lapsus hhd

33
STATUS PENDERITA A. IDENTITAS PENDERITA Nama : Tn. M Umur : 48 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Makassar Status Perkawinan : Menikah Suku : Bugis Tanggal periksa : 17-06-2015 B. ANAMNESIS 1. Keluhan Utama : Sesak 2. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan sesak dialami sejak ± 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak dirasakan tiba-tiba dan semakin terasa memberat. Sesak dirasakan saat beraktivitas dan tidak hilang dengan istirahat. Pasien juga sering merasakan sakit dan kaku pada leher bagian belakang sejak ± 6 bulan yang lalu, bila keluhan dirasakan pasien minum obat captopril yang dibeli di toko obat. Sebelumnya pasien pernah berobat ke dokter umum dan didiagnosis hipertensi tapi pasien tidak lanjut pengobatan. Selain itu pasien juga mengatakan lebih mudah lelah saat berjalan kaki jarak dekat dan saat aktivitas sehari-hari. Nyeri dada (-), 1

Upload: justin-blanchard

Post on 15-Sep-2015

112 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

kardio

TRANSCRIPT

STATUS PENDERITA

A. IDENTITAS PENDERITA

Nama

: Tn. MUmur

: 48 tahun

Jenis kelamin

: Laki-lakiAlamat

: MakassarStatus Perkawinan: MenikahSuku

: BugisTanggal periksa

: 17-06-2015B. ANAMNESIS

1. Keluhan Utama

: Sesak2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan sesak dialami sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak dirasakan tiba-tiba dan semakin terasa memberat. Sesak dirasakan saat beraktivitas dan tidak hilang dengan istirahat. Pasien juga sering merasakan sakit dan kaku pada leher bagian belakang sejak 6 bulan yang lalu, bila keluhan dirasakan pasien minum obat captopril yang dibeli di toko obat. Sebelumnya pasien pernah berobat ke dokter umum dan didiagnosis hipertensi tapi pasien tidak lanjut pengobatan. Selain itu pasien juga mengatakan lebih mudah lelah saat berjalan kaki jarak dekat dan saat aktivitas sehari-hari. Nyeri dada (-), batuk kering (+), demam (-), mimisan (-), mual (-), muntah (-).

BAB pasien warna kecoklatan, lancar, darah (-), lendir (-), nyeri (-). BAK pasien warna kuning jernih, lancar, darah (-), nyeri (-).

3. Riwayat Penyakit Sebelumnya Riwayat rawat inap:disangkal

Riwayat sakit gula:disangkal

Riwayat darah tinggi:ada tidak berobat teratur Riwayat sakit liver:disangkal4. Riwayat Penyakit Keluarga Hipertensi, Ibu pasienC. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum

Tampak lemah, kesadaran compos mentis (GCS 456), status gizi kesan overweight.

2. Tanda Vital

Tensi

: 190/130 mmHg

Nadi

: 100 x / menit

Pernafasan : 35 x /menit

Suhu

: 37,9 oC3. Kulit

Turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), venektasi (-), petechie (-) , spider nevi (-).

4. Kepala

Bentuk mesocephal, luka (-), rambut tidak mudah dicabut, keriput (-), atrofi m. temporalis (-), makula (-), papula (-), nodula (-), kelainan mimic wajah / bells palsy (-).

5. Mata konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).

6. Hidung

Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-).

7. Mulut

Bibir pucat (-), bibir sianosis (-), gusi berdarah (-).

8. Telinga

Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-).

9. Tenggorokan

Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-).

10. Leher

JVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)

11. Thoraks

Normochest, simetris, pernapasan thoracoabdominal, retraksi (-), spider nevi (-), pulsasi infrasternalis (-), sela iga melebar (-).

