makalah hhd

63
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT DUSTIRA / FAK. KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI Nama Pasien : Tn.Rahmat Ruang : III No Cat Med : 02131839 Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 59 thn Agama : Islam Jabatan/Pekerjaan : TNI AD Bangsa : Indonesia Alamat Keluarga : Jl.Pasir Asiana Rt. 01 Rw.03 Batu Jajar Dikirim oleh : Keluarga Tgl. Dirawat: 23 Oktober 2009 pkl. 10.30 WIB Tgl. Diperiksa : 23 Oktober 2009 Tgl. Keluar : 28 Oktober 2009 pkl 14.00 WIB Keadaan waktu pulang : Membaik Diagnosa/diagnosa kerja : Dokter : Hypertension Heart Disease – Cardiomegaly – Congestive Heart Failure FC IV Co-ass : Hypertension Heart Disease – Cardiomegaly - Congestive Heart Failure FC IV A. ANAMNESA (Auto/Hetero) 1

Upload: eka-fittra-rahmanizar

Post on 18-Nov-2015

143 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

hhd

TRANSCRIPT

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

RUMAH SAKIT DUSTIRA / FAK. KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

Nama Pasien : Tn.Rahmat

Ruang : III No Cat Med : 02131839Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 59 thn Agama : Islam

Jabatan/Pekerjaan : TNI AD Bangsa : Indonesia

Alamat Keluarga : Jl.Pasir Asiana Rt. 01 Rw.03 Batu JajarDikirim oleh : Keluarga

Tgl. Dirawat: 23 Oktober 2009 pkl. 10.30 WIB

Tgl. Diperiksa : 23 Oktober 2009Tgl. Keluar : 28 Oktober 2009 pkl 14.00 WIBKeadaan waktu pulang : MembaikDiagnosa/diagnosa kerja :Dokter : Hypertension Heart Disease Cardiomegaly Congestive Heart Failure FC IV

Co-ass : Hypertension Heart Disease Cardiomegaly - Congestive Heart Failure FC IV A. ANAMNESA (Auto/Hetero)

KELUHAN UTAMA

: Sesak nafas

ANAMNESA KHUSUS :

Sejak 2 hari yang lalu penderita mengeluh sesak nafas yang dirasakan semakin lama semakin memberat. Pada awalnya sekitar 2 tahun lalu sesak nafas hanya dirasakan penderita jika melakukan aktifitas berat seperti berjalan jauh, namun semakin lama dirasakan semakin berat bahkan jika melakukan aktifitas ringan pun keluhan sesak sering terjadi, bahkan sekarang sesak dirasakan penderita saat berbaring ataupun istirahat. Penderita juga mengeluhkan sering terbangun pada malam hari karena sesak nafas, dan untuk menguranginya penderita mengambil posisi duduk dengan kaki menggantung beberapa saat hingga sesak berkurang. Penderita lebih nyaman tidur dengan menggunakan tiga bantal.Keluhan sesak disertai nyeri dada, tapi tidak menjalar, nyeri biasanya timbul bila penderita kelelahan dan hilang bila penderita beristirahat.

Keluhan sesak disertai dengan jantung yang dirasakan berdebar ketika beraktifitas berat ataupun ringan dan membaik jika diistirahatkan.

Keluhan sesak nafas disertai dengan adanya bengkak pada kedua tungkai yang dirasakan mulai timbul sejak 1 minggu yang lalu, kemudian penderita juga mengeluhkan perutnya yang semakin lama semakin membesar yang dirasakan mulai timbul sejak 6 hari yang lalu. Bengkak pada kaki tidak diawali keluhan bengkak di kelopak mata dan wajah. Keluhan sesak nafas tidak disertai dengan bunyi mengi.

