makalah mycobacterium tuberculosis

35
TUGAS MIKROBIOLOGI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS SEBAGAI PENYEBAB PENYAKIT TUBERCULOSIS Oleh: Nama : I Gede Dwija Bawa Temaja Nim : 0808505031 Jurusan : Farmasi JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: dwija-bawa-temaja

Post on 19-Jun-2015

11.412 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

TUGAS MIKROBIOLOGI

MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS SEBAGAI PENYEBAB PENYAKIT TUBERCULOSIS

Oleh:

Nama : I Gede Dwija Bawa Temaja

Nim : 0808505031

Jurusan : Farmasi

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2010

Page 2: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

PENDAHULUAN

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil dan

hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Mikroorganisme terdapat dimana-

mana. Interaksinya dengan sesame mikroorganisme ataupun organisme lain dapat

berlangsung dengan cara yang aman dan menguntungkan maupun merugikan (Pratiwi,

2008).

Mikroorganisme di dunia ini ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan.

Mikroorganisme yang menguntungkan dapat kita manfaatkan untuk kepentingan

kesejahteraan hidup manusia. Akan tetapi, banyak juga mikroorganisme yang tidak

menguntungkan kita yaitu dengan menyebabkan terjadinya penyakit pada tubuh manusia.

Salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan atau menginfeksi manusia adalam

Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat mengakibatkn penyakit tuberculosis pada

manusia. Tuberculosis itu sendiri merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan

berbahaya di dunia.

Tuberculosis merupakan penyakit berbahaya ke-3 yang menyebabkan kematian di

dunia setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan, dan merupakan

nomor satu dari golongan penyakit infeksi. Saat ini tuberculosis disebabkan oleh

bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menginfeksi sepertiga populasi

dunia, setiap detik ada satu orang yang terinfeksi tuberculosis, tetapi hanya bakteri yang

aktif yang menyebabkan orang menjadi sakit. Setiap tahunnya sekitar 4 juta penderita

tuberkulosis paru menular di dunia, ditambah lagi penderita yang tidak menular. Hal ini

menggambarkan setiap tahun di dunia akan ada sekitar 8 juta penderita tuberkulosis paru,

dan ada sekitar 3 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini.

Sampai hari ini, penyakit TBC masih menempatkan Indonesia dalam tiga besar

negara dengan jumlah penderita terbanyak. Pada umumnya kegagalan pengobatan TBC

terjadi disebabkan terapi yang terputus karena pasien merasa sudah sembuh. Kendala lain

yang sering timbul adalah lamanya waktu pengobatan. Obat untuk TBC harus dimakan

sedikitnya enam bulan. Sementara biasanya setelah makan obat selama dua bulan, pasien

malas meneruskan pengobatan karena merasa sembuh dan tidak merasakan gejala lagi.

Padahal kalau pengobatan berhenti di tengah jalan, maka bukan saja penyakitnya tidak

sembuh dengan tuntas, tetapi juga menyebabkan bakteri TBC menjadi kebal terhadap obat

Page 3: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

yang digunakan. Ketiadaan biaya malah membuat seseorang tidak berobat, karena tidak

mengetahui program pemerintah yang menggratiskan obat TBC di seluruh Puskesmas di

Indonesia. Penyakit ini sering dianggap enteng oleh penderita karena masih bisa bekerja

seperti biasa, namun tanpa disadari keparahan penyakit yang semakin meningkat sebanding

dengan perjalanan waktu dan menurunnya daya tahan tubuh.

Penanganan TBC masih terus menjadi tantangan besar untuk para tenaga kesehatan.

Untuk memutuskan rantai penularan perlu pula mendapati perhatian lintas sektoral karena

berkaitan dengan faktor sosial budaya dan tempat hunian. Namun pada dasarnya penyakit

TBC bisa disembuhkan secara tuntas apabila pasien mengikuti anjuran tenaga kesehatan

untuk minum obat secara teratur dan rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Selain itu

diperlukan juga kepedulian dan pengawasan dari tenaga kesehatan untuk mengawal

perkembangan terapi pasien. Penyebab TBC memang bukan bakteri biasa, karena itu

diperlukan konsistensi dan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi untuk mencapai hasil

terapi yang optimal.

TAKSONOMI, MORFOLOGI, FISIOLOGI SERTA EKOLOGI

MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS.

Mycobacterium tuberculosis pertama kali dideskripsikan pada tanggal 24 Maret 1882

oleh Robert Koch. Maka untuk mengenang jasa beliau, bakteri tersebut diberi nama baksil

Koch. Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri penyebab penyakit tuberkulosa

(TBC) (Wikipedia, 2010). Bahkan penyakit TBC pada paru-paru pun dikenal juga sebagai

Koch Pulmonum (KP).

Page 4: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

Gambar 1. Robert Koch, penemu bakteri Mycobacterium tuberculosis

Sumber: Media Indonesia

Berikut adalah taksonomi dari Mycobacterium tuberculosis.

