laporan survei polder

18
POLDER KALIGAWE Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengolahan Sumber Daya Air Disusun oleh : Kelas B Abda Rizka 21010113120008 Tri Kumala Hasan 21010113120008 Aji Santiko 21010113120008 Errina Cintia 21010113120008 Farizka Rahman N 21010113120008 Agung Kristian 21010113120008 Stefanus Hedra 21010113120008 Aido Dio Saputra 21010113120008 Andrivo Ferliyan 21010113120008 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

Upload: prince-of-darkness

Post on 01-Oct-2015

81 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Laporan

TRANSCRIPT

  • POLDER KALIGAWE

    Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengolahan Sumber Daya Air

    Disusun oleh :

    Kelas B

    Abda Rizka 21010113120008

    Tri Kumala Hasan 21010113120008

    Aji Santiko 21010113120008

    Errina Cintia 21010113120008

    Farizka Rahman N 21010113120008

    Agung Kristian 21010113120008

    Stefanus Hedra 21010113120008

    Aido Dio Saputra 21010113120008

    Andrivo Ferliyan 21010113120008

    JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2015

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Semarang sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah merupakan kota yang terletak di pesisir

    pantai. Sebagaimana yang diketahui, tempat-tempat tersebut sudah tidak asing dengan yang

    namanya banjir, terutama banjir Rob. Banjir yang terjadi karena kenaikan muka air laut ini

    cukup menyusahkan warga Semarang bagian utara. Apalagi bila kiriman air dari daerah

    Semarang atas datang, maka dapat dipastikan akan selalu ada air di sepanjang mata

    memandang. Pada dasarnya banjir merupakan hasil dari ketidakmampuan pengolahan

    sumber daya air. Dengan adanya banjir ini, transportasi terganggu (rawan macet karena

    pengendara cenderung pelan bila jalan tergenang air), roda perekonomian terhambat,

    kerusakan lingkungan, kurangnya ketersediaan air bersih, dan sebagainya. Berbagai hal

    dapat dilakukan dalam rangka meminimalisir dampak buruk dari banjir perkotaan ini,

    diantarnya seperti pengaturan saluran drainase sedemikian sehingga yang mengalir ke

    daerah tidak berlebih, pembuatan bangunan air sebagai pengalihkan kelebihan air untuk

    kebutuhan irigasi dan semacamnya.

    Salah satu dari berbagai upaya penanganan banjir perkotaan yaitu dengan pembangunan

    polder. Sebagai contoh polder Kaligawe. Polder ini awalnya dibangun agar banjir tidak

    menggenangi pasar Waru, namun dalam pelaksanaanya masih saja ditemui genangan air di

    jalan raya +50 m dari lokasi polder. Belum lagi adanya berita-berita di media massa tentang

    ketidaksinergisan dalam pengoperasiannya. Hal ini juga menyangkut tentang pengawasan

    dan pemeliharaan polder. Padahal di daerah Semarang yang cenderung sering terjadi banjir

    ini, keberadaan polder sangat diperlukan, terutama untuk daerah sekitarnya.

    2. Rumusan Masalah

    Bagaimana kondisi polder Kaligawe

    3. Tujuan

    Untuk menentukan apakah polder Kaligawe masih dapat difungsikan sebagai prasarana

    pengolahan sumber daya air.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pemahaman Istilah

    1. Sistem Polder adalah sistem penanganan drainase perkotaan dengan cara mengisolasi

    daerah yang dilayani dari pengaruh limpasan air hujan / air laut dengan penanggulangan

    / prasarana lain (jalan, jalan kereta api), dan sistem drainasenya dengan pemompaan.

    2. Banjir /Genangan adalah peristiwa meningkatnya aliran permukaan air di palung sungai

    akibat dari curah hujan yang terjadi pada daerah aliran Sungai tersebut. Banjir ditentukan

    besarannya dengan Debit Puncak Banjir dalam satuan m / detik pada Hydrograph

    Banjir.

