lp bronkopneumonia

33
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG ANGGREK RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA Disusun Oleh: ARISYANUDIN PRASTYO 3215002 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2015

Upload: aris-prastyo

Post on 08-Nov-2015

94 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Laporan Pendahuluan Bronchopneumonia

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG ANGGREK RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

Disusun Oleh:ARISYANUDIN PRASTYO3215002

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANJENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2015

Jl. Ringroad Barat, Ambarketawang, Gamping, Sleman YogyakartaTelp (0274) 434200LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG ANGGREK RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

Disusun Oleh:ARISYANUDIN PRASTYO 3215002

Yogyakarta, 2015

MahasiswaPembimbing KlinikPembimbing Akademik

( )( )( )

I. TINJAUAN TEORIA. DEFINISIBronchopneumoni adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Muttaqin ,2008),Bronchopneomonia adalah penyebaran daerah infeksi yang berbercak dengan diameter sekitar 3 sampai 4 cm mengelilingi dan juga melibatkan bronchi (Hidayat, dkk 2012)Menurut Whaley & Wong, Bronchopneumonia adalah bronkiolus terminal yang tersumbat oleh eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan di dekat lobulus, disebut juga pneumonia lobaris (Manurung , 2009),Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya menyerang di bronkeoli terminal. Bronkeoli terminal tersumbat oleh eksudat mokopurulen yang membentuk bercak-barcak konsolidasi di lobuli yang berdekatan. Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh (IDAI, 2010).Kesimpulannya bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli.B. FAKTOR PREDISPOSISISecara umun individu yang terserang bronchopneumonia diakibatkan oleh adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang yang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettiria, 2001 : 682) antara lain :1. Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella.2. Virus : Legionella pneumoniae3. Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada pasien yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal yang terdapat dalam mulut dan karena adanya pneumocystis cranii, Mycoplasma. C. PATHOFISIOLOGIBronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophillus influenzae atau karena aspirasi makanan dan minuman.Dari saluran pernafasan kemudian sebagian kuman tersebut masukl ke saluran pernafasan bagian bawah dan menyebabkan terjadinya infeksi kuman di tempat tersebut, sebagian lagi masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi saluran pernafasan dengan ganbaran sebagai berikut:1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli.2. Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian masuk ke dalam saluran pencernaan dan menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal dalam usus, peristaltik meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang beresiko terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

D. PATHWAYBakteri Stafilokokus Aureus

Saluran Pernafasan AtasKuman berlebih di bronkusProses peradangan Akumulasi sekret di bronkus Bersihan jalan nafas tidak efektif Mukus bronkus meningkat Bau mulut tidak sedap Anoreksia Intake kurang Nutrisi kurang dari kebutuhan Kuman terbawa di saluran pencernaan Infeksi saluran pencernaan Peningkatan flora normal dalam usus Peningkatan peristaltik usus Malabsorbrsi Diare Gangguan keseimbangan cairan dan eletrolit Infeksi Saluran Pernafasan BawahDilatasi pembuluh darah Eksudat plasma masuk alveoli Gangguan difusi dalam plasma Gangguan pertukaran gas Peningkatan suhu Septikimia Peningkatan metabolisme Evaporasi meningkat Edema antara kaplier dan alveoli Iritasi PMN eritrosit pecah Edema paru Pengerasan dinding paru Penurunan compliance paru Suplai O2 menurun Hipoksia Metabolisme anaeraob meningkat Akumulasi asam laktat Fatigue Intoleransi aktivitas Hiperventilasi Dispneu Retraksi dada / nafas cuping hidung Gangguan pola nafas Bakteri Haemofilus influezae Penderita akit berat yang dirawat di RS Penderita yang mengalami supresi sistem pertahanan tubuh Kontaminasi peralatan RS

