lengkung gigi3

25
20 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Lengkung gigi terdiri dari superior dan inferior dimana masing-masing dikenal sebagai maksila dan mandibula. 6 Lengkung gigi adalah berbeda pada setiap individu, tidak ada seorang pun mempunyai lengkung gigi yang sama meskipun mereka adalah anak kembar, dipengaruhi oleh lingkungan, nutrisi, genetik, ras, dan jenis kelamin. 1 2.1 Lengkung gigi Menurut Barber (1982 cit. Budiarjo 2003), lengkung gigi atau dental arch merupakan suatu garis lengkung imaginer yang menghubungkan sederetan gigi pada rahang atas dan rahang bawah. Telah diteliti bahwa selama periode tumbuh-kembang geligi terjadi perubahan dan karakteristik dimensi lengkung gigi. Hal ini mengikuti perubahan variable garis vektor pertumbuhan, perbedaan ukuran gigi sulung dan gigi permanen, perkembangan oklusi, serta fungsi rongga mulut. Dimensi lengkung gigi adalah lebar interkaninus, lebar intermolar, panjang, dan sekeliling lengkung gigi. 7 Gambar 1.Dimensi lengkung rahang gigi permanen. 8 Universitas Sumatera Utara

Upload: iness-fluida

Post on 09-Aug-2015

192 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

siappp

TRANSCRIPT

Page 1: LENGKUNG GIGI3

20

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Lengkung gigi terdiri dari superior dan inferior dimana masing-masing

dikenal sebagai maksila dan mandibula.6 Lengkung gigi adalah berbeda pada setiap

individu, tidak ada seorang pun mempunyai lengkung gigi yang sama meskipun

mereka adalah anak kembar, dipengaruhi oleh lingkungan, nutrisi, genetik, ras, dan

jenis kelamin.1

2.1 Lengkung gigi

Menurut Barber (1982 cit. Budiarjo 2003), lengkung gigi atau dental arch

merupakan suatu garis lengkung imaginer yang menghubungkan sederetan gigi pada

rahang atas dan rahang bawah. Telah diteliti bahwa selama periode tumbuh-kembang

geligi terjadi perubahan dan karakteristik dimensi lengkung gigi. Hal ini mengikuti

perubahan variable garis vektor pertumbuhan, perbedaan ukuran gigi sulung dan gigi

permanen, perkembangan oklusi, serta fungsi rongga mulut. Dimensi lengkung gigi

adalah lebar interkaninus, lebar intermolar, panjang, dan sekeliling lengkung gigi.7

Gambar 1.Dimensi lengkung rahang gigi permanen.8

Universitas Sumatera Utara

Page 2: LENGKUNG GIGI3

21

2.1.1 Perubahan dimensi lengkung gigi

Perubahan dimensi lengkung gigi telah banyak diteliti, dan telah dibuktikan

bahwa perbedaan ukuran gigi sulung dan gigi tetap sangat berperan terhadap

perubahan tersebut. Selain ukuran gigi, Sillman’s (1964) juga melaporkan bahwa

ukuran dan bentuk rahang tidak statis, hal ini dihubungkan dengan transisi periode

geligi, ekspansi sutura di maksila, remodeling tulang alveolar, kontraksi otot dan

oklusi.7 Perubahan lengkung gigi yang berlaku pada jangka hidup seseorang adalah

penting kepada praktek klinik dokter gigi yang terlibat dalam perawatan maloklusi.

Pengertian dalam perubahan ini bukan saja membantu praktek klinik dokter gigi

dalam perencanaan perawatan tetapi juga dapat membantu menjelaskan kepada

pasien tentang perubahan yang mungkin terjadi pada waktu perawatan.9

2.2 Bentuk lengkung gigi

Setelah Angle, banyak orthodontis mencarikan satu bentuk lengkung rahang

yang ideal yang dapat memastikan hasil perawatan yang stabil. Hasil yang didapati

dari penelitian memastikan bahwa tidak ada bentuk lengkung rahang yang ideal dan

universal tetapi terdapat lebih kurang lima tipe bentuk yang sering dijumpai pada

orang dewasa yang mempunyai oklusi yang normal. Bentuk yang sering dijumpai

adalah narrow (sempit), wide (lebar), mid (sedang), pointed (tajam), flat (datar).5