Cor :

Inspeksi : ictus cordis tampak

Palpasi : ictus cordis kuat angkat

Perkusi : batas kiri atas: SIC II Linea Para Sternalis Sinistra

batas kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis Dextra batas kiri bawah: SIC V 1 cm medial Linea Medio

Clavicularis Sinistra

batas kanan bawah: SIC V Linea Para Sternalis Dextra

pinggang jantung: SIC IV Linea Para Sternalis Sinistra

(batas jantung terkesan membesar)

Auskultasi: Bunyi jantung I/II Murni RegulerPulmo :

Statis (depan dan belakang)

Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi: fremitus raba kiri sama dengan kanan

Perkusi : sonor/sonor

Auskultasi: suara dasar vesikuler, suara tambahan (ronchi +/+)

Dinamis (depan dan belakang)

Inspeksi: pergerakan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi: fremitus raba kiri sama dengan kanan

Perkusi: sonor/sonor

Auskultasi: suara dasar vesikuler, suara tambahan (ronchi -/-)

12. Abdomen

Inspeksi : dinding perut tampak datarPalpasi : nyeri tekan (-)Perkusi : timpani, pekak beralih (-)Auskultasi: Bising usus (+) normal13. Ektremitas

Palmar eritema (-/-)

Akral dinginOedem

-

-

-

-

-

-

-

-

14. Sistem genetalia: dalam batas normal.

D. DIFFERENTIAL DIAGNOSA Hypertensive Heart Disease

Aterosklerosis Arteri Koroner Susp. PneumoniaE. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan Elektrokardiografi.

Kesimpulan: SR HR 98x/mnt, infark miokard septal disertai iskemia lateral, LVH.

Rencana Pemeriksaan

Foto Toraks

Echocardiography

F. PENATALAKSANAAN

Infus RL

Oksigen via nasal kabul

Inj. Furosemid 2x1 g

Inj. Ceftriaxone 2x1 g

Valsartan 80mg

Placta

Nitrokaf 2x1

Ambroxol tab 3x1BAB I

PENDAHULUAN

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mmHg sistolik dan atau sama atau melebihi 90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak sedang mengkonsumsi obat antihipertensi.1

Sampai saat ini, prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar antara 5-10%, sedangkan tercatat pada tahun 1978 proporsi penyakit jantung hipertensi sekitar 14,3% dan meningkat menjadi sekitar 39% pada tahun 1985 sebagai penyebab penyakit jantung di Indonesia.2 Bila tidak diatasi, tekanan darah tinggi akan mengakibatkan jantung bekerja keras hingga pada suatu saat akan terjadi kerusakan yang serius. Otot jantung akan menebal (hipertrofi) dan mengakibatkan fungsinya sebagai pompa menjadi terganggu, selanjutnya jantung akan berdilatasi dan kemampuan kontraksinya berkurang, yang pada akhirnya akan terjadi gagal jantung. Gagal jantung adalah keadaan ketidakmampuan jantung sebagai pompa darah untuk memenuhi secara adekuat kebutuhan metabolisme tubuh.4Gagal jantung yang disebabkan oleh hipertensi dikenal pula sebagai penyakit jantung hipertensi (Hypertension Heart Disease). Penyakit jantung hipertensi ditandai dengan adanya hipertrofi ventrikel kiri jantung sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembuluh perifer dan beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang mempengaruhi proses terjadinya hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya peningkatan tekanan diastolik. Pengaruh faktor genetik pada proses ini lebih jelas. Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi juga berhubungan erat dengan hipertrofi ventrikel kiri. 4Pada akhir abad 20, penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi penyebab utama kematian di negara maju dan negara berkembang. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar 26,3%. Sedangkan data kematian di rumah sakit akibat penyakit jantung hipertensi pada tahun 2005 adalah sebesar 16,7%.3BAB II

