lapsus mola hidatidosa h1a 009 009

50
Nama : Mc. Syaiful Ghazi Yamani Nim : H1A009009 Laporan Kasus Mola Hidatidosa Supervisor dr. H. Agus Thoriq, Sp.OG

Upload: mc-yayan

Post on 19-Dec-2015

281 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

te

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Nama : Mc. Syaiful Ghazi Yamani

Nim : H1A009009

Laporan Kasus Mola Hidatidosa

Supervisordr. H. Agus Thoriq, Sp.OG

Page 2: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Pendahuluan

Page 3: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Kehamilan dapat fisiologis ataupun patologis. Kehamilan patologis bisa terjadi selama perjalanan kehidupan janin, namun dapat pula patologis sejak awal.

Salah satu kehamilan patologis yang terjadi sejak awal adalah karena kelainan kromosom.

Page 4: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

kelainan yang bisa terjadi adalah Molahidatidosa, merupakan kehamilan abnormal yang sebagian atau seluruh vili korialisnya mengalami degenerasi berupa gelembung

Frekuensi mola hidatidosa pada wanita Asia lebih tinggi (1 per 120 kehamilan) daripada di negara Barat (1 per 2.000 kehamilan).

Di Indonesia, mola hidatidosa memiliki insiden yang tinggi (1 per 40 persalinan)

Page 5: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Tinjauan pustaka

Page 6: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Stadium pre-embrionik terjadi pada 2 minggu awal perkembangan. 3 tahapan, pembelahan sel, implantasi dan embriogenesis. Pada perkembangan awal terjadi pembelahan sel sampai terbentuk 16 sel yang disebut morula.

Morula blastokista, sel gepeng yang melapisi rongga disebut trofoblas dan sel di dalam rongga disebut embrioblas.

Trofoblas berdiferensiasi menjadi dua lapisan, lapisan sinsitiotrofoblas dan sitotrofoblas.

Embriologi Plasenta

Page 7: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009
Page 8: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Trofoblas juga mensekresikan hCG. hCG menstimulasi korpus luteum Kadar hCG bertahan hingga akhir bulan

kedua. Selama masa tersebut, trofoblas berkembang

menjadi membran korion, yang mengambil alih peran korpus luteum dan menyebabkan hCG tidak lagi dibutuhkan.

Page 9: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Penyakit Trofoblas Gestasional

Page 10: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Kelainan proliferasi trofoblas pada kehamilan, berupa suatu spektrum tumor saling berhubungan tetapi dapat dibedakan secara histologis.

Trofoblas adalah jaringan yang pertama kali mengalami diferensiasi pada masa embrional dini kemudian berkembang menjadi jaringan ekstraembrionik dan membentuk plasenta.

Definisi

Page 11: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

InsidensiInsidensi PTG berkisar antara 1-2 dari 1000

persalinan di Amerika Serikat dan Eropa, Afrika Selatan dan Turki. Insidensi yang lebih tinggi pernah dilaporkan di Asia. kelompok etnik juga diketahui memiliki resiko lebih tinggi.

Usia maternalusia yang terlalu muda atau terlalu tua. Ovum

pada usia tua memiliki tingkat fertilisasi abnormal yang tinggi. Usia paternal yang tua juga memiliki faktor resiko serupa.

Epidemiologi dan FR

Page 12: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Riwayat obstetririwayat abortus, PTG sebelumnya

meningkatkan resiko terjadinya PTG.Faktor lainBeberapa penelitian case-control

menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi oral kombinasi (pil) meningkatkan resiko

Page 13: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Lesi MolarMolahidatidosa

KomplitParsial

Mola invasiLesi nonmolar (Neoplasia Trofoblastik Gestasional = NTG)KoriokarsinomaPlacental site trophoblastic tumorTumor trofoblastik epiteloid

Klasifikasi

Page 14: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Molahidatidosa adalah plasenta dengan vili korialis yang berkembang tidak sempurna dengan gambaran adanya pembesaran, edema, dan vili vesikuler sehingga menunjukkan berbagai ukuran trofoblas proliferatif tidak normal.

Molahidatidosa

Page 15: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009
Page 16: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Gambaran klinis molahidatidosa komplit bervariasi, anemia, ukuran uterus lebih besar dibanding usia kehamilan, perdarahan vagina, hiperemesis gravidarum, pre-eklampsi dan kista teka lutein.

