Maret 2013 Teradu AdiPengaduan Konsumen di BPSK

- Case Closed Juni 2013.

21 Malang BPSK Kota Malang April 2013 Teradu Hariono

Pengaduan Konsumen di BPSK

- Case Closed Juni 2013.

22 Karawang

16/REG/BPSK-KRW/V/2013 BPSK Kota Karawang

14 Mei 2013 Teradu

Endang Rosihan Anwar

Pengaduan Konsumen di BPSK

Endang Rosihan Anwar (Pengadu) telah sepakat untuk berdamai dengan Perseroan (Teradu) sebagaimana telah tertuang dalam Akta Perdamaian tertanggal 16 Mei 2013.

Case Closed Mei 2013.

23 Bandung 228/P3K/V/2013., BPSK Kabupaten Bandung

Mei 2013 Teradu RomulusPengaduan Konsumen di BPSK

Romulus (Pengadu) telah sepakat untuk berdamai dengan Perseroan (Teradu)sebagaimana telah tertuang dalam Akta Perdamaian tertanggal 1 Juli 2013.

Case Closed Juli 2013.

24 Padang47/P3K/V/2013 BPSK Kota Padang

14 Mei 2013 Teradu Romi Putra

Pengaduan Konsumen di BPSK

Perseroan Kalah pada BPSK Padang.

Case Closed September 2013.

25 Padang48/P3K/2013 BPSK Kota Padang

22 Mei 2013 Teradu Zakariah

Ismail

Pengaduan Konsumen di BPSK

Perseroan kalah pada BPSK Kota Padang

Case Closed September 2013.

26 Palembang

14/Pdt. G/2013/PN.Bkl. Pengadilan Negeri Bengkulu

15 Juli 2013 Turut Tergugat I

PT Kencana Indah Mandiri

Perbuatan Melawan Hukum

- Tahap Pembacaan Gugatan.

27 Tasikmalaya

31/PK-004/BPSK/IX/2013 BPSK Kota Tasikmalaya

2 Oktober 2013 Teradu Deviani

Pengaduan Konsumen di BPSK

Perseroan kalah pada BPSK Kota Tasikmalaya.

Case Closed November 2013.

28 Tasikmalaya

30/PK-004/BPSK/IX/2013 BPSK Kota Tasikmalaya

2 Oktober 2013 Teradu Hj. Ayi Mulia

Pengaduan Konsumen di BPSK

Perseroan kalah pada BPSK Kota Tasikmalaya.

Case Closed November 2013.

Tata Kelola Perusahaan

Page 232: Menjadi Kebanggaan Indonesia

230

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

NO CABANGNOMOR REGISTRASI

PERKARA DI PENGADILAN

TANGGAL PERKARA

POSISI PERSEROAN PIHAK LAWAN MATERI PERKARA

PUTUSAN PADA PENGADILAN TINGKAT

SEBELUMNYASTATUS PERKARA

29 Kelapa Gading

029/REG/BPSK-KRW/X/2013., BPSK Kota Karawang

2 Oktober 2013 Teradu Tonny

Pengaduan Konsumen di BPSK

Perseroan menang pada BPSK Kota Karawang.

Case Closed Oktober 2013.

30 Magelang38/FP/XI/2013, BPSK Kota Magelang

6 November

2013Teradu Sumarwanto

Pengaduan Konsumen di BPSK

Proses persidangan di BPSK Kota Magelang masih berjalan.

BPSK memutuskan agar Konsumen membayar kepada Perseroan sebesar Rp. 105 Juta.

KepatuhanPada awal tahun 2013 yang lalu, wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB) telah berganti dari Kementrian Keuangan dan BAPEPAM-LK ke Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) berdasarkan Pasal 55 ayat 1 UU No. 21 Tahun 2011 tentang OJK. Sebagai salah satu pelaku usaha perusahaan pembiayaan, adanya lembaga regulator ini diharapkan dapat memenuhi harapan pelaku industri perusahaan pembiayaan terutama dalam hal peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Perusahaan Pembiayaan, yang sampai saat ini masih seperti "anak tiri" di sektor jasa keuangan akibat “umbrella law”/”payung hukum” untuk perusahaan pembiayaan yang hanya setingkat peraturan menteri keuangan (PMK No. 84 Tahun 2006) jika dibandingkan dengan sektor jasa keuangan lain yang sudah memiliki payung hukum berbentuk undang-undang tersendiri.

Beralihnya fungsi pengaturan dan pengawasan IKNB dari BAPEPAM ke OJK membuat aspek regulasi dan manajemen risiko di sektor pembiayaan mendapat perhatian yang sangat intens sepanjang tahun 2013. Hal ini tercermin dengan diterbitkannya beberapa draft regulasi Peraturan OJK maupun Surat Edaran OJK sesuai daftar dibawah ini.Draft Peraturan OJK yang terbit di tahun 2013 :1. Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan;2. Pemeriksaaan Langsung LJKNB;3. Penilaian Tingkat Risiko IKNB;4. Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa;5. Laporan Bulanan Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank;6. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Pengurus LJKNB;7. Tata Cara Penagihan Sanksi Administratif Denda Sektor Jasa Keuangan.

Draft Surat Edaran OJK yang terbit di tahun 2013 :1. Pelayanan dan Penyelesaian Pengaduan Konsumen2. Edukasi Literasi Keuangan3. Kerahasiaan Data Dan Informasi4. Perjanjian Baku5. Pemasaran Yang Bertanggung Jawab

Tata Kelola Perusahaan

Page 233: Menjadi Kebanggaan Indonesia

231

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Regulasi yang diterbitkan oleh OJK pada tahun 2013 antara lain:a. Peraturan OJK No. 1 Tahun 2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan

(“POJK No. 1 Tahun 2013”) POJK ini bertujuan untuk melindungi konsumen yang beritikad baik dari kecurangan,

penyimpangan dan penyesatan, serta pengaburan informasi yang dilakukan pelaku usaha jasa keuangan dengan berlandaskan prinsip transparansi, perlakuan yang adil, keandalan, kerahasiaan dan keamanan data/informasi konsumen. Selain itu, perlindungan konsumen juga menerapkan prinsip penanganan pengaduan serta penyelesaian sengketa konsumen secara sederhana, cepat dan biaya terjangkau. Dalam POJK ini juga diatur mengenai pemberian sanksi tegas kepada pelaku usaha jasa keuangan apabila melanggar aturan tersebut. Sanksi yang tersebut dalam POJK ini berupa peringatan tertulis, denda sampai pembekuan dan pencabutan izin kegiatan usaha.

b. Peraturan OJK No. 3 Tahun 2013 tentang Laporan Bulanan Lembaga Jasa Keuangan Non Bank (“POJK No. 3 Tahun 2013”).

POJK No. 3 Tahun 2013 mengatur tentang kewajiban IKNB untuk melaporkan Laporan Bulanan Perusahaan Pembiayaan (LBPP) secara lengkap, benar dan tepat waktu.

Untuk regulator lainnya yang terkait dengan bisnis perusahaan pembiayaan seperti Kementrian Hukum dan HAM, Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Kementrian Keuangan – Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, terdapat beberapa regulasibaruyangterbitsepanjangtahun2013,yaituregulasi terkaitfidusiaonline,Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain (outsourcing company), dan amandemen petunjuk pelaksanaan lelang.

Penerbitan regulasi yang ada diharapkan dapat mendukung kegiatan operasional diperusahaan pembiayaan menjadi lebih baik dan teratur serta tentunya mendukung prosesbisnisinternalagardapatbekerjalebihefektifdanefisien.

Kepatuhan InternalSelama tahun 2013, aktivitas internal Perseroan yang terkait dengan kepatuhan terhadap regulasi adalah:1. Pembukaan Kantor Cabang dan Pelaporan Kegiatan Usaha; Selama tahun 2013, Perseroan melakukan pengembangan wilayah usaha di 9 kota

besar yang ada di 8 Propinsi di Indonesia, yaitu:- Cabang Batam- Cabang Bukit Tinggi (Agam)- Cabang Duri

Tata Kelola Perusahaan

Page 234: Menjadi Kebanggaan Indonesia

232

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

- Cabang Baturaja- Cabang Lubuklinggau- Cabang Cibubur- Cabang Bandarjaya- Cabang Banjarbaru- Cabang Tangerang II

Dengan adanya penambahan jaringan pemasaran baru tersebut, maka jumlah seluruh kantor jaringan pemasaran Perseroan adalah 77 Kantor Cabang yang tersebar di 27 Propinsi di Indonesia.

2. Pemindahan Alamat Kantor Cabang; Selama 2013, beberapa kantor cabang Perseroan melakukan pemindahan lokasi kantor

ke lokasi yang baru untuk mendukung kinerja yang lebih baik dan mudah dijangkau oleh nasabah. Perseroan telah memenuhi kepatuhan regulasi dengan melaporkan pemindahan alamat kantor telah kepada OJK sesuai batas waktu yang ditetapkan. Kantor-kantor cabang Perseroan yang melakukan pemindahan alamat selama tahun 2013 adalah sebagai berikut:• Cabang Muara bungo• Cabang Bengkulu• Cabang Batam• Cabang Serang• Cabang Serpong BSD• Cabang Matraman• Cabang Karawang• Cabang Pontianak• Cabang Denpasar• Cabang Solo• Cabang Balikpapan• Cabang Tarakan• Cabang Palangkaraya• Cabang Banjarmasin• Cabang Pare-Pare

3. Pelaporan Laporan Keuangan Perusahaan Pembiayaan (LBPP); LBPP merupakan salah satu regulatory reporting yang diatur oleh OJK untuk mengetahui

perkembangan tingkat kesehatan suatu perusahaan dan salah satu bentuk offsite supervision yang dilakukan OJK dan BEI (terkait kedudukan Perseroan sebagai emiten obligasi) kepada IKNB. Selama tahun 2013, Perseroan telah memenuhi seluruh

Tata Kelola Perusahaan

Page 235: Menjadi Kebanggaan Indonesia

233

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

kewajiban pelaporan laporan keuangan bulanan (laporan keuangan dan laporan kewajiban hutang valas), triwulanan, semesteran, maupun kewajiban penyampaian laporan keuangan tahunan 2012 kepada regulator dan seluruh stakeholders Perseroan.

Pada bulan Februari 2013, Perseroan menerima Surat Peringatan Pertama dari OJK karena terlambat menyampaikan LBPP periode Januari 2013. Legal & Compliance Division menindaklanjuti dengan memberikan action plan perbaikan kepada OJK atas LBPP periode Februrari sampai dengan akhir tahun 2013 dan hasilnya tidak terdapat teguran, sanksi, maupun denda terkait kepatuhan Perseroan dalam melaporkan dan menjalankan kegiatan usahanya dari OJK.

Action plan ini dijalankan dengan prinsip kepatuhan dengan berkoordinasi kepada unit kerja terkait untuk senantiasa meningkatkan awareness dan memperhatikan pengaturan waktu pelaporan LBPP yang jatuh tempo setiap tanggal 10 setiap periode bulan pelaporannya.

Pemenuhan kewajiban pelaporan dan tindakan korektif yang telah dilakukan merupakan salah satu komitmen Perseroan dalam menjalankan prinsip akuntabilitas dan transparansi sebagai bagian implementasi good corporate governance dilingkungan Perseroan.

INFORMASI SANKSI ADMINSTRATIFSelama tahun 2013, Perseroan tidak memiliki sanksi administratif yang dikeluarkan oleh lembaga berwenang.

AKUNTAN EKSTERNALUntuk menyajikan laporan keuangan kepada pemegang saham, Perseroan menggunakan jasa auditor eksternal yang independen yang pemilihannya dilakukan melalui suatu proses seleksi pengadaan jasa Auditor Independen untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan per 31 Desember 2013. Proses seleksi dilakukan oleh suatu tim yang anggotanya terdiri dari Divisi GA & Procurement, Divisi Finance & Accounting, Divisi Internal Audit, Divisi Risk & AR Management, Divisi Legal & Compliance, Divisi Operation dan Divisi Corporate Secretary. Tahapan pengadaan dimulai dari mengundang 5 (lima) Kantor Akuntan Publik (KAP), penyampaian proposal jasa audit, presentasi masing-masing KAP dan negosiasi biaya dan selanjutnya hasil proses akhir seleksi berupa penilaian yang dibuat oleh tim pengadaan diajukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan dan diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Perseroan.

Tata Kelola Perusahaan

Page 236: Menjadi Kebanggaan Indonesia

234

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Pada RUPS Tahunan Perseroan yang diselenggarakan pada tanggal 16 Mei 2013, pemegang saham Perseroan telah menetapkan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst &Young Global Limited) untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 serta memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan honorarium Akuntan Publik dan persyaratan lainnya bagi Kantor Akuntan Publik dan Auditor tersebut serta menetapkan Kantor Akuntan Publik pengganti dalam hal Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst and Young Global Limited) karena sebab apapun tidak dapat menyelesaikan audit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

Pertimbangan Perseroan untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) adalah selain pernah mengaudit untuk tahun buku 2012, Perseroan menilai kemampuan teknis dari Kantor Akuntan Publik tersebut telah sesuai dengan yang diharapkan oleh Perseroan dan telah memenuhi ketentuan Peraturan Bapepam Nomor VIII.A.2 tentang Independensi Akuntan Yang Memberikan Jasa Audit di Pasar Modal.

Adapun biaya untuk jasa audit professional untuk tahun buku 2013 tersebut adalah sebesar Rp390.500.000. Akuntan Publik yang mewakili pelaksanaan audit laporan keuangan tahun buku 2013 (Signing Partner) adalah Peter Surja, CPA. Selama tahun 2013, Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) selain memberikan jasa audit laporan keuangan tahunan per 31Desember 2013 juga sebagai salah satu Profesi Penunjang Pasar Modal sebagai Akuntan Publik dalam Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Perseroan Tahap I Tahun 2013.

KODE ETIK DAN PAKTA INTEGRITASPerseroan telah memiliki panduan Kode Etik Corporate Code of Conduct yang berlaku bagi karyawan dan manajemen Perseroan. Kode Etik Karyawan tersebut dicantumkan di lampiran buku Peraturan Perusahaan periode 2012-2014 yang dibagikan kepada seluruh karyawanPerseroanagardapatdipahamidandiimplementasikandalamaktifitaskerjasehari-hari. Corporate Code of Conduct merupakan salah satu penerapan tata kelola perusahaan yang mengatur sekumpulan komitmen etika Pemangku Kepentingan lainnya yang disusun dan digunakan sebagai pedoman untuk membentuk, mengatur, dan melakukan tingkah laku yang konsisten berdasarkan prinsip-prinsip Pengungkapan dan Transparansi, Kemandirian, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban dan Kewajaran.

Tata Kelola Perusahaan

Page 237: Menjadi Kebanggaan Indonesia

235

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Isi Kode EtikPokok-pokok kode etik Perseroan sebagaimana yang tercantum dalam Corporate Code of Conduct memuat kebijakan dalam etika bisnis dan etika kerja sebagai berikut :

a. Etika BisnisEtika bisnis merupakan sikap dasar Perseroan dalam berbisnis dengan seluruh stakeholders. Perseroan mengembangkan etika bisnis dengan standar yang tinggi yang memperhatikan kepentingan stakeholders termasuk kriteria kepuasannya. Komitmen dalam berinteraksi dengan stakeholders menjadi perhatian utama Perseroan, sehingga komitmen tersebut menjadi bagian dari etika bisnis Perusahaan dan menciptakan nilai tambah (value creation) tidak saja bagi Perseroan tetapi juga bagi stakeholders.

Adapun etika bisnis Perseroan yang menjadi sikap dasar Perseroan adalah sebagai berikut:• Aktivitas Perseroan sepenuhnya berlandaskan prinsip-prinsip GCG.• Melaksanakan dengan sepenuhnya prinsip-prinsip integritas Perseroan yang

terkandung dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.• Perseroan mengutamakan mutu layanan dan produk.• Menghargai kinerja dan prestasi karyawan.• Tidak melakukan bisnis ilegal dan menghindari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.b. Etika KerjaKinerja dan citra Perseroan sangat berkaitan dengan perilaku individu. Individu sebagai penggeraka utama Perseroan memiliki peran utama dalam kinerja dan mewujudkan citra Perseroan yang baik. Agar kinerja yang tinggi dan citra yang baik dapat diperoleh, diperlukan etika kerja yang mengatur hubungan antar individu baik di dalam Perseroan maupun di luar Perseroan. Corporate Code of Conduct mengatur etka kerja dengan memuat dan mengatur sebagai berikut:• Sikap dasar individu – perilaku utama PERWIRA• Perilaku individu di dalama dan di luar Perseroan• Perilaku sebagai atasan• Perilaku sebagai bawahan• Komitmen atas hal-hal khusus meliputi pengelolaan catata, dokumen, dan informasi;

kewajiban pengamanan harta perusahaan; citra dan reputasi Perseroan; informasi perdagangan oleh orang dalam (insider trading); benturan kepentingan; kegiatan politik; penerimaan dan pemberian uang, hadiah/cinderamata; larangan kepemilikan dan penyalahgunaan alkohol dan/atau narkoba, psikotropika dan zat aditif (napza); serta penggunaan media sosial.

Tata Kelola Perusahaan

Page 238: Menjadi Kebanggaan Indonesia

236

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Setiap karyawan harus menandatangani Surat Pernyataan Kode Etik Pegawai pada saat menerima buku Peraturan Perusahaan dan menyerahkannya kepada Divisi Human Resources Development. Setiap karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap Kode Etik Pegawai akan diberikan sanksi sesuai dengan Peraturan Perusahaan mulai dari surat teguran sampai dengan pemutusan hubungan kerja.

Setiap karyawan Perseroan juga diharuskan menandatangani Pakta Integritas yang berisi antara lain setiap karyawan harus selalu menjunjung tinggi nilai integritas (kualitas moral dan akhlak) yang baik dan jujur, tidak akan melakukan penyalahgunaan wewenang dan mematuhi segala ketentuan peraturan perusahaan atau kebijakan perusahaan yang telah atau akan ditetapkan. Jika terjadi pelanggaran atas Pakta Integritas ini, karyawan akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Sosialisasi dan Universalitas Kode EtikKode Etik berlaku secara universal kepada seluruh jajaran Dewan Komisaris, Direksi, dan karyawan Perseroan. Sosialisasi Kode Etik dilakukan dengan mencantumkan pada lampiran buku Peraturan Perusahaan periode 2012-2014 yang dibagikan kepada seluruh karyawan Perseroan agar dapat dipahami dan diimplementasikan dalam aktivitas kerja sehari-hari. Selain itu internalisasi Kode Etik dilakukan melalui poster-poster, Email Blast, Induction Program, dan dalam setiap pertemuan-pertemuan yang diadakan secara berlaku.Pada saat menerima buku Peraturan Perusahaan, setiap karyawan harus menandatangani Surat Pernyataan Kode Etik karyawan dan menyerahkan kepad Divisi Human Resources Development. Berlaku sanksi bagi setiap pelanggaran Kode Etik Karyawan yang dilakukan Karyawan. Sanksi sesuai dengan Peraturan Perusahaan mulai dari surat teguran sampai dengan pemutusan hubungan kerja.

Untuk menegakkan implementasi kode etik karyawan, Perseroan telah menyediakan sarana Whitleblowing System sebagai fasilitas untuk melaporkan atau mengadukan adanya dugaan pelanggaran kode etik.

Budaya Kerja Perseroan yang selalu dijunjung tinggi oleh seluruh karyawan adalah PERWIRA, yang merupakan singkatan dari Kepercayaan, Kewirausahaan dan Kegembiraan yang merupakan 3 (tiga) nilai-nilai dasar yang didalamnya mengandung 9 (sembilan) perilaku utama yang harus diimplementasikan secara konsisten dan berkelanjutan oleh setiap karyawan.

Tata Kelola Perusahaan

Page 239: Menjadi Kebanggaan Indonesia

237

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

KePERcayaanSetiap karyawan wajib menjujung tinggi nilai-nilai :• Jujur dan dapat dipercaya • Bertanggung Jawab• Berkomitmen

KeWIrausahaanSetiap karyawan wajib mempunyai :• Rasa Memiliki• Profesionalisme• Fokus Kepada Pelanggan

KegembiRAanSetiap karyawan harus bekerja :• Antusias, ulet, dan pantang menyerah• Bersinergi• Gembira

Perseroan senantiasa menekankan kepada setiap karyawan untuk konsisten dalam memegang teguh dan mengimplementasikan budaya Perusahaan yaitu budaya kerja PERWIRA dalam aktivitas pekerjaan sehari-hari. Budaya kerja PERWIRA pada awalnya dirumuskan sendiri oleh karyawan dan kemudian diterima oleh Perseroan sebagai budaya kerja yang menjadi pedoman berpikir dan berperilaku bagi setiap karyawan.

URAIAN TENTANG PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN ATAU MANAJEMENDi tahun 2013, saham Perseroan tidak dimiliki oleh karyawan atau manajemen.

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN Perseroan telah memiliki dan menerapkan Whistleblowing System berdasarkan Surat Direksi Nomor : 063/MTF-DIR/ VII/2011 tanggal 20 Juli 2011. Penerapan Whsitleblowing System ini bertujuan untuk mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, mendeteksi dan mengantisipasi terjadinya kecurangan atau pelanggaran dalam Perseroan.

Mekanisme Whistleblowing System diterapkan bagi seluruh stakeholder untuk mengawasi dan menyampaikan tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik perusahaan dan menyimpang dari prinsip GCG. Secara internal, Whistleblowing System digunakan pula

Tata Kelola Perusahaan

Page 240: Menjadi Kebanggaan Indonesia

238

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

sebagai media untuk menyampaikan saran-saran ataupun ide-ide yang konstruktif dari karyawan untuk kemajuan dan perkembangan Perseroan kedepannya.

Tata Cara Penyampaian dan Pengelolaan LaporanMekanisme penyampaian pelaporan maupun penyampaian saran-saran dapat dilakukan melalui SMS atau telepon melalui nomor: 0817 0919 103, melalui alamat email : [email protected], melalui alamat surat ke kantor pusat Perseroan ataupun dapat menyampaikan secara langsung kepada manajemen. Perseroan telah menunjuk Kepala Divisi Internal Audit dan Kepala Divisi Corporate Secretary untuk mengelola dan menangani pengaduan yang masuk melalui Whistleblowing System. Setiap hasil proses penanganan pengaduan disampaikan kepada Direksi Perseroan.

Selama tahun 2013, Whistleblowing System telah dimanfaatkan oleh karyawan Perseroan untuk menyampaikan pelaporan adanya dugaan pelanggaran kode etik pegawai dan menyampaikan ide-ide perbaikan terkait operasional Perseroan. Pelaporan yang masuk telah ditindaklanjuti melalui Divisi Internal Audit maupun divisi terkait lainnya.

Perlindungan Dan Penanganan PengaduanPerseroan akan menjaga penuh kerahasiaan setiap pelapor yang menyampaikan pelaporannya agar hal ini dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi setiap pelapor.

Hasil Laporan Pengaduan Selama tahun 2013, Whistleblowing System telah dimanfaatkan oleh karyawan Perseroan untuk menyampaikan pelaporan adanya dugaan pelanggaran kode etik karyawan dan menyampaikan ide-ide perbaikan terkait operasional Perseroan. Pelaporan yang masuk telah ditindaklanjuti melalui Divisi Internal Audit maupun divisi terkait lainnya.

Berikut rincian pelaporan pelanggaran kecurangan dan penyampaian ide perbaikan:

Jenis Penyampaian JumlahTelah Diseleseikan/

DitindaklanjutiMasih Dalam Proses

Dugaan Kecurangan 4 4 -

Keluhan, Saran, Usul 4 4 -

Tata Kelola Perusahaan

Page 241: Menjadi Kebanggaan Indonesia

239

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

KETAATAN SEBAGAI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN Sebagai Perusahaan pembiayaan yang telah berdiri sejak tahun 1989, Perusahaan senantiasa taat kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan saat ini diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.84/PMK.012/2006 tanggal 19 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan.

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan tersebut, diantaranya sebagai berikut :

No Keterangan Regulasi Status Catatan

1 Modal DisetorMinimal

Rp100 Miliar.Memenuhi ketentuan

Modal disetor Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah Rp250 miliar.

2 Modal Sendiri Minimal 50% dari

modal disetor.Memenuhi ketentuan

Modal Sendiri Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah Rp688 miliar.

3Pembatasan

jabatan untuk Direktur

Tidak merangkap jabatan di

perusahaan pembiayaan lain.

Memenuhi ketentuan

Berdasarkan data Perseroan selama tahun 2013 tidak ada Direksi Perseroan yang merangkap jabatan di perusahaan pembiayaan lainnya.

4Pembatasan

jabatan untuk Komisaris

Tidak merangkap jabatan di lebih dari 3 (tiga) perusahaan pembiayaan lain.

Memenuhi ketentuan

Berdasarkan data Perseroan selama tahun 2013 tidak ada Komisaris Perseroan yang merangkap jabatan di perusahaan pembiayaan lainnya.

Tata Kelola Perusahaan

Page 242: Menjadi Kebanggaan Indonesia

240

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

5Jumlah minimum

Piutang PembiayaanMinimal 40% dari

jumlah Aset.Memenuhi ketentuan

Jumlah piutang pembiayaan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar 90,85% dari jumlah aset.

6Jumlah pinjaman dibanding modal

sendiriMaksimal 10 kali.

Memenuhi ketentuan

Jumlah Pinjaman yang dimiliki Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah 6,45 kali dari modal sendiri.

PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH (KNOW YOUR CUSTOMER) DAN PENCEGAHAN PRAKTIK PENCUCIAN UANGAgar lebih mengenal profil konsumen, Perseroan menerapkan Pedoman PrinsipMengenal Nasabah yang disesuaikan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30/PMK.010/2010 tanggal 9 Februari 2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank. Hal ini dilakukan pula untuk mencegah terjadinya praktik pencucian uang (money laundering) melalui jasa perusahaan pembiayaan. Untuk itu, Perseroan juga telah mencatatkan Pedoman Prinsip Mengenal Nasabah sebagai bentuk administrasi ke Bapepam.

Perseroan membentuk Unit Kerja Prinsip Pengenalan Nasabah (UKPN) yang berkedudukan di Kantor Pusat dan Petugas Prinsip Mengenal Nasabah (PMN) yang ada disetiap kantor cabang Perseroan. Ketua UKPN saat ini dijabat oleh Kepala Divisi Corporate Secretary dan dibantu oleh Kepala Divisi Internal Audit dan Unit Kerja Compliance. Sementara PMN di kantor-kantor cabang dijabat oleh Operation Head yang bertanggungjawab kepada UKPN dalam melaporkan transaksi-transaksi keuangan yang mencurigakan.

Tata Kelola Perusahaan

Page 243: Menjadi Kebanggaan Indonesia

241

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Struktur Organisasi UKPN

DEWAN KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR DIREKTUR

KOMITE AUDIT

DIV. INTERNAL AUDIT UKPN

PMN PMN

Tugas dan Wewenang Unit Kerja Prinsip Pengenalan Nasabah (UKPN) :a. Tugas

• Menyusun dan memelihara Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (P4MN).

• Memastikan adanya sistem informasi dan prosedur identifikasi Nasabah yangmemadai, termasuk memastikan bahwa formulir yang berkaitan dengan Nasabah telah mengakomodasi data yang diperlukan dalam pelaksanaan PMN.

• Memantau Rekening dan pelaksanaan transaksi Nasabah.• Melakukan evaluasi terhadap hasil pemantauan dan analisis transaksi nasabah

untuk memastikan ada tidaknya Transaksi Keuangan Mencurigakan (TKM) dan/ atau Transaksi Keuangan Tunai (TKT).

• Menatausahakan hasil pemantauan dan evaluasi.• MemantaupengkiniandatadanprofilNasabah.• Menerima dan melakukan analisis atas laporan TKM dan/ atau laporan TKT yang

disampaikan oleh unit-unit kerja yang ditugaskan.• Menyusun laporan TKM dan/atau laporan TKT yang akan dilaporkan kepada PPTAK.

Tata Kelola Perusahaan

Page 244: Menjadi Kebanggaan Indonesia

242

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

b. Wewenang• Memperoleh akses terhadap informasi yang dibutuhkan yang ada di seluruh unit

organisasi.• MelakukankoordinasidanpemantauanterhadappelaksanaanPMNyangterafiliasi

atau memiliki kepentingan atas suatu TKM dengan Direksi atau Dewan Komisaris.• Mengusulkan kepala cabang dan/atau staf pada unit kerja terkait untuk membantu

pelaksanaan PMN.

c. Tanggung Jawab• Memastikan seluruh kegiatan dalam rangka penerapan PMN di Perusahaan

Pembiayaan terlaksana.• Menyusun laporan TKM dan/atau laporan TKT yang akan disampaikan kepada

PPATK.• Memantau, menganalisis, dan merekomendasikan kebutuhan pelatihan tentang

PMN bagi para pejabat dan karyawan Perusahaan Pembiayaan.• Menjaga kerahasiaan data Nasabah.

Kegiatan UKPN Dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Pasal 33 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30/PMK.010/2010 tanggal 9 Pebruari 2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank, selama tahun 2013 UKPN Perseroan telah melakukan 5 (lima) kali sosialisasi maupun program pelatihan mengenai Prinsip Mengenal Nasabah dan Transaksi Keuangan Yang Mencurigakan kepada sejumlah karyawan Perseroan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kehati-hatian karyawan terhadap kemungkinan adanya transaksi keuangan yang mencurigakan.

Berikut kegiatan sosialisasi maupun program pelatihan mengenai Prinsip Mengenal Nasabah dan Transaksi Keuangan Yang Mencurigakan selama tahun 2013.

Tanggal Tempat Materi Pelatihan Peserta Pemberi Training

08 Maret 2013

Kantor Cabang Surabaya 2, Jl. Raya Jemursari No. 218, Surabaya

Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah di Lembaga Keuangan Non Bank.

Credit Head & Area Manager Regional 3, sejumlah 15 orang.

RafiWisesa(Compliance Dept. Head)

Tata Kelola Perusahaan

Page 245: Menjadi Kebanggaan Indonesia

243

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

27 Maret 2013

Kantor PusatGraha Mandiri Lt. 3A, Jl. Imam Bonjol 61, Jakarta

Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah di Lembaga Keuangan Non Bank

Managers Development Program Batch II, sejumlah 18 orang.

RafiWisesa(Compliance Dept. Head)

19 September 2013

Hotel Batam Center - Batam

Implementasi KYC for Operation Head.

Operation Head Regional 1, sejumlah 24 orang.

Hengki Heriandono (Ka. UKPN*)

03 Oktober 2013

Kantor PusatGraha Mandiri Lt. 3A, Jl. Imam Bonjol 61, Jakarta

Know Your Customer (KYC) For COP & Fleet

Divisi COP & Fleet, sejumlah 30 orang

RafiWisesa(Compliance Dept. Head)

26 November 2013

Hotel Gran Mahakam - Jakarta

Kasus & Implementasi KYC di Multifinance.

RafiWisesaHengki Heriandono

−Subintoro(Direktur Analisis Transaksi PPATK)−MahendraGautama (BCA Finance)

Selama tahun 2013, UKPN Perseroan menemukan adanya 2 (dua) transaksi keuangan yang mencurigakan yang harus dilaporkan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan oleh Perseroan. Temuan-temuan transaksi keuangan mencurigakan tersebut telah dilaporkan kepada PPATK sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

KEANGGOTAAN ORGANISASISebagai unit usaha pembiayaan yang aktif, Perseroan aktif dalam keikutsertaan sebagai anggota Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). Selain itu Perseroan juga menjadi anggota Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) serta aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh lembaga-lembaga tersebut, seperti seminar, pelatihan dan dalam bidang olah raga.

MEDIA INFORMASIUntuk dapat mengetahui informasi mengenai Perseroan maupun produk-produk pembiayaan Perseroan, konsumen atau masyarakat dapat mengunjungi situs Perseroan dengan alamat situs www.mtf.co.id. Di dalam situs tersebut, Perseroan menyediakan informasi antara lain mengenai informasi keuangan, berita- berita kegiatan Perseroan, simulasi kredit, daftar alamat kantor cabang, serta kanal untuk menyampaikan keluhan konsumen ataupun meminta informasi mengenai produk pembiayaan yang diberikan

Tata Kelola Perusahaan

Page 246: Menjadi Kebanggaan Indonesia

244

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

oleh Perseroan. Melalui situs ini diharapkan dapat dilakukan penyebaran informasi secara luas berkaitan dengan operasional Perseroan maupun informasi lainnya secara lebih komprehensif.

Berdasarkan data dari Google Analytics, jumlah pengunjung situs Perseroan selama tahun 2013 meningkat 26% dibandingkan tahun 2012. Data pengunjung situs Perseroan selama tahun 2012 dan 2013 adalah sebagai berikut :

Keterangan 2012 2013 Perubahan

New Visitor 55.638 71.480 28%

Returning Visitor 20.589 24.699 20%

Total Visitor 76.227 96.179 26%

Sumber : Google Analytics

Perseroan senantiasa melakukan pengkinian data situs Perseroan maupun melakukan pengembangan atas situs tersebut agar informasi yang disajikan melalui situs Perseroan dapat lebih lengkap dan terkini serta mudah diakses oleh para pemangku kepentingan.

Selain melalui situs tersebut, Perseroan juga memiliki jaringan social media yaitu facebook fanpage dengan account MTF AutoLoan, Twitter dengan account @MTF_Autoloan serta Youtube dengan alamat www.youtube.com/MTFAutoLoan. Dengan adanya sosial media ini diharapkan dapat lebih meningkatkan hubungan antara Perseroan dengan konsumennya maupun stakeholders lainnya.

Berikut beberapa media informasi Perseroan yang dapat diakses oleh konsumen atau masyarakat luas.

Jenis Media Keterangan

Website www.mtf.co.id

Facebook Fanpage MTFAutoloan

Twitter @MTF_AutoLoan

Youtube www.youtube.com/MTFAutoLoan

Email [email protected]

Care Center 021-230 1825

SMS Request on Demand 9333

Yahoo Messenger [email protected]

Tata Kelola Perusahaan

Page 247: Menjadi Kebanggaan Indonesia

245

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Hubungan dengan Media MassaSebagai salah satu stakeholders, media massa mempunyai peranan penting dalam perkembangan usaha Perseroan. Oleh sebab itu, Perseroan senantiasa menjaga hubungan baik dengan media massa dengan selalu menjalin komunikasi yang intensif dan memberikan informasi yang terkini mengenai Perseroan khususnya mengenai perkembangan kinerja Perseroan dari waktu ke waktu. Peningkatan hubungan baik dengan media massa tidak hanya dilakukan di Jakarta namun juga dengan media massa di daerah-daerah dimana lokasi cabang Perseroan berada. Penyampaian informasi terkini Perseroan kepada media massa disampaikan melalui Corporate Secretary ataupun dapat langsung oleh Direksi Perseroan dalam kesempatan-kesempatan tertentu.

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Perseroan di tahun 2013 dalam rangka meningkatkan hubungan kerjasama yang baik antara Perseroan dengan media massa adalah sebagai berikut :1. Mengadakan acara Jumpa Pers (Press Conference) pada tanggal 1 Mei 2013 dengan

media cetak maupun media online dalam rangka memberikan informasi terkait corporate action Penawaran Umum Berkelanjutan I Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013.

2. Mengadakan Media Gathering pada tanggal 29 Oktober 2013 untuk menyampaikan informasi kepada media cetak, media online maupun media elektronik terkait kinerja usaha Perseroan kuartal ke 3 tahun 2013.

3. Mengadakan Media Visit ke Redaksi Media Investor Daily dan Berita Satu pada tanggal 28 November 2013 dalam rangka meningkatkan kerjasama yang selama ini telah terjalin dengan baik antara Perseroan dengan jaringan grup media Berita Satu.

Dalam setiap kegiatan maupun dalam rangka promosi produk pembiayaan, Perseroan selalu melibatkan media massa baik media cetak, media online maupun media elektronik. Selama tahun 2013, kerjasama peliputan maupun penyajian berita mengenai Perseroan dilakukan melalui berbagai media, antara lain sebagai berikut :

Jenis Media Nama Media

Media CetakKompas, Bisnis Indonesia, Investor Daily, Indonesia Finance Today, Kontan, MediaIndonesia,BusinessReview,LionMag,GarudaInflightMagazine,TribunLampung,MajalahMultifinanceAPPI,MajalahHarleyDavidson

Media OnlineSindonews.com, tribunnews.com, okezone.com, ift.com, liputan6.com, infobanknews.com, Kontan Online dan Bisnis Indonesia Online

Media Elektronik Bloomberg TV

Tata Kelola Perusahaan

Page 248: Menjadi Kebanggaan Indonesia

246

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Perkembangan Media Sosial Perseroan Tahun 2013Guna lebih mendekatkan diri kepada konsumen dan masyarakat luas serta sebagai sarana dan media promosi dan informasi, Perseroan telah meluncurkan jejaring media sosial yaitu facebook fanpage dan twitter yang kemudian diikuti dengan membuat akun Youtube. Jumlah pengakses jejaring media sosial facebook likes dan Twitter Perseroan yang diberi nama MTF Auto Loan menunjukkan peningkatan tiap bulannya sampai dengan akhir tahun 2013, demikian pula dengan akun Youtube dengan nama yang sama MTF Auto Loan menunjukkan angka peningkatan jumlah viewer setiap bulannya. Sampai dengan akhir Desember 2013, total pengakses facebook likes Perseroan sebanyak 5.019 orang, twitter sebanyak 5882 follower dan penonton Youtube sebanyak 184 viewer.

Jejaring media sosial facebook likes dan Twitter MTF Auto Loan tahun 2013 mengunggah 343 artikel yang dibagi menjadi 6 kategori yaitu:1. Safety Riding dengan total 48 artikel (14%)2 Quote Motivasi dengan total 52 quote artikel motivasi (15%)3. Tips otomotif dengan total 95 artikel (28%)4. MTF News dengan total 64 artikel berita (19%)5. Iklan MTF, dengan total 13 Iklan (4%)6. Lain Lain, seperti peringatan hari besar dan tips umum dengan total 71 artikel

(21%)

Untuk saluran Youtube MTF Auto Loan selama tahun 2013 telah mengunggah 7 video yaituvideoCompanyProfileMandiriTunasFinance,NewCompanyProfileVideoMandiriTunas Finance, Aku dan Dirimu – Ari Lasso feat MTF Idol Pipit Yunita, Mandiri Tunas Finance Peduli Keselamatan Berkendara, MTF Amazing Track Singapore 2012, 5 Tahun Mandiri Tunas Finance, Aksi Donor Darah Mandiri Tunas Finance, MTF Member Card dengan total 1581 kali penayangan dengan estimasi waktu tonton selama 4639 menit dan rata rata durasi penayangan yang ditonton selama 2 menit 56 detik. Tayangan video disaksikan melalui halaman youtube sebanyak 56%, telepon seluler sebanyak 23%, ditautkan di website lain yang di sambungkan dengan youtube sebanyak 21%, dan halaman Youtube lainnya 0,6%.

PRAKTIK BAD CORPORATE GOVERNANCESelama tahun 2013, Perseroan tidak melakukan segala hal yang berkaitan dengan praktik-praktik bad corporate governance. Praktik ini cenderung akan merusak sitem tata kelola yang telah dibangun Perseroan. Adapun informasi yang dapat dihimpun Perseroan mengenai hal ini adalah sebagai berikut :

Tata Kelola Perusahaan

Page 249: Menjadi Kebanggaan Indonesia

247

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

No Keterangan Praktik

1Adanya laporan sebagai Perusahaan yang mencemari lingkungan

Nihil

2

Perkara penting yang sedang dihadapi Perusahaan, entitas anak, Anggota Direksi dan/atau Anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat yang tidak diungkapkan dalam laporan tahunan

Nihil

3Ketidakpatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan

Nihil

4Ketidakpastian penyajian laporan keuangan dengan PSAK

Nihil

KEPATUHAN PAJAK Perseroan senantiasa memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai kontribusi dan kepatuhan terhadap negara. Hal ini sejalan dengan semangat Pemerintah untuk meningkatkan pembangunan ekonomi melalui optimalisasi penerimaan pajak.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN KebijakanDalam menjalankan bisnis, Perseroan senantiasa menyelaraskan kegiatan-kegiatan sosial Perseroan terhadap kebutuhan masyarakat dan lingkungan sekitar. Kegiatan sosial ini sebagai bagian dari tanggung jawab sosial Perseroan (Corporate Social Responsibilities) sebagai wujud kepedulian terhadap sesama dan dalam rangka membantu program Pemerintah untuk meringankan beban masyarakat yang kurang mampu atau yang sedang tertimpa musibah.

Bentuk KegiatanSelama tahun 2013, program CSR yang telah dijalankan olehPerseroan meliputi :

Bidang Sosial• AksiDonorDarahsebanyak4kalidenganjumlahpendonor seluruhnya sebanyak 494

orang.• Pemberian sumbangan dana untuk korban gempa di Aceh• PemberianbantuandanadankebutuhanbahanpokokkepadaPantiAsuhandiJakarta

dan Lampung.

