majalah siskomtek-09 (aqwam).doc

17
LAMPU SINYAL PERINGATAN PADA KENDARAAN UNTUK MENGEMUDI DI JALAN BEBAS HAMBATAN Oleh Aqwam Rosadi Kardian. SKom.,MM. 1) e-mail : [email protected] ABSTRAKSI Penggunaan sinyal lampu yang dapat dipasang pada bagian belakang mobil untuk berkendara di jalan bebas hambatan khususnya pada malam hari. Lampu ini memberi tanda kepada mobil lain yang mendekat dari arah belakang. Apabila jarak mobil dari arah belakang terlalu dekat maka lampu ini akan meberikan sinyal kelap-kelip untuk memberikan peringatan sehingga mobil tersebut dapat menjaga jarak. Lampu ini juga dapat digunakan untuk memberi tanda jika mobil sedang berhenti di sisi jalan bebas hambatan. Proses kerja lampu sinyal ini adalah dengan menggunakan sensor cahaya. Apabila mendapat cahaya dari lampu mobil dari arah belakang semakin dekat maka lampu ini akan kelap-kelip selama waktu 30 detik sampai mobil dari arah belakang tersebut tidak lagi terlalu dekat atau telah mendahului. Lampu ini menggunakan dua Integrated Circuit Penghitung Waktu (IC-NE555), Phototransistor, Transistor, Resistor, Kapasitor, Ligh Emitting Diode (LED) dan Baterai sebagai catu daya. Kata Kunci : Lampu Sinyal, Sensor, Kendaraan, Kecepatan Tinggi PENDAHULUAN Kecelakaan di jalan bebas hambatan sudah sering terjadi di Indonesia. Dengan segala resiko kecelakaan lalu lintas di jalan bebas hambatan lebih tinggi dibandingkan berkendaraan di jalan protokol atau bukan di jalan bebas hambatan. Peraturan lalu lintas di ruas jalan bebas hambatan memang lebih ketat hal tersebut mengingat jumlah dan laju kecepatan kendaraan rata-rata melaju dengan kecepatan tinggi. Upaya pihak Pengelola jalan bebas hambatan, diantaranya untuk mengurangi kecelakaan tersebut dengan melakukan pembatasan kecepatan. Selain sebagai salah satu bentuk dari pihak manajemen lalu lintas, juga pertimbangannya adalah 1) Dosen Jurusan Sistem Komputer STMIK Jakarta STI&K 1

Upload: dinhthu

Post on 31-Dec-2016

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah SISKOMTEK-09 (Aqwam).doc

LAMPU SINYAL PERINGATAN PADA KENDARAANUNTUK MENGEMUDI DI JALAN BEBAS HAMBATAN

Oleh Aqwam Rosadi Kardian. SKom.,MM. 1)

e-mail : [email protected]

Penggunaan sinyal lampu yang dapat dipasang pada bagian belakang mobil untuk berkendara di jalan bebas hambatan khususnya pada malam hari. Lampu ini memberi tanda kepada mobil lain yang mendekat dari arah belakang. Apabila jarak mobil dari arah belakang terlalu dekat maka lampu ini akan meberikan sinyal kelap-kelip untuk memberikan peringatan sehingga mobil tersebut dapat menjaga jarak. Lampu ini juga dapat digunakan untuk memberi tanda jika mobil sedang berhenti di sisi jalan bebas hambatan.

Proses kerja lampu sinyal ini adalah dengan menggunakan sensor cahaya. Apabila mendapat cahaya dari lampu mobil dari arah belakang semakin dekat maka lampu ini akan kelap-kelip selama waktu 30 detik sampai mobil dari arah belakang tersebut tidak lagi terlalu dekat atau telah mendahului. Lampu ini menggunakan dua Integrated Circuit Penghitung Waktu (IC-NE555), Phototransistor, Transistor, Resistor, Kapasitor, Ligh Emitting Diode (LED) dan Baterai sebagai catu daya.

