laporan akhir program p2m dipa...

17
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN METODE PENGAJARAN SENI RUPA BAGI GURU TK SEKECAMATAN BULELENG, KABUPATEN BULELENG Oleh: Dra. Luh Suartini, M.Pd. NIP: 196410031990032001 Drs. Hardiman, M.Si. NIP:195705071985031002 Drs. Mursal NIP:195306171985031001 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2016

Upload: vothu

Post on 08-Mar-2019

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196410031990032001...laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan metode pengajaran seni

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

PELATIHAN METODE PENGAJARAN SENI RUPA

BAGI GURU TK SEKECAMATAN BULELENG, KABUPATEN

BULELENG

Oleh:

Dra. Luh Suartini, M.Pd.

NIP: 196410031990032001

Drs. Hardiman, M.Si.

NIP:195705071985031002

Drs. Mursal

NIP:195306171985031001

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2016

Page 2: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196410031990032001...laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan metode pengajaran seni

ii

HALAMAN PENGESAHAN

1 Judul Pelatihan Metode Pengajaran Seni

Rupa bagi Guru TK se-Kecamatan

Buleleng Kabupaten Buleleng

2 Ketua Tim Pengusul

a. Nama Dra. Luh Suartini, M.Pd.

b. NIP 196410031990032001

c. Jabatan/Golongan Lektor / IIId

d. Jurusan/Fakultas Jurusan Pendidikan Seni Rupa/

Fakultas Bahasa dan Seni

e. Perguruan Tinggi Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja

f. Bidang Keahlian Seni Rupa

g. Alamat Kantor/Telp/Faks/E-mail Jl. A. Yani 67 Singaraja/ (0362)21541

h. Alamat Rumah/Telp/Faks/E-mail Jl. Satelit Asri X No. 8, Singaraja,

Bali 81116/ (0362)25661

[email protected]

3 Anggota Tim Pengusul

a. Jumlah Anggota Dosen 2 (dua) orang

b. Nama Anggota/Bidang Keahlian Drs. Hardiman, M.Si./Seni Rupa

c. Nama Anggota/Bidang Keahlian Drs. Mursal/Seni Rupa

d. Mahasiswa yang Terlibat 2 (dua) orang

4 Lokasi Kegiatan Kecamatan Buleleng

7 Biaya Total Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)

Mengetahui, Singaraja, 01 September 2016

Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Ketua Tim Pengusul,

Universitas Pendidikan Ganesha

Prof. Dr. Putu Niti Kertiasih, M.A Dra. Luh Suartini, M.Pd

NIP. 196206261986032002 NIP. 196410031990032001

Mengetahui

Ketua LPM Universitas Pendidikan Ganesha

Prof. Dr. I Nengah Suandi, M.

Page 3: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196410031990032001...laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan metode pengajaran seni

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….…….………..... i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….... ii

Abstrak ..........………………………………………………………………………….….... iii

Abstract....................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………… 1

Analisis Situasi………………………………………………………………………………. 2

Identifikasi ...............................................................................................................................3

Tinjauan ................…………………………………………………………………………. . 3

Tujuan ......................... …………………………………………………………………….... 6

Manfaat ....................................................................................................................................6

Kerangka....……………………………………………………………………………………6

Khalayak Sasaran .....................................................................................................................7

Keterkaitan ...............................................................................................................................7

Metode Kegiatan.......................................................................................................................7

Rencana Evaluasi......................................................................................................................7

BAB II METODE PELAKSANAAN …………………………………………………….....8

Realisasi ……………………………………………………………………………………...8

Peserta .......… ………………….……………………………………………………………..8

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ..............……………………………………..…….9

Hasil...........................................................................................................................................9

Pembahasan ..............................................................................................................................9

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN…………………….……….....………..…….........10

Kesimpulan ………….......…………………………………..……………….…….………...10

Saran...................……………………………………………………………….….……....…10

LAMPIRAN…………………………………………………………………...………..…....12

Page 4: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196410031990032001...laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan metode pengajaran seni

iv

Abstrak

Pelatihan Metode Pengajaran Seni Rupa

bagi Guru Tk Sekecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng

Dra. Luh Suartni, M.Pd., dkk.

