laporan modul 4 blok 9

20
LAPORAN TUTORIAL Blok 9 Sistem Stomatognasi Modul 4 Tutor drg.Lendrawati,M.Dsc Oleh : Kelompok 2 Ketua : Chaira Maulida (1210342035) Sekretaris 1 : Audia Tria Putri (1210342031) Sekretaris 2 : Annesha Metly (1210342003) Anggota : Randy Fernandes (1210341001) Hestia Warti (1210341006) Azri Darma (1210342005) Ummu Hanifah Amri (1210342019) Novia Tri Hasanah (1210342020)

Upload: audia-tria-putri

Post on 31-Dec-2015

283 views

Category:

Documents


54 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Modul 4 Blok 9

LAPORAN TUTORIAL

Blok 9

Sistem Stomatognasi

Modul 4

Tutor

drg.Lendrawati,M.Dsc

Oleh :

Kelompok 2

Ketua : Chaira Maulida (1210342035)

Sekretaris 1 : Audia Tria Putri (1210342031)

Sekretaris 2 : Annesha Metly (1210342003)

Anggota : Randy Fernandes (1210341001)

Hestia Warti (1210341006)

Azri Darma (1210342005)

Ummu Hanifah Amri (1210342019)

Novia Tri Hasanah (1210342020)

Divo Septian Zarwin (1210342044)

Mentari Puspita Anwar (1210343010)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

Page 2: Laporan Modul 4 Blok 9

Skenario 4

“Jadi Jendela, dok?”

Praktek drg.Rayhan sore itu didatangi pasien laki laki berusia 20 tahun,dengan

keluhan gigi depann atas yang tampak bercelah dan seperti berjendela.

Dari pemeriksaan dokter gigi, diketahui riwayat serta kondisi tersebut mulai

muncul sejak 1 tahun yang lalu dan mulai dirasakan tidak nyaman lebih kurang 3 bulan

yang lalu. Beberapa tahun yang lalu si pasien pernah mencabut gigi molar pertama

rahang atas sebelah kiri dan molar kanan bawahnya karena karies dan dibiarkan ompong

hingga kini.

Pemeriksaan intraoral diketahui gigi 26 dan 46 missing, general diastema pada

gigi anterior rahang atas dan gigi antagonisnya tampak ekstrusi, gigi 25 dan 45 rotasi,

gigi 27 dan 47 tilting ke arah mesial. Drg.Rayhan menjelaskan bahwa konisi itu terjadi

karena adanya pergerakan gigi kearah ruang yang kosong, sehingga gigi mengalami

pergerakan baik kea rah anterior lateral maupun vertical, yang menyebabkan gangguan

oklusi dan gangguan pergerakan rahang.

Dapatkh saudara meenjelaskan apa yang dialami oleh laki laki tersebut?

TERMINOLOGI

a. Ekstrusi : Jenis pergerakan gigi, gigi bergerak kearah oklusal disertai dengan

pergerakan akar dan jaringan pendukungnya.

b. Tilting : Perubahan posisi gigi, missal dari arah horizontal kearah mesial atau

vertical

c. General diastema : Keadaan dimana adanya ruang antara gigi gigi anterior yang

seharusnya berkontak

Page 3: Laporan Modul 4 Blok 9

1. MENENTUKAN MASALAH

1. Apa saja akibat dari gigi yang dibiarkan ompong dan apa dampak

lainnya selain gangguan oklusi ?