Kata Kunci : Lampu Sinyal, Sensor, Kendaraan, Kecepatan Tinggi

PENDAHULUAN

Kecelakaan di jalan bebas hambatan sudah sering terjadi di Indonesia. Dengan segala resiko kecelakaan lalu lintas di jalan bebas hambatan lebih tinggi dibandingkan berkendaraan di jalan protokol atau bukan di jalan bebas hambatan. Peraturan lalu lintas di ruas jalan bebas hambatan memang lebih ketat hal tersebut mengingat jumlah dan laju kecepatan kendaraan rata-rata melaju dengan kecepatan tinggi.

Upaya pihak Pengelola jalan bebas hambatan, diantaranya untuk mengurangi kecelakaan tersebut dengan melakukan pembatasan kecepatan. Selain sebagai salah satu bentuk dari pihak manajemen lalu lintas, juga pertimbangannya adalah keselamatan, sebab dengan kecepatan semakin tinggi kemungkinan untuk menjadi korban kecelakaan lebih besar. Akan tetapi dalam kenyataannya, para pengemudi banyak yang mengabaikan pembatasan kecepatan yang telah dipasang dan disampaikan melalui alat peraga atau rambu lalu lintas. Hal tersebut terbukti dari kasus kecelakaan yang terjadi di jalan bebas hambatan, umumnya disebabkan karena kecepatan yang berlebihan.

Bahkan tidak tanggung-tanggung, meskipun jalannya satu arah tetapi kecelakaan lalu lintasnya seringkali melibatkan kendaraan bermotor dari arah berlawanan. Kecelakaan ini menunjukkan bahwa kendaraan bermotor tersebut melaju dalam kecepatan melebihi dari yang disarankan. Hal ini juga disebabkan karena pemilik kendaraan memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi. 1)Dosen Jurusan Sistem Komputer STMIK Jakarta STI&K 1

Page 2: Majalah SISKOMTEK-09 (Aqwam).doc

Sehingga tanpa disadari jarak antara kendaraan dengan kendaraan didepan atau dibelakang sudah terlalu dekat. Apalagi pada malam hari, seringkali pengemudi sudah lelah dan mengantuk dan tetap mengemudi kendaraannya, sehingga kemungkinan untuk bertabrakan atau ditabrak dengan kendaraan lain semakin lebih besar

Dengan demikian perlu adanya upaya lain yang merupakan suatu langkah pencegahan atau preventf bagi setiap kendaraan atau pihak lain seperti pengelola jalan bebas hambatan,, salah satu cara upaya tersebut adalah dengan membuat suatu peralatan yang dapat berfungsi untuk dapat memperingatkan kendaraan mobil yang mendekat dari arah belakang, sehingga dapat menjaga jarak berkendara di jalan dengan kecepatan tinggi.

TINJAUAN PUSTAKA

Resistor (Hambatan)Resistor merupakan komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk

menghambat arus listrik. Resistor dibagi menjadi dua yaitu resistor tetap dan resistor variable.

A. Resistor Tetap

Gambar -1 : Simbol Resistor Tetap

Resistor tetap adalah resistor yang memiliki nilai hambatan yang tetap. Resistor memiliki batas kemampuan daya, misalnya: ¼ watt, ½watt, 1 watt, 2 watt. Artinya, resistor tersebut hanya dapat dioperasikan pada aliran listrik dengan daya sebatas kemampuan daya resistornya.

Nilai resistansi ini sangat dipengaruhi faktor lingkungan terutama suhu disekitar resistor dan daya listrik yang melewati resistor. Resistor yang dibebani daya mendekati daya maksimum resistor, akan mengalami kenaikkan suhu dan dengan sendirinya akan mengalami perubahan resistansi. Oleh karena itu produsen resistor menyatakan nilai toleransi suatu resistor pada gelang terakhirnya. Nilai ini menyatakan batas atas dan batas bawah resistansi suatu resistor, baik akibat pengaruh lingkungan maupun akibat cacat produksi.