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

ukuran lengkung gigi rahang atas dan bawah

Menurut Dockrell (1952) dan Moyers (1988) menyatakan faktor yang

mempengaruhi perubahan lengkung gigi antara lain genetik dan lingkungan seperti

Universitas Sumatera Utara

Page 3: LENGKUNG GIGI3

22

kebiasaan oral, malnutrisi, dan fisik. Menurut Van der Linden (1986), faktor yang

mempengaruhi perubahan dan karakteristik lengkung gigi antara lain fungsi rongga

mulut, kebiasaan oral dan otot-otot rongga mulut. Faktor lain seperti prematur loss

gigi desidui, ras dan jenis kelamin juga mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan lengkung gigi.7

2.3.1 Genetik

Genetik merupakan faktor yang penting dalam menentukan ukuran dan

bentuk rahang gigi. Arya (1973), dan Hue (1991) menunjukkan bahwa faktor genetik

berperan pada dimensi lebar, panjang, dan keliling lengkung gigi.7

Penelitian Cassidy menerangkan bahwa hubungan bagian bukal yaitu

hubungan molar pertama antara maksila dan mandibula dalam arah sagital pada

remaja saudara kandung lebih serupa daripada remaja yang tidak ada hubungan

biologis.10

2.3.2 Lingkungan

Faktor lingkungannya termasuk kebiasaan oral, malnutrisi dan fisik.7

a. Kebiasaan Oral

Kebiasaan oral yang mempengaruhi lengkung gigi antara lain menghisap ibu

jari atau jari-jari tangan, menghisap dot, bernafas melalui mulut, dan penjuluran

lidah. Peran kebiasaan oral terhadap perubahan dan karaktristik lengkung gigi

tergantung dari frekuensi, intensitas dan lama durasi.7,11 Hasil penelitian Aznar

(2006) dan peneliti lain, menunjukkan kebiasaan hisap jari untuk jangka waktu yang

Universitas Sumatera Utara

Page 4: LENGKUNG GIGI3

23

panjang akan menyebabkan penambahan jarak antara molar mandibula. Aznar juga

menunjukkan bahwa kebiasaan menghisap mainan akan menyebabkan pengurangan

lengkung gigi maksila terutama di bagian kaninus dan kebiasaan bernafas melalui

mulut menyebabkan pengurangan ukuran pada rahang atas dan bawah.12 Aktivitas

kebiasaan buruk ini berkaitan dengan otot-otot rongga mulut. Aktivitas ini sangat

sering ditemukan pada anak-anak usia muda dan bisa dianggap normal pada masa

bayi, meskipun hal ini menjadi tidak normal jika berlanjut sampai masa akhir anak-

anak.13

a. b.

b. Malnutrisi Nutrisi yang baik adalah penting pada waktu remaja untuk memperoleh

pertumbuhan oral yang baik. Pengambilan nutrisi atau energi yang kurang dapat

mempengaruhi pertumbuhan sehingga membatasi potensi pertumbuhan seseorang.14

Malnutrisi dapat mempengaruhi ukuran bagian badan, sehingga terjadi perbandingan

bagian yang berbeda-beda dan kualitas jaringan yang berbeda-beda seperti kualitas

gigi dan tulang. Adanya malnutrisi dapat berakibat langsung pada organ-organ

tubuh.15

Gambar 2. Efek menghisap ibu jari, (a) asimetris dari anterior open bite, dan (b) bilateral crossbite13

Universitas Sumatera Utara

Page 5: LENGKUNG GIGI3

24

c. Fisik

Perubahan dalam kebiasaan diet seperti tekstur makanan yang lebih halus

menyebabkan penggunaan otot pengunyahan dan gigi berkurang. Akibat

pengurangan pengunyahan akan menyebabkan perubahan pada perkembangan fasial

sehingga maksila menjadi lebih sempit.16 Hasil penelitian Moore dkk (1968)

mengenai dimensi rahang dan gigi sejak zaman Neolitik sampai zaman modern

menunjukkan bahwa diet modern kurang membutuhkan pengunyahan sehingga

kurang memberi stimulus terhadap pertumbuhan rahang dibandingkan dengan diet

yang lebih primitif.13 Penelitian Defraia mendapati anak-anak pada zaman sekarang

mempunyai lengkung gigi atas yang lebih kecil dari subjek yang diteliti 40 tahun

yang lalu oleh Lindsten dkk.17

2.3.3 Otot-otot rongga mulut

Otot pengunyahan yang kuat meningkatkan mekanisme pengunyahan rahang

dan ini memicu pertumbuhan sutura dan aposisi tulang yang mengakibatkan

peningkatan pertumbuhan rahang.18 Hal ini didukung oleh penelitian Kiliaridis

(2003) terdapat hubungan antara ukuran otot-otot pengunyahan dengan lebar

kraniofasial. Penelitiannya mendapati bahwa perempuan yang otot masseternya lebih

