makna simbolik arsitektur masjid pathok negoro ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/bab i, v, daftar...

82
MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO SULTHONIPLOSOKUNINGYOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi sebagian SyaratMemperolehGelar SarjanaTheologi Islam (S.Th. I) Disusun oleh: NIM: 08520025 Rizki Aulia JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDINDAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2013

Upload: hatruc

Post on 02-Mar-2019

260 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO SULTHONIPLOSOKUNINGYOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Jurusan Perbandingan Agama

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi sebagian SyaratMemperolehGelar

SarjanaTheologi Islam (S.Th. I)

Disusun oleh:

NIM: 08520025

Rizki Aulia

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA

FAKULTAS USHULUDDINDAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2013

Page 2: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat
Page 3: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat
Page 4: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat
Page 5: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

vi

MOTTO

Hidup adalah untuk bahagia dalam kehidupan itu tidak berat dan juga

tidak ringan, asal kita mau bersyukur segalanya akan lebih indah jadi

bukan berusaha untuk Menjadi Manusia yg BERHASIL, Tapi

Berusahalah untuk Menjadi Manusia yg BERGUNA,, Karena kalau kita

Sudah BERGUNA itu sudah Menjadi Suatu KEBERHASILAN"

Page 6: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk Abah Mamah tercinta yang selalu mendo’akan memberikan semangat, motivasi dan teman teman yang selalu mensuport

Page 7: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdullilahirobbil alamin

Puji syukur bagi Allah yang telah memberikan hidayah dan syafaatnya

yang telah memberikan kesehatan yang sangat mahal harganya dari apapun. Tidak

ada daya upaya sebagai makhluknya selain atas keridhoan dan pertolongan dari

yang sang maha kuasa. Karena tidak ada kesempurnaan selain diri-NYA karena

diri-Nyalah raja dari segala raja yang ada di dunia ini. Shalawat serta salam Kami

panjatkan kepada Junjungan Nabi Agung Muhammad SAW beserta para sahabat,

keluarga, dan umatnya hingga akhir zaman yang selalu diberikan cahaya

keimanan. Amiin.

Dalam proses menyusun skripsi ini hingga tahap penyempurnaan, banyak

rintangan dan tantangan yang penulis alami baik ketika dalam proses lapangan

maupun penyusunan data. Namun banyaknya pihak yang memotivasi, hingga

mendukung akhirnya karya ini alhamdullilah dapat diselesaikan. Dalam

kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada

seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan

semangat, motivasi dan dukungan selama proses studi kepada:

1. Prof. Dr. Musa Asy’ari selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2. Dr. H. Syaifan Nur, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Studi Agama

dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

3. Ahmad Muttaqin, M.Ag. MA, Ph.D selaku ketua Jurusan Perbandingan

Agama.

Page 8: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

viii

4. Drs. Rifa’I Abduh MA selaku dosen pembimbing akademik

5. Prof. Dr. H. Djam’annuri selaku pembimbing skripsi ini, arahan, nasehat

dan bimbingan sangat berarti dan berharga bagi peneliti dalam prnyusunan

hingga selesainya karya ilmiah ini.

6. Seluruh Dosen Perbandingan Agama beserta stafnya, Khairullah Zikri.

S.Ag, MA St.Rel, Ustadi Hamzah S.Ag, M.Ag, Roni Ismail S.Th.I, M.S.I,

Ibu Dian Nur Anna S.Ag, MA, Ibu Sekar Ayu Aryani, Ibu Izzah, Bapak

Ahmad Salehudin, Bapak Norma Permata Bapak Dr. Moh Soehadha,

S.Sos, M.Hum, Bapak Singgih Basuki, Bapak Rahmat Fajri dan seluruh

dosen Ushuluddin yang pernah berbagi ilmu dan tidak disebutkan

semunya dalam karya ini.

7. Bapak M Kamaluddin Purnomo, SH, sebagai Ketua takmir Masjid Pathok

Negoro Plosokuning yang telah memberikan bimbingan informasi, bapak

Sudaryono yang telah memberikan arahan informasi dan bapak Bughowi

yang telah memberikan banyak informasi tentang Masjid Pathok Negoro

Ploso Kuning.

8. Kepada seluruh warga desa minomartani yang telah sudi Kami wawancara

dan memberikan informasinya tentang Masjid Pathok Negoro secara

umum dan Masjid Pathok Negoro Plosokuning secara khusus.

9. Kepada Abah dan Mamah tercinta, terimakasih yang telah memberikan

kasih saying yang tulus tak ternilai harganya, terimakasih atas motivasi

nasehat bimbingan dan kesabaran serta perjuangan mendoakan menafkahi

anakmu ini juga keluarga besarku, irul, elan, ina, ayyi, amrina.

Page 9: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

ix

10. Adik-adikku tersayang terutama adikku M. Nasrullah yang seperjuangan

yang telah memberikan warna dalam hidup hingga selalu merasakan

kehidupan ini adalah suatu wujud untuk kebersamaan dan tolong

menolong. Dan adikku yang lain selalu mengingatkan dan mendo’akan.

11. Sahabat-sahabat Perbandingan Agama 08’ sahabat-sahabat PMII, sahabat-

sahabat yang selalu setia

12. Dan seluruh teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat ditulis satu

persatu yang dengan tulus ikhlas membantu dalam semua hal.

Selain itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada

seluruh pihak tersebut karena ucapan terimakasih dan lantunan do’a yang

dapat penulis berikan. Semoga segala kebaikan kalian menjadi sebuah

benruk ibadah yang akan dibahas oleh Allah dengan balasan setimpal, dan

semoga ilmu yang telah kalian berikan menjadi ilmu yang bermanfaat.

Akhir kata semoga karya ini bisa bermanfaat dan menjadi sumber motivasi

bagi penulis untuk meraih cita-cita amin ya robbal alamin.

Yogyakarta 12 juni 2013

Penulis

NIM: 08520025

Rizki Aulia L

Page 10: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

x

ABSTRAK

Peneliti berangkat dari persoalan kompleksitas simbol yang berada di Masjid Plosokuning. Salah satunya adalah simbol menurut Ernst Cassirer menyebutkan bahwa simbol merupakan totalitas dari sebuah fenomena, tempat dimana pengisian makna keindrawian terungkap: sekaligus pernyataan diri sebagai manifestasi dan inkarnasi suatu makna. Tampaknya dalam perumusan ini ada dua hal luluh menjadi satu, akan tetapi dalam pemikiran Cassirer satu-satunya yang ada hanyalah “Roh” dan tindakan roh menghasilkan bentuk-bentuk simbolik.

Dengan kenyataan tersebut, ada dua hal yang akan dijawab dalam penelitian ini yakni pertama, apa makna dan fungsi simbol-simbol arsitektur di Masjid Pathok Negoro Plosokuning Yogyakarta? Kedua, bagaimana masyarakat dalam melestarikan eksistensi budaya Masjid Pathok Negoro Plosokuning Yogyakarta? Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, diperlukan pendekatan fenomenologi agama, sedangkan fokus penelitian ini adalah tentang makna simbolik arsitektur, sementara metode yang dipakai adalah deskriptif analisis. Metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukan banyak simbol-simbol yang terkandung makna di dalamnya seperti makna kolam di area Masjid, mustoko gada bersuhur mempunyai arti dan makna sendiri seperti mustoko yang secara letak. Letaknya dipucuk paling atas sendiri maknanya adalah pada titik ini, jika manusia mampu melampaui semua itu dengan berlandaskan pada pegangan atau tuntunan agama yang diyakini kebenarannya maka manusia akan menggapai kesempurnaan hidup yang diidamkan. Secara garis besar fungsi Masjid mempunyai beragam fungsi, sebagaimana pada zaman khulafaurrasyidin masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi sebagai tempat musyawarah, pendidikan dan lain sebagainya. Ditengah banyak fungsi tersebut sudah barang tentu mempunyai makna lain dari sebagaimana dari makna simbol-simbol yang ada dilingkungan Masjid. Begitu pula yang ada di Masjid Pathok Negoro Plosokuning mempunyai makna dan simbol dari Masjid tersebut. Selain itu, fungsi dari pada berdirinya Masjid Sulthoni Plosokuning Pathok Negoro adalah sebagai pusat syiar agama Islam di wilayah Negara Agung Kasultanan Yogyakarta, sebagai penerus corak Kerajaan induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat pertahanan rakyat, memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan pertahanan rakyat dikasultanan Yogyakarta begitu juga memudahkan mobilitas umum apabila diperlukan oleh Kerajaan.

Kata Kunci: Makna Simbol Masjid dan Arsitektur Masjid.

Page 11: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

NOTA DINAS ................................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................

A. ......................................................................................... L

atar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. ......................................................................................... R

umusan Masalah ...................................................................... 12

C. ......................................................................................... T

ujuan Penelitian Lapangan ....................................................... 12

D. ......................................................................................... T

injauan Pustaka......................................................................... 13

E. .......................................................................................... K

erangka Teori ........................................................................... 15

Page 12: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

xii

F. .......................................................................................... M

etode Penelitian ........................................................................ 18

G. ......................................................................................... S

istematika Pembahasan ............................................................ 22

BAB II : GAMBARAN UMUM MASJID ...............................................

A. ........................................................................................ P

rofil Masjid Pathok Negoro ..................................................... 24

1. .................................................................................... L

etak Geografis Masjid Pathok Negoro .............................. 26

2. .................................................................................... S

ejarah Masjid Pathok Negoro Plosokuning ....................... 28

3. .................................................................................... P

engelolaan Masjid Pathok Negoro Plosokuning .............. 32

B. ......................................................................................... K

ondisi Masyarakat Sekitar Masjid Pathok Negoro

Plosokuning ............................................................................. 34

BAB III : ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO

PLOSOKUNING ........................................................................

A. .................................................................................... M

ustaka Gada Bersuhur ....................................................... 40

B. .................................................................................... A

tap Bertingkat .................................................................... 41

Page 13: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

xiii

C. .................................................................................... M

imbar Bertangga dan Tongkat ............................................ 42

D. .................................................................................... K

olam .................................................................................... 43

E. .................................................................................... B

edug .................................................................................... 44

F. .................................................................................... P

ohon Sawo Kecik ............................................................... 45

G. .................................................................................... P

intu Masjid Pathok Negoro dan Simbol Penghormatan ..... 47

H. .................................................................................... W

aloh atau Labu .................................................................... 47

I. ..................................................................................... T

iang Kayu Jati ..................................................................... 48

J. ..................................................................................... P

intu Gerbang Masuk Masjid Pathok Negoro ...................... 49

K. .................................................................................... M

akam di Dekat Masjid Plosokuning ................................... 49

BAB IV : ANALISIS MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR

A. ........................................................................................ M

akna Simbol Asitektur Masjid ................................................. 52

1. ................................................................................... M

akna Simbol-simbol Arsitektur ........................................ 52

Page 14: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

xiv

2. .................................................................................... F

ungsi Simbol-simbol Arsitektur ....................................... 62

3. .................................................................................... H

ubungan Makna Simbolik Terhadap Budaya .................... 72

B. ......................................................................................... P

eran Masyarakat Dalam Eksistensi Masjid ............................. 76

1. .................................................................................... M

emperingati Setiap PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) .. 76

2. .................................................................................... A

ktivitas Sholat Berjam’ah .................................................. 81

C. ......................................................................................... S

ugesti Arsitektur Jawa ............................................................ 82

D. ........................................................................................ T

ransformasi Arsitektur Masjid Pathok Negoro ...................... 88

BAB V : PENUTUP

A. ......................................................................................... K

esimpulan ................................................................................. 94

B. ......................................................................................... S

aran .......................................................................................... 95

C. ......................................................................................... P

enutup ....................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 97

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 102

Page 15: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Masjid,1 tidaklah asing terdengar oleh telinga umat muslim

sedunia”. Masjid merupakan sarana tempat ibadah umat Islam khususnya

dalam menegagkan ibadah sholat. Selain tempat ibadah, Masjid juga bisa

difungsikan sebagai benteng pertahanan sekaligus batas negara. Kata

“Masjid” berasal dari kata pokok/dasar “sujud” (bahasa arab) yang

berubah bentuk menjadi Masjid. Pengertian sujud di dalam Islam adalah

kepatuhan ketundukan yang dilakukan dengan penuh kehidmat sebagai

pengakuan muslim sebagai insan hamba Tuhan, kepada Tuhan yang Maha

Esa sebagai khaliknya, dan tidak kepada yang lain-lain di alam semesta

ini. Jadi sesungguhnya seluruh tempat di muka bumi ini adalah tempat

sujud atau Masjid.2

Pada waktu hijrah dari Mekah ke Madinah ditemani sahabat beliau,

Abu Bakar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati daerah Quba

Masjid berarti tempat untuk bersujud. Secara

terminologis diartikan sebagai tempat beribadah umat Islam, khususnya

dalam menegakkan sholat. Masjid sering disebut Baitullah (rumah Allah),

yaitu bangunan yang didirikan sebagai sarana mengabdi kepada Allah.

