lapsus perio
DESCRIPTION
dokter gigiTRANSCRIPT
INFORMASI KASUS
Anamnesis
Pada tanggal 14 Februari 2012 seorang pasien berinisial D, Wanita,
berusia 35 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas
Trisakti bagian Periodonti dengan tujuan untuk membersihkan karang gigi dan
pasien mengeluh giginya banyak yang goyang.
Keluhan Utama :
Gigi goyang pada regio depan bawah yaitu gigi 31, 41, 42, 45, 47.
Riwayat Kesehatan Umum
Pasien belum pernah melakukan pemeriksaan kesehatan umum.
Berdasarkan anamnesa tidak dicurigai menderita penyakit sistemik.
Riwayat Kesehatan Gigi
Pasien belum pernah datang ke dokter gigi. Beberapa giginya tanggal
sendiri karena goyang tanpa karies sekitar tahun 2002 ketika pasien berusia 26
tahun. Pasien menyikat giginya 3x sehari dengan cara horizontal.
Gigi goyang : 17, 27, 31, 35, 37, 41, 42, 43, 44, 45, 47.
Gigi missing : 18, 16, 26, 28, 32, 36, 38, 46, 48 (tanggal sendiri tanpa
karies)
Gigi karies : 17, 37.
Pemeriksaan Klinis
1. Pemeriksaan Ekstra Oral
Pada pemeriksaan klinis ekstra oral tidak ditemukan kelainan pada bibir,
pipi serta tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe. Adanya klicking pada
temporo mandibular joint rahang kanan dan kiri.
1
2. Pemeriksaan Intra Oral
a. Pemeriksaan mulut
Pada pemeriksaan mulut saat kunjungan pertama tanggal 14 Februari
2012, kebersihan mulut pasien jelek dengan dilakukan pemeriksaan
Papila Bleeding Index dengan score 2,7 dan HYG sebelum menggosok
gigi adalah 0 % dan setelah menggosok gigi adalah 43,25%.
Pada kunjungan kedua, 23 Februari 2012 dilakukan pemeriksaan
Papila Bleeding Index dengan score 1,8 dan HYG sebelum menggosok
gigi adalah 50% dan setelah menggosok gigi adalah 72,73 %.
Pada kunjungan ketiga, 1 Maret 2012 dilakukan pemeriksaan Papila
Bleeding Index dengan score 0,64 dan HYG sebelum menggosok gigi
adalah 64,09% dan setelah menggosok gigi adalah 86,36%.
Pada kunjungan keempat, 9 Maret 2012 dilakukan pemeriksaan
Papila Bleeding Index dengan score 0,32 dan HYG sebelum menggosok
gigi adalah 72,72 % dan setelah menggosok gigi adalah 90,9 %.
b. Pemeriksaan jaringan lunak
Pada pemeriksaan klinis intra oral, tidak ditemukan adanya kelainan pada
lidah, dasar mulut, orofaringeal dan frenulum pasien.
c. Pemeriksaan Gigi
Gigi anterior bawah mengalami mobilitas dengan derajat
kegoyangan: gigi 42 goyang derajat 3, gigi 43 goyang derajat 2 dan gigi
44 goyang derajat 2, dan adanya kontak prematur pada gigi 12, 42, 43.
d. Pemeriksaan Gingiva
Pada pemeriksaan gingiva, terdapat gingiva berwarna merah dengan
konsistensi lunak pada gigi 42,43 dan 44 dengan poket periodontal
berkisar antara 3 mm – 5 mm. Terdapat resesi gingiva pada gigi semua
gigi, berkisar antara 2 mm – 4 mm.
2
.Tabel 1. Kedalaman poket (mm) dan derajat kegoyangan kunjungan pertama
(14 Februari 2012).
GigiMB/
MLB/L
DB/
DLMLi Li DLi
Mobilita
s
42 5 5 5 3 3 3 3
43 6 3 5 6 3 5 2
44 6 5 5 6 4 5 2Ket: ML=mesiolabial, MB=mesiobukal, L=labial, B=bukal, DL=distolabial, DB :
distobukal, MLi=mesiolingual, Li=lingual, DLi=distolingual
Foto Intraoral Gigi-geligi Pasien kunjungan pertama
Gambar 1.Tampak facial. gigi 11 gangren radix. Kalkulus subgingiva pada gigi 31, 41, 42, 43 dan kalkulus supragingiva pada gigi 13, 21, 22, 31, 41, 42, 43. Gingiva berwarna kemerahan, mengalami pembengkakan, papil interdental tumpul dan stipling berkurang.
