makalah aliran-aliran ilmu tauhid

26
ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU TAUHID Makalah IlmuTauhid Diajukkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Tauhid Disusun oleh : - Sadam Muammar Kadafi (1137030061) - Sarifah Mudaim (1137030062) - Syfa Istiqomah (1137030068) - Vera Kamila Nur Sidqa (1137030074) - Winda Oktapia ((1137030078) - Yusuf Sigit Pamungkas (1137030080) Kelompok 4 FISIKA 3B

Upload: vera-kamila-nursidqa

Post on 26-Dec-2015

615 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

Aliran-aliran Ilmu Tauhid

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Aliran-Aliran Ilmu Tauhid

ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU TAUHID

Makalah IlmuTauhid

Diajukkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Tauhid

Disusun oleh :

- Sadam Muammar Kadafi (1137030061)

- Sarifah Mudaim (1137030062)

- Syfa Istiqomah (1137030068)

- Vera Kamila Nur Sidqa (1137030074)

- Winda Oktapia ((1137030078)

- Yusuf Sigit Pamungkas (1137030080)

Kelompok 4

FISIKA 3B

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2014

Page 2: Makalah Aliran-Aliran Ilmu Tauhid

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, atas selesainya

penyusunan makalah ini. Dengan pertolongan dan hidayah-nya lah makalah mata kuliah

Ilmu Tauhid tentang Aliran-aliran dalam Ilmu Tuhid dapat di selesaikan. Shalawat dan

salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad SAW. Utusan dan manusia pilihan-Nya.

Dialah sebagai penyampai, pengamal, dan penafssir pertama Al-Qur’an.

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas Ilmu Tauhid, di samping itu hardirnya

makalah ini kami harapkan pembaca dapat memahami dan mengenal Aliran-aliran

dalam Ilmu Tauhid.

Penyusun berharap agar para pembaca dapat memberikan keritik dan saran

untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh

pembaca.

Bandung, 13 Oktober 2014

Penyusun

Page 3: Makalah Aliran-Aliran Ilmu Tauhid

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL .......................................................................................................................................

.....................i

KATA

PENGANTAR ...........................................................................................................................

..............................ii

DAFTAR

ISI .............................................................................................................................................

.............................iii

BAB I PENDAHULUAN 

I.I Latar Belakang

.............................................................................................................................................

........1

I.II Rumusan Masalah

.............................................................................................................................................

1

I.IV Tujuan

.............................................................................................................................................

......................1

BAB II PEMBAHASAN 

1) Aliran-aliran Ilmu Tauhid

1. Aliran Syi’ah ...........................................................................................................2

2. Aliran Qadariyah......................................................................................................3

3. Aliran Jabariyah ......................................................................................................4

4. Aliran Mur’jiah .......................................................................................................5

5. Aliran Khawarij .......................................................................................................5

6. Aliran Muktazilah ...................................................................................................6

7. Ahlussunah Waljama’ah ..........................................................................................7

8. Aliran Maturidiyah ..................................................................................................8

9. Aliran Asy’ariyah ....................................................................................................8

Page 4: Makalah Aliran-Aliran Ilmu Tauhid

2) Sejarah Timbulnya Aliran Islam Dalam Islam ............................................................10

3) Faktor-faktor Timbulnya Aliran Kalam Dalam Islam .................................................11

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan ........................................................................................

.........................13

DAFTAR

PUSTAKA.......................................................................................................

.......14

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Ilmu adalah suatu syarat sebelum melakukan sesuatu atau menerapkannya.

Sedangkan ilmu Kalam adalah pengantar kepada pemahaman yang lebih luas dalam Ilmu

Agama. Dalam memahami Ilmu Agama, langkah pertama dalam mempelajari ilmu agama

adalah dengan cara memahami Aqidah-aqidah pokok yang diajarkan oleh Qur’an dan

Hadits, serta memahami perkembangan pemikiran Para ulama dimasa lalu yang

kesemuanya itu telah menjadi kajian dalam Ilmu Kalam.

