laporan 1_ preparat apus

13
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroteknik atau teknik histologi merupakan teknik, keterampilan atau seni dalam membuat preparat agar mudah diamati dan dapat ditelaah dibawa mikroskop. Mikroteknik atau teknik histologi mempunyai dua metode secara umum, yaitu metode embedded atau penanaman, dan metode unembedded atau tidak melalui penanaman. Salah satu teknik unembedded dalam pembuatan preparat adalah menggunakan metode Smears atau metode geser. Metode Smear biasanya digunakan untuk mengamati bentuk-bentuk sel-sel darah dan penyusunnya, melalui proses pemisahan sel-sel baik secara kimiawi maupun mekanik. Darah merupakan suatu jenis jaringan ikat yang terdiri atas beberapa jenis sel yang tersuspensi dalam suatu matriks cairan yang disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan jaringan pengikat dalam arti menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas (Campbell, 2004). Ada tiga jenis sel darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang jumlahnya paling banyak, berwarna merah, serta tidak memiliki inti sel. Sel darah putih atau leukosit merupakan komponen penyusun darah yang jumlahnya paling sedikit, berperan dalam memperkuat

Upload: syawal-endless

Post on 26-Dec-2015

281 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

zdvadv

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan 1_ Preparat Apus

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroteknik atau teknik histologi merupakan teknik, keterampilan atau

seni dalam membuat preparat agar mudah diamati dan dapat ditelaah dibawa

mikroskop. Mikroteknik atau teknik histologi mempunyai dua metode secara

umum, yaitu metode embedded atau penanaman, dan metode unembedded atau

tidak melalui penanaman. Salah satu teknik unembedded dalam pembuatan

preparat adalah menggunakan metode Smears atau metode geser. Metode Smear

biasanya digunakan untuk mengamati bentuk-bentuk sel-sel darah dan

penyusunnya, melalui proses pemisahan sel-sel baik secara kimiawi maupun

mekanik.

Darah merupakan suatu jenis jaringan ikat yang terdiri atas beberapa

jenis sel yang tersuspensi dalam suatu matriks cairan yang disebut plasma.

Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti

luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler

yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan jaringan pengikat

dalam arti menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga

merupakan integritas (Campbell, 2004).

Ada tiga jenis sel darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih

(leukosit), dan keping darah (trombosit). Eritrosit atau sel darah merah

merupakan komponen darah yang jumlahnya paling banyak, berwarna merah,

serta tidak memiliki inti sel. Sel darah putih atau leukosit merupakan komponen

penyusun darah yang jumlahnya paling sedikit, berperan dalam memperkuat

Page 2: Laporan 1_ Preparat Apus

antibodi atau sebagai antibodi yang melawan penyakit, serta strukturnya

memiliki inti yang bermacam-macam. Trombosit atau keping darah disebut juga

sel darah pembeku, yaitu bentuk keping darah tidak teratur dan tidak mempunyai

inti, serta berperan penting pada proses pembekuan darah. Ketiga komponen

darah tersebut, sama-sama dibentuk di dalam sumsum tulang. Berdasarkan

uraian diatas, maka dianggap perlu untuk mengadakan pengamatan mengenai

Preparat Apus (“Smear Preparation”).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat pada praktikum Preparat Apus (“Smear

Preparation”) adalah bagaimana cara membuat film darah tipis untuk

mempelajari korpuskula darah ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Preparat Apus (“Smear

Preparation”) adalah untuk mengetahui cara membuat film darah tipis untuk

mempelajari korpuskula darah.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti praktikum Preparat Apus

(“Smear Preparation”) adalah dapat mengetahui cara membuat film darah tipis

untuk mempelajari korpuskula darah.

Page 3: Laporan 1_ Preparat Apus

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sediaan apus dapat diperoleh dengan melalui remasan (squashing), dapat

pula melalui penekanan tisu oleh kaca preparat bersih sehingga tisu tadi akan

melekat dan manakala gelas preparat tadi diangkat secara langsung maka berbagai

elemen selnya akan ikut terangkat untuk ditelaah. Cara ini dilakukan bagi jenis tisu

yang sel-selnya mudah lepas seperti sumsum tulang (bone marrow). Cara demikian

dikenal dengan metode apusan impresi (Harlis, 2014).