1 Masjid bagi orang Islam merupakan tempat sujud kepada Alloh Swt. Masjid adalah

tempat memupuk Iman kepada Alloh SWT. Masjid adalah rumah Alloh yang di bangun atas dasar taqwa. Oleh karena itu Masjid adalah pangkal dari iman, ilmu, dan amal. Masjid adalah sumber motivasi dan tekad untuk berbakti kepada Alloh dalam arti yang seluas-luasnya, di mulai dengan mendirikan sholat, melaksanakan rukun Islam dan mengimplementasikan rasa dan hasil keluhuran kehendakdari manusia yang bertaqwa. Lihat Sidi Gazlba, Mesjid; Pusat Ibadat dan kebudayaan Islam (Jakarta: Pustaka Antara, 1983), cet. IV, hlm. xiv.

2 Zein M. Wiryoprawiro, Perkembangan Arsitektur Masjid di Jawa Timur, (Surabaya: PT. Bina Ilmu. 1986) Hlm. 155

Page 16: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

2

di sana beliau mendirikan Masjid pertama sejak masa kenabiannya, yaitu

Masjid Quba (QS 9:108, At Taubah). Setelah di Madinah Rasulullah juga

mendirikan Masjid, tempat umat Islam melaksanakan sholat berjama’ah

dan melaksanakan aktivitas sosial lainnya. Pada perkembangannya disebut

dengan Masjid Nabawi. Fungsi Masjid paling utama adalah sebagai tempat

melaksanakan ibadah sholat berjama’ah. Kalau kita perhatikan, sholat

berjama’ah adalah merupakan salah satu ajaran Islam yang pokok, sunnah

Nabi dalam pengertian muhaditsin, bukan fuqaha, yang bermakna

perbuatan yang selalu dikerjakan beliau. Ajaran Rasulullah Shallallahu

Alaihi Wa Sallam tentang sholat berjama’ah merupakan perintah yang

benar-benar ditekankan kepada kaum muslimin.

Sebenarnya inti dari memakmurkan Masjid adalah menegakkan

sholat berjama’ah yang merupakan salah satu syi’ar Islam terbesar.

Sementara yang lain adalah pengembangannya. Sholat berjama’ah

merupakan indikator utama keberhasilan kita dalam memakmurkan

Masjid. Jadi keberhasilan dan kekurang kita dalam memakmurkan Masjid

diukur dengan seberapa jauh antusias umat dalam menegakkan sholat

berjama’ah. Meskipun fungsi utamanya sebagai tempat menegakkan

sholat, namun Masjid bukanlah hanya tempat untuk melaksanakan sholat

saja. Di masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, selain

dipergunakan untuk sholat, berdzikir dan beri'tikaf, Masjid bisa

dipergunakan untuk kepentingan sosial. Misalnya, sebagai tempat belajar

Page 17: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

3

dan mengajarkan kebajikan (menuntut ilmu), menyelesaikan hukum li'an

dan lain sebagainya.3

Dalam perjalanan sejarahnya, Masjid telah mengalami

perkembangan yang pesat, baik dalam bentuk bangunan maupun fungsi

dan perannya. Hampir dapat dikatakan, dimana ada komunitas muslim di

situ ada Masjid. Memang umat Islam tidak bisa terlepas dari Masjid. Di

samping menjadi tempat beribadah, Masjid telah menjadi sarana

berkumpul, menuntut ilmu, bertukar pengalaman, pusat da’wah dan lain

sebagainya. Banyak Masjid didirikan umat Islam, baik Masjid umum,

Masjid Sekolah, Masjid Kantor, Masjid Kampus maupun yang lainnya.

Masjid didirikan untuk memenuhi hajat umat, khususnya kebutuhan

spiritual, guna mendekatkan diri kepada Sang Pencipta-nya. Tunduk dan

patuh mengabdi kepada Allah SWT.

4

Masjid menjadi tambatan hati, pelabuhan pengembaraan hidup dan

energi kehidupan umat. Dalam agama Islam pendirian Masjid merupakan

hal yang sangat diutamakan menjadi bagian ibadah dan syiar agama. Oleh

karena itu, kota-kota Islam di Jawa selalu dilengkapi dengan Masjid

Agung di pusat kota, tepatnya di sisi barat alun-alun Yogyakarta. Selain

itu di wilayah kota juga ada Masjid lain yang biasanya lebih kecil. Hal

yang sama juga terlihat di kota Yogyakarta kuno. Selain Masjid Agung,

ada Masjid kuno lain misalnya Masjid Sela atau Masjid Watu yang berdiri

3Abdul Rochim, Masjid dalam Karya Arsitektur Nasional Indonesia, (Bandung: Angkasa,

1983), hlm. 90. 4 Totok Rusmanto dan Agung Dwiyanto, Masjid, (Bandung, Universitas Padjajaran, 200),

hlm. 80-84.

Page 18: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

4

di kampong Panembahan sekarang. Selain Masjid di kota, Kraton

Yogyakarta juga memiliki lima buah Masjid lain yang biasa disebut

dengan Masjid Pathok Negoro, yaitu Masjid kagungan dalem di wilayah

nagaragung yang selain berfungsi religious, juga berfungsi sebagai tempat

pertahanan rakyat.

Kawasan tempat Masjid itu berdiri, pada awalnya merupakan

daerah mutihan yang bersifat perdikan (penduduk bebas dari pajak, namun

harus melakukan pekerjaan tertentu). Selain itu pengelolaan Masjid juga

diserahkan kepada suatu kelompok tertentu yang termasuk dalam abdi

dalem pamethakan (mutihan)5

a. Masjid Mlangi: berdiri di sisi barat laut kota yaitu di

Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman

. Beberapa Masjid Pathok Negoro di Kraton

Yogyakarta adalah:

b. Masjid Ploso Kuning: berdiri di sisi utara kota yaitu di

Ploso Kuning, Ngaglik Sleman

c. Masjid Dongkelan: berdiri di sisi barat daya kota yaitu di

Kauman, Dongkelan, Tirtonirmolo, Bantul

d. Masjid Babadan: berdiri di sisi timur kota yakni di

Kauman, Babadan, Banguntapan, Bantul

e. Masjid Wonokromo: berdiri di sisi selatan kota di

Wonokromo, plered, Bantul.

5 Mutihan adalah kata dalam bahasa Jawa maknanya adalah kawasan yang mempunyai

banyak pesantren, lingkungan pondok pesantren.

Page 19: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

5

Namun, sebagian besar Masjid tersebut di atas telah mengalami

berbagai perubahan sebagai akibat perkembangan jaman, peningkatan

jumlah jemaah, dan kurangnya pengertian serta apresiasi terhadap warisan

budaya. Meskipun demikian, ada beberapa komponen fisik yang masih

dipertahankan, seperti keberadaan kolam di sisi utara dan selatan Masjid

Pathok Negoro Mlangi, gapura banter dan sangkalan di Masjid Pathok

Negoro Wonokromo. Dari sisi pelestarian, diantara Masjid Pathok Negoro

tersebut hanya Masjid Pathok Negoro Plosokuning yang pelestariannya

relatif masih bagus secara fisik bangunan.

Sebutan Pathok Negoro dikalangan Reh Kawedangan Pangulon

Kraton Ngayogyakarta (semacam Departemen Agama) merupakan jabatan

abdi dalem di lembaga tersebut, dan tepatnya pembantu penghulu hakim di

Pengadilan Surambi. Istilah tersebut dalam bahasa jawa terdiri dari dua

kata: Pathok dan Negoro. Dalam kamus Baoesastra Djawa oleh W.J.S

Perwordarminta (1939:479), kata Pathok (papok) artinya yaitu: 1) sesuatu

benda yang dapat ditancapkan baik berupa kayu, bambu, dan lain-lain

dengan maksud untuk batas, tanda dan sebagainya. 2) bersifat tetap tidak

dapat di tawar-tawar lagi, 3) tempat para peronda berkumpul, 4) sawah

yang pokok, 5) –an artinya angger-angger, paugeran atau aturan, 6) dasar

hukum. Sedangkan Negoro berarti Negara, kerajaan, atau pemerintahan.

Pathok Negoro atau dalam bahasa Jawa halus Pathok Negari secara

harafiah dapat berarti batas Negara, juga dapat berarti aliran (yang dianut

Page 20: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

6

oleh) Negoro, dasar hukum Negoro.6

Di antara ke empat Masjid Pathok Negoro milik Kraton

Yogyakarta, Masjid Pathok Negoro Sulthoni di Plosokuning ini adalah

bangunan yang paling terjaga kelestariannya. Masjid Pathok Negoro

Sulthoni di Plosokuning didirikan setelah pembangunan Masjid Agung

Yogyakarta, sehingga bentuk Masjid tersebut meniru Masjid Agung

sebagai salah satu usaha legitimasi Masjid milik Kasultanan Yogyakarta.

Persamaan ini juga didukung oleh beberapa komponen yang ada di

dalamnya seperti mihrob, kentongan dan beduk. Masjid Pathok Negoro

mempunyai ciri beratap tajuk dengan tumpang dua. Mahkota Masjid juga

mempunyai kesamaan yakni terbuat dari tanah liat dan atap Masjid terbuat

dari sirap. Perbedaan jumlah tumpang menandakan bahwa Masjid pathok

negoro lebih rendah kedudukannya dibandingkan dengan Masjid Agung

Yogyakarta yang mempunyai atap tajuk bertumpang tiga.

Penulis tertarik meneliti Masjid

Pathok Negoro Sulthoni Plosokuning Ngayogyakarta karena Masjid

tersebut merupakan salah satu Masjid sejarah Kraton Ngayogyakarta, yang

memiliki nilai tradisional dimana dalam beberapa bangunan tersebut masih

banyak yg asli, belum terenovasi dalam bangunan tertentu juga terdapat

simbol-simbol atau lambang-lambang yang mengandung makna filosofi

dan ada juga berkaitan dengan Islam Jawa di dalam.

7

Ciri-ciri lain dari ke khasan Masjid Pathok Negoro ini adalah

masing-masing Masjid terdapat kolam yang mengelilingi area Masjid,

6 Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Yogyakarta, Toponim (Yogyakarta: 2007),

hlm.43-44 7 Totok Rusmanto dan Agung Dwiyanto, Masjid…, hlm. 120.

Page 21: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

7

tetapi yang masih melestarikannya sampai saat ini hanya ada dua Masjid

yaitu Masjid Wonokromo dan Sulthoni Plosokuning. Adapun dua pohon

sawo kecik yang kini tinggal satu dan terdapat mimbar yang ada di dalam

Masjid. Keaslian Masjid pathok Negoro Plosokuning dapat terlihat pada

bagian atap di mana di atasnya terdapat mahkota gada bersulur yang

terbuat dari tanah liat yang sampai sekarang masih terpasang di puncak

atap Masjid. Dulu, penutup atap Masjid menggunakan sirap namun atap

sirap ini kemudian diganti dengan genteng pada tahun 1946.

Pada bagian lantai Masjid dahulu diplester biasa dengan

menggunakan semen merah, dan pada tahun 1976 lantai Masjid ini diganti

dengan tegel biasa. Begitu juga dengan daun pintu dan temboknya

dilakukan penggantian pada tahun 1984. Dahulu tembok dinding Masjid

setebal 2 batu, namun karena terkikis terus menerus sekarang tinggal 1

batu. Dulu pintu Masjid hanya ada satu dan sangat rendah yang

menyebabkan ruang Masjid menjadi gelap. Pintu yang rendah ini

dimaksudkan agar setiap orang yang masuk Masjid hendaknya menunduk

dan menunjukkan rasa tatakrama serta sopan santun terhadap Masjid.

Keadaan demikian menyebabkan ruangan di dalam Masjid menjadi

gelap, sehingga pada tahun 1984 ditambah pintu masuk Masjid menjadi 3

bagian serta ditambah jendela di ruang dalam Masjid. Semua penambahan

dan perbaikan bangunan pada Masjid, terlebih dahulu dimintakan

persetujuan dari Sinuhun Kanjeng yang berada di Kraton, baik mengenai

bentuk dan modelnya. Beberapa tahun terakhir, takmir Masjid

Page 22: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

8

mengadakan perbaikan dan penambahan ruang yang ada di samping kanan

dan kiri Masjid. Hal ini bertujuan agar kegiatan pengajian dan tadarus

dapat berlangsung nyaman sekaligus untuk menambah shaf putri. Pada

ruang dalam Masjid terdapat tiang-tiang yang berfungsi sebagai penahan

konstruksi atap. Semua tiang penyangga ini sebagian besar masih asli dan

terbuat dari kayu jati.

Di depan Masjid terdapat dua kolam dengan kedalaman 3 meter.

Setiap orang yang akan memasuki Masjid harus bersuci terlebih dahulu di

kolam itu, saat ini kolam tersebut juga digunakan untuk memelihara ikan

serta untuk mencuci kaki sebelum masuk ke dalam Masjid. Di dalam

Masjid, terdapat mimbar tua yang terbuat dari kayu jati dengan ornamen

pada pegangan mimbar. Mimbar ini juga dilengkapi dengan sebuah

tongkat yang dipakai oleh khatib pada saat memberikan khotbah yang

sampai sekarang masih digunakan. Pada bagian pintu gerbang, Masjid ini

memiliki pintu gerbang yang berundak.