Kita perlu mengetahui Ilmu Kalam ini sebagi dasar keagamaan, sehingga merasa

perlu untuk mempelajarinya agar mendapatkan kebenaran semaksimal mungkin.

B.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah materi kulasi ini adalah :

a. Pegertian ilmu Kalam

b. Ruang lingkup pembahasan ilmu Kalam

Page 5: Makalah Aliran-Aliran Ilmu Tauhid

c. Latar Belakang Kemunculan Aliran-aliran Ilmu Kalam.

C.Tujuan

a. Agar mengetahui pengertian ilmu Kalam.

b. Agar mengetahui objektifitas ilmu Kalam.

c. Agar mengetahui faktor-faktor penyebab munculnya ilmu Kalam.

BAB II

PEMBAHASAN

1) Aliran Aliran Ilmu Tauhid

1.     Aliran Syi’ah

Syi’ah dilihat dari segi bahasa berarti pengikut, pendukung, partai atau

kelompok, sedangkan secara terminology adalah sebagian kaum muslimin yang dalam

bidang spiritual dan keagamaannya selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad

SAW atau orang yang disebut sebagai ahl al-bait. Poin penting dalam doktrin Syi’ah

adalah pernyataan bahwa segala petunjuk agama itu bersumber dari ahl al-

bait. Mereka menolak petunjuk-petunjuk keagamaan dari para sahabat yang bukan ahl

al-bait atau para pengikutnya.

Menurut Thabathbai, istilah Syi’ah untuk pertama kalinya ditujukan pada para

pengikut Ali, pemimpin pertama ahl al-bait pada masa nabi Muhammad SAW. Para

pengikut Ali yang disebut Syi’ah itu di antaranya adalah Abu Dzar Al-Ghiffari,

Miqad bin Al-Aswad, dan Ammar bin Yasir.

Page 6: Makalah Aliran-Aliran Ilmu Tauhid

Mengenai kemunculan Syi’ah dalam sejarah, terdapat perbedaan pendapat di

kalangan para ahli. Menurut Abu Zahrah, Syi’ah mulai muncul pada masa akhir

pemerintahan Utsman bin Affan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa

pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Adapun menurut Watt, Syi’ah baru benar-benar

muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali dan Muawiyah yang dikenal

dengan Perang Siffin. Dalam peperangan ini, sebagai respon atas permintaan Ali

terhadap arbitrase yang ditawarkan Muawiyah, pasukan Ali diceritakan terpecah

menjadi dua, satu kelompok mendukung sikap Ali—kelak disebut Syi’ah—dan

kelompok lain menolak sikap Ali, kelak disebut Khawarij.

Kalangan Syi’ah sendiri berbeda pendapat bahwa kemuncukan Syi’ah

berkaitan dengan masalah pengganti (khalifah) Nabi SAW. Mereka menola

kekhalifahan Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Usman bin Affan karena dalam

pandangan mereka hanya Ali bin Abi Thaliblah yang berhak menggantikan Nabi.

Kepemimpinan Ali dalam pandangan Syi’ah tersebut sejalan dengan isyarat-isyarat

yang diberikan oleh Nabi SAW pada masa hidupnya. Pada awal kenabian, ketika

Muhammad SAW diperinthakan menyampaikan dakwah kepada kerabatnya, yang

pertama-tama menerima adalah Ali bin Abi Thalib. Diceritakan bahwa Nabi pada saat

itu mengatakan orang yang pertama-tama memenuhi ajakannya akan menjadi penerus

dan pewarisnya. Selain itu, sepanjang kenabian Muhammad, Ali menrupakan orang

yang menunjukkan perjuangan dan pengabdian yang luar biasa besar.

2. Aliran Qadariyah

Qadariyah berasal dari bahasa arab, yaitu qadara yang artinya kemampuan dan

kekuatan. Adapun menurut pengertian terminologi, qadariyah adalah suatu aliran

yang percaya bahwa segala tindakan manusia diintervensi dari Tuhan. Aliran

berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya; ia dapat

berbuat sesuatu atau meninggalkan atas kehendaknya sendiri. Dalam hal ini, Harun

Nasution menegaskqan bahwa kaum qadariyah berasal dari pengertian bahwa

manusia mempunyai qudrahatau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan

bukan berasdal dari pengewrtian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan.

