lapsus tumor

35
Laboratorium / SMF Ilmu Penyakit Syaraf Case Report Program Pendidikan Dokter Universitas Mulawarman RSUD A.W.Sjahranie Samarinda Hemiparese Sinistra, parese N VII, IX, X, XI, XII Sinistra ec SOL OLEH Miranda Anastasia 06.55378.00321.09 PEMBIMBING dr. Eliawati Hadibrata, Sp. S Lab/SMF Penyakit Saraf FAKULTAS KEDOKTERAN Universitas Mulawarman RSUD AW SJAHRANIE Samarinda 2011 1

Upload: andreas-tedi

Post on 28-Sep-2015

269 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Lapsus Tumor

TRANSCRIPT

Laboratorium / SMF Ilmu Penyakit Syaraf Case ReportProgram Pendidikan Dokter Universitas Mulawarman

RSUD A.W.Sjahranie Samarinda

Hemiparese Sinistra, parese N VII, IX, X, XI, XII Sinistra ec SOL

OLEH

Miranda Anastasia

06.55378.00321.09PEMBIMBING

dr. Eliawati Hadibrata, Sp. S

Lab/SMF Penyakit Saraf

FAKULTAS KEDOKTERANUniversitas Mulawarman

RSUD AW SJAHRANIE

Samarinda 2011

BAB I

PENDAHULUANTumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak 10% dari neoplasma seluruh tubuh, dengan frekwensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di Amerika di dapat 35.000 kasus baru dari tumor otak setiap tahun, sedang menurut Bertelone, tumor primer susunan saraf pusat dijumpai 10% dari seluruh penyakit neurologi yang ditemukan di Rumah Sakit Umum. Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan.Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 30-70 dengan pundak usia 40-65 tahun.

Di kalangan medis pada umumnya sudah dikenal trias gejala tumor otak yaitu nyeri kepala, muntah dan ditemukannya edema papil pada pemeriksaan fundus. Tetapi sebenarnya gejala klinis tumor otak sering tidak sejelas itu, apalagi pada fase dini. Tumor otak bisa memberikan gejala klinis beragam tergantung kepada lokasi dan ukurannya. Gejala itu bisa khas, tapi bisa pula kabur, sehingga bila kita tidak waspada bisa terkecoh. Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi.

BAB II

LAPORAN KASUS

Pasien MRS tanggal 20 April 2011. Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Selasa, 4 mei 2011 di ruang perawatan penyakit saraf Angsoka RSUD AW. Sjahranie Samarinda.

ANAMNESIS

Autoanamnesis dari pasien dan alloanamnesis dari istri pasien.

Identitas Pasien

Nama

: Tn. SAUmur

: 44 tahun

Jenis Kelamin: Laki-lakiAlamat : Kota BangunPekerjaan: SwastaPendidikan: SDSuku

: KutaiAgama

: Islam

Keluhan Utama

Kelemahan pada tubuh sebelah kiri.

Riwayat Penyakit Sekarang

Kelemahan pada tubuh sebelah kiri dirasakan 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Kelemahan tidak disertai dengan adanya nyeri kepala, mual dan muntah.

Satu minggu sebelum msk RS pasien mulai merasa agak berat pada lengan dan kaki kiri namun tidak dihiraukan oleh pasien dan pasien sempat bekerja berat sperti mengankat balok selama 2 hari.

Selama beberapa bulan terakhir pasien mengaku sering mengalami nyeri kepala berdenyut namun pasien tidak mengingat seberapa sering nyri kepala. Nyeri kepala menghilang ketika pasien istirahat dan minum obat. Selama dirawat di Rumah Sakit beberapa hari pasien mengeluhkan sering nyeri pada kepala rasa berdenyut dan kadang disertai dengan pusing berputar. Setiap hari selama di RS pasien merasakannya terkadang jika nyeri kepala kambuh pasien tidak dapat tidur.

