makalah zoologi invertebrata crassostrea gigas

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bumi ini dihuni oleh begitu banyak species makhluk hidup dengan karakteristik yang berbeda-beda, baik tumbuhan maupun hewan. Pada hewan sendiri, dapat dibedakan dalam dua kelompok besar yang kita kenal vertebrata dan invertebrata. Vertebrata adalah hewan yang bertulang belakang sedengkan invertebrate adalah hewan yang tidak bertulang belakang. Kelompok vertebrata dan invertebrata ini tersebar luas baik di daratan maupun lautan. Ada banyak jenis hewan yang tergolong invertebrata dan kebanyakan diantaranya berada didalam laut. Di dalam laut terdapat bermacam macam jenis invetebrata baik yang berukuran makroskopis dan mikroskopis. Setiap hewan memiliki ciri khasnya masing-masing, inilah yang dimanfaatkan oleh para ilmuan untuk dapat mengklasifikasikan suatu hewan maupun organism lainnya. Kerang-kerangan adalah salah satu jenis invertebrata yang sering kita temukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kerang- kerangan sendiri dalam klasifikasinya digolongkan kedalam filum molusca dan termasuk dalam kelas bivalvia. Ada banyak manfaat yang diperoleh dari kerang-kerangan ini, salah satunya yaitu sebagai sumber makanan dangan kandungan protein yang cukup tinggi, selain itu juga dapat dijadikan bahan perhiasan.

Upload: diah-astini-paramita

Post on 21-Jan-2016

621 views

Category:

Documents


38 download

DESCRIPTION

crassostrea gigas

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah zoologi invertebrata crassostrea gigas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bumi ini dihuni oleh begitu banyak species makhluk hidup dengan karakteristik yang

berbeda-beda, baik tumbuhan maupun hewan. Pada hewan sendiri, dapat dibedakan dalam

dua kelompok besar yang kita kenal vertebrata dan invertebrata. Vertebrata adalah hewan

yang bertulang belakang sedengkan invertebrate adalah hewan yang tidak bertulang

belakang. Kelompok vertebrata dan invertebrata ini tersebar luas baik di daratan maupun

lautan.

Ada banyak jenis hewan yang tergolong invertebrata dan kebanyakan diantaranya

berada didalam laut. Di dalam laut terdapat bermacam macam jenis invetebrata baik yang

berukuran makroskopis dan mikroskopis. Setiap hewan memiliki ciri khasnya masing-

masing, inilah yang dimanfaatkan oleh para ilmuan untuk dapat mengklasifikasikan suatu

hewan maupun organism lainnya.

Kerang-kerangan adalah salah satu jenis invertebrata yang sering kita temukan dalam

kehidupan kita sehari-hari. Kerang-kerangan sendiri dalam klasifikasinya digolongkan

kedalam filum molusca dan termasuk dalam kelas bivalvia. Ada banyak manfaat yang

diperoleh dari kerang-kerangan ini, salah satunya yaitu sebagai sumber makanan dangan

kandungan protein yang cukup tinggi, selain itu juga dapat dijadikan bahan perhiasan. Salah

satu yang terkenal yaitu tiram dimana tiram ini mampu menghasilkan mutiara yang memiliki

nilai ekonomis yang cukup tinggi. Dalam makialah ini akan dibahas tentang Crassostrea

gigas yang merupakan salah satu species dari bivalvia. Kerang jenis ini disebut Oyster.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik Crassostrea gigas baik secara morfologi maupun anatominya?

2. Bagaimana proses reproduksi, habitat serta penyebarannya?

3. Apa peranan Crassostrea gigas dalam kehidupan manusia?

Page 2: Makalah zoologi invertebrata crassostrea gigas

BAB II

PEMBAHASAN

Bivalvia adalah salah satu kelas dalam filum Mollusca yang mencakup semua kerang-

kerangan. Anggota bivalvia merupakan kedua terbanyak setelah Gastropoda. Anggota kelas ini

berjumlah 20.000 spesies yang terbesar diseluruh habitat ( Dharma 1988). Bivalvia disebut juga

Pelecypoda atau Lamellibrachia. Bivalvia terkomposisi atas dua keping cangkang yang keduanya

dihubungkan pada bagian dorsal oleh ligament (Barnes, 1990). Klasifikasi Crassostrea gigas

yaitu :