Seharusnya, sebutan qadariyah  di berikan kepdada aliran yang berpendapat

bahwa qadar  menetukan segala tingkah laku manusia, baik yang bagus maupinyang

Page 7: Makalah Aliran-Aliran Ilmu Tauhid

jahat. Qadariyah  pertama sekali di munculkan oleh Ma’bad Al-Jauhani dan ghailan

Ad-Dimasyqy. Ma’bad adalah seorang tabi’I yang dapat di percaya dan pernah

berguru pada Hasan Al-Basri. Adapun ghailan adalah serorang orator berasal dari

Damaskus dan ayahnya menjadi maula Husna bin affan.

Seperti yang telah dikemukakan di atas, Qadariyah berakar pada qadara yang

dapat berarti memutuskan dan memiliki kekuatan atau kemampuan. Sedangkan

sebagai aliran dalam ilmu Kalam, qadariyah adalah nama yang dipakai untuk suatu

aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam

menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Dalam paham Qadariyah manusia dipandang

mempunyai qudrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan

berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepâda qàdar atau qada

Tuhan.

Tèntang kapan munculnya paham qadariyah dalam Islam, secara pasti tidak

dapat diketahui. Namun ada sementara para ahli yang menghubungkan paham

qadariyah ini dengan kaum Khawarij. Pemahaman mereka tentang konsep iman,

pengakuan hati dan amal dapat menimbulkan kesadaran bahwa manusia mampu

Sepenuhnya memilih dan menentukan tindakannya sendiri, baik atau buruk.

Tokoh pemikir pertama kali yang menyatakan paham qadariyah ini adalah

Ma’bad al-Juhani, yang kemudian diikuti oleh Ghailan al-Dimasqi. Sementara itu

Ibnu Nabatah sebagaimana dikemukakan oleh Ahmad Amin berpendapat bahwa

paham Qadariyah itu pertama kali muncul dari seseorang asal Irak yang menganut

Kristen dan kemudian masuk Islam, tetapi kemudian masuk Kristen lagi. Dari tokoh

inilah Ma’bad al-Juhani dan Ghailan al-Dimasqi menerima paham qadariyah.

Dalam ajarannya, aliran Qadariyah sangat menekankan posisi manusia yang

amat menentukan dalam gerak laku dan perbuatannya. Manusia dinilai mempunyai

kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya sendiri atau untuk tidak melaksanakan

kehendaknya itu. Dalam menentukan keputusan yang menyangkut perbuatannya

sendiri, manusialah yang menentukan, tanpa ada campur tangan Tuhan.

3. Aliran Jabariyah

Nama Jabriyah Berasal dri kata jabara yang mengandung arti Memaksa.

sedangkan menurut al-Syahrastani bahwa jabariyah berarti menghilangkan perbuatan

dri hamba secara hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebut kepada Allah SWT.

dalam istilah Inggris paham jabariyah disebut fatalism atau predestination, yaitu

Page 8: Makalah Aliran-Aliran Ilmu Tauhid

paham yang menyatakan bahwa perbuatan manusia ditentukan sejak semula oleh qada

dan qadar Tuhan. dengan demikian posisi manusia dalam paham ini  tidak memiliki

kebebasan dan inisiatif sendiri, tetapi terikat pada kehendak mutlak Tuhan. oleh

karena itu aliran Jabariyah ini menganut paham bahwa manusia tidak mempunyai

kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. manusia dalam paham

ini betul melakukan perbuatan, tetapi perbuatannya itu dalam keadaan terpaksa.