Tata Kelola Perusahaan

Page 250: Menjadi Kebanggaan Indonesia

248

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Bidang Keagamaan• Acara bagi-bagi takjil sebanyak 500 paket untuk pengendara kendaraan bermotor

yang ada di seputaran kantor cabang Cilegon dan Bandung• Kunjungan ke Kidzania bersama anak-anak panti asuhan Dorkas dalam rangka

merayakan semangat Natal

Bidang Lingkungan• Pemberian bantuan pemeliharaan lingkungan disekitar kantor-kantor cabang

Perseroan.

Bidang Pendidikan dan Ketenagakerjaan• Pelaksanaan Program Magang bagi siswa SMU dan Universitas untuk memberi

kesempatan kepada mereka menggali pengalaman bekerja di Perseroan.• Pemberian Program Beasiswa bagi anak karyawan Perseroan yang berprestasi dari

tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Umum.• Sumbangan buku pengetahuan untuk membantu pendidikan anak-anak jalanan yang

berada di bawah naungan Yayasan Annur Muhiyyam Jakarta.• Pelaksanaan kuliah umum di Fakultas ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul dalam

program Direksi Mengajar dengan menghadirkan pembicara dari jajaran manajemen Perseroan.

Bidang Kepedulian Konsumen• Mengadakan kegiatan soalialisasi Safety Riding di Lampung bekerjasama dengan Dealer

sepeda Motor Honda, Kepolisian dan Pelajar• Mendukung setiap aksi sosial yang diadakan oleh mitra bisnis (dealer), seperti

pemberian sumbangan untuk korban bencana alam, dll.

Selain aktivitas tersebut diatas, Perseroan dan karyawan Perseroan juga turut memberikan bantuan donasi bagi karyawan atau keluarga karyawan yang sedang mengalami sakit atau kedukaan sebagai wujud solidaritas serta agar dapat membantu meringankan beban karyawan dan keluarganya.

Dampak KegiatanSepanjang tahun 2013, biaya yang telah dikeluarkan oleh Perseroan untuk pelaksanaan aktivitas berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebesar Rp232.122.050. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan 2 (dua) tahun terakhir, sebagai berikut:

Tata Kelola Perusahaan

Page 251: Menjadi Kebanggaan Indonesia

249

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tata Kelola Perusahaan

2011 2012 2013

Biaya CSR Rp85.000.000 Rp157.000.000 Rp232.122.050

Di tahun 2014 Perseroan akan lebih meningkatkan program tanggung jawab sosial perusahaan agar dapat memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat dengan melakukan berbagai aktivitas sosial.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM PERLINDUNGAN KONSUMENKebijakanSebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa pembiayaan konsumen, Perseroan senantiasa menjadikan konsumen sebagai bagian terpenting dari mata rantai usaha Perseroan. Perseroan senantiasa berupaya memperbaiki standarisasi pelayanan kepada konsumen agar dapat memberikan pelayanan yang prima kepada seluruh konsumen dan juga meningkatkan kesadaran semua karyawan untuk memberikan pelayanan yang ramah dan sopan kepada setiap konsumen.

Kebutuhan informasi konsumen dan calon konsumen menjadi priotitas bagi Perseroan. Untuk itu, kebutuhan informasi maupun setiap keluhan konsumen yang disampaikan akan diproses secara cepat dan tepat dalam rangka memberikan kelengkapan informasi maupun solusi penyelesaian keluhan.

Bentuk KegiatanPerseroan memberi kemudahan dan perlindungan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan informasi maupun pelayanan dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Setiap karyawan atau unit kerja terkait harus memberikan informasi yang jelas dan lengkap terkait proses kredit kepada setiap calon konsumen.1. Mencantumkan nomor telepon pusat pelayanan (care centre) maupun alamat situs

Perseroan dalam setiap media promosi produk pembiayaan kendaraan bermotor.2. Menyediakan pusat pelayanan konsumen dengan nomor (021) 2301825 atau dapat

melalui alamat situs www.mtf. co.id pada menu hubungi kami, atau dapat melalui email [email protected].

Page 252: Menjadi Kebanggaan Indonesia

250

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Perseroan senantiasa memperhatikan setiap keluhan konsumennya. Penanganan dan penyelesaian keluhan konsumen dilakukan melalui unit kerja customer service di Kantor Pusat maupun kantor cabang dengan koordinasi unit kerja terkait. Konsumen dapat menyampaikan keluhannya melalui berbagai media yang telah disediakan oleh Perseroan untuk mempercepat dan mempermudah konsumen dalam menyampaikan keluhannya.

Selama tahun 2013, jumlah keluhan konsumen yang diterima oleh Perseroan sebanyak 299 keluhan, meningkat hampir 3 kali lipat dibandingkan tahun 2012 sebanyak 77 keluhan. Peningkatan keluhan tersebut didominasi akibat adanya kegagalan pembayaran angsuran konsumen melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sebanyak 58% dikarenakan adanya perubahan system pembayaran melalui ATM. Seluruh keluhan di tahun 2013 telah diselesaikan seluruhnya dengan baik oleh Perseroan.

Dari total keluhan konsumen di tahun 2013, 65% diantaranya disampaikan melalui layanan telepon care center, 18% melalui website, dan sisanya melalui email dan sosial media. Keluhan yang telah disampaikan oleh konsumen menjadi masukan bagi Perseroan dalam melakukan perbaikan-perbaikan untuk dapat lebih memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumennya.

Dampak KegiatanKomitmen Perseroan dalam melindungi hak konsumen telah memberi dampak yang besar bagi perkembangan bisnis Perseroan. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Perseroan semakin meningkat.

Bagi Perseroan, pelanggan merupakan yang utama. Sehingga hak konsumen yang terdiri atas hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam penggunaan jasa Perseroan; hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan penggantian, dan lainnya, senantiasa dipenuhi oleh Perseroan.

TEKNOLOGI INFORMASI Teknologi Informasi merupakan faktor yang penting dalam kegiatan Perseroan. Dukungan teknologi informasi dalam Perseroan menghasilkan data dan analisa akurat yang dapat digunakan dalam mengambil keputusan-keputusan strategis demi kepentingan Perseroan. Sejak awal berdiri hingga kini Perseroan terus melakukan investasi dan pengembangan yang dianggap perlu guna menggembangkan teknologi informasi.

Divisi Teknologi Informasi dibentuk untuk memberikan dukungan penuh pada kegiatan bisnis Perseroan dengan cara menyediakan solusi dalam bentuk hardware ataupun

Tata Kelola Perusahaan

Page 253: Menjadi Kebanggaan Indonesia

251

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

software yang tepat guna sebagai media kerja proses bisnis Perseroan. Dukungan Divisi Teknologi Informasi adalah dalam rangka memastikan pelaksanaan hal-hal sebagai berikut:1. Penyediaan pelayanan komputer dan jaringan yang tanpa interupsi/gangguan kepada

unit kerja Perseroan.2. Kemampuanuntukmemulihkankembalisecaraefektifdanefisiendarikejadianyang

mengganggu (troubleshooting).3. Pemeliharaan kerahasiaan, kehandalan, ketersediaan dan integritas sumber daya

informasi Perseroan.4. Perlindungan aset-aset teknologi informasi Perseroan termasuk data, piranti lunak

dan perangkat keras dari kemungkinan kerusakan atau kewajiban yang disebabkan penggunaan fasilitas untuk tujuan yang bertentangan dengan kebijakan teknologi informasi Perseroan.

5. Penyediaan mekanisme yang efektif untuk merespon keluhan dan pertanyaan dari pihak internal dan pihak lain mengenai kemungkinan kejadian penggunaan fasilitas Teknologi Informasi yang tidak semestinya.

6. Pertanggungjawaban atas perawatan dan pengimplementasian petunjuk-petunjuk yang berhubungan dengan Perseroan.

Untuk memberikan kemudahan kepada konsumen dalam melakukan pembayaran, Perseroan mengembangkan metode pembayaran dengan cara melakukan debet langsung ke rekening konsumen. Divisi Teknologi Informasi mengimplementasikan modul yang terintegrasi dengan bank untuk memberikan perintah pendebetan langsung rekening konsumen yang sudah diperjanjikan pada awal penandatanganan kontrak. Denganadanyamodulini,diharapkandapatmengurangiaktifitasmanualpembayarandikasir dan penginputan data serta mengurangi resiko adanya uang tunai di kantor cabang Perseroan.

Semakin berkembangnya bisnis membuat Perseroan memiliki ketergantungan yang tinggi akan kelangsungan dan ketersediaan teknologi informasi. Untuk menjaga kelangsungan operasional, Divisi Teknologi Informasi melakukan desain dan implementasi Pusat Pemulihan Data atau yang dikenal sebagai Data Recovery Center. Pusat Pemulihan Data dibangun dan dikembangkan dengan kondisi serta area yang dianalisa dan diputuskan berdasarkan beberapa variabel yang umum digunakan. Pusat Pemulihan data dibangun dan telah diimplementasikan sejak tahun 2007, terdiri dari serangkaian server dan peralatan jaringan yang mampu di operasikan pada saat terjadi kegagalan fungsi pada server dan peralatan jaringan utama. Secara rutin dalam periode tertentu dilakukan uji coba yang mensimulasikan kemungkinan terburuk yang terjadi.

Tata Kelola Perusahaan

Page 254: Menjadi Kebanggaan Indonesia

252

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Pada periode tahun 1990-an Perseroan mengerti akan pentingnya teknologi informasi dalam menunjang kegiatan operasional, dimulai dengan pembuatan sistem yang sederhana yang terus dikembangkan menjadi sistem yang cukup kompleks, mampu membantu Perseroan dalam menjalankan operasional secara baik. Ujian awal Divisi Teknologi Informasi adalah mengimplementasikan sistem yang digunakan secara online di beberapa cabang yang ada.

Dengan keterbatasan teknologi jaringan yang ada pada masa itu Divisi Teknologi Informasi bekerja sama dengan beberapa penyedia jasa telekomunikasi menghubungkan cabang-cabang dengan kantor pusat. Cabang-cabang yang berhasil dihubungkan dengan kantor pusat adalah cabang Surabaya, Semarang, Bandung, Bogor dan Samanhudi. Krisis Moneter yang melanda Indonesia pada akhir tahun 90-an mengakibatkan terhentinya perkembangan teknologi informasi. Divisi Teknologi Informasi harus melakukan inovasi-inovasi yang tidak membebankan Perseroan dari sisi keuangan.

Pada tahun 1999, Divisi Teknologi Informasi kembali dihadapkan pada tantangan yang besar yaitu bahaya ancaman yang dikenal dengan Millenium Bug. Bersama dengan manajemen dan operasional membuat Businness Contigency Plan sebagai rencana pemulihan apabila terjadi masalah terutama pada sistem ketika terjadi peralihan tahun dari 1999 ke tahun 2000. Di dalam internal Divisi Teknologi Informasi bekerja keras untuk melakukan review terhadap semua kode program untuk mengantisipasi Millenium Bug, melakukan perubahan yang dirasa perlu dan mencatat perubahan yang dilakukan. Semua kerja keras yang dilakukan berbulan-bulan terbayar, ketika memasuki 1 Januari 2000, semua sistem mampu beroperasi secara normal dan sempurna tanpa mengalami kendala yang berarti.

Divisi Teknologi Informasi pada awal milenium baru menyadari bahwa sistem yang digunakan saat itu sudah tidak mampu lagi dikembangkan secara maksimal karena keterbatasan teknologi. Divisi Teknologi Informasi mulai mencari solusi teknologi baru yang dianggap bisa menggantikan peran dan fungsi sistem yang ada saat itu. Sejak akhir tahun 2002 Divisi Teknologi Informasi bekerja sama dengan penyedia jasa pembuatan sistem melakukan pemuktahiran sistem menggunakan teknologi berbasiskan Web yang digunakan untuk menunjang bisnis Perseroan mulai dari akuisisi account, kustodian hingga ke collection. Dibuat berdasarkan cetak biru bisnis proses multi finance yang lengkap, sehinggadapatmemimalisasiaktifitasmanual,meningkatkanproduktifitas,memastikankonsistensi data secara aman dan akurat serta menghasilkan laporan-laporan, termasuk di dalamnya proses persetujuan diproses secara otomasi terintegrasi ke dalam sistem. Aplikasi yang dinamakan e-loan ini telah diimplementasikan sejak akhir 2003 dan hingga kini tetap dikembangkan mengikuti proses bisnis Perseroan yang dinamis.

Tata Kelola Perusahaan

Page 255: Menjadi Kebanggaan Indonesia

253

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Pada tahun 2004 seluruh kantor cabang telah terhubung dengan kantor pusat melalui media komunikasi yang disediakan oleh pengelola jasa komunikasi dengan media yang bervariasi. Hal ini membuat aplikasi yang dikembangkan dapat diimplementasikan di seluruh kantor cabang guna menunjang kegiatan operasional secara terpusat.

Perbaikan dan perkembangan secara terus menerus diperlukan guna memperlancar dan mempermudah operasional Perseroan. Salah satunya diwujudkan dengan pengembangan kerja sama dengan salah satu bank terkemuka pada awal tahun 2005. Untuk memberikan kemudahan kepada konsumen dalam melakukan pembayaran. Perseroan mengembangkan metode pembayaran dengan cara melakukan debet langsung ke rekening konsumen. Divisi Teknologi Informasi mengimplementasikan modul yang terintegrasi dengan bank untuk memberikan perintah pendebetan langsung rekening konsumen yang sudah diperjanjikan pada awal penandatangan kontrak. Denganadanyamodulini,diharapkandapatmengurangiaktifitasmanualpembayarandikasir dan penginputan data serta mengurangi resiko adanya uang tunai di kantor cabang Perseroan. Modul ini diimplementasikan secara terpusat.

Melanjutkan pengembangan dan perbaikan Teknologi Informasi, pada tahun 2006 Divisi Teknologi Informasi melakukan pembuatan dan implementasi modul yang mengintegrasikan aplikasi Perseroan dengan Cash Management System yang disediakan oleh Bank Mandiri. Modul ini menghilangkan aktifitas manual pembayaran kepadaDealer dan Showroom yang bekerja sama dengan Perseroan. Dengan dikembangkan dan diimplementasikannya modul ini proses pembayaran kepada rekan kerja Perseroan menjadi lebih cepat, terintegrasi serta meminimalisasi kemungkinan terjadinya kesalahan proses dan input data, sehingga komitmen Perseroan dalam melakukan pembayaran dapat dijaga dengan baik.

Semakin berkembangnya bisnis membuat Perseroan memiliki ketergantungan yang tinggi akan kelangsungan dan ketersediaan Teknologi informasi. Untuk menjaga kelangsungan operasional, Divisi Teknologi Informasi melakukan desain dan implementasi Pusat Pemulihan Data atau yang dikenal sebagai Data Recovery Center. Pusat Pemulihan Data dibangun dan dikembangkan dengan kondisi serta area yang dianalisa dan diputuskan berdasarkan beberapa variabelyang umum digunakan. Pusat Pemulihan data dibangun dan diimplementasikan pada tahun 2007, terdiri dari serangkaian server dan peralatan jaringan yang mampu di operasikan pada saat terjadi kegagalan fungsi pada server dan peralatan jaringan utama. Secara rutin dalam periode tertentu dilakukan uji coba yang mensimulasikan kemungkinan terburuk yang terjadi.

Tata Kelola Perusahaan

Page 256: Menjadi Kebanggaan Indonesia

254

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Kebutuhan atas sumber dana yang beragam untuk membiayai kredit konsumen, membuat Perseroan mulai melirik skema pembiayaan bersama (joint financing). Pembiayaan bersamaantaraPerseroandanBank,membutuhkanperubahanyangcukupsignifikandidalam aplikasi yang dikelola Divisi Teknologi Informasi.

Pada tahun 2008, Perseroan mulai menjajaki pembiayaan bersama dengan beberapa Bank. Divisi Teknologi Informasi turut aktif dengan memperlajari dan melakukan sistem desain yang akan digunakan. Dari informasi yang dikumpulkan mulai didapatkan benang merah bisnis proses pembiayaan bersama. Berdasarkan informasi yang sudah dikumpulkan, Divisi Teknologi Informasi bekerja sama dengan unit kerja terkait secara intensif melakukan perubahan dan pengetesan pada sistem yang dibuat. Modul baru ini diselesaikan pada akhir 2008 yang kemudian diimplementasikan pada skema pembiayaan bersama Perseroan dengan Bank Mandiri pada awal 2009.

Pengambilalihan 51% saham Perseroan oleh Bank Mandiri pada awal 2009, mengubah struktur Divisi Informasi Teknologi yang sebelumnya dikelola bersama dengan Divisi Teknologi Informasi PT Tunas Ridean Tbk. Divisi Teknologi Informasi Mandiri Tunas Finance di bentuk dengan struktur organisasi yang sederhana dipimpin oleh satu orang Kepala Divisi dan dibagi menjadi 2 seksi yaitu Software dan Hardware. Tugas Divisi yang baru berdiri ini dalam waktu yang singkat harus membuat Divisi Teknologi Informasi berdiri sendiri dan independent sehingga bisa mengelola segala hal yang berkaitan dengan Teknologi Informasi Perseroan, tugas-tugas tersebut meliputi:1. Pembangunan pusat data di kantor pusat yang baru2. Pembuatan Pusat pemulihan data yang baru3. Pembuatan jaringan komputer di kantor pusat yangbaru4. Independensi fungsi Divisi Teknologi Informasi, dan5. Implementasi modul pembiayaan bersama dengan Bank Mandiri

Dengan dukungan penuh dari managemen Perseroan, Divisi Teknologi Informasi dapat menyelesaikan tugas-tugas tersebut dengan hasil yang memuaskan, sehingga pada akhir tahun 2009 Divisi Teknologi Informasi sudah dapat beroperasi secara independent terlepas dari induk Perseroan.

Tahun 2010 merupakan tahun dengan target yang tinggi dan tuntutan kerja yang tinggi bagi Divisi Teknologi Informasi, karena pada tahun ini Perseroan melakukan pengembangan jaringankantor cabangyang cukupsignifikangunamenunjang targetmenjualanyangmeningkat lebih dari 100%. Menjalani tugas dengan target yang tinggi diawali dengan pengembangan Divisi Teknologi Informasi yang awalnya terdiri dari 2 seksi, menjadi 2 departemen dengan fungsi yang dibagi secara garis besar berdasarkan pembagian besar

Tata Kelola Perusahaan

Page 257: Menjadi Kebanggaan Indonesia

255

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

hardware dan software masing-masing departemen dipimpin oleh kepala departemen yang bertanggung jawab langsung kepada kepala divisi. Pada tahun 2010 Divisi Teknologi Informasi telah menyelesaikan beberapa hal antara lain:1. Standard Operating Procedure (SOP). Untuk mengatur tugas dan tanggung jawab

semua personel, Divisi Teknologi Informasi mengembangkan dan membuat SOP yang merupakan petunjuk dan standar yang digunakan dalam operasional sehari-hari divisi Teknologi Informasi.

2. Budget Control System merupakan suatu aplikasi pendukung yang terintegrasi dengan e-loan sebagai aplikasi inti. Aplikasi ini membantu Perseroan dalam melakukan kontrol terhadap penggunaan biaya-biaya yang sudah direncakan. Semua pengeluaran Perseroan diproses secara sistematis dari mulai permintaan awal, persetujuan sampai dengan pembayaran.

3. Procurement System dikembangkan untuk membantu Departemen General Affairs dalam melakukan kontrol dan proses pembelian yang sudah direncanakan Perseroan. Proses dimulai dari permintaan pembelian sampai dengan persetujuan pembayaran, modul ini diintegrasikan dengan modul Fixed Asset pada buku besar. Sehingga semua aset Perseroan dapatdikeloladenganbaik.

4. PSAK 50/55 Rev 2006 merupakan regulasi internal yang mengharuskan Perseroan keuangan melakukan perubahan dalam hal penyajian laporan keuangan, dibantu oleh auditor eksternal dan akuntansi. Divisi Teknologi Informasi mengembangkan modul yang dapat melakukan proses data dari e-loan menghasilkan journal dan laporan yang sudah disesuaikan. Perubahan yang dilakukan meliputi Amortisasi Transaction Cost dan perubahan metode perhitungan penyisihan dengan menghitung faktor resiko berdasarkan kerugian yang sudah terjadi. Modul ini berhasil diimplementasikan pada awal 2010, sehingga laporan keuangan Perseroan pada Januari 2010 sudah sesuai dengan regulasi yang ditetapkan.

5. Insurance Paperless dikembangkan berdasarkan kebutuhan Perseroan, dengan tingkat transaksiyangsemakintinggi,makaaktifitasmanualmenjaditidakefisienlagi.Modulini dikembangkan dengan bekerja sama dengan Divisi Operation dan Perseroan asuransi rekanan sehingga proses asuransi dari mulai melakukan cover asuransi, penerimaan polis, penagihan dapat dilakukan dengan terpusat dan terintegrasi meminimalisasi kesalahan yang mungkin terjadi.

6. Floor Financing, bekerja sama dengan Bank Mandiri dalam pemberian modal kerja kepada rekanan Showroom. Divisi Teknologi informasi mengembangkan aplikasi yang melakukan pencatatan jaminan terhadap pinjaman modal kerja yang diberikan Bank Mandiri kepada Showroom.Perseroanmelakukankontroldanverifikasiatasjaminanyang diberikan berupa BPKB.

Tata Kelola Perusahaan

Page 258: Menjadi Kebanggaan Indonesia

256

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

7. SMS Center dikembangkan menjadi SMS interaktif yang dapat memberikan informasi singkat kepada manajemen tentang kondisi operasional Perseroan. Dengan teknologi sederhana dan biaya yang relatif terjangkau, SMS Center telah mampu menyajikan kebutuhan manajemen akan informasi akurat yang real time secara cepat, antara lain kondisi penjualan dan kondisi kualitas AR. Di masa yang akan datang SMS Center akan dikembangkan untuk memaksimalkan fungsi-fungsi yang dianggap perlu sebagai media yang paling mudah dan cepat dalam penyampaian informasi.

8. GL System menggunakan SUN GL, bekerja sama dengan MII sebagai pemenenang tender pengadaan GL System, implementasi dilakukan dengan cepat karena tidak banyak perubahaan yang dilakukan mengingat sebelumnya Perseroan sudah menggunakan SUN GL milik PT Tunas Ridean Tbk. Selesai diimplementasikan pada laporan keuangan November 2010.

9. Divisi Teknologi Informasi berhasil menjaga uptime semua jaringan dan server sesuai dengan KPI yang ditetapkan pada awal tahun 2010.

10. High Availability diperlukan agar kelangsung perangkat-perangkat teknologi informasi berada pada taraf yang wajar dan dapat terus mendukung bisnis Perseroan. Pada akhir 2010 Divisi Teknologi Informasi membangun perangkat-perangkat yang handal dengan sistem clustering yang mampu berjalan pada saat terjadi gangguan dan tidak dapat berfungsi dengan baik.

11. Secara rutin melakukan evaluasi terhadap keamanan infrastruktur teknologi. Evaluasi ini dilakukan untuk mengurangi resiko kelemahan dan kerawanan terhadap keamanan infrastruktur teknologi informasi.

Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi informasi yang cepat dan akurat antarcabang, Perseroan saat ini telah mengimplementasikan sistem Teknologi Informasi dengan berbasis internet web yang andal untuk keperluan proses kredit dan proses transaksi lainnya secara online dengan konsep single platform. Dengan adanya sistem tersebut semua transaksi termasuk untuk keperluan pengambilan keputusan oleh manajemen Perseroan dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, tepat dan aman. Selain itu Perseroan telah mempunyai Disaster Recovery Center yang berlokasi di Bandung, untuk mengantisipasi adanya gangguan yang disebabkan oleh bencana alam.

Tahun 2011 merupakan tahun dengan target yang lebih tinggi bagi Divisi Teknologi Informasi, karena Perseroan melakukan lanjutan pengembangan jaringan kantor cabang dan sekaligus menambah kapasitas Disaster Recovery Center menjadi 100%.

Tata Kelola Perusahaan

Page 259: Menjadi Kebanggaan Indonesia

257

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Pada tahun 2011 Divisi Teknologi Informasi telah menyelesaikan beberapa pekerjaan antara lain:1. Pengkinian Standard Operating Procedure (SOP). Beberapa hal teknis seperti Proses

Backup dan pengkinian bentuk Form agar lebih efektif membantu Perseroan dalam menjalankan operasional.

2. Divisi Teknologi Informasi berhasil menambah kapasitas Disaster Recovery Center menjadi 100% sesuai denganyang ditetapkan di awal tahun 2011.

3. Pembuatan Adequate Data Warehouse, merupakan suatu sistem yang mengarsipkan dan menganalis data historis seperti data penjualan, tunggakan, dan informasi lainnya dari operasi harian. Sistem ini akan menghasilkan suatu bentuk data yang ditujukan guna kepentingan report management.

4. Upgrade Backoffice System, Divisi Teknologi Informasi berhasil mengupgrade Backoffice System menggunakan teknologi terbaru dengan tujuan memperkecil lubang keamanan yang muncul di system lama.

5. Data Recovery Test, Divisi Teknologi Informasi secara rutin melakukan Data Recovery Test dari lokasi DRC di Bandung dengan hasil yang baik.

6. Printed Matter Inventory, bekerjasama dengan Departemen General Affair dalam melakukan inventarisbarang cetakan.

7. Secara rutin melakukan evaluasi terhadap keamanan infrastruktur teknologi. Evaluasi ini dilakukan untuk mengurangi resiko kelemahan dan kerawanan terhadap keamanan infrastruktur teknologi informasi.

Di tahun 2012, Divisi Teknologi Informasi melakukan pembenahan di sisi manajemen. Pengembangan di sisi manajemen ini dilakukan untuk mendukung optimalisasi kebijakan IT yang sudah berlaku di perseroan.

Berikut ini adalah pekerjaan yang telah diselesaikan Divisi Teknologi Informasi di Tahun 2013:1. Desktop Management, Divisi Teknologi Informasi melakukan pemasangan perangkat

yang mampu mengontrol terhadap semua komputer yang tersambung dalam jaringan. Perangkat ini membantu agar semua komputer di Perseroan dalam keadaan prima secara software sehingga meminimalisir gangguan yang mempengaruhi pekerjaan operasional.

2. Bandwidth Management, Divisi Teknologi Informasi melakukan pembenahan dalam memaksimalkan penggunaan bandwidth untuk seluruh Kantor Pusat dan Kantor Cabang. Pemakaian bandwidth diprioritaskan kepada hal-hal yang penting, sehingga tidakterjadigangguanyangmempengaruhikinerjasistemsecarasignifikan.

Tata Kelola Perusahaan

Page 260: Menjadi Kebanggaan Indonesia

258

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

3. Email Management, Divisi Teknologi Informasi melakukan pemasangan perangkat yangmampumelakukanfilteratassemuakontendanemailyangtidakdiinginkan.Tujuannya adalah agar penggunaan Email sebagai penunjang komunikasi kerja menjadi maksimal.

4. HRIS, Divisi Teknologi Informasi bekerjasama dengan Divisi HR mengimplementasikan system yang mampu menjalankan beberapa aspek pekerjaan di Divisi HR. Tujuannya adalah untuk membantu Divisi HR dalam menerapkan Employee Self Service System.

Di tahun 2013, dengan target perusahaan yang naik dalam angka yang besar dibandingkan dengan tahun 2012, Divisi Teknologi Informasi mengembangkan dukungan bisnis dengan mengadopsi teknologi nirkabel (wireless technology) dan juga meng-upgrade kapasitas dari system Utama yaitu e-loan dan juga mengupdate teknologi yang digunakan agar bisa mendukung bisnis dengan baik. Beberapa pekerjaan yang telah dilakukan di tahun 2013 adalah1. Koneksi Nirkabel di Cabang (Wireless Branch Connectivity), Divisi Teknologi Infornasi

telah melakukan penggantian model jaringan komputer yang ada di cabang dari teknologi kabel menjadi teknologi nirkabel. Selain menekan biaya implementasi, teknologi nirkabel juga efektif dalam mengurangi troubleshoot jaringan komputer di cabang. Hal ini masih berlangsung hingga 2014 untuk cabang-cabang yang akan dibuka.

2. Video Conference, Divisi Teknologi Informasi telah berhasil mengembangkan dukungan bisnis dengan cara membantu komunikasi antara Head Office – Cabang dengan menggunakan aplikasi video conference dimana antara Head Office dan cabang dapat berkumunikasi tatap muka. Tujuannya untuk menambah kualitas komunikasi, dan jugamembantuefisiensidalambiayaperjalanandinas.

3. Upgrade Infrastruktur, Divisi Teknologi Informasi melakukan beberapa upgrade infrastruktur yaitua. Aplikasi inti e-loan mobile, Divisi Teknologi Informasi telah berhasil melakukan

mengembangkan aplikasi inti pada Mobile Phone. Dengan ini penggunaan aplikasi inti semakin optomal untuk mendukung perkembangan bisnis perusahaan yang semakin besar.

b. Upgrade infrastruktur jalur komunikasi cabang – Head Office yang bertujuanmendukung reliabilitas performansi aplikasi.

c. Upgrade perangkat server yang bertujuan menambah performansi layanan dan juga mengganti server yang sudah berumur 5 tahun.

Tata Kelola Perusahaan

Page 261: Menjadi Kebanggaan Indonesia

259

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Ditahun 2014, Divisi Teknologi Informasi berinisiatif mengembangkan dukungan bisnis dengan teknologi berbasis mobile dan juga berbasis web yang difokuskan untuk sistem kolaborasi. Beberapa pekerjaan yang akan dilakukan pada tahun 2014 adalah :1. Mobile Application, Divisi Teknologi Informasi mengembangkan aplikasi yang dipadukan

dengan teknologi mobile phone, geo tagging dan juga EDC (Electronic Data Capture). Ada 3 (tiga) modul utama yang akan dimplementasi di tahun 2014 yaitu Mobile Collection, Mobile Survey dan juga Mobile Marketing. Mobile Collection akan memadukan teknologi smartphone dan EDC untuk menerima pembayaran baik melalui cash maupun secara debit. Sedangkan mobile survey dan mobile marketing akan digunakan oleh Divisi Marketing dan Credit untuk melakukan entry data melalui smartphone yang tujuannya untuk mempercepat proses bisnis Perseroan. Juga dengan Mobile Application ini, aplikasi inti perusahaan dapat digunakan kapanpun dan dimanapun.

2. Sistem Pengelolaan Dokumen (Document Management System), Divisi Teknologi Informasi mengembangkan teknologi berbasis web yang membantu dalam pengelolaan dokumen untuk peningkatan produktifitas dan efisiensi pengelolaandokumen, sehingga membantu perusahaan memiliki pengelolaan dokumen yang terorganisasi dengan baik.

3. Upgrade Reporting Services, Divisi Teknologi melakukan upgrade pada Reporting Services yang bertujuan meningkatkan performansi penyediakan data report yang lebih baik dan lebih cepat untuk analisa data dan pengambilan keputusan.

4. Upgrade Infrasuktur, Divisi Teknologi Informasi melakukan beberapa upgrade pada infrastruktur yakni :a. Upgrade perangkat Network, bertujuan untuk meningkatkan performansi aplikasi

inti.b. Penambahan kapasitas perangkat Disaster Recovery Center yakni melakukan

penambahan beberapa server aplikasi inti dan perangkat jaringan Inti. Tujuannya agar DRC yang dimiliki cukup memadai dan siap untuk mengoperasikan sistem informasi perusahaan jika bencana terjadi atau kerusakan pada Data Center.

c. Virtualisasi Server, cara untuk melakukan efektifitas pekerjaan dan efisiensibudget, Divisi Teknologi Informasi akan melakukan virtualisasi untuk beberapa server pada Data Center maupun DRC. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pengembangansistemsertaefektifitaspenggunaansumberdatadanefisiensipenggunaan budget serta penggunaan listrik.

Tata Kelola Perusahaan

Page 262: Menjadi Kebanggaan Indonesia

260

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Jaringan Kantor Cabang

Nangroe Aceh DarussalamBanda AcehJl. Prof. Dr. Muhammad Hasan, Desa Blang Cut, Kecamatan Lueng BataBanda AcehTel : (0651) 635689, 635685Fax : (0651) 635668

Sumatera UtaraMedanJl. Iskandar Muda No. 75Kel. Babura, Medan Baru, MedanTel : (061) 4565895Fax. (061) 4538781

Rantau PrapatJl. Jend. A. Yani No 38,Rantau Prapat, Sumatera UtaraTel : (0624) 24008 – 23511Fax : (0624) 23546

Sumatera BaratPadangJL S Parman No 236 A, Kel. Ulak Karang Barat, Kec. Padang Utara, PadangTel : (0751) 4488970Fax : (0751) 4488972

Bukit TinggiJl. Raya Bukit Tinggi - Padang Km 5Ruko Samping Showroom Elang Perkasa MotorKec. Banu Hampu, Kab. Agam, Sumatera BaratTel : (0752) - 7839132 / 7839214Fax : (0752) 7839133

RiauPekan BaruJl.ArifinAhmadNo25-26RT003RW011,KomplekPlatinum Bisnis Center Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan DamaiPekanbaru – Riau 28294Tel : 0761-63442

DuriJl. Hang Tuah No. 386Kel. Balai MakamKec. MandauKab. BengkalisRiauTel : (0765) 595155 / 082883038595Fax : (0765) 9207

Kepulauan RiauBatamKomplek Ruko Trikarsa Ekualita Blok A Nomor 38, Kel. Sungai Panas, Kec Batam Kota.Tel : (0778) 464352 / 464354Fax : (0778) 464356

JambiJambiJl. Hayam Wuruk No.1A Rt.19 Rw.05Kel. Jelutung, Kec. Jelutung, JambiTel : (0741) 7550022, 7550023, 7550024Fax : (0741) 7550025

Muara BungoJl.Lintas Sudirman Rt.14 Rw.05 Kel. Batang Bungo Kec. Pasar Muara Bungo, Kab. BungoMuara Bungo, JambiTel : (0747) 323782 – 23 Fax : (021) 323779

BengkuluBengkuluJl. Pangeran Natadirja KM. 6,5 No. 29 RT. 02 RW. 01 Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, BengkuluTel : (0736) 347710Fax : (0736) 347575

Sumatera SelatanPalembangJl. Veteran Kompleks Ruko Rajawali No. 931-932Kel. 9 Ilir, Kec. Ilir Timur II, Palembang 30113Tel : (0711) 378476, 363999, 377234Fax : (0711) 370777

Page 263: Menjadi Kebanggaan Indonesia

261

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

BaturajaJl. Dr Moch Matta No. 589 EKel. SukarayaKec. Baturaja TimurKab. Ogan Komering UluTel : (0735) 322024 / 322026Fax : (0735) 323717

Lubuk LinggauJl. Yos Sudarso RT 006 Kel. Majapahit Kec. Lubuk Linggau Timur I Lubuk Lingggau Tel : (0733) 7329631Fax : (0733) 7329633

LampungBandar LampungJl. Pangeran Antasari No.91ABC, Kel. Kedamaian, Tanjung Karang, Lampung 35122Tel : (0721) (0721) 772486 / 773557 / 773614Fax : (0721) 773556 / 772487

MetroJl. AH. Nasution No.123B Rt.25 Rw.07, Yosorejo Metro Timur, Kota Metro LampungTel : (0725) 7851001 / 7851002 / 7850488Fax : (0725) 7851603

KaliandaJl. Kesuma Bangsa No.127Kel. Way Urang, Kec. KaliandaTel : (0727) 322487, 323220Fax : (0727) 322386

Tulang BawangJl. Lintas Timur Kampung Dwi Warga Tunggal Jaya, Kec. Banjar Agung, Tulang BawangTel : (0726) 750570Fax : (0726) 750647

KotabumiJl. Jend. Sudirman No.88-A, Kel. Tanjung Aman, Kec. Kotabumi, Lampung UtaraTel : (0724) 327947Fax : (0724) 126124

TanggamusJl. A. Yani No.46A (depan BCA) Kel. PringsewuTimur Kec. Pringsewu Kab. Pringsewu, Lampung 35373 Tel : (0729) 23826 / 0828 8000 6969 / 0828 8006 6969Fax : (0729) 22431

Bandar JayaJl. Proklamator RT 15 RW 06 Lingkungan III, Kelurahan Yukum Jaya, Kecamatan Terbanggi BesarKabupaten Lampung TengahTel : (0725) 529691 Fax : (0725) 529690

Kepulauan Bangka BelitungPangkal PinangJl Soekarno hatta,Ruko BB Tower Block No.7A, Kel. Bukit Besar, Kec. Girimaya Tel : (0717) 4256832, 4256830, 4256804Fax : (0717) 4256834

BantenCilegonRuko Cilegon Indah Jaya Blok A II No. 5-6, Jl. Raya Cilegon-Serang, kel. Kedaleman, Kec. CibeberTel : (0254) 374909 / 082818931572 Fax : (0254) 397413

SerangRuko Serang City Square Blok A No. 07, Jl. Raya Serang-Cilegon KM.3, Kel. Drangong, Kec. TaktakanTel : 082818931561 s/d 1570 Fax : (0254) 210945

Serpong (BSD)Ruko Golden Boulevard 2 Blok W2 No. 30, Jl. Pahlawan Seribu, Kel. Lengkong Karya, kec. Serpong, TangerangTel : (021) 53163542Fax : (021) 53163543

Jaringan Kantor Cabang

Page 264: Menjadi Kebanggaan Indonesia

262

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Tangerang IIJL. Graha Boulevard Timur, Ruko Graha Boulevard Blok D no. 19 , Sek-Graha Gading Serpong, Desa Curugsangereng, Kecamatan Kelapa DuaTel : (021) 29418978 Fax : (021) 29418971

DKI JakartaPecenonganJl. Sukardjo Wirjo Pranoto No.2/6, Kel. Kebon Kelapa, Kec. GambirJakarta PusatTel : (021) 3847288Fax : (021) 3808939

Kelapa GadingJl. Boulevard Barat Raya, Ruko Inkopal Blok C No.63A, Kel. Kelapa Gading Barat, Kec. Kelapa Gading Telp : (021) 45859263-65 / 45851153Fax : (0721) 45851157

MatramanJl. Jatinegara Timur No. 37 RT 008 RW 04, Kelurahan Balimester, Kecamatan Jatinegara.Jakarta TimurTel : (021) 85917920/21/22/23 Fax : (021) 8519721

Tanjung DurenJl. Tanjung Duren Utara I Blok B No. 7, Tanjung Duren Utara, Grogol PetamburanJakarta Barat Tel : (021) 55791847/55791561Fax : (021) 55791562

FatmawatiJl. RS. Fatmawati, Komplek Pertokoan Duta Mas Blok A1/43, Kel. Cipete Utara, Kec. Kebayoran Baru Jakarta SelatanTel : (021) 72780653 / 72796880Fax : (021) 72780656 / 72780657

Kebon JerukJl. Lapangan Bola Nomor 34 E, Kel. Kebon Jeruk, Kec. Kebon Jeruk, Jakarta BaratTel : (021) 53679054 / 53Fax : (021) 53654815

Duren TigaJl.Duren Tiga , Nomor 29 A-B, RT 005 / RW 001, Kelurahan Duren Tiga, Kecamatan PancoranTel : (021) 79195795 / 79195796

Mangga DuaGedung WTC Mangga Dua Lantai 4 Blok AL 001 s/d Blok AL003, Jl. Mangga Dua Raya Nomor 8Tel : (021) 29986250/51/52 Fax : (021) 29986253

Jawa BaratCibuburRuko Cibubur Time SquareJl. Transyogi Alternatif Cibubur Blok B4 No. 21Jatikarya, Jati SampurnaKota Bekasi, Jawa BaratTel : (021) 84300687Fax : (021) 84300667

BekasiJl. Ahmad Yani, Sentra Niaga Kalimalang, Ruko Mutiara Bekasi, Blok B No. 20-21, Kel. Kayuringin JayaTel : (021) 88961122 / 88961110Fax : (021) 88964896

Pondok GedePondok Gede Plaza Blok A Nomor 34, Jatiwaringin, Kecamatan Pondok GedeBekasiTel : (021) 84978710 / 84978731Fax : (021) 84978733

Jaringan Kantor Cabang

Page 265: Menjadi Kebanggaan Indonesia

263

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Jaringan Kantor Cabang

KarawangRuko Arcadia Blok XII-A, Kavling D 2-3, Galuh Mas, Kel. Sukaharja, Kec. TelukjambeTel : (0267) 8457294Fax : (0267) 8457295

DepokJl Margonda Raya No.88 Rukan Depok Mall Blok B No.50, Kemirimuka Beji DepokTel : (021) 7756733 / 7758948 / 7759144Fax : (021) 7756762

BogorJL. Siliwangi No.60B - 1 Bogor 16720Tel : (0251) 8371118 / 8370195Fax : (0251) 8332874

SukabumiJl. Otto Iskandar Dinata Nomor 80, Kelurahan Citamiang, Kecamatan CitamiangTel : (0266) 6247458 – 62449541Fax : (0266) 6249245

