lap. pengawet ivr

26
ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI I. KOMPETENSI UMUM Praktikan dapat mengetahui mengetahui dan memahami bahan-bahan atau zat-zat kimia yang digunakan sebagai bahan pengawet. II. KOMPETENSI KHUSUS 1. Menjelaskan dasar perlunya dilakukan pengujian efektivitas pegawet. 2. Menjelaskan dasar pemilihan mikroba uji dan lama pengujian. 3. Menjelaskan metode secara skematik. 4. Menjelaskan penafsiran interpretasi efektivitas pengawet. 5. Menjelaskan hasil pengujian afektivitas pengawet pada produk sediaan farmasi yang diujikan. III. PRINSIP Untuk menentukan efektivitas pengawet juga mengetahui cara pengujiannya, dengan diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37ºC untuk Medium NA IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm 15020130182

Upload: iisvirdarahman

Post on 11-Jul-2016

82 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ddd

TRANSCRIPT

Page 1: Lap. Pengawet IVR

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

I. KOMPETENSI UMUM

Praktikan dapat mengetahui mengetahui dan memahami

bahan-bahan atau zat-zat kimia yang digunakan sebagai bahan

pengawet.

II. KOMPETENSI KHUSUS

1. Menjelaskan dasar perlunya dilakukan pengujian efektivitas

pegawet.

2. Menjelaskan dasar pemilihan mikroba uji dan lama pengujian.

3. Menjelaskan metode secara skematik.

4. Menjelaskan penafsiran interpretasi efektivitas pengawet.

5. Menjelaskan hasil pengujian afektivitas pengawet pada produk

sediaan farmasi yang diujikan.

III. PRINSIP

Untuk menentukan efektivitas pengawet juga mengetahui cara

pengujiannya, dengan diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37ºC

untuk Medium NA dan 3 x 24 jam pada suhu kamar untuk medium

PDA dan diamati jumlah koloni pada hari ke 1, 7, 14, 21, dan 28.

IV. LANDASAN TEORI

Mikroorganisme mempunyai peranan sangat penting dalam

kehidupan, dan eksistensinya merupakan persyaratan mutlak bagi

terbinanya semua kehidupan yang lain (Irianto, 2006).

Pada sediaan farmasi, makanan-minuman dan kosmetik

IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182

Page 2: Lap. Pengawet IVR

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

sering digunakan bahan pengawet, terutama terhadap sediaan yang

pemakaiannya berganda. Pengawetan dalam bidang farmasi

bertujuan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme.

Pengawetan merupakan persoalan kompleks, dimana setiapproduk

harus diseleksi. Efektivitas suatu pengawet tergantung pada beberapa

faktor yaitu : (1) Bahan dalam sediaan; (2) Variasi atau jenis

mikroorganisme yang ada; (3) pH dan tipe wadah (Sartini, 2006).

Bahan yang bertindak sebagai bahan pengawet merupakan

bahan kimia yang dapat menghambat atau mematikan

mikroorganisme sehingga sering juga disebut sebagai zat

antimikroba. Setiap pemakaian zat antimikroba sebagai pengawet,

perlu diingat bahwa semua zat antimikroba adalah termasuk bahan

beracun (Sartini, 2006).

Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba, khususnya

mikroba yang merugikan manusia. Dalam pembicaaran disini, yang

dimaksud dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak

termasuk kelompok parasit (Gunawan, 2012).

Pada mulanya mekanisme aktivitas antimikroba adalah

antagonism kompetitif, tetapi nyatanya antagonisme kompetitif, tetapi

nyatanya antagonism kompetitif jarang terjadi. Seperti sulfonamida

yang dapat menggantikan PABA. Sulfonamida dalam strukturnya

analog dengan PABA dan bersaing dengan PABA menempatkan diri

IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182

Page 3: Lap. Pengawet IVR

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

dalam pusat enzim yang aktif, sehingga terbentuk asam folat tetapi

mencegah pertumbuhan bakteri (Irianto, 2006).

Penampakan yang tampak pada produk akibat kerusakan

mikroorganisme adalah timbul rasa yang tidak enak, timbul bau tidak

sedap akibat terbentuknya metabolit, terjadi perubahan warna,

perubahan pH akibat tumbuhnya khamir atau kapang yang

menyebabkan pH turun menjadi pH yang disukai bakteri, terjadi

depolimerisasi dan pengendapan zat-zat tak larut (Pratiwi, 2009).

