makalah nie

50
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Undang-undang No. 10/1992 program Keluarga Berencana (KB) menyatakan bahwa upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera. Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) merupakan suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Sedangkan Definisi menurut WHO (Expert Committe, 1970) adalah tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Tujuan program KB secara umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga 1

Upload: fellitaratri

Post on 30-Jun-2015

1.307 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah nie

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Undang-undang No. 10/1992 program Keluarga Berencana (KB) menyatakan

bahwa upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil

yang bahagia sejahtera. Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood)

merupakan suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak

kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Sedangkan Definisi menurut WHO (Expert

Committe, 1970) adalah tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk mendapatkan

objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan

kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan

jumlah anak dalam keluarga. Tujuan program KB secara umum adalah membentuk

keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara

pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. 1

Pelaksanaan program KB di Indonesia belum sepenuhnya berhasil dilakukan

secara menyeluruh di seluruh wilayah Indonesia dalam artian tidak seluruhnya merata

pada berbagai daerah di Indonesia. Tingkat kesertaan ber-KB ini dilihat menurut

provinsi hasil pendataan keluarga tahun 2009 menunjukkan jarak sebar yang tinggi,

yaitu terendah di Provinsi Papua sebesar 29,39%, dan tertinggi di Bali sebesar 83,97%.

Provinsi lain yang tingkat kesertaan ber-KB cukup rendah antara lain Papua Barat

(43,99%), Maluku (55,99%), dan Maluku Utara (58,28%). 2

1

Page 2: makalah nie

Akseptor KB Kalimantan Selatan pada tahun 2009 tercatat 73,21% pasangan

usia subur sebagai akseptor KB, jika dilihat angka tersebut sudah cukup tinggi.

Kenyataan lain adalah penggunaan akseptor KB di Kalimantan Selatan tidak merata

pada semua daerah sehingga cenderung suatu daerah memiliki kepadatan penduduk

yang jauh lebih tinggi daripada daerah lain, sebagai contoh wilayah Pekauman. Data

Puskesmas Pekauman pada tahun 2009 menunjukkan rendahnya angka akseptor KB

aktif yaitu tercatat hanya sekitar 1724 pasangan usia subur (PUS) yang menjadi akseptor

KB aktif dari total 11671 PUS, atau hanya sekitar 14,77 % target yang tercapai dari 70

% target sasaran. Angka ini terus menurun sejak tahun 2006 dimana pada tahun 2006

tercatat sekitar 2078 PUS , pada tahun 2007 tercatat sekitar 2062 PUS dan pada tahun

2008 tercatat sekitar 2049 PUS yang menjadi akseptor KB aktif dari total 11671 target

sasaran PUS. Sedangkan untuk tahun 2010 yang sedang berjalan, angka tersebut tidak

mengalami perubahan yang berarti yaitu hanya sekitar 1161 PUS yang tercatat sebagai

akseptor KB aktif dari bulan Januari hingga Juli . 3,4

Kecilnya angka akseptor KB dapat berakibat pada gagalnya tujuan awal dari

program keluarga berencana tersebut yaitu membentuk keluarga kecil sesuai dengan

kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar

diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya. Dalam arti luas program KB dapat menjembatani berbagai masalah dari

peningkatan sumber daya manusia dan kemakmuran Negara dalam berbagai aspek,

meliputi terpenuhinya kesempatan anak untuk meraih pendidikan yang lebih baik,

kesempatan kerja, tata kota, pemeliharahan lahan lingkungan, dan pencapaian berbagai

program-program pemerintah termasuk jangkauan kesehatan.

2

Page 3: makalah nie

Keadaan yang terjadi di wilayah kerja puskesmas Pekauman tersebut

diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain tingkat pendidikan yang rendah, tingkat

pengetahuan tentang KB yang kurang, sosial budaya yang masih kental dengan mitos,

faktor pemahaman agama, lingkungan keluarga, kurangnya penyuluhan dan sosialisasi

oleh lembaga kesehatan masyarakat seperti puskesmas. Salah satu kendala yang

dihadapi adalah persepsi yang masih kuat berakar pada masyarakat dengan masih

hidupnya fenomena ‘Banyak anak Banyak rezeki’. Padahal kenyataannya laju

pertumbuhan penduduk berbanding terbalik dengan tingkat kesejahteraan penduduk di

Kalimantan Selatan.

I.2 Tujuan

a. Mengetahui gambaran pada Pasangan Usia Subur ( PUS) mengenai penyebab

rendahnya angka akseptor KB di Puskesmas Pekauman.

b. Memberikan informasi kepada puskesmas Pekauman untuk dapat menentukan

penanggulangan agar pencapaian jumlah akseptor KB untuk PUS dapat tercapai

I.3 Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka timbul suatu permasalahan

yaitu apa faktor penyebab rendahnya jumlah akseptor KB aktif di puskesmas Pekauman

Banjarmasin?

3

Page 4: makalah nie

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. KELUARGA BERENCANA 1,6,7

1.1. Pengertian KB

Pengertian Keluarga Berencana antara lain sebagai berikut :

1. Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang

bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).

2. Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk

menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai

kontrasepsi.

3. WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk:

Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak

diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara

kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.

