laporan psg

Upload: yossilisnayenti

Post on 14-Oct-2015

127 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    1/26

    Caly Sadly

    ..."Pecandu Menulis + Makhluk Bego + Mahasiswa Kupu-kupu + Manusia Robot"...

    Supariasa, I Dewa Nyoman, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. EGC: Jakarta.

    Selasa, 08 Februari 2011

    Antropometri

    Penilain Status Gizi

    Jurusan Gizi Poltekes Ternate

    M. Sadli Umasangaji

    09254

    Angkatan 2009

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri

    gizi. Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita

    menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi. Disamping itu pula

    dalam kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu menggunakan metode tersebut.

    Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat dipakai secara universal, tidak mahal,

    dan metode yang non invasif untuk mengukur ukuran, bagian, dan komposisi dari tubuh

    manusia. Oleh karena itu, disebabkan pertumbuhan anak-anak dan dimensi tubuh pada segala

    usia dapat mencerminkan kesehatan dan kesejahteraan dari individu dan populasi,

    antropometri dapat juga digunakan untuk memprediksi performa, kesehatan, dan daya tahan

    hidup.

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    2/26

    Antropometri penting untuk kesehatan masyarakat dan juga secara klinis yang dapat

    mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan sosial dari individu dan populasi. Selain itu,

    aplikasi antropometri mencakup berbagai bidang karena dapat dipakai untuk menilai status

    pertumbuhan, status gizi dan obesitas, identifikasi individu, olahraga, militer, teknik dan lanjut

    usia.

    Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan metros

    artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Antropometri gizi adalah

    pengukuran yang berhubungan dengan berbagai macam dimensi tubuh dan komposisi tubuh

    dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

    Umumnya, antropometri digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai

    ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Antropometri dapat dibagi menjadi dua,

    yaitu Antropometri Statis/structural (Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier pada

    permukaan tubuh) dan Antropometri Dinamis/fungsional (pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisikmanusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi

    saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya).

    Pada dasarnya jenis pertumbuhan dapat dibagi dua yaitu ; pertumbuhan yang bersifat linier dan

    pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini

    mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan status gizi yang

    dihubungkan pada saat lampau dan pertumbuhan massa jaringan menggambarkan status gizi

    yang dihubungkan pada saat sekarang atau saat pengukuran.

    a. Linier

    Bentuk dari ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang. Contoh ukuran

    linier adalah panjang badan, lingkar dada, lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya

    menunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang

    dideritawaktu lampau. Ukuran linier yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang

    badan.

    b. Massa Jaringan

    Bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa jaringan adalahberat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah kulit. Apabila ukuran ini rendah

    atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang

    diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Ukuran massa jaringan yang paling sering

    digunakan adalah berat badan.

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    3/26

    B. Tujuan

    Tujuan umum

    Dapat melakukan beberapa pengukuran antropometri dengan tepat pada

    orang dewasa, anak, balita, dan bayi dapat menilai status gizi seseorang berdasarkan

    standar yang digunakan.

    Tujuan khusus

    Dapat melakukan pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) pada orang

    dewasa, anak, balita dan bayi.

    Dapat melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LLA) pada orang dewasa dan anak.

    Dapat melakukan pengukuran tebal lemak bawah kulit (TLBK) pada orang dewasa.

    Dapat menilai status gizi pada orang dewasa, anak, balita, dan bayi.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Antropometri berasal dari kata antropos dan metros. Antropos artinya tubuh dan metros

    artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Pengertian ini bersifat sangat

    umum sekali. Pengertian dari sudut pandang gizi, telah banyak diungkapkan oleh para ahli

    Jelliffe (1966) mengungkapkan bahwa ; Nutritional antropometry is measurement of the

    variations of the physical dimensions and the gross composition of the human body at different

    age levels and degree of nutrition. Dari definisi ini dapat ditarik kesimpulan pengertianbahwa

    antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan

    komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara

    lain : berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    4/26

    Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidak

    seimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola

    pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.

    (Nyoman, 2002)

    Dewasa ini, di masyarakat sangat lazim digunakan metode antropometri untuk menentukan

    status gizi, baik pada dewasa maupun anakanak. Selain untuk tujuan tesebut, antropometri

    digunakan untuk kegiatan penapisan status gizi masyarakat.

    Sedangkan dari sudut pandang gizi, antropometri berarti pengukuran dari ukuran dan

    komposisi tubuh pada berbagai level usia dan variasi keadaan gizi.

    Jadi dapat disimpulkan, bahwa fokus utama pengukuran antropometri meliputi pengukuran

    dimensi tubuh seperti berat badan, tinggi badan atau panjang badan, lingkar lengan atas dan

    komposisi tubuh meliputi lemak tubuh (fat mass) dan bukan lemak tubuh (fat-free mass ) dari

    berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

    Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan

    komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara

    lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.