Hampir bisa dipastikan bahwa anak-anak pada usia TK dan SD dimanapun menyukai

kegiatan menggambar dan bentuk kesenirupaan lainnya. Hal ini sejalan dengan psikologi

perkembangan anak-anak, khususnya yang bertalian dengan ekspresi. Pada masa ini ekspresi

yang paling mudah dilakukan anak-anak adalah kegiatan menggambar. Menggambar adalah

serupa bahasa dimana segala ungkapan perasaan disampaikan melalui gambar.

Metode pengajaran yang sering digunakan di banyak TK di Buleleng adalah metode

mencontoh. Metode ini tentu saja tidak cocok digunakan di tingkat TK. Bertimbang pada

realitas di atas, maka kini dibutuhkan suatu tindakan untuk memecahkan masalah tersebut.

tindakan yang dimaksud adalah bentuk pengabdian pada masyarakat. Kegiatan ini bertajuk

“pelatihan metode pengajaran seni rupa bagi guru TK se-Kecamatan Buleleng, Kabupaten

Buleleng”. Kegiatan P2M ini mempunyai tujuan: (1) memberikan wawasan kepada guru TK

se-Kecamatan Buleleng tentang karakteristik gambar anak-anak, (2) memberikan wawasan

kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang beragam metode pengajaran seni rupa, (3)

memberikan pelatihan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang beragam metode

pengajaran menggambar.

Kata kunci: pelatihan, metode pengajaran , seni rupa, TK.

Abstract

Arts Training Teaching Methods

Teacher TK District Buleleng, Buleleng

Dra. Luh Suartni, M.Pd., et al.

It is almost certain that the children at the kindergarten and elementary wherever liked

drawing and other artistic forms. This is in line with the psychological development of

children, especially those concerned with expression. At this time the expression is most

easily done children are drawing. Drawing is similar to the language in which any expression

of feelings conveyed through images.

The teaching methods are often used in many kindergartens in Buleleng is modeled method.

This method is certainly not suitable for use in kindergarten. Equal weight on the reality of

the above, it now takes an action to solve the problem. the measures referred to is a form of

community service. This activity is called "training methods of teaching art for kindergarten

teachers throughout the District Buleleng, Buleleng". Activity P2M these objectives: (1)

provide insight to the kindergarten teachers throughout the District Buleleng on the

characteristics of images of children, (2) provide insight to the kindergarten teachers

throughout the District Buleleng about the different methods of teaching art, (3) provide

training to sub-district kindergarten teacher Buleleng about a variety of teaching methods to

draw.

Keywords: training, teaching methods, art, kindergarten.

Page 5: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196410031990032001...laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan metode pengajaran seni

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Hampir bisa dipastikan bahwa anak-anak pada usia TK dan SD dimanapun menyukai

kegiatan menggambar dan bentuk kesenirupaan lainnya. Hal ini sejalan dengan

psikologi perkembangan anak-anak, khususnya yang bertalian dengan ekspresi. Pada

masa ini ekspresi yang paling mudah dilakukan anak-anak adalah kegiatan

menggambar. Menggambar adalah serupa bahasa dimana segala ungkapan perasaan

disampaikan melalui gambar.

Namun sayang dalam pratik sehari-hari baik dalam pendidikan formal maupun

informal kegiatan menggambar bagi anak-anak sering disamakan dengan kegiatan

bahasa, matematika, dan pengetahuan lainnya. Itu sebabnya sudah menjadi

pengetahuan umum bahwa pengajaran menggambar dilakukan dengan tujuan, metode,

dan evaluasi yang sama dengan pembelajaran bahasa, matematika, dan pengetahuan

lainnya.

Salah satu metode pengajaran seni rupa yang paling sering dilakukan dalam

pendidikan formal adalah metode mencontoh (copy the master). Guru biasanya

memberikan contoh gambar dipapan tulis untuk ditiru oleh para siswa. Tentu saja

hasil yang segara bisa dilihat adalah para siswa sebagian besar atau setidaknya

sebagian bisa membuat gambar sesuai dengan yang dicontohkan gurunya.