Tahun 2000 Masjid Plosokuning mengalami renovasi pada 4 tiang

utama dan beberapa elemen lainnya. Pada tahun 2001, Masjid ini kembali

mengalami renovasi pada bagian serambi dan tempat wudhu. Renovasi ini

dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DIY. Dan hanya Masjid

Sulthoni Plosokuning yang masih mempertahankan bentuk asli selain

Page 23: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

9

Masjid Pathok Negoro yang lain, hanya saja atap yang berupa sirap sudah

berganti sejak tahun 1946.8

Beberapa Masjid Pathok Negoro seperti pertama adalah Masjid

Jami’An-nur di Mlangi yang menjadi penanda batas wilayah ibu kota

kesultanan Yogyakarta di bagian barat. Masjid ini berlokasi di kecamatan

Gamping, Kabupaten Sleman. Konstruksi Masjid Mlangi pernah

mengalami renovasi, salah satunya yang dilakukan pada tahun 1985 di

mana bangunan Masjid ditingkatkan menjadi dua lantai. Perubahan ini

telah disetujuai oleh pihak Kraton yang memberikan izin dengan syarat

tidak mengubah bentuk aslinya.

9

Batas sebelah utara adalah Masjid Jami’ Sulthoni Plosokuning di

Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Plosokuning diambil dari nama

pohon ploso yang berdaun kuning. Daerah di sekitar Masjid ini dikenal

dengan nama Mutihan atau “tempat kaum putih (satri).” Pada waktu

Berawal dapat terlihat pada bagian atap di mana di atasnya terdapat

mahkota gada bersulur yang terbuat dari tanah liat yang sampai sekarang

masih terpasang di puncak atap Masjid. Dulu, penutup atap Masjid

menggunakan sirap namun atap sirap ini kemudian diganti dengan genteng

pada tahun 1946.

8 Wawancara dengan Kamaludin Purnomo Ketua Takmir Masjid Plosokuning Pathok

Negoro, 20-12-2012 9 www.kerajaannusantara.com (Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat: Tempat Ibadah),

akses tanggal 4 Maret 2013.

Page 24: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

10

tertentu, di Masjid ini dilaksanakan kegiatan keagamaan yang diikuti oleh

keluarga Kraton.10

Dulunya Masjid Ad Darojat Babadan juga dilengkapi dengan

kolam-kolam di bagian depan dan sampingnya. Karena tuntutan zaman

demi perluasan Masjid serta halaman, kolam-kolam itu telah ditutup.

Kuncung merupakan bagian bangunan yang terletak paling depan dari

sebuah bangunan yang umumnya menjadi gaya bangunan rumah Jawa

milik para bangsawan. Masjid juga dilengkapi dengan beduk berdiameter

sekitar 80 cm. Pada bagian belakang Masjid juga terdapat kompleks

makam. Kompleks makam yang terletak di belakang Masjid sepertinya

memang telah menjadi tradisi Masjid tua di Indonesia atau bahkan dunia.

Adapun kondisi fisik dari pada Masjid Pathok Negoro Babadan

Bantul atau lebih di kenal dengan Ad Darojat telah mengalami berbagai

renovasi karena tuntutan zaman dan alasan kondisi bahan bangunan yang

mulai rusak. Ciri khas itu antara lain berupa bentuk mustaka dan atap

tumpang. Mustaka dari Masjid ini tidak berbentuk bawangan seperti

Masjid pada umumnya di Indonesia. Masjid ini memiliki ciri khas

puncaknya berbentuk gada bersulur. Ruang utama di dalam Masjid ini

juga dilengkapi dengan lampu gantung yang aristik.

11

Pathok Negoro di bagian selatan adalah Masjid Nurul Huda

Dongkelan yang terletak di desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,

10 Http://id.wilkipedia.org/.kerajaankratonyogyakarta.com (Kerajaan yogyakarta), akses

tanggal 4 Maret 2013. 11 www.tembi rumah budaya.com (Jaringan museum masjid Pathok Negara Bantul

Yogyakarta: publish tanggal 13 Oktober 2011 07:02:00), akses tanggal 14 Maret 2013.

Page 25: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

11

Kabupaten Bantul. Masjid yang di bangun pada tahun 1775 ini pernah

berfungsi sebagai benteng pertahanan dan sempat dibakar Belanda saat

berlangsungnya Perang Diponegoro atau perang jawa (1825-1830).

Setelah perang berakhir, bagian inti dari Masjid ini dibangun kembali.

Pemugaran berikutnya dilakukan 1901.

Terakhir adalah Masjid yang berlokasi di Wonokromo, Plered,

Bantul. Bentuk asli bangunan Masjid ini bertahan sampai tahun 1867 di

mana ada sedikit perubahan pada atap dan dindingnya. Perombakan untuk

memperluas komplek Masjid dilakukan beberapa kali yakni pada tahun

1913, 1958, 1976, 1986, dan 2003. Pada masa revolusi fisik, Masjid ini

berfungsi sebagai basis pertahanan tentara RI bersama masyarakat untuk

melawan agresi Belanda.

Selain Masjid Pathok Negoro, masih terdapat Masjid yang terkait

dengan tata pemerintahan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Masjid-

Masjid yang dinamakan Masjid Kagungan Dalem (Masjid kepunyaan raja)

tersebut antara lain Masjid Nitikan, Masjid Kuncen, Masjid Rejodani,

Masjid Tawangsari, Masjid Wotgaleh, Masjid Kepatihan, Masjid

Lempuyangan, Masjid Blunyah, Masjid Keris, Masjid Karangkajen,

bahkan beberapa Masjid daerah Ringinsari, Gentan, Demak Ijo, Kelegum,

Godean, Jumeneng, dan lain-lain.

Semua pengelola Masjid ini, termasuk Masjis Pathok Negoro,

diangkat menjadi abdi dalem dan memperoleh gaji dari Kraton. Lokasi

Masjid-Masjid ini pada awalnya merupakan daerah Mutihan milik Kraton

Page 26: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

12

yang kemudian dimerdekakan (dibebaskan dari pajak) di daerah sekitar

Masjid biasanya terdapat pesantren sebagai pusat pendidikan agama

Islam.12

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai

berikut yaitu:

1. Apa makna dan fungsi simbol-simbol arsitektur di Masjid Pathok

Negoro Plosokuning Yogyakarta?

2. Bagaimana masyarakat dalam melestarikan eksistensi budaya Masjid

Pathok Negoro Plosokuning Yogyakarta?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuaan Penelitian

a. Tujuannya untuk mengetahui makna dan simbol-simbol

arsitektur yang terkandung dalam Masjid Kraton Pathok

Negoro Plosokuning Yogyakarta

b. Mengetahui tentang kondisi masyarakat dalam upaya

melestarikan existensi budaya dalam masyarakat masjid Kraton

Pathok Negoro Plosokuning Yogyakarta.

12 www.kerajaannusantara.com (Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat: Tempat

Ibadah), akses tanggal 14 Maret 2013.

Page 27: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

13

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan dalam penelitian ini adalah untuk menggali

kebudayaan sebagai salah satu peninggalan sejarah yang perlu

dilestarikan, berharap bisa bermanfaat dalam menambah

pengetahuan tentang kekeksistesi beribadah masyarakat kepada

Allah swt. Menambah ilmu keagamaan di masjid yang masih

bertahan asli bangunan zaman dahulu hingga saat ini sehingga

akan memperkaya keilmuan tentang makna simbolik arsitektur

dan juga makna dari bentuk simbol keagamaaan.

b. Secara ilmiah hasil penelitian ini bermanfaat memberikan

sumbangan memperkaya khasanah pengembangan keilmuan di

jurusan perbandingan agama, sosiologi, sejarah budaya dan

ilmu-ilmu yang berkaitan.

D. Tinjauan Pustaka

Sejauh ini berdasarkan pada pengamatan dan beberapa literature

yang tersedia diperpustakaan, karya ilmiah yang membahas tentang

Makna Simbolik Arsitektur Masjid Pathok Negoro Sulthoni Plosokuning

Ngayogyakarta pernah dibahas secara khusus dilingkungan akademis UIN

Sunan Kalijaga. Seperti diketahui, Masjid Plosokuning mempunyai kisah

sejarah yang berbeda dengan Masjid-Masjid lain yang ada di Yogyakarta.

Maka dari itu, peneliti dalam hal ini akan membahas merujuknya tentang

bentuk simbol, makna simbol, fungsi simbol dan pelestarian.

Page 28: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

14

Sebelum itu, peneliti telah melakukan proses pra-penelitian dengan

survey yang bersifat sementara. Pada lokasi yang akan diteliti dengan

mendatangi ke beberapa Masjid Kraton Pathok Negoro. Tentu kondisi saat

ini Masjid memiliki perbedaan khususnya pada Masjid Pathok Negoro

Shultoni Plosokuning sehingga dugaan sementara dari hasil survai pun

berbeda-beda. Masjid Pathok Negoro Sulthoni Plosokuning pada dasarnya

telah mengalami beberapa kali renovasi, dari mulai kolam hingga tiang

bangunan, yang menjadikan ciri Masjid Pathok Negoro adalah mustaka

yang terbuat dari tanah. Tetapi peneliti lebih tertarik untuk meneliti hanya

Masjid Pathok Negoro Sulthoni Plosokuning saja yang di mana Masjid

tersebut masih banyak yang masih asli dalam segi bangunan dan lain-lain.

Dan masih utuh bagian kolamnya milik Masjid Pathok Negara

Plosokuning Sulthoni yaitu kolam, selain kolam masih ada sawo kecik

undakan.13

Adapun Masjid Kraton seperti skripsi Masyarakat Jawa dan

Modernisasi (Potret Kontemporer Masyarakat Masjid Pathok Negoro

Plosokuning) skripsi disusun oleh M Irvan Ulil Albab UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta 2012, yang menulis mengenai kehidupan manusia dari segi

religius. Kajiannya lebih mengenai hakikat makrifat dalam ajaran islam

maka dianggap kurang dapat mewakili kajian yang penulis teliti mengenai

modernisasi dan perubahan sosial yang lebih merujuk kepada kondisi

kontemporer masyarakat Plosokuning.

13 Keterangan wawancara dari Bapak Kamaludin Purnomo, Ketua Takmir Masjid Pathok

Negara Plosokuning Sulthoni, 20 Maret 13

Page 29: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

15

Adapun skripsi Budi Susilo UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2012

Berjudul tentang Masjid Ad-Darojat dan Pengaruh Terhadap Perubahan

Masyarakat di Dusun Babadan tentang perubahan masyarakat Babadan

hubungan dengan keberadaan Masjid Ad-Darojat.

Dan skripsi Andi Andrianto berjudul Simbol-simbol Dakwah

Masjid Pathok Negoro Plosokuning dalam Tayangan Pesona Budaya

Nusantara TVRI Yogyakarta: Kajian Semiotika. Lebih mengupas tentang

cara menyampaikan simbol ketika berdakwah Islam dan juga menjelaskan

tentang ajaran Islam baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, seperti

mengungkap makna-makna atau isi pesan dakwah Islam pada rubric

humaniora tentang Masjid Plosokuning.

Adapun yang terdapat kaum muslim akan ditandai antara lain

dengan keberadaan Masjid namun ada daerah tertentu di Indonesia yang

memiliki kerajaan seperti Kraton : memiliki sengkalan yang langsung

diberikan oleh penguasa keraton. Dan masing Masjid Pathok Negoro

Yogyakarta terletak di luar Kutanagara, yaitu di wilayah Negara Agung

(antara 5 – 10 km dari Kutanagara/pusat pemerintahan) di daerah

Yogyakarta.

E. Kerangka Teori

Simbol dapat diartikan sebagai tanda yang mewakili sesuatu yang

proses penentuan simbol itu tidak mengikuti aturan tertentu. Secara umum

seperti banyak gerak tangan tentu, kata- kata adalah tanda simbolik. Akan

tetapi penanda apapun objek, suara, gambar, warna, nada musik, dan

Page 30: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

16

sebagainya bisa memiliki makna simbolik. Misalnya tanda V yang

dibentuk menggunakan telunjuk dan jari tengah secara simbolik mewakili

konsep perdamaian atau bahasa lain (peace), warna putih bisa mewakili

konsep kemurnian dan ketidak berdosaan. Makna-makna ini dibangun

melalui kesepakatan sosial atau melalui saluran berupa tradisi historis.14

Mircea Eliade dalam buku The Sacred and The Profane

mengatakan bahwa konsep mengenai Human Religius mencakup empat

komponen utama, yakni: Dunia, Manusia, Yang suci dan Deus Otiosus.

