laporan pendahuluan anak dengan cp(1)

22
LAPORAN PENDAHULUAN ANAK DENGAN CEREBRAL PALSY A. DEFINISI Cerebral palsy ialah suatu gangguan nonspesifik yang disebabkan oleh abnormalitas system motor piramida (motor kortek,basal ganglia dan otak kecil)yang ditandai dengan kerusakan pergerakan dan postur pada serangan awal. (Suriadi Skep : 2006,hal 23-27) Cerebral palsy adalah kerusakan jaringan otak yang kekal dan tidak progresif,terjadi pada waktu masih muda (sejak dilahirkan) sertamerintangi perkembangan otak normal denga gambaran klinik dapat berubah selama hidup dan menunjukkan kelainan dalam sikap dan pergerakan,disertai kelainan neurologis berupa kelumpuhan spastis ,gangguan ganglia basal dan sebelum juga kelainan mental. (Ngastiyah : 2000,hal 54-56) Cerebral palsy ialah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam perkembangan anak,mengenai sel-sel motorik didalam susunan saraf pusat,bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau

Upload: ndhaacwetyciinta-clalue

Post on 20-Feb-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

CP

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Anak Dengan Cp(1)

LAPORAN PENDAHULUAN ANAK DENGAN

CEREBRAL PALSY

A.         DEFINISI

Cerebral palsy ialah suatu gangguan nonspesifik yang disebabkan oleh abnormalitas

system motor piramida (motor kortek,basal ganglia dan otak kecil)yang ditandai dengan

kerusakan pergerakan dan postur pada serangan awal. (Suriadi Skep : 2006,hal 23-27)

Cerebral palsy adalah kerusakan jaringan otak yang kekal dan tidak progresif,terjadi pada

waktu masih muda (sejak dilahirkan) sertamerintangi perkembangan otak normal denga

gambaran klinik dapat berubah selama hidup dan menunjukkan kelainan dalam sikap dan

pergerakan,disertai kelainan neurologis berupa kelumpuhan spastis ,gangguan ganglia basal

dan sebelum juga kelainan mental. (Ngastiyah : 2000,hal 54-56)

Cerebral palsy ialah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu

dalam perkembangan anak,mengenai sel-sel motorik didalam susunan saraf pusat,bersifat

kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai

pertumbuhannya. (Yulianto : 2000,http:// www.medicastore .com)

B.          ETIOLOGI

Penyebab Cerebral palsy dapat dibagi menjadi dalam 3 bagian :

1.      Pranatal

a.     Infeksi intrauterin  TORCH, sifilis, rubella, toksoplasmosis, dan sitomegalovirus

b.      Radiasi

c. Asfiksia intrauterin (abrupsio plasenta previa,anoksia maternal,kelainan umbilicus,perdarahan

plasenta,ibu hipertensi,dan lain-lain)

Page 2: Laporan Pendahuluan Anak Dengan Cp(1)

d.      Toksemia grafidarum

2.      Perinatal

a.       Anoksia/hipoksia

b.      Perdarahan otak

c.       Prematuritas

d.      Ikterus

e.       Meningitis purulenta

3.      Postnatal

a.       Trauma kepala

b.      Meningitis/ensefalitis yang terjadi 6 bulan pertama kehidupan

c.       Racun : logam berat

d.      Luka Parut pada otak pasca bedah

Beberapa penelitian menyebutkan factor pranatal dan perinatal lebih berperan dari pada

factor pascanatal.Studi oleh nelson dkk(1986) menyebutkan bayi dengan berat lahir

rendah,asfiksia saat lahir,iskemia pranatal,faktor penyebab Cerebral palsy.

Faktor prenatal dimulai saat masa gestasi sampai saat akhir,sedangkan factor perinatal

yaitu segala faktor yang menyebabkan Cerebral palsy mulai dari lahir sampai satu bulan

kehidupan.Sedangkan faktor pascanatal mulai dari bulan pertama kehidupan sampai 2 tahun.

(Hagbreg dkk,1975),atau sampai 5 tahun kehidupan (Blair dan Stanley,1982),atau sampai 16

tahun (Perlstein,Hod,1964)

C.         GEJALA

Gejala biasanya timbul sebelum anak berumur 2 tahun dan pada kasus yang berat,bisa

muncul pada saat anak berumur 3 bulan.

Page 3: Laporan Pendahuluan Anak Dengan Cp(1)

Gejalanya bervariasi,mulai dari kejanggalan yang tidak tampak nyata sampai kekakuan

yang berat,yang menyebabkan bentuk lengan dan tungkai sehingga anak harus memakai kursi

roda.