    3. Genangan adalah peristiwa di mana air terkonsenterasi pada suatu lokasi yang rendah.

    Genangan dapat diidentifikasi dengan adanya Luas genangan, Tinggi genangan dan

    Lamanya genangan. Penyebab genangan adalah akibat air permukaan tidak dapat

    mengalir karena rendahnya lahan atau karena pembendungan. Banjir dan Genangan dapat

    menjadi penyebab satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh genangan yang terjadi

    akibat aliran terjebak oleh longsoran pada suatu sungai dapat menjadi banjir apabila

    longsoran tersebut bobol atau suatu dataran yang rendah menjadi tempat genangan akibat

    dari limpasnya banjir di sungai.

    4. Bantaran banjir (Flood Plain) adalah dataran di kiri dan kanan sungai yang sering terkena

    banjir. Bantaran banjir yang sebenarnya adalah batas Daerah Aliran Sungai itu sendiri

    terutama pada wilayah morfologi sungai tua atau daerah dataran. (Lihat gambar di bawah

    ini).

  • B. Operasi dan Pemeliharaan Pompa

    1. Umum

    Setiap pabrik pembuat pompa pasti mengeluarkan spesifikasi, Standar Operasi dan

    pemeliharaan Pompa. Sebab standar operasi pompa terkait dengan kapasitas pompa itu

    sendiri . Dalam hal ini yang akan dijelaskan adalah yang menyangkut tata cara

    mengoperasikan yang terkait dengan tinggi rendahnya muka air.

    a. Setiap instalasi pompa harus dilengkapi dengan papan duga air atau peil schal baik

    yang terbuat dari plat email atau papan kayu yang di cat. Masing-masing

    b. mempunyai kelemahan . Untuk papan dari plat yang di email akan termakan karat,

    sedangkan untuk papan kayu akan mudah lapuk dan catnya mudah terkelupas.

    c. Setiap pemasangan pompa pasti diseting terhadap kondisi air terendah di waduk

    d. / kolam atau long storage, sesuai dengan kemampuan daya hisap pompa dan jenis

    pompa.

    2. Standar Operasi Pompa

    Pengoperasian pompa pada sistem folder lebih ditentukan oleh kondisi Muka Air di

    waduk/long storage /kolam yang disebabkan oleh hujan atau buangan domestik. Pompa

    yang alirannya dibuang ke Laut akan sedikit berbeda dengan yang dibuang di Kanal.

    Pompa yang membuang ke laut tidak terlalu terpengaruh oleh pasang surutnya air

    laut., tetapi yang membuang ke kanal umumnya perbedaan tinggi tanggul kanal dapat

    menjadi kendala. Beberapa kondisi keduanya adalah sebagai berikut :

    a. Pemompaan dari Waduk ke Laut

    Kondisi muka air di waduk sabagai berikut:

    a) Muka Air Rendah (normal) pada kondisi tidak hujan, pompa di istirahatkan untuk

    dilakukan pengecekan ringan, pemberian pelumas, pengecekan kelancaran arus

    listrik dari sumber dan panel.

    b) Muka Air naik karena buangan air domestik masuk biasanya waktu pagi dan sore

    hari. Pompa dioperasikan sampai muka air di waduk kembali normal

    c) Terjadi hujan ringan pompa dioperasikan jika tinggi muka air terjadi kenaikan.

    d) Terjadi hujan lebat di area folder otomatis tinggi muka air akan naik maka poma

    harus dioperasikan secara maksimal untuk mengembalikan kondisi tinggi muka air

    menjadi normal kembali.

    e) Untuk menjaga agar supaya pompa tidak memompa sampai kering dan akan

  • f) merusak baling baling (propeller) rusak maka harus ditentukan batas tinggi muka

    air terendah. Tinggi muka air terendah ini berada beberapa centimeter diatas mulut

    bawah pompa.

    g) Tinggi muka air normal berada pada level tinggi muka air tanah. Sekalipun waduk

    dibuat dalam maka setelah dipompa muka air akan kembali ke level normal lagi.

