makalah klp baru lagi

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu di bidang kesehatan pada masa sekarang ini semakin meningkat. Pada cabang ilmu kedokteran mengalami kemajuan yang sangat pesat diantaranya adalah dibidang radiodiagnostik yang perkembangannya diawali dengan ditemukannya sinar-X oleh seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman yang bernama Prof. Dr. Wilhelm Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895. Pada saat ini hampir semua organ dan sistem di dalam tubuh kita dapat diperiksa secara radiologis, bahkan setelah ditemukan kontras media yang berguna memperlihatkan jaringan organ yang mempunyai nomor atom yang lebih kecil sehingga kelainan pada organ tersebut dapat didiagnosa. 1

Upload: ardhy-basir

Post on 19-Jan-2016

66 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Klp Baru Lagi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu di bidang kesehatan pada masa sekarang ini semakin

meningkat. Pada cabang ilmu kedokteran mengalami kemajuan yang sangat

pesat diantaranya adalah dibidang radiodiagnostik yang perkembangannya

diawali dengan ditemukannya sinar-X oleh seorang ahli fisika berkebangsaan

Jerman yang bernama Prof. Dr. Wilhelm Conrad Rontgen pada tanggal 8

November 1895.

Pada saat ini hampir semua organ dan sistem di dalam tubuh kita dapat

diperiksa secara radiologis, bahkan setelah ditemukan kontras media yang

berguna memperlihatkan jaringan organ yang mempunyai nomor atom yang

lebih kecil sehingga kelainan pada organ tersebut dapat didiagnosa.

Pemeriksaan radiologi secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu

pemeriksaan radiologi tanpa kontras dan pemeriksaan radiologi yang

menggunakan bahan kontras. Dalam penyusunan makalah ini, penulis

menyajikan salah satu pemeriksaan yang menggunakan bahan kontras yaitu

pemeriksaan colon inloop. Pemeriksaan colon inloop adalah pemeriksaan

1

Page 2: Makalah Klp Baru Lagi

secara radiologi yang menggunakan bahan kontras positif yaitu Barium Sulfat

dan bahan kontras negatif yaitu udara dengan tujuan untuk

mengvisualisasikan keadaan colon atau usus besar yang dimasukkan ke dalam

tubuh melalui anus.

Dari tugas yang diberikan oleh pembimbing tentang pemeriksaan knee

joint maka dibuatlah tugas laporan ini dengan judul “ TEKNIK

PEMERIKSAAN COLOON ON LOOP DENGAN KASUS SUSPEK

TUMOR PADA CAECUM.“

1.1. Rumusan Masalah

Bagaimanakah tatalaksana pemeriksaan Colon In Loop dengan kasus suspek

tumor pada caecum di Instalasi Radiologi RS Ibnu Sina?

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini yaitu :

1. Mengetahui teknik pemeriksaan Colon In Loop pada kasu suspek

tumor caecum di Instalasi Radiologi RS Ibnu Sina?

2. Mengetahui peranan pemeriksaan Colon In Loop pada kasus suspek

tumor caecum di Instalasi Radiologi RS Ibnu Sina?

2

Page 3: Makalah Klp Baru Lagi

3. Untuk menambah wacana pengetahuan mahasiswa ATRO

MUHAMMADIYAH MAKASSAR tentang pemeriksaan Colon In

Loop pada kasus

3

Page 4: Makalah Klp Baru Lagi

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Anatomi Dan Fisiologi Usus Besar (Colon)

Usus besar atau colon adalah sambungan dari usus halus yang merupakan

tabung berongga dengan panjang kira-kira 1,5 meter, terbentang dari caecum

sampai canalis ani. Diameter usus besar lebih besar daripada usus halus.

Diameter rata-ratanya sekitar 2,5 inchi. Tetapi makin mendekati ujungnya

diameternya makin berkurang. Usus besar ini tersusun atas membran mukosa

tanpa lipatan, kecuali pada daerah distal colon.

Usus besar dibagi menjadi ; caecum, appendiks vermivormis, colon

ascendens, colon transversal, colon descendens, colon sigmoideum (colon

pelvicum), rectum dan anus.

1. Caecum

Caecum merupakan kantong dengan ujung buntu yang menonjol ke

bawah pada regio iliaca kanan, di bawah junctura ileocaecalis. Appendiks

vermiformis berbentuk seperti cacing dan berasal dari sisi medial usus

besar. Panjang caecum sekitar 6 cm dan berjalan ke caudal.

4

Page 5: Makalah Klp Baru Lagi

Caecum berakhir sebagai kantong buntu yang berupa processus

vermiformis (apendiks) yang mempunyai panjang antara 8-13 cm.

