laporan jamur

37
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diantara tumbuhan–tumbuhan rendah (bercahaya), maka golongan ganggang alga dan golongan jamur merupakan kelanjutan daripada golongan bakteri. Apakah golongan ganggang itu langsung menjadi golongana bakteri ataukah jamur yang menjadi kelanjutan langsung dari bakteri. Hali ini sangat sukar ditentukan. Peninjauan secara morfologi dan fisiologi menemukan suatu golongan bakteri , yaitu ordo chlamydobacterialos, yang dapat dipandang sebagai pangkal pertumbuhan golongan ganggang , hal mana dapat diketahui dari sifat–sifatnya mengenai adanya lapisan lendir yang mengelubungi tubuh organisme tersebut, akan tetapi pembiakannya dengan menggunakan konidia itu lebih menggenangkan kepada sifat jamur (Dwidjoseputro, 2005). Selanjutnya golongan jamur itu demikian luasnya sehingga penguasaannya dibidang ilmu pengetahuan memerlukan keahlian tersendiri bidang itu disebut mikologi. Hanya jamur–jamur tingkat rendah masuk dalam bidang mikrobiologi (Dwidjoseputro, 2005). Jamur termasuk organisme eukariotik karena sel penyusunnya telah memiliki membran inti. Sel jamur juga 1

Upload: chaaye-no-gaara

Post on 05-Dec-2014

205 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan jamur

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diantara tumbuhan–tumbuhan rendah (bercahaya), maka golongan ganggang

alga dan golongan jamur merupakan kelanjutan daripada golongan bakteri. Apakah

golongan ganggang itu langsung menjadi golongana bakteri ataukah jamur yang

menjadi kelanjutan langsung dari bakteri. Hali ini sangat sukar ditentukan.

Peninjauan secara morfologi dan fisiologi menemukan suatu golongan bakteri , yaitu

ordo chlamydobacterialos, yang dapat dipandang sebagai pangkal pertumbuhan

golongan ganggang , hal mana dapat diketahui dari sifat–sifatnya mengenai adanya

lapisan lendir yang mengelubungi tubuh organisme tersebut, akan tetapi

pembiakannya dengan menggunakan konidia itu lebih menggenangkan kepada sifat

jamur (Dwidjoseputro, 2005).

Selanjutnya golongan jamur itu demikian luasnya sehingga penguasaannya

dibidang ilmu pengetahuan memerlukan keahlian tersendiri bidang itu disebut

mikologi. Hanya jamur–jamur tingkat rendah masuk dalam bidang mikrobiologi

(Dwidjoseputro, 2005).

Jamur termasuk organisme eukariotik karena sel penyusunnya telah memiliki

membran inti. Sel jamur juga memiliki dinding sel dari bahan kitin (chitine) yang

merupakan polimer karbohidrat mengandung nitrogen. Zat ini juga terdapat pada

eksoskeleton (Anonymous, 2010)

Tutup jamur lamela hewan arthropoda, seperti laba-laba dan serangga.

Senyawa kitin bersifat kuat, tetapi fleksibel. Ini berbeda dengan tumbuhan umum

yang dinding selnya tersusun dari selulosa dan bersifat kaku (Anonymous, 2010).

Umumnya jamur merupakan organisme bersel banyak (multiseluler), tetapi ada

jugayang bersel tunggal (uniseluler), contohnya jamur ragi tape (Saccharomyces sp)

(Anonymous, 2009).

1

Page 2: laporan jamur

Tubuh jamur bersel banyak terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa.

Kumpulan hifa jamur membentuk anyaman yang disebut miselium. Pada jamur

multiseluler yang hifanya tidak bersekat (asepta), inti selnya tersebar di dalam

sitoplasma dan berinti banyak. Jamur jenis ini disebut jamur senositik (coenocytic).

Sedang yang bersekat umumnya berinti satu dan disebut sebagai jamur monositik

(monocytic) (Dwidjoseputro, 2005).

Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi jamur tidak memiliki daun dan

akar sejati. Selain itu, jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak mampu

berfotosintesis. Dengan demikian, jamur merupakan organisme heterotrop, yaitu

organisme yang cara memperoleh makanannya dengan mengabsorbsi nutrisi dari

lingkungannya atau substratnya. Sebelum mengabsorbsi makanan yang masih berupa

senyawa kompleks, ia mensekresikan enzim hidrolitik ekstraseluler atau ferment

untuk menguraikannya lebih dahulu di luar selnya (Anonymous, 2009).

B. Tujuan

Diharapkan setelah melakukan praktikum mengenai tumbuhan Jamur, mahasiswa mampu:

1)Mengamati ciri- ciri berbagai jenis jamur2)Membuat Laporan Hasil Pengamatan3)

C. Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Rabu/ 26 Desember 2012

PukuL : 08.00-16.00 WITA

Tempat : Pangaleroang, Desa Tallangbalao Sendana Kabupaten

Majene

2

Page 3: laporan jamur

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel

tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau

aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara

mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu

melalui absorpsi  (Gandjar. 1999).

Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang–benang yang disebut hifa,

yang saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium. Miselium dapat

dibedakan atas miselium vegetative yang berfungsi meresap menyerap nutrient dari

lingkungan, dan miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi (Gandjar. 1999).

Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai cirri khas yaitu

berupa benang tunggal atau bercabang–cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan

menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir. Kapang merupakan fungi yang

berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel

tunggal da tidak berfilamen.

Menurut Ganjar (1999). fungi merupakan organisme menyerupai tanaman,

tetapi mempunyai beberapa perbedaan yaitu :

Tidak mempunyai kolorofil

Mempunyai dinding sel dengan komposisi berbeda

Berkembang biak dengan spora

Tidak mempunyai batang, cabang, akas dan daun

Tidak mempunyai system vesicular seperti pada tanaman

Bersifat multiseluler tidak mempunyai pembagian fungi masing-masing

bagian seperti pada tanaman.

Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit. Parasit

apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda

3

Page 4: laporan jamur

hidup yang ditumpanginya, sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh

makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat

mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat (misalnya

glukosa, sukrosa, atau maltose), sumber nitrogen dari bahan organic atau anorganik,

dan mineral dari substratnya. Ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis 

vitamin–vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan sendiri, tetapi ada juga

yang tidak dapat mensintesis sendiri sehingga harus mendapatkan dari substrat,

misalkan tiamin dan biotin (Dwidjoseputro,2005).

Baik jamur yang bersahaja maupun jamur yang tingkat tinggi tubuhnya

mempunyai ciri yang khas, yaitu berupa benang tunggal bercabang–cabang yang

disebut miselium, atau berupa kumpulan benang–benang yang padat menjadi satu.

Hanya golongan ragi (sacharomycetes) itu tubuhnya berupa sel–sel tunggal ciri

kedua adalah jamur tidak mempunyai klorofil, sehingga hidupnya terpaksa

heterotrof. Sifat ini menguatkan pendapat, bahwa jamur itu merupakan kelanjutan

bakteri di dalam evolusi (Waluyo,2005).

Golongan jamur mencakup lebih daripada 55.000 spesies, jumlah ini jauh

melebihi jumlah spesies bakteri. Tentang klasifikasinya belum ada ketentuan

pendapat yang menyeluruh diantara para sarjana taksonomi. Bakteri dan jamur

merupakan golongan tumbuh–tumbuhan yang tubuhnya tidak mempunyai

diferensiasi, oleh karena itu disebut tumbuhan talus (thallophyta), lengkapnya

thallophyta yang tidak berklorofil. Ganggang adalah thallophyta yang berklorofil      

(Waluyo, 2005).

Menurut Waluyo (2005), jamur berbiak secara vegetative dan generative 

dengan berbagai macam spora. Macam spora yang terjadi dengan tiada perkawinan

adalah :

1. Spora biasanya yang terjadi karena protoplasma dalam suatu sel tertentu

berkelompok–kelompok kecil, masing–masing mempunyai membran serta inti

4

Page 5: laporan jamur

sendiri. Sel tempat terjadinya spora ini disebut sporangium, dan sporanya

disebut sporangiospora.