Pemeriksaan mikroskopik terhadap apusan darah yang diwarnai oleh

giemsa merupakan metode pilihan untuk mengidentifikasi pasien dengan infeksi

parasite darah, termasuk malaria, babesiosis, tripanosomiasis, dan filariasis. Pada

keadaan- keadaan tertentu, pemeriksaan apusan yang diwarnai oleh giemsa dapat

substitunsi. Harus disiapkan apusan tipis maupun tebal dari darah segar atau telah

mendapatkan antikoagulan EDTA. Sebelum diwarnai, apusan tebal tidak difiksasi

dan apusaan tipis difiksasi dengan metanol. Apusan tebal harus diwarnai dengan

reagen giemsa, karena reagen pewarnaan wright mengandung suatu fiksatif alkohol

yang mencegah lisis eritrosit (Sacher, 2004).

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup tingkat tinggi

yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan okigen yang dibutuhkan oleh jaringan

tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme dan juga sebagai

pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah merupakan cairan yang sangat

penting bagi makhluk hidup karena berfungsi sebagai alat transportasi serta

memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Darah juga

Page 4: Laporan 1_ Preparat Apus

berperan memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh dan memelihara

keseimbangan asam basa (Triakoso, 2012).

Pengaruh waktu dan induktor dalam mempercepat agregasi trombosit

adalah signifikan. Hal ini sesuai dengan prosedur yang diajukan oleh Velaskar

dalam menentukan nilai agregasi trombosit. Beliau mengatakan bahwa agregasi

maksimal tercapai mulai menit ketiga setelah pemberian induktor pada menit ke-3

tersebut. Terjadi penurunan nilai agregasi trombosit pada sediaan darah simpan

dibandingkan dengan sediaan apus darah segera. Dalam hal ini terjadi pelepasan

dari isi granula dan isi sitosolik. Perubahan morfologi dan fungsi terjadi pada

sitoskeleton, membran permukaan dan integritas dari antigen dan ligand (Ronaldo,

2006).

Didalam tubuh darah sangat berperan penting, selain mengangkut oksigen

keseluruh tubuh, darah juga berperan dalam hal pendistribusian obat sampai ke

tempat-tempat yang diinginkan. Darah terdiri dari beberapa komponen yaitu, sel

darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) protein plasma dan cairan plasma.

Membran eritrosit mengandung kira – kira 49 % protein, 44 % lipid dan 7%

karbohidrat (Simanjuntak, 2003).

Page 5: Laporan 1_ Preparat Apus

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Preparat Apus (“Smear Preparation”) dilaksanakan pada hari

Sabtu tanggal 1 November 2014, pada pukul 12.30-16.00 WITA dan bertempat

di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum Preparat Apus (“Smear

Preparation”) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum Preparat Apus (“Smear

Preparation”)

No Alat Kegunaan

1 Mikroskop Untuk melihat objek pengamatan

2 Kaca objek Untuk meletakan objek yang akan

diamati

3 Jarum frankle Untuk menusuk jari yang akan diambil

darahnya/ mengeluarkan darah

4 Kamera Untuk mengambil gambar hasil

pengamatan

5 Alat tulis Untuk menuliska hasil pengamatan

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum Preparat Apus (“Smear

Preparation”) dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 6: Laporan 1_ Preparat Apus

Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum Preparat Apus

(“Smear Preparation”)

No Alat Kegunaan

1 Darah segar Sebagai objek yang akan diamati

2 Alkohol 70% Sebagai larutan pembersih dan

mensterilkan tangan probandus

3 Aquadest Untuk mencuci preparat apus dari cairan

pewarna

4 Larutan Giemsa 3% Sebagai larutan pewarnaan pada preparat

5 Kapas Untuk menghisap larutan yang bertumpah,

serta media usap dalam sterilisasi jarum

frankle dan permukaan kulit

6 Kertas label Sebagai penanda preparat C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Preparat Apus (“Smear

Preparation”) adalah sebagai berikut :

1. Pengambilan darah

a. Mengayunkan tangan terlebih dahulu sebelum jari ditusuk.

b. Membersihkan ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan

alkohol 70%.

c. Memegang dan menekan sedikit jari tersebut.

d. Menusuk jari dengan jarum frankle denga arah tusukan tegak lurus.

e. Mengusap tetesan darah yang pertama dan kedua (tidak digunakan)

dengan kapas, dan menggunakan tetesan darah ketiga untuk sampel

pembuatan preparat apus.