2. Apa saja jenis jenis pergerakan gigi?

3. Gangguan oklusi apa yang dialami pada skenario ?

4. Bagaimana pergerakan gigi secara fisiologis?

5. Apa saja yang menyebabkan gigi bergerak ?

6. Bagaimana penatalaksanaan pasien pada skenario ?

2. MENGANALISA MASALAH

1. Akibat gigi yang dibiarkan ompong :

- Ekstrusi

- gigi sebelahnya miring

- kehilangan efesiensi pengunyahan

- gangguan fungsi bicara

- maloklusi

- mempermudah terjadinya prevalensi karies

- gangguan TMJ

- terbentuk pocket gingival pada sisi diastem

- beban berlebihan pada jaringan pendukung

- perubahan midline

2. Jenis jenis pergerakan gigi

- Rotasi : memutar searah sumbu panjang gigi

- Translasi : mahkora dan akar gigi sama sama bergerak

- Horizontal movement

- Vertical movement

- Tipping

Page 4: Laporan Modul 4 Blok 9

- Bodily

- Torque

- Uprighting

- Mesial drifting

3. Gangguan oklusi yang dapat tterjadi : bisa terjadi deep bite ….. (LO)

4. Pergerakan gigi secara fisiologis

- Pra erupsi : benih masih di dalam tulang alveolar

- Erupsi : Saat gigi sulung erupsi dan melakukan kontak untuk mendapatkan

oklusi yang normal

- Pasca Erupsi : saat gigi permanen erupsi

Pergerakan gigi secara patologis

- Missing teeth

- Diastema

- Mesial drifting

5. Yang menyebabkan gigi bergerak :

- Tekanan dan tarikan yang diberikan pada gigi

- Periodontitis

- Force : continous force, interrupted force, intermitten force

- Couple

- Centre of resistant

- Centre of rotation

6. Penatalaksanaan pasien :

- Dibuatkan GTSL

- Reposisi dengan pesawat orthodonti

- Diberi splin

Page 5: Laporan Modul 4 Blok 9

3. SKEMA

4. LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan biomekanika pergerakan gigi

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan biomekanika sistem

stomatognasi

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan arah dan pergerakan gigi

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan gangguan oklusi pada skenario

5. SINTESA DAN UJI INFORMASI YANG TELAH DIPEROLEH

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan biomekanika pergerakan gigi

Biomekanika Pergerakan Gigi

    A.    Definisi Istilah1

laki laki 20 tahun

Drg.Rayhan

pemeriksaan : diastema , ekstrusi, dll

pergerakan biomekanika gigi

biomekanika pergerakan

gigi

biomekanika sist.

stomatognasi

arah dan pergerakan

gigi

gangguan oklusi pada

skenario

pernah pencabutan gigi 26 dan 46

Page 6: Laporan Modul 4 Blok 9

·      Force of movement.

Didefinisikan sebagai aksi terhadap tubuh yang mengubah atau cenderung mengubah

keadaan istirahat atau gerak seragam dari tubuh tersebut. Tekanan memiliki besaran

yang pasti, arah yang spesifik dan tujuan penggunaannya. Ortodonti korektif

berdasarkan aplikasi dari tekanan yang tepat pada gigi. Tekanan ini dihasilkan olh

beberapa alat ortodonti.

·      Centre of resistance.

Pusat resistensi gigi dapat didefinisikan sebagai pusat pada gigi ketika gaya pada satu

sisi diberikan, akan membuat pergerakan di sepanjang garis aksi dari gaya tersebut.

Biasanya pusat resistensi gigi adalah tetap. Pada gigi dengan satu akar, terletak

pada 1/3 dan ½ akar, lebih ke apikal dari alveolar crest sedangkan pada gigi

dengan banyak akar pusat resistensi berada diantara akar-akarnya, 1-2 mm lebih

ke apikal dari furkasi.

Ada dua faktor yang dapat mengubah posisi pusat resistensi, yaitu panjang akar dan

tinggi tulang alveolar. Lebih panjang akar, pusat resistensi terletak lebih ke

apikal. Jika alveolar crest lebih tinggi, pusat resistensi terletak lebih ke korona.

·      Centre of rotation.

Pusat rotasi merupakan pusat dimana tubuh akan berotasi, menentukan bentuk awal dan

posisi akhirnya.

Pusat rotasi ini berubah-ubah sesuai dengan tipe pergerakan gigi. Pusat tersebut

dapat terletak pada berbagai posisi, baik di gigi maupun tidak. Pada kasus controlled

crown tipping, pusat rotasi berada pada apeks akar sedangkan pada translasi berada

pada tak terbatas.

·      Optimum orthodontic force.

Tekanan optimum ortodonti merupakan gaya yang menggerakkan gigi yang paling

cepat kearah yang diinginkan dengan kemungkinan kerusakan jaringan paling sedikit

dan ketidaknyamanan minimum dari pasien.

Oppehheim dan Schwarz mengatakan bahwa gaya optimum ini ekuivalen terhadap

tekanan kapiler yaitu 20-26 gm/sq.cm dari area permukaan akar.

   B.     Teori Pergerakan Gigi4

a.         Pressure Theory.