    Keunggulan antropometri gizi sebagai berikut :

    a. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar.

    b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang sudahdilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri. Kader gizi (Posyandu)

    tidak perlu seorang ahli, tetapi dengan pelatihan singkat ia dapat melaksanakan kegiatannya

    secara rutin.

    c. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat.

    Memang ada alat antropometri yang mahal dan harus diimpor dari luar negeri, tetapi

    penggunaan alat itu hanya tertentu saja seperti "Skin Fold Caliper" untuk mengukur tebal lemak

    di bawah kulit.

    d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.

    e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.

    f. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk, karena sudah ada

    ambang batas yang jelas.

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    5/26

    g. Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau

    dari satu generasi ke generasi berikutnya.

    h. Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap

    gizi.

    Di samping keunggulan metode penentuan status gizi secara antropometri, terdapat pula

    beberapa kelemahan :

    a. Tidak sensitif

    Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat. Di samping itu tidak dapat

    membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe.

    b.Faktor di luar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan

    spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.

    c.Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan

    validitas pengukuran antropometri gizi.

    d.Kesalahan ini terjadi karena:

    1.pengukuran.

    2.perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan.

    3.analisis dan asumsi yang keliru.

    e.Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:

    1.latihan petugas yang tidak cukup.

    2.kesalahan alat atau alat tidak ditera.

    3.kesulitan pengukuran. (Nyoman, 2002)

    Jenis Parameter

    Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa

    parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain: Umur, berat

    badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal

    lemak di bawah kulit.

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    6/26

    1. Umur

    Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur akan

    menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat

    badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.

    Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur digunakan adalah tahun umur penuh

    (Completed Year) dan untuk anak umur 0-2 tahun digunakan bulan usia penuh (Completed

    Month).

    Contoh: Tahun usia penuh (Completed Year)

    Umur : 7 tahun 2 bulan, dihitung 7 tahun

    6 tahun 11 bulan, dihitung 6 tahun

    Contoh: Bulan Usia penuh (Completed Month)

    Umur : 4 bulan 5 hari, dihitung 4 bulan

    3 bulan 27 hari, dihitung 3 bulan

    2. Berat Badan

    Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan

    pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau

    BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2,5 kg. Pada

    masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik

    maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan adanya

    tumor. Di samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis

    obat dan makanan.

    Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada

    remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang edema

    dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan

    lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    7/26

    Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di lapangan

    sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:

    1. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain.

    2. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.

    3. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.

    4. Skalanya mudah dibaca.

    5. Cukup aman untuk menimbang anak balita.

    Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk digunakan

    dalam penimbangan anak balita adalah dacin.

    Penggunaan dacin mempunyai beberapa keuntungan antara lain:

    1. Dacin sudah dikenal umutn sampai di pelosok pedesaan.

    2. Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat.

    3. Ketelitian dan ketepatan cukup baik.

    Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg. Bila digunakan dacin

    berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar, karena angka ketelitiannya 0,25 kg.

    3. Tinggi Badan

    Tinggi atau panjang badan merupakan indikator umum ukuran tubuh dan panjang tulang.

    Namun, tinggi saja belum dapat dijadikan indikator untuk menilai status gizi, kecuali jika

    digabungkan dengan indikator lain seperti usia dan berat badan. Penggunaan tinggi, atau

    panjang, bukan tanpa kelemahan. Pertama, baku acuan yang tersedia umumnya terambil daripenilaian tinggi badan subjek yang berasal dari masyarakat berstatus gizi baik di negara maju.

    Kedua, defisit pertumbuhan linier baru akan terjelma manakala defisiensi telah berlangsung

    lama yang berarti tidak akan termanifestasi semasa bayi. Jika bayi terukur lebih pendek

    ketimbang baku acuan, tidak berarti bayi tersebut tengah malnutrisi pascanatal, melainkan

    dampak dari ukuran lahir rendah. Ketiga, secara genetik setiap orang terlahir menurut ukuran

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    8/26

    yang tidak serupa: orang yang jika dibandingkan dengan populasi "acuan" berukuran lebih

    pendek tidak langsung berarti malnutrisi.

    Tinggi badan diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas kaki, kedua tangan merapat

    ke badan, punggung dan bokong menempel pada dinding, dan pandangan diarahkan ke depan.

    4. Lingkar Lengan Atas (LLA)

    Lingkar lengan atas (LLA) dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan untuk penentuan

    status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan

    harga yang lebih murah.

    Pengukuran LLA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko kekurangan energi protein (KEP)

    wanita usia subur (WUS). Pengukuran LLA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan

    status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LLA digunakan karena pengukurannya sangat

    mudah dan dapat dilakukan siapa saja.

    Beberapa tujuan pemeriksaan LLA adalah mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun calon

    ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah:

    a. Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang

    mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

    b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan

    dan penanggulangan KEK.

    c. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan meningkatkan

    kesejahteraan ibu dan anak.

    d. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita

    KEK.

    e. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK.

