kontribusi daya ledak otot lengan dan...

110
KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN LOB OVERHEAD PEMAIN BULUTANGKIS UKO UNP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang Oleh: EKA PURNAMA YULIYANNY 2008/00863 JURUSAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012 U N I V E R S I T A S N E G E R I P A D A N G U N P

Upload: others

Post on 12-Jan-2020

33 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN

PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN LOB OVERHEAD

PEMAIN BULUTANGKIS UKO UNP

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang

Oleh:

EKA PURNAMA YULIYANNY

2008/00863

JURUSAN KEPELATIHAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2012

UN

IVE

RS

ITA

S N EGE

R

IP

AD

AN

G

U N P

Page 2: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN
Page 3: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN
Page 4: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

“Allah Meninggikan Orang yang beriman diantara kamu dan orang yang diberi ilmu

pengetahuan beberapa derajat”.(QS Al-Mujadalah :II)

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari

suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lainnya. Dan hanya kepada Allah

lah hendaknya kamu beharap”. (QS AlamHasyrah : 6-8)`

Puji syukur pada mu ya Allah, penguasa alam semesta,, yang memberikan rahmat

dan hidayahnya sehingga karya kecil ini tercipta. Serta solawat dan salam selalu

tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW.

Tiada aksara yang dapat ku ukir, tak ada kata ataupun mutiara terindah

yang kuberi dengan segala kerendahan hati seiring rasa syukurku padamu ya

Allah, kupersembahkan karya kecilku ini untuk yang teristimewa kedua orang

tuaku “Papaqu Yunardi & Mamaqu Irdaliyanny”. Orang terhebat dalam hidupku,

yang selalu menaungiku dengan kasih dan menjadi motivasiku dalam mengarungi

kehidupan ini. Terima kasih untuk semua curahan kasih darimu, terima kasih atas

semua pengorbanan dan linangan air matamu yang tiada henti, terima kasih atas

ribuan recehan yang telah engkau kumpulkan dari tiap tetes keringatmu, sehingga

membuat diriku menjadi orang yang merasa sangat bahagia saat ini.

Ku menyadari sepenuhnya sampai saat ini belum mampu membalas semua yang

telah engkau beri. Hanya doa saat ini yang bisa kupersembahkan untuk kalian

berdua, hanya tangisku sebagai saksi atas rasa cintaku pada kalian.

Buat adekqu, Dwi Prasatyo & Dharma Illahi Yunardi terima kasih atas

segala dukungan yang kalian berikan selama ini. Semoga keberhasilan kecil ini

mampu memenuhi sejuta harapan, karena kasih sayang dan pengorbanan yang

tulus tak akan hilang dengan sia-sia.....

Spesial buat Dedet Fernando yang telah membantu dan memberikan

motivasi untuk menyeleseikan skripsi ini. Biar qt gak bareng wisudanya buat

Dedet Fernando harus semangat jangan mau kalah dari eka, ok Dedet Fernando?

eka tunggu wisuda maret 2013

Page 5: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Terima kasih kepada :

Bapak Drs. Busli Jamal yang telah membimbingku sejak awal di

UNP hingga skripsi ini terselesaikan, kepada bapak Donie, S.Pd,

M.Pd yang telah meluangkan banyak waktu untuk membimbingku dan

menyelesaikan skripsi ini, serta bapak Umar MS, AIFO, bapak

Drs. Maidarman, M.Pd. bapak Roma Irawan, S.Pd, M.Pd selaku

tim penguji skripsi yang telah memberikan masukan dalam

penyempurnaan skripsi ini.

Untuk warga kos belibis blok A no 6 (KAK UCI, KAK DINA, KAK

AMY, NIA, AMINAH, LENA, WENI, NOPI, DILLA, ROZA,

RIRI). Mudah-mudahan kita tetap menjadi teman untuk selamanya.

Kawan-kawan di fIK UNP angkatan 2008 Khususnya anak-anak

KEPELATIHAN semoga kita bisa sukses bersama. FERDI, UPIY,

EL, TIA, REZI, SEPTRISNO FAUZAN dan teman2 yg wisuda

kepelatihan 2008 terima kasih atas bantuan kalian semua akhirnya

kita wisuda juga kawan...

Terimakasih jg untuk senior2 yang bareng wisuda september 2012

(bg romi, bg cpuk, bg ferdi, bg heru, bg fauzi, bg aang, bg dhe2)

dan senior lainny yang telah membantu dan mendukung eka dalam

menyeleseikan skripsi ini

serta teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu

Terima kasih aku ucapkan........

Special From : Eka Purnama Yuliyanny

Page 6: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

ABSTRAK

Eka Purnama Yuliyanny (2012) : Kontribusi Daya Ledak Otot Lengan

dan Kelentukan Pinggang Terhadap

Kemampuan Pukulan Lob Overhead

Pemain Bulutangkis UKO UNP.

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap fenomena yang terjadi di

lapangan, bahwa kemampuan lob overhead masih rendah. Masalah inil diduga

disebabkan karena rendahnya daya ledak otot lengan dan rendahnya kelentukan

pinggang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya ledak otot lengan,

kelentukan pinggang, kemampuan lob overhead pemain bulutangkis UKO

UNP, dan untuk mengetahui kontribusi daya ledak otot lengan dan kelentukan

pinggang terhadap kemampuan pukulan lob overhead pemain bulutangkis

UKO FIK UNP.

Jenis penelitian ini adalah korelasional. Populasi penelitian ini semua

pemain bulutangkis UKO UNP 25 orang, sedangkan sampel diambil secara

purposive sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 22 orang. Penelitian

ini dilaksanakan 13 Juni tahun 2012, sedangkan tempat penelitian

dilaksanakan di lapangan bulutangkis asrama haji. Data daya ledak otot lengan

diperoleh dari one hand medicine ball throw, Data kelentukan pinggang

diambil dengan extension- D, sedangkan kemampuan lob overhead diambil tes

kemampuan pukulan lob overhead. Data dianalisis dengan menggunakan

teknik analisis korelasi product moment dan rumus kontribusi (r² x 100%)

dengan taraf signifikan α 0,05.

Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis diperoleh kontribusi

yaitu: 1.) Daya ledak otot lengan terhadap kemampuan pukulan lob overhead

sebesar 35,88%. 2.) Kelentukan pinggang terhadap kemampuan pukulan lob

overhead sebesar 29,81%. 3.) Daya ledak otot lengan dan kelentukan pinggang

secara bersama-sama terhadap kemampuan pukulan lob overhead sebesar

55,65%.

Kata Kunci: Daya Ledak Otot lengan, Kelentukan pinggang, Kemampuan

pukulan Lob Overhead

Page 7: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillaahirobbil’alamin penulis ucapkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Kontribusi Daya Ledak Otot Lengan dan

Kelentukan Pinggang terhadap Kemampuan Pukulan Lob Overhead Pemain

Bulutangkis UKO UNP”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu

persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Strata Satu pada

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Padang.

Dalam penulisan Skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan

dorongan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Drs. H. Arsil, M.Pd Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Negeri Padang.

2. Bapak Drs. Maidarman, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Olahraga

3. Bapak Drs.Busli Jamal selaku Pembimbing I, dan bapak Donie, S,Pd. M.Pd

selaku Pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya dan memberikan

saran dan masukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

Page 8: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

4. Bapak Umar, MS. AIFO, Drs. Maidarman, M.Pd, dan Roma Irawan, S.Pd.

M.Pd selaku tim penguji.

5. Teristimewa orangtua Yunardi (ayah) dan Irdaliyanny (ibu), dan keluarga

penulis yang telah memberikan dukungan moril maupun materil selama penulis

dalam masa pendidikan.

6. Untuk semua pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, dan motivasi,

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sepenuhnya sempurna, oleh

sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari semua pihak. Semoga Allah senantiasa menaungi kita

dalam rahmat dan kasih sayang yang berlimpah. Amin..