Menurut kepercayaan keagamaan merupakan suatu proses dialektika

antara yang sakral dan profane

15 di mana dalam dialektika tersebut

menggunakan benda-benda, sarana, pengalaman keagamaan, ritus, serta,

upacara-upacara keagamaan yang memungkinkan terwujudnya dialektika

tersebut.16

Menurut Mircea Eliade, sebagaimana diungkapkan atau ditulis oleh

Dr. Hans J. Daeng, pakar dalam ilmu perbandingan agama aliran historis

fenomenologis, mengatakan simbol itu mengungkapkan aspek-aspek

terdalam dari kenyataan yang tidak terjangkau oleh alat pengenalan lain.

Gambar, simbol, dan mitos mengungkapkan modalitas ada yang rahasia.

Penelaahnya membuka jalan untuk mengenal manusia sebelum terjalin

dalam pristiwa sejarah. Simbol, mitos dan ritus selalu mengungkapkan

14 Marcel Danesi. Pengantar Memahami Semiotika…, hlm. 93 15 Profane dalam Bahasa Inggris artinya tidak senonoh, tidak sopan. Profan sebuah kata

untuk pelanggaran (melanggar kesucian). Echols John M.dan Shadily Hassan, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia Mustaka Utama, 1976.

16 P.S.Harry Susanto, Mitos Menurut Pemikiran Mircea Eliade, (Yogyakarta: Kanisius, 2002).

Page 31: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

17

suatu situasi batas manusia dan bukan hanya suatu situasi historis saja.

Situasi batas adalah situasi yang ditemukan manusia-manusia, ketika ia

sadar akan tempatnya dalam universum. Makin manusia mengangkat diri

atas momen historisnya dan membiarkan keinginannya menghayati yang

penuh dan utuh. Simbol-simbol dan gambar-gambar merupakan “jalan

masuk” kedunia sejarah.17

1. Simbo-simbol universal, berkaitan dengan arketipos, misalnya

tidur sebagai lambang kematian

Simbol adalah bentuk yang menandai sesuatu

yang lain di luar perwujudan bentuk simbolik itu sendiri. Dalam kaitan ini

Peirce mengemukakan bahwa simbol diartikan sebagai tanda yang

mengacu pada objek tertentu di luar tanda itu sendiri. Pada dasarnya

simbol dapat dibedakan:

2. Simbol cultural yang dilatarbelakangi oleh suatu kebudayaan

tertentu (misalnya keris dalam kebudayaan jawa)

3. Simbol individual yang biasanya dapat ditafsirkan dalam konteks

keseluruhan karya seorang pengarang.18

Sedangkan menurut Mircea Eliade bahwa bagi masyarakat

tradisional rumah dibangun atau didirikan, dihuni dan dipenghunikan oleh

manusia, bukan sekedar untuk mewadahi kegiatan fisik belaka, yang

hanya mempertimbangkan segi kegunaan praktis, untuk tidur, berkerja dan

membina keluarga. Bagi mereka rumah merupakan ungkapan alam khayal

17 Dr. Hans J. Daeng, Manusia, Kebudayaan dan Lingkungan Tinjauan Antropologis,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 82-83. 18 Alexander Yanov, The Origins of Autocracy. Ivan the Terrible in Russian History,

dikutip dari New York Times Review of Books, 1983. hlm. 157.

Page 32: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

18

pikiran dalam wujud nyata yang mewakili alam semesta, dimana alam

pikirannya selalu diliputi oleh mitos dan bayangan terhadap ‘sesuatu’

(dewa-dewa) yang mempunyai kekuatan atau kekuasaan yang mengatur

alam ini. Oleh karena itu, membangun sebuah rumah berarti menciptakan

sebuah alam kecil di dalam alam semesta, sehingga dianggap memulai

hidup baru.19

F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah ilmu yang digunakan untuk menemukan,

mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan serta usaha

tersebut dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.20

19 Abdul aziz Said, Toraja: Simbolisme Unsur Visual Rumah Tradisional dan Perubahan

Aplikasinya pada Desain Modern, (Yogyakarta: Ombak, 2004), hlm. 132. 20 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian (suatu pendekatan praktek),(Jakarta: Rineka

Cipta. 1998), hlm. 151.

Jadi, di dalam

suatu penelitian diharuskan menggunakan prosedur yang ilmiah. Oleh

karena itu metode penelitian berperan penting dalam kemajuan dan

kemunduran suatu karya ilmiah, setiap penelitian memilih metode yang

paling tepat untuk riset dan penelitian. Dalam judul penelitian tentang

Makna Simbolik Arsitektur Masjid Pathok Negoro Sulthoni Plosokuning

Ngayogyakarta, karena dalam setiap bangunan terutama Masjid sebagai

tempat ibadah para umat muslim. Mempunyai makna simbol dalam

arsitektur bangunan Masjid itu sendiri, seperti kondisi lingkungan

keagamaan, kondisi sosial budaya masyarakat maka diperlukan

pendekatan fenomenologi agama.

Page 33: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

19

Penelitian ini difokuskan untuk mendeskripsikan suatu makna dan

fungsi dalam simbol arsitektur Masjid Pathok Negoro Sulthoni

Plosokuning Ngayogyakarta. Kemudian menguraikan sejarah awal mula

berdirinya Masjid, bentuk serta fungsi simbolik dalam Masjid Pathok

Negoro Sulthoni Plosokuning Yogyakarta. Dalam penelitian ini makna

simbolik arsitektur Masjid Sulthoni ini, diperlukan data-data pendukung

untuk menganalisa permasalahan yang di angkat, untuk memperolehnya

diperlukan beberapa tahapan metode, diantaranya adalah:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field

research) penelitian yang bersifat kualitatif. Hal ini disampaikan

oleh Bogdan dan Tylor (1975:5) yang menyatakan bahwa

metodologi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data

deskriptif.21

Terkait dengan jenis penelitian ini, maka data yang

diperlukan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder.

Data primer merupakan data yang diambil dari informasi yang

penulis memperoleh langsung dari lapangan. Kemudian data

sekunder merupakan data yang oleh penulis diambil dari literatur

yang langsung maupun tidak langsung terkait dengan pokok

pembahasan tersebut. Data sekunder ini dimaksud untuk dapat

memperjelas, memperkuat data primer.

21 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 1990), hlm. 3.

Page 34: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

20

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian

ini dibagi dalam tiga komponen besar diantaranya:

a. Wawancara (interview)

Teknik wawancara atau interview yaitu teknik dimana

peneliti memperoleh data dan mengumpulkan data keterangan

melalui kontak langsung dengan responden.22

b. Observasi (observation)

Dengan

berhadapan dengan responden maka diperlukan beberapa

susunan pertanyaan yang berstruktur agar data yang diperoleh

sesuai dengan sistematika susunan pertanyaan yang diajukan

kepada responden. Maka dengan metode ini diharapkan dapat

memperoleh informasi yang akurat serta memadai. Untuk dapat

memperoleh hasil yang maksimal, peneliti melakukan

wawancara dengan beberapa narasumber yang diantaranya

takmir Masjid, tokoh masyarakat, tokoh yang berperan dalam

sejarah pembuatan Masjid, serta warga sekitar.

Observasi merupakan metode penelitian dengan cara

mengamati secara langsung dengan tingkat ketelitian,

mencurahkan segenap alat indera pengamatan mata untuk

mengamati kecermatan dan ketanggapan yang tinggi terhadap

22 Koentjaranigrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 1997), hlm.129.

Page 35: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

21

gejala-gejala suatu objek yang penelitian.23

c. Dokumentasi (document)

Artinya adalah

teknik pengamatan pengumpulan data yang diperoleh melalui

pengamatan secara langsung pada obyek yang menjadi fokus

penelitian.

Teknik dokumen ini merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakuakan untuk memperoleh data yang bersumber pada

bahan-bahan tertulis atau yang lainnya, seperti sumber sejarah

dokumen, arsip, foto-foto, film, dan lain-lain. Teknik

pengumpulan data ini cenderung memerlukan keterampilan

dalam menemukan, merinci serta menangani bibliografi (sumber-

sumber) atau catatan-catatan.24

3. Teknik Analisis Data

Dengan demikian, peneliti akan

semakin kaya akan data-data dan memiliki legitimasi bukti nyata

untuk suatu pengujian tertentu.

Teknik analisa data digunakan pada peneliti ini yakni

deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah upaya untuk

menafsirkan dan menjelaskan data-data yang sudah di teliti agar

mendapatkan pemahaman dan pengertian yang sesuai dengan tema

penelitian. Akan tetapi, sebelum data-data kualitatif tersebut di

analisis terlebih dahulu dalam operasionalnya data yang diperoleh

23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm 128 24 Bisri MS, Metodologi Penelitian Sejarah, (Jakarta: Restu Agung, 2006), hlm. 63.

Page 36: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

22

diorganisir, kemudian disklasifikasikan dengan menggunakan

penalaran induktif dan deduktif.25

G. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan pembahasan, maka penelitian membuat

sistematika pembahasan, dengan menggunakan sistematika tersebut

memudahkan dalam penulisan ini terarah dengan baik dan benar serta

mudah untuk dipahami.

Bab satu merupakan didalamnya menjelaskan tentang

pendahuluan, yang meliputi latar belekang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, metode penelitian,

tinjauan pustaka dan sistematika pembahasan. Tentang mengapa penelitian

ini dilakukan, apa saja yang menjadi persoalan dalam penelitian lebih

lanjut terdahulu mengetahui alasan dan dasar mengapa penelitian tersebut

dilakukan,

Bab dua yakni menguraikan tentang gambaran umum lokasi

penelitian. Meliputi letak geografis, sejarah munculnya Masjid Pathok

Negoro Sulthoni Plosokuning yogyakarta. Pembahasan ini diletakkan pada

bab kedua karena sebelum melakukan penelitian tentang Simbol Arsitektur

Masjid Pathok Negoro Sulthoni Plosokuning yogyakarta, terlebih dahulu

dijelaskan tentang seputar gambaran mengenai Masjid, simbol yang

25 Penalaran induktif yakni pola penalaran yang bersifat khusus ke umum . sedangkan

deduktif yakni sebaliknya, dari umum ke khusus. Lihat Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo, 1996),hlm. 48-49.

Page 37: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

23

terdapat pada Masjid Pathok Sulthoni Plosokuning, Simbol Arsitektur

yang berkaitan dengan Islam Jawa,

Bab tiga menguraikan tentang macam-macam simbol arsitektur di

Masjid Pathok Negoro Sulthoni Plosokuning.

Bab empat merupakan bagian analisis penulis berdasarkan data

yang diperoleh, meliputi pengertian simbol, simbol pendapat para ahli,

bentuk simbol, fungsi simbol, hubungan antara simbol dan kebudayaan,

analisis makna simbolik arsitektur Masjid Pathok Negoro Sulthoni

Plosokuning dalam Sugesti Arsitektur Jawa, Transformasi Arsitektur

Masjid Pathok Negoro

Bab lima adalah bagian penutup yang berisi tentang merupakan

bab terakhir dari di dalamnya meliputi kesimpulan, saran-saran, penutup.

Page 38: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan bab-bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Makna simbol dari Masjid Pathok Negoro Plosokuning secara

filosofis mempunyai arti yang cukup luas dengan melihat dari segi

fisik dan non fisik. Secara non fisik mempunyai makna sebagai

pelambangan terhadap jiwa manusia untuk terus mendekatkan diri

kepada Tuhan, dilihat dari simbolisme Masjid Pathok Negoro.

Sedangkan untuk simbol fisik adalah makna yang tersirat dalam

bangunan Jawa yang identik dengan bangunan kuno Hindu-Budha.

Maka dari itu makna simbol arsitektur yang ada sebetulnya

mengajarkan hakekat Islam yang mengutamakan syariat, tarekat,

hakikat dan ma’rifat dalam kehidupan duniawi.

2. Secara garis besar fungsi Masjid Pathok Negoro Plosokuning selain

sebagai tempat ibadah wajib seperti shalat berjama’ah lima waktu,

membaca al-Qur’an, pengajian dan lainnya, Masjid pun berfungsi

sebagai hasil dari cagar budaya masyarakat. Cagar budaya tersebut

melahirkan aktivitas kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Hal ini

berhubungan pula dengan peran masyarakat dalam menjaga eksistensi

Masjid ditengah gempuran budaya modernisme.

Page 39: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

95

3. Aktivitas masyarakat dalam menjaga dan melestarikan Masjid sebagai

salah satu bentuk keistimewaan di Keraton Yogyakarta begitu erat

hubungannya dengan tradisi-tradisi kerajaan. Seperti, dalam

peringatan tradisi idul fitri, idul adha dan 1 Muharam erat

hubungannya dengan tradisi Keraton. Seperti zikir dan tahlil,

membaca Al-Qur’an, membaca kitab-kitab agama, mengadakan

pengajian-pengajian, bersilaturahmi pada hari jum’at, memperbanyak

ibadah pada malam hari dan setiap malam selasa membaca Tadarus

Al-Qur’an atau membaca sholawat Nabi atau mengirim do’a pada para

leluhur, dan juga memperingati hari-hari besar Islam, slametan atau

kenduren, sedekahan, ziarah kubur, menjenguk orang sedang sakit,

memuliakan tamu, menghormati serta mendatangi pengajian-

pengajian, peringatan-peringatan, semua itu kental dengan nuansa

sosial keagamaan.

