makalah b.indo dea delfi

24
Penerapan Arsitektur Hijau di Daerah Perkotaan Disusun oleh : Anastasia Maria Delfiera (3213100039) Viranita Julianti (3213100052)

Upload: dea2806

Post on 28-Dec-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah b.indo Dea Delfi

Penerapan Arsitektur Hijau di

Daerah Perkotaan

Disusun oleh :

Anastasia Maria Delfiera (3213100039)

Viranita Julianti (3213100052)

Dea Ervinda Fitrah P (3213100067)

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Page 2: Makalah b.indo Dea Delfi

Penerapan Arsitektur Hijau

di

Daerah Perkotaan

Disusun oleh :

Anastasia Maria Delfiera (3213100039)

Viranita Julianti (3213100052)

Dea Ervinda Fitrah P (3213100067)

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

iii

Page 3: Makalah b.indo Dea Delfi

Kata Pengantar

Penulis mengucapkan alhamdulillah dan segala puji syukur ke hadirat Allah SWT atas

selesainya Makalah Penerapan Arsitektur Hijau untuk Daerah Perkotaan ini. Tanpa ridha dan kasih

sayang serta petunjuk dari-Nya mustahil Makalah ini dapat dirampungkan.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan Makalah ini. Penulis menulis ini berdasarkan

sumber-sumber dan referensi yang penulis dapatkan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Penulis

berharap nantinya Makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberi telaah bagi siapapun yang

membacanya.

Dibalik kesempurnaan, pasti ada kelemahan. Begitupun pepatah mengatakan “tiada gading

yang tak retak”. Penulis menyadari Makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata

sempurna. Karnanya penulis juga mengharap saran dan kritik, khususnya dari para pembaca tentang

Makalah ini.

Surabaya, 3 Maret 2014

Penulis

iiiii

Page 4: Makalah b.indo Dea Delfi

Abstraksi

kata kunci : arsitektur hijau

Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Saat ini, bumi sedang dilanda global warming yang dapat menimbulkan kerusakan ekosistem. Hal ini harus segera diantisipasi oleh umat manusia dikarenakan dapat berdampak serius. Keselarasan hidup manusia dan alam terangkum dalam konsep Green architecture. Dalam perencanaannya, harus meliputi lingkungan utama yang berkelanjutan. Manusia yang sehat berawal dari lingkungan yang sehat. Disini arsitektur hijau berperan penting untuk mengatasi masalah polusi yang timbul di daerah perkotaan sebagai pusat padatnya penduduk.

Saat ini pembangunan semakin digalakkan di daerah perkotaan. Hal ini tak lain adalah karena meledaknya jumlah penduduk di wilayah perkotaan. Banyak orang yang berpindah ke kota besar untuk mengadu nasib atau untuk mencari pekerjaan yang layak. Tapi pembangunan saat ini seringkali tidak memperhatikan kondisi lingkungan sekitarnya sehingga memunculkan banyak masalah baru. Penerapan arsitektur hijau juga dinilai sangat minim. Banyak masyarakat yang tidak mengetahui manfaat dari arsitektur hijau dan bagaimana penerapannya. Oleh karena itu dalam Makalah ini akan dibahas secara mendalam tentang apa itu arsitektur dan arsitektur hijau, pentingnya arsitektur hijau untuk daerah perkotaan dan juga penerapannya.

iviii

Page 5: Makalah b.indo Dea Delfi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii

ABSTRAKSI ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ................................................................. 21.3 Tujuan ................................................................................... 21.4 Manfaat ................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 3

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Arsitektur ............................................................ 53.2 Perbedaan Puisi Lama dan Puisi Baru .................................. 53.3 Pentingnya Arsitektur Hijau Untuk Daerah Perkotaan........... 63.4 Penerapan Arsitektur Hijau di Perkotaan...............................

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ........................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 12

viv

Page 6: Makalah b.indo Dea Delfi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berkembangnya suatu kota menyebabkan meningkatnya arus urbanisasi yang antara

lain menimbulkan permasalahan akan perumahan dan permukiman. Masalah pengadaan

perumahan dan permukiman bagi masyarakat diselesaikan melalui beberapa program oleh

pemerintah secara formal. Namun karena permintaan akan perumahan dan permukiman

tersebut belum dapat terpenuhi secara formal, maka masyarakat membangun secara individu

baik secara legal maupun ilegal. Urbanisasi secara besar-besaran terjadi di sebagian besar

kota-kota besar di dunia karena tidak ada keseimbangan pembangunan antara desa dan kota.