Padang, 31 Juli 2012

Penulis

Page 9: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 8

C. Pembatasan masalah ........................................................................... 9

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 9

E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 10

F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 11

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Kajian Teori

1. Hakikat Permainan Bulutangkis .................................................... 12

2. Pukulan Lob Overhead backhand ................................................. 16

3. Daya Ledak Otot Lengan............................................................... 18

4. Kelentukan pinggang ..................................................................... 22

B. Kerangka Konseptual ................................................................... 25

Page 10: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

C. Hipotesis ...................................................................................... 29

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................... 30

B. Tempat dan Waktu penelitian ............................................................ 30

C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 30

D. Definisi Operasional ........................................................................... 32

E. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 33

F. Instrument Penelitian.......................................................................... 33

G. Teknik pengumpulan Data ................................................................. 34

H. Teknik Analisis Data .......................................................................... 41

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Deskriptif Data ................................................................................... 44

B. Pengujian persyaratan Analisis .......................................................... 49

C. Pengujian Hipotensis .......................................................................... 50

D. Pembahasan ........................................................................................ 55

BAB V. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan......................................................................................... 64

B. Saran ................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66

LAMPIRAN .......................................................................................................... 67

Page 11: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1: Populasi Pemain Bulutangkis UKO UNP.. .............................................. 31

Tabel 2: Sampel Pemain Bulutangkis UKO UNP.................................................. 32

Tabel 3: Tes One Hand Medicine Ball Throw ....................................................... 35

Tabel 4: Tes Extension-D....................................................................................... 37

Tabel 5: Tes Kemampuan Pukulan Lob Overhead ................................................ 39

Table 6: Daftar Nama Panitia Pelaksana Tes ........................................................ 40

Tabel 7: Distribusi Frekuensi Daya Ledak Otot Lengan ...................................... 45

Tabel 8: Distribusi Frekuensi kelentukan pinggang............................................... 46

Tabel 9: Distribusi Frekuensi Kemampuan Lob Overhead.................................... 48

Tabel 10: Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data dengan Uji Liliefors ............ 49

Table 11: Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Ledak Otot

Lengan ( X₁ ) Terhadap Kemampuan Lob Overhead( Y)...................... 51

Table 12: Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Kelentukan Pinggang

(X₂) Terhadap Kemampuan Lob Overhead( Y) .................................... 52

Table 13: Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Ledak Otot

Lengan( X₁ ) Dan Kelentukan Pinggang ( X₂ ) Secara Bersama-Sama

Terhadap Kemampuan Lob Overhead( Y) ............................................ 54

Page 12: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1: Otot-Otot Lengan Bawah Kanan, Pandangan Anterior........................ 20

Gambar 2: Otot-Otot Lengan Bawah Kanan, Pandangan Posterior ....................... 21

Gambar 3: Kerangka Konseptual ........................................................................... 29

Gambar 4: Pelaksanaan Tes One Hand Medicine Ball Throw .............................. 35

Gambar 5: Lapangan Tes Lob Overhead ............................................................... 38

Gambar 6: Histogram Daya Ledak Otot Lengan ................................................... 46

Gambar 7: Histogram Kelentukan Pinggang ........................................................ 47

Gambar 8: Histogram Kemampuan Lob Overhead ............................................... 49

Page 13: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1: Data Hasil Peneliti ............................................................................ 67

Lampiran 2: Analisis Normalitas Daya Ledak Otot Lengan Melalui Uji

Liliefors (X) ..................................................................................... 68

Lampiran 3: Analisis Normalitas Kelentukan Pinggang Melalui Uji

Lilliefors (X₂) ................................................................................... 69

Lampiran 4: Analisis Uji Normalitas Lob Overhead Melalui Uji Lilliefors (Y) . 70

Lampiran 5: Korelasi Sederhana dan Korelasi Berganda (Variabel (X₁), (X₂)

dan (Y) ............................................................................................. 71

Lampiran 6: Pengujian Hipotensis 1 ..................................................................... 72

Lampiran 7: Pengujian Hipotensis 2 ..................................................................... 74

Lampiran 8: Korelasi Sederhana Antara Variabel (X₁) Dan (X₂) ....................... 76

Lampiran 9: Pengujian Hipotensis 3 ..................................................................... 77

Lampiran 10: Pengujian Signifikan Korelasi Ganda ........................................... 78

Lampiran 11: Kategori Tes Daya Ledak Otot Lengan Tes .................................. 79

Lampiran 12: Kategori Tes Kelentukan Pinggang ............................................... 80

Lampiran 13: Kategori Tes Lob Overhead ........................................................... 81

Lampiran 14: Gambar Pelaksanaan Tes One Hand Medicine Ball Throw ........... 82

Lampiran 15: Gambar Pelaksanaan Tes Kelentukan Pinggang ........................... 83

Lampiran 16: Gambar Pelaksanaan Tes Lob Overhead ........................................ 84

Lampiran 17: Foto Bersama Pemain UKO UNP .................................................. 85

Page 14: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga merupakan salah satu kegiatan untuk mencapai kebugaran

jasmani.Untuk memperoleh hasil yang maksimal, pelaksanaan olahraga harus

dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Selain untuk mencapai

kebugaran jasmani, pelaksanaan olahraga juga bertujuan untuk mencapai

prestasi hal tersebut dijelaskan dalam UU RI N0 3 Tahun 2005 pasal 4

tentang Sistem Keolahragaan Nasional yang berbunyi:

“Keolahragaan nasional bertujuan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia,

menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin,

mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa,

memperkukuh ketahanan nasional serta mengangkat harkat,

martabat dan kehormatan bangsa”.(2005:7)

Selanjutnya salah satu olahraga prestasi yang popular di Indonesia

ialah cabang olahraga bulutangkis yang merupakan cabang olahraga yang

berasal dari India. Kepopuleran permainan bulutangkis disebabkan permainan

ini dapat dimainkan oleh siapa saja baik perempuan maupun laki-laki. Selain

itu pertandingan bulutangkis juga sering diadakan mulai dari pedesaan hingga

ke daerah yang lebih maju (kota).

Untuk menjadi pemain bulutangkis yang berprestasi perlu dilakukan

pembinaan prestasi yang jelas. Dalam UU RI NO 3 Tahun 2005 pasal 27 ayat

1 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional dinyatakan bahwa “Pembinaan dan

Page 15: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dan diarahkan untuk mencapai

prestasi olahraga pada tingkat daerah, Nasional dan Internasional” (2005:16).

Berdasarkan pasal di atas, diketahui bahwa prestasi olahraga tingkat

daerah, Nasional dan Internasional akan tercapai apabila adanya pembinaan

prestasi yang terstruktur dengan jelas. Pelaksanaan pembinaan tersebut akan

lebih baik apabila dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten

dibidangnya. Pembinaan yang dilakukan untuk pencapaian prestasi olahraga

dapat berupa pembinaan kondisi fisik, teknik, mental dan sebagainya.

Menurut Donie (2009: 112) "kondisi fisik olahraga diartikan sebagai

kemampuan jasmani yang menentukan prestasi yang realisasinya dilakukan

melalui kesanggupan pribadi ( kemampuan dan motivasi )". Semakin baik

kondisi atau kemampuan fisik seseorang, maka akan semakin besar

peluangnya untuk berprestasi. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah tingkat

kondisi fisiknya maka semakin sulit ia untuk meraih prestasi.

Pembinaan kondisi fisik dalam pencapaian prestasi cabang olahraga

bulutangkis merupakan pembinaan dasar yang harus dilakukan. Hal tersebut

disebabkan permainan bulutangkis membutuhkan kondisi fisik yang sangat

kompleks.

Permainan bulutangkis sangat membutuhkan kualitas kondisi fisik

yang baik. Komponen-komponen dasar dari kondisi fisik tersebut meliputi

kekuatan (strength), kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), kelincahan

(agility), daya tahan (endurance), daya ledak (power) dan koordinasi

(coordination) gerak yang baik (Syafruddin, 1999:36). Peningkatan prestasi

Page 16: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

olahraga bulutangkis merupakan hal yang sangat rumit dan kompleks, karena

sangat banyak faktor yang mempengaruhi untuk mencapai prestasi yang

maksimal, salah satunya faktor kondisi fisik tersebut.

Daya ledak otot merupakan suatu komponen biomotorik dalam

kegiatan olahraga, karena daya ledak otot menetukan seberapa keras orang

memukul, seberapa jauh orang melempar dan menendang, seberapa tinggi

orang melompat serta seberapa cepat orang berlari dan lain sebagainya.

Selain daya ledak otot, dalam bermain bulutangkis dibutuhkan

kelentukan pinggang. Kelentukan menurut Syafruddin (1999:58) adalah salah

satu unsur kondisi fisik yang menentukan dalam a) mempelajari

keterampilan-keterampilan gerakan, b) mencegah cedera, dan c)

mengembangkan kemampuan kekuatan, kecepatan, daya tahan dan

koordinasi. Berdasarkan hal tersebut, kelentukan memegang peranan penting

dalam pencapaian hasil yang optimal.

Mempersiapkan kondisi fisik, seorang pemain bulutangkis yang baik

dan berprestasi dituntut untuk memahami dan menguasai salah satu

komponen dasar yaitu teknik dasar permainan bulutangkis. Teknik dasar

dalam permainan bulutangkis adalah penguasaan pokok yang harus dipahami

dan dikuasai oleh setiap pemain dalam melakukan kegiatan bermain

bulutangkis (Tohar, 1992: 34). Ada beberapa teknik dalam bulutangkis yang

harus dikuasai oleh pemain yang meliputi; pegangan reket (grip), olah kaki

(footwork), teknik pukulan seperti servis, lob, smash, drop shop dan drive.

Page 17: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Salah satu teknik yang harus dikuasai oleh setiap pemain bulutangkis adalah

teknik pukulan lob overhead.

Sehubung dengan penjelasan di atas, salah satu teknik yang harus

dikuasai oleh setiap pemain bulutangkis adalah teknik pukulan lob overhead.

Menurut Hua dan Aryanto (2007: 39) lob overhead adalah kok yang dipukul

dari atas kepala, posisinya biasanya dari belakang lapangan dan diarahkan

keatas pada bagian belakang lapangan lawan. Pukulan lob overhead ini

biasanya dilakukan dengan cara forehand dan backhand. Dalam melakukan

pukulan lob overhead ini shuttlecock yang dipukul haruslah jatuh jauh di

belakang garis lawan, karena salah satu tujuan dari pukulan lob overhead ini

membuat lawan bergerak kebelakang sehingga memperluas daerah sasaran

pukulan berikutnya.