paham jabariyah ini duduga telah ada sejak sebelum agama  islam datang

kemsyarakat Arab. kehidupan bangsa arab yang diliputi oleh gurun pasir sahara telah

memberi pengaruh besar kedalam cara hidup mereka. ditengah bumi yang disinari

terik matahari dengan air yang sangat sedikit dan udara panas ternyata tidak dapat

memberi kesempatan bagi tumbuhnya pepohonan dan suburnya tanaman. disana sini

yang tumbuh hanya rumput keras dan beberapa pohon yang cukup kuat untuk

mengahdapi panasnya musim serta keringnya udara.

aliran jabariyah dibagi menjadi 2 yaitu aliran jabariyah yang ekstrim dan

moderat

aliran jabariyah yang ekstrim tokohnya dalah jahm bin safwan pendapatnya

manusia sangat lemah, tak berdaya, terikat dengan kekuasaan dan kehendak mutlak

Tuhan, tidak mempunyai kehendak dan kemauan bebas sebagaimana dimiliki oleh

paham qodariyah. seluruh tindakan dan perbuatan manusai tidak boleh lepas dari

aturan, skenario, dan kehendak Allah.

4. Aliran Mur’jiah

Nama Murji'ah diambil dari kata irja atauarja'a yang bermakna penundaan,

penangguhan. dan Pengharapan. Kata arja'a mengandung Pula arti memberi harapan,

yakni memberi harapan kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan

dan rahmat Allah. Selain itu, arja'a berarti pula meletakkan di belakang atau

mengemudikan, yaitu orang yang mengemudikan amal dan iman. Oleh karena

itu Murji’ah, artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang

bersengketa yakni Ali dan Muawiyah serta pasukannya masing-masing, ke hari

kiamat kelak.[1] 

Bagi kaum Murji'ah, orang yang melakukan dosa besar adalah tetap mukmin,

soal dosa besar yang dilakukannya merupakan hak Tuhan untuk menentukannya di

hari

Page 9: Makalah Aliran-Aliran Ilmu Tauhid

kemudian. Alasan mereka adalah bahwa orang yang melakukan dosa besar itu masih

tetap mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan (Rasul) Allah,

atau dengan kata lain masih tetap mengucapkan dua kalimat syahadat yang menjadi

dasar iman. Selanjutnya, kaum Muhajirin memberikan harapan bagi orang Islam yang

melakukan dosa besar, dengan mengatakan bahwa mereka tidak kekal di dalam

neraka aliran Murji’ah menganggap iman lebih utama dari amal perbuatan

5. Aliran Khawarij

Khawarij berarti orang-orang yang keluar barisan Ali bin Abi Thalib. Golongan

ini menganggap diri mereka sebagai orang-orang yang keluar dari rumah dan semata-

mata untuk berjuang di jalan Allah. Meskipun pada awalnya khawarij muncul karena

persoalan politik, tetapi dalam teapi dalam perkembangannya golongan ini banyak

berbicara masalah teologis. Alasan mendaar yang membuat golongan ini keluar dari

barisan Ali adalh ketidak setujuan mereka terhadap arbitrasi atau tahkim yang

dijalankan Ali dalam menyelesaikan masalah dengan Mu’awiyah.

Menurut  keyakinan Khawarij, semua masalah antara Ali dan Mu’awiyah harus

diselesaikan dengan merujuk kepada hokum-hukum Allah yang tertuang dalam Surah

al-Maidah Ayat 44 yang artinya,” Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang

diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir”. Berdasarkan ayat ini, Ali,

Mu’awiyah dan orang-orang yang menyetujui tahkim telah menjadi kafir karena

mereka dalam memutuskan perkara tidak merujuk Al-Qur’an.

Dalam aliran Khawarij terdapat enam sekte penting, yaitu al-Muhakkimah, al-

Azariqah, an-Najdat, al-Ajaridah, asy-Syufriyah dan al-Ibadiyah.

6. Aliran Muktazilah

Aliran ini muncul sebagai reaksi atas pertentangan antar aliran Khawarij dan

aliran Murji’ah mengenai persoalan orang mukmin yang berdosa besar. Menghadapi

dua pendapat ini, Wasil bin Ata yang ketika itu menjadi murid Hasan al-Basri,

seorang ulama terkenal di Basra, mendahuli gurunya dalam mengeluarkan pendapat.

