makalah dmg

41
MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS I “Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Penyakit Kronik: DM (Diabetes Melitus)” Oleh : Oleh: Resvia Arwinda I1B110014 Annisa Febriana I1B110216

Upload: resvia-arwinda

Post on 02-Oct-2015

118 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Keperawatan

TRANSCRIPT

MAKALAHKEPERAWATAN MATERNITAS I

Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Penyakit Kronik: DM (Diabetes Melitus)

Oleh :

Oleh:

Resvia Arwinda I1B110014

Annisa Febriana I1B110216

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU

KATA PENGANTARPuji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya makalah yang membahas tentang Keperawatan Maternitas I yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Penyakit Kronik: DM (Diabetes Melitus), ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu dan pengalaman kita serta dengan disusunnya makalah ini penulis berharap dapat menjadi sumber bacaan baru sehingga bermanfaat bagi kita. Amin.

Banjarbaru, 04 Juli 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISI iiBAB IPENDAHULUAN1A. Latar Belakang1B. Tujuan1C. Rumusan masalah...BAB IIPEMBAHASAN2BAB IIIKONSEP ASUHAN KEPERAWATANBAB IVPENUTUP25A. Keimpulan25B. Saran25DAFTAR PUSTAKA27

\

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahSetiap ibu hamil tentu sangat menantikan kehadiran sang buah hati. Dalam masa kehamilan, setiap wanita tentu akan menjaga kesehatannya supaya memperoleh kesehatan yang baik untuk dirinya maupun calon bayinya. Akan tetapi, segala sesuatu tidak selalu berjaln mulus sesuai dengan keinginan kita. Kehamilan bisa saja normal, namun bisa juga disertai penyakit. Salah satu contohnya adalah diabetes militus yang terjadi saat kehamilan.Diabetes mellitus merupakan penyakit yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Diabetes mellitus adalah suatu keadaan dimana kadar gula dalam darah tinggi (hiperglikemia) yang sifatnya kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal. Diabetes mellitus pada kehamilan tidak jarang ditemukan. Di Indonesia, dengan menggunakan kriteria diagnosis OSullivan-Mahan dilaporkan prevalensi diabetes mellitus pada kehamilan adalah sebesar 1,9-3,6% pada kehamilan umum. Pada ibu hamil dengan riwayat keluarga menderita diabetes mellitus, prevalensinya menjadi 5,1%. Diabetes mellitus perlu diperhatikan karena risiko morbiditas dan mortalitas pada maternal dan perinatal tinggi. Akan tetapi, dengan pengelolaan dan penatalaksanaan yang baik maka hasilnya dapat menjadi baik. Diabetes mellitus pada kehamilan sering dikenal dengan Diabetes Mellitus Gestasional (DMG).Diabetes Mellitus Gestasional adalah intoleransi glukosa yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat hamil. Gejala utama dari kelainan ini pada umumnya hampir sama dengan diabetes mellitus lain, yaitu : selalu merasa haus (polydipsi), sering buang air kecil (polyuri), dan sering merasa lapar (polyfagi). Yang membedakannya adalah keadaan ini terjadi pada penderita saat hamil.Pada diabetes mellitus gestasional terjadi perubahan fisiologis, juga jumlah atau fungsi yang abnormal terhadap insulin. Terjadi juga perubahan kinetika dan resistensi terhadap efek insulin yang mengakibatkan komposisi sumber energi dalam plasma ibu rendah (kadar gula dalam darah dan kadar insulin yang tetap tinggi). Resistensi insulin biasanya bermula pada pertengahan kehamilan (usia kehamilan 20-24 minggu). Melalui difusi terfasilitasi pada membran plasenta, dalam sirkulasi janin turut terjadi komposisi dari sumber energi abnormal yang mungkin dapat menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi. Selain itu, juga terjadi hiperindulinemia yang menyebabkan janin mengalami gangguan metabolik (hipoglikemi, hipomagnesemi, hipokalesemi, hipobilirubinemia).Konsensus PERKENI, 1997 menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan penyaring (screening) pada pertemuan antenatal pertama. Bila hasilnya positif, maka dapat disimpulkan terjadi diabetes mellitus gestasional. Tetapi bila hasilnya negatif, maka dianjurkan melakukan tes ulangan pada usia kehamilan 26-28 minggu. Dinilai dari keefektifan tes, hasil positif tertinggi akan diperoleh pada kehamilan 26-28 minggu.