Daya dukung kota-kota semakin lemah dalam memfasilitasi kebutuhan warga kota dan polusi

udara, pencemaran air serta tanah semakin menjadi. Pemenuhan kebutuhan warga untuk bisa

hidup sehat, nyaman dan sejahtera, menjadi persoalan yang perlu dicari solusinya oleh semua

pihak.

Perumahan dan permukiman merupakan bagian dari kehidupan komunitas dan

keseluruhan lingkungan sosial. Hunian dalam arti harfiah dapat diidentikkan dengan rumah,

sebagai benda mati. Atau dalam konteks ini, hunian dimaksudkan sebagai istilah ‘vernacular

architecture’, yaitu merupakan hasil karya perwujudan kesepakatan seluruh lapisan

masyarakat, bukan hasil karya seseorang saja dan merupakan bagian dari aktivitas kehidupan

manusia yang menghuninya. Akan selalu terjadi hubungan timbal balik antara penghuni dan

huniannya yang tidak lepas dari konsep hubungan manusia dengan lingkungannya.

Arsitektur hijau merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mewujudkan

arsitektur yang ekologis atau ramah lingkungan demi mencapai keseimbangan di dalam

sistem interaksi manusia dengan lingkungan. Arsitektur hijau adalah arsitektur yang minim

mengonsumsi sumber daya alam serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan,

yang merupakan langkah untuk merealisasikan kehidupan manusia yang berkelanjutan.

Aplikasi arsitektur hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur yang berkelanjutan.

1

Page 7: Makalah b.indo Dea Delfi

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian arsitektur?

2. Apa pengertian arsitektur hijau?

3. Apa pentingnya arsitektur hijau untuk daerah perkotaan?

4. Bagaimana penerapanan arsitektur hijau di daerah perkotaan?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian arsitektur.

2. Untuk mengetahui pengertian arsitektur hijau.

3. Untuk mengetahui pentingnya arsitektur hijau untuk daerah perkotaan.

4. Untuk mengetahui penerapan arsitektur hijau di perkotaan

1.4 Manfaat

1. Mengetahui lebih jelas tentang arsitektur

2. Mengetahui lebih jelas tentang arsitektur hijau

3. Menyadarkan masyarakat tentang pentingnya arsitektur hijau untuk daerah perkotaan

4. Mengetahui macam-macam penerapan arsitektur hijau di perkotaan

2

Page 8: Makalah b.indo Dea Delfi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Arsitektur (dari bahasa Yunani) = arche dan tektoon. Arche berarti: yang asli, yang

utama, yang awal; sedangkan tektoon menunjuk sesuatu yang berdiri kokoh, tidak roboh,

stabil, dan sebagainya. Jadi kata arsitektur hanya punya sudut pandangan teknis statika

bangunan belaka. Architectoon artinya pembangunan utama atau sebenarnya: tukang ahli

bangunan yang utama.

Di Eropa pada abad pertengahan, arsitek biasa disebut: magister operis (guru atau ahli

karya) atau magister lapidum (guru atau ahli batu). Di jaman kerajaan para Firaun Mesir,

kaisar-kaisar Roma, dan dalam hampir semua sistem kemaharajaan, arsitek menduduki

profesi politik tinggi, sebab gengsi dan kebesaran maharaja selalu diukur dari bangunan-

bangunan istana dan gedung-gedung negara.

Di India arsitek disebut Sthapati (chief architect, ahli bangunan, pemimpin bangunan,

penasehat bangunan) atau Achariya, yakni direktur umum, atau Sutradhara (arsitek, seniman,

pemahat). Namun yang penuh hikmah adalah pengertian dan istilah Vasthu. Dalam bahasa

Jawa Kuna, Vasthuvidya atau Wastuwidya berarti: ilmu bangunan (widya = ilmu

kebijaksanaan; wastu = bangunan).