B. Saran

Saran dalam penelitian ini ditujukan kepada semua pihak yang

terlibat. Dengan tidak menghilangkan rasa hormat sebagai peneliti, maka

peneliti memberikan saran sebagaimana berikut ini:

1. Masjid Pathok Negoro terdapat berbagai macam simbol dimana

simbol tersebut memiliki makna tersendiri yang harus dijaga

kelestariannya dan keaslian hingga akhir zaman.

Page 40: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

96

2. Diharapkan banyak yang menulis hingga membukukan tentang histori

Masjid Pathok Negoro dan tidak hanya dalam ranah akademik saja.

3. Diharapkan kesadaran masyarakat terhadap keberadaan Masjid Pathok

Negoro semakin berkembang kuat eksistensi Masjid dengan segala

keunikan dapat tetap terjaga dengan baik. Termasuk salah satu cagar

budaya Yogyakarta, juga merupakan salah satu warisan budaya yang

dimiliki bangsa ini di wilayah Yogyakarta.

C. Penutup

Tiada kata yang pantas penulis ucapkan kecuali ucapan syukur

Alhamdulillahirobbil ‘alamin. Karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya

segala tantangan dan rintangan dalam penyusunan skripsi terselesaikan

yang berjudul “Makna Simbolik Arsitektur Masjid Pathok Negoro

Sulthoni Plosokuning Yogyakarta.

Hanya kepada Allah SWT berserah diri dengan memohon ampun

petunjuk pertolongan agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan juga penulis. Walaupun merasa masih banyak kekurangan

dan kelemahan sebagai manusia yang tidak luput dari salah. Kata penutup

mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Page 41: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian (suatu pendekatan praktek). Jakarta: Rineka Cipta. 1998.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta, 1993

Budiono Herusatoto. Simbolisme Jawa. Yogyakarta: Ombak, 2008

Daeng, Hans J. Manusia, Kebudayaan dan Lingkungan Tinjauan Antropologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Drajat, Suhardjo. Mengaji Ilmu Lingkungan Kraton. Yogyakarta: SafiriaInsania Press, 2004.

Daeng. H. Manusia, Mitos, dan Simbol. Yogyakarta: Majalah Basis, 1991.

Dillistone. F.W. Daya Kekuatan Simbol The Power of Symbols. Yogyakarta: Kanisius, 2002.

E.Nugroho, et al, Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid XV . Jakarta: Cipta Adi Perkasa, 1991.

Jatirahayu Warih dan Margono Notopertomo, Pakartitama Wayang sebagai Sumber Pendidikan Budi Pekerti. Klaten: CV Sahabat, 2000.

Jatman, Darmanto. Psikologi Jawa . Yogyakarta: Bentang Budaya, 1999.

Karthodirjo, Sartono. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 Dari Emporium Sampai Imperium, Jilid I. Jakarta: Gramedia, 1988.

KS Muslich dan Muhammad Damami Zein. Adat dan Islam Dalam Khasanah Budaya Kraton Yogyakarta. Yogyakarta: YKII, 2007.

Koentjaraningrat. Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia, 1994.

Koentjaranigrat. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1997.

MS Bisri. Metodologi Penelitian Sejarah.Jakarta: Restu Agung, 2006.

Page 42: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

II

Moleong. Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 1990.

Mulder, Niels. Kepribadian Jawa dan Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1973

Musyarofah Ibtihadj (ed.). Islam Jawa. Yogyakarta: Tugu Publisher, 2006

Oloan Situmorang, Wustol Bahri. Seni Rupa Islam Pertumbuhan dan Perkembangannya. Bandung: Angkasa, 1993.

Pranowo M. Bambang dan Azyumardi Azra (ed.). Memahami Islam Jawa. Jakarta: Pustaka Alvabet, 2009.

Ricklefs, M.C. Yogyakarta di Bawah Sultan Mangkubumi 1749-1792 Sejarah Pembagian Jawa, terjemahan Hartono Hadikusumo. Yogyakarta: Mata Bangsa, 2002.

Rochim, Abdul. Masjid Dalam Karya Arsitektur Sejarah Nasional. Bandung: Angkasa, 1983.

Robertson, Roland (ed). Agama Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis. Jakarta: CV Rajawali Press, 1998.

Said, Abdul aziz Toraja. Simbolisme Unsur Visual Rumah Tradisional dan Perubahan Aplikasinya pada Desain Modern. Yogyakarta: Ombak, 2004.

Seni dan Budaya Kota Yogyakarta, Toponim. Yogyakarta: Dinas Pariwisata, 2007.

Sinung Janutama, Ki Herman. Pisowanan Alit 1Nusantara Negeri Keramat . Yogyakarta: LKiS, 2012.

Susanto, P.S.Harry. Mitos Menurut Pemikiran Mircea Eliade. Yogyakarta: Kanisius, 2002.

Sudarto. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: Raja Grafindo, 1996.

Suryo, Djoko. Serat Puji: Ajaran Moral Keagamaan Kraton Yogyakarta. Yogyakarta: t.p.t.t

Wiryoprawiro, Zein M. Perkembangan Arsitektur Masjid di Jawa Timur. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1986.

Page 43: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

III

Wiryoprawiro. Zein. M. Perkembangan Arsitektur Masjid di Jawa Timur. Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset, 1986.

Woodward, Mark R. Islam Jawa Kesalehan Normatif Versus Kebatinan. Yogyakarta: LKiS, 1999.

Yanov Alexander, The Origins of Autocracy. Ivan the Terrible in Russian History, dikutip dari New York Times Review of Books, 1983.

Yulianto, Sumalyo. Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Muslim. Yogyakarta: Gajah Mada University press, 2006.

Yusuf Elba, Mundzirin. Masjid Tradisional di Jawa. Yogyakarta:Nur Cahaya, 1983.

Kedaulatan Rakyat. www.krjogja.com, di akses pada tanggal 5-2-2013 dan lihat Abdul Baqir Zein, hlm.7.

Surat Kabar dan Majalah:

Riyadi, Muhammad Ahmad. Kampung Santri: Tatanan Dari Tepi Sejarah. Yogyakarta: Ittaqa Pres, 2000

Suharyanto. Pathok Negoro Kraton Ngayogyakarta dalam Djoko Lodang, no. 1049, thn. 12, 24 Oktober 1992.

Andrianto, Andi. Sombol-simbol Dakwah Masjid Pathok Negoro Plosokuning Dalam Tayangan Pesona Budaya Nusantara TVRI Yogyakarta: Kajian Semiotika. Jurusan KPI Dakwah, UIN Yogyakarta, 2011.

Laporan dan Skripsi:

Hasbullah, Simbol dalam Jama’ah Masjid AOLIA’ di Kecamatan Panggang Kabupaten Gunung Kidul. Yogyakarta: jurusan Aqidah Filsafat, UIN Sunan Kalijaga, 2007.

Irvan, M. Ulil Albab. Masyarakat Jawa dan Modernisasi Potret Kontemporer Masyarakat Masjid Pathok Negoro Plosokuning. Yogyakarta: Fak. Fishum, Jur. Sos UIN Sunan Kalijaga, 2012.

Laporan, PKL Masjid Pathok Negoro Sultoni Plosokuning. Perbandingan Agama UIN Yogyakarta: 2012.

Page 44: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

IV

Susilo, Budi. Masjid Ad-Darojat dan Pengaruh Terhadap Perubahan Masyarakat di Dusun Babadan. Yogyakarta: Fak.Uy, Jur. Af UIN Sunan Kalijaga 2012.

Dibyasuharda, Dimensi Metafisik Dalam Simbol, dalam Jurnal Filsafat, UGM Yogyakarta, 1990.

Jurnal

Http://www.parisada.org/index. “Hindu Parisada Hindu Dharma Indonesia,” di akses pada tanggal 14-3-2013

Internet:

www.tembi rumah budaya.com. Jaringan museum masjid Pathok Negara Bantul Yogyakarta: publish tanggal 13 Oct 2011 07:02:00), akses tanggal 14 Maret 2013.

www.kerajaannusantara.com. Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat: Tempat Ibadah, akses tanggal 14 Maret 2013.

Http://www.gudangart.com 24-5-2013: mustoko-masjid-mustoko

Arsip Kraton Yogyakarta, Kagungan Dalem Masjid Pathok Negoro.

Arsip:

Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Gitamedia Press, 2006

Kamus:

Echols John M. dan Shadily Hassan, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia

Mustaka Utama, 1976.

Page 45: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

V

M Kamaludin Purnomo, Ketua Takmir Masjid Plosokuning Yogyakarta, 54 Tahun Minomartani Yogyakarta.

Nara Sumber:

Sudaryono, penduduk sekitar Masjid Plosokuning Yogyakarta, 53 Tahun. Yogyakarta.

RM. H. Baghowi Kasepuhan Abdi Dalem Kraton Yogyakarta di dekat Masjid Plosokuning, 99 Tahun. Ngaglik Sleman Yogyakarta.

Page 46: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Masjid,1 tidaklah asing terdengar oleh telinga umat muslim

sedunia”. Masjid merupakan sarana tempat ibadah umat Islam khususnya

dalam menegagkan ibadah sholat. Selain tempat ibadah, Masjid juga bisa

difungsikan sebagai benteng pertahanan sekaligus batas negara. Kata

“Masjid” berasal dari kata pokok/dasar “sujud” (bahasa arab) yang

berubah bentuk menjadi Masjid. Pengertian sujud di dalam Islam adalah

kepatuhan ketundukan yang dilakukan dengan penuh kehidmat sebagai

pengakuan muslim sebagai insan hamba Tuhan, kepada Tuhan yang Maha

Esa sebagai khaliknya, dan tidak kepada yang lain-lain di alam semesta

ini. Jadi sesungguhnya seluruh tempat di muka bumi ini adalah tempat

sujud atau Masjid.2

Pada waktu hijrah dari Mekah ke Madinah ditemani sahabat beliau,

Abu Bakar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati daerah Quba

Masjid berarti tempat untuk bersujud. Secara

terminologis diartikan sebagai tempat beribadah umat Islam, khususnya

dalam menegakkan sholat. Masjid sering disebut Baitullah (rumah Allah),

yaitu bangunan yang didirikan sebagai sarana mengabdi kepada Allah.

1 Masjid bagi orang Islam merupakan tempat sujud kepada Alloh Swt. Masjid adalah

tempat memupuk Iman kepada Alloh SWT. Masjid adalah rumah Alloh yang di bangun atas dasar taqwa. Oleh karena itu Masjid adalah pangkal dari iman, ilmu, dan amal. Masjid adalah sumber motivasi dan tekad untuk berbakti kepada Alloh dalam arti yang seluas-luasnya, di mulai dengan mendirikan sholat, melaksanakan rukun Islam dan mengimplementasikan rasa dan hasil keluhuran kehendakdari manusia yang bertaqwa. Lihat Sidi Gazlba, Mesjid; Pusat Ibadat dan kebudayaan Islam (Jakarta: Pustaka Antara, 1983), cet. IV, hlm. xiv.

2 Zein M. Wiryoprawiro, Perkembangan Arsitektur Masjid di Jawa Timur, (Surabaya: PT. Bina Ilmu. 1986) Hlm. 155

Page 47: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

2

di sana beliau mendirikan Masjid pertama sejak masa kenabiannya, yaitu

Masjid Quba (QS 9:108, At Taubah). Setelah di Madinah Rasulullah juga

mendirikan Masjid, tempat umat Islam melaksanakan sholat berjama’ah

dan melaksanakan aktivitas sosial lainnya. Pada perkembangannya disebut

dengan Masjid Nabawi. Fungsi Masjid paling utama adalah sebagai tempat

melaksanakan ibadah sholat berjama’ah. Kalau kita perhatikan, sholat

berjama’ah adalah merupakan salah satu ajaran Islam yang pokok, sunnah

Nabi dalam pengertian muhaditsin, bukan fuqaha, yang bermakna

perbuatan yang selalu dikerjakan beliau. Ajaran Rasulullah Shallallahu

Alaihi Wa Sallam tentang sholat berjama’ah merupakan perintah yang

benar-benar ditekankan kepada kaum muslimin.

Sebenarnya inti dari memakmurkan Masjid adalah menegakkan

sholat berjama’ah yang merupakan salah satu syi’ar Islam terbesar.