Kadar tiroksin plasma sering meningkat namun jarang disertai dengan gejala hipertiroidisme.

Pada molahidatidosa parsial, seringkali terdapat mudigah atau jika ditemukan sel darah merah berinti pada pembuluh darah vili korialis.

Page 17: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Diagnosa Molahidatidosa pada trimester pertama adalah pemeriksaan β-hCG dan sonografi intravaginal.

diagnosa kehamilan mola ditemukan gambaran pembengkakan difus vili korionik.

Gambaran massa intrauterin yang kompleks, mengandung ruang kistik kecil. Jaringan fetus dan sakus tidak tampak.

Page 18: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Terapi melalui evakuasi dengan kuret isap dilanjutkan dengan kuret tumpul kavum uteri. Selama dan setelah prosedur evakuasi, diberikan oksitosin intravena.

Suction curettage dipilih jika menginginkan kehamilan kembali.

Histerektomi pada wanita yang ingin steril.Aspirasi kista teka lutein dilakukan jika masih

ada gejala sisa.

Page 19: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Pemantauan pasca evakuasi molaPemeriksaan kadar hCG tiap minggu hingga

diperoleh tiga kali kadar negatif, kemudian enam kali kadar hCG normal yang diperiksa sebanyak enam kali disertai pemeriksaan panggul.

Jika kadar hCG meningkat, maka perlu dilakukan pemeriksaan foto toraks.

Page 20: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Indikasi pemberian kemoterapi pascaevakuasi mola:Pola kadar hCG mengalami regresi abnormalTerjadi rebound hCGDiagnosis histologi korio ca atau PSTTTerdapat metastasisKadar hCG tinggiKadar hCG meningkat secara menetap enam

bulan pasca evakuasi.

Page 21: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

adanya vili korialis disertai pertumbuhan berlebihan dan invasi sel-sel trofoblas. Melakukan penetrasi jauh ke dalam miometrium, kadang peritoneum, parametrium di sekitarnya, atau dinding vagina.

menginvasi secara lokal tetapi bisa metastase jauh yang merupakan ciri koriokarsinoma.

Mola Invasif

Page 22: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

pada sekitar 15% pasien pascaevakuasi molahidatidosa komplit.

timbul perdarahan pervaginam ireguler, kista teka lutein, subinvolusi uterus, atau pembesaran uterus asimetrik.

Diagnosis mola invasif ditegakkan berdasarkan pemeriksaan USG dan kadar B-hCG.

Page 23: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

terdiri dari lapisan sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas dengan perdarahan, nekrosis, dan invasi vaskuler jelas.

metastasis paru-paru dan vagina. Terdapat Kista teka lutein.

Koriokarsinoma

Page 24: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Kriteria diagnosis neoplasia trofoblastik gestasional pasca molahidatidosa berdasarkan FIGO Council 2000:Peningkatan kadar hCG > 10% pada tiga kali

pemeriksaan dalam waktu 2 minggu (hari 1, 7, dan 14).

Kadar hCG menetap (+ 10%) pada empat kali pemeriksaan yang dilakukan dalam waktu 3 minggu (hari 1, 7, 14, dan 21).

Kadar hCG menetap dalam waktu > 6 bulan pasca evakuasi mola.

Diagnosis histologi koriokarsinoma.

Page 25: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

jenis korio ca terutama terdiri dari sel trofoblas intermediat dari sitotrofoblas sehingga kadar hCG relative sedikit dibandingkan dengan ukuran massanya.

PSTT memiliki pewarnaan kuat untuk human placental lactogen (hPL) dan glikoprotein β1.

Placental Site Trophoblastic Tumor (PSTT)

Page 26: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Manifestasi klinik dapat terjadi beberapa tahun setelah persalinan aterm, abortus non-molar, atau molahidatidosa komplit.

Gejala klinik adalah perdarahan pervaginam, amenorea atau galaktorea atau keduanya

Page 27: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

berhubungan dengan riwayat kehamilan aterm daripada riwayat kehamilan mola.

Gambaran mikroskopiknya mirip karsinoma sel skuamosa dan dapat dibedakan dengan pewarnaan imunohistokimia yang menunjukkan adanya inhibin dan sitokeratin.