Kelihatannya ini adalah sebuah keberhasilan, padahal sesungguhnya ini adalah sebuah

kegagalan.

Tujuan pendidikan seni rupa bukanlah menjadikan siswa pandai menggambar, tetapi

tujuan pendidikan seni rupa adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Intinya

tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia. Dalam hal ini tujuan pendidikan

seni rupa bertalian dengan pemeliharaan perasaan halus, budi baik, dan ekspresi yang

positif. Karena itulah metode pengajaranpun bukanlah serupa cara mudah

menggambar.

Page 6: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196410031990032001...laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan metode pengajaran seni

2

Bertimbang pada realitas diatas, maka kini dibutuhkan suatu tindakan untuk

memecahkan masalah tersebut. tindakan yang dimaksud adalah bentuk pengabdian

pada masyarakat. Kegiatan ini bertajuk “pelatihan metode pengajaran seni rupa bagi

guru TK se-Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng”. Kegiatan P2M ini

mempunyai tujuan: (1) memberikan wawasan kepada guru TK se-Kecamatan

Buleleng tentang karakteristik gambar anak-anak, (2) memberikan wawasan kepada

guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang beragam metode pengajaran seni rupa, (3)

memberikan pelatihan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang beragam

metode pengajaran menggambar.

B. Analisis Situasi

Di Buleleng, hari-hari ini sejumlah TK memperlihatkan perhatiaannya terhadap dunia

kesenirupaan. Sejumlah TK misalnya menyediakan fasilitas kesenirupaan lengkap

dengan guru pendampingnya yang secara khusus menangani pendidikan

kesenirupaan. Ada kesan bahwa dunia kesenirupaan bagi sejumlah TK di Buleleng

adalah dunia kemestian sebagaimana kegiata inti lainnya.

Perhatian ini ditandai misalnya dengan sejumlah lomba menggambar dan lomba

mewarnai kesertaannya selalu membludak. Minat siswa, sekolah dan orang tua siswa

terhadap lomba menggambar dan mewarnai sungguh tinggi. Sejumlah sekolah

menyediakan fasilitas kesenirupaan secara lengkap dan memadai. Mulai dari peralatan

menggambar hingga peralatan berkreasi dua dan tiga dimensi. Sejumlah TK lain

bahkan secara khusus menyediakan guru pembimbing kesenirupaan di sekolahnya.

namun demikian perihal pengajaran seni rupa di TK, khususnya di buleleng

sepengetahuan penulis selalu beriorientasi pada pencapaian kualitas gambar dan

kepandaian menggambar. tentu saja hal ini sungguh tidak benar sebab tujuan

pendidikan seni rupa di TK bukanlah untuk mencapai kemampuan menggambar dan

bukan pula untuk menghasilkan gambar yang bagus. tetapi, tujuan pendidikan seni

rupa di TK adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Di kecamantan Buleleng Kabupaten Buleleng terdapat 64 TK bisa dipastikan para

guru TK tersebut tidak memiliki pengetahuan memadai perihal karakteristik gambar

anak-anak dan perihal metode pengajarannya.

Page 7: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196410031990032001...laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan metode pengajaran seni

3

C. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan analisis situasi di atas, maka dapat diidentifikasi dan

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Sejauh ini guru TK di Buleleng belum memiliki pengetahuan yang memadai

tentang karakteristik gambar anak-anak; dan

2. Sejauh ini guru TK di Buleleng belum memiliki pengetahuan yang memadai

tentang metode pengajaran gambar anak-anak.

Berdasarkan dua rumusan tersebut, maka tindakan yang dipandang tepat adalah

pelatihan metode pengajaran seni rupa bagi guru TK sekecamatan buleleng,

kabupaten buleleng.

D. Tinjauan pustaka

Secara umum dunia pendidikan adalah bagian penting dari dunia psikologi.

Soemanto (1983: 15-38) memilah aktivitas kejiwaan menjadi : 1 pengamatan, 2

pendengaran, 3 perabaan, 4 pembauan, dan 5 pencecapan. Pencecapan ini meliputi

tanggapan, fantasi, pikiran, perasaan dan kemauan.