Pukulan lob overhead merupakan pukulan yang dilakukan dengan

tujuan menerbangkan shuttlecock jauh kebelakang daerah lawan agar dalam

bermain lawan akan melakukan gerakan kebelakang sehingga daerah depan

lawan menjadi lebih luas. Tujuan bermain bulutangkis salah satunya

menjatuhkan shuttlecock di dalam daerah lawan, dengan melakukan pukulan

lob overhead daerah lawan menjadi lebih luas sehingga upaya untuk

menjatuhkan shuttlecock kedaerah lawan menjadi lebih mudah.

Pukulan lob overhead menjadi pukulan yang sering dilakukan pada

saat bermain bulutangkis. Dengan melakukan pukulan lob overhead daerah

lawan akan lebih luas dan juga pada saat bermain posisi pemain terkadang

Page 18: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

tidak dalam keadaan yang tepat dengan melakukan pukulan lob overhead

waktu permainnan akan menjadi lebih lama sehingga pemain dapat bergerak

ke posisi daerah yang benar dan posisi tubuh menjadi siap dengan berbagai

gerakan yang dilakukan nantinya.

Unit Kegiatan Olahraga Bulutangkis UNP (Universitas Negeri

Padang) merupakan unit kegiatan yang berada di dalam naungan UNP

(Universitas Negeri Padang). Pemain pada Unit Kegiatan Olahraga

Bulutangkis UNP sudah cukup ternama di kalangan Universitas – Universitas

yang ada di Sumatera, khususnya di dalam provinsi Sumatra Barat yang

dibuktikan dengan perolehan juara dalam mengikuti event-event turnamen

yang telah di adakan.

Dari hasil pengamatan peneliti pada pemain Unit Kegiatan Olahraga

Bulutangkis UNP (Universitas Negeri Padang) dapat di lihat data tentang

berbagai prestasi yang telah di peroleh oleh Unit Kegiatan Olahraga

Bulutangkis UNP dalam berbagai kejuaraan tingkat umur antara lain:

Page 19: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

NO

Nama

Kejuaraan

Atlet

Prestas

i

Emas Perak Perungg

u

1 POMDA 2007

dipadang

Ilham rosyadi dan Arip

kurniawan.(ganda putra)

1 - -

Arif rahman dan Yunita (ganda

campuran

1

2. Politeknik

UNAND

Andi Rido (Tunggal putra)

1

Andi Rido dan Ilham Rosyadi

(ganda putra)

1

Arif Kurniawan dan Arif

Rahman (ganda putra)

1

3. KEJURNAS

Bulutangkis

antar

Perguruan

Tinggi se

Sumatra 2008

Arif Rahman (tunggal Putra) 1

Andi Rido (Tunggal putra) 1

Ilham Rosyadi dan Andi Rido

(ganda putra)

1

Arif Kurniawan dan Arif

Rahman (ganda putra)

1

Andi Rido dan Silvi Rahayu

(ganda campuran)

1

4. KEJURNAS

Bulutangkis

antar

PerguruAN

Tinggi se

Sumatra 2009

Arif Rahman (Tunggal putra) 1

Andi Rido dan Ilham Rosyadi

(ganda putra)

1

Andi Rido dan Silvi Rahayu

(ganda campuran)

1

5. KEJURNAS

Bulutangkis

antar

Perguruan

Tinggi se

Sumatra 2010

Ilham Rosyadi dan Aldiansyah

(ganda putra)

1

Ilham Rosyadi dan Silvirahayu

(Ganda Campuran)

1

Page 20: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Dari data yang ada dapat di lihat bahwa prestasi pemain Bulutangkis

UNP dalam beberapa tahun terakhir terjadi penurunan yang terbukti dengan

berkurangnya prestasi pemain Bulutangkis UNP. Banyak faktor yang

mempengaruhi prestasi olahraga, diantaranya adalah fisik, teknik, taktik dan

mental. Faktor teknik sangat berperan penting dalam bermain bulutangkis,

salah satunya yaitu pukulan lob overhead.

Berdasarkan observasi dilapangan yang dilakukan oleh peneliti

didapatkan bahwa pemain bulutangkis Unit Kegiatan Olahraga UNP untuk

kemampuan pukulan lob overhead ini kurang memperoleh hasil yang

optimal, sehingga dalam prakteknya shuttlecock yang dipukul tersebut tidak

tinggi dan jatuhnya shuttlecock tidak sesuai dengan yang diharapkan yaitu

garis belakang lawan akibatnya shuttlecock yang dihasilkan rendah dan

tanggung jatuhnya di daerah lawan.

Dengan keadaan shuttlecock yang melambung rendah dan tanggung

di daerah lawan tersebut mengakibatkan lawan akan lebih leluasa melakukan

pukulan smash ke daerah kita sehingga, dalam usaha pengembalian

shuttlecock ke daerah lawan menjadi sulit.

Ketidakmampuan pemain dalam melakukan pukulan lob overhead

secara optimal merupakan masalah yang sangat penting dalam bermain

bulutangkis. Kekalahan dalam bermain bulutangkis banyak disebabkan oleh

shuttlecock yang diarahkan tidak sesuai dengan yang seharusnya, sehingga

pukulan yang dihasilkan menjadi masalah bagi pemain dalam memperoleh

Page 21: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

keberhasilan dalam bermain bulutangkis. Dalam melakukan pukulan lob

overhead, kemampuan daya ledak otot lengan dan kelentukan pinggang

sangat berpengaruh dalam tercapainya keberhasilan dalam melakukan

pukulan lob overhead. Dengan memiliki daya ledak otot lengan yang baik

dan kelentukan pinggang yang baik peneliti beranggapan bahwa akan

menghasilkan kemampuan pukulan lob overhead yang bagus pula. Sehingga

dapat diprediksikan bahwa daya ledak otot lengan dan kelentukan pinggang

memberikan kontribusi terhadap kemampuan pukulan lob overhead pemain

bulutangkis Unit Kegiatan Olahraga UNP.

Kompleknya faktor-faktor yang dapat menentukan kualitas

kemampuan pukulan lob overhead maka penelitian ini akan melihat seberapa

besar kontribusi atau sumbangan daya ledak otot lengan dan kelentukan

pinggang terhadap kemampuan pukulan lob overhead pemain bulutangkis

Unit Kegiatan Olahraga UNP.

Melalui uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian seberapa besar”Kontribusi Daya Ledak Otot Lengan dan

Kelentukan Pinggang terhadap Kemampuan Pukulan Lob Overhead

Pemain Bulutangkis UKO UNP”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, banyak faktor yang

mempengaruhi kemampuan pukulan lob overhead seorang pemain

bulutangkis. Faktor-faktor tersebut dapat di identifikasi sebagai berikut:

Page 22: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

1. Apakah daya ledak otot lengan dapat memberikan kontribusi terhadap

kemampuan pukulan lob overhead?

2. Apakah kelentukan pinggang dapat memberikan kontribusi terhadap

kemampuan pukulan lob overhead?

3. Apakah daya ledak otot lengan dan kelentukan pinggang secara bersama-

sama dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan pukulan lob

overhead?

4. Apakah kecepatan dapat memberikan kontribusi terhadap pukulan lob

overhead?

5. Apakah daya tahan dapat memberikan kontribusi terhadap pukulan lob

overhead?

6. Apakah kelincahan dapat memberikan kontribusi terhadap pukulan lob

overhead?

C. Pembatasan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas banyak faktor yang

mempengaruhi kemampuan pukulan lob overhead. Namun agar lebih

fokusnya penelitian ini peneliti membatasi pada daya ledak otot lenga dan

kelentukan pinggang sebagai variabel bebas dan kemampuan pukulan lob

overhead sebagai variabel terikat.

Page 23: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar kontribusi daya ledak otot lengan terhadap kemampuan

pukulan lob overhead pemain bulutangkis UKO Universitas Negri

Padang?

2. Seberapa besar kontribusi kelentukan pinggang terhadap kemampuan

pukulan lob overhead pemain bulutangkis UKO Universitas Negri

Padang?

3. Seberapa besar kontribusi antara daya ledak otot lengan dan kelentukan

pinggang secara bersama-sama terhadap kemampuan pukulan lob

overhead pemain bulutangkis UKO Universitas Negri Padang?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Seberapa besar kontribusi daya ledak otot lengan terhadap kemampuan

pukulan lob overhead pemain bulutangkis UKO Universitas Negri Padang.

2. Seberapa besar kontribusi kelentukan pinggang terhadap kemampuan

pukulan lob overhead pemain bulutangkis UKO Universitas Negri

Padang.

3. Seberapa besar kontribusi daya ledak otot lengan dan kelentukan secara

bersama-sama terhadap kemampuan pukulan lob overhead pemain

bulutangkis UKO Universitas Negri Padang.

Page 24: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

F. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini

diantaranya :

1. Bagi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir perkuliahan dan memenuhi

syarat untuk mendapatkan gelar sarjana.

2. Bagi Dosen sebagai bahan acuan dalam mengajarkan teknik kemampuan

pukulan lob overhead dalam bulutangkis.

3. Bagi pemain sebagai acuan dalam meningkatkan kemampuan daya ledak

otot lengan dan kelentukan pinggang terhadap pukulan lob overhead

dalam bulutangkis.

