krismena natalina panjaitan

Upload: mayafelia

Post on 15-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PEMBINAAN KARIER KETENAGAKERJAAN DALAM PERBANKAN (STUDI KASUS DI

    PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG KARANGAYU SEMARANG))

    T E S I S

    Disusun dalam rangka persyaratan memperoleh Derajat Sarjana S2 program studi Hukum

    oleh :

    KRISMENA NATALINA PANJAITAN B4A.008.025

    Pembimbing :

    Prof. Dr. YOS JOHAN UTAMA, SH,MHum

    PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM

    PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG 2010

  • PEMBINAAN KARIER KETENAGAKERJAAN DALAM PERBANKAN (STUDI KASUS DI

    PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG KARANGAYU SEMARANG))

    Disusun oleh :

    KRISMENA NATALINA PANJAITAN B4A.008.025

    Program Kajian : Non Reguler

    Dipertahankan di depan Dewan Penguji

    Pada tanggal :

    Tesis ini telah diterima

    sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar

    Magister Ilmu Hukum

    Dosen Pembimbing :

    Prof. Dr. YOS JOHAN UTAMA, SH,MHum NIP. 131 696 465

    Mengetahui Ketua Program

    Prof. Dr. PAULUS HADISUPRAPRO, SH, MH NIP. 130 531 702

  • PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan dengan sesuangguhnya bahwa dalam tesis ini tidak

    terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

    Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat suatu karya

    atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

    secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Semarang, Februari 2010

    Yang menyatakan,

    KRISMENA NATALINA PANJAITAN

  • HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Dalam hidup ini segala sesuatu telah diatur dengan sempurna, serta segala sesuatu

    adalah tepat dan indah pada waktunya, mungkin saat ini kita tidak dapat mengerti

    arti semuanya, namun suatu saat kelak kita akan mengerti bahwa rentetan kejadian

    itu tersembunyi rahasia kehidupan yang terindah.

    Kepandaian dan keberuntungan seseorang seharusnya tidak membuat orang tersebut

    merasa lebih daripada yang lain, namun membuat orang tersebut merasa harus

    membantu yang lain, sebab dengan tidak sombong dan tidak merasa diri paling

    benar kita dapat melihat perbedaan merupakan sesuatu yang indah.

    Tesis ini kupersembahkan kepada :

    Bapa di Surga atas kekuatan dan kesempatan

    yang diberikanNya

  • KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME karena

    kebaikan dan kekuatan yang diberikanNya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan

    judul " PEMBINAAN KARIER KETENAGAKERJAAN DALAM PERBANKAN

    (STUDI KASUS DI PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk

    CABANG KARANGAYU SEMARANG .

    Tesis ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk menyelesaikan

    pendidikan Program Studi Magister Ilmu Hukum dan guna mencapai gelar Magister

    Ilmu Hukum pada Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.

    Adapun pemilihan judul tesis ini di samping untuk memperdalam pemahaman

    tentang pembinaan karier ketenagakerjaan dalam perbankan dan diharapkan juga

    mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pembangunan hukum tata

    negara Indonesia serta membuka wacana baru bagi pengembangan karier dalam

    perbankan di Indonesia.

    Penulis menyadari sebagai manusia yang penuh dengan keterbatasan, tidak

    mungkin dapat menyelesaikan penulisan tesis dan mencapai gelar dalam jenjang

    pendidikan ini, tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

    pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. dr. Susilo Wibowo, MS. Med. Sp.And. selaku Rektor

    Universitas Diponegoro Semarang ;

    2. Bapak Prof. Dr. Paulus Hadisuprapto, SH. MH. selaku Ketua Program Studi

    Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang;

  • 3. Bapak Prof. Dr. Yos Johan Utama, SH. MHum. selaku Dosen Pembimbing yang

    dengan sabar memberikan bimbingan dan dukungan serta arahan sehingga

    penulis dapat menyelesaikan tesis ini ;

    4. Seluruh anggota Tim Review Proposal dan Tim Penguji tesis yang telah

    meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan menilai kelayakan proposal

    serta menguji tesis dalam rangka menyelesaikan studi pada Magister Ilmu

    Hukum Universitas Diponegoro semarang ;

    5. Bapak Pimpinan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk cabang Karangayu

    Semarang atas kesempatan serta dukungan moril dan materiil kepada penulis

    berupa penugasan untuk menempuh studi lanjut pada Magister Ilmu Hukum

    Universitas Diponegoro Semarang, guna meningkatkan kompetensi penulis ;

    6. Bapak dan Ibu Penyelia di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk cabang

    Karangayu Semarang beserta seluruh rekan kerja atas kesempatan dan

    dukungan moril dan materiil selama penulis menuntut ilmu di Magister Ilmu

    Hukum Universitas Diponegoro Semarang ;

    7. Bapak, Mama, Kakak dan Adik-adikku yang kucintai dan kubanggakan, atas

    doa dan dukungan serta pengorbanan selama penulis menuntut ilmu pada

    Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang ;

    8. Suamiku yang kucintai dan kusayangi. Terima kasih atas segala dukungan doa ,

    perhatian serta motivasi yang senantiasa diberikan. Tidak ada yang dapat

    menggantikan perhatian tersebut hanya segala rasa sayang dan cinta yang dapat

    kuberikan.

  • 9. Segenap Staf Sekretariat Program Magister Ilmu Hukum Universitas

    Diponegoro Semarang serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam

    penulisan tesis ini baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat

    penulis sebutkan satu per satu.

    10. Teman-teman Angkatan 2008/2009 Magister Ilmu Hukum Universitas

    Diponegoro Semarang Kelas Non Reguler , terima kasih buat kerjasamanya

    selama penulis menempuh pendidikan di kampus..

    Semoga tesis yang sederhana ini menjadi sumbangan pemikiran yang

    berharga bagi pembangunan Ilmu Hukum di masa yang akan datang. Kesalahan,

    kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penulisan tesis ini adalah semata-mata

    karena keterbatasan penulis

    Oleh karena itu kritik dan sumbang saran dari para pembaca akan menjadi

    masukan berharga bagi kesempurnaan tesis ini.

    Semarang, Februari 2010

    Penulis

    KRISMENA NATALINA PANJAITAN, S.E.

  • ABSTRAK

    Indonesia memiliki tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur, dan salah satu usaha serta kegiatan dalam melaksanakannya adalah dengan mengadakan pemerintahan yang baik serta berwibawa. Di dalam ilmu administrasi negara memiliki obejk materia negara dan memiliki objek forma berupa pelayanan publik. Perbankan sebagai kelompok pelayanan jasa, dalam pewujudan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, dapat diwujudkan melalui pembangunan masyarakat Indonesia yang sejahtera , adil, makmur dan merata baik materiil maupun spiritual . Penelitian mengenai sinkronisasi peraturan perundang undangan dilakukan dengan pokok permasalahan : (1) bagaimanakah pelaksanaan pembinaan karier ketenagakerjaan dalam perbankan pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk cabang Karangayu Semarang? (2) Bagaimana model pembinaan yang ideal dalam membina karier ketenagakerjaan dalam perbankan di masa mendatang untuk menciptakan tenaga kerja yang bersih dan bertanggung jawab serta proposional dalam tujuannya untuk memberikan pelayanan yang terbaik?

    Penelitian menggunakan metode pendekatan normatif empiris, penelitian dilakukan terhadap latar belakang atau argumen hukum (ratio legis) dari kebijakan perusahaan yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dengan Serikat Pekerja PT Bnak Negara Indonesia, Buku Pedoman Pegawai (BPP) serta kebijakan kebijakan intern yang ditunjukkan dengan surat surat keputusan dari Direksi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Data primer berupa populasi karyawan karyawati PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk cabang Karangayu Semarang sebagai sample penelitian pembinaan karier ketenagakerjaan dalam perbanakan selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif dan filosofi.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) pelatihan sebagai bagaian dari pembinaan karier ketenagakerjaan, yang telah diberikan kepada pegawai belum seluruhnya sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dimana pegawai tersebut ditempatkan. (2) Pendidikan yag diberikan sebagai sarana pengembangan wawasan pegawai, belum semuanya sesuai dengan pekerjaan pegawai. (3) Penilaian yang dilakukan secara periodik belum dikomunikasikan secara transparan antara perusahaan sebagai pihak pengusaha kepada pegawai. Dimana penilaian tersebut berpengaruh kepada penyesuaian upah, rencana penempatan dan pengembangan, serta pengakhiran hubungan kerja pegawai.

    Untuk itu disarankan bahwa dalam pengembangan karier ketenagakerjaan dalam perbankan, dapat dimulai dilakukan secara adil sejak dari pegawai dasar hingga unsur pimpinan dalam hal memperoleh pelatihan dan pendidikan, penilaian, mutasi dan promosi secara objektifitas, yang berdampak pada peningkatan produktifitas pegawai dan perusahaan. Kata Kunci : Karier, Ketenagakerjaan, Perbankan

  • ABSTRACT Since descending of Orde Baru Regime, the government carried out reformation

    in all section. Politics reformation seemed creating multiparty system. Goverment reformation with policy of neutrality which forbid Civil Servants to be member of politic parties. For a while, law and constitution doing amandement of UUD 1945. The important issue in amandement of UUD 1945 were new chapters about Human Rights and available of law examination mechanism toward Law of Constitution (Judicial Review). Policy of Human Rights in UUD 1945 so concept of Civil Servants Politics Neutrality needed to review for united rights protection for Civil Servants as constitutional rights is guaranted by UUD 1945. The research concerns relation policy of law is done with the main issue : (1) whats the reasons of the Policy of Civil Servant Politics Neutrality? ; (2) how about growth of member of Civil Servant in politic parties beside growth of politic system?; (3) how about the Policy of Civil Servant Politics Neutrality is be reviewed from Human Rights protection aspect? It benefids is hoped can increase understanding of Human Rights and Democration conception, and opening new view for personal management development.

    Using normative-empirical method, the research is done toward reason or law argumentation (ratio legis) of Policy of Civil Servants Politic Neutrality. The main file as note concern creation process of Policy of Civil Servants Politics Neutrality and history from literature of book and alive digital reference from internet. Then files are analized by descriptively, qualitative and philosophy.

    The researdh result, it can be found that : (1) Concept of Policy of Civil Servants Neutrality isnt consist with reasons of built itself ; (2) member of Civil Servant in politics party experience pull and loose be companion the change of politic system, there was the political system on Reformation era that be assumpt democratic, realize be able forbid of Civil Servants member of politic parties that indicate conservatively character ; (3) Policy of Civil Servant Neutrality is limitation for Civil Servant constitutional rights by formalively procedural is legal, but needed be asked legality of essential what its consist by limitation criteria on UUD 1945, so not move the rule of law (rechstaat) concept to be rule of policy.

