lapsus anak

43
1 BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah akibat peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah. Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin yang dapat merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Upload: cumi-cumi-cinta

Post on 16-Apr-2015

107 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

laporan kasus stase anak

TRANSCRIPT

Page 1: lapsus anak

1

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada

bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat

berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah akibat peradangan yang

terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa

disertai muntah.

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus

enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella,

Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium).

Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,

memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin yang dapat merusak sel-sel, atau

melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut.

Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang

lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan

minuman yang terkontaminasi.

Diare akan menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit. Kehilangan cairan

dan elektrolit yang berlebihan akan menyebabkan keadaan dehidrasi. Yang

ditandai dengan berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun

bisa jadi cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak

kering.

Page 2: lapsus anak

2

II. STATUS PENDERITA

A. IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. Z

Umur : 16 bulan

Jenis Kelamin : laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Dau-Malang

Suku : Jawa

Nama Ayah : Tn. A

Umur : 28 tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Nama Ibu : Ny. Y

Umur : 26 tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT

Tanggal Periksa : 7 Desember 2012

B. ANAMNESIS

1. Keluhan Utama : diare

2. Keluhan Penyerta : demam, muntah

3. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD dengan keluhan diare sejak 1 hari yang lalu disertai

demam. Diare sebanyak 5x dalam sehari, diare cair ada ampasnya, warna

kuning, lender (+), darah (-), ibu pasien juga mengatakan bahwa pasien

mengalami muntah 3x, yang dimuntahkan adalah makanan yang di

berikan. Demam muncul bersamaan dengan munculnya keluhan diare,

demam naik turun, terus menerus, semakin demam jika malam hari. BAK

(+) tapi hanya sedikit.

Page 3: lapsus anak

3

4. Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat Mondok (-)

5. Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat keluarga dengan penyakit serupa (-)

Riwayat Asma (-)

Riwayat Penyakit Jantung (-)

Riwayat Sakit Gula (-)

Riwayat alergi obat (-)

6. Riwayat Imunisasi:

Hepatitis B (+)

BCG (+)

DPT (+)

Polio (+)

7. Riwayat Persalinan

Lahir secara spontan ditolong oleh bidan pada usia kehamilan 36 minggu.

Anak lahir langsung menangis. Berat badan lahir 2600 gram, panjang

badan lahir 50 cm.

8. Riwayat Sosial Ekonomi:

Pasien adalah anak laki-laki berusia 16 bulan. Ayah pasien bekerja

sebagai petani dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Penghasilan

cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

9. Riwayat Gizi

Anak masih mendapat ASI dan di beri makanan nasi, sayur dan lauk

pauk.

Page 4: lapsus anak

4

C. ANAMNESIS SISTEM

1. Kulit : gatal (-)

2. Kepala : rambut rontok (-), luka (-), benjolan (-)

3. Mata :Pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan

kabur (-), ketajaman mata berkurang (-)

4. Hidung :Tersumbat (-/-), mimisan (-/-)

5. Telinga : Pendengaran berkurang (-/-), berdengung (-/-), cairan

(-)

6. Mulut : Sariawan (-), mulut kering (-/-), lidah terasa pahit (-)

7. Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-)

8. Pernapasan : sesak napas (-), batuk (-), mengi (-)

9. Kardiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada (-), ampeg (-)

10. Gastrointestinal : mual (-), muntah (+) 3x, diare (+) 5x, nafsu makan

turun (+), nyeri perut (-)

11. Genitourinary : BAK jarang

12. Neurologic : kejang (-), lumpuh (-), kaki kesemutan (-)

13. Musculoskeletal : kaku sendi (-), nyeri sendi panggul (-), nyeri

tangan&kaki (-), nyeri otot (-)

14. Ekstremitas Atas : bengkak (-), luka (-)

15. Ekstremitas Bawah: bengkak (-), luka (-)

D. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum : tampak lemah

GCS : 456

2. Tanda Vital :

BB : 9,4 kg

TB : - cm

Tensi : - mmHg

Nadi : 100 x/menit

Pernapasan : 24x/menit

Suhu : 37 ˚C

Page 5: lapsus anak

5

3. Kulit :

turgor: menurun, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-), eritema (-)

4. Kepala :

Bentuk: mesocephal, luka (-), rambut: hitam, macula (-), papula (-), UUB

cekung (+)