Page 7: Laporan Modul 4 Blok 9

Oppenheim pada 1911 merupakan orang pertama yang mempelajari perubahan jaringan

pada tulang dalam terjadinya pergerakan gigi selama perawatan

ortodonti. Schwarz (1932) dikatakan sebgai pembuat teori ini. Menurutnya, ketika gigi

diberikan tekanan ortodonti, akan menghasilkan area dari tekanan dan tegangan.

Area periodontal pada arah gigi akan bergerak berada di bawah tekanan sedangkan area

periodontal pada arah berlawanan dari pergerakan berada pada ketegangan.

Menurutnya, area tekanan menunjukkan resorpsi tulang sedangkan area

ketegangan menunjukkan deposisi tulang.

b.        Fluid Dynamic Theory.

Juga disebut sebagai teori peredaran darh yang diperkenalkan oleh Bien. Menurut teori

ini, pergerakan gigi terjadi sebagai hasil dari perubahan pada cairan dinamis di ligamen

periodontal. Ligamen periodontal memiliki ruang periodontal yang terbatas antara dua

jaringan keras yaitu gigi dan soket alveolar. Ruang periodontal mengandung sistem

cairan yang terbuat dari cairan interstitial, elemen sel, pembuluh darah dan substansi

dasar yang melekat sebagai tambahan terhadap serat periodontal. Ruang ini merupakan

ruang terbatas dengan ada jalur cairan masuk dan keluar dari ruang ini terbatas.

Karenanya, kandungan ligamen periodontal membentuk kondisi hidrodinamik unik

yang menyerupai mekanisme hydraulic dan shock absorber. Ketika gaya dihilangkan,

cairan mengisi ulang dengan difusi dari dinding kapiler dan bersirkulasi ulang dengan

cairan interstitial. Ketika gaya yang diberikan pada durasi singkat seperti pada saat

mengunyah, cairan di ruang periodontal mengisi ulang ketika tekanan dihilangkan.

Namun ketika gayanya lebih besar dan durasi yang lebih lama diberikan seperti pada

saat pergerakan gigi selama perawatan ortodonti, cairan interstitial pada ruang

periodontal diperas keluar dan berpindah ke apeks dan margin servikal sehingga

menghasilkan penurunan tingkat pergerakan gigi. Hal ini disebut olh Bien sebagai

squeeze film effect.

Ketika gaya ortodonti diberikan, akan menghasilkan tekanan pada ligamen periodontal.

Pembuluh darah pada ligamen periodontal terjebak diantara serat utama dan hal ini

membuat mereka steosis. Pembuluh yang berada diatas pembuluh yang stenosis

kemudian membesar dan membuat bentuk aneurysm. Aneurysm ini merupakan dinding

fleksibel yang berisi cairan.

Page 8: Laporan Modul 4 Blok 9

Bien mengatakan bahwa ada perubahan pada lingkungan kimia di tempat pembuluh

darah yang stenosis karena penurunan tingkat oksigen pada area yang tertekan

dibandingkan pada area ketegangan. Pembentukan aneurysm ini dan juga stenosis

pembuluh darah menyebabkan gas darah keluar ke cairan interstitial dengan

demikian membentuk lingkungan lokal yang baik untu resorpsi.

c.         Bone Bending and Piezoelectric Theory.

Farrar (1876) merupakan orang yang pertama sekali melihat adanya deformasi atau

pembengkokan pada intersepta dinding alveolar. Ia merupakan orang pertama yang

menyatakan pembengkokan tulang dapat menjadi mekanisme yang mungkin terjadi

selama pergerakan gigi.

Piezoelectricity merupakan fenomena yang dilihat pada banyak material kristal dimana

deformasi dari struktur kristal menghasilkan aliran listrik sebagai hasil perpindahan

electron dari satu bagian kisi-kisi kristal ke bagian lainnya. Arus listrik dihasilkan ketika

tulang berubah bentuk secara mekanik.

Ketika struktur kristal berubah bentuk, electron bermigrasi dari satu lokasi ke lokasi lain

dan menghasilkan muatan listrik. Selama gaya dipertahankan, struktur kristal stabil dan

tidak ada efek listrik yang terlihat. Ketika gaya dilepaskan kristal kembali ke bentuk

aslinya dan terjadi aliran balik dari elektron.

Ketika gaya diberikan pada gigi, tulang alveolar disekitar gigi menjadi bengkok.Area

cekung pada tulang berhubungan dengan muatan negatif dan menimbulkan

deposisi tulang. Area cembung berhubungan dengan muatan positif dan

menimbulkan resorpsi tulang.