    For that it is suggested that for can be shaped neutrality of Civil Servants, without decrease their constitutional rights, it is needed remove the forbid Civil Servants to be member of politic parties with the control mechanism, and to cut intervention of politic leaders, with separates by descipline politic job and career job in career learning,

    Keywords : Neutrality, Human Rights, Democracy

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

    Indonesia memiliki tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan Undang-

    Undang Dasar 1945 yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur, dan salah satu

    usaha serta kegiatan dalam melaksanakannya adalah dengan mengadakan

    pemerintahan yang baik serta berwibawa.

    Kegiatan guna mencapai tujuan tersebut tentunya harus dilakukan secara

    berkesinambungan dan terus menerus, hal ini berarti negara membutuhkan

    pemerintahan dan elemen-elemen pembantu yang mampu mengkondisikan negara

    mencapai tujuan bersama tersebut.

    Dalam pemerintah serta elemen-elemen pembantunya terdapat suatu

    sumber daya manusia yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat bertanggung

    jawab guna melaksanakan tugasnya guna mengurusi negara.

    Dalam hal ini maka Administrasi Negara sangat berperan dalam

    melaksanakan sistem manajemen kepemerintahan dan elemen-elemen yang

    membantunya sebab seperti yang dikatakan Prajudi Atmasudirjo tentang

    Administrasi Negara memiliki 3 arti yaitu1 :

    1. Sebagai aparatur negara, aparatur pemerintah atau sebagai institusi politik (kenegaraan);

    2. Administrasi negara sebagai fungsi atau sebagai aktivitas melayani pemerintah, yakni sebagai kegiatan pemerintahan operasional; dan

    3. Administrasi Negara sebagai proses teknis penyelenggaraan Undang-Undang.

    1 Mustafa Bachsan, Sistem Hukum Administrasi Negara Indonesia, Bandung, 2001, hal 5-6

  • Ketiga pengertian Administrasi Negara menurut Prajudi tersebut menyatakan

    bahwa negara memiliki unsur kenegaraan , pelayanan publik dan sebagai

    penyelenggara Undang Undang. Pengertian Administrasi Negara tersebut dapat

    dilihat selanjutnya pada pengertian Sistem Pemerintahan baik secara sempit dan

    luas.

    Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI) dalam rangka

    mewujudkan cita cita bangsa dan mencapai tujuan nasional yaitu mewujudkan

    masyarakat adil dan makmur . Maka sesuai dengan

    Undang Undang Dasar 1945 dan Pancasila, pemerintah Republik Indonesia

    menyelenggarakan administrasi, yang semula cenderung agak sentralistik karena

    UUD 1945 itu sendiri integralistik akhir akhir ini berubah paradigma menjadi

    cenderung kedaerahan. Undang Undang Dasar 1945 yang bersifat integralistik

    tersebut, maka kedaerahan merupakan sarana untuk mencapai tujuan nasional

    tersebut. Hal ini disebabkan oleh karena kondisi geografis Indonesia yang terdiri

    kepulauan yang berakibat pada keheterogenan kebudayaan, maka administrasi

    negara yang secara kedaerahan cenderung lebih berhasil bila dibandingkan secara

    sentralisasi. Namun administrasi negara secara kedaerahan tersebut tidak lepas dari

    administrasi secara sentralisasi untuk memantau pencapaian tujuan nasional negara.

    Sebagai suatu sistem maka Sistem Adinistrasi Negara Indonesia terdiri dari

    berbagai subsistem seperti sistem manajemen, sistem kepemimpinan, sistem

    birokrasi, sistem pelayanan, dan sistem keuangan. Di samping itu SANRI juga

    berinteraksi dengan berbagai ilmu-ilmu kenegaraan lainnya seperti ilmu

    pemerintahan, ilmu politik, ilmu hukum tata negara, dan ilmu negara sendiri.

  • Administrasi negara juga terkadang disebut juga sebagai administrasi publik,

    karena terjemahan dari kata public administration, dimana kata public

    diterjemahkan menjadi negara maka akan terasa serba kekuasaan yang menzalimi

    masyarakat. Public bila ditejemahkan sebagai masyarakat, akan berkonotasi

    pelayanan yang berakibat pada kebebasan yang liberalistik. Untuk itu perlu

    keseimbangan dalam sistem administrasi negara Republik Indonesia ini.

    Menurut Pamudji2 menyatakan sistem adalah suatu kebulatan atau

    keseluruhan yang kompleks atau terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan hal

    hal atau bagian bagian yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang

    kompleks atau utuh. Disamping itu menurut Prajudi3 menyatakan bahwa sistem

    adalah suatu jaringan dari prosedur prosedur yang berhubungan satu sama lain

    menurut skema atau pola yang bulat untuk menggerakkan suatu fungsi yang utama

    dari suatu usaha atau urusan.

    Jadi, berdasarkan pendapat Pamudji dan Prajudi tersebut sistem dinyatakan

    sebagai satu kesatuan yang utuh dari suatu rangkaian, yang kait mengait satu sama

    lain. Dimana antara satu bagian dalam sistem dengan bagian lainnya saling berkaitan

    dan berhubungan untuk membentuk suatu kebulatan. Bagian bagian yang

    dimaksud dalam administrasi negara dapat dinyatakan sebagai prosedur prosedur

    dalam kenegaraan. Prosedur prosedur tersebut meliputi administrasi secara

    kenegaraan, pelayanan publik dan penyelenggaraan Undang Undang. Bagian atau

    anak cabang dari suatu sistem, menjadi induk dari rangakaian selanjutnya. Begitulah

    seterusnya sampai pada bagian terkecil. Rusaknya salah satu bagian akan

    2 Pamudji, Teori Sistem dan Penerapannya dalam Manajemen, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1981, halaman 4

  • mengganggu kestabilan sistem itu sendiri secara keseluruhan. Bila kestabilan sistem

    suatu negara terganggu, maka akan menghambat tujuan negara menurut Undang

    Undang Dasar 1945 yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

    Bagian dalam sistem tersebut selain terdiri dari prosedur prosedur, di

    dalamnnya termasuk di dalamnya adalah sumber daya manusia sebagai bagian yang

    menjalankan sistem tersebut. Sistem dapat berjalan sesuai dengan tujuan jika ada

    sumber daya manusia yang bekerja didalamnya, yaitu tenaga kerja yang merupakan

    salah satu elemen esensial dalam negara yang lebih khusus lagi dalam perusahaan

    dengan sifat esensial tersebut. Dalam pelaksanaannya, seringkali sumber daya

    manusia tersebut tak berdaya mengembangkannya agar menjadi manusia yang

    divergen.

    Di Indonesia tenaga kerja tersebut berada dalam lingkup ketenaga kerjaan

    yang kompleks, sebagai contoh kekompleksan tersebut adalah adanya

    ketenagakerjaan yang dikuasai oleh keluarga atau yang dekat dengan sumbu

    kekuasaan, selain itu juga adanya kerapuhan fundamental ekonomi yang dibangun,

    sehingga berpengaruh pada kacaunya sistem manajemen tenaga kerja, sehingga

    dalam membangun sistem manajemen tenaga kerja di Indonesia memang

    memerlukan berbagai perangkat dan political will dari berbagai pihak, terutama

    penguasa dan pengusaha.

    Guna mencapai tujuan nasional maka tenaga kerja memiliki peran dan

    kedudukan yang sangat penting sebagai pemegang peranan penting sehingga

    pembangunan sistem dalam ketenagakerjaan harus terus menerus diarahkan untuk

    meningkatkan kualitas dan akhirnya memberikan kontribusinya dalam pembangunan

    3 Prajudi Atmosudirdjo, Dasar Dasar Office Management, Ghalia, Jakarta 193, halaman 11.

  • serta melindungi hak dan kepentingannya sesuai dengan harkat dan martabat

    kemanusiaan.

    Dalam Pasal 2 sampai dengan Pasal 6 Undang Undang RI No.

    13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, menyebutkan bahwa pembangunan

    ketenagakerjaan berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.

    Pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

    Indonesia seutuhnya. Oleh sebab itu, pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan

    untuk mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, makmur

    dan merata baik materiil maupun spiritual.

    Sedangkan asas ketenagakerjaan yang digunakan4 menurut Abdussalam

    adalah asas keterpaduan dengan melalui koordinasi fungsional lintas sektoral pusat

    dan daerah, sedangkan asas pembangunan ketenagakerjaan pada dasarnya sesuai

    dengan asas pembangunan nasional, khususnya asas demokrasi Pancasila serta asas

    adil dan merata. Asas tersebut dapat dikatakan pembangunan ketenagakerjaan

    dilakukan secara menyeluruh mulai dari daerah hingga pusat dengan tujuan untuk

    pencapaian pembangunan nasional yang adil dan merata.

    Pembangunan ketenagakerjaan mempunyai banyak dimensi dan

    keterkaitan dengan berbagai pihak yaitu antara pemerintah, pengusaha dan pekerja

    atau buruh,oleh sebab itu pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan secara

    terpadu dalam bentuk kerjasama yang saling mendukung5. Hal tersebut sesuai

    dengan Undang Undang No. 3 Tahun 2003 pasal 3 tentang Ketenagakerjaan.

    Dalam undang undang tersebut memuat adanya pelaksanaan pembangunan

    4 Prof.Dr.H.R. Abdussalam,SIK.,SIK.,S.H.,M.H.,Hukum Ketenagakerjaan (Hukum Perburuhan),Restu Agung,Jakarta,2008,hal 33. 5 Pasal 3 Undang Undang No. 3 Tahun 2003 tentang Ketenaga kerjaan;

  • ketenagakerjaan dapat terwujud dengan melibatkan peranan pemerintah, pengusaha

    dan pekerja atau buruh.

    Pembangunan ketenaga kerjaan bertujuan untuk6 :

    1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan

    manusiawi.

    2. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja

    yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah.

    3. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan

    kesejahteraan.

    4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganyanya.

    Pemberdayaan dan pendayagunaan tenaga kerja merupakan suatu kegiatan

    yang terpadu untuk dapat memberikan kesempatan kerja seluas luasnya bagi

    tenaga kerja Indonesia. Menurut Agus Dwiyanto manajemen dalam keorganisasian

    pemerintahan ini berarti adanya suatu pengendalian manusia itu sendiri dengan

    mengadakan fungsi manajemen itu sendiri yaitu perencanaan, pengorganisasian,

    pelaksanaan, pengawasan, pengkoordinasian dan pelaporan7.