B. Tujuan Penulisan1. Menjelaskan Pengertian Diabetes mellitus gestasional2. Menjelaskan Epidemiologi Diabetes mellitus gestasional3. Menjelaskan Etiologi Diabetes mellitus gestasional4. Menjelaskan Patogenesis Diabetes mellitus gestasional5. Menjelaskan Patofisiologis Diabetes mellitus gestasional6. Menjelaskan Gejala Klinis Diabetes mellitus gestasional7. Menjelaskan Komplikasi Diabetes mellitus gestasional8. Menjelaskan Pengobatan Diabetes mellitus gestasional9. Menjelaskan Terapi Diabetes mellitus gestasional10. Menjelaskan Pencegahan Diabetes mellitus gestasional11. Menjelaskan Askep (Asuhan Keperawatan) Diabetes mellitus gestasional

C. Rumusan Masalah1. Jelaskan Pengertian Diabetes mellitus gestasional ?2. Jelaskan Epidemiologi Diabetes mellitus gestasional ?3. Jelaskan Etiologi Diabetes mellitus gestasional ?4. Jelaskan Patogenesis Diabetes mellitus gestasional ?5. Jelaskan Patofisiologis Diabetes mellitus gestasional ?6. Jelaskan Gejala Klinis Diabetes mellitus gestasional ?7. Jelaskan Komplikasi Diabetes mellitus gestasional ?8. Jelaskan Pengobatan Diabetes mellitus gestasional ?9. Jelaskan Terapi Diabetes mellitus gestasional ?10. Jelaskan Pencegahan Diabetes mellitus gestasional ?11. Jelaskan Askep (Asuhan Keperawatan) Diabetes mellitus gestasional ?

BAB IIPEMBAHASAN

A. PENGERTIANDiabetes mellitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang mengakibatkan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan berkembang menjadi komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis (Barbara C. Long).Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multisistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner dan Sudart).Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO).Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2002).

B. EPIDEMIOLOGIDari beberapa penelitian epidemologis di Indonesia didapatkan prevalensi Diabetes mellitus sebesar 1,5-2,3% pada penduduk usia lebih dari 15 tahun. Diperkirakan angka kejadian DM dalam kehamilan adalah 0,3-0,7%.Di Indonesia, dengan menggunakan kriteria diagnosis OSullivan-Mahan dilaporkan prevalensi diabetes mellitus pada kehamilan adalah sebesar 1,9-3,6% pada kehamilan umum. Pada ibu hamil dengan riwayat keluarga menderita diabetes mellitus, prevalensinya menjadi 5,1%.C. ETIOLOGI Umumnya diabetes melittus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-sel betha dari pulau-pulau Langerhans pada pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan insulin.Disamping itu diabetes melittus juga dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi insulin dalam memasukan glukosa ke dalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena kegemukan atau sebab lain yang belum diketahui.Risiko Tinggi DM Gestasional:1. Umur lebih dari 30 tahun2. Obesitas dengan indeks massa tubuh lebih dari 30 kg/m23. Riwayat DM pada keluarga (ibu atau ayah)4. Pernah menderita DM gestasional sebelumnya5. Pernah melahirkan anak besar > 4.000 gram6. Adanya glukosuria7. Riwayat bayi cacat bawaan8. Riwayat bayi lahir mati9. Riwayat keguguran10. Riwayat infertilitas11. Hipertensi

D. KLASIFIKASI DMGPenyakit diabetes mellitus (DM)-yang dikenal masyarakat sebagai penyakit gula atau kencing manis-terjadi pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah akibat kekurangan insulin atau reseptor insulin tidak berfungsi baik.Diabetes yang timbul akibat kekurangan insulin disebut DM tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Sedang diabetes karena insulin tidak berfungsi dengan baik disebut DM tipe 2 atau Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).Insulin adalah hormon yang diproduksi sel beta di pankreas, sebuah kelenjar yang terletak di belakang lambung, yang berfungsi mengatur metabolisme glukosa menjadi energi serta mengubah kelebihan glukosa menjadi glikogen yang disimpan di dalam hati dan otot.Tidak keluarnya insulin dari kelenjar pankreas penderita DM tipe 1 bisa disebabkan oleh reaksi autoimun berupa serangan antibodi terhadap sel beta pankreas.Pada penderita DM tipe 2, insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena reseptor insulin pada sel berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit glukosa yang berhasil masuk sel.Akibatnya, sel mengalami kekurangan glukosa, di sisi lain glukosa menumpuk dalam darah. Kondisi ini dalam jangka panjang akan merusak pembuluh darah dan menimbulkan pelbagai komplikasi. Bagi penderita Diabetes Melitus yang sudah bertahun-tahun minum obat modern seringkali mengalami efek yang negatif untuk organ tubuh lain.Jenis Diabetes Melitus dikelompokkan menurut sifatnya :1. Diabetes mellitus tergantung insulin1. Diabetes mellitus tidak tergantung insulin, terdiri penderita gemuk dan kurus1. Diabetes mellitus terkait malnutrisiDiabetes melitus yang terkait keadaan atau gejala tertentu seperti penyakit pankreas, penyakit hormonal, obat-obatan / bahan kimia, kelainan insulin / reseptornya, sindrom genetik dll

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke:1. Klas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil dan menghilang setelah melahirkan.2. Klas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil dan berlanjut setelah hamil.3. Klas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit pembuluh darah seperti retinopati, nefropati, penyakit pemburuh darah panggul dan pembuluh darah perifer. 390% dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin Dependent Diabetes Mellitus = IDDM, tipe I).