HIPERTENSIVE HEART DISEASE2. 1. DefinisiPenyakit jantung hipertensi adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh tidak terkontrolnya tekanan darah tinggi dalam waktu yang lama, yang ditandai adanya hipertrofi ventrikel kiri (HVK) sebagai akibat langsung dari tingginya tekanan darah tersebut. Hipertrofi ventrikel kiri pada penyakit jantung hipertensi juga dipengaruhi oleh faktor neurohormonal.82. 2. EpidemiologiJumlah penderita penyakit jantung hipertensi masih belum diketahui secara pasti. Namun, berdasarkan hasil studi yang ada, kebanyakan kasus hipertensi akan bermanifestasi sebagai penyakit jantung. Hasil studi tersebut di antaranya menyebutkan angka kejadian hipertrofi ventrikel kiri menurut hasil EKG adalah sebanyak 2.9% pada pasien pria dan 1.5% pada pasien wanita. Sedangkan menurut hasil ekokardiogram, hipertrofi ventrikel kiri terjadi pada 15-20% pasien hipertensi. Pada pasien tanpa HVK didapatkan 33% di antaranya mengalami disfungsi diastolik ventrikel kiri yang asimtomatik. Secara umum, risiko kejadian HVK mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat pada pasien dengan obesitas. Sekitar 50-60% penderita hipertensi akan mengalami risiko untuk gagal jantung dengan risiko kejadian yang meningkat dua kali lipat pada pria dan tiga kali lipat pada wanita.82. 3. EtiologiSebab utama penyakit jantung hipertensi adalah tekanan darah yang meningkat dan berlangsung kronik. Sedangkan penyebab hipertensi sendiri sangat beragam, pada orang dewasa sebab-sebab tersebut antara lain8:

Hipertensi primer/esensial/idiopatik yang terjadi pada 90% kasus hipertensi pada orang dewasa. Hipertensi sekunder sebesar 10% dari kejadian hipertensi pada orang dewasa yang disebabkan oleh:

Penyakit ginjal:

Stenosis arteri renalis Polycystic kidney disease

Chronic renal failure

Vaskulitis intrarenal Kelainan endokrin:

Hiperaldosteronisme primer Feokromositoma Chusing syndrome

Hiperplasia adrenal kongenital

Hipotiroidisme dan hipertiroidisme Akromegali Hormon eksogen (kortikosteroid, estrogen), simpatomimetik, monoamin oksidase inhibitor, tyramin dalam makanan

Sebab lain:

Koarktasi aorta

Tekanan intrakranial yang meningkat Sleep apnea

Hipertensi sistolik terisolasi2. 4. Faktor RisikoFaktor-faktor risiko penyakit jantung hipertensi antara lain adalah8:1. RasRas Afrika-Amerika lebih rentan terkena penyakit jantung hipertensi. Hal ini bahkan menjadi etiologi umum untuk kasus gagal jantung di Amerika Serikat.2. Jenis kelaminHipertensi lebih banyak terjadi pada pria yang berusia di bawah 55 tahun, namun pada wanita hipertensi lebih banyak ditemukan pada usia di atas 55 tahun. Hal ini kemungkinan terjadi karena seiring bertambahnya usia maka tekanan darah akan semakin meningkat terutama pada pria. Tapi setelah menopause tiba wanita akan mengalami peningkatan tekanan darah yang lebih tajam dan mencapai angka tertinggi yang lebih tinggi daripada pria.3.UsiaSeiring bertambahnya usia maka tekanan darah akan semakin meningkat. Hal ini sebanding dengan terjadinya penyakit jantung hipertensi yang lebih banyak dialami oleh para lanjut usia.