Keluhan sesak nafas tidak berkurang dengan mengubah posisi tidur menjadi miring ke salah satu sisi.Riwayat merokok ada, penderita merokok selama 30 tahun dan sudah berhenti sejak 3 tahun yang lalu. Pasien termasuk orang yang gemar makan makanan yang mengandung kolesterol.Riwayat darah tinggi ada, sejak 2 tahun yang lalu. Namun penderita tidak rajin kontrolRiwayat kencing manis tidak ada.Penderita merupakan pasien jantung dan pernah dirawat sebanyak 11 kali dengan keluhan yang sama, terakhir dirawat 6 bulan yang lalu. Penderita tidak rajin kontrol ke poli jantung.Riwayat keluarga dengan penyakit jantung, darah tinggi, kolesterol tinggi dan penyakit kencing manis tidak ada.Penderita sudah dirawat selama 1 hari di Rumah Sakit Dustira, dan mendapat pengobatan Furosemid, Letonal, Isosorbid dinitrat, KSR, Valsartan, Aptor, dan Lovenox.

a. Keluhan keadaaan umum

Panas badan: Tidak ada

Tidur : Tidur dengan 3 bantal

Edema:Ada, a/r pretibial,

dorsum pedis

Ikterus: Tidak ada

Haus: Tidak ada

Nafsu makan : Tidak ada

Berat badan : Ada

b. Keluhan organ kepala

Penglihatan: Tidak ada keluhan

Hidung: Tidak ada keluhan

Lidah

: Tidak ada

keluhan

Gangguan menelan : Tidak ada

Pendengaran: Tidak adaMulut: Tidak ada

Gigi: Tidak adaSuara: Tidak ada

c. Keluhan organ di leher

Rasa sesak di leher : Ada

Pembesaran kelenjar : Tidak ada

Kaku kuduk : Tidak ada

d. Keluhan organ di thorax

Sesak napas: Ada

Sakit dada: Ada

Napas berbunyi: Tidak ada

Batuk: Ada Jantung berdebar: AdaANAMNESA TAMBAHAN

a. Gizi : kualitas: Cukup

kwantitas: Cukup

b. Penyakit menular: Tidak ada

c. Penyakit turunan: Tidak ada

d. Ketagihan:Tidak ada

e. Penyakit venerik: Tidak adae. Keluhan organ di perut

Nyeri lokal: Tidak ada

Nyeri tekan: Tidak adaNyeri seluruh perut: Tidak ada

Nyeri berhubungan dengan :

- makanan: Tidak ada

- b.a.b: Tidak ada

- haid: -

Perasaan tumor perut : Tidak ada

Muntah-muntah: Tidak ada

Diare: Tidak ada

Obstipasi: Tidak ada

Tenesmi ad ani: Tidak ada

Perubahan dlm b.a.b: Tidak ada

Perubahan dlm b.a.k: Tidak ada

Perubahan dlm haid: -

f. Keluhan tangan dan kaki

Rasa kaku: Tidak ada

Rasa lelah: Ada

Nyeri otot/sendi: Tidak ada

Kesemutan/baal: Tidak ada

Patah tulang: Tidak ada

Nyeri belakang lutut: Tidak ada

Nyeri tekan: Tidak ada

Luka/bekas luka: Tidak ada

Bengkak: Ada, a/r

pretibial dan dorsum pedisg. Keluhan-keluhan lain

Kulit :Tidak ada

Ketiak : Tidak ada

Keluhan kel. limfe : Tidak ada

Keluhan kel. Endokrin:

- Haid: -

- D.M: Tidak ada

- Tiroid: Tidak ada

- lain-lain: Tidakada

B. STATUS PRAESENSI. KESAN UMUM

a. Keadaan Umum

Kesadarannya: Komposmentis

Watak : Kooperatif

Kesan sakit: Sakit sedang Pergerakan: Terbatas

Tidur: Terlentang dengan 3 bantal Tinggi badan: 163cm Berat badan: 83 kg Berat badan koreksi: 72 kg Keadaan gizi: Gizi kulit: Cukup

Gizi otot: Cukup

Bentuk badan: Piknikus Umur yang ditaksir: Sesuai

Kulit: Tidak ada kelainanb. Keadaan sirkulasi

Tekanan darah kanan: 150/100 mmHg

kiri: 150/100 mmHg

Nadi kanan: 96x/menit, regular, equal, isi cukupNadi kiri:96x/menit, regular, equal, isi cukupSuhu : 36,7 (C

Sianosis : Tidak ada

Keringat dingin : Tidak adac. Keadaan pernafasan

Tipe : Abdominothoracal

Frekwensi: 36x / menit

Corak: Tachipneu Hawa/bau napas: Tidak ada Bunyi napas: Tidak ada kelainanII. PEMERIKSAAN KHUSUS

a. Kepala :