1.2 Tujuan Program KB

Tujuan umum program KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan

kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar

diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,

peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan

kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk

4

Page 5: makalah nie

menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan

pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka

kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:

1. Keluarga dengan anak ideal

2. Keluarga sehat

3. Keluarga berpendidikan

4. Keluarga sejahtera

5. Keluarga berketahanan

6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya

7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

1.3 Sasaran Program KB

Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2010-2014 yang meliputi:

1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen

per tahun.

2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.

3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan

kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need)

menjadi 6 persen.

4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.

5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan

efisien.

5

Page 6: makalah nie

6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.

7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.

8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif

dalam usaha ekonomi produktif.

9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

Program KB Nasional.

1.4 Ruang Lingkup KB

Ruang lingkup KB antara lain:

1. Keluarga berencana

2. Kesehatan reproduksi remaja

3. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga

4. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas

5. Keserasian kebijakan kependudukan

6. Pengelolaan SDM aparatur

7. Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan

8. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

1.5 Strategi Program KB

Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:

1. Strategi dasar

2. Strategi operasional

6

Page 7: makalah nie

Strategi dasar

Meneguhkan kembali program di daerah

Menjamin kesinambungan program

Strategi operasional

Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional

Peningkatan kualitas dan prioritas program

Penggalangan dan pemantapan komitmen

Dukungan regulasi dan kebijakan

Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

1.6 Arah Kebijakan Program KB

1. Memaksimalkan akses dan kualitas pelayanan KB terutama bagi keluarga

miskin, berpendidikan rendah, PUS MUPAR, daerah pedesaan, tertinggal,

terpencil, perbatasan dan daerah dengan unmet need tinggi

2. Peningkatan kualitas penyediaan dan pemanfaatan alkon MKJP

3. Peningkatan akses informasi dan kualitas pelayanan KR bagi keluarga dan

individu untuk meningkatkan status kesehatan perempuan dan anak dalam

mewujudkan keluarga sehat dengan jumlah anak ideal serta pencegahan

berbagai penyakit seksual dan alat reproduksi

4. Peningkatan akses informasi dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi

remaja dalam rangka menyiapkan kehidupan berkeluarga dan pendewasaan usia

perkawinan

7

Page 8: makalah nie

5. Peningkatan kemampuan keluarga dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh

kembang anak, pembinaan kesehatan ibu, bayi dan anak serta pembinaan

kualitas hidup keluarga secara terpadu

6. Pemberdayaan ketahanan keluarga akseptor KB untuk mewujudkan

kemandiriannya dalam memenuhi kebutuhan keluarganya

7. Mengoptimalkan upaya-upaya advokasi,promosi dan KIE Program KB Nasional

8. Pembinaan kuantitas dan kualitas SDM di lini lapangan dan kualitas manajemen

pengelolaan program KB nasional

9. Peningkatan kualitas pengelolaan data dan informasi Program KB Nasional

1.7 Program Pokok dan Kegiatan KB7

PROGRAM POKOK KEGIATAN PRIORITAS OUTPUT / INDIKATOR

KINERJA

Program Keluarga

Berencana

1. Jaminan pelayanan KB

berkualitas bagi rakyat

miskin

Tersedianya alkon gratis bagi

PUS peserta KB miskin (PB =

3.027 jt & PA = 13,263 Jt)

2. Peningkatan jejaring

pelayanan KB pemerintah dan

swasta/non pemerintah

1. Terlayaninya pelayanan

KB melalui 23.500 KKB

pemerintah & swasta

2. Pemberi pelayanan KB

swasta lainnya (PAKBD,

apotek, dokter dan

bidan) berjumlah 72.200

8

Page 9: makalah nie

SDP

Program Kesehatan

Reproduksi Remaja

1. Pembentukan,

pengembangan,

pengelolaan & pelayanan

PIK-KRR

2. Peningkatan jumlah

PIK KRR menjadi 8.145

3. 26% remaja yang

pernah akses PIK KRR

4. PUP menjadi 21 tahun

2. Advokasi dan KIE KRR Terlaksananya sosialisasi dan

KIE KRR di 473 kab/kota dan

33 provinsi

Ketahanan dan

pemberdayaan

keluarga

1. Peningkatan akses

informasi dan pelayanan

pemberdayaan dan

ketahanan keluarga

Peningkatan kemandirian ber

KB bagi anggota poktan (BKB,

BKR, BKL dan UPPKS)

2. Intensifikasi advokasi dan

KIE Program KB Nasional

Terselenggaranya promosi,

advokasi dan KIE melalui

media massa dan media luar

ruang di pusat, 33 provinsi dan

473 kab./kota

Program penguatan

pelembagaan

Keluarga Kecil

1. Penguatan jejaring

operasional lini lapangan

yang berbasis masyarakat

Meningkatnya partisipasi

masyarakat dalam ber KB

9

Page 10: makalah nie

Berkualitas 2. Pendataan keluarga dan

individu dalam keluarga

3. Pengembangan jaringan

& peningkatan KIE

advokasi Program KB

Nasional

hingga CPR mencapai 62,3%

1. Terselenggaranya

pembinaan operasional

lini lapangan bagi

sekitar 26 ribu

penggerak KB di desa

2. Seluruh desa/kelurahan

menggunakan hasil

pendataan keluarga

sebagai dasar

pembinaan pengelolaan

operasional program

KB di lini lapangan

3. Terselenggaranya

advokasi dan KIE

Program KBN melalui

kegiatan IMP dan

poktan di 76.500 desa /

kelurahan

Program

Pengelolaan

Kapasitas Sumber

Daya Manusia

Peningkatan kompetensi petugas

dan pengelola program (tenaga

program)

1. Terlaksananya

pelatihan dasar umum ,

refreshing dan tehnis

bagi 28,458 PLKB/PKB

10

Page 11: makalah nie

Aparatur serta pengelola KB agar

terpenuhi standar

kompetensi.

