laporan program pkm

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam UUD No. 23 th 1993 tentang kesehatan menyebutkan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis yang memiliki arti sehat bukan hanya sehat jasmani tetapi juga rohani. Instalasi kesehatan yang didirikan oleh pemerintah guna untuk membantu menjamin kesehatan masyarakat yang kurang mampu. Instalasi kesehatan yang didirikan oleh pemerintah guna membantu masyarakat kurang mampu seperti puskesmas sangatlah membantu menjaga kesehatan masyarakat, tetapi sejalan dengan perubahan puskesmas harus mampu mengelola alat kesehatan, gizi balita, obat-obatan dengan baik. Puskesmas memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan sebaik-baiknya. Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Secara nasional standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah yaitu desa/ kelurahan atau dusun/rukun warga (RW). 1

Upload: raudhah-fadhilah

Post on 17-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

LAPORAN PRAKTEK PUSKESMAS. LAPORAN PROGRAM PUSKESMAS. PROGRAM PUSKESMAS. PROGRAM GIZI PUSKESMAS.

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Program PKM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam UUD No. 23 th 1993 tentang kesehatan menyebutkan bahwa sehat adalah

keadaan sejahtera dari badan, jiwa yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

secara sosial dan ekonomis yang memiliki arti sehat bukan hanya sehat jasmani tetapi

juga rohani.

Instalasi kesehatan yang didirikan oleh pemerintah guna untuk membantu menjamin

kesehatan masyarakat yang kurang mampu. Instalasi kesehatan yang didirikan oleh

pemerintah guna membantu masyarakat kurang mampu seperti puskesmas sangatlah

membantu menjaga kesehatan masyarakat, tetapi sejalan dengan perubahan puskesmas

harus mampu mengelola alat kesehatan, gizi balita, obat-obatan dengan baik. Puskesmas

memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan sebaik-baiknya.

Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Secara nasional standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di satu

kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi

antar Puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah yaitu desa/ kelurahan

atau dusun/rukun warga (RW).

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya

kecamatan sehat. Kecamatan sehat mencakup 4 indikator utama, yaitu lingkungan sehat,

perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan

penduduk serta mendukung tercapainya pembangunan kesehatan nasional dalam rangka

mewujudkan masyarakat mandiri dalam hidup sehat. Puskesmas menyelenggarakan

upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Dalam menyelenggarakan

upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, Puskesmas perlu ditunjang

dengan pelayanan gizi yang bermutu.

Status gizi masyarakat yang baik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

pembangunan kesehatan dan tidak tepisahkan dari pembangunan nasional secara

keseluruhan. Hal ini tercermin pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri

dari umur harapan hidup, tiingat melek huruf dan pendapatan per kapita. IPM yang

1

Page 2: Laporan Program PKM

rendah antara lain dipengaruhi oleh status gizi dan kesehatan yang berdampak pada

tingginya angka kematian bayi, balita dan ibu.

Status gizi masyarakat di Provinsi Jawa Barat dihadapkan pada 5 masalah gizi utama

yaitu Kurang Eneri Protein (KEP), Kekurangann Vitamin A (KVA), Gangguan Akibaat

Kekurangan Yodium (GAKY), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Gizi Lebih. Faktor-faaktor

yang melatar belakangi masalah gizi tersebut sangat komplek. Maka dari itu diberikan

program-program yang dilaksanakan di Puskesmas untuk memantau keadaan kesehatan

gizi di wilayah kerja Puskesmas tersebut.

B. Tujuan

Mengenal dan memahami wilayah kerja dan program-program di Puskesmas

termasuk pada Program Gizi dan mengetahui kondisi gizi masyarakat sekitar wilayah

kerja Puskesmas dan pada akhir Praktek Komprehensif II ini agar mahasiswa dapat

mengetahui, menerapkan atau melaksanakan tugas-tugas sebagai Perawat di Puskesmas.