Kingdom : Bacteria

Filum : Actinobacteria

Ordo : Actinomycetales

Upaordo : Corynebacterineae

Famili : Mycobacteriaceae

Genus : Mycobacterium

Spesies : Mycobacterium tuberculosis

Sumber: Wikipedia

Adapun bentuk bakteri Mycobacterium tuberculosis ini adalah basil tuberkel yang

merupakan batang ramping dan kurus, dapat berbentuk lurus ataupun bengkok yang

panjangnya sekitar 2-4 m dan lebar 0,2 - 0,5 m yang bergabung membentuk rantai. Besar

bakteri ini tergantung pada kondisi lingkungan (Wikipedia, 2010).

Page 5: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

Gambar 2. Mycobacterium tuberculosis

Sumber: Wikipedia

Mycobacterium tuberculosis tidak dapat diklasifikasikan sebagai bakteri gram positif

atau bakteri gram negatif, karena apabila diwarnai sekali dengan zat warna basa, warna

tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meskipun dibubuhi iodium. Oleh sebab itu

bakteri ini termasuk dalam bakteri tahan asam. Mycobacterium tuberculosis cenderung

lebih resisten terhadap faktor kimia dari pada bakteri yang lain karena sifat hidrofobik

permukaan selnya dan pertumbuhan bergerombol. Mycobacterium tuberculosis tidak

menghasilkan kapsul atau spora serta dinding selnya terdiri dari peptidoglikan dan DAP,

dengan kandungan lipid kira-kira setinggi 60% (Simbahgaul, 2008). Pada dinding sel

mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya.

Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari

antibiotik. Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria,

berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan Mycobacterium

tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofag (Indah, 2010).

Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas serta akan mati pada 6°C

selama 15-20 menit. Biakan bakteri ini dapat mati jika terkena sinar matahari lansung

selama 2 jam. Dalam dahak, bakteri mycobacterium dapat bertahan selama 20-30 jam.

Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari. Biakan basil ini

apabila berada dalam suhu kamar dapat hidup 6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari

dengan suhu 20°C selama 2 tahun. Mycobacterim tahan terhadap berbagai khemikalia dan

disinfektan antara lain phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH 4%. Basil

Page 6: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

ini dihancurkan oleh jodium tinctur dalam 5 minit, dengan alkohol 80 % akan hancur dalam

2-10 menit (Hiswani M.Kes, 2010).

Mycobacterium tuberculosis dapat tahan hidup diudara kering maupun dalam

keadaan dingin atau dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Hal ini dapat terjadi

apabila kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Pada sifat dormant ini apabila suatu saat

terdapat keadaan dimana memungkinkan untuk berkembang, kuman tuberculosis ini dapat

bangkit kembali (Hiswani M.Kes, 2010).

Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri aerob, oleh karena itu pada kasus

TBC biasanya mereka ditemukan pada daerah yang banyak udaranya. Mikobakteria

mendapat energi dari oksidasi berbagai senyawa karbon sederhana. Aktivitas biokimianya

tidak khas, dan laju pertumbuhannya lebih lambat dari kebanyakan bakteri lain karena

sifatnya yang cukup kompleks dan dinding selnya yang impermeable, sehingga

penggandaannya hanya berlangsung setiap kurang lebih 18 jam. Karena pertumbuhannya

yang lamban, seringkali sulit untuk mendiagnostik tuberculosis dengan cepat. Bentuk

saprofit cenderung tumbuh lebih cepat, berkembangbiak dengan baik pada suhu 22-23oC,

menghasilkan lebih banyak pigmen, dan kurang tahan asam dari pada bentuk yang

pathogen. Mikobakteria cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan

hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab (Simbahgaul, 2008).

Bakteri ini biasanya berpindah dari tubuh manusia ke manusia lainnya melalui

saluran pernafasan, keluar melalui udara yang dihembuskan pada proses respirasi dan

terhisap masuk saat seseorang menarik nafas. Habitat asli bakteri Mycobacterium

tuberculosis sendiri adalah paru-paru manusia. Droplet yang terhirup sangat kecil

ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosillier bronkus, dan terus

berjalan sehinga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman

tuberkulosis berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di dalam paru-paru

(Anonim a, 2010).

Bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri yang dapat menyebabkan

penyakit tuberkolosis atau disingkat TBC. Sumber penularan adalah penderita Tuberculosis

(TB) yang dahaknya mengandung kuman TB hidup (BTA (+)). Infeksi kuman ini paling

sering disebarkan melalui udara (air borne, droplets infection). Penyebaran melalui udara

berupa partikel-partikel percikan dahak yang mengandung kuman berasal dari penderita

Page 7: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

saat batuk, bersin, tertawa, bernyanyi atau bicara. Partikel mengandung kuman ini akan

terhisap oleh orang sehat dan menimbulkan infeksi di saluran napas. Bakteri aktif

mikobakteria mencemari udara yang ditinggali atau ditempati banyak manusia, karena

sumber dari bakteri ini adalah manusia. Bakteri ini dapat hidup selama beberapa jam pada

udara terbuka, dan selama itulah dia akan berterbangan di udara hingga akhirnya

menemukan manusia sebagai tempat hidup. (U-knee, 2008).