2. Terselenggaranya

pendidikan jangka

panjang/pendek bagi

580 orang

1.8 Dampak Program KB

Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu :

1. Penurunan angka kematian ibu dan anak

2. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi

3. Peningkatan kesejahteraan keluarga

4. Peningkatan derajat kesehatan

5. Peningkatan mutu dan layanan KB-KR

6. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM

7. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan

kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

II. Laju Pertumbuhan Penduduk

11

Page 12: makalah nie

1.1. Definisi Penduduk

Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan

menjadi dua 9:

1. Orang yang tinggal di daerah tersebut

2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata

lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti

kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.

Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang

menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.9

1.2. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu

wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Dengan

kata lain, pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu,

dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah

populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan

pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah

pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi

nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan

penduduk dunia. Model pertumbuhan penduduk meliputi Model Pertumbuhan

Malthusian dan model logistik.10,11

1.3. Kegunaan Pertumbuhan Penduduk

Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk

memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan

12

Page 13: makalah nie

datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui

pula kebutuhan dasar penduduk ini, tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi

tetapi juga di bidang politik misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu

yang akan datang. Tetapi prediksi jumlah penduduk dengan cara seperti ini

belum dapat menunjukkan karakteristik penduduk dimasa yang akan datang.

Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang

membutuhkan data yang lebih rinci yakni mengenai tren fertilitas, mortalitas

dan migrasi.11

1.4. Nilai Pertumbuhan Penduduk

Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP)

adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat.

NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada periode waktu unit, sering

diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya

periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus 10 :

P = Poekt

Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk

adalah rasio, bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung

sebagai persentase populasi ketika dimulainya periode. Yang merupakan 10 :

1.5. Rumus Perhitungan Laju Pertumbuhan Penduduk

13

Page 14: makalah nie

Kelahiran dan perpindahan penduduk disuatu wilayah menyebabkan

bertambahnya jumlah penduduk di wilayah yang bersangkutan.  Sedangkan

kematian menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk di wilayah tersebut.

Pertumbuhan penduduk suatu wilayah atau negara dihitung dengan

membandingkan jumlah penduduk awal (misal P0) dengan jumlah penduduk

dikemudian hari (misal Pt). Tingkat pertumbuhan penduduk dapat dihitung

dengan menggunakan rumus secara geometrik yaitu dengan menggunakan

dasar bunga-berbunga (bunga majemuk).

Dengan rumus pertumbuhan geometrik, angka pertumbuhan penduduk

( rate of growth atau r ) sama untuk setiap tahun, rumusnya 11 :   

Pt = P0 (1+r)t

Dimana :

P0 adalah jumlah penduduk awal

Pt adalah jumlah penduduk t tahun kemudian

r adalah tingkat pertumbuhan penduduk

t adalah jumlah tahun dari 0 ke t.

Contoh dan Sumber Data

Untuk mengaplikasikan rumus petumbuhan penduduk secara

geometric (Geometric Rate of Growth) diberikan contoh perhitungan dengan

menggunakan data jumlah penduduk Indonesia 1995 dari hasil Survai

Penduduk Antar Sensus (Supas) 1995 yakni 194,7 juta dan data jumlah

penduduk 2000 dari hasil Sensus Penduduk (SP) 2000 yakni 205,8 juta.

14

Page 15: makalah nie

Dengan mengaplikasikan rumus di atas maka tingkat pertumbuhan penduduk

Indonesia tahun 1995-2000 adalah 11 :

Pt = P2000          = 205,8  juta ;

P0 = P1995         = 194,7 juta ;

t                          =  2000 - 1995 = 5 tahun

Bila data diatas kedalam rumus pertumbuhan geometrik, maka:

 205.800.000                                        = 194.700.000 * ( 1+ r) 5

log (205.800.000 / 194.700.000) ---------------------------------------        =  log (1+ r)                            5                                       

0,0048                                                  =  log (1 + r)