    Sumber daya manusia sebagai pelaksana fungsi manajemen dalam

    perusahaan yang secara tidak langsung berpengaruh kepada terlaksananya

    administrasi negara secara keseluruhan, yang pada akhirnya berdampak pada

    pencapaian tujuan negara yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

    Pembangunan ketenagakerjaan yang bertujuan untuk memberdayakan dan

    mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi, dapat ditunjukkan

    7 Agus Dwiyanto, dkk, Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, Gajahmada University Perss, 2006, hal 213

  • dengan adanya pelatihan pelatihan untuk memberdayakan dan mendayagunakan

    potensi yang ada pada tenaga kerja. Pemberdayaan dan pendayagunaan tenaga kerja

    merupakan suatu kegiatan yang terpadu untuk dapat memberikan kesempatan kerja

    seluas luasnya bagi tenaga kerja Indonesia. Melalui pengembangan dan

    pendayagunaan ini diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat berpartisipasi secara

    optimal dalam pembangunan nasional, namun dengan tetap menjunjung nilai nilai

    kemanusiaannya.

    Namun dalam proses pelaksanaannya dalam sistem kenegaraan, masih

    ditemui adanya pemberdayaan dan pendayagunaan tenaga kerja tidak secara optimal

    dan manusiawi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan masih banyaknya tenaga kerja

    yang berkualitas secara pendidikan dan keahlian yang tidak mendapat

    pengembangan karier secara optimal. Banyak faktor yang mempengaruhi bila tenaga

    kerja belum dapat diberdayagunakan secara optimal dan manusiawi, yang berasal

    dari pemerintah, pengusaha maupun dari tenaga kerja itu sendiri. Dalam hal ini

    dapat berasal dari kedekatan dengan sumbu kekuasaan baik dalam pemerintahan

    maupun dalam perusahaan. Ada kalanya pemberdayaan dan pendayagunaan tenaga

    kerja Indonesia dilakukan secara optimal namun mengabaikan nilai

    kemanusiaannya. Hal tersebut sering kita lihat untuk tenaga kerja yang berhubungan

    dengan tenaga atau kekuatan otot. Dalam lingkup yang lebih luas , adanya kekerasan

    kekerasan yang diperoleh oleh tenaga tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar

    negeri.

    Berdasarkan Undang Undang RI No. 13 Tahun 2003 pasal 4 tujuan

    pembangunan ketenagakerjaan adalah pemerataan penempatan tenaga kerja yang

    diupayakan agar dapat mengisi kebutuhan di seluruh sektor dan daerah.

  • Pembangunan ketenagakerjaan tersebut ditujukan untuk mewujudkan pemerataan

    kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan

    pembangunan nasional dan daerah. Sesuai dengan tujuan negara Indonesia yaitu

    mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, maka kesempatan kerja dan

    penyediaan tenaga kerja haruslah dilaksanakan di daerah dan secara nasional.

    Namun dalam pelaksanaannya, untuk pemerataan kesempatan kerja masih belum

    dirasakan secara keseluruhan di daerah daerah terutama yang berada jauh dari

    pusat pemerintahan. Sehingga perkembangan di kota akan berbeda bila

    dibandingkan dengan daerah.

    Dalam Undang Undang RI No. 13 tahun 2003 pasal 7 sampai dengan

    pasal 49 melputi perencanaan tenaga kerja, informasi ketenagakerjaan, pelatihan

    kerja, penempatan tenaga kerja, perluasan kesempatan kerja dan penggunaan tenaga

    kerja asing. Dengan adanya perencanaan tenaga kerja hingga pengembangannya,

    diharapakan mampu mewujudkan tujuan negara. Namun dalam pelaksanaannya,

    perencanaan,pelatihan, penempatan dan perluasan tenaga kerja masih berhubungan

    dengan sumbu kekuasaan.

    Kesejahteraan tenaga kerja adalah utjuan dari pembangunan

    ketenagakerjaan dengan cara memberikan perlindungan kepada tenaga kerja.

    Perlindungan tenaga kerja di Indonesia dapat diwujudkan salah satunya dengan

    melindungi setiap tenaga kerja dengan asuransi jiwa. Namun dalam pelaksanaannya

    masih adanya tenaga kerja di Indonesia yan bekerja dalam suatu perusahaan tidak

    dilengkapi dengan asuransi.

    B. KERANGKA PEMIKIRAN

  • Berdiri sejak 1946, PT Bank Negara Idonesia (Persero)Tbk yang dahulu

    dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan

    dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan

    alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI

    atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946,

    hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut

    diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh

    pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.

    Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari

    Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi

    peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank

    Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian

    diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk

    transaksi luar negeri, sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955,

    status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah.

    Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha

    nasional.

    Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari

    identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai

    akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal

    sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank

    BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988,

    tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara

  • Indonesia (Persero)Tbk, sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik

    diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.

    Kemampuan PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk untuk beradaptasi

    terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi

    dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari

    masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen PT

    Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk terhadap perbaikan kualitas kinerja secara

    terus-menerus, berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya,

    BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri.

    Sejak dilakukannya pemetaan arah perjalanan yang baru di tahun 2004, PT

    Bank Negara Indonesia (Perser)Tbk mengalami perubahan-perubahan besar, yang

    didorong oleh kesadaran akan jati diri, semangat serta harapan baru yang timbul di

    lingkungan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk bersama belasan ribu orang

    tenaga kerjanya. Proses transformasi yang tengah berlangsung di PT Bank

    Negara Indonesia (Persero) Tbk menyentuh setiap relung kesadaran kolektif serta

    budaya perusahaan dan membawanya ke arah satu tujuan bersama. Melalui

    transformasi ini, BNI terus bergerak untuk menjadi sebuah bank nasional dengan

    pemahaman intuitif akan kebutuhan pasar yang kompetitif dan dinamis.

    Sehingga tenaga kerja merupakan pemegang peranan penting dalam kinerja

    PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dalam peningkatan kualitas pelayanannya,

    dan pelaksanaan jenjang karier bagi tenaga kerjanya sangat penting dilaksanakan

    sesuai dengan kebutuhan dan jaman yang ada.

  • Berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), PT Bank Negara Indonesia

    (Persero) Tbk melakukan setiap kegiatan perusahaannya. Perjanjian ini dilandasi

    oleh Undang Undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Perjanjian

    Kerja Bersama ini dibuat antara PT Bank Negara Indonesia yang berkedudukan

    sebagai pengusaha dengan Serikat Pekerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

    sebagai perwakilan karyawan karyawati.

    Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tersebut terdiri dari 23 bab 85 pasal, yang

    mengatur tentang ketentuan umum, jaminan para pihak, benturan dan kepentingan,

    hak dan kewajiban, hubungan kerja, tata tertib, penghasilan, lembur, reward, fasilitas

    kesejahteraan, fasilitas kesehatan, fasilitas lain lain, jaminan sosial dan hari tua,

    fasilitas sosial, pajak penghasilan,pembinaan, sanksi administratif, pemutusan

    hubungan kerja , pengakhiran hubungan kerja, lembaga kerjasama bipartt, keluh

    kesah, masa berlaku perubahan dan perpanjangan serta ketentuan penutup.

    Dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), PT Bank Negara

    Indonesia yang berkedudukan sebagai pengusaha menuangkan isi perjanjian

    perjanjian tersebut ke dalam Buku Pedoman Pegawai (BPP) yang memuat dengan

    jelas dan terperinci apa yang menjadi . Buku Pedoman Pegawai tersebut juga

    mengatur setiap prosedur dan tata laksana yang menjadi hak dan kewajiban PT

    Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai pengusaha dan karyawan karyawati

    sebagai tenaga kerja. Buku Pedoman Pegawai (BPP) tidak hanya memuat tentang

    penjabaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB), tetapi juga memuat tentang

    pelaksanaan tugas keseharian apa yang dilakukan tenaga kerja dalam perbankan.

    Sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan dalam perbankan, pegawai memiliki aturan

    aturan yang harus dipatuhi yag bertujuan untuk meminimalkan adanya kesalahan.

  • Surat Keputusan dari Direksi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk,

    merupakan tambahan aturan peraturan yang akan dimunculkan sesuai dengan

    perkembangan perusahaan. Surat Keputusan Direksi tersebut akan diberikan oleh

    masing masing Divisi yang ada di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk,

    sesuai dengan kebutuhan, tanpa melewati koridor visi dan misi PT

    Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

    Dalam pencapaian visi dan misi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk,

    salah satu bagian yang harus dilaksanakan adalah pengembangan karier tenaga kerja

    sebagai elemen pelaksana kegiatan perbankan perusahaan. Dengan adanya sumber

    daya manusia yang berkualitas dan berdaya guna, maka secara tidak langsung

    memajukan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

    Pengembangan karier ketenagakerjaan dalam PT Bank Negara Indonesia

    (Persero) Tbk, sudah dimulai sejak level pegawai dasar, pegawai menengah hingga

    unsur pimpinan. Tidak hanya pegawai tetap saja yang dikembangkan kariernya,

    tetapi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk juga mengembangkan karier

    pegawai kontrak (outsourching) sebagai elemen pelaksana dalam perbankan, sesuai

    dengan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Bab V Pasal 11 mengenai hubungan kerja.

    Pengembangan karier ketenagakejaan dalam PT Bank Negara Indnesia

    (Persero) Tbk yang memiliki usaha dalam perbankan, diatur dalam Perjanjian Kerja

    Bersama (PKB) pasal 13 mengenai penempatan dan pengembangan karier pekerja/

    pegawai, pasal 14 mengenai penilaian kinerja pekerja / pegawai , pasal 16 mengenai

    pendidikan dan pelatihan, pasal 17 mengenai fasilitas bantuan biaya pendidikan ,

    serta pasal 18 mengenai beasiswa. Melalui pasal pasal tersebut pengembangan

  • karier ketenagakerjaan di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk,

    dilaksanakan melalui penilaian, pendidikan, pelatihan, mutasi dan promosi.

    PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sendiri telah memiliki 396

    cabang yang berada diseluruh wilayah Indonesia, dan salah satunya terdapat di

    Semarang yaitu cabang Karangayu Semarang.

    Pegembangan karier ketenagakerjaan diPT Bank Negara Indonesia

    (Persero) Tbk dalam pelaksanaannya haruslah sesuai dengan Perjanjian Kerja

    Bersama (PKB) yang telah disosialisasikan melalui Buku Perjanjian Kerja Bersama

    (PKB) yang diberikan kepada masing masing pegawai untuk selanjutnya dipelajari

    dengan harapan setiap pegawai memahami dengan jelas apa yang menjadi hak dan

    kewajiban mereka dalam bekerja sebagai pegawai dalam PT Bank Negara Indonesia

    (Persero) Tbk secara sentral pada cabang Karangayu Semarang secara kantor

    cabang.

    Pelaksanaan jenjang karier di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

    cabang Karangayu Semarang dalam kenyataannya mengalami beberapa kendala

    yang sangat signifikan dengan proses pengembangan manajemen ketenagakerjaan

    yang seharusnya dilakukan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia yang baik

    dan sesuai.

    Hal ini diatur dalam Undang-Undang yang mengatur tentang

    ketenagakerjaan dan dilaksanakan melalui Surat Keputusan-Surat Keputusan yang

    mengatur tentang serikat pekerja pada PT Bank Negara Indonesia Cabang

    Karangayu Semarang.

