laporan 1_ preparat apus
DESCRIPTION
zdvadvTRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroteknik atau teknik histologi merupakan teknik, keterampilan atau
seni dalam membuat preparat agar mudah diamati dan dapat ditelaah dibawa
mikroskop. Mikroteknik atau teknik histologi mempunyai dua metode secara
umum, yaitu metode embedded atau penanaman, dan metode unembedded atau
tidak melalui penanaman. Salah satu teknik unembedded dalam pembuatan
preparat adalah menggunakan metode Smears atau metode geser. Metode Smear
biasanya digunakan untuk mengamati bentuk-bentuk sel-sel darah dan
penyusunnya, melalui proses pemisahan sel-sel baik secara kimiawi maupun
mekanik.
Darah merupakan suatu jenis jaringan ikat yang terdiri atas beberapa
jenis sel yang tersuspensi dalam suatu matriks cairan yang disebut plasma.
Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti
luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler
yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan jaringan pengikat
dalam arti menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga
merupakan integritas (Campbell, 2004).
Ada tiga jenis sel darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan keping darah (trombosit). Eritrosit atau sel darah merah
merupakan komponen darah yang jumlahnya paling banyak, berwarna merah,
serta tidak memiliki inti sel. Sel darah putih atau leukosit merupakan komponen
penyusun darah yang jumlahnya paling sedikit, berperan dalam memperkuat
antibodi atau sebagai antibodi yang melawan penyakit, serta strukturnya
memiliki inti yang bermacam-macam. Trombosit atau keping darah disebut juga
sel darah pembeku, yaitu bentuk keping darah tidak teratur dan tidak mempunyai
inti, serta berperan penting pada proses pembekuan darah. Ketiga komponen
darah tersebut, sama-sama dibentuk di dalam sumsum tulang. Berdasarkan
uraian diatas, maka dianggap perlu untuk mengadakan pengamatan mengenai
Preparat Apus (“Smear Preparation”).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat pada praktikum Preparat Apus (“Smear
Preparation”) adalah bagaimana cara membuat film darah tipis untuk
mempelajari korpuskula darah ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Preparat Apus (“Smear
Preparation”) adalah untuk mengetahui cara membuat film darah tipis untuk
mempelajari korpuskula darah.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti praktikum Preparat Apus
(“Smear Preparation”) adalah dapat mengetahui cara membuat film darah tipis
untuk mempelajari korpuskula darah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sediaan apus dapat diperoleh dengan melalui remasan (squashing), dapat
pula melalui penekanan tisu oleh kaca preparat bersih sehingga tisu tadi akan
melekat dan manakala gelas preparat tadi diangkat secara langsung maka berbagai
elemen selnya akan ikut terangkat untuk ditelaah. Cara ini dilakukan bagi jenis tisu
yang sel-selnya mudah lepas seperti sumsum tulang (bone marrow). Cara demikian
dikenal dengan metode apusan impresi (Harlis, 2014).
Pemeriksaan mikroskopik terhadap apusan darah yang diwarnai oleh
giemsa merupakan metode pilihan untuk mengidentifikasi pasien dengan infeksi
parasite darah, termasuk malaria, babesiosis, tripanosomiasis, dan filariasis. Pada
keadaan- keadaan tertentu, pemeriksaan apusan yang diwarnai oleh giemsa dapat
substitunsi. Harus disiapkan apusan tipis maupun tebal dari darah segar atau telah
mendapatkan antikoagulan EDTA. Sebelum diwarnai, apusan tebal tidak difiksasi
dan apusaan tipis difiksasi dengan metanol. Apusan tebal harus diwarnai dengan
reagen giemsa, karena reagen pewarnaan wright mengandung suatu fiksatif alkohol
yang mencegah lisis eritrosit (Sacher, 2004).
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup tingkat tinggi
yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan okigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme dan juga sebagai
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah merupakan cairan yang sangat
penting bagi makhluk hidup karena berfungsi sebagai alat transportasi serta
memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Darah juga
berperan memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh dan memelihara
keseimbangan asam basa (Triakoso, 2012).
Pengaruh waktu dan induktor dalam mempercepat agregasi trombosit
adalah signifikan. Hal ini sesuai dengan prosedur yang diajukan oleh Velaskar
dalam menentukan nilai agregasi trombosit. Beliau mengatakan bahwa agregasi
maksimal tercapai mulai menit ketiga setelah pemberian induktor pada menit ke-3
tersebut. Terjadi penurunan nilai agregasi trombosit pada sediaan darah simpan
dibandingkan dengan sediaan apus darah segera. Dalam hal ini terjadi pelepasan
dari isi granula dan isi sitosolik. Perubahan morfologi dan fungsi terjadi pada
sitoskeleton, membran permukaan dan integritas dari antigen dan ligand (Ronaldo,
2006).
