laporan kemajuan program p2m penerapan...

50
1 LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS Pelatihan Merancang Media Audio Visual Berbasis Performance Assesment dalam Pelaksanaan Layanan Informasi Bimbingan Konseing Bagi Mahasiswa Jurusan BK FIP Undiksha Oleh: 1. Putu Ari Dharmayanti, S.Pd.,M.Pd (Ketua) NIP. 198501232008122004 2. Dr. Ketut Gading, M.Psi (Anggota) NIP. 195912311984031009 3. Luh Putu Sri Lestari, S.Pd., M.Pd (Anggota) NIP. 198605192008122003 BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

Upload: haque

Post on 07-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

1

LAPORAN KEMAJUAN

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

Pelatihan Merancang Media Audio Visual

Berbasis Performance Assesment dalam Pelaksanaan

Layanan Informasi Bimbingan Konseing Bagi Mahasiswa

Jurusan BK FIP Undiksha

Oleh:

1. Putu Ari Dharmayanti, S.Pd.,M.Pd (Ketua)

NIP. 198501232008122004

2. Dr. Ketut Gading, M.Psi (Anggota)

NIP. 195912311984031009

3. Luh Putu Sri Lestari, S.Pd., M.Pd (Anggota)

NIP. 198605192008122003

BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2016

Page 2: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

2

Abstrak:

Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK SMA/SMK di Kota

singaraja mengenai langkah-langkah dalam merancang media audio visual

berbasis performance assesment dalam pelaksanaan layanan informasi BK Serta

Meningkatkan kemampuan guru BK SMA/SMK merancang media audio visual

berbasis performance assesment dalam pelaksanaan layanan informasi BK.

Kegiatan P2M diselenggarakan di ruang seminar FIP dengan melibatkan guru-

guru bimbingan konseling SMA/ SMK di kota singaraja yang berjumlah 30 orang.

Kegiatan dilaksanakan selama dua hari yaitu tanggal 29-30 Juli 2016. Metode

yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam P2M ini

adalah metode ceramah, diskusi dan juga pelatihan (merancang meda audio visual

dan refleksi) yang dilaksanakan dalam bentuk seminar dan workshop.

Keberhasilan kegiatan pelatihan ini akan dievaluasi melalui: 1) Evaluasi proses:

dilihat dari aktifitas peserta mengikuti kegiatan pelatihan, hal ini ditunjukan

dengan partisipasi pesrta dalam diskusi (mengajukan atau menjawab pertanyaan),

kehadiran peserta dalam kegiatan, kerjasama peserta dalam kegiatan (mau

melaksanakan instruksi yang diberikan oleh narasumber maupun ketua

pelaksana). Evaluasi proses dilaksanakan selama kegiatan P2M dilaksanakan. 2)

Evaluasi hasil/produk: dilakukan terhadap kemampuan peserta dalam

merancang media audio visual dalam kegiatan layanan informasi BK. dan juga

penilaian terhadap produk media yang dihasilkan maka dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan P2M berhasil, karena rancangan yang dibuat sesuai dengan indikator

dan tagihan yang diminta oleh pelaksana dan juga peserta sudah menunjukan

keseriusannya dalam membuat rancangan tersebut.

Kata kunci: Media BK, Performance Assessment, Layanan Informasi,

Page 3: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah

satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar,

tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1

Ayat 6). Kesejajaran posisi ini tidaklah berarti bahwa semua tenaga pendidik itu

tanpa keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja. Demikian juga konselor

memiliki keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja yang tidak persis sama

dengan guru. Hal ini mengandung implikasi bahwa untuk masing-masing

kualifikasi pendidik, termasuk konselor, memerlukan upaya pembentukan

kualifikasi akademik dan kompetensi berdasar kepada konteks tugas dan

ekspektasi kinerja masing-masing. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 27

Th. 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (Pasal

1) secara tegas menyebutkan bahwa untuk dapat diangkat sebagai konselor,

seorang wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor

yang berlaku secara nasional. Selanjutnya penyelenggara pendidikan yang satuan

pendidikannya memperkerjakan konselor wajib menerapkan standar kualifikasi

akademik dan kompetensi konselor. Penguasaan keterampilan konseling bagi

konselor memungkinkan terselenggaranya pelayanan konseling yang professional

dan memandirikan serta menghindarkan tercederainya praktik profesi konselor.

Salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki konselor adalah

kemampuan menggunakan dan mengoperasionalkan media bimbingan dan

konseling. Kemampuan ini diperlukan karena dalam kegiatannya seorang konselor

hendaknya mampu merancang, menggunakan, dan mengevaluasi efektivitas

penggunaan media dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Melalui

perencanaan yang baik akan memperoleh kejelasan arah penggunaan media

bimbingan dan konseling dan memudahkan untuk mengontrol kegiatan yang

dilaksanakan. Lebih lanjut, Briggs (dalam Sadiman, dkk, 2002) menyatakan

bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta

merangsang siswa untuk belajar dan atau menerima layanan bimbingan dan

Page 4: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

4

konseling. Definisi tersebut mengarahkan kita untuk menarik suatu simpulan

bahwa media adalah segala jenis (benda) perantara yang dapat menyalurkan

informasi dari sumber informasi kepada orang yang membutuhkan informasi

Lebih lanjut, dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling dikenal pula

istilah media bimbingan dan konseling. Suyitno (1997) menyatakan bahwa media

bimbingan dan konseling adalah suatu peralatan baik berupa perangkat lunak

maupun perangkat keras yang berfungsi sebagai alat bantu bimbingan dan alat

bantu mengajar. Sebagai alat bantu dalam kegiatan layanan bimbingan dan

konseling, maka media bimbingan ini akan disesuaikan dengan karakteristik

masing-masing materi bimbingan dan konseling yang akan disajikan juga

memperhatikan karakteristik siswa.

Untuk melihat aktifitas guru BK SMA/SMK dalam merancang media

audio visual BK maka pemantauan ini meliputi proses maupun hasil, maka

diperlukan asesmen yang digunakan, dimana dalam asesmen yang dilakukan

tersebut harus terdapat suatu umpan balik yang efektif, baik efektif dalam arti

mengoptimalkan hasil maupun efektif dalam arti membangun tanggungjawab

belajar pada diri mahasiswa.oleh karena itu pelatihan ini menggunakan

Performance assessment adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai

terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap

unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi mahasiswa. Performance assessment

digunakan untuk menilai kemampuan mahasiswa melalui penugasan. Penugasan

tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan respon (lisan atau tulis),

menghasilkan karya (produk), atau menunjukkan penerapan pengetahuan. Tugas

yang diberikan kepada mahasiswa harus sesuai dengan kompetensi yang ingin

dicapai dan bermakna bagi mereka (Setyono,2005:3). Sedangkan menurut Majid

(2006:88) performance assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam

tugas dan situasi di mana peserta diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman

dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam

berbagai macam konteks. Jadi dapat dikatakan bahwa performance assessment

adalah suatu penilaian yang meminta peserta untuk mendemostrasikan dan

mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan

kriteria-kriteria yang diinginkan. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat

Page 5: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

5

disimpulkan bahwa performance assessment dalam penelitian ini adalah suatu

bentuk penilaian untuk mendemostrasikan atau mengaplikasikan pengetahuan

yang telah diperoleh oleh mahasiswa dan menggambarkan suatu kemampuan

mahasiswa melalui suatu proses, kegiatan, atau unjuk kerja.

Karakteristik performance assesment menurut Norman (dalam Siti

Mahmudah, 2000:18) adalah (1) tugas-tugas yang diberikan lebih realistis atau

nyata; (2) tugas-tugas yang diberikan lebih kompleks sehingga mendorong siswa

untuk berpikir dan ada kemungkinan mempunyai solusi yang banyak;(3) waktu

yang diberikan untuk asesmen lebih banyak; (4) dalam penilaiannya lebih banyak

menggunakan pertimbangan. Hal senada juga diungkapkan oleh Setyono (2005:3)

bahwa performance assesment digunakan untuk menilai kemampuan siswa

melalui penugasan yang berupa aspek pembelajaran kinerja dan produk,

sedangkan Hutabarat (2004:16) berpendapat bahwa performance assesment lebih

tepat untuk menilai kemampuan siswa dalam menyajikan lisan, pemecahan

masalah dalam suatu kelompok, partisipasi siswa dalam suatu kegiatan

pembelajaran, kemampuan siswa dalam menggunakan peralatan laboratorium

serta kemampuan siswa mengoperasikan suatu alat.

Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat dan

menggunakan performance assessment adalah 1) identifikasi semua langkah

penting atau aspek yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir; 2)

menuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas; 3) mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak

terlalu banyak sehingga semua dapat diamati; 4) mengurutkan kemampuan yang

akan diukur berdasarkan urutan yang akan diamati; 5) bila menggunakan skala

rentang, perlu menyediakan kriteria untuk setiap pilihan (Hutabarat, 2004: 17)

sedangkan Majid (2006: 88) mengemukakan langkah-langkah membuat dan

menggunakan performance assessment adalah 1) melakukan identifikasi terhadap

langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil

akhir (output yang terbaik); 2) menuliskan perilaku kemampuan spesifik yang

penting dan diperlukan untuk menyelesaikan dan menghasilkan output yang

terbaik; 3) membuat dan menggunakan kriteria-kriteria kemampuan yang akan

diukur, jengan terlalu banyak sehingga semua kriteria- kriteria tersebut dapat

Page 6: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

6

diobservasi selama siswa melaksanakaan tugas; 4) mengurutkan kriteria-kriteria

kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati; 5) kalau

ada periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang

dibuat sebelumnya oleh orang lain. Untuk menentukan validitas dan reliabilitas

dalam performance assessment ada beberapa langkah yang harus diperhatikan

yaitu 1) menentukan tujuan penilaian yang jelas sebelum memulai; 2) mengajar

siswa dengan kinerja yang diinginkan, dan 3) memberitahukan kepada siswa

tentang kriteria-kriteria kinerja yang akan dipertimbangkan (Airasian, 1991:299-

301).

1.2 Analisis Situasi

Salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki guru BK adalah

kemampuan merancang media BK. Kemampuan ini diperlukan karena Melalui

perencanaan yang baik akan memperoleh kejelasan arah penggunaan media

bimbingan dan konseling dan memudahkan untuk mengontrol kegiatan yang

dilaksanakan. Oleh karena itu dalam penggunaan media bimbingan dan konseling

seorang konselor perlu memperhatikan berbagai hal sebagai berikut ini: (a)

analisis kebutuhan/permasalahan siswa (b) penentuan tujuan yang akan dicapai

(c) analisis situasi dan kondisi sekolah (d) penentuan jenis kegiatan yang akan

dilakukan (e) penentuan personel-personel yang akan melaksanakan, (f)

perkiraaan biaya yang dimiliki sekolah, (g) mengantisipasi kemungkinan

hambatan dalam penggunaan media bimbingan dan konseling, dan (i) waktu dan

tempat untuk digunakannya media bimbingan dan konseling.

Seringkali ditemui dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling

disekolah, konselor/guru pembimbing menyampaikan materi bimbingan dan

konseling kepada siswa hanya dengan mempergunakan cara-cara yang “kuno”.

Dalam arti bahwa konselor/guru pembimbing hanya sebatas menjelaskan atau

memberi ceramah kepada siswa. Keterbatasan metode ini akan membuat dan

menggunakan siswa merasa cepat bosan walaupun materi yang diberikan oleh

konselor/guru pembimbing sebenarnya sangat menarik.Kegiatan belajar dan

kegiatan layanan bimbingan dan konseling di kelas pada dasarnya adalah proses

komunikasi. Hal ini menunjukkan bahwa konselor/guru pembimbing sebagai

Page 7: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

7

sumber informasi memiliki kebutuhan untuk menyampaikan informasi (materi

BK) kepada siswa sebagai penerima informasi. Penyampaian informasi ini dapat

melalui cara-cara biasa seperti berbicara kepada siswa, atau melalui perantara

yang disebut sebagai media. Penggunaan media BK perlu disadari bahwa berbeda

dengan guru bidang studi lain karena sifat tugasnya, maka konselor hendaknya

mampu mengalokasikan kegiatan yang ada di dalam kelas dan di luar kelas

dengan media yang dapat mendukung kegiatan dimaksud sehingga kegiatan

berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Berdasarkan hasil observasi dalam studi pendahuluan didapatkan bahwa

guru BK di SMA/SMK menyatakan belum memahami dan belum mampu untuk

menginternalisasi keterampilan merancang media BK kedalam pelaksanaan

layanan informasi bimbingan konseling. Hasil wawancara menunjukkan mereka

masih terkendala dengan penguasaan teknologi dalam membuat media, selain itu

mereka juga tidak paham harus memulai dari mana untuk merancang naskah

media yang akan digunakan dalam layanan informasi.

Untuk melihat aktifitas mahasiswa dalam merancang media audio visual BK

maka pemantauan ini meliputi proses maupun hasil, maka diperlukan asesmen

yang digunakan, dimana dalam asesmen yang dilakukan tersebut harus terdapat

suatu umpan balik yang efektif, baik efektif dalam arti mengoptimalkan hasil

maupun efektif dalam arti membangun tanggungjawab belajar pada diri

mahasiswa.oleh karena itu pelatihan ini menggunakan Performance assessment

adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa

sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku,

atau interaksi mahasiswa. Performance assessment digunakan untuk menilai

kemampuan mahasiswa melalui penugasan. Penugasan tersebut dirancang khusus

untuk menghasilkan respon (lisan atau tulis), menghasilkan karya (produk), atau

menunjukkan penerapan pengetahuan . Pelayanan bimbingan dan konseling akan

berjalan lebih baik dan menyenangkan apabila disertai dengan pemanfaatan media

bimbingan dan konseling yang baik, terarah dan sistematis. Hal ini merupakan

manifestasi dan akumulasi kinerja konselor, dan pada gilirannya akan

memberikan kesan bahwa konselor bekerja secara profesional dan cakap, efektif,

dan efisien, dan tidak gagap teknologi.

Page 8: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

8

1.3 Identifikasi dan Perumusan masalah

Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah diuraikan di atas, dapat

diidentifikasi bahwa secara umum, masalah yang hendak ditanggulangi dalam

P2M ini adalah kurangnya pemahaman merancang media audio visual berbasis

performance assesment dalam pelaksanaan layanan informasi BK. Berdasarkan

identifikasi tersebut, maka rumusan masalah dapat dinyatakan sebagai berikut:

1.3.1 Apakah guru BK SMA/SMK di Kota Singaraja telah memiliki

pemahaman bagaimana langkah-langkah dalam merancang media audio

visual berbasis performance assesment dalam pelaksanaan layanan

informasi BK

1.3.2 Apakah guru BK SMA/SMK di Kota Singaraja dapat merancang media

audio visual berbasis performance assesment dalam pelaksanaan layanan

informasi BK

1.4 Tujuan Kegiatan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan diatas, maka tujuan

P2M ini adalah

1.4.1 Meningkatkan guru BK SMA/SMK di Kota Singaraja mengenai

langkah-langkah dalam merancang media audio visual berbasis

performance assesment dalam pelaksanaan layanan informasi BK

1.4.2 Meningkatkan kemampuan guru BK SMA/SMK di Kota Singaraja

merancang media audio visual berbasis performance assesment

dalam pelaksanaan layanan informasi BK

1.5 Manfaat kegiatan

P2m ini diharapkan bermanfaat bagi:

1.5.1 Guru bimbingan konseling, yaitu dengan meningkatnya

pemahaman serta dapat merancang media audio visual berbasis

performance assesment dalam pelaksanaan layanan informasi BK

1.5.2 Pelaksana P2M, yaitu akan diperoleh kesempatan melakukan

diseminasi hasil penelitian dan pengalaman sebagai bahan refleksi

untuk peningkatan kualitas dan kuantitas kampus

Page 9: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Performance Assesment

2.1.1 Pengertian Performance Assesment

Dalam buku pedoman penilaian kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994: 3),

dikemukakan bahwa:"Penilaian adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh dosen

untuk mem-berikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh

ten-tang proses dan hasil belajar yang telah dicapai mahasiswa. Nana Sudjana

mengatakan penilaian merupakan proses memberikan atau menentukan nilai

kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. seperti yang sudah kita

ketahui bahwa penilaian terdiri dari tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan

psikomotor, yang masing-masing ranah terdiri dari sejumlah aspek yang saling

berkaitan. Alat dan penilaiannya untuk setiap ranah tersebut mempunyai

karakteristik tersendiri sebab setiap ranah berbeda dalam cakupan dan hakikat

yang terkandung didalamnya.

Performance assesment adalah suatu asesmen alternatif berdasarkan tugas

jawaban terbuka (open-ended task) atau kegiatan hands-on yang dirancang untuk

mengukur kinerja mahasiswa terhadap seperangkat kriteria tertentu. Tugas-tugas

asemen kinerja menuntut mahasiswa menggunakan berbagai macam

keterampilan, konsep, dan pengetahuan. Performance assesment tidak

dimaksudkan untuk menguji ingatan faktual, melainkan untuk mengases

penerapan pengetahuan faktual dan konsep-konsep ilmiah pada suatu masalah

atau tugas yang realistik. Asesmen tersebut meminta mahasiswa untuk

menjelaskan “mengapa atau bagaimana” dari suatu konsep atau proses.

Performance assesment merupakan suatu komponen penting dari suatu asesmen

autentik.

O’Malley & Pierce (Nur, 2003) menyatakan performance assesment

adalah: Bentuk asesmen dimana mahasiswa menunjukkan atau

mendemonstrasikan suatu respon secara lisan, tertulis, atau menciptakan suatu

karya. Respon mahasiswa tersebut dapat diperoleh dosen dalam konteks asesmen

formal atau informal atau dapat diamati selama pengajaran di kelas atau seting di

Page 10: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

10

luar pembelajaran. Meminta mahasiswa untuk “menyelesaikan tugas-tugas

kompleks dan nyata dengan mengerahkan pengetahuan awal, pembelajaran yang

baru diperoleh, dan keterampilan-keterampilan yang relevan untuk memecahkan

masalah realistik atau autentik” Memungkian mahasiswa menggunakan bahan-

bahan atau melakukan kegiatan hands-on dalam mencapai pemecahan masalah.