10 0,048                                                =  1 + r 

1,0111                                                  =   1  +  r 

r                                                            =  0,0111

Interpretasi

 Angka pertumbuhan penduduk Indonesia antara tahun 1995-2000

adalah 1,11 % per tahun. Artinya setiap tahun antara 1995 dengan tahun 2000

jumlah penduduk Indonesia bertambah sebesar 1,11 persen nya. Dengan angka

pertumbuhan ini dapat dihitung perkiraan jumlah penduduk pada tahun yang

akan datang.11

1.6. Tingkat Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia

15

Page 16: makalah nie

Data source : Bank Dunia, Indikator Pembangungan Dunia12

1.7. Tingkat Laju Pertumbuhan Penduduk Per Provinsi Indonesia

Provinsi Periode1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2005

00. Indonesia 2.3 1.97 1.49 1.301. Nanggroe Aceh Darussalam 2.93 2.72 1.46 0.5202. Sumatera Utara 2.6 2.06 1.32 1.3503. Sumatera Barat 2.21 1.62 0.63 1.4904. Riau 3.11 4.22 4.35 4.0505. Jambi 4.07 3.39 1.84 1.8406. Sumatera Selatan 3.32 3.15 2.39 1.7807. Bengkulu 4.39 4.38 2.97 1.2608. Lampung 5.77 2.67 1.17 1.3809. Kep. Bangka Belitung Na Na 0.97 3.0510. Kepulauan Riau Na Na na 4.9911. DKI Jakarta 3.93 2.38 0.17 1.212. Jawa Barat 2.26 2.57 2.03 1.7513. Jawa Tengah 1.64 1.17 0.94 0.4814. DI Yogyakarta 1.1 0.57 0.72 1.3915. Jawa Timur 1.49 1.08 0.7 0.8616. Banten Na Na 3.21 2.217. Bali 1.69 1.18 1.31 1.4618. Nusa Tenggara Barat 2.36 2.14 1.82 0.8619. Nusa Tenggara Timur 1.95 1.79 1.64 2.2720. Kalimantan Barat 2.31 2.65 2.29 0.1821. Kalimantan Tengah 3.43 3.88 2.99 0.6322. Kalimantan Selatan 2.16 2.32 1.45 1.9923. Kalimantan Timur 5.73 4.41 2.81 3.1224. Sulawesi Utara 2.31 1.6 1.33 1.2525. Sulawesi Tengah 3.86 2.82 2.57 1.0726. Sulawesi Selatan 1.74 1.42 1.49 0.9627. Sulawesi Tenggara 3.09 3.66 3.15 2.0228. Gorontalo Na Na 1.59 2.13

16

Page 17: makalah nie

29. Sulawesi Barat Na Na Na 2.3330. Maluku 2.88 2.76 0.08 1.631. Maluku Utara Na Na 0.48 1.6432. Irian Jaya Barat Na Na Na 3.9533. Papua 2.67 3.34 3.22 2.17

Sumber : Data Statistik Indonesia11

1.8. Tingkat Laju Pertumbuhan Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas

Pekauman

Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Kota Banjarmasin pertahun

selama sepuluh tahun terakhir yakni antara 2000-2010 adalah sebesar 1,72

persen per tahun. Angka ini jauh diatas LPP nasional pertahun yang sebesar

1,47 persen dan dibawah LPP Kalimantan Selatan sebesar 1,98 persen. LPP

Kecamatan Banjarmasin Utara adalah LPP tertinggi dibandingkan Kecamatan

lainnya di Kota Banjarmasin yakni sebesar 5,24 persen. Kemudian Kecamatan

Banjarmasin Selatan dengan LPP sebesar 2,08 persen. Kedua Kecamatan

tersebut jauh diatas LPP Kota Banjarmasin. Sedangkan Kecamatan

Banjarmasin Timur dan Barat dibawah LPP Kota Banjarmasin masing-masing

sebesar 0,98 persen dan 0,88 persen. Kecamatan Banjarmasin Tengah

mengalami penurunan LPP (pertumbuhan negative) sebesar -0,48 persen.

17

Page 18: makalah nie

Laju pertumbuhan penduduk wilayah kerja puskesmas pekauman 2008-2009

 52.092                                    = 48.390 ( 1+ r) 1

(52.092 / 48.390          =  (1+ r)              

1,08                                         =  (1 + r)

1,08 - 1                                    =  r 

r                                               =  0,08

18

Page 19: makalah nie

BAB III

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Landasan Teori

Indonesia termasuk negara terbesar ke tiga di antara Negara-negara yang sedang

berkembang setelah Cina dan India. Dilihat dari tingkat pertambahan penduduknya

Indonesia masih tergolong tinggi, hal ini bila tidak diupayakan pengendalianya akan

menimbulkan banyak masalah, antara lain dalam hal ketersediaan lapangan pekerjaan,

kesehatan, dan kesempatan pendidikan.

Berdasarkan survey Age Spesific Fertility Rate (ASFR), jika fertilitas semakin

meningkat maka akan menjadi beban pemerintah dalam hal penyediaan aspek fisik

misalnya fasilitas dan pelayanan kesehatan dibanding aspek intelektual, dan jika

pertumbuhan penduduk semakin tinggi akibatnya bagi suatu negara berkembang akan

menunjukan korelasi negative dengan tingkat kesejahteraan penduduknya.

Keberhasilan program KB merupakan salah satu solusi untuk mengatasi laju

pertumbuhan penduduk. Indikator keberhasilan program KB dapat dilihat antara lain

dalam angka pencapaian akseptor KB mencapai 70% (target nasional). Data Puskesmas

Pekauman pada tahun 2009 menunjukkan angka akseptor KB aktif tercatat hanya hanya

sekitar 14,77 % dari 70 % target sasaran. Kegagalan dalam mencapai target nasional

harus segera diidentifikasi guna dapat menentukan langkah yang dapat diambil

selanjutnya.