1. Tengkorak :

- Inspeksi

: Simetris - Palpasi

: Tidak ada kelainan

2. Muka

- Inspeksi

: Simetris, puffy face (-)- Palpasi

: Tidak ada kelainan

3. Mata

- Letak

: Simetris- Kelopak Mata: Tidak ada kelainan, edema palpebra -/-

- Kornea

: Tidak ada kelainan

- Refleks Kornea: + / +

- Pupil

: Bulat, isokor

- Reaksi Konvergensi: + / +

- Sklera

: Ikterik - / -

- Konjungtiva

: Anemis - / -

- Iris

: Tidak ada kelainan

- Pergerakan

: Normal ke segala arah

- Reaksi Cahaya: Direk + / +, Indirek + / +

- Visus

: Tidak dilakukan pemeriksaan

- Funduskopi

: Tidak dilakukan pemeriksaan

4. Telinga

- Inspeksi

: Simetris

- Palpasi

: Tidak ada kelainan

- Pendengaran

: Tidak ada kelainan

5. Hidung

- Inspeksi

: Tidak ada kelainan , PCH (-)- Sumbatan

: Tidak ada

- Ingus

: Tidak ada

6. Bibir

- Sianosis

: Tidak ada

- Kheilitis

: Tidak ada

- Stomatitis angularis: Tidak ada

- Rhagaden

: Tidak ada

- Perleche

: Tidak ada

7. Gigi dan gusi

: Tidak ada kelainan 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 X

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 X 8

X = tanggal

O = karies

8. Lidah

- Besar

: Tidak ada kelainan

- Bentuk

: Tidak ada kelainan

- Pergerakan

: Tidak ada kelainan

- Permukaan

: Basah, bersih

9. Rongga mulut

- Hiperemis

: Tidak ada

- Lichen

: Tidak ada

- Aphtea

: Tidak ada

- Bercak

: Tidak ada

10. Rongga leher

- Selaput lendir

: Tidak ada

- Dinding belakang pharynx: Tidak hiperemis

- Tonsil

: T1 T1 tenang

b. Leher

Inspeksi :

- Trakea

: Tidak terlihat deviasi

- Kelenjar tiroid: Tidak membesar

- Pembesaran vena: ada

- Pulsasi vena leher: terlihat

- Tekanan vena jugularis : 5 + 3 cmH2O (meningkat)

Palpasi :

- Kel. Getah bening: Tidak teraba membesar

- Kel. Tiroid

: Tidak ada kelainan

- Tumor

: Tidak ada

- Otot leher

: Tidak ada kelainan

- Kaku kuduk

: Tidak ada

c. Ketiak

Inspeksi :

- rambut ketiak: Tidak ada kelainan

- tumor

: Tidak ada

Palpasi :

- kel. Getah bening: Tidak teraba pembesaran

- tumor

: Tidak ada

d. Pemeriksaan thorax

Thorax depan :

Inspeksi

bentuk umum

: Simetris

frontal & sagital: frontal < sagital sudut epigastrium: M2,P1 < P2

T1 > T2,A1< A2,A2>P2Bunyi jantung tambahan: Tidak ada

Bising jantung

: Tidak adaBising gesek jantung

: Tidak ada

Thorax belakang :

Inspeksi

Bentuk

: Simetris

Pergerakan

: Simetris Kulit

: Tidak ada kelainan

Muskulatur

: Tidak ada kelainan Palpasi

Muskulatur

: Tidak ada kelainan

Sela iga

: Tidak melebar, tidak menyempit

Vocal fremitus : Normal kanan = kiri

Perkusi

: paru kanan

paru kiri Batas bawah: vertebra Th. X vertebra Th. XI

Peranjakan: 2 cm (1 sela iga)

Auskultasi

paru kanan

paru kiri

Suara pernapasan : Vesikuler kanan =kiri

Suara tambahan : Wheezing (-)

Wheezing (-)