Didalam tubuh darah sangat berperan penting, selain mengangkut oksigen
keseluruh tubuh, darah juga berperan dalam hal pendistribusian obat sampai ke
tempat-tempat yang diinginkan. Darah terdiri dari beberapa komponen yaitu, sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) protein plasma dan cairan plasma.
Membran eritrosit mengandung kira – kira 49 % protein, 44 % lipid dan 7%
karbohidrat (Simanjuntak, 2003).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Preparat Apus (“Smear Preparation”) dilaksanakan pada hari
Sabtu tanggal 1 November 2014, pada pukul 12.30-16.00 WITA dan bertempat
di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum Preparat Apus (“Smear
Preparation”) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum Preparat Apus (“Smear
Preparation”)
No Alat Kegunaan
1 Mikroskop Untuk melihat objek pengamatan
2 Kaca objek Untuk meletakan objek yang akan
diamati
3 Jarum frankle Untuk menusuk jari yang akan diambil
darahnya/ mengeluarkan darah
4 Kamera Untuk mengambil gambar hasil
pengamatan
5 Alat tulis Untuk menuliska hasil pengamatan
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Preparat Apus (“Smear
Preparation”) dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum Preparat Apus
(“Smear Preparation”)
No Alat Kegunaan
1 Darah segar Sebagai objek yang akan diamati
2 Alkohol 70% Sebagai larutan pembersih dan
mensterilkan tangan probandus
3 Aquadest Untuk mencuci preparat apus dari cairan
pewarna
4 Larutan Giemsa 3% Sebagai larutan pewarnaan pada preparat
5 Kapas Untuk menghisap larutan yang bertumpah,
serta media usap dalam sterilisasi jarum
frankle dan permukaan kulit
6 Kertas label Sebagai penanda preparat C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Preparat Apus (“Smear
Preparation”) adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan darah
a. Mengayunkan tangan terlebih dahulu sebelum jari ditusuk.
b. Membersihkan ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan
alkohol 70%.
c. Memegang dan menekan sedikit jari tersebut.
d. Menusuk jari dengan jarum frankle denga arah tusukan tegak lurus.
e. Mengusap tetesan darah yang pertama dan kedua (tidak digunakan)
dengan kapas, dan menggunakan tetesan darah ketiga untuk sampel
pembuatan preparat apus.
2. Pembuatan preparat apusan darah
a. Menyiapkan dua kaca objek/ kaca preparat.
b. Meletakkan tetesan darah yang berasal dari ujung jari pada kaca objek
bagian tengah.
c. Mengambil kaca objek yang kedua dan menyentuhkan salah satu
ujungnya pada kaca objek pertama di sebelah kiri tetesan darah sehingga
kedua ujung kaca objek tersebut membentuk sudut 45o.
d. Menarik kaca objek kedua dengan kekuatan dan kecepatan yang sama
rata supaya mendapatkan film darah yang tipis sama rata.
e. Mengeringkan preparat dan siap mewarnai.
3. Pewarnaan Preparat Apus
a. Memfiksasi preparat apus yang telah kering dengan methanol selama 3-
5 menit kemudian mengeringkannya.
b. Meneteskan larutan Giemsa 3% pada preparat apus kemudian
mengeringkannya selama 30 menit.
c. Membuang cairan dengan cara mencuci preparat apus dengan aquadest.
d. Mengeringkan preparat di udara, kemudian mengamati preparat di
bawah mikroskop.
4. Pengamatan Preparat Apus
a. Meletakkan preparat apus di atas meja mikroskop dengan prosedur yang
baik.
b. Mengamati preparat dengan perbesaran 40x, jika belum terlihat,
meningkatkan perbesaran hingga terlihat gambar yang jelas.
c. Mengamati preparat apus yang berisi komponen darah (korpuskula
darah) dengan warna bagian-bagian sel yang sesuai dengan metode
pewarnaan.
d. Mengambil gambar preparat dengan menggunakan kamera.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum Preparat Apus (“Smear Preparation”)
adalah :
No. Gambar pengamatan Keterangan
1
1. Korpuskula
darah
2
1. Monosit
2. Limfosit
3
1. Neutrofil
1 2
1
4
1. Basofil
5
1. Eritrosit
2. Eusinofil
B. Pembahasan
Darah vertebrata merupakan suatu jenis jaringan ikat yang terdiri atas
beberapa jenis sel yang tersuspensi dalam suatu matriks cairan yang disebut
plasma. Darah tersusun atas 55% plasma darh dan 45% unsur-unsur seluler
berupa sel dan fragmen sel. Darah merupakan bagian terpenting dalam sistem
transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri atas dua
komponen yaitu plasma darah adalah cairan yang mengandung sel-sel darah. Di
dalam plasma darah terlarut berbagai macam zat antara lain zat makanan,
protein, zat sekresi dan gas (O2, CO2, dan N2). Plasma darah mengandung serum
yang berfungsi sebagai tempat pembentukan antibodi.