Riwayat Penyakit Dahulu

Hipertensi (-)

DM tidak tahu

Kelemahan anggota gerak sebelumnya (-)

Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat penyakit jantung dan diabetes melitus dalam keluarga tidak diketahui

Ayah pasien memiliki riwayat stroke

Riwayat kebiasaan

Pasien merokok sejak usia 15 tahun dgn menghabiskan 1 bungkus per hari

Berhenti merokok ketika MRS yaitu tanggal 20 April 2011

Riwayat minum alkohol (-)

Riwayat mengkonsumsi NARKOBA (-)

PEMERIKSAAN FISIK

1. Status Generalis

KU : Sakit sedang

Kesadaran CM, GCS 15 E4M6V5

Tanda Vital

a. TD 130/80 mmHg

b. Suhu 36,5 C

c. Pernapasan 16x/mnt

d. Nadi 84x/mnt

Kepala leher

konjungtiva anemis (-/-)

Ikterik (-/-)

Bibir sianosis (-/-)

Pembesaran KGB (-/-)

Deviasi trakea (-)

Thorax

Paru : pergerakan simetris, tidak ada retraksi, fremitus raba sama kanan dan kiri, perkusi sonor, wheezing (-), ronkhi (-).

Jantung : S1 S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-).Abdomen

Flat, teraba lunak, turgor baik, nyeri tekan (-). Tidak Ada pembesaran hepar, lien dan renal

Flank Area : Ballotement (-)

Ekstremitas

Akral hangat, sianosis (-), edema (-)2. Status Psychisus

Cara berfikir : arus fikir cepat, mutu fikir jelas (koherent), isi fikir baik Kecerdasan: baik

Tingkah laku : baik

Perasaan hati : stabil

Ingatan :

Jangka panjang : baik

Jangka pendek: Baik3. Status Neurologis

a. Kesadaran

Kompos mentis, GCS 15 (E4V5M6)

b. Pemeriksaan Saraf Kranialis

Jenis NervusJenis PemeriksaanKanan Kiri

N I (Olfaktorius)Mencium bau kopi++

N II (Optikus)VisusnormalNormal

Lapangan pandang (subjektif)NormalNormal

Melihat warnaNormalNormal

N III

(Okulomotorius)Pergerakan bola mata ke arah superior, medial, inferior, torsi inferior++

Strabismus --

Nystagmus Tidak diperiksa

Refleks cahaya++

Diameter pupil2 mm2 mm

Bentuk pupil Bulat Bulat

Diplopia --

N IV (Trochlearis )Pergerakan mata ke arah nasal++

N V (Trigeminus)Membuka mulut +

Mengunyah +

Menggigit +

Sensibilitas wajah++

N VI (Abduscens)Pergerakan bola mata ke lateral++

N VII (Facialis)Mengerutkan dahi++

Menutup mata++

Memperlihatkan gigi+Tertinggal

Sudut bibirSudut dextra lebih rendah dari sinistra

N VIII

(Vestibulocochlearis)Fungsi pendengaran (subjektif)++

Detik arloji ++

N IX

(Glossopharyngeus) dan

N X (Vagus)UvulaDeviasi ke dextra

Fungsi menelan menurun

Menghasilkan suara (fonasi)+ (lemah)

N XI

(Accesorius)Mengangkat bahu+-

Memalingkan kepala++

N XII (Hypoglossus)Deviasi lidahDeviasi ke sinistra

ArtikulasiDisartria

c. Badan dan Anggota gerakBagian tubuhPemeriksaan Kanan Kiri

Ekstrimitas superior Pergerakan +-

TonusNormalNormal

Kekuatan51

Refleks fisiologis

Refleks biceps

Refleks triceps+

++

+

Refleks patologis

Hoffman

Tromner-+-

-

Sensibilitas nyeri ++

Sensibilitas taktil++

Ekstrimitas inferiorPergerakan ++

Kekuatan 51

Refleks fisiologis

Refleks patella

Refleks achilles+++

+

Refleks patologis

Refleks babinski

Refleks chaddok

Refleks oppenheim

Refleks gonda

Refleks gordon

Refleks Schaefer

Refleks Rosolimo---

--

-

--

-

-

-

-

-

-

Sensibilitas nyeri++

Sensibilitas taktil++

Klonus patelaTidak diperiksa

Klonus kaki-+

RESUME ANAMNESAPasien laki-laki usia 44 tahun dengan keluhan kelemahan pada tubuh sebelah kiri tidak disertai dengan adanya nyeri kepala, mual, maupun muntah. Terjadi kelemahan yg perlahan 1 minggu SMRS. RPD: tidak ada riwayat hipertensi dan kelemahan anggota gerak sebelumnya. DM tidak diketahui. RPK: riwayat penyakit jantung dan diabetes tidak diketahui. Ayah pasien menderita. Merokok sejak usia 15 tahun (1 bungkus per hari dan sdh berhenti beberapa hari lalu). Tidak minum alkohol dan mengkonsumsi narkoba.RESUME PEMERIKSAAN FISIKa. Status GeneralisKU : Sakit sedang