Bandung 1Kopo Plaza Kav. C10 – 11Jl. Peta Lingkar Selatan Bandung 40232Tel : (022) 6040119, 6040120Fax : (022) 6074550

Bandung 2Jl. Karapitan Nomor 106 B, Kel. Cikawao, Kec. LengkongTel : (022) 4219029, 4219039Fax : (022) 4209829

TasikmalayaRuko Tasik Indah Plaza No.29 Jl.H.Z.MustofaTasikmalaya 46115Tel : (0265) 344905, 344906Fax : (0265) 344844

CirebonRuko Kesambi Regency No. 4, Jl. Raya Kesambi, Kel. Kesambi, Kec. Kesambi, Cirebon 45134Tel : (0231) 210285Fax : (0231) 210280

Jawa TengahTegalRuko Komp. Nirmala Square Blok D/2, Jl. Yos SudarsoTel : (0283) 324066Fax : (0283) 340113

PurwokertoRuko Eks IAIN Jl. M.T. Haryono Nomor 3A-4APasar Wage, PurwokertoTel : (0281) 642645Fax : (0281) 642646

SemarangRuko Mataram Plaza Blok E No.1JL. MT. Haryono No.427-429Semarang, Jawa TengahTel : (024) 3589007 / 3589008Fax : (024) 3587168

SoloRuko Adi SuciptoJl. Adi Sucipto 67, RT 003 / RW 11Kel. Kerten, Kec. Laweyan, SoloTel : (0271) 738989 / 723557 Fax : (0271) 735038

KudusJl. Raden Agil Kusumadya No. 32, Ruko No.8 RT/RW 002/001, Desa Jati Kulon, Kec. JatiTel : (0291) 4252070 / 4252037 / 4252072Fax : (0291) 4252071

Page 266: Menjadi Kebanggaan Indonesia

264

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

MagelangRuko Grand Viko No. 12A, Jl Soekarno Hatta, Kel. Rejowinangun utara, Kec. Magelang Tengah, Magelang - Jawa TengahTel : (0293) 312406 / 3218686 Fax : (0293) 310536

Daerah Istimewa YogyakartaRuko Permai Monjali No. 4, Jl. Monjali No.132, Kel. Sinduadi, Kec. MlatiTel : (0274) 6415667 / 6415701Fax : (0274) 6415702

Jawa TimurSurabaya 1Jl. Karimun Jawa Kav.09 Ruko PermataGubeng, Surabaya 60281Tel : (031) 5038000Fax : (031) 5039000

Surabaya 2Ruko Raya Jemursari No.218-218A, Kel. Sidoresmo, Kec. WonocoloTel : (031) 8497227, 8419242, 8418775Fax : (031) 8414448

MalangJl. Letjen Soetoyo No. 55Tel : (0341) 486432Fax : (0341) 486429

KediriJl. Kawi, Ruko Mojoroto Indah Kav. 20, Kel. Mojoroto, Kec. MojorotoTel : (0354) 779239Fax : (0354) 780911

JemberRuko Gajah Mada Square A9, Jl. Gajah Mada No.187, Kel. Kaliwates, Kec. KaliwatesTel : (0331) 425959, 426969Fax : (0331) 483939

MadiunJl Mayjend Panjaitan Blok A2, Perum Gading Indah, Kel. Pandean, Kec. TamanTel : (0351) 473176, 476198, 476298 / 08283010067Fax : (0351) 473123

TubanJl. Diponegoro No. 34 C, Kel. Latsari, Kec. Tuban, Tel : (0356) 326381Fax : (0356) 325289

BaliDenpasarJJl. Buluh Indah No. 53 kav. 1, Kel. Pemecutan Kaja, Kec. Denpasar Utara, Bali 80118Tel : (0361) 8469898 / 93-96

GianyarJl. Airlangga No.15 C, Kel. Gianyar, Kec. GianyarTel : (0361) 944478 / 944480 / 944488Fax : (0361) 941055

Nusa Tenggara BaratMataramJl. Panca Usaha No 9X Kel. Cilinaya Kec. CakranegaraTel : (0370) 645277, 637100Fax : (0370) 645177

Kalimantan BaratPontianakKomplek Sentra Bisnis Ahmad Yani Mega Mall Blok B No. 23, Kel. Benua Melayu Darat, Kec. Pontianak selatanTel : (0561) 6655718Fax : (0561) 761195

Jaringan Kantor Cabang

Page 267: Menjadi Kebanggaan Indonesia

265

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Jaringan Kantor Cabang

Kalimantan SelatanBanjarmasinJl Simpang sultan adam , komp ruko STIHSA no 3, Sungai Andai, BanjarmasinTel : (0511) 4315662Fax : (0511) 4315663

TanjungJl. Jaksa Agung Suprapto No.74, RT 15,depan Rutan Tanjung, Kel. Tanjung, Kec. Tajung

BanjarbaruJl. Jend. A.Yani KM.35 Ruko Fortuna No.48 RT 005/RW 001, Kel. Gunung Paikat, Kec. Banjarbaru SelatanTel : (0511) 4772067Fax : (0511) 4772063

Kalimantan TengahPalangkarayaJl. Cilik Riwut Km. 3, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan RayaTel : (0536) 3224277 / 085246600022 / 087858566000

Kalimantan TimurSamarindaJl. Wahid Hasyim No. 26 C RT. 011 Kel. Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara

BalikpapanJl. RUhui Rahayu RT.101 No.140 Ringroad BalikpapanTel : (0542) 8860743 / 8860744

TarakanJl Yos sudarso Rt. 14 no 5 Kel selumit pantai TarakanTel : (0551) 2029620 / 2029621 / 2029625

Sulawesi SelatanMakassarJl. Veteran Selatan No. 311 (135B), Kel. Mamajang Dalam, Kec. MamajangTel : (0411) 832789 / 832567Fax : (0411) 832678

ParepareJl. Sultan Hasanuddin No. 16 A, Kelurahan Ujung Sabang, Kecamatan UjungTel : (0421) 28622 / 28623 / 28652 Fax : (0421) 28607

Sulawesi TenggaraKendariKompleks Senapati Land Blok A8 No. 14,Jl. Brigjend M. Yunus By Pass Kendari, Kel. Bende, Kec. KadiaTel : (0401) 3135093 / 3135094Fax : 0401 – 3135085

Sulawesi UtaraMenadoJl. Pierre Tendean Boulevard, Komp. Ruko Marina M. Walk Blok RB No. 49, Kel. Titiwungen Selatan, Kec. SarioTel : (0431) 8820200 / 8880364

Sulawesi TengahPaluJl. Emmy Saelan Nomor 38, Kel. Tatura Utara, Kec. Palu SelatanTel : (0451) 454139 / 0454129Fax : (0451) 454806

GorontaloGorontaloJl. Nani Wartabone, Kelurahan Heledulaa Selatan, Kecamatan Kota Timur No. 131Tel : (0435) 822314 / 822315Fax : (0435) 822315

Page 268: Menjadi Kebanggaan Indonesia

266

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Peta Jaringan Kantor Cabang

Banda Aceh

Medan

Rantau Prapat

Pekanbaru

Duri

Padang

Bukittinggi

Muara Bungo

Bengkulu

Lubuklinggau

Lampung

Jambi

PalembangBaturajaBandar Jaya

Pangkal Pinang

CilegonTangerang

Jakarta

SerangDepok

BogorBandung

Tasikmalaya

Semarang

Palangkarya

TanjungBanjarmasin

PontianakBatam

Yogyakarta

Surabaya

Kudus MalangKediri

Tegal Solo

MagelangPurwokerto

TubanMadiun

Jember

DenpasarMataram

Gianyar

Sukabumi

Bekasi Cirebon

Tarakan

Samarinda

Balikpapan

Page 269: Menjadi Kebanggaan Indonesia

267

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Peta Jaringan Kantor Cabang

Gianyar

Gorontalo ManadoPalu

Makassar

Kendari

Parepare

Page 270: Menjadi Kebanggaan Indonesia

268

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2013 PT Mandiri Tunas Finance

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Mandiri Tunas Finance tahun 2013 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan.

Demikian penyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Anton SetiawanKomisaris Utama

Ignatius Susatyo WijoyoDirektur Utama

Harjanto TjitohardjojoDirektur

Anton HerdiantoDirektur

Hanifah PurnamaKomisaris Independen

Sarastri BaskoroKomisaris

Dewan Komisaris

Direksi

Page 271: Menjadi Kebanggaan Indonesia

269

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 272: Menjadi Kebanggaan Indonesia

270

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Laporan Keuangan

Page 273: Menjadi Kebanggaan Indonesia

271

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Page 274: Menjadi Kebanggaan Indonesia

272

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 275: Menjadi Kebanggaan Indonesia

PT Mandiri Tunas Finance Laporan keuangan beserta laporan auditor independen tahun yang berakhir pada tangga l-tangga l 31 Desember 2013 dan 2012 / Financial statements with independent auditors’ report years ended 31 December 2013 and 2012

Page 276: Menjadi Kebanggaan Indonesia
Page 277: Menjadi Kebanggaan Indonesia
Page 278: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

LAPORAN KEUANGAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

PT MANDIRI TUNAS FINANCE FINANCIAL STATEMENTS

WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT YEARS ENDED

31 DECEMBER 2013 AND 2012

Daftar Isi Table of Contents

Halaman/ Page Laporan Auditor Independen Independent Auditors’ Report Laporan Posisi Keuangan.............................................. 1-2 .................................. Statements of Financial Position Laporan Laba Rugi Komprehensif ................................. 3 ......................... Statements of Comprehensive Income

Laporan Perubahan Ekuitas .......................................... 4 .................................. Statements of Changes in Equity Laporan Arus Kas .......................................................... 5-6 ............................................ Statements of Cash Flows Catatan atas Laporan Keuangan ................................... 7-89 ............................... Notes to the Financial Statements **************************

Page 279: Menjadi Kebanggaan Indonesia
Page 280: Menjadi Kebanggaan Indonesia
Page 281: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

secara keseluruhan.

The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements

taken as a whole.

1

PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN POSISI KEUANGAN

31 Desember 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION

31 December 2013, 2012 and 1 January 2012/31 December 2011 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated) 1 Januari/ January 2012/ Catatan/ 31 Desember/ Notes 2013 2012 December 2011

ASET ASSETS 2c,2d,2e,2q, Kas dan setara kas 4,24a,25,26 191.239 165.770 235.375 Cash and cash equivalents 2c,2f,5,25, Consumer financing Piutang pembiayaan konsumen 26,27,31 receivables Pihak ketiga 4.639.163 3.803.196 3.110.816 Third parties Pihak berelasi 2q,5,24a 5.738 5.197 5.876 Related parties

4.644.901 3.808.393 3.116.692 Dikurangi: cadangan kerugian Less: allowance for penurunan nilai 2h (133.356) (90.777) (62.992) impairment losses

4.511.545 3.717.616 3.053.700 Investasi neto dalam 2c,2g,6, Net investment in sewa pembiayaan 25,26 financial leases Pihak ketiga 619.691 329.447 38.983 Third parties

Dikurangi cadangan kerugian Less: allowance for penurunan nilai 2h (7.537) (1.767) (197) impairment losses

612.154 327.680 38.786 Piutang lain-lain 2c,7,25,26 Other receivables Pihak ketiga 27.546 11.484 9.827 Third parties Pihak berelasi 2q,7,24a,31 223.185 111.373 140.004 Related parties

250.731 122.857 149.831 Dikurangi cadangan kerugian Less: allowance for penurunan nilai 2h (813) (979) (1.195) impairment losses

249.918 121.878 148.636 Tagihan kelebihan pajak 8a - 1.926 1.926 Claim for tax refund Aset pajak tangguhan 2k,8d 7.737 4.570 1.901 Deferred tax assets Aset tetap Fixed assets (setelah dikurangi akumulasi (net of accumulated penyusutan sebesar Rp35.858, depreciation of Rp35,858, Rp25.727 dan Rp21.701 Rp25,727 and Rp21,701 pada tanggal 31 Desember 2013, as of 31 December 2013, 2012 dan 1 Januari 2012) 2j,9 44.006 27.861 20.914 2012 and 1 January 2012) 2c,2i,2q,10, Aset lain-lain 24a,25,26 22.863 20.825 15.127 Other assets

TOTAL ASET 5.639.462 4.388.126 3.516.365 TOTAL ASSETS

Page 282: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

secara keseluruhan.

The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements

taken as a whole.

2

PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)

31 Desember 2013 dan 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION

(continued) 31 December 2013 and 2012 and

1 January 2012/31 December 2011 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated) 1 Januari/ January 2012/ Catatan/ 31 Desember/ Notes 2013 2012 December 2011

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY Utang usaha 2c,11,25,26 260.798 292.264 114.533 Trade payables Utang lain-lain 2c,12,25,26 Other payables Pihak ketiga 27.532 19.960 16.186 Third parties Pihak berelasi 2q,12,24b,26 134.905 46.550 27.054 Related parties Utang pajak kini 2k,8b 15.833 15.745 8.169 Current tax liabilities Beban yang masih harus dibayar 2c,13,25,26 65.711 38.288 35.534 Accrued expenses 2c,14, Pinjaman bank 25,26,27 Bank loans Pihak ketiga 1.937.305 1.680.501 1.357.177 Third parties Pihak berelasi 2q,14,24b 1.318.522 1.023.635 429.257 Related parties

3.255.827 2.704.136 1.786.434 Biaya provisi yang belum diamortisasi (14.764) (14.136) (10.597) Unamortized provision cost

3.241.063 2.690.000 1.775.837 2c,2p, Surat berharga yang diterbitkan 15,25,26 Securities issued Pihak ketiga 839.000 597.000 1.017.000 Third parties Pihak berelasi 2q,15,24b 361.000 155.000 108.000 Related parties

1.200.000 752.000 1.125.000 Beban emisi yang belum diamortisasi (3.265) (2.200) (2.589) Unamortized issuance cost

1.196.735 749.800 1.122.411 Liabilitas imbalan kerja karyawan 2l,16 9.091 6.554 4.224 Employee benefits obligation

TOTAL LIABILITAS 4.951.668 3.859.161 3.103.948 TOTAL LIABILITIES

EKUITAS EQUITY Modal saham Share capital Authorized capital - Modal dasar - 10.000.000.000 10,000,000,000 ordinary lembar saham biasa dengan shares with a par value nilai nominal Rp100 (nilai penuh) of Rp100 (full amount) per saham per share Modal ditempatkan dan disetor Issued and fully paid up penuh - 2.500.000.000 lembar capital - 2,500,000,000 saham 2m,17 250.000 250.000 250.000 ordinary shares Saldo laba Retained earnings Sudah ditentukan penggunaannya 18 50.000 50.000 37.500 Appropriated Belum ditentukan penggunaannya 387.794 228.965 124.917 Unappropriated

TOTAL EKUITAS 687.794 528.965 412.417 TOTAL EQUITY

TOTAL TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 5.639.462 4.388.126 3.516.365 LIABILITIES AND EQUITY

Page 283: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

secara keseluruhan.

The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements

taken as a whole.

3

PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/ Notes 2013 2012

PENDAPATAN 2r REVENUE Pembiayaan konsumen 2q,19a,24c 859.887 637.822 Consumer financing Sewa pembiayaan 19b 59.897 16.514 Financial leases Bunga 2q,19c,24c 7.026 6.626 Interest Lain-lain - neto 19d 239.386 180.107 Others - net

Total pendapatan 1.166.196 841.069 Total revenue

BEBAN 2r EXPENSES Beban keuangan 2q,20,24d (443.492) (312.904) Financial Charges Gaji dan tunjangan 2q,21,24d (179.317) (138.568) Salaries and benefits General and administration Beban umum dan administrasi 2q,22,24d (149.541) (112.577) expenses Penyisihan kerugian penurunan nilai: Provision for impairment losses: Pembiayaan konsumen 2c,2h,5 (150.153) (120.117) Consumer financing Sewa pembiayaan 2c,2h,6 (6.756) (1.570) Financial leases Piutang lain-lain 2c,2h,7 166 216 Other receivables

Total beban (929.093) (685.520) Total expenses

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 237.103 155.549 INCOME BEFORE TAX EXPENSE BEBAN PAJAK 2k,8c (60.791) (39.001) TAX EXPENSE

LABA TAHUN BERJALAN 176.312 116.548 INCOME FOR THE YEAR Pendapatan komprehensif lain - - Other comprehensive Income

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE TAHUN BERJALAN 176.312 116.548 INCOME FOR THE YEAR

LABA PER SAHAM DASAR BASIC EARNINGS PER SHARE (Rupiah penuh) 2o,23 71 47 (Full amount)

Page 284: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

secara keseluruhan.

The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements

taken as a whole.

4

PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Saldo laba yang Saldo laba yang sudah ditentukan belum ditentukan penggunaannya/ penggunaannya/ Catatan/ Modal saham/ Appropriated Unappropriated Total Ekuitas/ Notes Share capital retained earnings retained earnings Total Equity

Saldo 1 Januari 2012 250.000 37.500 124.917 412.417 Balance 1 January 2012 Total laba komprehensif Total comprehensive tahun berjalan - - 116.548 116.548 income for the year Penyisihan untuk cadangan Appropriation for wajib 18 - 12.500 (12.500) - general reserve

Saldo 31 Desember 2012 250.000 50.000 228.965 528.965 Balance 31 December 2012

Total laba komprehensif Total comprehensive tahun berjalan - - 176.312 176.312 income for the year Pembayaran dividen kas 2n,18 - - (17.483) (17.483) Payment of cash dividends

Saldo 31 Desember 2013 250.000 50.000 387.794 687.794 Balance 31 December 2013

Page 285: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

secara keseluruhan.

The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements

taken as a whole.

5

PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN ARUS KAS

Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENTS OF CASH FLOWS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/ Notes 2013 2012

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM AKTIVITAS OPERASI OPERATING ACTIVITIES Penerimaan kas dari konsumen: Cash received from customers: Pembiayaan konsumen 14.434.264 11.559.023 Consumer financing Sewa pembiayaan 282.978 29.614 Financial leases Bunga 6.981 6.451 Interest Pendapatan penalti 36.127 15.360 Late payment penalties Penerimaan dari piutang Recovery from yang telah dihapusbukukan 27.790 25.292 written-off receivables Premi asuransi 1.058.100 613.958 Insurance premiums Penerimaan atas restitusi pajak 1.926 - Receipt from tax refund Penerimaan piutang pihak Collection of receivable from berelasi - 1.985 related parties Pengeluaran kas untuk: Cash disbursements for: Pembayaran fasilitas pembiayaan bersama dan Repayments of joint penyaluran pemberian kredit financing and channeling without recourse (3.567.449) (3.628.871) without recourse facilities Pembayaran kepada penyalur kendaraan (11.996.221) (8.361.713) Payments to car dealers Payments for Pembayaran beban keuangan (439.567) (320.904) financial charges Pembayaran pajak penghasilan (63.871) (36.104) Payments for income tax Pembayaran gaji dan Payments for tunjangan (167.111) (128.144) salaries and allowances Pembayaran beban Payments for general and umum dan administrasi (123.460) (99.690) administrative expenses Pembayaran kepada perusahaan Payments to insurance asuransi (416.620) (275.693) companies

Kas neto yang digunakan Net cash used in untuk aktivitas operasi (926.133) (599.436) operating activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM INVESTASI INVESTING ACTIVITIES Proceeds from sales of Hasil penjualan aset tetap 398 510 fixed assets Pembelian aset tetap 9 (27.382) (13.932) Purchases of fixed assets

Kas neto yang digunakan Net cash used in untuk aktivitas investasi (26.984) (13.422) investing activities

Page 286: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

secara keseluruhan.

The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements

taken as a whole.

6

PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN ARUS KAS (lanjutan)

Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENTS OF CASH FLOWS (continued)

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/ Notes 2013 2012

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM PENDANAAN FINANCING ACTIVITIES Penerimaan pinjaman bank 5.817.487 3.823.727 Proceeds from bank loans Penerimaan utang obligasi 500.000 - Proceeds from bonds payable Pembayaran pinjaman bank (5.265.794) (2.906.026) Repayment of bank loans Pembayaran utang obligasi Repayment of bonds issued dan Medium-Term Notes (52.000) (573.000) and Medium-Term Notes Penerimaan dari Proceeds from Medium-Term Notes - 200.000 Medium-Term Notes Pembayaran beban emisi Payment of securities surat berharga (3.624) (1.448) issuance costs Pembayaran dividen kas 18 (17.483) - Payment of cash dividends

Kas neto yang diperoleh Net cash provided by dari aktivitas pendanaan 978.586 543.253 financing activities

Kenaikan/(penurunan) neto Net increase/(decrease) kas dan setara kas 25.469 (69.605) in cash and cash equivalents Kas dan setara kas pada Cash and cash equivalents awal tahun 165.770 235.375 at begining of year

Kas dan setara kas pada Cash and cash equivalents akhir tahun 191.239 165.770 at end of year

Page 287: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

7

1. INFORMASI UMUM 1. GENERAL INFORMATION

PT Mandiri Tunas Finance (“Perseroan”) didirikan dengan nama PT Tunas Financindo Corporation pada tanggal 17 Mei 1989 berdasarkan Akta Notaris Misahardi Wilamarta, S.H., Notaris di Jakarta, No. 262. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-4868.HT.01.01.TH’89 tanggal 1 Juni 1989 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tambahan No. 1369 tanggal 18 Juli 1989. Pada tanggal 18 Agustus 2000, Perseroan melakukan perubahan nama menjadi PT Tunas Financindo Sarana berdasarkan Akta Notaris Adam Kasdarmadji S.H., M.H., Notaris di Jakarta No. 49. Akta perubahan ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-Undangan melalui Surat Keputusan No. C-21195HT.01.04.TH2000 tanggal 22 September 2000. Pada tanggal 30 November 2007, Perseroan melakukan penyesuaian Anggaran Dasar terhadap Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Notaris Herawati, S.H., Notaris di Jakarta, No. 94. Akta tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-06708.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 12 Februari 2008. Pada tanggal 26 Juni 2009, Perseroan mengubah nama Perseroan menjadi PT Mandiri Tunas Finance berdasarkan perubahan Anggaran Dasar sesuai dengan Akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,Msi., Notaris di Jakarta, No. 181. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dengan Akta, No. 38 tanggal 21 Juni 2011 yang dibuat dihadapan Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penghapusan satu ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan. Perubahan ini telah diterima dan dicatatkan dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-24971 tanggal 3 Agustus 2011. Perubahan susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang terakhir dilakukan pada tanggal 6 Februari 2012, sebagaimana ternyata dalam Akta No. 01 yang dibuat oleh Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta, yang penerimaan pemberitahuan perubahan data Perseroannya telah diterima dan dicatat di dalam database sistem administrasi Badan Hukum di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-20323 tanggal 6 Juni 2012.

PT Mandiri Tunas Finance (the “Company”) was incorporated with the name of PT Tunas Financindo Corporation on 17 May 1989 based on Notarial Deed of Misahardi Wilamarta, S.H., Notary in Jakarta, No. 262. The Company’s Articles of Association were approved by the Ministry of Justice in its Decision Letter No. C2-4868.HT.01.01.TH’89 dated 1 June 1989 and were published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 57, Supplement No. 1369 dated 18 July 1989. On 18 August 2000, the Company changed its name to PT Tunas Financindo Sarana based on Notarial Deed of Adam Kasdarmadji S.H., M.H., Notary in Jakarta No. 49. This deed was approved by the Minister of Law and Regulation in its Decision Letter No. C-21195HT.01.04.TH2000 dated 22 September 2000. On 30 November 2007, The Company complied its Articles of Association to The Law Number 40 of 2007 concerning Limited Liability Company based on Notarial Deed Herawati, S.H., Notary in Jakarta, No. 94. This Deed approved by Minister of Law and Human Rights in Decision Letter No. AHU-06708.AH.01.02.Tahun 2008 dated 12 Februari 2008. On 26 June 2009, the Company changed its name to PT Mandiri Tunas Finance based on the amendment of the Articles of Association by the Notarial Deed of Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,Msi., Notary in Jakarta, No. 181. The Articles of Association have been amended from time to time, the latest amendment by the Deed of No. 38 dated 21 June 2011 made before Emi Susilowati S.H., Notary in Jakarta, concerning the removal of one clause in the Company’s Articles of Association. This deed was approved by the Minister of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU-AH.01.10-24971 dated 3 August 2011. The latest change in the composition of the Board of Commissioners and Directors as stated on the Deed No. 01 dated 6 February 2012, was made before Emi Susilowati, S.H., Notary in Jakarta, which the notification receipt of the change in corporate data has been received and recorded in the database administration system of legal entity in the Ministry of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-AH.01.10-20323 dated 6 June 2012.

Page 288: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

8

1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued)

Kegiatan komersial Perseroan dimulai pada tahun 1989. Perseroan memperoleh ijin usaha sebagai Perseroan pembiayaan dalam bidang sewa guna usaha, anjak piutang dan pembiayaan konsumen dari Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan No. 1021/KMK.013/1989 tanggal 7 September 1989, sebagaimana diubah dengan Surat Keputusan No. 54/KMK.013/1992 tanggal 15 Januari 1992 dan No. 19/KMK.017/2001 tanggal 19 Januari 2001 dan terakhir diubah dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-352/KM.10/2009 tanggal 29 September 2009. Saat ini, Perseroan bergerak dalam kegiatan pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha.

The Company commenced commercial activities in 1989. The Company obtained a business license to operate in leasing, factoring and consumer financing from the Ministry of Finance in its Decision Letter No. 1021/KMK.013/1989 dated 7 September 1989, as amended by the Decision Letter No. 54/KMK.013/1992 dated 15 January 1992 and No. 19/KMK.017/2001 dated 19 January 2001 and the latest amendment by the Ministry of Finance Decision Letter No. KEP-352/KM.10/2009 dated 29 September 2009. Currently, the Company is engaged in consumer financing activities and finance lease.

Perseroan berdomisili di Jakarta Pusat dan mempunyai 77 kantor cabang yang berlokasi di beberapa tempat di Indonesia.

The Company is domiciled in Central Jakarta and has 77 branches throughout Indonesia.

Pada tanggal 6 Februari 2009, PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama mengalihkan kepemilikan sahamnya di Perseroan sejumlah masing-masing 650.000.000 lembar saham dan 625.000.000 lembar saham atau sebesar 51% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan akta notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M., No. 8 tanggal 6 Februari 2009.

On 6 February 2009, PT Tunas Ridean Tbk. and PT Tunas Mobilindo Parama have transferred their ownership in the Company amounting to 650,000,000 shares and 625,000,000 shares, respectively, representing 51% of total issued and fully paid-up shares, to PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. by the Notarial Deed of Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M., No. 8 dated 6 February 2009.

Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Mandiri Tunas Finance ke Bursa Efek Indonesia sebagai berikut:

The Company issued and registered Mandiri Tunas Finance Bonds on the Indonesian Stock Exchange as follows:

Obligasi/Bonds Tanggal terbit/Issue date Nilai nominal/Nominal value

I 29 Mei/May 2003 500.000 II 22 Juni/June 2004 350.000 III 8 JuliJuly 2005 350.000 IV 22 Februari/February 2007 600.000 V 20 Februari/February 2008 600.000 VI 6 Mei/May 2011 600.000

Berkelanjutan I tahap I/ Continuing Bonds I Phase I

5 Juni/June 2013 500.000

Pada tanggal 20 Mei 2011, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Mandiri Tunas Finance VI tahun 2011 (“Obligasi VI”) ke Bursa Efek Indonesia. Penerbitan Obligasi VI tahun 2011 serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 29 tanggal 25 Februari 2011 jo. Add.1 No. 7 tanggal 5 April 2011, jo. Add II No. 16 tanggal 11 April 2011, jo. Add III No. 1 tanggal 2 Mei 2011 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mega Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang Obligasi VI.

On 20 May 2011, the Company issued and registered Bonds Mandiri Tunas Finance VI (“Bonds VI”) on Indonesia Stock Exchange. The issuance of Bonds VI 2011 and Trusteeship Agreements No. 29 dated 25 February 2011 jo. Add.1 No. 7 dated 5 April 2011, jo. Add II No. 16 dated 11 April 2011, jo. Add III No. 1 dated 2 Mei 2011 was signed by the Company and PT Bank Mega Tbk., as the Trustee for the Bonds VI holders.

Page 289: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

9

1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued)

Pada tanggal 7 Juni 2013, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013 (”Obligasi Berkelanjutan”) ke Bursa Efek Indonesia. Penerbitan Obligasi Berkelanjutan ini serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan No. 29 tanggal 22 Maret 2013, jo. Addendum I No. 61 tanggal 17 April 2013, jo Addendum II No. 47 tanggal 20 Mei 2013 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mega Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang Obligasi Berkelanjutan.

On 7 June 2013, the Company issued and registered Mandiri Tunas Finance Continuing Bonds I Phase I Year 2013 (“Continuing Bonds I”) on the Indonesia Stock Exchange. The issuance of Bonds VI 2011 and Trusteeship Agreements No. 29 dated 22 March 2013 jo. Add. I No. 61 dated 17 April 2013, jo. Add II No. 47 dated 20 May 2013 was signed by the Company and PT Bank Mega Tbk., as the Trustee for the Continuing Bonds.

Lihat Catatan 15a untuk rincian utang obligasi. Refer to Note 15a for details of bonds payable.

Pada tanggal 18 November 2009, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance I tahun 2009 di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Penerbitan MTN Mandiri Tunas Finance I tahun 2009 serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 13 tanggal 18 November 2009 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang MTN.

On 18 November 2009, the Company issued and registered Medium-Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance I 2009 on Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). The issuance of MTN Mandiri Tunas Finance I 2009 and Trusteeship Agreement No. 13 dated 18 November 2009 was signed by the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., as the Trustee for the MTN holders.

Pada tanggal 16 Februari 2010, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance II tahun 2010 di Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). Penerbitan MTN MTF II tahun 2010 serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 05 tanggal 16 Februari 2010 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang MTN.

On 16 February 2010, the Company issued and registered Medium-Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance II 2010 in Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). The issuance of MTN MTF II 2010 and Trusteeship Agreements No. 05 dated 16 February 2010 was signed by the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., as the Trustee for the MTN holders.

Pada tanggal 24 Januari 2012, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance III tahun 2012 di Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). Penerbitan MTN MTF III tahun 2012 serta Penunjukan agen pemantau dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 09 tanggal 24 Januari 2012 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang bertindak selaku agen pemantau pemegang MTN pertama.

On 24 Januari 2012, the Company issued and registered Medium-Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance III 2012 in Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). The issuance of MTN MTF III 2012 and the appointment of monitoring agent No. 09 dated 24 Januari 2012 was signed by the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., as the monitoring agent for the first MTN holders.

Lihat Catatan 15b untuk rincian MTN. Refer to Note 15b for details of the MTN.

Page 290: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

10

1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued)

Susunan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

The members of the Company`s Board of Commissioners, Directors and Audit Committee as of 31 December 2013 and 2012 are as follows:

2013 2012

Dewan Komisaris Board of Commissioners Komisaris Utama Anton Setiawan Anton Setiawan President Commissioner Komisaris Sarastri Baskoro Sarastri Baskoro Commissioner Komisaris Independen Hanifah Purnama Hanifah Purnama Independent Commissioner Direksi Directors Ignatius Susatyo Ignatius Susatyo Direktur Utama Wijoyo Wijoyo President Director Direktur Anton Herdianto Anton Herdianto Director Direktur Harjanto Tjitohardjojo Harjanto Tjitohardjojo Director Komite Audit Audit Committee Ketua Hanifah Purnama Hanifah Purnama Chairman Anggota Sunardi Edirianto Sunardi Edirianto Member Rodion Wikanto Rodion Wikanto Anggota Njotowidjojo Njotowidjojo Member

Pembentukan Komite Audit Perseroan telah sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.I.5.

Establishment of the Company’s Audit Committe in compliance with BAPEPAM-LK Regulation Number IX.I.5.

Sekretaris Perusahaan Perseroan dan Kepala Divisi Audit Internal Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

The Company’s Corporate Secretary and the Head of Internal Audit Division as of 31 December 2013 and 2012 are as follows:

2013 2012

Sekretaris Perusahaan Hengki Heriandono Hengki Heriandono Corporate Secretary Pandji Satrijo Kepala Divisi Audit Internal Saiful Huda Dewandaru Head of Internal Audit Division

Pembentukan Sekretaris Perusahaan Perseroan telah sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.I.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996.

Establishment of the Company’s Corporate Secretary is in compliance with BAPEPAM-LK Regulation Number IX.I.4 Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-63/PM/1996 dated 17 January 1996.

Pembentukan Divisi Audit Internal Perseroan telah sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.I.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28 November 2008.

Establishment of the Company’s Internal Audit Division is in compliance with BAPEPAM-LK Regulation Number IX.I.7 Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-496/BL/2008 dated 28 November 2008.

Pada tanggal 31 Desember 2013, Perseroan memiliki 2.793 karyawan (2012: 2.371 karyawan) (tidak diaudit).

As of 31 December 2013, the Company has 2,793 employees (2012: 2,371 employees) (unaudited).

Entitas induk langsung dan entitas induk terakhir Perseroan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.

The direct and ultimate holding entity of the Company is PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, state-owned company owned by the Government of the Republic of Indonesia.

Page 291: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

11

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI 2. ACCOUNTING POLICIES

Kebijakan akuntansi yang signifikan, yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perseroan pada tanggal dan tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

The significant accounting policies, applied in the preparation of the Company’s financial statements as of and years ended 31 December 2013 and 2012 were as follows:

a. Pernyataan Kepatuhan a. Statement of Compliance

Laporan keuangan pada tanggal dan tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 tentang ”Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perseroan Publik” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.

The financial statements as of and years ended 31 December 2013 and 2012 have been prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards as issued by the Indonesian Institute of Accountants and the Bapepam-LK Regulation No. VIII.G.7 regarding “Emiten or Public Company’s Financial Statements Presentation and Disclosure Guidelines” as included in the Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 dated 25 June 2012.

b. Dasar penyusunan laporan keuangan b. Basis of preparation of the financial

statements

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas, dan menggunakan konsep biaya historis kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.

The financial statements have been prepared on the accrual basis, except for the statements of cash flows, and using the historical cost concept of accounting, except as disclosed in the relevant notes herein.

Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, kas pada bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman atau dibatasi penggunaannya.

The statements of cash flows are prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities. For the purposes of the statements of cash flows, cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with original maturity of three months or less, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings or restricted.

Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - nilai aset dan liabilitas dilaporkan dan

pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, dan

- jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.

The preparation of financial statements in conformity with Indonesian financial accounting standards requires the use of estimates and assumptions that affects: - the reported amounts of assets and

liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements, and

- the reported amounts of revenues and expenses during the reported period.

Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.

Page 292: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

12

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Dasar penyusunan laporan keuangan (lanjutan)

b. Basis of preparation of the financial statements (continued)

Mata uang penyajian yang digunakan pada laporan keuangan adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional.

The presentation currency used in the financial statements is Indonesian Rupiah, which is the functional currency.

Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain.

Amounts in the financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah unless otherwise stated.

c. Aset dan liabilitas keuangan c. Financial assets and liabilities

Aset Keuangan Financial Assets

Perseroan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.

The Company classifies its financial assets in the following categories of (i) financial assets at fair value through profit or loss, (ii) loans and receivables, (iii) held-to-maturity financial assets, and (iv) available-for-sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financials assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.

Selama tahun-tahun berjalan dan pada tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan hanya memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang sehingga kebijakan akuntansi berkaitan dengan klasifikasi aset keuangan di luar pinjaman yang diberikan dan piutang tidak diungkapkan.

During the years and at the date of statement of financial position, the Company only has financial assets classified as loans and receivables. Therefore, the accounting policies related to classifications other than loans and receivables are not disclosed.

Pinjaman yang diberikan dan piutang Loans and receivables

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:

• yang dimaksudkan oleh Perseroan untuk

dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

• those that the Company intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;

• yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau

• those that the Company upon initial recognition designates as available for sale; or

• dalam hal Perseroan mungkin tidak akan

memperoleh kembali investasi awal secara substansial, kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.

• those for which the Company may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration and receivables.

Page 293: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

13

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

c. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) c. Financial assets and liabilities (continued)

Aset Keuangan (lanjutan) Financial Assets (continued)

Pinjaman yang diberikan dan piutang (lanjutan) Loans and receivables (continued)

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan pendapatan administrasi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Loans and receivables are initially recognized at fair value plus transaction costs and administration income and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.

Pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi piutang pembiayaan konsumen, investasi neto dalam sewa pembiayaan, uang muka dan piutang lain-lain.

Loans and receivables consist of consumer financing receivables, net investment in finance leases, advances and other receivables.

Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dilaporkan sebagai ”Pendapatan pembiayaan konsumen” dan ”Pendapatan sewa pembiayaan”.

Income from financial assets classified as loans and receivables is included in the statement of comprehensive income and is reported as “Consumer financing income” and “Financial leases income”.

Dalam hal terjadi penurunan nilai, cadangan kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “penyisihan kerugian penurunan nilai”.

In the case of impairment, allowance for impairment losses is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables recognized in the statement of comprehensive income as “provision for impairment losses”.

Pengakuan Recognition

Perseroan menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk kontrak reguler ketika mencatat transaksi aset keuangan.

The Company uses settlement date accounting for regular way contracts when recording financial assets transactions.

Penurunan nilai dari aset keuangan Impairment of financial assets

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

The Company assesses at each reporting date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. Impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occured after the initial recognition of the asset (a “loss event”) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.

Page 294: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

14

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

c. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) c. Financial assets and liabilities (continued)

Aset Keuangan (lanjutan) Financial Assets (continued)

Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan) Impairment of financial assets (continued)

Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran angsuran dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya penurunan nilai atas aset keuangan tersebut.

Significant financial difficulties of the debtors, probability that the debtors will enter bankruptcy and default or delinquency in payments are considered as indicators that the financial assets are impaired.

Perseroan menentukan penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual, penentuan penurunan nilai dilakukan secara kolektif.

The Company assesses impairment of financial assets individually for financial assets that are individually significant, and collectively for financial assets that are not individually significant.

Jika Perseroan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Perseroan memasukkan aset keuangan tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara individual tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for individually assessed financial assets, it includes the financial assets in a group of financial assets with similar credit risk characteristic and collectively assesses them for impairment. Financial assets that are individually assessed for impairment are not included in a collective assessment of impairment.

Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Perseroan. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.

Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the Company. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based and to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.

Ketika suatu piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan ke dalam “cadangan kerugian penurunan nilai”.

When a receivable is uncollectible, it is written off against the related allowance for impairment losses. Such receivables are written off after all the necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined. Impairment charges relating to loans and receivables are classified into “allowance for impairment losses".

Page 295: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

15

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

c. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) c. Financial assets and liabilities (continued)

Aset Keuangan (lanjutan) Financial Assets (continued)

Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan) Impairment of financial assets (continued)

Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat piutang debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan kerugian penurunan nilai. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

If in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognized (such as an improvement in the debtor’s receivable rating), the previously recognized impairment loss is reversed by adjusting theallowance for impairment losses. The amount of the impairment reversal is recognized in the statement of comprehensive income.

Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan, dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai.

Subsequent recoveries of receivable written off are credited to the allowance for impairment losses.

Liabilitas keuangan Financial liabilities

Perseroan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

The Company classifies its financial liabilities in the category of (i) financial liabilities at fair value through profit or loss and (ii) financial liabilities measured at amortized cost.

Selama tahun-tahun berjalan dan pada tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi sehingga kebijakan akuntansi berkaitan dengan klasifikasi ini tidak diungkapkan.

During the years and at the date of statement of financial position, the Company does not have financial liabilities at fair value through profit or loss. Therefore, the accounting policies related to this classification are not disclosed.

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Financial liabilities measured at amortized cost

Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi.

Financial liabilities at amortized cost are initially recognized at fair value plus transaction costs.

Setelah pengakuan awal, Perseroan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

After initial recognition, the Company measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rates method.

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi antara lain utang usaha, utang lain-lain, beban bunga yang masih harus dibayar, pinjaman bank dan surat berharga yang diterbitkan.

Financial liabilities measured at amortized cost are trade payables, other payables, accrued interest expenses, bank loans and securities issued.

Page 296: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

16

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

c. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) c. Financial assets and liabilities (continued)

Penghentian pengakuan Derecognition

Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara subtansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Perseroan melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Financial assets are derecognized when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have ceased to exist or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards of ownership of the assets are also transferred (if substantially all the risk and rewards were not transferred, the Company tests control to ensure that continuing involvement on the basis of any retained powers of control does not prevent derecognition). Financial liabilities are derecognized when they have been redeemed or otherwise extinguished.

Penghentian pengakuan piutang pembiayaan konsumen yang mengalami penurunan nilai, akan dilakukan ketika piutang telah dihapusbukukan. Piutang ragu-ragu akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 180 hari atau pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih. Penghapusbukuan piutang ragu-ragu ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan. Piutang pembiayaan konsumen dapat diselesaikan dengan menjual kendaraan yang dibiayai Perseroan.