    Volume waduk yang operasional untuk musim kemarau dimulai dari muka air

    normal sampai muka air maksimal. Untuk musim hujan volume

    h) waduk operasioanal mulai darimuka air terendah mulut pompa sebab volume

    tampungan dibutuhkan lenbih besar sesuai bsarnya debit yang masuk lewat inlet.

  • BAB III

    HASIL SURVEI POLDER KALIGAWE

    Sejarah Polder Kaligawe

    Di Semarang setiap musim penghujan tiba, Pasar Waru yang terletak di Kelurahan Kaligawe

    Semarang selalu terendam banjir. Akibatnya pasar ini semakin dijauhi pengunjung. Tak heran

    jika para pedagang yang sebagian besar pindahan dari PKL Jalan Kartini mengeluh karena

    dagangannya tidak laku. Selain menggenangi Pasar Waru, banjir juga terjadi di jalan masuk

    menuju rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Kaligawe yang saat ini masih dalam tahap

    penyelesaian.

    Agar banjir tidak lagi menggenangi kawasan ini, pemerintah kota Semarang merencanakan

    pembangunan kolam retensi atau semacam polder di kawasan ini. Polder ini dibangun pada sisi

    barat Pasar Waru dan saat ini sudah dalam tahap pengerukan. Berdasarkan pantauan Radar

    Semarang Minggu (12/10) sebuah alat berat terlihat mengeruk tanah di lokasi ini. Rencananya,

    luas polder tersebut sekitar 5.000 meter persegi dengan kedalaman 4 meter. Polder ini akan

    menjadi tempat penampungan air dari saluran di kawasan tersebut.

    Supaya kawasan ini tidak banjir, memang butuh penanganan pada saluran drainasenya.

    Nantinya akan dibuat saluran di sekeliling kawasan rusunawa dan Pasar Waru, tutur Kepala

    Dinas Tata Kota dan Permukiman (DTKP) Bambang Haryono.

    Rencananya, saluran drainase akan dibangun di sekeliling kawasan dengan lebar sekitar 60

    sentimeter dan kedalaman sekitar setengah meter. Rencana pembangunan kolam retensi di

    kawasan Pasar Waru disambut para pedagang Pasar Waru maupun masyarakat sekitar.

    Diharapkan dengan pembenahan saluran drainase yang ada di kawasan tersebut, dapat

    mengurangi banjir yang sering melanda wilayah itu.

    Sekretaris Komisi C DPRD Kota Semarang Agung Purno Sarjono menyambut baik pembuatan

    polder di kawasan Pasar Waru untuk mengatasi banjir. Tapi ia mengingatkan agar dinas terkait

    juga memikirkan saluran pembuangan air dari polder tersebut. Yang tak kalah penting adalah

    saluran pembuangan dari polder sampai muara harus jelas, ujar Agung PS.

    Ia berharap polder tersebut tidak hanya untuk menampung air di kawasan Pasar Waru dan

    rusunawa saja. Jangan sampai keberadaan polder tersebut malah menimbulkan banjir di

    wilayah lain. Untuk itulah perlu juga diperhatikan saluran pembuangan dari polder hingga ke

    muara. Kalau saluran pembuangan berfungsi maksimal, maka keberadaan polder dalam

    mengatasi banjir juga akan maksimal, ujar politisi asal PAN ini.