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Kelas : Bivalvia

Ordo : Ostreida

Family : Ostreidae

Genus : Crassostrea

Spesies : Crassostrea gigas

A. Morfologi

Secara morfologi organisme dari kelas bivalvia ini memiliki badan lunak ditutupi oleh

cangkang yang terdiri dari dua keping, terdapat di sebelah kiri dan kanan. Cangkang ini

berfungsi untuk melindungi bagian dalam tubuh dari serangan predator dan kondisi

lingkungan yang tidak menguntungkan (Inversen. 1976). Cangkang dari Oyster dihubungkan

oleh engsel elastis yang disebut ligamen. Cangkang sebelah kiri dari cangkang biasanya lebih

besar dan menekup biasa digunakan untuk menempel pada substrat. Cangkang sebelah

kanan yang diatas lebih kecil dan cukup pipih (Qualyle dan Newkirk. 1989). Memiliki

cangkang memanjang dengan panjang maksimum 400 mm (panjang rata-rata 150-200 mm),

Dengan setidaknya satu goresan abductor yang berwarna ungu (Robinson, dkk. 2005).

Page 3: Makalah zoologi invertebrata crassostrea gigas

Warnanya biasanya keputihan dengan banyak garis-garis dan bintik-bintik memancar jauh

dari umbo. Interior cangkang berwarna putih , dengan bekrkas otot tunggal yang kadang-

kadang gelap, tetapi tidak pernah ungu atau hitam (Miossec, dkk. 2009)

Cangkang terdiri dari tiga lapisan yaitu pertama lapisan periostrakum (zat tanduk) yang

merupakan lapisan terluar dan berfungsi untuk melindungi lapisan yang ada di bawahnya.

Lapisan kedua adalah lapisan prismatic dibawah periostrakum yang terdiri dari zat kapur

(CaCo3) yang merupakan lapisan paling tebal (Fox. 1999).

Gambar 1 : gambar dari oyster (sumber, FAO. 2012)

B. Anatomi

Badan lunak dari Oyster dibagai menjadi tiga bagian yaitu, kaki, mantel, dan visceral mass. Kaki

dipakai sebagai organ untuk bergerak atau merayap pada masa larva sebelum

menetap/menempel pada substrat. Namun pada saat dewasa organisme ini akan menggunakan

semen untuk melekatkan diri. Demikian kakinya tidak difungsikan lagi. Mantel merupakan

lapisan dalam yang menggantung pada kedua belah cangkang bagian dalam seperti lembaran

tipis serta menutupi visceral mass, visceral mass merupakan tempat utama dari moluska yang

berisi hampir semua organ (Barnes dkk. 1989). Pada genus Crassostrea, ketika cuping mantel

disingkirkan akan terlihat ”ctenidia” atau insang dari Oyster yang berfungsi sebagai organ

pernapasan dan pengumpul makanan seperti alga, fitoplankton, dan detritus (Mc Graw. 2006).

Insang-insang ini ditutupi oleh cilia yang menciptakan arus-arus air melalui celah ventral.

Page 4: Makalah zoologi invertebrata crassostrea gigas

Air yang telah difilter dikeluarkan lewat bagian dorsal. Makanan dari air tadi dibawa ke

“labial palp” oleh cilia dari insang . Dari labial palp makanan masuk ke mulut. Dari mulut

kemudian menuju perut yang dihubungkan oleh “esophagus” atau usus. Makanan kemudian

dicerna dalam mulut dengan bantuan enzim pencernaaan (Qualyle dan Newkirk 1989).

Hasil pencernaan berupa energi yang digunakan oleh Oyster. Sisa-sisa pencernaan yang

tidak terpakai berupa bahan “pseudofeces” dibawa ke “mucus” dan dikeluarkan lewat anus (Mc

Graw. 2006).

Ketika air melewati insang, oksigen diserap oleh jaringan insang dan diambil oleh darah

yang tidak berwarna, dan mendistribusikannya lewat sistem sirkulasi jaringan lain. Pada waktu

yang sama karbon dioksida dilepaskan dari membran insang ke air (Mc Graw. 2006).

Gambar 2 : anatomi oyster (sumber, Qualyle dan Newkirk. 1989)

Keterangan gambar :

1. Batas mantel.

2. Exhalant Siphon.

3. Anus.

4. Otot aduktor.

5. Quick section.

6. Promyal chamber exit.

7. Otot pedal retraktor.

8. Hinge.

9. Umbo.

10. Labial Palp.

11. Visceral mass.

12. Demibranch.

13. Mantel bagian kanan.

14. Inhalant Siphon.

15. Mantel bagian kiri.

Page 5: Makalah zoologi invertebrata crassostrea gigas

C. Reproduksi

Oyster memiliki kelamin yang terpisah pada masing-masing individu. Pada genus

Crassostrea kelamin dari individu bisa berubah antar musim kawin, tapi pada genus Ostrea

kelamin bisa bergantian sekali atau beberapa kali dalam satu musim kawin. Fertilisasi dari

spesies ini terjadi secara eksternal atau terjadi di luar tubuh. Reproduksi terjadi di mana

organisme jantan memproduksi sperma yang dilepaskan ke perairan untuk membuahi sel

telur yang juga dilepaskan oleh organisme betina di perairan kecuali pada genus Ostrea