Keadaan yang terjadi di wilayah kerja puskesmas Pekauman tersebut

diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain tingkat pendidikan yang rendah, tingkat

pengetahuan tentang KB yang kurang, sosial budaya yang masih kental dengan mitos,

19

Page 20: makalah nie

Pertumbuhan Penduduk yang tinggi

Menurunkan tingkat kesejahteraan

Meningkatkan Beban negara

INTERVENSI KELUARGA BERENCANA

Meningkatkan tingkat kesejahteraan

Menurunkan Beban negara

BERHASIL

GAGAL

SOSIAL BU

DAYA

TING

KAT PEN

DID

IKAN

PEMAH

AMAN

AG

AMA

INFO

RMASI &

JAN

GKAU

AN PELAYAN

AN

KESEHATAN

LAIN-LAIN

IDENTIFIKASI

INTERVENSI BERHASIL

faktor pemahaman agama, lingkungan keluarga, kurangnya penyuluhan dan sosialisasi

oleh lembaga kesehatan masyarakat seperti puskesmas.

Peniliti mengidentifikasi berbagai alasan yang menyebabkan pasien tidak berKB

ataupun berhenti menggunakan KB ditinjau dari tingkat pendidikan, pekerjaan, agama,

suku, jumlah anak, kurangnya informasi dan jangkauan tempat tinggal pasien dengan

pelayanan kesehatan.

B. Kerangka pemikiran

20

Page 21: makalah nie

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif

accidental dengan pendekatan cross sectional.

B. Populasi dan Sampel

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah ibu tidak menggunakan alat

kontrasepsi di masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pekauman. Sampel di ambil

pada tanggal 3 November – 20 November 2010

Sampel diambil dari populasi. Jenis pengambilan sampel adalah probability

sampling dengan teknik simple random sampling. Berikut adalah formulasi

perhitungan sampel minimal dalam suatu populasi :

Keterangan :

n : Jumlah sampel minimal

N : Angka Wanita Usia Subur tahun 2010-11-05

e : Nilai presisi dengan menggunakan 5% sebagai angka error

n= NN (e )+1

21

n= NN (e )+1

Page 22: makalah nie

n=1189311893(0 ,05 )+1

n=19 , 9≈20

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 20 orang.

C. Instrumen Penelitian

Bahan penelitian ini adalah wawancara terpimpin yang berisi sejumlah

pertanyaan kepada responden secara langsung.

D. Variabel Penelitian

Variabel yang diamati adalah alasan ibu untuk tidak menggunakan alat

kontrasepsi. Adapun variabel pengganggunya dalam penelitian ini adalah kejujuran

responden dan daya ingat responden.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional yang ada dalam penelitian ini adalah :

1. Akseptor KB adalah WUS yang menggunakan salah satu alat kontrasepsi

yang ada secara aktif dan tidak terikat oleh lamanya waktu pemakaian.

2. Alat kontrasepsi adalah alat yang untuk program KB antara lain

pil,suntik,susuk,maupun AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )

F. Teknik Pengumpulan Data

Data diambil dengan melakukan wawancara terhadap responden secara

langsung.

22

Page 23: makalah nie

Wawancara diisi oleh peneliti berdasarkan keterangan yang diberikan oleh

responden. Sebelum wawancara dimulai terhadap responden diberikan penjelasan

mengenai tujuan penelitian.

G. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Pekauman

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai tanggal 3 November – 20

November 2010 .

23

Page 24: makalah nie

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data PLKB (Pengawas Lapangan Keluarga Berencana) untuk 4 kelurahan

cakupan kerja puskesmas Pekauman yang meliputi kelurahan mantuil, basirih, kelayan

timur, dan kelayan selatan; menunjukkan angka akseptor KB aktif untuk periode 2009

mencapai 74,76 %, sekitar 43,21 % diantaranya menggunakan jasa bidan praktek

swasta. Data PLKB Januari sampai September 2010, angka kaseptor KB aktif mencapai

75,07% dan 42,45% menggunakan jasa bidan praktek swasta (pada table 1 dan 2). Dari

kedua data tersebut terlihat bahwa jumlah akseptor KB aktif telah mencapai lebih dari

70% dari target pencapaian. Data ini jauh berbeda dengan data yang ada di puskesmas

Pekauman yang hanya mencapai 14,77 % pada tahun 2009. Data tersebut berbeda jauh

dengan hasil pencatatan yang dilakukan puskesmas pekauman, karena pada kenyataan

hampir tidak pernah bidan praktek swasta ataupun saranan pelayanan lain dibidang

puskesmas Pekauman melaporkan jumlah akseptor KB aktif ke puskesmas Pekauman,

sedangkan jumlah akseptor yang menggunakan pelayanan tersebut mencapai 43,21%.

Tabel 1. Data Jumlah Peserta Akseptor & Non Akseptor KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Berdasarkan Data Kecamatan

Kelurahan

Januari - Desember 2009 Januari-September 2010

Jumlah PUS

Jumlah Akseptor KB Aktif

Jumlah Non-

Akseptor KB

Jumlah PUS

Jumlah Akseptor KB Aktif

Jumlah Non-

Akseptor KB

Mantuil 2586 1823 763 2786 1987 799Kelayan Selatan 4824 3658 1166 5103 3831 1272

Kelayan Barat 1255 954 301 1250 972 278Pekauman 1673 1294 379 1699 1346 353TOTAL 10338 7729 2609 10838 8136 2702

Persentase (%) 100 74,76 25,24 100 75,07 24,93

24

Page 25: makalah nie

Tabel 2. Data Jumlah Peserta KB Aktif Menurut Tempat Pelayanan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Berdasarkan Data Kecamatan