Cerebral palsy Dibagi menjadi 4 kelompok :

1.      Tipe spastic atau pyramidal (50% dari semua kasus CP,otot-otot menjadi kaku dan lemah

Pada tipe ini gejala yang hampir selalu ada adalah :

a.         HIpertoni (fenomena pisau lipat)

b.        Hiperrefleksi yag disertai klonus

c.         Kecenderungan timbul kontraktur

d.        Reflex patologis

Secara topografi distribusi tipe ini adalah sebagai berikut :

a.       Hemiplegia apabila mengenai anggota gerak sisi yang sama

b.      Spastik diplegia, mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak atas sedikit lebih berat.

c.       Kuadriplegi, mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak atas sedikit lebih berat.

d.      Monopologi, bila hanya satu anggota gerak.

e.       Triplegi apabila mengenai satu anggota gerak atas dan dua anggota gerak bawah, biasanya

merupakn varian dan kuadriplegi.

2.      Tipe disginetik (koreatetoid,20% dari semua kassus CP),otot lengan,tungkai dan badan

secara spontan bergerak perlahan,menggeliat dan tak terkendali;tetapi bisa juga timbul

gerakan yang kasar dan mengejang. Luapan emosi menyebabkan keadaan semakin

memburuk,gerakan akan menghilang jika anak tidur.

3.      Tipe ataksik, (10% dari demua kasus CP)terdiri dari tremor,langkah yang goyah dengan

kedua tungkai terpisah jauh, gangguan kooordinasi dan gerakan abnormal.

4.      Tipe Campuran (20% dari semua kasus CP),merupakan gabungan dari 2 jenis diatas ,yang

sering ditemukan adalah gabungan dari tipe spastik dan koreoatetoid.

Page 4: Laporan Pendahuluan Anak Dengan Cp(1)

Berdasarkan derajat kemampuan fungsional :

1.      Ringan :

Penderita masih bisa melakukan pekerjaan/aktifitas sehari-hari sehingga sama sekali tidak

atau hanya sedikit sekali membutuhkan bantuan khusus.

2.      Sedang

Aktifitas sangat terbatas.penderita membutuhkan bermacam-macam bantuan khusus atau

pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya sendiri,dapat bergerak dan berbicara. Dengan

pertolongan secara khusus,diharapkan penderita dapat mengurus diri sendiri,berjalan atau

berbicara sehingga dapat bergerak,bergaul ,hidup di tengah masyarsakat dengan baik.

3.      Berat

Penderita sama sekali tidak bisa melakukan aktifitas fisik dan tidak mungkin dapat hidup

tanpa pertolongan orang lain. Pertolongan atau pendidikan khusus yang diberikan sangat

sedikit hasilnya.sebaiknya penderita seperti ini ditampung dengan retardasi mental berat,atau

yang akan menimbulkan gangguan sosial-emosional baik bagi keluarganya maupun

lingkungannya.

Gejala lain yang juga bisa dimukan pada CP :

1.      Kecerdasan dibawah normal

2.      Keterbelakangan mental

3.      Kejang/epilepsy (trauma pada tipe spastik)

4.      Gangguan menghisap atau makan

5.      Pernafasan yang tidak teratur

6.      Gangguan perkembangan kemampauan motorik (misalnya menggapai sesuatu, duduk,

berguling, merangkak, berjalan)

7.      Gangguan berbicara (disatria)

Page 5: Laporan Pendahuluan Anak Dengan Cp(1)

8.      Gangguan penglihatan

9.      Gangguan pendengaran

10.  Kontraktur persendian

11.  Gerakan menjadi terbatas

D.    MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis cerebral palsy tergantung dari bagian dan luas jaringan otak yang

mengalami kerusakan :

1.      Spastisitas

Terdapat peninggian tonus otot dan reflek yang disertai dengan klonus dan reflek

Babinski kerusakan yaitu :

a.       Monoplegia / monoparesis

Kelumpuhan keempat anggota gerak,tapi salah satu anggota gerak lebih hebat dari yang

lainnya.

b.      Hemiplegia / hemiparisis

Kelumpuhan lengan dan tungkai dipihak yang sama.

c.       Diplegia / diparesis

Kelumpuhan keempat anggota gerak,tapi tungkai lebih hebat dari pada lengan.

d.      Tetraplegia / tetraparesis

Kelumpuhan keempat anggota gerak,tapi lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan

dengan tungkai yang lain.