4. Bagi mahasiswa sebagai bahan referensi di Perpustakaan Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Padang.

Page 25: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Kajian Teoritis

1. Hakekat Permainan Bulutangkis

Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang populer di

dunia. Bulutangkis sudah banyak mengalami perubahan dan perkembangan

dari bentuk sederhana dan primitis sampai menjadi permainan bulutangkis

moderen yang sangat digemari dan disenangi banyak orang. Baik anak anak,

orang tua, orang dewasa bahkan wanita memainkan olahraga ini di dalam

ruangan maupun di luar ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang

persaingan. Bola bulutangkis tidak dipantulkan dan harus dimainkan diudara

sehingga permainan ini merupakan permainan yang cepat dan

membutuhkan gerak reflek yang baik yang tingkat kebugaran yang tinggi,

pemain bulutangkis juga dapat mengambil keuntungan dari pemain ini segi

sosial, hiburan, dan mental.

Bulutangkis merupakan olahraga yang dimainkan dengan

menggunakan net, raket dan bola dengan teknik pemukulan yang bervariasi

mulai dari relatif lambat, hingga yang paling atau sangat cepat disertai

dengan gerakan tipuan sebenarnya.

Menurut catatan sejarah permainan bulutangkis merupakan olahraga

yang dilakukan secara tunggal (Singles) dan ganda (Doubles). Olahraga ini

berasal dari Negera India yang dinamakan “Poona”. Istilah poona diambil

Page 26: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

dari salah satu suku atau penduduk yang berdomisili di Bombay. Permainan

ini menjadi salah satu kegiatan dalam mengisi waktu luang pada siang hari.

Selanjutnya pada tahun 1873 permainan ini dibawa Negara Inggris

kenegaranya.

Perkembangan bulutangkis di Inggris cukup pesat hingga menyebar

ke daratan Eropa diberbagai negara seperti Perancis, Skotlandia, Irlandia

serta Negara-negara jajahan Inggris seperti Indonesia. Perkembangan

bulutangkis di Indonesia juga sangat pesat hingga terbentuk organisasi

PBSI yang merupakan organisasi tertinggi yang mengatur bulutangkis di

Indonesia.

Kemajuan dan perkembangan bulutangkis di berbagai negara

mengharuskan dibentuknya organisasi yang berhak untuk mengatur

perbulutangkisan didunia. Selanjutnya tepat pada tanggal 5 juli 1934

dibentuk Federasi bulutangkis internasional (International Badminton

Federation) IBF yang diprakasai oleh 9 negara yang terdiri dari Inggris,

Irlandia, Skotlandia, Canada, Seladia Baru, Wales, Denmark, Belanda dan

Perancis. IBF Rresmi mengganti nama menjadi BWF (World Badminton

Federation) pada tanggal 24 September 2006

Donie (2009: 6) adapun tugas terpenting dari IBF atau BWF adalah

secara regular mengatur enam kejuaraan bulutangkis internasional yang

meliputi:

a. Olimpiade yang bekerjasama dengan Komite Olimpiade Dunia

(IOC)

b. Kejuaraan Dunia (World Championship)

c. Kejuaraan Dunia Junior ( World Championship)

Page 27: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

d. Kejuaraan Dunia Bulutangkis Beregu Petra (Thomas Cup)

e. Kejuaraan Dunia Bulutangkis Beregu Putri (Uber Cup)

f. Kejuaraan Dunia Bulutangkis Beregu Campuran (Sudirman Cup)

Indonesia resmi masuk menjadi anggota BWF yang dulu bernama

IBF (International Badminton Federation) yaitu pada bulan maret 1953

melalui PBSI dan berhak untuk mengikuti pertandingan-pertandingan

Internasional. PBSI sebagai organisasi bulutangkis tertinggi di Indonesia

resmi didirikan pada tanggal 5 mei 1951. Organisasi ini diprakasai oleh

Sudirman, Liem Sioe Liong, Tjoa Seng Tiong, E.Sumantri, Rameli Rikin

dan lain lain, yang diketuai langsung oleh Rochdi Partaatmadja. Dengan

adanya organisasi perkembangan permainan bulutangkis semakin baik serta

memiliki wadah yang jelas untuk mencapai prestasi olahraga dan cita-cita

bersama.

Pelaksanaan permainan bulutangkis membutuhkan beberapa

peralatan. Menurut Zarwan dan Donie (2009: 17) peralatan yang dibutuhkan

dalam permainan bulutangkis terdiri dari lapangan, net (jaring), Shuttlecock

(kok), raket, sepatu dan costum. Dengan peralatan yang lengkap seseorang

akan lebih leluasa untuk melakukan permainan bulutangkis dengan leluasa.

Menurut Donie (2009: 26) peralatan yang memenuhi standar dalam

permainan bulutangkis memiliki kriteria sebagai berikut :

a. Kok (Shuttlecock)

Shuttlecock terbuat dari bahan alamiah yang memiliki

karakteristik terbang dengan memiliki 16 bulu yang tertancap

pada gabus. Bulu tersebut berukuran antara 62 mm – 70 mm

dengan ujung ujung bulu membentuk sebuah lingkaran yang

berdiameter 58 mm – 68 mm. Selanjutnya bulu tersebut harus

diikat kokoh pada gabus yang memiliki diameter 25 mm – 28 mm

Page 28: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

hingga dibentuk sampai selesai dengan berat shuttlecock 4,74 gr

– 5,50 gr.

b. Jaring (Net)

Berbentuk jaring jaring yang terbuat dari tali halus berwarna

gelap dan dipuncak netnya diberi pita putih selebar 75 mm diatas

secara rangkap diatas tali atau kabel. Lebar net 760 mm dan

panjang minimum 610 mm.

c. Raket

Raket yang digunakan dalam permainan bulutangkis terdiri

dari gagang (handle), area yang disenari harus datar dan berpola

(stinged area) dengan ukuran panjang 280 mm dan lebar 220 mm,

kepala raket (head), leher raket (throat), batang raket (shaft) dan

kerangka raket (frame) berukuran 680 mm lebar 230 mm.

Kesemua bagian bagian tersebut harus ada pada raket yang akan

digunakan dalam permainan bulutangkis yang baik dan tidak

boleh adanya tonjolan yang dapat mengganggu penggangan.

Selanjutnya peralatan yang lain disesuaikan dengan kebutuhkan

seperti costum dan sepatu disesuaikan dengan penggunanya dan harus

sesuai dengan peraturan yang berlaku. Disamping peralatan tersebut,

lapangan yang digunakan dalam permainan bulutangkis harus berbentuk

empat persegi panjang dengan garis-garis yang mudah dikenali. Lapangan

tersebut memiliki panjang 13, 4 meter dan lebar 5,1 meter dengan dua tiang

sebagai peletak net dengan ukuran 1,55 meter terhitung dari permukaan

lapangan. Dengan peralatan yang lengkap dan lapangan yang sesuai standar

diharapkan para pemain bulutangkis dapat melakukan permainan sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

Adapun peraturan yang terdapat dalam permainan bulutangkis dan

harus dipahami diantaranya peraturan dengan game 15. Dalam

perjalanannya peraturan ini telah mengalami perubahan mulai dari peraturan

game 15 sampai pada peraturan terbaru yakni sistem rally point (game 21).

Perbedaan yang menonjol antara peraturan game 15 dan rally point selain

Page 29: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

pada skor juga terdapat pada cara memperoleh point dan service dalam

permainan.

Pada peraturan game 15 point, yang mendapatkan point dari setiap

bola mati adalah pemain yang mendapat giliran service, sedangkan pada

game 21 setiap pemain berkesempatan mengumpulkan point sehingga

pertandingan pada game ini berlangsung lebih cepat. Selanjutnya pada

peraturan game 21 service tidak lagi dimulai dari sisi kanan seperti pada

peraturan game 15, tetapi sesuai dengan point yang didapatkan angka ganjil

atau genap dan peraturan ini masih resmi digunakan baik tingkat kabupaten,

Nasional maupun Internasional serta belum mengalami perubahan.

Adanya kejelasan peraturan tersebut menjadikan permainan

bulutangkis sebagai olahraga dunia yang berkelas serta memiliki tujuan

yang jelas yaitu pencapain prestasi.

2. Pukulan Lob Overhead

a. Pengertian Lob Overhead

Menurut Hua dan Aryanto (2007: 39) lob overhead adalah kok yang

dipukul dari atas kepala, posisinya biasanya dari belakang lapangan dan

diarahkan keatas pada bagian belakang lapangan lawan. Pukulan ini dapat

dilakukan dari atas kepala (overhead) atau dari bawah (underarm) baik dari

sisi forehand maupun dari sisi backhand.