tebal mempunyai lengkung rahang yang lebih lebar dari perempuan yang otot

masseternya lebih tipis.19

2.3.4 Kehilangan dini gigi desidui

Kehilangan dini gigi desidui biasanya disebabkan oleh karies gigi, trauma dan

resorpsi prematur akar gigi. Definisi prematur loss gigi adalah kehilangan gigi

Universitas Sumatera Utara

Page 6: LENGKUNG GIGI3

25

desidui sebelum waktu penanggalannya. Prematur loss gigi desidui dapat

mengurangi lengkung rahang yang diperlukan untuk gigi pengganti maka cenderung

menyebabkan gigi berjejal, rotasi, dan impaksi gigi permanen.20,21

2.3.5 Keturunan / Ras

Keturunan merupakan faktor yang penting terhadap perkembangan dental

individu.2 Menurut Sassouni dan Ricketts (Argyropoulos, 1989) berpendapat bahwa

kelompok ras yang berbeda akan menampilkan pola kraniofasial yang berbeda.1 Pada

ras yang berbeda pertumbuhan pada masing-masing ras juga berbeda, begitu juga

waktu maturasi, pembentukan tulang, kalsifikasi gigi dan waktu erupsi gigi.15

2.3.6 Jenis kelamin

Penelitian menunjukkan bahwa ukuran lengkung rahang laki-laki lebih besar

dari perempuan dalam arah transversal.4,18 Lavele (1979 cit. Desi, 2007) menyatakan

bahwa perbedaan ukuran lengkung gigi rahang bawah antara laki-laki dan

perempuan disebabkan adanya faktor kekuatan fungsional, kebiasaaan makan, sikap

tubuh dan trauma dimana lebih berpengaruh pada laki-laki daripada perempuan.22

Ditemui bahwa lelaki dan perempuan mempunyai dimensi skeletal fasial yang

berbeda (Wei, 1970; Ingerslev dan Solow, 1975; Chung dan Wong, 2002; Chung dan

Mongiovi, 2003) dan perbedaan ukuran lengkung maksila dan mandibula (Moyers

dkk. 1976; Christie, 1977).19

Universitas Sumatera Utara

Page 7: LENGKUNG GIGI3

26

2.4 KERANGKA KONSEP

Ukuran Lengkung Gigi Dalam Arah Transversal dan Sagital Pada Model Mahasiswa Malaysia FKG USU

Lingkungan -kebiasaan oral -malnutrisi -fisik

Genetik Otot-otot rongga mulut

Kehilangan dini gigi desidui

Keturunan/ras Jenis kelamin

Pertumbuhan dan perkembangan lengkung rahang atas dan rahang bawah

Ukuran lengkung gigi

Suku dari malaysia Jenis kelamin

Melayu Laki-laki

India

Ras Mongoloid - lengkung rahang yang lebar

Ras Kaukasoid - lengkung rahang yang panjang dan sempit serta berbentuk ‘v’

?

Cina perempuan

Otot masseter

Otot masseter testosteron estrogen Diet Diet

?

Universitas Sumatera Utara

Page 8: LENGKUNG GIGI3

27

2.5 HIPOTESA PENELITIAN

1. Ada perbedaan ukuran lengkung gigi rahang bawah dalam arah transversal

dan sagital pada mahasiswa laki-laki dan perempuan Malaysia FKG USU.

2. Ada perbedaan ukuran lengkung gigi rahang bawah dalam arah transversal

dan sagital pada mahasiswa Malaysia FKG USU berdasarkan suku.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: LENGKUNG GIGI3

28

2.6 Alur penelitian

Questionnaire

Sampel

Pengukuran model lengkung gigi dan pengumpulan data

Transversal Sagital

Jarak Intermolar 1

(L66)

Jarak Interkaninus

(L33)

Jarak gigi M1 ke gigi Insisivus

(L61)

Pengolahan Data

Analisa Data

Kesimpulan

RB

Jarak Intermolar 2

(L77)

Jarak gigi kaninus ke

gigi Insisivus (L31)

Jarak gigi M2 ke gigi Insisivus

(L71)

Seleksi Questionnaire

Pencetakan lengkung

rahang gigi

Universitas Sumatera Utara

Page 10: LENGKUNG GIGI3

29

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-sectional

untuk mengumpulkan data-data tentang ukuran lengkung gigi dalam arah sagital dan

transversal pada mahasiswa Malaysia Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3.2 Tempat dan Waktu

Tempat : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

Jl. Alumni. No.2 Universitas Sumatera Utara

Waktu : Bulan Oktober 2009-Desember 2009

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Malaysia di FKG USU

3.3.2 Sampel

Sampel diperoleh dengan metode porposive sampling, yaitu dipilih berdasarkan

kriteria melalui kriteria inklusi dan eksklusi.