Biasanya pencemaran oleh bakteri ini terjadi pada rumah yang penuh dengan orang

namun memiliki ventilasi yang buruk. Juga ditempat-tempat ramai yaitu sarana

perhubungan seperti bis sekolah, kapal laut, juga pada asrama, penjara, bahkan dari dokter

yang kurang memperhatikan sanitasi tubuhnya. Habitat asli dari bakteri ini adalah manusia,

dan hanya menjadikan lingkungan sebagai perantara (Tin-U, 2005).

PENYAKIT TUBERCULOSIS (TBC)

Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang

disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TBC dapat menyerang pada

siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja. Apabila

seseorang sudah terpapar dengan bakteri penyebab tuberculosis akan berakibat buruk

seperti menurunkan daya kerja atau produktivitas kerja, menularkan kepada orang lain

terutama pada keluarga yang bertempat tinggal serumah, dan dapat menyebabkan kematian.

Pada penyakit tuberkulosis jaringan pang paling sering diserang adalah paru-paru (95,9 %)

(Hiswani M.Kes, 2010).

Gambar 3. Kondisi fisik penderita TBC

Sumber: Anonim b

Page 8: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

Gejala penyakit TBC digolongkan menjadi dua bagian, yaitu gejala umum dan gejala

khusus. Sulitnya mendeteksi dan menegakkan diagnosa TBC adalah disebabkan gambaran

secara klinis dari si penderita yang tidak khas, terutama pada kasus-kasus baru (Anonim b,

2010).

a) Gejala umum (Sistemik)

o Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam

hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti

influenza dan bersifat hilang timbul.

o Penurunan nafsu makan dan berat badan.

o Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

o Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Sumber: Anonim b, 2010

b) Gejala khusus (Khas)

o Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian

bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah

bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas

melemah yang disertai sesak.

o Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai

dengan keluhan sakit dada.

o Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada

suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada

muara ini akan keluar cairan nanah.

o Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut

sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,

adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Sumber: Anonim b, 2010

Pada penderita usia anak-anak apabila tidak menimbulkan gejala, Maka TBC dapat

terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Sekitar 30-50%

anak-anak yang terjadi kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji

tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita

Page 9: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan

serologi/darah (Anonim b, 2010)

Pemeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien mungkin ditemukan

konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia, suhu demam (subfibris), badan

kurus atau berat badan menurun. Tempat kelainan lesi TB yang perlu dicurigai adalah

bagian apeks paru. Bila dicurigai infiltrat yang agak luas, maka akan didapatkan perkusi

yang redup dan auskultasi nafas bronkial. Akan didapatkan juga suara nafas tambahan

berupa ronkhi basah, kasar, dan nyaring. Tetapi bila infiltrat ini diliputi oleh penebalan

pleura, suara nafasnya menjadi vesikular melemah.

Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu

dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:

Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.

Pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).

Pemeriksaan patologi anatomi (PA).

Rontgen dada (thorax photo).

Uji tuberkulin.

Sumber: Anonim b, 2010

Penyakit tuberculosis memiliki beberapa variasi jenisnya. Adapun jenis-jenis dari

penyakit tuberculosis tersebut adalah:

Tuberculosis paru terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis

Tuberculosis paru tidak terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis

Tuberculosis pada sistem saraf

Tuberculosis pada organ-organ lainnya

Tuberculosis millier

Tuberculosis paru adalah tuberculosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk

pleura (selaput paru). Berdasarkan pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi menjadi 2 yaitu

Tuberkulosis Paru BTA positif dan Tuberkulosis Paru BTA negatif (Avicenna, 2009)

Tuberculosis ekstra paru adalah tuberculosis yang menyerang organ tubuh selain

jaringan paru, misalnya pleura (selaput paru), selaput otak, selaput jantung, kelejar limfe,

Page 10: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain.

Berdasarkan tingkat keparahannya, TB Ekstra Paru dibagi menjadi 2 yaitu : tuberculosis

ekstra paru ringan seperti misalnya adalah TB kelenjar limfe, pleuritis eksudatif unilateral,

tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal serta tuberculosis ekstra paru

berat, misalnya adalah meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudatif

dupleks, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kencing dan alat kelamin (Avicenna,

2009).

Dalam kasus TBC terdapat beberapa tipe penderita yang ditentukan berdasarkan

riwayat pengobatan sebelumnya. Adapun beberapa tipe penderita tersebut yaitu: kasus baru

adalah dimana penderita tersebut belum pernah diobati dengan OAT (Obat Anti

Tuberculosis) atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian)

(Avicenna, 2009).

Kambuh (relaps) adalah penderita TB yang sebelumnya pernah mendapatkan terapi

TB dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat

dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif (Avicenna, 2009).