2. Konidiospora yaitu spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah–belah

seperti tasbih. Didalam hal ini tidak ada sporangium, tiap spora disebut

konidiospora atau konidia saja, sedang tangkai pembawa konidia disebut 

konidiosfor.

3. Pada beberapa spesies, bagian–bagian miselium dapat membesar serta

berdinding tebal, bagian itu merupakan alat membesar serta berdinding tebal,

bagian itu merupakan alat pembiak yang disebut  klamidiospora (spora yang

berkulit tebal)

4. Jika bagian–bagian miselium itu tidak menjadi lebih besar daripada aslinya,

maka bagian–bagian itu disebut artospora (serupa batu bata), oidiospora atau

oidia (serupa telur) saja.

Kebanyakan spesies jamur dapat membiak secara vegetative maupun secara

generatife. Pembiakan secara generative atau seksual dilakukan dengan isogamete

atau dengan heterogamete (arisogamet). Pada beberapa spesies perbedaan morfologi

antara jenis sel kelamin itu belum nampak sehingga semuanya kita sebut isogamete,

kadang–kadang kita beri tanda pengenal + dan - ,  untuk membedakan jenisnya

(Waluyo, 2005).

Pada beberapa spesies lain tampak adanya perbedaan mengenai besar

kecilnya gamet–gamet, sehingga untuk itu ada penyebutan mikrogamet (sel kelamin

jantan) dan makrogamet (sel kelamin betina). Di dalam keadaan yang serba

optimum, maka jamur membiak dengan cepat sekali. Hanya kekeringanlah

merupakan factor pembatas bagi pertumbuhannya (Waluyo, 2005).

Fungi dapat ditemukan pada arena substrat, baik dilingkungan darat, perairan,

maupun udara. Tidaklah sulit menemukan fungi di alam, karena bagian vegetativnya

yang umumnya berupa miselium berwarna putih mudah terlihat pada substrat yang

membusuk (kayu lapuk, buah–buahan yang terlalu masak, makanan yang

5

Page 6: laporan jamur

membusuk). Konidianya atau tubuh buahnya dapat mempunyai aneka warna (merah,

hitam , jingga, kuning, krem, putih, abu–abu, coklat, kebiru–biruan, dan sebagainya)

pada daun, batang, kertas, tekstil, kulit dan lain – lain. Tubuh buah fungi lebih

mencolok karena langsung dapat dilihat dengan mata kasat, sedangkan miselium

vegetative yang menyerap makanan hanya dapat dilihat dengan menggunakan

mikrosokop (Waluyo, 2005).

Spora kapang berproduksi secara aseksual dengan menghasilkan

arthokonidia, blastokonidia, klamisdospora, konidia, sporangiospora, dan secara

seksual dengan menghasilkan akospora, basidiospora dan zigospora (Waluyo, 2005).

Rizhoid adalah bentuk hifa vegetative mirip akar dari tumbuhan yang dapat

bercabang–cabang seperti jari–jari pada tangan, tetapi dapat juga berbentuk sangat

sederhana, yaitu hanya seperti jari tunggal. Perhatikan letak dari rhizoid pada hifa,

apakah langsung berhadapan dengan sporangiosfor atau terdapat pada stolon

(Waluyo,2005).

Menurut Waluyo (2005), karakteristik fungi jamur adalah sebagai berikut ;

1. Kandungan air

Pada umumnya jamur benang lebih tahan terhadap kekeringan dibanding khamir

atau bakteri. Namun demikian, batasan (pendekatan) kandungan air totol pada

makanan yang baik untuk pertumbuhan jamur dapat diestimasikan, dan dikatakan

bahwa kandungan air dibawah 14–15 % pada biji–bijian atau makanan kering

dapat mencegah atau memperlambat pertumbuhan jamur.