Berdasarkan pengertian tersebut diketahui bahwa tujuan utama dari

pukulan lob overhead ialah shuttlecock harus diterbangkan setinggi

mungkin yang jatuhnya kearah lapangan lawan. Menurut Hua dan Aryanto

Page 30: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

(2007: 39) hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pukulan lob

overhead sebagai berikut::

a. Pergunakan pegangan forehand, pegang raket dan posisinya

disamping bahu.

b. Posisi badan menyamping ( vertikal ) dengan arah net.

c. Posisi badan diusahan selalu berada dibelakang kok.

d. Kok dipukul seperti gerakan melempar.

e. Pada saat raket menyentuh kok, tangan harus lurus.

f. Lecutkan raket saat menyentuh kok dengan memaksimalkan

gerak sendi pergelangan tangan.

g. Untuk menjangkau kok yang berada jauh dibelakang kepala kita,

pertama badan diputar dengan melangkahkan kaki kebelakang

sambil badan dan raket diputar untuk menjangkau kok sampai

terjadi perpindahan berat badan dan kok dapat terjangkau.

b. Adapun jenis-jenis pukulan lob yaitu:

1. Menurut Donie (2009: 88) pukulan lob ada berbentuk:

a) lob bertahan atau defensive clear adalah pukulan yang

diberikan jauh kebelakang dari sisi permainan lawan,

biasanya pukulan lob yang dilakukan merupakan

pukulan penuh.

b) lob serang atau (attacking clear) merupakan pukulan

yangmelambung kebelakang yang memiliki karakter

menekan atau mendesak lawan

2. Menurut Tohar (1992; 47) pukulan lob ada berbentuk:

a) Overhead lob merupakan pukulan yang dilakukan dari

atas kepala dengan cara menerbangkan shuttlecock

melambung kearah belakang.

b) Underhand lob merupakan pukulan lob dari bawah,yang

dilakukan dengan memukul shuttlecock yang berada

dibawah badan dan dilambungkan tinggi ke belakang.

Page 31: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

3. Daya Ledak otot Lengan

a. Pengertian Daya Ledak Otot

Merupakan gabungan beberapa unsur kondisi fisik yaitu: kekuatan

dan unsur kecepatan. Artinya kemampuan daya ledak otot dapat dlihat dari

hasil suatu aktivitas gerak yang dilakukan dengan cepat dan menggunakan

tenaga yang kuat. Wujud daya ledak otot lengan dapat dilihat dari hasil

lemparan.

Menurut PBSI (1985:142) daya ledak otot adalah kualitas yang

memungkinkan otot atau kelompok otot untuk menghasilkan kerja fisik

secara eksplosif. Pendapat tersebut menyatakan bahwa daya ledak merupakan

unsur kondisi fisik yang digunakan pada waktu yang sangat cepat, tepat,

akurat. Selanjutnya menurut Asril (1999: 73) daya ledak merupakan

kemampuan menggunakan kekuatan pada momentum gerak tertentu dengan

waktu yang secepat cepatnya.

Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa daya

ledak merupakan kemampuan individu untuk menggunakan kekuatan dengan

waktu yang sesingkat-singkatnya pada pelaksanaan gerakan tertentu. Dari

pengertian tersebut dapat diketahui bahwa daya ledak otot lengan merupakan

hasil kontraksi sekelompok otot lengan untuk menghasilkan kekuatan yang

digunakan dalam waktu yang sesingkat singkatnya pada gerakan tertentu.

Dalam pelaksanaan pukulan lob overhead daya ledak otot lengan ini

sangat dibutuhkan, karna tanpa adanya daya ledak otot yang baik maka akan

terjadi gerakan yang salah dalam melakukan pukulan lob overhead .

Page 32: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya ledak otot

Menurut Hendri (2010: 81) kemampuan daya ledak ditentukan oleh

beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1) Jenis serabut otot pada tubuh manusia memiliki 2 serabut yaitu

serabut otot bewarna merah beraksi lebih-lambat dan serabut otot

bewarna putih beraksi lebih cepat.

2) Panjang serat otot yang memiliki panjang daya kontraksinya lebih

cepat dibandingkan otot yang mempunyai serat pendek

3) Kekuatan otot yang lebih kuat bergerak atau beraksi lebih cepat dari

pada otot yang lemah.

4) Bentuk otot yang berjalan sejajar terhadap sumbu longitudinal,

mempunyai daya yang berkontraksi lebih tinggi dari pada otot yang

berjalan diagonal terhadap sumbu longitudinal.

5) Suhu otot mempengaruhi tingkat kesiapan otot. Otot yang berada

pada suhu panas akan beraksi (berkontraksi) lebih cepat

dibandingkanotot dalam suhu yang dingin

6) Jenis kelamin juga mempengaruhi kecepatan

7) Kelelahan otot sangat mempengaruhi kontraksi otot

8) Koordinasi intermuskuler merupakan interaksi otot sewaktu

melakukan aktivitas.

9) Koordinasi intramuskuler dimana kekuatan juga tergantung pada

fungsi syaraf otot dalam tugas aktifitas fisik.

10) Reaksi otot terhadap rangsangan syaraf menghasilkan kekuatan

secara propesional saja. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik,

maka tingkat rangsangan dalam latihan harus tinggi.

11) Sudut sendi, kekuatan maksimun akan dicapai apabila sendi yang

terlibat saat aktifitas benar-benar lurus.

c. Anatomi Otot Lengan

Susunan otot tangan terdiri dari dua bagian, otot pangkal lengan atas

dan lengan bagian bawah. Otot pangkal lengan atas berpangkal dari sendi

bahu dan berujung pada sendi siku, sedangkan lengan bagian bawah

berpangkal dari sendi siku dan berujung pada sendi pergelangan tangan

Syaifuddin (2006:96). Lengan atas dan lengan bawah terdiri dari susunan

kelompok otot yaitu :

Page 33: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

1) Biceps yaitt otot yang memiliki dua kepala, otot ini meliputi dua

buah sendi dan mempunyai dua buah kepala (kaput).

2) Triceps yaitu otot lengan berkepala tiga.

3) Deltoid yaitu otot pangkal lengan yang melekat lengan bawah

pada tulang pangkal lengan.

4) Flexor yaitu otot untuk membengkokan pergelangan tangan dan

jari-jari.

5) Exstensor yaitu otot yang meluruskan atau merentangkan tangan

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar otot lengan berikut ini:

1. Otot lengan dilihat dari sisi luar.

Gambar 1.Otot-otot lengan bawah kanan, pandangan Anterior.

Sumber: Syaifuddin (2006: 98)

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa otot otot yang terkait

dalam kontraksi otot lengan dilihat dari sisi bagian luar terdiri dari sepuluh

otot diantaranya otot Biseps brakii, brakialis, supinator, pronator teres,

brakioradialis, fleksor karpi radialis, Palmaris longus, ekstensor karpi

Page 34: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

radialis longus, fleksor karpi ulnaris, fleksor digitorum profundus. Semua

otot tersebut, sangat berperan dalam melakukan kontraksi otot lengan.

2. Otot lengan dilihat dari bagian dalam.

Gambar 2. Otot-otot lengan bawah kanan, pandangan Posterior

Sumber: Syaifuddin (2006: 99)

Berdasarkan gambar di atas, diketahui otot lengan yang

menghasilkan kontraksi otot jika dilihat dari lengan bagian dalam terdiri

dari tujuh diantaranya trisep brakii, Brakioradialis, ekstensor karpiradialis

longus, fleksor karpi ulnaris, ekstensor digitorum, ekstensor karpi ulnaris.

Kesemua otot tersebut sangat berperan dalam menciptakan kontraksi otot

lengan yang baik.

Page 35: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

d. Kegunaan Daya Ledak Otot Lengan Dalam Permainan Bulutangkis.

Menurut Donie (2009: 120) manfaat kekuatan otot terhadap

performaatlet bulutangkis antara lain:

1) Lompatan akan lebih tinggi.

2) Langkah akan lebih ringan dan gesit.

3) Pukulan akan lebih keras, cepat dan akurat.

4) Gerakan akan lebih lincah dan lentur.

4. Kelentukan Pinggang

Kelentukan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang

sangat penting untuk dipertimbangkan dalam suatu penampilan gerak,

terutama sekali yang menyangkut kapasitas fungsional suatu persendian dan

keluwesan gerak. Kelentukan merupakan suatu persendian beserta otot –

otot disekitarnya untuk melakukan gerak secara maksimal. Dilihat dari

seseorang yang kurang memiliki kelentukan biasanya gerakannya akan

kaku, kasar dan lamban. Dalam cabang olahraga bulutangkis keletukan

pinggang sangat diperlukan untuk memperoleh hasil yang baik dalam

penguasaan teknik bulutangkis yang optimal.

Menurut Philips dalam Asril ( 1999 ) menyatakan bahwa kelentukan

dapat didefenisikan sebagai gerak di antara tulang dan sendi atau rangkaian

tulang dan sendi. Selanjutnya menurut Hendri ( 2010 : 57 ) mengungkapkan

kelentukan adalah kemungkinan gerak maksimal yang dapat dilakukan oleh

suatu persendian.

Page 36: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Lentuk berarti mudah dibengkokkan atau lentur. Kelentukan suatu

sifat dari benda yang mudah dibengkokkan. Kelentukan pinggang adalah

sifat dari pinggang manusia yang mudah dilentukkan, kelentukan meliputi

seluruh sendi manusia. Dengan demikian kelentukan terdapat di beberapa

lokasi dari tubuh manusia, dari beberapa lokasi kelentukan yang akan diteliti

pada penelitian ini adalah kelentukan di daerah pinggang, karena yang

paling menentukan untuk semua gerakan adalah kelentukan di daerah

pinggang. Pinggang merupakan daerah gerak di togok manusia, maka

kelentukan pinggang disebut kelentukan togok. Kelentukan togok adalah

sifat dari togok manusia yang mudah dikelukkan. Hasil latihan kelentukan

togok adalah kemampuan togok untuk dilentukkan / kelukkan sedalam

mungkin sesuai dengan kemampuan.