Ronkhi basah

Ronkhi basah halus(+)

halus(+) Vocal resonansi :Normal kanan = kiri

e. Abdomen

Inspeksi

Bentuk

: Cembung, melebar ke sampingOtot dinding perut

: Tidak ada kelainan

Kulit

: Tidak ada kelainan

Pergerakan waktu nafas: Simetris

Pergerakan usus

: Tidak terlihat

Pulsasi

: Tidak terlihat

Venektasi

: Tidak ada

Palpasi

Dinding perut

: Lembut

Nyeri tekan lokal

: tidak adaNyeri tekan difus

: Tidak ada

Nyeri lepas

: Tidak ada

Defance muskuler

: Tidak ada

Hepar

Teraba/tidak teraba

: sulit dinilai

Besar

: -Kosistensi

: -Permukaan

: -Tepi

: -Nyeri tekan

: Tidak ada

Lien

Pembesaran

: Tidak teraba, ruang traube isiKosistensi

: -

Permukaan

: -

Insisura

: -

Nyeri tekan

: -

Tumor/massa

: Tidak teraba Ginjal

: Tidak teraba, Ballotement ginjal - / - Perkusi

Suara perkusi

: Tympani - dull

AscitesBatas ascites

: 20cm lateral kanan umbilicus

19 cm lateral kanan umbilicus

7 cm caudal umbilicusPekak samping

: AdaPekak pindah

: AdaFluid wave

: Ada

Auskultasi

Bising usus

: (+) Normal

Bruit

: Tidak ada

Lain-lain

: Tidak ada

f. CVA(Costo vertebral angel)

: Nyeri ketok CVA - / -

g. Lipat paha

Inspeksi: Tumor : Tidak ada

Pembesaran Kelenjar : Tidak ada pembesaran

Hernia : Tidak ada

Palpasi: Tumor : Tidak ada

Pembesaran Kelenjar : Tidak teraba pembesaran

Pulsasi A Femoralis : Ada

Hernia

: Tidak ada

h. Genitalia

: Tidak dilakukan pemeriksaan

i. Sacrum

: Tidak ada, oedema (-)

j. Rectum & anus

: Tidak dilakukan pemeriksaan

k. Ekstremitas (Anggota gerak)

Atas

BawahInspeksi

Bentuk

: Simetris

Simetris

Pergerakan

: Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Kulit

: Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Otot otot

: Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Edema

: Tidak ada ada, a/r pretibial, dorsum pedis

Clubbing finger: Tidak ada

-

Palmar eritem

: Tidak ada

-

Palpasi

Nyeri tekan

: Tidak ada

Tidak ada

Tumor

: Tidak ada

Tidak ada

Edema(Pitting): Tidak ada

ada, a/r pretibial, dorsum pedis

Kuku liver nail: Tidak ada

Tidak ada

l. Sendi-sendi

InspeksiKelainan bentuk: Tidak ada

Tanda radang

: Tidak ada

Lain-lain

: Tidak ada

Palpasi

Nyeri tekan

: Tidak ada

Fluktuasi

: Tidak ada

Lain-lain

: Tidak adam. NeurologikRefleks fisiologis KPR

: + / +

Refleks fisiologis APR

: + / +

Refleks patologis

: - / -

Rangsang meningen

: -

Sensorik

: +/+

C. PEMERIKSAAN LABORATORIUMa. DARAH

Hb

: 12,6 gr%

Leukosit

: 5600/mm3

Eritrosit

: 3.800.000 juta/mm

Hitung Jenis

Basofil

: 0%

Eosinofil

: 1%

Neutrofil Batang: 3%

Neutrofil Segmen: 60%

Limfosit

: 30%

Monosit

: 6%

LED jam I

: 20 mm

Jam II

: 40 mm

b. URINE

Warna

: kuning

Kekeruhan :Jernih

Bau :Amoniak

B.J:1.015Reaksi : Asam

Albumin: -Reduksi: -

Urobilin: +Bilirubin: -

Sediment : eritrosit: 1-2/LPB

leukosit: 0-1/LPB

kristal: -

bakteri: -

c.FECES

Warna

: Kecoklatan

Bau

: Indol skatol

Konsistensi

: Lunak

Lendir

: -

Darah

: -

Parasit

: -

Eritrosit

: -

Leukosit

: -

Telur cacing

: -

Sisa makanan

: +

IV. RESUME

Seorang laki-laki, umur 59 tahun. Pekerjaan TNI AD, sudah menikah, datang dengan keluhan sesak nafas.

