laporan observasi kelas penggunaan kartu bergambar · pdf filelaporan observasi kelas...

13
LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB Disusun oleh : Ambarsari Kusuma Wardani, Boni Fasius Hery dan Talisadika Maifa 1. PENDAHULUAN Pembelajaran faktor persekutuan terbesar (FPB) di sebagian besar sekolah di Indonesia selama ini terlalu berfokus dan dititik beratkan pada aspek kalkulasi semata, yang mana cara pengelompokan faktor dari pasangan bilangan dalam pangkat terbesar atau terkecil adalah lazim. Seperti yang kita ketahui bahwa kemampuan kalkulasi yang baik dapat sangat memudahkan siswa dalam mengerjakan soal-soal rutin, namun sayangnya mayoritas siswa kita yang memiliki kemampuan kalkulasi yang baik tidak diimbangi dengan pemahaman mendalam dari konsep Matematika yang membelakangi tiap kalkulasi yang mereka tangani. Untuk menjawab tantangan tersebut, beberapa pakar pendidikan Matematika di Indonesia mengadopsi suatu pendekatan pembelajaran yang banyak digunakan dinegara-negara maju, yaitu Realistic Mathematics Education (RME). Pendekatan ini dikembangkan di Belanda oleh Hans Freudental pada tahun 1977 dan di Indonesia dikenal sebagai Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). PMRI adalah pendekatan yang menekankan pada penggunaan konteks dalam proses pembelajaran untuk menanamkan pemahaman konsep matematika kepada siswa. Dimana pendekatan ini memiliki beberapa karakteristik yaitu (de Lange dalam Zulkardi, 2005:14); 1) Penggunaan masalah kontekstual 2) Penggunaan berbagai model 3) Kontribusi siswa 4) Interaktifitas

Upload: phamthuy

Post on 12-Feb-2018

247 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR  · PDF fileLAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB Disusun oleh : Ambarsari Kusuma

LAPORAN OBSERVASI KELAS

PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB

Disusun oleh :

Ambarsari Kusuma Wardani, Boni Fasius Hery dan Talisadika Maifa

1. PENDAHULUAN

Pembelajaran faktor persekutuan terbesar (FPB) di sebagian besar sekolah di

Indonesia selama ini terlalu berfokus dan dititik beratkan pada aspek kalkulasi

semata, yang mana cara pengelompokan faktor dari pasangan bilangan dalam

pangkat terbesar atau terkecil adalah lazim. Seperti yang kita ketahui bahwa

kemampuan kalkulasi yang baik dapat sangat memudahkan siswa dalam

mengerjakan soal-soal rutin, namun sayangnya mayoritas siswa kita yang

memiliki kemampuan kalkulasi yang baik tidak diimbangi dengan pemahaman

mendalam dari konsep Matematika yang membelakangi tiap kalkulasi yang

mereka tangani. Untuk menjawab tantangan tersebut, beberapa pakar pendidikan

Matematika di Indonesia mengadopsi suatu pendekatan pembelajaran yang

banyak digunakan dinegara-negara maju, yaitu Realistic Mathematics Education

(RME). Pendekatan ini dikembangkan di Belanda oleh Hans Freudental pada

tahun 1977 dan di Indonesia dikenal sebagai Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia (PMRI).

PMRI adalah pendekatan yang menekankan pada penggunaan konteks dalam

proses pembelajaran untuk menanamkan pemahaman konsep matematika kepada

siswa. Dimana pendekatan ini memiliki beberapa karakteristik yaitu (de Lange

dalam Zulkardi, 2005:14);

1) Penggunaan masalah kontekstual

2) Penggunaan berbagai model

3) Kontribusi siswa

4) Interaktifitas

Page 2: LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR  · PDF fileLAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB Disusun oleh : Ambarsari Kusuma

5) Keterkaitan

Kelima karakteristik ini dinilai sangat sesuai untuk menyampaikan konsep-

konsep Matematika khususnya pada anak usia sekolah dasar.