Wasil mengatakan bahwa orang mukmin yang berdosa besar menempati posisi antara

mukmin dan kafir. Tegasnya, orang itu bukan mukmin dan bukan kafir.

Aliran Mu’tazilah merupakan golongan yang membawa persoalan-persoalan

teologi yang lebih mandalam dan bersifat filosofis. Dalam pembahasannya mereka

banyak memakai akal sehingga mendapat nama “kaum rasionalis Islam”.

Page 10: Makalah Aliran-Aliran Ilmu Tauhid

Setelah menyatakan pendapat itu, Wasil bi Ata meninggalkan perguruan Hasan

al-Basri, lalu membentuk kelompok sendiri. Kelompok ini dikenal dengan

Muktazillah. Pada awal perkembangannya aliran ini tidak mendapat simpati umat

Islam karena ajaran Muktazillah sulit dipahami oleh beberapa kelompok masyarakat.

Hal itu disebabkan ajarannya bersifat rasional dan filosofis. Alas an lain adalah aliran

Muktaszillah dinilai tidak berpegang teguh pada sunnah Rasulullah SAW dan para

sahabat. Aliran baru ini memperoleh dukungan pada masa pemerintahan Khalifah al-

Makmun, penguasa Bani Abbasiyah.

Aliran Muktazillah mempunyai lima dokterin yang dikenal dengan al-usul al-

khamsah. Berikut ini kelima doktrin aliran Muktazillah.

a. At-Taauhid (Tauhid)

Ajaran pertama aliran ini berarti meyakini sepenuhnya bahwa hanya Allah

SWT. Konsep tauhid menurut mereka adalah paling murni sehingga mereka

senang disebut pembela tauhid (ahl al-Tauhid).

b. Ad-Adl

Menurut aliaran Muktazillah pemahaman keadilan Tuhan mempunyai

pengertian bahwa Tuhan wajib berlaku adil dan mustahil Dia berbuat zalim

kepada hamba-Nya. Mereka berpendapat bahwa tuhan wajib berbuat yang terbaik

bagi manusia. Misalnya, tidak memberi beban terlalu berat, mengirimkan nabi

dan rasul, serta memberi daya manusia agar dapat mewujudkan keinginannya.

c. Al-Wa’d wa al-Wa’id (Janji dan Ancaman).

Menurut Muktazillah, Tuhan wajib menepati janji-Nya memasukkan orang

mukmin ke dalam sorga. Begitu juga menempati ancaman-Nya mencampakkan

orang kafir serta orang yang berdosa besar ke dalam neraka.

d.  Al-Manzilah bain al-Manzilatain (posisi di Antara Dua Posisi).

Pemahaman ini merupakan ajaran dasar pertama yang lahir di kalangan

Muktazillah. Pemahaman ini yang menyatakan posisi orang Islam  yang berbuat

dosa besar. Orang jika melakukan dosa besar, ia tidak lagi sebagai orang mukmin,

tetapi ia juga tidak kafir. Kedudukannya sebagai orang fasik. Jika meninggal

Page 11: Makalah Aliran-Aliran Ilmu Tauhid

sebelum bertobat, ia dimasukkan ke neraka selama-lamanya. Akan tetapi,

sikasanya lebih ringan daripada orang kafir.

e.  Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Perintah Mengerjakan Kebajikan dan Melarang

Kemungkaran).

Dalam prinsip Muktazillah, setiap muslim wajib menegakkan yang ma’ruf

dan menjauhi yang mungkar. Bahkan dalam sejarah, mereka pernah memaksakan

ajarannya kepada kelompok lain. Orang yang menentang akan dihukum.