2. Pembuatan preparat apusan darah

a. Menyiapkan dua kaca objek/ kaca preparat.

b. Meletakkan tetesan darah yang berasal dari ujung jari pada kaca objek

bagian tengah.

Page 7: Laporan 1_ Preparat Apus

c. Mengambil kaca objek yang kedua dan menyentuhkan salah satu

ujungnya pada kaca objek pertama di sebelah kiri tetesan darah sehingga

kedua ujung kaca objek tersebut membentuk sudut 45o.

d. Menarik kaca objek kedua dengan kekuatan dan kecepatan yang sama

rata supaya mendapatkan film darah yang tipis sama rata.

e. Mengeringkan preparat dan siap mewarnai.

3. Pewarnaan Preparat Apus

a. Memfiksasi preparat apus yang telah kering dengan methanol selama 3-

5 menit kemudian mengeringkannya.

b. Meneteskan larutan Giemsa 3% pada preparat apus kemudian

mengeringkannya selama 30 menit.

c. Membuang cairan dengan cara mencuci preparat apus dengan aquadest.

d. Mengeringkan preparat di udara, kemudian mengamati preparat di

bawah mikroskop.

4. Pengamatan Preparat Apus

a. Meletakkan preparat apus di atas meja mikroskop dengan prosedur yang

baik.

b. Mengamati preparat dengan perbesaran 40x, jika belum terlihat,

meningkatkan perbesaran hingga terlihat gambar yang jelas.

c. Mengamati preparat apus yang berisi komponen darah (korpuskula

darah) dengan warna bagian-bagian sel yang sesuai dengan metode

pewarnaan.

d. Mengambil gambar preparat dengan menggunakan kamera.

Page 8: Laporan 1_ Preparat Apus

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum Preparat Apus (“Smear Preparation”)

adalah :

No. Gambar pengamatan Keterangan

1

1. Korpuskula

darah

2

1. Monosit

2. Limfosit

3

1. Neutrofil

1 2

1

Page 9: Laporan 1_ Preparat Apus

4

1. Basofil

5

1. Eritrosit

2. Eusinofil

B. Pembahasan

Darah vertebrata merupakan suatu jenis jaringan ikat yang terdiri atas

beberapa jenis sel yang tersuspensi dalam suatu matriks cairan yang disebut

plasma. Darah tersusun atas 55% plasma darh dan 45% unsur-unsur seluler

berupa sel dan fragmen sel. Darah merupakan bagian terpenting dalam sistem

transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri atas dua

komponen yaitu plasma darah adalah cairan yang mengandung sel-sel darah. Di

dalam plasma darah terlarut berbagai macam zat antara lain zat makanan,

protein, zat sekresi dan gas (O2, CO2, dan N2). Plasma darah mengandung serum

yang berfungsi sebagai tempat pembentukan antibodi.

1

1

2

Page 10: Laporan 1_ Preparat Apus

Apusan darah merupakan salah satu cara mengamati materi-materi yang

ada dalam darah baik materi padat materi cairnya. Materi padat terdiri dari sel

darah merah sel darah putih, keping-keping darah. Setelah diamati menggunakan

mikroskop tampak butiran-butiran dari eritrosit seperti gambar pada hasil

pengamatan. Pembuatan preparat apusan darah, darah terlebih dahulu ditetesi ke

sebuah kaca objek pada tetesan ketiga, stelah itu darah tersebut digeser dengan

menggunakan kaca objek lain agar terbentuk film darah yang tipis dan rata

sehinnga pada waktu pengamatan dibawah mikroskop. Setelah itu, darah

dikeringkan selama beberapa menit, barulah ditetesi dengan methanol beberapa

tetes dan dikeringkan pada suhu ruangan selama beberapa menit agar darah yang

akan diamati terjaga keawetannya, setelah itu barulah dilakukan pewarnaan.