5. Mata :

Mata Cowong (+/+), Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-),

pupil:isokor, warna kelopak: coklat, radang (-/-)

6. Hidung :

Nafas cuping hidung (-/-), secret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas hidung

(-), hiperpigmentasi (-)

7. Mulut :

Bibir pucat (-), bibir kering (+), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi

lidah hiperemis (-), tremor (-), gusi berdarah (-)

8. Telinga :

Secret (-/-), pendengaran menurun (-/-),

9. Tenggorokan :

Tonsil membesar (-/-), faring hiperemis (-)

10. Leher :

JVP: normal , trakea:ditengah, tidak ada deviasi, pembesaran

kelj.tiroid (-), pembesaran kelj.limfe (-), lesi pada kulit (-)

11. Thoraks :

Bentuk: normochest, pernapasan: thoracoabdominal, retraksi (-), spider

nevi (-), pulsasi infrasternalis (-), sela iga membesar (-)

Cor :

Inspeksi: ictus cordis tidak nampak

Palpasi: ictus cordis tidak kuat angkat

Perkusi: Batas kiri atas: SIC II Linea Para Sternalis Sinistra

Batas kanan atas: SIC II Linea Para Strernalis Dextra

Batas kiri bawah: SIC V 1cm medial MCL Sinistra

Page 6: lapsus anak

6

Batas kanan bawah: SIC IV Linea Para Strernalis Dextra

Pinggang jantung: SIC III Linea Para Strernalis Sinistra (batas

jantung kesan tidak melebar)

Auskultasi:

BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)

Pulmo :

Inspeksi: pengembangan dada sama kanan dengan kiri

Palpasi: fremitus raba sama kanan dengan kiri, krepitasi (-), nyeri

tekan (-)

Perkusi: sonor/sonor

Auskultasi: suara dasar = vesikuler disemua lapang paru

Suara tambahan:

12. Abdomen :

Inspeksi: dinding perut sejajar dengan dinding dada

Auskultasi: bising usus (+)

Perkusi: hipertimpani (meteorismus)

Palpasi: supel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba, turgor kulit

menurun

13. Ekstremitas :

Palmar eritema (-/-)

Akral Dingin Oedem

14. Sistem Genitalia : normal

+ +

+

+ +

Cor

- -

--

-- - -

- -

Ronkhi

+ +

+

+ +

Cor

Wheezing

Page 7: lapsus anak

7

15. Pemeriksaan Neurologi :

Kesadaran: 456

Fungsi Luhur : dalam batas normal

Fungsi Vegetatif : BAK jarang

Fungsi Sensorik : dalam batas normal

Fungsi Motorik :

Refrek fisiologis: (+) normal

K T RP

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG:

Tanggal 7-12-2012

Hematologi:

Item periksa Hasil

pemeriksaan

Nilai normal Satuan

Hemoglobin 11,3 12-16 g/dl

Leukosit 11,1 4-10 ribu/mm3

Trombosit 398 150-400 ribu/mm

LED - 2-20 mm/jam

PCV/HCT 30,1 37-48 %

Eritrosit 5,53 4,0-5,5 juta/mm3

Hitung jenis eosinofil 1 1-3

Hitung jenis basofil 1 0-1

Hitung jenis N.Stab - 2-6

Hitung jenis N.Segmen 60 50-70

Hitung jenis lymphosit 26 20-40

Hitung jenis monosit 12 2-8

_

__5

5 5

5 N

N N

N

_

Page 8: lapsus anak

8

Serologi

Item Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

Thypi O Negatif Negatif

Thypi H Negatif Negatif

Parathypi OA Negatif Negatif

Parathypi OB Negatif Negatif

Feses lengkap : 08-12-2012

Item pemeriksaan Hasil

Warna Kuning

Bentuk Lembek

Lendir +

Darah -

Eritrosit 0-1

Leukosit 1-2

Epitel 1-2

Bakteri +

Sisa makanan +

Telur cacing -

Cacing -

Cysta -

Amoeba -

F. RESUME :

Pasien datang ke IGD dengan keluhan diare sejak 1 hari yang lalu

disertai demam. Diare sebanyak 5x dalam sehari, diare cair ada ampasnya,

warna kuning, lender (+), darah (-), ibu pasien juga mengatakan bahwa pasien

mengalami muntah 3x, yang dimuntahkan adalah makanan yang di berikan.