    Lingkar lengan atas diperiksa pada bagian pertengahan jarak antara olekranon dan tonjolan

    akromion. Ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila

    ukuran LLA kurang 23,5 cm atau dibagian merah pita LLA, artinya wanita tersebut mempunyai

    risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR mempunyai

    risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak.

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    9/26

    5. Lingkar Kepala

    Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis, yang

    biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukurankepala. Contoh yang sering digunakan adalah kepala besar (Hidrosefalus) dan kepala kecil

    (Mikrosefalus).

    Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak

    meningkat secara cepat selama tahun pertama, akan tetapi besar lingkar kepala tidak

    menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun juga ukuran otak dan lapisan

    tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.

    6. Lingkar Dada

    Biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2 sampai 3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan

    lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini, tulang tengkorak tumbuh secara

    lambat dan pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara 6 bulan dan 5 tahun, rasio lingkar

    kepala dan dada adalah kurang dari satu, hal ini dikarenakan akibat kegagalan perkembangan

    dan pertumbuhan, atau kelemahan otot dan lemak pada dinding dada. Ini dapat digunakan

    sebagai indikator dalam menentukan KEP pada anak balita.

    7. Jaringan Lunak

    Otak, hati, jantung, dan organ dalam lainnya merupakan bagian yang cukup besar dari berat

    badan, tetapi relatif tidak berubah beratnya pada anak malnutrisi. Otot dan lemak merupakan

    jaringan lunak yang sangat bervariasi pada penderita KEP. Antropometri jaringan dapat

    dilakukan pada kedua jaringan tersebut dalam pengukuran status gizi di masyarakat.

    Lemak subkutan (Sub-Cutaneous Fat)

    Penelitian komposisi tubuh, termasuk informasi mengenai jumlah dan distribusi lemak

    subkutan, dapat dilakukan dengan bermacam metode :

    1. Analisis Kimia dan Fisik (melalui analisis seluruh tubuh pada autopsi).

    2. Ultrasonik.

    3. Densitometri (melalui penempatan air pada densitometer)

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    10/26

    4. Radiological anthropometry (dengan mengunakan jaringan yang lunak).

    5. Physical anthropometry (menggunakan skin-fold calipers)

    Dari metode tersebut diatas, hanya antropometri fisik yang paling sering atau praktis digunakan

    di lapangan. Bermacam-macam skin-fold calipers telah ditemukan, tetapi pengalamanmenunjukkan bahwa alat tersebut mempunyai standard atau jangkauan jepitan (20-40 mm2),

    dengan ketelitian 0,1 mm, tekanan yang konstan 10 gram/mm2). Jenis alat yang sering

    digunakan adalah Harpenden Calipers. Alat itu memungkinkan jarum diputar ke titik nol apabila

    terlihat penyimpangan.

    Indeks Antropometri

    Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa

    parameter disebut indeks antropometri.

    1. Berat badan menurut umur (BB/U)

    Indeks BB/U merefleksikan berat badan relatif dibandingkan dengan umur anak. Indeks ini

    menggambarkan status gizi masa kini, baik digunakan apabila data umur tidak diketahui. Karena

    indeks ini menggambarkan proporsi berat badan relatif terhadap tinggi badan maka indeks ini

    merupakan indikator kekurusan (wasting). Dengan sifat labil, indeks BB/U menggambarkan

    status gizi pada masa kini. Indeks ini dapat mendeteksi apakah seorang anak beratnya kurang

    atau sangat kurang, tetapi tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan apakah seorang

    anak mengalami kelebihan berat badan atau sangat gemuk.

    Penting untuk diketahui bahwa seorang anak dengan BB/U rendah dapat disebabkan oleh

    pendek (stunting) atau kurus(thinness) atau keduanya.

    Kelebihan indeks BB/U antara lain :

    1. Mudah dan cepat dimengerti masyarakat umum.

    2. Sensitif melihat perubahan status gizi jangka pendek.

    3. Dapat mendeteksi kelebihan berat badan (overweight).

    4. Pengukuran objektif, pengulangan memberikan hasil relatif sama.

    5. Alat mudah dibawa dan relatif murah.

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    11/26

    6. Pengukuran mudah dilakukan dan teliti.

    7. Pengukuran tidak makan waktu banyak.

    Kekurangan indeks BB/U :

    1. Kekeliruan interpretasi bila ada oedema.

    2. Perlu data umur yang akurat.

    3. Sering kesalahan pengukuran akibat pengaruh pakaian dan gerakan anak.

    4. Secara operasional sering terjadi hambatan karena masalah sosial budaya setempat.

    2. Berat badan menurut panjang atau tinggi badan (BB/PB atau BB/TB)

    Berat badan mempunyai hubungan linear dengan tinggi badan. Pada keadaan normal, maka

    perkembangan berat badan searah dengan pertambahan tinggi badan dengan kecepatan

    tertentu. Indeks ini menggambarkan status gizi masa kini, baik digunakan apabila data umur

    tidak diketahui. Karena indeks ini menggambarkan proporsi berat badan relatif terhadap tinggi

    badan, maka indeks ini merupakan indikator kekurusan (wasting).