3
Gambar 2. Tampak palatal. gigi 11 GR dan gigi 18, 16, 26, 28 missing. Juga tampak migrasi gigi 12, 13, 14, 15.
Gambar 3. Tampak lingual bawah. Tampak kalkulus pada lingual gigi 31, 41, 42, 43. Gigi 38, 36, 32, 46, 48 missing. Gingiva berwarna kemerahan, mengalami pembengkakan, papil interdental tumpul dan stipling menghilang.
4
Pemeriksaan Radiografis
Gambaran panoramik (14 Februari 2012) menunjukkan adanya gambaran
radiolusen kerusakan tulang pada gigi posterior rahang atas dan hampir seluruh
regio rahang bawah. (Gambar 4)
Kerusakan tulang horizontal pada gigi : 31, 41, 42
Kerusakan tulang vertikal pada gigi : 35, 37, 42, 43, 44, 45, 47.
Gambar 4. Terlihat gambaran radiolusen pada gigi 31, 41, 42, menunjukan kerusakan tulang dengan pola horizontal dan pola vertikal pada gigi 35, 37, 42, 43, 44, 45, 47.
Pemeriksaan Laboratorium : tidak dilakukan
Diagnosis:
Berdasarkan anamnesis, gambaran klinis, dan pemeriksaan radiografik, maka
diagnosis dari kelainan ini adalah “Periodontitis Agresif Tipe Lokal (Localized
Agresif Periodontitis). Dikatakan periodontitis karena melibatkan gingiva dan
attachment apparatus, terdapat poket periodontal pada hampir seluruh gigi, dan
pada pemeriksaan radiografi menunjukkan kerusakan tulang pada hampir
5
sebagian gigi dengan kerusakan tulang berbentuk vertikal, selanjutnya dikatakan
agresif karena pasien kehilangan gigi karena lepas pertama kali pada usia 26
tahun, yaitu 9 tahun lalu, dan berdasarkan anamnesis gigi yang tanggal tersebut
karena goyang dan dikatakan lokal jika daerah yang kehilangan perlekatan dan
tulang kurang dari 30%.
Prognosis
Prognosis kasus ini baik, karena pasien menunjukkan sikap yang
kooperatif dalam menerima motivasi, edukasi, dan instruksi kontrol plak yang
diberikan, dan terlihat dari semakin meningkatnya Interdental Hygiene Index
(HYG) dan menurunnya Papilla Bleeding Index (PBI) pasien tersebut pada
setiap kunjungan.
Etiologi
Faktor lokal yang terdiri dari inisiasi yaitu plak bakteri dan kalkulus dan
predisposisi yaitu cara menyikat gigi yang salah (horizontal) kalkulus. Pada
pasien juga ditemukan adanya gangguan fungsi yaitu gangguan TMJ dan
klicking.
Faktor sistemik yang kemungkinan dapat menyebabkan periodontitis
yaitu penyakit hormonal seperti Diabetes Melitus. Diabetes Melitus merupakan
penyakit metabolisme yang ditandai dengan hipofungsi dari sel B pada pulau
langerhans didalam pankreas.
6
RENCANA PERAWATAN
Perawatan Fase I (Fase Etiotropik)
Setelah diagnosis ditegakkan, dilakukan perawatan fase I yaitu fase
etiotropik, yang terdiri dari motivasi, edukasi, dan instruksi. Motivasi meliputi
menjelaskan pada pasien mengenai patogenesis, terapi, dan pencegahan penyakit
periodontal, mengubah kebiasaan buruk, dan melakukan PBI dan HYG, edukasi
kepada pasien yaitu menjelaskan dan mengajarkan cara menyikat gigi yang baik
dan benar 2x ( pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur), kontrol kedokter
gigi setiap enam bulan sekali, menunjukkan tanda-tanda penyakit periodontal,
plak, perdarahan dan poket. Instruksi kepada pasien agar mengurangi makanan
yang manis, asam, berwarna, terlalu panas dan terlalu dingin. Melakukan
coronoplasty gigi 12, 42, 43 karena ada kontak prematur. Perawatan fase I ini
dilakukan sehingga tercapai tingkat kesehatan rongga mulut yang lebih baik.