Fermentasi merupakan pengawetan secara biologis yaitu

proses perubahan karbohidrat manjadi alkohol. Zat-zat yang bekerja

pada proses ini adalah enzim yang dibuat oleh sel-sel ragi. Lamanya

proses peragian tergantung pada bahan yang akan diragikan.

Sedangkan proses pengawetan secara kimia, digunakan bahan-

bahan kimia yang bersifat dapat mencegah pertumbuhan

mikroorganisme. Sebagai contoh adalah penggunaan gula pasir,

garam dapur, nitrat, nitrit, natrium benzoat, asam propionat, asam

sitrat, garam sulfat dan lain-lain (Pratiwi, 2009).

Fungsi utama dari penggunaan bahan pengawet adalah untuk

mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan

sehingga masa simpan makanan/minuman dapat diperpanjang.

Penggunaan bahan pengawet kimia mempunyai beberapa

keuntungan antara lain yaitu makanan atau minuman dapat tetap

IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182

Page 4: Lap. Pengawet IVR

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

awet meskipun disimpan pada suhu kamar. Pengawetan dengan cara

ini lebih ekonomis bila dibandingkan dengan pemanasan dan

pendinginan (Fachruddin, 2002).

Kemampuan suatu bahan pengawet untuk merusak

mikroorganisme adalah terhadap toksisitas primernya artinya

diarahkan kembali pada kerja racun sel, yang mengembangkan pada

dinding sel atau bagian lainnya. Tergantung dari konsentrasi bahan

pengawet yang terdapat dalam sediaan obat, maka aksinya dapat

dibedakan atas (Djide, 2008) :

a. Pada konsentrasi sangat rendah terjadi suatu penimbunan pada

membran sitoplasma, yang mengarahkan pada perkoasilitas yang

meninggi dari perintang sitiplasma, tanpa menggangu atau

merusak sel.

b. Pada konsentrasi mikrobiotik, artinya pada konsentrasi yang

menyebabkan suatu pemblokiran pertumbuhan, perubahan

membran, bersifat toksis. Hal ini disebabkan karena akumulasi

bahan pengawet dalam membran sitiplasma dan kadang-kadang

dalam bagian sel.

c. Pada konsentrasi mikrobisid, artinya pada konsentrasi yang

menyebabkan kematian sel karena tingginya kadar bahna

pengawet tersebut, maka bahanpengawet didesak masuk kedalam

bagian sel yang lebih dalam, sehingga dapat menyebakn

IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182

Page 5: Lap. Pengawet IVR

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

terjadinya proses desemulsifikasi, koagulasi, dan keadaan yang

ekstrem mengarah pada atolisa yaitu mengalirnya keluar

komponen intraseluler.

Asam benzoat berdasarkan bukti-bukti penelitian

menunjukkan mempunyai toksinitas yang sangat rendah terhadap

manusia dan hewan. Pada manusia, dosis racun adalah 6 mg/kg

berat badan melalui injeksi kulit tetapi pemasukan melalui mulut

sebanyak 5 sampai 10 mg/hari selama beberapa hari tidak

mempunyai efek negatif terhadap kesehatan. Pengawet seperti asam

benzoat dan natrium benzoat akan efektif apabila digunakan pada

kisaran pH 2,5 – 4 dan menjadi kurang efektif apabila digunakan pada

pH diatas 4,5 (Rahman, 2007).

Persyaratan atau interpretasi hasil pengujian. Suatu pengawet

berdayaguna apabila : (1) Pada hari ke 14 jumlah bakteri yang masih

memiliki dayaguna tidak lebih dari 0,1 % dari kadar awal; (2) Selama

14 hari pertama jumlah khamir atau kapang yang masih memiliki daya

hidup tetap pada kadar awal atau berkurang dari kadar awal; (3)

Untuk hari-hari berikutnya sampai pada hari ke 28 jumlah setiap

mikroorganisme uji tetap seperti pada poin a dan b diatas atau

berkurang kadar awal (Sartini, 2006).

IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182

Page 6: Lap. Pengawet IVR

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

V. METODE KERJA (Anonim, 2015)

a. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan yaitu cawan petri, enkas, korek

api, incubator, lampu spiritus, ose, spoit dan vial

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan yaitu minuman kemasan

(mogu-mogu), Candida albicans (CA), Escherichia coli (EC),

medium Nutrient Agar (NA) dan medium potato Dextrosa Agar

(PDA).

b. Prosedur Kerja (Anonim, 2015)

1. Pengujian Bahan Pengawet

Disiapkan dua konsentrasi pengawet yaitu konsentrasi

rentang rendah dan konsentrasi rentang tinggi. Masing-masing

konsentrasi pengawet tersebut dipipet 1 ml dan 0,5 ml lalu

dimasukkan dalam vial, setelah itu medium Nutrien Agar ( untuk

bakteri) dan potato Dextrosa Agar (untuk jamur) dituang

IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182

Page 7: Lap. Pengawet IVR

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

sebanyak 9 ml kedalam vial kemudian diinokulasikan mikroba uji

sebanyak 1 ose, dikocok hingga homogen. Setelah itu,

dituangkan kedalam cawan petri dan dibiarkan hingga memadat

lalu diinkubasikan untuk NA 1 x 24 jam dan untuk PDA 3 x 24

jam. Kemudian diamati pada hari ke-1, hari ke-7, hari ke-14, hari

ke-21 dan hari ke-28 dan dihitung jumlah mikroba uji pada

masing-masing hari pengamatan.

VI. HASIL PENGAMATAN

a. Tabel Pengamatan

Klp Pengawet M.O Uji Medium

Konsentrasi

Hari

1 7 14 21 28

IPropil

Paraben

E.coli NA0,1% - - - TBUD TBUD0,2% 1 248 342 TBUD TBUD

Candida albicans PDA

0,1% 178 TBUD TBUD TBUD TBUD0,2% - - TBUD TBUD TBUD

IINa.

Benzoat

E.coli NA0,1% 4928 4958 TBUD TBUD TBUD0,2% 6912 6590 TBUD TBUD TBUD

Candida albicans PDA

0,1% TBUD TBUD TBUD TBUD TBUD0,2% TBUD TBUD TBUD TBUD TBUD

IIIMetil

Paraben

Salmonella thyposa NA

0,1% - TBUD TBUD TBUD TBUD0,2% - TBUD TBUD TBUD TBUD

Candida albicans PDA

0,1% 352 TBUD TBUD TBUD TBUD0,2% 763 TBUD TBUD TBUD TBUD

IVAs.

Benzoate

E.coli Na0,1% - 7 10 TBUD TBUD0,2% - 0 TBUD TBUD TBUD

Candida albicans PDA

0,1% TBUD TBUD TBUD TBUD TBUD0,2% TBUD TBUD TBUD TBUD TBUD

V As. Benzoate

E.coli Na0,1% 0 45 153 214 TBUD0,2% 0 124 371 TBUD TBUD

Candida PDA 0,1% 0 212 344 TBUD TBUD

IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182

Page 8: Lap. Pengawet IVR

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPANFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : 1. Cawan petri

2. Medium NA

PENGAWET : Asam BenzoatMedium NA (Nutrient Agar)

Mikroba Uji : Escherichia coli

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPANFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : 1. Cawan petri 2. Medium NA

3. Koloni Mikroba

1 ml 0,5 ml

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

albicans0,2% 0 0 0 2 2

b. Gambar Pengamatan1. Pengamatan hari ke - 1

1 ml 0,5 ml

IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182

1

2

Page 9: Lap. Pengawet IVR

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPANFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : 1. Cawan petri 2. Medium NA

3. Koloni Mikroba

1 ml 0,5 ml

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPANFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan :1. Cawan petri

2. Medium NA 3. Koloni Mikroba

PENGAWET : Asam BenzoatMedium NA (Nutrient Agar)

Mikroba Uji : Escherichia coli

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPANFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan :1. Cawan petri

2. Medium PDA 3. Koloni Mikroba

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

2. Pengamatan hari ke - 7

1 ml 0,5 ml

IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182

1

2

3

13

2

Page 10: Lap. Pengawet IVR

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPANFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan :1. Cawan petri

2. Medium PDA 3. Koloni Mikroba

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPANFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : 1. Cawan petri

2. Medium NA 3. Koloni Mikroba

PENGAWET : Asam BenzoatMedium NA (Nutrient Agar)

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

3. Pengamatan hari ke - 14

1 ml 0,5 ml

IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182

3

1

2

1

2

3

Page 11: Lap. Pengawet IVR

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPANFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : 1. Cawan petri

2. Medium PDA 3. Koloni Mikroba

1 ml 0,5 ml

PENGAWET : Asam BenzoatMedium PDA (Potato Dextrosa Agar)

Mikroba Uji : Candida albicans

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPANFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : 1. Cawan petri

2. Medium NA 3. Koloni

Mikroba

PENGAWET : Asam BenzoatMedium NA (Nutrient Agar)

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

4. Pengamatan hari ke - 21

1 ml 0,5 ml

IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182

1

3

2

1

3

2

Page 12: Lap. Pengawet IVR

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPANFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : 1. Cawan petri