2. 5. PatogenesisPatofisiologi dari penyakit jantung hipertensi berjalan cukup kompleks, karena berhubungan dengan berbagai faktor, seperti hemodinamik, struktural, neuroendokrin, selular, dan molekuler. Di satu sisi, faktor-faktor tersebut saling berintegrasi dan akhirnya menyebabkan perkembangan dan komplikasi dari hipertensi, sementara di sisi lain tingginya tekanan darah memodulasi faktor-faktor tersebut. Meningkatnya tekanan darah menyebabkan perubahan struktur dan fungsi jantung melalui dua cara, yaitu secara langsung oleh peningkatan afterload atau beban akhir jantung, dan secara tidak langsung oleh perubahan neurohormonal dan vaskuler terkait.8Hipertrofi ventrikel kiri (HVK) merupakan kompensasi jantung menghadapi tekanan darah tinggi ditambah dengan faktor neurohumoral yang ditandai oleh penebalan konsentrik otot jantung (hipertrofi konsentrik). Fungsi diastolik akan mulai terganggu akibat dari gangguan relaksasi ventrikel kiri, kemudian disusul oleh dilatasi ventrikel kiri (hipertrofi eksentrik). Rangsangan simpatis dan aktivasi sistem RAA memacu mekanisme Frank-Starling melalui peningkatan volume diastolik ventrikel sampai tahap tertentu dan pada akhirnya akan terjadi gangguan kontraksi miokard (penurunan/gangguan fungsi sistolik).3HVK terjadi pada 15-20% pasien hipertensi dan angka kejadiannya meningkat dua kali lipat pada pasien obesitas. HVK adalah peningkatan masa otot ventrikel kiri yang disebabkan oleh respon miosit pada berbagai stimulus yang menyertai pada peningkatan tekanan darah. Hipertrofi miosit timbul sebagai kompensasi dari beban akhir (afterload) yang meningkat. Stimulus mekanis dan neurohormonal yang menyertai hipertensi dapat mengaktivasi pertumbuhan sel miokardial dan ekspresi gen yang berakhir pada HVK. Selain itu aktivasi sistem renin-angitensin-aldosteron melalui aksi angiotensin II pada reseptor angiotensin I menimbulkan pertumbuhan interstitium dan komponen matriks sel. Intinya terjadinya HVK disebabkan oleh hipertrofi miosit dan ketidakseimbangan antara miosit dan interstitium struktur miokard.8Terdapat beberapa pola HVK, di antaranya remodeling konsentrik, HVK konsentrik, dan HVK eksentrik. HVK konsentrik adalah penebalan ventrikel kiri dan massa ventrikel kiri dengan peningkatan tekanan diastolik dan volume ventrikel kiri yang umumnya terjadi pada pasien hipertensi. Sedangkan HVK eksentrik adalah penebalan ventrikel kiri tapi lokasinya tidak beraturan, hanya meliputi beberapa bagian saja. HVK konsentrik menunjukkan prognosis yang buruk untuk hipertensi. Terjadinya HVK ini memiliki peran protektif pada respon peningkatan tekanan dinding untuk mempertahankan cardiac output yang adekuat, yang kemudian akan berkembang menjadi disfungsi miokardial diastolik disusul sistolik.8Iskemia miokard (asimtomatik, angina pektoris, infark jantung, dan lain-lain) dapat terjadi karena kombinasi akselerasi proses aterosklerosis dengan peningkatan kebutuhan oksigen miokard akibat dari HVK. HVK, iskemia miokard dan gangguan fungsi endotel merupakan faktor utama kerusakan miosit pada hipertensi.3Evaluasi pasien hipertensi atau penyakit jantung hipertensi ditujukan untuk:

Meneliti kemungkinan hipertensi sekunder

Menetapkan keadaan prapengobatan

Menetapkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengobatan atau faktor yang akan berubah karena pengobatan

Menetapkan kerusakan organ target

Menetapkan faktor risiko PJK lainnya

2. 6. Diagnosis Diagnosis penyakit jantung hipertensi ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang.Pada anamnesis ditemukan 3:

Rasa berdebar, melayang, impotensi sebagai akibat dari peninggian tekanan darah. Rasa cepat capek, sesak napas, sakit dada, bengkak pada kedua kaki atau perut.

Terdapat gangguan vaskular seperti epistaksis, hematuria, pandangan kabur karena perdarahan retina, transient cerebral ischemic. Terdapat penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder, misalnya: polidipsi, poliuria, kelemahan otot pada aldosteronisme primer, peningkatan BB dengan emosi labil pada sindroma cushing. Pada feokromositoma didapatkan keluhan episode sakit kepala, palpitasi, banyak keringat, dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy).Pada pemeriksaan fisik didapatkan3:

Batas-batas jantung melebar Impuls apeks prominen

Bunyi jantung S2 meningkat akibat kerasnya penutupan katup aorta

Kadang-kadang ditemukan murmur diastolik akbat regurgitasi aorta

Bunyi S4 (gallop atrial atau presistolik) dapat ditemukan akibat peninggian tekanan atrium kiri

Bunyi S3 (gallop ventrikel atau protodiastolik) ditemukan bila tekanan akhir diastolik ventrikel kiri meningkat akibat dilatasi ventrikel kiri