    C. PERMASALAHAN

  • Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan pembinaan karier

    ketenagakerjaan dalam Perbankan (Studi Kasus di PT Bank Negara Indonesia

    (Persero) Tbk Cabang Karangayu Semarang dapat penulis rumuskan sebagai berikut

    :

    1. Bagaimanakah pelaksanaan pembinaan karier ketenagakerjaan dalam

    perbankan pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang

    Karangayu Semarang?

    2. Bagaimana model pembinaan yang ideal dalam membina karier

    ketenagakerjaan dalam perbankan di masa mendatang untuk menciptakan

    tenaga kerja yang bersih dan bertanggung jawab serta proposional dalam

    tujuannya untuk memberikan pelayanan yang terbaik?

    D. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

    1. Untuk mengetahui pola hukum tentang pembinaan karier ketenagakerjaan,

    proses pelaksanaan, serta kendala dan hambatan dalam pelaksanaan pembinaan

    karier ketenagakerjaan dalam perbankan terutama pada PT Bank Negara

    Indonesia (Persero) Tbk Cabang Karangayu Semarang.

    2. Untuk mengetahui kebijakan yang ideal untuk dapat dilaksanakan dalam

    pembinaan karier ketenagakerjaan dalam perbankan pada PT Bank Negara

    Indonesia (Persero) Tbk Cabang Karangayu Semarang di masa mendatang

    untuk menciptakan tenaga kerja yang bersih dan bertanggung jawab serta

    proposional dalam tujuannya untuk memberikan pelayanan yang terbaik

  • E. METODE PENELITIAN

    a. Metode Pendekatan

    Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan secara yuridis dan

    pendekatan secara empiris. Metode pendekatan yuridis empiris dilakukan dengan

    latar belakang untuk melihat pola hukum yang dilaksanakan, proses, kendala dan

    hambatan yang diperoleh pada pelaksanaan pengembangan karier ketenagakerjaan

    dalam perbankan.

    Pendekatan secara yuridis dilakukan dengan menelaah dengan ilmu hukum

    yang ada yaitu peraturan perundang undangan yang ada baik melalui bahan

    bahan hukum serta dokumen dokumen hukum yang berlaku dalam perbankan

    terutama tentang norma pembinaan karier ketenagakerjaan.

    Pendekatan secara empiris dilakukan dengan bertujuan untuk melihat secara

    keseluruhan bagimana pelaksanaan norma hukum tentang pembinaan karier

    ketenagakerjaan dalam perbankan , dimana dalam pelaksanaan tersebut dapat

    diketahui dengan jelas proses pelaksanaan, hambatan atau kendala serta keberhasilan

    pelaksanaan norma hukum pembinaan ketenagakerjaan dalam perbankan, dengan

    mencari hal-hal yang terjadi dalam kenyataannya dalam hal ini hasil penelitian di PT

    Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Karangayu Semarang, dengan

    bertumpu pada data sekunder dan dokumen dokumen berupa bahan bahan

    hukum dan bahan bahan dokumen hukum yaitu data yang didapat dengan bahan

    kepustakaan, namun dilengkapi dengan data primer yaitu memperoleh data di PT

    Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Karangayu Semarang, dan penelitian

    diskriptif analisis, dengan cara menggambarkan serta menganalisa antara norma

  • hukum yang ada serta sistem peningkatan karier tenaga kerja dengan kenyataan di

    lapangan. Data primer tersebut meliputi populasi karyawan karyawati tetap PT Bank

    Negara Indonesia (Persero) Tbk cabang Karangayu sebagai sample penelitian

    pembinaan karier ketenagakerjaan, dimana populasi karyawan tersebut secara

    keseluruhan dari pegawai dasar, middle hingga unsur pimpinan.

    b. Spesifikasi Penelitian

    Penelitian ini merupakan suatu upaya untuk mendiskripsikan tentang faktor-

    faktor yang merupakan peningkatan jenjang karier bagi tenaga kerja menurut

    Peraturan Perudang-undangan yang ada di Indonesia, apakah pelaksanaan jenjang

    karier tersebut telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan tersebut serta

    sesuai dengan sistem manajemen peningkatan jenjang karier yang seharusnya

    sehingga setiap tenaga kerja mendapatkan peningkatan sumber daya yang

    mengeksploitasi semaksimal mungkin sumber daya tersebut guna membangun dan

    mengembangkan kemampuan secara bersama-sama baik PT BNI (Persero) Tbk

    Cabang Karangayu Semarang dan tenaga kerja yang bernaung dibawahnya,

    sehingga akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang peluang kontribusinya

    dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia terutama di PT Bank Negara Indonesia

    (Persero) Tbk Cabang Karangayu Semarang.

    c. Metode Penentuan Jenis Data (Sample)

    Metode Penentuan Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    dengan cara purposive sampling/ penarikan sample yang bertujuan, dilakukan

    dengan cara mengambil subyek dengan tujuan untuk memperoleh data primer.

  • Metode penentuan sample ini dilakukan dengan cara wawancara, pengisian lembar

    pertanyaan (questioner) serta pengamatan di lapangan.

    Penentuan sample ini menyangkut seluruh pegawai tetap PT Bank Negara

    Indonesia (Persero) Tbk, yang terdiri dari 3 unsur pimpinan, 9 unsur pegawai

    menengah, serta 42 pegawai dasar.

    Subyek penelitian meliputi :

    1. Beberapa Tenaga kerja di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang

    Karangayu Semarang yang yang mewakili sample yang telah mendapatkan

    peningkatan jenjang karier ( 11 orang ).

    2. Beberapa Tenaga kerja PT Bank Negara Indoneia (Persero) Tbk Cabang

    Karangayu Semarang yang yang mewakili sample yang tidak mendapatkan

    peningkatan jenjang karier tenaga kerja di perbankan ( 42 orang )

    d. Lokasi Penelitian

    PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Karangayu Semarang

    e. Metode Pengumpulan Data

    Metode Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    1. Penelitian kepustakaan, meliputi :

    Data sekunder yaitu data yang didapat dari berbagai literatur kepustakaan

    yang meliputi :

  • - bahan hukum primer, yaitu yang menyangkut norma dasar Pancasila, UUD

    1945, Peraturan Perundang-Undangan yang berhubungan dengan

    permasalahan;

    - bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang erat hubungannya dengan

    bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis serta memahami

    bahan hukum primer;

    - bahan hukum tersier, yaitu bahan yang dapat memberikan penjelasan

    terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus, ensiklopedia,

    dll.

    2. Penelitian Lapangan

    Dalam hal ini penelitian di lapangan dilakukan dengan cara

    mengambil sample dari 3 orang unsur pimpinan, 9 orang pegawai, serta 42

    orang pegawai dasar. Penelitian lapangan ini dilakukan dengan cara

    pengamatan di lapangan melalui wawancara dan melakukan pengisian

    lembar pertanyaan (questioner).

    F. SISTEMATIKA PENULISAN

    Bab Pertama, Pendahuluan yang memuat tentang Latar Belakang,

    Permasalahan, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kerangka

    Pemikiran, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

  • Bab Dua, mengenai Tinjauan Pustaka yang memuat tentang teori tentang

    ketenaga kerjaan, manajemen sumber daya manusia, pengembangan karier,

    peraturan-peraturan yang mengatur tentang ketenagakerjaan di bidang

    perbankan,sejarah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, peraturan-peraturan

    dalam PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

    Bab Tiga, mengenai Hasil Penelitian yang memuat tentang faktor-faktor

    peraturan-peraturan yang mengatur tentang pembinaan karier ketenagakerjaan PT

    Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Karangayu Semarang, pelaksanaan

    pembinaan karier ketenagakerjaan dalam perbankan pada PT Bank Negara Indonesia

    (Persero) Tbk Cabang Karangayu Semarang, kebijakan yang dapat digunakan untuk

    pelaksanaan pembinaan karier ketenagakerjaan dalam perbankan pada PT Bank

    Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Karangayu Semarang di masa mendatang

    untuk menciptakan tenaga kerja yang bersih dan bertanggung jawab serta

    memberikan pelayanan yang terbaik

    Bab Empat, merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan yang

    diperoleh dari usaha untuk mencari jawaban atas permasalan yang ada serta

    merupakan hasil temuan dilapangan, setelah kesimpulan ditutup dengan saran

    sebagai masukan untuk para pihak yang berwenang guna menentukan kebijakan

    selanjutnya dalam pembinaan karier ketenagakerjaan pada PT Bank Negara

    Indonesia (Persero) Tbk.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

    Negara Indonesia yang memiliki tujuan negara untuk mewujudkan

    masyarakat adil dan makmur, maka pemerintah dituntut untuk mengadakan

    pemerintahan yanga baik serta berwibawa.

    Sistem pemerintahan memiliki penegrtian dalam arti luas (bewindvoeren)

    dan sempit. Berdasarkan arti luas, sistem pemerintahan itu memilikii arti

  • berdasarkan fungsi pemerintahan. Menurut Van Vollenhoven, mengatakan bahwa

    untuk pemerintahan dalam arti luas menggunakan istilah bewindvoeren yang

    memiliki 4 (empat) fungsi atau disebut catur praja, yakni bestuur (bewindvoeren

    dalam arti sempit), polisi, peradilan (rechtspaark), membuat peraturan / regeling,

    wetgeving. Pemerintahan menurut Van Vollenhoven dalam arti luas ini diartikan

    bahwa fungsi pemerintahan mengandung pengertian secara fungsional dan

    institusional / struktural, dimana bestuur secara fungsional memiliki pengertian

    fungsi pemerintahan itu sendiri dan secara institusional / struktural yaitu secara

    pelaksanaan fungsi pemeritahan meliputi polisi, peradilan ( rechtspark ), membuat

    peraturan / regeling dan wetgeving.

    Lemaire, mengatakan 5 (lima) fungsi pemerintahan (panca praja) yaitu :

    Bestuurszorg, Bestuur, Polisi, mengadili dan membuat peraturan. Pendapat Lemaire

    ini mendukung pendapat Van Vollenhoven yang menyatakan bahwa fungi

    pemeritahan itu mencakup fungsional pemerintahan itu yaitu secara bestuurszorg

    dan bestuur, sedangkan pemerintahan juga memiliki fungsi secara a / struktural yaitu

    sebagai polisi, mengadili dan membuat peraturan.

    Sistem pemerintahan dalam arti luas dibagi juga berdasarkan pembagian

    kekuasaan oleh Montesquieu dengan trias politika yaitu Eksekutif / Pemerintah.

    Pemerintah disini memiliki kekuasaan untuk membuat peraturan yang bertujuan

    untuk mengatur kehidupan berbangsa da bernegara, dengan mendayagunakan

    instrumen instrumen pemerintahan, yang salah satunya meliputi instrumen yuridis.