Contohnya adalah laporan-laporan lisan, contoh-contoh tulisan, proyek individual

atau kelompok, pameran, atau demonstrasi.

Hibbard (1995) menyatakan performance assesment merupakan: Suatu

realistik yang terkait dengan tujuan pendidikan sains Komponen utama program

pendidikan bertujuan: (1) menanamkan konsep dan informasi; (2)

mengembangkan proses ilmiah, seperti eksperimen, membuat dan menggunakan

keputusan, membangun model, dan penemuan mesin; (3) mengembangkan

keterampilan memecahkan masalah yang melibatkan ilmu pasti dan informasi

untuk mendukung metode ilmiah; (4) mengembangkan keterampilan komunikasi

untuk membantu mahasiswa menanamkan hal-hal lain secara efektif apa yang

mereka telah pelajari atau apa yang menjadi saran mereka sebagai solusi masalah;

(5) menanamkan kebiasaan bekerja dengan baik, seperti bertanggungjawab secara

individu,keterampilan bekerja sama, tekun, memperhatikan keakuratan dan

kualitas, jujur, memperhatikan keamanan, dan rapi. Suatu sistem untuk menilai

proses dan produk Performance assesment merupakan suatu sistem untuk menilai

kualitas penyelesaian tugastugas yang diberikan mahasiswa. Adapun komponen

sistem performance assesment termasuk: (1) tugas-tugas yang menanyakan

mahasiswa untuk menggunakan dan proses mereka yang telah dipelajari; (2)

cheklist untuk mengidentifikasi elemen kinerja atau hasil pakerjaan; (3) Rubrik

(perangkat yang mendeskripsikan proses dan atau kesatuan penilaian kualitas)

berdasarkan skor total; (4) contoh-contoh terbaik sebagai model kerja yang akan

dikerjakan.

Kadang-kadang tes tradisional digunakan untuk menjamin bahwa

mahasiswa telah cukup memiliki informasi akurat untuk menggunakan

performance assesment. Dilain pihak, performance assesment digunakan sebagai

strategi untuk mengaktifkan mahasiswa dalam pembelajaran. Performance

assesment merupakan salah satu penilaian dimana dosen mengamati dan membuat

Page 11: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

11

dan menggunakan pertimbangan tentang demonstrasi mahasiswa dalam hal

kecakapan dan kompetensi dalam hal menghasilkan suatu produk. Untuk

mengukur kinerja mahasiswa, dapat digunakan daftar cek (ceklist ), skala

penilaian (Rating–scale ), dan rubrik.

Penilaian kerja ialah penilaian kerja yang dilandaskan pada pengamatan

selama proses peragaan kemampuan atau pada evaluasi penciptaan produk yang

dihasilkan. Dalam pedoman penilaian di perguruan tinggi, dinyatakan bahwa tes

kinerja adalah tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau

tertulis dan proses penilaiannya dilakukan sejak mahasiswa melakukan persiapan,

melaksanakan tugas sampai dengan hasil akhir. Penilaian kerja ialah penilaian

kerja yang dilandaskan pada pengamatan selama proses peragaan kemampuan

atau pada evaluasi penciptaan produk yang dihasilkan. Performance assessment

pada prinsipnya lebih di tekankan pada proses keterampilan dan kecakapan dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik

daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan

peserta didik yang sebenarnya. Bersdasarkan cara melaksanakannya Performance

assessment mahasiswa dapat di kelompokkan menjadi tiga yaitu:

1) Performance assesment klasikal digunakan untuk mengases kinerja

mahasiswa secara keseluruhan

2) Performance assesment kelompok untuk mengakses kinerja mahasiswa

secara berkelompok

3) Performance assesment individu untuk mengangses kinerja mahasiswa

individu.

Disamping itu pada penilaian terdapat prinsip-prisipnya yang meliputi;

validitas, reliabilitas, menyeluruh, berkesinambungan, obyektif dan mendidik.

Ranah penilaian dalam kurikulum 2013 merupakan penjabaran dari standar isi dan

standar kompetensi lulusan. Didalamnya memuat kompetensi secara utuh yang

merefleksikan pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai karakteristik masing-

masing materi pelajaran. Adapun hal-hal yang perlu di pertimbangkan dalam

Performance assessment ialah:

a) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk

menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi

Page 12: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

12

b) Kelengkapan dan ketetapan aspek yang akan di nilai dalam kinerja

tersebut

c) Kemampuan –kemampuan khusus yang di perlukan untuk

menyelesaikan tugas

d) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga

semua dapat diamati

e) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan

pengamatan.

2.1.2 Teknik Penilaian Performance Assesment

Teknik Penilaian pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai

konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk

mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen

berikut:

1) Daftar Cek (Check-list) Pengambilan data penilaian unjuk kerja dapat

dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak). Peserta didik

mendapat nilai bila kinerja penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati

oleh penilai. Daftar cek dapat digunakan untuk mengamati dan menilai

kinerja mahasiswa di luar Kelemahan cara ini ialah penilai hanya

mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamatidan

tidak dapat diamati, dengan demikian tidak terdapat nilai tengah. Namun

nilai cek lebih praktis di gunakan mengamati subyek dalam jumlah besar.

2) Skala Penilaian (Rating Scale) Penilaian unjuk kerja yang menggunakan

skala penilaian memungkinkan penilai ujian memberi nilai tengah

terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara

kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian

terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1= tidak

kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten.

3) Rubik adalah pedoman penskoran. Rubrik analitik adalah pedoman untuk

menilai berdasarkan beberapa kriteria yang di tentukan. Dengan

menggunakan rubrik ini dapat dianalisa kelemahan dan kelebihan sseorang

mahasiswa terletak pada kriteria yang mana. Rubrik holistik adalah

Page 13: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

13

pedoman untuk menilai berdasarkan kesan keseluruhan atau kombinasi

smua kriteria untuk rubrik ini salah satu penyebutan yang di gunakan

adalah tingkat 1 (tidak memuaska) 2 (cukup memuaskan dengan banyak

kekurangan), 3 (memuaskan dengan sedikit kekurangan) dan 4 (superior).

Pada tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama cendrung

memakai rubrik analitik dan rubik holistik di guanakan pada tingkat

sekolah menengah tingkat atas. Rubrik performansi merupakan suatu

rubrik yang berisi komponen-komponen suatu performansi ideal, dan

deskriptor dari setiap komponen tersebut.

Cara Performance assessment ada tiga, yaitu (1) holistic scoring, yaitu

pemberian skor berdasarkan impresi penilai secara umum terhadap kualitas

performansi; (2) analytic scoring, yaitu pemberian skor terhadap aspek-aspek

yang berkontribusi terhadap suatu performansi; dan (3) primary traits scoring,

yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa unsur dominan dari suatu

performansi. Rubrik biasanya digunakan untuk menskor respon / jawaban

mahasiswa tterhadap pertanyaan open ended. Rubrik juga dapatt digunakan untuk

menilai kinerja mahasiswa. Menurut hidden dan Spears, rubrik merupakan skala

tingkatan yang digunakan skala tingkatan yang digunakan untuk menilai ulisan

mahasiswa terhadap open ended.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat dan

menggunakan rubrik penilaian unjuk kerja yaitu:

1. Jenis kriteria

Perlu di pertimbangkan bahwa terlalu banyak kriteria yang di

pertimbangkan akan banyak memakan waktu untuk penyekoran. Tetapi

jika kriteria yang diinginkan terlalu sedikit, mungkin hasil yang diperoleh

tidak akan cukup unyuk memberikan informasi dalam memperbaiki unjuk

kerja mahasiswa.

2. Sub kriteria

3. Skala penilaian.

Dalam skala penilaian perlu dipertimbangkan bahwa semakin besar skala

akan banyak memakan waktu. Untuk tujuan penilaian umumnya skala

Page 14: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

14

genap lebih disarankan. Skala ganjil memuat nilai tengah yang nyata.

Skala penilaian yang disarankan adalah 5 (1-5) atau skala 6 (1-6)

4. Membagi skala untuk batasan memenuhi dan tidak memenuhi

Misalnya pada skala 5 (1-5), skala 1&2 dapa dianggap sebagai unjuk kerja

yang tidak memenuhi, 3 cukup memenuhi, 4 -5 baik dan 6 sangat baik.

5. Deskripsi untuk tingkat penampilan yang berbeda baik dalam bahasa yang

digunakan maupun deskripsi semua sub kriteria

6. Menghitung skor. Berdasarkan rubrik yang sudah dibuat dapat di nilai

tugas unjuk kerja mahasiswa. Skor yang di peroleh masih harus di rubah

dalam skala angka yang di terapkan (misal dalam bentuk 0-100, ada hal

yang harus di perhatikan ialah bobot pertanyaan, apakah bobot dari

masing-masing penampilan atau pertanyaan sama atau berbeda? Dan cara

menghitung, bagaimana menghitung skor dari yang di peroleh.