Perawatan Fase II (Fase Bedah)
Pada fase II kuretase gigi 17, 27, 35, 37 dan kuretase dengan pemberian
bone graft pada gigi 42,43 dan 44. Tujuan pemberian bone graft adalah untuk
mengurangi kedalaman poket periodontal, peningkatan perlekatan secara klinis,
pengisian tulang di daerah defek dan regenerasi tulang baru, sementum dan
ligamen periodontal. Dengan demikian akar gigi diharapkan dapat terdukung
dengan lebih baik.
Perawatan Fase III (Fase Restoratif)
Ppembuatan gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) untuk menggantikan
gigi 11, 16, 26, 32, 36, 46. Serta penambalan pada gigi 17, 37, pencabutan pada
gigi 11, 31, 42, 45, 47.
7
Perawatan Fase IV
Pada fase IV kontrol berkala minggu 1, 2, 4 dan 6 pasca kuretase dan
untuk melihat apakah muncul kelainan patologis baru. Disamping itu dilakukan
kontrol plak guna menjaga kebersihan mulut pasien dan mencegah terjadinya
rekurensi.
PERAWATAN :
Perawatan Fase I (Non Bedah)
Tanggal 14/02/2012 :Indikasi, foto panoramik, foto intra oral ,
pengukuran poket, kontrol plak, pemeriksaan PBI & HYG I,
Tanggal 23/02/2012 : skeling, penghalusan akar, cetak model studi,
dan pemeriksaan PBI & HYG II
Tanggal 01/03/2012 : pengukuran poket dan pemeriksaan PBI & HYG
III
Tanggal 09/03/2012 : pengukuran poket dan pemeriksaan PBI & HYG
IV
Tanggal 19/3/2012 : pengukuran poket dan coronoplasty gigi 12, 42,
43
Tabel 2. Hasil PBI-HYG
PBIHYG
Sebelum Sesudah14/02/2012 2,7 0% 43,25%23/02/2012 1,8 50% 72,73%1/3/2012 0,64 68,18% 86,36%9/3/2012 0,32 72,72% 90,9%
8
Pemeriksaan PBI dilakukan dengan cara : Prob WHO dimasukkan ke
dalam sulkus gingiva sedalam 1mm (bulatan Prob masuk dalam sulkus)
kemudian digerakkan ringan dari dasar sulkus ke puncak papil. 0 = tidak ada
perdarahan, 1 = perdarahan berupa titik, 2 = perdarahan berupa garis, 3 =
perdarahan berupa segitiga, 4 = perdarahan spontan.
PBI = jumlah skor perdarahan
Jumlah papil yang diperiksa
Pemeriksaan HYG dilakukan sebelum dan sesudah menyikat gigi,
dengan cara : menggunakan disclosing solution yang diteteskan 2-3 tetes
dibawah ujung lidah kemudian dikulum dengan menggunakan air liur pasien.
Lihat pada daerah interdental, positif jika pada daerah interdental terdapat warna
merah dari disclosing solution dan negatif jika tidak terdapat warna merah pada
daerah interdental.
HYG = jumlah interdental papil yang bebas plak X 100%
Jumlah interndental papil yang diperiksa
Ketika dilakukan pemeriksaan PBI dan HYG, pasien diajarkan cara
menyikat gigi dengan teknik Bass untuk kondisi mulut normal. Teknik Bass
yaitu bulu sikat gigi masuk ke dalam sulkus, posisi sikat 45 derajat terhadap
sumbu gigi, kemudian digetarkan 20x pada tiap lokasi. Tiap lokasi meliputi 3-4
gigi. Jika pasien mengalami resesi gingiva, seperti pada pasien ini, maka
diajarkan teknik Stillman. Teknik Stillman yaitu dengan posisi bulu sikat
sebagian ada di gingiva sebagian di mahkota gigi, mengarah ke apikal dengan
sudut miring terhadap aksis gigi, tidak boleh masuk sulkus, digetarkan sebanyak
20x lalu ditarik ke koronal.