Gambar – 2 : Gelang-Gelang Pada Resistor

Nilai resistansi suatu resistor dapat diketahui melalui gelang-gelang warna yang terdapat pada kemasan suatu resistor. Kode warna tiap gelang mewakili sebuah angka yang berbeda dan terdapat tiga jenis angka yang berbeda untuk setiap

1)Dosen Jurusan Sistem Komputer STMIK Jakarta STI&K 2

Page 3: Majalah SISKOMTEK-09 (Aqwam).doc

warna, yaitu angka signifikan, faktor pengali dan toleransi. Terdapat empat sampai lima gelang warna pada kemasan resistor.

Nilai resistansi resistor dapat dihitung dengan cara, sebagai berikut: Untuk resistor empat gelang warna

Gelang pertama menyatakan nilai signifikan pertamaGelang kedua menyatakan nilai signifikan keduaGelang ketiga menyatakan faktor pengaliGelang keempat menyatakan nilai toleransiContoh: coklat-hitam-merah-emasNilai resistansinya adalah : coklat – hitam – merah – emas

1 0 x 102 ± 5 % = 1000 Ω ± 5 %

Maka nilai resistansinya berada antara 950 Ω sampai 1050 Ω Untuk resistor lima gelang warna

Gelang pertama menyatakan nilai signifikan pertamaGelang kedua menyatakan nilai signifikan keduaGelang ketiga menyatakan nilai signifikan ketigaGelang keempat menyatakan faktor pengaliGelang kelima menyatakan nilai toleransi

Contoh : coklat-hitam-hitam-coklat-emasNilai resistansinya adalah: coklat – hitam – hitam – coklat – emas

1 0 0 x 101 ± 1 % = 1000 Ω ± 1 %

Maka nilai resistansinya berada antara 990 Ω sampai 1010 Ω

B. Resistor VariabelResistor variable adalah resistor yang nilai resistansinya dapat diubah

dengan cara memutar poros wiper. Terdapat dua macam resistor variable yang umum digunakan yaitu trimpot dan potensiometer.

1. . Potensiometer

Gambar - 3 : Bentuk Fisik dan Simbol dari Potensiometer

Potensiometer adalah resistor variable yang nilai resistansinya dapat diubah dengan memutar batang poros wiper secara langsung. Berdasarkan perubahan nilai resistansinya terdapat dua macam potensiometer, yaitu linier dan logaritmik. Bila digambarkan kurva resistansi potensiometer linier akan menaik secara linier sedangkan potensiometer logaritmik menaik secara logaritma.

1)Dosen Jurusan Sistem Komputer STMIK Jakarta STI&K 3

Page 4: Majalah SISKOMTEK-09 (Aqwam).doc

Potensiometer digunakan bila dibutuhkan suatu resistor yang nilai resistansinya dapat diubah – ubah dengan mudah. Umumnya potensiometer digunakan pada perangkat audio amplifier untuk mengatur level volume dan tone kontrol. Pada batang poros wiper memungkinkan pemasangan suatu knop yang berfungsi sebagai isolator.

2 . TrimpotLain halnya dengan potensiometer, nilai resistor suatu trimpot tidak dapat

diubah secara langsung. Dibutuhkan suatu alat Bantu misalnya obeng untuk memutar poros wiper yang berbentuk seperti mata baut.

Struktur seperti itu memang dimaksudkan agar nilai resistor trimpot tidak dapat diubah dengan mudah. Kasus ini terlihat pada rangkaian yang memiliki bagian yang harus di-setting dengan mengatur resistor suatu resistor terlebih dahulu, namun setelah proses setting selesai, nilai resistansi resistor tersebut tidak perlu diubah-ubah kembali. Secara fungsional trimpot tidaklah jauh berbeda dengan potensiometer. Kapasitor

Kapasitor adalah alat elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Kapasitor terdiri atas sepasang plat konduktor, membentuk keping sejajar dan dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik.