C. Sistemika

1. Waktu dan Tempat

Praktek Keperawatan Komprehensif II Keperawatan Kesehatan Masyarakat

(Perkesmas) dilaksanakan di Puskesmas Antapani Kota Bandung, pada tanggal 16

Februari – 28 Februari 2015.

2. Sasaran Kegiatan

Adapun sasaran dalam pelaksanaan Praktek Komprehensif II Ini adalah

Mengikuti kegiatan di setiap Program Puskesmas Antapani.

Melakukan Kunjungan rumah dan Bina Keluarga Rawan di sekitar wilayah kerja

Puskesmas Antapani.

Hasil pelaksanaan program gizi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir

3. Strategi Pendekatan

Strategi pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan secara persona dan

interpersonal, dimana petugas (mahasiswa Praktek Komprehensif II) melakukan

pendekatan kepada masing-masing pasien dan kepada Keluarga Rawan yang dibina.

Dan pendekatan kepada petugas-petugas Puskesmas di Puskesmas Antapani.

2

Page 3: Laporan Program PKM

4. Metode

Wawancara

Ceramah

Diskusi

Observasi

5. Pelaksana Kegiatan

Pelaksana kegiatan adalah Mahasiswa Praktek Komprehensif II Jurusan Keperawatan

STIKes Dharma Husada Bandung Semester VII, Kelompok II untuk Puskesmas

Antapani, yaitu :

Nama : Raudhah Fadhilah

NIM : 4002110028

6. Bentuk Kegiatan

Menyajikan rencana kerja selama dua minggu

Mempelajari Struktur Organisasi Puskesmas

Mempelajari tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian di program

Puskesmas Antapani

Mengevaluasi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program gizi di

Puskesmas yang meliputi target, sasaran, waktu dan tempat dalam kurun waktu

satu tahun terakhir, diantaranya :

a. PMT

b. Vitamin A

c. GAKY

d. Anemia

e. Posyandu

f. Survei Konsumsi Gizi

g. Pembinaan Kader

h. Dan Program Lain

Melaksanakan tugas di masing-masing bagian di Program Puskesmas Antapani

terutama Program Perkesmas.

3

Page 4: Laporan Program PKM

Melakukan penyuluhan kesehatan baik di dalam maupun di luar gedung wilayah

Puskesmas Antapani.

Melakukan kunjungan rumah (home visit client), pendataan Keluarga Rawan di

wilayah kerja Puskesmas Antapani dan melakukan Bina Keluarga Rawan pada

salah satu Keluarga Rawan yang telah dilakukan kunjungan dan pengkajian.

Menyusun laporan kegiatan

4

Page 5: Laporan Program PKM

BAB II

PEMBAHASAN

A. Program Nasional

Status gizi masyarakat di Provinsi Jawa Barat dihadapkan pada 5 masalah gizi yaitu

Kurang Energi Protein (KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA), ), Gangguan Akibaat

Kekurangan Yodium (GAKY), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Gizi Lebih. Faktor-faaktor

yang melatar belakangi masalah gizi tersebut sangat komplek. Maka dari itu diberikan

program-program yang dilaksanakan di Puskesmas untuk memantau keadaan kesehatan

gizi di wilayah kerja Puskesmas tersebut.

Didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional telah ditetapkan

sasaran-sasaran yang harus dicapai pada tahun 2014. Di bidang kesehatan sasaran yang

telah ditetapkan adalah meningkatnya Umur Harapan Hidup menjadi 72 tahun,

menurunnyaa Angka Kematian Bayi menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup, menurunnya

prevalensi balita gizi kurang dan balita pndek menjadi masing-masing setinggi-tiingginya

15% dan 32%.

Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai unit pelaksana teknis Dinas

Kesehatan kabupaten/kota yang terdepan, bertanggung jawab menyelenggarakan upaya

kesehatan perorangan dan kesehatan masyaraakt di suatu wilayah kerja. Menurut SK Men

Kes RI, nomor 128/Menkes/SK/II/2004, upaya perbaikan gizi masyarakat merupakan

upaya kesehatan wajib beryujuan uuntuk menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan

status gizi masyarakat.