Green architecture ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan

pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup

yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi

dan sumber daya alam secara efisien. Konsep arsitektur ini pada dasarnya lebih bertanggung

jawab terhadap lingkungan sekitar, penggunaan bahan daur ulang dan juga ramah

lingkungan. Green architecture diharapkan akan digunakan di masa kini dan masa yang akan

datang, demi kelangsungan hidup yang lebih baik, di bawah ini beberapa prinsip dari Green

architecture :

1. Hemat energi, Pengoperasian bangunan meminimalkan penggunaan bahan

bakar dan energi listrik.

2. Memperhatikan kondisi iklim, mendesain bangunan harus disesuaikan dengan

kondisi iklim setempat.

3. Meminimalkan pemakaian sumber daya baru, seperti menggunakan bahan

daur ulang atau penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi

ekosistem dan sumber daya alam.

3

Page 9: Makalah b.indo Dea Delfi

4. Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni

bangunan tersebut, bangunan yang akan dibuat nantinya tidak merusak alam

sekitarnya sehingga pada saat bangunan tersebut sudah tidak digunakan,

lingkungan sekitar akan tetap tampak aslinya

5. Merespon keadaan tapak dari bangunan, dalam merancang bangunan harus

memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua

kebutuhannya.

6. Menetapkan seluruh prinsip – prinsip Green architecture secara keseluruhan,

ketentuan di atas tidak baku dan kita dapat menyesuaikannya dengan

kebutuhan.

Green architecture (arsitektur hijau) mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran dari para

arsitek akan keterbatasan alam dalam menyuplai material yang mulai menipis.Alasan lain

digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan potensi alam. Penggunaan

material-material yang bisa didaur-ulang juga mendukung konsep arsitektur hijau, sehingga

penggunaan material dapat dihemat. Green dapat diinterpretasikan sebagai sustainable

(berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan

dengan performa sangat baik).

A. Sustainable ( Berkelanjutan ).

Yang berarti bangunan Green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring

zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya

perubahan – perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.

B. Earthfriendly ( Ramah lingkungan ).

Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep Green

architecture apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan, artinya bukan

hanya desain tetapi juga dalam implementasinya dalam penggunaan bahan atau

material untuk bangunan.

C. High performance building.

Bangunan yang disebut green arsitektur juga harus memiliki sifat ini, artinya

memanfaatkan tenaga alam dengan didukung teknologi tinggi .

4

Page 10: Makalah b.indo Dea Delfi

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Arsitektur

Kalau kita melihat sekilas, hampir semua ciri yang ada dalam bangunan merupakan

ciri arsitektur. Dalam hal fungsi bangunan dan arsitektur memiliki persamaan, yakni untuk

mewadahi manusia dengan segala aktifitas serta peralatannya. Dalam segi bentuk dan ukuran

sama-sama memiliki dimensi yang besar yang cukup untuk melingkupi kegiatan manusia

dalam tiga dimensi sehingga manusia dan peralatannya dapat diwadahi oleh bangunan atau

juga arsitektur. Pada bentukan dan sistem struktur yang digunakan juga merupakan hal yang

sama, dan arsitektur memang bangunan yang diberi nilai dan estetika.

Perbedaan antara bangunan dan arsitektur terletak pada estetikanya, karena perbedaan

estetika itu berbeda pula nilai dan tampilannya. Bila bangunan hanya dinilai dari segi fisik

yaitu bahan yang digunakan (kekuatan, keawetan, ketahanan) dan fungsinya, pada arsitektur

tidak hanya itu, arsitektur juga dinilai seni dan keindahannya. Jadi bila pada bangunan, dalam

posisi dan fungsi yang sama, semakin besar dan semakin kokoh bangunan itu maka harganya

akan semakin mahal. Namun pada arsitektur, dapat juga yang lebih kecil walau fungsinya

sama mempunyai harga yang lebih mahal karena nilai seni dan keindahannya tinggi. Dengan

demikian dalam berarsitektur efisiensi itu sangat diperlukan juga penggunaan teknologi yang

mutakhir, untuk mendapat nilai dan seni yang lebih tinggi. Karena harga dari arsitektur tidak

hanya dari kegunaan dan kapasitasnya, namun juga dari tampilan dan nilai-nilai

kearsitekturalnya, yang tidak dimiliki oleh bangunan. Jadi, bisa disimpulkan bahwa arsitektur

adalah bangunan yang perencanaannya memperhatikan unsur estetika.