Gambar -.4 : Struktur Kapasitora. keping sejajar b. keping sejajar yang digulung membentuk kapasitor umum

Plat konduktor dengan mudah kehilangan dan mendapatkan elektron sedangkan dielektrik tidak. Saat plat konduktor diberikan listrik, timbul medan listrik diantara keduanya. Bahan-bahan penyusun dielektrik menyesuaikan diri dengan medan sesuai dengan muatannya masing – masing sehingga timbul arus diantara kedua plat. Setelah menyesuaikan diri tidak ada arus yang mengalir dan dapat dikatakan kapasitor bermuatan penuh. Bahan dielektrik tetap pada keadaan tersebut sampai diberikan medan yang berbeda, ia menjaga muatan listrik yang ada dalam selang waktu tertentu dan ia dapat melepaskannya kembali melalui plat konduktor ketika diberikan beban.Muatan dan arus pada kapasitor dinyatakan sebagai berikut :

1)Dosen Jurusan Sistem Komputer STMIK Jakarta STI&K 4

Page 5: Majalah SISKOMTEK-09 (Aqwam).doc

Transistor Transistor adalah komponen aktif dengan arus, tegangan atau daya

keluarannya dikendalikan oleh arus masukan. Dalam rangkaian ini transistor digunakan sebagai saklar elektronis laju tinggi. Terdapat dua keluarga transistor yaitu transistor unipolar dan bipolar.

Transistor unipolar hanya memiliki sebuah PN junction dan memiliki tiga terminal, termasuk didalamnya FET dan MOSFET. Transistor bipolar memliki dua buah PN junction dengan tiga terminal, transistor PNP dan NPN adalah salah satu contoh transistor bipolar.

a. Transistor bipolarTransistor bipolar memiliki dua PN junction dengan tiga buah terminal.

Junction adalah persambungan antar dua buah semikonduktor ekstrinsik tipe N (negative) dan P (positive). Dengan dua buah sambungan, transistor bipolar memiliki substrat yang terdiri atas dua buah semikonduktor ekstrinsik, jenis P dan sebuah semikonduktor jenis N atau sebaliknya.

Gambar -.5 : Ilustrasi substrat dengan PN junction

Tiga buah terminal transistor bipolar memiliki nama masing – masing basis (B), kolektor (C) dan emitor (E). Terdapat dua jenis transistor bipolar yaitu PNP dan NPN. Secara pendekatan dapat digambarkan sebagai dua buah dioda yang dihubungkan pada sebuah kaki yang sama.

Gambar – 6 :. Simbol skematik dan pendekatan diskrit transistor Atas transistor PNP, bawah transistor NPN

Prinsip kerja suatu transistor adalah pengendalian arus kolektor oleh arus basis secara linier. Dengan kata lain arus basis akan mengalami penguatan menjadi arus kolektor yang dinyatakan melalui suatu faktor penguatan. Kemudian arus emitor merupakan penjumlahan dari arus kolektor dan arus basis.

1)Dosen Jurusan Sistem Komputer STMIK Jakarta STI&K 5

Page 6: Majalah SISKOMTEK-09 (Aqwam).doc

Agar transistor menjadi aktif atau saturasi, dioda basis-emitor harus dibias maju dan diode basis-kolektor harus dibias mundur. Bias maju pada diode basis-emiter dilakukan dengan memberikan potensial yang lebih tinggi pada basis dari pada potensial emiter. Bias mundur pada diode basis-kolektor terjadi saat potensial kolektor lebih tinggi daripada potensial basis. Tetapi pada praktisnya, pemberian potensial yang sama pada kolektor dan basis juga akan membias maju dioda basis-kolektor

Dengan membias dioda-dioda pada transistor akan memunculkan aliran arus pada masing-masing terminal, yaitu arus basis (IB), kolektor (IC) dan emiter (IE). Didefinisikan suatu konstanta penguatan suatu transistor dalam notasi dc dan DC, yaitu:

IE = IB + IC

Jika: maka:

Sehingga: dan

dc adalah konstanta umum yang digunakan untuk mendefinisikan seberapa besar penguatan transistor dan lebih dikenal dengan konstanta hFE. Sedangkan dc yang ideal adalah bernilai lebih dari satu. Artinya semua arus yang dberikan pada terminal kolektor akan dialirkan ke terminal emitor ditambah arus basis.