   C.    Mekanisme Pergerakan Gigi

Burstone membagi fase-fase pergerakan gigi menjadi 3 tahap, yaitu :5

a.         Fase Inisial.

Selama fase ini, pergerakan gigi terjadi pada jarak yang pendek yang kemudian

berhenti. Pergerakan ini mengakibatkan pergerakan gigi di dalam ruang membrane

periodontal dan memungkinkan membelokkan tulang alveolar pada suatu jarak yang

luas.. Baik gaya ringan dan gaya berat dapat memindahkan gigi pada taraf yang sama.

b.        Fase Lag.

Page 9: Laporan Modul 4 Blok 9

Selama fase ini, tidak ada pergerakan gigi, jika ada hanya dalam jarak yang kecil, Fase

ini dikarakteristikkan dengan pembentukan jaringan hyaline dalam ligament periodontal

yang akan diresorbsi sebelum terjadi pergerakan gigi lebih lanjut.

Durasi fase ini tergantung pada tekanan yang diberikan untuk menggerakkan gigi. Ika

gayanya ringan, maka area hyalinisasinya kecil dan terjadi resorpsi frontal. Jika gayanya

besar, maka area hyalinisasinya juga besar dan resorpsi undermining terjadi. Lama

periode fase lag bergantung pada pengeliminasian jaringan hyalin. Fase ini biasanya

terjadi 2-3 minggu tapi bisa mencapai 10 minggu. Durasi fase ini bergantung pada

faktor densitas tulang, umur pasien, dan luas jaringan hyalin.

c.         Fase Post Lag.

Setelah fase lag, pergerakan gigi terjadi secara cepat setelah daerah hyalin telah

dihilangkan dan tulang mulai mengalami resorpsi. Selama fase ini osteoklas akan

ditemukan pada daerah permukaan yang menghasilkan langsung resorpsi pada

permukaan tulang yang menghadang ligamen periodontal.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan biomekanika sistem

stomatognasi

Stomatognasi : - bentuk dan fungsi gigi

-sendi rahang

-artikulasi temporo mandibular

-bentuk kraniofasial

Page 10: Laporan Modul 4 Blok 9

-oklusi gigi

Satu sama lain saling berhubungan dan saling memengaruhi.

Menurut Saltzman : stomatognasi adalah unit fungsional tertutup yang meliputisemua

organ yang berhubugan dengan pengunyahan dan organ organ disekitar mulut yaitu

-gigi dan jaringan pendukung

-maksila

-mandibula

-TMJ

-lidah

-otot otot pengunyahan

-pembuluh darah

-saraf

Pertumbuhan organ organ tersebut saling memengaruhi dengan adanya fugsi

pengunyahan – fungsi berjalan baik – tumbuh kembang organ organ tersebut berjalan

baik dan normal.

Jika ada gangguan fungsi maka tumbuh kembang terganggu.

Menurut Mass : system stomatognasi tersusun dari sejumlah matriks fungsional yang

saling bergantung satu sama lain

Menurut Bucher : organ organ system stomatognasi : gigi, rahang, otot otot

pengunyahan , lidah , TMJ,syaraf.

Meyer (1867) meneliti sifat tulang

Contohnya tulang femur : Ukurannya tidak terlalu besar tapi dapat menopang berat

badan. Adanya susuan tertentu dalam tulang tersebut. Jika dibelah secara longitudinal –

susunan tulang femur – garis garis tertentu yang saling berpotongan apabila gaya

diberikan pada salah satu ujung tulang – dapat diteruskan ke ujung tulang lain.

Woff (1870)

Page 11: Laporan Modul 4 Blok 9

Susunan trabekula tulang dapat dipengaruhi oleh adanya tekanan fungsional, jika tulang

kurang berfungsi dengan baik – susunan tulang akan mengalami perubahan – lalu

terjadilah osteoporosis

Jika tulang berfungsi berlebihan – terjadi penebalan trabekula tulang – terjadi

osteosklerosis

Jika tulang menerima gaya berlebihan yang jauh dari batas kemampuan – terjadi

kematian tulang – osteonekrosis.

Menurut Beninghoff

-Garis garis trayektoris (cranium)

-berjalan ke atas dan bertemu pada daerah daerah perlekatan otot-otot pengunyahan

pada cranium.