    A.M. Donner berpendapat bahwa sistem pemerintahan dalam arti luas

    ditinjau berdasarkan tingkat kekuasaan (dwiparaj), dimana ada 2 (dua) tingkat

    kekuasaan, yaitu : pertama, tingkat kekuasaan dari alat-alat pemerintah yang

  • menyelenggarakan / merealisasikan politik negara yang telah ditentukan. Kedua,

    tingkat kekuasaan dari alat-alat pemerintah yang menentukan haluan (politik) negara

    (staatstelling). Teori Dwi praja dari A.M. Donner ini sama dengan teori dari Hans

    Kelsen tentang politik sebagai etik dan politik sebagai teknik. Dimana politik

    sebagai etik menetapkan haluan negara, sedangkan sebagai teknik melaksanakan

    administrasi negara.

    Berdasarkan 2 (dua) tingkat kekuasaan ini dapat dilihat bahwa fungsi

    pemerintah itu meliputi kekuasaan yang sudah merupakan kekuasaan melekat pada

    alat alat pemerintah yang memiliki kekuasaan juga untuk menentukan haluan

    negara, yaitu meliputi polisi, mengadili dan merumuskan peraturan.

    Menurut Koentjoro Purbopranoto, mengatakan bahwa pemerintah dalam

    arti luas adalah pelaksana seluruh badan-badan atau lembaga-lembaga dan petugas

    yang diserahi tugas mencapai tujuan negara.Pengetian luas fungsi pemerintahan

    menurut Koentjoro Purbopranoto ini sangatlah luas , karena tidak hanya

    menjelaskan fungsi pemerintah itu sebagai pelaksana tetapi juga meliputi fungsi

    pemerintah sebagai penegak,perumus dan pelaksana pemerintah dengan tujuan

    untuk mencapai tujuan negara.

    Menurut Wirjono Prodjodikoro mendasarkan pembagian fungsi

    pemerintahan kepada Undang-Undang Dasar Sementara menjadi 6 (enam) fungsi

    yaitu : Pemerintah, Perundang-undangan, Pengadilan, Keuangan, Hubungan Luar

    Negeri, Peraturan Negara dan Keamanan Umum.

    Sistem pemerintahan dalam arti luas berdasarkan berbagai pendapat

    diatass, sistem pemerintahan itu sendiri memiliki arti sempit. Menurut Van

    Vollenhoven, bestuur adalah segala yang tidak termasuk membuat peraturan,

  • peradilan dan polisi. Bestuur dalam pengertian sempit ini memiliki pengertian

    bahwa pemerintahan hanya meliputi fungsional pemerintahan itu sendiri tanpa

    melibatkan struktural / institusinal pemerintahan.

    Pemerintahan dalam arti sempit menurut Koentjoro Purbopranoto,

    pemerintah dalam arti sempit mencakup organisasi fungsi-fungsi yang menjalankan

    tugas pemerintahan.Pemerintahan yang dimaksudkan oleh Koentjoro

    Purbopranoto ini hanya menyoroti fungsi pemerintahan itu secara struktural /

    institusional dalam melaksanakan tugas pemerintahan itu, atau dapat dikatakn

    pemerintahan dalam pengertian sempit ini hanya mencakup fungsi pemerintahan itu

    secara instrumen instrumen pemerintahan.

    Pendapat Koentjoro Purbopranoto tersebut sejalan dengan pendapat dari

    Djenal Hoesen Koesoemahatmaja, yang menggunakan istilah Administrasi Negara

    berpendapat bahwa hanya badan pelaksana saja, tidak temasuk kepolisian, badan

    peradilan dan perundang-undangan. Fungsi pemerintahan dalam arti sempit menurut

    Djenal Hoesen Koesoemahatmaja berpendapat bahwa fungsi pemerintahan itu hanya

    meliputi fungsi sebagai pelaksana, tanpa melibatkan instrumen instumen

    pemerintahan di dalammnya yang tediri dari kepolisian, badan peradilan dan

    perundang undangan.

    Asas-Asas Pemerintahan / administrasi yang baik ada 2 (dua) macam 8:

    1. Asas-asas yang menangani prosedur / proses pengambilan keputusan, yang bilaman dilanggar secara otomatis membuat keputusan yang bersangkutan batal karena hukum tanpa memeriksa lagi kasusnya;

    2. Asas-asas yang menangani kebenaran daripada fakta-faktanya yang dipakai sebagai dasar untuk pembuatan keputusan

    8 C.S.T.Kansil dan Christine S.T. Kansil, SH, Modul Hukum Administrasi Negara, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 1997, hal 72

  • Dalam berbagai literatur hukum administrasi negara pemerintah dikatakan

    menyelenggarakan tugas yang istimewa (bestuurszorg ), yaitu sebagai wujud konkrit

    dari negara yang bertugas menyelenggarakan kesejahteraan rakyat seluas luasnya.

    Dalam kapasitasnya sebagai lembaga yang secara sah mempresentasi negara agar

    fungsi negara dapat dijelmakan secara konkrit, pemerintah memiliki dual function,

    yaitu sebagai lembaga hukum publik maupun sebagai lembaga hukum privat.

    Sebagai lembaga hukum publik, pemerintah bertindak merealisasikan tugas hukum

    publik negara berdasarkan aturan aturan hukum publik.

    Sebagai lembaga hukum privat, pemerintah berkedudukan hukum sebagai

    subyek hukum privat ( natuurlijk/rechts-person ), bertindak atas dasar hukum privat

    dan mengikatkan diri pada konsekuensi konsekuensi hukum privat yang timbul

    sebagai akibat perbuatan hukumnya.

    Terlebih dahulu kita melihat pada pengertian administrasi dan ilmu

    administrasi itu sendiri, sebelum menguraikan berbagai unsur unsur dan fungsi

    dari sebagian unsur tersebut lebih jauh. Beberapa sarjana telah membeikan

    pengertian antara lain sebagai berikut.

    Menurut Herbert A. Simon9 Administration can be defined as the activites of

    groups cooperating to accomplish common goals.Jadi, Herbert merumuskan

    administrasi sebagai kegiatan kegiatan kerja sama unutk mencapai tujuan tujuan

    bersama.

    9 Herbert Simon cs, Public Administration, Alfred Knopf, New York, 1959, halaman 3.

  • Menurut Leonard B. White10 Administration can be defined as the activities

    of group efforts, public orr private, civil or military. Dari pernyataan tersebut, maka

    Leonard menyatakan bahwa administrasi adalah suatu proses yang umum ada pada

    setiap usaha kelompok kelompok, baik pemerintah maupun swasta, baik sipil

    maupun militer, baik dalam ukuran besar maupun kecil. Leonard berkesimpulan

    bahwa administrasi merupakan satu kestauan dari berbgai elemen yang terlibat

    dalam suatu proses umum untuk mencapai tujuan tertentu.

    Menurut Prajudi Atmosudirjo11 menyatakan bahwa administrasi merupakan

    suatu fenomena sosial, yaitu perwujudan tertentu di dalam masyarakat modern.

    Eksistensi administrasi ini berkaitan dengan organisasi. Jadi, barangsiapa hendak

    mengetahui adanya administrasi dalam masyarakat ia harus mencari terlebih dahulu

    suatu organisasi yang masih hidup, di situ terdapat administrasi. Dimana

    administrasi ada pada suatu organisasi, dikarenakan organisasi merupakan kumpulan

    dari berbagai elemen.

    Dari beberapa pengetian administrasi di atas, pada prinsipnya administrasi

    memiliki pengertian yang sama, yaitu antara lain :

    b. kerja sama

    c. banyak orang, dan

    d. untuk mencapai tujuan bersama.

    10 Leonard White, Introduction to The Study of Public Administration, The Mac Millan Company, New York, 1955, halaman 1. 11 Prajudi Atmosudirdjo, Administrasi dan Manajemen Umum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982, halaman 39 40 (aspek pertama).

  • Administrasi merupakan kerja sama dari keterlibatan dari banyak orang

    dengan tujuan mencapai sesuatu yang sama.

    Pengertian di atas juga dimaksudkan sebagai administrasi dalam arti luas,

    sedangkan pengertian dalam arti sempit adalah administrasi sebagaimana yang

    sering kita dengar sehari hari, yaitu tata usaha. Memang tata usaha meupakan

    unsur administrasi dalam arti luas. Secara lengkap unsur unsur pelaksanaannya

    tersebut sebagai berikut12:

    a. Pengorganisasian

    b. Manajemen

    c. Tata hubungan

    d. Keuangan

    e. Perbekalan

    f. Tata usaha

    g. Perwakilan

    Dari unsur unsur pelaksana tersebut, dapat dinyatakan bahwa unsur unsur

    pelaksana mencakup organisasi dan sistem administrsinya.

    Menurut John M. Pffifner dan Robert V. Presthus di dalam buku Inu

    Kencana Syafiie13 :

    a. Administrasi Negara melputi implementasi kebijaksanaan pemerintah yang telah ditetapkan oleh badan badan perwakilan politik14.

    12 The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, Nur Cahaya, Yogyakarta, 1983, halaman 12. 13 Inu Kencana Syafiie, Sistem Administrasi Negara, Pradnya Paramita,Jakart,1997 halaman 104 14 John Pffifner dan Robert V. Presthus ,Public Administration, The Ronald Press Company, New York, 1960 halaman 4.

  • b. Administrasi Negara dapat didefinisikan sebagai koordinasi usaha usaha perorangan dan kelompok untuk melaksanakan keijaksanaan pemerintah. Hal ini terutama meliputi pekerjaan sehari hari pemerintah15.

    c. Secara ringkas, Administrasi Negara adalah suatu proses yang bersangkutan dengan pelaksanaan kebijaksanaan kebijaksanaan pemerintah, pengarahan kecakapan dan teknik teknik yang tidak terhingga jumlahnya, memberikan arah dan maksud terhadap usaha sejumlah orang16.

    Sebegitu luasnya ruang lingkup Ilmu Administrasi Negara sehingga dapat

    pula mencakup ilmu ilmu sosial lain. Teerutama yang memiliki objek materinya

    negara, yaitu antara lain Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik, Hukum Tata Negara, dan

    Ilmu Negara sendiri, serta Ilmu Filsafat yang menjadi sumber keilmuan. Dengan

    demikian, ruang lingkup Ilmu Administrasi Negara dapat diuraikan sebagai berikut.