2. Suhu

Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok mesofilik, yaitu dapat tumbuh

pada suhu normal. Suhu optimum untuk kebanyakan jamur sekitar 25O C30O -C,

namun beberapa tumbuh baik pada suhu 25O C–37O C atau lebih, misalnya pada

spesies Aspergilis.s.p

6

Page 7: laporan jamur

3. Kebutuhan oksigen dan derajat keasaman

Jamur benang biasanya bersifat aerob, yang membutuhkan oksigen untuk

pertumbuhannya. Kebanyakan jamur dapat tumbuh pada interval PH yang luas

(PH 2.0 – 8.5), walaupun pada umumnya jamur lebih suka pada konidia asam.

4. Kebutuhan makanan (Nutrisi)

Jamur pada umumnya mampu menggunakan bermacam–macam makanan dari

yang sederhana sampai yang kompleks. Kebanyakan jamur memiliki bermacam-

macam enzim hidrolit, yaitu amylase, pektinose, proteinose, dan lipase.

7

Page 8: laporan jamur

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat Dan Bahan

1. Alat

Kantong kresek

Kamera digital/kamera handphone

Alat tulis menulis

Pisau/silet

2. Bahan

Tumbuhan jamur

B. Cara Kerja

Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Mengelilingi kawasan praktikum yang telah ditentukan oleh korlap

(koordinator lapangan)

3. Memasukkan hasil penelitian kedalam kantong kresek untuk di amati.

4. Menggambar dan mengamati bentuk morfologi tumbuhan Jamur

5. Menggambar hasil pengamatan, memberikan keterangan pada gambar

dengan jelas, membahas hasil pengamatan serta menyimpulkannya.

8

Page 9: laporan jamur

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

a. Jamur lingzhi (Ganoderma lucidum)

Keterangan:

1. Miselium

2. Inti sel

3. Septa

b. Jamur laktarius (Lactarius)

9

Page 10: laporan jamur

Keterangan:

1. Lamela 6. Septa

2. Hifa

3. Miselium

4. Inti sel

5. Batang

c. Jamur kortinarius (Cortinarius)

10

Page 11: laporan jamur

Keterangan:

1. Lamela 6. Septa

2. Hifa

3. Miselium

4. Inti sel

5. Batang

d. Jamur kuping (Auracularia auricula-judea)

11

Page 12: laporan jamur

Keterangan:

1. Basidiospora 4. Inti sel

2. Miselium

3. Septa

e. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

12

Page 13: laporan jamur

Keterangan:

1. Lamela 6. Septa

2. Hifa

3. Miselium

4. Inti sel

5. Batang

f. Jamur merang (Volvariella volvacea)

13

Page 14: laporan jamur

Keterangan:

1. Lamela 8. Penutup jamur

2. Hifa

3. Miselium

4. Inti sel

5. Batang

6. Septa

7. Volva

B. Pembahasan

14

Page 15: laporan jamur

a. Jamur lingzhi (Ganoderma lucidum)

Lingzhi adalah sebutan bagi dua jenis jamur spesies Ganoderma lucidum dan

Ganoderma tsugae. Jamur ini terdapat liar di wilayah tropis dan wilayah beriklim

sedang, termasuk Amerika Utara dan Selatan, Afrika, Eropa, dan Asia

(Boedijin, 1997).

Jamur lingzhi (Ganoderma sp) merupakan salah satu jenis jamur yang dikenal

masyarakat sebagai jamur obat. Bahkan saat ini jamur yang memiliki bentuk seperti

kipas ini disebut sebagai raja obat dari jamur, karena khasiatnya dipercaya bisa

menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit (Soeparma, 1999).

Manfaat jamur lingzhi adalah sebagai bahan obat yang sering digunakan

sebagai campuran minuman atau dibuat dalam bentuk kapsul. Kandungan senyawa

yang terdapat dalam jamur lingzhi berkhasiat meningkatkan kesehatan dan

kebugaran konsumennya, serta bisa juga sebagai pencegah kanker dan mencuci

bahan-bahan beracun yang ada di dalam tubuh (Soeparma, 1999).