3.3.2.1 Besar Sampel

Sampel yang diambil adalah 28 orang. Disebabkan karena sulit mendapat sampel

lebih dari 28 untuk memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Di antara 28 orang terdiri

dari 13 orang suku Melayu, 6 orang suku India, dan 9 orang suku Cina.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: LENGKUNG GIGI3

30

3.4 Kriteria

Sampel

Kriteria inklusi • Mahasiswa FKG malaysia • Jumlah gigi yang lengkap

dari Insisivus 1 s/d Molar 2 rahang bawah

• Umur 18-25 tahun • Tidak ada tambalan, gigi

tiruan, karies pada bagian gigi yang akan diukur Insisivus I, Kaninus, Molar I dan Molar II.

• Hubungan oklusi gigi Molar dan Kaninus klas I Angle.

Kriteria eksklusi • Pernah memakai pesawat

orthodonsia • Tambalan pada mesial gigi insisivus

1, kaninus, mesiobukal M1 dan distobukal M2

• Karies yang melibatkan permukaan mesial dan distal gigi yang akan diukur

• Pernah mengalami trauma atau kecelakaan pada rahang mulut

• gigi kaninus ektopik. • Kelainan gigi atau rahang (peg

shape, mikrognathia, makrognathia)

Pencetakan rahang gigi

Model

Kriteria inklusi • Kualitas hasil model yang

baik - Tidak poreus - Tidak retak - Diisi dengan baik

• Langsung diisi dengan dental stone (Fujirock)

Kriteria eksklusi • Hasil model tidak baik

- Tidak dapat dilakukan pengukuran

Universitas Sumatera Utara

Page 12: LENGKUNG GIGI3

31

3.5 Variabel Penelitian

3.6 Definisi Operasional

i. Ukuran lengkung gigi dalam arah transversal pada rahang bawah adalah L33,

L66, dan L77.

a. L33 (lebar interkaninus) : jarak yang diukur antara puncak tonjol gigi kaninus

kiri ke puncak tonjol kaninus kanan.

b. L66 (lebar intermolar pertama) : jarak yang diukur antara puncak tonjol

mesiobukal gigi molar pertama permanen kiri ke puncak tonjol mesiobukal gigi

molar pertama permanen kanan.

Variabel bebas Suku • Melayu • India • Cina

Variable tergantung

Ukuran lengkung gigi dalam arah transversal (L33, L66, L77) dan sagital (L31, L61, L71)

Variabel Kendali a. Alat ukur Kaliper

digital b. Umur 18-25 c. Jenis kelamin

Variable tak terkendali a. Faktor pertumbuhan dan

perkembangan • Nutrisi • Penyakit sistemik • Kebiasaan oral • Kehilangan gigi desidui • Genetik

b. Penyusutan model (shrinkage)

Universitas Sumatera Utara

Page 13: LENGKUNG GIGI3

32

c. L77 (lebar intermolar kedua) : jarak yang diukur antara puncak tonjol

distobukal gigi molar kedua kiri ke gigi molar kedua kanan.

ii. Ukuran lengkung gigi dalam arah sagital pada rahang bawah adalah L31, L61,

L71.

a. L31 (kedalaman kaninus) : jarak yang diukur dari pertengahan insisivus

sentralis tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol kaninus kiri

dan kanan.

b. L61 (kedalaman molar pertama) : jarak yang diukur dari pertengahan insisivus

sentralis tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol mesio-bukal

gigi molar pertama kiri dan kanan.

c. L71 (kedalaman molar kedua) : jarak yang diukur dari pertengahan insisivus

sentralis tegak lurus terhadap garis yang menghubungi puncak tonjol distobukal gigi

molar kedua permanen kiri dan kanan.

iii. Bentuk lengkung gigi ditentukan berdasarkan persentase deviasi relatif dari

perbandingan L31/L33. L61/L66, L71/L77, L33/L66 dan L61/L71.

a. Narrow bila nilai persentase deviasi relatif dari perbandingan L31/L33.

L61/L66, L71/L77 hasilnya positif (+).

b. Wide bila nilai persentasi deviasi relatif dari perbandingan L31/L33.