1
1
2
Apusan darah merupakan salah satu cara mengamati materi-materi yang
ada dalam darah baik materi padat materi cairnya. Materi padat terdiri dari sel
darah merah sel darah putih, keping-keping darah. Setelah diamati menggunakan
mikroskop tampak butiran-butiran dari eritrosit seperti gambar pada hasil
pengamatan. Pembuatan preparat apusan darah, darah terlebih dahulu ditetesi ke
sebuah kaca objek pada tetesan ketiga, stelah itu darah tersebut digeser dengan
menggunakan kaca objek lain agar terbentuk film darah yang tipis dan rata
sehinnga pada waktu pengamatan dibawah mikroskop. Setelah itu, darah
dikeringkan selama beberapa menit, barulah ditetesi dengan methanol beberapa
tetes dan dikeringkan pada suhu ruangan selama beberapa menit agar darah yang
akan diamati terjaga keawetannya, setelah itu barulah dilakukan pewarnaan.
Pewarna yang digunakan dalam pembuatan preparat apus darah manusia
adalah zat warna Giemsa. Giemsa merupakan zat warna yang terdiri atas eosin
dan metilen azur yang memberi warna merah muda pada sitoplasma serta
metilen blue yang memberi warna biru pada leukosit. Oleh karena itu dapat
diperoleh kekontrasan warna, sehingga inti dari leukosit dapat teramati dengan
jelas. Saat pewarnaan preparat menggunakan larutan Giemsa, preparat tersebut
didiamkan selama 15 menit agar hasil filemnya lebih maksimal. Setelah
beberapa menit, preparat tersebut didiamkan sampai kering terlebih dahulu baru
dicuci dengan air mengalir sebab apabila belum kering tetapi sudah dicuci maka
ketika diamati menggunakan mikroskop maka darah akan pudar.
Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran
40X dan jika belum terlihat, meningkatkan perbesaran hingga terlihat gambar
yang jelas diperoleh hasil yang cukup bagus dan cukup representatif untuk
diamati. Sel-sel darah terlihat cukup jelas. Sel-sel darah yang terlihat yaitu
eritrosit, dan leukosit. Eritrosit pada preparat terlihat berbentuk bikonkaf
berwarna merah tanpa inti dengan bagian cekung di tengah (berwarna lebih
transparan) dan jumlahnya sangat banyak. Leukosit yang tampak dalam preparat
yaitu, eosinophil, neutrofil dan limfosit.
Secara keseluruhan, sel darah merah masih tampak menumpuk. Hal ini
disebabkan karena pada waktu proses pengapusan (pembuatan lapisan tipis)
darah kurang tipis hasilnya, sehingga sel darah merah masih tampak menumpuk-
menumpuk. Ketebalan film atau kurang tipisnya lapisan darah disebabkan
karena kesalahan pada saat melakukan pengapusan yaitu pada saat mendorong
kecepatannya tidak konstan atau karena terlalu banyak darahyang diteteskan ke
objek gelas.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Preparat Apus (“Smear
Preparation”) maka dapat ditarik kesimpulan bahwa cara membuat preparat apusan
darah dengan metode smears yang menggunakan larutan methanol sebagai larutan
fiksatifnya, dan Giemsa 3% sebagai pewarnanya, sehingga menghasilkan film darah
tipis dengan komposisi korpuskula darah yang terdiri dari sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dengan berbagai tipe sesuai bentuk inti sel
seperti; limsofit, neutrofil, dan eusinofil.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum Preparat Apus (“Smear
Preparation”) adalah agar praktikan dalam pembuatan preparat harus mengikuti
metode atau prosedur dengan baik dan benar sehingga memperoleh hasil
preparat yang bagus dan mengikuti arahan asisten agar praktikum dapat berjalan
sesuai dengan harapan.
DAFTAR PUSTAKA
Harlis, W. O., dan Ningsih, R., 2014, Penuntun Praktikum Mikroteknik, Universitas
Halu Oleo, Kendari
Ronaldo, D., 2006, Perbedaan Nilai Agregasi Trombosit Antara Sediaan Darah Segera
Dengan Darah Yang Mengalami Penyimpanan Pada Hari Pertama, Ketiga,dan
Kelima, Skripsi, Universitas Pangeran Diponegoro, Semarang
Simanjuntak, M. T., 2003, Ketergantungan Temperatur Dan Ph Terhadap Transpor
Sefaleksin Ke Dalam Eritrosit Manusia Secara In Vitro, J. Sains Kimia, VII
(2) : 44
Sacher, R.A., dan Mcpherson R.A., 2002. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium, Buku Kedokteran, EGC, Jakarta
Triakoso, N., dan Putri, P. R., 2012, Perbandingan Packed Cell Volume Darah
Anjing Sebelum Dan Sesudah Penyimpanan Menggunakan Citrate-
Phosphate-Dextrose, J. Vet Medika, I (1) : 23