E. PATOFISIOLOGISSecara normal, berat badan wanita hamil bertambah antara 9-11 kg, biasanya 11-12 kg. Pertama, pertambahan berat badan disebabkan bertambahnya berat janin. Secara rata-rata, bayi lahir dengan berat 3 kg. Pertambahan berat lainnya disebabkan pertambahan volume plasma darah, pertambahan cairan tubuh, pembesaran otot uterus, pertambahan simpanan lemak di tubuh dan persiapan produksi air susu ibu.Dalam kondisi normal, pada ibu hamil terjadi resistensi insulin sehingga kadar gula darah meninggi. Tujuannya untuk mensuplai glukosa pada janin. Pada wanita dengan faktor resiko tertentu, kondisi ini menyebabkan diabetes gestasional. Menurut penelitian, angka prevalensinya 3%, cukup tinggi. Perlu skrining dengan tes toleransi glukosa.Diabetes melitus merupakan gangguan sistemik pada metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan glukosa darah) yang diakibatkan produksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan insulin secara tidak efektif pada tingkat seluler. Insulin yang diproduksi oleh sel-sel beta pulau Langerhans di pankreas bertanggungjawab mentranspor glukosa ke dalam sel. Apabila insulin tidak cukup atau tidak efektif, glukosa berakumulasi dalam aliran darah dan terjadilah hiperglikemia. Hiperglikemia menyebabkan hiperosmolaritas pada darah, yang menarik cairan intrasel ke dalam sistem vaskular sehingga terjadi dehidrasi dan peningkatan volume darah. Akibatnya, ginjal menyekresi urine dalam volume besar (poliuria) sebagai upaya untuk mengatur kelebihan volume darah dan menyekresi glukosa yang tidak digunakan (glikosuria). Dehidrasi seluler yang disertai poliuria, menimbulkan rasa haus berlebihan (polidipsi).Tubuh mengompensasi ketidakmampuannya mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi energi dengan membakar protein (otot) dan lemak. Produk akhir metabolisme ini adalah keton dan asam lemak, yang dalam jumlah berlebihan, akan menyebabkan ketoasidosis. Penurunan berat terjadi akibat pemecahan lemak dan jaringan otot. Pemecahan jaringan ini menimbulkan rasa lapar yang membuat individu makan secara berlebihan (polifagia).Setelah jangka waktu tertentu, diabetes menyebabkan perubahan vaskular yang bermakna. Perubahan ini terutama mempengaruhi jantung, mata, dan ginjal. Komplikasi akibat diabetes mencakup aterosklerosis prematur, retinopati, dan nefropati.Diabetes (tipe I dan II) biasanya dikenal sebagai sindrom yang disebabkan oleh faktor genetik. Diabetes biasanya diwariskan sebagai sifat resesif, tetapi muncul sebagai sifat dominan pada beberapa keluarga.

F. GEJALA KLINISTiga gejala klasik yang dialami penderita diabetes. Yaitu:1. banyak minum,1. banyak kencing,1. berat badan turun.Pada awalnya, kadang-kadang berat badan penderita diabetes naik. Penyebabnya, kadar gula tinggi dalam tubuh. Maka perlu waspada apabila keinginan minum kita terlalu berlebihan dan juga merasa ingin makan terus. Berat badan yang pada awalnya terus melejit naik lalu tiba-tiba turun terus tanpa diet. Tetangga saya ibu Ida juga tak pernah menyadari kalau menderita diabet ketika badannya yang gemuk tiba-tiba terus menyusut tanpa dikehendaki. Gejala lain, adalah gangguan saraf tepi berupa kesemutan terutama di malam hari, gangguan penglihatan, gatal di daerah kemaluan atau lipatan kulit, bisul atau luka yang lama sembuh, gangguan ereksi pada pria dan keputihan pada perempuan.Gejala:Pada tahap awal gejala umumnya ringan sehingga tidak dirasakan, baru diketahui sesudah adanya pemeriksaan laboratorium.Pada tahap lanjut gejala yang muncul antara lain :1. 1. Rasa haus1. Banyak kencing1. Berat badan turun1. Rasa lapar1. Badan lemas

1. Rasa gatal1. Kesemutan1. Mata kabur1. Kulit Kering1. Gairah sex lemah

G. DIAGNOSISTingkat kadar glukosa darah menentukan apakah seseorang menderita DM atau tidak. Tabel berikut menunjukkan kriteria DM atau bukan :

Bukan DMPuasaVena 1202 jam PPVena > 200Kapiler > 200

Kriteria Diagnosis:1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu lebih dari 200 mg/dl. Gula darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan waktu makan terakhir. Atau:2. Kadar gula darah puasa lebih dari 126 mg/dl. Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam. Atau:3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO lebih dari 200 mg/dl. TTGO dilakukan dengan Standard WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air.

Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994) Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari (dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan Diperiksa kadar glukosa darah puasa Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa), atau 1,75 g/Kg BB (anak-anak), dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa Selama proses pemeriksaan, subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok.

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh. TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 199 mg/dl GDPT : glukosa darah puasa antara 100 125 mg/dl.

H. KOMPLIKASI Pada bayi: Para ibu yang terkena diabetes gestasional bisa melahirkan bayi yang tidak sehat. Pada beberapa kasus, bayi yang dilahirkan mengalami gangguan pada organ tubuhnya seperti jantung dan otak. Selain itu, bayi pun bisa dilahirkan dengan berat badan yang berlebihan.Bayi mendapatkan berat badan berlebihan karena nutrisi yang diterima dari ibu berlebihan jumlahnya. Fisiknya akan terlihat jauh lebih besar daripada bayi yang lahir pada umumnya (macrosomia). Nutrisi berlebihan yang diberikan ibu kepada janin terjadi pada masa kehamilan trimester kedua dan ketiga. Akibat tubuh bayi yang besar adalah resiko pada proses kelahiran bayi. Kelahiran dengan proses Caesar biasanya akan digunakan. Jika masih menggunakan proses kelahiran biasa, bayi bisa mengalami cedera pada bahu.Bayi pun bisa mengalami hipoglikemia dan membutuhkan tindakan langsung. Komplikasi ini terjadi karena tubuh bayi memproduksi insulin yang banyak (hiperinsulinemia) untuk melawan kadar gula yang tinggi pada ibu.Kulit atau mata bayi pun bisa berwarna kuning (jaundice). Penyebabnya adalah berlebihnya bilirubin pada bayi. Untuk mengatasinya, bayi akan diberikan terapi sinar ultraviolet.Sistem pernafasan pada bayi yang dilahirkan pun bisa saja terganggu. Perkembangan paru-parunya lambat sehingga mereka akan kesulitan dalam bernafas.Komplikasi lainnya adalah kurangnya kalsium dan magnesium. Komplikasi ini diobati dengan pemberian suplemen. Kematian pada bayi pun bisa terjadi. Beberapa diantaranya, mati saat ia masih berada di dalam kandungan.Selain itu, ada kemungkinan mereka akan mengalami gangguan dalam perkembangan motorik. Gangguan motorik ditunjukkan dengan adanya kesulitan dalam berjalan, melompat, berlari, naik sepeda, dan kegiatan-kegiatan lain yang membutuhkan koordinasi dan keseimbangan. Hiperaktivitas dan gangguan perhatian (ADHD) mungkin terjadi pada anak-anak tersebut. Pada ibu:Komplikasi yang bisa terjadi adalah lebih rentan terhadap diabetes mellitus tipe 2. Bayi yang dilahirkan pun rentan terkena penyakit ini serta tersrang obesitas.Komplikasi lain yang mungkin terjadi pada ibu adalah preeklamsia, suatu gangguan pada masa kehamilan yang ditandai dengan keluarnya protein lewat urine (biasanya setelah minggu ke 20 usia kehamilan). Jika tidak diobati, bayi dan ibu akan mengalami komplikasi yang membahayakan jiwa mereka.Penderita diabetes gestasional pada dasarnya akan diberikan terapi diet, olahraga, insulin dan obat-obatan pendukung lainnya. Mereka pun harus melakukan kontrol terhadap keadaan janin yang dikandungnya. I. PENGOBATANPenderita diabetes gestasional mungkin tidak akan mendapatkan beberapa macam obat diabetes melitus karena memang tidak disarankan untuk mereka dan juga pengobatan mereka diawali dengan diet dan olahraga yang teratur. Pada umumnya, terapi yang akan dilakukan untuk mereka sama dengan penderita diabetes mellitus lainnya.Daftar perawatan yang sebaiknya dilakukan oleh penderita diabetes melitus gestasional diantaranya adalah:1. Mengontrol dan memonitor kadar glukosa darah (4 kali dalam sehari: sebelum makan termasuk sarapan dan 2 jam setelah makan).2. Melakukan tes urine untuk memastikan keberadaan keton yang menunjukkan bahwa diabetes tidak terkontrol.3. Mengikuti terapi diet (dokter biasanya akan memberikan saran tentang diet yang tepat untuk ibu hamil).4. Melakukan olahraga yang tepat untuk kehamilan setelah mendapat izin dari ahli kesehatan (3-4 kali/minggu dengan waktu 15-30 menit)5. Terapi insulin jika diperlukan (karena terapi diet dan olahraga tidak banyak membantu, sama seperti kasus diabetes melitus lainnya).6. Memonitor berat badan yang bertambah dan menjaga agar penambahan tersebut masih tergolong sehat. Bayi dengan ibu penderita diabetes ini cenderung lahir dengan berat badan yang besar.7. Mengontrol hipertensi8. Dokter mungkin akan memberikan beberapa diagnose untuk melihat perkembangan janin. Contohnya adalah dengan melihat posisi bayi pada rahim, melihat banyaknya pergerakan yang dilakukan bayi dalam jangka waktu tertentu (2-3 jam), dan menghitung detak jantung janin. Bentuk tes misalnya dengan ultrasound, meraba perut atau mendengarkan suara keras pada bayi, serta memberikan hormone oksitosin kepada ibu.