Suara napas tambahan seperti ronkhi basah atau kering Pemeriksaan perut untuk mencari aneurisma, pembesaran hati, limpa, ginjal, dan ascites Auskultasi bising sekitar kiri kanan umbilicus (renal artery stenosis)Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis penyakit jantung hipertensi antara lain:

Pemeriksaan laboratorium awal, yang mencakup3:

Urinalisis: protein, leukosit, eritrosit, silinder

Hemoglobin/hematokrit

Elektrolit darah/kalium

Ureum/kreatinin

Gula darah puasa

Kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL kolesterol Kalsium dan fosfor TSH

Analisis gas darah

Elektrokardiografi untuk menemukan adanya hipertrofi ventrikel kiri jantung. Pemeriksaan dengan elektrokardiografi menunjukkan HVK pada sekitar 20-50% kasus, dan metode pemeriksaan ini masih menjadi metode standard. Foto thorax untuk menemukan adanya pembesaran jantung atau tanda-tanda bendunganGambaran radiologis : 7Tanda-tanda radiologis HHD pada foto thorax (PA) adalah seperti berikut: Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik ventrikel kiri.

Pada keadaan lanjut, apeks jantung membesar ke kiri dan ke bawah.

Aortic knob membesar dan menonjol disertai kalsifikasi.

Aorta ascenden dan descenden melebar dan berkelok, ini disebut pemanjangan/elongatio aorta.

Gagal Jantung Kiri

Pada foto thorax gagal jantung, terlihat perubahan corakan vaskuler paru

Distensi vena di lobus superior, bentuknya menyerupai huruf Y, dengan cabang lurus mendatar ke lateral.

Batas hilus pulmo terlihat kabur.

Menunjukkan adanya edema pulmonum keadaan awal.

Terdapat tanda-tanda edema pulmonum, meliputi edema paru interstisiel

Edema interstisiel

Edema ini menimbulkan septal lines yang dikenal sebagai Kerleys lines,yang ada 4 jenis, yaitu:( Kerley A: garis panjang di lobus superior paru, berasal dari daerah hilus menuju ke atas dan perifer.

(Kerley B: garis-garis pendek dengan arah horizontal tegak lurus pada dinding pleura dan letaknya di lobus inferior, paling mudah terlihat karena letaknya tepat di atas sinus costophrenicus. Garis ini adalah yang paling mudah ditemukan pada keadaan gagal jantung.

Kerley C:( garis-garis pendek, bercabang, ada di lobus inferior. Perlu pengalaman untuk melihatnya, karena hampir sama dengan pembuluh darah.

Kerley D: garis-garis pendek, horizontal, letaknya retrosternal. Hanya tampak pada foto lateral.

(Edema alveolar

Terjadi pengurangan lusensi paru yang difus mulai dari hilus sampai perifer bagian atas dan bawah. Gambaran ini dinamakan butterfly appearance/butterfly pattern, atau bats wing pattern.

Batas kedua hilus menjadi kabur. Echocardiografi, dilakukan karena dapat menemukan HVK lebih dini dan lebih spesifik (spesifisitas sekitar 95-100%).

Indikasi Echocardiografi pada pasien hipertensi adalah3 : Konfirmasi gangguan jantung atau murmur

Hipertensi dengan kelainan katup

Hipertensi pada anak atau remaja

Hipertensi saat aktivitas, tetapi normal saat istirahat

Hipertensi disertai sesak napas yang belum jelas sebabnya (gangguan fungsi diastolik atau sistolik) Echocardiografi-Doppler dapat dipakai untuk menilai fungsi diastolik (gangguan fungsi relaksasi ventrikel kiri, pseudonormal tipe restriktif)2. 7. Penatalaksanaan

Tatalaksana medis untuk pasien dengan penyakit jantung hipertensi dibagi menjadi 2 kategori, yaitu5:1. Penatalaksanaan untuk tekanan darah yang meningkat

2. Pencegahan dan penatalaksanaan dari penyakit jantung hipertensi

Dalam menatalaksana peningkatan tekanan darah, target tekanan darah harus