Konteks memainkan peran utama dalam RME, yang mana ia dipilih dengan hati-

hati dengan maksud membuat Matematika lebih mudah dipahami siswa. Konteks

juga berperan sebagai model yang dapat secara rutin digunakan siswa sampai

pada titik dimana mereka merasa mampu berkerja tanpa bantuan model . Konteks

yang dipilih berperan sebagai jembatan penghubung antara masalah dengan

kontribusi siswa, sehingga konteks yang tepat akan sangat menentukan

tercapainya tujuan pembelajaran. Kelas yang menerapkan matematika realistik

merupakan kelas yang penuh dengan interaksi dan dinamis sehingga situasi

“gaduh” adalah normal, lebih jauh lagi Van den Heuvel-Panhuizen (2002)

menerangkan kenapa ini dipandang penting, “ By listening to what others find

out and discussing these findings, the students can get ideas for improving their

strategies. Moreover the interaction can evoke reflection, which is necessary to

reach a higher level of understanding”.

Kami telah menyusun suatu desain pembelajaran yang menekankan konteks pada

materi faktor persekutuan terbesar yang merupakan materi yang diajarkan kelas

4. Desain ini kami terapkan di kelas Ibu Astri pada tanggal 21 November 2012

pukul 12.15, tepatnya dikelas IVA SDN 21 Palembang, yang mana beliau telah

mempelajari desain kami dan setuju untuk menerapkannya dikelas.

2. KERANGKA UMUM DESAIN PEMBELAJARAN

Desain ini disusun dengan mengacu pada karakteristik-karakteristik utama dari

PMRI. Adapun kerangka pembelajaran yang kami rencanakan dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Konteks yang digunakan dalam pembelajaran FPB ini yaitu masalah-masalah

situasional yang relatif nyata bagi siswa. Dalam hal ini konteks yang

digunakan yaitu mengenai pembagian kartu bergambar .

Page 3: LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR  · PDF fileLAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB Disusun oleh : Ambarsari Kusuma

Model yang digunakan berupa strategi siswa membagikan kartu bergambar.

Mengingat rata-rata kemampuan bahasa anak kelas 4 sudah mencukupi untuk

memahami perintah sederhana dalam lembar kerjanya, kami berasumsi

mereka dapat memahami persoalan dan mampu memunculkan jawaban.

Kontribusi dari siswa yang diharapkan muncul dalam pembelajaran yaitu

siswa mencoba memecahkan masalah dengan cara dan gayanya sendiri untuk

memperoleh jawaban, namun dengan tetap mempertahankan keabsahan dari

logika yang mereka pilih.

Kelas yang terdiri dari 37 siswa ini dibagi kedalam 9 kelompok kecil, hal ini

dimaksud agar tiap siswa dapat saling berinteraksi dengan teman dalam

kelompoknya, sehingga terjadi pertukaran informasi yang diharapkan

memancing siswa untuk menemukan kembali konsep-konsep dasar dari

faktor persekutuan terbesar.

Pembelajaran dikaitkan dengan materi yang telah siswa dipelajari, yaitu

faktor persekutuan dua bilangan.

Desain pembelajaran yang telah dibuat oleh tim observer diajukan kepada Guru,

kemudian Guru memberikan komentar terhadap langkah-langkah pembelajaran yang

tertulis di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru memperbaiki dari segi

penggunaan kalimat pada cerita yang disampaikan pada kegiatan inti. Kemudian

Guru setuju untuk melaksanakan desain pembelajaran tersebut bersama tim observer.

3. PENERAPAN DESAIN PEMBELAJARAN DI KELAS

Berikut laporan hasil kegiatan pembelajaran dikelas IVA SDN 21 Palembang,

pada materi FPB (Faktor Persekutuan Terbesar):

Ibu Astri membuka pelajaran dengan mengingatkan siswa mengenai materi yang

telah dipelajari sebelumnya faktor suatu bilangan. Selanjutnya Ibu Astri

menunjukkan setumpuk kartu bergambar kepada siswa, sambil mengajukan

beberapa pertanyaan.