  • Hasil Pengamatan Kondisi Keadaan Langsung

    Berdasarkan survei yang kami lakukan di Polder Kaligawe didapatkan laporan sebagai berikut:

    a. Volume air yang ada di daerah Sawah Besar pernah melebihi kapasitas yang dapat

    ditampung Polder Kaligawe, hal ini dapat dilihat dari adanya ikan Sapu-Sapu yang terdapat

    di pinggir tanggul juga banyaknya lumpur di sekitarnya. Hal ini juga membuktikan kurang

    efektifnya sistem pompa di polder tersebut.

    b. Tergenangnya sebagian rumah warga yang di sekitar polder Kaligawe dengan air yang

    merupakan hasil rembesan polder.

  • c. Terjadinya penyumbatan sampah-sampah pada saluran-saluran air ketika banjir surut.

    d. Pemanfaatan daerah sekitar polder sebagai tempat pemancingan, pedagang kaki lima, dan

    tempat rekreasi.

  • e. Tidak terawatnya fasilitas-fasilitas di polder, hal ini dilihat dari banyaknya tanaman liar yang

    tumbuh, diabaikannya tempat sampah yang telah rusak.

    f. Tidak tersedianya prasarana penyeberangan yang memadai pada saluran di samping polder,

    sehingga penduduk sekitar membuat jembatan dari kayu seadanya.

  • g. Kurangnya kesadaran masyarakat sekitar akan kebersihan dan rasa tanggung jawab terhadap

    bangunan polder.

    h. Padatnya pemukiman di sekitar polder, sehingga membuktikannya kurang berhasilnya

    pembebasan lahan saat pembangunan polder. Semakin banyak warga yang tinggal terlalu

    dekat dengan polder, semakin rendah tingkat pengawasan akan polder.

  • i. Masih terdapatnya binatang-binatang air di polder seperti ikan Sapu-Sapu, keong, kepiting,

    dan lain-lain. Hal ini membuktikan tingkat penyemaran air oleh sampah-sampah yang

    dibuang di polder masih tergolong rendah.

    j. Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Energi Sumber Daya Mineral (PSDA dan

    ESDM) Kota Semarang Agus Riyanto mengatakan, Polder Kaligawe yang ada di Kelurahan

    Kaligawe, Kecamatan Kaligawe sudah diuji coba, Selasa (15/11). Pipa berada di dasar,

    karena banyaknya sedimentasi berupa lumpur dan sampah plastik, jadi mesin penyedot tidak

    maksimal bekerja, ujarnya. Untuk mengurangi sedimentasi, kata Agus, pihaknya akan

    bekerja sama dengan Dinas Tata Kota dan Perumahan (DTKP) untuk menguras Polder

    Kaligawe, Sabtu (19/11). Sayang bahan bakar jika penyedotan tidak maksimal, karena

    sekali pengoperasian bisa menghabiskan 2000 liter solar. Itupun untuk satu mesin pompa

    saja, ujarnya. Rumah pompa Polder Kaligawe, tambah Agus, mempunyai dua mesin

    penyedot dengan kekuatan 1000 liter per detik. Agus mengatakan pengoperasian Polder

    Kaligawe dilakukan jika hujan tiba atau saat air di kolam retensi sudah terbilang tinggi. Jadi

    tidak setiap hari difungsikan, ujarnya.

  • Identifikasi Prasarana

    Polder Kaligawe dibangun dari APBN 2009 senilai Rp 1,41 miliar, dengan prasarana sebagai

    berikut:

    1. Tanggul

    Tanggul banjir adalah konstruksi yang berfungsi untuk mencegah terjadinya limpasan air

    dari sungai/saluran ke wilayah perkotaan. Tanggul banjir dapat terdiri dari tanggul tanah,

    tanggul pasangan batu kali dan tanggul beton bertulang.

