laporan pasang surut admiralty
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
1/27
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PASANG SURUT
MODUL I
METODE ADMIRALTY
Disusun Oleh :
PRISMA GITA PUSPAPUAN
26020212120004
TIM ASISTEN
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
2/27
LEMBAR PENILAIAN DAN PENGESAHAN
NO KETERANGAN NILAI
1. Tujuan Praktikum
2. Tinjauan Pustaka
3. Materi Metode
4. Hasil dan Pembahasan
5. Kesimpulan
6. Daftar Pustaka
7. Lampiran
Total
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
3/27
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ..............................................................................................
1.1 Latar Belakang .............................................................................................
1.2 Tujuan ...........................................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................
2.1 Pengertian Pasang Surut ............................................................................
2.2 Gaya Pembangkit Pasang Surut .................................................................
2.3 Tipe Pasang Surut ......................................................................................
2.4 Elevasi Muka Air Rencana ........................................................................
2.5 Formzhal ....................................................................................................
2.6 Metode Admiralty ......................................................................................
III. MATERI DAN METODE .............................................................................
3.1 Materi ........................................................................................................
3.2 Metode .......................................................................................................
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
4/27
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pulau Jawa dikelilingi oleh perairan yang di sisi utara dan selatannya memiliki
karakteristik yang berbeda. Perairan laut di sisi selatan pulau Jawa mempunyai
karakteristik dengan topografi dasar laut yang curam, dan gelombang besar, serta
berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Sedangkan perairan laut di sisi utara
pulau Jawa memiliki karakteristik dengan kondisi topografi dasar laut landai dan
bergelombang relatif kecil serta berbatasan langsung dengan laut Jawa. Salah satu
parameter lautan yang menarik diamati dan diteliti adalah mengenai keadaan pasang
surut.
Pasang surut adalah fluktuasi (gerakan naik turunnya) muka air laut secara
berirama karena adanya gaya tarik benda-benda di lagit, terutama bulan dan matahari
terhadap massa air laut di bumi. Bulan dan matahari memberikan gaya gravitasi
terhadap bumi yang besarnya tergantung pada besar massa benda yang saling tarik-
menarik tersebut.
Menurut Nontji (1987) terdapat empat jenis tipe pasang surut yang didasarkan
d i d d k t t it t h i (di l) t h h i
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
5/27
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pasang SurutPasang surut adalah fluktuasi (gerakan naik turunnya) muka air laut secara
berirama karena adanya gaya tarik bendabenda di lagit, terutama bulan dan matahari
terhadap massa air laut di bumi. Bulan dan matahari memberikan gaya gravitasi
terhadap bumi yang besarnya tergantung pada besar massa benda yang saling tarik-
menarik tersebut (Rashid, 2012). Massa bulan jauh lebih kecil dari massa matahari,
tetapi karena jaraknya terhadap bumi jauh lebih dekat,maka pengaruh gaya tarik bulan
terhadap bumi lebih besar dari pada pengaruh gaya tarik matahari. Gaya tarik bulan
yang mempengaruhi pasang surut adalah 2,2 kali lebih besar dari pada gaya tarik
matahari (Triatmodjo, 1999 dalam Mahatmawati 2009).
Menurut Pariwono (1989) dalam Ramdhan (2011), fenomena pasut diartikan
sebagai naik turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda
angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Sedangkan menurut
Dronkers (1964) pasut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya
permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan
gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan.
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
6/27
2.3. Tipe Pasang Surut
Terdapat empat jenis tipe pasang surut yang didasarkan pada periode dan
keteraturannya, yaitu pasang surut harian (diurnal), tengah harian (semi diurnal),
campuran condong ke harian ganda (mixed tides) dan campuran condong ke harian
tunggal (prevailing diurnal). Dalam sebulan variasi harian dari rentang pasang surut
berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang surut juga bergantung
pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera (Nontji, 1987 dalam
Mahatmawati, 2009).
Wyrtki (1961) dalam Ramdhan (2011) menjelaskan mengenai tipe-tipe pasang
surut di Indonesia sebagai berikut:
1. Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide). Merupakan pasut yang hanya terjadisatu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, ini terdapat di Selat Karimata.
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
7/27
Gambar 3. Pola gerak pasut campuran condong harian tunggal (Ramdhan, 2011).
4. Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing SemiDiurnal). Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam
sehari tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki
tinggi dan waktu yang berbeda, ini terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia
Bagian Timur.
Gambar 4. Pola gerak pasut campuran condong harian ganda (Ramdhan, 2011).