J. TERAPI DMG Tujuan terapi diabetes pada ibu hamil, adalah untuk mencegah kelainan janin yang disebabkan hiperglikemik yang terjadi pada minggu 4-8 minggu pertama kehamilan. Juga untuk mengurangi angka kesakitan, serta angka kematian ibu dan janin yang terkait dengan diabetes. Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu hamil meliputi: manajemen diet, menjaga berat badan ibu tetap ideal, terapi insulin untuk menormalkan kontrol glikemik dan olahraga. Manajemen Diet:Kebutuhan kalori dalam kehamilan, kira-kira 5 kkal/kg lebih besar daripada wanita dewasa yang tidak hamil. Pembatasan pemasukan karbohidrat yang dimurnikan, merupakan tindakan yang baik. Protein dalam jumlah yang cukup, hendaknya termasuk dalam diet (yaitu 1,5 gram/kg berat badan). Diet yang konsisten biasanya diberikan, termasuk makan 3 kali sehari dan makan ringan sebelum tidur.Tujuan manajemen diet pada ibu hamil dengan diabetes, secara langsung dapat menjaga perkembangan dan pertumbuhan janin, menjaga berat badan ibu tetap ideal, dan menormalkan konsentrasi glukosa darah ibu. Pasien sering memperoleh manfaat dari pemeliharaan diet individu dengan nutrisi. Oleh karena itu, penggurangan pada hiperglikemia postprandial merupakan tujuan yang penting. Terapi InsulinPrinsip penanganan diabetes pada kehamilan adalah mempertahankan kehamilan sambil diterapi dengan insulin. Terapi insulin terbukti cukup aman pada wanita hamil. Pasien juga dianjurkan untuk mengatur pola makan dan dipantau kadar gula darahnya. Jika kadar gula darah tidak bisa dikontrol dengan baik, mungkin bayi yang dilahirkan memiliki berat badan besar.Insulin adalah pilihan hipoglikemik selama kehamilan, karena mempunyai catatan keamanan yang tidak dapat dipungkiri lagi baik bagi ibu maupun janinnya. Obat hipoglikemik oral tidak dianjurkan, karena gagal mengontrol hiperglikemia dan potensial menyebabkan hipoglikemik pada empat minggu pertama kehamilan. Kebutuhan insulin selama kehamilan bervariasi, umumnya kebutuhan insulin:1. Pada trimester pertama lebih rendah2. Meningkat setelah umur kehamilan 24 minggu3. Menurun segera setelah masuk masa post-partum, sehingga harus dipantau ketat. OlahragaAktivitass fisik adalah bagian penting untuk penderita diabetes agar bis bertahan. Fungsi olahraga adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Untuk penderita diabetes, aktivitas ini penting untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah, terutama pada pasien diabetes yang tidak bergantung pada insulin. Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai, direkomendasikan untuk memperbaiki sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa. Olahraga juga dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang, dan memelihara berat badan ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan intake kalori.

BAB IIIKONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian1. Riwayat Kesehatana. Keluhan utama.Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.b. Riwayat kesehatan keluarga.Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga.c. Riwayat kehamilanDiabetes mellitus gestasional, hipertensi karena kehamilan, infertilitas, bayi low gestasional age, riwayat kematian janin, lahir mati tanpa sebab jelas, anomali congenital, aborsi spontan, polihidramnion, makrosomia, pernah keracunan selama kehamilan.