Menurut Syafruddin( 1999 :58 ) mengatakan bahwa kelentukan

adalah salah satu komponan kondisi fisik yang menentukan dalam : (1).

Mempelajari keterampilan–keterampilan gerak (2). Mencegah cedera

(3).Mengembangkan kemampuan kekuatan, kecepatan, daya ledak dan

koordinasi. Dengan demikian jelas bahwa kelentukan memegang peranan

yang sangat besar dalam mempelajari keterampilan–keterampilan dan dalam

mengoptimalkan kemampuan fisik yang lain, bahkan untuk

mengembangkan kemampuan kecepatan, kelentukan merupakan unsur yang

menentukan keberhasilan kecepatan, dengan kata lain tanpa kelentukan

kecepatan tidak berkembang secara optimal. Di samping itu, kelentukan

Page 37: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

juga sangat menentukan kualitas gerakan seseorang seperti dalam olahraga

lempar cakram, senam dan loncat indah.

Dilihat dari pendapat para ahli di atas maka sangat jelaslah bahwa

kelentukan sangat menentukan keberhasilan seorang pemain pada setiap

cabang olahraga pada umumnya dan olahraga bulutangkis pada khususnya

kelentukan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang tidak bisa

dipisahkan dengan unsur kondisi fisik lainnya dalam melakukan suatu

keterampilan gerak.

a. Jenis Kelentukan

Ada dua jenis kelentukan yaitu statis dan dinamis. Kelentukan statis

adalah ruang gerak dari suatu persendian, hal ini akan dapat diukur dengan

menggunakan Extension-D. Sedangkan kelentukan dinamis adalah

perlawanan atau tahanan dari suatu persendian untuk bergerak. Dengan kata

lain, berkaitan dengan tenaga pada saat melawan gerakan melalui beberapa

dari ruang itu sendiri.

b. Faktor – faktor yang mempengaruhi kelentukan

Untuk menampilkan gerak yang baik, dipengaruhi oleh banyak

faktor. Menurut Hendri (2010: 57) menyatakan ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kelentukan itu antara lain adalah (1). Bentuk, jenis dan

struktur sendi, (2). Tingkat elastitas (3) usia (4) jenis kelamin (5). suhu (6).

Kekuatan otot (7). Kelelahan dan keadaan emosional.

Menurut Jonath dan Krempel (1981) dalam Syafruddin ( 1999 ),

kemampuan kelentukan dibatasi oleh bebrapa faktor antara lain : (1).

Page 38: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Koordinasi otot sinergis dan antagonis (2). Bentuk persendian (3).

Temperatur otot (4). Kemampuan otot dan ligament (5). Kemampuan proses

pengendalian fisiologi persyarafan dan (6). Usia dan jenis kelamin.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas kelentukan sangat erat

kaitannya dengan bakat seseorang dari lahir dan potensi yang dimiliki

pemain satu sama lain sangat berbeda – beda.

B. Kerangka Konseptual

Berdasarkan kajian teori yang telah dijelaskan di atas maka disusun

kerangka konseptual yang mana daya ledak adalah perpaduan kekuatan dan

kecepatan, dimana meningkatnya kekuatan otot lengan secara tidak

langsung berpengaruh terhadap daya ledak otot.

1. Kontribusi Daya Ledak Otot Lengan Terhadap Kemampuan Pukulan

Lob Overhead

Faktor penunjang keberhasilan dalam mencapai prestasi olahraga

yang tinggi diantaranya adalah faktor daya ledak yang merupakan

komponen fisik yang terjadi dari gabungan kekuatan dan kecepatan. Hampir

semua cabang olahraga memerlukan daya ledak. Untuk itu daya ledak harus

diberikan kepada olahragawan dalam usaha meningkatkan prestasi.

Kemampuan ini merupakan kombinasi antara kekuatan dan

kecepatan atau power. Kekuatan kecepatan sangat dominan dibutuhkan pada

olahraga yang menuntut ledakan (Eksplosif) tubuh, seperti cabang olahraga

Page 39: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

tolak peluru, lempar dan lompat dalam atletik, lompat dan smash dalam bola

voli, bulutangkis, servis tennis, dan lain-lain.

Aspek kecepatan dalam bulutangkis sangat penting. Pemain harus

dapat memukul dengan cepat untuk mendapatkan hasil pukulan yang

optimal dan sesuai dengan yang diharapkan. Sebagaimana yang telah

diketahui bahwa daya ledak merupakan perpaduan antara unsur kekuatan

dengan kecepatan, baik kecepatan rangsangan syaraf maupun kecepatan

kontraksi otot. Jadi cara untuk dapat memukul dengan cepat adalah melatih

kecepatan lengan karena pemain harus cekatan dalam memukul dan

mengarahkan shuttlecock ke arah yang diinginkan tepat dan sesuai sehingga

penempatan shuttlecock akan menjadi tepat dan tujuan dari pukulan lob

overhead akan menjadi tercapai nantinya.

Dengan demikian bila otot mempunyai kekuatan yang baik akan

mempunyai daya ledak yang baik pula, sebaliknya daya ledak yang besar

akan mempunyai kekuatan yang besar.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa daya ledak otot

lengan yang dimiliki oleh seorang pemain bulutangkis akan mempengaruhi

pelaksanaan keberhasilan pukulan lob overhead.

2. Kontribusi Kelentukan Pinggang Terhadap Kemampuan Pukulan Lob

Overhead

Sama halnya dengan daya ledak otot lengan, kelentukan

merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat penting dalam

kegiatan olahraga. Menurut pakar olahraga, kelentukan memegang peranan

Page 40: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

penting yang sangat besar dalam mempelajari keterampilan-keterampilan

gerakan dan dalam mengoptimalkan kemampuan fisik yang lain.

Kelentukan adalah kemampuan pergerakan atau persendian untuk dapat

melakukan gerakan-gerakan kesemua arah secara optimal.

Pada olahraga bulutangkis, kelentukan pinggang merupakan suatu

komponen kondisi fisik khusus yang sangat diperlukan sekali yaitu pada

saat melakukan pukulan lob overhead. Dengan memiliki kelentukan

pinggang yang baik memungkinkan dalam melakukan pukulan lob overhead

akan lebih optimal dan lebih terarah terbangnya shuttlecock ke daerah

lawan.

Dengan demikian untuk melakukan pukulan lob overhead diperlukan

kelentukan pinggang agar pelaksanaan dapat terlaksana dengan mudah dan

baik. Tanpa kelentukan yang baik akan mendapatkan kesulitan dalam

melakukan gerakan keterampilan dalam pelaksanaan pukulan lob overhead.

3. Kontribusi Daya Ledak Otot Lengan dan Kelentukan Pinggang Secara

Bersama-sama Terhadap Kemampuan Pukulan Lob Overhead

Faktor penunjang keberhasilan dalam mencapai prestasi olahraga

yang tinggi diantaranya adalah faktor daya ledak yang merupakan

komponen kondisi fisik yang terjadi dari gabungan kekuatan dan kecepatan.

Hampir semua cabang olahraga memerlukan daya ledak. Untuk itu daya

ledak harus diberikan kepada olahragawan dalam usaha meningkatkan

prestasi.

Page 41: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Kelentukan dalam melaksanakan gerakan merupakan hal penting

dalam menentukan keberhasilan gerakan yang dihasilkan. Kelentukan yang

baik memungkinkan akan tercapainya keberhasilan yang baik pula.

Kelentukan juga akan memudahkan dalam melakukan berbagai macam

gerakan dan juga akan menghindari terjadinya berbagai cidera dalam

gerakan tersebut.

Pada olahraga bulutangkis, daya ledak dan dan kelentukan pinggang

merupakan suatu komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan sekali

yaitu pada saat melakukan pukulan lob overhead. Dengan memiliki daya

ledak otot lengan dan kelentukan pinggang yang baik akan memperoleh

keberhasilan pukulan lob overhead yang baik pula. Sehingga upaya dalam

memperoleh keakurasian yang baik dan ketepatan dalam menerbangkan

shuttlecock ke daerah lawan menjadi lebih baik dan optimal nantinya.

Dalam kemampuan pukulan lob overhead pemain harus memiliki

daya ledak otot lengan dan kelentukan pinggang yang baik sehingga

memungkinkan bagi pemain tersebut untuk menghasilkan pukulan lob

overhead secara optimal. Seorang pemain harus mampu melakukan pukulan

lob overhead karena bagian terpenting dalam permainan bulutangkis yang

tidak bisa ditinggalkan.

Dengan kemampuan pukulan lob overhead yang baik ini,

memungkinkan akan tercapainya pencapaian prestasi yang diharapkan yaitu

prestasi yang maksimal. Semua ini membutuhkan latihan dan kesabaran

dalam berlatih.