Demam muncul bersamaan dengan munculnya keluhan diare, demam naik

Page 9: lapsus anak

9

turun, semakin demam jika malam hari. BAK (+) tapi hanya sedikit. Dari

pemeriksaan fisik didapatkan mata cowong, bising usus meningkat,

meteorismus (+), akral hangat dan keadaan pasien tampak lemah. Dari

pemeriksaan penunjang didapatkan hasil Thypi O (-), Thypi H (-), Parathypi

OA (-), Parathypi OB (-),dari darah lengkap di dapatkan hitung jenis leukosit

basofil dan monosit meningkat dan dari feses lengkap didapatkan hasil feses

warna kuning, lembek, lendir (+), darah (-), bakteri (+), sisa makanan (+),

telur cacing (-), amoeba (-).

G. DIAGNOSA KERJA

Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan

H. DIAGNOSA BANDING

Disentri

Kolera

Colitis ulserosa

I. DIAGNOSTIK HOLISTIK :

1. Diagnostik dari segi biologis:

Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan

2. Diagnosis dari segi psikologis

Hubungan An.Z dengan keluarga baik, ketika dirumah sakit pasien

ditunggu oleh orang tuanya. Secara psikologis mungkin anak pasien

mengalami stress akibat proses perawatan.

3. Diagnosis dari segi sosial:

Pasien merupakan anak yang berumur 5 bulan yang aktif berinteraksi

dalam kesehariannya.

J. PENETALAKSANAAN :

1. Medikmentosa

IVFD: - Rehidrasi KaEn 3B 43 tpm selama 1 jam.

- Maintenance 13 tpm

Injeksi

R/ Ceftriaxone 2x250 mg/IV

Page 10: lapsus anak

10

R/ Ondancetron 3x1mg/IV

Per Oral

R/ Dialac 2x1

R/ Neokaulana syr 3x1 cth

R/ Colistin syr 3x1 cth

R/ Sanmol syr 3x cth

2. Non medikamentosa:

Menjelaskan kepada orang tua pasien tentang penyakit pasien dan

pasien disarankan agar rawat inap. Istirahat yang cukup bertujuan

untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan.

Pasien diberikan makanan bubur saring, kemudian bubur kasar dan

akhirnya nasi sesuai dengan tingkatan kesembuhan pasien.

Manjaga kebersihan lingkungan rumah dan kebersihan diri.

K. PROGNOSA

Dubia et bonam

L. FOLLOW UP

Tanggal 8 Desember 2012

S : diare, demam dan muntah.

O : KU lemah, composmentis, GCS 456

Tanda Vital : T: - mmHg RR: 24x/menit

N: 100 x/menit S: 37 ˚C

BB: 9,4 kg

TB: - cm

Status generalis: diare, muntah, demam, keadaan umum tampak lemah,

ubun-ubun besar cekung, mata cowong, turgor kulit turun,

BAK sedikit.

Pemeriksaan laboratorium: leukosit dan monosit meningkat, feses

lembek, lendir (+), bakteri (+).

A : Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan

Page 11: lapsus anak

11

P :

IVFD: maintenence C1 : 4 = 13 tetes/menit.

Injeksi

R/ Ondancetron 3x1mg/IV

R/ pycin 2x125 mg/IV

Per Oral

R/ Dialac 1x1

R/ Colistin syr 3x 1/2 cth

R/ Neokaulana syr 3x1/2 cth

R/ Sanmol syr 3x1/2 cth

Tanggal 9 Desember 2012

S : diare, muntah, demam turun

O : KU lemah, composmentis, GCS 456

Tanda Vital : T: - mmHg RR: 24 x/menit

N: 100 x/menit S: 37 ˚C

BB: 9,4 kg

TB: - cm

Status generalis: diare, demam turun, keadaan umum tampak lemah, ubun-

ubun besar cekung, mata cowong, turgor kulit turun, BAK

sedikit

A : Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan

P :

IVFD: maintenence C1 : 4 = 11 tetes/menit.