2.      Tonus otot yang berubah

Bayi pada usia bulan pertama tampak flasid dan berbaring seperti kodok terlentang, sehingga

tampakseperti keainan pada “lower motor neuron“ menjelang umur 1 tahun berubah menjadi

Page 6: Laporan Pendahuluan Anak Dengan Cp(1)

tonus otot dari rendah hingga tinngi. Golongan ini meliputi 10-20% dari kasus “cerebral

palsy”

3.      Ataksia

Ialah gangguan koordinasi kerusakan terletak di serebulum, terdapat kira-kira 5% dari

kasus “cerebral palsy”

4.      Gangguan pendengaran

Terdapat pada 5-10% anak dengan “cerebral palsy”.gangguan berupa kelainan neurogen

terutama persepsi nada tinggi,sehingga sulit menangkap kata-kata. 

5.      Gangguan bicara

Disebabkan oleh gangguan pendengaran atau retardasi mental. Gerakan yang terjadi dengan

sendirinya dibibir dan dilidah menyebabkan sukar mengontrol otot-otot sehingga sulit

membentuk kata-kata dan sering tampak anak berliur.

6.      Gangguan mata

Biasanya berupa strabismus convergen dan kelainan refraksi, asfiksia berat, dapat terjadi

katarak, hampir 25% penderita “cerebral palsy” menderita kelainan mata.

E.     PATOFISIOLOGI

Adanya malformasi pada otak, penyumbatan pada vaskuler, atropi, hilangnya neuron

dan degenerasi laminar akan menimbulkannarrower gry, saluran sulci dan berat otak rendah.

Anoxia merupakan penyebab yang berarti dengan kerusakan otak, atau sekunder dari

penyebab mekanisme yang lain. CP (Cerebral Palsy) dapat dikaitkan dengan premature yaitu

spastic displegia yang disebabkan oleh hypoxic infarction atau hemorrhage dalam ventrikel.

Type athetoid / dyskenetik disebabkan oleh kernicterus dan penyakit hemolitik pada

bayi baru lahir, adanya pigmen berdeposit dalam basal ganglia dan beberapa saraf nuclei

Page 7: Laporan Pendahuluan Anak Dengan Cp(1)

cranial. Selain itu juga dapat terjadi bila gangsal banglia mengalami injury yang ditandai

dengan idak terkontrol; pergerakan yang tidak dosadari dan lambat.

Type CP himepharetic, karena trauma pada kortek atau CVA pada arteri cerebral

tengah. Cerebral hypoplasia; hipoglicemia neonatal dihubungkan dengan ataxia CP.

Spastic CP yang paling sering dan melibatkan kerusakan pada motor korteks yang

paling ditandai dengan ketegangan otot dan hiperresponsif. Refleks tendon yang dalam akan

meningkatkan dan menstimulasi yang dapat menyebabkan pergerakan sentakan yang tiba-tiba

pada sedikit atau semua ektermitas.

Ataxic CP adanya injury dari serebelum yang mana mengatur koordinasi,

keseimbangan dan kinestik. Akan tampak pergerakan yang tidak terkoordinasi pada

ekstremitas aras bila anak memegang / menggapai benda. Ada pergerakan berulang dan cepat

namun minimal.

Rigid / tremor / atonic CP ditandai dengan kekakuan pada kedua otot fleksor dan

ekstensor. Type ini mempunyai prognosis yang buruk karena ada deformitas multiple yang

terkait dengan kurangnya pergerakan aktif.

Secara umum cortical dan antropy cerebral menyebabkan beratnya kuadriparesis

dengan retardasi mental dan microcephaly.

F.     PENGOBATAN / TERAPI

Tapi tidak dapat disembuhkan dan merupakan kelainan yang berlangsung seumur

hidup. Tetapi banyak hal yang dapat dilakukan agar anak bisa hidup semandiri mungkin.

Pengobatan yang dilakukan biasanya tergantung kepada gejala dan bisa berupa :

1.      Terapi fisik

2.      Loraces (penyangga)

3.      Kaca mata

Page 8: Laporan Pendahuluan Anak Dengan Cp(1)

4.      Alat bantu dengar

5.      Pendidikan dan sekolah khusus

6.      Obat anti kejang

7.      Obat pengendur otot (untuk mengurangi tremor dan kekakuan) : baclofen dan diazepam

8.      Terapi okupasional

9.      Bedah ortopedik / bedah saraf, untuk merekonstruksi terhadap deformitas yang terjadi

10.  Terapi wicara bisa memperjelas pembicaraan anak dan membantu mengatasi masalah makan

11.  Perawatan (untuk kasus yang berat)

Jika tidak terdapat gangguan fisik dan kecerdasan yang berat, banyak anak dengan cp yang

tumbuh secara normal dan masuk ke sekolah biasa. Anak lainnya memerlukan terapi fisik

yang luas. Pendidikan khusus dan selalu memerlukan bantuan dalam menjalani aktivitasnya

sehari-hari.