E. TANDA DAN GEJALABronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis.Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat).Gejala-gejala yang dapat ditemui pada klien secara umum adalah:1. Demam tinggi 38C2. Berkeringat3. Batuk yang awalnya kering menjadi produktif dengan sputum yang purulen bias berdarah4. Sesak nafas, retraksi intercosta5. Sakit kepala6. Mudah merasa lelah/ tampak lemah7. Nyeri dada 8. Kesulitan makan dan minum (Manurung, 2009).F. TEORI TUMBUH KEMBANGKembang atau perkembangan adalah proses pematangan/ maturasi fungsi organ tubuh termasuk berkembangnya kemampuan mental intelegensia serta perlakuan anak. Pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah tertib dan teratur, proses yang dapat diprediksi dari embrio dan berlanjut sampai meninggal.Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi1. Umur 0-1 bulana. Lingkar kepala meningkat 1,25 cmb. Membedakan rasa manis, asam dan bauc. Berespon terhadap perubahan cahayad. Terdiam jika mendengar bunyi suarae. Perilaku involunter refleksi primer orientasi austistikf. Membuat suara merengek ketika sedang kesalg. Tersenyum sebagai respon pembicaraan orang dewasah. Bayi tersenyum tanpa membeda-bedakan2. Umur 2-3 bulana. Fisik: Fontanela anterior sudah menutupb. Motorik: Mengangkat kepala, dada dengan ditahan, memasukkan tangan jari dan tangan, ke mulut, meraih benda yang menarik, dapat duduk dengan bokong di sokong, mulai bermain dengan jari dan tangan.c. Sensorik: Mengikuti sinar, koordinasi vertikal horisontal, mendengarkan suara.d. Sosialisasi: Tertawa pada seseorang, kalau tertawa keras, menangis kurang.3. Umur 4-5 bulana. Fisik: berat badan 2x barat badan lahir, ngeces karena belum ada koordinasi alivab. Motorik: Bila didudukkan kepala dan punggung sudah kuat, bisa ditengkurapkan dan bisa miring dengan kepala tegak lurus, reflek meraih benda dengan tangan.c. Sensorik: Sudah mengenal orang, akomodasi mata positif.d. Sosial: Senang berinteraksi dengan orang lain, bisa mengeluarkan suara tidak senang bila mainan/ benda diambil orang lain.4. Umur 6-7 bulana. Fisik: baret badan naik 90-150 gr/mgg, tinggi badan naik 1,25 cm/minggu, lingkar kepala bertambah 0,5 cm/ bulan, gigi mulai tumbuh.b. Motorik: Membalikkan badan, memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain, mengambil mainan dengan tangan, senang memasukkan benda ke mulut, sudah mulai bisa memasukkan makanan ke mulut.c. Sensorik: Dapat menolak makanan yang tidak enak.d. Sosialisasi: Membedakan orang yang dikenal dan tidak dikenal, dapat mengatakan ma-ma, cepat menangis, cepat tertawa.5. Umur 8-9 bulana. Fisik: Dapat duduk sendiri, koordinasi tangan dan mulut lebih baik, tengkurap sendiri, mengambil dengan jari.b. Motorik: Duduk sendiri, tengkurap, mulai merangkak.c. Sensorik: Tertarik pada benda yang kecil.d. Sosialisasi: Stronger anxiety, menangis mendorong, memeluk orang yang dicintai, dimarahi menangis, mengulang beberapa huruf: Ma-ma, pa-pa, maem.6. Umur 10-12 bulana. Fisik: berat badan 3x berat badan lahir, tinggi badan bertambah x PBL, gigi atas dan bawah sudah tumbuh.b. Motorik: Sudah mulai belajar berdiri tapi tidak lama, belajar jalan dengan bantuan, berdiri dan duduk sendiri, belajar menggunakan sendok, main ci-lu-ba, senang mencoret kertas.c. Sensorik: Ketajamana visual 20/50, dapat membedakan bentuk.d. Sosialisasi: Cemburu marah, senang lingkungan yang dikenal, takut situasi asing, dapat mengucapkan da-da, ma-ma lebih jelas mengerti perintah sederhana, tahu nama sendiri.7. Umur 12-18 bulana. Motorik kasar: Jalan sendirib. Motorik halus: Pegang cangkir, memasukkan jari ke lubang, membuka kotak, melempar benda.8. Umur 18-24 bulana. Motorik kasar: Lari jatuh, menarik mainan, naik tangga dengan bantuan.b. Motorik halus: Makan dengan sendok, membuka halaman buku, menyusun balok-balik.9. Umur 24-34 bulana. Motorik kasar: Berlari sudah baik, naik tangga sendiri dengan kedua kaki tiap tahap.b. Motorik halus: Membuka pintu, membuka kunci, menggunting, minum dengan gelas, menggunakan sendok dengan baik.10. Umur 34-35 bulana. Motorik kasar: Naik turun tanpa bantuan, memakai baju dengan bantuan, mulai bisa bersepeda roda tiga.b. Motorik halus: Menggambarkan lingkaran, mencuci tangan sendiri, menggosok gigi.11. Umur 3-4 tahuna. Motorik kasar: Dapat berjalan jinjit, meloncat dengan satu kaki, melompat, menangkap dan melempar bola, berjalan mundur sambil jinjit.b. Motorik halus: Menggunakan gunting dengan lancar, menggambarkan kotak, menggambar garis, membuka dan mengenakan kancing.12. Umur 4-5 tahuna. Motorik kasar: Menangkap dan melempar bola dengana baik, melompat dengan kaki secara bergantian.b. Motorik halus: Menulis angka, menulis huruf, kata-kata, nama sendiri, dan mengikat tali sepatu.13. Usia sekolah, umur 6-12 bulana. Motorik1) Lebih menggunakan otot kasar dari pada otot halus, loncat tali2) Memukul lebih baik daripada menulis atau menggambar3) Pada akhir masa sekolah motorik halus lebih berkembang4) Anak pria lebih aktif daripada anak wanita