7. Ahlussunah Waljama’ah

Adapun ungkapan Ahlussunah (sering juga disebut sunni) dapat dibedakan

menjadi dua pengertian, yaitu umum dan khusus. Sunni dalam pengertian umum adalah

lawan kelompok syiah. Dalam pengertian ini, Mu’tazilah- sebagaimana juga

Asy’ariayah-masul dalam barisan sunni. Sunni dalam pengertian khusus adalah

mahzhab yang berada dalam barisan Asy’ariyah dan merupakan lawan Mu’tazilah.

Selanjutnya, term Ahlussunah banyak dipakai setalah munculnya aliran Asy’ariyah dan

Maturidiyah, dua aliran yang menentang ajaran-ajaran Mu’tazilah.

8. Aliran Maturidiyah

Aliran Maturidiyah didirikan oleh Muhammad bin Abu Mansur. Ia dilahirkan di

Maturid, sebuah kota kecil di daerah Samarqand (termasuk daerah Uzbekistan).

Al-Maturidy mendasarkan pikiran-pikiran dalam soal-soal kepercayaan kepada

pikiran-pikiran Imam Abu Hanifah yang tercantum dalam kitabnya Al-fiqh Al-Akbar

dan Al-fiqh Al-Absath dan memberikan ulasan-ulasannya terhadap kedua kitab-kitab

tersebut. Al-Maturidy meninggalkan karangan-karangan yang banyak dan sebagian

besar dalam lapangan ilmu tauhid.

Maturidiyah lebih mendekati golongan Muktazillah. Dalam membahas kalam,

Maturidiyah mengemukakan tiga dalil, yaitu sebagai berikut:

a. Dalil perlawanan arad: dalil ini menyatakan bahwa ala mini tidak akan mungkin

qasim karena didalamnya terdapat keadaan yang berlawanan, seperti diam dan

derak, baik dan buruk. Keadaan tersebut adalah baru dan sesuatu yang tidak terlepas

dari yang baru maka baru pula.

b. Dalil terbatas dan tidak terbatas: alam ini terbatas, pihak yang terbatas adalah baru.

Jadi alam ini adalah baru dan ada batasnya dari segi bendanya. Benda, gerak, dan

waktu selalu bertalian erat. Sesuatu yang ada batasnya adalah baru.

Page 12: Makalah Aliran-Aliran Ilmu Tauhid

c. Dalil kausalitas: alam ini tidak bisa mengadakan dirinya sendiri atau memperbaiki

dirinya kalau rusak. Kalau alam ini ada dengan sendirinya, tentulah keadaannya

tetap msatu. Akan tetapi, ala mini selalu berubah, yang berarti ada sebab perubahan

itu.

9. Aliran Asy’ariyah

Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap paham Muktazillah yang dianggap

menyeleweng dan menyesatkan umat Islam. Dinamakan aliran Asy’ariyah karena

dinisbahkan kepada pendirinya, yaitu Abu Hasan al-Asy’ari[5] . Dan nama aslinya

adalah Abu al-hasan ‘Ali bin Ismail al-Asy’ari, dilahirkan dikota Basrah (Irak) pada

tahun 260 H/873 M dan wafat pada tahun 324 H/ 935 M, keturunan Abu Musa al-

Asy’ari seorang sahabat dan perantara dalam sengketa antara Ali r.a. dan Mu’awiyah

r.a.[6] 

Setelah keluar dari kelompok Muktazillah, al-Asy’ari merumuskan pokok-pokok

ajarannya yang berjumlah tujuh pokok. Berikut ini adalah tujuh pokok ajaran aliran

As’ariyah.

a. Tentang Sifat Allah

Menurutnya, Allah mempunyai sifat, seperti al-Ilm (mengetahui), al-Qudrah

(kuasa), al-Hayah (hidup), as-Sama’ (mendengar), dan al-Basar (melihat).

b. Tentang Kedudukan Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah firman Allah dan bukan makhluk dalam arti baru dan

diciptakan. Dengan demikian, Al-Qur’an bersifat qadim (tidak baru).

c. Tentang melihat Allah Di Akhirat

Allah dapat dilihat di akhirat dengan mata kepala karena Allah mempunyai

wujud.

d. Tentang Perbuatan Manusia

Perbuatan-perbuatan manusia itu ciptaan Allah.