Consumer financing receivables are derecognized when the receivables have been written-off. Doubtful accounts are written off when they have been overdue for more than 180 days or determined to be not collectible. The write offs of doubtful accounts do not eliminate the right to collect and hence are still to be pursued for collection continuously. Consumer financing receivables could be settled by selling their motor vehicle that financed by Company.

Perseroan menerima kendaraan dari konsumen dan membantu untuk menjual kendaraan tersebut sehingga konsumen dapat melunasi utang pembiayaan konsumennya.

The Company receives motor vehicles from customers and assist them in selling their motor vehicles so that the customers are able to settle their consumer financing payables.

Konsumen memberi kuasa kepada Perseroan untuk menjual kendaraan ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian piutang pembiayaan konsumen bila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian pembiayaan. Konsumen berhak atas selisih lebih antara nilai penjualan dengan saldo piutang pembiayaan konsumen. Jika terjadi selisih kurang, kerugian yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

The customers give the right to the Company to sell the motor vehicles or take any other actions to settle the outstanding consumer financing receivables in the events of default. Customers are entitled to the positive difference between the proceeds from sale of the motor vehicles and the outstanding consumer financing receivables. If difference is negative, the resulting loss is charged to the current year statement of comprehensive income.

Jaminan kendaraan milik konsumen untuk pelunasan piutang pembiayaan konsumen, dinyatakan sebesar nilai terendah antara nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen terkait atau realisasi neto dari jaminan kendaraan milik konsumen tersebut. Selisih antara nilai tercatat dan nilai realisasi neto piutang dicatat sebagai cadangan kerugian penurunan nilai dan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

Motor vehicle collaterals owned by customers for settlement of their consumer financing receivables, presented at the lower of carrying value of the related consumer financing receivables or the net realizable value of motor vehicle collaterals. The difference between the carrying value and the net realizable value of receivables is recorded as allowance for impairment losses and charged to the current year statement of comprehensive income.

Page 297: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

17

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

c. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) c. Financial assets and liabilities (continued)

Saling hapus Offsetting

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perseroan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.

Financial assets and financial liabilities shall be offset and the net amount is presented in the statement of financial position when and only when, the Company has a legal enforceable right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or to realize the asset and settle the liability simultaneously.

Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standard akuntansi.

Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.

Klasifikasi instrumen keuangan Classification of financial instruments

Perseroan mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:

The Company classifies the financial instruments into classes that reflects the nature of information and take into account the characteristic of those financial instruments. The classification can be seen in the table below:

Kategori yang didefinisikan oleh PSAK No. 55 (Revisi 2011)/

Category as defined by SFAS No. 55 (Revised 2011)

Golongan (ditentukan oleh Perseroan)/

Class (as determined

by the Company)

Subgolongan/

Subclasses

Aset keuangan/ Financial assets

Pinjaman yang diberikan dan piutang/Loans and receivables

Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents - Kas/Cash on hand - Kas pada bank/Cash in banks - Deposito berjangka/Time deposit Piutang pembiayaan konsumen/Consumer financing receivables Investasi neto dalam sewa pembiayaan/Net investment in financial lease

Piutang lain-lain/Other receivables

Aset lain-lain/Other assets - Piutang karyawan/Employee receivables - Piutang bunga/Interest receivables - Setoran dalam perjalanan/Deposit in transit - Uang muka/Advance payment

Liabilitas keuangan/ Financial liabilities

Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/Financial liabilities at amortized cost

Utang usaha/Trade payables - Utang kendaraan/Vehicle payables - Utang asuransi/Insurance payables Utang lain-lain/Other payables - Kantor pendaftaran fidusia/Fiduciary register office - Premi asuransi/Insurance premium - Pembiayaan bersama/Joint financing - Lain-lain/Others Beban bunga yang masih harus dibayar/Accrued interest expenses Pinjaman bank/Bank loans Surat berharga yang diterbitkan/Securities issued

Page 298: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

18

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

d. Penjabaran mata uang asing d. Foreign currency translation

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.

Transactions denominated in a foreign currency are translated into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transaction. At the date of statement of financial position, monetary assets and liabilities in foreign currencies are translated at the exchange rates prevailing at that date.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currency and on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized in the statements of comprehensive income.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, kurs nilai tukar yang digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebesar Rp12.189 (nilai penuh) (2012: Rp9.670 (nilai penuh)) untuk 1 Dolar Amerika Serikat (“Dolar AS”).

As of 31 December 2013 and 2012, the exchange rates used are the Bank Indonesia middle rate of Rp12,189 (full amount) (2012: Rp9,670 (full amount)) for 1 United States Dollar (“US Dollar”).

e. Kas dan setara kas e. Cash and cash equivalents

Kas dan setara kas mencakup kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, yang tidak dibatasi penggunaannya, tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman dan dapat segera dijadikan kas tanpa terjadi perubahan nilai yang sangat signifikan.

Cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with original maturity of three months or less, which are not restricted and are not pledged as collateral for any borrowing and that are readily convertible to known amounts of cash which are subject to insignificant risk of changes in value.

f. Piutang pembiayaan konsumen f. Consumer financing receivables

Piutang pembiayaan konsumen diakui pada awalnya dengan nilai wajar ditambah biaya-biaya transaksi dan dikurangi yield enhancing income yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Consumer financing receivables are recognized initially at fair value, added with directly attributable transactions costs and deducted by yield enhancing income, and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method. Consumer financing receivables are classified as loans and receivables. Refer to Note 2c for the accounting policy for loans and receivables.

Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi.

Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of comprehensive income at the transaction date.

Page 299: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

19

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

f. Piutang pembiayaan konsumen (lanjutan) f. Consumer financing receivables (continued)

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan yang akan diakui sebagai penghasilan sesuai dengan jangka waktu kontrak dengan menggunakan metode tingkat suku bunga efektif.

Unearned consumer financing income is the difference between total installments to be received from customers and the total financing which is recognized as income over the term of the contract using the effective interest rate.

Restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan cara pengalihan kredit, melanjutkan kredit, mengangsur kembali, merubah jatuh tempo, merubah tenor dan/atau menambah down payment.

Credit restructuring can be done by over contract, asset replacement, repay back, change the due date, change the tenor and/or increase the down payment.

Pembiayaan bersama Joint financing

Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama dimana risiko kredit ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.

Consumer financing receivables are stated net of joint financing receivables where joint financing providers bear credit risk in accordance with its portion (without recourse), unearned consumer financing income and allowance for impairment losses.

Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masing-masing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di laporan posisi keuangan secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan laba rugi komprehensif.

Joint financing receivables where the Company and joint financing providers bear credit risk in accordance with their portion (without recourse) are presented on a net basis in the statement of financial position. Consumer financing income and interest expenses related to joint financing without recourse are also presented on a net basis in the statement of comprehensive income.

Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perseroan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan bagi Perseroan dan disajikan sebagai “Pendapatan Pembiayaan Konsumen”.

For joint financing without recourse, the Company has the right to set higher interest rates to customers than those as stated in the joint financing agreements with joint financing providers. The difference is recognized as the Company’s revenue and disclosed as “Consumer Financing Income”.

Page 300: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

20

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

g. Investasi neto dalam sewa pembiayaan g. Net investment in financial leases

Investasi neto dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan diterima pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan tangguhan, simpanan jaminan dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara nilai piutang usaha bruto dan nilai tunai piutang diakui sebagai pendapatan sewa pembiayaan tangguhan. Pendapatan sewa pembiayaan tangguhan dialokasikan sebagai pendapatan di laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian konstan atas investasi bersih dengan menggunakan suku bunga efektif.

Net investment in finance leases represent lease receivables plus the residual value at the end of the lease period and stated net of unearned lease income, security deposits and allowances for impairment losses. The difference between the gross lease receivable and the present value of the lease receivable is recognized as unearned lease income. Unearned lease income is allocated to current year statement of comprehensive income based on a constant rate of return on the net investment using effective interest rates.

Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan.

The lessee has the option to purchase the leased asset at the end of the lease period at a price mutually agreed upon at the commencement of the agreement.

Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa pembiayaan berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of comprehensive income.

Investasi neto dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Net investment in finance leases are classified as loans and receivables. Refer to Note 2c for the accounting policy of loans and receivables.

h. Cadangan kerugian penurunan nilai h. Allowance for impairment losses

Perseroan melakukan perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai dengan menggunakan metode “incurred losses”. Lihat Catatan 2c.

The Company calculates the allowance for impairment losses using the incurred losses methodology. Refer to Note 2c.

i. Beban dibayar dimuka i. Prepaid expenses

Beban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

Prepaid expenses are amortized over the periods benefited using the straight-line method.

Page 301: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

21

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

j. Aset tetap dan penyusutan j. Fixed assets and depreciation

ISAK No. 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (“HGU”), Hak Guna Bangunan (“HGB”) dan Hak Pakai (“HP”) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui sebagai bagian dari akun “Beban Ditangguhkan, Neto” pada laporan posisi keuangan dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih pendek antara umur hukum hak dan umur ekonomik tanah.

IFAS No. 25 prescribes that the legal cost of land rights in the form of Business Usage Rights (“Hak Guna Usaha” or “HGU”), Building Usage Right (Hak Guna Bangunan or “HGB”) and Usage Rights (“Hak Pakai” or “HP”) when the land was acquired initially are recognized as part of the cost of the land under the “Fixed Assets” account and not amortized. Meanwhile the extension or the legal renewal costs of land rights in the form of HGU, HGB and HP were recognized as part of “Deferred Charges, Net” account in the statements of financial position and were amortized over the shorter of the rights' legal life and land's economic life.

Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan.

Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation.

Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap.

Acquisition cost covers all expenditure that is directly attributable to the acquisition of the items.

Tanah tidak disusutkan. Land is not depreciated.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap di gunakan.

Construction in progress is stated at cost and transferred to the respective fixed asset account when completed and ready to use.

Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut:

Depreciation on fixed assets other than land is calculated using the straight-line method over their estimated useful lives as follows:

Masa manfaat (tahun)/ Golongan Useful life (years) Classsification

Bangunan 20 Buildings Perabotan dan peralatan kantor 5 Furniture and office equipment Kendaraan 5 Vehicles Renovasi bangunan sewa 3 - 5 Leasehold improvement

Aset tetap kecuali tanah dan bangunan dalam pengerjaan disusutkan sampai dengan nilai sisanya.

Fixed assets except land and construction in progress are depreciated to their residual value.

Page 302: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

22

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

j. Aset tetap dan penyusutan (lanjutan) j. Fixed assets and depreciation (continued)

Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana seharusnya, hanya apabila kemungkinan besar Perseroan akan mendapatkan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai yang terkait dengan penggantian komponen tidak diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif selama periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.

Subsequent costs are included in the asset’s carrying amount or recognized as a separate asset, as appropriate, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Company and the cost of the item can be measured reliably. Amounts in respect of replaced parts are derecognized. All other repairs and maintenance are charged to the statement of comprehensive income during the period in which they are incurred.

Nilai residu dan umur manfaat aset ditelaah dan disesuaikan, setiap tanggal laporan posisi keuangan jika diperlukan.

The assets’ residual values and useful lives are reviewed, and adjusted if appropriate, at each date of statement of financial position.

Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari penjualan aset tetap diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are eliminated from the financial statements and the resulting gain or loss on the disposal of fixed assets is recognized in the statement of comprehensive income.

Apabila nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.

When the carrying amount of an asset is greater than its estimated recoverable amount, it is written down immediately to its recoverable amount.

Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.

An assessment is made at each reporting period as to whether there is any incication that previously recognized impairment losses recognized may no longer exist or may have decreased. If such indication exists, the recoverable amount is estimated. A previously recognized impairment losess is reversed ony if there has been a change in the assumptions used to determine the asset’s recoverable amount since the last impairment loss was recognized. If that is the case, the carrying amount of the asset is increased to its recoverable amount.

Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur masa manfaatnya.

Reversal of an impairment loss is recognized in the statements of comprehensive income. After such a reversal, the depreciation charge on the said asset is adjusted in future periods to allocate the asset’s revised carrying amount, less any residual value, on a systematic basis over its remaining useful life.

Page 303: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

23

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

k. Perpajakan k. Taxation

Beban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

The tax expense comprises current and deferred tax. Tax is recognized in the statements of comprehensive income.

Manajemen melakukan evaluasi secara periodik atas posisi yang diambil dalam surat pemberitahuan pajak apabila terdapat situasi di mana peraturan perpajakan yang berlaku adalah subjek atas interpretasi. Perseroan membentuk cadangan, jika dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak.

Management periodically evaluates the positions taken in tax returns with respect to situation in which applicable tax regulation is subject to interpretation. It establishes provisions where appropriate on the basis of amounts expected to be paid to the tax authorities.

Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode balance sheet liability untuk semua perbedaan temporer yang muncul antara dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya dalam rangka kebutuhan laporan keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.

Deferred income tax is determined using the balance sheet liability method, for all temporary differences arises between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for financial reporting purposes at each reporting date. Currently enacted or substantially enacted tax rates are used to determine deferred income tax.

Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi aset pajak tangguhan yang muncul akibat perbedaan temporer tersebut.

Deferred tax assets are recognized to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deferred tax assets arising from temporary differences can be utilized.

Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against, when the results of the appeal have been decided.

l. Imbalan kerja l. Employee benefits

Imbalan kerja jangka pendek Short-term employee benefits

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.

Short-term employee benefits are recognized when they accrue to the employees.

Imbalan pasca-kerja Post-employment benefits

Imbalan pasca-kerja, seperti pensiun, uang pisah, uang penghargaan, dan imbalan lainnya, ditentukan sesuai dengan Peraturan Perseroan dan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU 13/2003”).

Post-employment employee benefits, such as pensions, severance pay, service pay, and other benefits are provided in accordance with the Company’s Regulations and Labor Law No. 13/2003 (“Law 13/2003”).

Page 304: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

24

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

l. Imbalan kerja (lanjutan) l. Employee benefits (continued)

Imbalan pasca-kerja (lanjutan) Post-employment benefits (continued)

Karena UU 13/2003 menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU 13/2003 adalah program imbalan pasti. Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi.

Since Law 13/2003 sets the formula for determining the minimum amount of benefits, in substance pension plans under this Law 13/2003 represent defined benefit plans. A defined benefit plan is a pension plan that defines an amount of pension benefit to be provided, usually as a function of one or more factors such as age, years of service or compensation.

Liabilitas program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Nilai kini liabilitas imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit.

The liability recognized in the statement of financial position in respect of defined benefit pension plans is the present value of the defined benefit obligation at the date of statement of financial position, together with adjustments for unrecognized actuarial gains or losses and past service cost. The present value of defined benefit obligation is calculated annually by an independent actuary using the projected unit credit method.

Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi Perseroan berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.

The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of high quality corporate bonds that are denominated in the currency in which the benefits will be paid, and that have terms to maturity approximating the terms of the related pension liability.

Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman, perubahan asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun.

Actuarial gains and losses arise from experience adjustments, changes in actuarial assumptions and amendments to pension plans.

Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi komprehensif, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut tergantung pada karyawan yang tetap bekerja selama periode waktu tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.

Past-service costs are recognized immediately in the statement of comprehensive income, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified period of time (the vesting period). In this case, the past-service costs are amortized on a straight-line method over the vesting period.

Page 305: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

25

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

l. Imbalan kerja (lanjutan) l. Employee benefits (continued)

Pesangon pemutusan hubungan kerja Termination benefits

Pesangon pemutusan hubungan kerja terutang ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun normal. Perseroan mengakui pesangon pemutusan hubungan kerja ketika Perseroan menunjukkan komitmennya untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon yang akan dibayarkan dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan didiskontokan untuk mencerminkan nilai kini.

Termination benefits are payable whenever an employee’s employment is terminated before the normal retirement date. The Company recognizes termination benefits when it is demonstrably committed to terminate the employment of current employment of current employees according to a detailed formal plan and the possibility to withdraw the plan is low. Benefits falling due more than 12 months after statements of financial position’s date are discounted to reflect its present value.

m. Saham m. Share capital

Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas. Ordinary shares are classified as equity.

n. Dividen n. Dividends

Pembagian dividen final diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan pada tanggal dividen tersebut disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan.

Final dividend distributions are recognized as a liability in the financial statements at the date when the dividends are approved in the Company’s General Meeting of Shareholders.

o. Laba per saham o. Earnings per share

Laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Earnings per share is calculated by dividing income for the year by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year.

p. Surat berharga yang diterbitkan p. Securities issued

Surat berharga yang diterbitkan meliputi Medium Term Notes dan utang obligasi. Surat berharga yang diterbitkan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan surat berharga dikurangkan dari jumlah surat berharga yang diterbitkan dan diamortisasi selama jangka waktu surat berharga yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Securities issued consist of Medium-Term Notes and bonds payable. Securities issued are classified as financial liabilities at amortized cost. Incremental costs directly attributable to the issuance of securities are deducted from the amount of securities issued and amortized over the period of the securities issued using the effective interest rate method. Refer to Note 2c for the accounting policy of financial liabilities at amortized cost.

Page 306: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

26

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

q. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi q. Transactions with related parties

Perseroan mempunyai transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yang dipakai adalah sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan Pihak Berelasi”.

The Company has transactions with related parties. The definition of related parties used is in accordance with SFAS No. 7 (Revised 2010) “Related Party Disclosures”.

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perseroan jika:

The Company considers the following as its related parties:

a. Orang atau anggota keluarga dekatnya

mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (i) memiliki pengendalian atau

pengendalian bersama atas entitas pelapor;

(ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau

(iii) merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.

a. a person or a close member of that person's family is related to a reporting entity if that person: (i) has control or joint control of the

reporting entity;

(ii) has significant influence over the reporting entity; or

(iii) is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.

b. suatu entitas berelasi dengan entitas

pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) entitas dan entitas pelapor adalah

anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya).

(ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

(iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

(iv) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

(v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.

(vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).

(vii) orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

b. an entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies: (i) the entity and the reporting entity are

members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others).

(ii) one entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member).

(iii) Both entities are joint ventures of the same third party.

(iv) one entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity.

(v) the entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity.

(vi) the entity is controlled or jointly

controlled by a person identified in (a).

(vii) a person identified in (a)(i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).

Page 307: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

27

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

q. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi (lanjutan)

q. Transactions with related parties (continued)

Seluruh transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan di catatan atas laporan keuangan.

All transactions with related parties are disclosed in the notes to the financial statements.

r. Pengakuan pendapatan dan beban r. Income and expense recognition

Pendapatan dari pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan serta beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan metode suku bunga efektif.

Income from consumer financing and finance leases and expense for all interest bearing financial instruments are recognized over the term of the respective contracts using the effective interest rate method.

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.

The effective interest method is a method of calculating the amortized cost of a financial asset or a financial liability and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or, when appropriate, a shorter period to the net carrying amount of the financial asset or financial liability.

Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perseroan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup biaya transaksi dan pendapatan administrasi.

When calculating the effective interest rate, the Company estimates cash flows considering all contractual terms of the financial instrument but does not consider future credit losses. These calculations include transaction costs and administration income.

Pendapatan bunga bank dan denda keterlambatan pembayaran diakui pada saat terjadinya. Pendapatan bunga bank disajikan secara bruto pada laporan laba rugi komprehensif.

Interest income and late payment penalties are recognized upon receipt. Interest income is presented on a gross basis in the statements of comprehensive income.

Pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya, menggunakan dasar akrual.

Income and expense are recognized as incurred on an accrual basis.

Page 308: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

28

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

s. Segmen Operasi s. Operating Segment

Sebuah segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

An operating segment is a component of entity which:

i. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang

memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

ii. hasil operasinya dikaji ulang secara berkala oleh kepala operasional untuk pembuatan keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan,

iii. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

i. involves with business activities to generate income and expenses (including income and expenses relating to the transactions with other components with the same entity);

ii. operation result is observed regularly by chief decision maker to make decisions regarding the allocation of resources and to evaluate the works; and,

iii. separate financial information is available.

Perseroan menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional Perseroan adalah Direksi.

The Company presents operating segments based on the information that is internally provided to the chief operating decision maker. The Company’s chief operating decision-maker is the Board of Directors.

Segmen operasi Perseroan disajikan berdasarkan segmen usaha yang terdiri dari: fleet dan retail (lihat Catatan 28).

The Company discloses the operating segment based on business segment that consists of fleet and retail (refer to Note 28).

3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING

3. CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGMENTS

Penyusunan laporan keuangan Perseroan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan atas pendapatan, beban, aset dan liabilitas dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan.

The preparation of the Company’s financial statements requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting period.

Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.

Uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amount of the asset and liability affected in future periods.

Pertimbangan Judgments

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perseroan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:

The following judgments are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements:

Page 309: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

29

3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

3. CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGMENTS (continued)

Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued)

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Classification of Financial Assets and Financial

Liabilities

Perseroan menetapkan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perseroan seperti diungkapkan pada Catatan 2c.

The Company determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in SFAS No. 55 (Revised 2011). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Company’s accounting policies disclosed in Note 2c.

Sumber utama ketidakpastian estimasi Source of uncertainty in estimates

a. Cadangan kerugian penurunan nilai a. Allowance for impairment losses

Perseroan melakukan review atas piutang yang diberikan pada setiap tanggal laporan untuk melakukan penilaian atas cadangan penurunan nilai yang telah dicatat. Justifikasi manajemen diperlukan dalam menentukan tingkat cadangan yang dibutuhkan.

The Company reviews its receivables at reporting date to evaluate the allowance for impairment losses. Management’s judgment is applied in the estimation when determining the level of allowance required.

Perseroan membentuk cadangan kerugian penurunan nilai kolektif atas eksposur piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto dalam sewa pembiayaan, dimana evaluasi dilakukan berdasarkan data kerugian historis (lihat Catatan 2c).

The Company estimates the collective impairment allowance for its consumer financing receivables and net investment in financial leases based on historical loss experience (refer to Note 2c).

b. Imbalan pasca kerja b. Post-employment benefits

Imbalan pasca kerja ditentukan berdasarkan perhitungan aktuarial. Perhitungan aktuaria menggunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain-lain. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat liabilitas imbalan pasca kerja (lihat Catatan 2l).

Post-employment benefits are determined based on actuarial valuation. The actuarial valuation involves making assumptions about discount rate, expected rate of return, on investments, future salary increases, mortality rate, resignation rate and others. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of post-employment benefits obligations (refer to Note 2l).

Page 310: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

30

4. KAS DAN SETARA KAS 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS 2013 2012

Kas 12.929 18.960 Cash on hand

Kas pada bank Cash in banks Pihak ketiga Third parties Rupiah Rupiah PT Bank Central Asia Tbk. 9.083 37.558 PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Panin Tbk. 1.468 1.639 PT Bank Panin Tbk. PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 816 506 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank Mega Tbk. 149 95 PT Bank Mega Tbk. The Hongkong & Shanghai The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Limited 64 57 Banking Corporation Limited PT Bank CIMB Niaga Tbk. 45 37 PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. 31 23 PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank UOB Indonesia 26 2.485 PT Bank UOB Indonesia PT Bank Commonwealth Indonesia 22 - Bank Commonwealth Indonesia Bank of China Limited 21 - Bank of China Limited PT Bank Chinatrust Indonesia 14 42 PT Bank Chinatrust Indonesia PT Bank Bukopin Tbk. 11 11 PT Bank Bukopin Tbk. Standard Chartered Bank, Jakarta - 1 Standard Chartered Bank, Jakarta

11.750 42.454 Dolar AS US Dollars Standard Chartered Bank, Jakarta 50 42 Standard Chartered Bank, Jakarta Pihak berelasi Related parties Rupiah Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 64.845 49.258 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Sinar Harapan Bali 50.127 100 PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 876 4.215 (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 549 669 (Persero) Tbk. PT Bank DKI 48 30 PT Bank DKI PT Bank Pembangunan Daerah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 44 21 Jawa Barat dan Banten Tbk.

116.489 54.293 Deposito berjangka Time deposit Pihak ketiga Third parties Rupiah Rupiah PT Bank Mega Tbk. 18 18 PT Bank Mega Tbk. Pihak Berelasi Related Parties Rupiah Rupiah PT Bank Sinar Harapan Bali 50.000 50.000 PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Tabungan Negara PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 3 3 (Persero) Tbk.

50.003 50.003

191.239 165.770

Page 311: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

31

4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)

Tingkat suku bunga deposito berjangka dan giro dalam mata uang Rupiah untuk tahun 2013 dan 2012 berkisar sebagai berikut:

The interest rates for time deposits and current accounts for the years ended 2013 and 2012 were as follows:

2013 2012

Deposito 4,25% - 9,25% 4,25% - 7,00% Time deposits Giro 0,00% - 6,25% 0,00% - 5,00% Current accounts

Penempatan deposito pada PT Bank Sinar Harapan Bali sebesar Rp50.000 adalah penempatan atas dana hasil usaha yang berasal dari laba neto perseroan seperti yang dipersyaratkan oleh Undang-Undang No. 40 pasal 70 tentang “Perseroan terbatas” yaitu kewajiban perseroan untuk melakukan pencadangan atas jumlah tertentu dari laba neto setiap tahun.

Placement of time deposit at PT Bank Sinar Harapan Bali amounting to Rp50,000 represent the placement of the funds derived from the Company’s net income as required by Law No. 40 article. 70 concerning “Limited Liability companies” whereby the Company shall make a provision for a certain amount of the net income each year.

Lihat Catatan 24a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.

Refer to Note 24a for details of balances and transaction with related parties.

5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN 5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES 1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ 2013 2012 December 2011

Piutang pembiayaan konsumen - Consumer financing bruto: 17.850.410 13.134.239 9.975.883 receivables - gross: Dikurangi: Less: Piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dan Joint financing and penyaluran pemberian kredit channeling without recourse - bruto: without recourse - gross: Rupiah Rupiah Pihak ketiga - - (295) Third parties Pihak berelasi (11.858.993) (8.321.347) (6.077.326) Related parties

Piutang pembiayaan konsumen - Consumer financing bruto: receivables - gross: Pembiayaan sendiri 5.991.417 4.812.892 3.898.262 Direct financing

Dikurangi: Less: Pendapatan pembiayaan Unearned income konsumen yang belum diakui: on consumer financing: Rupiah Rupiah Pihak ketiga (2.842.296) (2.020.450) (1.654.648) Third parties

Dikurangi: Less: Piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dan Joint financing and penyaluran pemberian kredit channeling without recourse - bruto: without recourse - gross: Rupiah Rupiah Pihak ketiga - - 17 Third parties Pihak berelasi 1.495.780 1.015.951 873.061 Related parties

Page 312: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

32

5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan) 5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (continued)

1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ 2013 2012 December 2011

Pendapatan pembiayaan Unearned income on consumer konsumen yang belum diakui: financing: Pembiayaan sendiri (1.346.516) (1.004.499) (781.570) Direct financing

Dikurangi: Less: Cadangan kerugian penurunan nilai (133.356) (90.777) (62.992) Allowance for impairment losses

Neto 4.511.545 3.717.616 3.053.700 Net

Seluruh kontrak pembiayaan yang disalurkan Perseroan adalah untuk kendaraan bermotor.

All consumer financing contracts provided by Company are for motor vehicles.

Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Perseroan atas kendaraan bermotor berkisar antara 12 - 60 bulan.

The period of consumer financing contracts for motor vehicles ranged between 12 - 60 months.

Angsuran dari saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto per 31 Desember 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 yang akan diterima dari konsumen berdasarkan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut:

Installments of consumer financing receivables - gross balance as of 31 December 2013, 2012 and 1 January 2012/31 December 2011 which will be received from customers based on the maturity dates are as follows:

1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ 2013 2012 December 2011

Tahun Year 2012 - - 4.351.273 2012 2013 - 6.043.192 3.373.532 2013 2014 7.868.722 4.348.173 1.769.795 2014 2015 5.640.765 2.145.918 445.742 2015 2016 3.067.720 554.038 35.541 2016 2017 dan sesudahnya 1.273.203 42.918 - 2017 and later

17.850.410 13.134.239 9.975.883

Rata-rata suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen untuk tahun 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Average effective interest rates charged to customers for the years ended 2013, 2012 and 2011 were as follows:

1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ 2013 2012 December 2011

Mobil 13% 14% 15% Car Sepeda Motor 24% 25% 25% Motorcycle

Page 313: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

33

5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan) 5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (continued)

Analisa umur piutang pembiayaan konsumen - bruto adalah sebagai berikut:

The aging analysis of consumer financing receivables - gross are as follows:

1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ 2013 2012 December 2011

Belum jatuh tempo 16.763.300 12.130.107 9.226.187 Current

Lewat jatuh tempo: Overdue: 1 - 90 hari 893.688 843.128 640.636 1 - 90 days 91 - 120 hari 73.280 63.505 46.298 91 - 120 days 121 - 180 hari 102.920 86.004 57.332 121 - 180 days > 180 hari 17.222 11.495 5.430 > 180 days

17.850.410 13.134.239 9.975.883

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:

The movements in the allowance for impairment losses are as follows:

1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ 2013 2012 December 2011

Saldo awal 90.777 62.992 40.769 Beginning balance Penyisihan selama tahun berjalan 150.153 120.117 113.084 Provision made during the year Penghapusan piutang ragu-ragu (134.864) (117.624) (107.599) Receivables written-off Pemulihan kembali piutang Recovery from receivables yang telah dihapusbukukan 27.290 25.292 16.738 written-off

Saldo akhir 133.356 90.777 62.992 Ending balance

Seluruh piutang pembiayaan konsumen pada tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 dievaluasi secara kolektif terhadap penurunan nilai dan Perseroan telah mencadangkan cadangan kerugian penuruan nilai.

All consumer financing receivables as of 31 December 2013, 2012 and 1 January 2012/31 December 2011 are collectively evaluated for impairment and the Company has provided allowance for impairment losses.

Piutang pembiayaan konsumen yang direstrukturisasi pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar 0,0189% dari saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto (2012: 0,0197%, 2011: 0,00013%).

The balance of restructured consumer financing receivables as of 31 December 2013 was 0.0189% of the consumer financing receivables balance - gross (2012: 0.0197%, 2011: 0.00013%).

Pada tanggal 31 Desember 2013, piutang pembiayaan konsumen yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diterima oleh Perseroan dan utang obligasi seperti yang dijelaskan pada Catatan 14 dan 15 adalah sejumlah Rp3.997.095 (2012: Rp3.384.732 and 2011: Rp2.625.779).

As of 31 December 2013, total consumer financing receivables pledged as collateral for bank loans and bonds payable as disclosed in Notes 14 and 15 amounted to Rp3,997,095 (2012: Rp3,384,732 and 2011: Rp2,625,779).

Berdasarkan penelaahan terhadap piutang pembiayaan konsumen pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tersebut adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.

Based on a review of the status of consumer financing receivables at the end of the year, the management is of the opinion that the allowance for impairment losses is sufficient to cover any possible losses from uncollectible consumer financing receivables.

Page 314: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

34

6. INVESTASI NETO DALAM SEWA PEMBIAYAAN 6. NET INVESTMENT IN FINANCIAL LEASES 2013 2012

Investasi neto dalam sewa pembiayaan Net investment in financial leases Pihak ketiga Third parties Rupiah Rupiah Piutang sewa pembiayaan bruto 713.332 385.316 Finance lease receivable - gross Nilai sisa yang terjamin 173.118 81.789 Guaranteed residual value Pendapatan sewa pembiayaan yang ditangguhkan (93.641) (55.869) Unearned leased income Simpanan Jaminan (173.118) (81.789) Security Deposit

Piutang sewa pembiayaan 619.691 329.447 Finance lease receivable Cadangan kerugian penurunan nilai (7.537) (1.767) Allowance for impairments losses

Neto 612.154 327.680 Net

Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Perseroan atas kendaraan bermotor berkisar antara 12 - 36 bulan.

The period of consumer financing contracts for motor vehicles ranged between 12 - 36 months.

Piutang sewa pembiayaan bruto sesuai dengan tanggal jatuh temponya:

Finance leases receivable-gross have the following settlement agreement:

2013 2012

Tahun Year 2013 - 174.270 2013 2014 368.706 135.638 2014 2015 267.864 68.781 2015 2016 dan sesudahnya 76.762 6.627 2016

713.332 385.316

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:

The movements in the allowance for impairment losses are as follows:

2013 2012

Saldo awal 1.767 197 Beginning balance Penyisihan selama tahun berjalan 6.756 1.570 Provision made during the year Penghapusan piutang (1.486) - Receivables written-off Pemulihan kembali piutang yang telah dihapusbukukan 500 - Recovery of written-off receivable

Saldo akhir 7.537 1.767 Ending balance

Rata-rata suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen untuk tahun 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

Average effective interest rates charged to customers for the years ended 2013 and 2012 were as follows:

2013 2012

Mobil 12,3% 10% Car Alat berat 12,3% 12,5% Heavy Equipment

Page 315: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

35

6. INVESTASI NETO DALAM SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)

6. NET INVESTMENT IN FINANCIAL LEASES (continued)

Analisa umur piutang pembiayaan investasi neto dalam sewa pembiayaan - bruto adalah sebagai berikut:

The aging analysis of net investment in financial leases - gross are as follows:

2013 2012

Belum jatuh tempo 664.369 361.725 Current Lewat jatuh tempo: Overdue: 1 - 90 hari 33.347 23.591 1 - 90 days 91 - 120 hari 3.723 - 91 - 120 days 121 - 180 hari 1.453 - 121 - 180 days > 180 hari 10.440 - > 180 days

713.332 385.316

Pada saat transaksi sewa pembiayaan ditandatangani, penyewa pembiayaan memberikan uang jaminan yang akan diperhitungkan dengan nilai jual aset sewa pembiayaan pada saat transaksi berakhir bila penyewa pembiayaan menggunakan hak opsinya untuk membeli aset sewa pembiayaan tersebut. Jika penyewa tidak menggunakan hak opsinya, jaminan tersebut akan dikembalikan kepada penyewa pembiayaan.

At the signing of lease contracts, the lessee is required to pay a security deposit, which will be applied against the selling price of the leased asset at the end of the lease term if the lessee exercises his option to purchase the leased asset. Otherwise, the security deposit will be refunded to the lessee.

Pada tanggal 31 Desember 2013, investasi neto dalam sewa pembiayaan yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diterima oleh Perseroan dan utang obligasi seperti yang dijelaskan pada Catatan 14 dan 15 adalah sejumlah Rp100.488. Tidak ada investasi neto dalam sewa pembiayaan yang dijadikan jaminan pada tanggal 31 Desember 2012.

As of 31 December 2013, total net investment in financial lease pledged as collateral for bank loans and bonds payable as disclosed in Notes 14 and 15 amounted to Rp100,488. There were no net investments on financial leases pledged as collateral as of 31 December 2012.

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang sewa pembiayaan.

Management believes that the existing allowance for impairment losses is adequate to cover possible losses arising from uncollectible finance lease receivable.

7. PIUTANG LAIN-LAIN 7. OTHER RECEIVABLES 1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ 2013 2012 December 2011

Pihak ketiga Third parties Piutang asuransi 19.279 8.898 7.551 Insurance receivables Piutang penjualan kendaraan Receivables from sales of jaminan 3.014 622 622 collateral vehicle Piutang koperasi 152 318 469 Receivables from “koperasi” Lain-lain 5.101 1.646 1.185 Others

27.546 11.484 9.827

Dikurangi: Less: Cadangan kerugian penurunan nilai (813) (979) (1.195) Allowance for impairment losses

26.733 10.505 8.632

Page 316: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

36

7. PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan) 7. OTHER RECEIVABLES (continued) 1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ 2013 2012 December 2011

Pihak berelasi Related parties PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 222.565 110.753 131.464 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Tunas Ridean Tbk 620 620 8.540 PT Tunas Ridean Tbk

223.185 111.373 140.004

249.918 121.878 148.636

Lihat catatan 24a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.

Refer to Note 24a for details of balances and transactions with related parties.

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:

The movements in the allowance for impairment losses are as follows:

1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ 2013 2012 December 2011

Saldo awal 979 1.195 1.970 Beginning balance Pembalikan selama tahun berjalan (166) (216) (775) Reversal made during the year

Saldo akhir 813 979 1.195 Ending balance

Berdasarkan penelaahan terhadap piutang lain-lain pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang.

Based on a review of the status of other receivables at the end of the year, management is of the opinion that the allowance for impairment losses is sufficient to cover any possible losses from uncollectible receivables.

8. PERPAJAKAN 8. TAXATION

a. Tagihan kelebihan pajak a. Claim for tax refund 2013 2012

Pajak pertambahan nilai Value added tax - 2006 - 1.926 2006 -

- 1.926

b. Utang pajak kini b. Current tax liabilities

2013 2012

Pajak penghasilan badan Corporate income tax (lihat Catatan 8c) 10.656 12.578 (refer to Note 8c) Pasal 25 5.177 3.167 Article 25

15.833 15.745

Page 317: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

37

8. PERPAJAKAN (lanjutan) 8. TAXATION (continued)

c. Beban pajak c. Tax expense 2013 2012

Kini - final 1.405 1.325 Current - final Kini - non final 62.553 40.345 Current - non final Tangguhan (lihat Catatan 8d) (3.167) (2.669) Deferred (refer to Note 8d)

60.791 39.001

Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:

The reconciliation between income tax expense and the theoretical tax amount on the Company’s income before tax expense is as follows:

2013 2012

Laba sebelum beban pajak 237.103 155.549 Income before tax expense Pajak dihitung pada tarif pajak 59.276 38.887 Tax calculated at tax rates Penghasilan bunga dikenakan Interest income subject to pajak final (1.757) (1.656) final tax Beban yang tidak dapat dikurangkan 1.867 472 Non-deductible expenses Pajak penghasilan pasal 4 (2) - final 1.405 1.325 Income tax article 4 (2) - final Penyesuaian pajak tangguhan - (27) Adjustment on deferred tax

Beban pajak 60.791 39.001 Tax expense

Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut:

Reconciliation between income before tax expense, as shown in the statements of comprehensive income, and estimated taxable income is as follows:

2013 2012

Laba sebelum beban pajak 237.103 155.549 Income before tax expense

Koreksi fiskal: Fiscal corrections: Beda temporer Temporary differences Penyisihan kerugian penurunan nilai (166) (216) Provision for impairment losses Selisih antara nilai buku aset Difference in net book value tetap komersial dan fiskal 1.842 (545) between commercial and fiscal Penyisihan imbalan kerja karyawan 2.536 2.330 Provision for employee benefits Penyisihan bonus 8.458 9.000 Provision for bonus

12.670 10.569 Beda tetap Permanent differences Beban yang tidak dapat dikurangkan 7.467 1.888 Non-deductible expenses Penghasilan bunga dikenakan pajak final (7.026) (6.626) Interest income subject to final tax

441 (4.738) Penghasilan kena pajak 250.214 161.380 Taxable income

Beban pajak 62.553 40.345 Tax expense Dikurangi: Less: Pajak dibayar dimuka Prepaid taxes Pasal 23 (205) (14) Article 23 Pasal 25 (51.692) (27.753) Article 25

Utang pajak penghasilan badan 10.656 12.578 Corporate income tax payable

Page 318: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

38

8. PERPAJAKAN (lanjutan) 8. TAXATION (continued)

c. Beban pajak (lanjutan) c. Tax expense (continued)

Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut: (lanjutan)

The reconciliation between income tax expense and the theoretical tax amount on the Company’s income before tax expense is as follows: (continued)

2013 2012

Pendapatan bunga yang Interest income dikenakan pajak final 7.026 6.626 subject to final tax

Pajak penghasilan pasal 4 (2) - final 1.405 1.325 Income tax article 4 (2) - final Dikurangi: Less: Pajak dibayar di muka (1.405) (1.325) Prepaid tax

- -

Perhitungan pajak penghasilan badan tahun 2013 dan 2012 menjadi dasar pada saat Perseroan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Badan tahun 2013 dan 2012.

The corporate income tax calculation for year 2013 and 2012 becomes a basis when the Company file its Annual Corporate Income Tax Return year 2013 and 2012.

d. Aset/(liabilitas) pajak tangguhan - neto d. Deferred tax assets/(liabilities) - net

Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (charged) to Statement of 1 Januari/ Comprehensive Penyesuaian/ 31 Desember/ January 2013 income Adjustment December 2013

Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai 245 (42) - 203 impairment losses Selisih antara nilai buku Difference in net book value aset tetap komersial of fixed assets between dan fiskal (63) 460 - 397 commercial and fiscal Penyisihan imbalan Provision for employee kerja karyawan 1.638 635 - 2.273 benefits Penyisihan bonus 2.750 2.114 - 4.864 Provision for bonus

4.570 3.167 - 7.737

Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (charged) to Statement of 1 Januari/ Comprehensive Penyesuaian/ 31 Desember/ January 2012 income Adjustment December 2012

Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai 299 (54) - 245 impairment losses Selisih antara nilai buku Difference in net book value aset tetap komersial of fixed assets between dan fiskal 46 (136) 27 (63) commercial and fiscal Penyisihan imbalan Provision for employee kerja karyawan 1.056 582 - 1.638 benefits Penyisihan bonus 500 2.250 - 2.750 Provision for bonus

1.901 2.642 27 4.570

Page 319: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

39

8. PERPAJAKAN (lanjutan) 8. TAXATION (continued)

e. Surat ketetapan pajak e. Tax Assessment letter

Tahun pajak 2006 Fiscal year 2006

Pada bulan September 2008, Perseroan menerima surat ketetapan pajak yang menyatakan lebih bayar atas pajak penghasilan (PPh) Badan untuk tahun pajak 2006 sebesar Rp6.588 dari sejumlah Rp6.574 yang diklaim oleh Perseroan dan ketetapan kurang bayar atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN), PPh 23 dan PPh 21 sebesar Rp16.026. Perseroan membayarkan sejumlah Rp9.438 setelah mengurangkan dengan kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan pada bulan Oktober 2008. Perseroan tidak menyetujui SKPKB PPN tahun pajak 2006 dan mengajukan keberatan atas sebagian ketetapan ini sebesar Rp16.012 pada tanggal 10 Desember 2008.