Ada beberapa program atau tugas yang dilakukan di puskesmas untuk memantau

keadaan dan kesehatan gizi masyarakat, diantaranya:

1. Kegiatan di Dalam Gedung

a. Pengelolaaan Program Gizi

b. Pelayanan Gizi di Puskesmas

a) Melaksanakan penyuluhan kelompok pada pengunjung puskesmas

b) Melaksanakan Konseling Gizi

c) Melaksanan deteksi dini dan stimulasi gangguan tumbuh kembang balita

d) Melaksanakan penyelenggaraan makanan pasien khusus Untuk

Puskesmas Dengan Tempat Perawatan

5

Page 6: Laporan Program PKM

c. Koordinasi Lintas Program

a) Mengikuti Pertemuan Staf

b) Mengikuti Lokakarya Mini Puskesmas

2. Kegiatan di Luar Gedung

a. Pelayanan Gizi di Posyandu

a) Melaksanakan pemantauan oertumbuhan balita setiap bulan.

b) Melaksanakan pemberian suplementasi gizi

c) Melaksanakan penyuluhan kelompok

d) Melaksanakan Konseling

e) Penatalaksanaan Balita Gizi Buruk di Rumah tangga

f) Mendistribusikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI)

g) Melaksanankan deteksi dini masalah Gizi

b. Pelayanan Gizi di Pos Pembinaan Usia Lanjut (Posbindu)

c. Pembinaan Gizi Institusi

a) Melaksanakan pembinaan kepada pengelola warung sekolah

b) Melaksanakan embinaan kepada penyelenggara makanan di pondok

pesantren, anti asuhan, panti wredha, rutan/lapas dan rumah bersalin.

c) Melaksanakan pembinaan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

d. Surveilans Gizi

a) Melaksanan Bulan Penimbangan Balita (BPB)

b) Melaksanakan Pemantauan Status Gizi Balita, Anak Sekolah, Remaja dan

Ibu Hamil

c) Melaksanakan pelacakan dan penaganan kasus gizi

d) Melaksanakan pemantauan konsumsi gizi

e) Melaksanakan pemantauan konsumsi garaam beryodium di masyarakat

e. Pembinaan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) berdasarkan hasil pemetaan

f. Koordinasi Lintas Sektor

a) Mengikuti rapat koordinasi desa/kelurahan

b) Mengikuti rapat koordinasi kecamatan

6

Page 7: Laporan Program PKM

c) Menggalan kemitraan dengan PKK, LSM, Organisasi Profesi,

Perusahaan, Sarana Kesehatan Swasta, Lembaga Pendidikan yang ada di

wilayah kerja.

Adapun Standar Minimal dalam Program Gizi yang dilaksanakan pada setiap

Puskesmas. Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu,

untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan

dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indicator

dan nilai.

Standar Pelayanan Minimal dalam program Gizi diatnranya adalah:

1. Pemantauan Pertumbuhan Balita

a. Balita yang Terpantau Pertumbuhannya (D)

b. Balita yang Baik Pertumbuhannya (N)

c. Baalita yang Gagal Pertumbuhannya (T)

d. Balita yang Mengalami Perbaikan Pertumbuhannya (TN1)

e. Balita yang Berat Badannya di Bawah Garis Merah (BGM)

2. Pemberian Suplemen Gizi

a. Balita yang Mendapatkan Kapsul Vitamin A

b. Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah

c. Ibu Nifas yang Mendapat Kaapsul Vitamin A

d. Ibu Hamil yang Mendapat Kapsul Yodium

3. Pelayanan Gizi

a. Balita KEP & BGM yang Mendaapat PMT – MP ASI

b. Balita Gizi Buruk yang Mendapatkan Perawatan

4. Penyuluhan Gizi Seimbang

a. Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusif

b. Desa dengan Konsumsi Garam Beryodium yang Baik

5. Sistem Kewaspadaan Gizi

a. Penanganan Desa dengan KLB Gizi < 24 jam

b. Desa Bebas Rawan Gizi

7

Page 8: Laporan Program PKM

B. Gambaran Pelaksanaan Program Gizi di Puskesmas Antapani

Pelaksana gizi (Nutrisionis) Puskesmas memiliki fungsi melaksanakan sebagian

tugas pokok Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

khususnya pada bidang gizi.