Page 4: LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR  · PDF fileLAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB Disusun oleh : Ambarsari Kusuma

Guru Menunjukkan Setumpuk Kartu Bergambar

Adapun interaksi antara guru (G) dan siswa (S) yang berupa diskusi ringan dapat

dilihat dalam cuplikan percakapan berikut:

G: “Ibu punya setumpuk kartu bergambar. Coba kalian tebak, kira-kira berapa

banyak lembar kartu bergambar yang Ibu pegang ini?”

(Semua siswa memberikan jawaban yang beragam.)

S1: “20 Bu”

S2: “25 Bu”

S3: “50 Bu”

G: “Nah sekarang seandainya Ibu mau membagikan kartu bergambar ini kepada

kalian semua secara adil, minimal berapa lembar kartu bergambar yang harus

Ibu punya?”

(Salah seorang siswa langsung bisa menjawab pertanyaan Guru dengan benar

yaitu 37 lembar, tetapi Guru masih memberi kesempatan kepada siswa lain

untuk menyampaikan jawabannya.)

S1: “37 Bu.”

Page 5: LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR  · PDF fileLAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB Disusun oleh : Ambarsari Kusuma

S2: “60”

S3: “30”

G: “Yang tadi jawab 60, coba jelaskan alasannya!”

S2: “Masing-masing 2 lembar Bu, jadi harus 60 lembar.”

G: “Bagaimana yang lain, apakah cukup 60 lembar untuk kalian semua, dan

masing-masing mendapat 2 lembar kartu bergambar?”

S: “Tidak cukup, Bu. Masih kurang.”

G: “Lalu, berapa minimal kartu yang harus Ibu punya apabila ingin membagikan

kepada kalian semua?”

(Siswa berpikir sejenak, dan secara serentak menjawab.)

S: “37 Bu”

G: “Mengapa 37?”

S: “Karena jumlah semua siswa 37, jadi masing-masing 1 lembar kartu

bergambar.”

Setelah kegiatan apersepsi, siswa dibagi kedalam 9 kelompok kecil. Selanjutnya

Guru dan tim observer membagikan kartu bergambar dan LKS (Lembar Kegiatan

Siswa) kepada masing-masing kelompok.

Kegiatan inti diawali dengan penyampaian cerita mengenai pembagian kartu

bergambar oleh Guru. Ceritanya sebagai berikut:

“Saleh mempunyai 8 lembar kartu bergambar Hello Kity dan 12 lembar kartu

bergambar Naruto. Saleh mau membagikan kartu bergambar tersebut kepada

teman-temannya, dengan syarat kartu Naruto dibagi secara adil kepada tiap anak,

begitu juga kartu Hello Kitty, dimana tiap anak harus mendapatkan kedua jenis

kartu bergambar tersebut.”

Page 6: LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR  · PDF fileLAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB Disusun oleh : Ambarsari Kusuma

Siswa Dibagi Menjadi 9 Kelompok Kecil

Selanjutnya Ibu Astri memberikan pertanyaan kepada siswa.

Pertanyaan:

a. Berapa orang teman paling banyak yang dapat Saleh berikan kartu bergambar?

b. Berapa lembar kartu bergambar Naruto dan Hello Kity yang didapat tiap

anak?

Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk menjawab dengan strategi

mereka sendiri. Petunjuk yang diberikan hanyalah berupa tabel yang ada di LKS.

Siswa diberikan waktu 15 menit untuk menyelesaikan soal tersebut bersama-sama

dengan anggota kelompoknya.