Tumor Trofoblastik Epiteloid

Page 28: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Secara makroskopik, tumor berasal dari massa intramural dalam miometrium atau serviks

Metode penatalaksanaan utama adalah histerektomi, tetapi sekitar 20 - 25% pasien mengalami metastasis.

Page 29: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Status ginekologi

Page 30: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Nama : Ny. AUsia : 28 tahunPekerjaan : Ibu Rumah TanggaAgama : IslamSuku : BimaAlamat : Bima RM : 551303MRS : 13 Desember 2014 (01.00 WITA)

Identitas

Page 31: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Keluhan Utama : perdarahan dari vaginaRiwayat Penyakit Sekarang

Pasien rujukan RSUD Bima dengan diagnosis mola hidatidosa mengeluh perdarahan sejak 3 hari yang lalu. Awalnya perdarahan banyak tetapi sekarang sudah mulai berkurang. Pasien juga pernah mengalami sedikit perdarahan pada bulan agustus 2014. Perdarahan disertai nyeri perut yang dirasakan pasien sejak 3 bulan yang lalu. Sesak (+) sejak 12/12/14 malam hari. Mual muntah (+) sejak 3 bulan yang lalu, memberat sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga pernah mengalami sedikit perdarahan pada bulan agustus 2014 dan dilakukan kuretase sebanyak 2 kali. Pasien tidak pernah menstruasi sejak bulan Juni 2014. Demam (-).

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengaku tidak pernah memiliki riwayat keluhan yang serupa. Pasien juga menyangkal adanya riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, dan asma.

Anamnesis

Page 32: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Riwayat Penyakit Keluarga

Keluhan serupa (-), penyakit jantung, ginjal, hipertensi, DM, dan asma disangkal.

Riwayat Alergi

Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan dan makanan.

Riwayat Sosial

Pasien mengaku menarche saat umur 13 tahun, teratur setiap bulan. Lama haid 5-6 hari dan HPHT bulan Juni 2014. Pernikahan pertama, lama menikah 4 tahun, menikah usia 24 tahun.

Riwayat USG

(5x, terakhir pada tanggal 11 Desember 2014 )

Hasil : Menyokong gambaran mola hidatidosa, dengan iregularitas dan prominen vaskularisasi pada segmen distal uterus

Riwayat Kontrasepsi

Injeksi tiap 3 bulan selama 3 tahun

Riwayat Paritas

1. Cukup bulan/ laki-laki/ Puskesmas/ Bidan/ 3 tahun/ hidup

2. Ini

Page 33: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Kronologis pasien di RSUD Bima

Tanggal

Subjek Objektif Assessment

Planning

7/12/14 (18.30)

os datang ke RSUD bima dengan diagnosis dokter SpOG mola hidatidosa. Keluhan nyeri perut sejak 3 bulan yang lalu, mencret 3 kali dan batuk sejak 1 minggu yang lalu. Riwayat kuretase sekitar 3 bulan yang lalu pada bulan agustus karena mola 2 kali, keluar darah dari vagina dan menstruasi (-) sejak kuretase terakhir. Os hamil ke 2.

teraba massa di abdomen setinggi pusat. TD = 130/90 mmHg

Mola Hidatidosa

transfusi 2 kolf PRCNewdiatab 3x1Spasmina 3x1Obh sirupCefotaxime 2x1

8/12/14

mual muntah 2x TD = 130/70 mmHg

Mola Hidatidosa

Terapi lanjut (kolf 1 PRC)Foto thoraxOndansentron 2x1

9/12/14

- TD = 130/70 mmHg

Mola Hidatidosa

Terapi lanjut (kolf 2 PRC)

Page 34: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

10/12/14 dilakukan kuretase PA tapi os perdarahan sebelum kuretase kemudian dipasang tampon dan di aff tanggal 11/12/2014

TD = 150/90 mmHg

Mola Hidatidosa

inj Cefotaxime 2x1Inj Kalnex 3x1Asam Mefenamat 3x1Emibion 2x1Transfusi lanjut 2 kolf PRC

11/12/14 - TD = 150/90 mmHg

Mola Hidatidosa

USG radiologi dan terapi lanjut (transfusi kolf III PRC)Kesimpulan USG : Menyokong gambaran mola hidatidosa, dengan iregularitas dan prominen vaskularisasi pada segmen distal uterus

12/12/14 - TD = 140/90 mmHg

Mola Hidatidosa

dirujuk ke RSUP NTB (14.00)