    Kelebihan indeks BB/TB antara lain :

    1. Hampir bebas terhadap pengaruh umur dan ras.

    2. Dapat membedakan anak : kurus, gemuk, marasmus atau bentuk KEP lainnya.

    Kelemahan indeks BB/TB :

    1. Tidak dapat memberi gambaran apakah anak tersebut pendek, cukup tinggi badan atau

    kelebihan TB, karena faktor umur tidak diperhatikan.

    2. Dalam praktek sering dialami kesulitan ketika mengukur panjang badan anak baduta atau TB

    anak balita.

    3. Sering terjadi kesalahan membaca angka hasil pengukuran, terutama bila dilakukan olehtenaga non-profesional.

    3. Panjang atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U)

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    12/26

    Tinggi badan menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal maka

    tinggi badan akan tumbuh bersamaan dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan

    tidak seperti berat badan, dimana tinggibadan relatif kurang sensitif terhadap defisiensi gizi

    dalam jangka pendek. Indeks ini menggambarkan keadaan stunting.

    Kelebihan indeks TB/U :

    1. Indikator yang baik untuk mengetahui kurang gizi masa lampau.

    2. Alat mudah dibawa ke lapangan dan dapat dibuat secara lokal.

    3. Jarang orangtua keberatan diukur anaknya.

    4. Pengukuran objektif.

    Kelemahan indeks TB/U :

    1. Dalam menilai intervensi harus disertai indeks lain (spt BB/U), karena perubahan TB tidak

    banyak terjadi dalam waktu singkat.

    2. Membutuhkan beberapa teknik pengukuran seperti : alat ukur PB untuk anak < 2 tahun, dan

    alat ukur TB untuk anak >2 tahun.

    3. Hasil ukur yang teliti sulit diperoleh oleh tenaga kurang terlatih, seperti kader atau petugas

    yang belum berpengalaman.

    4. Memerlukan tenaga 2 orang untuk mengukur panjang badan.

    5. Umur tepat kadang sulit didapatkan.

    4. Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U)

    Kelebihan Indeks LLA/U

    Indikator yang baik untuk menilai KEP berat.

    Alat ukur murah, sangat ringan, dan dapat dibuat sendiri.

    Alat dapat diberi kode warna untuk menentukan tingkat keadaan gizi, sehingga dapat

    digunakan oleh yang tidak dapat membaca dan menulis.

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    13/26

    Kekurangan Indeks LLA/U

    Hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP berat.

    Sulit menentukan ambang batas.

    Sulit digunakan untuk melihat pertumbuhan anak terutama anak usia 2 sampai 5 tahun yan

    perubahannya tidak nampak nyata.

    5. Indeks Massa Tubuh

    Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun) merupakan masalah

    penting, karena selain mempunyai resiko penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi

    produktivitas kerja. Oleh karena itu pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara

    berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan ideal/normal.

    Kategori batas ambang IMT untuk Indonesi menurut WH)/WPR/IASO/ITF (2000) :

    Kategori IMT

    Kurus Sangat kurus < 16,49 Kurus 16,518,49 Normal 18,522,9 Overweight 23,024,0

    Obesitas Obesitas tingkat ringan (batas I) 23,029,9 Obesitas tingkat sedang (batas II) > 30

    Obesitas tingkat berat (batas (III) > 40

    6. Tebal Lemak Bawah Kulit Menurut Umur (TLBK/U)

    Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak bawah kulit (skinfold) dilakukan

    pada beberapa bagian misalnya pada bagian lengan atas (triceps dan biceps), lengan bawah(foream), tulang belikat (subscapular), ditengah garis ketiak (midaxilarry).

    Lemak tubuh dapat diukur secara absolute dinyatakan dalam kilogram maupun secara relative

    dinyatakan dalam persen terhadap berat tubuh total.

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    14/26

    Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi tergantung dari jenis kelamin dan umur. Umumnya lemak

    bwah kulit pria = 3,1 kg dan wanita = 5,1 kg.