2. Medium PDA 3. Koloni

Mikroba

1 ml 0,5 ml

PENGAWET : Asam BenzoatMedium PDA (Potato Dextrosa Agar)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPANFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : 1. Cawan petri

2. Medium NA 3. Koloni

Mikroba

PENGAWET : Asam BenzoatMedium NA (Nutrient Agar)

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

5. Pengamatan hari ke – 28

IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182

1

2

3

1

3

2

Page 13: Lap. Pengawet IVR

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPANFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan : 1. Cawan petri

2. Medium PDA 3. Koloni

Mikroba

1 ml 0,5 ml

PENGAWET : Asam BenzoatMedium PDA (Potato Dextrosa Agar)

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

1 ml 0,5 ml

VII. PEMBAHASAN

Pada sediaan farmasi, makanan-minuman dan kosmetik

sering digunakan bahan pengawet, terutama terhadap sediaan yang

pemakaiannya berganda. Pengawetan dalam bidang farmasi

bertujuan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme.

Pengawetan merupakan persoalan kompleks, dimana setiap produk

IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182

1

2

3

Page 14: Lap. Pengawet IVR

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

harus diseleksi.

Bahan pengawet adalah bahan tambahan pada produk

farmasi yang mencegah atau menghambat fermentasi,

pengasaman, atau penguraian lain terhadap makanan yang

disebabkan oleh mikroorganisme dengan tujuan untuk mencegah

pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan sehingga masa

simpan makanan/minuman dapat diperpanjang. Penggunaan bahan

pengawet kimia mempunyai beberapa keuntungan antara lain yaitu

makanan atau minuman dapat tetap awet meskipun disimpan pada

suhu kamar. Pengawetan dengan cara ini lebih ekonomis bila

dibandingkan dengan pemanasan dan pendinginan.

Bahan pengawet yang dipakai dapat berupa bahan alam

atau bahan sintesis/kimia. beberapa contoh bahan pengawet alam

adalah kunyit, jahe, laja. sedangkan bahan pengawet sintesis yaitu :

senyawa benzoat, sorbat, nipagin, metil paraben, propilen glikol, dan

masih banyak yang lain.

Pemilihan bahan sebagai pengawet sangat tergantung dari

sifat fisika dan kimia sediaan yang akan di awetkan dan tujuan

penggunaan pengawet tersebut, sehingga jenis dan jumlah yang

digunakan dapat bervariasi.

Adapun Mikroorganisme yang sering diujikan pada

praktikum pengawet seperti Candida albicans, Aspergillus niger,

IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182

Page 15: Lap. Pengawet IVR

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus

aureus. Sehingga pada praktikum ini digunakan mikroba Escherichia

coli dan Candida albicans dengan tujuan untuk menentukan tingkat

aktivitas pengawet dari sampel minuman mogu-mogu yang

mengandung pengawet asam benzoat terhadap mikroba uji

Escherichia coli dan Candida albicans. Digunakan pengawet asam

benzoat karena zat tersebut biasa digunakan sebagai bahan

pengawet pada minuman ringan dan digunakan mikroba uji

Escherichia coli dan Candida albicans karena mikroba tersebut

merupakan mikroorganisme kontaminan dari suatu sediaan.

Pada praktikum ini kita dibuat 2 variasi konsentrasi dari zat

pengawet yaitu konsentrasi rendah (0,5 ml) dan konsentrasi tinggi

(1 ml). Untuk melihat pada konsentrasi mana zat pengawet tersebut

efektif menghambat pertumbuhan mikroba.

Adapun cara kerjanya yaitu pertama-tama dimasukkan

sampel minuman mogu-mogu yang mengandung pengawet asam

benzoate kedalam cawan petri sebanyak 1 ml dan 0,5 ml pengawet.

Kemudian ditambahkan ± 9 ml medium NA (Nurtien Agar). Lalu

ditambahkan lagi 1 ose supensi biakan bakteri Escherichia coli,

Kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memada kemudian

diinkubasi di inkubator. Dilakukan hal yang sama untuk medium

PDA (Potato Dextrosa Agar) menggunakan jamur Candida albicans

IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182

Page 16: Lap. Pengawet IVR

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

dan diinkubasi di enkas. Kemudian diamati jumlah koloni pada kari

ke-1, kari ke-7, ke-14, ke-21 dan ke-28.