Page 35: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Status presentKeadaan umum : sedangKesadaran : compos mentisTanda VitalTekanan darah : 160/100 mmHg Frekuensi nadi : 100 x/menit Frekuensi napas : 24 x/menit Suhu : 37oCStatus generalisMata : anemis (-/-), ikterus (-/-) Jantung : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-) Paru : vesikuler (+/+), rhonki (+/+), wheezing (-/-) Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, nyeri tekan (+), perkusi timpani (+/+)Ekstremitas : edema (-/-), akral hangat (+/+) Status ObstetriTFU : setinggi pusat (14 cm)His : (-)DJJ : (-)

Pemeriksaan Fisik

Status ginekologi

Abdomen :

Inspeksi : tidak tampak pembesaran pada abdomen, skar (-), linea nigra (+), striae gravidarum (-).

Palpasi : TFU sepusat (14 cm), massa (-), nyeri tekan (+)

Perkusi : timpani di keempat kuadran abdomen

Pemeriksaan dalam :

Genitalia eksterna : vulva dalam batas normal, klitoris normal, meatus uretra normal, labia mayora dan minora simetris, perineum dalam batas normal, introitus vagina tidak tampak massa, discharge dari liang vagina (-), perdarahan (-)

Inspekulo : porsio tampak licin, Ø (-), fluksus (-), livide (+), fluor albus (+), tampak jaringan (-), perdarahan aktif (-), massa (-), bekuan darah (-).

VT : Ø (-), porsio licin, nyeri goyang (-), adneksa parametrium dekstra et sinistra dan cavum douglas dalam batas normat.

Bimanual Palpasi : Posisi korpus uteri antefleksi, uterus membesar, uterus setinggi pusat, lunak

Page 36: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Laboratorium (02.00 WITA 13/12/2014)HB : 9,7 gr%RBC : 3.620.000 /mm3WBC : 11.900 /mm3PLT: 164.000 /mm3HCT : 30,5 %Gds: 83 mgl/dlKreatinin: 0,6 mgl/dlUreum : 38 mgl/dlSGOT: 35 mgl/dlSGPT : 16 mgl/dlHbsAg : (-)Test kehamilan : (+)Proteinuria : +3Hematuria : +3 

AssessmentMola Hidatidosa

Planning/TindakanRencana Diagnostik• USG• Konsul bagian paru• Cek lab β-HCG• Patologi anatomi post suction curettageRencana terapi• Pro suction curetage• IVFd RL 20 tpm• Douer catheterRencana KIE• Menjelaskan mengenai penyakit yang diderita dan

terapi yang direncanakan serta persetujuan• Menjelaskan komplikasi yang mungkin terjadi• Penentuan kontrasepsi yang akan digunakan setelah

tindakan

Page 37: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Tanggal

Subjek

Objektif Assessment

Planning

Sabtu 13/12/2014

- Ultrasonografi (USG) Abdomen : Gambaran honey coomb Diagnosis : Mola Hidatidosa, kista lutein (+)

- Dikonsulkan ke bagian paru, hasil : edema paru akut fase ringan, suspek bronkopneumoniaAdvice : EKGInj Levofloxacine 750 mg (1,5 vial/hari)Inj metil prednisolon 62,5 mg (0,5 vial/hari)O2 3 lpm

Pemeriksaan EKG, hasil LVH (CHF), konsul ke bagian jantung.Hasil : Decomp Cordis FC IV + suspek dilatasi kardiomiopatiAdvice : O2 nasal 3 lpmRL 500 ml/24 jam dapat dilanjutkanMinum maks 600 ml/24 jamFurosemid inj 2 amp IV, dilanjutkan 3x1 ampulSpironolaktone 15mg-0-0 (PO)Ramipril 0-0-2,5 mg (PO)Digoxin 1 tab-0-0 (PO)Diet rendah garamTunda kuretase sampai heart failure turun ke function class IIIRawat bersamaCek elektrolit

Follow up Pasien

Page 38: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Tanggal

Subjek Objektif Assessment Planning

Minggu 14/12/2014

Sesak (-), mual muntah (+), nyeri perut (+), perdarahan aktif (-)