In September 2008, the Company received a tax assessment letter for fiscal year 2006 confirming an overpayment of corporate income tax amounting to Rp6,588 out of Rp6,574 claimed by the Company and underpayment of VAT, income tax article 23 and 21 amounting to Rp16,026. The Company paid the amount of Rp9,438 after offsetting with overpayment of corporate income tax in October 2008. The Company did not agree with the tax underpayment of VAT for fiscal year 2006 and submitted an objection against part of these assessments amounting to Rp16,012 on 10 December 2008.

Pada tanggal 2 Oktober 2009, Perseroan telah menerima Keputusan Kantor Pajak berkaitan dengan pengurangan sanksi administrasi atas PPN untuk tahun pajak 2006 sebesar Rp15.

On 2 October 2009, the Company accepted the Tax Office Decision in relation to the reduction in 2006 VAT administration sanction of Rp15.

Pada tanggal 21 Oktober 2009, Kantor Pajak menolak semua sisa keberatan Perseroan. Perseroan mengajukan banding atas keputusan tersebut ke Pengadilan Pajak pada tanggal 29 Oktober 2009. Pengadilan Pajak mengabulkan banding yang diajukan oleh Perseroan melalui suratnya No. PUT.29774/PP/M/XVII/16/2011 dan PUT.29775/PP/M/XVII/16/2011 tanggal 15 Maret 2011 yang membatalkan koreksi kantor pajak mengenai objek Pajak Pertambahan Nilai atas penjualan kendaraan jaminan dan diskon asuransi, dimana Pengadilan Pajak memutuskan bahwa penjualan kendaraan jaminan dan diskon asuransi bukan merupakan objek Pajak Pertambahan Nilai. Perseroan memperoleh surat restitusi pajak tertanggal 9 Mei 2011 dan menerima pembayaran dari Kantor Pajak sejumlah Rp14.071 dan bunga sebesar Rp6.754.

On 21 October 2009, the Tax Office rejected all of the Company’s remaining objections. The Company submitted an appeal to the tax court on 29 October 2009. The Tax Court accepted the Company’s appeal through its letter No. PUT.29774/PP/M/XVII/16/2011 and PUT.29775/PP/M/XVII/16/2011 dated 15 March 2011 which cancelled the Tax Office’s assessment concerning VAT on sale of repossessed collateral and insurance discount, whereby the Tax Court decided that sale of repossessed collateral and insurance discount were not subject to VAT. The Company obtained a tax refund letter dated 9 May 2011 and then received the tax refund from the Tax Office amounting Rp14,071 and interest of Rp6,754.

Kantor Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung pada tanggal 30 Juni 2011. Mahkamah Agung menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Kantor Pajak tersebut dengan surat putusan No. 749/B/PK/PJK/2011 tanggal 2 Agustus 2012.

The Tax Office has filed a Judicial Review to the Supreme Court on 30 June 2011. The Supreme Court has rejected the appeal for Judicial Review from the Tax Office with its decision letters No. 749/B/PK/PJK/2011 dated 2 August 2012.

Perseroan memperoleh surat restitusi pajak perihal pengurangan denda untuk tahun pajak 2006 tertanggal 22 Agustus 2013 dan menerima pembayaran dari Kantor Pajak sejumlah Rp1.930.

The Company obtained a tax refund letter regarding deduction of tax penalty for fiscal year 2006 dated 22 August 2013 and then received the tax refund from the Tax Office to a total amount of Rp1,930.

Page 320: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

40

8. PERPAJAKAN (lanjutan) 8. TAXATION (continued)

e. Surat ketetapan pajak (lanjutan) e. Tax Assessment letter (continued)

Tahun pajak 2005 Fiscal year 2005

Pada tahun 2007, Perseroan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atas berbagai macam pajak yang menghasilkan jumlah kurang bayar sebesar Rp4.037 dibandingkan Rp1.633 pajak lebih bayar yang diklaim sebelumnya oleh Perseroan. Perseroan tidak menyetujui ketetapan kurang bayar sebesar Rp5.670 dan telah mengajukan surat keberatan ke Kantor Pajak pada bulan Juni 2007.

In 2007, the Company received an underpayment tax assessment letter on various taxes which resulted in net tax underpayment of Rp4,037 compared to overpayment of Rp1,633 previously claimed by the Company. The Company disagreed with the underpayment assessment amounting to Rp5,670 and submitted an objection letter to the Tax Office in June 2007.

Pada bulan Juni 2007, Perseroan juga telah menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar atas pajak penghasilan badan sebesar Rp893 untuk tahun pajak 2005 dibandingkan Rp4.019 yang diklaim sebelumnya oleh Perseroan. Perseroan tidak menyetujui ketetapan lebih bayar sebesar Rp3.116 dan juga telah mengajukan surat keberatan ke Kantor Pajak pada bulan Juni 2007.

In June 2007, the Company also received a tax assessment letter confirming a corporate income tax overpayment amounting to Rp893 for fiscal year 2005 compared to overpayment of Rp4,019 previously claimed by the Company. The Company disagreed with the assessment amounting to Rp3,116 and submitted an objection letter to the Tax Office in June 2007.

Perseroan telah membayar seluruh kurang bayar tersebut setelah dikurangi dengan penerimaan restitusi pajak penghasilan badan sebesar Rp3.144 pada tanggal 23 April 2008. Jumlah sebesar Rp4.393 telah dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun 2007.

The Company paid all tax underpayment after deduction of the corporate income tax overpayment amounting to Rp3,144 on 23 April 2008. Total tax expenses of Rp4,393 were charged to the 2007 statement of comprehensive income.

Pada bulan Juni 2008, Kantor Pajak memutuskan hanya menerima keberatan Perseroan sebesar Rp133 atas PPh badan dan PPh Pasal 21 untuk tahun fiskal 2005. Pada tanggal 3 September 2008, Perseroan tidak setuju atas hasil tersebut dan telah mengajukan banding ke Pengadilan Pajak.

In June 2008, the Tax Authority decided to only accept Rp133 of the Company’s objection on the net overpayment of corporate income tax and income tax article 21 for fiscal year 2005. On 3 September 2008, the Company disagreed with this result and submitted an appeal to the Tax Court.

Pengadilan Pajak mengabulkan banding yang diajukan oleh Perseroan melalui suratnya No. 19118/PP/M/XVII/16/2009 dan 19119/PP/M/XVII tanggal 28 Juli 2009 yang membatalkan koreksi kantor pajak mengenai objek Pajak Pertambahan Nilai atas penjualan kendaraan jaminan, dimana Pengadilan Pajak memutuskan bahwa penjualan kendaraan jaminan bukan merupakan objek Pajak Pertambahan Nilai karena penyerahan aset terjadi dari konsumen kepada pemilik baru. Perseroan memperoleh surat restitusi pajak tertanggal 19 Agustus 2009 dan menerima pembayaran dari Kantor Pajak sejumlah Rp9.715 (termasuk bunga sebesar Rp1.628). Pada tanggal 9 November 2009, Perseroan telah menerima Keputusan Kantor Pajak berkaitan dengan pengurangan sanksi administrasi atas PPN untuk tahun pajak 2005 sejumlah Rp523. Sehingga, secara keseluruhan pada tahun 2009 Perseroan telah menerima restitusi pajak sejumlah Rp10.238 untuk tahun pajak 2005.

The Tax Court accepted the Company’s appeal through its letter No. 19118/PP/M/XVII/16/2009 and 19119/PP/M/XVII dated 28 July 2009 which cancelled the Tax Office’s assessment concerning VAT on sale of repossessed collateral, whereby the Tax Court decided that sale of repossessed collateral was not subject to VAT due to the transfer of assets being from the consumer (debtor) to new owner. The Company obtained a tax refund letter dated 19 August 2009 and then received the tax refund from the Tax Office to a total amount of Rp9,715 (including Rp1,628 interest). In addition, on 9 November 2009, the Company accepted the Tax Office Decision in relation to the deduction of administration sanction for VAT fiscal year 2005 amounting to Rp523. Therefore, the Company received a tax refund amounting to Rp10,238 for fiscal year 2005.

Page 321: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

41

8. PERPAJAKAN (lanjutan) 8. TAXATION (continued)

e. Surat ketetapan pajak (lanjutan) e. Tax Assessment letter (continued)

Tahun pajak 2005 (lanjutan) Fiscal year 2005 (continued)

Kantor Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung pada tanggal 17 November 2009. Mahkamah Agung menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Kantor Pajak tersebut dengan surat putusan No. 124/B/PK/PJK/2010 tanggal 7 Juni 2011 dan No. 126/B/PK/PJK/2010 tanggal 22 September 2011.

The Tax Office has filed a Judicial Review to the Supreme Court on 17 November 2009. The Supreme Court has rejected the appeal for Judicial Review from the Tax Office with its decision letter No. 124/B/PK/PJK/2010 dated 7 June, 2011 and decision letter No. 126/B/PK/PJK/2010 dated 22 September 2011.

f. Administrasi f. Administration

Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perseroan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam jangka waktu tertentu. Untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya, jangka waktu tersebut adalah sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak tetapi tidak lebih dari tahun 2013, sedangkan untuk tahun pajak 2008 dan seterusnya, jangka waktunya adalah lima tahun sejak saat terutangnya pajak.

Under the Taxation Laws of Indonesia, the Company submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Taxes ("DGT") may assess or amend taxes within a certain period. For the fiscal years of 2007 and before, this period is within ten years from the time the tax becomes due, but no later than 2013, while for fiscal years of 2008 and onwards, the period is within five years from the time the tax becomes due.

g. Revisi Surat Pemberitahuan Tahunan untuk

tahun fiskal 2008 dan 2010 g. Revision of Annual Corporate Tax Return

for fiscal years 2008 and 2010

2010 Pada tanggal 16 Desember 2011, Perseroan melaporkan pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan untuk pajak penghasilan badan tahun fiskal 2010 sesuai dengan surat dari Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar I No. S-8221/WPJ.19/KP.01/2010 tanggal 4 Oktober 2011. Berkaitan dengan pembetulan SPT ini, Perseroan telah melakukan pembayaran kekurangan pajak sebesar Rp1.476 pada tanggal 16 Desember 2011.

2010 On 16 December 2011, the Company filed a revision of its annual corporate income tax return for fiscal year 2010 in accordance with a letter from the Tax Office Wajib Pajak Besar I No. S-8221/WPJ.19/KP.01/2010 dated 4 October 2011. With regard to this revision, the Company has paid a tax underpayment amounting to Rp1,476 on 16 December 2011.

2008 Pada tanggal 29 Desember 2011, Perseroan melaporkan pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan untuk pajak penghasilan badan tahun fiskal 2008 sesuai dengan surat dari kantor pajak No. S-8222/WPJ.19/KP.01/2010 tanggal 4 Oktober 2011. Berkaitan dengan pembetulan SPT ini, Perseroan telah melakukan pembayaran kekurangan pajak sebesar Rp3.622 pada tanggal 16 Desember 2011.

2008 On 29 December 2011, the Company filed a revision of annual corporate income tax return for fiscal year 2008 in accordance with a letter from the Tax Office No. S-8222/WPJ.19/KP.01/2010 dated 4 October 2011. With regard to this revision, the Company has paid the tax underpayment amounting to Rp3,622 on 16 December 2011.

Page 322: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

42

8. PERPAJAKAN (lanjutan) 8. TAXATION (continued)

g. Revisi Surat Pemberitahuan Tahunan untuk tahun fiskal 2008 dan 2010 (lanjutan)

g. Revision of Annual Corporate Tax Return for fiscal years 2008 and 2010 (continued)

Perseroan juga diharuskan membayar bunga atas kekurangan pajak di atas sebesar masing-masing Rp2.318 dan Rp236 untuk tahun fiskal 2008 dan 2010 berdasarkan surat tagihan pajak yang diterima Perseroan pada bulan Februari 2012.

The Company is also required to pay the interest on this tax underpayment amounting to Rp2,318 and Rp236 for fiscal years 2008 and 2010, respectively, based on tax collection letters received by the Company in February 2012.

Perseroan telah membebankan kekurangan pembayaran pajak beserta bunganya sehubungan dengan pembetulan SPT tahun fiskal 2008 dan 2010 tersebut sebesar Rp7.652 dalam laporan laba rugi komprehensif tahun 2011.

The Company has charged the tax underpayments and related interest relating to revision of the above corporate income tax for fiscal year 2008 and 2010 amounting to Rp7,652 to the statement of comprehensive income for year 2011.

9. ASET TETAP 9. FIXED ASSETS 2013

1 Januari/ Penambahan/ (Pengurangan)/ Reklasifikasi/ 31 Desember/ 1 January Additions (Deductions) Reclassifications 31 December

Aset tetap Fixed assets Kepemilikan langsung Direct ownership Harga perolehan Cost Tanah 3.190 - - 3.071 6.261 Land Bangunan 3.470 3.947 (95) 771 8.093 Buildings Kendaraan 480 - (480) - - Vehicles Perabotan dan peralatan kantor 34.689 9.803 (531) - 43.961 Furniture and office equipment Renovasi bangunan sewa 8.722 4.207 - - 12.929 Leasehold improvement Bangunan dalam pengerjaan 3.037 9.425 - (3.842) 8.620 Construction in progress building

53.588 27.382 (1.106) - 79.864

Akumulasi penyusutan Accumulated depreciation Bangunan (1.560) (306) 36 - (1.830) Buildings Kendaraan (304) - 304 - - Vehicles Perabot dan peralatan kantor (19.684) (6.023) 531 - (25.176) Furniture and office equipment Renovasi bangunan sewa (4.179) (4.673) - - (8.852) Leasehold improvement

(25.727) (11.002) 871 - (35.858)

Nilai buku neto 27.861 44.006 Net book value

2012

1 Januari/ Penambahan/ (Pengurangan)/ Reklasifikasi/ 31 Desember/ 1 January Additions (Deductions) Reclassifications 31 December

Aset tetap Fixed assets Kepemilikan langsung Direct ownership Harga perolehan Cost Tanah 92 3.098 - - 3.190 Land Bangunan 2.070 1.400 - - 3.470 Buildings Kendaraan 1.450 - (970) - 480 Vehicles Perabotan dan peralatan kantor 31.210 5.468 (1.989) - 34.689 Furniture and office equipment Renovasi bangunan sewa 7.793 929 - - 8.722 Leasehold improvement Bangunan dalam pengerjaan - 3.037 - - 3.037 Construction in progress building

42.615 13.932 (2.959) - 53.588

Akumulasi penyusutan Accumulated depreciation Bangunan (1.445) (115) - - (1.560) Buildings Kendaraan (733) (258) 687 - (304) Vehicles Perabot dan peralatan kantor (17.179) (4.487) 1.982 - (19.684) Furniture and office equipment Renovasi bangunan sewa (2.344) (1.835) - - (4.179) Leasehold improvement

(21.701) (6.695) 2.669 - (25.727)

Nilai buku neto 20.914 27.861 Net book value

Page 323: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

43

9. ASET TETAP (lanjutan) 9. FIXED ASSETS (continued)

Rincian bangunan dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

Details of construction in progress building as of 31 December 2013 and 2012 were as follows:

31 Desember/December 2013

Estimasi tahun Persentase penyelesaian/ penyelesaian/ Jumlah/ Estimated year Percentage of Amount of completion completion

Renovasi dalam penyelesaian untuk pembukaan jaringan 8.620 2014 75% - 95% Renovation in progress usaha baru for new business networks

8.620

31 Desember/December 2012

Estimasi tahun Persentase penyelesaian/ penyelesaian/ Jumlah/ Estimated year Percentage of Amount of completion completion

Renovasi dalam penyelesaian untuk pembukaan jaringan Renovation in progress usaha baru 3.037 2013 75% - 95% for new business networks

3.037

Seluruh aset tetap kepemilikan langsung kecuali tanah, telah diasuransikan dengan pihak ketiga, PT Asuransi Adira Dinamika dengan jumlah pertanggungan asuransi sebesar Rp73.680 pada 31 Desember 2013 (2012: Rp49.655) yang menurut manajemen cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian karena kebakaran, kebanjiran, huru-hara dan gempa bumi.

Direct ownership fixed assets, except for land, are insured with a third party, PT Asuransi Adira Dinamika, for a sum insured of Rp73,680 as of 31 December 2013 (2012: Rp49,655) which according to the management is sufficient to cover possible losses due to fire, flood, public disorder/riots and earthquake.

Tanah Perseroan berupa sertifikat Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang mempunyai masa manfaat selama 20 sampai dengan 30 tahun yang akan jatuh tempo antara 21 Oktober 2017 sampai dengan 24 September 2027. Manajemen berpendapat bahwa Hak Guna Bangunan tersebut dapat diperbaharui atau diperpanjang pada saat jatuh tempo.

Land is held in the form of certificates of Hak Guna Bangunan (“HGB”) which have useful lives of 20 to 30 years, which will be due ranging from 21 October 2017 to 24 September 2027. Management believes that the HGB can be renewed or extended upon expiration.

Rincian keuntungan atas pelepasan aset tetap adalah sebagai berikut:

Details of gain on disposal of fixed assets were as follows:

2013 2012

Hasil pelepasan aset tetap 398 510 Proceed from disposal of fixed assets Nilai buku aset tetap (235) (283) Book Value

Laba atas pelepasan aset tetap 163 227 Gain on disposal of fixed assets

Keuntungan atas pelepasan aset tetap diakui sebagai bagian dari “pendapatan lain-lain pada laporan laba rugi komprehensif.

Gain on disposal of fixed assets is recognized as part of “other income” in the statement of comprehensive income.

Page 324: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

44

9. ASET TETAP (lanjutan) 9. FIXED ASSETS (continued)

Manajemen berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap yang dimiliki perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

Management believes that there is no impairment of Company’s assets as of 31 December 2013 and 2012.

Tidak ada aset tetap yang dijadikan jaminan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

There were no fixed assets pledged as collateral as of 31 December 2013 and 2012.

10. ASET LAIN-LAIN 10. OTHER ASSETS 2013 2012

Pihak ketiga Third parties Sewa dibayar dimuka 11.069 6.147 Prepaid rent Setoran dalam perjalanan 4.989 6.256 Deposit in transit Perbaikan dan pemeliharaan dibayar dimuka 282 476 Prepaid service and maintenance Piutang Bunga 220 175 Interest Receiveable Piutang karyawan 135 256 Employee receivables Asuransi dibayar di muka 102 3.292 Prepaid insurance Lain-lain 5.624 3.806 Others

22.421 20.408 Pihak berelasi Related parties Sewa dibayar dimuka 442 417 Prepaid rent

22.863 20.825

Akun lain-lain merupakan persediaan materai Perseroan dan uang jaminan untuk penggunaan listrik, air dan telepon yang berkaitan dengan sewa gedung.

Others account mainly represents the Company’s stamp duty and security deposits for electricity, water and telephone usage related to building rent.

Lihat Catatan 24a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.

Refer to Note 24a for details of balances and transactions with related parties.

11. UTANG USAHA 11. TRADE PAYABLES 2013 2012

Pihak ketiga Third parties Utang kendaraan 197.815 249.456 Vehicle payables Utang asuransi 62.983 42.808 Insurance payables

260.798 292.264

Utang usaha merupakan utang kepada pemasok atas pembiayaan kendaraan bermotor dan utang kepada perusahaan asuransi yang berkaitan dengan pembiayaan kendaraan bermotor.

Trade payables represent payables to suppliers for motor vehicle financing and payables to insurance companies in relation to motor vehicle financing.

Page 325: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

45

12. UTANG LAIN-LAIN 12. OTHER PAYABLES 2013 2012

Pihak ketiga Third parties Titipan konsumen 13.565 9.843 Customer deposits Liabilitas pajak Tax liabilities Pasal 21 7.243 4.777 Article 21 Pasal 23 1.498 1.107 Article 23 PPh Final 21 - Final Tax PPN keluaran 2 15 VAT out Lain-lain 5.203 4.218 Others

27.532 19.960

Pihak berelasi Related parties PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 134.665 46.310 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk. 240 240 PT Tunas Ridean Tbk.

134.905 46.550

162.437 66.510

Titipan konsumen terutama berhubungan dengan cicilan pembayaran piutang pembiayaan konsumen yang masih dalam proses identifikasi.

Customer deposits represent installment of consumer financing receivables which are still in identification process.

Lain-lain terutama terdiri dari utang kepada pihak ketiga yang berkaitan dengan biaya notaris, fidusia, dan pembelian aset tetap.

Others mainly consist of payables to third parties related to notary fee, fiduciary, and purchasing of fixed assets.

Lihat Catatan 24b untuk rincian saldo dan transaksi pihak berelasi.

Refer to Note 24b for details of balances and transactions with related parties.

13. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR 13. ACCRUED EXPENSES 2013 2012

Pihak ketiga Third parties Gaji dan tunjangan 21.624 11.955 Salaries and allowances Bunga yang masih harus dibayar 20.320 18.325 Accrued interest Promosi 16.419 2.276 Promotion Telepon 1.166 1.025 Telephone Perbaikan dan pemeliharaan 538 470 Repairs and maintenance Lain-lain 5.644 4.237 Others

65.711 38.288

14. PINJAMAN BANK 14. BANK LOANS 2013 2012

Revolving 652.976 843.865 Revolving Non revolving 2.602.851 1.860.271 Non revolving

3.255.827 2.704.136 Biaya provisi yang belum diamortisasi (14.764) (14.136) Unamortized provision cost

3.241.063 2.690.000

Page 326: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

46

14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)

Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility

2013 2012 2013 2012 2013 2012

Revolving Rupiah Pihak ketiga/Third parties PT Bank Danamon Juni/ Juni/ Indonesia Tbk. 100.000 100.000 - - June 2014 June 2013 Juni/ - 150.000 - 25.000 - June 2013 Agustus/ - 30.000 - 6.666 - August 2013 November/ - 38.000 - 11.611 - November 2013 Februari/ Februari/ 22.500 22.500 1.250 8.750 February 2014 February 2014 Juli/ Juli/ 15.000 15.000 2.917 7.917 July 2014 July 2014 Juli/ Juli/ 13.500 13.500 2.625 7.125 July 2014 July 2014 The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Juli/ November/ Limited (HSBC) 150.000 150.000 - - July 2014 November 2013 Desember/ Maret/ PT Bank Chinatrust Indonesia 50.000 50.000 - - December 2013*) March 2013 Mei/ Mei/ PT Bank Panin Tbk. 300.000 300.000 - 15.000 May 2014 May2013 Maret/ Maret/ PT Bank Central Asia Tbk. 100.000 100.000 - 5.000 March 2014 March 2013 Maret/ Maret/ 55.000 55.000 - - March 2014 March 2013 September/ 250.000 - 229.167 - September 2016 - September 155.000 - 142.083 - September 2016 - Juli/ 128.750 - - - July 2014 - Juni/ PT Bank CIMB Niaga Tbk. 100.000 - - - June 2014 -

1.439.750 1.024.000 378.042 87.069 Pihak berelasi/Related parties PT Bank Negara Oktober/ Oktober/ Indonesia (Persero) Tbk. 4.174 4.174 640 2.322 October 2014 October 2014 Oktober/ - 4.565 - 1.296 - October 2013 Desember/ Desember/ 1.054 1.054 161 573 December 2014 December 2014 Desember/ - 789 - 175 - December 2013 Desember/ Desember/ 65.599 65.599 17.566 38.890 December 2014 December 2014 Desember/ - 4.223 - 1.681 - December 2013 Desember/ Desember/ 478 478 92 276 December 2014 December 2014 Desember/ Desember/ 242 242 20 116 December 2014 December 2014 Desember/ - 714 - 201 - December 2013 Januari/ Januari/ 17.980 17.980 4.977 11.875 January 2015 January 2015 Januari/ Januari/ 3.646 3.646 15 1.121 January 2014 January 2014 Januari/ - 820 - 39 - January 2013 Februari/ Februari/ 557 557 150 358 February 2015 February 2015 Februari/ - 7.246 - 1.004 - February 2013

*) Sedang dalam proses perpanjangan *) In process of renewal

Page 327: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

47

14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)

Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility

2013 2012 2013 2012 2013 2012

Revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak berelasi (lanjutan)/ Related parties (continued) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Maret/ Maret/ (lanjutan/continued) 12.576 12.576 3.415 8.623 March 2015 March 2015 Maret/ Maret/ 5.499 5.499 184 2.332 March 2014 March 2014 Maret/ Maret/ 3.305 3.305 1.014 2.321 March 2015 March 2015 Maret/ Maret/ 13.024 13.024 1.109 7.240 March 2014 March 2014 April/ April/ 11.139 11.139 1.499 7.302 April 2014 April 2014 April/ April/ 2.848 2.848 1.049 1.920 April 2015 April 2015 April/ April/ 724 724 63 430 April 2014 April 2014 April/ - 3.069 - 931 - April 2013 Mei/ Mei/ 2.496 2.496 894 2.046 May 2015 May 2015 Juni/ Juni/ 8.287 8.287 3.487 6.870 June 2015 June 2015 Juni/ Juni/ 1.654 1.654 771 1.343 June 2015 June 2015 Juni/ Juni/ 1.174 1.174 184 884 June 2014 June 2014 Juni/ Juni/ 4.913 4.913 1.280 4.094 June 2015 June 2015 Juli/ Juli/ 17.244 17.244 7.197 14.631 July 2015 July 2015 Juli/ Juli/ 4.101 4.101 1.958 3.599 July 2015 July 2015 Agustus/ Agustus/ 27.227 27.227 14.275 24.298 August 2015 August 2015 Agustus/ Agustus/ 8.878 8.878 4.673 7.925 August 2015 August 2015 Agustus/ Agustus/ 685 685 285 613 August 2015 August 2015 September/ September/ 22.657 22.657 12.688 20.967 September 2015 September 2015 September/ September/ 13.360 13.360 7.595 12.368 September 2015 September 2015 September/ September/ 16.256 16.256 8.940 15.055 September 2015 September 2015 Oktober/ Oktober/ 24.774 24.774 13.322 23.363 October 2015 October 2015 Oktober/ Oktober/ 20.262 20.262 11.327 18.700 October 2015 October 2015 Oktober/ Oktober/ 3.848 3.848 1.744 3.564 October 2015 October 2015 Oktober/ Oktober/ 6.937 6.937 4.342 6.594 October 2015 October 2015 November/ November/ 10.007 10.007 6.282 9.761 November 2015 November 2015 November/ November/ 51.635 51.635 30.720 50.081 November 2015 November 2015 April/ 5.529 - 3.844 - April 2016 - Mei/ 10.337 - 8.349 - May 2016 - Juni/ 1.115 - 823 - June 2016 - Agustus/ 123.066 - - - August 2013*) - Agustus/ 100.000 - - - August 2013*) -

*) Sedang dalam proses perpanjangan *) In process of renewal

Page 328: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

48

14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)

Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility

2013 2012 2013 2012 2013 2012

Revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak berelasi (lanjutan)/ Related parties (continued) Desember/ PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.*) - 25.000 - 9.218 - December 2013 Desember/ - 25.000 - 9.218 - December 2013 Januari/ - 25.000 - 9.944 - January 2014 Januari/ - 25.000 - 9.944 - January 2014 Januari/ - 25.000 - 9.944 - January 2014 Januari/ - 25.000 - 9.944 - January 2014 Januari/ - 25.000 - 9.944 - January 2014 Januari/ - 15.000 - 5.966 - January 2014 April/ - 12.000 - 5.800 - April 2014 Juli/ - 14.500 - 8.217 - July 2014 September/ - 11.500 - 7.142 - September 2014 Februari/ - 10.000 - 7.529 - February 2015 . Mei/ - 10.000 - 8.271 - May 2015 Mei/ - 8.500 - 7.031 - May 2015 Oktober/ - 11.000 - 10.467 - October 2015 Oktober/ - 11.000 - 10.463 - October 2015 Oktober/ - 3.000 - 2.768 - October 2014 Oktober/ - 4.000 - 3.691 - October 2014 Oktober/ - 6.000 - 5.707 - October 2015 Oktober/ - 6.000 - 5.033 - October 2013 Oktober/ - 1.000 - 923 - October 2014 Oktober/ - 70.000 - 66.585 - October 2015 November/ - 28.000 - 27.320 - November 2015 November/ - 6.000 - 5.769 - November 2014 November/ - 8.000 - 7.692 - November 2014 November/ - 4.600 - 4.423 - November 2014 November/ - 22.500 - 21.953 - November 2015 November/ - 6.500 - 5.978 - November 2013 November/ - 7.000 - 6.830 - November 2015 Desember/ - 3.300 - 3.300 - December 2013 Desember/ - 10.800 - 10.800 - December 2014 Desember/ - 64.000 - 64.000 - December 2015 Desember/ - 4.000 - 4.000 - December 2013 Desember/ - 6.000 - 6.000 - December 2014 Desember/ - 17.300 - 17.300 - December 2015 Desember/ - 4.900 - 4.900 - December 2015 Maret/ - 4.096 - - - March 2014

*) Pada tanggal 10 April 2013, diadakan perubahan tipe fasilitas dari fasilitas revolving menjadi fasilitas non revolving.

*) On 10 April 2013, the type of facilities has been amended from revolving facility to non revolving facility.

Page 329: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

49

14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)

Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility

2013 2012 2013 2012 2013 2012

Revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak berelasi (lanjutan)/ Related parties (continued) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Desember/ (lanjutan/continued) 98.000 - 98.000 - December 2016 - Desember/ 402.000 - - - December 2014 - Desember/ April/ 300.000 50.000 - 25.000 December 2014 April 2013

1.429.287 1.026.162 274.934 756.796

Jumlah/Total revolving 2.869.037 2.050.162 652.976 843.865

Non revolving Rupiah Pihak ketiga/Third parties Mei/ PT Bank Central Asia Tbk. - 100.000 - 13.889 - May 2013 Agustus/ - 30.000 - 6.667 - August 2013 September/ - 30.000 - 7.500 - September 2013 Oktober/ - 40.000 - 11.111 - October 2013 April/ April/ 25.000 25.000 2.778 11.111 April 2014 April 2014 Mei/ Mei/

40.000 40.000 5.556 18.889 May 2014 May 2014 Mei/ Mei/ 25.000 25.000 3.472 11.806 May 2014 May 2014 Mei/ Mei/ 50.000 50.000 6.944 23.611 May 2014 May 2014 Juni/ Juni/ 30.000 30.000 5.000 15.000 June 2014 June 2014 Juni/ Juni/ 40.000 40.000 6.667 20.000 June 2014 June 2014 Juni/ Juni/ 20.000 20.000 3.333 10.000 June 2014 June 2014 Juni/ Juni/ 20.000 20.000 3.333 10.000 June 2014 June 2014 Juni/ Juni/ 64.000 64.000 32.000 53.333 June 2015 June 2015 Juni/ Juni/ 30.000 30.000 15.000 25.000 June 2015 June 2015 Juli/ Juli/ 25.000 25.000 13.194 21.528 July 2015 July 2015 Juli/ Juli/ 20.000 20.000 10.556 17.222 July 2015 July 2015 Juli/ Juli/ 31.000 31.000 16.361 26.694 July 2015 July 2015 Agustus/ Agustus/ 50.000 50.000 27.778 44.444 August 2015 August 2015 September/ September/ 15.000 15.000 8.750 13.750 September 2015 September 2015 Oktober/ Oktober/ 15.000 15.000 9.167 14.167 October 2015 October 2015 Desember/ - 300.000 - - - December 2015 Januari/ 75.000 - 52.083 - January 2016 - Januari/ 25.000 - 17.361 - January 2016 - Februari/ 75.000 - 54.167 - February 2016 - Maret/ 50.000 - 37.500 - March 2016 - Maret/ 75.000 - 56.250 - March 2016 -

Page 330: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

50

14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)

Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility

2013 2012 2013 2012 2013 2012

Non revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak ketiga (lanjutan)/ Third parties (continued) Maret/ PT Bank Commonwealth 30.000 - 22.500 - March 2016 - Maret/ 35.000 - 26.250 - March 2016 - April/ 65.000 - 50.555 - April 2016 - Desember/ Desember/ PT Bank UOB Indonesia 50.000 50.000 - 15.278 December 2013 December 2013 Desember/ Desember/ 25.000 25.000 - 8.333 December 2013 December 2013 Desember/ Desember/ 75.000 75.000 - 26.471 December 2013 December 2013 Februari/ Februari/ PT Bank Panin Tbk. 100.000 100.000 5.555 38.889 February 2014 February 2014 Februari/ Februari/ 50.000 50.000 2.778 19.444 February 2014 February 2014 Maret/ Maret/ 75.000 75.000 6.250 31.250 March 2014 March 2014 Maret/ Maret/ 25.000 25.000 2.083 10.417 March 2014 March 2014 Maret/ Maret/ 25.000 25.000 2.083 10.417 March 2014 March 2014 April/ April/ 50.000 50.000 5.556 22.222 April 2014 April 2014 April/ April/ 75.000 75.000 8.333 33.333 April 2014 April 2014 Agustus/ Agustus/ 25.000 25.000 5.556 13.889 August 2014 August 2014 Agustus/ Agustus/ 20.000 20.000 4.444 11.111 August 2014 August 2014 Agustus/ Agustus/ 55.000 55.000 12.222 30.556 August 2014 August 2014 Oktober/ Oktober/ 50.000 50.000 13.889 30.556 October 2014 October 2014 November/ November/ 150.000 150.000 45.833 95.833 November 2014 November 2014 Februari/ Februari/ 97.000 97.000 37.722 70.056 February 2015 February 2015 Maret/ Maret/ 30.000 30.000 12.500 22.500 March 2015 March 2015 April/ April/ 20.000 20.000 8.889 15.555 April 2015 April 2015 Mei/ Mei/ 53.000 53.000 25.028 42.694 May 2015 May 2015 Februari/ - 17.000 - 2.833 - February 2013 Maret/ - 15.000 - 3.750 - March 2013 Maret/ - 20.000 - 5.000 - March 2013 Mei/ - 48.000 - 20.000 - May 2013 Juni/ - 20.000 - 10.000 - June 2013 Agustus/ - 31.500 - 21.000 - August 2013 September/ - 15.000 - 11.250 - September 2013 September/ - 9.000 - 6.750 - September 2013 September/ - 10.000 - 7.500 - September 2013 Oktober/ - 12.000 - 10.000 - October 2013 Oktober/ - 12.000 - 10.000 - October 2013 November/ - 10.500 - 9.625 - November 2013 Agustus/ Agustus/ 38.600 38.600 12.867 32.167 August 2014 August 2014 September/ September/ 21.000 21.000 7.875 18.375 September 2014 September 2014 September/ September/ 13.000 13.000 4.875 11.375 September 2014 September 2014 September/ September/ 13.000 13.000 4.875 11.375 September 2014 September 2014

Page 331: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

51

14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued) Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility

2013 2012 2013 2012 2013 2012

Non revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak ketiga (lanjutan)/ Third parties (continued) Oktober/ Oktober/ PT Bank Panin Tbk. (lanjutan) 16.000 16.000 6.667 14.667 October 2014 October 2014 September/ September/ 50.000 50.000 29.167 45.833 September 2015 September 2015 September/ September/ 60.000 60.000 35.000 55.000 September 2015 September 2015 Oktober/ Oktober/ 60.000 60.000 36.667 56.667 October 2015 October 2015 Oktober/ Oktober/ 28.400 28.400 17.355 26.822 October 2015 October 2015 November/ November/ 19.000 19.000 12.139 18.472 November 2015 November 2015 Desember/ Desember/ 27.000 27.000 18.000 27.000 December 2015 December 2015 Desember/ Desember/ 45.000 45.000 30.000 45.000 December 2015 December 2015 Desember/ Desember/ 70.000 70.000 46.667 70.000 December 2015 December 2015 Desember/ Desember/ 11.500 11.500 7.667 11.500 December 2015 December 2015 Desember/ Desember/ 20.000 20.000 15.000 20.000 December 2016 December 2016 Maret/ - 107.500 - - - March 2013

Januari/ 60.000 - 41.667 - January 2016 - Januari/ 25.000 - 17.361 - January 2016 - Januari/ 22.500 - 15.625 - January 2016 - Maret/ 56.000 - 42.000 - March 2016 - Maret/ 50.000 - 40.625 - March 2017 - Maret/ 15.000 - 3.750 - March 2014 - Maret/ 85.000 - 63.750 - March 2016 - Maret/ 59.000 - 44.250 - March 2016 - Maret/ 15.000 - 3.750 - March 2014 - Mei/ 20.000 - 8.333 - May 2014 - Juni/ 10.000 - 8.333 - June 2016 - Juni/ 50.000 - 41.667 - June 2016 - Juni/ 40.000 - 33.333 - June 2016 - Agustus/ 125.000 - 111.111 - August 2016 - Agustus/ 75.000 - 66.667 - August 2016 - Desember/ 10.000 - 10.000 - December 2016 - Maret/ 490.000 - - - March 2014 - Juni/ Juni/ PT Bank OCBC NISP Tbk. 50.000 50.000 8.333 25.000 June 2014 June 2014 Juli/ Juli/ 30.000 30.000 5.833 15.833 July 2014 July 2014 Juli/ Juli/ 20.000 20.000 3.889 10.556 July 2014 July 2014 Desember/ Desember/ 10.000 10.000 3.333 6.667 December 2014 December 2014

Februari/ Februari/ 40.000 40.000 15.556 28.889 February 2015 February 2015 Mei/ Bank of China Limited 150.000 - - - May 2014 -

3.980.000 3.020.000 1.559.263 1.593.432

Page 332: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

52

14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)

Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility

2013 2012 2013 2012 2013 2012

Non revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak berelasi (lanjutan)/ Related parties (continued) Januari/ PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 25.000 - 806 - January 2014 - Januari/ 25.000 - 806 - January 2014 - Januari/ 25.000 - 806 - January 2014 - Januari/ 25.000 - 806 - January 2014 - Januari/ 25.000 - 806 - January 2014 - Januari/ 15.000 - 483 - January 2014 - April/ 12.000 - 1.527 - April 2014 - Juli/ 14.500 - 3.186 - July 2014 - September/ 11.500 - 3.221 - September 2014 - Februari/ 10.000 - 4.265 - February 2015 - Mei/ 10.000 - 5.076 - May 2015 - Mei/ 8.500 - 4.315 - May 2015 - Oktober/ 11.000 - 7.089 - October 2015 - Oktober/ 11.000 - 7.070 - October 2015 - Oktober/ 3.000 - 1.310 - October 2014 - Oktober/ 4.000 - 1.747 - October 2014 - Oktober/ 6.000 - 3.856 - October 2015 - Oktober/ 1.000 - 437 - October 2014 - Oktober/ 70.000 - 44.990 - October 2015 - November/ 28.000 - 18.746 - November 2015 - November/ 6.000 - 2.873 - November 2014 - November/ 8.000 - 3.830 - November 2014 - November/ 4.600 - 2.202 - November 2014 - November/ 22.500 - 15.063 - November 2015 - November/ 7.000 - 4.686 - November 2015 - Desember/ 10.800 - 5.622 - December 2014 - Desember/ 64.000 - 44.548 - December 2015 - December/ 6.000 - 3.123 - December 2014 - Desember/ 17.300 - 12.042 - December 2015 - Desember/ 4.900 - 3.411 - December 2015 - Januari/ 10.000 - 7.225 - January 2016 - Maret/ 16.000 - 4.120 - March 2014 - April/ 60.000 - 48.025 - April 2016 - April/ 30.000 - 20.543 - April 2015 - April/ 10.000 - 3.422 - April 2014 - Mei/ 23.000 - 18.999 - May 2016 - Mei/ 28.000 - 20.303 - May 2015 - Mei/ 9.000 - 3.837 - May 2014 - Mei/ 40.000 - 33.041 - May 2016 -

Page 333: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

53

14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)

Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility

2013 2012 2013 2012 2013 2012

Non revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak berelasi (lanjutan)/ Related parties (continued) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Juni/ (lanjutan/continued) 100.000 - 85.144 - June 2016 - Juni/ 50.000 - 42.572 - June 2016 - Juli/ 60.000 - 52.600 - July 2016 - Agustus/ 22.500 - 20.304 - August 2016 - Maret/ Maret/ PT Bank DKI 25.000 25.000 2.396 11.376 March 2014 March 2014 Maret/ Maret/ 25.000 25.000 2.396 11.376 March 2014 March 2014 April/ April/ 25.000 25.000 3.180 12.083 April 2014 April 2014 April/ April/ 25.000 25.000 3.180 12.083 April 2014 April 2014 Mei/ Mei/ 25.000 25.000 3.958 12.783 May 2014 May 2014 November/ November/ 50.000 50.000 16.972 33.724 November 2014 November 2014 Desember/ Desember/ 5.000 5.000 1.844 3.504 December 2014 December 2014 Mei/ Mei/ 22.000 22.000 11.209 18.221 May 2015 May 2015 Juni/ Juni/ 23.000 23.000 12.315 19.605 June 2015 June 2015 September/ September/ 35.000 35.000 21.582 32.439 September 2015 September 2015 Desember/ Desember/ 5.000 5.000 3.484 5.000 December 2015 December 2015 Desember/ Desember/ 20.000 20.000 13.928 20.000 December 2015 December 2015 Januari/ Maret/ 30.000 30.000 21.683 - January 2016 March 2013 Juni/ 10.000 - 8.514 - June 2016 - Juli/ 50.000 - 43.854 - July 2016 - Juli/ 40.000 - 35.083 - July 2016 - September/ 100.000 - 92.863 - September 2016 - Maret/ 25.000 - - - March 2014 - PT Bank Pembangunan Daerah Oktober/ Oktober/ Jawa Barat dan Banten Tbk. 20.000 20.000 5.882 12.941 October 2014 October 2014 Oktober/ Oktober/ 20.000 20.000 6.667 14.667 October 2014 October 2014 Oktober/ Oktober/ 20.000 20.000 6.897 15.172 October 2014 October 2014 Oktober/ Oktober/ 20.000 20.000 7.143 15.714 October 2014 October 2014 Oktober/ Oktober/ 5.000 5.000 1.786 3.929 October 2014 October 2014 Oktober/ Oktober/ 15.000 15.000 5.556 12.222 October 2014 October 2014 Mei/ - 200.000 - - - May 2013 November/ 30.000 - 20.909 - November 2015 - November/ 35.000 - 24.394 - November 2015 - November/ 35.000 - 25.156 - November 2015 - November/ 50.000 - 35.937 - November 2015 - November/ 20.000 - 14.375 - November 2015 - November/ 30.000 - 21.562 - November 2015 -

1.790.100 615.000 1.043.588 266.839

Jumlah/Total non-revolving 5.770.100 3.635.000 2.602.851 1.860.271

8.639.137 5.685.162 3.255.827 2.704.136

Page 334: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

54

14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued) Cicilan pinjaman bank sesuai dengan tanggal jatuh temponya.