Pada beberapa kasus, untuk membebaskan kontraktur persendian yang semakin memburuk

akibat kekakuan otot, mungkin perlu dilakukan pembedahan. Pembedahan juga perlu

dilakukan untuk memasang selang makanan dan untuk mengendalikan pefluks

gastroesofageal.

Page 9: Laporan Pendahuluan Anak Dengan Cp(1)

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

1.      Pengumpulan data

a.       Kaji riwayat kehamilan ibu

b.      Kaji riwayat persalinan

c.       Identifikasi anak yang mempunyai resiko

d.      Kaji iritabel anak, kesukaran dalam makan/menelan, perkembangan yang terlambat dari

anak normal, perkembangan pergerakan kurang, postur tubuh yang abnormal, perkembangan

pergerakan kurang, postur tubuh yang abnormal, refleks bayi yang persisten, ataxic,

kurangnya tonus otot.

e.       Monitor respon bermain anak

f.       Kaji fungsi intelektual

g.      Tidak koordinasi otot ketika melakukan pergerakan (kehilangan keseimbangan)

h.      Otot kaku dan refleks yang berlebihan (spasticas)

i.        Kesulitan mengunyah, menelan dan menghisap serta kesulitan berbicara.

j.        Badan gemetar

k.      Kesukaran bergerak dengan tepat seperti menulus atau menekan tombol.

l.      Anak-anak dengan cerebral palsy mungkin mempunyai permasalahan tambahan, termasuk

yang berikut: kejang, masalah dengan penglihatan dan pendengaran serta dalam bersuara,

terdapat kesulitan belajar dan gangguan perilaku, keterlambatan mental, masalah yang

berhubungan dengan masalah pernafasan, permasalahan dalam buang air besar dan buang air

kecil, serta terdapat abnormalitas bentuk ulang seperti scoliosis.

m.   Riwayat penyakit dahulu : kelahiran prematur, dan trauma lahir.

n. Riwayat penyakit sekarang : Kelemahan otot, Retardasi Mental, Gangguan hebat- Hipotonia,

Melempar/ Hisap makan, gangguan bicara /suara, visual dan mendengar.

Page 10: Laporan Pendahuluan Anak Dengan Cp(1)

2.      Diagnosa yang Mungkin Muncul

a.       Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kecacatan multifaset

b.      Gangguan sensori persepsi visual berhubungan dengan strabismus

c.  Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor biologis.

d.      Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan kesukaran dalam artikulasi.

e.       Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan spasme dan kelemahan otot-otot.

3.      Intervensi Keperawatan

a.       Diagnosa keperawatan : Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

kecacatan multiphase.

·         Tujuan: Klien tidak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan

·      Kriteria Hasil : Pertumbuhan dan perkembangan klien tidak mengalami keterlambatan dan

sesuai dengan tahapan usia

No. Intervensi Rasional

1. Memberikan diet nutrisi untuk

pertumbuhan (Asuh)

Mempertahankan berat badan agar

tetap stabil

2. Memberikan stimulasi atau

rangsangan untuk

perkembangan kepada anak

(Asah)

Agar perkembangan klien tetap

optimal

3. Memberikan kasih sayang

(Asih)

Memenuhi kebutuhan psikososial

Page 11: Laporan Pendahuluan Anak Dengan Cp(1)

b.    Diagnosa keperawatan : Gangguan sensori persepsi visual berhubungan dengan strabismus

·         Tujuan :                   

Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu

Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhdap perubahan

Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan

·         Kriteria Hasil :

Peningkatan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu

Klien memahami dengan gangguan sensori yang dialami dan dapat beradaptasi

Bahaya disekitar klien terminimalisir.