    Di bidang hubungan, peristiwa dan gejala pemerintahan yang banyak ditulis

    para pakar pemerintahan, meliputi :

    1. Administrasi Pemerintahan Pusat,

    2. Administrasi Pemerintahan Daerah,

    3. Administrasi Pemerintahan Kecamatan,

    4. Administrasi Pemerintahan Kelurahan,

    5. Administrasi Pemerintahan Desa,

    6. Administrasi Pemerintahan Kotamadya,

    7. Adminitrasi Pemerintahan Kota Administratif,

    8. Administrasi Departemen, dan

    9. Administrasi Nondepartemen.

    15 Ibid, halaman 5. 16 Ibid, halaman 6

  • Di bidang ketatalaksanaan banyak ditulis oleh para pakar Ilmu Administrasi Negara,

    meliputi17:

    1. Administrasi Pembangunan,

    2. Administrasi Perkantoran,

    3. Administrasi Ketenaga kerjaan,

    4. Administrasi Kemiliteran,

    5. Administrasi Kepolisian,

    6. Administrasi Perpajakan,

    7. Administrasi Pengadilan,

    8. Administrasi Kepenjaraan, dan

    9. Administrasi Perusahaan, antara lain :

    a. Administrasi Penjualan,

    b. Administrasi Penjualan,

    c. Administrasi Pemasaran,

    d. Administrasi Perbankan,

    e. Administrasi Perhotelan, dan

    f. Administrasi Pengangkutan.

    Berdasarkan pengertian Ilmu Administrasi Negara diatas, bila dihubungkan

    dengan Hukum Adminitrasi Negara, memiliki benang merah pada objek materia dan

    forma ilmu kenegaraan tersebut. Menurut Inu Kencana18, ilmu administrasi negara

    memiliki objek materia negara dan memiliki objek forma berupa pelayanan publik,

    organisasi publik, manajemen publik, dan kebijakan publik.

    17 The Liang Gie, Ilmu Administrasi, Liberty, Yogyakarta, Cetakan Kesepuluh, 1993, halaman 63. 18 Drs.H.Inu Kencana Syafiie,M.Si., Sistem Administrasi Negara, Bumi Akasara, 2003, hal 39

  • Pelayanan publik sering diklasifikasikan sebagai jasa publik yang harus

    dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Secara teoritis menurut

    Ratmiko, pelayanan publik sendiri dapat diklasifikasikan atas 19 :

    1. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh

    organisasi publik. Diamana pelayanan publik menyangkut kebutuhan publik

    dan digunakan secara publik.

    2. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh

    organisasi privat. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang

    diselenggarakan oleh organisasi privat dapat dibedakan menjadi dua bagian

    yaitu untuk kebutuhan primer dan sekunder. Dikatakan kebutuhan primer

    adalah pelayanan publik yang dikelola oleh organisasi privat dimana

    kebutuhan yang dikelola adalah kebutuhan pokok bagi publik, contohnya

    listrik bagi negara yang dikelola secara privat oleh Perusahaan Listrik

    Negara. Selain kebutuhan primer yang dikelola oleh organisasi privat,

    kebutuhan sekunder juga dikelola oleh organisasi privat.

    Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat dibedakan menjadi tiga

    pelayanan publik , sebagai berikut :

    1. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh privat. Ini adalah semua

    penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta,

    seperti misalnya rumah sakit swasta, PTS, perusahaan pengangkutan milik

    swasta.

    19 Ratminto, dkk.,Manajemen Pelayanan & Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizens Carhter dan Standar Pelayanan Minimal, 2006, hal 9

  • 2. Pelayanan pubik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan bersifat primer.

    Ini adalah semua penyediaan barang / jasa publik yang diselenggarakan oleh

    pemerintah yang didalamnnya pemerintah merupakan satu satunya

    penyelenggara an pengguna / klien mau tidak mau memanfaatkannya.

    Misalnya adalah pelayanan di kantor imigrasi, pelayanan penjara dan

    pelayanan perizinan.

    3. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan bersifat

    sekunder. Ini adalah segala bentuk penyediaan barang / jasa publik yang

    diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang didalamnya pengguna / klien

    tidak harus menggunakannya karena ada beberapa penyelenggara pelayanan,

    misalnya program asuransi tenaga kerja, program pendidikan dan pelayanan

    yang diberikan oleh BUMN.

    Sehubungan dengan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah,

    Keputusan Men-PAN RI No. 63 Tahun 2003 memberikan pengertian pelayanan

    publik sebagai kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan

    publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun

    pelaksanaan ketentuan peraturan perundang undangan.

    Keputusan Men-PAN RI No. 63 Tahun 2004 mengatur bahwa hakikat

    pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang

    merupakan pewujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat.

  • Berkaitan dengan pengelompokan jenis jenis pelayanan publik,

    Keputusan Men-PAN RI No. 63 Tahun 2004 membedakan jenis jenis pelayanan

    publik menjadi tiga kelompok berikut ini :

    1. Kelompok pelayanan administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan

    berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya

    status kewarganegaraan, sertifikat kopetensi, kepemilikan atau penguasaan

    terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokumen dokumen ini antara lain

    Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Pernikahan, Akte Kelahiran, Akte

    Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Izin

    Mengemudi (SIM), Izin mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat

    Kepemilikan / Penguasaan Tanah dan sebagainya.

    2. Kelompok Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

    bentuk / jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon,

    penyediaan tenaga listrik, air bersih, dan sebagainya.

    3. Kelompok Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan be bagai

    bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan

    kesehata, penyelenggaraan transportasi, perbankan, dan sebagainya.

    B. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

  • Masyarakat sebagai pengguna pelayanan publik sangat membutuhkan

    penanganan yang menguntungkan tanpa adanya penanggungan biaya ganda, beda

    pelayanan yang diberikan, sehingga faktor kelembagaan dan organisasi dalam

    pelayanan publik sangat dibutuhkan yang terbaik guna menunjang hal tersebut.

    Penunjang keberhasilan dari pelaksanaan pelayanan publik tidak lepas dari

    sistem manajemen sumber daya manusia yang baik sehingga setiap orang yang

    bekerja didalamnya bekerja secara efektif dan efisien sehingga tercapai tujuan

    bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat.

    Faktor-faktor yang menunjang pelaksanaan pelayanan publik adalah20 :

    a. Faktor budaya

    Pelayanan yang bersifat terbuka diharapkan didapatkan oleh masyarakat, namun

    ternyata budaya dalam bangsa Indonesia yang bersifat ketimuran menjadikan

    sifat keterbukaan tersebut sebagai sesuatu yang belum dapat diterima, namun

    dalam era globalisasi ini maka sifat keterbukaan tersebut semakin menjadi suatu

    kepentingan, misalnya dimana ada transaksi harus ada pembuktian. Hal ini

    terbukti adanya pembuktian pelayanan publik yang semakin transparan,

    contohnya organisasi organisasi pelayanan publik yang go public. Dengan

    adanya keterbukaan ini, maka akan meminimalisasi penyimpangan

    penyimpangan terhadap penggunaan pelayanan pelayanan publik.

    b. Faktor individu

    Faktor individu yang dimaksud adalah perilaku individu yang menangani

    pelayanan publik, dimana sangat tergantung terhadap mentalitas dan moralitas

    yang diyakini sebagai kebenaran, kejujuran dan keadilan, selanjutnya perilaku

  • moral ini terkait dengan kesempatan yang dimiliki oleh seseorang dalam

    kapasitasnya sebagai pemegang otoitas dan jabatan, dimana setiap individu yang

    tidak memiliki moralitas terhadap tanggungjawab seringkali menggunakan

    otoritasnya guna kepentingan diri sendiri.

    c. Faktor organisasi dan manajemen

    Faktor ini secara umum dapat dibagi menjadi empat sub faktor yaitu : struktur,

    proses, kepegawian dan hubungan antara pemerintah dan masyarakat, sehingga

    keempat sub faktor tersebut sangat penting peranannya, dimana saat ini setiap

    organisasi pada umumnya seringkali tidak memiliki keseimbangan antara tugas,

    wewenang dan tanggung jawab bagi anggota organisasi, sehingga proses

    pelayanan seringkali tidak efisien, transparan, efektif dan keadilan., sebab di

    Indonesia aspek organisasi pelayanan publik masih tergantung karena

    pemimpinnya yang masih top down approarch, dimana organisasi yang baik

    yaitu yang memiliki pemimpin yang kredibel berintegritas tinggi dan memiliki

    visi masa depan yang dapat menjadi panutan dan inovator bagi reformasi

    pelayanan publik, selain itu dalam aspek organisasi yaitu masalah personalia

    dimana sangat rendahnya pengawasan terhadap kualitas pelayanan publik yang

    tidak responsif, yang tidak berempati, yang tidak relaible dan tidak memiliki

    jaminan, sebab sebelumnya disebabkan oleh proses rekrutmen yang tidak

    berbasis kompetensi dan pendidikan latihan yang tidak memadai.

    Ketiga faktor faktor yang menunjang keberhasilan pelayanan publik diatas,

    dapat dilihat bahwa pelayanan publik yang melayani kebutuhan publik masih

    dipengaruhi oleh kepentingan pribadi , budaya dimana pelaksanan pelayanan publik

    20 Badan Pembinaan Hukum Nasional RI, Perencanaan Pembangunan Hukum Nasional Bidang

  • itu berada serta dipengaruhi oleh organisasi tertentu. Oleh karena itu tidak

    mengherankan bila pelayanan publik masih dikelola oleh organisasi tertentu dengan

    tujuan kepentingan pribadi tertentu. Namun, saat ini seiring dengan era reformasi,

    maka faktor faktor penunjang keberhasilan pelaksanaan pelayanan publik tersebut,

    mulai transparan dalam pelaksanaannya.

    Sumber daya manusia sebagai pelaksanan pelayanan publik dari waktu ke

    waktu mengalami perubahan. Hal ini sesuai dengan Reformasi Kepegawaian 21,

    yang meliputi :

    1. Permasalahan yang mempengaruhi suatu kualitas pelayanan adalah adanya

    sektor kepegawaian yang buruk, karena pada intinya suatu negara

    berkembang atau tidak didasarkan penataan SDM yang baik atau buruk.

    2. Subsistem kepegawaian yang membentuknya adalah rekrutmen, penggajian

    dan reward, pengukuran kinerja, promosi jabatan dan pengawasan,

    kegagalan suatu penataan kepegawaian biasanya adalah kegagalan salah satu

    diantara subsistem tersebut.

    3. arah pertumbuhan dan perubahan sistem kepegawaian yang profesional,

    sebelumnya perekrutan harus berdasarkan kepada needs assessment yang

    telah dilakukan secara cermat, yaitu bagaimanakah beban kerja dapat

    seimbang dengan pegawai yang direkrut,model substansi dan materi

    eksaminasi dapat dilaksanakan dengan metode patok banding yang

    digunakan oleh masyarakat.

    Hukum Administrasi Negara, Jakarta, 2008, halaman 44 - 47 21 Ibid, halaman 100 - 111

  • Reformasi kepegawaian tersebut jelas bahwa sumber daya manusia yang

    berkualitas dibentuk sejak tenaga kerja atau pegawai tersebut diseleksi masuk dalam

    sebuah organisasi. Dimana sejak awal seorang pegawai itu masuk ke dalam

    organisasi disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, bukan karena adanya

    kedekatan dengan pihak di dalam perusahaan.