Bank loans have the following settlement aging profile.

2013 2012

Tahun Year 2013 - 1.480.741 2013 2014 1.693.163 858.234 2014 2015 1.174.240 360.161 2015 2016 385.299 5.000 2016 2017 dan sesudahnya 3.125 - 2017 and there after

3.255.827 2.704.136

Pinjaman bank dalam Rupiah di atas dikenakan bunga antara 7,80% - 11,25% per tahun (2012: 6,80%-10,50% per tahun).

The bank loans denominated in Rupiah bear interest at rates ranging between 7.80% - 11.25% per annum (2012: 6.80%-10.50% per annum).

Selama tahun 2013 dan 2012, Perseroan telah melakukan pembayaran cicilan pokok dan bunga pinjaman sesuai jadwal yang ditetapkan.

During 2013 and 2012 the Company has paid the loan principal and interests installments on schedule.

Pinjaman-pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp3.097.095 pada tanggal 31 Desember 2013 (2012: Rp2.743.132) dan piutang investasi neto dalam sewa pembiayaan sejumlah Rp100.488 pada tanggal 31 Desember 2013 (2012: RpNil).

These loans are secured by consumer financing receivables amounting to Rp3,097,095 as of 31 December 2013 (2012: Rp2,743,132) and net investment in financial leases receivables amounting to Rp100,488 as of 31 December 2013 (2012: RpNil).

Fasilitas pinjaman dari beberapa bank tersebut mensyaratkan Perseroan untuk memberikan pemberitahuan tertulis dalam hal pembagian dividen, perubahan modal dan pemegang saham, perubahan susunan direksi dan komisaris, perubahan bisnis utama, investasi dan perolehan pinjaman baru dari bank lain. Dalam perjanjian pinjaman tersebut, Perseroan juga diwajibkan untuk memenuhi persyaratan keuangan seperti rasio jumlah utang bunga terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1 dan kewajiban penyampaian laporan lainnya. Perseroan telah memenuhi persyaratan-persyaratan di atas.

The loan facilities from those banks require the Company to provide a written notice in respect of dividend payments, changes of capital and shareholders, changes of directors and commissioners, changes of main business, investment and obtaining new loan facilities from other banks. Under the loan agreements, the Company is also obliged to comply with financial covenants such as gearing ratio not exceeding 10:1 and other reporting obligations.The Company has complied with the above requirements.

Fasilitas-fasilitas pinjaman ini dipergunakan untuk modal kerja kegiatan usaha Perseroan.

The loan facilities are used for the Company’s working capital.

Lihat Catatan 27 untuk perjanjian kerjasama pembiayaan bersama dan penyaluran pemberian kredit.

Refer to Note 27 for joint financing and credit channeling cooperation agreements.

Page 335: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

55

15. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN 15. SECURITIES ISSUED 2013 2012

Obligasi VI 500.000 552.000 Bonds VI Medium Term Note III 200.000 200.000 Medium-term Notes III Obligasi Berkelanjutan I Tahap I 500.000 - Continuing Bonds I Phase I

1.200.000 752.000 Dikurangi: Less: Beban emisi yang belum diamortisasi: Unamortized issuance costs: Saldo awal 2.200 2.589 Beginning balance Penambahan 3.624 1.448 Additions Amortisasi (lihat Catatan 20) (2.559) (1.837) Amortization (refer to Note 20)

3.265 2.200

Jumlah 1.196.735 749.800 Total

Surat berharga yang diterbitkan sesuai dengan jatuh temponya:

Securities issued have the following maturity profile:

2013 2012

Tahun Year 2013 - 52.000 2013 2014 350.000 350.000 2014 2015 350.000 350.000 2015 2016 dan sesudahnya 500.000 - 2016 and there after

1.200.000 752.000

a. Utang obligasi a. Bonds payable

Obligasi VI Bonds VI

Pada tanggal 20 Mei 2011, Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 (“Obligasi VI“) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp600.000 yang terdiri atas empat seri:

On 20 May 2011, the Company issued and registered Mandiri Tunas Finance Bonds VI 2011 (“Bonds VI”) on the Indonesia Stock Exchange with a nominal value of Rp600,000 which consist of four series:

Tingkat bunga tetap per tahun/ Obligasi/ Nilai nominal/ Fixed interest Jatuh tempo/ Cicilan pokok Obligasi/ Bonds Nominal value rate per annum Due date Bonds principal instalment

Seri/Series A 48.000 8,60% 23 Mei/May 2012

Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.

Seri/Series B 52.000 9,60% 19 Mei/May 2013

Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.

Seri/Series C 350.000 10,00% 19 Mei/May 2014

Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.

Seri/Series D 150.000 10,70% 19 Mei /May 2015

Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.

Page 336: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

56

15. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN (lanjutan)

15. SECURITIES ISSUED (continued)

a. Utang obligasi (lanjutan) a. Bonds payable (continued)

Obligasi VI (lanjutan) Bonds VI (continued)

Obligasi tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perseroan sebesar minimum 80% untuk Obligasi VI dari pokok obligasi terutang. Pada tanggal 31 Desember 2013, piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah sejumlah Rp400.000 (2012: Rp441.600) (lihat Catatan 5). Jika jumlah piutang pembiayaan konsumen kurang dari yang dipersyaratkan, maka akan dipenuhi dari uang tunai yang ditempatkan pada rekening penampungan atas nama Perseroan yang ditunjuk oleh PT Bank Mega Tbk. selaku wali amanat untuk Obligasi VI.

These bonds are secured by the Company’s consumer financing receivables for a minimum amount of 80% of the nominal value of Bonds VI. As of 31 December 2013, the amount of consumer financing receivables that was pledged as security for bonds payable is Rp400,000 (2012: Rp441,600) (refer to Note 5). If the amount of consumer financing receivables is less than the requirement, the Company has to place sufficient cash into an escrow account established by PT Bank Mega Tbk. as trustee for Bonds VI.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perseroan tidak menempatkan kas pada rekening penampungan dikarenakan jaminan yang ada cukup untuk menutupi utang obligasi.

As of 31 December 2013 and 2012 the Company did not place cash into the escrow account as the security was sufficient to cover the outstanding bonds payable.

Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut diatas.

The Company has complied with the covenants on the trustee agreements.

Sesuai dengan laporan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) No. 253/PEF-DIR/II/2011 dan No. 254/PEF-DIR/II/2011 tanggal 25 Februari 2011, peringkat obligasi VI adalah idA+ stable outlook.

Based on report No. 253/PEF-DIR/II/2011 and No. 254/PEF-DIR/II/2011 of PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) dated 25 February 2011. Bonds VI have been rated idA+ stable outlook.

Dalam pemantauan tahunan atas Obligasi VI, PT Pefindo dalam suratnya No. 164/PEF-Dir/I/2012 tanggal 30 Januari 2012 telah menetapkan kembali peringkat idA+ (Single A Plus) terhadap Obligasi VI untuk periode 30 Januari 2012 sampai dengan 1 Februari 2013.

In the annual monitoring for Bonds VI, PT Pefindo, in its letter, No. 164/PEF-Dir/I/2012 dated 30 January 2012 has rated idA+ (Single A Plus) the Bonds VI for period from 30 January 2012 until 1 February 2013.

Dalam Pemantauan Khusus (Special Review), PT Pefindo melalui suratnya No. 1832/PEF-Dir/XI/2012 tanggal 12 Nopember 2012 telah meningkatkan peringkat atas Obligasi VI Seri B, Seri C dan Seri D Tahun 2011 dari idA+ (Single A Plus) menjadi idAA (Double A) untuk periode 12 Nopember 2012 sampai dengan 1 Februari 2013.

In the Special Monitoring (Special Review), PT Pefindo in its letter No. 1832/PEF-Dir/XI/2012 November 12, 2012 has increased the rank VI Bonds Series B, Series C and Series D in 2011 from idA (Single A Plus) to id AA (Double A) for the period 12 November 2012 to 1 February 2013.

Kemudian dalam Pemantauan Tahunan, PT Pefindo melalui suratnya No. 206/PEF-Dir/II/2013 tanggal 4 Februari 2013 telah menetapkan kembali peringkat Obligasi VI Seri C dan Seri D Tahun 2011 dengan peringkat idAA (Double A) untuk periode 1 Februari 2013 sampai dengan 1 Februari 2014.

Then in the Annual Monitoring, PT Pefindo through letter No. 206/PEF-Dir/II/2013 dated February 4, 2013 has rated id AA (double A) the Bonds VI Bonds Series C and Series D in 2011 for the period February 1, 2013 until February 1, 2014.

Page 337: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

57

15. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN (lanjutan)

15. SECURITIES ISSUED (continued)

a. Utang obligasi (lanjutan) a. Bonds payable (continued)

Obligasi VI (lanjutan) Bonds VI (continued)

Dalam pemantauan kesiapan pembayaran Obligasi VI Seri B Tahun 2011, PT Pefindo melalui suratnya No. 208/PEF-Dir/II/2013 tanggal 4 Februari 2013 telah menetapkan kembali peringkat idAA (Double A) terhadap Obligasi VI Seri B Tahun 2011 untuk periode 1 Februari 2013 sampai dengan 19 Mei 2013.

In the monitoring of payment readiness for Series B Bonds VI in 2011, PT Pefindo in its letter No. 208/PEF-Dir/II/2013 dated February 4, 2013 has rated idAA (Double A) the Series B Bonds VI in 2011 for the period 1 February 2013 until 19 May 2013.

Dalam pemantauan tahunan atas Obligasi VI,PT Pefindo dalam suratnya No 529/PEF-Dir/III/2013 telah memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (double A) terhadap obligasi VI Seri C dan Seri D untuk periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014.

In the annual monitoring annualy, PT Pefindo in its letter No 529/PEF-Dir/III/2013 has rated idAA (double A) the Bonds VI series C and D for the period 18 March 2013 until 1 March 2014.

Perseroan telah melunasi Utang Obligasi VI seri A dan B masing-masing sebesar Rp48.000 dan Rp 52.000 pada tanggal 23 Mei 2012 dan 17 Mei 2013.

The Company has settled Bonds VI Series A and B amounting to Rp48,000 and Rp52,000 on 23 May 2012 and 17 May 2013, respectively.

Obligasi Berkelanjutan I Continuing Bonds I

Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013

Mandiri Tunas Finance Continuing Bonds I Phase I Year 2013

Pada Tanggal 28 Mei 2013, Perseroan telah memperoleh persyaratan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No S-144/O.04/2013 dalam rangka penawaran umum Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 (”Obligasi Berkelanjutan I”) dengan nilai nominal Rp500.000 yang terdiri atas dua seri:

On 28 May 2013, the Company received the effective notification from the Financial Services Authority through its letter No S-144/O.04/2013 in conjunction with continuing public offering of Mandiri Tunas Finance continuing Bonds I Phase I Year 2013 (“continuing Bonds I”) with a nominal value of Rp500,000 which consist of two series:

Tingkat bunga tetap per tahun/ Obligasi/ Nilai nominal/ Fixed interest Jatuh tempo/ Cicilan pokok Obligasi/ Bonds Nominal value rate per annum Due date Bonds principal instalment

Seri/Series A 425.000 7,75% 5 Juni/June 2016

Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.

Seri/Series B 75.000 7,80% 5 Juni/June 2017

Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.

Page 338: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

58

15. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN (lanjutan)

15. SECURITIES ISSUED (continued)

a. Utang obligasi (lanjutan) a. Bonds payable (continued)

Obligasi Berkelanjutan I (lanjutan) Continuing Bonds I (continued)

Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 (lanjutan)

Mandiri Tunas Finance Continuing Bonds I Phase I Year 2013 (continued)

Obligasi tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perseroan sebesar minimum 60% untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap I dari pokok obligasi terutang. Pada tanggal 31 Desember 2013, piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah sejumlah Rp300.000 (lihat Catatan 5). Jika jumlah piutang pembiayaan konsumen kurang dari yang dipersyaratkan, maka akan dipenuhi dari uang tunai yang ditempatkan pada rekening penampungan atas nama Perseroan yang ditunjuk oleh PT Bank Mega Tbk. selaku wali amanat untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap I.

These bonds are secured by the Company’s consumer financing receivables for a minimum amount of 60% of the nominal value of Continuing Bonds I Phase I. As of 31 December 2013, the amount of consumer financing receivables that was pledged as security for bonds payable is Rp300,000 (refer to Note 5). If the amount of consumer financing receivables is less than the requirement, the Company has to place sufficient cash into an escrow account established by PT Bank Mega Tbk. as trustee for Continuing Bonds I Phase I.

Dalam perjanjian perwaliamanatan juga diatur beberapa pembatasan yang harus dipenuhi oleh Perseroan, antara lain memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen dan rasio jumlah pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1. Selain itu, selama pokok obligasi belum dilunasi, Perseroan tidak diperkenankan, antara lain melakukan penggabungan usaha kecuali dilakukan pada bidang usaha yang sama serta menjual atau mengalihkan lebih dari 50% aset Perseroan kecuali untuk kegiatan usaha Perseroan sehari-hari.

The trustee agreement provides several negative covenants to the Company, among others, collateral with fiduciary transfer of consumer financing receivables and debt to equity ratio not to exceed 10:1. Moreover, during the year that the bonds principals are still outstanding, the Company is not allowed to, among others, merge unless performed on the same business and to sell or assign more than 50% of the Company’s asset, except for Company’s normal business transactions.

Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut diatas.

The Company has complied with the covenants on the trustee agreements.

PT Pefindo telah menetapkan peringkat idAA (Double A) terhadap obligasi berkelanjutan sesuai suratnya No. 528/PEF-Dir/III/2013 tanggal 19 Maret 2013 untuk periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014.

PT Pefindo has rated idAA the Continuing Bonds based on its report No. 258/PEF-Dir/III/2013 dated 19 March 2013 for period 18 March 2013 until 1 March 2014.

Page 339: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

59

15. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN (lanjutan)

15. SECURITIES ISSUED (continued)

b. Medium-Term Notes (MTN) b. Medium-Term Notes (MTN)

Pada tanggal 24 Januari 2012, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance III tahun 2012 dengan tingkat bunga tetap 9,95% sebesar Rp200.000 di Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). Penerbitan MTN MTF III tahun 2012 serta Penunjukan agen pemantau dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 09 tanggal 24 Januari 2012 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang bertindak selaku agen pemantau pemegang MTN III.

On 24 January 2012, the Company issued and registered Medium-Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance III 2012 with a 9.95% fixed interest rate, in a principal amount of Rp200,000 in Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). The issuance of MTN MTF III 2012 and the appointment of monitoring agent No. 09 dated 24 January 2012 was signed by the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., as the monitoring agent for MTN III holders.

MTN III tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen perseroan sebesar 100%. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah Rp200.000.

These MTN III are secured by 100% consumer financing receivables. As of 31 December 2013 and 2012, consumer finance receivables pledged as collateral amounted to Rp200,000.

Selama MTN III belum dilunasi, Perseroan tidak diperkenankan antara lain, membayar, membuat atau menyatakan deviden atau distribusi pembayaran lain selama Perseroan lalai dalam melakukan pembayaran jumlah terutang, mentranfer atau mengalihkan harta kekayaan sebesar 50% atau lebih dari aset Perseroan (kecuali untuk kegiatan usaha sehari-hari), perubahan bisnis utama, penurunan modal dasar atau modal ditempatkan dan disetor, penggabungan, konsolidasi atau peleburan, memberikan pinjaman dimana keseluruhan pinjaman melebihi Rp120.000 dan melakukan investasi secara langsung dalam bentuk portofolio saham dari perusahaan lain.

During the period that MTN III is still outstanding, the Company is not allowed to, among others, pay, make or declare any dividends or other distribution payments during the Company fails to make payment of the amount owed, or transferring or diverting assets by 50% or more of the assets of the Company (except for normal business transactions), changes in core business, decrease in authorized capital or issued and paid-up capital, merger, consolidation or amalgamation, making loans with amount greater than Rp120.000 and making direct investment in shares portfolio of other companies.

Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut diatas.

The Company has complied with the covenants on the trustee agreements.

16. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN 16. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION

Jumlah yang diakui pada tanggal laporan posisi keuangan ditentukan sebagai berikut:

The amounts recognized in the statement of financial position are determined as follows:

2013 2012

Nilai kini liabilitas 11.829 12.767 Present value of obligations Kerugian aktuarial yang belum diakui (2.467) (5.917) Unrecognized actuarial losses Biaya jasa lalu yang belum diakui (271) (296) Unrecognized past service costs

Liability in the statement of Liabilitas pada laporan posisi keuangan 9.091 6.554 financial position

Page 340: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

60

16. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)

16. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION (continued)

Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:

The amounts recognized in the statement of comprehensive income are as follows:

2013 2012

Biaya jasa kini 1.936 2.108 Current service costs Biaya bunga 817 651 Interest costs Biaya jasa lalu yang diakui langsung - vested 25 25 Past service costs - vested Amortisasi kerugian aktuarial 201 77 Amortization of actuarial losses

2.979 2.861

Biaya pesangon pemutusan hubungan kerja 313 313 Termination

Jumlah 3.292 3.174 Total

Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:

The movements in employee benefits obligation in the statements of financial position are as follows:

2013 2012

Saldo awal, 1 Januari 6.554 4.224 Beginning balance, 1 January Penyisihan tahun berjalan 3.292 3.174 Provisions made during the year Pembayaran tahun berjalan (755) (844) Payment during the year

Saldo akhir 9.091 6.554 Ending balance

Liabilitas imbalan kerja karyawan dihitung oleh aktuaris independen PT Ricky Leonard Jasatama (dahulu: PT Rileos Pratama) dengan menggunakan metode projected unit credit dalam laporan aktuarianya tanggal 13 Januari 2014 (2012: 8 Januari 2013). Asumsi-asumsi dasar yang digunakan aktuaris independen adalah sebagai berikut:

The liability for employee benefits is calculated by independent actuary PT Ricky Leonard Jasatama (formerly: PT Rileos Pratama) which used the projected unit credit method in its report dated 13 January 2014 (2012: 8 January 2013). The principal actuarial assumptions used by the independent actuary were as follows:

2013 2012

Tingkat diskonto 9% per tahun/per annum 6,5% per tahun/per annum Discount rate Tingkat kenaikan gaji 7% per tahun/per annum 7,0% per tahun/per annum Salary increment rate Tingkat kematian TMI 3 TMI 2 Rate of mortality Tingkat cacat 10% dari/from TMI 3 10% dari/from TMI 2 Rate of disability Tingkat pengunduran diri 7% per tahun pada usia 7% per tahun pada usia Rate of resignations sampai dengan 40 tahun sampai dengan 40 tahun dan berkurang hingga dan berkurang hingga 0,00% pada usia 55 tahun/ 0,00% pada usia 55 tahun/ 7% per annum up to 40 7% per annum up to 40 years old and decrease years old and decrease linearly up to 0,00% at linearly up to 0,00% at 55 years old 55 years old Tingkat pensiun 100,00% usia pensiun 100,00% usia pensiun Rate of retirements normal/ normal/ 100,00% at normal 100,00% at normal retirement age retirement age

Page 341: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

61

16. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)

16. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION (continued)

Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat diskonto, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap liabilitas imbalan kerja karyawan dan biaya jasa kini dan biaya bunga pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:

The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in discount rates, with all other variables held constant, of the employee benefits obligation and current service cost and interest cost as of 31 December 2013 and 2012:

2013

Liabilitas Biaya jasa kini imbalan kerja dan biaya bunga/ karyawan/ Current service Employee benefits cost and obligation interest cost

Kenaikan suku bunga Increase in interest rate dalam 100 basis poin (297) (297) in 100 basis point Penurunan suku bunga Decrease in interest rate dalam 100 basis poin 347 347 in 100 basis point

2012

Liabilitas Biaya jasa kini imbalan kerja dan biaya bunga/ karyawan/ Current service Employee benefits cost and obligation interest cost

Kenaikan suku bunga Increase in interest rate dalam 100 basis poin (304) (305) in 100 basis point Penurunan suku bunga Decrease in interest rate dalam 100 basis poin 357 356 in 100 basis point

Karyawan Perseroan juga diikutsertakan dalam program iuran pasti sejak bulan Agustus 2012. Kontribusi Perseroan pada program ini yang dilaporkan dalam laba rugi komprehensif tahun berjalan adalah sebesar Rp513 dan Rp182 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Pengelolaan program pensiun iuran pasti dilakukan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

The employees of the Company are also included in the defined contribution pension plan which was effective in August 2012. The Company’s contribution to the plan which is reported in statement of comprehensive income amounted to Rp513 and Rp182 for the years ended 31 December 2013 and 2012. This pension plan is managed by Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

17. MODAL SAHAM 17. SHARE CAPITAL

Komposisi pemegang saham Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

The composition of the Company’s shareholders as of 31 December 2013 and 2012 are as follows:

Jumlah Persentase saham/ kepemilikan/ Number of Nilai/ Percentage of Pemegang saham shares Value ownership (%) Shareholders

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1.275.000.000 127.500 51,00 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk. 1.225.000.000 122.500 49,00 PT Tunas Ridean Tbk.

2.500.000.000 250.000 100,00

Page 342: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

62

18. PENGGUNAAN LABA 18. PROFIT DISTRIBUTIONS Cadangan wajib telah dibentuk sesuai dengan Undang-undang No. 40/2007 mengenai Perseroan Terbatas, yang mengharuskan Perseroan Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan wajib untuk ditentukan penggunaannya sebesar sekurang-kurangnya 20,00% dari jumlah modal Perseroan yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk mencapai cadangan wajib minimum tersebut. Saldo cadangan wajib pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah Rp50.000.

A general reserve has been established in accordance with the Indonesian Limited Company Law No. 40/2007 which requires Indonesian Companies to set up a general reserve amounting to at least 20.00% of the Company’s issued and paid up share capital. There is no set period of time over which this amount should be accumulated. The balance of the general reserve as of 31 December 2013 and 2012 is Rp50,000.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 16 Mei 2013 memutuskan hal-hal sebagai berikut: - Menyetujui pembagian dividen final tahun 2012

sejumlah Rp17.483 dari laba neto tahun 2012

The Annual General Shareholders Meeting on 16 May 2013 resolved the following: - Approval of the declaration of 2012 final

dividends amounting to Rp17,483 from the 2012 net income.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 21 Juni 2012 memutuskan hal-hal sebagai berikut: - Menyisihkan untuk cadangan wajib sejumlah

Rp12.500 dari laba neto tahun 2011.

The Annual General Shareholders Meeting on 21 June 2012 resolved the following: - Allocation of Rp12,500 from the 2011 net

income to the general reserve. 19. PENDAPATAN 19. REVENUE

a. Pembiayaan konsumen a. Consumer financing 2013 2012

Pihak ketiga Third parties Realisasi pendapatan Realized consumer pembiayaan konsumen 559.019 486.354 financing income Amortisasi biaya transaksi dan Amortization of transaction cost yield enhancing income (20.882) (60.768) and yield enhancing income Pendapatan yang masih harus diterima dari piutang Accrued income yang mengalami penurunan nilai 2.927 2.804 on impaired asset Pendapatan dari pembiayaan Income from without bersama without recourse 317.904 208.833 recourse joint financing

858.968 637.223

Pihak berelasi Related parties Realisasi pendapatan Realized consumer pembiayaan konsumen 919 599 financing income

859.887 637.822

b. Sewa Pembiayaan b. Financial Lease

2013 2012

Pihak ketiga Third parties Realisasi pendapatan Realized consumer pembiayaan konsumen 60.304 16.441 financing income Amortisasi biaya transaksi dan Amortization of transaction cost yield enhancing income (407) 73 and yield enhancing income

59.897 16.514

Page 343: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

63

19. PENDAPATAN (lanjutan) 19. REVENUE (continued)

c. Bunga c. Interest 2013 2012

Pihak ketiga Third parties Deposito berjangka Time deposits dan rekening koran 2.053 2.163 and current accounts Pihak berelasi Related parties Deposito berjangka Time deposits dan rekening koran 4.973 4.463 and current accounts

7.026 6.626

Lihat Catatan 24c untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.

Refer to Note 24c for details of balances and transactions with related parties.

d. Lain-lain - neto d. Others - net

2013 2012

Diskon asuransi 173.705 127.632 Insurance discount Pendapatan penalti 36.127 28.989 Penalty income Pendapatan penagihan 22.029 18.719 Collection income Keuntungan penjualan aset tetap 163 226 Gains on sales of fixed asset Lain-lain 7.362 4.541 Others

239.386 180.107

Diskon asuransi merupakan pendapatan premi asuransi yang diterima oleh Perseroan sehubungan dengan kegiatan pembiayaan konsumen. Utang kepada perusahaan asuransi dicatat sebagai utang usaha di laporan posisi keuangan (lihat Catatan 11).

Insurance discount represents insurance premiums income received by the Company in relation to consumer financing activities. The related payables to insurance companies are recorded as trade payables in the statement of financial position (refer to Note 11).

20. BEBAN KEUANGAN 20. FINANCIAL CHARGES 2013 2012

Pihak ketiga Third parties Bunga pinjaman bank 198.632 146.657 Interest on bank loans Bunga surat berharga yang diterbitkan Securities issued interest: Medium-Term Notes 19.900 22.642 Medium-Term Notes Utang obligasi 75.051 60.459 Bonds payable Administrasi dan provisi bank 29.822 20.883 Administration and bank provisions Amortisasi biaya emisi surat Amortization of securities berharga yang diterbitkan: issuance cost: Medium-Term Notes 405 310 Medium-Term Notes Utang obligasi 2.154 1.527 Bonds payable Lain-lain 637 462 Others

326.601 252.940 Pihak berelasi Related parties Bunga pinjaman bank 116.891 59.964 Interest on bank loans

443.492 312.904

Lihat Catatan 24d untuk rincian saldo dan transaksi pihak berelasi.

Refer to Note 24d for details of balances and transactions with related parties.

Page 344: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

64

21. BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN 21. SALARIES AND BENEFITS EXPENSES 2013 2012

Pihak ketiga Third parties Gaji dan tunjangan 166.003 126.517 Salaries and allowances Imbalan pasca kerja karyawan 2.536 2.330 Post employment benefits Biaya pesangon 857 844 Termination

169.396 129.691 Pihak berelasi Related parties Gaji dan tunjangan 8.227 7.949 Salaries and allowances Tantiem 1.694 928 Tantiem

9.921 8.877

179.317 138.568

Lihat Catatan 24d untuk rincian saldo dan transaksi pihak berelasi.

Refer to Note 24d for details of balances and transactions with related parties.

22. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 22. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES 2013 2012

Pihak ketiga Third parties Biaya penagihan 59.179 49.027 Collection fee Sewa 14.646 12.281 Rent Penyusutan aset tetap (Catatan 9) 11.002 6.695 Depreciation of fixed assets (Note 9) Komunikasi 10.254 7.904 Communications Perjalanan dinas 8.185 6.181 Travelling Keamanan 6.081 4.866 Security Perbaikan dan pemeliharaan 5.268 3.394 Repairs and maintenance Jasa pihak ketiga 5.186 3.867 Third parties service Alat tulis dan cetakan 4.337 3.943 Stationaries and printings Rekrutmen dan pelatihan 3.777 1.359 Recruitment and training Listrik dan air 3.763 2.968 Utilities Jamuan bisnis 2.906 1.963 Corporate entertainment Jasa profesional 1.805 1.799 Professional fees Lain-lain 10.293 3.784 Others

146.682 110.031 Pihak berelasi Related parties Sewa 2.859 2.546 Rent

149.541 112.577

Lain-lain merupakan beban legal, perijinan, piknik perayaan, iklan, asuransi, sumbangan, parkir, koran dan majalah.

Others represents legal, corporate event, advertising, insurance expenses, donation, parking, newspaper and magazine.

23. LABA PER SAHAM 23. EARNINGS PER SHARE 2013 2012

Laba tahun berjalan 176.312 116.548 Income for the year

Number of ordinary shares Jumlah saham biasa yang beredar outstanding (in thousands) (dalam ribuan) (lihat Catatan 17) 2.500.000 2.500.000 (refer to Note 17)

Laba per saham dasar Basic earnings per share (nilai penuh) 71 47 (full amount)

Page 345: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

65

24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

24. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES

Sifat hubungan dengan pihak berelasi The nature of relationships with related parties

Sifat hubungan dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:

The nature of relationships with related parties are as follows:

Sifat hubungan dengan pihak berelasi/ Pihak berelasi/Related parties Nature of relationship with the related parties

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Pemegang saham mayoritas/Controlling shareholder PT Tunas Ridean Tbk. Pemegang saham minoritas/Minority shareholder PT Bumi Daya Plaza Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

PT Bank Sinar Harapan Bali Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

PT AXA Mandiri

Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

PT Mandiri AXA General Insurance Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Badan usaha milik negara/State-owned company PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Badan usaha milik negara/State-owned company PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Badan usaha milik negara/State-owned company PT Asuransi Kesehatan Indonesia Badan usaha milik negara/State-owned company PT Adhi Karya Badan usaha milik negara/State-owned company PT Indra Karya Badan usaha milik negara/State-owned company PT Jamsostek Badan usaha milik negara/State-owned company PT Kertas Letjes Badan usaha milik negara/State-owned company PT Nindya Karya Badan usaha milik negara/State-owned company PT Tambang Batubara Bukit Asam Badan usaha milik negara/State-owned company Perum PPD Badan usaha milik negara/State-owned company Perum Perhutani Badan usaha milik negara/State-owned company PT Jasindo Badan usaha milik negara/State-owned company PT Asuransi Jasa Raharja Putra Badan usaha milik negara/State-owned company PT Reasuransi Internasional Indonesia Badan usaha milik negara/State-owned company PT Perikanan Nusantara Badan usaha milik negara/State-owned company PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) Badan usaha milik negara/State-owned company PT Pindad (Persero) Badan usaha milik negara/State-owned company PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

Badan usaha milik daerah/Regional state-owned company

PT Bank DKI Badan usaha milik daerah/Regional state-owned company

PT Bank Jatim Badan usaha milik daerah/Regional state-owned company

Personil manajemen kunci Grup/Group’s Key management personnel

Personil manajemen kunci Group Bank Mandiri/ Key management personnel of Bank Mandiri Group

Dalam kegiatan normal usaha, Perseroan melakukan transaksi dengan pihak berelasi karena hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan. Transaksi dengan pihak berelasi tersebut dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak tidak berelasi.

In normal course of business, the Company enters into certain transactions with parties which are related to the management and/or owned by the same ultimate shareholder. Transactions with related parties were conducted under terms and conditions similar to those granted to third parties.

Page 346: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

66

24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)

24. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

Saldo dan transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:

Balances and transactions with related parties are as follows:

a. Aset a. Assets

2013 2012

Kas dan setara kas Cash and cash equivalents Kas pada bank (lihat Catatan 4) Cash in banks (refer to Note 4) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 64.845 49.258 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Sinar Harapan Bali 50.127 100 PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 876 4.215 (Persero)Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 549 669 (Persero)Tbk. PT Bank DKI 48 30 PT Bank DKI PT Bank Pembangunan Daerah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 44 21 Jawa Barat dan Banten Tbk.

116.489 54.293

Deposito berjangka Time deposit PT Bank Sinar Harapan Bali 50.000 50.000 PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Tabungan Negara PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 3 3 (Persero) Tbk.

50.003 50.003

Piutang pembiayaan konsumen Consumer financing receivable Personel manajemen kunci Grup 5.425 5.097 Group’s key management personnel PT Perusahaan Perdagangan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia 169 - Indonesia PT Adhi Karya (Persero) Tbk 100 100 PT Adhi Karya (Persero) Tbk PT Perikanan Nusantara 32 - PT Perikanan Nusantara PT PINDAD (Persero) 12 - PT PINDAD (Persero)

5.738 5.197

Piutang lain-lain Other receivables (lihat Catatan 7) (refer to Note 7) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 222.565 110.753 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk. 620 620 PT Tunas Ridean Tbk.

223.185 111.373

Sewa dibayar di muka (lihat Catatan 10) Prepaid rent (refer to Note 10) PT Bumi Daya Plaza 442 417 PT Bumi Daya Plaza

Jumlah aset Total assets associated with kepada pihak berelasi 395.857 221.283 related parties

Persentase terhadap total aset 7,02% 5,04% Percentage to total assets

Piutang lain-lain kepada pihak berelasi kepada PT Tunas Ridean Tbk. terutama berhubungan dengan transaksi usaha.

Other receivables from related party to PT Tunas Ridean Tbk. are in respect of trade activities.

Piutang lain-lain kepada pihak berelasi kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. merupakan pembayaran ke dealer untuk porsi pembiayaan Mandiri yang dibayarkan terlebih dahulu oleh Perseroan.

Other receivables from related party to PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. represents payment to dealers for Mandiri’s financing portion which was paid in advance by the Company.

Page 347: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

67

24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)

24. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

b. Liabilitas b. Liabilities

2013 2012

Utang lain-lain (lihat Catatan 12) Other payables (refer to Note 12) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 134.665 46.310 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk. 240 240 PT Tunas Ridean Tbk.

134.905 46.550

Pinjaman bank (lihat Catatan 14) Bank loans (refer to Note 14) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 666.883 439.014 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia PT Bank DKI 298.441 192.194 PT Bank DKI (Persero) Tbk. 176.934 317.782 (Persero)Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 176.264 74.645 Jawa Barat dan Banten Tbk.

1.318.522 1.023.635

Surat berharga yang diterbitkan Securities issued PT Jamsostek 123.000 98.000 PT Jamsostek PT Dana Pensiun PT Dana Pensiun Bank Mandiri (Persero) Tbk. 65.000 34.000 Bank Mandiri (persero) Tbk. PT Bank Jatim 60.000 - PT Bank Jatim PT Taspen (Persero) 60.000 - PT Taspen (Persero) PT AXA Mandiri 20.000 - PT AXA Mandiri PT Asuransi Kesehatan Indonesia 15.000 15.000 PT Asuransi Kesehatan Indonesia PT Jasindo 5.000 3.000 PT Jasindo PT Bumi Daya Plaza 5.000 - PT Bumi Daya Plaza PT Asuransi Jasa Raharja Putra 3.000 3.000 PT Asuransi Jasa Raharja Putra PT Mandiri AXA General Insurance 3.000 - PT Mandiri AXA General Insurance PT Reasuransi Internasional PT Reasuransi International Indonesia 2.000 2.000 Indonesia

361.000 155.000

Jumlah liabilitas kepada pihak Total liabilities associated berelasi 1.814.427 1.225.185 with related parties

Persentase terhadap total liabilitas 36,64% 31,75% Percentage to total liabilities

Pada tahun 2013 dan 2012 utang lain-lain kepada pihak berelasi terutama berhubungan dengan utang angsuran pokok termasuk bunga kepada pemberi pembiayaan bersama.

In 2013 and 2012 other payables to related parties are mainly in respect of payables related with installments including interest to joint financing principals providers.

c. Pendapatan c. Revenue

2013 2012

Pembiayaan konsumen Consumer financing (lihat Catatan 19a) (refer to Note 19a) Personil manajemen kunci Grup 890 599 Group’s key management personnel PT Perikanan Nusantara 10 - PT Perikanan Nusantara PT Adhi Karya (Persero) Tbk 10 - PT Adhi Karya (Persero) Tbk PINDAD (Persero) 7 - PINDAD (Persero) PT Perusahaan Perdagangan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia 2 - Indonesia

919 599

Page 348: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

68

24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)

24. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

c. Pendapatan (lanjutan) c. Revenue (continued)

2013 2012

Bunga (lihat Catatan 19c) Interest (refer to Note 19c) PT Bank Sinar Harapan Bali 3.827 3.360 PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1.094 562 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 20 54 (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 13 480 Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 10 3 (Persero) Tbk. PT Bank DKI 9 4 PT Bank DKI

4.973 4.463

Jumlah pendapatan dari Total revenue associated pihak berelasi 5.892 5.062 with related parties

Persentase terhadap total pendapatan 0,51% 0,60% Percentage to total revenue

Pendapatan bunga berkaitan dengan penempatan dana kepada pihak berelasi dengan tingkat bunga 0,00% - 9,75% (2012: 0,00% - 7,50%).

Interest income relates to funds placement to related parties with interest rate from 0.00% - 9.75% (2012: 0.00% - 7.50%).

d. Beban d. Expenses

2013 2012

General and Beban umum dan administrasi administrative expenses Beban sewa gedung Building rental expense PT Bumi Daya Plaza 2.859 2.546 PT Bumi Daya Plaza

Beban gaji dan tunjangan Salaries and benefits Kompensasi Dewan Boards of Commisioners and Komisaris dan Direksi Directors compensation Dewan Komisaris Board of Commissioners Imbalan kerja jangka pendek: Short-term employee benefits: Gaji dan tunjangan 2.247 1.950 Salaries and allowances Tantiem 484 106 Tantiem Direksi Directors Imbalan kerja jangka pendek: Short-term employee benefits: Gaji dan tunjangan 5.980 5.999 Salaries and allowances Tantiem 1.210 822 Tantiem

9.921 8.877

Beban keuangan Financial charges PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 51.403 19.744 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 23.788 17.929 (Persero) Tbk. PT Bank DKI 23.338 16.328 PT Bank DKI PT Bank Pembangunan Daerah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 18.362 5.963 Jawa Barat dan Banten Tbk.

116.891 59.964

Jumlah beban kepada pihak Total expenses associated berelasi 129.671 71.387 with related parties

Persentase terhadap total beban 13,96% 10,41% Percentage to total expenses

Page 349: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

69

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT Pendahuluan dan gambaran umum Introduction and overview

Perseroan memiliki eksposur terhadap risiko-risiko atas instrumen keuangan sebagai berikut: • Risiko pasar • Risiko kredit • Risiko likuiditas • Risiko operasional

The Company has exposure to the following risks from financial instruments: • Market risk • Credit risk • Liquidity risk • Operational risk

Kerangka manajemen risiko Risk management framework

Konsep manajemen risiko perseroan adalah mengacu dari konsep Enterprise Risk Manajemen (ERM) yang di gunakan oleh induk entitas perseroan yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan operasional Perseroan. ERM adalah sebuah proses pengelolaan risiko yang melekat dalam proses bisnis Bank, artinya pengelolaan risiko menjadi bagian yang menyatu dalam pengambilan keputusan bisnis perseroan sehari-hari. Dengan ERM, Perseroan akan memiliki kerangka kerja pengelolaan risiko yang sistematis dan menyeluruh (risiko kredit, risiko pasar & risiko operasional) dengan menghubungkan pengelolaan modal dan proses bisnis dengan risiko yang dihadapi secara utuh. Tahun ini merupakan kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya terkait dengan “Penerapan Manajemen Risiko secara Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian terhadap Entitas Anak”, yang dilaksanakan Perseroan dalam kapasitasnya sebagai Entitas Anak dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., pemegang saham pengendali Perseroan. Kerangka pengelolaan risiko Bank mengacu pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Kerangka ini tercantum dalam Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM) agar sejalan dengan rencana penerapan Basel II Accord secara bertahap di Indonesia. Dalam kerangka pengelolaan risiko tersebut diatur berbagai kebijakan agar manajemen risiko berfungsi sebagai business enabler sehingga bisnis dapat tetap tumbuh dalam koridor prudential principle dengan menerapkan proses manajemen risiko yang ideal (identifikasi - pengukuran - pemantauan - pengendalian risiko) pada semua level organisasi.