Pada anamnesis lebih lanjut :

Sejak 2 hari yang lalu pasien mengeluh dyspneu. Dyspneu dirasakan semakin memberat bahkan apabila penderita hanya beraktifitas ringan (dyspneu deffort). 2 tahun yang lalu, dyspneu hanya dirasakan jika penderita melakukan aktifitas berat, namun sejak 1 minggu ini dyspneu pun dirasakan pasien ketika aktivitas sehari-hari dan istirahat. Penderita sering terbangun di malam hari karena sesak yang dirasakannya (paroksismal nokturnal dyspneu), dan untuk mengurangi sesaknya, penderita bangun lalu duduk dengan kaki menggantung beberapa saat hingga sesaknya berkurang (orthopneu). Penderita lebih nyaman tidur dengan posisi setengah duduk dan menggunakan 3 bantal.Keluhan dyspneu disertai angina, tidak menjalar, onset sebentar dan hilang dengan istirahat.

Keluhan dyspneu disertai palpitasi ketika beraktifitas berat maupun ringan dan membaik jika penderita istirahat.

Keluhan dyspneu disertai dengan adanya edema pretibial dan dorsum pedis dextra et sinistra yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu dan ascites yang dirasakan sejak 6 hari yang lalu. Adanya edema tanpa diawali edema preorbital.Keluhan dyspneu tidak disertai dengan bunyi mengi.

Keluhan dyspneu tidak berkurang dengan mengubah posisi tidur menjadi miring ke salah satu sisi.

Riwayat merokok lama ada.Riwayat hipertensi ada.

Riwayat penyakit kencing manis tidak ada.

Riwayat keluarga dengan penyakit jantung, hipertensi, hiperlipidemia, dan penyakit kencing manis tidak ada.

Pasien merupakan pasien jantung dan pernah dirawat dengan keluhan yang sama 6 bulan yang lalu.Selama 1 hari dirawat di Rumah Sakit Dustira pasien mendapat pengobatan O2, Furosemid, Letonal, Isosorbid Dinitrat, KSR, Valsartan, Aptor, Lovenox.Keadaan umum : Kesadaran : Kompos mentis

Kesan sakit: sedangVital sign

Tekanan darah: 150/100mmHg

Nadi

: 96 x / mnt reguler, equal, isi cukup.

Pernafasan: 36 x /mnt

Suhu

: 36,7 oC

Pada pemeriksaan lebih lanjut didapatkan :

Kepala

:Muka

: simetris, puffy face (-)

Mata

: Sklera : ikterik - / -

Konjungtiva: anemis - /-

Edema preorbital -/-

Leher

: JVP : 5 + 3 cmH2O (meningkat)KGB

: tidak membesar

Thorak:Bentuk & gerak: simetris

Ictus cordis: tidak terlihatteraba ICS V 2 cm lateral linea midclavicularis sinistrapelebaran 2 cm

Jantung :

Batas atas: ICS III linea strenalis sinistra

Batas kanan: linea sternalis dextra

Batas kiri: ICS V 2 cm lateral linea midclavicularis sinistra

Auskultasi: BJ I&II murni reguler

Paru

: VBS kanan=kiri

Ronkhi +/+ basah halus di basal paru dextra

et sinistra, Wheezing -/-

Abdomen :

Inspeksi: cembung, melebar ke samping

Auskultasi: (+) normal

Perkusi: Tympani , Ascites (+) 20 cm lateral kanan umbilicus

20 cm lateral kanan umbilicus

7 cm caudal umbilicusPalpasi

: lembut

Nyeri tekan: tidak ada Hepar

: sulit dinilai Lien

: Tidak teraba, Ruang Traube isi Ren

: Tidak teraba

Ekstemitas :

edema pitting +/+ a/r pretibial dan dorsum pedis dextra et sinistra

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan :

a. Darah : Dalam batas normal

b. Urine : proteinuriac. Faeces : Dalam batas normalV. DIAGNOSA DIFERENSIAL1. Hypertension Heart Disease Cardiomegaly - Congestive Heart Failure Functional Class IV 2. Atherosclerosis Heart Disease Cardiomegaly - Congestive Heart Failure Functional Class IV VI. DIAGNOSA KERJA

Diagnosa Etiologi: Hypertension Heart Disease

Diagnosa anatomis: Cardiomegaly

Diagnosa fungsional: Congestive Heart Failure Functional Class IV

Diagnosa komplikasi: (-)VII. USUL PEMERIKSAAN

1. EKG

2. Foto thorax PA

3. Echocardiografi

4. Kimia darah (ureum, kreatinin)

5. SGOT, SGPT 6. Kolesterol total, Trigliserida, HDL/LDLVIII. PENGOBATAN Umum :

- kurangi aktivitas fisik

- Diet rendah garam ( 2,4 gram/hari)

- Istirahat posisi setengah duduk

- Kurangi asupan cairanKhusus:

- O2 mulai 2-4 L/menit

- Furosemid 3x I ampul i.v

- Captopril 25 mg 3x1

- Aspilet 1x80 mgIX. PROGNOSA

Quo ad vitam : ad malam

Quo ad functionam : ad malamDISKUSIDiskusi keterangan umum

Seorang laki-laki, umur 59 tahun.