2. Pemeriksaan Fisika. Sirkulasi Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau lambat pada diabetes yang lama. Edema pada pergelangan kaki atau tungkai. Peningkatan tekanan darah. Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi.b. EliminasiRiwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang, nefropati dan poliuri.c. Nutrisi dan Cairan Polidipsi. Poliuri. Mual dan muntah. Obesitas. Nyeri tekan abdomen. Hipoglikemi. Glukosuria. Ketonuria.d. Keamanan Kulit : Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena ada bekas injeksi insulin yang sering Riwayat gejala-gejala infeksi dan/budaya positif terhadap infeksi, khususnya perkemihan atau vagina.e. MataKerusakan penglihatan atau retinopati.f. Seksualitas Uterus : tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal terhadap usia gestasi. Riwayat neonatus besa terhadap usia gestasi (LGA),Hidramnion,anomaly congenital, lahir mati tidak jelasg. Psikososial- Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosioekonomi rendah.- Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol emosi.- Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.

B. Diagnosa Keperawatan1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi.2. Kekurangan volume cairan dan elektrolite berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan dan tidak adekuatnya intake cairan.3. Ansietas berhubungan dengan situasi kritis atau mengancam pada status kesehatan maternal atau janin.4. Kurang pengetahuan tentang kondisi diabetik, prognosa dan kebutuhan tindakan pengobatan berhubungan dengan kesalahan informasi dan tidak mengenal sumber informasi.5. Resiko tinggi terhadap cedera maternal ( factor risiko ketidakadekuatan kontrol diabetik, profil darah abnormal atau anemia)

C. Rencana KeperawatanNoDiagnosa keperawatanTujuanIntervensiRasional

1Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepatNutritional Status : Nutrient Intake Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan KH ;- Meningkatkan 24-30 Ib pada masa prenatal atau yang tepat untuk berat badan sebelum hamil- Mempertahankan gkulosa darah puasa (FBS) antara 60-100 mg/dl, dan 1 jam postprandial tidak lebih dari 140 mg/dl- Mengungkapkan pemahaman tentang aturan tindakan individu dan kebutuhan pemantauan diri yang seringNutrition Management1. Timbang BB klien setiapkunjungan prenatal2. Kaji masukkan kalori dan pola makan dalam 24 jam3. Tinjau ulang/ berikan informasi mengenai perubahan yang diperlukan pada penatalaksanaan diabetic4. Tinjau ulang pentingnya makan dan kudapan yang teratur bila menggunakan insulin5. Perhatikan adanya mual dan muntah, khususnya pada trimester pertama6. Kaji pemahaman tentang efek stress pada diabetes7. Ajarkan klien metode finger stick untuk memantau glukosa sendiri dengan menggunakan strip enzim dan meter reflektan8. Anjurkan pemantauan keton urin pada saat terjaga dan bila rencana makan atau kudapan diperlambatKolaborasi:1. Rujuk pada ahli diet terdaftar pada diet individu dan konseling pertanyaan mengenai diet2. Pantau keadaan glukosa serum (FBS, preprandial, 1dan 2 jam postprandial) pada kunjungan awal kemudian sesuai kondisi klien3. Tentukan hasil HbAic setiap 2-4 mgg4. Siapkan untuk perawatan di rumah sakit bila diabetes tidak terkontrol1. Penambahan BB adalah kunci penunjuk untuk memutuskan penyesuaian kalori2. Membantu dalam mengevaluasi pemahaman klien tentang mentaati aturan diet3. Kebutuhan metabolisme dan janin/ maternal membutuhkan perubahan besar selama gestasi, memerlukan pemantauan ketat dan adaptasi4. Makan sedikit dan sering menghindari hiperglikemia postprandial dan ketosis puasa/ kelaparan5. Mual dan muntah dapat mengakibatkan defisiensi karbohidrat, yang dapat menimbulkan metabolism lemak dan terjadinya ketosis6. Stress dapat meningkatkan kadar glukosa, menciptakan fluktuasi kebutuhan insulin7. Kebutuhan insulin sehari dapat dinilai berdasarkan temuan glukosa serum periodic8. Ketidakcukupan masukan kalori ditunjukkan dengan ketonuriaKolaborasi:1. diet spesifik pada individu perlu untuk mempertahankan normoglikemia, dan untuk mendapatkan penambahan berat badan yang diinginkan2. Insiden abnormalitas janin dan bayi baru lahir menurun bila kadar FBS direntang antara 60 dan 100 mg/dl, kadar prepandial antara 60 dan 105 mg/dl, 1 jam postprandial tetap rendah 140 mg/dl, dan 2 jam postprandial kurang dari 120 mg/dl3. Memberikan keakuratan gambaran rata-rata control glukosa serum selama 60 hari sebelumnya. control glukosa serum memerlukan waktu 6 minggu untuk stabil.4. Morbiditas bayi dihubungkan pada hiperinsulinemia janin karena hiperglikemia maternal.