Lingzhi dapat tumbuh pada pohon-pohon yang tua dan lapuk, atau pohon

yang telah mati. Berbentuk seperti payung tidak sempurna, bertangkai relatif pendek

dibandingkan dengan tubuh buah (payung)-nya yang berdiameter hingga 30 cm.

Bentuk payungnya setengah lingkaran mirip ginjal, dengan ketebalan bervariasi

antara 2-5 cm (Champbell, 1998).

Adapun bagian-bagian dari jamur Lingzhi (Genoderma lucidum) ini adalah

sebagai berikut:

1. Miselium. Hifa dapat dengan mudah dilihat dengan mata bila telah

membentuk massa yang rapat dan membentuk koloni-koloni pada bagian

15

Page 16: laporan jamur

tubuh organisme inang atau sisa-sisa organisme atau makanan, dikenal

sebagai miselium (mycelium, jamak mycelia).

2. Inti sel mengandung sebagian besar materi genetik sel, berfungsi untuk

menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan

mengelola ekspresi gen.

3. Septa. Septum (dari bahasa Latin yang artinya sesuatu yang melingkupi,

jamak: Septa) adalah pembatas yang memisahkan suatu rongga atau ruang.

Klasifikasi

Kingdom : Fungi

Divisi : Basidiomycota

Kelas : Agaricomycetes

Ordo : Polyporales

Famili : Ganodermataceae

Genus : Ganoderma

Spesies : Ganoderma lucidum

b. Jamur laktarius (Lactarius)

Jamur laktarius merupakan salah satu jenis jamur yang berbahaya bagi

manusia atau makhluk hidup lainnya apabila dikonsumsi baik dimasak terlebih

dahulu maupun dimakan secara langsung karena menganduk zat-zat yang beracun.

Berikut habitat dan ciri-cirinya:

Habitatnya:

Tumbuh liar dihutan, kebun dan pekarangan rumah.

16

Page 17: laporan jamur

Ciri-ciri:

Tubuh berbentuk payung terbuka keatas dan berbatang tebal berwarna

coklat muda, kekuning-kuningan, coklat putih serta biru muda dengan

bintikhitam atau garis-garis memanjang.

Tudung berwarna seperti batang, kadang-kadang disertai garis

melingkar diatasnya.

Adapun bagian-bagian dari jamur Laktarius (Lactarius canadensis) ini adalah

sebagai berikut:

1. Lamela. Insang (istilah saintifiknya lamela) merupakan sejenis lapisan

seperti kertas bercorak di bawah pileus (payung) cendawan.

2. Hifa (bahasa Latin: hypha, jamak hyphae) adalah struktur biologis berupa

berkas-berkas halus yang merupakan bagian dari tubuh vegetativ berbagai

fungi ("kerajaan jamur").

3. Miselium. Hifa dapat dengan mudah dilihat dengan mata bila telah

membentuk massa yang rapat dan membentuk koloni-koloni pada bagian

tubuh organisme inang atau sisa-sisa organisme atau makanan, dikenal

sebagai miselium (mycelium, jamak mycelia).

2. Inti sel mengandung sebagian besar materi genetik sel, berfungsi untuk

menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan

mengelola ekspresi gen.

3. Batang merupakan bagian tubuh jamur yang berfungsi sebagai penopang

dan jalur lewatnya unsur hara dari miselium keseluruh tubuh.

4. Septa. Septum (dari bahasa Latin yang artinya sesuatu yang melingkupi,

jamak: Septa) adalah pembatas yang memisahkan suatu rongga atau

ruang.

17

Page 18: laporan jamur

Klasifikasi

Kingdom : Fungi

Filum : Basidiomycota

Ordo : Rusulales

Famili : Rusulaceae

Genus : Lactarius

Spesies : Lactarius canadensis

c. Jamur kortinarius (Cortinarius)

Menurut Oman Karmena, (2007) habitatnya:

Tumbuh liar, banyak ditemukan ditumpukan daun dan tanah yang

berhumus.