Lebih jauh Soemato (1983, 54-55) menjelaskan bahwa fungsi – fungsi kepribadian

manusia berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan. Fungsi-fungsi

kepribadian yang jasmaniah misalnya:

1) Fungsi motorik pada bagian – bagian tubuh.

2) Fungsi sensoris pada alat-alat indera.

3) Fungsi neurotik pada system syaraf.

4) Fungsi seksual pada bagian- bagian tubuh yang erotis.

5) Fungsi pernafasan pada alat pernafasan.

6) Fungsi peredaran darah pada jantung dan urat-urat nadi.

7) Fungsi pencernaan makanan pada alat percernaan.

Sedangkan fungsi – fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaaan misalnya :

1) Fungsi perhatian.

2) Fungsi pengamatan.

3) Fungsi tanggapan.

4) Fungsi ingatan.

5) Fungsi fantasi.

Page 8: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196410031990032001...laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan metode pengajaran seni

4

6) Fungsi pikiran.

7) Fungsi perasaan.

8) Fungsi kemauan.

Para ahli mengklasifikasikan pekembangan anak-anak berdasarkan golongan usia.

Pertama masa 0-3 tahun. Kedua masa 3-5 tahun adalah masa pemain kecil. Ketiga

masa 6-12 tahun adalah masa sekolah, keempat masa 13-19 tahum masa pubertas.

Soemanto menjelaskan bahwa masa 3-5 tahun yang adalah masa pemain kecil

ditandai dengan (a) jasmani yakni anak secara menerus aktif bergerak, terutama

dengan alat motoriknya, (b) jiwani anak-anak ingin belajar tentang segala sesuatu,

memiliki fantasi yang kuat dan senang meniru sesuatu (1983, 67-68).

Anak – anak usia TK sesuai dengan tingkat usianya ia berada pada masa pemain kecil

dan masa sekolah awal yang memiliki karakteristik jasmani dan jiwani yang khas.

Dalam dunia pendidikan seni rupa perkembangan kesenirupaan adalah juga tahapan

psikilogi perkembangan. Teori tikus pendidikan seni rupa yang terkemuka yang

banyak diacu oleh pendidik seni rupa di berbagai belahan dunia, Viktor Lowenfeld /

W. Lambert Brittain dalam bukunya yang telah menjadi klasik (1964 89-287),

mengklasifikasikan perkembangan seni rupa anak-anak menjadi: masa mencoreng

pada usia 2-4 tahun, masa prabagan pada usia 4-7 tahun, masa bagan 7-9 tahun, masa

realisme 9-12 tahun, masa naturalisme semu 12-14 tahun, dan masa pubertas 14-17

tahun.

Anak – anak TK umumnya berusia sekitar 4-6 tahun maka berdasarkan klasifikasi di

atas dapat digolongkan pada masa mencoreng dan masa prabagan. Anak-anak TK

pada masa mencoreng ditandai dengan antara lain anak-anak suka membuat garis

coreng moreng dalam struktur vertikal, horizontal, dan melingkar. Penggunaan tiga

jenis garis ini pada masa tertentu pemakaiannya sendiri-sendiri, tapi pada masa yang

lain ketiga jenis garis ini digabung menjadi satu kesatuan gambar. Gambar ini adalah

representasi ingatan sesaat yang terlintas pada benak anak-anak. Artinya jika ada

sebuah gambar yang dibangun dengan garis vertikal, horizontal atau melingkar, dan

ditanyakan kepada anak yang bersangkutan: apakah gambar tersebut? Anak akan

menjawab sesuai dengan apa yang terlintas di benaknya saat itu. Jika ia sedang ingat

kepada ibunya, anak akan menjawab itu adalah gambar ibunya. Jika anak sedang ingat

Page 9: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196410031990032001...laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan metode pengajaran seni

5

pada mainanya, maka gambar itu disebutnya sebagai mainannya. Dengan demikian

setiap kali ditanyakan “gambar apakah ini?” kepada gambar yang sama pada waktu

yang berbeda, maka jawabannyapun akan berbeda-beda sesuai dengan apa yang

terlintas dalam pikiran si anak pada saat itu.