Setelah fase I, maka dilakukan evaluasi kedalaman poket. Apabila pada
kunjungan berikutnya poket periodontal hilang atau berkurang dan gingiva
sudah normal, maka tidak perlu dilakukan perawatan fase II. Tetapi bila pada
9
kunjungan tersebut masih terdapat poket periodontal, maka perlu dilakukan
perawatan fase II yang meliputi kuretase atau bedah flep.
Pada perawatan fase I tidak terjadi penurunan poket yang berarti
terutama pada gigi 42, 43, 44 dimana jenis poket merupakan poket infraboni
dengan kerusakan tulang vertikal . Oleh karena itu dilakukan perawatan fase II
yaitu kuretase disertai pemberian bone graft pada gigi 42,43, dan 44. Hal ini
mungkin disebabkan oleh adanya sisa plak dan bakteri kalkulus didalam poket
yang tidak terjangkau oleh skeler sehingga perawatan kurang optimal. Sebelum
dilakukan fase II pada tanggal 19/03/2012 di lakukan coronoplasty pada gigi 12,
42, 43 karena adanya kontak prematur.
Hasil terakhir pemeriksaan PBI diperoleh skor 0,32 dan HYG setelah
menyikat gigi 90,9% sehingga direncanakan untuk dilakukan kuretase. Sebelum
kuretase, dilakukan pemeriksaan kedalaman poket dengan hasil sbb:
Tabel 3. Kedalaman poket sebelum dan sesudah perawatan fase I
ML/MB L/B DL/DB MLi Li DLiGig
iSblm
Ssdh
Sblm
Ssdh
Sblm
Ssdh
Sblm
Ssdh
Sblm
Ssdh
Sblm
Ssdh
42 5 4 5 4 5 4 3 3 3 3 3 343 6 4 3 3 5 4 6 4 3 3 5 444 6 5 5 4 5 4 6 5 4 3 5 3
Ket: ML=mesiolabial, MB=mesiobukal, L=labial, B=bukal, DL=distolabial, DB : distobukal, MLi=mesiolingual, Li=lingual, DLi=distolingual, sblm=sebelum,
ssdh=sesudah
10
PROSEDUR KURETASE, INSTRUKSI, DAN EVALUASI
PASCA KURETASE
Prosedur Kuretase
Fase I menunjukkan perubahan poket secara bermakna dan masih
terdapat poket periodontal maka dilakukan perawatan fase II (fase bedah).
Jalannya operasi pada tanggal 20 Maret 2012 adalah :
1. Sebelum dilakukan tindakan kuretase, pasien terlebih dahulu
menandatangani informed consent.
2. Persiapan instrumen dan bahan untuk kuretase (Gambar 5)
Alat : kaca mulut, pinset, cheek retractor, sonde, probe WHO dan
konvensional, duk steril, kuret Gracey nomor 1, 2, 3, dan 4, scaler,
saliva ejector dan disposible siringe, scalpel, benang jait, Needle holder,
spatula, dan glass plate.
Bahan : bone graft, larutan Betadine, larutan H2O2 3%, larutan aqua
bidestilata steril, Pehacain, kapas, kassa, alkohol, Vaselin, masker dan
sarung tangan.
3. Pengukuran tekanan darah pasien : 110/70 mmHg.
4. Pasien dipersilahkan duduk, kemudian dipasangkan duk steril
5. Aplikasi larutan Betadine ekstra oral (Gambar 6) dan intra oral
(Gambar 7).
6. Anestesi infiltrasi pada daerah mucobukal fold dan anestesi infiltrasi pada lingual masing-masing diantara gigi 42-43 (Gambar 8) dan di antara gigi 43-44 (Gambar 9).
7. Kemudian diperiksa apakah larutan anestesi telah bekerja dengan
menggunakan pinset.
8. Setelah anestesi berhasil, dilakukan scalling terlebih dahulu dengan
scaler untuk membersihkan kalkulus membantu membuka poket
(Gambar 10).