(Qualyle dan Newkirk. 1989). Pada genus Ostrea, telur-telur organisme betina ditahan

dalam ruang inhalant dimana fertilisasi terjadi. Sperma dari jantan terdekat masuk melalui

arus air inhalant. Telur-telur yang dibuahi diinkubasi dalam ruang tersebut selama sekitar 10

hari sebelum dilepaskan sebagai larva. Setelah pembuahan terjadi, telur akan berkembang

menjadi zygot yang kemudian menjadi trochopore, kemudian larva veliger.

Di bawah kondisi ideal, tiram dapat mencapai ukuran pasar dalam waktu 18-30 bulan (FAO.

2012). C. gigas dapat mencapai panjang 2-3 cm setelah satu tahun, dan 3-4 cm dalam tahun

kedua. Pertumbuhan C. gigas dapat terjadi pada temperatur 5-35° c (optimal 11-34° C) dan

salinitas 10-30‰ (optimal 20-30‰).

Page 6: Makalah zoologi invertebrata crassostrea gigas

D. Habitat dan Penyebaran

Oyster dapat ditemukan pada habitat yang berbeda-beda baik perairan estuari, teluk,

dan sungai pasang surut . Oyster mampu hidup pada salinitas dengan kisaran 15 – 35 ‰.

Oysters adalah organisme yang toleran, mampu bertahan pada variasi yang luas dari suhu,

salinitas, dan konsentarasi sedimen tersuspensi dan oksigen terlarut. Spesies dari

Crassostrea dan Saccostrea umumnya hidup pada zona Intertidal sementara spesies Ostrea

hidup pada zona Subtidal. Beberapa spesies Oyster dari genus Saccostrea yang ditemukan di

daerah tropis sering juga di sebut “ Oyster Mangrove”, semenjak habitat utama mereka

adalah akar mangrove (Matthiesen 1991). Genus Saccostrea selain ditemukan pada akar

mangrove juga ditemukan pada karang mati.

Kompetisi terhadap ruang kemungkinan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi

distribusi jenis-jenis Oyster. Contohnya di pantai utara Minahasa, jenis-jenis dari Saccostrea

ditemukan mendominasi pada substrat akar dan batang mangrove serta substrat keras

lainnya yang berupa karang mati. Sedang jenis-jenis dari genus Malleus, Pinctada,

Isognomon, dan Spondylus ditemukan terisolasi dari substrat yang telah ditempati oleh

jenis-jenis dari genus Saccostrea (Sangian. 1997). Faktor lain yang juga mempengaruhi

distribusi Oyster yaitu kondisi lingkungan seperti suhu dan salinitas, dimana Oyster secara

umum menempati perairan dengan salinitas 15 - 35 ‰ dan suhu 15ºC - 33ºC.

Pola penyebaran di alam dapat terjadi secara acak (random), teratur (regular) dan

mengelompok (contagious) (Elliot. 1977). Pola penyebaran berkelompok merupakan salah

satu ciri hewan bentik khususnya bivalvia yang memproduksi byssus salah satu alat pelekat

untuk merekatkan tubuh mereka dengan substratnya. Pola penyebaran berkelompok

disebabkan oleh tingkah laku larva yang aktif berenang melawan pergerakan air saat settle

dan substrat kesukaan. Larva Oyster pada saat settle akan mencari substrat yang keras

sebagai tempat hidupnya, sehingga mereka cenderung berkelompok.

Page 7: Makalah zoologi invertebrata crassostrea gigas

E. Peranan

Sebagian besar Oyster memiliki nilai ekonomis karena dapat dimakan. Di Jepang spesies

Oyster seperti Crassostrea gigas telah lama dibudidayakan untuk keperluan konsumsi.

Disamping itu sebagian lagi memiliki kegunaan dari sisi ekologi. Crassostrea virginica dikenal

sebagai Oyster pembentuk terumbu. Ketika Oyster yang lebih tua mati, maka mereka

membentuk fondasi bagi terumbu dan Oyster yang hidup pada bagian atasnya dan sekitar

Oyster yang lebih tua yang telah mati (Mc Graw 2006).