Pindahan (transfer in) adalah penderita TB yang sedang mendapatkan pengobatan

disuatu kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita tersebut

harus membawa surat rujukan/pindahan (FORM TB 09) (Avicenna, 2009).

Kasus berobat setelah lalai (pengobatan setelah default/drop-out) adalah penderita

TB yang kembali berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif setelah putus

berobat 2 bulan atau lebih. (Avicenna, 2009).

Gagal adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi

positif pada akhir bulan ke-5 atau lebih atau penderita BTA negative, rontgen positif yang

menjadi BTA positif pada akhir bulan ke-2 pengobatan. (Avicenna, 2009).

Semua penderita lain yang tidak memenuhi persyaratan tersebut diatas merupakan

tipe yang lain. Termasuk dalam kelompok ini adalah kasus kronik (adalah penderita yang

masih BTA positif setelah menyelesaikan pengobatan ulang dengan kategori 2) (Avicenna,

2009).

INVASI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS SERTA RIWAYAT TERJADINYA

TUBERCULOSIS

Page 11: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

Penyebaran penyakit TBC biasanya dimulai melalui udara yang tercemar dengan

bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk. Pada

anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri

tuberculosis ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak

menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat

menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi

TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran

pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh

yang paling sering terkena infeksi bakteri ini adalah paru-paru (Anonim d, 2010)

Gambar 4. Penyebaran bakteri TBC

Sumber: Medicastore

Saat Mycobacterium tuberculosis berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan

segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui

serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui

pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan

dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan

menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat

sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen (Anonim d, 2010)

Page 12: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant

sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang

kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah

banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang

inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah

memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih

dan positif terinfeksi TBC (Anonim d, 2010).

Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan

dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum

optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang

tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya

tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang

memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC (Anonim d, 2010).

Adapun riwayat terjadinya tuberculosis dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap

infeksi primer dan pasca primer. Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali

dengan kuman TB. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati

sistem pertahanan mukosillier bronkus, dan terus berjalan sehinga sampai di alveolus dan

menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara

pembelahan diri di paru-paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru, saluran limfe

akan membawa kuman TB ke kelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai

kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer

adalah 4 - 6 minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi

tuberkulin dari negatif menjadi positif (Anonim c, 2010).

Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung kuman yang masuk dan besarnya respon

daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat

menghentikan perkembangan kuman TB. Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan

menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh

tidak mampu mengehentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang

bersangkutan akan menjadi penderita Tuberkulosis. Masa inkubasi, yaitu waktu yang

diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 6 bulan (Anonim c,

2010).

Page 13: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

Tahap kedua yaitu Tuberkulosis Pasca Primer (Post Primary TB) biasanya terjadi

setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan

tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi yang buruk. Ciri khas dari

tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau

efusi pleura (Anonim c, 2010).

Penderita penyakit tuberculosis dapat mengalami komplikasi dimana komplikasi ini

sering terjadi pada penderita stadium lanjut. Beberapa komplikasinya adalah sebagai

berikut:

Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat

mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan napas.

Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.

Bronkiectasis dan Fibrosis pada paru.

Pneumotoraks spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru.

Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan

sebagainya.

Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency).

Sumber: Anonim c, 2010

Komplikasi akibat penyakit TBC dapat menyerang beberapa organ vital tubuh, di

antaranya adalah tulang, usus, otak serta ginjal. TBC tulang ini bisa disebabkan oleh bakteri

TBC yang mengendap di paru-paru, lalu terjadi komplikasi dan masuk ke tulang. Atau bisa

juga bakteri TBC langsung masuk ke tulang lewat aliran darah dari paru-paru. Waktu yang

dibutuhkan bakteri untuk masuk dan merusak tulang bervariasi. Ada yang singkat, tapi ada

pula yang lama hingga bertahun-tahun. Bakteri TBC biasanya akan berkembang biak

dengan pesat saat kondisi tubuh sedang lemah, misalnya selagi anak terkena penyakit berat.

Saat itu kekebalan tubuhnya menurun, sehingga bakteri pun leluasa menjalankan aksinya

(Anonim e, 2010).

Bagian tulang yang biasa diserang bakteri TBC adalah sendi panggul, panggul dan

tulang belakang. Gangguan tulang belakang bisa terlihat dari bentuk tulang belakang

penderita. Biasanya tidak bisa tegak, bisa miring ke kiri, ke kanan, atau ke depan. Sendi

panggul yang rusak pun membuat penderita tidak bisa berjalan dengan normal. Sedangkan

Page 14: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

pada ibu hamil, kelainan panggul membuatnya tidak bisa melahirkan secara normal. Jika

kelainannya masih ringan, upaya pemberian obat-obatan dan operasi bisa dilakukan. Lain

halnya jika berat, tindakan operasi tidak bisa menolong karena sendi atau tulang sudah

hancur. Penderita bisa cacat seumur hidup (Anonim e, 2010).