11
9. Kemudian lakukan open kuretase dengan insisi untuk memisahkan papil
interdental bagian labial dan lingual dan jaringan patologis dibuang
dengan alat kuret :
Alat kuret dimasukkan sampai ke dasar poket dengan bagian tajam
menghadap ke gingiva. Gingiva bagian luar ditahan dengan jari telunjuk
dan ibu jari. Alat ditarik dari apikal ke koronal secara berulang-ulang
hingga jaringan patologis bersih serta terlihat adanya darah segar
(Gambar 11, 12 dan 13).
10. Daerah yang telah dilakukan kuret diirigasi dengan larutan H2O2 3%
(Gambar 14).
11. Kemudian dibilas dengan akuabides (Gambar 15).
12. Bila masih ada jaringan patologis setelah irigasi, maka langkah 7 dan 8
diulangi sampai daerah kuret benar-benar bersih dan menyisakan
jaringan sehat.
13. Kemudian bahan bone graft dimasukkan dengan menggunakan semen
spatula ke dalam interdental gigi 42-43 dan 43-44 (Gambar 16).
14. Gingiva dikembalikan ke posisi semula dan diadaptasi dari arah apikal ke
arah koronal kemudian dilakukan penjahitan interrupted (Gambar 17).
15. Setelah dijahit isolasi daerah operasi dari saliva, kemudian keringkan
daerah operasi dengan kassa steril, lalu pack periodontal dipasang pada
bagian labial dan lingual (Gambar 18).
12
Gambar 5. Persiapan instrumen dan bahan untuk kuretase
Gambar 6. Aplikasi larutan Betadine ekstra oral
13
Gambar 7. Aplikasi larutan Betadine intra oral
Gambar 8. Anastesi infiltrasi di mucobukal fold antara gigi 42-43
14
Gambar 9. Anestesi infiltrasi di mucobukal fold antara gigi 43-44
Gambar 10. Scalling daerah operasi
15
Gambar 11. Kuretase jaringan patologis
Gambar 12. Jaringan patologis dan nekrotik dari gigi 42,43 dan 44
16
Gambar 13. Open kuretase hingga terpisahnya interdental bagian labial dan lingual gigi
42-43, 43-44.
Gambar 14. Irigasi dengan larutan H2O2 3 %
17
Gambar 15. Bilas dengan akuabides
Gambar 16. Bone graft dimasukkan dengan menggunakan semen spatula pada interdental gigi 42-43 dan 43-44 .
18
Gambar 17. Penjahitan setelah penggunaan bone graft pada papil interdental gigi 42-43, 43-44
Gambar 18. Daerah operasi ditutup dengan pack
19
Instruksi pada pasien:
1. Pemberian post medikasi berupa Amoxicilin 500 mg 3 kali sehari selama 5
hari.
2. Pemberian obat kumur klorheksisdin 0,2% sebanyak 150 ml.
3. Makan makanan yang lunak dan tidak boleh makan makanan yang
merangsang seperti makanan panas, asam dan pedas.
4. Istirahat yang cukup.
5. Membersihkan gigi pada daerah kuret dengan kapas basah selama 3 hari
setelah operasi, dilanjutkan dengan kasa basah sampai tanda peradangan
hilang ± 2 minggu, lalu menyikat gigi dengan metode Charter ± 6 bulan pasca
bedah yaitu dengn cara bulu sikat 450 menghadap koronal, kepala sikat
menyentuh ginggiva (massage gingiva) dan gerakan maju mundur kemudian
buang ke koronal .
6. Jika terjadi perdarahan tidak berhenti atau rasa sakit hebat, pasien diminta
kembali ke RSGM Trisakti secepatnya tanpa harus menunggu waktu kontrol.