Sementara yang lain adalah pengembangannya. Sholat berjama’ah

merupakan indikator utama keberhasilan kita dalam memakmurkan

Masjid. Jadi keberhasilan dan kekurang kita dalam memakmurkan Masjid

diukur dengan seberapa jauh antusias umat dalam menegakkan sholat

berjama’ah. Meskipun fungsi utamanya sebagai tempat menegakkan

sholat, namun Masjid bukanlah hanya tempat untuk melaksanakan sholat

saja. Di masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, selain

dipergunakan untuk sholat, berdzikir dan beri'tikaf, Masjid bisa

dipergunakan untuk kepentingan sosial. Misalnya, sebagai tempat belajar

Page 48: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

3

dan mengajarkan kebajikan (menuntut ilmu), menyelesaikan hukum li'an

dan lain sebagainya.3

Dalam perjalanan sejarahnya, Masjid telah mengalami

perkembangan yang pesat, baik dalam bentuk bangunan maupun fungsi

dan perannya. Hampir dapat dikatakan, dimana ada komunitas muslim di

situ ada Masjid. Memang umat Islam tidak bisa terlepas dari Masjid. Di

samping menjadi tempat beribadah, Masjid telah menjadi sarana

berkumpul, menuntut ilmu, bertukar pengalaman, pusat da’wah dan lain

sebagainya. Banyak Masjid didirikan umat Islam, baik Masjid umum,

Masjid Sekolah, Masjid Kantor, Masjid Kampus maupun yang lainnya.

Masjid didirikan untuk memenuhi hajat umat, khususnya kebutuhan

spiritual, guna mendekatkan diri kepada Sang Pencipta-nya. Tunduk dan

patuh mengabdi kepada Allah SWT.

4

Masjid menjadi tambatan hati, pelabuhan pengembaraan hidup dan

energi kehidupan umat. Dalam agama Islam pendirian Masjid merupakan

hal yang sangat diutamakan menjadi bagian ibadah dan syiar agama. Oleh

karena itu, kota-kota Islam di Jawa selalu dilengkapi dengan Masjid

Agung di pusat kota, tepatnya di sisi barat alun-alun Yogyakarta. Selain

itu di wilayah kota juga ada Masjid lain yang biasanya lebih kecil. Hal

yang sama juga terlihat di kota Yogyakarta kuno. Selain Masjid Agung,

ada Masjid kuno lain misalnya Masjid Sela atau Masjid Watu yang berdiri

3Abdul Rochim, Masjid dalam Karya Arsitektur Nasional Indonesia, (Bandung: Angkasa,

1983), hlm. 90. 4 Totok Rusmanto dan Agung Dwiyanto, Masjid, (Bandung, Universitas Padjajaran, 200),

hlm. 80-84.

Page 49: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

4

di kampong Panembahan sekarang. Selain Masjid di kota, Kraton

Yogyakarta juga memiliki lima buah Masjid lain yang biasa disebut

dengan Masjid Pathok Negoro, yaitu Masjid kagungan dalem di wilayah

nagaragung yang selain berfungsi religious, juga berfungsi sebagai tempat

pertahanan rakyat.

Kawasan tempat Masjid itu berdiri, pada awalnya merupakan

daerah mutihan yang bersifat perdikan (penduduk bebas dari pajak, namun

harus melakukan pekerjaan tertentu). Selain itu pengelolaan Masjid juga

diserahkan kepada suatu kelompok tertentu yang termasuk dalam abdi

dalem pamethakan (mutihan)5

a. Masjid Mlangi: berdiri di sisi barat laut kota yaitu di

Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman

. Beberapa Masjid Pathok Negoro di Kraton

Yogyakarta adalah:

b. Masjid Ploso Kuning: berdiri di sisi utara kota yaitu di

Ploso Kuning, Ngaglik Sleman

c. Masjid Dongkelan: berdiri di sisi barat daya kota yaitu di

Kauman, Dongkelan, Tirtonirmolo, Bantul

d. Masjid Babadan: berdiri di sisi timur kota yakni di

Kauman, Babadan, Banguntapan, Bantul

e. Masjid Wonokromo: berdiri di sisi selatan kota di

Wonokromo, plered, Bantul.

5 Mutihan adalah kata dalam bahasa Jawa maknanya adalah kawasan yang mempunyai

banyak pesantren, lingkungan pondok pesantren.

Page 50: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

5

Namun, sebagian besar Masjid tersebut di atas telah mengalami

berbagai perubahan sebagai akibat perkembangan jaman, peningkatan

jumlah jemaah, dan kurangnya pengertian serta apresiasi terhadap warisan

budaya. Meskipun demikian, ada beberapa komponen fisik yang masih

dipertahankan, seperti keberadaan kolam di sisi utara dan selatan Masjid

Pathok Negoro Mlangi, gapura banter dan sangkalan di Masjid Pathok

Negoro Wonokromo. Dari sisi pelestarian, diantara Masjid Pathok Negoro

tersebut hanya Masjid Pathok Negoro Plosokuning yang pelestariannya

relatif masih bagus secara fisik bangunan.

Sebutan Pathok Negoro dikalangan Reh Kawedangan Pangulon

Kraton Ngayogyakarta (semacam Departemen Agama) merupakan jabatan

abdi dalem di lembaga tersebut, dan tepatnya pembantu penghulu hakim di

Pengadilan Surambi. Istilah tersebut dalam bahasa jawa terdiri dari dua

kata: Pathok dan Negoro. Dalam kamus Baoesastra Djawa oleh W.J.S

Perwordarminta (1939:479), kata Pathok (papok) artinya yaitu: 1) sesuatu

benda yang dapat ditancapkan baik berupa kayu, bambu, dan lain-lain

dengan maksud untuk batas, tanda dan sebagainya. 2) bersifat tetap tidak

dapat di tawar-tawar lagi, 3) tempat para peronda berkumpul, 4) sawah

yang pokok, 5) –an artinya angger-angger, paugeran atau aturan, 6) dasar

hukum. Sedangkan Negoro berarti Negara, kerajaan, atau pemerintahan.

Pathok Negoro atau dalam bahasa Jawa halus Pathok Negari secara

harafiah dapat berarti batas Negara, juga dapat berarti aliran (yang dianut

Page 51: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

6

oleh) Negoro, dasar hukum Negoro.6

Di antara ke empat Masjid Pathok Negoro milik Kraton

Yogyakarta, Masjid Pathok Negoro Sulthoni di Plosokuning ini adalah

bangunan yang paling terjaga kelestariannya. Masjid Pathok Negoro

Sulthoni di Plosokuning didirikan setelah pembangunan Masjid Agung

Yogyakarta, sehingga bentuk Masjid tersebut meniru Masjid Agung

sebagai salah satu usaha legitimasi Masjid milik Kasultanan Yogyakarta.

Persamaan ini juga didukung oleh beberapa komponen yang ada di

dalamnya seperti mihrob, kentongan dan beduk. Masjid Pathok Negoro

mempunyai ciri beratap tajuk dengan tumpang dua. Mahkota Masjid juga

mempunyai kesamaan yakni terbuat dari tanah liat dan atap Masjid terbuat

dari sirap. Perbedaan jumlah tumpang menandakan bahwa Masjid pathok

negoro lebih rendah kedudukannya dibandingkan dengan Masjid Agung

Yogyakarta yang mempunyai atap tajuk bertumpang tiga.

Penulis tertarik meneliti Masjid

Pathok Negoro Sulthoni Plosokuning Ngayogyakarta karena Masjid

tersebut merupakan salah satu Masjid sejarah Kraton Ngayogyakarta, yang

memiliki nilai tradisional dimana dalam beberapa bangunan tersebut masih

banyak yg asli, belum terenovasi dalam bangunan tertentu juga terdapat

simbol-simbol atau lambang-lambang yang mengandung makna filosofi

dan ada juga berkaitan dengan Islam Jawa di dalam.

7

Ciri-ciri lain dari ke khasan Masjid Pathok Negoro ini adalah

masing-masing Masjid terdapat kolam yang mengelilingi area Masjid,

6 Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Yogyakarta, Toponim (Yogyakarta: 2007),

hlm.43-44 7 Totok Rusmanto dan Agung Dwiyanto, Masjid…, hlm. 120.

Page 52: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

7

tetapi yang masih melestarikannya sampai saat ini hanya ada dua Masjid

yaitu Masjid Wonokromo dan Sulthoni Plosokuning. Adapun dua pohon

sawo kecik yang kini tinggal satu dan terdapat mimbar yang ada di dalam

Masjid. Keaslian Masjid pathok Negoro Plosokuning dapat terlihat pada

bagian atap di mana di atasnya terdapat mahkota gada bersulur yang

terbuat dari tanah liat yang sampai sekarang masih terpasang di puncak

atap Masjid. Dulu, penutup atap Masjid menggunakan sirap namun atap

sirap ini kemudian diganti dengan genteng pada tahun 1946.

Pada bagian lantai Masjid dahulu diplester biasa dengan

menggunakan semen merah, dan pada tahun 1976 lantai Masjid ini diganti

dengan tegel biasa. Begitu juga dengan daun pintu dan temboknya

dilakukan penggantian pada tahun 1984. Dahulu tembok dinding Masjid

setebal 2 batu, namun karena terkikis terus menerus sekarang tinggal 1

batu. Dulu pintu Masjid hanya ada satu dan sangat rendah yang

menyebabkan ruang Masjid menjadi gelap. Pintu yang rendah ini

dimaksudkan agar setiap orang yang masuk Masjid hendaknya menunduk

dan menunjukkan rasa tatakrama serta sopan santun terhadap Masjid.

Keadaan demikian menyebabkan ruangan di dalam Masjid menjadi

gelap, sehingga pada tahun 1984 ditambah pintu masuk Masjid menjadi 3

bagian serta ditambah jendela di ruang dalam Masjid. Semua penambahan

dan perbaikan bangunan pada Masjid, terlebih dahulu dimintakan

persetujuan dari Sinuhun Kanjeng yang berada di Kraton, baik mengenai

bentuk dan modelnya. Beberapa tahun terakhir, takmir Masjid

Page 53: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

8

mengadakan perbaikan dan penambahan ruang yang ada di samping kanan

dan kiri Masjid. Hal ini bertujuan agar kegiatan pengajian dan tadarus

dapat berlangsung nyaman sekaligus untuk menambah shaf putri. Pada

ruang dalam Masjid terdapat tiang-tiang yang berfungsi sebagai penahan

konstruksi atap. Semua tiang penyangga ini sebagian besar masih asli dan

terbuat dari kayu jati.

Di depan Masjid terdapat dua kolam dengan kedalaman 3 meter.

Setiap orang yang akan memasuki Masjid harus bersuci terlebih dahulu di

kolam itu, saat ini kolam tersebut juga digunakan untuk memelihara ikan

serta untuk mencuci kaki sebelum masuk ke dalam Masjid. Di dalam

Masjid, terdapat mimbar tua yang terbuat dari kayu jati dengan ornamen

pada pegangan mimbar. Mimbar ini juga dilengkapi dengan sebuah

tongkat yang dipakai oleh khatib pada saat memberikan khotbah yang

sampai sekarang masih digunakan. Pada bagian pintu gerbang, Masjid ini

memiliki pintu gerbang yang berundak.

Tahun 2000 Masjid Plosokuning mengalami renovasi pada 4 tiang

utama dan beberapa elemen lainnya. Pada tahun 2001, Masjid ini kembali

mengalami renovasi pada bagian serambi dan tempat wudhu. Renovasi ini

dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DIY. Dan hanya Masjid

Sulthoni Plosokuning yang masih mempertahankan bentuk asli selain

Page 54: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

9

Masjid Pathok Negoro yang lain, hanya saja atap yang berupa sirap sudah

berganti sejak tahun 1946.8

Beberapa Masjid Pathok Negoro seperti pertama adalah Masjid

Jami’An-nur di Mlangi yang menjadi penanda batas wilayah ibu kota

kesultanan Yogyakarta di bagian barat. Masjid ini berlokasi di kecamatan

Gamping, Kabupaten Sleman. Konstruksi Masjid Mlangi pernah

mengalami renovasi, salah satunya yang dilakukan pada tahun 1985 di

mana bangunan Masjid ditingkatkan menjadi dua lantai. Perubahan ini

telah disetujuai oleh pihak Kraton yang memberikan izin dengan syarat

tidak mengubah bentuk aslinya.

9

Batas sebelah utara adalah Masjid Jami’ Sulthoni Plosokuning di

Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Plosokuning diambil dari nama

pohon ploso yang berdaun kuning. Daerah di sekitar Masjid ini dikenal

dengan nama Mutihan atau “tempat kaum putih (satri).” Pada waktu

Berawal dapat terlihat pada bagian atap di mana di atasnya terdapat

mahkota gada bersulur yang terbuat dari tanah liat yang sampai sekarang

masih terpasang di puncak atap Masjid. Dulu, penutup atap Masjid

menggunakan sirap namun atap sirap ini kemudian diganti dengan genteng

pada tahun 1946.

8 Wawancara dengan Kamaludin Purnomo Ketua Takmir Masjid Plosokuning Pathok

Negoro, 20-12-2012 9 www.kerajaannusantara.com (Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat: Tempat Ibadah),

akses tanggal 4 Maret 2013.

Page 55: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

10

tertentu, di Masjid ini dilaksanakan kegiatan keagamaan yang diikuti oleh

keluarga Kraton.10

Dulunya Masjid Ad Darojat Babadan juga dilengkapi dengan

kolam-kolam di bagian depan dan sampingnya. Karena tuntutan zaman

demi perluasan Masjid serta halaman, kolam-kolam itu telah ditutup.