Injeksi

R/ pycin 2x125 mg/IV

R/ Ondoncetron 2x1mg/IV

Per Oral

R/ Dialac 1x1

R/ Colistin syr 3x 1/2 cth

R/ Neokaulana syr 3x1/2 cth

Page 12: lapsus anak

12

R/ Sanmol syr 3x1/2 cth

Tanggal 10 Desember 2012

S : diare, muntah, demam turun

O : KU lemah, composmentis, GCS 456

Tanda Vital : T: - mmHg RR: 25 x/menit

N: 110 x/menit S: 36,5 ˚C

BB: 9,6 kg

TB: - cm

Status generalis: diare berkurang, demam turun, keadaan umum tampak

lemah, ubun-ubun besar cekung, mata cowong, turgor kulit

turun, BAK sedikit.

A : Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan

P :

IVFD: maintenence C1 : 4 = 11 tetes/menit.

Injeksi

R/ pycin 2x125 mg/IV

R/ Ondoncetron 2x1mg/IV

Per Oral

R/ Dialac 1x1

R/ Colistin syr 3x 1/2 cth

R/ Neokaulana syr 3x1/2 cth

R/ Sanmol syr 3x1/2 cth

Page 13: lapsus anak

13

BAB II

IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI DALAM KELUARGA

A. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : An.Z

Alamat Lengkap : Dau-Malang

Bentuk Keluarga : nuclear family

Daftar Anggota Keluarga

No. Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien

Klinik

Ket.

1. Tn. A Ayah

(kepala

keluarga)

L 28 thn SD Petani tidak sehat

2. Ny. Y Ibu P 26 thn SD Petani tidak sehat

4. An. D Anak L 8 thn SD Pelajar Tidak Sehat

6. An.Z Anak L 16 bln - - ya Gastroenteritis akut

dengan dehidrasi

ringan

B. FUNGSI HOLISTIK

1. Fungsi Biologis :

Keluarga terdiri atas penderita (An.Z 16 bulan), ayah Tn. A dan Ibu

Ny. Y. Diagnosa pasien GEA dengan dehidrasi ringan.

2. Fungsi Psikologis :

Page 14: lapsus anak

14

Hubungan keluarga di antara mereka terjalin baik, terbukti dengan adanya

komunikasi antar anggota keluarga dalam menjaga pasien dirumah sakit

sangat baik.

3. Fungsi Sosial :

Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam

masyarakat, hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Penderita masih seorang

balita yang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtuanya.

C. FUNGSI FISIOLOGIS

ADAPTATION

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang

lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain.

PARTNERSHIP

Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota

keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.

GROWTH

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut.

AFFECTION

Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga.

RESOLVE

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu

yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.

Page 15: lapsus anak

15

APGAR Terhadap Keluarga Tn. A Ny. Y

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga

saya bila saya menghadapi masalah

2 2

P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan

membagi masalah dengan saya

2 2

G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan

mendukung keinginan saya untuk melakukan

kegiatan baru atau arah hidup yang baru

2 2

A Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon

emosi saya seperti kemarahan, perhatian, dll

2 2

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya

membagi waktu bersama-sama

2 2

SKOR 10 10

APGAR skor = Fungsi fisiologis keluarga baik

Keterangan :

Skoring :

Hampir selalu : 2 poin

Kadang – kadang : 1 poin

Hampir tak pernah : 0 poin

Total APGAR score keluarga An. Z adalah = 10+10= 20:2=10

Kesimpulan: Fungsi fisiologis keluarga An.Z baik.

Page 16: lapsus anak

16

D. FUNGSI PATOLOGIS DENGAN ALAT SCREEM

SCREEM

SUMBER PATHOLOGY KET

Social Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga

dengan saudara.

-

Cultural Dalam kesehariannya keluarga An. Z menggunakan bahasa

Jawa

-

Religius Pemahaman terhadap ajaran agama cukup, demikian juga

dalam ketaatannya dalam beribadah.

-

Economy Ekonomi keluarga pasien termasuk perekonomian

menengah kebawah.

+

Education Tingkat pengetahuan keluarga An. Z mengenai kesehatan

masih kurang. Orang tuan An. Z adalah lulusan SD.

+

Medical Jika sakit pergi ke dokter atau ke rumah sakit -

Kesimpulan : fungsi patologis pada keluarga ini terletak pada fungsi ekonomi dan

education.