Page 42: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan dalam skema di bawah ini :

Gambar 3. : Kerangka Konseptual

C. Hipotesis

Berdasarkan uraian dalam tinjauan pustaka dan kerangka berpikir

maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :

1) Daya ledak otot lengan memberikan kontribusi yang berarti terhadap

kemampuan pukulan lob overhead pemain bulutangkis UKO UNP.

2) Kelentukan pinggang memberikan kontribusi yang berarti terhadap

kemampuan pukulan lob overhead pemain bulutangkis UKO UNP

3) Daya ledak otot lengan dan kelentukan pinggang secara bersama-sama

memberikan kontribusi yang berarti terhadap kemampuan pukulan lob

overhead pemain bulutangkis UKO UNP.

Daya ledak otot lengan

Kelentukan pinggang

Kemampuan pukulan

lob overhead

Page 43: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan

untuk melihat sejauh mana hubungan antara variable bebas (X) dengan

variable (Y) yang diprediksi berdasarkan koefisien korelasi. Hal ini

diungkapkan oleh Sukardi (2003: 166) yang menyebutkan penelitian korelasi

adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna

menentukan,apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel

atau lebih. Selanjutnya variabel bebas dalam penelitian ini adalah daya ledak

otot lengan dan kelentuka pinggang, variabel terikatnya berupa kemampuan

pukulan lob overhead pada cabang olahraga bulutangkis.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat dan waktu penelitian ini dilakukan 13 Juni 2012

pada pemain bulutangkis Unit Kegiatan Olahraga UNP di lapangan

bulutangkis Asrama Haji

C. Populasi Sampel

1. Populasi

Menurut Sukardi (2003: 53) populasi merupakan semua anggota

kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama

Page 44: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil

akhir suatu penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam

penelitian ini adalah pemain bulutangkis Unit Kegiatan Olahraga Universitas

Negeri Padang yang berjumlah 25 orang yang terdiri dari 22 laki-laki dan 3

orang wanita. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Table 1. Populasi pemain bulutangkis UKO UNP

No Kelompok Jumlah

1. Laki-laki 22 Orang

2. Wanita 3 Orang

Total 25 Orang

Sumber: Unit Kegiatan Olahraga (UKO)

2. Sampel

Menurut Sukardi (2003: 54) sampel merupakan sebagian dari jumlah

populasi yang dipilih untuk sumber data. Berdasarkan tingkat daya ledak otot

lengan dan kelentukan pinggang antara perempuan dan laki-laki berbeda

maka penelitian ini di ambil laki-laki saja. Dengan menggunakan teknik

Purposive Sampling yaitu teknik menentukan sampel dengan pertimbangan

tertentu, maka pengambilan sampel hanya untuk laki-laki saja. Oleh sebab itu

seluruh pemain bulutangkis Unit Kegiatan Olahraga Universitas Negeri

Padang untuk jenis kelamin laki-laki yang berjumlah 22 orang dijadikan

sebagai sampel. Untuk lebih jelasnya bisa di lihat pada table di bawah ini:

Page 45: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Table 2. Sampel pemain bulutangkis UKO UNP

No Kelompok Jumlah

1 Laki-laki 22 Orang

Total 22 Orang

D. Definisi operasional

Untuk menghindari perbedaan dalam memberikan makna terhadap

istilah dalam penelitian ini,penulis mendefinisikan istilah-istilah dalam

penelitian sebagai berikut:

1. Daya ledak otot lengan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kontraksi sekelompok otot lengan yang menghasilkan kekuatan yang

digunakan pada gerakan tertentu dengan waktu yang sangat singkat dan

dapat diukur dengan One Hand Medicine Ball Trow yang merupakan salah

satu tes untuk mengukur daya ledak otot lengan dengan penilaian jarak

dalam satuan meter hasil lemparan bola medicine dengan cara yang

digunakan dalam tes tersebut.

2. Kelentukan pinggang adalah sifat dari pinggang manusia yang mudah

dilentukan. Kelentukan dipengaruhi oleh elastisitas otot-otot serta

persendian manusia. Lentuk tidaknya seseorang ditentukan oleh luas

sempitnya ruang gerak sendi-sendinya. Jadi kelentukan adalah kemampuan

untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Kecuali oleh ruang

gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastisitas tidaknya otot-otot,

Page 46: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

tendon, dan ligamen. Dalam penelitian ini kelentukan pinggang diukur

dengan ”Extension D”.

3. Pukulan lob overhead dalam penelitian ini adalah cock yang dipukul dari

atas kepala, posisinya biasanya dari belakang lapangan dan diarahkan

keatas pada bagian belakang lapangan lawan. Dengan tujuan

melambungkan shuttlecock sejauh dan setinggi mungkin sesuai ukuran

lapangan. Pengukuran kemampuan pukulan lob overhead penelitian ini

dapat dilakukan dengan tes pukulan lob overhead dengan penilaian skor

yang diperoleh testee.

E. Jenis dan Sumber data

Berdasarkan jenisnya, data yang di peroleh dalam penelitian ini

adalah data primer data yang langsung diperoleh melalui tes, yaitu data tes

daya ledak otot lengan dan kelentukan pinggang secara bersama-sama

terhadap hasil pukulan lob overhead. Sedangkan sumber data seluruhnya

didapatkan melalui pemain bulutangkis Unit Kegiatan Olahraga UNP yang

berjumlah 22 orang.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam

penelitian ini ialah tes yang terdiri dari :

1. Daya ledak otot lengan menggunakan tes one hand medicine ball throw

2. Kelentukan pinggang menggunakan tes Extension-D

3. Kemampuan lob overhead menggunakan tes pukulan lob overhead

Page 47: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Daya ledak otot lengan

Untuk mengukur seberapa besar daya ledak otot lengan dilakukan tes

dengan menggunakan one hand medicine ball throw. dengan validitas 0,74

dan reliabelitas 0,79

a. Alat yang digunakan :

1) Bola medicine 5 kg

2) Meteran

3) Formulir pencatatan data

b. Pelaksanaan :

1) Testee berdiri dibelakang garis lemparan, dan menghadap kearah

lemparan.

2) Testee mengambil bola medicine dan berdiri dalam sikap lemparan,

kaki tumpu berada didepan, bola dipegang sebelah tangan disamping

leher.

3) Testee berusaha melemparkan bola medicine sejauh-jauhnya kedepan

dan kaki tidak boleh melewati garis lemparan.

4) Pada saat titik pertama kali bola jatuh ditandai dan diukur dari garis

lemparan.

Page 48: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Gambar pelaksanaan tes dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 4. Pelaksanaan Test

Sumber: Mensfitness.com

c. Penilaian :

1) Jarak dari garis lemparan sampai dengan titik pertama bola jatuh

diambil ukurannya dan jauh lemparan diukur dengan satuan meter.

2) Setiap testee diberikan 2 kali kesempatan melaksanakan tes.

3) Data yang diambil adalah angka tertinggi dari 2 kali pelaksanaan tes.

Tabel 3: Norma test one hand medicine ball trow

Kategori Score ( meter)

Baik sekali 7,9 >

Baik 6,2-7,9

Sedang 3,7-6,1

Kurang 2,75-3,6

Sangat Kurang 0-2,74

Page 49: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

2. Tes Kelentukan pinggang

Untuk mengukur kelentukan dilakukan dengan menggunakan alat

extension D. tes ini memiliki validitas 0,77 da reliabelitasnya 0,80 dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. Peralatan yang dibutuhkan dalam melaksanakan tes:

1) Alat extension D

2) Pena dan kertas

3) Fomulir pencatatan data

b. Pelaksanaan:

1) Testee tidur telungkup dengan keadaan posisi tangan diatas kepala dan

kaki testee ditahan atau dipegang supaya tidak naik keatas.

2) Testee diminta mengangkat tubuh bagian atas perlahan-lahan sampai

batas maksimum.

3) Testee memiliki 2 kali kesempatan dan nilai yang tertinggilah yang

diambil.

c. Penilaian

1) Setiap testee diberikan 2 kali kesempatan melaksanakan tes.

2) Data yang diambil adalah angka yang tertinggi dari 2 kali pelaksanaan

tes

Page 50: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Tabel 4: Norma test Extension-D

Kategori Score (centimeter)

Sangat Baik >45 cm

Baik 36-45 cm

Sedang 26-35 cm

Kurang 20-25 cm

Jelek <20 cm

3. Tes pukulan lob overhead

Menurut Tohar (1992: 145) tes pukulan ini bertujuan untuk

mengetahui dan mengukur kemampuan melakukan pukulan lob overhead

secara baik, dan jauh kebelakang dalam permainan bulutangkis. Tes ini

memiliki validitas 0,78 dan reabilitasnya 0,82.

a. Perlengkapan

1) 2 buah reket

2) 10 buah shuttlecock dalam kondisi yang baik

3) Lapangan

4) Kapur

5) Alat tulis

6) Pencatat skor

b. Petunjuk pelaksanaan

1) Lapangan untuk penilaian ditandai dengan skor yang telah ditentukan

antara 1,2,3,4 dan 5.

2) Testee berdiri dilapangan bagian tengah (dengan memegang reket).

Page 51: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

3) Testee memukul dengan pukulan lob overhead jauh diudarakearah

lawan dan jauh dilapangan lawan.

4) Penguji berdiri dilapanganbagian tengah, berdiri ditengah dengan

reket yang telah disiapkan.