Kuncung merupakan bagian bangunan yang terletak paling depan dari

sebuah bangunan yang umumnya menjadi gaya bangunan rumah Jawa

milik para bangsawan. Masjid juga dilengkapi dengan beduk berdiameter

sekitar 80 cm. Pada bagian belakang Masjid juga terdapat kompleks

makam. Kompleks makam yang terletak di belakang Masjid sepertinya

memang telah menjadi tradisi Masjid tua di Indonesia atau bahkan dunia.

Adapun kondisi fisik dari pada Masjid Pathok Negoro Babadan

Bantul atau lebih di kenal dengan Ad Darojat telah mengalami berbagai

renovasi karena tuntutan zaman dan alasan kondisi bahan bangunan yang

mulai rusak. Ciri khas itu antara lain berupa bentuk mustaka dan atap

tumpang. Mustaka dari Masjid ini tidak berbentuk bawangan seperti

Masjid pada umumnya di Indonesia. Masjid ini memiliki ciri khas

puncaknya berbentuk gada bersulur. Ruang utama di dalam Masjid ini

juga dilengkapi dengan lampu gantung yang aristik.

11

Pathok Negoro di bagian selatan adalah Masjid Nurul Huda

Dongkelan yang terletak di desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,

10 Http://id.wilkipedia.org/.kerajaankratonyogyakarta.com (Kerajaan yogyakarta), akses

tanggal 4 Maret 2013. 11 www.tembi rumah budaya.com (Jaringan museum masjid Pathok Negara Bantul

Yogyakarta: publish tanggal 13 Oktober 2011 07:02:00), akses tanggal 14 Maret 2013.

Page 56: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

11

Kabupaten Bantul. Masjid yang di bangun pada tahun 1775 ini pernah

berfungsi sebagai benteng pertahanan dan sempat dibakar Belanda saat

berlangsungnya Perang Diponegoro atau perang jawa (1825-1830).

Setelah perang berakhir, bagian inti dari Masjid ini dibangun kembali.

Pemugaran berikutnya dilakukan 1901.

Terakhir adalah Masjid yang berlokasi di Wonokromo, Plered,

Bantul. Bentuk asli bangunan Masjid ini bertahan sampai tahun 1867 di

mana ada sedikit perubahan pada atap dan dindingnya. Perombakan untuk

memperluas komplek Masjid dilakukan beberapa kali yakni pada tahun

1913, 1958, 1976, 1986, dan 2003. Pada masa revolusi fisik, Masjid ini

berfungsi sebagai basis pertahanan tentara RI bersama masyarakat untuk

melawan agresi Belanda.

Selain Masjid Pathok Negoro, masih terdapat Masjid yang terkait

dengan tata pemerintahan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Masjid-

Masjid yang dinamakan Masjid Kagungan Dalem (Masjid kepunyaan raja)

tersebut antara lain Masjid Nitikan, Masjid Kuncen, Masjid Rejodani,

Masjid Tawangsari, Masjid Wotgaleh, Masjid Kepatihan, Masjid

Lempuyangan, Masjid Blunyah, Masjid Keris, Masjid Karangkajen,

bahkan beberapa Masjid daerah Ringinsari, Gentan, Demak Ijo, Kelegum,

Godean, Jumeneng, dan lain-lain.

Semua pengelola Masjid ini, termasuk Masjis Pathok Negoro,

diangkat menjadi abdi dalem dan memperoleh gaji dari Kraton. Lokasi

Masjid-Masjid ini pada awalnya merupakan daerah Mutihan milik Kraton

Page 57: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

12

yang kemudian dimerdekakan (dibebaskan dari pajak) di daerah sekitar

Masjid biasanya terdapat pesantren sebagai pusat pendidikan agama

Islam.12

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai

berikut yaitu:

1. Apa makna dan fungsi simbol-simbol arsitektur di Masjid Pathok

Negoro Plosokuning Yogyakarta?

2. Bagaimana masyarakat dalam melestarikan eksistensi budaya Masjid

Pathok Negoro Plosokuning Yogyakarta?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuaan Penelitian

a. Tujuannya untuk mengetahui makna dan simbol-simbol

arsitektur yang terkandung dalam Masjid Kraton Pathok

Negoro Plosokuning Yogyakarta

b. Mengetahui tentang kondisi masyarakat dalam upaya

melestarikan existensi budaya dalam masyarakat masjid Kraton

Pathok Negoro Plosokuning Yogyakarta.

12 www.kerajaannusantara.com (Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat: Tempat

Ibadah), akses tanggal 14 Maret 2013.

Page 58: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

13

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan dalam penelitian ini adalah untuk menggali

kebudayaan sebagai salah satu peninggalan sejarah yang perlu

dilestarikan, berharap bisa bermanfaat dalam menambah

pengetahuan tentang kekeksistesi beribadah masyarakat kepada

Allah swt. Menambah ilmu keagamaan di masjid yang masih

bertahan asli bangunan zaman dahulu hingga saat ini sehingga

akan memperkaya keilmuan tentang makna simbolik arsitektur

dan juga makna dari bentuk simbol keagamaaan.

b. Secara ilmiah hasil penelitian ini bermanfaat memberikan

sumbangan memperkaya khasanah pengembangan keilmuan di

jurusan perbandingan agama, sosiologi, sejarah budaya dan

ilmu-ilmu yang berkaitan.

D. Tinjauan Pustaka

Sejauh ini berdasarkan pada pengamatan dan beberapa literature

yang tersedia diperpustakaan, karya ilmiah yang membahas tentang

Makna Simbolik Arsitektur Masjid Pathok Negoro Sulthoni Plosokuning

Ngayogyakarta pernah dibahas secara khusus dilingkungan akademis UIN

Sunan Kalijaga. Seperti diketahui, Masjid Plosokuning mempunyai kisah

sejarah yang berbeda dengan Masjid-Masjid lain yang ada di Yogyakarta.

Maka dari itu, peneliti dalam hal ini akan membahas merujuknya tentang

bentuk simbol, makna simbol, fungsi simbol dan pelestarian.

Page 59: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

14

Sebelum itu, peneliti telah melakukan proses pra-penelitian dengan

survey yang bersifat sementara. Pada lokasi yang akan diteliti dengan

mendatangi ke beberapa Masjid Kraton Pathok Negoro. Tentu kondisi saat

ini Masjid memiliki perbedaan khususnya pada Masjid Pathok Negoro

Shultoni Plosokuning sehingga dugaan sementara dari hasil survai pun

berbeda-beda. Masjid Pathok Negoro Sulthoni Plosokuning pada dasarnya

telah mengalami beberapa kali renovasi, dari mulai kolam hingga tiang

bangunan, yang menjadikan ciri Masjid Pathok Negoro adalah mustaka

yang terbuat dari tanah. Tetapi peneliti lebih tertarik untuk meneliti hanya

Masjid Pathok Negoro Sulthoni Plosokuning saja yang di mana Masjid

tersebut masih banyak yang masih asli dalam segi bangunan dan lain-lain.

Dan masih utuh bagian kolamnya milik Masjid Pathok Negara

Plosokuning Sulthoni yaitu kolam, selain kolam masih ada sawo kecik

undakan.13

Adapun Masjid Kraton seperti skripsi Masyarakat Jawa dan

Modernisasi (Potret Kontemporer Masyarakat Masjid Pathok Negoro

Plosokuning) skripsi disusun oleh M Irvan Ulil Albab UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta 2012, yang menulis mengenai kehidupan manusia dari segi

religius. Kajiannya lebih mengenai hakikat makrifat dalam ajaran islam

maka dianggap kurang dapat mewakili kajian yang penulis teliti mengenai

modernisasi dan perubahan sosial yang lebih merujuk kepada kondisi

kontemporer masyarakat Plosokuning.

13 Keterangan wawancara dari Bapak Kamaludin Purnomo, Ketua Takmir Masjid Pathok

Negara Plosokuning Sulthoni, 20 Maret 13

Page 60: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

15

Adapun skripsi Budi Susilo UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2012

Berjudul tentang Masjid Ad-Darojat dan Pengaruh Terhadap Perubahan

Masyarakat di Dusun Babadan tentang perubahan masyarakat Babadan

hubungan dengan keberadaan Masjid Ad-Darojat.

Dan skripsi Andi Andrianto berjudul Simbol-simbol Dakwah

Masjid Pathok Negoro Plosokuning dalam Tayangan Pesona Budaya

Nusantara TVRI Yogyakarta: Kajian Semiotika. Lebih mengupas tentang

cara menyampaikan simbol ketika berdakwah Islam dan juga menjelaskan

tentang ajaran Islam baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, seperti

mengungkap makna-makna atau isi pesan dakwah Islam pada rubric

humaniora tentang Masjid Plosokuning.

Adapun yang terdapat kaum muslim akan ditandai antara lain

dengan keberadaan Masjid namun ada daerah tertentu di Indonesia yang

memiliki kerajaan seperti Kraton : memiliki sengkalan yang langsung

diberikan oleh penguasa keraton. Dan masing Masjid Pathok Negoro

Yogyakarta terletak di luar Kutanagara, yaitu di wilayah Negara Agung

(antara 5 – 10 km dari Kutanagara/pusat pemerintahan) di daerah

Yogyakarta.

E. Kerangka Teori

Simbol dapat diartikan sebagai tanda yang mewakili sesuatu yang

proses penentuan simbol itu tidak mengikuti aturan tertentu. Secara umum

seperti banyak gerak tangan tentu, kata- kata adalah tanda simbolik. Akan

tetapi penanda apapun objek, suara, gambar, warna, nada musik, dan

Page 61: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

16

sebagainya bisa memiliki makna simbolik. Misalnya tanda V yang

dibentuk menggunakan telunjuk dan jari tengah secara simbolik mewakili

konsep perdamaian atau bahasa lain (peace), warna putih bisa mewakili

konsep kemurnian dan ketidak berdosaan. Makna-makna ini dibangun

melalui kesepakatan sosial atau melalui saluran berupa tradisi historis.14

Mircea Eliade dalam buku The Sacred and The Profane

mengatakan bahwa konsep mengenai Human Religius mencakup empat

komponen utama, yakni: Dunia, Manusia, Yang suci dan Deus Otiosus.

Menurut kepercayaan keagamaan merupakan suatu proses dialektika

antara yang sakral dan profane

15 di mana dalam dialektika tersebut

menggunakan benda-benda, sarana, pengalaman keagamaan, ritus, serta,

upacara-upacara keagamaan yang memungkinkan terwujudnya dialektika

tersebut.16

Menurut Mircea Eliade, sebagaimana diungkapkan atau ditulis oleh

Dr. Hans J. Daeng, pakar dalam ilmu perbandingan agama aliran historis

fenomenologis, mengatakan simbol itu mengungkapkan aspek-aspek

terdalam dari kenyataan yang tidak terjangkau oleh alat pengenalan lain.

Gambar, simbol, dan mitos mengungkapkan modalitas ada yang rahasia.

Penelaahnya membuka jalan untuk mengenal manusia sebelum terjalin

dalam pristiwa sejarah. Simbol, mitos dan ritus selalu mengungkapkan

14 Marcel Danesi. Pengantar Memahami Semiotika…, hlm. 93 15 Profane dalam Bahasa Inggris artinya tidak senonoh, tidak sopan. Profan sebuah kata

untuk pelanggaran (melanggar kesucian). Echols John M.dan Shadily Hassan, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia Mustaka Utama, 1976.

16 P.S.Harry Susanto, Mitos Menurut Pemikiran Mircea Eliade, (Yogyakarta: Kanisius, 2002).

Page 62: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

17

suatu situasi batas manusia dan bukan hanya suatu situasi historis saja.

Situasi batas adalah situasi yang ditemukan manusia-manusia, ketika ia

sadar akan tempatnya dalam universum. Makin manusia mengangkat diri

atas momen historisnya dan membiarkan keinginannya menghayati yang

penuh dan utuh. Simbol-simbol dan gambar-gambar merupakan “jalan

masuk” kedunia sejarah.17

1. Simbo-simbol universal, berkaitan dengan arketipos, misalnya

tidur sebagai lambang kematian

Simbol adalah bentuk yang menandai sesuatu

yang lain di luar perwujudan bentuk simbolik itu sendiri. Dalam kaitan ini

Peirce mengemukakan bahwa simbol diartikan sebagai tanda yang

mengacu pada objek tertentu di luar tanda itu sendiri. Pada dasarnya

simbol dapat dibedakan:

2. Simbol cultural yang dilatarbelakangi oleh suatu kebudayaan

tertentu (misalnya keris dalam kebudayaan jawa)

3. Simbol individual yang biasanya dapat ditafsirkan dalam konteks

keseluruhan karya seorang pengarang.18

Sedangkan menurut Mircea Eliade bahwa bagi masyarakat

tradisional rumah dibangun atau didirikan, dihuni dan dipenghunikan oleh

manusia, bukan sekedar untuk mewadahi kegiatan fisik belaka, yang

hanya mempertimbangkan segi kegunaan praktis, untuk tidur, berkerja dan

membina keluarga. Bagi mereka rumah merupakan ungkapan alam khayal

17 Dr. Hans J. Daeng, Manusia, Kebudayaan dan Lingkungan Tinjauan Antropologis,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 82-83. 18 Alexander Yanov, The Origins of Autocracy. Ivan the Terrible in Russian History,

dikutip dari New York Times Review of Books, 1983. hlm. 157.