E. GENOGRAM :

Bentuk Keluarga : nuclear Family

Keterangan :

Page 17: lapsus anak

17

: laki-laki

: perempuan

F. INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA

Pola interaksi keluarga An. Z

Keterangan :

: Hubungan baik

: Hubungan kurang baik

Kesimpulan :

Hubungan antara anggota keluarga di keluarga ini baik

Tn.A

40 thn

Ny.Y

An. D

18 thn

An. Z

Page 18: lapsus anak

18

BAB III

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KESEHATAN

A. IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

KELUARGA

1. Faktor Perilaku Keluarga

a. Pengetahuan

Keluarga kurang memahami penyakit penderita.

b. Sikap

Keluarga peduli terhadap kesehatan penderita.

c. Tindakan

keluarga membawa An. Z ke pelayanan kesehatan.

2. Faktor Non Perilaku

a. Lingkungan

Rumah yang dihuni pasien ini cukup memenuhi standar kesehatan.

Kebersihan lingkungan terjaga dengan baik dengan pencahayaan

ruangan dan ventilasi rumah yang cukup memadai. Untuk kebutuhan

air sehari-hari diperoleh dari PDAM .

b. Keturunan

Tidak ada faktor keturunan.

c. Pelayanan Kesehatan

Keluarga An. Z ke dokter atau rumah sakit sebagai sarana untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan.

Page 19: lapsus anak

19

Kesimpulan :

Faktor perilaku keluarga berpengaruh terhadap kesehatan An. Z karena

pengetahuan keluarga tentang kesehatan masih kurang terutama tentang

penyakit yang diderita.

Faktor non-perilaku keluarga berpengaruh positif terhadap kesehatan An. Z

B. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH

Lingkungan Luar Rumah

Pasien tinggal bersama kedua orang tua di perkampungan. Tidak memiliki

pekarangan rumah tetapi terdapat pagar pembatas. Saluran pembuangan limbah

sudah tersalur ke got. Pembuangan sampah di rumah diangkut oleh petugas

kebersihan.

Lingkungan Dalam Rumah

Dinding rumah terbuat dari batu bata yang di cat, sedangkan lantai rumah

sudah menggunakan keramik. Rumah ini terdiri dari 5 ruangan yaitu ruang tamu,

2 kamar tidur, satu dapur dan 1 kamar mandi. Rumah ini hanya mempunyai satu

Faktor Perilaku

An. ZAn. Z

Sikap: keluarga peduli terhadap

penyakit penderita

Sikap: keluarga peduli terhadap

penyakit penderita

Lingkungan : rumah cukup memenuhi syarat kesehatan

Tindakan: keluarga ikut mengantarkan

An.Z untuk berobat

Tindakan: keluarga ikut mengantarkan

An.Z untuk berobat

Faktor Non Perilaku

Pemahaman: keluarga kurang

memahami penyakit penderita

Pemahaman: keluarga kurang

memahami penyakit penderita

Keturunan : Tidak ada faktor keturunan

Pelayanan Kesehatan : Jika sakit ke dokter praktek atau ke RS

Page 20: lapsus anak

20

pintu untuk keluar masuk (di bagian depan) serta dua jendela kaca. Keluarga ini

sudah mempunyai fasilitas MCK keluarga dan fasilitas air dari PDAM. Ventilasi

udara cukup karena hanya tedapat jendela pada tiap ruangan.

Denah Tempat Tinggal An. L

Keterangan :

Indoor

- Luas rumah 56 m2.

- Lantai sudah menggunakan keramik.

- Pencahayaan dan ventilasi baik. Tiap kamar terdapat 2 buah jendela.

Outdoor

- Sumber air bersih dari PDAM.

- Saluran pembuangan air langsung menuju selokan.

- Saluran jamban menuju septic tank.

Kamar

Ruang Tamu

7 mU

Kamar mandi

8m

Kamar mandi

kamar

dapur

=Jendela =Pintu

Page 21: lapsus anak

21

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A. MASALAH MEDIS :

Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan.

B. MASALAH NON MEDIS :

1. Perekonomian keluarga pasien termasuk menengah ke bawah.

2. Keluarga kurang memahami penyakit penderita

C. DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN

Masalah non medis:Perekonomian keluarga

pasien terasuk menengah ke bawah

Keluarga kurang memahami penyakit penderita

An. Z

16 bulan

Masalah medis:Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan.

Page 22: lapsus anak

22

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Defenisi

Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi

dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau

atau dapat bercampur lendir dan darah akibat peradangan yang terjadi pada lambung

dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah.