Bagi lingkungan perairan Oyster dan terumbu Oyster memiliki fungsi vital seperti :

a. Menyediakan rumah atau tempat bersembunyi bagi organisme dari predasi.

b. Menjadi filter bagi perairan dan mereduksi turbiditas karena mengekstrak

fitoplankton, partikel organik dan anorganik dari kolom air sehingga air menjadi lebih

jernih.

c. Menyediakan struktur yang solid dalam kolom air bagi organisme sesil seperti

barnakel, tunikata, kerang, anemon, dan cacing bercangkang.

d. Berfungsi sebagai peredam ombak untuk melindungi garis pantai dari erosi.

Page 8: Makalah zoologi invertebrata crassostrea gigas

BAB III

PENUTUP

Crassostrea gigas merupakan salah satu species dari filum Mollusca kelas bivalvia.

Crassostrea gigas adalah Oyster merupankan jenis tiram – hewan lunak yang tidak beruas-ruas

dikelompokkan ke dalam filum Mollusca. Umumnya memiliki cangkang yang keduanya tidak

sama besar dan dihubungkan oleh engsel elastis yang disebut “hinge”. Cangkang sebelah kiri

dari cangkang biasanya lebih besar disebut cupped biasa digunakan untuk menempel pada

subtrat.

Cangkang sebelah kanan yang diatas lebih kecil dan cukup pipih. Oysters adalah organisme

yang toleran, mampu bertahan pada variasi yang luas dari suhu, salinitas, dan konsentarasi

sedimen tersuspensi dan oksigen terlarut. Dengan demikian Oyster dapat ditemukan pada

habitat yang berbeda-beda baik perairan estuari, teluk, dan daerah pasang surut. Sebagai

organisme “suspensi feeder” larvanya pada saat akan settle akan mencari substrat keras

sebagai tempat hudup, sehingga cenderung berkelompok. Kelompok yang terbentuk

kemungkinan dapat dipisahkan oleh predator dan akhirnya tersebar secara acak.

Kerang merupakan makanan lezat, beberapa jenis seperti tiram (Ostrea sp) dapat dimakan,

hidupnya menempel pada karang, muara-muara sungai, daerah mangrove, dan air laut yang

berlumpur. Ada juga yang telah dibudidayakan dan harganya cukup mahal. Selain memiliki nilai

ekonomis, disisi ekologi Oyster juga dikenal sebagai pembentuk terumbu.

Page 9: Makalah zoologi invertebrata crassostrea gigas

DAFTAR PUSTAKA

Barnes,F.R.,Calow,P. dan Olive,P.J.W. 1989. The Invertebrates: A New Synthesis. Blackwell

Scientific Publications. Australia.

Dharma, B.,1988. Siput dan kerang Indonesia I (Indonesian Shells I ). Penerbit PT Sarana Graha.

Jakarta

Elliot, J.M. 1977. Some Methods for The Statistical Analysis of Samples of Benthic Invertebrates.

Fresh water Biological Association. Sci. Publ.

FAO 2005-2012. Cultured Aquatic Species Information Programme. Crassostrea gigas. Cultured

Aquatic Species Information Programme. Text by Helm, M.M. In: FAO Fisheries and

Aquaculture Department [online]. Rome. Updated 13 April 2005. [Cited 14 August

2012].

Fox, R.,1999. Invertebrate Anatomy: Corbicula fluminea. Department of Biology, Lander

University. www.lander.edu/rsfox/corbicula/html

Inversen, E.S,1976. Farming The Edge of The Sea.Fishing News Book Ltd. 1 Long Garden Walk

Farnham Survey England.

Matthiessen, G.C. 1991. Oyster Culture. Chapter 7. Elsevier Science Publishers Bv.

Mc Graw K.A. 2006. NOOA Restoration Portal. National Oceanic and Atmospheric

Administration Unites States. Departement Of Commerce. http

://www.restoration.nooa.gov/welcome.html

Miossec, L., Le Deuff, R.-M. and Goulletquer, P. 2009. Alien species alert: Crassostrea gigas

(Pacific oyster). - ICES Cooperative Research Report 299: 42 pp.

Qualyle,D.B.and Newkirk,G.F. 1989. Farming Bivalve Mollusc: methods for study and

development. The World Aquaculture Society.

Robinson, T.B., Griffiths, C.L., Tonin, A., Bloomer, P. and Hare, M.P. 2005. Naturalized

populations of oysters, Crassostrea gigas along the South African coast: Distribution,

abundance and population structure. Journal of Shellfish Research 24(2): 443-450.

Sangian, M.,M., 1997. Distribusi Dan Kekayaan Oyster Pada Daerah Mangrove Di Pantai Utara

Minahasa. Skripsi . FPIK -Unsrat. Manado.

Page 10: Makalah zoologi invertebrata crassostrea gigas

KATA PENGANTAR