2.1.3 Langkah-Langkah Pelaksanaan Penilaian.

Penetapan indikator pencapaian hasil belajar. Indikator merupakan ukuran,

karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukkan

keercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator dirumuskan dengan menggunakan

kata kerja operasional yang dapat di ukur, seperti: mengidenttifikasi, menghitung,

membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembalai, mempraktekkan,

mendemonstrasikan dan mendeskripsikan. Indikator pencapaian hasil belajar

dikembangkan oleh dosen dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan

setiap peserta didik. Setiap kopentensi dasar dapat di kembangkan menjadi dua

atau lebih indikator pencapaian hasil belajar, hal ini sesuai dengan keluasan dan

kedalaman kompetensi dasar tersebut. Indikator-indikator pencapain hasil belajar

dari setiap kompetensi dasar merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan

penilaian.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengembangkan metode

ini adalah: kejelasan karakter penampilan yang akan dinilai, pengembangan tugas

atau latihan (sifat, materi, jumlah), dan prosedur pen-skoran meliputi teknik,

pencatatan hasil, identifikasi dan keterampilan penilaian. Sebagai contoh, aspek-

aspek kinerja mahasiswa apa saja yang akan dinilai? Sifatnya individual atau

Page 15: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

15

kelompok? Prosedur penyekorannya meng-gunakan skala, rubrik atau catatan

harian? Bagaimana kriteria penilaian dari masing-masing aspek kinerja

mahasiswa? Selain itu sangat dibutuhkan pelibatan mahasiswa secara penuh mulai

dari perencanaan, pengembangan dan peng-gunaannya Selain pengukuran yang

konsisten, diperlukan juga alat ukur yang sahih (valid). Validitas (kesahihan) alat

ukur berkaitan dengan kesesuaian antara alat ukur dengan aspek-aspek yang

hendak diukur. Menurut Wayan Nurkancana (1986:127) alat ukur dapat dikatakan

sahih apabila alat ukur tersebut dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak

diukur.

2.2 Media BK

2.2.1 Keterampilan Media BK

Kata “media” berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata

“medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar.

Menurut Heinich, (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media

berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang

secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan

penerima pesan (a receiver). Media bisa dipertimbangkan sebagai media

Bimbingan dan Konseling jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka

mencapai tujuan Bimbingan dan Konseling.

Media Bimbingan dan Konseling selalu terdiri atas dua unsur penting,

yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang

dibawanya (message/software). Dengan demikian, media Bimbingan dan

Konseling memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting

bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi yang dibawakan oleh media

tersebut.

Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan bimbingan dan

konseling itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa atau klien, sedangkan

perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk

menyajikan pesan/bahan bimbingan dan konseling tersebut. Untuk lebih jelasnya,

sebaiknya perhatikan contoh sederhana berikut ini: Pesawat televisi yang tidak

me-ngandung pesan/bahan belum bisa disebut media bimbingan dan konseling, itu

Page 16: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

16

hanya peralatan saja atau perangkat keras saja. Agar dapat disebut sebagai media

bimbingan dan konseling maka pesawat televisi tersebut harus mengandung

informasi atau pesan atau bahan yang akan disampaikan.

Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa (a) media

bimbingan dan konseling merupakan wadah dari pesan, (b) materi yang ingin

disampaikan adalah pesan bimbingan dan konseling, (c) tujuan yang ingin dicapai

ialah proses bimbingan dan konseling. Selanjutnya penggunaan media secara

kreatif akan memperbesar kemungkinan bagi siswa/ klien untuk belajar lebih

banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan

penampilan dalam melakukan keterampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan

bimbingan dan konseling.

Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale

mengadakan klasifikasi menurut tingkat dari yang paling kongkrit ke yang paling

abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama “kerucut

pengalaman” dari Edgar Dale dan pada saat itu dianut secara luas dalam

menentukan alat bantu yang paling sesuai untuk pengalaman belajar maupun

bimbingan dan konseling.

Gambar 01. Kerucut pengalaman Edgar Dale

2.2.2 Manfaat Media

Perolehan pengetahuan siswa seperti yang digambarkan oleh Kerucut

Pengalaman Edgar Dale bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila pesan

hanya disampaikan melalui kata verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verba-

lisme. Artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan

Page 17: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

17

mengerti makna yang terkandung didalamnnya. Hal semacam ini akan

menimbulkan kesa-lahan persepsi siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya siswa

memiliki pengalaman yang lebih konkrit, pesan yang ingin disampaikan benar-

benar dapat mencapai sasaran dan tujuan. Secara umum media mempunyai

kegunaan:

1. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

3. menimbulkan gairah/ minat siswa, interaksi lebih langsung antara murid

dengan guru bimbingan dan konseling (guru BK).

4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan

visual, auditori & kinestetiknya.

5. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman &

menimbulkan persepsi yang sama.

6. Proses Layanan Bimbingan dan Konseling dapat lebih menarik

7. Proses Layanan Bimbingan dan Konseling menjadi lebih interaktif

8. Kualitas Layanan Bimbingan dan Konseling dapat ditingkatkan

9. Sikap positif siswa terhadap materi Layanan Bimbingan dan Konseling

2.2.3 Fungsi Media BK

Dalam kaitannya dengan fungsi media bimbingan dan konseling, dapat

ditekankan beberapa hal berikut ini:

1. Penggunaan media bimbingan dan konseling bukan merupakan fungsi

tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk

mewujudkan situasi bimbingan dan konseling yang lebih efektif.

2. Media bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari

keseluruhan pro-ses layanan bimbingan dan konseling. Hal ini

mengandung pengertian bahwa media bimbingan dan konseling sebagai

salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan

dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi yang

diharapkan.

3. Media bimbingan dan konseling dalam penggunaannya harus relevan

dengan tujuan/ kompetensi yang ingin dicapai dan isi layanan bimbingan

Page 18: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

18

dan konseling itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna bahwa

penggunaan media dalam bimbingan dan konseling harus selalu melihat

kepada kompetensi atau tujuan dan bahan atau materi bimbingan dan

konseling.

4. Media bimbingan dan konseling bukan berfungsi sebagai alat hiburan,

dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar

untuk permainan atau memancing perhatian siswa/ klien semata.

5. Media bimbingan dan konseling bisa berfungsi untuk mempercepat proses

bimbingan dan konseling. Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan

media bimbingan dan konseling siswa dapat menangkap tujuan dan bahan

yang disajikan lebih mudah dan lebih cepat.

6. Media bimbingan dan konseling berfungsi untuk meningkatkan kualitas

layanan bimbingan dan konseling. Pada umumnya hasil bimbingan dan

konseling yang diperolah siswa dengan menggunakan media bimbingan

dan konseling akan tahan lama mengendap.

22..22..44 PPeennggeelloommppookkaann MMeeddiiaa BBiimmbbiinnggaann DDaann KKoonnsseelliinngg

Dilihat dari bentuk penyajian dan cara penyajiannya, maka media

bimbingan dan konseling dapat diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu (a)

kelompok kesatu; grafis, bahan cetak, dan gambar diam, (b) kelompok kedua;

media proyeksi diam, (c) kelompok ketiga; media audio, (d) kelompok keempat;

media audio, (e) kelompok kelima; media gambar hidup/ film, (f) kelompok

keenam; media televisi, dan (g) kelompok ketujuh; multi media.

1. Kelompok:

2. Film (Motion Pictures)

Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian

gambar diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan

sehingga menim-bulkan kesan hidup dan bergerak. Film merupakan media yang

menyajikan pesan audiovisual dan gerak. Oleh karenanya, film memberikan kesan

yang impresif bagi pemirsanya.

Page 19: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

19

Ada beberapa jenis film, diantaranya film bisu, film bersuara, dan film

gelang yang ujungnya saling bersambungan dan proyeksinya tak memerlukan

penggelapan ruangan.

Kelebihan Media Film

1) Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa.

2) Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.

3) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

4) Lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan

kebutuhan.

5) Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap

siswa.

Kelemahan Media Film

1) Harga produksinya cukup mahal.

2) Pembuatannya memerlukan banyak waktu dan tenaga.

3) Memerlukan operator khusus untuk mengoperasikannya.

5. Kelompok: Multi Media

Pengertian multi media sering dikacaukan dengan pengertian multi image.

Multi media merupakan suatu sistem penyempaian dengan menggunakan berbagai

jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Contohnya suatu

modul belajar yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual.

Sedangkan multi image merupakan gabungan dari beberapa jenis proyeksi visual

yang diga-bungkan lagi dengan komponen audio yang kuat, sehingga dapat

diselenggarakan pertunjukan besar yang cocok untuk penyajian di suatu

auditorium yang luas.

Kelebihan Multi Media

1) Siswa memiliki pengalaman yang beragam dari segala media.

2) Dapat menghilngkan kebosanan siswa karena media yang digunakan lebih

bervariasi.

3) Sangat baik untuk kegiatan belajar mandiri.

Kelemahan Multi Media

1) Biayanya cukup mahal.

2) Memerlukan perencanaan yang matang dan tenaga yang profesional.

Page 20: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

20

6. Media Objek

Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan

informasi tidak dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri,

seperti ukur-annya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya, dan

sebagainya. Media objek ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu media

objek sebenarnya dan media objek pengganti. Media objek sebenarnya dibagi dua

jenis, yaitu media objek alami dan media objek buatan.