    Intrepretasi Hasil Pengukuran

    Status gizi adalah gambaran kondisi fisik seseorang sebagai refleksi dari keseimbangan energi

    yang masuk dan yang dikeluarkan oleh tubuh. Status gizi seseorang dapat dinilai dengan

    mengukur dimensi tubuh (antropometri), yaitu berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas,

    serta tebal lemak di bawah kulit. Akan tetapi ukuran tubuh saja tidak akan memberikan arti jika

    tidak dikaitkan dengan umur dan jenis kelamin. Kombinasi antar ukuran tubuh, atau antara

    ukuran tubuh dengan umur disebut indices atau indikator . Secara umum indikator

    dikelompokkan menjadi dua, yaitu indikator pertumbuhan (growth indicators) dan indikator

    komposisi tubuh (body composition). Indikator pertumbuhan termasuk berat badan menurut

    umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB),

    dan lingkar kepala. Indikator komposisi tubuh antara lain ukuran lengkar lengan atas, dan tebal

    lemak bawah kulit .

    Untuk menilai status gizi anak balita, WHO merekomendasikan penggunaan baku rujukan dari

    National Center for Health and Statistic (NCHS). Ambang batas (cut off point) yang digunakan

    skor simpang baku atau z skor untuk menentukan status gizi baik adalah 2 SD (WHO, 1983).

    Dengan ambang batas tersebut dapat ditetapkan underweight (BB/U

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    15/26

    Klasifikasi status gizi menurut rekomendasi lokakarya antropometri, 1975 serta puslitbang gizi,

    1978 :

    Kategori BB/U TB/U LLA/U BB/TB LLA/TB

    Gizi baik 10080 10095 10085 10090 10085

    Gizi kurang < 8060 < 9585 < 8570 < 9070 < 8575 Gizi buruk < 60 < 85 < 70 < 70 < 75

    (Nyoman, 2002) BAB III METODE PRAKTIKUM A. Alat Yang Digunakan - Weigth scale. -

    Microtoise. - Salter. - Lila meter. - Knee scale. - Lengthboard. - Kaliper. B. Metode Pengukuran

    Antropometri a. Pengukuran . Pengukuran berat badan untuk orang dewasa (> 5 tahun) :

    - Subjek menggunakan pakaian biasa (usahakan dengan lengan yang minimal dan

    longgar). Isi kantong dikeluarkan, subjek tidak menggunakan sepatu dan kaus

    kaki.

    - Pastikan posisi timbangan menunjukkan angka nol.

    - Subjek berdiri diatas timbangan dengan beratnya tersebar merata pada kedua

    kaki dan posisi kepala dengan pandangan lurus ke depan. Jangan bergerak-

    gerak.

    - Bacalah berat badan subjek, dan catat pada skala 0,1 kg terdekat.

    b. Pengukuran tinggi badan :

    - Pilihlah tempat dengan dinding vertikal dan permukaan lantai yang horizontal.

    - Letakkan microtoice di lantai dan tarik pita centimeter ke atas sepanjang

    dinding sampai angka 0 muncul pada penunjuk angka microtoice, beri tanda.

    - Pasang ujung microtoice pada dinding dengan paku atau lakban.

    - Periksa kembali penunjuk angka pada microtoice, tarik pita centimeter ke bawah

    sampai menunjukkan angka 0.

    - Subjek yang diukur tidak boleh menggunakan alas kaki.

    Posisi subjek tepat dibawah microtoice

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    16/26

    - Kaki rapat, lutut lurus.

    - Tumit, pantat, bahu menyentuh dinding vertikal.

    - Subjek dengan pandangan lurus ke depan, kepala tidak perlu menyentuh dinding

    vertikal.

    - Tangan lepas (tergantung bebas) disamping badan dengan telapak tangan

    menghadap paha.

    - Mintalah subjek untuk menarik nafas panjang dan berdiri tegak tanpa

    mengangkat tumit untuk membantu menegakkan tulang belakang. Bahu harus

    tetap santai.

    - Tarik microtoice sampai menyentuh ujung kepala, pegang secara horisontal.

    Pengukuran tinggi badan diambil pada saat menarik nafas maksimum, dengan

    mata pengukur sejajar dengan alat penunjuk angka untuk meghindari kesalahan

    penglihatan. Catat tinggi badan pada skala 0,1 cm terdekat.

    c. Pengukuran lingkar lengan atas :

    - Subjek diminta untuk berdiri tegak.

    - Mintalah subjek untuk membuka lengan pakaian yang menutup lengan kiri atas.

    - Untuk menentukan titik tengah, siku subjek menekuk 90 derajat, dengan telapak

    tangan menghadap ke atas. Pengukur berdiri di belakang subjek dan

    menentukan titik tengah antara tulang atas pada bahu kiri dan siku.

    Tandailah titik tengah tersebut dengan pena

    - Dengan tangan tergantung lepas dan siku lurus di samping badan dan telapak

    tangan menghadap ke paha.

    - Ukurlah lingkar lengan atas pada posisi yang sudah diberi tanda, dengan pita

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    17/26

    centi meter/ alat pengukur LILA yang menempel pada kulit.