Kelurahan

Januari - Desember 2009 Januari-September 2010Jumlah

Akseptor KB Aktif

Pemerintah SwastaJumlah

Akseptor KB Aktif

Pemerintah Swasta

Mantuil 1823 786 1037 1987 763 1224Kelayan Selatan 3658 1718 1940 3831 1845 1986

Kelayan Barat 954 348 606 972 375 597Pekauman 1294 410 884 1346 552 794TOTAL 7729 3262 4467 8136 3535 4601

Persentase (%) 74,76 31,55 43,21 75,07 32,62 42,45

Keterangan :Swasta : Bidan, DokterPemerintah : Puskesmas, Pustu, Posyandu

Penelitian yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas Pekauman tidak

menunjukkan gambaran yang jelas mengenai berbagai alasan mengapa akseptor KB

aktif tidak tercapai sesuai target nasional (70%). Hal ini disebabkan jumlah responden

yang menjadi sampel tidak mencukupi dari target sampel menurut jumlah populasi dan

berdasarkan ketentuan jumlah sampel minimum untuk populasi (30 orang).

Ketidakcukupan mendapatkan responden disebabkan oleh susahnya mencari wanita usia

subur yang tidak menggunakan KB. Keadaan tersebut dikarenakan data yang terdapat di

puskesmas tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan bahwa angka akseptor KB aktif

berdasarkan survey PLKB 2009 dan 2010 telah mencapai target (table 1).

25

Page 26: makalah nie

Gambar 1. Diagram Alasan Non-Akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Berdasarkan Data Kecamatan

ingin punya anak lagi

mens sedikit pengetahuan lain-lain0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

Diagram Alasan Non Akseptor KB

jumlah

Hasil survey deskriptif mengenai alasan mengapa wanita usia subur yang telah

menikah tidak menggunakan KB didapatkan bahwa angka tertinggi dikarenakan ingin

punya anak lagi. Dari keseluruhan sampel, didapatkan alasan utama nonakseptor KB

adalah ingin punya anak lagi. Dari hasil wawancara terpimpin dengan responden, 2 anak

belumlah cukup bagi mereka, mereka menginginkan anak minimal 3. Anak-anak

tersebut diharapkan akan sangat membantu orang tuanya di masa depan. Hal ini

merupakan cerminan bahwa masih hidupnya fenomena banyak anak banyak rezeki di

wilayah kerja puskesmas pekauman. Fenomena banyak anak banyak rezeki merupakan

fenomena yang masih cukup berakar kuat di masyarakat Indonesia, hal ini seperti

merupakan sebuah tradisi sejak zaman penjajahna Belanda dahulu dimana wanita yang

memiliki banyak anak dianggap memiliki kesehatan reproduksi yang baik. Selain itu

banyak anak dianggap akan meningkatkan taraf kesejahteraan hidup sebuah keluarga di

26

Page 27: makalah nie

masa depan. Hal ini bertolak belakang dengan visi dan misi program KB bahwa 2 anak

saja cukup, mengingat penelitian-penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan

penduduk yang meningkat ternyata berbanding terbalik dengan tingkat kesejahteraan

penduduk. Semakin banyak anak berarti menambah jumlah penduduk, hal ini akan

mempersempit lapangan pekerjaan sehingga angka pengangguran akan meningkat juga

yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat kesejahteraan penduduk.

Dari uraian tersebut sudah jelas bahwa fenomena banyak anak banyak rezeki

tidaklah seluruhnya benar, oleh karena itu solusi yang dianjurkan untuk pemecahan

masalah tersebut adalah dengan melakukan penyuluhan oleh kader kesehatan dan tokoh

masyarakat. Materi penyuluhan yang diberikan adalah mengenai program KB mulai

dari definisi, tujuan, pelaksanaan, keuntungan, kerugian hingga fasilitas ber-KB.

Penyuluhan yang dilakukan hendaknya merupakan program rutin terjadwal yang

dilakukan oleh puskemas pekauman yang dipimpin oleh pokok usaha KIA.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas

pekauman didapatkan bahwa selain karena ingin mempunyai anak lagi, adapun alasan

bagi wanita usia subur yang tidak menjadi akseptor KB adalah adanya keluhan haid

yang sedikit dan tidak teratur. Hal ini membuat wanita yang awalnya menjadi akseptor

memutuskan berhenti untuk menggunakan KB.

Penggunaan kontrasepsi hormonal (progesteron) terkadang dapat

menimbulkan gangguan menstruasi. Meski penggunanya haid, darah yang keluar sedikit

dan tidak teratur. Namun, hal ini tidak berbahaya bagi kesehatan.13

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk

mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen

dan progesteron. Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam

27

Page 28: makalah nie

kontrasepsi hormonal yaitu kontrasepsi suntikan, kontrasepsi oral (pil), dan kontrasepsi

implant.14

Ada beberapa kerugian dari kontrasepsi hormonal, antara lain2 :

1. Gangguan Haid :

a) Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan

kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.

b) Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama

menggunakan kontrasepsi suntikan.

c) Metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya

2. Keputihan

3. Berat badan yang bertambah

4. Sakit kepala

5. Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan

6. Nousea

7. Hipertensi

8. Acne

Akseptor KB hormonal yang mengeluhkan gangguan haid sebaiknya

diberikan konseling berupa penjelasan kepada akseptor bahwa pada pemakaian

kontrasepsi suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut adalah akibat pengaruh

hormonal suntikan dan biasanya gejala-gejala perdarahan tidak berlangsung lama.