Menurut Oman Karmena, (2007) ciri-ciri:

Tubuh buah berbentuk payung dengan batang berwarna utih kekuning-

kuningan, putih kebiru-biruan taau putih gelap.

Tudung berwarna putih kecoklatan, violet, biru atau kuning.

Adapun bagian-bagian dari jamur Kortinarius (Cortinarius sp) ini

adalah sebagai berikut:

1. Lamela. Insang (istilah saintifiknya lamela) merupakan sejenis lapisan

seperti kertas bercorak di bawah pileus (payung) cendawan.

2. Hifa (bahasa Latin: hypha, jamak hyphae) adalah struktur biologis

berupa berkas-berkas halus yang merupakan bagian dari tubuh

vegetativ berbagai fungi ("kerajaan jamur").

3. Miselium. Hifa dapat dengan mudah dilihat dengan mata bila telah

membentuk massa yang rapat dan membentuk koloni-koloni pada

18

Page 19: laporan jamur

bagian tubuh organisme inang atau sisa-sisa organisme atau makanan,

dikenal sebagai miselium (mycelium, jamak mycelia).

4. Inti sel mengandung sebagian besar materi genetik sel, berfungsi

untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas

sel dengan mengelola ekspresi gen.

5. Batang merupakan bagian tubuh jamur yang berfungsi sebagai

penopang dan jalur lewatnya unsur hara dari miselium keseluruh

tubuh.

6. Septa. Septum (dari bahasa Latin yang artinya sesuatu yang

melingkupi, jamak: Septa) adalah pembatas yang memisahkan suatu

rongga atau ruang.

Klasifikasi

Kingdom : Fungi

Filum : Basidiomycota

Ordo : Rusulales

Famili : Rusulaceae

Genus : Cortinarius

Spesies : Cortinarius sp

d. Jamur kuping (Auracularia auricula-judea)

Jamur kuping (Auricularia sp) merupakan jenis jamur yang memiliki

kandungan protein mineral, dan vitamin yang cukup tinggi serta bebas kolesterol.

Jamur jenis ini bisa dibudidayakan di daerah beriklim dingin sampai panas, dengan

suhu rata-rata 20-30ºC dan kelembapan 80-90%. Selain dijual dalam keadaan segar,

jamur kuping kering juga laku dipasaran dengan harga yang cukup mahal

(Champbell, 1998).

Manfaatnya adalah jamur kuping sering dimanfaatkan sebagai bahan

campuran ketika memasak soup jamur, sayur kimlo, keripik jamur, nasi goreng

19

Page 20: laporan jamur

jamur, tauco jamur, sukiyaki, dan bakmi jamur dengan cita rasa yang sangat lezat.

Selain itu jamur kuping hitam juga dimanfaatkan sebagai obat sakit jantung,

pembuluh darah dengan endapan (aterosklerqsis), penurun kolesterol dan trigliserid,

antiplatelet dan anti pengentalan darah, serta sebagai antipendarahan (Champbell,

1998).

Adapun bagian-bagian dari jamur Kuping (Auricularia auricula) ini adalah

sebagai berikut:

1. Miselium. Hifa dapat dengan mudah dilihat dengan mata bila telah

membentuk massa yang rapat dan membentuk koloni-koloni pada bagian

tubuh organisme inang atau sisa-sisa organisme atau makanan, dikenal

sebagai miselium (mycelium, jamak mycelia).

2. Basidiospora adalah spora seksual yang terbentuk di atas struktur seperti

gada yang disebut basidium.

3. Septa. Septum (dari bahasa Latin yang artinya sesuatu yang melingkupi,

jamak: Septa) adalah pembatas yang memisahkan suatu rongga atau

ruang.

4. Inti sel mengandung sebagian besar materi genetik sel, berfungsi untuk

menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan

mengelola ekspresi gen.