b. Sosial emosi1) Mencari lingkungan yang lebih luas, misalnya energi dan rumah untuk bermain dengan teman.2) Saat usia ini, sekolah sangat berperan dalam membentuk kepribadian anak.3) Di sekolah anak harus berinteraksi dengan orang lain selain keluarga peranan guru sangat besar.c. Fisik 1) Berat badan naik 24 kg/tahun2) Tinggi badan naik 6-7 cm/tahun14. Adolesence (Remaja usur 13 18 tahun)a. Sosial ekonomi1) Kemampuan sosial sangat tinggi2) Relasi dengan lawan jenis lebih banyak3) Mementingkan penampilan fisik agar diterima oleh lingkungan sosialb. Fisik 1) Growth spuit : BB 25%, BB 50%2) Sistem tubuh berkembang pesat terutama sistem endokrin3) Bagian tertentu memanjang terutama tangan dan kakiG. PENATALAKSANAAN MEDIS1. Penderita dengan bronkopneumonia berat harus dirawat inap dan ditatalaksana2. Bersihkan jalan nafas (isap lendir), oksigenasi yang adekuat.3. Cairan yang cukup bila perlu intra vena.4. Diet TKTP, selama masih sesak nafas hati-hati makanan per oral, lebih baik makanan lewat sondre drip.5. Bila ada asidosis, koreksi dengan natrium bikarbonat 1 mEq/kgBB 6. Medikamentosaa. Umur > 2 bulan : kombinasi ampisilin dan klorampenikolb. Umur < 2 bulan : kombinasi ampisilin dan gentamisinDosis :1) Ampisilin 100 mg/kgBB/hr2) Klorampenikol 100 mg/kgBB/hr3) Gentamisin 5 mg/kgBB/hrc. Pada kasus-kasus dengan etiologi stafilokokus berikan golongan obat tahan terhadap B laktamase. Bila etiologi mikoplasma antibiotik yang tepat adalah golongan makrolid. Dapat diberikan obat-obat untuk mukosilier klirens (golongan beta 2 agonis dan atau teofilin) secara inhalasi atau peroral.7. Fisioterapi, bila perlu untuk membersihkan jalan nafas.8. Pemantauan :a. Keadaan umum, tanda vitalb. Kemungkinan gagal nafas, klinis / AGDc. Masukan cairan / makanand. Elektrolit terutama natrium dan kaliumH. PEMERIKSAAN PENUNJANGUntuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara :1. Pemeriksaan Laboratoriuma. Pemeriksaan darahPada kasus bronchopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis (meningkatnya jumlah neutrofil). b. Pemeriksaan sputumBahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam. Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensitifitas untuk mendeteksi agen infeksiusc. Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa. d. Kultur darah untuk mendeteksi bakteremiae. Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi antigen mikroba.

2. Pemeriksaan Radiologia. Rontgenogram ThoraksMenunjukkan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi pneumokokal atau klebsiella. Infiltrat multiple seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus dan haemofilusb. Laringoskopi/ bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat oleh benda padat

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Ketidakefektifan bersihan jalannafas berhubungan dengan meningkatnya sekret2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan obstruksi bronkial3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan meningkatnya sekresi dan akumulasi exudate4. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis5. Kurangnya volume cairan berhubungan dengandemam, menurunnya intake dan tachypnea6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya asupan nutrisi.7. Hipertermi berhubungan dengan prose penyakit8. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen dari kebutuhan.9. Kecemasan berhubungan dengan dyspnea dan hospitalisasi

III. RENCANA KEPERAWATANNoDiagnosa KeperawatanNOCNIC

1.Ketidakefektifan bersihan jalannafas berhubungan dengan meningkatnya sekret

Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 3x24jam, pasien menunjukkan keefektifanjalan nafas dibuktikandengan kriteria hasil : Respiratory status : Ventilation Respiratory status : Airway patency Aspiration Control1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips).2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal).3. Mampu mengidentifikasikan dan mencegah faktor yang penyebab.4. Saturasi O2 dalam batas normal.5. Foto thorak dalam batas normalAirway Management1. Pastikan kebutuhan oral/tracheal suctioning.2. Berikan O2 l/mnt, metode3. Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam4. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan8. Berikan bronkodilator9. Monitor status hemodinamik10. Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl lembab11. Berikan antibiotik12. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.13. Monitor respirasi dan status O214. Pertahankan hidrasi yang adekuat untuk mengencerkan sekret15. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang 16. penggunaan peralatan : O2, Suction, Inhalasi.