7. Kontrol secara berkala (1 minggu, 2 minggu, 4 minggu setelah kuretase).
Evaluasi Pasca-Kuretase
Kontrol I
Satu minggu setelah kuretase, 27 Maret 2012 (Gambar 19,20 dan
tabel.4). Saat anamnesis pasien mengeluh jahitan lepas pada hari ke-5 , pek
lepas pada hari ke-3 dan sedikit ngilu. Dari pemerikasaan ekstra oral terlihat
tidak ada pembengkakan dan pasien terlihat sehat. Pemeriksaan intra oral sedikit
perdarahan pada papil interdental 42-43. Papil interdental 42-43, 42-43, 43-44
berwarna merah, 42-43 terdapat pembengkakan, bentuk ujung papil membulat,
konsistensi lunak pada gigi 42-43 dan kenyal pada gigi 44. Marginal gingiva
gigi 42-43 berwarna merah, terdapat sedikit pembesaran, perdarahan, dan
20
palpasi terasa kenyal. Sedangkan gigi 44 tidak ada kelainan. Attached gingiva
gigi 42, 43, 44 tidak ada kelainan. Dilakukan pemasangan pack kembali pada
gigi 42, 43, 44 karena bagian interdentalnya masih terbuka. Terlihat resesi
gingiva pada gigi 42 bagian labial mesial sebesar 1 mm, bagian labial distal dan
bukal 1mm. Pada bagian lingual gigi 42 1mm. Pada gigi 43 tidak terlihat resesi
gingiva. Gigi 44 bagian labian mesial 1mm dan bagian lingual 2 mm. Instruksi
untuk membersihkan gigi dengan kasa basah sampai kurang lebih 2 minggu dan
menghindari makan makanan yang keras pada daerah operasi.
Tabel 4. Hasil kontrol pertama
Gigi
Mobilitas
Gingiva TANDA PERADANGAN
Warna Konsistensi Bengkak
(+/-)
Berdarah
(+/-)
4202
Marginal
Papil
Attached
Merah
Merah
Merah Muda
Lunak
Lunak
Kenyal
+
+
-
+
+
-
4301
Marginal
Papil
Attached
Merah
Merah
Merah Muda
Lunak
Lunak
Kenyal
+
+
-
+
+
-
4401
Marginal
Papil
Attached
Merah Muda
Merah
Merah Muda
Kenyal
Kenyal
Kenyal
-
-
-
-
-
-
21
Gambar 19. Satu minggu sesudah kuretase. Tampak papil interdental 42-43, 43-44 berwarna merah, bentuk ujung papil membulat.
Gambar 20. Satu minggu sesudah kuretase. Tampak perdarahan pada papil interdental 42-43, 43-44, jahitan dan pack sudah lepas.
22
Dua minggu setelah kuretase, 4 April 2012 (Gambar 21,22 dan tabel 5).
Saat anamnesis pasien tidak ada keluhan. Dari pemerikasaan ekstra oral terlihat
tidak ada pembengkakan dan pasien terlihat sehat. Pemeriksaan intra oral tidak
ada perdarahan, papil Interdental 42-43-44 berwarna merah muda,
pembengkakan hanya pada papil Interdental 42-43, bentuk ujung papil
membulat , dan palpasi terasa kenyal. Marginal gingiva gigi 42, 43, 44 tidak ada
kelainan. Attached gingiva gigi 42, 43, 44 tidak ada kelainan. Terlihat resesi
gingiva padagigi 42 bagian labial mesial sebesar 2 mm, bagian labial distal dan
bukal 1 mm. Pada bagian lingual gigi 42 1mm. Pada gigi 43 tidak terlihat resesi
gingiva. Gigi 44 bagian labian mesial 1mm dan bagian lingual 2 mm. Instruksi
untuk menyikat dengan metode Charter dan menghindari makan makanan yang
keras pada daerah operasi.
Tabel 5. Hasil kontrol kedua
Gigi
Moilitas
Gingiva TANDA PERADANGAN
Warna Konsistensi Bengkak
(+/-)
Berdarah
(+/-)
4201
Marginal
Papil
Attached
Merah Muda
Merah Muda
Merah Muda
Kenyal
Kenyal
Kenyal
-
-
-
-
-
-
43
0
Marginal
Papil
Attached
Merah Muda
Merah Muda
Merah Muda
Kenyal
Kenyal
Kenyal
+
+
-
-
-
-
4401
Marginal
Papil
Attached
Merah Muda
Merah Muda
Merah Muda
Kenyal
Kenyal
Kenyal
-
-
-
-
-
-
23
Gambar 21. Dua minggu sesudah kuretase Pada papil interdental 42-43, 43-44 berwarna merah, bentuk ujung papil membulat.