A) Tugas Pelaksana Gizi (Nutrisionis) Puskesmas terdiri dari :

1. Merencanakan kegiatan gizi pada awal tahun yang dilaksanakan di Puskesmas

bersama Kepala dan staf Puskesmas lainnya, terdiri dari

a. Merumuskan masalah gizi di wilayah kerja

b. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Gizi

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (POA) Gizi

2. Melaksanakan kegiatan pelatihan gizi termasuk Pelatihan dan Refreshing Kader

Posyandu

3. Melaksanakan kegiatan gizi dalam rangka memperbaiki status gizi masyarakat,

meliputi :

a. Penyuluhan gizi masyarakat, dengan sasaran keluarga dan masyarakat di

wilayah kerja

b. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, meliputi :

Pelayanan dan penyuluhan gizi di Posyandu

Penyuluhan pemanfaatan lahan pekarangan

Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium, terdiri dari

Distribusi Kapsul Yodium dengan urutan proiritas sasaran Ibu Hamil,

Ibu Meneteki, Wanita Usia Subur dan Anak Sekolah di Posyandu,

Puskesmas dan Sekolah Dasar

Monitoring garam beryodium di Rumah tangga dan pasar setiap tahun

sekali

Survei Prevalensi Gondok setiap 5 tahun sekali

Penanggulangan Anemia Gizi Besi, terdiri dari

Pemberian Tablet Besi (Fe) proiritas sasaran Ibu Hamil, Ibu Meneteki,

Wanita Usia Subur dan Calon Pengantin di Posyandu dan Puskesmas

Pemberian Sirop Besi kepada Balita terutama Balita Gizi Buruk

Survei Prevalensi Anemia Gizi Besi setiap 5 tahun sekali

8

Page 9: Laporan Program PKM

Penanggulangan Kekurangan Energi Protein (KEP), terdiri dari

Penanggulangan KEP pada Balita, meliputi :

1. Pelacakan Balita gizi buruk

2. Pemberian PMT baik PMT pemulihan maupun penyuluhan

3. Kunjungan rumah

Penanggulangan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil

1. Pelacakan Bumil KEK

2. Pemberian PMT baik PMT pemulihan maupun penyuluhan

3. Kunjungan rumah

Penanggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)

Pemberian Kapsul Vitamin A kepada Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas

Survei Prevalensi Anemia Gizi Besi setiap 5 tahun sekali

c. Usaha Perbaikan Gizi Institusi (UPGI), dengan sasaran :

Institusi Kerja seperti pabrik, rumah tahanan, lembaga pemasyarakatan,

jasa boga, rumah makan, hotel dan usaha catering

Institusi Kesehatan seperti rumah bersalin, rumah sakit bersalin dan

puskesmas perawatan

Institusi Pendidikan seperti, TK, SD, SMP, SMA, pondok pesantern, pusat

latihan olahraga dan pusat kesegaran jasmani

Institusi Sosial seperti panti asuhan, panti werdha, kelompok bermain,

tempat penitipan anak dan panti sosial lainnya

Kegiatan Pokok UPGI meliputi :