    Gambar Tanggul dari beton bertulang

    2. Pintu Air

    Pintu air dipasang pada inlet siphon, inlet dan outlet waduk (kolam retensi), inlet stasiun

    pompa dan di ujung saluran yang berhubungan dengan badan air. Pintu air menurut jenisnya:

    o Pintu sorong (pengoperasian secara manual)

    o Pintu klep otomatis

    o Pintu katup karet otomatis

    Bila ada air mengalir dari dalam maka air akan menekan sisi dalam dari duckbill sehingga

    air dengan mudah keluar melalui celah duckbill. Bila tekanan air diluar lebih besar maka air

    dari luar tidak bisa masuk ke dalam dan air dari dalam akan tertahan karena tertutupnya

    celah duckbill karena tekanan dari luar.

  • Gambar 15. Pintu air sorong

    3. Kolam Retensi / Kolam Tandon

    Ada dua sistem kolam retensi/kolam tendon yaitu:

    a. Kolam retensi di samping badan sungai/ saluran drainase

    b. Kolam retensi dalam badan sungai/ saluran drainase

    Gambar Kolam retensi di samping badan sungai/saluran drainase

  • Waduk/situ/kolam retensi di dalam kota cukup besar manfaatnya bila dipelihara dengan

    baik, yaitu:

    1. dapat mengurangi besarnya debit aliran (run off) di saluran

    2. dapat menjadi tempat rekreasi masyarakat jika di sekitarnya ditata menjadi taman

    Gambar Kolam Retensi dengan kedalaman 3,5 sampai 4,5 meter dengan luas 5000 meter

    persegi.

    Jenis waduk di berbagai kota terdapat berbagai ukuran baik luas maupun kedalamannya.

    Bila dilihat dari luasnya maka:

    o yang ukurannya luas sekali sampai ratusan hektar diberi nama

    o waduk yang ukurannya lebih kecil dari waduk dinamakan setu

    o yang lebih kecil dari setu dinamakan kolam retensi

    4. Pompa dan Stasiun Pompa

    Stasiun pompa terdiri dari pompa, rumah pompa dan panel operasi pompa. Pompa

    terdiri dari beberapa tipe di antaranya yaitu : Pompa Archemedian screw, Pompa

    Rotodynamic, Pompa Sentrifugal (aliran radial) dan Pompa Axial (baling-baling)

    Fungsi pompa banjir dalam sistem drainase perkotaan adalah untuk melayani aliran banjir

    yang cukup besar. Untuk mengeringkan air hujan dari suatu derah yang luas di daerah

    perkotaan diperlukan pompa-pompa berdiameter besar guna menanggulangi jumlah air

    yang banyak.

  • Ada dua jenis dasar pompa yang biasa digunakan untuk sistem drainase, menurut jenis

    impeller ada dua jenis pompa yaitu yaitu:

    1. Archemedian Screw

    Pompa archemedian screw digunakan untuk kondisi elevasi muka air yang dipompa

    relatif aman tidak sesuai untuk elevasi muka air yang perubahannya relatif besar.

    Pompa ini tidak terganggu dengan adanya tumbuhan air dan sampah, oleh sebab itu

    pompa ini mampu beroperasi tanpa dijaga dalam jangka waktu yang lama.

    2. Rotodynamic Pumps

    Pompa Rotodynamic terdiri atas 3 jenis:

    a. Pompa Centrifugal (aliran radial); dipergunakan untuk memompa air dengan

    ketingian yang besar dan aliran sedang.

    b. Pompa Axial (baling-baling; dipergunakan untuk memompa air dengan

    ketinggian yang rendah sampai aliran yang besar.

    c. Pompa Aliran Campuran; digunakan dengan karakteristik tengah-tengah antara

    Pompa Centrifugal dengan Pompa Axial

    Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan masing-masing Jenis Pompa

    Jenis Pompa Kelebihann Kekurangan

    Pompa

    Archemidian

    Prinsip kerjanya sederhana Tidak bisa diterapkan pada

    daerah yang perubahan

    alirannya drastis Pompa Radial

    (Centrifugal)