Gambar 22. Dua minggu sesudah kuretase. Tampak sudah tidak perdarahan dan tanda-tanda peradangan pada bagian lingual.
24
Empat minggu setelah kuretase, 19 April 2012 (Gambar 23,24 dan tabel
6). Saat anamnesis pasien tidak ada keluhan. Dari pemerikasaan ekstra oral
terlihat tidak ada pembengkakan dan pasien terlihat sehat. Pemeriksaan intra oral
tidak ada perdarahan, Interdental papil, Marginal gingiva, dan Attached gingiva
42-43-44 tidak ada kelainan. Terlihat resesi gingiva pada bagian labial gigi 42
sebesar 2 mm dan bagian lingual 2mm . Pada gigi 43 tidak terlihat resesi
gingiva. Gigi 44 bagian mesial labial sebesar 2 mm, sedangkan bagian palatal 2
mm. Instruksi untuk menyikat gigi dengan metode Stillman.
Tabel 6. Hasil kontrol ketiga
Gigi
Mobilitas
Gingiva TANDA PERADANGAN
Warna Konsistensi Bengkak
(+/-)
Berdarah
(+/-)
4201
Marginal
Papil
Attached
Merah Muda
Merah Muda
Merah Muda
Kenyal
Kenyal
Kenyal
-
-
-
-
-
-
43
0
Marginal
Papil
Attached
Merah Muda
Merah Muda
Merah Muda
Kenyal
Kenyal
Kenyal
-
-
-
-
-
-
4401
Marginal
Papil
Attached
Merah Muda
Merah Muda
Merah Muda
Kenyal
Kenyal
Kenyal
-
-
-
-
-
-
25
Gambar 23. Empat minggu sesudah kuretase. Tampak sudah tidak ada tanda-tanda peradangan.
Gambar 24. Empat minggu sesudah kuretase. Tampak sudah tidak ada tanda-tanda peradangan.
26
Gambaran Radiografis :
Gambar 25. Kunjungan pertama terlihat gambaran radiolusen pada gigi 42,43 dan 44 menunjukan kerusakan tulang secara vertikal.
Gambar 26. Sebelas minggu setelah kuretasei terlihat gambaran yang lebih radioopak pada gigi 42,43 dan 44 yang menunjukan adanya peningkatan kepadatan dan volume tulang ± 1-2 mm.
27
PENUTUP
Pasien wanita, berinisial D, berusia 35 tahun dengan keluhan gigi goyang
pada bagian gigi depan bawah dan pada pemeriksaan klinis ditemukan karang
gigi yang cukup banyak pada seluruh gigi pasien. Pasien di diagnosis menderita
Localized Agressive Periodontitis karena pasien telah kehilangan gigi sejak ± 9
tahun yang lalu saat berusia 26 tahun dan pada gambaran radiografis terlihat
adanya kerusakan tulang horizontal dan sebagian besar vertikal. Pada pasien ini
dilakukan open kuretase disertai pemberian bone graft pada gigi 42, 43, 44.
Etiologi penyakit ini disebabkan oleh karena faktor lokal yang terdiri dari
inisiasi yaitu plak bakteri dan cara menyikat gigi yang salah (horizontal) dan
predisposisi yaitu kalkulus dan resesi gingiva. Kegoyangan gigi dapat berkurang
jika faktor etiologi seperti plak dan kalkulus dihilangkan.
Hasil perawatan fase I menunjukkan adanya peningkatan nilai index
HYG dan penurunan nilai index PBI. Setelah dilakukan tindakan kuretase,
terlihat adanya perbaikan yang ditunjukkan dengan penurunan kedalaman poket
periodontal. Pencegahan rekurensi dilakukan dengan memberikan instruksi agar
pasien menjaga kebersihan mulutnya dan melakukan kunjungan ke dokter gigi
minimal 6 bulan sekali.