Media objek alami dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu oblek alami yang

hidup dan objek alami yang tidak hidup. Media cetak kelompok ke dua terdiri atas

benda-benda tiruan yang dibuat untuk mengganti benda-benda yang sebenarnya.

Objek-objek pengganti dikenal dengan sebutan replika, model, dan benda tiruan.

Replika dapat didefinisikan sebagai reproduksi statis dari suatu objek dengan

ukuran yang sama dengan benda yang sebenarnya. Model merupakan sebuah

reproduksi yang kelihatannya sama, tapi biasanya diperkecil atau diperbesar

dalam skala tertentu. Benda tiruan ada dua macam, yaitu pertama merupakan

bangunan yang dibuat kurang lebih menyerupai suatu benda yang besar

7. Media Interaktif

Karakteristik terpenting kelompok media ini adalah bahwa siswa tidak

hanya memperhatikan media atau objek saja, melainkan juga dituntut untuk

berinteraksi selama mengikuti layanan bimbingan dan konseling. Sedikitnya ada

dua macam interaksi. Interaksi yang pertama ialah yang menunjukkan siswa

berinteraksi dengan sebuah program, misalnya siswa diminta mengisi isian angket

atau inventory pada program aplikasi tertentu, misalnya program pemahaman

minat, program pengem-bangan diri. Bentuk interaksi yang kedua ialah mengatur

interaksi antara siswa secara teratur; sebagai contoh berbagai permainan atau

dinamika kelompok yang digunakan pada bimbingan kelompok, bimbingan

klasikal dan konseling kelompok. Dalam hal ini siswa harus dapat menyesuaikan

diri dengan situasi yang timbul karena tidak ada batasan yang kaku mengenai

jawaban yang benar.

Page 21: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

21

2.2.5 Prosedur Pemilihan Media.

Dalam penggunaannya, media tidak dapat di gunakan begitu saja oleh guru.

Menrut Gagne (Gerlach & Ely, 1980) mengemukakan bahwa tidak ada satu

mediapun yang cocok untuk mencapai semua tujuan. Prosedur pemilihan media

menurut Kearsley (1984):

1. Identifikasi ciri-ciri media sesuai kondisi, performance / tingkat tujuan yang

diinginkan.

2. Identifikasi karakteristik siswa.

3. Identifikasi pertimbangan-pertimbangan praktis yang memungkinkan media

mana yang akan di gunakan.

4. Identifikasi faktor ekonomi.

Kriteria-Kriteria Pemilihan Media menurut Gerlach & Ely ( 1980 ) :

1. Kesesuaian.

Kita harus mengetahui apa yang akan kita sampaikan dan apa yang

diperlukan oleh siswa. Sehingga, kita harus memilih media mana yang

sesuai.

2. Biaya.

Besar kecilnya yang di keluarkan perlu dipertimbangkan. Yang penting

diperhatikan adalah keuntungan yang diperoleh melalui penggunaan

media.

3. Ketersediaan.

Kita perlu memperhatikan ketersediaan media yang akan digunakan dalam

layanan bimbingan dan konseling. Apabila media yang kita gunakan tidak

ada, kita perlu mencari media penggantinya.

4. Kualitas teknis.

Media yang kita gunakan hendaknya media yang berkualitas tinggi.

Artinya media tersebut dapat dilihat, spesifikasi gambar dan suara harus

jelas, dan ukuran gambar sesuai ruang kelas.

2.2 Kerangka pemecahan masalah

Paradigma berpikir pemecahan masalah dalam kegiatan ini adalah seperti

ditunjukan pada gambar 01 dibawah ini:

Page 22: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

22

3

Gambar 01. Paradigma pelaksanaan kegiatan

Seperti yang ditunjukan gambar 01 di atas, pelatihan merancang dan

menggunakan media Audio visual berbasis performance assesment ini bermaksud

mengembangkan kompetensi guru BK SMA/SMK di Kota Singaraja sebagai agar

dapat merancang dan menggunakan media dalam pelaksanaan pemberian layanan

informasi bimbingan konseling di sekolah

Pelatihan

merancang dan

menggunakan

media audi

visual berbasis

performance

assesment

Guru BK SMA/SMK dikota

Singaraja yang belum dapat

merancang dan menggunakan

media audio visual berbasis

performance assesment dalam

layanan BK

Fasilitas

TIM P2M Undiksha

(Nara sumber dan

fasilitator pelatihan)

Guru BK SMA/SMK dikota

Singaraja dapat merancang

dan menggunakan media

audio visual berbasis

performance assesment dalam

layanan BK

Page 23: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

23

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Khalayak Sasaran

Sesuai yang telah diuraikan pada bagian pendahuluan maupun bagian

analisis situasi, maka khalayak sasaran strategis P2M ini adalah guru BK

SMA/SMK di Kota Singaraja yang teridentifikasi belum dapat merancang media

audio visual berbasis performance assesment dalam pelaksanaan layanan

informasi BK. Guru BK SMA/SMK yang menjadi sasaran pelaksanaan pelatihan

ini diperkirakan berjumlah 30 orang yang selain guru BK SMA/SMK juga ada

pengawas BK, Ketua MGBK, dan juga mahasiswa jurusan BK FIP Undiksha

3.2 Keterkaitan

Kegiatan P2M diselenggarakan di ruang seminar FIP Undiksha dengan

melibatkan guru-guru bimbingan konseling SMA/SMK di Kota Singaraja

Kegiatan P2M ini, selain mengundang guru-guru BK SMA/SMK, juga turut

mengundang pihak-pihak terkait seperti ketua LPM Undiksha, kepala sekolah dan

pengawas BK kabupaten buleleng, dan juga melibatkan mahasiswa jurusan BK

Undiksha. Pelibatan mahasiswa BK dimaksudkan disini karena mereka juga

nantinya sebagai calon guru BK di sekolah harus mengetahui permasalahan yang

ada dilapangan dan belajar untuk menyelesaikan permasalahaan terebut dengan

menggunakan pendekatan maupun teknik yang ada dalam bimbingan konseling

,

3.3 Metode Kegiatan

Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan

dalam P2M ini adalah metode ceramah, diskusi dan juga pelatihan (merancang

media audio visual dan refleksi) yang dilaksanakan dalam bentuk seminar dan

workshop. Gabungan metode tersebut diharapkan mampu meningkatkan

pemahaman guru-guru bimbingan konseling SMA/SMK tentang pentingnya

merancang media audio visual dalam pelaksanaan layanan Informasi BK.

Gambaran kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Page 24: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

24

1. Persiapan

a. melakukan penjajagan ke Sekolah SMA/SMK di Kota Singaraja

b. melakukan koordinasi dengan LPM Undiksha, pengawas SMK BK

kabupaten Buleleng, dan ketua MGBK Kabupaten Buleleng mengenai

kegiatan P2M yang akan dilaksanakan

c. Melakukan koordinasi sekaligus memohon izin dengan Wakil Dekan II

FIP Undiksha, memohon bantuan untuk kerjasama dalam peminjaman

gedung ruang seminar FIP dan fasilitas kegiatan

d. Membuat surat undangan dan menyebarkannya pada undangan yang sudah

ditetapkan dalam hal ini sebagai peserta adalah guru BK SMA N 1- 4

Singaraja dan guru SMK N 1-3Singaraja, perwakilan mahasiswa jurusan

BK Undiksha, sedangkan undangan dalam kegiatan ini adalah ketua

LPM, Pengawas BK di kabupaten Buleleng, ketua MGBK kabupaten

Buleleng

e. Menyiapkan narasumber dan moderator, dalam hal ini dilakukan juga

koordinasi aagar narasumber menyiapkan materi dan memberikan materi

sebelum kegitan dilaksanakan agar dapat diperbanyak untuk diberika pada

peserta dan undangan, dalam kegiatan ini yang menjadi narasumber adalah

Ibu Dewi Arum, beliau dalam kegiatan ini mengangkat tema “ pentingnya

media BK dalam pelaksanaan layanan informasi BK”, moderator dalam

kegiatan ini adalah Luh Putu Sri Lestari, S.Pd.,M.Pd

f. Menyiapkan materi dan fasilitas kegiatan, dalam hal ini fasilitas yang

dimaksud adalah tempat pelaksanaan kegiatan dan juga kelengkapannya

seperti LCD, miks, saundsystem dan lain-lain. kegiatan ini berpusat di

ruang Seminar FIP Undiksha, setelah tempat kegiatan selanjutnya

menyiapkan materi pelatihan (meminta dari narasumber yang ditunjuk),

meyiapkan Atk untuk peserta seperti MAP, Bolpoint, kertas, dan lainnya,

menyiapkan piagam peserta, konsumsi peserta, dan spanduk kegiatan

2. Pelaksanaan

Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dalam dua hari yaitu tanggal 29-30

Juli 2016, namun dalam penentuan hari kegitan tersebut terkendala bnayak hal

misalnya kegiatan sekolah yang berbenturan dengan pelaksanaan ujian untuk

Page 25: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

25

kelas XII bak itu ujian nasional maupun sekolah setelah itu terbentur juga dengan

kegiatan ulangan umum dan akreditasi jurusan BK FIP Undiksha. Kegiatan yang

dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Hari ke-1 (Jumat, 29 Juli 2016) Pembukaan (kata sambutan dari ketua