    - Lingkar lengan atas dicatat pada skala 0,1 cm terdekat. Jika LILA lebih dari 33

    cm, pakai pita cm.

    d. Pengukuran berat badan balita :

    Dengan menggunakan salter atau dacin :

    - Salter atau dacin dipasang dengan cara digantung pada balok atap rumah atau

    tempat yang kuat biasanya juga cabang pohon. Gunakan tali untuk

    menggantung alat ukur sampai sebatas mata atau penglihatan anda.

    - Pasang sarung atau infant sling atau basket pada pengait salter atau dacin bagian

    bawah. Standarisasi alat dengan mengatur pada posisi nol.

    - Mintalah pada ibu/pengasuh untuk melepaskan pakaian & sepatu anak (pakaian

    seminimal mungkin).

    - Cek posisi anak. Perhatikan apakah ana tergantung baik, tidak tersentuh apapun

    dan dalam keadaan tenang.

    - Bacalah skala sesegera mungkin mendekati 0,1 kg.

    Dengan menggunakan baby scale atau timbangan injak

    - Siapkan alat, pastikan jarum menunjuk pada angka nol.

    - Mintalah pada ibu/pengasuh untuk melepas pakaian dan sepatu anak (pakaian

    seminimal mungkin) dan menenangkan bayi/anak.

    - Letakkan bayi pada alat ukur, pastikan posisi bayi/anak perhatikan anggota

    badan agar berada pada timbangan (tidak menyentuh apapun terutama lantai).

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    18/26

    Baca pada skala 0,1 kg terdekat.

    e. Pengukuran panjang badan :

    - Pengukuran panjang badan digunakan pada bayi/anak dengan tinggi badan 85

    cm atau usia 24 bulan karena belum dapat berdiri tegap tanpa bantuan.

    - Dibutuhkan 2 orang pengukur untuk mengukur panjang badan. Alat yang

    digunakan berupa papan (lengthboard) dengan footboard yang dapat

    disetel/digerakkan. Letakkan alat pada tempat yang datar.

    - Bayi/anak diletakkan terlentang dengan pandangan lurus ke atas (Frankfort

    plane).

    - 1 orang pengukur mengatur posisi kepala dan memastikan kepala anak melekat

    pada headboard.

    - Pengukur kedua mengatur posisi kaki (tidak menggunakan alas kaki, kaus kaki

    diperbolehkan), pastikan telapak kaki melekat pada footboard dan lutut

    diluruskan.

    - Baca skala pada 0,1 cm terdekat.

    f. Pengukuran lemak tubuh :

    Cara pengukuran :

    - Ibu jari dan jari telunjuk dari tangan kiri digunakan mengangkat kedua sisi dari

    kulit dan lemak subkutan kurang lebih 1 cm proximal dari daerah yang akan

    diukur.

    - Lipatan kulit diangkat pada jarak kurang lebih 4 cm yang tegak lurus arah garis

    kulit.

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    19/26

    - Lipatan kulit tetap diangkat sampel pengukuran selesai.

    - Kaliper dipegang dengan tangan kanan.

    - Pengukuran dilakukan dalam 4 detik setelah penekanan dilepas.

    Tricept skinfold

    - Subjek berdiri dengan kedua lengan tergantung bebas pada kedua sisi tubuh.

    Benggokkan tangan sehingga membentuk sudut 90.

    - Tentukan titik tengah lengan.

    - Pengukur berdiri di belakang subjek dan meletakkan telapak tangan kirinya pada

    bagian lengan yang paling atas ke arah tanda yang telah dibuat dimana ibu jari

    dan jari telunjuk menghadap ke bawah.

    - Tricept skinfold diambil dengan menarik pada 1 cm dari proximal tanda titik

    tengah nadi.

    - Dalam 4 detik tricept skinfold diukur dengan mendekati 0,1 mm (2X).

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil

    Praktikum 1

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    20/26

    Berat Badan (BB) / Tinggi Badan (TB)

    Orang Dewasa

    Berat Badan Akurat :

    No Nama Data 1 (kg) Data 2 (Kg) Data 3 (Kg) Data Akurat (kg)

    1 Dian 48.5 46.8 48.7 48.6

    2 Erni 46.5 46.6 46.6 46.56

    3 Husmiati 40.7 40.8 40.8 40.8

    4 Irakandi 39.2 39.2 39.1 39.16

    5 Julfa 38.0 37.9 37.4 37.7

    6 Kinayat 44.2 44.3 44.3 44.2

    7 M. Sadli 36.8 36.8 36.9 36.8

    8 Magfirsyah 57.0 57.0 57.1 57.03

    9 Marhama 39.1 39.1 39.0 39.0

    Tinggi Badan Akurat :

    No Nama Data 1 (cm) Data 2 (cm) Data 3 (cm) Data Akurat (cm)