Masa prabagan ditandai dengan antara lain gambar sudah menunjukkan bakal bagan

tentang sesuatu yang dekat dengan daya ingat anak-anak. Umumnya pada masa ini

yang pertama dibuat oleh anak-anak adalah gambar manusia. Ada alasan yang mudah

diterima, mengapa anak-anak pertama kali menggambar adalah menggambar

manusia. Pertama, secara psikologi yang paling melekat dalam ingatan anak adalah

manusia dan bukan mahluk lain atau benda lain. Ini penyebabnya adalah ketika anak

lahir ke muka bumi; dan ketika pertama membuka matanya ia melihat ibunya,

perawat, atau dokter. Realitas visual yang pertama terlihat itulah yang tersimpan

dalam memori anak. Oleh karena itulah dikemudian hari, ketik ia telah melewati masa

mencoreng, gambar pertama yang dibuatnya adalah realitas visual yang tersimpan

dalam memorinya. Itulah gambar manusia. Kedua secara kebentukan gambar manusia

adalah gambar yang paling mudah dibuat dibandigkan dengan gambar-gambar lain.

Gambar manusia cukup diwakili oleh sebuah lingkaran dua buah garis vertikal dan

dua buah garis horizontal. Itulah wakil dari kepala, kaki, dan tangan yang adalah

bagian inti bagian tubuh manusia menurut versi ingatan visual anak-anak. Oleh karena

alasan itu pula, maka gambar pertama yang dibuat anak – anak adalah gambar

manusia.

Sementata itu, Muharam E (1992:39-46) yang mengacu pada teori Viktor Lowenfeld

dan W. Lambert Brittain menguraikan bahwa pada masa prabagan (4-7 tahun) mulai

memperlihatkan hubungan emosional dengan obyek yang digambarnya. Bentuk-

bentuk tersebut misalnya manusia, binatang, rumah, pohon, dll. Bentuk manusia

digambarkan dengan lingkaran untuk kepala, garis vertikal untuk kaki dan garis

horizontal untuk tangan. Warna yang dipilih tidak mempunyai hubungan tertentu

dengan obyak. Sedangkan untuk penggambaran ruang tidaklah berpatokan pada satu

konsep pun tentang ruang. Anak-anak bisa menggambar apa saja di permukaan kertas

dan satu obyek dengan obyek lainnya tidak mempunyai hubungan.

Page 10: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196410031990032001...laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan metode pengajaran seni

6

Berdasarkan teori Viktor Lowenfeld dan W. Lambert Brittain inilah P2M ini bekerja.

Khususnya tentang ciri-ciri atau karakteristik gambar anak-anak dan metode

pengajarannya. Dengan demikian pelatihan metode pengajaran seni rupa bagi guru

TK sekecamatan buleleng, kabupaten buleleng. Diharapkan bisa memecahkan situasi

yang kurang baik tersebut.

E. Tujuan Kegiatan

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan pengabdian kepada masyarakat

ini adalah:

1. Memberikan wawasan kepada guru-guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang

karakteristik gambar anak-anak;

2. Memberikan wawasan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang metode

pengajaran seni rupa; dan

3. Memberikan pelatihan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang metode

pengajaran seni rupa;

F. Manfaat Kegiatan

Kegiatan P2M ini bermanfaat bagi para guru TK se-Kecamatan Buleleng.

Manfaat yang segera dapat di petik oleh guru TK se-Kecamatan Buleleng adalah:

1. Terbukanya pengetahuan dan wawasan guru TK tentang karakteristik gambar

anak-anak; dan

2. Terbentuknya keterampilan guru TK se-Kecamatan Buleleng penggunaan

beragam metode pengajaran seni rupa;

G. Kerangka Pemecahan Masalah

Sejalan dengan permasalahan yang dihadapi mitra (guru TK se-Kecamatan Buleleng),

solusi yang ditawarkan pada program pengabdian kepada masyarakat ini diajukan

melalui 3 langkah:

1. Penyampaian wawasan dan pengetahuan tentang karakteristik gambar anak-anak;

2. Penyampaian wawasan dan pengetahuan tentang metode pengajaran seni rupa di

TK;