LPM dalam hal ini diwakili oleh Pengawas BK kabupaten buleleng,),

pemberian ceramah oleh narasumber, dilanjutkan dengan diskusi yang

dilakukan oleh peserta dan narasumber, kegiatan diakhir dengan

pembacaan hasil diskusi dan perjanjian untuk datang pada kegiatan

selanjutnya pada hari berikutnya

b. Hari ke-2 (Sabtu, 30 Juli 2016) kegiatan dibuka pengawas BK dan juga

didampingi ketua pelaksana, selanjutnya acara kegitana dilanjutkan dengan

pengarahan kembali oleh ketua pelaksana, meminta peserta membentuk

kelompok dan melkasanakan pelatihan mulai dari merancang, membuat

naskah dan juga mempresentasikannya. kegiatan ditutup dengan

pemberian pesan dan kesan mengenai pelaksanaan kegiatan P2M oleh

peserta

Untuk susunan acara secara lengkap, dapat dilihat pada lampiran

3.4 Rancangan evaluasi

Keberhasilan kegiatan pelatihan ini akan dievaluasi melalui:

1. Evaluasi proses: dilihat dari aktifitas peserta mengikuti kegiatan pelatihan,

hal ini ditunjukan dengan partisipasi pesrta dalam diskusi (mengajukan atau

menjawab pertanyaan), kehadiran peserta dalam kegiatan, kerjasama

peserta dalam kegiatan ( mau melaksanakan instruksi yang diberikan oleh

narasumber maupun ketua pelaksana). Evaluasi proses dilaksanakan selama

kegiatan P2M dilaksanakan

2. Evaluasi hasil/produk: dilihat dari hasil implementasi pelatihan dimana

untuk menentukan indikator keberhasilannya digunakan instrumen berupa

panduan observasi yang dibuat berdasarkan tiga keterampilan yang ingin

dilihat dari mahasiswa, ketiga keterampilan tersebut nantinya akan diukur

dengan menggunakan rubrik. Ketiga keterampilan yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

Page 26: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

26

a. Keterampilan merancang perencanaan membuat media

b. Keterampilan merancang naskah media BK yang disesuaikan dengan

tujuan dan juga sasaran dari pelaksanaan layanan BK

c. Keterampilan membuat media BK sesuai dengan naskah yang telah

dibuat

d. Keterampilan mempresentasikan media BK yang telah dibuat

Ketiga keterampilan tersebut kemudian dituangkan dalam form pedoman

observasi seperti berikut ini:

Tabel 2. Form pedoman observasi keterampilan membuat dan menggunakan

media BK

No Ket. yang dinilai Aspek Penilaan Mutu Praktik Ket

1 2 3 4 5

1

Keterampilan

merencanakan

pemilihan media

Menentukan tujuan dari

pemilihan media BK yang

akan dibuat

Menentukan sasaran sesuai

dengan karakteristik

mahasiswa

Menentukan karakteristik

jenis media yang akan

digunakan

Menentukan waktu

pelaksanaan

Menganalisis kemungkinan

hambatan dalam

penggunaan media BK

2

Keterampilan

membuat naskah

media BK

Isi naskah sesuai dengan

tujuan dan sasaran layanan

BK

Penggunaan bahasa sesuai

dengan EYD

Tata penulisan sudah

sistematik

3 Keterampilan

membuat media

BK

Dibuat sesuai dengan

perencanaan

Dibuat sesuai naskah media

BK

4

Keterampilan

mempresentasikan

media BK yang

telah dibuat

Mampu mempresentasikan

dengan bahasa yang lugas

Mampu menanggapi

pertanyaan saat presentasi

Page 27: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

27

Berdasarkan form yang dibuat maka langkah selanjutnya adalah membuat

dan menggunakan rubrik penilaian untuk dijadikan acuan dalam menentukan

skala rentangan nilai yang diberikan pada mahasiswa saat melakukan unjuk kerja,

rubrik dapat disajikan seperti dibawah ini:

Tabel 3: Rubrik Penilaian Keterampilan merancang Media BK

Deskriptor Penilaian Skor

Perencanaan media BK disusun sangat lengkap, dengan butir-butir

penilaian operasional sbb: mampu dengan sangat baik merumuskan tujuan,

sasaran sesuai dengan karakteristik mahasiswa, serta menentukan karakteristik

media yang akan digunakan, sangat tepat dalam menentukan waktu

pelaksanaan dan biaya yang diperlukan dan sangat baik dalam menganalisa

ketersediaan bahan dalam membuat media BK

5

Perencanaan media BK disusun, dengan butir-butir penilaian operasional

sbb: mampu dengan baik merumuskan tujuan, sasaran sesuai dengan

karakteristik mahasiswa, serta menentukan karakteristik media yang akan

digunakan, tepat dalam menentukan waktu pelaksanaan dan biaya yang

diperlukan dan juga mampu dengan baik dalam menganalisa ketersediaan

bahan dalam membuat media BK

4

Perencanaan media BK disusun, dengan butir-butir penilaian operasional

sbb: kurang baik dalam merumuskan tujuan, sasaran sesuai dengan

karakteristik mahasiswa, serta menentukan karakteristik media yang akan

digunakan, kurang tepat dalam menentukan waktu pelaksanaan dan biaya yang

diperlukan dan masih dapat dengan baik dalam menganalisa ketersediaan

bahan dalam membuat media BK

3

Perencanaan media BK disusun, dengan butir-butir penilaian operasional

sbb: kurang baik dalam merumuskan tujuan, sasaran sesuai dengan

karakteristik mahasiswa, serta menentukan karakteristik media yang akan

digunakan, kurang tepat dalam menentukan waktu pelaksanaan dan biaya yang

diperlukan dan tidak tepat dalam menganalisa ketersediaan bahan dalam

membuat media BK

2

Perencanaan media BK disusun, dengan butir-butir penilaian operasional

sbb: tidak tepat dalam merumuskan tujuan, sasaran sesuai dengan

karakteristik mahasiswa, serta menentukan karakteristik media yang akan

digunakan, tidak tepat dalam menentukan waktu pelaksanaan dan biaya yang

diperlukan dan tidak tepat dalam menganalisa ketersediaan bahan dalam

membuat media BK

1

Tabel 4: Rubrik Penilaian Keterampilan Membuat dan menggunakan Naskah Media

Deskriptor Penilaian Skor

Naskah Media disusun sangat lengkap, dengan butir-butir penilaian

operasional sbb: naskah yang disajikan sangat sesuai dengan tujuan dan

sasaran layanan BK, sangat sesuai dengan penulisan EYD dan penulisan sudah

sangat sistematis, akurat, menunjukkan pemahaman yang utuh, tulisan sangat

lancar dan bermakna

5

Page 28: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

28

Naskah Media disusun dengan lengkap, dengan butir-butir penilaian

operasional sbb: naskah yang disajikan sesuai dengan tujuan dan sasaran

layanan BK, sesuai dengan penulisan EYD dan penulisan sudah sistematis,

akurat, menunjukkan pemahaman yang utuh, tulisan sangat lancar dan

bermakna

4

Naskah Media disusun kurang lengkap, dengan butir-butir penilaian

operasional sbb: naskah yang disajikan kurang sesuai dengan tujuan dan

sasaran layanan BK, namun sesuai dengan penulisan EYD dan penulisan

kurang sistematis, menunjukkan pemahaman yang utuh, tulisan sangat lancar

dan bermakna.

3

Naskah Media disusun kurang lengkap, dengan butir-butir penilaian

operasional sbb: naskah yang disajikan kurang sesuai dengan tujuan dan

sasaran layanan BK, kurang sesuai dengan penulisan EYD dan penulisan

kurang sistematis, menunjukkan pemahaman yang utuh, tulisan kurang

bermakna..

2

Naskah Media disusun tidak lengkap, dengan butir-butir penilaian

operasional sbb: naskah yang disajikan tidak sesuai dengan tujuan dan sasaran

layanan BK, tidak sesuai dengan penulisan EYD dan penulisan tidak

sistematis, belum menunjukkan pemahaman yang utuh, tulisan tidak

bermakna.