2. Colon ascendens

Colon asenden berjalan ke atas dari caecum ke permukaan inferior

lobus kanan hati, menduduki regio illiaca dan lumbalis kanan. Setelah

sampai ke hati, colon asenden membelok ke kiri, membentuk fleksura coli

dekstra (fleksura hepatik). Colon ascendens ini terletak pada regio illiaca

kanan dengan panjang sekitar 13 cm.

3. Colon transversum

Colon transversum menyilang abdomen pada regio umbilikalis dari

fleksura coli dekstra sampai fleksura coli sinistra. Colon transversum

membentuk lengkungan seperti huruf U. Pada posisi berdiri, bagian bawah

U dapat turun sampai pelvis. Colon transversum, waktu mencapai daerah

limpa, membelok ke bawah membentuk fleksura coli sinistra (fleksura

lienalis) untuk kemudian menjadi Colon descendens.

4. Colon descendens

Colon descendens terletak pada regio illiaca kiri dengan panjang

sekitar 25 cm. Colon descendens ini berjalan ke bawah dari fleksura lienalis

sampai pinggir pelvis membentuk fleksura sigmoideum dan berlanjut

sebagai colon sigmoideum.

5

Page 6: Makalah Klp Baru Lagi

5. Colon sigmoideum

Colon sigmoideum mulai dari pintu atas panggul. Colon

sigmoideum merupakan lanjutan kolon desenden dan tergantung ke bawah

dalam rongga pelvis dalam bentuk lengkungan. Colon sigmoideum bersatu

dengan rectum di depan sakrum.

6. Rectum

Rectum menduduki bagian posterior rongga pelvis. Rektum

merupakan lanjutan dari kolon sigmoideum dan berjalan turun di depan

caecum, meninggalkan pelvis dengan menembus dasar pelvis. Setelah itu

rektum berlanjut sebagai anus dalam perineum. Menurut Pearce (1999),

rektum merupakan bagian 10 cm terbawah dari usus besar, dimulai pada

colon sigmoideum dan berakhir ke dalam anus yang dijaga oleh otot internal

dan eksternal.

6

Page 7: Makalah Klp Baru Lagi

Gambar 1. Usus Besar / colon

Fungsi usus besar adalah :

1). Absorbsi air dan elektrolit

Penyerapan air dan elektrolit sebagian besar berlangsung di

separuh atas colon. Dari sekitar 1000 ml kimus yang masuk ke

usus setiap hari, hanya 100 ml cairan dan hampir tidak ada

elektrolit yang diekskresikan. Dengan mengeluarkan sekitar 90 %

cairan, colon mengubah 1000-2000 ml kimus isotonik menjadi

7

Keterangan :

1. Appendiks2. Caecum3. Persambungan ileosekal4. Apendises epiploika5. Colon ascendens6. Fleksura hepatika7. Colon transversal8. Fleksura lienalis9. Haustra10. Colon descendens11. Taenia koli12. Colon sigmoid13. Canalis Ani14. Rectum15. Anus

Page 8: Makalah Klp Baru Lagi

sekitar 200-250 ml tinja semi padat). Dalam hal ini colon sigmoid

berfungsi sebagai reservoir untuk dehidrasi masa feases sampai

defekasi berlangsung.

2). Sekresi mukus.

Mukus adalah suatu bahan yang sangat kental yang

membungkus dinding usus. Fungsinya sebagai pelindung mukosa

agar tidak dicerna oleh enzim-enzim yang terdapat didalam usus

dan sebagai pelumas makanan sehingga mudah lewat. Tanpa

pembentukan mukus, integritas dinding usus akan sangat

terganggu, selain itu tinja akan menjadi sangat keras tanpa efek

lubrikasi dari mukus.

Sekresi usus besar mengandung banyak mukus. Hal ini

menunjukkan banyak reaksi alkali dan tidak mengandung enzim.

Pada keadaan peradangan usus, peningkatan sekresi mukus yang

banyak sekali mungkin bertanggung jawab dan kehilangan protein

dalam feases.

3). Menghasilkan bakteri

Bakteri usus besar melakukan banyak fungsi yaitu sintesis

vitamin K dan beberapa vitamin B. Penyiapan selulosa yang

berupa hidrat karbon di dalam tumbuh-tumbuhan, buah-buahan,

8

Page 9: Makalah Klp Baru Lagi

sayuran hijau dan penyiapan sisa protein yang belum dicernakan

merupakan kerja bakteri guna ekskresi.