3. pelatihan penggunaan metode pengajaran seni rupa di TK;

Page 11: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196410031990032001...laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan metode pengajaran seni

7

H. Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran pada pengabdian pada masyarakat ini adalah guru TK se-

Kecamatan Buleleng. Pilihan ini berkembang pada masalah yang dihadapi serta

kesediaan waktu dan dana yang terbatas. Diharapkan setelah penanganan ditingkat

Kecamatan Buleleng ini program serupa pada waktu mendatang bisa dilaksanakan di

tempat lain dengan sasaran yang lebih luas serta waktu dan kesediaan dana juga labih

luas.

I. Keterkaitan

Program pengabdian kepada masyarakat ini berkaitan dengan dinas pendidikan

Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng.

J. Metode Kegiatan

Pengabdian kepada masyarakat ini sejalan dengan masalah dan pemecahannya, maka

metode yang dipilih adalah pelatihan.

K. Rencana Evaluasi

Keberhasilan pengabdian kepada masyarakat ini ditetukan oleh respon dari para guru

TK yang terlibat dalam kegiatan ini. Respon ini adalah tanggapan para guru terhadap

materi, cara penyajian, metode,dan tehnik presentasinya. Semua tanggapan tentang

hal ini akan diklasifikasikan berdasarkan masalahnya. Seluruh klasifikasi akan

dianalisis secara kualitatif. Dan, hasilnya diharapkan bisa diguakan untuk penulisan

proposal pada program berikutnya.

Page 12: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196410031990032001...laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan metode pengajaran seni

8

BAB II

METODE PELAKSANAAN

a. Realisasi Pemecahan Masalah

Sejalan dengan identifikasi dan perumusan masalah yang yakni (1) Sejauh ini guru

TK di Buleleng belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang karakteristik

gambar anak-anak; dan (2) Sejauh ini guru TK di Buleleng belum memiliki

pengetahuan yang memadai tentang metode pengajaran gambar anak-anak, maka

pemecahan masalahnya berupa tindakan yang dipandang tepat adalah pelatihan

metode pengajaran seni rupa bagi guru TK se-Kecamatan Buleleng, Kabupaten

Buleleng.

Sejalan dengan permasalahan yang dihadapi mitra (guru TK se-Kecamatan Buleleng),

solusi yang ditawarkan pada program pengabdian kepada masyarakat ini diajukan

melalui 3 langkah:

1. Penyampaian wawasan dan pengetahuan tentang karakteristik gambar anak-anak;

2. Penyampaian wawasan dan pengetahuan tentang metode pengajaran seni rupa di

TK;

3. Pelatihan penggunaan metode pengajaran seni rupa di TK;

Pelaksanaan tiga poin tersebut dimulai dengan langkah pertama demonstrasi pengajaran

dengan motode kerja kelompok campuran dan metode kerja kelompok gabungan. Selama

para siswa beserta guru (dalam hal ini diperankan oleh mahasiswa) praktik kerja

kelompok campuran dan kerja kelompok gabungan, para guru TK memperhatikan,

mengamati, mengapresiasi dan mencatat praktik tersebut. Langkah kedua, penyampaian

pengetahuan tentang kedua metode tersebut melalui ceramah. Langkah ketiga diskusi

dengan para guru TK perihal kedua metode tersebut.

a. Peserta

Kegiatan ini diikuti oleh 50 guru TK se-Kecamatan Buleleng (daftar peserta terlampir).

Sebagian besar peserta ini secara aktif melakukan tanya jawab perihal metode pengajaran

seni rupa di TK.

Page 13: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196410031990032001...laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan metode pengajaran seni

9

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil

Kegiatan P2M ini secara garis besar dibagi menjadi 3 kegiatan utama yakni prakegiatan,

pelaksanaan kegiatan, dan penyusunan laporan.

Yang dimaksud dengan prakegiatan adalah menyusun segala persiapan pelaksanaan P2M

yang menyangkut penyiapan ruangan, administrasi, dan materi P2M. Pelaksanaan

kegiatan pada Mei 2016 terdiri dari pendaftaran peserta, pembukaan, dan pelaksanaan

kegiatan.