Page 7: LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR  · PDF fileLAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB Disusun oleh : Ambarsari Kusuma

Siswa Menyelesaikan Masalah dengan Strategi Informal

Guru dan tim observer berkeliling untuk mengamati pekerjaan siswa. Terdapat

kelompok yang belum memahami maksud dari soal, sehingga Guru harus

menjelaskan ulang kepada kelompok tersebut. Tetapi ada beberapa kelompok

yang terlihat langsung menyelesaikan soal. Setelah itu, setiap kelompok mencoba

menyelesaikan masalah tersebut dengan membagikan setiap jenis kartu ( Naruto

dan Hello Kity ) kepada 1 orang, 2 orang dan seterusnya sesuai yang tertera pada

LKS hingga mereka mendapatkan kepada berapa orang saja jumlah kartu tersebut

habis dibagi. Beberapa kelompok harus mencoba beberapa kali dalam

membagikan tiap jenis kartu dengan jumlahnya masing – masing, hal ini

dikarenakan masih ada siswa yang belum menguasai perkalian, sehingga guru dan

tim observer harus memberi bimbingan bagaiman caranya membagi kartu – kartu

tersebut kepada sejumlah anak yang diinginkan. Sedangkan kelompok yang lain

langsung menentukan kepada berapa anak saja setiap jenis kartu tersebut habis

dibagi.

Page 8: LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR  · PDF fileLAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB Disusun oleh : Ambarsari Kusuma

Siswa membagikan tiap jenis kartu kepada Siswa langsung menuliskan berapa banyak

sejumlah orang yang diinginkan. kartu jika dibagikan kepada sejumlah

orang yang diinginkan.

Setelah semua kelompok selesai mengerjakan soal, Guru meminta dua siswa

perwakilan dari dua kelompok yang telah dipilih untuk menampilkan jawaban

yang telah mereka kerjakan di depan kelas.

Siswa Menuliskan Jawaban di Papan Tulis

Page 9: LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR  · PDF fileLAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB Disusun oleh : Ambarsari Kusuma

Guru mengajak siswa untuk menganalisa jawaban yang tertulis di papan. Terlihat

perbedaan dari jawaban tersebut. Kelompok pertama menuliskan dengan tepat

banyaknya orang yang bisa sama-sama dibagikan 12 kartu Naruto dan 8 kartu

Hello Kitty dimana dengan tepat jumlah setiap jenis kartu tersebut habis dibagikan

kepada jumlah orang tersebut . Mereka pun hanya mengisi kolom pada tabel yaitu

kolom 1 orang, 2 orang, dan 4 orang dengan jumlah kartu yang dibagikan berturut

– turut adalah 12 kartu Naruto dan 8 Kartu Hello kity untuk 1 orang, 6 kartu

Naruto dan 4 kartu Hello Kitty untuk 2 orang dan 3 kartu naruti dan 2 kartu Hello

Kitty untuk 4 orang. Sedangkan kelompok kedua menuliskan semua kemungkinan

jumlah orang yang bisa dibagikan 12 kartu Naruto dan 8 kartu Hello Kitty.

Sehingga mereka mengisi kolom pada tabel mulai dari kolom untuk 1 orang

sampai 12 orang. Kemudian kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan

atau saran dari jawaban tersebut. Dari diskusi singkat mengenai jawaban yang

ditampilkan, Guru menjelaskan bahwa semua jawaban dari tiap kelompok benar.

Hanya saja strategi yang mereka gunakan berbeda-beda.

Dari penyelesaian informal yang telah dilakukan siswa, Guru membimbing siswa

untuk mencapai penyelesaian formal mengenai menentukan FPB dari 8 dan 12.

Berdasarkan data pada tabel yang diisi siswa pada LKS, Guru memberikan

pemahaman kepada siswa bahwa angka-angka yang mereka tuliskan sebagai

banyaknya orang yang tepat dibagikan untuk setiap jenis kartu merupakan faktor

dari masing – masing jumlah dari dua jenis kartu tersebut dengan kata lain faktor

dari 8 dan 12. Sehingga siswapun dapat melihat bahwa faktor dari 12 adalah, 1, 2,

3, 4, 6, dan 12. Sedangkan faktor dari 8 adalah 1, 2, 4 dan 8. Gurupun menggiring

siswa kepada bentuk perkalian dimana banyaknya orang dikalikan dengan jumlah

kartu yang mereka terima hasilnya sama dengan jumlah kartu pada tiap jenis. Dari

bentuk perkalian, siswa diingatkan lagi bahwa setiap angka yang muncul dari

perkalian tersebut adalah faktor dari 12 dan 8.