Evaluasi paska kuretase dilakukan 1 minggu, 2 minggu dan 4 minggu
setelah kuretase. Pada evaluasi 1 minggu setelah kuretase pada anamnesis pasien
mengatakan jahitan dan pack sudah terlepas, sedikit perdarahan pada papil
interdental 42-43. Papil interdental 42-43 42-43, 43-44 berwarna merah, 42-43
terdapat pembengkakan, bentuk ujung papil membulat, konsistensi lunak pada
gigi 42-43 dan kenyal pada gigi 44. Marginal gingiva gigi 42-43 berwarna
merah, terdapat sedikit pembesaran, dan konsistensi kenyal. Sedangkan gigi 44
tidak ada kelainan. Attached gingiva gigi 42, 43, 44 tidak ada kelainan.
Dua minggu setelah kuretase, anamnesis pasien tidak ada keluhan. Papil
interdental 42-43-44 berwarna merah muda, pembengkakan hanya pada papil
28
interdental 42-43, bentuk ujung papil membulat , dan konsistensi kenyal.
Marginal gingiva dan Attached gingiva gigi 42, 43, 44 tidak ada kelainan.
Empat minggu setelah kuretase, anamnesis tidak ada keluhan. Papil
interdental, marginal gingiva dan Attached gingiva 42-43-44 tidak ada kelainan.
Terlihat resesi gingiva pada bagian labial gigi 42 sebesar 2 mm dan bagian
lingual 2mm . Pada gigi 43 tidak terlihat resesi gingiva. Gigi 44 bagian mesial
labial sebesar 2 mm, sedangkan bagian palatal 2 mm. Setelah dilakukan
pengukuran poket, terdapat pengurangan kedalaman poket secara bermakna
dibandingkan dengan kedalaman poket sebelum kuretase. Pengurangan poket
tersebut dari 5-3 mm menjadi 2-0 mm sedangkan resesi gingiva mengalami
peningkatan dari 1 menjadi 2 mm.
Setelah dilakukan tindakan kuretase disertai pemberian bone graft ,
terlihat adanya perbaikan bermakna yang ditunjukkan dengan penurunan
kedalaman poket periodontal, peningkatan kepadatan dan volume tulang ± 1-2
mm.
29
LAMPIRAN
Tabel 1. Papila Bleeding Index dan Interdental Hygiene Index
Kunjungan PBI
HYG
Sebelum Setelah Sebelum menyika
t gigi
Sesudah menyikat
gigi skeling skeling
14 Februari 2012 2,7 0% 45,45%
23 Februari
2012 1,8 50% 72,73%
1 Maret 2012
9 Maret 2012
0,64
0,32
68,18%
72,72%
86,36%
90,9%
Tabel 2. Kedalaman Poket dan Mobilitas gigi
Gigi
Mesio Labial/bukal
Labial/Bukal
Disto Labial/Bukal
Mesio palatal/lingual
Palatal/Lingual
Disto Palatal/Lingual
A B C A B C A B C A B C A B C A B C A C42 5 4 1 5 4 0 5 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 143 6 4 1 3 3 0 5 4 2 6 4 1 3 3 1 5 4 1 2 044 6 5 3 5 4 1 5 4 2 6 5 2 4 3 0 5 3 0 2 1
Keterangan :A = kedalaman poket sebelum skeling (mm)B = kedalaman poket setelah skeling (mm)C = kedalaman poket setelah kuretase (mm)
30
MobilitaSSsas
Tabel 3. Resesi Gingiva
Keterangan :A = resesi gingiva sebelum kuretase (mm)B = resesi gingiva setelah kuretase (mm)
Tabel 4. Evaluasi Pasca Bedah
27 Maret 2012 4 April 2012 19 April 2012 7 hari 14 hari 28 hari
Anamnesis Jahitan lepas pada hari ke-5 , pek lepas pada hari ke-3
dan gigi sedikit ngilu.Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Ekstra Oral Tidak ada pembengkakan Ttidak ada pembengkakan Tidak ada pembengkakan
Papil Interdenta
l
W: 42-43, 43-44: merah P : 42-43 ada
pembengkakan
B : membuat Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
K : 42-43 lunak, 44 normal
Marginal Gingiva
Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Attached Gingiva
Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Keterangan : W = warna; P = pembengkakan; B = bentuk; K = konsistensi
31
Gigi 42 43 44
A B A B A B
Labial 1 2 0 0 1 2
Lingual 1 2 0 0 2 2
32