Pada rangkaian ini, kedua transistor dikonfigurasikan dalam keaadan saturasi sehingga keduanya berfungsi sebagai saklar.

b. Transistor UnipolarLain halnya pada transistor bipolar, transistor unipolar hanya memiliki sebuah

PN junction sehingga pada substratnya ia hanya memiliki sebuah semikonduktor ekstrinsik jenis N dan semikonduktor jenis P. Transistor unipolar lebih dikenal sebagai transistor efek medan, FET (Field Effect Transistor) karena mekanisme kerjanya seperti sebuah keran arus yang akan membuka dan menutup dengan mengatur efek medan pada junction. Salah satu contoh transistor ini adalah JFET (Junction FET) dan MOSFET (Metal Oxide FET)

Terdapat tiga buah terminal penghubung, yaitu Drain (D), Source (S) dan Gate. Pengaturan tegangan antara gate dan source menyebabkan ‘kanal arus’ yang memisahkan antara drain dan source ‘membuka’ dan ‘menutup’. Dengan perubahan ‘lebar kanal’ ini, menyebabkan aliran arus antara drain dan source dapat berubah-ubah. Terlihat secara prinsipil, kerja transistor unipolar tidaklah jauh berbeda dengan transistor bipolar.

FototransistorSeperti dioda, semua fototransistor sensitive terhadap cahaya. Fototransistor

yang khusus didesain untuk memanfaatkan fakta tersebut. Fototransistor adalah transistor bipolar yang basis dan kolektornya terhubung dan berfungsi sebagai fotodioda. Bila mendapat cahaya atau teradiasi mengendalikan respon dari

1)Dosen Jurusan Sistem Komputer STMIK Jakarta STI&K 6

Page 7: Majalah SISKOMTEK-09 (Aqwam).doc

rangkaian. Mengacu kepada penguatan dari suatu pemasukan arus dari transistor, responsifitas dari fototransistor lebih baik dari fotodioda.

Fototransistor Darlington terdiri atas dua transistor yang dipasangkan dengan konfigurasi darlington impedansi tinggi dengan sebuah fototransistor sebagai masukan transistor.

Gambar – 7 : Simbol Fototransistor

Fototransistor mempunyai cara kerja yang mirip dengan cara kerja transistor sebagai penguat, tetapi fototransistor dikendalikan oleh cahaya dari pada oleh arus listrik dari emitor. Cahaya terfokus pada sisi berlawanan dari disk yang dapat mengendalikan aliran arus pada kawat, hal ini membentuk sebuah alat yang fungsinya serupa dengan sel foto-elektrik.

Fototransistor mempunyai keluaran berkekuatan tinggi dan memberikan respon yang baik terhadap sumber cahaya yang terus berubah. Fototransistor secara khusus sensitive terhadap panjang gelombang dari cahaya yang diberikan.

Penghitung Waktu (IC- NE555)Rangkaian pewaktu monolit NE555 adalah pengatur yang mantap yang

mampu membangkitkan tundaan waktu ataupun guncangan yang cermat. Ada terminal tambahan guna penyulutan atau pengondisian ulang (reset), kalau diinginkan. Dalam ragam operasi tundaan waktu, waktu dikemudikan dengan teliti dengan sebuah resistor dan kondesator ekstern. Untuk beropersi tak mantap sebagai osilator, frekuensi bebas, dan daur aktif (duty cycle) dikemudikan dengan teliti oleh dua resistor dan satu kondensator ekstern (Ir Melani Satyoadi: Hal 65-69, 2004).