e. Tentang Antropomorfisme

Menurut alAsy’ari, Allah mempunyai mata, muka, dan tangan, sebagaimana

disebutkan dalam surah al-Qamar ayat 14 dan ar-Rahman ayat 27. akan tetapi

bagaimana bentuk Allah tidak dapat diketahui.

f. Tentang dosa Besar

Orang mukmin yang berdosa besar tetap dianggap mukmin selam ia masih

beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Page 13: Makalah Aliran-Aliran Ilmu Tauhid

g. Tentang Keadilan Allah

Allah adalah pencipta seluruh alam. Dia milik kehendak mutlak atas ciptaan-

Nya.

Ketujuh pemikiran al-Asy’ari tersebut dapat diterima oleh kebanyakan umat Islam

karena sederhana dan tidak filosofis.

2) Sejarah Timbulnya Aliran Islam Dalam Islam

Pada masa Nabi SAW, dan para Khulafaurrasyidin, umat islam bersatu, mereka satu

akidah, satu syariah dan satu akhlaqul karimah, kalau mereka ada perselisihan pendapat

dapat diatasi dengan wahyu dan tidak ada perselisihan diantara mereka. Awal mula adanya

perselisihan di picu oleh Abdullah bin Saba’ (seorang yahudi) pada pemerintahan khalifah

Utsman bin Affan dan berlanjut pada masa khalifah Ali. Dan awal mula adanya gejala

timbulnya aliran-aliran adalah sejak kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah ke-3 setelah

wafatnya Rasulullah). Pada masa itu di latar belakangi oleh kepentingan kelompok, yang

mengarah terjadinya perselisihan sampai terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan.

Kemudian digantikan oleh Ali bin Abi Thalib, pada masa itu perpecahan di tubuh umat

islam terus berlanjut. Umat islam pada masa itu ada yang pro terhadap kekhalifahan Ali

bin Abi Thalib yang menamakan dirinya kelompok syi’ah, dan yang kontra yang

menamakan dirinya kelompok Khawarij. Akhirnya perpecahan memuncak kemudian

terjadilah perang jamal yaitu perang antara Ali dengan Aisyah dan perang Siffin yaitu

perang antara Ali dengan mu’awiyah. Bermula dari itulah akhirnya timbul berbagai aliran

di kalangan umat islam, masing-masing kelompok juga terpecah belah, akhirnya jumlah

aliran di kalangan umat islam menjadi banyak, seperti aliran syi’ah, khawarij, murji’ah,

jabariyah, mu’tazilah dll.

3) Faktor-faktor Timbulnya Aliran Kalam Dalam Islam

Page 14: Makalah Aliran-Aliran Ilmu Tauhid

Faktor yang menyebabkan timbulnya aliran kalam dalam islam dapat di kelompokan

menjadi 2 bagian yaitu:

1. Faktor internal

Yaitu faktor yang muncul dari dalam umat islam sendiri yang dikarenakan:

a. Adanya pemahaman dalam islam yang berbeda

Perbedaan ini terdapat dalam hal pemahaman ayat Al-Qur’an, sehingga

berbeda dalam menafsirkan pula. Mufasir satu menemukan penafsiranya

berdasarkan hadist yang shahih, sementara mufasir yang lain penafsiranya belum

menemukan hadist yang shahih. Bahkan ada yang mengeluarkan pendapatnya

sendiri atau hanya mengandalkan rasional belaka tanpa merujuk kepada hadist.

b. Adanya pemahaman ayat Al-Qur’an yang berbeda

Para pemimpin aliran pada waktu itu dalam mengambil dalil Al-Qur’an

beristinbat menurut pemahaman masing-masing

c. Adanya penyerapan tentang hadis yang berbeda

Penyerapan hadist berbeda, ketika para sahabat menerima berita dari para

perawinya dari aspek “matan” ada yang disebut hadist riwayah (asli dari Rasul) dan

diroyah (redaksinya disusun oleh para sahabat), ada pula yang di pengaruhi oleh

hadist (isra’iliyah), yaitu: hadist yang disusun oleh orang-orang yahudi dalam

rangka mengacaukan islam.