1

Tabel 5. Rubrik Penilaian Keterampilan membuat media BK

Deskriptor Penilaian Skor

Media BK yang dibuat sangat sesuai dengan perencanaan yang dibuat dan

jelas serta sangat sesuai dengan naskah media yang disusun

5

Media BK yang dibuat sesuai dengan perencanaan yang dibuat dan jelas

serta sesuai dengan naskah media yang disusun

4

Media BK yang dibuat kurang sesuai dengan perencanaan yang dibuat serta

kurang sesuai dengan naskah media yang disusun

3

Media BK yang dibuat tidak sesuai dengan perencanaan yang dibuat serta

kurang sesuai dengan naskah media yang disusun

2

Media BK yang dibuat menyimpang dari seluruh perencanaan yang telah

dibuat dan juga naskah media yang telah dibuat

1

Tabel 5. Rubrik Penilaian keterampilan dalam menyajikan media BK yang telah dibuat

Deskriptor penilaian Skor

Sangat piawai dalam mempresentasikan dan menanggapi berbagai pertanyaan

yang muncul saat presentasi (jawaban sangat logis, sangat sesuai dengan topik

diskusi, lugas dan fleksibel dalam menjawab, menunjukkan kestabilan suasana

psikologisnya)

5

Cukup piawai dalam menanggapi berbagai pertanyaan yang muncul saat

presentasi (jawaban cukup logis, sesuai dengan topik diskusi, cukup lugas dan

fleksibel dalam menjawab, menunjukkan kestabilan suasana psikologisnya)

4

Kurang piawai dalam menanggapi berbagai pertanyaan yang muncul saat

presentasi (jawaban kurang logis, kurang sesuai dengan topik diskusi, kurang

lugas dan kurang fleksibel dalam menjawab, menunjukkan suasana psikologis

yang kurang stabil)

3

Tidak piawai dalam menanggapi berbagai pertanyaan yang muncul saat

presentasi (jawaban tidak logis, tidak sesuai atau menyimpang dengan topik

diskusi, tidak lugas dan tidak fleksibel dalam menjawab, menunjukkan suasana

2

Page 29: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

29

psikologis yang tidak stabil)

Tidak menunjukkan respon/aktivitas yang berarti dalam menjawab

pertanyaan yang muncul dalam diskusi.

1

Data obsesrvasi keterampilan merancang media BK, dianalisis secara

deskriptif berdasarkan skor rata-rata ( X ), mean ideal (MI) dan standar deviasi

ideal (SDI). Data tersebut dikumpulkan dengan lembar observasi pada saat

kegiatan.

Skor rata-rata ditentukan dengan rumus :

N

XX

keterangan:

X = jumlah skor keterampilan media BK

N = banyaknya guru BK SMA/SMK

Data aspek keterampilan media BK terdiri dari 5 item dengan skor

maksimal masing-masing item adalah 5 dan skor terendah adalah 1.Skor tertinggi

ideal adalah 60 dan skor terendah ideal adalah 12. Dengan demikian perhitungan

mean ideal dan standar deviasi adalah sebagai berikut.

MI = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)

SDI =1/6 (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)

Dari perhitungan diperoleh:

MI = ½ (60+12) = 36

SDI = 1/6 (60-12) = 24

Nilai yang diperoleh dikonversikan ke pedoman konversi dengan

menggunakan acuan penilaian (PAP)

Page 30: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

30

TINGKAT PENGUASAAN

(DALAM %)

KRITERIA

85-100 Sangat Baik

70-84 Baik

55-69 Cukup baik

40-54 Kurang bak

0-39 Sangat Kurang baik

Pelatihan dikatakan berhasil apabila skor merancang media BK audio

visual berada pada criteria baik berdasarkan capaian tingkat penguasaan secara

kelompok

Page 31: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Kegiatan P2M

Pelaksanaan P2M diawali dengan pra kegiatan yang bertujuan untuk

memberikan pemahaman awal kepada guru BK SMA/SMK yang akan ikut

pelatihan, pemahan yang diberikan meliputi tujuan pelaksanaan, manfaat

pelaksanaan kegiatan, topic kegiatan P2M, hal apa yang akan dilakukan dalam

pelatihan, dan terakhir meminta guru membuat pra rancangan media audio visual

dalam pelaksanaan layanan informasi bimbingan konseling untuk didiskusikan

pada saat kegiatan berlangsung. Pra rancangan yang dibuat diberikan rambu-

rambunya, sehingga semua guru memiliki keseragaman sistematika pra rancangan

media audio visual yang dibuat. Selama pelaksanaan kegiatan P2M peserta

pelatihan terlihat sangat antusias dan aktif baik dalam bertanya maupun

menjawab pertanyaan selama diskusi berlangsung.

Kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan P2M ada dua yaitu seminar dan

workshop, pada saat pelaksanaan seminar guru BK sangat antusias dalam

mendengarkan narasumber menjelaskan pentingnya media dalam pelaksanaan

layanan informasi BK. Pada saat kegiatan seminar, diadakan sesi diskusi, semua

guru berpatisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan diskusi, mereka berbagi

informasi mengenai kendala yang mereka hadapi saat akan melaksanakan layanan

informasi dengan memanfaatkan media, dalam kegiatan seminar itu juga mereka

diberiakan trik dan juga kiat-kiat dalam melaksanakan layanan informasi dengan

menggunakan media agar layanan yang mereka lakukan dapat efektif dan tepat

sasaran.

Untuk kegiatan workshop, mereka diminta untuk membuat dua kelompok,

dimana kelompok pertama terdiri dari guru SMK, yang tergabung dalam

kelompok ini adalah guru SMK N 1 Singaraja dan guru SMK N 3 Singaraja,

sementara kelompok dua adalah kelompok yang terdiri dari guru SMA N 1, 2, dan

4 Singaraja. kegiatan pertama melatih keterampilan merencanakan pemilihan

media dimana dalam aspek ini ada beberapa hal yang dilihat yaitu menentukan

tujuan dari pemilihan media BK yang akan dibuat, menentukan sasaran sesuai

Page 32: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

32

dengan karakteristik mahasiswa, menentukan karakteristik jenis media yang akan

digunakan, menentukan waktu pelaksanaan, menganalisis hambatan dalam

pelaksanaan media BK, selanjutnya kegiatan kedua melihat Keterampilan

membuat dan menggunakan naskah media BK yang disesuaikan dengan tujuan

dan juga sasaran dari pelaksanaan layanan BK, selanjutnya kegiatan ketiga

keterampilan membuat media BK sesuai dengan perencanaan dan naskah yang

telah dibuat, lalu kegiatan terakhir adalah melatih keterampilan

mempresentasikan media BK yang telah dibuat dilihat dari sistematika naskah

yang dibuat dan juga kemampuan menyajikan materi serta menanggapi

pertanyaan saat presentasi.

4.1 Tabel Skor pelaksanaan pelatihan merancang media Audio Visual Guru BK

SMA/SMK

No Kelompok Guru Skor Katagori

1 Kelompok 1 Guru SMK N 1 dan 3 80 Baik

2 Kelompok 2 Guru SMA N 1, 2 dan 4 83 Baik

Dalam pelaksanaan kegiatan, klompok guru SMA belum dapat

menentukan/merumuskan tujuan secara realistik mengapa media BK dibuat,

sehingga untuk langkah selanjutnya mereka terhambat seperti menentukan

karakteristik dan juga terhambat dalam menentukan waktu pelaksanaan sementara

kelompok guru SMK belum mampu membuat naskah media dengan baik karena,

naskah media yang mereka buat tidak didasarkan pada perencanaan, malah

mereka membuat naskah dengan tujuan bahkan sasaran yang berbeda, mereka

hanya melihat pada layanan yang didapat, selain itu baik kelompok guru SMA

maupun SMK dalam membuat media mereka langsung mengambil vidio dari

youtobe tanpa disesuaikan dengan perencanaan dan naskah yang mereka buat

Berdasarkan temuan-temuan observasi tersebut, maka pada sesi evaluasi

kegiatan, beberapa rekomendasi yang perlu diperbaiki dalam perencanaan

berikutnya yaitu: (1) mengulang kembali konsep materi sehingga kelompok guru

SMA maupun SMK mampu memahami pentingnya pelaksanaan metode ini untuk

meningkatkan kwalitas media BK audi visual yang dibuat (2) meminta kelompok

guru SMA dan SMK untuk lebih serius dan fokus dalam melaksanakan setiap

Page 33: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

33

langkah dari kegiatan yang dilakukan, agar kegiatan ini berhasil (3) meminta

kelompok guru SMA dan SMK untuk merumuskan tujuan pembuatan media

secara realistik sehingga untuk perumusan selanjutnya dapat lebih mudah

dilakukan.

Hal positif yang dapat diambil hikmahnya pada proses pelaksanaan di

kelompok guru SMA dan SMK ini adalah, mereka terlihat mampu bekerjasama

secara baik dalam kelompok dan saling bantu membantu apabila ada diantara

mereka yang belum memahami materi, terlihat saat kegiatan mereka memberikan

saran dan masukan pada kelompok lain, ada yang bahkan rela melakukan

perbaikan atau membenahi vidio yang dianggap kurang menarik, sehingga mereka

dapat memperbaiki bersama, mereka selalu mencoba dan berusaha secara serius

dan semaksimal mungkin untuk mencapai perubahan yang lebih baik lagi.

Demikian hasil observasi pelaksanaan kegiatan kelompok guru

SMA/SMK, kemudian hasil kerja kelompok ini dipresentasikan pada peserta lain,

dan peserta lain memberikan pendapat terkait produk tesebut, setelah itu salah

satu guru BK dalam kelompok itu mempresentasikan rancangan kegiatan tersebut

dengan melibatkan mahasiswa. Melihat rancangan yang dihasilkan maka dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan P2M berhasil, karena rancangan yang dibuat

sesuai dengan indikator dan tagihan yang diminta oleh pelaksana dan juga

peserta sudah menunjukan keseriusannya dalam membuat rancangan tersebut.

4.2 Pembahasan

Hasil kegiatan ini menemukan bahwa implementasi assesment

performance dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa membuat media BK.