L61/L66, L71/L77 hasilnya negatif (-).

c. Mid bila nilai persentase deviasi relatif dari kelima perbandingan tidak ada

perbedaan yang signifikan.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: LENGKUNG GIGI3

33

d. Pointed bila nilai persentase deviasi relatif dari L31/L33 jauh lebih besar dari

perbandingan lainnya

e. Flat bila nilai persentase deviasi relatif dari L31/L33 jauh lebih kecil dari

perbandingan lainnya

Cara perhitungan bentuk lengkung gigi

No Ratio Mean ratio seluruh sampel (

Mean ratio satu sampel (X)

Persntase deviasi relatif (X- )/ X 100

Bentuk lengkung rahang

1 L31/L33 L61/L66 L71/L77 L33/L66 L61/L71

0,179 0,511 0,715 0,582 0,601

0,191 0,557 0,778 0,589 0,620

6,704 9,002 8,811 1,203 3,161

Narrow

Diperoleh nilai persentase deviasi relatif dari perbandingan L31/L33, L61/L66, L71/L77 hasilnya positif (+). Cocokkan dengan gambar 3 kolom 1 maka dapat hasil narrow.

No Ratio Mean ratio seluruh sampel (

Mean ratio satu sampel (X)

Persntase deviasi relatif (X- )/ X 100

Bentuk lengkung rahang

2 L31/L33 L61/L66 L71/L77 L33/L66 L61/L71

0,179 0,511 0,715 0,582 0,601

0,159 0,385 0,527 0,504 0,559

-11,173 -24,658 -26,294 -13,918 -6,988

Wide

Diperoleh nilai persentase deviasi relatif dari perbandingan L31/L33, L61/L66, L71/L77 hasilnya negatif (-). Cocokkan dengan gambar 3 kolom 2 maka dapat hasil wide.

Gambar 3. Deviasi relatif untuk setiap bentuk lengkung5

Universitas Sumatera Utara

Page 15: LENGKUNG GIGI3

34

No Ratio Mean ratio seluruh sampel (

Mean ratio satu sampel (X)

Persntase deviasi relatif (X- )/ X 100

Bentuk lengkung rahang

3. L31/L33 L61/L66 L71/L77 L33/L66 L61/L71

0,179 0,511 0,715 0,582 0,601

0,183 0,521 0,748 0,576 0,609

2,235 1,957 4,615 -1,031 1,331

Mid

Diperoleh nilai persentase deviasi relatif dari kelima perbandingan (L31/L33, L61/L66, L71/L77, L33/L66 dan L61/L71) tidak ada perbedaan yang signifikan. Cocokkan dengan gambar 3 kolom 3 maka dapat hasil mid.

No Ratio Mean ratio seluruh sampel (

Mean ratio satu sampel (X)

Persntase deviasi relatif (X- )/ X 100

Bentuk lengkung rahang

4. L31/L33 L61/L66 L71/L77 L33/L66 L61/L71

0,179 0,511 0,715 0,582 0,601

0,241 0,505 0,723 0,537 0,612

34,637 -1,174 1,119 -9,450 1,830

Pointed

Diperoleh L31/L33 nilai persentase deviasi relatif dari jauh lebih besar dari perbandingan lainnya (L61/L66, L71/L77, L33/L66 dan L61/L71). Cocokkan dengan gambar 3 kolom 4 maka dapat hasil pointed.

No Ratio Mean ratio seluruh sampel (

Mean ratio satu sampel (X)

Persntase deviasi relatif (X- )/ X 100

Bentuk lengkung rahang

5. L31/L33 L61/L66 L71/L77 L33/L66 L61/L71

0,179 0,511 0,715 0,582 0,601

0,137 0,519 0,724 0,583 0,617

-23,464 1,566 1,259 0,172 2,662

Flat

Diperoleh L31/L33 nilai persentase deviasi relatif dari jauh lebih kecil dari perbandingan lainnya (L61/L66, L71/L77, L33/L66 dan L61/L71). Cocokkan dengan gambar 3 kolom 5 maka dapat hasil flat.

3.7 Alat dan Bahan Penelitian

Alat :

1. Digital kaliper Elecrown dengan ketelitian 0,01 mm.

2. Pensil mekanik.

3. Penggaris logam

4. Sendok cetak

Universitas Sumatera Utara

Page 16: LENGKUNG GIGI3

35

5. Rubber bowl

6. Spatel

Bahan :

1. Alginate (hygedent)

2. Dental stone (Fujirock)

Gambar 4. Digital kaliper Elecrown dengan ketelitian 0,01 mm

3.8 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Dilakukan pencetakan rahang bawah pada mahasiswa Malaysia FKG USU

yang telah memenuhi kriteria sampel.

b) Cetakan harus diisi dental stone (Fujirock) dengan segera.

c) Pengukuran lengkung gigi dalam arah sagital dan transversal dilakukan

dengan menggunakan metode Monique Raberin (1993).

d) Penentuan titik-titik patokan yaitu pertengahan gigi insisif sentral bagian

bukal, ujung puncak gigi kaninus, puncak tonjol mesio-bukal gigi molar pertama dan

puncak tonjol disto-bukal gigi molar kedua (gambar 5).