Mikroorganisme yang terdapat di colon terdiri tidak saja dari

eschericia coli dan enterobacter aerogenes tetapi juga organisme-

organisme pleomorfik seperti bacteriodes fragilis. Sejumlah besar

bakteri keluar melalui tinja. Pada saat lahir colon steril, tetapi flora

bakteri usus segera tumbuh pada awal masa kehidupan.

4). Defikasi (pembuangan air besar)

Defikasi terjadi karena kontraksi peristaltik rektum.

Kontraksi ini dihasilkan sebagai respon terhadap perangsangan

otot polos longitudinal dan sirkuler oleh pleksus mienterikus.

Pleksus mienterikus dirangsang oleh saraf parasimpatis yang

berjalan di segmen sakrum korda sinalis. Defekasi dapat dihambat

dengan menjaga agar spingter eksternus tetap berkontraksi atau

dibantu dengan melemaskan spingter dan mengkontraksikan otot-

otot abdomen

2.2 Patologi

Sebelum mengetahui apa itu tumor pada caecum atau bias juga di sebut

tumor kolon, sebaiknya Anda tahu terlebih dahulu apa itu kolon. Kolon

9

Page 10: Makalah Klp Baru Lagi

merupakan sebuah bagian dari sistem pencernaan kita. Berbentuk memanjang,

kolon bermula pada bagian cecum dan berakhir pada rektum.

Bagian awal dari usus besar dinamakan cecum, bagian tengahnya dinamakan

kolon dan pada bagian akhir usus adalah rektum. Ketiga bagian inilah yang biasa

disebut sebagai usus besar. Rektum yang merupakan bagian akhir kolon,

berhubungan dengan anus.

Tumor kolon atau yang akrab dikenal dengan istilah tumor usus besar dapat

bersifat jinak dan ganas. Memang, ada klasifikasi lagi pada penyakit tumor di

bagian ini yaitu tumor jinak dan tumor ganas.

Tumor jinak memiliki ciri pertumbuhan yang lambat dan tak menyerang jaringan

atau organ sekitar usus. Tumor jinak pada usus besar ini biasa disebut dengan

polip. Tumor jinak pada usus besar ini relatif mudah disembuhkan dibanding

tumor kolon ganas.

Sementara, tumor yang memiliki pertumbuhan cepat dan menyerang organ

sekitarnya disebut sebagai tumor ganas. Inilah yang biasa dikenal dengan

nama kanker. Tumor kolon ganas ini biasanya berkembang dari tumor jinak

yang tak segera diobati.

10

Page 11: Makalah Klp Baru Lagi

2.3 Hasil penelitian

Hasil penelitian tentang teknik pemeriksaan radiografi Colon In Loop

pada kasus suspek tumor caecum di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Ibnu

Sina, berupa laporan kasus yang meliputi pelaksanaan pemeriksaan atau

prosedur pemeriksaan yang akan diuraikan di bawah ini. Adapun laporan

kasus tersebut adalah :

A. Riwayat Penyakit

Penderita mengajukan permintaan pada Instalasi Radiologi Rumah

Sakit Ibnu Sina, untuk memeriksakan diri dengan keluhan nyeri perut di

bagian kiri bawah. Setelah Dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap

pasien, dokter mendiagnosa sementara bahwa adanya tumor di dalam

abdomen. Dengan demikian untuk memastikan diagnosis, dokter

memberikan surat permintaan foto rontgen untuk pemeriksaan Colon In

Loop dengan diagnosa sementara suspect tumor caecum. Hal ini sesuai

dengan hasil observasi penulis di rekam medis.

B. Prosedur pemeriksaan

Sebelum dilakukan pemeriksaan, perlu dipersiapkan hal-hal sebagai

berikut :

1. Persiapan pasien

Agar persiapan pasien berjalan dengan baik dan benar ,perlu

diberikan penjelasan kepada pasien ,supaya pasien dapat melakukan

11

Page 12: Makalah Klp Baru Lagi

prosedur pemeriksaan ini dengan benar.Adapun tujuan dari

persiapan ini,yaitu:

a.Pasien siap menghadapi pemeriksaan baik fisik maupun mental.

b.Memperlancar pemeriksaan colon in loop

c.Mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat.

a. Persiapan obat

Dulcolax Suppositoria 2 Biji.

Fleet phosphor-soda : 1 botol.

b. Penatalaksanaan

c. Hari 1 (pertama)

Pagi : Makan bubur kecap+Telur rebus 1 biji+Minum air banyak.

Siang : Makan bubur kecap+telur rebus 1 biji+minum air banyak.