    1 Dian 146.6 148.5 146.5 147.2

    2 Erni 146 147 148 147

    3 Husmiati 144 143.1 143.3 143.4

    4 Irakandi 147.6 147.5 147.4 147.5

    5 Julfa 149.7 149.2 149.8 149.5

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    21/26

    6 Kinayat 148.4 148.4 149.1 148.6

    7 M. Sadli 158 159 159.1 158.7

    8 Magfirsyah 164.3 164 164.5 164.2

    9 Marhama 145.5 145.6 145.6 145.5

    Perhitungan dan penilaian status gizi

    1. BB (kg) 48.5 48.5

    IMT Dian ==== 21.9 (Normal)

    TB (m)2 (1.48)2 2.20

    2. BB (kg) 46.5 46.5

    IMT Erni ==== 21.51 (Normal)

    TB (m)2 (1.47)2 2.16

    3. BB (kg) 40.8 40.8

    IMT Husmiati ==== 19.9 (Normal)

    TB (m)2 (1.434)2 2.05

    4. BB (kg) 39.16 39.16

    IMT Irakandi ==== 18.04 (Kurus)

    TB (m)2 (1.475)2 2.17

    5. BB (kg) 37.7 37.7

    IMT Julfa ==== 16.9 (Kurus)

    TB (m)2 (1.495)2 2.27

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    22/26

    6. BB (kg) 44.2 44.2

    IMT Kinayat ==== 20.1 (Normal)

    TB (m)2 (1.486)2 2.20

    7. BB (kg) 36.8 36.8

    IMT M. Sadli ==== 14.72 (Sangat Kurus)

    TB (m)2 (1.587)2 2.5

    8. BB (kg) 57.03 57.03

    IMT Magfirsyah ==== 21.27 (Normal )

    TB (m)2 (1.64)2 2.68

    9. BB (kg) 39.0 39.0

    IMT Marhama ==== 18.48 (Kurus)

    TB (m)2 (1.455)2 2.11

    Tabel BB dan TB

    No Nama Umur (Tahun) BB (kg) TB (cm) Status Gizi

    Baik Kurang Buruk Lebih Obesitas

    1 Dian 20 48.6 147.2

    2 Erni 19 46.5 147

    3 Husmiati 20 40.8 143.4

    4 Irakkandi 19 39.16 147.5

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    23/26

    5 Julfa 19 37.7 149.5

    6 Kinayat 20 44.2 148.6

    7 M. Sadli 19 36.8 158.7

    8 Magfirsyah 19 51.1 164.2

    9 Marhama 20 39.0 145.5

    B. Pembahasan

    1. Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), dan IMT Orang Dewasa

    Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada

    remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang edema

    dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh.

    Tinggi atau panjang badan merupakan indikator umum ukuran tubuh dan panjang tulang.

    Namun, tinggi saja belum dapat dijadikan indikator untuk menilai status gizi, kecuali jika

    digabungkan dengan indikator lain seperti usia dan berat badan. Penggunaan tinggi, atau

    panjang, bukan tanpa kelemahan.

    Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun) merupakan masalah

    penting, karena selain mempunyai resiko penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi

    produktivitas kerja. Oleh karena itu pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara

    berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan ideal/normal.

    Kategori batas ambang IMT untuk Indonesi menurut WH)/WPR/IASO/ITF (2000) :

    Kategori IMT

    Kurus Sangat kurus < 16,49 Kurus 16,518,49 Normal 18,522,9 Overweight 23,024,0

    Obesitas Obesitas tingkat ringan (batas I) 23,029,9 Obesitas tingkat sedang (batas II) > 30

    Obesitas tingkat berat (batas (III) > 40

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    24/26

    Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan ada beberapa mahasiswa yang memiliki status gizi

    normal diantaranya Dian, Erni, Husmiati, Kinayat, Magfirsyah, sedangkan yang memiliki status

    gizi kurang adalah Irakkandi, Julfa, Marhama, serta yang memiliki status gizi buruk adalah M.

    Sadli.

    3. BB/U, TB/U, BB/TB dan Cut Of Points Indeks BB/U merefleksikan berat badan relatif

    dibandingkan dengan umur anak. Indeks ini menggambarkan status gizi masa kini, baik

    digunakan apabila data umur tidak diketahui. Karena indeks ini menggambarkan proporsi berat

    badan relatif terhadap tinggi badan maka indeks ini merupakan indikator kekurusan (wasting).

    Dengan sifat labil, indeks BB/U menggambarkan status gizi pada masa kini. Indeks ini dapat

    mendeteksi apakah seorang anak beratnya kurang atau sangat kurang, tetapi tidak dapat

    digunakan untuk mengklasifikasikan apakah seorang anak mengalami kelebihan berat badan

    atau sangat gemuk. Penting untuk diketahui bahwa seorang anak dengan BB/U rendah dapat

    disebabkan oleh pendek (stunting) atau kurus(thinness) atau keduanya. Tinggi badan

    menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal maka tinggi badan akan

    tumbuh bersamaan dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat

    badan, dimana tinggibadan relatif kurang sensitif terhadap defisiensi gizi dalam jangka pendek.