Universitas Sumatera Utara

Page 17: LENGKUNG GIGI3

36

Gambar 5. Penentuan Titik-titik Patokan.3

e) Untuk pengukuran transversal diukur jarak diantara ujung gigi kaninus kiri ke

ujung puncak gigi kaninus kanan (L33), jarak diantara puncak tonjol mesio-bukal

gigi molar pertama kiri ke gigi molar pertama kanan (L66), jarak diantara puncak

tonjol disto-bukal gigi molar kedua kiri ke gigi molar kedua kanan (L77) (gambar 6).

Gambar 6. Pengukuran secara transversal.3

Keterangan : puncak tonjol gigi kaninus (L33) puncak tonjol mesiobukal gigi molar pertama permanen (L66) puncak tonjol distobukal gigi molar kedua permanen (L77)

f) Untuk pengukuran sagital diukur jarak dari pertengahan insisivus sentralis

tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol kaninus kiri dan

kanan (L31), jarak yang diukur dari pertengahan insisivus sentralis tegak lurus

terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol mesio-bukal gigi molar pertama

kiri dan kanan (L61), jarak yang diukur dari pertengahan insisivus sentralis tegak

lurus terhadap garis yang menghubungi puncak tonjol distobukal gigi molar kedua

permanen kiri dan kanan (L71), seperti gambar 7.

g) Pengukuran diatas dilakukan oleh 3 orang mahasiswa supaya nilai yang

didapati lebih akurat.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: LENGKUNG GIGI3

37

Gambar 7. Pengukuran secara sagital

Keterangan : Jarak dari ujung pertengahan gigi insisivus sentral terhadap garis yang menghubungkan tonjol gigi kaninus. (L31)

Jarak diantara insisal edge pada garis yang menghubungkan tonjol gigi molar pertama. (L61) Jarak diantara insisal edge sampai garis yang menghubungkan tonjol gigi molar kedua. (L71)

3.9 Analisa data

o Dihitung rata-rata dan standar deviasi ukuran lengkung gigi bawah seluruh

sampel.

o Dihitung rata-rata dan standar deviasi ukuran lengkung gigi bawah

berdasarkan jenis kelamin kemudian dilakukan uji t.

o Dihitung rata-rata dan standar deviasi ukuran lengkung gigi bawah

berdasarkan suku kemudian dilakukan uji ANOVA dan uji Post Hoc.

o Hitungan ini semua dilakukan dengan menggunakan program SPSS 11.5.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: LENGKUNG GIGI3

38

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Sampel penelitian berjumlah 28 orang yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan

16 orang perempuan. Sampel diambil dari mahasiswa Malaysia Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif mengikuti pendidikan dan

memenuhi kriteria yang ditetapkan. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan

terhadap sampel, dapat dilihat gambaran rata-rata ukuran lengkung gigi rahang

bawah mahasiswa Malaysia FKG-USU (Tabel 1).

Table 1. Rata-rata Ukuran Lengkung Gigi Rahang Bawah pada mahasiswa Malaysia FKG-USU

Keterangan : L33 = lebar interkaninus L31 = kedalaman kaninus L66 = lebar intermolar pertama L61 = kedalaman molar pertama L77 = lebar intermolar kedua L71 = kedalaman molar kedua Table 1 menunjukkan rata-rata ukuran lengkung gigi rahang bawah

mahasiswa Malaysia FKG USU. Ukuran rata-rata lengkung gigi dalam arah

transversal yaitu lebar interkaninus (L33) rata-rata 27,16 mm (24,23 mm - 30,73

mm). Lebar intermolar pertama (L66) rata-rata 46,67 mm (39,67 mm - 53,36 mm).

Lebar intermolar kedua (L77) rata-rata 55,49 mm (49,80 mm - 61,61 mm).

Pengukuran Rata-rata(mm) Simpang baku Batas bawah(mm)

Batas atas(mm)

Transversal L33 L66 L77

27,16 46,67 55,49

1,63 3,24 3,39

24,23 39,67 49,80

30,73 53,36 61,61

Sagital L31 L61 L71

4,85 23,83 39,68

1,09 2,24 2,90

3,14 19,67 35,19

7,55 27,81 45,69

Universitas Sumatera Utara

Page 20: LENGKUNG GIGI3

39

Ukuran rata-rata lengkung gigi dalam arah sagital yaitu kedalaman kaninus

(L31) rata-rata 4,85 mm (3,14 mm - 7,55 mm). Kedalaman molar kedua (L61) rata-

rata 23,83 mm (19,67 mm - 27,81 mm). Kedalaman molar kedua (L71) rata-rata

39,68 mm (35,19 mm - 45,69 mm).