Malam : Makan bubur kecap+telur rebus 1 biji+minum air banyak.

d. Hari II (kedua)

Pagi : Makan bubur kecap+telur rebus 1 biji+minum air banyak.

Siang : Makan bubur kecap+telur rebus 1 biji+minum air banyak.

Malam : -Makan bubur kecap+telur rebus 1 biji+minum air banyak

-Pukul 20.00 Wita minum 1 botol fleet phosphor-soda dibagi

dalam 3 dosis

(15 ml fleet phospho-soda+1 gelas aisssr 240 ml)

12

Page 13: Makalah Klp Baru Lagi

(15 ml fleet phospho-soda +1 gelas air 240 ml)

(15 ml fleet phospho-soda+ 1 gelas air 240 ml)

-ketiga gelas ini di minum habis dalam waktu 20 menit-1 jam

-Selanjutnya pasien puasa sampai selesai difoto.

c. Hari III (ketiga): -Pukul 05.00 wita,masukkan dulcolax melalui lubang

dubur 1 biji.

-Pukul 08.00 wita,datang kebagian Radiologi untuk difoto

(dalam Keadaan puasa).

2. Persiapan Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang dipersiapkan untuk pemeriksaan Colon

In loop ini antara lain:

a) Alat

Pesawat x – ray

Kaset dan film

Marker

Kateter tip ( sonde) 50 ml

Kateter no 18

Spoit 2,5 cc

Handscun

Penjepit atau klem

Nierbeken

13

Page 14: Makalah Klp Baru Lagi

Apron

Plester

Blender

b) Bahan

Persiapan bahan dalam pemeriksaan colon in loop

Media kontras barium sulfat

Air

Jelly.

Buscopan

c) Teknik pemeriksaanPemeriksaan ini dilakukan terhadap pasien dengan data sebagai

berikut:

Nama : Tn.P

Umur : 80 tahun

No foto : 5896

Tanggal : 7 Desember 2012

Klinis : suspect tumor caecum

14

Page 15: Makalah Klp Baru Lagi

a) Foto Polos Abdomen

Pemeriksaan Colon In Loop didahulukan dengan foto

polos abdomen dengan tujuan untuk melihat persiapan yang

dilakukan pasien

Posisi pasien : Posisi pasien tidur terlentang diatas

meja pemeriksaan, MSP tubuh diatur

tepat pada garis pertengahan meja.

Kedua tangan lurus disamping tubuh

dan kedua kaki lurus kebawah. Batas

atas tampak prosesus xipoideus dan

batas bawah syimpisis pubis.

Central point : Umbilicus

Central ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset

FFD : 100 cm

Faktor Eksposi : kV : 85

mAs : 14,0

15

Page 16: Makalah Klp Baru Lagi

Gambar Hasil radiograf foto polos abdomen

b) Pemasukan Media Kontras

Setelah melihat foto polos abdomen persiapan sudah

baik untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya pasien di

suntikkan buskopan untuk , maka alat-alat dan bahan kontras

yang telah di aduk dengan air didekatkan pada penderita.

Penderita berbaring terlentang diatas meja pemeriksaan setelah

itu masukan kateter kedalam anus selanjutnya di masukkan

bahan kontras dengan menggunakan spoid media kontras

600cc

Proyeksi : Proyeksi AP (Antero posterior).

Tujuan : Melihat Kontras sudah memasuki colon

sigmoid.

16

Page 17: Makalah Klp Baru Lagi

Posisi pasien : Pasien diposisikan supine di atas meja

pemeriksaan dengan MSP (Mid Sagital

Plane) tubuh berada tepat pada garis

tengah meja pemeriksaan. Kedua tangan

lurus di samping tubuh dan kedua kaki

lurus ke bawah.

Posisi objek : Objek diatur dengan menentukan batas

atas processus xypoideus dan batas

bawah adalah symphisis pubis.

Central point : Titik bidik pada pertengahan kedua

crista illiaca.

Central ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset

FFD : 100 cm.

Kriteria : Kontras sudah memasuki colon sigmoid.

Faktor Eksposi : kV : 84

mAs : 14,0

17

Page 18: Makalah Klp Baru Lagi

Gambar. Hasil radiograf foto setelah pemasukan

media kontras 600 ml

c) Foto Proyeksi Lateral

Posisi pasien : Pasien diposisikan lateral atau tidur miring

Posisi Objek : Mid Coronal Plane (MCP) diatur pada

pertengahan grid, genu sedikit fleksi untuk

fiksasi.

Cenral Ray : Arah sinar tegak lurus terhadap film

Central Point : Pada Mid Coronal Plane setinggi spina illiaca

anterior superior (SIAS).