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
8/27
2.4. Elevasi Muka Air Rencana
Elevasi muka air rencana merupakan parameter yang sangat penting di dalam
perencanaan bangunan pantai. Elevasi tersebut merupakan penjumlahan dari beberapa
parameter yaitu pasang surut, tsunami, wave setup, dan kenaikan muka air karena
perubahan suhu global. Elevasi muka air laut rencana merupakan parameter sangat
penting di dalam perencanaan bangunan pantai. Elevasi tersebut merupakanpenjumlahan dari beberapa parameter yang telah dijelaskan di depan yaitu pasang surut,
tsunami, wave setup, dan kenaikan muka air karena perubahan suhu global
(Triatmodjo,1999).
Pasang surut mempunyai periode 12 atau 24 jam, yang berarti dalam satu hari
bisa terjadi satu atau dua kali pasang, sehingga kemungkinan terjadinya air pasang dan
gelombang besar sangat besar. Dengan demikian pasang surut merupakan faktor
terpenting dalam menentukan elevasi muka air rencana (Triatmodjo,1999).
Menurut Triatmodjo (1999), penetapan elevasi muka air laut (MHWL, LLWL,
MSL) t t d k ti b i l b t i
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
9/27
2. Pasang surut campuran (ganda dominan) jika 0,25 < F 1,5
3. Pasang surut campuran (tunggal dominan) jika 1,5 < F 3
4. Pasang surut harian tunggal jika F > 3
Keterangan :
O1 = unsur pasut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
K1 = unsur pasut tunggal yang disebabkan oleh gaya tarik matahari
M2= unsur pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
S2 = unsur pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik matahari
2.6. Metode Admiralty
Metode admiralty merupakan metode yang digunakan menghitung konstanta
pasang surut harmonik dari pengamatan ketinggian air laut tiap jam selama 29 piantan
(29 hari). Metode ini digunakan untuk menentukan Muka Air Laut Rerata (MLR)
harian, bulanan, tahunan atau lainya (Suyarso, 1989 dalam Mahatmawati, 2009).
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
10/27
III. MATERI DAN METODE
3.1. Materi
Hari : Senin, 16 April 2014
Waktu : 16.2018.30 WIB
Tempat : Ruang E301 - Gedung E Jurusan Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro
3.2. Metode
3.2.1. Perhitungan (Penjelasan Skema)Pengolahan data pasang surut dengan metode Admiralty terdiri dari:
1. Skema IData yang akan diolah dikonversikan dahulu satuannya dari meter (m) ke
centimeter (cm) ,dimana untuk tabel kearah kanan menunjukan waktu
pengamatan (jam) yaitu dari pukul 00.00 sampai 23.00 dan tabel kearah bawah
j k l dil k k i 1 30 A il 2013
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
11/27
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
12/27
3. Skema IIIUntuk mengisi kolomkolom pada skema-III, setiap kolom pada kolom -
kolom skema-III merupakan penjumlahan dari perhitungan pada kolomkolom
pada skema-II
Untuk Xo (+) merupakan penjumlahan antara X1 (+) dengan X1 (-)tanpa melihat tanda (+) dan (-) mulai tanggal 1 agustus sampai 31
agustus 2012
Untuk X1, Y1, X2, Y2, X4 dan Y4 merupakan penjumlahan tanda (+)dan (-), untuk mengatasi hasilnya tidak ada negative makan
ditambahkan dengan 2000. Hal ini dilakukan juga untuk kolom X1, Y1,
X2, Y2, X4 dan Y4
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
13/27
5. Skema V dan Skema VIMengisi kolom-kolom pada skema V dan kolom pada skema VI dengan
bantuan daftar 3a skema V mempunyai 10 kolom, kolom kedua diisi pertama
kali sesuai dengan perintah pada kolom satu dan angka-angkanya dilihat pada
skema V. Untuk kolom 3,4,5,6,7,8,9, dan 10 dengan melihat angka pada kolom
2 dikalikan dengan faktor pengali sesuai dengan kolom yang ada pada daftar 3a.
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
14/27
masing kolom dan penjumlahan semua bilangan pada kolom kolom
Skema VI untuk masingmasing kolom.
2. Untuk PR dapat dicari dengan rumus :
3. Untuk P didapat dari daftar 3a sesuai dengan masingmasing komponen(apabila tidak ada dikosongkan)
4. Untuk nilai u,w,f,V,V,V,V dan p diperoleh dari table konstanta5. Untuk nilai r diperoleh dari r arctan PR sin rPR cos r, sedangkan untuk
harga nya dilihat dari tanda pada masingmasing kuadran.