No. Intervensi Rasional

1. Tentukan ketajaman

penglihatan, apakah satu atau

kedua mata terlibat

Kebutuhan individu dan pilihan

intervensi bervariasi sebab

kehilangan penglihatan lambat

dan progresif

2. Orientasikan klien terhadap

lingkungan, staff, dan orang lain

disekitarnya

Memberikan peningkatan

kenyamanan dan kekeluargaan,

menurunkan cemas dan

disorientasi pasca operasi

3. Observasi tanda-tanda dan

gejala disorientasi, pertahankan

pagar tempat tidur sampai

benar-benar pulih

Mengurangi resiko bingung/jatuh

karena gangguan persepsi

4. Letakkan barang yang

dibutuhkan

Memungkinkan klien melihat

objek lebih mudah

Page 12: Laporan Pendahuluan Anak Dengan Cp(1)

c.       Diagnosa Keperawatan : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan factor biologis

·          Tujuan :

Terpenuhinya Intake nutrisi

Terpenuhinya energy

Berat Badan naik

No. Intervensi Rasional

1. Monitor status nutrisiklien Memantau  nutrisi klien agar lebih

baik

2. Monitor pemasukan nutrisi dan

kalori.

Mengobservasi nutrisi dan kalori

klien

3. Catat adanya anoreksia, muntah

dan terapkan jika ada hubungan

dengan medikasi.

Dengan mengobservasi adanya

muntah dan anoreksia dapat

mencatat keadaan klien

4. Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan nutrisi dan

kalori agar BB naik.

Dengan menentukan kebutuhan

nutrisi dan kalori yang diperlukan

klien, diharapkan BB klien dapat

naik

d.      Diagnosa Keperawatan : Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan

kesukaran dalam artikulasi

·          Tujuan :

Page 13: Laporan Pendahuluan Anak Dengan Cp(1)

Anak akan mengespresikan tentang kebutuhan dan mengembangkan Berat Badan dalam batas

normal

No. Intervensi Rasional

1. Kaji respon dalam

berkomunikasi

Respon dalam berkomunikasi

menunjukkan keadaan klien dalam

berinteraksi

2. Ajarkan dan kaji makna non

verbal

Bahasa non verbal dapat

membantu dalam berkomunikasi

klien

3. Latih dalam penggunaan bibir,

mulut dan lidah.

Melatih pergerakkan bibir, mulut

dan lidah agar artikulasi klien

jelas

4. Sering berikan pujian positif

kepada anak yang berusaha

untuk berkomunikasi

Pujian yang positif dapat

membantu klien untuk lebih

termotivasi

5. Gunakan kartu/gambar-

gambar/papan tulis untuk

memfasilitasi komunikasi

Alat bantu sepeti kartu/gambar-

gambar/papan tulis agar

komunikasi lebih terbantu

6. Berikan perawatan dalam sikap

yang rileks, tidak terburu-buru,

dan menghakimi

Dengan memberikan sikap yang

rileks dapat membantu klien

menjadi lebih nyaman dan tenang

e.       Diagnosa Keperawatan : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan spasme dan

kelemahan otot-otot

Page 14: Laporan Pendahuluan Anak Dengan Cp(1)

·          Tujuan : Anak akan memiliki kemampuan pergerakan yang maksimum dan tidak

mengalami kontraktur

No. Intervensi Rasional

1. Ajarkan cara berkomunikasi

dengan kata-kata yang pendek

Dengan mengajarkan anak

menggunakan kata-kata pendek

meningkatkan kemampuan anak

dalam berbicara

2. Ajak untuk latihan yang

berbeda-beda pada ekstremitas

Latihan dapat meningkatkan

kemampuan otot-otot

3.. Kaji per  Gerakan sendi-sendi dan tonus

otot

Melatih gerakan sendi-sendi dan

tonus otot

4.Lakukan Terapi fisik Untuk menggerakkan

anggota tubuh

Terapi fisik dapat membantu

kemampuan anak

5. Berikan periode istirahat. Dengan memberikan periode

istirahat dapat membuat kondisi

klien menjadi lebih baik

Page 15: Laporan Pendahuluan Anak Dengan Cp(1)

DAFTAR PUSTAKA

Behrman, Kliegman, Arvin, 1999. Ilmu Kesehatan Anak Volume 3 Edisi 15 Nelson, Jakarta : EGC

Dr. Soetjiningsih, SpAK, 1995. Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC

Santi Wijaya, Skep. Ns, 1999. Lumpuh Otak, Bandung :http//:id.wikipedia.org

Soetomenggolo, Taslim S, 1999. Buku Ajar Neurologi Anak, Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia

Supriadi Skp dkk, 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Jakarta : Sagung Seto

Yulianto, 2000. Cerebral Palsy Pada Anak, Jakarta :http://www.pediatrik.com. 20 april 2008

Wong Donna L, 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4, Jakarta : EGC