Gastroenteritis juga dikenal dengan gastro, gastric flu, atau stomach flu. Keluhan

yang biasa dilaporkan pada penderita gastroenteritis bervariasi dari sakit ringan di

perut selama satu atau dua hari sampai menderita muntah dan diare selama beberapa

hari atau lebih lama. Gastroenteritis adalah inflamasi pada lapisan membran

gastrointestinal disebabkan oleh beberapa varian enteropatogen yang luas, yaitu

bakteri, virus, dan parasit. Manifestasi klinik tergantung pada respon penderita

terhadap infeksi yaitu infeksi asimptomatik, diare, diare dengan darah, diare kronik,

dan manifestasi ekstrainternal dari infeksi. Gastroenteritis dikatakan akut jika diare

berlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.

5.2 Etiologi Gastroenteritis

Etiologi dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor infeksi

a. Infeksi enteral, yaitu infeksi pada saluran pencernaan dan merupakan

penyebab utama diare pada anak, meliputi :

1). Infeksi Bakteri : E.Coli, Salmonella, Shigella SPP, Vibrio Cholera

2). Infeksi Virus : Enterovirus, Protozoa, Adenovirus

3). Infeksi Jamur : Protozoa, Candida SPP, Entamoeba Histolityca

b. Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan,

seperti OMA, broncopneumonia, tonsilofaringitis

2. Faktor malabsorbsi

· Malabsorbsi karbohidrat

· Malabsorbsi lemak

Page 23: lapsus anak

23

· Malabsorbsi protein

3. Obat-obatan : zat besi, antibiotika

4. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

5. Faktor psikologis

5.3 Manifestasi klinis

Tanda dan gejala yang biasa timbul pada penderita gastroenteritis adalah :

1. Suhu tubuh meningkat

2. Nyeri perut, distensi abdomen, mual dan muntah

3. Diare

4. Dehidrasi : Ubun-ubun cekung, kelopak mata cekung, turgor kulit menurun,

membrane mukosa kering, BAK menurun

5. Nadi cepat dan lemah atau tidak teraba

6. Pernafasan dalam dan cepat

Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO

a. Dehidrasi ringan

- Diare : bab kurang dari 4 kali sehari

- Muntah sedikit, rasa haus normal

- Denyut nadi normal, atau meningkat

- Membran mukosa kering

- Berat badan turun : anak 3 % dan bayi 5 %

- Tekanan darah dalam batas normal

- Turgor kulit kurang baik

b. Dehidrasi sedang

- Kehilangan berat badan : 6% dan bayi 10%

- Mengantuk dan lesu

- Pucat eksremitas dingin

- Diare 4-10 kali sehari

- Muntah beberapi kali

- Mata cekung, mulut/ lidah kering

Page 24: lapsus anak

24

- Turgor kulit tidak elastis

- Nafas dan denyut nadi agak cepat

- Ubun-ubun cekung

c. Dehidrasi berat

- Sangat mengantuk, lemah

- Diare lebih dari 10 kali sehari

- Sering muntah

- Air mata tidak ada, mulut dan lidah sangat kering

- Elastis kulit sangat lambat

- Nafas dan denyut nadi sangat cepat, ubun-ubun sangat cekung

- Berat badan turun : anak 9% dan bayi 15%

5.4 Patofisiologi

Diare akut akibat infeksi (gastroenteritis) terutama dilakukan secara

fekal oral. Hal ini disebabkan masukan minuman atau makanan yang

terkontaminasi tinja ditambah dengan ekskresi yang buruk, makanan yang tidak

matang, bahkan yang disajikan tanpa dimasak penularannya transmisi orang ke

orang melalui aerosolisasi (Norwalk, rotavirus), tangan yang terkontaminasi

(Clostridium difficille), atau melalui aktivitas seksual. Faktor penentu terjadinya

diare akut adalah faktor penyebab (agent) dan faktor penjamu (host). Faktor

penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme, yaitu

faktor daya tahan tubuh atau lingkungan lumen saluran cerna, seperti keasaman

lambung, motilitas lambung, imunitas juga mencakup lingkungan mikroflora

usus. Faktor penyebab yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya

penetrasi, yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang

mempengaruhi sekresi cairan di usus serta daya lekat kuman.