6. Untuk g ditentukan dari : g = V + u + w + p + r7. Untuk nx360 ditentukan tiap komponen adalah 360.8. Untuk (1+W) ,A,f,,w,dan g pada komponen yang masih kosong dapat
dikerjakan setelah skema-VIII telah diisi
7. Tabel VIIITabel VIII dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
Untuk menghitung (1+W) dan w untuk S2 dan MS4
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
15/27
8. Menentukan harga w dan (1+W), besaran g, kelipatan dari 3600 sertaamplitudo (A) dan beda fase (g0).
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
16/27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Tabel Hasil Perhitungan
Tabel 1.Hasil Perhitungan Komponen-komponen Pasut
Tabel 2. Hasil Perhitungan MSL, HHWL, LLWL, Formzahl, dan Tipe Pasut
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
17/27
4.2. PembahasanMetode Admiralty dalam penentuan data ketinggian muka air pasang-surut
dilakukan dengan mencari nilai komponen-komponen pasut hingga diketahuibesarnya nilai Mean Sea Level (MSL)/ muka air laut rerata, Highest High Water
Level (HHWL)/ muka air laut tertinggi, Lowest Low Water Level (LLWL)/ muka air
laut terendah, dan bilangan Formzahl-nya untuk menentukan jenis pasang surut dari
perairan yang sedang diteliti.
Perhitungan Formzahl yang dihasilkan dari praktikum ini adalah 2.99, yangberada pada klasifikasi 1,5 < F 3. Dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa
perairan Pantai Tanjung Mas Semarang memiliki tipe pasang surut campuran
condong harian tunggal (Mixed Tide Prevalling Diurnal), dimana pada tipe ini dalam
periode satu hari dapat terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi
kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surutdengan tinggi dan nilai periode yang berbeda.
Grafik pasang surut yang dibuat dari data nilai ketinggian muka air selama 1
bulan juga dapat digunakan untuk menentukan tipe pasut. Dari grafik bulan April
2013, Pantai Tanjung Mas Semarang terlihat memiliki satu kali surut namun kadang
terjadi dua kali pasang satu kali surut atau satu kali pasang dua kali surut. Pada grafik
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
18/27
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Metode Admiralty dapat digunakan untuk mencari nilai muka air rerata,muka air tertinggi, muka air terendah, dan tipe pasang surut berdasarkan
perhitungan komponen-komponen pasang surut.
2. Berdasarkan nilai Formzahl dan kenampakan grafik pasang surutnya, PantaiTanjung Mas Semarang memiliki tipe pasut campuran condong ke harian
tunggal.
5.2. Saran1. Ketelitian dalam menentukan nilai kedudukan muka air dari data pasang
surut menggunakan metode Formzahl ini sangat dibutuhkan karena
banyaknya data yang harus diolah.
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
19/27
DAFTAR PUSTAKA
Dronkers, J. J. 1964. Tidal Computations in Rivers and Coastal Waters. Amsterdam:
North-Holland Publishing Company.
Mahatmawati, Anugrah Dewi, dkk. 2009. Perbandingan Fluktuasi Muka Air Laut
Rerata (Mlr) Di Perairan Pantai Utara Jawa Timur Dengan Perairan Pantai
Selatan Jawa Timur. Jurnal Kelautan. ISSN : 1907-9931.Vol II (1):33-42.
Nontji, Anugerah. 1987.LautNusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Ramdhan, Muhammad. 2011.Komparasi Hasil Pengamatan Pasang Surut di Perairan
Pulau Pramuka dan Kabupaten Pati dengan Prediksi Pasang Surut Tide Model
River. Jurnal Segara. ISSN: 19070659. Vol. VII (1):1-10.
Rashid, Farhan Lafta., Mohamad, Ashwaq Hilal., Hashim, Ahmed. 2012. Power
Production using Tidal Energy. British Journal of Science. ISSN: 2047-3745.
Vol. III (2):112-117).
Triatmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta: Beta Offset
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
20/27
L A M P I R A N
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
21/27
Lampiran 1. Skema
a. Skema-I
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
22/27
b. Skema-II
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
23/27
c. Skema-III
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
24/27
d. Skema-IV
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
25/27
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
26/27
e. Skema V,VI dan VII
-
7/22/2019 Laporan Pasang Surut Admiralty
27/27
f. Skema VII
Lampiran 2. Grafik Pasang Surut