Terpasang infus 8 tpm, UO : 10 cc/jam, TD : 120/70 mmHg, N : 102 x/menit, RR : 20 x/ menit, S : 36,5oC

molahidatidosa + edema paru + CHF

• minum maks naik 1000 ml/24 jam• RL 500 ml/24 jam dapat dilanjutkan• Furosemid inj 3x1 ampul• Spironolaktone 15mg-0-0 (PO)• Ramipril 0-0-2,5 mg (PO)• Digoxin 1 tab-0-0 (PO)• Diet rendah garam

Senin 15/12/2014

Sesak (-), mual muntah (+), nyeri perut (+), perdarahan aktif (-)

Terpasang infus 8 tpm, UO : 15 cc/jam, TD : 110/70 mmHg, N : 92 x/menit, RR : 20

molahidatidosa + edema paru + CHF

Bagian Jantung• O2 Nasal kanul jika sesak• RL 500 ml/24 jam• Minum max 1000 ml / 24 jam• Furosemid inj 1 amp 1-0-0 (IV)• Spironolaktone 25 mg-0-0 (PO)• Ramipril 0-0-2,5 mg (PO)• Digoxin stop ganti bisoprolol 2,5 mg-0-0 (PO)• Acc kuretaseBagian Paru: Rhonki +/+• Inj Levofloxacine 750 mg (1,5 vial/hari)• Inj metil prednisolon 62,5 mg (0,5 vial/hari)• Acc kuretaseBagian Obsgin : UL, DL, BT, CT

Page 39: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Tanggal

Subjek Objektif Assessment

Planning

Selasa 16/12/2014

Sesak (-), mual muntah (+), nyeri perut (+), perdarahan aktif (-)

Terpasang infus 8 tpm, UO : 10 cc/jam, TD : 130/90 mmHg, N : 104 x/menit, RR : 24HB : 10,9 gr%RBC : 4,00 106/mm3WBC : 15,88 103/mm3PLT : 146 103/mmHct : 33,2%Β-HCG : >225000 mIU/mLPTT : 14,1 detikKontrol PTT : 13,3 detikAPTT : 23,4 detikKontrol APTT : 30,1 detikFT4 : 19,98 Pmol/lTSH: 0,10 Uul/mlNa : 130 mmol/LK : 4,6 mmol/LCl : 108 mmol/LBT : 2’15” menitCT : 6’30” menit

molahidatidosa + edema paru + CHF

Co anestesi, advice anestesi : Acc kuretaseCo internaPersiapan darah 1 kolf

Terapi lain lanjut

Rabu 17/12/2014

Sesak (-), mual muntah (+), nyeri perut (+), perdarahan aktif (-)13.35 mengeluh sakit perut, tampak darah dalam urine. Observasi hematuria dan inj kalnex 500 mg IV/8 jam

Terpasang infus 8 tpm, UO : 25 cc/jam, TD : 140/90 mmHg, N : 104 x/menit, RR : 20

molahidatidosa + edema paru + CHF + hematuria

Terapi lanjutBagian Interna : Acc kuretase dengan lumbal anestesiRanitidin 1 ampul/12 jamDexantan sirup : 3x10 ml

Kamis 18/12/2014

Kencing darah (+), mual muntah (+), nyeri perut (+)

Terpasang infus 8 tpm, O2 3 lpm, UO : 15 cc/jam hematuria, TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/menit, RR : 20.

molahidatidosa + edema paru + CHF + hematuria

bagian Obsgin persiapan pre op Siap WB 2 kolfLevofloxacin 1grPro mtx segera setelah suction kuretaseKonsul ke bagian urologi USG abdomen dengan buli-buli penuhTerapi lain lanjut

Page 40: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Tanggal

Subjek Objektif Assessment

Planning

Jumat 19/12/2014

Sesak (-), mual muntah (+), nyeri perut (+), perdarahan aktif (-), Kencing darah (+), mual muntah (+)

Terpasang infus 8 tpm, UO : 20 cc/jam hematuria, TD : 120/80 mmHg, N : 84 x/menit, RR : 18Lab :HB : 8,6 gr%RBC : 3,19x106/mm3WBC : 14,15x103/mm3PLT : 92x103/mmHct : 26,6%USG abdomen : gross hematuria ec infiltrasi kistoma ovarium ke buli + Hidronefrosis ringan ren dekstra

molahidatidosa + edema paru + CHF + kista ovarium susp malignancy

Bagian anestesi : Operasi ditunda karena PLT < 100.000 (trombositopenia). Tunda operasi sampai PLT > 100.000. advice :• cek lab ulang (DL, APTT/PTT,

albumin)• Minggu transfusi WB fresh 1

kolf• Senin transfusi TC 5 kolf• Selasa transfusi TC 5 kolf

dan WB fresh 1 kolf (Persiapan kuretase)