Mikroorganisme tersebut membentuk koloni-koloni yang dapat

menginduksi diare patogenesis diare disebabkan infeksi bakteri terbagi dua

yaitu :

Page 25: lapsus anak

25

1) Bakteri noninvasif (enterotoksigenik)

Bakteri masuk kedalam makanan atau minuman yang tercemar oleh

bakteri tersebut. Bakteri kemudian tertelan dan masuk kedalam lambung,

didalam lambung bakteri akan dibunuh oleh asam lambung, namun bila

jumlah bakteri terlalu banyak maka akan ada yang lolos kedalam usus 12

jari (duodenum). Di dalam duodenum bakteri akan berkembang biak

sehingga jumlahnya mencapai 100 juta koloni atau lebih per ml cairan

usus. Dengan memproduksi enzim muicinase bakteri berhasil mencairkan

lapisan lendir yang menutupi permukaan sel epitel usus sehingga bakteri

dapat masuk ke dalam membrane (dinding sel epitel). Di dalam membran

bakteri mengeluarkan toksin yang disebut sub unit A dan sub unit B. Sub

unit B melekat di dalam membrane dari sub unit A dan akan bersentuhan

dengan membrane sel serta mengeluarkan cAMP (cyclic Adenosin

Monophospate). cAMP berkhasiat merangsang sekresi cairan usus di

bagian kripta vili dan menghambat absorbsi cairan di bagian kripta vili,

tanpa menimbulkan kerusakan sel epitel tersebut. Sebagai akibat adanya

rangsangan sekresi cairan dan hambatan absorbsi cairan tersebut, volume

cairan didalam lumen usus akan bertambah banyak. Cairan ini akan

menyebabkan dinding usus menggelembung dan tegang dan sebagai

reaksi dinding usus akan megadakan kontraksi sehingga terjadi

hipermotilitas atau hiperperistaltik untuk mengalirkan cairan ke bawah

atau ke usus besar. Dalam keadaan normal usus besar akan meningkatkan

kemampuannya untuk menyerap cairan yang bertambah banyak, tetapi

tentu saja ada batasannya. Bila jumlah cairan meningkat sampai dengan

4500 ml (4,5 liter), masih belum terjadi diare, tetapi bila jumlah tersebut

melampaui kapasitasnya menyerap, maka akan terjadi diare.

2) Bakteri enteroinvasif

Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi,

dan bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan

darah.

Page 26: lapsus anak

26

5.5 Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan medik primer diarahkan pada

pengontrolan dan penyembuhan penyakit yang mendasar.

2. Untuk diare ringan, tingkatkan masukan cairan peroral,

mungkin diresepkan glukosa oral dan larutan elektrolit

3. Untuk diare sedang, obat-obat non-spesifik,

difenoksilat (lomotif) dan loperamit (imodium) untuk menurunkan motilitas

dari sumber noninfeksius.

4. Diresepkan antimikrobial jika telah teridentifikasi

preparat infeksius atau diare memburuk

5. Terapi interavena untuk hidrasi cepat (diberi cairan),

terutama untuk klien yang sangat muda atau lansia.

Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat

badan atau berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan

sesuai dengan umur dan berat badannya.

a. Dehidrasi ringan

1 jam pertama 25–50 ml/KgBB/hari Kemudian 125 ml/ KgBB /hari

b. Dehidrasi sedang

1 jam pertama 50–100 ml/KgBB/oral Kemudian 125 ml/kgBB/hari

c. Dehidrasi berat

1) Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3–10 kg

a) 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/jam = 10 tetes/kg BB/menit (infus set 1

ml = 15 tetes atau 13 tetes/kgBB/menit.

b) 7 jam berikutnya 12 ml/kgBB/jam = 3 tetes/kgBB/menit (infus set 1

ml = 20 tetes).

c) 16 jam berikutnya 125 ml/kgBB oralit per oral bila anak mau minum,

teruskan dengan intra vena 2 tetes/kgBB/menit atau 3 tetes/kgBB/menit.

2) Untuk anak lebih dari 2–5 tahun dengan berat badan 10–15 kg.

Page 27: lapsus anak

27

a) 1 jam pertama 30 ml/kgBB/jam atau 8 tetes/kg BB/menit (infus set 1

ml = 15 tetes) atau 10 tetes/ kgBB/menit (1 ml = 20 tetes).

b) 7 jam kemudian 127 ml/kgBB oralit per oral, bila anak tidak mau

minum dapat diteruskan dengan intra vena 2 tetes/kgBB/menit atau 3

tetes/kgBB/menit.