Selain karena komplikasi, TBC usus ini bisa timbul karena penderita mengonsumsi

makanan/minuman yang tercemar bakteri TBC. Bakteri ini bisa menyebabkan gangguan

seperti penyumbatan, penyempitan, bahkan membusuknya usus. Ciri penderita TBC usus

antara lain anak sering muntah akibat penyempitan usus hingga menyumbat saluran cerna.

Mendiagnosis TBC usus tidaklah mudah karena gejalanya hampir sama dengan penyakit

lain. Ciri lainnya tergantung bagian mana dan seberapa luas bakteri itu merusak usus.

Demikian juga dengan pengobatannya. Jika ada bagian usus yang membusuk, dokter akan

membuang bagian usus itu lalu menyambungnya dengan bagian usus lain (Anonim e,

2010).

Bakteri TBC juga bisa menyerang otak. Gejalanya hampir sama dengan orang yang

terkena radang selaput otak, seperti panas tinggi, gangguan kesadaran, kejang-kejang, juga

penyempitan sel-sel saraf di otak. Kalau sampai menyerang selaput otak, penderita harus

menjalani perawatan yang lama. Sayangnya, gara-gara sel-sel sarafnya rusak, penderita

tidak bisa kembali ke kondisi normal. (Anonim e, 2010).

Bakteri TBC pun bisa merusak fungsi ginjal. Akibatnya, proses pembuangan racun

tubuh akan terganggu. Selanjutnya bukan tidak mungkin bakal mengalami gagal ginjal.

Gejala yang biasa terjadi antara lain mual-muntah, nafsu makan menurun, sakit kepala,

lemah, dan sejenisnya. Gagal ginjal akut bisa sembuh sempurna dengan perawatan dan

pengobatan yang tepat. Sedangkan gagal ginjal kronik sudah tidak dapat disembuhkan.

Beberapa di antaranya harus menjalani cangkok ginjal (Anonim e, 2010).

Penderita yang mengalami komplikasi berat perlu dirawat inap di rumah sakit.

Penderita TB paru dengan kerusakan jaringan luas yang telah sembuh (BTA negatif) masih

bisa mengalami batuk darah. Keadaan ini seringkali dikelirukan dengan kasus kambuh.

Pada kasus seperti ini, pengobatan dengan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) tidak diperlukan,

tapi cukup diberikan pengobatan simptomatis. Bila perdarahan berat, penderita harus

dirujuk ke unit spesialistik (Anonim c, 2010).

Page 15: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

PENGOBATAN PENYAKIT TUBERCULOSIS

Pengobatan TBC harus dilakukan secara tepat sehingga secara tidak langsung akan

mencegah penyebaran penyakit ini. Berikut adalah beberapa obat yang biasanya digunakan

dalam pengobatan penyakit TBC:

1) Isoniazid (INH)

Obat yang bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) ini

merupakan prodrug yang perlu diaktifkan dengan enzim katalase untuk menimbulkan

efek. Bekerja dengan menghambat pembentukan dinding sel mikrobakteri (Anonim f,

2010).

2) Rifampisin / Rifampin

Bersifat bakterisidal (membunuh bakteri) dan bekerja dengan mencegah

transkripsi RNA dalam proses sintesis protein dinding sel bakteri (Anonim f, 2010).

3) Pirazinamid

Bersifat bakterisidal dan bekerja dengan menghambat pembentukan asam

lemak yang diperlukan dalam pertumbuhan bakteri (Anonim f, 2010).

4) Streptomisin

Termasuk dalam golongan aminoglikosida dan dapat membunuh sel mikroba

dengan cara menghambat sintesis protein (Anonim f, 2010).

5) Ethambutol

Bersifat bakteriostatik. Bekerja dengan mengganggu pembentukan dinding sel

bakteri dengan meningkatkan permeabilitas dinding (Anonim f, 2010).

6) Fluoroquinolone

Fluoroquinolone adalah obat yang menghambat replikasi bakteri M.

tuberculosis. Replikasi dihambat melalui interaksi dengan enzim gyrase, salah enzim

yang mutlak diperlukan dalam proses replikasi bakteri M. Tuberculosis. Enzim ini

tepatnya bekerja pada proses perubahan struktur DNA dari bakteri, yaitu perubahan

dari struktur double helix menjadi super coil (Gambar 5). Dengan struktur super

coil ini DNA lebih mudah dan praktis disimpan di dalam sel. Pada proses tersebut

enzim gyrase berikatan dengan DNA, dan memotong salah satu rantai DNA dan

kemudian menyambung kembali (Gambar 5). Dalam proses ini terbentuk produk

Page 16: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

sementara (intermediate product) berupa ikatan antara enzim gyrase dan DNA

(kompleks gyrase-DNA) (Anonim g, 2008)