Gambar - 8 : Bentuk Fisik IC NE555 (www.dasheetlist.com)

1)Dosen Jurusan Sistem Komputer STMIK Jakarta STI&K 7

Page 8: Majalah SISKOMTEK-09 (Aqwam).doc

Rangkaian akan dapat direset pada bentuk gelombang yang sedang jatuh, dan susunan keluarannya akan dapat merupakan sumber ataupun benaman (sink) sampai 200mA ataupun dapat menggerakkan rankaian TTL. RC 555 dapat beroperasi dalam jangkauan suhu dari 0° C hingga 70° C. RM 555 tahan terhadap suhu lebih tinggi, dan beroperasi dalam -55° C hingga +125° C (Ir Melani Satyoadi: Hal 267: 2004).

Gambar – 9 : Skematik NE555 (www.datasheetlist.com..,2006)

Karateristik dari IC NE-555a) Waktu off kurang dari 12µdetb) Frekuensi operasi tertinggi besar dari 500 kHzc) Pewaktu (timing) dari mikrodetik hingga jamd) Beroperasi dalam ragam takstabil dan monostabil

- Takstabil : t1 ≈ 0,7 x (RA + RB) x C t2 ≈ 0,7 x RB x CT = t1 + t2

- Monostabil t ≈ 1,1 x RA x Ce) Arus keluaran tinggif) Daur aktif dapat distel

METODE PENELITIAN

Penulisan dalam hal ini menggunakan kajian dan analisis dari hasil percobab rangkaian dalam bentuk simulasi proto board sebagai suatu model dasar untuk dapat melakukan testing percobaan rangkaian. Dan tahapan berikutnya adalah dengan merangkai dari setiap komponen serta dilakukan pengukuran melalui proses oscilloscope sebagai bahan pengambilan data-data hasil dari percobaan pengujian setiap nilai ukur komponen yang akan dirangkai maupun yang siap untuk dilakukan ujicoba ke dalam bentuk integrated dengan komponen yang lainnya Rangkaian Lampu Sinyal ini membutuhkan catu daya sebesar 9 volt. Tegangan ini didapat dengan menggunakan baterai 9 volt (baterai kotak). Setelah memberikan tegangan pada rangkaian ini, maka rangkaian ini telah dapat dipasang pada bagian belakang kendaraan.

Penerapan dilakukan ketika depan sebuah kendaraan menyinari fototransistor, maka akan memberikan pulsa pendek pada IC-1 dan keluaran IC-1 akan bernilai tinggi untuk periode yang ditentukan oleh resistor R2 dan kapasitor C1. Output dari IC-1 akan diumpankan pada kaki basis transistor T2 melalui resistor R3.

1)Dosen Jurusan Sistem Komputer STMIK Jakarta STI&K 8

Page 9: Majalah SISKOMTEK-09 (Aqwam).doc

Transistor T2 akan mengendalikan transistor T3 dan kaki kolektornya akan bernilai tinggi untuk membawa pin reset 4 IC-2 ke tingkat tinggi. Hal ini akan mengaktifkan Astable Multivibrator IC-2 yang menyalakan dan mematikan rangkaian LED secara alternatif. Jika kendaraan tersebut telah melewati rangkaian ini dan fototransistor tidak mendapat masukan cahaya kembali, maka rangkaian LED yang ada pada rangkaian ini akan berhenti berkedip.

Rangkaian Lampu Sinyal ini dapat dibagi menjadi empat blok diagram, yaitu :

Blok Sensor Cahaya Blok Rangkaian Monostable Multivibrator Blok Rangkaian Saklar Blok Rangkaian Astable Multivibrator

Gambar – 10 : Skema Blok Rangkaian

Skema blok diagram diatas dikelompokkan sesuai dengan fungsi komponen-komponen yang ada dalam setiap blok. Jadi setiap pengelompokkan mewakili setiap komponen dalam pendukung dalam rangkaian Lampu Sinyal. Skema blok diagram diatas dapat diuraikan sebagai berikut

HASIL DAN CARA KERJA RANGKAIAN

Blok Sensor CahayaPada blok rangkaian ini terdapat fototransistor yang berfungsi sebagai sensor cahaya. Blok rangkaian ini berfungsi untuk mengaktifkan rangkaian monostable multivibrator Bila fototransistor mendapat masukan cahaya, maka LED berwarna biru, merah dan putih pada rangkaian Lampu Sinyal ini akan menyala secara bergantian.