Adapun hasil yang diperoleh selama 28 hari yaitu pada hari

pertama jumlah bakteri yang tumbuh pada medium NA yang

ditambah dengan pengawet asam benzoat konsentrasi rendah dan

konsentrasi tinggi dan suspense bakteri Escherichia coli tidak

terdapat pertumbuhan mikroba. Pada hari ke 7, pengawet

konsentrasi rendah terdapat 7 koloni bakteri sedangkan pada dan

konsentrasi tinggi tidak terdapat pertumbuhan mikroba. Pada hari

ke 14, pengawet konsentrasi rendah terdapat 14 koloni bakteri

sedangkan pada dan konsentrasi tinggi mikroba yang tumbuh tidak

dapat dihitung (TBUD). Untuk hari ke 21 dan 28 mikroba uji yang

tumbuh tidak dapat dihitung (TBUD). Sedangkan untuk jumlah jamur

yang tumbuh pada medium PDA yang ditambah dengan pengawet

asam benzoat konsentrasi rendah dan konsentrasi tinggi dan jamur

Candida albicans pada hari ke 1, 7, 14, 21 dan 28 mikroba uji yang

tumbuh tidak dapat dihitung (TBUD).

Syarat suatu bahan pengawet dinyatakan efektif, jika : (1)

Jumlah bakteri yang hidup pada hari ke-14 berkurang sampai tidak

lebih dari 0,1% dari jumlah awalnya. Dari hasil praktikum, jumlah

bakteri (NA) mengalami pertumbuhan yang baik (tidak mengalami

pengurangan). (2) Jumlah kapang dan khamir yang hidup selama 14

IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182

Page 17: Lap. Pengawet IVR

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

hari pertama adalah tetap atau kurang dari jumlah awal. Dari hasil

praktikum, jumlah kapang dan khamir tetap yaitu TBUD. (3) Jumlah

mikroorganisme uji selama hari tersisa dari hari ke-28 adalah tetap

atau kurang dari jumlah yang tersebut pada poin 1 dan 2 diatas. Dari

hasil praktikum, jumlah mikroorganisme uji adalah TBUD.

VIII. PENUTUP

a. Kesimpulan

Syarat suatu bahan pengawet dinyatakan efektif, jika : (1)

Jumlah bakteri yang hidup pada hari ke-14 berkurang sampai

tidak lebih dari 0,1% dari jumlah awalnya. Dari hasil praktikum,

jumlah bakteri (NA) mengalami pertumbuhan yang baik (tidak

mengalami pengurangan). (2) Jumlah kapang dan khamir yang

hidup selama 14 hari pertama adalah tetap atau kurang dari

jumlah awal. Dari hasil praktikum, jumlah kapang dan khamir

tetap yaitu TBUD. (3) Jumlah mikroorganisme uji selama hari

tersisa dari hari ke-28 adalah tetap atau kurang dari jumlah yang

tersebut pada poin 1 dan 2 diatas. Dari hasil praktikum, jumlah

mikroorganisme uji adalah TBUD

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengawet asam benzoat

merupakan suatu bahan pengawet yang efektif dalam sediaan..

b. Saran

IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182

Page 18: Lap. Pengawet IVR

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

Sebaiknya asisten harus menjelaskan secara lebih detail

dan rinci proses pengerjaan agar tidak terjadi kesalahan selama

praktikum berlangsung.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Djide, Natsir., dkk. 2003. Mikrobiologi Farmasi Terapan. Jurusan Farmasi Unhas : Makassar.

Gunawan, Sulisitia Gan.,dkk. 2012. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. FKUI: Jakarta.

Fachruddin, Lisdiana., 2002. Membuat Aneka Sari Buah. Penerbit Kansius: Yogyakarta.

Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1. CV. Yrama Widya : Bandung.

Pratiwi, Sylvia T. 2009. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga: Jakarta.

Rahman, M.S. 2007. Handbook of Food Preservation 2nd Edition. CRC Press. New York.

Sartini, 2006. Analisis Mikrobiologi farmasi. Jurusan Farmasi Unhas : Makassar.

X. LAMPIRANIIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182

Page 19: Lap. Pengawet IVR

Pengawet

MediumVial steril

Homogenkan

Capet (Homogenkan)

Inkubasi 1x24 jam untuk bakteri dan 3x24 jam untuk jamur

Pengamatan (Hitung banyaknya koloni)Hari ke-1, 7, 14, 21, dan 28

1 ml 9 ml

ANALISIS EFEKTIVTAS PENGAWET PADA PRODUK SEDIAAN FARMASI

a. Skema Kerja

IIS VIRDA RAHMAN NASRUL HAQ, S.Farm15020130182