The concept of risk management of the Company refers to Enterprise Risk Management (ERM) implemented by PT Bank Mandiri (persero) Tbk. (parent company) which were adopted to the needs of business and operational of the Company. ERM is an inherent business risk management process in the Company’s business process, which means, risk management becomes part of daily business decision making. By using ERM, the Company will have systematic and comprehensive framework for risk management (credit risk, market risk and operational risk) by connecting management capital and bussines risk encountered as whole. This year is a continuation from previous years in term of “Implementation Of Consolidated Risk Management For Bank’s controlling Subsidiary Companies”, which is implemented by the Company in its capacity as the Subsidiary of PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, the controlling shareholder of the Company. The Bank’s risk management framework refers to Bank Indonesia regulation (PBI) No 5/8/PBI/2003 dated 19 May 2003 concerning the application of risk management for commercial bank as amended by PBI No 11/25/PBI/2009 dated on 1 July 2009 concerning the amendment on Bank Indonesia regulation No 5/8/PBI/2003 concerning the application of risk management for commercial bank. This framework is included in the Risk Management policy of Bank Mandiri (KMRBM) in line with the plan to appy Basel II Accord gradually in Indonesia. Within this Risk Management framework, the Company set up a range of policies in order for risk management to function as a business enabler so that bussines can still grow within the corridor of “Prudential Principle” by applying the ideal risk management proceses (risk identification - measurement - monitoring - management risk) at all level of organization.

Page 350: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

70

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Kerangka manajemen risiko (lanjutan) Risk management framework (continued)

Lebih lanjut, kemitraan antara Perseroan dengan Entitas Induk merupakan hal yang sangat penting, mengingat keduanya menghadapi tantangan regional dan global yang sama dalam mengelola pertumbuhan bisnis yang cepat dan dalam suasana kompetisi yang ketat, namun pada saat yang bersamaan Perseroan harus tetap mampu menyelenggarakan praktik bisnis tersebut berdasarkan dan mengacu kepada prinsip kehati-hatian.

Further, the partnership between the Company and the parent company is a very important thing considering both have to faced the same regional and global challenge in managing fast business growth and strict competition, but at the same time the Company must implement such of business practices based on “Prudent Principle”.

Sebagai Perseroan yang bergerak di bidang pembiayaan, Manajemen Perseroan memiliki komitmen penuh untuk menerapkan manajemen risiko secara komprehensif yang secara esensi mencakup kecukupan kebijakan, prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha Perseroan tetap dapat terarah dan terkendali pada batasan risiko yang dapat diterima, serta tetap menguntungkan Perseroan. Direktorat Manajemen Risiko yang berperan secara aktif dalam mengkoordinasikan tindakan-tindakan pencegahan, proaktif dan responsif dengan seluruh karyawan dari berbagai tingkatan yang ada di dalam Perseroan untuk mendukung penerapan manajemen risiko ini, karena semua bagian di dalam Perseroan masing-masing akan memainkan peranan penting.

As a company engages in financing activities, the Company’s Management is fully committed to implement risk management comprehensively, which essentially covers the adequacy of policies, procedures and risk management methodology; hence, the Company's business activities could remain be directed and controlled at an acceptable risk limit, at the same time the Company can still be profitable. Risk Management Directorate is playing an active role in coordinating preventive, proactive and responsive actions with all employees from various levels within the Company in order to support the implementation of risk management, because all divisions of the Company will play their respective important roles.

Dalam penerapan manajemen risiko, Perseroan menyadari pentingnya untuk memiliki sebuah mekanisme yang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi oleh Perseroan. Perseroan memiliki suatu mekanisme yang bertumpu pada 4 (empat) pilar manajemen risiko, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

In the implementation of risk management, the Company realizes the importance of having an adequate mechanism to accommodate the risks faced by the Company. The Company has a mechanism that is based upon 4 (four) risk management pillars, which could be described as follows:

Pilar 1: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi

Pillar 1: Active Supervision by Boards of Commissioners and Directors

Pengawasan aktif tersebut tercermin sejak perencanaan bisnis tahunan, yang mencakup: • Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan

manajemen risiko secara berkala; • Melakukan evaluasi dan menyetujui aktivitas

yang memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris atau Direksi;

• Menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko termasuk penetapan otoritas dalam pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas portofolio secara berkala;

Active supervision is reflected since annual business planning, which includes: • Approving and evaluating risk management

policies on a regular basis; • Evaluating and approving activities that require

approval from the Board of Commissioners or Board of Directors;

• Establishing risk management policies and strategies, which include determining the authorization in limits and reviewing the quality of portfolio on a regular basis;

Page 351: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

71

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Kerangka manajemen risiko (lanjutan) Risk management framework (continued)

Pilar 1: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi (lanjutan)

Pillar 1: Active Supervision by Boards of Commissioners and Directors (continued)

• Terdapatnya Komite Audit dan sebagai organ

Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasannya; dan melalui Surat Edaran No. 030/SE/MTF/VI/2012 membentuk Forum Enterprise Risk Management dengan dikoordinir oleh Direktorat Risk Management PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sebagai bentuk konsolidasi Manajemen Risiko.

• The presence of the Audit Committee as an organ of the Board of Commissioners in carrying out their supervisory functions; and through Circular Letter No. 030/SE/MTF/VI/2012 established Enterprised Risk Management Forum co-ordinated by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Risk Management Directorate in term of Implementation Of Consolidated Risk Management.

Kerangka konsolidasi manajemen risiko dengan Entitas Induk dibentuk dengan menempatkan wakil dari Entitas Induk sebagai Kepala Divisi yang membawahi fungsi Manajemen Risiko Perseroan. Kerangka tersebut juga dilaksanakan melalui pemeriksaan kinerja secara berkala oleh Entitas Induk terhadap Perseroan, menyangkut kinerja keuangan, pengawasan sistem informasi akuntansi, serta tingkat kesehatan dan profil risiko dari piutang pembiayaan konsumen.

The consolidated risk management framework with Parent Company is established through assigning representatives from Parent Company as Division Head of Risk Management. The framework is also implemented through regular performance assessment by the Parent Company on the Company, concerning the financial performance, monitoring on accounting information system, as well as the level of soundness and risk profile of the Company’s consumer financing receivables.

Pilar 2: Kebijakan dan Penerapan Batasan Pillar 2: Policy and Implementation of Limits

Perseroan menyusun kebijakan-kebijakan manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan dengan keadaan usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Prosedur Operasi Standar dan Memo Internal yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Perseroan juga memiliki kebijakan-kebijakan mengenai batasan persetujuan/ otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan transaksi kredit.

The Company develops policies related to risk management, which are assessed periodically and aligned constantly to fit the most recent business situation. The policy is translated into Standard Operating Procedures and Internal Memo, which are being socialized to all employees. The Company also has policies regarding limitation on approval/ authorization for both credit and non-credit transactions.

Salah satu contoh kemitraan dalam pengelolaan manajemen risiko antara Perseroan dan Entitas Induk adalah perjanjian kerjasama pemberian kredit without recourse dimana Perseroan bertindak sebagai agen untuk kegiatan seleksi konsumen, penagihan dan pengurusan dokumen administrasi berdasarkan batasan produk ataupun kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh Entitas Induk. Kebijakan penyisihan kerugian penurunan nilai piutang Perseroan juga mengikuti kebijakan penyisihan pada Entitas Induk yang sejalan dan patuh terhadap Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

An example of partnership between the Company and Parent Company in managing risk is joint financing without recourse agreement where the Company acts as an agent to underwrite, collect and administer consumer financing based on limitation of product or pre-determined criteria established by Parent Company. The Company’s policy in relation with allowance for impairment losses on receivables also comply with the Parent Company's policy, which is in line and in compliance with Indonesian Financial Accounting Standards.

Page 352: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

72

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Kerangka manajemen risiko (lanjutan) Risk management framework (continued)

Pilar 3: Identifikasi, Pengukuran, Pengawasan dan Sistem Informasi Manajemen

Pillar 3: Identification, Measurement, Monitoring and Management Information System

Perseroan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko terutama risiko kredit dan risiko operasional melalui mekanisme pelaporan dan sistem informasi manajemen yang ada serta melalui pertemuan berkala Forum Enterprise Risk Management (FERMA) dengan Entitas induk. Selain itu, sistem teknologi informasi utama Perseroan mampu menyediakan data/informasi secara cepat dan akurat kepada pihak manajemen, Entitas Induk atau pihak ketiga yang terkait lainnya.

The Company has a set of tools to identify, measure and monitor risks, especially credit risk and operational risk through the existing reporting and management information system mechanism, as well as through the regular meetings of the Company’s Enterprise Risk Management Forum (FERMA) with Parent Company. In addition, the Company’s major information technology system is capable of providing instant and accurate data/information to the management, Parent Company or other related third parties.

Kerangka konsolidasi manajemen risiko dengan Entitas Induk terlaksana melalui penyampaian paparan risiko Perseroan yang ada secara berkala kepada Komite Manajemen Risiko Entitas Induk, termasuk penyampaian laporan berkala terkait aspek kepatuhan, hukum dan lainnya kepada Entitas Induk.

The consolidated risk management framework with Parent Company is conducted through the reporting of the Company's risk exposure periodically to Parent Company’s Risk Management Committee, including the periodic reporting in relation to the compliance, legal and other aspects to the Parent Company.

Pilar 4: Pengendalian Internal Pillar 4: Internal Control

Perseroan memiliki Divisi Audit Internal yang secara independen melaporkan proses dan hasil pemeriksaannya kepada Direktur Utama dan melakukan koordinasi dengan Komite Audit secara rutin setiap bulan. Akuntabilitas dari Divisi Audit Internal mencakup: • Menyediakan penilaian atas kecukupan dan

efektivitas dari semua proses yang ada di dalam Perseroan;

• Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian aktivitas-aktivitas di dalam Perseroan, termasuk perbaikan yang potensial terhadap proses-proses tersebut; dan

• Koordinasi dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, kepatuhan,hukum dan audit eksternal).

The Company has an Internal Audit Division which independently reports on the process and assessment result to the President Director and regularly coordinate with Audit Committee monthly. The accountability of the Internal Audit Division includes: • Providing assessment on the adequacy and

effectiveness of all existing processes within the Company;

• Reporting on important issues related to the control process of activities within the Company, including potential improvements to these processes; and

• Coordinating with other controlling and supervisory functions (risk management, compliance, legal and external audit).

Kerangka konsolidasi manajemen risiko dengan Entitas Induk juga dicerminkan dengan dilaksanakannya audit reguler/audit Teknologi Informasi/audit terintegrasi atas unit-unit di Perseroan oleh Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) Entitas Induk.

The consolidated risk management framework with Parent Company is also reflected in the mplementation of regular audit/Information Technology audit/integrated audit on the business units in the Company by Parent Company’s Internal Audit Unit (SKAI).

Page 353: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

73

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Kerangka manajemen risiko (lanjutan) Risk management framework (continued)

Pilar 4: Pengendalian Internal (lanjutan) Pillar 4: Internal Control (continued) Guna penguatan Internal Control dan proses konsolidasi antara Entitas Induk dengan Entitas Anak, Kepala Divisi Internal Audit perseroan diseleksi dan ditetapkan oleh entitas induk sebelum ditempatkan di Perseroan.

For the purpose of strengthening Internal Control and consolidation process between Parent Company and Subsidiary Company, Head of Internal Audit Division is selected and determined by Parent Company before being assigned in the Company.

Risiko pasar Market risk Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang Rupiah, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman, yang dapat membawa risiko bagi Perseroan. Dalam perencanaan usaha Perseroan, risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perseroan adalah dalam hal pengelolaan tingkat bunga.

Market risk is the risk which is primarily caused by the changes in interest rates, exchange rate of Rupiah currency, commodity prices and the price of capital or loans, which could expose to the Company. In the Company's business planning, market risk with direct impact to the Company is in terms of interest rates management.

Perubahan tingkat bunga acuan akan menjadi risiko pada saat perubahannya, terutama ketika tingkat bunga dinaikkan, yang menyebabkan kerugian bagi Perseroan sehingga dapat menyebabkan risiko kredit Perseroan meningkat. Untuk itu, Perseroan menerapkan pengelolaan tingkat bunga tetap secara konsisten dengan menyesuaikan tingkat bunga kredit terhadap tingkat bunga pinjaman dan beban dana.

Changes in interest rates would become a risk at the point of change, especially when the interest rate is raised, which would cause losses to the Company, hence resulting in increased Company's credit risk. Therefore, the Company consistently implements fixed interest rate management by doing adjustment on lending interest rate and cost of funds.

Sumber pendanaan Perseroan yang terbesar berasal dari skema pembiayaan bersama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan tingkat bunga tetap dan jangka waktu yang sama dengan piutang pembiayaan konsumen.

The largest source of funding for the Company comes from a joint financing scheme with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. with fixed interest rate and same period with the consumer financing receivables.

Perseroan juga menerbitkan obligasi dan medium-term notes yang sebagian besar mempunyai jangka waktu yang panjang, yaitu 3 (tiga) tahun dengan tingkat bunga tetap serta sejumlah kecil pinjaman dari bank swasta nasional dengan tingkat bunga mengambang.

The Company’s funding source is also from the issuance of bonds and medium-term notes mostly for long-term, i.e. for 3 (three) years, with fixed interest rates and as well as a small number of loans from the national private banks with floating interest rates.

Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perseroan saat ini, risiko pasar Perseroan adalah minimal. Perseroan tidak mempunyai kegiatan usaha pembiayaan konsumen dalam mata uang asing.

With the pattern of business activity currently operated by the Company, the market risk of the Company is minimal. The Company does not have consumer financing business in foreign currency.

Page 354: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

74

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko pasar (lanjutan) Market risk (continued) Tabel berikut menggambarkan rincian aset dan liabilitas keuangan Perseroan yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual untuk melihat dampak perubahan tingkat suku bunga:

The following table summarizes the Company’s financial assets and liabilities at carrying amounts, categorized by the earlier of contractual repricing or maturity dates to see the impact of changes in interest rates:

2013

Tingkat bunga tetap/Fixed rate

Lebih dari 1 tahun Bunga Lebih dari 3 sampai 2 Tidak mengambang Kurang dari 1 Lebih dari 1 bulan bulan sampai 1 tahun/ Lebih dari dikenakan <3 bulan/ bulan/Less sampai 3 bulan/ tahun/Over 3 Over 1 2 tahun/ bunga/ No Float Rate < 3 than Over 1 month months year to 2 Over 2 interest rate Jumlah/ months 1 month to 3 months to 1 year years years charges Total

Aset keuangan Financial assets Cash and cash

Kas dan setara kas 178.310 - - - - - 12.929 191.239 equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen - 155.548 309.232 1.303.460 1.522.976 1.353.685 - 4.644.901 receivable Investasi neto dalam Net investment in sewa pembiayaan - 26.846 55.598 221.144 242.864 73.239 - 619.691 financial leases Piutang lain lain - - - - - - 250.731 250.731 Other receivables Aset lain-lain - - - - - - 6.180 6.180 Other assets

Jumlah aset keuangan 178.310 182.394 364.830 1.524.604 1.765.840 1.426.924 269.840 5.712.742 Total financial assets

Liabilitas keuangan Financial liabilities Utang usaha - - - - - - 260.798 260.798 Trade payables Utang lain-lain - - - - - - 153.673 153.673 Other payables Beban bunga yang masih Accrued interest harus dibayar - 20.320 - - - - - 20.320 expenses Pinjaman bank - 169.382 326.069 1.189.951 1.168.996 386.665 - 3.241.063 Bank loans Surat berharga yang diterbitkan - - - 349.715 349.277 497.743 - 1.196.735 Securities issued

Jumlah liabilitas keuangan - 189.702 326.069 1.539.666 1.518.273 884.408 414.471 4.872.589 Total financial liabilities

Jumlah selisih penilaian Total interest bunga 178.310 (7.308) 38.761 (15.062) 247.567 542.516 (144.631) 840.153 repricing gap

2012

Tingkat bunga tetap/Fixed rate

Lebih dari 1 tahun Bunga Lebih dari 3 sampai 2 Tidak mengambang Kurang dari 1 Lebih dari 1 bulan bulan sampai 1 tahun/ Lebih dari dikenakan <3 bulan/ bulan/Less sampai 3 bulan/ tahun/Over 3 Over 1 2 tahun/ bunga/ No Float Rate < 3 than Over 1 month months year to 2 Over 2 interest rate Jumlah/ months 1 month to 3 months to 1 year years years charges Total

Aset keuangan Financial assets Cash and cash Kas dan setara kas 146.810 - - - - - 18.960 165.770 equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen - 153.669 306.432 1.249.423 1.204.427 894.442 - 3.808.393 receivable Investasi neto dalam Net investment in sewa pembiayaan - 11.247 22.849 106.048 118.715 70.588 - 329.447 financial leases Piutang lain lain - - - - - - 122.857 122.857 Other receivables Aset lain-lain - - - - - - 7.009 7.009 Other assets

Jumlah aset keuangan 146.810 164.916 329.281 1.355.471 1.323.142 965.030 148.826 4.433.476 Total financial assets

Liabilitas keuangan Financial liabilities Utang usaha - - - - - - 292.264 292.264 Trade payables Utang lain-lain - - - - - - 60.611 60.611 Other payables Beban bunga yang masih Accrued interest harus dibayar - 18.325 - - - - - 18.325 expenses Pinjaman bank - 175.294 262.560 1.035.069 853.763 363.314 - 2.690.000 Bank loans Surat berharga yang diterbitkan - - - 51.943 349.134 348.723 - 749.800 Securities issued

Jumlah liabilitas keuangan - 193.619 262.560 1.087.012 1.202.897 712.037 352.875 3.811.000 Total financial liabilities

Jumlah selisih penilaian Total interest bunga 146.810 (28.703) 66.721 268.459 120.245 252.993 (204.049) 622.476 repricing gap

Page 355: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

75

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko kredit Credit risk

Pengelolaan risiko kredit perseroan diarahkan untuk meningkatkan keseimbangan antara ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit secara prudent agar terhindar dari penurunan kualitas atau menjadi Non Performing Loan (NPL), serta mengelola penggunaan modal untuk memperoleh return yang optimal. Dimulai dari proses awal penerimaan aplikasi kredit yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, yang mana aplikasi kredit akan melalui proses survey dan analisa kredit sebelum disetujui oleh Komite Kredit. Perseroan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank dan Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER-05/BL/2011 tentang Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Perseroan Pembiayaan. Tahun 2012, Perseroan juga telah menjalankan aturan uang muka kendaraan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 43/PMK.010/2012 tentang “Uang Muka Pembiayaan Konsumen untuk kendaraan Bermotor Pada Perusahaan Pembiayaan” serta Surat Edaran BI No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor yang diberlakukan sejak 15 Juni 2012.

The Company’s credit risk management is directed to improve the balance between healthy credit expansion with a prudent credit management to avoid from the decline in the quality or being Non Performing Loan. It starts from the process of receiving credit applications selectively and handling them with prudence principle, whereby the credit application would go through survey and credit analysis process before being approved by the Credit Committee. The Company also implemented the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles as regulated in the Ministry of Finance Regulation No. 30/PMK.010/2010 regarding the Implementation of Know Your Customer Principles for Non-Banking Financial Institutions and the Chairman of the Capital Market and Financial Institution Supervisory Board (Bapepam-LK) Regulation No. PER-05/BL/2011 regarding the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles for Multifinance Companies. In 2012, the Company also has implemented down payment regulation as regulated in the Ministry of Finance Regulation No. 43/PMK.010/2012 concerning “Down Payment for Consumer Financing”, and Bank Indonesia Cirrcular Letter No.14/10/DPNP dated 15 March 2012 concerning The Application of Bank’s Risk Management on Mortgages and Motor Vehicle Credit effective 15 June 2012.

Untuk setiap kategori aset keuangan, Perseroan harus mengungkapkan eksposur maksimum terhadap risiko kredit dan analisa konsentrasi risiko kredit.

For each financial asset category, the Company should disclose maximum exposure to credit risk and concentration of credit risk analysis.

i. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit i. Maximum exposure to credit risk

Eksposur Perseroan terhadap risiko kredit hampir seluruhnya berasal dari piutang pembiayan konsumen dan investasi neto dalam sewa pembiayaan, dimana eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatat.

The Company’s exposure to credit risk mainly comes from the consumer financing receivables and net investments in financial leases, of which the maximum exposure to credit risk equals to the carrying amount.

ii. Analisis konsentrasi risiko kredit ii. Concentration of credit risk analysis

Konsentrasi risiko kredit timbul ketika sejumlah pelanggan bergerak dalam aktivitas usaha yang sama atau aktivitas dalam wilayah geografis yang sama, atau ketika mereka memiliki karakteristik yang sejenis yang akan menyebabkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya sama-sama dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi atau yang lainnya.

Concentrations of credit risk arise when a number of customers are engaged in similar business activities or activities within the same geographic region, or when they have similar characteristics that would cause their ability to meet contractual obligations to be similarly affected by changes in economic or other conditions.

Page 356: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

76

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

ii. Analisis konsentrasi risiko kredit (lanjutan) ii. Concentration of credit risk analysis (continued)

Perseroan bergerak di bidang usaha pembiayaan konsumen yang pelanggannya kebanyakan adalah individu dan tidak terkonsentrasi pada wilayah geografis tertentu.

The Company is currently engaged in consumer financing business in which the customers are mainly individuals and they are not concentrated in the specific geographic region.

Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko aset keuangan konsumen yang dimiliki Perseroan:

The following table sets out the total credit risk and risk concentration of financial assets of the Company:

a. Sektor geografis a. Geographical sector

2013

Lainnya/ Jumlah/ Jawa Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Others Total

Kas dan setara kas 177.710 401 118 81 - 178.310 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan 2.783.608 1.292.806 329.595 238.892 - 4.644.901 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi 559.942 517 - 59.232 - 619.691 corporate Piutang lain-lain 250.411 228 11 81 - 250.731 Other receivables Aset lain-lain 6.728 (682 ) 93 41 - 6.180 Other assets

3.778.399 1.293.270 329.817 298.327 - 5.699.813

2012

Lainnya/ Jumlah/ Jawa Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Others Total

Kas dan setara kas 143.479 2.081 1.029 221 - 146.810 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan 2.189.140 1.143.654 316.854 158.745 - 3.808.393 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi 312.671 791 - 15.985 - 329.447 corporate Piutang lain-lain 122.681 164 11 1 - 122.857 Other receivables Aset lain-lain 7.715 (722 ) 29 (13 ) - 7.009 Other assets

2.775.686 1.145.968 317.923 174.939 - 4.414.516

b. Sektor industry b. Industry sector

2013

Lembaga Keuangan/ Financial Konsumen/ Lain-lain/ Jumlah/ Institution Customers Others Total

Kas dan setara kas 178.310 - - 178.310 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables:

perorangan - 4.644.901 - 4.644.901 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi - 619.691 - 619.691 corporate Piutang lain-lain 222.565 - 28.166 250.731 Other receivables Aset lain-lain - - 6.180 6.180 Other assets

400.875 5.264.592 34.346 5.699.813

Page 357: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

77

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

ii. Analisis konsentrasi risiko kredit (lanjutan) ii. Concentration of credit risk analysis (continued)

b. Sektor industri (lanjutan) b. Industry sector (continued)

2012

Lembaga Keuangan/ Financial Konsumen/ Lain-lain/ Jumlah/ Institution Customers Others Total

Kas dan setara kas 146.810 - - 146.810 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan - 3.808.393 - 3.808.393 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi - 329.447 - 329.447 corporate Piutang lain-lain 110.753 - 12.104 122.857 Other receivables Aset lain-lain - - 7.009 7.009 Other assets

257.563 4.137.840 19.113 4.414.516

c. Berdasarkan kualitas kredit dari aset

keuangan c. Based on quality of financial assets

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 eksposur risiko kredit atas aset keuangan terbagi atas:

As of 31 December 2013 and 2012 credit risk exposure of financial asset is divided into:

2013

Cadangan Jatuh tempo kerugian dan tidak penurunan Belum jatuh tempo dan mengalami Mengalami nilai/ tidak mengalami penurunan penurunan Allowance for penurunan nilai/ Neither nilai/Past due nilai/ impairment Jumlah/ past due nor impaired nor impaired Impaired losses Total

High grade Standard grade

Kas dan setara kas 178.310 - - - - 178.310 Cash and cash equivalent Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan 2.080.847 2.180.820 306.429 76.805 (133.356 ) 4.511.545 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi 399.827 176.568 29.361 13.935 (7.537 ) 612.154 corporate Piutang lain-lain 249.918 - - 813 (813 ) 249.918 Other receivables Aset lain-lain 6.180 - - - - 6.180 Other assets 2.915.082 2.357.388 335.790 91.553 (141.706 ) 5.558.107

2012

Cadangan Jatuh tempo kerugian dan tidak penurunan Belum jatuh tempo dan mengalami Mengalami nilai/ tidak mengalami penurunan penurunan Allowance for penurunan nilai/ Neither nilai/Past due nilai/ impairment Jumlah/ past due nor impaired nor impaired Impaired losses Total

High grade Standard grade

Kas dan setara kas 146.810 - - - - 146.810 Cash and cash equivalent Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan 1.533.699 1.933.494 283.478 57.722 (90.777 ) 3.717.616 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi 172.502 136.401 20.544 - (1.767 ) 327.680 corporate Piutang lain-lain 121.878 - - 979 (979 ) 121.878 Other receivables Aset lain-lain 7.009 - - - - 7.009 Other assets 1.981.898 2.069.895 304.022 58.701 (93.523 ) 4.320.993

Page 358: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

78

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

ii. Analisis konsentrasi risiko kredit (lanjutan) ii. Concentration of credit risk analysis (continued)

c. Berdasarkan kualitas kredit dari aset

keuangan (lanjutan) c. Based on quality of financial assets

(continued)

Penjelasan pembagian kualitas kredit yang diberikan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai: - High grade, yaitu tidak terdapat

keraguan atas pengembalian aset keuangan.

- Standard grade, yaitu terdapat pertimbangan tertentu terkait dengan kemampuan nasabah dalam melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo. Namun sampai saat ini belum terdapat keterlambatan dalam pembayaran cicilan pokok dan bunga pada saat jatuh tempo.

The explanation of loan under quality”neither past due nor impaired” were as follows: - High grade, which is no - doubt over

the repayment of financial asset.

- Standard grade, which is there is - certain consideration related to the ability of the customer in making payment at maturity date, however until now there has not been any delay in payment of principal and interest at maturity date.

Piutang pembiayaan konsumen dan investasi sewa pembiayaan yang pembayaran angsurannya menunggak lebih dari 90 hari diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang mengalami penurunan nilai.

Consumer financing and financing lease receivables which installments are overdue for more than 90 days are classified as impaired financial assets.

Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen yang diberikan, Perseroan menerima jaminan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (“BPKB”) atas kendaraan bermotor yang dibiayai Perseroan.

As collateral to the consumer financing receivables, the Company receives the Certificates of Ownership (“BPKB”) of the motor vehicles financed by the Company.

Tabel berikut menunjukkan aging analysis terhadap piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto dalam sewa pembiayaan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai.

The following table summarizes the aging analysis of consumer financing receivables and net investment in financial leases which are past due but not impaired.

2013

Jumlah/ 1-30 hari/days 31-60 hari/days 61-90 hari/days Total

Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan 215.377 65.433 25.619 306.429 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi 24.892 538 3.931 29.361 corporate

240.269 65.971 29.550 335.790

Page 359: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

79

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

ii. Analisis konsentrasi risiko kredit (lanjutan) ii. Concentration of credit risk analysis (continued)

c. Berdasarkan kualitas kredit dari aset

keuangan (lanjutan) c. Based on quality of financial assets

(continued)

2012

Jumlah/ 1-30 hari/days 31-60 hari/days 61-90 hari/days Total

Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan 194.335 64.425 24.718 283.478 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi 20.544 - - 20.544 corporate

214.879 64.425 24.718 304.022

Risiko likuiditas Liquidity risk

Risiko likuiditas merupakan risiko, yang mana Perseroan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo. Mengingat Perseroan memperoleh dukungan keuangan yang kuat dari Entitas Induk melalui skema pembiayaan bersama, maka risiko ini dapat dikelola dengan baik.

Liquidity risk is the risk, whereby the Company does not have sufficient financial resources to discharge its matured liabilities. As the Company receives strong financial support from Parent Company through joint financing scheme, this risk could be managed properly.

Tabel berikut menggambarkan profil perbedaan jatuh tempo atas aset dan liabilitas keuangan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:

The following table summarizes the maturity gap profile of the Company’s financial assets and liabilities as of 31 December 2013 and 2012:

2013

Tidak mempunyai Kurang dari Lebih dari kontrak jatuh Nilai satu bulan/ 1-6 6-12 1 tahun/ tempo/No tercatat/ Less than bulan/ bulan/ Over than contractual Carrying one month months months 1 year maturity value

ASET ASSETS Cash and cash Kas dan setara kas 178.310 - - - 12.929 191.239 equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen 155.548 755.249 857.443 2.876.661 - 4.644.901 receivables Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan 26.846 130.000 146.742 316.103 - 619.691 leases Piutang lain-lain 222.565 - - - 28.166 250.731 Other receivables Aset lain-lain - - - - 6.180 6.180 Other assets

Total aset 583.269 885.249 1.004.185 3.192.764 47.275 5.712.742 Total assets

LIABILITAS LIABILITIES Utang usaha 260.798 - - - - 260.798 Trade payables Utang lain-lain 153.673 - - - - 153.673 Other payables Beban bunga yang Accrued masih harus dibayar 20.320 - - - - 20.320 interest expenses Pinjaman bank 169.382 761.076 754.944 1.555.661 - 3.241.063 Bank loans Surat berharga yang diterbitkan - 349.715 - 847.020 - 1.196.735 Securities issued

Total liabilitas 604.173 1.110.791 754.944 2.402.681 - 4.872.589 Total liabilities

Total perbedaan jatuh tempo (20.904 ) (225.542 ) 249.241 790.083 47.275 840.153 Total maturity gap

Page 360: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

80

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued) 2012

Tidak mempunyai Kurang dari Lebih dari kontrak jatuh Nilai satu bulan/ 1-6 6-12 1 tahun/ tempo/No tercatat/ Less than bulan/ bulan/ Over than contractual Carrying one month months months 1 year maturity value

ASET ASSETS Kas dan setara kas 146.810 - - - 18.960 165.770 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen 153.669 747.951 807.904 2.098.869 - 3.808.393 receivables Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan 11.247 58.033 70.864 189.303 - 329.447 leases Piutang lain-lain 110.753 - - - 12.104 122.857 Other receivables Aset lain-lain - - - - 7.009 7.009 Other assets

Total aset 422.479 805.984 878.768 2.288.172 38.073 4.433.476 Total assets LIABILITAS LIABILITIES Utang usaha 292.264 - - - - 292.264 Trade payables Utang lain-lain 60.611 - - - - 60.611 Other payables Beban bunga yang Accrued masih harus dibayar 18.325 - - - - 18.325 interest expenses Pinjaman bank 175.294 638.942 658.686 1.217.078 - 2.690.000 Bank loans Surat berharga yang diterbitkan - - 51.943 697.857 - 749.800 Securities issued

Total liabilitas 546.494 638.942 710.629 1.914.935 - 3.811.000 Total liabilities

Total perbedaan jatuh tempo (124.015 ) 167.042 168.139 373.237 38.073 622.476 Total maturity gap

Risiko operasional Operational risk

Perseroan juga sangat peduli terhadap risiko operasional, karena permasalahan yang timbul sehubungan dengan risiko ini dapat berdampak dan berpengaruh luas terhadap kinerja Perseroan secara keseluruhan. Secara umum, risiko operasional merupakan risiko yang disebabkan karena kekurangan dan kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan system ataupun permasalahan-permasalahan yang berdampak pada operasi Perseroan. Penanganan risiko operasional dalam Perseroan dilakukan dengan 3 (tiga) langkah, yaitu: - Pengidentifikasian risiko - Pengukuran risiko - Manajemen, pengawasan dan pengendalian

risiko

The Company is also very concerned about the operational risk, because the problems arised in relation with this risk could bring significant impact and affect to the overall Company’s performance. In general, operational risk is the risk caused by shortcomings and failures of internal processes, human errors, system failures or problems that could bring impact to the Company's operations. The operational risks in the Company are handled through 3 (three) steps as follows:

- Risk identification - Risk measurement - Risk management, supervision and control

Ketiga langkah di atas merupakan satu kesatuan proses yang tidak terpisahkan. Langkah di atas telah diterjemahkan Perseroan dalam mekanisme manajemen risiko operasional sebagai berikut:

The three steps above are inseparable unified process. The steps above have been converted to the Company's operational risk management mechanism as follows:

Operational Risk Management System (ORMS) Operational Risk Management System (ORMS)

ORMS merupakan implementasi dari kewajiban Perseroan sebagai Perseroan Anak dari PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. untuk melakukan pengendalian risiko operasional dengan cara melakukan pencatatan kejadian berisiko pada saat terjadinya kejadian berisiko tersebut, seperti yang diatur di dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tertanggal 30 Januari 2006 perihal “Penerapan Manajemen Risiko secara Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian terhadap Perseroan Anak”.

ORMS is an implementation of the obligation of the Company as a Subsidiary of PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. to carry out operational risk control by recording risk event at the time this risk event occurred, as regulated in Bank Indonesia Regulation No. 8/6/PBI/2006 dated 30 January 2006 regarding "Implementation of Consolidated Risk Management for Banks Performing Control on Subsidiary Companies".

Page 361: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

81

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko operasional (lanjutan) Operational risk (continued)

Operational Risk Management System (ORMS) (lanjutan)

Operational Risk Management System (ORMS) (continued)

ORMS adalah sebuah aplikasi intranet berbasis web yang digunakan sebagai alat bantu pengelola risiko operasional yang dirancang agar pencatatan kejadian berisiko dapat dilakukan pada saat terjadinya kejadian berisiko tersebut dan direkam ke dalam database. Laporan yang terekam melalui menu laporan tersebut kemudian akan dipindahkan ke dalam aplikasi ORMS Entitas Induk sebagai bentuk dari perwujudan konsolidasi Laporan Risiko Operasional Bank.

ORMS is a web-based intranet application that is used as an operational risk management tool and is designed for recording the operational risk event at the time of occurrence of this risk event and stored into database. The report stored through the reporting menu would then be transferred to Parent Company’s ORMS application as the form of the consolidated Bank’s Operational Risk Report.

Manajemen permodalan Capital management

Tujuan Perseroan dalam mengelola permodalannya adalah menjaga kelangsungan usaha Perseroan untuk dapat memberikan hasil kepada pemegang saham dan manfaat kepada pemangku kepentingan lainnya, dan memelihara optimalisasi struktur permodalan untuk mengurangi biaya modal (cost of capital).

The Company’s objectives when managing capital are to safeguard the Company’s ability to continue as a going concern in order to provide returns for shareholders and benefits for other stakeholders and to maintain an optimal capital structure to reduce the cost of capital.

Dalam rangka memelihara atau menyesuaikan struktur permodalan, Perseroan dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, imbalan hasil modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru untuk mengurangi pinjaman.

In order to maintain or adjust the capital structure, the Company may adjust the amount of dividends paid to shareholders, return capital to shareholders or issue new shares to reduce debt.

Konsisten dengan pelaku industri lainnya, Perseroan memonitor permodalan berdasarkan gearing ratio. Rasio ini dihitung dari nilai bersih pinjaman (termasuk obligasi dan medium-term notes) dibagi dengan jumlah modal. Jumlah modal diambil dari ekuitas yang tercantum dalam laporan posisi keuangan.

Consistent with other players in the industry, the Company monitors capital on the basis of the gearing ratio. This ratio is calculated as net debt (including bonds payable and medium-term notes) divided by total capital. Total capital is calculated as ‘equity’ as shown in the statements of financial position.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tanggal 26 September 2006 tentang Entitas Pembiayaan, jumlah maksimum gearing ratio adalah sebesar 10 kali dari total modal.

Based on Minister of Finance of the Republic of Indonesia Regulation No. 84/PMK.012/2006 dated 26 September 2006 regarding multi finance company, the maximum gearing ratio is 10 times from total capital.

2013 2012

Pinjaman Debt Pinjaman yang diterima - neto 3.241.063 2.690.000 Borrowings - net Obligasi 996.735 549.800 Bonds Payable Medium-Term Notes 200.000 200.000 Medium-Term Notes

Total Pinjaman 4.437.798 3.439.800 Total Debt

Jumlah Modal 687.794 528.965 Total Capital

Gearing Ratio 6,45 6,50 Gearing Ratio

Page 362: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

82

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Manajemen permodalan Capital management

Perseroan senantiasa menjaga jumlah maksimum gearing ratio lebih kecil dari ketentuan yang ditetapkan melalui analisa alternatif pembiayaan baik melalui pinjaman bank, penerbitan obligasi ataupun optimalisasi dana joint financing. Perseroan juga menghitung biaya dana dari alternatif pembiayaan yang dipilih untuk memastikan biaya dana tersebut dapat menghasilkan pendapatan maksimum bagi Perseroan.

The Company always maintains the maximum amount of gearing ratio at smaller level than the applicable regulation by performing an analysis to determine financing alternative whether through the bank loans, bonds issuance or joint financing fund optimization. The Company also calculates the cost of fund of each financing alternative selected by the Company to ensure it could generate a maximum income for the Company.

26. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN

26. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES

Tabel di bawah ini menyajikan nilai tercatat dan nilai wajar dari instrumen keuangan Perseroan:

The following table sets out the carrying amounts and fair values of the Company’s financial instruments:

2013

Biaya perolehan diamortisasi Pinjaman yang lainnya/ diberikan dan Other Nilai tercatat/ piutang/Loans and amortized Carrying Nilai wajar/ receivables cost value Fair value

ASET KEUANGAN FINANCIAL ASSETS Kas dan setara kas 191.239 - 191.239 191.239 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen 4.644.901 - 4.644.901 4.906.010 receivables Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan 619.691 - 619.691 617.005 leases Piutang lain-lain 250.731 - 250.731 250.731 Other receivables Aset lain-lain 6.180 - 6.180 6.180 Other assets Total aset keuangan 5.712.742 - 5.712.742 5.971.165 Total financial assets LIABILITAS LIABILITIES Utang usaha - 260.798 260.798 260.798 Trade payables Utang lain-lain - 153.673 153.673 153.673 Other payables Pinjaman bank - 3.241.063 3.241.063 3.201.969 Bank loans Beban bunga yang masih harus dibayar - 20.320 20.320 20.320 Accrued interest expenses Surat berharga yang diterbitkan - 1.196.735 1.196.735 1.095.317 Securities issued Total liabilitas - 4.872.589 4.872.589 4.732.077 Total liabilities

Page 363: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

83

26. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)

26. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)

2012

Biaya perolehan diamortisasi Pinjaman yang lainnya/ diberikan dan Other Nilai tercatat/ piutang/Loans and amortized Carrying Nilai wajar/ receivables cost value Fair value

ASET KEUANGAN FINANCIAL ASSETS Kas dan setara kas 165.770 - 165.770 165.770 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen 3.808.393 - 3.808.393 3.994.589 receivables Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan 329.447 - 329.447 329.889 leases Piutang lain-lain 122.857 - 122.857 122.857 Other receivables Aset lain-lain 7.009 - 7.009 7.009 Other assets Total aset keuangan 4.433.476 - 4.433.476 4.620.114 Total financial assets

LIABILITAS LIABILITIES Utang usaha - 292.264 292.264 292.264 Trade payables Utang lain-lain - 60.611 60.611 60.611 Other payables Pinjaman bank - 2.690.000 2.690.000 2.686.107 Bank loans Beban bunga yang masih harus dibayar - 18.325 18.325 18.325 Accrued interest expenses Surat berharga yang diterbitkan - 749.800 749.800 645.321 Securities issued Total liabilitas - 3.811.000 3.811.000 3.702.628 Total liabilities

Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar adalah sebagai berikut:

The following methods and assumptions are used to estimate the fair values:

Nilai wajar kas dan setara kas, piutang lain-lain, aset lain-lain, utang usaha, beban bunga yang masih harus dibayar dan utang lain-lain mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.

The fair value of cash and cash equivalents, other receivables, other assets, trade payables, accrued interest expenses and other payables approximate their carrying amounts largerly due to short-term maturities of these instruments.