Bila pengukuran lengkung gigi dibedakan berdasarkan antara suku maka

dapat dilihat perbedaan rata-rata ukuran lengkung gigi rahang bawah pada suku

Melayu, India dan Cina pada tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2. Rata-rata Ukuran Lengkung Gigi Rahang Bawah pada Mahasiswa Malaysia FKG-USU berdasarkan suku

Keterangan : L33 = lebar interkaninus L31 = kedalaman kaninus L66 = lebar intermolar pertama L61 = kedalaman molar pertama L77 = lebar intermolar kedua L71 = kedalaman molar kedua Berdasarkan hasil penelitian ukuran lengkung rahang dalam arah transversal

(L33, L66 dan L77) diperoleh ukuran L33 suku Cina paling besar dengan ukuran

27,61 mm dan suku Melayu paling kecil dengan ukuran 26,81 mm, sedangkan pada

ukuran L66 dan L77 suku Melayu dijumpai paling besar dan suku India paling kecil.

Hasil analisis uji ANOVA menunjukkan bahwa pada lengkung gigi rahang bawah

Pengukuran Rata-rata (mm) Simpangan baku p

Melayu (n=13)

India (n=6)

Cina (n=9)

Melayu India Cina

Transversal L33 L66 L77

26,81 47,33 55,80

27,27 45,50 55,22

27,61 46,50 55,24

1,69 3,66 3,46

2,02 3,08 3,41

1,33 2,78 3,65

0,53 0,53 0,91

Sagital L31 L61 L71

4,84 24,13 40,21

5,57 24,15 40,26

4,41 23,19 38,56

1,04 2,55 3,21

1,66 2,60 3,43

0,31 1,51 1,87

0,13 0,60 0,37

Universitas Sumatera Utara

Page 21: LENGKUNG GIGI3

40

dalam arah transversal tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05) antara suku

Melayu, India dan Cina.

Hasil penelitian ukuran lengkung gigi dalam arah sagital (L31, L61 dan L71)

diperoleh L31 suku India terbesar dan suku Cina paling kecil. Pada ukuran L61

dijumpai suku India paling besar dan suku Cina terkecil. Sedangkan ukuran L71 suku

India paling besar dan suku Cina paling kecil. Hasil analisis uji ANOVA

menunjukkan bahwa pada lengkung gigi rahang bawah dalam arah sagital tidak

terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05) antara suku Melayu, India dan Cina.

Untuk melihat antara kelompok suku mana terdapat perbedaan signifikan

pada arah transversal (L33, L66, L77) dan arah sagital (L31, L61, L71), dilakukan uji

lanjutan dari ANOVA yaitu uji Post Hoc (tabel 3).

Tabel 3. Perbandingan Rata-rata Ukuran Lengkung Gigi Rahang Bawah Mahasiswa Malaysia Berdasarkan Suku Dengan Uji Post Hoc.

Suku L33 p

L66 p

L77 p

L31 p

L61 p

L71 p

Melayu – India Melayu – Cina India – Cina

0,57 0,27 0,70

0,27 0,56 0,56

0,73 0,71 0,99

0,17 0,35

0,04*

0,98 0,35 0,43

0,97 0,20 0,27

Keterangan : L33 = lebar interkaninus L31 = kedalaman kaninus L66 = lebar intermolar pertama L61 = kedalaman molar pertama L77 = lebar intermolar kedua L71 = kedalaman molar kedua * = signifikan

Berdasarkan hasil analisis uji Post Hoc, ukuran L31 (kedalaman kaninus)

menunjukkan ada perbedaan yang signifikan (p<0,05) pada kelompok suku India

dengan Cina sedangkan pada ukuran lengkung gigi yang lain yaitu L33, L66, L77,

L61 dan L71 tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p>0,05) antara

kelompok pada suku Melayu dengan India, suku Melayu dengan India dan suku

Universitas Sumatera Utara

Page 22: LENGKUNG GIGI3

41

India dengan Cina. Maka hipotesis yang menyatakan ada perbedaan yang signifikan

dalam arah transversal ditolak tetapi hipotesis yang menyatakan ada perbedaan yang

signifikan dalam arah sagital diterima.