VS : TD 130/80 mmHg, Suhu 36,5 C, RR 16x/mnt, Nadi 84x/mnt

Thorax ( tidak ada kelainan

Abdomen ( tidak ada kelainan

Ekstermitas ( tidak ditemukan kelainanb. Status Neurologis

Kesadaran : GCS 15 (E4V5M6)

Kepala : Pupil isokor, Reflek cahaya +/+ Nervus cranialis :

N. VII ( parese n. VII sinistra centralN IX ( parese n. IX sinistra

N. XI ( parese n.XI sinistra

N. XII ( parese n. XII sinistra central Rangsang Meningeal : Kaku kuduk (-), Kernig (-), Brudzinski (-)

Ekstremitas

Kekuatan

51

51

Refleks fisiologis Refleks Patologis++

++

--

--

Klonus -/+PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium (20-4-2011)Hb13,8 gr/dl

Hct40,4%

Leukosit10.800

Eritrosit4,77 juta

Trombosit186.000

GDS88 mg/dl

Ureum53,9 mg/dl

Creatinin 1,4 mg/dl

Laboratorium (26-12-2010)GDS66 mg/dl

SGOT34 U.I

SGPT21 U.I

Bilirubin total0,4 mg/dl

Bilirubin direct0,1 mg/dl

Bilirubon indirect0,3 mg/dl

Protein total5,7 mg/dl

Albumin3,3 g/dl

Globulin2,4 g/dl

Kolestrol201 mg/dl

Trigliserida80 mg/dl

HDL50 mg/dl

LDL135 mg/dl

Asam urat5,6 mg/dl

Ureum30,8 mg/dl

Creatinin0,7 mg/dl

RadiologiCT Scan Kepala

Pada gambar CT scan terlihat lesi hipodens himisfer sinistra ( iskemikMS CT

Interpretasi

Ada massa pada hemisfer dextra crebral, odema pada glia pada dorsoparietal, obstruksi ventrikel lateralis dextra dan midline shift ke sinistraDIAGNOSAKlinis: Hemiparese sinistra, parese N VII, NIX, N X, NXI dan N XII Sinistra,Topis: Hemisfer cerebri Dextra dan medulla oblongataEtiologi : SOL suspect metastasePENATALAKSANAANMedikamentosa

Infus RL 20 tpm Citicoline 2x250 mg (i.v) Piracetam 12 gr/24jam Kalmethason

Tabel perjalanan klinis di ruangan

20/4/201121/4/201123/4/2011

SLemah anggota gerak kiriLemah anggota gerak kiri, sulit menelanLemah anggota gerak kiri, sulit menelan air, batuk

OE4 V5 MxTD : 120/80 mmHg

Nadi : 82x/menit

RR : 22x/menit

pupil isokor 2mm/2mm,

Ref.chy +/+

MMT

5151

E4V5M6

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 76x/menit

RR : 24x/menit

Temp : 36,1oC

pupil isokor 2mm/2mm ,

Ref.chy +/+

MMT

5

1

5

1

E4V5M6

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

RR : 24x/menit

Temp : 36,7oC

pupil isokor 2mm/2mmRef.chy +/+

MMT

5

1

5

1

AHemiparese Sinistra ec SNH Hemiparese Sinistra ec SNH Hemiparese Sinistra ec SNH

PInfus RL 20 tpm

Citicoline 2x250 mg (i.v)

Piracetam 12 gr/24jam

Aspilet 80 mg (1-0-0)Infus RL 20 tpm

Citicoline 2x250 mg (i.v)

Piracetam 12 gr/24jam

Aspilet 80 mg (1-0-0)

Rencana MS CT dgn kontraInfus RL 20 tpm

Citicoline 2x250 mg (i.v)

Piracetam 12 gr/24jam

Aspilet 80 mg (1-0-0)

24/4/201125/4/201126/4/2011

SLemah anggota gerak kiri, sulit menelan air, batukLemah anggota gerak kiri, pusing berputar, sulit menelan air, batukLemah anggota gerak kiri, nyeri kepala, sulit menelan air, batuk