Page 63: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

18

pikiran dalam wujud nyata yang mewakili alam semesta, dimana alam

pikirannya selalu diliputi oleh mitos dan bayangan terhadap ‘sesuatu’

(dewa-dewa) yang mempunyai kekuatan atau kekuasaan yang mengatur

alam ini. Oleh karena itu, membangun sebuah rumah berarti menciptakan

sebuah alam kecil di dalam alam semesta, sehingga dianggap memulai

hidup baru.19

F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah ilmu yang digunakan untuk menemukan,

mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan serta usaha

tersebut dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.20

19 Abdul aziz Said, Toraja: Simbolisme Unsur Visual Rumah Tradisional dan Perubahan

Aplikasinya pada Desain Modern, (Yogyakarta: Ombak, 2004), hlm. 132. 20 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian (suatu pendekatan praktek),(Jakarta: Rineka

Cipta. 1998), hlm. 151.

Jadi, di dalam

suatu penelitian diharuskan menggunakan prosedur yang ilmiah. Oleh

karena itu metode penelitian berperan penting dalam kemajuan dan

kemunduran suatu karya ilmiah, setiap penelitian memilih metode yang

paling tepat untuk riset dan penelitian. Dalam judul penelitian tentang

Makna Simbolik Arsitektur Masjid Pathok Negoro Sulthoni Plosokuning

Ngayogyakarta, karena dalam setiap bangunan terutama Masjid sebagai

tempat ibadah para umat muslim. Mempunyai makna simbol dalam

arsitektur bangunan Masjid itu sendiri, seperti kondisi lingkungan

keagamaan, kondisi sosial budaya masyarakat maka diperlukan

pendekatan fenomenologi agama.

Page 64: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

19

Penelitian ini difokuskan untuk mendeskripsikan suatu makna dan

fungsi dalam simbol arsitektur Masjid Pathok Negoro Sulthoni

Plosokuning Ngayogyakarta. Kemudian menguraikan sejarah awal mula

berdirinya Masjid, bentuk serta fungsi simbolik dalam Masjid Pathok

Negoro Sulthoni Plosokuning Yogyakarta. Dalam penelitian ini makna

simbolik arsitektur Masjid Sulthoni ini, diperlukan data-data pendukung

untuk menganalisa permasalahan yang di angkat, untuk memperolehnya

diperlukan beberapa tahapan metode, diantaranya adalah:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field

research) penelitian yang bersifat kualitatif. Hal ini disampaikan

oleh Bogdan dan Tylor (1975:5) yang menyatakan bahwa

metodologi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data

deskriptif.21

Terkait dengan jenis penelitian ini, maka data yang

diperlukan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder.

Data primer merupakan data yang diambil dari informasi yang

penulis memperoleh langsung dari lapangan. Kemudian data

sekunder merupakan data yang oleh penulis diambil dari literatur

yang langsung maupun tidak langsung terkait dengan pokok

pembahasan tersebut. Data sekunder ini dimaksud untuk dapat

memperjelas, memperkuat data primer.

21 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 1990), hlm. 3.

Page 65: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

20

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian

ini dibagi dalam tiga komponen besar diantaranya:

a. Wawancara (interview)

Teknik wawancara atau interview yaitu teknik dimana

peneliti memperoleh data dan mengumpulkan data keterangan

melalui kontak langsung dengan responden.22

b. Observasi (observation)

Dengan

berhadapan dengan responden maka diperlukan beberapa

susunan pertanyaan yang berstruktur agar data yang diperoleh

sesuai dengan sistematika susunan pertanyaan yang diajukan

kepada responden. Maka dengan metode ini diharapkan dapat

memperoleh informasi yang akurat serta memadai. Untuk dapat

memperoleh hasil yang maksimal, peneliti melakukan

wawancara dengan beberapa narasumber yang diantaranya

takmir Masjid, tokoh masyarakat, tokoh yang berperan dalam

sejarah pembuatan Masjid, serta warga sekitar.

Observasi merupakan metode penelitian dengan cara

mengamati secara langsung dengan tingkat ketelitian,

mencurahkan segenap alat indera pengamatan mata untuk

mengamati kecermatan dan ketanggapan yang tinggi terhadap

22 Koentjaranigrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 1997), hlm.129.

Page 66: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

21

gejala-gejala suatu objek yang penelitian.23

c. Dokumentasi (document)

Artinya adalah

teknik pengamatan pengumpulan data yang diperoleh melalui

pengamatan secara langsung pada obyek yang menjadi fokus

penelitian.

Teknik dokumen ini merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakuakan untuk memperoleh data yang bersumber pada

bahan-bahan tertulis atau yang lainnya, seperti sumber sejarah

dokumen, arsip, foto-foto, film, dan lain-lain. Teknik

pengumpulan data ini cenderung memerlukan keterampilan

dalam menemukan, merinci serta menangani bibliografi (sumber-

sumber) atau catatan-catatan.24

3. Teknik Analisis Data

Dengan demikian, peneliti akan

semakin kaya akan data-data dan memiliki legitimasi bukti nyata

untuk suatu pengujian tertentu.

Teknik analisa data digunakan pada peneliti ini yakni

deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah upaya untuk

menafsirkan dan menjelaskan data-data yang sudah di teliti agar

mendapatkan pemahaman dan pengertian yang sesuai dengan tema

penelitian. Akan tetapi, sebelum data-data kualitatif tersebut di

analisis terlebih dahulu dalam operasionalnya data yang diperoleh

23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm 128 24 Bisri MS, Metodologi Penelitian Sejarah, (Jakarta: Restu Agung, 2006), hlm. 63.

Page 67: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

22

diorganisir, kemudian disklasifikasikan dengan menggunakan

penalaran induktif dan deduktif.25

G. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan pembahasan, maka penelitian membuat

sistematika pembahasan, dengan menggunakan sistematika tersebut

memudahkan dalam penulisan ini terarah dengan baik dan benar serta

mudah untuk dipahami.

Bab satu merupakan didalamnya menjelaskan tentang

pendahuluan, yang meliputi latar belekang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, metode penelitian,

tinjauan pustaka dan sistematika pembahasan. Tentang mengapa penelitian

ini dilakukan, apa saja yang menjadi persoalan dalam penelitian lebih

lanjut terdahulu mengetahui alasan dan dasar mengapa penelitian tersebut

dilakukan,

Bab dua yakni menguraikan tentang gambaran umum lokasi

penelitian. Meliputi letak geografis, sejarah munculnya Masjid Pathok

Negoro Sulthoni Plosokuning yogyakarta. Pembahasan ini diletakkan pada

bab kedua karena sebelum melakukan penelitian tentang Simbol Arsitektur

Masjid Pathok Negoro Sulthoni Plosokuning yogyakarta, terlebih dahulu

dijelaskan tentang seputar gambaran mengenai Masjid, simbol yang

25 Penalaran induktif yakni pola penalaran yang bersifat khusus ke umum . sedangkan

deduktif yakni sebaliknya, dari umum ke khusus. Lihat Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo, 1996),hlm. 48-49.

Page 68: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

23

terdapat pada Masjid Pathok Sulthoni Plosokuning, Simbol Arsitektur

yang berkaitan dengan Islam Jawa,

Bab tiga menguraikan tentang macam-macam simbol arsitektur di

Masjid Pathok Negoro Sulthoni Plosokuning.

Bab empat merupakan bagian analisis penulis berdasarkan data

yang diperoleh, meliputi pengertian simbol, simbol pendapat para ahli,

bentuk simbol, fungsi simbol, hubungan antara simbol dan kebudayaan,

analisis makna simbolik arsitektur Masjid Pathok Negoro Sulthoni

Plosokuning dalam Sugesti Arsitektur Jawa, Transformasi Arsitektur

Masjid Pathok Negoro

Bab lima adalah bagian penutup yang berisi tentang merupakan

bab terakhir dari di dalamnya meliputi kesimpulan, saran-saran, penutup.

Page 69: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat
Page 70: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat
Page 71: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat
Page 72: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat
Page 73: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat
Page 74: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat
Page 75: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

Wawancara di Lapangan (Masjid Pathok Negoro Plosokuning)

1. Bagimana asal-usul sejarah berdirinya Masjid Pathok Negoro

Plosokuning?

2. Apa hubungan masjid Pathok Negoro plosokuning dengan Masjid besar

keraton Yogyakarta?

3. Apa makna Pathok Negoro Plosokuning bagi warga masyarakat di

sekitarnya pada waktu itu?

4. Apa fungsi Masjid Pathok Negoro bagi warga masyarakat pada waktu itu?

5. Apa yang menjadi ciri khas Masjid Pathok Negoro Plosokuning dengan

masjid yang lain?

6. Berasal dari mana asal usul nama Pathok Negoro Plosokuning?

7. Apa ada gabungan bentuk bangunan arsitektur Masjid Pathok Negoro

dengan corak bangunan arsitektur yang lain?

8. Apa makna kolam yang berada di sekeliling depan Masjid tersebut?

9. Apa makna makam yang terletak di sebelah barat dan samping kanan

Masjid Pathok Negoro?

10. Siapa saja orang yang dimakamkan di areal Masjid Pathok Negoro ini?

11. Apa makna simbol buah labu waluh yang letaknya di atas gapuro pintu

masuk yang di timur?

12. Apa makna simbol Mustaka Gada Bersuhur dan juga makna atap

bertingkat yang terletak paling atas yang menutupi Masjid dari hujan?

Page 76: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

13. Apa makna Mimbar dan Tongkat terletak sebelah imam?

14. Apakah bedug termasuk simbol? Jika ia makna apa yang terkandung

dalam Bedug?

15. Apa makna Pintu Gerbang Masuk Masjid Pathok Negoro dan Pintu Masjid

Pathok Negoro dan sebagai Simbol Penghormatan?

16. Apa makna Tiang Kayu Jati? Kenapa letaknya dalam bentuk menengadah?

17. Tradisi budaya apa yang sering di adakan di asjid ini?

18. Apa makna tiga tingkatan tangga yang berada di serambi tengah?

19. Apa makna sebuah pohon sawoh kecik yang terletak di area Masjid pathok

negoro plosokuning?

Page 77: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

Gambar Simbolik Arsitektur

Mustoko gada bersuhur

Gapuro Masjid

Tiang kayu jati

Simbol labu atau waluh

Simbol undakan gerbang

Masjid

Simbol pintu masuk Masjid

Simbol pintu masuk Masjid

Pintu utama Masjid

Plosokuning

Pintu masuk masjid dari

samping

Page 78: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

Gambar Simbolik Arsitektur

Bedug

Mimbar dan Tongkat

Pohon Sawo Kecik

Tiang-tiang penyanggah

Mihrab

Kolam di depan Masjid

Bangunan Masjid

Atap tajug berbentuk limas dua

tumpang

Salah satu makam di belakang Masjid

Page 79: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

Gambar Simbolik Arsitektur

Masjid Pathok Negoro Sulthoni Plosokuning

Masjid terlihat dari samping

Simbol Tiang berbentuk

menengadah

Makam-makam di samping Masjid

Simbol kolam kedalaman tiga

meter

Pintu gerbang Masjid

Saat mengumandangkan bedug

Menara Masjid

Undakan salah satu simbol

Masjid

Page 80: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

Tradisi di dalam Masjid Plosokuniung

Pada saat membagikan daging

kurban

Pada saat memeotong-motong hewan kurban

Saat akan memotong hewan kurban membacakan bagian-bagian pemilik

Pada saat mengambil hewan korban untuk di potong

Pada saat lomba pidato 1 muharam

Pada saat lomba mewarnai untuk anak-

anak kecil di 1 muharam

Page 81: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

Tradisi di dalam Masjid Plosokuniung

Silaturrahmi warga dan ketua takmir Masjid menuju 1 Muharam

Pada saat sholat Idul Adha di area Masjid

Pada saat pemotongan hewan korban

Selesai pemotongan hewan korban

Pada saat ibu-ibu memasak untuk laki-laki setelah selesai memotong korban

Pada saat ibu-ibu memasak

Page 82: MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID PATHOK NEGORO ...digilib.uin-suka.ac.id/12826/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · simbolik arsitektur, ... induknya, yaitu Mataram Islam, sebagai pusat

Tradisi di dalam Masjid Plosokuniung

Saat sholawatan

Saat sholawatan memakai rebana

Lomba sholawatan bapak-bapak pada 1

Muharam

am

Lomba solawatan ibu-ibu pada 1 Muharam

Tradisis gunungan pada saat 1 muharam

Tradisi lomba memasak ibu-ibu pada saat 1 Muharam