1. Pterygoid pillar : menyalurkan gaya kunyah dari M1,M2,M3

2.Zygomatic pillar : menyalurkan gaya kunyah dari M1,P1,P2

3.Canine Pillar : Menyalurkan gaya kunyah dari gigi ant I1,I1,C

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan arah dan pergerakan gigi

Macam-macam Pergerakan Gigi

Tujuan utama perawatan ortodonti adalah untuk menggerakkan gigi ke posisi yang lebih

baik dan benar. Dalam proses untuk mendapatkan tujuan ini, gigi akan mengalami

berbagai pergerakan dalam 3 bidang; sagital, coronal, dan transversal. Pergerakan gigi

dalam rongga mulut adalah sebagai berikut:2,3

a.       Tipping.

Merupakan tipe sederhana pergerakan gigi dimana gaya diberikan pada satu sisi

mahkota yang akan menghasilkan pergerakan mahkota kea rah gaya dan akar kea rah

yang berlawanan. Tipping merupakan pergerakan gigi yang paling sederhana.

Tipping terbagi menjadi 2, yaitu:

·         Controlled tipping : terjadi ketika ujung gigi disekitar pusat rotasi akar. Terdapat

pergerakan ke lingual pada mahkota  dengan pergerakan minimal akar ke arah labial.

Page 12: Laporan Modul 4 Blok 9

·         Uncontrolled tipping : menjelaskan pergerakan gigi yang terjadi disekitar pusat

rotasi apikal terhadap dan sangat dekat dengan pusat resistensi. Dikarakteristikkan

dengan pergerakan mahkota ke satu arah sedangkan akar bergerak ke arah yang

berlawanan.

b.      Bodily movement.

Jika garis aksi dari gaya yang diberikan melewati pusat resistensi gigi, semua titik pada

gigi akan bergerak dalam jarak yang sama dan dalam arah yang sama menandakan

perpindahan bodily. Hal ini disebut dengan translasi.

c.       Intrusion.

Pegerakan bodily (keseluruhan) gigi sepanjang sumbunya ke arah apikal.

Page 13: Laporan Modul 4 Blok 9

d.      Extrusion.

Merupakan pergerakan keseluruhan gigi sepanjang sumbunya ke arah oklusal.

e.       Rotation.

Merupakan pergerakan ke labial atau ke lingual dari gigi mengelilingi sumbu

panjangnya.

Page 14: Laporan Modul 4 Blok 9

f.       Torquing.

Dapat dikatakan sebagai kebalikan tipping yang dikarakteristikkan dengan pergerakan

ke lingual dari akar.

g.      Uprighting.

Selama perawatan ortodonti, mahkota dari beberapa gigi akan digerakkan ke arah

mesio-distal dengan akar yang adigerakkan ke arah yang berlawanan. Membuat akar

kembali untuk mendapatkan orientasi paralel dinamakan uprighting.

Page 15: Laporan Modul 4 Blok 9

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan gangguan oklusi pada

skenario

Pertama, gigi 25,45 rotasi – menimbulkan crowding

Diastema pada gigi anterior, gigi 26 dan 46 missing, gigi 27 dan 47 tilting – mesial

drifting.

Maloklusi yang terjadi yaitu maloklusi dentoalveolar (karena merupakan maloklusi gigi

bukan skeletal) kelas 1 angle tipe 5 ( gigi posterior bergerak kearah mesial) diastem gigi

anterior rahang atas dan deep bite anterior.

Diurutkan berdasarkan analisis profit ackerman.

Kepustakaan

1.      Bhalajhi Sundaresa Iyyer, Orthodontics The Art and Science. 3rd Edition. Arya (MEDI) Publishing House : New Delhi. 2004. P.185-6, 195-82.      Bhalajhi Sundaresa Iyyer, Orthodontics The Art and Science. 3rd Edition. Arya (MEDI) Publishing House : New Delhi. 2004. P.198-93.      T. D. Foster. A Textbook of Orthodontic. 3rd Edition. Blackwell Scientific Publication : London. P. 191-64.      Bhalajhi Sundaresa Iyyer, Orthodontics The Art and Science. 3rd Edition. Arya (MEDI) Publishing House : New Delhi. 2004. P.188-1905.      Bhalajhi Sundaresa Iyyer, Orthodontics The Art and Science. 3rd Edition. Arya (MEDI) Publishing House : New Delhi. 2004. P.187-8