OE4V5M6

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 84x/menit

RR : 24x/menit

Temp : 36,5oC

pupil isokor 3mm/3mm,

Ref.chy +/+

MMT

5

1

5

1

E4V5M6

TD : 130/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

RR : 24x/menit

Temp : 36,7oC

pupil isokor 3mm/3mm,

Ref.chy +/+

MMT

5

1

5

1

E4V5M6

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 76x/menit

RR : 20x/menit

Temp : 36,5oC

pupil isokor 3mm/3mm,

Ref.chy +/+

MMT

5

1

5

1

AHemiparese Sinistra parese NVII S ec SNH Hemiparese Sinistra parese NVII S ec SNH Hemiparese Sinistra parese NVII S ec SNH

PInfus RL 20 tpm

Citicoline 2x250 mg (i.v)

Piracetam 12 gr/24jam

Aspilet 80 mg (1-0-0)

Infus RL 20 tpm

Citicoline 2x250 mg (i.v)

Piracetam 12 gr/24jam

Aspilet 80 mg (1-0-0)

Infus RL 20 tpm

Citicoline 2x250 mg (i.v)

Piracetam 12 gr/24jam

Aspilet 80 mg (1-0-0)

27/4/201128/4/201129/4/2011

SLemah anggota gerak kiri, suara parau, sulit menelanLemah anggota gerak kiri, sulit menelanLemah anggota gerak kiri, suara parau, batuk

OE4 V5 Mx

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 82x/menit

RR : 22x/menit

pupil isokor 2mm/2mm,

Ref.chy +/+

MMT

5

1

5

1

E4V5M6

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 76x/menit

RR : 24x/menit

Temp : 36,1oC

pupil isokor 2mm/2mm ,

Ref.chy +/+

MMT

5

1

5

1

E4V5M6

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

RR : 24x/menit

Temp : 36,7oC

pupil isokor 2mm/2mm

Ref.chy +/+

MMT

5

1

5

1

AHemiparese Sinistra parese NVII S ec SNH Hemiparese Sinistra parese NVII Sinistra ec SNH Hemiparese Sinistra, parese NVII, N IX dan N XSinistra ec SOL

PInfus RL 20 tpm

Citicoline 2x250 mg (i.v)

Piracetam 12 gr/24jam

Aspilet 80 mg (1-0-0)

Infus RL 20 tpm

Citicoline 2x250 mg (i.v)

Piracetam 12 gr/24jam

Aspilet 80 mg (1-0-0)

Infus RL 20 tpm

Citicoline 2x250 mg (i.v)

Piracetam 12 gr/24jam

30/4/20112/5/20113/5/2011

SLemah anggota gerak kiri, sulit menelan, suara parau,Lemah anggota gerak kiri, sulit menelan, sakit kepalaLemah anggota gerak kiri, sulit menelan air, batuk, sakit kepala

OE4 V5 M6TD : 120/80 mmHg

Nadi : 82x/menit

RR : 22x/menit

pupil isokor 2mm/2mm,

Ref.chy +/+

MMT

5

1

5

1

E4V5M6

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 76x/menit

RR : 24x/menit

Temp : 36,1oC

pupil isokor 2mm/2mm ,

Ref.chy +/+

MMT

5

1

5

1

E4V5M6

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

RR : 24x/menit

Temp : 36,7oC

pupil isokor 2mm/2mm

Ref.chy +/+

MMT

5

1

5

1

AHemiparese Sinistra, parese NVII, N IX dan N X, N XI, N XII Sinistra ec SOLHemiparese Sinistra, parese NVII, N IX dan N X, N XI, N XII Sinistra ec SOLHemiparese Sinistra, parese NVII, N IX dan N X, N XI, N XII Sinistra ec SOL

PInfus RL 20 tpm

Citicoline 2x250 mg (i.v)

Piracetam 12 gr/24jam

Infus RL 20 tpm

Citicoline 2x250 mg (i.v)

Piracetam 12 gr/24jam

Kalmetason 4x2ampInfus RL 20 tpm

Citicoline 2x250 mg (i.v)

Piracetam 12 gr/24jam

Kalmetason 4x1amp

RENCANA PEMERIKSAAN LANJUTANKarena belum diketahui asal tumor apakah berasal dari primer atau metastase dari mana maka dilakukan pemeriksaan menyeluruh dalam tubuh meliputi

1. Foto Thorak

2. USG Abdomen

3. Pemeriksaan PSABAB III

TINJAUAN PUSTAKA

TUMOR OTAK

Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak 10% dari neoplasma seluruh tubuh, dengan frekwensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di Amerika di dapat 35.000 kasus baru dari tumor otak setiap tahun, sedang menurut Bertelone, tumor primer susunan saraf pusat dijumpai 10% dari seluruh penyakit neurologi yang ditemukan di Rumah Sakit Umum. Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan.Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 30-70 dengan pundak usia 40-65 tahun.

Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit menegakkan diagnosa tumor otak apalagi membedakan yang benigna dan yang maligna, karena gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan masa tumor dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari masa tumor kejaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan destruksi dari jaringan otak. Walaupun demikian ada bebrapa jenis tumor yang mempunyai predileksi lokasi sehingga memberikan gejala yang spesifik dari tumor otak Dengan pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi hampir pasti dapat dibedakan tumor benigna dan maligna.

II.KLASIFIKASI

GEJALA KLINIS

Tumor otak merupakan penyakit yang sukar terdiagnosa secara dini, karena pada awalnya menunjukkan berbagai gejala yang menyesatkan dan meragukan tapi umumnya berjalan progresif.

Manifestasi klinis tumor otak dapat berupa:

Gejala serebral umum, nyeri kepala, kejang

Gejala tekanan tinggi intrakranial

Gejala tumor otak yang spesifik

Gejala serebral umum

Dapat berupa perubahan mental yang ringan (Psikomotor asthenia), yang dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa: mudah tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin diketemukan ansietas dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 2/3 kasus. Nyeri Kepala

Diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala awal tumor otak adalah nyeri kepala. Sedangkan gejala lanjut diketemukan 70% kasus. Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai berat dan berdenyut, umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat bangun tidur pagi serta pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi intrakranial. Adanya nyeri kepala dengan psikomotor asthenia perlu dicurigai tumor otak.

Muntah

Terdapat pada 30% kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala. Lebih sering dijumpai pada tumor di fossa posterior, umumnya muntah bersifat proyektif dan tak disertai dengan mual.

Kejang

Bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25% kasus, dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut.

Diperkirakan 2% penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak. Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak bila:

- Bagkitan kejang pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun

- Mengalami post iktal paralisis

- Mengalami status epilepsi

- Resisten terhadap obat-obat epilepsi

- Bangkitan disertai dengan gejala TTIK lain

Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor otak dikorteks, 50% pasien dengan astrositoma, 40% pada pasen meningioma, dan 25% pada glioblastoma.

Gejala Tekanan Tinggi Intrakranial

Berupa keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yang timbul pada pagi hari dan malam hari, muntah proyektil dan penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan diketemukan papil odem. Keadaan ini perlu tindakan segera karena setiap saat dapat timbul ancaman herniasi. Selain itu dapat dijumpai parese N.VI akibat teregangnya N.VI oleh TTIK. Tumor-tumor yang sering memberikan gejala TTIK tanpa gejala-gejala fokal maupun lateralisasi adalah meduloblatoma, spendimoma dari ventrikel III, haemangioblastoma serebelum dan craniopharingioma.

Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi:

Lobus frontal

Menimbulkan gejala perubahan kepribadian

Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontra lateral, kejang fokal

Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster kennedy

Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia.

Lobus parietal

Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi homonym

Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada girus angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmanns

Lobus temporal

Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor, yang didahului dengan aura atau halusinasi

Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan hemiparese

Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan gejala choreoathetosis, parkinsonism.

Lobus oksipital

Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan penglihatan

Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia berkembang menjadi hemianopsia, Tumor di ventrikel ke III

Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala menimbulkan obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi peninggian tekanan intrakranial mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan kabur, dan penurunan kesadaran.Tumor di cerebello pontin angle

Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma

Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa gangguan fungsi pendengaran Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah pontin angel

Tumor Hipotalamus

- Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe

Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan perkembangan seksuil pada anak-anak, amenorrhoe, dwarfism, gangguan cairan dan elektrolit, bangkitan.Tumor di cerebelum

Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat terjadi disertai dengan papil odem Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme dari otot-otot servikal

Tumor fosa posterior

Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai dengan nystacmus, biasanya merupakan gejala awal dari medulloblastoma.IV. PEMERIKSAAN-PEMERIKSAAN PENUNJANG

Setelah diagnosa klinik ditentukan, harus dilakukan pemeriksaan yang spesifik untuk memperkuat diagnosa dan mengetahui letak tumor.