    Indeks ini menggambarkan keadaan stunting. Berat badan mempunyai hubungan linear dengan

    tinggi badan. Pada keadaan normal, maka perkembangan berat badan searah dengan

    pertambahan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indeks ini menggambarkan status gizi

    masa kini, baik digunakan apabila data umur tidak diketahui. Karena indeks ini menggambarkan

    proporsi berat badan relatif terhadap tinggi badan, maka indeks ini merupakan indikator

    kekurusan (wasting). a. Indeks BB/U Gizi baik bila Z skor terletak antara -2 SD s/d +2 SD. Gizi

    kurang bila Z skor terletak antara -3 SD s/d +2 SD.

    b. Indeks TB/U

    Normal bila Z skor terletak antara -2 SD.

    Pendek bila Z skor terletak antara < -2 SD. c. Indeks BB/TB Normal bila Z skor terletak antara -

    2 SD s/d +2 SD. Kurus bila Z skor terletak antara -3 SD s/d +2 SD.

    Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan :

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    25/26

    - Menurut BB/U terdapat bayi dan anak yang memilki status gizi baik diantaranya Ama, Noval,

    Fais, Gita, Fardan, Risaf, dan Tamsir. Sedangkan yang status gizi kurang adalah Mita dan Ical.

    Dan tak ada yang status gizi buruk dan lebih.

    - Menurut TB/U terdapat bayi dan anak yang memiliki tinggi normal diantaranya Ama, Noval,

    Fardan, Gita, Tamsir. Sedangkan yang pendek adalah Mita, Ical, Fais, Risaf.

    - Menurut BB/TB semua bayi dan anak memiliki status gizi normal.

    Klasifikasi Cara WHO, indikator yang meliputi BB/TB, BB/U, dan TB/U.

    BB/TB BB/U TB/U Status Gizi

    Normal Rendah Rendah Baik, pernah kurang

    Normal Normal Normal Baik

    Normal Tinggi Tinggi Jangkung, masih baik

    Rendah Rendah Tinggi Buruk

    Rendah Rendah Normal Buruk, kurang

    Rendah Normal Tinggi Kurang

    Tinggi Tinggi Rendah Lebih, obesitas

    Tinggi Tinggi Normal Lebih, tidak obesitas

    Tinggi Normal Rendah Lebih, pernah kurang

    Berdasarkan hasil praktikum :

    No Nama BB/TB BB/U TB/U Status Gizi

    1 Ama Normal Normal Normal Baik

    2 Mita Normal Rendah Rendah Baik, pernah kurang

    3 Ical Normal Rendah Rendah Baik, pernah kurang

    4 Noval Normal Normal Normal Baik

  • 5/24/2018 Laporan PSG

    26/26

    5 Fais Normal Normal Rendah Baik, kurang tinggi

    6 Gita Normal Normal Normal Baik

    7 Fardan Normal Normal Normal Baik

    8 Risaf Normal Normal Rendah Baik, kurang tinggi

    9 Tamsir Normal Normal Normal Baik

    BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Dari laporan diatas dapat ditarik kesimpulan : -

    Dengan melakukan pengukuran antropometri maka dapat menilai status gizi seseorang baik

    bayi, balita, anak, maupun orang dewasa. - Antropometri gizi adalah berhubungan dengan

    berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur

    dan tingkat gizi. - Status gizi adalah gambaran kondisi fisik seseorang sebagai refleksi dari

    keseimbangan energi yang masuk dan yang dikeluarkan oleh tubuh. Status gizi seseorang dapat

    dinilai dengan mengukur dimensi tubuh (antropometri), yaitu berat badan, tinggi badan, lingkar

    lengan atas, serta tebal lemak di bawah kulit. Akan tetapi ukuran tubuh saja tidak akan

    memberikan arti jika tidak dikaitkan dengan umur dan jenis kelamin. Kombinasi antar ukuran

    tubuh, atau antara ukuran tubuh dengan umur disebut indices atau indikator . Secara umum

    indikator dikelompokkan menjadi dua, yaitu indikator pertumbuhan (growth indicators) dan

    indikator komposisi tubuh (body composition). B. Saran Dari laporan diatas dapat disarankan : -

    Lakukanlah praktikum ini dengan teliti dan tepat agar mendapatkan hasil yang akurat. -

    Lakukanlah pengukuran antropometri agar dapat mengetahui status gizi, dengan itu ada

    inisiatif untuk kita agar selalu bisa menjaga kesehatan kita. DAFTAR PUSTAKA I Dewa Nyoman

    Supariasa, MPS dkk, 2002. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Fakultas

    Kedokteran. 2010. Referat Antropometri. (Artikel Online) Pelangi Gizi. 2008. Menilai Status Gizi.

    (Online) http://pelangigizi.wordpress.com/menilai-status- gizi/