Gambar – 11 : Blok Sensor Cahaya

Blok Rangkaian Monostable MultivibratorRangkaian Monostable Multivibrator adalah rangkaian penghasil gelombang kotak yang memiliki satu kondisi stabil dan satu kondisi yang tidak stabil. Rangkaian

1)Dosen Jurusan Sistem Komputer STMIK Jakarta STI&K 9

Monostable M.

Saklar Astable M.

Catu Daya

Page 10: Majalah SISKOMTEK-09 (Aqwam).doc

menetap pada keadaan stabil selama sesaat dan selanjutnya kembali kepada keadaan stabil (Malvino,: Hal 57 : 2005).

Gambar - 12 :Blok Monostable Multivibrator

Blok Rangkaian SwitchRangkaian Switch ini berfungsi untuk mengaktifkan rangkaian astable multivibrator. Blok ini terdiri dari transistor, resistor dan kapasitor.

Keluaran dari rangkaian monostable multivibrator diumpankan pada kaki basis transistor T2 melalui resistor R3 dan kaki kolektor bernilai tinggi untuk mengatur pin 4 dari IC-2 pada tingkat tinggi. Hal ini mengaktifkan rangkaian astable multivibrator.

Gambar - 13 : Blok Switch

Blok Rangkaian Astable MultivibratorRangkaian multivibrator adalah rangkaian yang mengeluarkan tegangan

bentuk blok. Rangkaian multivibrator merupakan penguat transistor dua tingkat yang dikopel dengan kapasistor, dimana keluaran dari tingkatan yang terakhir akan dikopelkan pada input tingkat pertama, sehingga transisitor yang dipasang diluar IC akan melakukan pengisian muatan melalui resistor yang bernilai 10K dijumlahkan dengan resistor yang bernilai 4,7K dan akan melakukan pelepasan melalui resistor 4,7K. Bila dipasang LED pada keluaran rangkaian ini, nyala LED akan berkedip seolah ada jeda tegangan dari high ke low. Saat tegangan yang masuk dan keluar dari kapasitor menuju ground rangkaian kondisi astable tidak bisa berjalan dan menyebabkan tidak ada arus lagi pada saat itu.

1)Dosen Jurusan Sistem Komputer STMIK Jakarta STI&K 10

Page 11: Majalah SISKOMTEK-09 (Aqwam).doc

Gambar – 14 : Blok Astable Multivibrator

Proses Kerja Rangkaian Secara DetailRangkaian Lampu Sinyal ini memerlukan catu daya yang kecil, yaitu sebesar

9 volt. Input tegangan ini akan memberikan arus pada semua komponen termasuk IC dan LED untuk siap bekerja.

Rangkaian ini akan mulai bekerja jika fototransistor yang berfungsi sebagai sensor cahaya mendapat masukan cahaya. Fototransistor beroperasi seperti halnya transistor sebagai penguat. Tetapi fototransistor dikendalikan oleh cahaya, bukan dengan arus listrik. Fototransistor juga menggunakan sepotong germaniumnya pada kawat single emitor. Kaki kolektor fototransistor terhubung dengan pin trigger 2 dari IC-1 yang umumnya tetap bernilai tinggi karena adanya R1.

Gambar - 15 : Skema Rangkaian Detail

Pada gambar - 15, tersebut menunjukkan rangkaian monostable. Dimana mode ini penghitung waktu akan menghasilkan pulsa tetap ketika tegangan pada pin trigger sebesar Vcc/3. Dan ketika tegangan pulsa trigger sebesar Vcc/3, maka keluaran dari penghitung waktu akan rendah, flip-flop internal pada timer akan menghentikan transistor dalam keadaan tidak mengisi dan menyebabkan keluaran dari timer menjadi tinggi dengan cara mengisi kapasitor eksternal dan menentukan keluaran flip-flop pada waktu yang sama.