Elektroensefalografi (EEG)

Foto polos kepala

Computerized Tomografi (CT Scan)

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

V. GAMBARAN CT SCAN TUMOR OTAK BENIGNA

CT Scan merupakan alat diagnostik yang penting dalam evaluasi pasien yang diduga menderita tumor otak. Sensitifitas CT Scan untuk mendeteksi tumor yang berpenampang kurang dari 1 cm dan terletak pada basis kranil.

Gambaran CT Scan pada tumor otak, umumnya tampak sebagai lesi abnormal berupa massa yang mendorong struktur otak disekitarnya. Biasanya tumor otak dikelilingi jaringan udem yang terlihat jelas karena densitasnya lebih rendah. Adanya kalsifikasi, perdarahan atau invasi mudah dibedakan dengan jaringan sekitarnya karena sifatnya yang hiperdens. Beberapa jenis tumor akan terlihat lebih nyata bila pada waktu pemeriksaan CT Scan disertai dengan pemberian zat kontras.

Penilaian CT Scan pada tumor otak:

Tanda proses desak ruang:

o Pendorongan struktur garis tengah itak

o Penekanan dan perubahan bentuk ventrikel

Kelainan densitas pada lesi: hipodens, hiperdens atau kombinasi, kalsifikasi, perdarahan

Perifokal odemPenatalaksanaan

Tiga Metode Utama

Surgery

Radiotherapy

Chemotherapy

Terapi Pre-Surgery

Steroid ( menghilangkan swelling, contoh dexamethasone atau prednison

Anticonvulsant ( untuk mencegah dan mengontrol kejang, seperti carbamazepine

Shunt ( digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal

Radioterapi

Menggunakan sinar peng-ion untuk mematikan sel tumor

Terapi lokal - regional

Tujuan terapi Rt ( Membunuh sel tumor sebanyak

Menghilangkan simptoms pada penderita dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup

Terapi pembedahan ( Merupakan pilihan utama penatalaksanaan untuk mengangkat tumor

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang mengarahkan pada SOL di otak yang mungkin disebabkan oleh proses metastase dr organ lain.

1. Adanya riwayat nyeri kepala yang sering dimana salah satu trias dari SOL adalah nyeri kepala.

2. Dari hasil anamnesa tidak didapatkan bahwa pasien pernah mengalami kejang yang merupakan salah satu dari gejala klinis SOL3. Pada pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran composmentis, keadaan umum sakit sedang dengan tanda-tanda vital nadi, respirasi dan suhu dalam batas normal. Pada pemeriksaan peningkatan reflek fisiologi tapi tidak ditemukan adanya reflek patologis, tidak ditemukan adanya lateralisasi, pada pemeriksaan nervus kranialis didapatkan kelainan pada N VII, N IX, N X, N XI dan N XII . Diaman berdasar teori kelumpuhan jenis ini mengarah pada tumor infratentorial. 4. Hasil pemeriksaan penunjang CT Scan ditemukan gambaran hipodens yang menunjukkan gambaran iskemi sehingga awalnya pasien didiagnosa strok non hemoragik. Namun ketika dilakukan pemeriksaan MS Ct dengan kontras Ada massa pada hemisfer dextra crebral, odema pada glia pada dorsoparietal, obstruksi ventrikel lateralis dextra dan midline shift ke sinistra sehingga menunjukkan bahwa di otak pasien terdapat massa (SOL)BAB V

PENUTUP

Tumor otak termasuk penyakit yang sulit terdiagnosa secara dini. Secara klinis sukar membedakan antara tumor otak yang benigna atau yang maligna, karena gejala yang timbul ditentukan pula oleh lokasi tumor, kecepatan tumbuhnya, kecepatan terjadi tekanan tinggi intrakranial dan efek masa tumor ke jaringan otak.

Dipikirkan menderita tumor otak bila didapat adanya gangguan cerebral umum yang bersifat progresif, adanya gejala tekanan tinggi intrakranial dan adanya gejala sindrom otak yang spesifik.

Pemeriksaan radiologi, dalam hal ini CT Scan berperan dalam diagnosa tumor otak, sedang diagnosa pasti tumor otak benigna atau maligna dengan pemeriksaan patologi-anatomi.

1