Pelatihan tenaga pengolah gizi di Pesantren, Puskesmas Perawatan, Rumah

Bersalin dan Sekolah dilakukan setiap tahun sekali

Pengelolaan penyelengaraan makanan di Puskesmas perawatan, rumah

bersalin, pabrik, rumah tahanan, lembaga pemasyarakatan, panti asuhan,

panti werdha, kelompok bermain, tempat penitipan anak dan panti sosial

lainnya dilakukan setiap tahun sekali

Melaksanakana penyuluhan gizi termasuk pembinaan Kantin Usaha

Kesehatan Sekolah secara terpadu dengan kegiatan UKS di sekolah

9

Page 10: Laporan Program PKM

Melaksanakan bimbingan teknis dalam kegiatan gizi di sekolah

Melaksanakan, memantau dan menilai pelaksanaan kegiatan PMT pada

anak sekolah

d. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi, meliputi :

Pemantauan Status Gizi (PSG) balita di Posyandu

Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG) setiap 3 tahun sekali

Pemantauan Tinggi Badan Anak Baru Sekolah (TBABS)

4. Melaksanakan koordinasi kegiatan gizi

5. Melaksanakan pemantauan dan penilaian

6. Melaksanakan bimbingan teknis dan pembinaan

7. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan

B) Strategi Pelaksanaan Tugas

1. Merencanakan kegiatan gizi pada awal tahun bisa dilakukan bersamaan dengan

kegiatan Perencanaan Timgkat Puskesmas pada awal tahun anggaran

2. Melaksanakan kegiatan pelatihan gizi tremasuk Pelatihan dan Refreshing Kader

Posyandu berkoordinasi dengan Tenaga Penyuluh Kesehatan Masyarakat

Puskesmas serat Tim Penggerak PKK Kecamatan dan Kelurahan

3. Penyuluhan gizi masyarakat, dengan sasaran keluarga dan masyarakat di wilayah

kerja dengan materi penyuluhan sesuai segmen sasaran dan masalah gizi yang

ada dengan menggunakan media baik media cetak, elektronik, tradisional

maupun model makanan

4. Pelayanan dan penyuluhan gizi Posyandu dengan target Pelaksanan gizi

(Nutrisionis) Puskesmas dalam tiga bulan dapat mengunjungi semua Posyandu

di wilayah kerja. Laporan kegiatan penimbangan Balita di Posyandu (F1 Gizi)

tidak harus dikumpulkan pada hari buka Posyandu, tetapi dapat dikumpulkan

pada waktu pertemuan Kader Posyandu bulanan di Puskesmas. Pelaksana gizi

(Nutrisionis) Puskesmas diharap dapat berkoordinasi dan memotivasi Kepala

Puskesmas dan staf Puskesmas lainnya untuk mengadakan pertemuan Kader

Posyandu rutin setiap bulan di Puskesmas

10

Page 11: Laporan Program PKM

5. Penyuluhan pemanfaatan lahan perkarangan terutama untuk menanggulangi

masalah gizi bagi keluarga miskin yang mempunyai Balita

6. Distribusi Kapsul Yodium dengan sasaran Ibu Hamil, Ibu Meneteki diberikan di

Puskesmas setiap tahun sekali bersamaan kegiatan pelayanan KIA pada Bumil

K1 dan kunjungan Ibu Nifas. Distribusi Kapsul Yodium dengan sasaran Wanita

Usia Subur diberikan di Posyandu bersamaan kegiatan Pemberian Vitamin A

pada bulan Agustus. Distribusi Kapsul Yodium dengansasaran Anak Sekolah

diberikan di Sekolah Dasar bersamaan kegiatan UKS pada awal tahun ajaran

baru

7. Monitoring garam beryodium di rumah tangga dan pasar dilakukan di Sekolah

Dasar bersamaan kegiatan UKS pada awal tahun ajaran baru

8. Pemberian Tablet Besi (Fe) dengan sasaran Ibu Hamil, Ibu Meneteki diberikan

di Puskesmas bersamaan kegiatan pelayanan KIA pada kunjungan Bumil ke

Puskesmas dan kunungan Ibu Nifas. Pemberian Tablet Besi (Fe) dengan sasaran

Calon Pengantin diberikan di Puskesmas bersamaan kegiatan Imunisasi TT

Calon Pengantin, Pemberian Tablet Besi (Fe) dengan sasaran Wanita usia Subur

diberikan di Posyandu dan Sekolah Menengah atas pada waktu kegiatan UKS

9. Pemberian Sirop Besi kepada Balita terutama Balita Gizi Buruk diberikan di

Puskesmas atau Posyandu bersamaan kegiatan PMT pemulihan.