Secara epidemiologi, kejadian suatu penyakit berbanding lurus dengan meningkatnya angka harapan hidup. Pada usia 45-54 tahun atau penyakit kardiovaskuler memegang peranan yang sangat penting dan merupakan penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas, lalu prevalensinya meningkat pada usia diatas 55 tahun. Gagal jantung merupakan diagnosa utama pada kelompok populasi perawatan medis di USA pada usia tersebut (sekitar 80%). (Braunwald). Di Indonesia, tidak ada data penunjang epidemiologis secara jelas.Sekitar 3-20 per 1000 orang pada populasi mengalami gagal jantung, dan prevalensinya meningkat seiring pertambahan usia (100 per 1000 orang pada usia di atas 65 tahun), dan angka ini akan meningkat karena peningkatan usia populasi dan perbaikan ketahanan hidup setelah infark miokard akut. Di Inggris sekitar 100.000 pasien dirawat di RS setiap tahun untuk gagal jantung, merepresentasikan 5% dari semua perawatan medis dan menghabiskan lebih dari 1% dana perawatan kesehatan nasional. (Lecture notes: Kardiologi)

Diskusi keluhan utama

sesak nafas

Dyspneu merupakan gejala yang sering terjadi pada disfungsi kardiopulmoner, yang merupakan sensasi dari kesulitan atau ketidaknyamanan dalam bernafas. Dyspneu pada penyakit jantung secara khas berhubungan dengan aktifitas fisik. Pada gagal jantung dini, dyspneu diamati hanya selama aktivitas. Akhirnya sesak nafas timbul walaupun pasien sedang beristirahat. Perbedaan utama antara dyspnea saat pengerahan tenaga pada individu normal dan pada pasien jantung adalah derajat aktifitas yang dibutuhkan untuk menginduksi gejala. Dyspneu jantung diamati paling sering pada pasien dengan peningkatan vena pulmonaris dan tekanan kapiler.

Pasien tersebut biasanya mengalami pembendungan pembuluh darah paru, edema paru interstitial bahkan edema paru alveolar, yang mungkin terbukti pada pemeriksaan radiologik. Aktivasi reseptor dalam paru menimbulkan pernapasan yang cepat dan dalam yang khas pada dyspneu jantung.

Kebutuhan oksigen pernapasan ditingkatkan oleh kerja berlebihan dari otot-otot pernapasan.

Diskusi anamnesa khusus

Sejak 2 hari yang lalu penderita mengeluh sesak nafas yang dirasakan semakin lama semakin berat. Pada awalnya sekitar 2 tahun lalu sesak nafas hanya dirasakan penderita jika penderita melakukan aktivitas berat seperti berjalan jauh, namun saat ini dirasakan semakin berat juga saat melakukan aktivitas ringan, bahkan terkadang sesak pun dirasakan penderita ketika istirahat ataupun berbaring.

Penderita mengalami keluhan pada saat istirahat, yang memenuhi criteria NYHA kelas IV.

Pembagian Fungsional Kelas menurut NYHA (New York Heart Assosiation) untuk pasien gagal jantung:

Kelas I -- No limitation : Pasien dengan penyakit jantung tapi tanpa keterbatasan dalam aktifitas fisiknya. Pada aktifitas fisik biasa tidak menyebabkan kelelahan, palpitasi, dyspneu, ataupun angina.Kelas II -- Slight limitation of physical activity : Pasien dengan penyakit jantung yang menyebabkan sedikit keterbatasan dalam aktifitas fisiknya. Pasien merasa nyaman pada saat istirahat. Aktifitas fisik biasa mengakibatkan kelelahan, palpitasi, dyspnea atau angina.

Kelas III -- Marked limitation of physical activity : Pasien dengan penyakit jantung yang menyebabkan keterbatasan dalam aktifitas fisiknya. Meskipun pasien merasa nyaman pada saat istirahat, aktifitas yang lebih ringan daripada aktifitas biasa menyebabkan timbulnya kelelahan, palpitasi, dyspnea atau angina.