2Kekurangan volume cairan dan elektrolite berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan dan tidak adekuatnya intake cairanFluid Balance Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan kesimbangan cairan dan elektrolit dengan KH ;1. Turgor kulit kembali normal2. Membrane mukosa lembab3. BB stabil4. Tanda vital dalam batas normalFluid Management 1. Kaji dan dokumentasikan turgor kulit, kondisi membrane mukosa, TTV2. Timbang BB setiap hari hari dengan menggunakan alat yang sama3. Catat intake dan output secara adekuat4. Jika klien mampu, najurkan untuk mengonsumsi cairan peroral dengan perlahan , dan tingkatkan jumlah cairan sesuai order5. Tes urine terhadap aseton, albumin, dan glukosaKolaborasi1. Berikan cairan intravena sesuai order yang terdiri dari elektrolit, glukosa, dan vitamin1. Pengkajian status cairan dan elekrolit yang akurat menjadi dasar rencana asuhan keperawatan dan evaluasi intervensi2. Penimbangan berat bada perludilakukan secara rutin untuk mengetahui kesesuaian BB dengan umur kahamilan3. Poliuri menyebabkan pasien benyak kehilangan cairan. Pengkajian output dan input yang tepat membantu menentukan tindakan4. Mencegah kekurangan cairandan memperbaikai keseimbanganasam-basa, perubahan kadar elektrolit, dan hipovitaminosis5. Menetapkan data dasar yang dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial risiko tinggi seperti ketidakadekuatan intake karbohidrat, diabetic ketoaidosis, dan hipertensi dalam kehamilanKolaborasi1. Selanjutnya guna mempertahankan kesimbangan asam-basa dan keadaan elektrolit yang tidak seimbang

3.Ansietas berhubungan dengan situasi kritis atau mengancam pada status kesehatan maternal atau janin.Anxiety Self Control Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan pasien tenang dengan KH ;- Mengungkapkan kesadaran tentang perasaan mengenai diabetes dan persalinan.- Menggunakan strategi koping yang tepatAnxiety Reduction1. Atur keberadaan perawat secara kontinu selama persalinan.2. Pastikan respon yang ada pada pesalinan dan penatalaksanaan medis. Kaji keefektifan sistem pendukung.3. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi4. Jelaskan semua prosedur tindakan perawatan5. Fasilitasi semua keluhan atas ungkapan perasaan6. Informasikan kepada keluarga tentang kemajuan persalinan dan keadaan janin.1. Meningkatkan kontinuitas asuhan. Pasien dan keluarga perlu mengetahui bahwa mereka tidak sendiri dan tersedianya tenaga bantuan dengan segera.2. Memberikan pengkajian dasar untuk perbandingan selanjutnya, mengidentifikasi kekuatan dan masalah yang potensial.3. Memberikan perasaan kontrol terhadap situasi.4. Pengetahuan tentang apa yang terjadi membantu menurunkan rasa takut.5. Suasana terbuka dan mendukung menurunkan intimidasi karena prosedur atau peralatan.6. Membantu untuk menghilangkan atau meminimalkan rasa khawatir dan mengembangkan rasa percaya.