Apabila pasien ingin mendapat haid, dapat diberikan pemberian Pil KB hari I sampai ke

II masing masing 3 tablet, selanjutnya hari ke IV diberikan 1 x 1 selama 3 – 5 hari. Bila

terjadi perdarahan, dapat pula diberikan preparat estrogen misalnya : Lymoral 2 x 1

sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan berhenti, dapat dilaksanakan

28

Page 29: makalah nie

“tapering off” ( 1 x 1 tablet ). Apabila cara tersebut kurang efektif, maka dapat

disarankan kepada akseptor KB hormonal untuk berganti menjadi pengguna kontrasepsi

non hormonal.14

Selain jenis hormonal, kontrasepsi pun tersedia dalam jenis non hormonal,

seperti misalnya penggunaan IUD dan kondom. Bagi para wanita yang menyukai

kepraktisan dan merasa kurang menyukai efek samping penggunaan kontrasepsi

hormonal, jenis kontrasepsi non hormonal bisa dijadikan alternatif.

1. IUD

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah sebutan lain IUD. Bentuk

umum kontrasepsi ini adalah T. Alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur,

yang dimasukkan ke dalam rongga rahim oleh seorang bidan / dokter terlatih.

Sangat efektif, dan bila berhenti memakai AKDR, kehamilan dapat terjadi. AKDR

ini merupakan cara KB jangka panjang. AKDR tipe TCu-380 A misalnya, efektif

paling sedikit selama 10 tahun.15

Masa haid dapat menjadi lebih panjang dan banyak, terutama pada bulan-

bulan pertama pemakaian. Tidak ada pengaruh terhadap ASI. Infeksi panggul

cenderung menyerang pemakai IUD terlebih lagi apabila si pemakai telah terjangkit

penyakit menular seksual. Kadang-kadang, IUD dapat keluar sendiri pada waktu

mengedan khususnya pada bulan-bulan pertama pemakaian.3

2. Kondom

Kondom merupakan kantong kecil terbuat dari karet yang bekerja dengan

membungkus penis, sehingga sperma yang keluar tetap berada dalam kantong

tersebut. Kontrasepsi ini beredar luas dan mudah didapatkan. Selain mencegah

29

Page 30: makalah nie

kehamilan juga dapat melindungi terhadap infeksi penyakit menular seksual (PMS)

termasuk HIV / AIDS. Beberapa pria merasa bahwa kondom mengganggu

hubungan seks dan mengurangi kenikmatan.15

3. Metode Sederhana/ Vaginal

Spermisid (tissu KB), diafragma dan kap, merupakan cara KB yang dapat

dipakai sendiri oleh wanita. Spermisida berbentuk seperti mangkok ceper, terbuat

dari karet. Cara penggunaannya dimasukkan ke dalam vagina. Dilakukan sebelum

mengadakan hubungan seks. Alat ini berkerja dengan cara menutupi mulut rahim,

sehingga sperma, meski masih masuk ke vagina, tak bisa meneruskan perjalanan ke

rahim. Kelebihannya adalah dapat dipakai berkali-kali, melindungi dari kehamilan,

serta mencegah penyakit menular seksual. Sedangkan kekurangan adalah sulitnya

pemasangan dan adanya kecenderungan untuk terkena infeksi saluran kencing.15

Spermisid memiliki bentuk beragam. Ada foam aerosol (busa), tablet, krim,

jeli, dan spons. Dipakai dengan cara dioleskan ke dalam vagina sebelum

berhubungan intim. Spermisida mematikan sel-sel sperma sebelum sempat

memasuki rahim. Tidak didapatkan efek samping sistemik/pada tubuh, tetapi

kadang dapat menimbulkan gatal-gatal atau lecet pada vagina.15

4. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

Kontrasepsi ini umumnya digunakan oleh mereka yang benar-benar tidak

menginginkan anak lagi, dengan batasan usia tertentu (di atas 40 tahun) atau sesuai

anjuran dokter. Kontrasepsi ini berupa vasektomi dan tubektomi, yang secara awam

dapat diartikan sebagai pengikatan saluran sperma dan indung telur. Dengan

30

Page 31: makalah nie

memakai teknologi terkini, proses jalannya operasi (operasi kecil) vasektomi/

tubektomi hanya memakan waktu tak lebih dari 10 menit dan pasien bisa langsung

pulang. 15

Meski dengan ditemukannya sistem rekanalisasi (dibukanya ikatan pada

saluran sperma atau indung telur), dunia medis belum begitu yakin kesuburan akan

dapat pulih kembali. Karena itu, mereka yang menjatuhkan pilihan untuk

menggunakan cara KB ini akan menjalani proses konsultasi ketat.15

5. Sistem Kalender

Pada metode ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti16 :

Wanita harus mengetahui masa subur wanita dalam siklus haidnya.

Sistem kalender adalah: pada masa subur tidak berhubungan seks. Bila

berhubungan gunakanlah kondom, tissu KB, diafragma dan kap, atau sanggama

terputus selama masa subur.

Dapat efektif bila dilakukan dengan benar. Namun pada kenyataannya sering

kurang efektif.

Diperlukan kerjasama yang baik dengan pasangannya, karena sulit untuk

menghindari hubungan seksual untuk waktu yang lama.