18

Page 19: Makalah Klp Baru Lagi

FFD : 100cm

Kriteria : Daerah rectum dan sigmoid tampak jelas,

rectosigmoid pada pertengahan radiograf.

Faktor Eksposi : KV : 90

mAs : 16,0

Gambar . Posisi pasien Lateral dan hasil radiograf pada

pemeriksaan Colon In Loop

d) Proyeksi Obliq Kanan (RPO)

Posisi pasien :Posisi pasien supine di atas meja pemeriksaan

kemudian dirotasikan anan kurang lebih 35 - 45

terhadap meja pemeriksaan.Tangan kanan lurus

di samping tubuh dan tangan kiri menyilang di

depan tubuh berpegangan pada tepi meja. Kaki

kanan lurus ke bawah dan kaki kiri sedikit

ditekuk untuk fiksasi.

Posisi objek : MSP pada petengahan meja, lutut fleksi.

19

Page 20: Makalah Klp Baru Lagi

Central point : titik bidik pada 1-2 inchi kea rah lateral kiri

Dari titik tengah kedua crista illiaca

Central ray : Sinar vertikal tegak lurus terhadap kaset.

Eksposi : Dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan

tahan nafas.

FFD : 100 cm

Kriteria : Menunjukkan tampak gambaran fleksura

lienalis dan colon ascendens.

Faktor Eksposi : Kv : 86

mAs : 16

Gambar . Posisi pasien RPO dan hasil radiograf pada

pemeriksaan Colon In Loop

e) Proyeksi Obliq Kiri ( LPO)

Posisi pasien : Pasien diposisikan supine kemudian dirotasikan

kurang lebih 35 - 45 terhadap meja pemeriksaan.

Tangan kiri digunakan untuk bantalan dan tangan

20

Page 21: Makalah Klp Baru Lagi

kanan di depan tubuh berpegangan pada tepi meja

pemeriksaan. Kaki kiri lurus sedangkan kaki kanan

ditekuk untuk fiksasi.

Posisi objek : MSP pada petengahan meja, lutut fleksi.

Central ray : Titik bidik 1-2 inchi ke arah lateral kanan dari titik

tengah kedua crista illiaca.

Central point : sinar vertikal tegak lurus terhadap kaset.

FFD : 100 cm

Faktor Eksposi : KV: 86

mAs: 16

Gambar . Posisi pasien LPO dan hasil radiograf pada

pemeriksaan Colon In Loop

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

21

Page 22: Makalah Klp Baru Lagi

Dari hasil analisa diatas maka dapat disimpulkan bahwa :

Pemeriksaan colon in loop adalah pemeriksaan secara radiologis sistim

pencernaan dengan memasukkan bahan kontras kedalam usus besar (Colon).

Pemeriksaan Colon In Loop ini menggunakan media kontras positif berupa

barium (BaSO4) dan media kontras negatif berupa udara. Di Instalasi Radiologi

RS Ibnu Sina menggunakan metode kontras ganda dua tahap dengan

perbandingan barium dan air adalah 1 : 6, dengan jumlah larutan sebanyak 600

ml.Keuntungan digunakan pemasukan media kontras dengan metode

pemasukan doble kontras dua tahap pada pemeriksaan Colon In Loop ini adalah

dapat memperlihatkan struktur mukosa yang lebih jelas sehingga dapat di

ketahui kelainan pada mukosa

2. Saran

a. Perlunya penjelasan tentang persiapan pemeriksaan pada pasien agar

penderita paham maksud dan tujuan dari pemeriksaan yang akan dilakukan.

b. Persiapan pasien pada pemeriksaan Colon In Loop perlu benar-benar

diperhatikan sehingga tidak tampak gambaran udara dan feces yang dapat

mengganggu gambaran objek yang diinginkan.

c. Sebaiknya peralatan untuk pemeriksaan Colon In loop harus menggunakan

peralatan yang sesuai untuk pemeriksaan Colon In loop seperti irigator set

beserta pompa untuk pemasukan kontras negatif.

22

Page 23: Makalah Klp Baru Lagi

d. Sebaiknya air yang digunakan untuk melarutkan BaSO4 lebih baik

menggunakan air hangat.

DAFTAR PUSAKA

Pearce, Evelyn C.2004.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta.Gramedia.

23

Page 24: Makalah Klp Baru Lagi

http://portalradiografi.web.id/berita-107-perkembangan-ilmu-radiologi.html

http://bocahradiography.wordpress.com/2012/05/22/teknik-pemeriksaan-collon-in-loop-barium-enema-pediatrik/

http://www.deherba.com/apa-itu-tumor-kolon.html

24