Gambar 5. Perubahan struktur DNA

Sumber:Anonim g

Fluoroquinolone mamiliki kemampuan untuk berikatan dengan kompleks

gyrase-DNA ini, dan membuat gyrase tetap bisa memotong DNA, tetapi tidak bisa

menyambungnya kembali. Akibatnya, DNA bakteri tidak akan berfungsi sehingga

akhirnya bakteri akan mati. Selain itu, ikatan fluoroquinolone dengan kompleks

gyrase-DNA merupakan ikatan reversible, artinya bisa lepas kembali sehingga bisa di

daur ulang. Akibatnya, dengan jumlah yang sedikit fluoroquinolone bisa bekerja

secara efektif (Anonim g, 2008)

Dalam terapi TBC, biasanya dipilih pemberian dalam bentuk kombinasi dari 3-4

macam obat tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari terjadinya resistensi bakteri

terhadap obat. Dosis yang diberikan berbeda untuk tiap penderita, bergantung tingkat

keparahan infeksi. Karena bakteri tuberkulosa sangat lambat pertumbuhannya, maka

penanganan TBC cukup lama, antara 6 hingga 12 bulan yaitu untuk membunuh seluruh

bakteri secara tuntas (Anonim f, 2010).

Pengobatan harus dilakukan secara terus-menerus tanpa terputus, walaupun pasien

telah merasa lebih baik / sehat. Pengobatan yang terhenti ditengah jalan dapat

menyebabkan bakteri menjadi resisten. Jika hal ini terjadi, maka TBC akan lebih sukar

untuk disembuhkan dan perlu waktu yang lebih lama untuk ditangani. Untuk membantu

memastikan penderita TBC meminum obat secara teratur dan benar, keterlibatan anggota

keluarga atau petugas kesehatan diperlukan yaitu mengawasi dan jika perlu menyiapkan

Page 17: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

obat yang hendak dikonsumsi. Oleh karena itu, perlunya dukungan terutama dari keluarga

penderita untuk menuntaskan pengobatan agar benar-benar tercapai kesembuhan (Anonim

f, 2010).

Obat diminum pada waktu yang sama setiap harinya untuk memudahkan penderita

dalam mengkonsumsi obat. Lebih baik obat diminum saat perut kosong sekitar setengah

jam sebelum makan atau menjelang tidur (Anonim f, 2010).

Selain dengan menggunakan obat-obatan tersebut, pengobatan penyakit akibat infeksi

bakteri mycobacterium ini dapat dilakukan dengan menggunakan jahe dan mengkudu. Jahe

dan mengkudu dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan bakteri berbentuk batang

tersebut karena kedua bahan itu kaya akan senyawa antibakteri. Misalnya jahe mempunyai

gingerol yang bersifat antibakteri. Demikian juga mengkudu yang mengandung senyawa

aktif antrakuinon, acubin, asperuloside, dan alizarin. Keempat senyawa itu juga berkhasiat

untuk membunuh bakteri tuberculosis (Anonim h, 2010)

Kedua bahan itu mempunyai sifat antibakteri lebih kuat ketika disatukan. Sebaliknya

bila dipisah, kekuatannya berkurang. Jahe dan mengkudu juga bersifat imunostimulan alias

meningkatkan daya tahan tubuh. Duet mengkudu dan jahe menyusul meniran yang lebih

dulu diuji klinis sebagai penyembuh tuberkulosis. Phyllanthus niruri itu terbukti sebagai

antituberkulosis. Pemberian 50 mg kapsul meniran selama 3 kali sehari menyembuhkan TB

pada pekan ke-6 atau lebih cepat 8 minggu dibandingkan pasien yang tidak mengkonsumsi

meniran. 

Meniran juga bersifat sebagai imunomodulator alias penguat sistem kekebalan tubuh.

Ketika kekebalan tubuh meningkat, bibit-bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh dapat

dilemahkan. Jika sel-sel imun seseorang diganggu, maka orang tersebut akan rentan sakit

(Anonim h, 2010).

Perpaduan ekstrak jahe dan mengkudu itu mampu menyempurnakan obat standar

resep dokter seperti rifampisin serta pirazinamid yang selama ini digunakan untuk

mengatasi TB. Untuk yang tidak cocok mengkonsumsi obat-obatan dokter tersebut,

menyebabkan gangguan hati. Namun, apabila penggunaannya disertai dengan konsumsi

jahe dan mengkudu, hal tersebut tidak akan terjadi. Ekstrak jahe dan mengkudu juga

mencegah resistensi (Anonim h, 2010)

Page 18: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

RESISTENSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS

Bakteri Mycobacterium tuberculosis secara alami resisten terhadap berbagai

antibiotik yang telah ada sebelumnya. Hal ini menyebabkan sulitnya pengobatan penyakit

TB secara tuntas. Sifat resisten ini dipengaruhi oleh adanya enzim-enzim yang mampu

memodifikasi obat seperti b-lactamase dan aminoglycosida acetyl transferase. Jika diterapi

dengan benar, tuberkulosis dapat disembuhkan yang disebabkan oleh

kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat

disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun

pertama pada lebih dari setengah kasus (Palit, 2010)