• Sebelum transfusi, berikan furosemid 1 ampul

Terapi lain lanjut

Sabtu 20/12/2014

Sesak (-), mual muntah (+), nyeri perut (+), perdarahan aktif (-), kencing darah (+), mual muntah (+)

Terpasang infus 8 tpm, UO : 15 cc/jam hematuria, TD : 110/80 mmHg, N : 84 x/menit, RR : 24, Suhu : 36,7oC. LabHB : 8,4 gr%RBC : 3,06x106/mm3WBC : 14,32x103/mm3PLT : 63x103/mmHct : 25,9%PTT : 15,1 detikKontrol PTT : 15,6 detikAPTT : 39,2 detikKontrol APTT : 39,1 detikAlbumin : 2,2 gr%

molahidatidosa + edema paru + CHF + kista ovarium susp malignancy

transfusi WB fresh masuk 2 kolf (10.00 dan 17.20)Terapi lain lanjut

Page 41: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Tanggal

Subjek Objektif Assessment

Planning

Minggu 21/12/2014

Sesak (+), kencing darah (+), nyeri perut (+)

TD : 180/110 mmHg, RR : 24x/menit, Suhu : 37,7oC, N : 96x/menit, rhonki : +/+, wheezing -/-. UO : 10 cc/ jam, hematuriaLabHB : 9,1 gr%RBC : 3,31x106/mm3WBC : 17,57x103/mm3PLT : 79x103/mmHct : 27,8%Kreatinin : 0,6 mgl/dlUreum : 30 mgl/dlSGOT : 39 mgl/dlSGPT : 36 mgl/dl

molahidatidosa + edema paru + CHF + kista ovarium susp malignancy

O2 kanul 4-5 lpmParacetamol tab 500 mg (K/P) Cek DL, ureum kreatinin, SGOT, SGPTTerapi lain lanjut

Senin 22/12/2014

Sesak (+), kencing darah (+), nyeri perut (+)

TD : 170/100 mmHg, RR : 22x/menit, Suhu : 36,7oC, N : 90x/menit, rhonki : +/+, wheezing -/-. UO : 15 cc/jam hematuriaLabHB : 9,8 gr%RBC : 3,54x106/mm3WBC : 26,84x103/mm3PLT : 95x103/mmHct : 29,4%

molahidatidosa + edema paru + CHF + kista ovarium susp malignancy

O2 kanul 3 lpmFurosemid 1 ampul/12 jamSpironolaktone 25 mg-0-0 (PO)Ramipril 1x5 mg (PO)Digoxin 1x1 tabbisoprolol 2,5 mg-0-0 (PO)Ranitidin 1 ampul/12 jamKalnex 1 ampul/8 jamMeropenem 1 g/8 jamTC 5 kolf (8tpm)

Selasa 23/12/2014

Sesak (+), kencing darah (+), mual muntah (+) Pasien Pulang Paksa

KU : baik, TD : 130/100 mmHg, RR : 22x/menit, Suhu : 37,3oC, N : 90x/menit, rhonki : +/+, wheezing -/-. UO : 15 cc/jam hematuria

molahidatidosa + edema paru + CHF + kista ovarium susp malignancy

O2 kanul 3 lpmTerapi LanjutPULANG PAKSA

Page 42: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Pada kasus diajukan seorang wanita berusia 28 tahun, G2P1A0H1 dengan Molahidatidosa, adalah kehamilan abnormal akibat kelainan kromosom, ditandai dengan tidak adanya perkembangan dalam rahim.

Keluar darah dari jalan lahir, mual-muntah lebih parah dibandingkan kehamilan sebelumnya.

Pada Molahidatidosa, kadar β-hCG yang beredar dalam tubuh ibu jauh lebih meningkat dibanding kehamilan biasa.