3.2 Pengertian Arsitektur Hijau

Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang berusaha untuk

meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan.

Sebagai pemahaman dasar dari arsitektur hijau yang berkelanjutan, elemen-elemen yang

terdapat didalamnya adalah lansekap, interior, yang menjadi satu kesatuan dalam segi

arsitekturnya. Dalam contoh kecil, arsitektur hijau bisa juga diterapkan di sekitar lingkungan

kita. Yang paling ideal adalah menerapkan komposisi 60 : 40 antara bangunan rumah dan

lahan hijau, membuat atap dan dinding dengan konsep roof garden dan green wall. Dinding

bukan sekadar beton atau batu alam, melainkan dapat ditumbuhi tanaman merambat.

5

Page 11: Makalah b.indo Dea Delfi

Tujuan utama dari Green architecture adalah menciptakan eco desain, arsitektur

ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan berkelanjutan. Arsitektur hijau juga

dapat diterapkan dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi, air dan pemakaian

bahan-bahan yang mereduksi dampak bangunan terhadap kesehatan. Perancangan Arsitektur

hijau meliputi tata letak, konstruksi, operasi dan pemeliharaan bangunan. Konsep ini

sekarang mulai dikembangkan oleh berbagai pihak menjadi Bangunan Hijau (green

building).

3.3 Pentingnya Arsitektur Hijau untuk daerah perkotaan

Perubahan iklim yang terjadi pada dua dekade belakangan ini akan menjadi masa

perubahan iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak pasti. Hal ini tentunya

menjadi kekhawatiran bagi umat manusia akan timbulnya bencana alam yang datang secara

tiba-tiba. 

Apalagi, dunia saat ini sedang dihadapkan pada permasalahan degradasi kondisi

lingkungan seperti pencemaran air, udara dan tanah tidak terelakkan lagi seiring

perkembangan pembangunan di seluruh dunia, terutama di perkotaan. Urbanisasi secara

besar-besaran terjadi di sebagian besar kota-kota besar di dunia karena tidak ada

keseimbangan pembangunan antara desa dan kota. Daya dukung kota-kota semakin lemah

dalam memfasilitasi kebutuhan warga kota dan polusi udara dan pencemaran air serta tanah

semakin menjadi.

Pemenuhan kebutuhan warga untuk bisa hidup sehat, nyaman dan sejahtera, menjadi

persoalan yang perlu dicari solusinya oleh semua pihak. Seiring jalannya pembangunan,

dalam upaya memberikan kenyamanan dan lingkungan sehat bagi warga kota, Konsep

"Green City" dan "Eco City" (kota hijau berwawasan lingkungan) dapat menjadi solusi.

Kota hijau yang dimaksud di sini adalah pengefektifan dan pengefisiensian sumber

daya air dan energi, pengurangan limbah, penerapkan sistem transportasi terpadu, adanya

jaminan kesehatan lingkungan, dan mampu mensinergikan lingkungan alami dan buatan,

yang berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada prinsip-prinsip

pembangunan yang berkelanjutan (lingkungan, sosial, dan ekonomi).

6

Page 12: Makalah b.indo Dea Delfi

3.4 Penerapan Arsitektur Hijau di perkotaan

Penerapan arsitektur hijau didasari oleh prinsip-prinsip arsitektur hijau, yaitu :

1. Conserving Energy (hemat energi)

Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan

dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan

waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya

adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi

dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya

dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain

bangunan agar hemat energi, antara lain:

Bangunan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan

menghemat energi listrik.

Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal

sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat  Photovoltaic yang diletakkan

di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding

timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan

sinar matahari yang maksimal.

Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain

itu juga menggunakan alat kontrol pengurangan intensitas lampu otomatis

sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai

tingkat terang tertentu.

Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur

intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.

Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang

bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.

Bangunan tidak menggunakan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh

penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.

Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.

7

Page 13: Makalah b.indo Dea Delfi

2. Working with Climate (memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)

Melalui pendekatan Green architecture bangunan beradaptasi dengan

lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan

lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya

dengan cara:

Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.

Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan

udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.

Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan

membuat kolam air di sekitar bangunan.

Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk

mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.

3. Respect for Site (menanggapi keadaan tapak pada bangunan)

Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini

dimaksudkan keberdaan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan

pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut :

Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti

bentuk tapak yang ada.

Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain

bangunan secara vertikal.

Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.

4. Respect for User (memperhatikan pengguna bangunan)

Antara pemakai dan Green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat

erat. Kebutuhan akan Green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang

didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.

5. Limitting New Resources (meminimalkan Sumber Daya Baru)

Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada

dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan

dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.

8

Page 14: Makalah b.indo Dea Delfi

Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas

menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip Green architecture pada

dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu

secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu,

sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan Green architecture yang ada secara

keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.

Contoh bangunan yang menggunakan konsep arsitektur hijau :

Gambar 1 Sekolah Berkonsep Green Building.

Berdiri diatas sebidang tanah dengan luas 2300 m2 . Sekolah ini didirikan

dengan sebuah konsep Green architecture. Hal ini dapat dilihat dari bentuk dan

pengaturan sirkulasinya. Sekolah ini banyak mengambil ruang terbuka untuk

mengambil sirkulasi udara alami dan memanfaatkan kaca – kaca sebagai pencahayaan

alami melaui sinar matahari.

9

Page 15: Makalah b.indo Dea Delfi

Gambar 2 EDITT Tower yang Berkonsep Green Building

Singapura juga akan memiliki bangunan yang indah dan tinggi dengan

perusahaan EDITT Tower (Ecological Design in the Tropics). Proyek ini akan

dibangun dengan dukungan finansial dari National University. Desain menara ini

terdiri dari 26 lantai dengan panel fotovoltaik. Bangunan pencakar langit akan

menggunakan vegetasi organik untuk membungkus bangunan yang juga berfungsi

sebagai insulator dinding hidup. Proyek ini diambil oleh T.R. Hamzah & Yeang dan

dirancang untuk mengumpulkan air hujan, baik untuk irigasi tanaman dan

kebutuhannya.

10

Page 16: Makalah b.indo Dea Delfi

BAB IV

KESIMPULAN

Green architecture merupakan sebuah konsep merancang dengan memadukan antara bangunan dengan kondisi lingkungan yang sudah ada, sehingga keberadaan bangunan tersebut tidak merugikan lingkungannya. Green architecture adalah pendekatan pada bangunan yang dapat meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitektur hijau meliputi lebih dari sebuah bangunan.

Keselarasan hidup manusia dan alam terangkum dalam konsep Green architecture. Dalam perencanaannya, harus meliputi lingkungan utama yang berkelanjutan. Untuk pemahaman dasar arsitektur hijau (Green architecture) yang berkelanjutan, di antaranya lanskap, interior, dan segi arsitekturnya menjadi satu kesatuan.

Wilayah perkotaan merupakan tempat yang paling utama untuk diterapkannya arsitektur hijau dikarenakan wilayah perkotaan tempat yang padat penduduk dan pusat aktivitas masyarakat. Hal ini menyebabkan wilayah perkotaan memiliki polusi yang sudah tidak dapat ditoleril lagi, oleh karena itu penerapan arsitektur hijau di daerah perkotaan merupakan salah satu solusi yang paling tepat untuk mengurangi dampak dari polusi.

11

Page 17: Makalah b.indo Dea Delfi

DAFTAR PUSTAKA

http://www.e-bookspdf.org. Diakses pada 1 Maret 2014

http://id.wikipedia.org/wiki/Bangunan_hijau. Diakses pada 1 Maret 2014

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/453/jbptunikompp-gdl-asrialdnim-22635-8-unikom_a-a.pdf. Diakses pada 1 Maret 2014

http://www.imagebali.net. Diakses pada 1 Maret 2014

http://ebookbrowsee.net. Diakses pada 1 Maret 2014

http://rahmatsinjai.blogspot.com/2014/02/makalah-hubungan-arsitektur-dan.html. Diakses pada 2 Maret 2014

http://gospoth.blogspot.com/. Diakses pada 2 Maret 2014

http://www.yahomey.com/2013/08/perbedaan-karya-arsitektur-dengan.html. Diakses pada 2 Maret 2014

http://hardi91.wordpress.com/2010/04/08/172/. Diakses pada 9 Maret 2014

http://barisankatakata.blogspot.com/2012/10/green-achitecture_18.html. Diakses pada 9 Maret 2014

12