Mycobacterium tuberculosis resisten terhadap fluoroquinolone melalui struktur unik

protein MfpA. Berdasarkan analisa model dengan menggunakan komputer (computer

modeling) ditemukan bahwa protein MfpA bisa masuk ke dalam bagian aktif (active site)

dari enzim gyrase, seperti halnya DNA. Ini disebabkan karena protein MfpA memiliki

struktur yang sama dengan DNA. Akan tetapi berbeda dengan interaksi gyrase dengan

DNA, interaksi gyrase dengan MfpA mengakibatkan gyrase tidak bisa berinteraksi dengan

fluoroquinolone. Dengan kata lain, kompleks MfpA-gyrase tidak bisa berinterkasi dengan

fluoroquinolone, sehingga fluoroquinolone tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya

(Anonim g, 2008).

Interaksi gyrase dan DNA penting dalam proses replikasi bakteri M. tuberculosis.

Interaksi protein MfpA dengan gyrase, secara otomatis juga menghambat interaksi gyrase

dengan DNA. Dengan kata lain, protein MfpA merupakan inhibitor dari enzim gyrase,

yakni menghambat aktivitas enzim gyrase itu senditi. Hambatan fungsi enzim gyrase ini

mengakibatkan proses replikasi M. tuberculosis terganggu. Pada kenyataannya memang

demikian. Artinya, perkembangbiakan bakteri M. tuberculosis menurun, akan tetapi hal ini

lebih baik bagi bakteri dari pada mati karena obat fluoroquinolone. Dan biasanya bakteri

yang resisten terhadap suatu obat bukan secara tiba-tiba, melainkan mulai dari jumlah yang

sedikit dan kemudian perlahan-lahan bertambah sesuai dengan perjalanan waktu (Anonim

g, 2008).

Mekanisme fungsi protein MfpA dalam proses resistensi M. tuberculosis sangat unik.

Pada umumnya resistensi disebabkan oleh penguraian obat anti-bakteri oleh enzim atau

protein tertentu. Akan tetapi tidak demikian halnya dengan protein MfpA. Protein ini hanya

Page 19: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

memproteksi interaksi obat dengan targetnya. MfpA adalah protein yang pertama kali

dibuktikan mempunyai fungsi demikian (Anonim g, 2008).

Pada umumnya kegagalan pengobatan TBC terjadi disebabkan terapi yang terputus

karena pasien merasa sudah sembuh. Masalah yang sering timbul adalah lamanya waktu

pengobatan. Obat untuk TBC harus dimakan sedikitnya enam bulan. Sementara biasanya

setelah makan obat selama dua bulan, pasien malas meneruskan pengobatan karena merasa

sembuh dan tidak merasakan gejala lagi. Padahal apabila pengobatan berhenti di tengah

jalan, maka tidah hanya penyakitnya saja yang tidak sembuh dengan tuntas, tetapi juga

menyebabkan bakteri TBC menjadi kebal terhadap obat yang digunakan. Ketiadaan biaya

juga membuat seseorang tidak berobat, karena tidak mengetahui program pemerintah yang

menggratiskan obat TBC di seluruh Puskesmas di Indonesia. Penyakit ini sering dianggap

enteng oleh penderita karena masih bisa bekerja seperti biasa, namun tanpa disadari

keparahan penyakit yang semakin meningkat sebanding dengan perjalanan waktu dan

menurunnya daya tahan tubuh.

EPIDEMIOLOGI DAN PENYEBARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS

TBC umumnya menyerang orang dewasa muda dan banyak terjadi di negara

berkembang. Setengahnya terdapat di Asia. Pada tahun 2008, WHO memprediksi ada

sekitar 9,4 juta orang yang menjadi penderita TBC aktif. Dari 15 negara dengan tingkat

TBC paling tinggi, 13 diantaranya ada di Afrika. Sementara itu setengahnya ada di negara

Asia, diantaranya Bangladesh, China, India, Indonesia, Pakistan dan Filipina (Anonim i,

2010)

Apabila penyakit tuberculosis ini tidak diobati, maka setelah lima tahun, 50 % dari

penderita TB akan meninggal, 25 % akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi,

dan 25 % sebagai kasus kronik yang tetap menular (WHO 1996).

Menurut WHO (1999), di Indonesia setiap tahun terjadi 583 kasus baru dengan

kematian

130 penderita dengan tuberkulosis positif pada dahaknya. Sedangkan menurut hasil

penelitian kusnindar 1990, Jumlah kematian yang disebabkan karena tuberkulosis

diperkirakan 105,952 orang pertahun. Kejadian kasus tuberkulosa paru yang tinggi ini

paling banyak terjadi pada kelompok masyarakat dengan sosio ekonomi lemah. Terjadinya

Page 20: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

peningkatan kasus ini disebabkan dipengaruhi oleh daya tahan tubuh, status gizi dan

kebersihan diri individu dan kepadatan hunian lingkungan tempat tinggal (Hiswani M.Kes,

2010).