    Sebuah organisasi yang membutuhkan pegawai untuk suatu posisi, maka

    perusahaan akan memberikan kualifikasi tertentu agar seorang calon pegawai layak

    menduduki posisi di dalam perusahaan tersebut. Dengan penerimaan sejak awal

    yang telah sesuai dengan ketentuan organisasi, maka setelah bekerja sebagai tenaga

    kerja, maka diharapakn sumber daya manusia tersebut dibentuk, dikembangkan dan

    didayagunakan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pembentukan yang dlakukan

    melalui rekrutmen, penggajian dan reward, pengukuran kinerja, promosi jabatan dan

    pengawasan. Pengembangan karier ketenagakerjaan tersebut bertujuan untuk

    menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, yang dalam jangka panjang

    mampu mengembangkan perusahaan sesuai dengan keahlian dan ketrampilan yang

    dimiliki oleh masing masing tenaga kerja dalam perusahaan tersebut.

    Fungsi operasional dalam Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan

    basic (dasar) pelaksanaan proses MSDM yang efisien dan efektif dalam pencapaian

    tujuan organisasi/perusahaan. Fungsi operasional tersebut terbagi 5 ( lima ),

    secara singkat sebagai berikut22:

    a. Fungsi Pengadaan

    22 Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia,Balai Pustaka, Jakarta, 2004, hal.34-35

  • adalah proses penarikan ,seleksi,penempatan,orientasi,dan induksi untuk

    mendapatkan karyawan yang sesuai kebutuhan perusahaan.( the right man in the

    right place).

    b. Fungsi Pengembangan

    adalah proses peningkatan ketrampilan teknis,teoritis,konseptual, dan moral

    karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan latihan yang

    diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa

    depan.

    c. Fungsi Kompensasi

    adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak lansung berbentuk uang atau

    barang kepada karyawan sebagai imbal jasa (output) yang diberikannya kepada

    perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak sesuai prestasi dan

    tanggung jawab karyawan tersebut.

    d. Fungsi Pengintegrasian

    adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan

    karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan,

    dimana Pengintegrasian adalah hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena

    mempersatukan dua aspirasi/kepentingan yang bertolak belakang antara

    karyawan dan perusahaan.

    e. Fungsi Pemeliharaan

    adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan

    loyalitas karyawan agar tercipta hubungan jangka panjang. Pemeliharaan yang

    baik dilakukan dengan program K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja )

  • Kelima fungsi manajemen sumber daya manusia diatas dapat dilihat bahwa

    manajemen sumber daya manusia dilakukan dari awal pekerja itu masuk, berkarya

    di dalam, berkembang hingga membangun loyalitas pekerja terhadap perusahaan.

    Tujuan suatu perusahaan untuk jangka panjang adalah untuk mencipatakan

    smber daya manusia yang berkualitas dan loyal terhadap perusahaan. Salah satu

    jalan untuk pengembangan sumber daya manusia adalah dengan jalan pembuatan

    analisa jabatan yang dimaksudkan agar dapat menempatkan para tenaga kerja secara

    tepat atau mendekati ketepatan, pada kedudukan yang tepat yang dapat

    menggairahkan mereka selama menangani pekerjaannya, hanya dapat dibantu

    dengan memanfaatkan data-data dari hasil 23:

    a. pemeriksaan, seleksi dan penempatan;

    b. pendidikan;

    c. penilaian jabatan;

    d. perbaikan cara-cara bekerja;

    e. perencanaan organisasi dan atau perbaikannya dan

    f. promosi tenaga kerja.

    Analisis jabatan yang dilakukan tersebut dapat diperoleh dengan cara :

    a. questionaring : yaitu menyusn daftar pertanyaan, jawaban tersebut dianalisa

    sedemikian rupa, sehingga mendapatkan kesimpulan yang benar.

    b. Interviewing : kegiatan yang dimaksud adalah penyusunan daftar pertanyaan

    yang dipakai untuk mewawancarai

    23 G.Kartasapoetra, R.G.Katasapoetra, A.G.Kartasapoetra, Hukum Perburuhan di Indonesia Berlandaskan Pancasila, Sinar Grafika, Jakarta, 1994, hal 53-55

  • c. Observation : melakukan kegiatan penelitian atau peninjauan secara

    langsung di tempat tenaga kerja itu sedang menangani atau menekuni

    pekerjaannya.

    d. Combination research : melakukan kegiatan gabungan dengan membuat

    pertanyaan-pertanyaan kemudian melakukan penelitian.

    C. PENGADAAN TENAGA KERJA

    Pengadaan (procurement) adalah fungsi operasional pertama manajemen

    sumber daya manusia. Pengadaan karyawan merupakan masalah penting, sulit, dan

    kompleks karena untuk mendapatkan dan menempatkan orang orang kompeten,

    serasi, serta efektif tidaklah semudah membeli dan menempatkan mesin..

    Tenaga kerja atau pegawai atau karyawan adalah aset utama perusahaan

    yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka

    mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status, dan latar belakang pendidikan, usia,

    dan jenis kelamin yang heterogen yang dibawa ke dalam organisasi perusahaan.

    Kulaitas dan kuantitas karyawan harus sesuai dengan kebutuhan

    perusahaan supaya efektif dan efesien menunjang tercapainya tujuan. Penempatan

    tenaga kerja juga harus sesuai dengan keinginan dan ketrampilannya.

    Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan

    induksi untuk mendapatkan karyawan yang efektif dan efesien membantu

    tercapainya tujuan perusahaan.

    Pengadaan karyawan harus mendapat perhatian yang serius serta

    didasarkan pada analisis pekerjaan, uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan,

  • persyaratan pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan, pengayaan pekerjaan, peluasan

    pekerjaan, dan penyederhanaan pekejaan. Pengadaan calon karyawan hendaknya

    dilakukan denganbaik, agar karyawan yang diterima sesuai dengan kebutuhan

    pekerjaan yang akan dilakukan.

    Proses atau langkah langkah pengadaan atau perekrutan karyawan

    meliputi peramalan kebutuhan tenaga kerja, penarikan (recruitmen), seleksi

    (selection), dan penempatan, orientasi serta induksi karyawan.

    Langkah pertama dalam pengadaan karyawan berawal dari peramalan

    kebutuhan tenaga kerja, yang dimaksudkan adalah agar jumah kebutan tenaga kerja

    masa kini dan masa depan sesuai dengan beban pekerjaan, kekosongan

    kekosongan dapat dihindarkan dan semua pekerjaan dapat dikerjakan. Peramalan

    kebutuhan tenaga kerja ini harus didasarkan kepada informasi faktor internal dan

    eksternal perusahaan. Faktor faktor tersebut dapat meliputi jumlah produksi,

    ramalan ramalan usaha, perluasan perusahaan, perkembangan teknologi, tingkat

    permintaan dan penawaran tenaga kerja serta perencanaan karier pegawai.

    Langkah kedua dalam pengadaan karyawan adalah penarikan tenaga kerja,

    yang dimaksudkan adalah masalah penting dalam pengadaan tenaga kerja . Jika

    penariakn tenaga kerja berhasil, maka banyak lamaran lamaran yang masuk,

    peluang untuk mendapatkan karyawan yang baik terbuka lebar, karena perusahaan

    dapat memilih terbaik dari yang baik.

    Langkah ketiga adalah seleksi penerimaan karyawan. Karyawan adalah

    kekayaan atau aset utama dari setiap perusahaan. Peran karyawan sangat

    menentukan berhasil tidaknya perusahaan mencapai sasarannya . Perusahaan harus

    selalu berusaha untuk memperoleh dan menempatkan karyawan yang berkualitas

  • pada setiap jabatan dan pekrjaan supaya pelaksanaan pekerjaan lebig berdaya guna

    serta berhsil guna. Pelaksanaan seleksi haruslah dilakukan secara jujur, cermat, dan

    objektif supaya karyawan yang diterima benar benar berkualitas untuk menjabat

    dan melaksanakan pekerjaan. Dengan pelaksanaan seleksi yang baik, karyawan yang

    diterima akan lebih berkualitas sehingga pembinaan, pengembangan, dan pengaturan

    karyawan menjadi lebih mudah.

    Langkah terakhir dalam pengadaan karyawan adalah penempatan,

    orientasi, dan induksi karayawan. Penempatan karyawan adlah tindak lanjut dari

    seleksi, yaitu menempatkan calon karyawan yang diterima (lulus seleksi) pada

    jabatan atau pekerjaan yang membutuhkannya dan sekaligus mendelegasikan

    wewenang kepada orang tersebut. Dengan demikian, calo karyawan itu akan dapat

    mengerjakan tugas tugasnya pada jabatan bersangkutan. Setelah karyawan tersebut

    ditempatkan pada suatu posisi, maka ada orientsi pekerjaan. Orientasi atau

    perkenalan bagi setiap karyawan baru harus dilakukan untuk menyatakan bahwa

    mereka betul betul diterima dengan tangan terbuka menjadi karyawan yang akan

    bekrja sama dengan karyawan lainnya pada perusahaan tersebut. Setelah adanya

    perkenalan akan pekerjaan dan lingkungannya, maka dilakukan induksi

    karayawwan. Maksudnya adalah kegiatan untuk mengubah prilaku karyawan baru

    supaya menyesuaikan diri dengan tata tertib perusahaan. Induksi pada dasarnya

    merupakan tugas dari atasan langsung karyawan yang bersangkutan sehingga

    karyawan baru menyadari bahwa dia harus mentaati peraturan peraturan

    perusahaan dan mengerjakan tugas tugasnya dengan baik.

    Perjanjian ketenagakerjaan sesuai dengan paal 1320 KUHPerdata terdiri dari

    4 (empat) syarat yaitu :

  • a. kesepakatan atara kedua belah pihak;

    b. kecakapan untuk membuat suatu perjanjian

    c. sesuatu hal tertentu yang dalam hal ini untuk menerima tenaga kerja dan

    mengerjakan tenaga kerja;

    d. sesuatu sebab atau hal yang diwenangkan (halal), jadi pekerjaan itu

    merupakan yang diwenangkan.

    Peran serta perusahaan itu akan dapat dicapai apabila dalam tubuh

    perusahaan-perusahaan itu terjalin kerja ama yang erat antara oengusaha dan para

    tenaga kerjanya dalam melaksanakan hubungan kerja.