3) Untuk anak lebih dari 5 – 10 tahun dengan berat badan 15 – 25 kg

a) 1 jam pertama 20 ml/kgBB/jam atau 5 tetes/kgBB/menit (infus set 1

ml = 20 tetes)

b) 16 jam berikutnya 105 ml/kgBB oralit per oral

5.6 Komplikasi

1. Dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit

2. Shock hipovolemik yang terdekompensasi (hipotensi,

asidosis metabolic, perfusi sistemik buruk)

3. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika

lama atau kronik)

4. Kejang demam terjadi pada dehidrasi hipertonik

(dehidrasi yang berlebih)

5. Hipoglikemia (gula)

6. Hipokalemia (meteorismus, hipotoni otot, lemah,

bradikardi, disritmia jantung)

7. Bakteremia

Page 28: lapsus anak

28

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN KOMPREHENSIF

6.1 Kesimpulan holistik

Diagnosa holistik: An. Z (16 bulan) adalah penderita Gastroenteritis akut

dengan dehidrasi ringan, tinggal dalam nuclear family dengan kondisi

keluarga yang harmonis. Status perekonomian pasien menengah kebawah,

cukup dalam kebutuhan sehari-hari. Lingkungan keluarga yang cukup sehat

dan merupakan anggota masyarakat biasa dalam kehidupan kemasyarakatan

yang mengikuti beberapa kegiatan dilingkungannya.

1. Diagnostik dari segi biologis:

Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan.

2. Diagnosis dari segi psikologis

Hubungan An.Z dengan keluarga baik, ketika dirumah sakit pasien

ditunggu oleh orang tuanya. Secara psikologis mungkin anak pasien

mengalami stress akibat proses perawatan.

3. Diagnosis dari segi sosial:

Pasien merupakan anak yang berumur 16 bulan yang aktif berinteraksi

dalam kesehariannya.

6.2 Saran komprehensif

1. Promotif :

Memberikan edukasi ke keluarga pasien tentang pentingnya menjaga kebersihan

lingkungan, dan memberikan edukasi mengenai pencegahan dan penangganan

gastroenteritis akut dan dehidrasi ringan yang dialami pasien.

2. Preventif :

Perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan :

Keluarga hendaknya cuci tangan setelah dari toilet dan khususnya

sebelum makan atau mempersiapkan makanan.

Hindari minum susu mentah (yang belum dipasteurisasi)

Hindari minum air mentah, rebus air sampai mendidih.

Page 29: lapsus anak

29

3. Kuratif

Teratur minum obat yang diberikan.

4. Rehabilitatif

Rehabilitatif bertujuan untuk meminimalisir terjadinya komplikasi dan

agar pasien cepat kembali sehat dan bisa beraktifitas secara normal perlu

diberikan edukasi mengenai pola makan dan komplikasi yang mungkin timbul

pada pasien dengan gastroenteritis.

Page 30: lapsus anak

30

DAFTAR PUSTAKA

Sudoyono, Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi 1V. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Edisi III. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Behrman, Richard. Alih Bahasa: Samik, Wahab. (1999). Ilmu Kesehatan Anak

Nelson. Jakarta; EGC

Carpenito, Linda Juall. Ahli bahasa Monica, Ester (1999). Rencana Asuhan Dan

Dokumentasi Keperawatan. Jakarta; EGC

Price, Sylvia Anderson. Alih bahasa: Brahm. (2005). Pathofisiologi: Konsep konsep

Klinis Proses Penyakit. Jakarta; EGC

Sarwono, Waspadji dan Soeparman. (2003). Ilmu Penyakit Dalam II. Jakarta; FKUI

DeCamp LR et al. Use of Antiemetic Agents in Acute Gastroenteritis: A Systematic

Review and Meta analysis. Arch Pediatr Adolesc Med 2008; 162(9): 858-865

Freedman SB et al. Oral Ondansetron Administration in Emergency Departments to

Children with Gastroenteritis: An Economic Analysis. PLoS Medicine 2010; 7

(10) (published online on October 1, 2010, doi:10.1371/journal.pmed.1000350).