10. Pemberian obat cacing pada Anak Sekolah Dasar setiap tahun sekali diberikan

Sekolah Dasar bersamaan kegiatan UKS pada awal tahun ajaran baru

11. Pelacakan balita gizi buruk dan pelacakan bumil KEK dapat dilakukan dengan

bantuan kader posyandu yang sudah diberi pelatihan.

12. Pemberian PMT baik PMT pemulihan maupun penyuluhan dapat dilakukan

dengan bantuan kader posyandu yang sudah diberi pelatihan.

13. Kunjungan rumah dilakukan pada balita gizi buruk yang tidak datang ke

posyandu maupun puskesmas untuk memantau perkembangan status gizi dan

PMT yang telah diberikan dapat dilakukan dengan bantuan kader posyandu yang

sudah diberi pelatihan

14. Pemberian kapsul vitamin A kepada bayi,anak balita diberikan di Posyandu dan

TK dapat dilakukan dengan bantuan kader posyandu yang sudah diberi

11

Page 12: Laporan Program PKM

pelatihan.Pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas diberikan di Puskesmas

bersamaan kegiatan pelayanan KIA pada kunjungan ibu nifas.

15. Pemantauan status gizi (PSG) balita di posyandu dilaksanakan di posyandu dan

TK, dapat dilakukan dengan bantuan kader posyandu yang sudah di beri

pelatihan.

16. Melaksanakan koorrdinasi kegiatan gizi, melaksanakan pemantauan dan

penilaian serta melaksanakan bimbingan teknis dan pembinaan dilakukan

bersamaan dengan kegiatan Mini Lokakarya Bulanan Puskesmas.

17. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan berupa pembuatan dan pengiriman

laporan bulanan program gizi (FIII Gizi) ke Dinas Kesehatan kota Bandung

paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya serta laporan insidentil yang

berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan perbaikan gizi.

12

Page 13: Laporan Program PKM

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari semua kegiatan yang telah dilaksanakan di Puskesmas Karangploso maka dapat

diambil suatu kesimpulan yaitu :

a. Kegiatan yang telah dilakukan di Puskesmas Antapani antara lain kegiatan di Balai

Pengobatan, Tata Usaha, Pemberian Obat, KIA-KB, Kegiatan Posyandu, Pemantauan

status gizi balita BGM dan BGT selama di wilayah Puskesmas Antapani dan Evaluasi

Progam Gizi yaitu Penanganan Gizi Buruk, melakukan kunjungan rumah dan

pendataan Keluarga Rawan untuk dilakukan Bina Keluarga Rawan, melakukan

pendampingan dengan petugas puskesmas di posyandu, serta melakukan penyuluhan di

Puskesmas Antapani tentang Gizi Baik Untuk Balita.

b. Pasien yang datang ke Puskesmas Antapani diantaranya menderita penyakit Hipertensi,

Diabetes Melitus, Gout (asam urat), Autis, dan lain sebagainya.

c. Berdasarkan hasil konsultasi gizi terhadap pasien yang dijadikan sampel, pasien

mengeluhkan bahwa anak sulit makan dan tidak nafsu makan. Pasien tersebut

membutuhkan konsultasi tentang bagaimana diet yang tepat untuk pemberian makan

bagi anaknya, penyuluhan tentang makanan yang dianjurkan, dibatasi serta dihindari

untuk mendukung keberhasilan diet dan kesembuhan pasien, penyuluhan tentang

bagaimana mengatur porsi makan sesuai dengan perhitungan kebutuhan untuk

mempertahankan atau meningkatkan status gizi.

d. Setelah dilakukan kunjungan (Home visit) telah terjadi perubahan pada keluarga pasien

diantaranya perubahan pengetahuan dan sikap pasien mengenai nutrisi yang baik yang

tepat untuk pasien. Keluargapasien telah memahami dan mulai menerapkan terapi

nutrisi yaitu dengan memperhitungkan manakah makanan yang tidak diperbolehkan

dan yang diperbolehkan serta jadwal makanan yang dapat dilakukan untuk pasien.