    Upah yang diberikan dari perusahaan terhadap tenaga kerjanya haruslah

    memiliki sifat dan karakteristik yang agak fundamental yaitu :

    a. upah harus menjamin upah minimum, dengan demikian para tenaga kerja tidak

    akan berkurang konsentrainya karena ingatnnya selalu melayang kepada

    keluarga yang harus dihidupinya;

    b. upah tersebut dapat dterima atau disetujui oleh para buruh dengan penuh

    kesadaran;

    c. upah mencerminkan apresiasi kemampuan dan kemajuan para tenaga kerja;

    d. upah dengan perinciannya haruslah sesederhana mungkin, dengan demikian

    mudah dimengerti oleh para tenaga kerja;

    e. upah tidak akan melibatkan secara terlalu besar atas biaya tidak langsung

    (overhead);

    f. upah haruslah fleksibel dalam menghadapi perubahan-perubahan yang tidak

    diharapkan;

  • g. upah hendaknya dapat memotivasi peningkatan kuantitas produk tanpa

    menurunkan kualitasnya;

    h. upah-upah lain yang berupa insentif (bonus dan lain sebagainya) harus

    diterimakan bersama-sama dengan upah dasarnya, tak perlu dipisah-pisahkan

    atau ditunda-tunda, dengan demikian pihak buruh beserta keluarganya akan

    dapat dirnacanakan pemakaiannya secara lebih bermanfaat;

    i. sistem pengupahan harus dapat dirasakan berkeadilan dan berperikemanusiaan

    baik oleh pihak buruh maupun oleh pihak pengusaha (manajemen); dan

    j. manajemen yang baik berarti pula tidak terlalu mengikuti pasang surut enawaran

    tenaga kerja dalam perubahan upah.

    Menurut Charles Babbage dan Andrew Uze maka mereka memberikan

    pandangan mengenai hubungan antara tenaga kerja dan perusahaan yaitu24 :

    a. upah merupakan faktor motivasi utama yang melatarbelakangi kegiatan kerja; b. keuntungan pihak pengusaha dan upah para tenaga kerja dapat diputar guna

    mengingkatkan produktivitas.

    Sehingga jika dilihat lebih lanjut maka upah yang wajar dapat memberikan

    motivasi kerja bagi tenaga kerja dimana dengan upah maka tenaga kerja tersebut

    dapat memenuhi kebutuhannya yaitu kebutuhan psikis, serta adanya kebutuhan-

    kebutuhan psikologis dimana adanya keinginan tenaga kerja dalam psikologis,

    sekuriti, status, pengakuan dan ambisi, kesemuanya itu membawa kepada gairah

    kerja yang berdampak kepada kemajuan perusahaan.

    Motivasi kerja menurut Chester Barnar adalah meningkatnya pelaksanaan

    kerja / produktivitas kerja para tenaga kerja sehubungan dengan para tenaga

  • merasakan dan mentaati peraturan kerja yang baik yang diperuntukkan bagi mereka,

    ialah25 :

    a. motivasi karena terangsang oleh materi (uang dan jaminan hidup); motivasi

    ini dilatar belakangi oleh adalanya imbalan berupa materi.

    b. motivasi karena terangsang oleh adanya kesempatan untuk memperoleh

    penghargaan, prestise atas prestasi dan kuasa perorangan;

    c. syarat-syarat pekerjaan yang diinginkannya, keberhasilan lingkungan,

    ketenangan dalam pelaksanaan kerja dan ruangan-ruangan kerja yang

    terpelihara dengan baik;

    d. kebanggaan atas pekerjaan yang ditanganinya, kecukupan imbalan bai

    penghidupan keluarga, jasa terhadap orang-orang lain, patriotisme dan atau

    peranan keagamaan.

    Motivasi kerja menurut Flowman dan Peterson dalam buku Siswanto

    Sastrohadiwiryo adalah dikarenakan 3 hal yaitu:

    a. financial incentives yaitu meliputi upah atau gaji yang layak, kemungkinan memperoleh tambahan bagi kesejahteraan yang berupa pemberian bagian keuntungan perusahaan di akhir tahun, adanya kesejahteraan berupa pemeliharaan kesehatan rekreasi, jaminan sosial dan atau jaminan bagi hari tua;

    b. non financial incentives yaitu dalam hal ini misalnya keadaan pekerjan yang memuaskan, yang meliputi keadaan tempat kerja, jam kerja, tugas kewajiban yang menggairahkan serta rekan-rekan sekerja yang saling harga menghargai baik tingkat ats, tingkat menengah, dan tingkat bawahan. Adanya sikap dan kebijaksanaan pengusaha dalam menghayati keinginan para tenaga kerja pada umumnya, seperti jaminan kelangsungan kerja, promosi, penanggapan atas keluhan-keluhan, mengadakan rekreasi-rekreasi dalam rangka penyegaran demi menghilangkan berbagai kejenuhan.

    c. Social incentives yaitu yang mendorong perilaku itikad-itikad pihak pimpinan atau staf pengusaha yang menggembarkan itikad-itikad yang membantu para buruh dalam wujud sifat-sifatnya yang mengemong

    24 Siswanto Sastrohadiwiryo, Manajemen Tenaga kerja Indonesia, PT Bumi Aksara, Jakarta,2003, hal 114-115 25 Machrany, Motivasi dan Disiplin Kerja (Seri Produktivitas II ), LSIUP, Jakarta, 1985,hal 91-92

  • membimbing atau memberikan tuntutan-tuntutan kepada para tenaga kerja bawahannya atas dasar rasa persaudaraan demi turut memanjukan para bawahannya itu.

    Penempatan tenaga kerja di jalur yang tepat sangat dibutuhkan dalam rangka

    pelayanan terbaik yang dapat diberikan oleh tenaga kerja kepada perusahaan yaitu

    didahulukan dengan pengrengkrutan tenaga kerja yang baik, kemudian

    pengorientasian dan pelatihan pendahuluan yang baik dimana harapan karyawan

    pada masa orientasi dan pelatihan.

    Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan

    induksi untuk mendapatkan tenaga-kerja yang secara efektif dan efisien mampu

    mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Pengadaan tenaga-kerja merupakan

    langkah utama guna mencerminkan berhasil-tidaknya suatu perusahaan dalam

    mencapai tujuannya. Jika tenaga-kerja yang diterima berkompeten, maka usaha

    untuk mewujudkan tujuan relatif mudah. Sebaliknya bila tenaga-kerja yang

    diperoleh kurang memenuhi persyaratan, maka akan sangat sulit bagi perusahaan

    untuk mencapai tujuannya.

    Kebijakan perusahaan dalam menempatkan karyawan yang tepat pada posisi

    yang tepat sangat dibutuhkan dimana kebijakan perusahaan tersebut dibuat dalam

    peraturan perusahaan yang ditulis dalam sebuah buku manual personalia yang berisi

    berbagai peraturanm mengenai segala hal mengenai kebijakan perusahaan misalnya

    mengengai tunjangan asuransi, hal mengenai hari libur dan hari raya, prosedur

    kedisiplinan dan berbagai hal lainnya yang berkaitan dengan pegawai perusahaan,

    sebab buku manual personalia membantu perusahaan dalam hal26 :

    26 Lin Grensing-Pophal, SPHR, MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, Pt Ina Publikatama, Jakarta,2006, hal 187-

  • a. mengenali bahwa setiap orang adalah individu yang penting; dengan

    adanya buku manual personalia ini, maka setiap individu secara terkhusus

    memiliki catatan catatan tersendiri yang dapat menjadi dasar penilaian

    terhadap seorang karyawan.

    b. menetapkan berbagai tujuan dan standar yang tepat untuk setiap posisi

    pekerjaan dalam organisasi; dengan adanya buku manual personalia ini,

    maka manajemen perusahaan dapat dengan jelas dan terperinci

    menentukan dan membuat gambaran pekerjaan (job description) untuk

    masing masing posisi. Sehingga antara satu tugas pekerjaan dengan

    pekerjaan lainnya tidak tumpang tindih.

    c. secara rutin melakukan evaluasi kinerja terhadap semua pegawai dan

    memberikan umpan balik kepada mereka berupa hasil penilaian kinerja

    mereka. Hasil penilaian ini digunakan sebagai acuan bagi peningkatan

    karier, seperti peningkatan posisi atau jabatan dalam struktur perusahaan;

    dalam buku manual personalia juga berfungsi sebagai buku evaluasi setiap

    pegawai, yang berdampak pada penilaian, pengembangan karier, mutasi

    serta promosi pegawai.

    d. melakukan rekrutmen dan promosi personal yang bersumber dari internal

    perusahaan, sehingga memungkinkan semua personal internal yang

    memenuhi persyarakatan, untuk dapat mengisi lowongan pekerjaan atau

    posisi pekerjaan baru dalam perusahaan;

    e. mempertahankan skala gaji yang kompetitif dan memuaskan, dibandingkan

    dengan skala gaji yang dipertahankan oleh perusahaan lain dan komunitas

    bisnis setempat. Termasuk dalam hal ini adalah pengelolaan gaji yang

  • menghargai nilai relatif dari setiap posisi, serta memberikan penghargaan

    bagi mereka yang memiliki kinerja kerja yang baik, dan memberikan

    kontribusi yang bermanfaat bagi perusahaan;

    f. menyediakan lingkungan kerja yang efisisen dengan cara mempertahankan

    kualitas fisik pekerjaan dan dengan menumbuhkan hubungan yang

    harmonis di antara para pegawai;

    g. memberikan kegiatan pelatihan, pendidikan dan pengembangan pegawai

    yang terencana dan menjadikannya sebagai bentuk investasi yang saling

    menguntungkan antara para pegawai dan perusahaan;

    h. menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang kondusif yang dapat

    mendorong terciptanya suasana keterbukaan antar pegawai di seluruh

    tingkatan kepegawaianan dalam berkomunikasi dan di dalamnya semua

    anggotanya pegawai terdorong untuk berkomunikasi di semua tingkatan

    kepegawaian.

    Berdasarkan fungsi buku manual manajemen diatas, dapat disimpulkan

    bahwa setia manajemen perusahaan haruslah memiliki buku manual manajemen,

    karena setiap pegawai akan dilihat potensi, keahlian serta ketrampilannya yang dapat

    dikembangkan dan didayagunakan oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan

    perusahaan, dengan tetap bertujuan memajukan dan mengembangkan perusahaan.

    C. PENGEMBANGAN TENAGA KERJA

    Pengembangan tenaga kerja adalah salah satu fungsi operasional dari

    majamen personalia, sehingga arti pengembangan menurut Malayu S. P Hasibuan

  • adalah suatu usaha utuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan

    moral karyawan, sesuai degan kebutuhan pekerjaan / jabatan melalui pendidikan dan

    latihan.

    1. Pendidikan dan Pelatihan

    Pendidikan sangatlah memegang peranan penting sebab menurut

    Instruksi Presiden RI Nomor 15 tanggal 13 September 1974 dikatakan

    bahwa:

    pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampan manusia Indonesia, jasaniah dan rohaniah yang berlansung seumur hidup baik di dalam maupun diluar sekolah dalam rangka pembangunan persatuan Indoensia dan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, sedangkan latihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ketrampilan diluar sistem endidikan yang verlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih menguta