Peningkatan tersebut dapat diamati saat proses kerja kelompok berlangsung, gur

BK SMA/SMK sudah mampu menunjukan keterampilan dalam merencanakan

pemilihan media yang akan dibuat, keterampilan membuat dan menggunakan

naskah media BK yang disesuaikan dengan tujuan dan juga sasaran dari

pelaksanaan layanan BK, keterampilan membuat dan menggunakan media BK

sesuai dengan perencanaan dan juga naskah yang telah dibuat, dan Keterampilan

menggunakan media BK dengan cara mempresentasikan media BK yang telah

dibuat. Penyelenggaraan kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan prinsip

Page 34: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

34

performance assesmen dimana penilaian ini menanamkan kebiasaan bekerja

dengan baik, seperti bertanggungjawab secara individu maupun kelompok,

keterampilan bekerja sama, tekun, memperhatikan keakuratan dan kualitas, jujur,

memperhatikan keamanan, dan rapi. Selain itu performance assesment juga

dilihat sebagai suatu sistem untuk menilai proses dan produk serta menilai

kualitas penyelesaian produk pada Guru BK SMA/SMK

Media bimbingan dan konseling dalam penggunaannya harus relevan

dengan tujuan/ kompetensi yang ingin dicapai dan isi layanan bimbingan dan

konseling itu sendiri. Hal ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam

bimbingan dan konseling harus selalu melihat kepada kompetensi atau tujuan dan

bahan atau materi bimbingan dan konseling. Penggunaan media bimbingan dan

konseling bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri

sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi bimbingan dan konseling yang

lebih efektif.

Proses pemilihan media menjadi penting karena kedudukan media yang

strategis untuk keberhasilan layanan Bimbingan Konseling. Alasan pokok

pemilihan media dalam Bimbingan Konseling, karena didasari atas konsep bahwa

Bimbingan Konseling sebagai sebuah sistem yang di dalamnya terdapat suatu

totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk

mencapai tujuan. Tujuan utama layanan Bimbingan konseling adalah membantu

siswa mencapai perkembangan yang optimal. Upaya untuk mewujudkan tujuan

tersebut agar mudah tercapai, maka tujuan tersebut diperinci menjadi tugas-tugas

perkembangan. Pencapaian tugas perkembangan akan lebih mudah berhasil bila

ditunjang oleh media yang sesuai dengan materi, strategi yang digunakan, dan

karakteristik siswa.

Penggunaan media akan meningkatkan kebermaknaan (meaningful

learning ) hasil Bimbingan Konseling. Dengan demikian pemilihan media

menjadi penting artinya dan ini menjadi alasan teoritis mendasar dalam pemilihan

media. Secara teoritis diharapkan menjadi dasar alasan mengapa kita perlu

melakukan pemilihan terhadap media, agar memiliki kesesuaian dengan tugas

perkembangan siswa, kesesuaian dengan isi, strategi bimbingan dan konseling,

dan waktu yang tersedia. Alasan praktis berkaitan dengan pertimbangan-

Page 35: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

35

pertimbangan dan alasan si pengguna seperti guru BK mengapa menggunakan

media dalam bimbingan konseling. Terdapat beberapa penyebab orang memilih

media, menurut Arif Sadiman (1996:84) ada empat alasan yaitu demonstration,

familiarity, clarity dan aktifkan siswa. Di bawah ini diuraikan keempat alasan

tersebut.

1. Demonstration. Dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk

mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek, kegunaan, cara

mengoperasikan dan lain-lain. Beberapa alasan tersebut sering melandasi

pengguna dalam menggunakan media yaitu bertujuan untuk

mendemonstrasikan atau memperagakan sesuatu.

2. Familiarity. Pengguna media bimbingan dan konseling memiliki alasan

pribadi mengapa ia menggunakan media, yaitu karena sudah terbiasa

menggunakan media tersebut, merasa sudah menguasai media tersebut, jika

menggunakan media lain belum tentu bisa dan untuk mempelajarinya

membutuhkan waktu, tenaga dan biaya, sehingga secara terus menerus ia

menggunakan media yang sama.

3. Clarity. Alasan ketiga ini mengapa guru Bimbingan Konseling

menggunakan media adalah untuk lebih memperjelas pesan bimbingan dan

konseling yang disampaikan dan dapat memberikan penjelasan yang lebih

konkrit. Di sinilah banyak pengguna media, memiliki alasan bahwa

menggunakan media adalah untuk membuat informasi lebih jelas dan

konkrit sesuai kenyataan.

4. Aktifkan siswa/ konseli. Media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan

oleh guru BK. Salah satu aspek yang harus diupayakan oleh guru BK dalam

proses bimbingan konseling adalah siswa / konseli harus berperan secara

aktif baik secara fisik, mental, dan emosional.

Berdasarkan pembahasan hasil kegiatan P2M tersebut di atas, sangat

penting bagi dosen, untuk berdedikasi membantu meningkatkan keterampilan

guru merancang media BK yang salah satunya dapat dilakukan dengan

memberikan pelatihan. Pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan lebih

baik dan menyenangkan karena disertai dengan pemanfaatan media bimbingan

dan konseling yang baik, terarah dan sistematis. Hal ini nantinya akan berdampak

Page 36: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

36

pada manifestasi dan akumulasi kinerja guru BK, yang pada gilirannya akan

memberikan kesan bahwa guru BK bekerja secara profesional, cakap, efektif, dan

efisien, serta tidak gagap teknologi. Harapannya kegiatan ini mampu

dilaksanakan secara continue mengingat saat ini, dosen dituntut bersikap kreatif

dan inovatif dengan cara-cara yang tepat dan efektif dalam memberikan sebuah

layanan pengabdian pada masyarakat.

Page 37: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

37

BAB V

PENUTUP

1.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1.1.1 Kegiatan P2M dapat meningkatkan pemahaman guru BK mengenai

media BK khususnya media Audio Visual dalam pelaksanaan layanan

informasi Bimbingan Konseling

1.1.2 Kegiatan P2M dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru

BK dalam merancang media BK audio visual dalam pelaksanaan

layanan informasi BK

1.1.3 Antusiasme Guru BK sebagai peserta sangat baik dalam mengikuti

kegiatan pelatihan dari awal kegiatan hingga akhir

1.2 Saran

Berdarkan hasil kesimpulan , maka saran yang dapat diajukan adalah

sebagai berikut:

1.2.1 Bagi guru BK yang menjadi peserta kegiatan ini, diharapkan agar dapat

mengaplikasikan pengalaman yang telah didapat dalam kegiatan P2M

di sekolah masing-masing dan setelah ini dapat menyempurnakan

rancangan media BK Audio Visual sesuai dengan kebutuhan dan

permasalahan siswa yang ada disekolah

1.2.2 Bagi kepala sekolah, Pengawas BK, ketua MGBK agar terus

memperhatikan peningkatan profesionalisme guru BK melalui

pemberian kesempatan mereka untuk mengikuti pelatihan-pelatihan

guna menunjang profesionalisme guru BK

1.2.3 Bagi para pelaksana kegiatan P2M, model seminar dan workshop

seperti ini perlu dilakukan juga terhadap guru BK SMA/SMK di

wilayah Kabupaten Buleleng dan tentunya diwilayah propinsi Bali

sehingga sehingga hal ini dapat memberikan pemahaman yang sama

Page 38: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

38

pada guru BK dan tentunya dengan pelkasanaan layanan informasi yang

menyenangkan permasalahan siswa dapat dibantu untuk diselesaikan

Page 39: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

39

DAFTAR PUSTAKA

Airasian,Peter.W. 1991. Classroom Assessment. USA: McGraw-Hill.

Hutabarat, O. R. 2004. Model-model Penilaian Berbasis Kompetensi PAK.

Bandung: Bina Media Informasi.

Iryanti, Puji. 2004. Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas.

Mahmudah, S.2000. Penerapan Penilaian Kinerja Siswa (performance

Assessment) pada Pembelajaran Sub Konsep Jaringan Hewan.

Bandung:UPI

Majid, A. 2006. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Popham, W. 1995. Classroom Assessment. Boston: Allyn and Bacon.

Setyono, Budi.2005. Penilaian Otentik dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi

(dalam jurnal pengembangan pendidikan). Lembaga Pembinaan dan

Pengembangan Pendidikan (LP3) Universitas Jember.

Sutrisno, Hadi. 2006. Metodologi Research. Yogyakarta: PT Andi Ofset.

Stiggin, R.J.1994. Student-Centered Classroom Assessment. New York: Mac

Millan College Publishing Company.

Zainul, Asmawi. 2001. Alternative Assessment. Jakarta: Universitas Terbuka.

Page 40: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

40

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 41: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

41

Lampiran 01. Dokumentasi Kegiatan Pembukaan P2M

Dokumentasi Penyajian Dari Narasumber

Page 42: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

42

Dokumentasi Sesi Diskusi

Page 43: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

43

Dokumentasi Sesi Pelatihan Dalam Kelompok

Page 44: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

44

Lampiran 02 daftar Hadir

Page 45: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

45

Page 46: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

46

Page 47: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

47

Page 48: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

48

Page 49: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

49

Page 50: LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198501232008122004... · 2 Abstrak: Tujuan P2M ini adalah Meningkatkan pemhaman guru BK

50

Lampiran 03. Piagam