Tabel 4. Rata-rata ukuran lengkung gigi rahang bawah pada Mahasiswa Malaysia

FKG-USU berdasarkan Jenis Kelamin Pengukuran

Rata-rata (mm) Simpang baku p

Laki-laki (n=12)

Perempuan (n=16) Laki-laki Perempuan

Transversal L33 L66 L77

27,24 48,35 57,06

27,10 45,40 54,32

1,79 3,52 3,33

1,56 2,42 3,02

0,83

0,01* 0,03*

Sagital L31 L61 L71

5,32 24,50 40,80

4,50

23,32 38,85

1,18 2,48 3,16

0,90 1,97 2,46

0,06 0,17 0,07

Keterangan : L33 = lebar interkaninus L31 = kedalaman kaninus L66 = lebar intermolar pertama L61 = kedalaman molar pertama L77 = lebar intermolar kedua L71 = kedalaman molar kedua * = signifikan Bila pengukuran lengkung gigi dibedakan berdasarkan jenis kelamin, maka

dapat dilihat perbedaan rata-rata ukuran lengkung gigi rahang bawah antara laki-laki

dan perempuan pada Tabel 4.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran lengkung gigi dalam arah

transversal (L33, L66 dan L77) laki-laki lebih besar dari perempuan. Berdasarkan

hasil analisis uji-t (p=0,05) ukuran L33 tidak ada perbedaan yang signifikan (p=0,83)

antara laki-laki dan perempuan sedangkan ukuran L66 dan L77 terdapat perbedaan

yang signifikan (p<0,05) antara laki-laki dan perempuan, maka hipotesis yang

menyatakan ada perbedaan ukuran dalam arah transversal antara laki-laki dan

perempuan diterima.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: LENGKUNG GIGI3

42

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran lengkung gigi dalam arah sagital

(L31, L61 dan L71) laki-laki lebih besar dari perempuan. Berdasarkan hasil analisis

uji-t (p=0,05) diperoleh ukuran L31, L61 dan L71 tidak terdapat perbedaan yang

signifikan (p>0,05) antara laki-laki dan perempuan, maka hipotesis yang menyatakan

ada perbedaan ukuran dalam arah sagital antara laki-laki dan perempuan ditolak.

Dari hasil pengukuran dalam arah transversal dan sagital lengkung gigi

rahang bawah, dapat ditentukan bentuk lengkung gigi rahang bawah mahasiswa

Malaysia FKG-USU dengan memasukkan ke dalam rumus (X- )/ X 100.

Bila bentuk lengkung gigi dibedakan berdasarkan suku, maka dapat dilihat

perbedaan distribusi bentuk lengkung gigi rahang bawah antara suku Melayu, India

dan Cina pada tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Distribusi bentuk lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa Malaysia FKG-USU berdasarkan suku.

Bentuk Melayu (n=13) India (n=6) Cina (n=9) Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)

Narrow Wide Mid

Pointed Flat

1 3 3 4 2

7,69 23,08 23,08 30,77 15,38

1 0 1 3 1

16,67 -

16,67 50,00 16,67

1 4 1 0 3

11,11 44,44 11,11

- 33,33

Tabel 5 menunjukkan bentuk lengkung gigi rahang bawah mahasiswa

Malaysia FKG-USU berdasarkan suku. Kebanyankan bentuk lengkung gigi rahang

bawah suku Melayu berbentuk pointed yaitu sebesar 30,77%. Suku India

kebanyakan berbentuk pointed sebesar 50% sedangkan suku Cina kebanyakan

berbentuk wide sebesar 44,44%.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: LENGKUNG GIGI3

43

Table 6. Distribusi Bentuk Lengkung Gigi Rahang Bawah pada Mahasiswa Malaysia FKG-USU.

Bentuk Laki-laki (n=12) Perempuan (n=16) Jumlah (n=28)

Persentase (%)

Narrow Wide Mid

Pointed Flat

0 3 3 5 1

3 4 2 2 5

3 7 5 7 6

10,71 25,00 17,86 25,00 21,43

Table 6 menunjukkan bahwa kebanyakan bentuk lengkung gigi rahang bawah

mahasiswa Malaysia FKG-USU adalah berbentuk wide dan pointed sebesar 25,00%.

Bentuk yang paling sedikit adalah narrow sebesar 10,71%.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: LENGKUNG GIGI3

44

Contoh bentuk lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa Malaysia FKG-

USU dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Narrow Wide

Mid Pointed

Flat Gambar 8. Contoh bentuk lengkung gigi rahang bawah mahasiswa Malaysia

FKG-USU.

Universitas Sumatera Utara