Klasifikasi

Kingdom : Fungi

Divisi : Basidiomycota

Kelas : Agaricomycetes

Ordo : Auriculariales

Famili : Auriculaceae

Genus : Auricularia

Spesies : Auricularia auricula-judae

20

Page 21: laporan jamur

e. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

Jamur tiram (Pleurotus sp) atau yang lebih dikenal dengan sebutan oyster

mushroom memiliki bentuk tubuh yang menyerupai cangkang kerang atau tiram

dengan bagian tepi yang bergelombang. Jenis jamur ini cukup mudah untuk

dibudidayakan, sehingga banyak digemari para konsumen maupun pelaku usaha.

Manfaatnya adalah jamur tiram merupakan jamur konsumsi yang paling

sering dimanfaatkan menjadi aneka makanan olahan jamur. Biasanya jamur tiram

diolah menjadi sate jamur, keripik jamur tiram, gule jamur, jamur crispy, dll.

Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan

pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan

batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang

karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin

membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat

alaminya. Media yang umum dipakai untuk membiakkan jamut tiram adalah serbuk

gergaji kayu yang merupakan limbah dari penggergajian kayu.

Pada umumnya jamur tiram (Pleurotus ostreatus) mengalami dua tipe

perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yakni secara aseksual maupun seksual.

Seperti halnya reproduksi aseksual jamur, reproduksi aseksual basidiomycota secara

umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk secara endogen pada kantung

spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk

dalam konidium. Sedangkan secara seksual, reproduksinya terjadi melalui penyatuan

dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang

kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa. Spora seksual pada jamur tiram putih,

disebut juga basidiospora yang terletak pada kantung basidium.

21

Page 22: laporan jamur

Adapun bagian-bagian dari jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) ini adalah

sebagai berikut:

1. Lamela. Insang (istilah saintifiknya lamela) merupakan sejenis lapisan

seperti kertas bercorak di bawah pileus (payung) cendawan.

2. Hifa (bahasa Latin: hypha, jamak hyphae) adalah struktur biologis berupa

berkas-berkas halus yang merupakan bagian dari tubuh vegetativ berbagai

fungi ("kerajaan jamur").

3. Miselium. Hifa dapat dengan mudah dilihat dengan mata bila telah

membentuk massa yang rapat dan membentuk koloni-koloni pada bagian

tubuh organisme inang atau sisa-sisa organisme atau makanan, dikenal

sebagai miselium (mycelium, jamak mycelia).

4. Inti sel mengandung sebagian besar materi genetik sel, berfungsi untuk

menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan

mengelola ekspresi gen.

5. Batang merupakan bagian tubuh jamur yang berfungsi sebagai penopang

dan jalur lewatnya unsur hara dari miselium keseluruh tubuh.

6. Septa. Septum (dari bahasa Latin yang artinya sesuatu yang melingkupi,

jamak: Septa) adalah pembatas yang memisahkan suatu rongga atau ruang.

Klasifikasi

Kingdom : Fungi

Filum : Basidiomycota

Kelas : Homobasidiomycetes

Ordo : Agariceles

Famili : Tricholomataceae

Genus : Pleurotus

Spesies : Pleurotus ostreatus

22

Page 23: laporan jamur

f. Jamur merang (Volvariella volvacea)

Jamur merang (Volvariella volvacea) atau kulat jumpung dalam bahasa Aceh

adalah salah satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan di Asia Timur

dan Asia Tenggara yang beriklim tropis atau subtropis. Sebutan jamur merang

berasal dari bahasa Tionghoa cǎogū. Tubuh buah yang masih muda berbentuk bulat

telur, berwarna cokelat gelap hingga abu-abu dan dilindungi selubung. Pada tubuh

buah jamur merang dewasa, tudung berkembang seperti cawan berwarna coklat tua

keabu-abuan dengan bagian batang berwarna coklat muda.

Jamur merang yang dijual untuk keperluan konsumsi adalah tubuh buah yang

masih muda yang tudungnya belum berkembang. Menurut penelitian, limbah kapas

adalah media yang memberikan hasil produksi dan pertumbuhan yang terbaik bagi

jamur merang. Jamur merang dikenal sebagai warm mushroom, hidup dan mampu

bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 °C dengan suhu optimum pada

35 °C (Wahyuni, 2012).