HIV juga memberikan pengaruh signifikan terhadap penyebaran penyakit

tuberculosis ini. Hal ini terjadi karena infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem

daya tahan tubuh seluler (Cellular Immunity), sehingga jika terjadi infeksi oportunistik,

seperti tuberkulosis, maka yang bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan

mengakibatkan kematian. Bila jumlah orang terinfeksi HIV meningkat, maka jumlah

penderita TB akan meningkat, dengan demikian penularan TB di masyarakat akan

meningkat pula (Anonim j, 2010).

PENCEGAHAN PENYAKIT TUBERCULOSIS

Pencegahan terhadap kemungkinan terjangkitnya penyakit ini merupakan langkah

yang paling efektif dan efisien. Adapun yang dapat kita lakukan sebagai upaya pencegahan

adalah sebagai berikut:

* Konsumsi makanan bergizi

Dengan asupan makanan bergizi, daya tahan tubuh akan meningkat. Produksi leukosit

pun tidak akan mengalami gangguan, hingga siap melawan bakteri TBC yang

kemungkinan terhirup. Selain itu, konsumsi makanan bergizi juga menghindarkan

terjadinya komplikasi berat akibat TBC (Anonim e, 2010).

* Vaksinasi

Dengan vaksinasi BCG yang benar dan di usia yang tepat, sel-sel darah putih menjadi

cukup matang dan memiliki kemampuan melawan bakteri TBC. Meski begitu, vaksinasi

ini tidak menjamin penderita bebas sama sekali dari penyakit TBC, khususnya TBC

paru. Hanya saja kuman TBC yang masuk ke paru-paru tidak akan berkembang dan

menimbulkan komplikasi. Bakteri juga tidak bisa menembus aliran darah dan

komplikasi pun bisa dihindarkan. Dengan kata lain, karena sudah divaksin BCG, anak

hanya menderita TBC ringan (Anonim e, 2010).

* Lingkungan

Page 21: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

Lingkungan yang kumuh dan padat akan membuat penularan TBC berlangsung cepat.

Untuk itulah mengapa lingkungan yang sehat dan kebersihan makanan dan minuman

sangat perlu untuk dijaga (Anonim e, 2010).

DAFTAR PUSTAKA

Page 22: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

Anonim a. 2007. TUBERKULOSIS. http://www.infeksi.com/index.php? Diakses pada tanggal 23 Maret 2010.

Anonim b. 2010. Gejala Klinis TBC. http://daimanshare.com/. Diakses pada tanggal 23 Maret 2010

Anonim c . 2010. Tuberculosis. http://www.Infeksi.com/tuberculosis. Diakses pada tanggal 23 Maret 2010

Anonim d. 2010. Penyakit TBC. http://www.medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm. Diakses pada tanggal 23 Maret 2010

Anonim e. 2010. Ayo Tangkal TBC. http://www. nakita.com. Diakses pada tanggal 23 Maret 2010

Anonim f. 2010. Pengobatan TBC. http://piogama.ugm.ac.id/. Diakses tanggal 23 Maret 2010

Anonim g. 2008. Resistensi Bakteri. http://jundul.wordpress.com/2008/09/15/resistensi-bakteri-tbc/. Diakses pada tanggal 23 Maret 2010

Anonim h. 2010. Jahe dan Mengkudu Sebagai Obat TBC. http://www.smallcrab.com/ Diakses pada tanggal 23 Maret 2010.

Anonim I. 2010. Mudahnya Penularan TBC. http://www.scribd.com/TBC?. Diakses pada tanggal 23 Maret 2010.

Anonim j. 2010. Tanya Jawab Penyakit TBC. http://www.tanyajawab.com/ Diakses pada tanggal 23 Maret 2010.

Avicenna.2009. Tuberculosis Paru (TB Paru). http://www.rajawana.com/home-mainmenu-1.html. Diakses pada tanggal 23 Maret 2010

Indah.2010. World TB Day 2009 : STOP TB. http://www.Indosiar.com. Diakses pada tanggal 23 Maret 2010

Palit, epiphani. 2010. Membaca Genom Bakteri “MTB”. http://www.pikiranrakyat.com. Diakses pada tanggal 23 Maret 2010

Pratiwi, Sylvia. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga. Bandung

Simbahgaul. 2008. Mikrobakteria. http://www.simbahgaul.wordpress.com Diakses pada tanggal 23 Maret 2010.

Page 23: Makalah Mycobacterium Tuberculosis

Tin-U, Kaiser. 2005. Tuberculosis. http://hivinsite.ucsf.edu/InSite?page=md-06-01-01 Diakses pada tanggal 23 Maret 2010.

U-knee. 2008. Tuberculosis. http://www.iniitu.blogspot.com Diakses pada tanggal 23 Maret 2010.

Wikipedia. 2010. Mycobacterium tuberculosis. http://www.wikipedia.org Diakses pada tanggal 23 Maret 2010.