Tingkat Konsumsi pasien semakin bertambah secara bertahap dari hari awal konsultasi

sampai saat dilakukan kunjungan rumah dan setelah penyuluhan.

e. Salah satu faktor pencetus terjadinya BGM dan BGT di wilayah kerja Puskesmas

Antapaani adalah faktor ekonomi, tingkat kemiskinan, nafsu makan anak kurang,

pengetahuan keluarga yang rendah serta pola asuh ibu yang kurang.

13

Page 14: Laporan Program PKM

f. Tingkat pencapaian jangkauan program (K/S) di wilayah Antapani Wetan dan Kulon

pada bulan Januari-Desember 2014 adalah 99.5% dapat dikatakan berhasil karena

hampir mencapai target yaitu (100%). Tingkat partisipasi masyarakat (D/S) adalah

95% dan lebih mencapai target minimal yaitu 85%. Balita yang mengalami kenaikan

berat badan (N/D) di wilayaah Antapani Wetan dan Kulon pada bulan Januari-

Desember 2014 adalah 66.9% sudah memenuhi target minimal pencapaian program

yang ditetapkan yaitu sebesar 60%. Hasil pencapaian program Posyandu (N/S) di

Desa Ampeldento pada bulan Januari-Desember 2012 adalah 54.1% sudah berhasil

memenuhi target minimal pencapaian program berdasarkan target yang telah

ditetapkan yaitu sebesar 40 %.

g. Dari hasil evaluasi program gizi, tingkat keberhasilan Pemantauan Konsumsi Garam

Beryodium di Puskesmas Antapani adalah 100%, karena rumah tangga dan pasar yang

ada di tiga kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Antapani sudah menggunakan garam

beryodium.

Faktor yang dapat mempengaruhi ketidakberhasilan program adalah tingkat

pengetahuan penduduk yang masih kurang, kurangnya kerjasama antara petugas dari

puskesmas, kader, warga dan kurangnya kesadaran dari warga.

B. Rekomendasi

Dari semua kegiatan yang telah dilakukan di Puskesmas Antapani ada beberapa saran

yang diberikan untuk Puskesmas Antapani diantaranya yaitu:

a. Adakan Nursing Centre di Puskesmas untuk kebutuhan masyarakat agar dapat

semakin maksimal dalam perawatan masyarakat yang sakit.

b. Adakan pojok Konsultasi Remaja bagi remaja yang mudah sakit atau yang mengalami

gangguan mental.

c. Adakan program UKS di Puskesmas agar kesehatan para pelajar di Sekolah-sekolaah

sekitar wilayah kerja Puskesmas terpantau dengan baik.

d. Diharapkan ada tindak lanjut bagi warga yang termasuk dalam Keluarga Rawan, yang

bekerja sama dengan para kader per wilayah.

14

Page 15: Laporan Program PKM

e. Agar program gizi dapat terlaksana dengan maksimal hendaknya semakin ditingkatkan

kerjasama lintas sektor dan lintas program untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap

masyarakat terhadap arti pentingnya gizi dalam kehidupan.

f. Berikan ruangan khusus untuk Konsultasi gizi di pojok gizi perlu tetap dilaksanakan

karena hal tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan informasi

tentang gizi dan kesehatan.

g. Untuk evaluasi program gizi yaitu Pemantauan Konsumsi Garam Beryodium, warung

atau toko yang sudah menjual garam beryodium dan mutu garamnya sudah diuji diberi

stiker oleh puskesmas yang bertuliskan ”DI SINI MENJUAL GARAM

BERYODIUM”

15