4Kurang pengetahuan tentang kondisi diabetik, prognosa dan kebutuhan tindakan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, kesalahan informasi dan tidak mengenal sumber informasi.Knowledge : Diabetes ManagementSetelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan pengetahuan pasien meningkat terhadap penyakitnya KH ;- berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selam kehamilan.- mengungkapkan pemahaman tentang prosedur, tes laboratorium, dan aktivitas yang melibatkan pengontrolan diabetes- mendemonstrasikan kemahiran memantau sendiri dan pemberian insulinPatient Education 1. Kaji pengetahuan tentang proses dan tindakan terhadap penyakit dari klien2. Berikan informasi tentang cara kerja dan efek merugikan dari insulin3. Berikan informasi tentang kebutuhan program latihan eingan. Ingatkan untuk berhenti latihan bila glukosa melebihi 300mg/dl4. Berikan informasi mengenai dampak kehamilan pada kondisi diabetic dan harapan masa datang5. Anjurkan klien mempertahankan pengkajian harian dirumah terhadap kadar glukosa serum, dosis insulin, diet, latihan, reaksi, perasaan umum tentang kesejahteraan, dan pemikiran lain yang berhubungan6. Bantu klien/ keluarga untuk mempelajari pemberian glucagon7. Tinjau kadar Hb atau Ht8. Jelaskan penambahan berat badan normal pada klien. anjurkan klien memantau penambahan berat badannya sendiri dirumah diantara waktu kunjungan. Penambahan total pada trimester pertama harus 2,5-4,5 Ib [1,1-2 kg] kemudian 0,8-0,9 Ib/mgg[360-400 g/mgg]setelahnya1. Keputusan berdasarkan informasi dapat dibuat hanya bila terdapat pemahaman yang jelas tentang proses penyakit dan rasiuonal penatalaksanaanny2. Perubahan metabolic prenatal menyebabkan kebutuhan insulin berubah3. Klien harus latihan setelah makan ntuk membantu mencegah hipoglikemia dan menstabilkan penyimpanan glukosa, kecuali terjadi peningkatan glukosa berlebih dimana latihan dapat menyebabkan ketoasidosis4. Peningkatan pengetahuan dapat menurunkan rasa takut tentang ketidaktahuan, meningkatkan kemungkinan kerjasama, dan dapat membantu menurunkan komplikasi janin.5. Bila ditinjau ulang oleh praktisi pemberi perawatan, catatan harian klien dapat membantu bagi evalusi dan perubahan terapi6. Adanya gejala-gejal hipoglikemia dengan kadar glukosa darah di bawah 70 mg/ dl memerlukan intervensi segera7. Anemia lebih diperhatikan pada klien dengan diabetes yang ada sebelumnya kerana peningkatan kadar glukosa menggantikan oksigen pada molekul Hb mengakibatkan penurunan kapasitas pembawa oksigen8. Pembatasan kalori dengan akibat ketonemia dapat menyebakan kerusakan janin dan menghambat penggunaan protein optimal

D. Evaluasi Keperawatan1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi, Mempertahankan kadar gula darah puasa antara 60-100 mg/dl dan 2 jam sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.2. Kebutuhan cairan pasien terpenuhi, turgor kulit kembali normal, membrane mukosa lemba, BB stabil, tanda vital dalam batas normal3. Pasien tenang, mengungkapkan kesadaran tentang perasaan mengenai diabetes dan persalinan, Menggunakan strategi koping yang tepat4. Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selama kehamilan, Mengungkapkan pemahaman tentang prosedur5. Bebas cedera, Menunjukkan kadar glukosa normal, bebas tanda hipoglikemia6. Tetap normotensif, Mempertahankan normoglikemia., Bebas dari komplikasi seperti infeksi, pemisahan plase

BAB IVPENUTUP

A. Simpulan 1. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.2. Diabetes Mellitus Gestasional adalah intoleransi glukosa yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat hamil. 3. Gejala utama dari kelainan ini pada umumnya hampir sama dengan diabetes mellitus lain, yaitu : selalu merasa haus (polydipsi), sering buang air kecil (polyuri), dan sering merasa lapar (polyfagi). Yang membedakannya adalah keadaan ini terjadi pada penderita saat hamil.

B. SaranSaran-saran berikut membantu mencegah Diabetes: Hindari trans-lemak dalam bentuk apa pun. Mereka berkontribusi pada penyakit jantung dan juga untuk diabetes tipe 2. Membatasi asupan makanan yang dibuat dengan gula, tepung putih dan karbohidrat olahan. Diproses dan makanan yang digoreng tidak sehat. Batasi tinggi indeks glisemik makanan yang cepat meningkatkan kadar glukosa darah. Tidak merokok. Hal ini berkaitan dengan diabetes, penyakit jantung dan bahkan kanker. Hindari alkohol, yang mengandung karbohidrat diserap dengan cepat. Hal ini dapat membawa diabetes tipe 2 dengan cepat meningkatkan gula darah tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Tjahjadi V. 2002. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer Diabetes. Semarang: penerbit Pustaka widyamara.2. Semijurnal Farmasi dan Kedokteran. Metabolisme Karbohidrat, Lipid dan DMG. Ethical Digest 2011; No.83: 31-36.3. Anonim. Diabetes Mellitus pada Ibu Hamil.http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/askep-diabetes-mellitus/ Diakses tanggal 6 Oktober 2011.4. Syamhudi B. 2010. Bayi Dari Ibu Dengan Diabetes Mellitus. Palembang: Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.5. Bobak, Irene M, dkk. 1995. Buku Ajar Keperawatan Maternitas I Edisi 4. Jakarta : EGC.6. NANDA Interbational. 2009. Nursing Diagnosis: Definition and Classification 2009-2011. USA: Willey Blackwell Publication.7. Bulecheck, Gloria M, et all. 2008. Nursing intervention Classification (NIC) Fifth Edition. USA: Mosbie Elsevier.8. Moorhead, Sue, et all. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fourth Edition. USA: Mosbie Elsevier.9. Hidayat. Askep pada Ibu hamil.http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/09/askep-ibu-hamil-dgn-dm/Diakses tanggal 6 Oktober 2011.