Page 10: LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR  · PDF fileLAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB Disusun oleh : Ambarsari Kusuma

12 = 1 x 12 8 = 1 x 8

2 x 6 2 x 4

3 x 4 4 x 2

4 x 3 8 x 1

6 x 2

12 x 1

Kemudian untuk dapat menentukan faktor persekutuan dari dua bilangan tersebut,

Guru menuntun dengan memberi pertanyaan bilangan – bilangan mana saja yang

muncul sebagai faktor dari 12 dan juga sebagai faktor dari 8. Akhirnya untuk

menentukan FPB dari 8 dan 12 Guru meminta siswa untuk melihat dari faktor –

faktor yang sama tersebut manakah yang terbesar.

Guru Membimbing Siswa untuk Memahami Strategi Formal

Selanjutnya siswa diberikan bentuk soal yang sama, hanya angkanya saja yang

berbeda yaitu 10 dan 20. Dalam menyelesaikan soal ini, siswa masih

menggunakan kartu bergambar untuk memudahkan mereka dalam mencari faktor

Page 11: LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR  · PDF fileLAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB Disusun oleh : Ambarsari Kusuma

dari 10 dan 20. Tetapi setelah mereka menemukan jawaban dengan bantuan kartu

bergambar, mereka diharuskan untuk menuliskan bentuk perkalian dari angka-

angka yang mereka anggap sebagai faktor dari 10 dan 20 seperti yang telah

dijelaskan Guru sebelumnya.

Setelah menyelesaikan soal nomor dua, perwakilan dari dua kelompok diminta

untuk menuliskan jawaban di papan. Semua kelompok sepakat dengan jawaban

yang ditampilkan. Ini mengindikasikan siswa telah memahami konsep FPB

dengan baik. Oleh karena itu, Guru memberikan satu soal untuk mengevaluasi

pemahaman siswa. Sebelumnya tim observer telah meminta siswa untuk

mengumpulkan LKS dan media kartu bergambar yang digunakan. Sehingga pada

saat menyelesaikan soal evaluasi, siswa sudah menggunakan penyelesaian formal,

dan tidak lagi tergantung pada media kartu bergambar.

Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Secara Individual

Setelah 15 menit berlalu, siswa diminta mengumpulkan kertas jawaban mereka.

Selanjutnya Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari.

Page 12: LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR  · PDF fileLAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB Disusun oleh : Ambarsari Kusuma

Hal ini dimaksudkan untuk membimbing siswa dalam menarik kesimpulan dan

mengingatkan siswa kembali mengenai konsep FPB. Pelajaran ditutup Guru

dengan memberikan tugas untuk dikerjakan siswa secara individu di rumah.

4. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari kegiatan observasi kelas ini adalah:

Siswa cenderung tertarik untuk menjawab persoalan matematika apabila

mereka memahami konteks dari persoalan tersebut.

Penggunaan dan pemilihan model dinilai sudah tepat, karena sebagian besar

siswa mengandalkannya untuk menjawab masalah yang diajukan.

Sebagian besar siswa dinilai telah memahami konsep FPB dengan baik

dilihat dari hasil evaluasi. Walaupun masih ada beberapa siswa yang

mengalami kesulitan dalam menentukan FPB. Hal ini disebabkan siswa

tersebut belum menguasai materi perkalian dan pembagian.

Interaksi antar siswa dalam kelompok memancing perdebatan antar mereka

terkait alasan dari jawaban mereka.

Page 13: LAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR  · PDF fileLAPORAN OBSERVASI KELAS PENGGUNAAN KARTU BERGAMBAR PADA PEMBELAJARAN FPB Disusun oleh : Ambarsari Kusuma

Berikut adalah iceberg dari aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran FPB

(Faktor Persekutuan Terbesar).

FPB Pemahaman formal tentang

8 dan 12 FPB

adalah 4

Siswa menuliskan faktor-faktor

dari 8 dan 12

Menentukan FPB dengan

kartu bergambar

Cerita tentang pembagian

kartu bergambar

Gambar 5. Iceberg