Bagian terakhir, penyusunan laporan terdiri dari evaluasi pelaksanaan kegiatan,

pembuatan draf laporan, dan penyusunan laporan.

b. Pembahasan

Kegiatan P2M ini memperoleh respon yang positif dari peserta, yakni guru TK se-

Kecamatan Buleleng. Bukan hanya positif dalam pengertian menyambut dengan hangat,

tetapi para guru sangat antusias untuk memperoleh pengetahuan tentang pendidikan seni

rupa.

Dari hasil diskusi dalam proses pelatihan ini tercetus keinginan para peserta untuk

memahami materi pembelajaran seni rupa di TK. Ini jelas adalah permintaan dari guru-

guru TK agar Undiksha, dalam hal ini Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS pada masa

yang akan datang diharapkan dapat melaksanakan kembali P2M dengan sasaran guru-

guru TK dengan materi pembelajaran seni rupa di TK.

Page 14: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196410031990032001...laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan metode pengajaran seni

10

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari seluruh kegiatan P2M ini dapat ditarik kesimpulan:

1. Wawasan dan pengetahuan guru TK sekecamatan Buleleng tentang

metode kerja kelompok campuran dan metode kerja kelompok gabungan

yang diketahui melalui tes awal sungguh sangat terbatas. Setelah kegiatan

berlangsung pengetahuan perihal ini menjadi lebih terbuka, hal ini dapat

diketahui melalui proses kegiatan tanya jawab dan diskusi yang adalah

bentuk dari tes akhir.

2. Berdasarkan evaluasi sepanjang kegiatan ini berlangsung melalui

pengamatan terhadap materi tanya jawab dan diskusi dapatlah disimpulkan

bahwa sebagian besar peserta pelatihan ini wawasan mengenai metode

kerja kelompok campuran dan metode kerja kelompok gabungan sudah

menunjukkan keterbukaan. Keterbukaan ini adalah modal awal untuk bisa

memahami lebih lanjut tentang metode pengajaran kerja kelompok

campuran dan metode kerja kelompok gabungan yang sesuai dengan teori

pendidikan seni rupa.

4.2 Saran

Sejalan dengan pembahasan di atas dapat dikemukakan saran:

1. Saran kepada lembaga

Hendaknya Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS Undiksha bisa

melaksanakan kembali kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan

sasaran guru-guru TK yang menyangkut materi pembelajaran seni rupa di

TK.

2. Saran kepada guru TK

Disarankan agar pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan P2M ini dapat

diaplikasikan di sekolah masing-masing.

Page 15: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196410031990032001...laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan metode pengajaran seni

Daftar Pustaka

Garha, Oho,1983. Mari Berkarya Seni Rupa (Buku Penajaran Kesenian Sub Bidang

Studi Seni Rupa SD). Bandung: Angkasa.

Soemanto, Wasty, 1984. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pinpinan Pendidikan).

Jakarta: Bina Aksara.

Lowernfeld, Viktor dan W. Lambert Brittain, 1964. Creative and Mental Growth edisi

ke-5. Londen: the Macmillan Company.

Harsono, Radno, 2005. Melatih Anak Berpikir Analisis, Kritis dan Kreatif. Jakarta:

Gramedia Wiasrana Indonesia.

Purwanto, Ngalim, 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rohidi, Tjetjep Rohendi, 2000. Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung:

STISI Pers.

Supriadi, 1994. Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK. Bandung:

Alfabeta.

Semiawan, Conny R, 1979. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo.

Sudjana, 2002. Desain dan Analisi Eksperimen. Bandung: Tarsito.

Semiawan, Conny R, dkk. 1988. Dimensi Kreatif dan Filsafat Ilmu. Bandung: Remadja

Karya.

Utami Munandar, 1999. Pengembangan Kratifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rhinieka

Cipta

Page 16: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196410031990032001...laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan metode pengajaran seni

Lampiran

Page 17: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHAlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_196410031990032001...laporan akhir program p2m dipa undiksha pelatihan metode pengajaran seni