PEMBAHASAN

Page 43: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Faktor resiko hanya insidensi banyak terjadi pada penduduk Asia Tenggara. Dari segi usia, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Kehamilan mola sebelumnya (-)

Belum dapat disimpulkan mengenai jenis Molahidatidosa yang dialami. Lebih mengarah kepada tipe komplit. Hal ini dari gejala yang dialami serta diagnosanya yang ditemukan melalui pemeriksaan USG. Tipe parsial biasanya mengalami abortus sebelum dapat di diagnosa sebagai molahidatidosa

Page 44: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Pada pasien menurut klasifikasi PTG masuk ke stadium 2 yaitu penyakit trofoblastik gestasional metastatic dengan prognosis jelek

komplikasi berupa pembentukan kista teka lutein, ukuran + 23 x 9,2 cm sehingga mendesak buli-buli dan infiltrasi yang kemungkinan ganas menyebabkan hematuria dan HN ren dx

Hidronefrosis menyebabkan gangguan infiltrasi ginjal sehingga terjadi proteinuria pada pasien.

Page 45: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Edema Paru dan CHF bisa disebabkan oleh gangguan ginjal

CHF juga bisa diderita ibu sudah lama, sehingga pada saat hamil jantung tidak bisa mengkompensasi hemostasis tubuh.

Edema paru bisa disebabkan oleh trofoblas yang masuk ke pembuluh darah dan menyebabkan emboli

Tirotoksikosis akibat efek mirip tirotropin dari HcG

Page 46: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Jika berbagai algoritma penatalaksanaan diikuti, sebagian besar tumor gestasional baik jinak maupun ganas dapat disembuhkan.

Yang penting dalam penatalaksanaan mola adalah evakuasi mola, dan kedua adalah tindak lanjut (follow up) teratur untuk mendeteksi penyakit trofoblastik persisten.

Pasien juga perlu diberikan kemoterapi karena kadar hCG tinggi (> 20.000 mlU/ml selama lebih dari empat minggu pasca evakuasi)

Page 47: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Kesimpulan

Page 48: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Pada pasien menurut klasifikasi PTG masuk ke stadium 2 yaitu penyakit trofoblastik gestasional metastatic dengan prognosis jelek

Dibutuhkan kerjasama dari bagian lain untuk menstabilkan kondisi pasien sebelum dilakukan terapi definitif

Tatalaksana yang diberikan pada kasus ini adalah melakukan kuretase (suction curettage) dilanjutkan dengan pemberian kemoterapi.

Page 49: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

1. Saladin KS. Anatomy & physiology: the unity of form and function. 3rd ed. Philadelphia: The McGraw-Hill Companies; 2003. p. 1050, 1090.

2. Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, Cunningham FG, editors. Williams gynecology. China: McGraw-Hill’s Access Medicine; 2008.

3. Anwar M. Ilmu kebidanan. Edisi ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011. p. 208-16.

4. Syafii et al. Kadar β-hCG Penderita Mola HIdatidosa Sebelum dan Sesudah Kuretase. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 13, No. 1, Nov. 2006: 1-3. Available at http://journal.unair.ac.id/filerPDF/PDF%20Vol%2013-01-01.pdf . Accessed at, December 22th 2014

5. Ester J, editor. Anatomi & fisiologi untuk bidan. Jakarta: EGC; 2002. p. 123, 125, 133, 135-6, 154-6.

6. Soetedjo NN dan Kariadi KS. Tinjau Ulang Nilai Faktor Penduga dan Rumus Diskriminan untuk Mendiagnosis Hipertiroid pada Mola Hidatidosa. MKB, Volume 43 No. 1, Tahun 2011. Available at http://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/mkb/article/viewFile/42/40 . Accessed 22th December 2014.

7. Tidy J and Hancock BW. The Management of Gestational Thropoblastic Disease. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. Available at https://www.rcog.org.uk/globalassets/documents/guidelines/gt38managementgestational0210.pdf . Accessed at, December 22th 2014

8. Manuaba, I.B.G., dan Manuaba, I.D.C. 2007. Penyakit Trofoblas, dalam: Pengantar Kuliah Obstetri. EGC. Jakarta. Hal: 725-726.

9. Lisa, E.M. (2006). Hydatiform Mole. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/254657-overview. (Accessed: 2014, December 21).

10. Soper JT. Gestasional Trophoblastic Disease. Obstet Gynecol 2006;108:176–87. Available at http://utilis.net/Morning%20Topics/Gynecology/GTN.PDF . Accessed at, December 22th 2014

DAFTAR PUSTAKA

Page 50: Lapsus Mola Hidatidosa h1a 009 009

Terima Kasih