Tegangan selanjutnya, akan melalui kapasitor eksternal C1, VC1 akan meningkat secara eksponensial dengan waktu konstan t = RA x C dan mencapai 2 Vcc/3 pada td = 1.1RA x C. Kemudian, kapasitor C1 diisi melalui resistor RA. Semakin besar nilai waktu konstan RAC, lebih lama waktu yang dibutuhkan oleh VC1 untuk mencapai 2Vcc/3. Dengan kata lain, waktu konstan RAC mengendalikan lebar pulsa keluaran.

1)Dosen Jurusan Sistem Komputer STMIK Jakarta STI&K 11

Page 12: Majalah SISKOMTEK-09 (Aqwam).doc

Pada waktu tegangan yang diberikan pada kapasitor C1 mencapai 2Vcc/3, komparator pada terminal trigger akan mereset flip-flop, menyalakan transistor dalam keadaan tidak mengisi. Pada saat itu, C1 akan mulai mengisi dan keluaran output diubah menjadi rendah. Keluaran dari rangkaian monostable multivibrator diumpankan pada kaki basis transistor T2 melalui resistor R3 dan kaki kolektor bernilai tinggi untuk mereset pin 4 dari IC-2 pada tingkat tinggi. Hal ini mengaktifkan rangkaian astable multivibrator.

Sebuah kapasitor eksternal yang dipasang diluar IC merupakan kapasitor yang umumnya dipasang pada rangkaian-rangkaian tak stabil, yang akan melakukan pengisian muatan melalui resistor yang bernilai 10K dijumlahkan dengan resistor yang bernilai 47K dan akan melakukan pelepasan melalui resistor 47K, sehingga kondisi yang didapat tidak pernah stabil. Kondisi ini dimanfaatkan untuk membangkitkan clock generator pada rangkaian-rangkaian yang membutuhkan pulsa clock. Keadaan ini akan terus berlangsung secara periodik selama rangkaian ini dikenai tegangan. Keluaran pulsa clock akan melewati kaki 3 IC-2 untuk menyalakan dan mematikan rangkaian

KESIMPULAN

Pada proses pembuatan dari peralatan ini harus melalui tahapan pengujian labaroartorium secara teliti, dimana proses pengujian dari komponen pokok yang mempunyai resistansi tinggi dan sensitife, seperti fototransistor, sensor cahaya atau IC NE-555, sehingga apabila digunakan dapat berfungsi sesuai dengan kemampuan dan proses dari rangkaian secara terintegrasi.

Dan dari segi pemanfaatan dari peralatan ini dapat lebih berkemampuan tinggi apabila dilakukan pengembangan dalam bentuk pabrikasi yang mempunyai nilai jual atau bernilai ekonomis tinggi, karena dapat difungsikan sebagai peralatan pengamanan secara otomatis dengan kendaraan, khususnya apabila berkendaraan pada kecepatan tinggi di jalan bebas hambatan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar, Laboratorium Elektronika Dasar Gunadarma, Depok, 2003.

Anonim, 302 Rangkain Elekronika, Cetakan Ketiga, Edisi-VII, PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta, 2005

Anonim, www.dasheetlist.com, Jakarta, 2007

Data Sheet , www.datasheetlist.com.,Jakarta 2006

K F.Ibrahim ,Prinsip Dasar Elektronika , PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 20031)Dosen Jurusan Sistem Komputer STMIK Jakarta STI&K 12

Page 13: Majalah SISKOMTEK-09 (Aqwam).doc

Malvino, Albert Paul, Prinsip-prinsip Elektronika, Edisi-2, Jakarta : Erlangga, 2004

Suprianto, Keterampilan Elektronika, Cetakan Kedua, PT. Yulia Agung Pratama, Jakarta Timur, 2007

Session, Kendall Webster, 1001 Rangkaian Elektronika, PT. Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta, 2003

1)Dosen Jurusan Sistem Komputer STMIK Jakarta STI&K 13