2.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan obstruksi bronkial

Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 3x24jam, pasien menunjukkan keefektifanpola napas dibuktikandengan kriteria hasil : Respiratory status : Ventilation Respiratory status : Airway patency Vital sign1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips).2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal).3. TTV dalam batas normalAirway Management1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi2. Pasang mayo bila perlu3. Lakukan fisioterapi dada jika perlu4. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction5. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan6. Berikan bronkodilator :7. Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl lembab8. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.9. Monitor respirasi dan status O2

Oxygen Therapy1. Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea2. Pertahankan jalan nafas yang paten3. Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi4. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi5. Monitor vital sign6. Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola nafas.7. Ajarkan bagaimana batuk efektif8. Monitor pola nafas

3.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan meningkatnya sekresi dan akumulasi exudate

Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 3x24jam, gangguan pertukaran gas teratasidengan kriteria hasil : Respiratory Status : Gas Exchange Keseimbangan asam Basa, Elektrolit Respiratory Status : ventilation Vital sign1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips).2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal).3. TTV dalam batas normal4. AGD dalam batas normal5. Status neurologis dalam batas normalAirway Management1. Buka jalan nafas dengan menggunakan teknik chin lift atau jaw thrust2. Atur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi3. Identifikasi kebutuhan actual atau potensial untuk insersi jalan nafas4. Insersi oral atau nasofaringeal airway.5. Lakukan fisioterapi dada6. Keluarkan secret dengan menganjurkan batuk atau suction7. Anjurkan bernafas yang pelan dan dalam; tahan dan batukkan.8. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan atau ketiadaan ventilasi dan adanya suara nafas tambahan9. Lakukan suction endo trakeal atau naso trakeal10. Kolaborasi dalam Berikan bronchodilator11. Kolaborrasi dalam pemberian ultrasonic nebulizer12. Berikan oksigen yang sudah terhumidifikasi13. Regulasi intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan cairan14. Atur posisi pasien untuk mengurangi nyeri15. Monitor respirasi dan oksigenasiAcid Base Monitoring1. Monitor Iv line2. Pertahankan jalan napas paten3. Monitor AGD, tingkat elektrolit4. Monitor status hemodinamik5. Monitor adanya tanda gagal napas6. Monitor pola respirasi7. Lakukan terapi oksigen8. Monitor status neurologis9. Tingkatkan oral hygiene

4.Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologiSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, nyeri diharapkan berkurang dengan kriteria hasil: Pain Control Pain Level Comfort Level1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi, mencari bantuan).2. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)3. Melaporkan nyeri berkurang4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang5. TTVdalam rentang normal

Pain management1. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan2. Kaji nyeri secara komprehensif termasuk presipitasi, karakteristik, lokasi, skala, frekuensi, dan waktu serta situasi yang menimbulkan nyeri3. Mengukur TTV4. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi (napas dalam untuk mengurangi nyeri)5. Anjurkan pasien untuk istirahat6. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab nyeri dan berapa lama nyeri akan berkurang 7. Kolaborasi terapi analgetik sesuai instruksi dokter

5.Hipertermi berhubungan dengan proses penyakitSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam suhu badan klien normal, dengan kriteria hasil:Thermoregulasi1. Suhu kulit normal2. Tidak ada sakit kepala3. Tidak ada nyeri otot4. Tidak ada perubahan warna kulit5. Tidak menggigil6. Tidak irritable/kejang

Fever Treatment1. Pantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan menggigil/diaforsis2. Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi3. Berikan kompres hangat hindari penggunaan akohol4. Berikan minum sesuai kebutuhan5. Kolaborasi untuk pemberian antipiretik6. Anjurkan menggunakan pakaian tipis menyerap keringat.7. Hindari selimut tebal8. Beri tambahan pengetahuan kepada keluarga tentang penyakit klien.9. Kolaborasi dengan tenaga medis lain dalam pemberian diet dan obat antipiretik.

6.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif, kegagalan dalam mekanisme pengaturan.

Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam terjadi peningkatan keseimbangan cairan dengan kriteria hasil:Fluid Balance1. Urine dalam rentang normal (100 x BB, untuk berat badan