Adapun bagian-bagian dari jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) ini adalah

sebagai berikut:

1. Lamela. Insang (istilah saintifiknya lamela) merupakan sejenis lapisan

seperti kertas bercorak di bawah pileus (payung) cendawan.

2. Hifa (bahasa Latin: hypha, jamak hyphae) adalah struktur biologis berupa

berkas-berkas halus yang merupakan bagian dari tubuh vegetativ berbagai

fungi ("kerajaan jamur").

3. Miselium. Hifa dapat dengan mudah dilihat dengan mata bila telah

membentuk massa yang rapat dan membentuk koloni-koloni pada bagian

tubuh organisme inang atau sisa-sisa organisme atau makanan, dikenal

sebagai miselium (mycelium, jamak mycelia).

23

Page 24: laporan jamur

4. Inti sel mengandung sebagian besar materi genetik sel, berfungsi untuk

menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan

mengelola ekspresi gen.

5. Batang merupakan bagian tubuh jamur yang berfungsi sebagai penopang

dan jalur lewatnya unsur hara dari miselium keseluruh tubuh.

6. Septa. Septum (dari bahasa Latin yang artinya sesuatu yang melingkupi,

jamak: Septa) adalah pembatas yang memisahkan suatu rongga atau

ruang.

7. Volva merupakan organ tumbuhan yang terletak pada ujung batang

bagian bawah pada jamur.

8. Penutup jamur merupakan organ yang melindungi jamur yang berupa

bentuk paying.

Klasifikasi

Kingdom : Fungi

Filum : Basidiomycota

Kelas : Homobasidiomycetes

Ordo : Agariceles

Famili : Pluteceae

Genus : Volvariella

Spesies : Volvariella volvacea

24

Page 25: laporan jamur

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil dari praktikum tumbuhan jamur ini

adalah sebagai berikut:

Jamur berbeda dengan tumbuhan. Jamur tidak dapat berfotosintesis, tidak

memiliki daun, akar sejati, dan klorofil. Jamur dapat bereproduksi aseksual

dan seksual bila kondisi memungkinkan.

Jamur yang terdapat pada roti adalah Rhizopus Stolonifer. Tubuh

multiseluler, habitat umumnya di darat sebagai saprofit, hifa tidak bersekat,

reproduksi:

a. Vegetatif: dengan spora.

b. Generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan menghasilkan

zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.

Jamur yang terdapat pada tempe adalah Rhizopus Oryzae. Hifa tidak

bersekat.

Reproduksi :

- seksual → dengan perkawinan hifa

- aseksual → dengan spora vegetatif & fragmentasi miselium

Jamur Kuping (Auricularia polytricha). Termasuk kelompok jamur

Basidiomycota.

25

Page 26: laporan jamur

Hifa bersekat, tubuh berbentuk buah, dapat dilihat tanpa mikroskop.

Reproduksi :

- seksual → dengan perkawinan hifa

- aseksual → spora konidia

B. Saran

1. Sebaiknya asisten tidak hanya mendampingi saat PKL (Praktik Kerja

Lapangan) berlangsung tetapi juga memberi pengarahan saat pengamatan

dilapangan.

2. Sebaiknya pada saat Praktik Kerja Lapangan berlangsung waktu praktikum

dilakukan tidak hanya satu hari.

26

Page 27: laporan jamur

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. laporan praktikum lapangan Botani Tumbuhan Rendah (online).

(http://muliayanti.wordpress.com/ Diakses 23 Januari 2013, Majene)

Boedijn, K.B, JR Kuperus, Soeparma Satiadiveja. 1976. Botani. Jakarta : Pradnya

Champbell, N. A. 1998. Biology. California: The Benjamin/Cummings Publishing

Inge Birsam., 1992. Botani Tumbuhan Rendah. Institut Teknologi Bandung:

Bandung

Oman Karmana, 2007. Cerdas Belajar Biologi. Grafindo Media Pratama : Bandung

27