Kelas IV Inability to carry on any physical activity without dyscomfort : Pasien dengan penyakit jantung yang menyebabkan ketidakmampuan dalam melakukan semua aktifitas fisiknya. Gejala gagal jantung dirasakan meski saat istirahat. Dengan aktifitas fisik, gejala makin berat.

pada awalnya yaitu sekitar 2 tahun yang lalu sesak nafas hanya dirasakan penderita jika penderita melakukan aktifitas berat seperti berjalan jauh dan berkebun. Penderita mengalami dyspneu de effort sebagai salah satu tanda gagal jantung kiri.

Penderita juga mengeluhkan sering terbangun pada malam hari karena sesak nafas, dan untuk menguranginya penderita mengambil posisi duduk dengan kaki menggantung beberapa saat hingga sesak berkurang. Penderita lebih nyaman tidur dengan menggunakan 3 bantalPenderita mengalami orthopneu yang merupakan dyspneu pada posisi berbaring, merupakan manifestasi lanjut dari gagal jantung kiri. Orthopneu timbul akibat redistribusi dari cairan dari abdomen dan ekstremitas bawah (extra thorax) ke thorax pada saat berbaring, yang kemudian meningkatkan tekanan kapiler paru ditambah pula dengan elevasi dari diafragma. Karena itu posisi dengan jumlah 2-3 bantal memberi posisi nyaman bagi penderita. Karena posisi ini mengurangi aliran balik vena dan tekanan kapiler paru.

Penderita juga mengalami paroksismal nokturnal dyspneu, depresi pusat pernapasan selama tidur mungkin mengurangi ventilasi yang cukup dan fungsi ventrikel mungkin lebih lanjut terganggu karena berkurangnya rangsangan adrenergik pada fungsi miokard. Keluhan sesak nafas disertai dengan adanya bengkak pada kedua tungkai yang dirasakan mulai timbul sejak 1 minggu yang lalu, kemudian penderita juga mengeluhkan perutnya yang semakin lama semakin membesar yang dirasakan mulai timbul sejak 6 hari yang lalu. Bengkak pada kaki tidak diawali keluhan bengkak di kelopak mata dan wajah.Edema karena dekompensasi jantung atau insufisiensi vena lebih mencolok pada tungkai bawah karena penderita lebih banyak berdiri (orthostatik) dan berkurang jika pada waktu tidur, tungkai dinaikkan. (cardiology UI). Peningkatan tekanan jantung kanan akan menambah tekanan vena sistemik di vena cava inferior dan superior, dan keadaan ini paling berat pada bagian-bagian tubuh yang menggantung, paling sering di kaki dan pergelangan kaki. Dapat juga di daerah sakral, bagi mereka yang terbaring di tempat tidur. (Lecture notes: Kardiologi)Edema pada gagal jantung diawali terjadi di kedua kaki dan tungkai kemudian baru diikuti oleh bagian perut, sedangkan edema pada nefrotik sindrom terjadi pada kelopak mata, pada penyakit ginjal lain dapat diawali pada muka kemudian ke tempat lain seperti tungkai kemudian perut. Edema pada sirosis hepatis diawali dengan adanya ascites di perut, kemudian edema di bagian tubuh lain. Hal ini dapat menekankan bahwa edema yang terjadi pada penderita adalah akibat dari gagal jantung, bukan akibat dari nefrotik sindrom atau sirosis hepatis.Keluhan sesak nafas tidak disertai dengan bunyi mengi.Untuk menyingkirkan etiologi sesak nafas akibat asma bronchialeKeluhan sesak nafas tidak berkurang dengan mengubah posisi tidur menjadi miring ke salah satu sisi.

Untuk menyingkirkan etiologi sesak nafas akibat effusi pleura.Riwayat merokok lama ada

Merokok merupakan salah satu faktor resiko terjadinya Penyakit jantung koroner.Riwayat penyakit kencing manis tidak ada.

Diabetes melitus merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit jantung (Harrison). Riwayat DM penting ditanyakan karena jika memiliki penyakit DM atau penyakit ginjal kronik, dua atau lebih anti hipertensive harus digunakan untuk mencapai tekanan darah yang diinginkan yaitu