d. Adanya kepentingan kelompok atau golongan

Kepentingan kelompok pada umumnya mendominasi sebab timbulnya suatu

aliran, sangat jelas, dimana syiah sangat berlebihan dalam mencintai dan memuji

Ali bin Abi Thalib, sedangkan khawarij sebagai kelompok yang sebaliknya.

e. Mengedepankan akal

Dalam hal ini, akal di gunakan setiap keterkaitan dengan kalam sehingga terkesan

berlebihan dalam penggunaan akal, seperti aliran Mu’tazilah.

f. Adanya kepentingan politik

Kepentingan ini bermula ketika ada kekacauan politik pada zaman Ustman bin

Affan yang menyebabkan wafatnya beliau, kepentingan ini bertujuan sebagai

sumber kekuasaan untuk menata kehidupan.

g. Adanya beda dalam kebudayaan

Orang islam masih mewarisi yang di lakukan oleh bangsa quraish di masa jahiliyah.

Seperti menghalalkan kawin kontrak yang hal itu sebenarnya sudah di larang sejak

Page 15: Makalah Aliran-Aliran Ilmu Tauhid

zaman Rasulullah. Kemudian muncul lagi pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib

oleh aliran Syi’ah.

2. Faktor eksternal

Faktor ini muncul dari luar umat islam, yaitu :

a. Akibat adanya pengaruh dari luar islam.

Pengaruh ini terjadi ketika munculnya aliran syi’ah yang muncul karena

propaganda seseorang yahudi yang mengaku islam, yaitu Abdullah bin Saba.

b. Akibat terjemahan filsafat yunani

Buku-buku karya filosofi yunani di samping banyak membawa manfaat juga

ada sisi negatifnya bila di tangan kalangan yang tidak punya pondasi yang kuat

tentang akidah dan syariat islam. Sehingga terdapat keinginan oleh umat islam

untuk membantah alasan-alasan mereka yang memusuhi islam.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Aliran-aliran dalam islam muncul setelah wafatnya Rasulullah SAW. Dan faktor-

faktor yang menyebabkan aliran itu muncul meliputi.

a. Faktor internal

Adanya pemahaman dalam islam yang berbeda.

Adanya pemahaman Ayat Al-Qur’an yang berbeda.

Adanya penyerapan tentang hadits yang berbeda.

Adanya kepentingan kelompok

Mengedepankan akal.

Adanya kepentingan politik

b. Faktor eksternal

Akibat adanya pengaruh dari luar islam.

Akibat pengaruh terjemahan filsafat yunani.

Page 16: Makalah Aliran-Aliran Ilmu Tauhid

DAFTAR PUSTAKA

1. A. Nasir, Sahilun. Pengantar Ilmu Tauhid, Rajawali, Jakarta, 1991.

2. Abdullah Mu’in, M. Thalib. Aliran Islam Pada Masa Khalifah, Yogyakarta, Widjaya,

1978.

3. Ahmad bin Ghunaim, Fawaqihu al-Dawani ‘ala Risalati Ibnu Abi Zaid al-Qoiruwani,

Malikiyyah, http://www.al-islam.com.

4. Al Qardhawy, Yusuf. Fiqhul Ikhtilaf, Jakarta, Robani Press, 1990.

5. Amin, Ahmad. Dluha al-Islam, Juz III, cetakan VIII, Maktabah Nahdlotul Mishriyyah,

Kairo.

6. Anwar, Rosihan. Ilmu Kalam, Bandung : Pustaka Setia, 2007.

7. Husein, Ahmad. Gerakan Ingkarusunnah Dan Jawabanya, Jakarta, Media Da’wah, 1990.

8. Raji Abdullah, M. Sufyan. Lc, Mengenal Aliran-Aliran Dalam Islam Dan Ciri-Ciri

Ajarannya, Jakarta, Pustaka Al-Riyadl, 2006.