Pewarna yang digunakan dalam pembuatan preparat apus darah manusia

adalah zat warna Giemsa. Giemsa merupakan zat warna yang terdiri atas eosin

dan metilen azur yang memberi warna merah muda pada sitoplasma serta

metilen blue yang memberi warna biru pada leukosit. Oleh karena itu dapat

diperoleh kekontrasan warna, sehingga inti dari leukosit dapat teramati dengan

jelas. Saat pewarnaan preparat menggunakan larutan Giemsa, preparat tersebut

didiamkan selama 15 menit agar hasil filemnya lebih maksimal. Setelah

beberapa menit, preparat tersebut didiamkan sampai kering terlebih dahulu baru

dicuci dengan air mengalir sebab apabila belum kering tetapi sudah dicuci maka

ketika diamati menggunakan mikroskop maka darah akan pudar.

Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran

40X dan jika belum terlihat, meningkatkan perbesaran hingga terlihat gambar

Page 11: Laporan 1_ Preparat Apus

yang jelas diperoleh hasil yang cukup bagus dan cukup representatif untuk

diamati. Sel-sel darah terlihat cukup jelas. Sel-sel darah yang terlihat yaitu

eritrosit, dan leukosit. Eritrosit pada preparat terlihat berbentuk bikonkaf

berwarna merah tanpa inti dengan bagian cekung di tengah (berwarna lebih

transparan) dan jumlahnya sangat banyak. Leukosit yang tampak dalam preparat

yaitu, eosinophil, neutrofil dan limfosit.

Secara keseluruhan, sel darah merah masih tampak menumpuk. Hal ini

disebabkan karena pada waktu proses pengapusan (pembuatan lapisan tipis)

darah kurang tipis hasilnya, sehingga sel darah merah masih tampak menumpuk-

menumpuk. Ketebalan film atau kurang tipisnya lapisan darah disebabkan

karena kesalahan pada saat melakukan pengapusan yaitu pada saat mendorong

kecepatannya tidak konstan atau karena terlalu banyak darahyang diteteskan ke

objek gelas.

Page 12: Laporan 1_ Preparat Apus

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Preparat Apus (“Smear

Preparation”) maka dapat ditarik kesimpulan bahwa cara membuat preparat apusan

darah dengan metode smears yang menggunakan larutan methanol sebagai larutan

fiksatifnya, dan Giemsa 3% sebagai pewarnanya, sehingga menghasilkan film darah

tipis dengan komposisi korpuskula darah yang terdiri dari sel darah merah

(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dengan berbagai tipe sesuai bentuk inti sel

seperti; limsofit, neutrofil, dan eusinofil.

B. Saran

Saran yang dapat diajukan pada praktikum Preparat Apus (“Smear

Preparation”) adalah agar praktikan dalam pembuatan preparat harus mengikuti

metode atau prosedur dengan baik dan benar sehingga memperoleh hasil

preparat yang bagus dan mengikuti arahan asisten agar praktikum dapat berjalan

sesuai dengan harapan.

Page 13: Laporan 1_ Preparat Apus

DAFTAR PUSTAKA

Harlis, W. O., dan Ningsih, R., 2014, Penuntun Praktikum Mikroteknik, Universitas

Halu Oleo, Kendari

Ronaldo, D., 2006, Perbedaan Nilai Agregasi Trombosit Antara Sediaan Darah Segera

Dengan Darah Yang Mengalami Penyimpanan Pada Hari Pertama, Ketiga,dan

Kelima, Skripsi, Universitas Pangeran Diponegoro, Semarang

Simanjuntak, M. T., 2003, Ketergantungan Temperatur Dan Ph Terhadap Transpor

Sefaleksin Ke Dalam Eritrosit Manusia Secara In Vitro, J. Sains Kimia, VII

(2) : 44

Sacher, R.A., dan Mcpherson R.A., 2002. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan

Laboratorium, Buku Kedokteran, EGC, Jakarta

Triakoso, N., dan Putri, P. R., 2012, Perbandingan Packed Cell Volume Darah

Anjing Sebelum Dan Sesudah Penyimpanan Menggunakan Citrate-

Phosphate-Dextrose, J. Vet Medika, I (1) : 23