Tidak ada efek samping fisik.

Cara ini dianjurkan apabila cara KB lain sulit dipergunakan pada waktu

menderita demam, infeksi vagina, setelah melahirkan atau pada waktu

menyusui.

31

Page 32: makalah nie

6. Metode LAM (Lactational Amenorrhoe Methode) / Pemberian ASI

Metode ini merupakan cara KB melalui menyusui eksklusif (menyusui bayi

dari 0 s/d 4 bulan tanpa makanan tambahan). Seorang wanita menyusui dikatakan

menggunakan metoda LAM, bila 16:

Menyusui secara penuh atau bayinya tidak mendapat makanan tambahan, ibu

sering memberikan ASI, siang dan malam;

Belum mendapat haid;

Bayinya belum berumur 6 bulan.

Alasan pengetahuan juga turut andil dalam melatarbelakangi mengapa masyarakat

tidak ingin berKB. Pengetahuan bukan hanya dikarenakan latar belakang pendidikan

seseorang tetapi juga terdapat intervensi dari pengetahuan social budaya masyarakat di

lingkungannya, media informasi, pemanfaatan media informasi, dan kurangnya

jangkauan sosialisasi. 8 Seperti pada responden yang tidak memakai KB karena alasan

mempunyai penyakit TBC yang tidak memungkinkan dirinya untuk berKB menurut

orang disekitarnya. Meskipun responden memiliki pendidikan terakhir SMA, sarana

yang cukup untuk menjangkau puskesmas, dan letak yang tidak begitu jauh dari pustu

yang buka setiap hari kerja, tetapi responden tidak memiliki keinginan untuk

mendapatkan informasi tersebut. Seharusnya dengan dibantu keluarga, responden

mempunyai keinginan dan pengetahuan bahwa informasi KB bisa didapatkan di pusat

pelayanan kesehatan terdekat. Keadaan tersebut dapat disiasati dengan intervensi

merubah pengetahuan kondisi social budaya dan dirinya yang tidak atau kurang

terjangkau sosialisasi, dngan sosialisasi yang dilakukan secara terpadu dan bekerja sama

32

Page 33: makalah nie

lintas sektoral melalui peran lembaga pemerintahan dibawah PKK dan tokoh

masyarakat.

Alasan lain mengapa responden tidak berKB antara lain terlambatnya penggunaan

KB dalam perkawinan (yang dimaksud perkawinan untuk rujuk kembali). Ibu tidak

sempat berKB dan akhirnya mengalami kehamilan. Keadaan ini dapat diatasi melalui

kerjasama lintas sektoral yaitu dengan pihak KUA dibawah departemen keagamaan.

Alasan untuk tidak berKB tiap kultur masyarakat berbeda mengingat

keberagaman social budaya, tingkat pendidikan masyarakat, agama, dan lain-lain yang

nantinya akan berpengaruh pada perencanaan program guna mengintervensi masalah

tersebut.

.

33

Page 34: makalah nie

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonymous. Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. Diakses

dari www. bkkbn.go.id pada tanggal 20 Oktober 2010

2. BKKBN. Profil Pendataan Program 2009. Jakarta: BKKBN, 2009.

3. Puskesmas Pekauman. Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas tahun

2006,2007,2008,2009. Banjarmasin : Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, 2009

4. Puskesmas Pekauman. Laporan Tahunan 2009 Puskesmas. Banjarmasin : Dinas

Kesehatan Kota Banjarmasin, 2009

5. Donousodo K. Peran Tokoh Masyarakat Dalam Kesehatan Reproduksi Yang

Responsif Gender. Jakarta : Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan Kualitas

Perempuan BKKBN, 2008.

6. Muslim. Program Pokok KIA, KB dan P2M. Diakses dari

muslimpinang.worpress.com pada tanggal 20 Oktober 2010

7. BKKBN. Kebijakan Program KB Nasional Tahun 2010. Jakarta : Deputi IKPK,

Rakernas 2010.

8. Dinkes Kota Makasar. Modul Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat Bagi

Kader dan Tokoh Masyarakat. Makassar : Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan, 2007.

9. Anonymous. Penduduk. Diakses dari www.wikipedia.org pada tanggal 4

November 2010.

34

Page 35: makalah nie

10. Anonymous. Pertumbuhan Penduduk. Diakses dari www.wikipedia.org pada

tanggal 4 November 2010

11. TIM BPS Indonesia. Data Statistik Indonesia. Diakses dari www.bps.go.id pada

tanggal 6 November 2010

12. Anonymous. Laju Pertumbuhan Penduduk. Diakses dari www.google.co.id pada

tanggal 5 November 2010

13. Anonymous. 2008. Memilih Kontrasepsi. [http://www.infobunda.com/

pages/articles/artikelshow.php?id=143&catid=16]

14. Hartono Hanifa. 1996. Apa Yang Anda Harus Ketahui Tentang Alat

Kontrasepsi. BKKBN [http://harnawatiaj.wordress.com/2008/06/23/

kontrasepsi-hormonal/]

15. Anonymous. 2008. Kontrasepsi Non Hormonal.

[http://www.infobunda.com/pages/articles/artikelshow.php?id=145&catid=16]

16. Anonymous. 2008. Jenis Kontrasepsi Alternatif. [http://www.infobunda.com/pages/articles/artikelshow.php?id=147&catid=16]

35