Nilai wajar piutang pembiayaan konsumen, investasi neto dalam sewa pembiayaan, pinjaman yang diterima dan surat berharga yang diterbitkan dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga pasar pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

The fair value of consumer financing receivables, net investment in financial leases, borrowing and securities issued are determined by discounting cash flows using market interest rate as of 31 December 2013 and 2012.

Perseroan mengukur nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diakui pada nilai wajar dengan menggunakan tingkat hirarki berikut ini: - Tingkat 1: Harga kuotasi di pasar yang aktif

untuk instrumen keuangan yang sejenis, - Tingkat 2: Teknik penilaian berdasarkan input

yang dapat diobservasi, - Tingkat 3: Teknik penilaian yang menggunakan

input signifikan yang tidak dapat diobservasi.

The Company measures fair value for financial instrument recognized at fair values using the following hierarchy level: - Level 1: Quoted market price in an active

market for an identical instrument, - Level 2: Valuation techniques based on

observable inputs, - Level 3: Valuation techniques using significant

unobservable inputs.

Page 364: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

84

27. PERJANJIAN KERJASAMA 27. COOPERATION AGREEMENTS

Pembiayaan bersama Joint financing

Perseroan mempunyai perjanjian kerjasama pembiayaan bersama without recourse dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Perseroan bertindak sebagai agen untuk kegiatan seleksi konsumen, penagihan dan pengurusan dokumen administrasi dan mendapatkan pendapatan atas selisih marjin yang diterima dari konsumen dan yang dibayarkan ke pemberi pembiayaan bersama.

The Company entered into a joint financing without recourse agreement with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. The Company acts as an agent to underwrite, collect and administer consumer financing and earns the spread between the margin received from customers and the interest paid to the joint financing provider.

Dalam perjanjian kerjasama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., porsi fasilitas pembiayaan yang akan diberikan untuk konsumen dari masing-masing pihak adalah minimal 5,00% dari Perseroan dan maksimal 95,00% dari pemberi pembiayaan bersama. Sejak tanggal 20 Desember 2013, porsi fasilitas pembiayaan yang akan diberikan untuk konsumen dari masing-masing pihak adalah minimal 1,00% dari Perseroan dan maksimal 99,% dari pemberi pembiayaan bersama.

Based on the agreements with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., the amount of funds to be financed by each party is a minimum of 5.00% from the Company and a maximum of 99.00% from joint financing providers. Since 20 December 2013, the amount of funds to be financed by each party is a minimum of 1.00% from the Company and a maximum of 99.00% from joint financing providers.

Pada tanggal 6 Februari 2009, Perseroan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan total fasilitas pembiayaan bersama sebesar Rp2.000.000, dimana Perseroan menanggung risiko kredit sesuai dengan porsi pembiayaannya (without recourse). Perjanjian ini telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir melalui amandemen Perjanjian Kerjasama Kendaraan Bermotor antara PT Mandiri Tunas Finance dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tertanggal 29 Agustus 2013, yang menaikkan fasilitas pembiayaan bersama menjadi sebesar Rp12.200.000 dan tanggal 27 Desember 2013, yang menaikkan porsi fasilitas pembiayaan bersama menjadi sebesar minimal 1,00% dari Perseroan dan maksimal 99,% dari pemberi pembiayaan bersama.

On 6 February 2009, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. signed a Joint Financing Agreement with the total joint financing facility in the amount of Rp2,000,000, whereby the Company bears the credit risk in accordance with its financing portion (without recourse). The agreement was amended several times, the latest by the amendment of the Joint Financing agreement between PT Mandiri Tunas Finance and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dated 29 August 2013, which increase the total joint financing facility to Rp12,200,000 and dated 27 December 2013, which increase the portion of joint financing facility to minimum of 1.00% from the Company and a maximum of 99.00% from joint financing providers.

Pada tanggal 29 Agustus 2013, Perseroan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menandatangani Perjanjian Kerjasama Pengambilalihan Piutang Pembiayaan dengan total fasilitas pembiayaan sebesar Rp1.100.000, dimana Perseroan menanggung risiko kredit sesuai dengan porsi pembiayaannya (without recourse). Jangka waktu fasilitas dimulai sejak tanggal 29 Agustus 2013 sampai dengan tanggal 28 Februari 2014.

On 29 August 2013, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. signed a Consumer Asset Purchase Agreement with the total facility in the amount of Rp1,100,000, whereby the Company bears the credit risk in accordance with its financing portion (without recourse). The periods of facility started on 29 August 2013 up to 28 February 2014.

Jumlah pembiayaan bersama dengan Bank Mandiri yang dikelola oleh Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

Total joint financing amount with Bank Mandiri managed by the Company as of 31 December 2013 and 2012 are as follows:

2013 2012

Jumlah pembiayaan 10.363.213 7.305.396 Amount financed Rata - rata jangka pembiayaan (tahun) 3 3 Average of financing period (years)

Page 365: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

85

27. PERJANJIAN KERJASAMA (lanjutan) 27. COOPERATION AGREEMENTS (continued)

Asuransi Insurance

Dalam menjalankan usahanya, Perseroan bekerja sama dengan PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Mega, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Adira, PT Asuransi AXA, PT Asuransi Cigna dan PT Asuransi Mandiri Axa General Insurance (MAGI), PT Jasindo Life dan PT Asuransi Raksa Pratikara.

In the course of business, the Company entered into insurance agreements with PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Mega, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Adira, PT Asuransi AXA, PT Asuransi Cigna, PT Asuransi Mandiri Axa General Insurance (MAGI), PT Jasindo Life and PT Asuransi Raksa Pratikara.

Sewa gedung Building rental

Pada tanggal 31 Agustus 2009, Perseroan menandatangani perjanjian sewa ruangan kantor dengan PT Bumi Daya Plaza yang tidak dapat dibatalkan untuk periode lima tahun. Perjanjian tersebut akan berakhir pada tahun 2014 dengan ketentuan pembayaran di muka sebesar Rp507 untuk setiap jangka waktu 3 bulan dan akan ditinjau kembali setiap satu tahun sekali dengan kenaikan tarif maksimal sebesar 5,00% per tahun. Selama tahun 2013, Perseroan mencatat beban sewa sebesar Rp2.859 (2012: Rp2.546) dari sewa ruangan kantor ini.

On 31 August 2009, the Company signed an office space rental agreement with PT Bumi Daya Plaza which is non-cancellable for the period of five years and will expire in 2014. The Company is required to pay in advance of Rp507 for each quarter. The tariff will be reviewed on annual basis with a maximum tarif increase of 5.00% per annum. During 2013, the Company recorded rental expense of Rp2,859 (2012: Rp2,546) from this office space rental.

28. SEGMEN OPERASI 28. OPERATING SEGMENT

Segmen operasi Perseroan dibagi berdasarkan kelompok nasabah utama dan produk, sebagai berikut: Fleet dan Retail. Dalam menentukan hasil segmen, beberapa akun aset dan liabilitas serta pendapatan dan biaya yang terkait diatribusikan ke masing-masing segmen berdasarkan kebijakan pelaporan internal manajemen.

The Company’s operating segments represent the key customer and product groups, as follows: Fleet and Retail. In determining the segment results, certain assets and liabilities items and related revenues and expenses are attributed to each segment based on internal management reporting policies.

Ringkasan berikut menjelaskan operasi masing-masing segmen dalam pelaporan segmen Perseroan: - Fleet

Termasuk dalam pelaporan segmen fleet adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang secara nyata dapat diatribusikan sebagai bagian dari pembiayaan untuk nasabah korporasi.

- Retail Termasuk dalam pelaporan segmen retail adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang secara nyata dapat diatribusikan sebagai bagian dari pembiayaan konsumen untuk nasabah individu.

- Lain-lain Termasuk dalam pelaporan segmen lain-lain adalah informasi pelaporan segmen operasi terkait dengan aktivitas treasuri dan kantor pusat seperti pendapatan bunga bank dan beban umum dan administrasi yang tidak dapat dialokasikan.

The following summary describes the operations in each of the Company’s reportable segments: - Fleet

Included in the fleet segment reporting are operating segments assessment indicators that can be actually be attributed as part of financing to corporate customers.

- Retail Included in the retail segment reporting are operating segments assessment indicators that can be actually be attributed as part of consumer financing to individual customers.

- Others Included in the other segment reporting is reporting segment information associated with treasury and head office activities such as bank interest income and general and administrative expenses that can’t be allocated.

Page 366: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

86

28. SEGMEN OPERASI (lanjutan) 28. OPERATING SEGMENT (continued)

Informasi mengenai hasil dari masing-masing bisnis segmen disajikan di bawah ini. Kinerja diukur berdasarkan laba segmen sebelum pajak penghasilan, sebagaimana dilaporkan dalam laporan internal manajemen yang direview oleh manajemen Perseroan. Keuntungan segmen digunakan untuk mengukur kinerja dimana manajemen berkeyakinan bahwa informasi tersebut paling relevan dalam mengevaluasi hasil segmen tersebut relatif terhadap entitas lain yang beroperasi dalam industri tersebut.

Information regarding the results of each reportable segment is included below. Performance is measured based on segment profit before income tax, as included in the internal management reports that are reviewed by the Company’s Management. Segment profit is used to measure performance of that business segment as management believes that such information is the most relevant in evaluating the results of those segments relative to other entities that operate within these industries.

2013

Retail Fleet

Mobil/ Motor/ Mobil/ Motor/ Lain/ Jumlah/ Information by Informasi segmen usaha Car Motorcycle Car Motorcycle Other Total business segments

Pendapatan Revenue Pembiayaan konsumen 736.465 73.039 49.033 1.350 - 859.887 Consumer financing Sewa Pembiayaan 6.281 - 53.616 - - 59.897 Financial Lease Bunga 20 5 - - 7.001 7.026 Interest Lain-lain - neto 210.305 13.081 15.855 145 - 239.386 Others - net

Total pendapatan 953.071 86.125 118.504 1.495 7.001 1.166.196 Total revenue

Beban Expenses Beban keuangan (351.844) (27.222) (63.835) (591) - (443.492) Financial charges

Beban gaji dan tunjangan (97.809) (15.332) (4.318) - (61.858) (179.317) Salaries and benefits General and

Beban umum dan administration administrasi (105.075) (11.482) (2.156) - (30.828) (149.541) expenses Penyisihan kerugian Provision for penurunan nilai (123.116) (24.327) (9.294) (6) - (156.743) impairment losses

Total beban (677.844) (78.363) (79.603) (597) (92.686) (929.093) Total expenses

Laba sebelum Income before beban pajak 275.227 7.762 38.901 898 (85.685) 237.103 tax expense

Total aset 4.212.315 325.279 852.153 8.468 241.247 5.639.462 Total assets Total liabilitas 3.711.822 299.156 724.505 7.511 208.674 4.951.668 Total liabilities

2012

Retail Fleet

Mobil/ Motor/ Mobil/ Motor/ Lain/ Jumlah/ Information by Informasi segmen usaha Car Motorcycle Car Motorcycle Other Total business segments

Pendapatan Revenue Pembiayaan konsumen 514.195 85.514 36.947 1.166 - 637.822 Consumer financing Sewa Pembiayaan 256 - 16.258 - - 16.514 Financial Lease Bunga 15 4 - - 6.607 6.626 Interest Lain-lain - neto 155.716 10.571 11.064 110 2.646 180.107 Others - net

Total pendapatan 670.182 96.089 64.269 1.276 9.253 841.069 Total revenue

Beban Expenses Beban keuangan (246.678) (35.063) (30.700) (463) - (312.904) Financial charges Beban gaji dan tunjangan (70.027) (13.526) (2.941) - (52.074) (138.568) Salaries and benefits General and Beban umum dan administration administrasi (80.467) (12.184) (614) - (19.312) (112.577) expenses Penyisihan kerugian Provision for penurunan nilai (82.917) (35.722) (1.644) (3) (1.185) (121.471) impairment losses

Total beban (480.089) (96.495) (35.899) (466) (72.571) (685.520) Total expenses

Laba sebelum beban pajak 190.093 (406) 28.370 810 (63.318) 155.549 Income before tax expense

Total aset 3.328.793 325.038 552.665 1.171 180.459 4.388.126 Total assets

Total liabilitas 3.221.117 311.126 223.031 6.243 97.644 3.859.161 Total liabilities

Page 367: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

87

28. SEGMEN OPERASI (lanjutan) 28. OPERATING SEGMENT (continued) Informasi wilayah geografis adalah sebagai berikut: Geographical information is as follows:

2013 2012

Pendapatan Revenue Regional I (Sumatra) 310.395 245.725 Region I (Sumatra) Regional II (Jakarta, Bogor, Depok Region II (Jakarta, Bogor, Depok. Tangerang, Bekasi, Tangerang, Bekasi, Banten, Karawang) 349.729 259.633 Banten, Karawang) Regional III Region III (Jatim. Bali, Nusa Tenggara Barat) 77.676 60.886 (Jatim, Bali, Nusa Tenggara Barat) Regional IV (Jabar, Jateng) 155.367 98.443 Region IV (Jabar, Jateng) Regional V (Kalimantan, Sulawesi) 146.030 101.584 Region V (Kalimantan, Sulawesi) Fleet 119.998 65.545 Fleet Lainnya 7.001 9.253 Others

Total pendapatan 1.166.196 841.069 Total revenue

Beban Expenses Regional I (Sumatra) (265.855) 211.319 Region I (Sumatra) Regional II (Jakarta, Bogor, Depok. Region II (Jakarta, Bogor, Depok. Tangerang, Bekasi, Tangerang, Bekasi, Banten, Karawang) (229.732) 167.208 Banten, Karawang) Regional III Region III (Jatim, Bali, Nusa Tenggara barat) (51.292) 49.122 (Jatim, Bali, Nusa Tenggara Barat) Regional IV (Jabar, Jateng) (106.524) 74.909 Region IV (Jabar, Jateng) Regional V (Kalimantan, Sulawesi) (102.804) 74.026 Region V (Kalimantan, Sulawesi) Fleet (80.200) 36.365 Fleet Lainnya (92.686) 72.571 Others

Total beban (929.093) 685.520 Total expenses

Laba sebelum beban pajak 237.103 155.549 Income before tax expenses

2013 2012

Aset Assets Regional I (Sumatra) 1.322.177 1.145.472 Region I (Sumatra) Regional II (Jakarta, Bogor, Depok. Region II (Jakarta, Bogor, Depok. Tangerang, Bekasi, Tangerang, Bekasi, Banten, Karawang) 1.582.857 1.221.744 Banten, Karawang) Regional III (Jatim, Bali, Region III (Jatim, Bali, Mataram, Nusa Tenggara Barat) 326.539 263.403 Nusa Tenggara Barat) Regional IV (Jabar. Jateng) 657.898 516.137 Region IV (Jabar, Jateng) Regional V (Kalimantan.Sulawesi) 648.123 507.075 Region V (Kalimantan, Sulawesi) Fleet 860.621 553.836 Fleet Lainnya 241.247 180.459 Others

Total aset 5.639.462 4.388.126 Total assets

Liabilitas Liabilities Regional I (Sumatra) 1.183.017 1.105.188 Region I (Sumatra) Regional II (Jakarta, Bogor, Depok. Region II (Jakarta. Bogor. Depok. Tangerang, Bekasi, Tangerang, Bekasi, Banten, Karawang) 1.387.545 1.184.860 Banten.Karawang) Regional III (Jatim, Bali, Region III (Jatim, Bali, Nusa Tenggara Barat) 285.027 247.746 Nusa Tenggara Barat) Regional IV (Jabar, Jateng) 576.280 505.608 Region IV (Jabar, Jateng) Regional V (Kalimantan.Sulawesi) 579.109 488.841 Region V (Kalimantan.Sulawesi) Fleet 732.016 229.275 Fleet Lainnya 208.674 97.643 Others

Total liabilitas 4.951.668 3.859.161 Total liabilities

Page 368: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

88

29. LIABILITAS KONTINJENSI 29. CONTINGENT LIABILITIES

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 Perseroan tidak mempunyai liabilitas kontinjensi yang signifikan.

The Company does not have any significant contingent liabilities as of 31 December 2013 and 2012.

30. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

KEUANGAN YANG DIREVISI 30. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL

ACCOUNTING STANDARDS

Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Perseroan namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun 2013:

The following are several accounting standards issued by the Indonesian Financial Accounting Standards Board (DSAK) that are considered relevant to the financial reporting of the Company but not yet effective for 2013 financial statements:

• PSAK No. 1 (Revisi 2013): Penyajian Laporan

Keuangan, yang diadopsi dari IAS 1, berlaku efektif 1 Januari 2015.

PSAK ini mengubah penyajian kelompok pos-pos dalam Penghasilan Komprehensif Lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.

• SFAS No. 1 (Revised 2013): Presentation of Financial Statements, adopted from IAS 1, effective January 1, 2015. This SFAS change the grouping of items presented in Other Comprehensive Income. Items that could be reclassified to profit or loss would be presented separately from items that will never be reclassified.

• PSAK No. 24 (Revisi 2013): Imbalan Kerja,

yang diadopsi dari IAS 19, berlaku efektif 1 Januari 2015.

PSAK ini, antara lain, menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan.

• SFAS No. 24 (Revised 2013): Employee Benefits, adopted from IAS 19, effective January 1, 2015. This SFAS, among other, removes the corridor mechanism and contingent liability disclosures to simple clarifications and disclosures.

• PSAK No. 68: Pengukuran Nilai Wajar, yang

diadopsi dari IFRS 13, berlaku efektif 1 Januari 2015.

PSAK ini memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan.

• SFAS No. 68: Fair Value Measurement, adopted from IFRS 13, effective January 1, 2015. This SFAS provides guidance on how to measure fair value when fair value is required or permitted.

Perseroan sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan Perseoran.

The Company is presently evaluating and has not yet determined the effects of these accounting standards on its financial statements.

Page 369: Menjadi Kebanggaan Indonesia

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

Years ended 31 December 2013 and 2012

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

89

31. REKLASIFIKASI AKUN 31. RECLASSIFICATIONS OF ACCOUNTS

Akun tertentu dalam laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 1 januari 2012/31 Desember 2011 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian akun-akun pada laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2013 sebagai berikut:

Certain accounts in the financial statements as of 31 December 2012 and 1 January 2012/31 December 2011 had been reclassified to conform with the presentation of accounts in the financial statements as of 31 December 2013 as follows:

Dilaporkan Dilaporkan sebelumnya/ saat ini/ As previously Reklasifikasi/ As currently Reported Reclassification reported

31 Desember 2012 31 December 2012 Aset Asset Piutang pembiayaan konsumen - net 3.828.369 (110.753) 3.717.616 Consumer financing receivables - net Piutang lain-lain - net 11.125 110.753 121.878 Other receivables - net 1 Januari 2012 1 January 2012 Aset Asset Piutang pembiayaan konsumen - net 3.185.164 (131.464) 3.053.700 Consumer financing receivables - net Piutang lain-lain - net 17.172 131.464 148.636 Other receivables - net 32. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN 32. COMPLETION OF THE FINANCIAL

STATEMENTS

Manajemen Perseroan bertanggung jawab penuh atas penyusunan laporan keuangan yang disetujui untuk diterbitkan pada tanggal 24 Januari 2014.

The management of the Company is responsible for the preparation of these financial statements which were authorized for issued on 24 January 2014.

Page 370: Menjadi Kebanggaan Indonesia

273

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

Referensi Isi Laporan Tahunandengan Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Page 371: Menjadi Kebanggaan Indonesia

274

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

REFERENSI OTORITAS JASA KEuANgAN (OJK)

KRITERIA PENJELASAN HALAMAN

I. umum

Laporan tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris. √

Laporan tahunan dicetak dengan kualitas yang baik dan menggunakan jenis dan ukuran huruf yang mudah dibaca. √

Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas. Nama Perusahaan dan Tahun Annual Report ditampilkan di:1. Sampul muka;2. Samping; 3. Sampul belakang; 4. Setiap halaman

Laporan tahunan ditampilkan di website perusahaan√

II. Ikhtisar Data Keuangan Penting

Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.

Informasi memuat antara lain:1. Penjualan/pendapatan usaha2. Laba (rugi)3. Total laba (rugi) komprehensif4. Laba (rugi) per saham

11

Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.

Informasi memuat antara lain:1. Modal kerja bersih2. Jumlah investasi pada entitas asosiasi dan/atau joint venture 3. Jumlah aset4. Jumlah liabilitas5. Jumlah ekuitas

10-11

Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.

Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri perusahaan.

12

Informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik. Informasi dalam bentuk tabel dan grafik yang memuat: 1. Jumlah saham yang beredar; 2. Kapitalisasi pasar;3. Harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan; dan4. Volume perdagangan untuk setiap masa triwulan dalam 2

(dua) tahun buku terakhir (jika ada).

N.A

Informasi mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konversi yang masih beredar dalam 2 (dua) tahun buku terakhir.

Informasi memuat:1. Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar

(outstanding)2. Tingkat bunga/imbalan3. Tanggal jatuh tempo4. Peringkat obligasi/sukuk

21

III. Laporan Dewan Komisaris dan Direksi

Laporan Dewan Komisaris Memuat hal-hal sebagai berikut:1. Penilaian atas kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh

Direksi.3. Perubahan komposisi Dewan Komisaris dan alasan

perubahannya (jika ada)

25-28

Laporan Direksi Memuat hal-hal sebagai berikut:1. Analisis atas kinerja perusahaan, yang mencakup antara lain

kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan

2. Gambaran tentang prospek usaha 3. Penerapan tata kelola perusahaan 4. Perubahan komposisi anggota Direksi dan alasan

perubahannya (jika ada)

31-38

Page 372: Menjadi Kebanggaan Indonesia

275

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

REFERENSI OTORITAS JASA KEuANgAN (OJK)

KRITERIA PENJELASAN HALAMAN

Tanda tangan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Memuat hal-hal sebagai berikut:1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri2. Pernyataan bahwa Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung

jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan.

3. Ditandatangani seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya

4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau: penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan

274-281

IV. Profil Perusahaan

Nama dan alamat lengkap perusahaan Informasi memuat antara lain nama dan alamat, kode pos, no. Telp, no. Fax, email, dan website 42

Riwayat singkat perusahaan Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama, dan perubahan nama perusahaan (jika ada). 44-47

Bidang usaha Uraian mengenai antara lain:1. Kegiatan usaha perusahaan menurut anggaran dasar terakhir;

dan2. Penjelasan mengenai produk dan/atau jasa yang dihasilkan

48

Struktur organisasi Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan paling kurang sampai dengan struktur satu tingkat di bawah direksi 62

Visi dan misi perusahaan Mencakup:1. visi perusahaan;2. misi perusahaan; dan3. keterangan bahwa visi dan misi tersebut telah disetujui oleh

Direksi/Dewan Komisaris

60

Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja 6. Tanggal penunjukan pertama kali sebagai anggota Dewan

Komisaris

64-67

Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Direksi Informasi memuat antara lain:1. Nama2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain)3. Umur4. Pendidikan5. Pengalaman kerja6. Tanggal penunjukan pertama kali sebagai anggota Direksi

67-69

Jumlah karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan)

Informasi memuat antara lain:1. Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan3. Pelatihan karyawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan

adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan4. Biaya yang telah dikeluarkan

13,16,20,83-84

Komposisi pemegang saham Mencakup antara lain:1. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham2. Nama direktur dan komisaris yang memiliki saham3. Kelompok pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan

saham masing-masing kurang dari 5%,dan persentase kepemilikannya

72-73

Daftar entitas anak dan/atau entitas asosiasi Informasi memuat antara lain :

1. Nama entitas anak dan/atau asosiasi2. Persentase kepemilikan saham3. Keterangan tentang bidang usaha entitas anak dan/atau entitas

asosiasi4. Keterangan status operasi entitas anak dan/atau entitas asosiasi

(telah beroperasi atau belum beroperasi)

N.A

Page 373: Menjadi Kebanggaan Indonesia

276

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

REFERENSI OTORITAS JASA KEuANgAN (OJK)

KRITERIA PENJELASAN HALAMAN

Struktur grup perusahaan Struktur grup perusahaan yang menggambarkan entitas anak, entitas asosiasi, joint venture, dan special purpose vehicle (SPV), atau pernyataan tidak memiliki grup

63

Kronologis pencatatan saham Mencakup antara lain:1. Kronologis pencatatan saham2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan

perubahan jumlah saham3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan

akhir tahun buku4. Nama bursa dimana saham perusahaan dicatatkan

75

Kronologis pencatatan efek lainnya; Mencakup antara lain:1. Kronologis pencatatan efek lainnya2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan

perubahan jumlah efek lainnya3. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai

dengan akhir tahun buku4. Nama Bursa dimana efek lainnya dicatatkan5. Peringkat efek

80

Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal

Informasi memuat antara lain:1. Nama dan alamat BAE2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik3. Nama dan alamat Perusahaan Pemeringkat Efek

80

Penghargaan dan/atau sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasional

Informasi memuat antara lain:1. Nama penghargaan dan/atau sertifikasi2. Tahun perolehan3. Badan pemberi penghargaan dan/atau sertifikasi4. Masa berlaku (untuk sertifikasi)

91

Nama dan alamat entitas anak dan/atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada) 260-265

V. Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan / Managament Discussion and Analysis

Tinjauan operasi per segmen usaha Memuat uraian mengenai:1. Produksi/kegiatan usaha;2. Peningkatan/penurunan kapasitas produksi;3. Penjualan/pendapatan usaha;4. Profitabilitas; untuk masing-masing segmen usaha yang diungkapkan dalam

laporan keuangan (jika ada)

101-103

Uraian atas kinerja keuangan perusahaan Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai:1. Aset lancar, aset tidak lancar, dan total aset2. Liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang dan total

liabilitas3. Ekuitas4. Penjualan/pendapatan usaha, beban dan laba (rugi),

pendapatan komprehensif lain, dan total laba (rugi) komprehensif

5. Arus kas

104-111

Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar utang dan tingkat kolektibilitas piutang perusahaan, dengan menyajikan perhitungan rasio yang relevan

Penjelasan tentang :1. Kemampuan membayar hutang, baik jangka pendek maupun

jangka panjang2. Tingkat kolektibilitas piutang

120-121

Bahasan tentang struktur modal (capital structure), dan kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policy)

Penjelasan atas:1. Struktur modal (capital structure), dan2. Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure

policies)122-124

Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal

Penjelasan tentang:1. Tujuan dari ikatan tersebut2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan

tersebut3. Mata uang yang menjadi denominasi4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk

melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkaitCatatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan terkait investasi barang modal, agar diungkapkan

125

Page 374: Menjadi Kebanggaan Indonesia

277

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

REFERENSI OTORITAS JASA KEuANgAN (OJK)

KRITERIA PENJELASAN HALAMAN

Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penjualan/pendapatan bersih, maka berikan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan/atau adanya produk atau jasa baru.

Penjelasan mengenai:1. Besaran peningkatan/penurunan penjualan atau pendapatan

bersih2. Faktor penyebab peningkatan/penurunan material dari

penjualan atau pendapatan bersih yang dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan/atau adanya produk atau jasa baru.

125

Informasi perbandingan antara target pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai (realisasi), dan target atau proyeksi yang ingin dicapai untuk satu tahun mendatang mengenai pendapatan, laba, struktur permodalan, atau lainnya yang dianggap penting bagi perusahaan

Informasi memuat antara lain:1. perbandingan antara target pada awal tahun buku dengan hasil

yang dicapai (realisasi)2. target atau proyeksi yang ingin dicapai dalam satu tahun

mendatang127-129

Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan

Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang.

Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan

125

Uraian tentang prospek usaha perusahaan Uraian mengenai prospek perusahaan dikaitkan dengan industri dan ekonomi secara umum disertai data pendukung kuantitatif dari sumber data yang layak dipercaya

126

Uraian tentang aspek pemasaran Uraian tentang aspek pemasaran atas produk dan/atau jasa perusahaan, antara lain strategi pemasaran dan pangsa pasar 130-132

Uraian mengenai kebijakan dividen dan jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir

Memuat uraian mengenai:1. Jumlah dividen kas 2. Jumlah dividen kas per saham 3. Payout ratio untuk masing-masing tahun

Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen, agar diungkapkan alasannya

133

Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum (dalam hal perusahaan masih diwajibkan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana)

Memuat uraian mengenai:1. Total perolehan dana,2. Rencana penggunaan dana,3. Rincian penggunaan dana,4. Saldo dana, dan5. Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan dana

(jika ada)

134

Informasi material mengenai investasi, ekspansi, divestasi, penggabungan/peleburan usaha, akuisisi atau restrukturisasi utang/modal.

Memuat uraian mengenai:1. Tujuan dilakukannya transaksi;2. Nilai transaksi atau jumlah yg direstrukturisasi;3. Sumber dana.

Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan

134

Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/atau transaksi dengan pihak afiliasi.

Memuat uraian mengenai:1. Nama pihak yang bertransaksi dan sifat hubungan afiliasi;2. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi;3. Alasan dilakukannya transaksi;4. Realisasi transaksi pada periode berjalan;5. Kebijakan perusahaan terkait dengan mekanisme review atas

transaksi;6. Pemenuhan peraturan dan ketentuan terkait

Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan

135

Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan

Uraian memuat antara lain: perubahan peraturan perundang-undangan dan dampaknya terhadap perusahaan

Catatan: apabila tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan, agar diungkapkan

138

Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan

Catatan: apabila tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi, agar diungkapkan

138

Page 375: Menjadi Kebanggaan Indonesia

278

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

REFERENSI OTORITAS JASA KEuANgAN (OJK)

KRITERIA PENJELASAN HALAMAN

VI. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik

Uraian Dewan Komisaris Uraian memuat antara lain:1. Uraian tanggung jawab Dewan Komisaris

2. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi3. Struktur remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi

dan jumlah nominal per komponen untuk setiap anggota Dewan Komisarisrja Dewan Komisaris)

4. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Dewan Komisaris dalam pertemuan

5. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris

6. Pengungkapan mengenai Board Charter (pedoman dan tata tertib Dewan Komisaris

167-176

Uraian Direksi Uraian memuat antara lain:1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing

anggota Direksi2. Frekuensi pertemuan3. Tingkat kehadiran anggota direksi dalam pertemuan4. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi

direksi5. Pengungkapan mengenai Board Charter (pedoman dan tata

tertib kerja Direksi)

185-198

Assessment terhadap anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi Mencakup antara lain:1. Proses pelaksanaan assessment atas kinerja anggota Dewan

Komisaris dan/atau Direksi

2. Kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan assessment atas kinerja anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi

3. Pihak yang melakukan assessment

N.A

Uraian mengenai kebijakan remunerasi bagi Direksi Mencakup antara lain:1. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi2. Struktur remunerasi yang menunjukkan jenis dan jumlah

imbalan jangka pendek, pasca kerja, dan/atau jangka panjang lainnya untuk setiap anggota Direksi

3. Pengungkapan indikator kinerja untuk mengukur performance Direksi

190-191

Informasi mengenai Pemegang Saham Utama dan Pengendali, baik langsung maupun tidak langsung, sampai kepada pemilik individu

Dalam bentuk skema atau diagram

166

Pengungkapan hubungan afiliasi antara anggota Direksi, DewanKomisaris, dan Pemegang Saham Utama dan/atau Pengendali

Mencakup antara lain:1. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota

Direksi lainnya2. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota

Dewan Komisaris3. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan Pemegang

Saham Utama dan/atau Pengendali4. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan

anggota Dewan Komisaris lainnya5. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan

Pemegang Saham Utama dan/atau Pengendali

Catatan: apabila tidak mempunyai hubungan afiliasi dimaksud, agar diungkapkan

173

Komite Audit Mencakup antara lain: 1. Nama dan jabatan anggota komite audit

2. Kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja anggota komite audit

3. Independensi anggota komite audit 4. Uraian tugas dan tanggung jawab5. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit6. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite audit

177-183

Komite Nominasi dan Remunerasi Mencakup antara lain:1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite

nominasi dan/atau remunerasi2. Independensi anggota komite nominasi dan/atau remunerasi3. Uraian tugas dan tanggung jawab4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite nominasi dan/atau

remunerasi5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite nominasi

dan/atau remunerasi

184

Page 376: Menjadi Kebanggaan Indonesia

279

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

REFERENSI OTORITAS JASA KEuANgAN (OJK)

KRITERIA PENJELASAN HALAMAN

Komite-komite lain di bawah Dewan Komisaris yang dimiliki oleh perusahaan

Mencakup antara lain:1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite lain2. Independensi anggota komite lain3. Uraian tugas dan tanggung jawab4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain

5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain

N.A

Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan Mencakup antara lain:1. Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan2. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan

202-204

Uraian mengenai unit audit internal Mencakup antara lain:1. Nama ketua unit audit internal2. Jumlah pegawai (auditor internal) pada unit audit internal3. Kualifikasi/sertifikasi sebagai profesi audit internal4. Kedudukan unit audit internal dalam struktur perusahaan5. Uraian pelaksanaan tugas6. Pihak yang mengangkat/memberhentikan ketua unit audit

internal

207-214

Akuntan Perseroan Informasi memuat antara lain:1. Jumlah periode akuntan telah melakukan audit laporan

keuangan tahunan2. Jumlah periode Kantor Akuntan Publik telah melakukan audit

laporan keuangan tahunan3. Besarnya fee untuk masing-masing jenis jasa yang diberikan

oleh akuntan publik4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa audit laporan

keuangan tahunan

Catatan: apabila tidak ada jasa lain dimaksud, agar diungkapkan

233

Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan Mencakup antara lain:1. Penjelasan mengenai sistem manajemen risiko2. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas

sistem manajemen risiko3. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan4. Upaya untuk mengelola risiko tersebut

218-225

Uraian mengenai sistem pengendalian intern Mencakup antara lain:1. Penjelasan singkat mengenai sistem pengendalian intern,

antara lain mencakup pengendalian keuangan dan operasional2. Penjelasan kesesuaian sistem pengendalian intern dengan

kerangka yang diakui secara internasional/COSO (control environment, risk assessment, control activities, information and communication, and monitoring activities)

3. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem pengendalian intern

226

Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan lingkungan hidup

Mencakup antara lain informasi tentang:1. Kebijakan,2. Kegiatan yang dilakukan, dan3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait program lingkungan

hidup yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan, seperti penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengolahan limbah perusahaan, dan lain-lain

4. Sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki

247-248

Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja

Mencakup antara lain informasi tentang:1. Kebijakan,2. Kegiatan yang dilakukan, dan3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait praktik

ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, seperti kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat turnover karyawan, tingkat kecelakaan kerja, dan lain-lain

N.A

Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan pengembangan sosial dan kemasyarakatan

Mencakup antara lain informasi tentang:1. Kebijakan,2. Kegiatan yang dilakukan, dan3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait pengembangan sosial

dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain.

247-248

Page 377: Menjadi Kebanggaan Indonesia

280

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

REFERENSI OTORITAS JASA KEuANgAN (OJK)

KRITERIA PENJELASAN HALAMAN

Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan tanggung jawab kepada konsumen

Mencakup antara lain:1. Kebijakan,2. Kegiatan yang dilakukan, dan3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait tanggung jawab

produk, seperti kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan konsumen, dan lain-lain

249

Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, entitas anak, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang menjabat pada periode laporan tahunan

Mencakup antara lain:1. pokok perkara/gugatan2. status penyelesaian perkara/gugatan3. pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan4. sanksi administrasi yang dikenakan kepada entitas, anggota

Direksi dan Dewan Komisaris, oleh otoritas terkait (pasar modal, perbankan dan lainnya) pada tahun buku terakhir (atau terdapat pernyataan bahwa tidak dikenakan sanksi administrasi)

Catatan: dalam hal tidak berperkara, agar diungkapkan

227-232

Akses informasi dan data perusahaan Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website (dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris), media massa, mailing list, buletin, pertemuan dengan analis, dan sebagainya 250-255

Bahasan mengenai kode etik Memuat uraian antara lain:1. Isi kode etik2. Pengungkapan bahwa kode etik berlaku bagi seluruh level

organisasi3. Upaya dalam penerapan dan penegakannya4. Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture)

yang dimiliki perusahaan

234-236

Pengungkapan mengenai whistleblowing system Memuat uraian tentang mekanisme whistleblowing system antara lain:1. Penyampaian laporan pelanggaran2. Perlindungan bagi whistleblower3. Penanganan pengaduan4. Pihak yang mengelola pengaduan5. Hasil dari penanganan pengaduan

237-238

VII. Informasi Keuangan

pernyataan direksi dan/atau dewan komisaris tentang tanggung jawab atas laporan keuangan

Kesesuaian dengan peraturan terkait tentang tanggung jawab atas laporan keuangan

Laporan Keuangan Konsolidasi

Opini auditor independen atas laporan keuangan Laporan Keuangan Konsolidasi

Deskripsi auditor independen di opini Deskripsi memuat tentang:1. Nama & tanda tangan2. Tanggal Laporan Audit3. No. ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik

Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan yang lengkap Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan:1. Laporan posisi keuangan (neraca)2. Laporan laba rugi komprehensif3. Laporan perubahan ekuitas4. Laporan arus kas5. Catatan atas laporan keuangan6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang

disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya (jika relevan)

Laporan Keuangan Konsolidasi

Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya

Ada atau tidak ada pengungkapan sesuai dengan PSAKLaporan Keuangan Konsolidasi

Perbandingan tingkat profitabilitas Perbandingan laba (rugi) tahun berjalan dengan tahun sebelumnyaLaporan Keuangan Konsolidasi

Page 378: Menjadi Kebanggaan Indonesia

281

PT M

AN

DIR

I TU

NA

S FI

NA

NCE

• LA

PORA

N T

AHU

NAN

201

3

REFERENSI OTORITAS JASA KEuANgAN (OJK)

KRITERIA PENJELASAN HALAMAN

Laporan arus kas Memenuhi ketentuan sebagai berikut:1. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: operasi, investasi,

dan pendanaan2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk

melaporkan arus kas dari aktivitas operasi3. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan/atau

pengeluaran kas selama tahun berjalan pada aktivitas operasi, investasi dan pendanaan

4. Pengungkapan transaksi non kas harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan

Laporan Keuangan Konsolidasi

Ikhtisar kebijakan akuntansi Meliputi sekurang-kurangnya:1. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK2. Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan3. Pengakuan pendapatan dan beban4. Aset Tetap5. Instrumen Keuangan

Laporan Keuangan Konsolidasi

Pengungkapan transaksi pihak berelasi Hal-hal yang diungkapkan antara lain:1. Nama pihak berelasi, serta sifat dan hubungan dengan pihak

berelasi;2. Nilai transaksi beserta persentasenya terhadap total

pendapatan dan beban terkait; dan3. Jumlah saldo beserta persentasenya terhadap total aset atau

liabilitas.

Laporan Keuangan Konsolidasi

Pengungkapan yang berhubungan dengan Perpajakan Hal-hal yang harus diungkapkan:1. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini;2. Penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak dan laba

akuntansi;

3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi dijadikan dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan;

4. Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan; dan

5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak.

Laporan Keuangan Konsolidasi

Pengungkapan yang berhubungan dengan Aset Tetap Hal-hal yang harus diungkapkan:1. Metode penyusutan yang digunakan;2. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model

revaluasi dan model biaya;3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam

mengestimasi nilai wajar aset tetap (untuk model revaluasi) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (untuk model biaya); dan

4. Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan aset tetap pada awal dan akhir periode dengan menunjukkan: penambahan, pengurangan dan reklasifikasi

Laporan Keuangan Konsolidasi

Kebijakan akuntansi yang berhubungan dengan imbalan kerja Hal-hal yang harus diungkapkan:1. Jenis imbalan kerja yang diberikan kepada karyawan;2. Deskripsi umum mengenai jenis program imbalan pascakerja

yang diselenggarakan oleh perusahaan;3. Kebijakan akuntansi perusahaan dalam mengakui keuntungan

dan kerugian aktuarial; dan4. Pengakuan keuntungan dan kerugian untuk kurtailmen dan

penyelesaian.

Laporan Keuangan Konsolidasi

Pengungkapan yang berhubungan dengan Instrumen Keuangan Hal-hal yang harus diungkapkan:1. Persyaratan, kondisi dan kebijakan akuntansi untuk setiap

kelompok instrumen keuangan;2. Klasifikasi instrumen keuangan;3. Nilai wajar tiap kelompok instrumen keuangan;4. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko;5. Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen keuangan:

risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas; dan6. Analisis risiko yang terkait dengan instrumen keuangan secara

kuantitatif.

Laporan Keuangan Konsolidasi

Penerbitan laporan keuangan Hal-hal yang diungkapkan antara lain:1. Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit; dan2. Pihak yang bertanggung jawab mengotorisasi laporan keuangan

Laporan Keuangan Konsolidasi

Page 379: Menjadi Kebanggaan Indonesia

laporan tahunan

2013 PT Mandiri Tunas Finance

PT Mandiri Tunas FinanceGraha Mandiri Lt. 3AJl. Imam Bonjol No. 61Jakarta 10310Tel. (62-21) 2305608Fax. (62-21) 2305618

www.mtf.co.id

laporan tahunan 2013M

enjadi Kebanggaan Indonesia