    Prinsip kerjanya sederhana

    Banyak jenis Konstruksinya kuat

    Harga yang lebih murah untuk spek

    yang sejenis

    Tidak banyak bagian yang bergerak

    sehingga pemeliharaannya mudah

    Jumlah putaran tinggi

    Jalannya tenang sehingga fondasi

    dapat dibuat ringan

    Dalam kondisi normal,

    pompa ini tidak dapat

    menghisap sendiri (tidak

    dapat memompa udara)

    Kurang cocok untuk zat

    cair yang banyak

    mengandung sedimen

    sehingga harus

    menggunakan trash rake

    Pompa Axial

    (Baling-baling)

    Dapat menghasilkan volume

    tinggi dengan tekanan head yang

    rendah

    Sedikit sulit pengoperasiannya

    karena harus menjaga

    balance flow

  • 5. Trash Rake

    Trash rake atau saringan sampah adalah salah satu sarana drainase untuk tetap

    menjaga kebersihan saluran. Menurut jenisnya Terdapat dua jenis Trash rake yaitu :

    a. Tipe saringan permanen

    b. Tipe saringan tidak permanen (dapat diangkat)

    Menurut pengoperasiannya trash rake dapat dioperasikan secara manual atau

    mekanik. Penempatan/ pembangunan trash rake manual dan mekanik:

    1) Trash rake manual

    Ditempatkan di hulu bangunan pompa dengan kapasitas kecil

    Di saluran inlet kolam retensi dengan kapasitas kecil

    Inlet bangunan siphon

    Inlet bangunan gorong-gorong

    2) Trash rake mekanik

    Di tempatkan di hulu bangunan pompa dengan kapasitas besar

    Saluran inlet kolam retensi dengan kapasitas besar

    Di hulu pintu air kapasitas besar

    Gambar 28. Trash rake mekanik

  • BAB IV

    PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

    Pembahasan

    Polder Kaligawe memiliki prasarana berupa tanggul, adapun jenis tanggul yang

    digunakan yaitu tanggul beton bertulang, prasarana yang lain berupa pintu air yaitu berupa pintu

    sorong, ada pula kolam retensi/kolam tandon yang terletak di sebelah saluran drainase dengan

    kedalaman kolam 3-4 m dan luas 5000 meter2, sedangkan pompa yang digunakan termasuk

    jenis pompa Rotodynamic Pumps, adapun prasarana yang lainnya yaitu trash rake mekanik

    namun tidak terdapat alat pembersih pada penyaring sampah ini. Pengperasian dan

    pemeliharaan terkait polder ini masih kurang, hal ini terlihat dari berbagai masalah teknis dan

    lain-lain.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil survei di atas, secara garis besar maka dapat kita lihat sistem polder

    Kaligawe, Sawah Besar masih berfungsi namun belum optimal. Banyak warga yang tinggal di

    sekitar polder masih membuang sampah sembarangan sehingga bisa menyebabkan banjir dan

    penyumbatan pada saluran-saluran air yang berada di polder. Perlu adanya gotong-royong

    membersihkan sedimen dan sampah yang berada di sana sehingga polder dapat berfungsi

    sebagaimana mestinya dan mencegah atau mengurangi terjadinya banjir. Warga pun dapat

    memanfatkan polder yang bersih itu sebagai tempat rekreasi atau pemancingan.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Warta Jateng, 17 Nopember 2011

    Tata Cara Pembuatan Kolam Retensi dan Polder ( NSPM ), Deprtemen Pekerjaan Umum

    Direktorat Jenderal Cipta Karya

    Laporan Akhir Pengembangan Teknologi Bangunan Air Pengendalian Banjir Perkotaan

    Menuju Waterfront City

    http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/01/26/96557/Mendesak-

    Pemasangan-Pompa-di-Polder-Kaligawe

    http://anggunsugiarti.blogspot.com/2012/02/belajar-dari-sistem-polder-negera.html

    https://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/polder/

    http://agungbudimargono.blogspot.com/2011/11/polder-kaligawe-urung-dioperasikan.html