5) Disediakan 10x pukulan, 5x kanan dan 5x kiri

Berikut gambar lapangan yang digunakan dalam tes lob overhead

Gambar 5. Lapangan Tes Lob Overhead

Sumber: Sapta (2010: 36)

Pelaksanaan tes lapangan untuk permainan singles

Keterangan :

1) Panjang lapangan 13,4 m

2) Lebar lapangan 5,1 m

3) Tinggi tiang net 1,55 m

4) Lebar net 760 mm

5) Lebar masing-masing kotak point 0,79 m

6) Panjang net 6,10 mm

1

1,55 M L = 0,79

M

L = 5,1 M

P = 13,4 M

Page 52: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

c. Penilaian

1) Poin dari daerah yang ditentukan oleh shuttlecock adalah nilainya.

2) 10 pukulan yang dinilai, 5x dari kanan 5x dari kiri.skor terbaik adalah

50.

Tabel 5: Norma test Kemampuan Pukulan Lob Overhead

Kategori Score

Sangat Baik 41-50

Baik 31-40

Sedang 21-30

Kurang 11-20

Jelek 0-10

Dalam penelitian ini langkah-langkah yang harus dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Persiapan

a. Mendapat surat izin melakukan penelitian dari dekan fakultas ilmu

keolahragaan.

b. Menyiapkan tenaga pengawas dan tenaga pembantu.

Untuk kelancaran penelitian ini,peneliti perlu menyiapkan panitia

pelaksana tes yang bertujuan untuk mengawasi dan membantu dalam

pengambilan data. Adapun nama-nama pengawas dan tenaga yang membantu

dalam penelitian ini antara lain:

Page 53: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Tabel 6: Daftar nama panitia pelaksana tes

NO Nama Jabatan

1. Donie, M.Pd Pengawas

2. FerdiAryanto Mengukur

3. Dedet Fernando Pencatat skor

4. Eval Edmizal Dokumentasi

5. Eka Purnama Yuliyanny Koordinator

6 Sepnia susila Pencatat skor

c. Persiapan format isian

Sebelum mengambil data terlebih dahulu disiapkan format tes yang

diperlukan untuk mempermudah dalam pencatatan data dan menghindari

terjadinya kekeliruan data.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tes ini akan dilakukan dalam waktu 1 hari dan akan

dilaksanakan pada jam 20:00 WIB. Sebelum tes dilaksankan peneliti

terlebih dahulu memberikan penjelasan mengenai tes yang akan

dilaksanakan yaitu:

a. Tes daya ledak otot lengan ( One HandMedicine Ball Throw ).

b. Tes kelentukan pingang (Extension D)

c. Tes pukulan lob overhead

Page 54: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

H. Teknik Analisi Data

Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari tiga unit

analisis yaitu :

1. Data hasil tes one hand medicine ball trowh (daya ledak otot lengan)

2. Data hasil tes extension D (kelentukan pinggang)

3. Data hasil tes kemampuan pukulan lob overhead

Data yang telah diperoleh dari ketiga hasil tes tersebut dianalisis

dengan menggunakan teknik korelasi product moment oleh Pearson dalam

Adnan (2012: 24) dapat dilihat sebagai berikut

Kemudian dilakukan uji koenfisien antara variabel-veriabel untuk

menguji signifikansi dari r yang diperoleh. Untuk mengetahui besar

kontribusi ditentukan dengan koefisien determinasi dengan rumus :

K = r2 x 100 % (Sugiyono, 2010: 231)

Keberartian korelasi sederhana menggunakan uji t sebagai berikut:

2r-1

2-nrt (Sugiyono, 2010: 230)

Sedangkan untuk korelasi ganda, digunakan untuk mengetahui

hubungan variabel daya ledak otot lengan (X1) dan kelentukan pinggang

(X2) secara bersama-sama terhadap kemampuan pukulan lob overhead

Page 55: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

pemain bulutangkis UKO UNP. Dengan rumus korelasi ganda adalah

sebagai berikut :

Ry12 = Sedangkan untuk korelasi ganda, digunakan untuk

mengetahui hubungan variabel daya ledak otot lengan (X1) dan kelentukan

pinggang (X2) secara bersama-sama terhadap kemampuan pukulan lob

overhead pemain bulutangkis UKO UNP. Dengan rumus korelasi ganda

adalah sebagai berikut :

Ry12 =

Untuk signifikansi korelasi multiple (ganda),agar diketahui apakah

antara variabel yang telah dihitung signifikan atau tidak, maka dilakukan

langkah mencari uji F, dengan rumus :

F

Untuk signifikansi korelasi multiple (ganda),agar diketahui apakah

antara variabel yang telah dihitung signifikan atau tidak, maka dilakukan

langkah mencari uji F, dengan rumus :

F

Page 56: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Keterangan :

R = Korelasi Ganda

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dengan variabel y

∑X = Jumlah data x

∑Y = Jumlah data y

∑X2 = Jumlah data kuadrat x

∑Y2 = Jumlah data kuadrat y

n = Jumlah data (sampel)

r = Korelasional

t = Signifikan korelasi

K = nilai koefisien diterminan

r² = nilai koefisien korelasi dikuadratkan

F = distribusi pengujian untuk korelasi ganda

K = derajat kebebasan

Page 57: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskriptif Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari: kemampuan lob overhead (Y)

sebagai varibel terikat, daya ledak otot lengan (X1) dan kelentukan Pinggang

(X2) sebagai variabel bebas. Untuk masing-masing tabel di bawah ini akan

disajikan nilai rata-rata, simpangan baku, median, modus, distribusi frekuensi,

serta histogram dari setiap variabel.

1. Daya ledak otot lengan (X1)

Berdasarkan hasil tes daya ledak otot lengan, diperoleh skor

maksimum adalah 7.40 dan skor minimum 4.44. Disamping itu diperoleh

nilai mean (rata-rata) = 6, median = 6.03, dan Standar Deviasi = 0,68. Dengan

demikian data berdistribusi normal. Karena selisih nilai antara nilai mean

(rata-rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu standar deviasi. Agar

lebih jelasnya deskripsi data daya ledak otot lengan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Page 58: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Tabel 7. Distribusi Frekuensi daya ledak otot lengan (X1)

No Kelas Interval

Frekuensi

Absolut

(Fa) Relatif (%)

1 4.44 – 5.03 2 9 %

2 5.04 – 5.63 5 23 %

3 5.64 – 6.23 7 32 %

4 6.24 – 6.83 6 27 %

5 6.84 – 7.43 2 9 %

Jumlah 22 100 %

Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 22 orang

sampel yang memiliki daya ledak otot lengan antara lain: 2 orang (9%)

memiliki daya ledak otot lengan berkisar antara (4.44– 5.03), 5 orang

(23%)memiliki daya ledak otot lengan berkisar antara (5.04– 5.63), 7

orang(32%) memiliki daya ledak otot lengan berkisar antara (5.64- 6.23), 6

orang (27%) memiliki daya ledak otot lengan berkisar antara (6.24- 6.83), 2

orang (9%) memiliki daya ledak otot lengan berkisar antara (6.84- 7.43).

Jadi, berdasarkan nilai rata-rata dari hasil pengukuran kemampuan daya

ledak otot lengan di atas yaitu sebesar 6, dapat disimpulkan bahwa daya

ledak otot lengan berada pada pada kelas interval (5.64- 6.23). Untuk lebih

jelasnya, distribusi frekuensi daya ledak otot lengan juga dapat di lihat pada

histogram di bawah ini :

Page 59: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Gambar 6 : Histogram daya ledak otot lengan (X1)

2. Kelentukan Pinggang (X2)

Berdasarkan hasil tes kelentukan Pinggang yang dilakukan, diperoleh

skor maksimum = 49.40 dan skor minimum = 28.90 disamping itu diperoleh

nilai mean (rata-rata) = 37.83, median = 37.80, dan Standar Deviasi = 5.61.

Dengan demikian data berdistribusi normal. Karena selisih nilai antara nilai

mean (rata-rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu standar deviasi.

Agar lebih jelasnya data tes kelentukan Pinggang dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 8. Distribusi frekuensi kelentukan Pinggang (X2)

No Kelas Interval

Frekuensi

Absolut

(Fa) Relatif (%)

1 28,9 – 33 5 23 %

2 34 – 38,1 7 32 %

3 38.2 – 42.3 5 23 %

4 42.4 – 46.5 3 13 %

5 46.6– 50.7 2 9 %

Jumlah 22 100 %

Fre

kuen

si A

bso

lut

0

1

2

3

4

5

6

7

4.44-5.03 5.04-5.63 5.64-6.23 6.24-6.83 6.84-7.43

East

Page 60: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 22 orang

sampel, yang memiliki kelentukan pinggang antara lain: 5 orang (23%)

memiliki kelentukan pinggang berkisar antara (28.9 – 33), 7 orang (32%)

memiliki kelentukan pinggang berkisar antara (34- 38.1), 5 orang (23%)

memiliki kelentukan pinggang berkisar antara(38.2- 42.3), 3 orang (13%)

memiliki kelentukan pinggang berkisar antara (42.4- 46.5), 2 orang (9%)

memiliki kelentukan pinggang berkisar antara (46.6- 50.7). Jadi, berdasarkan

nilai rata-rata dari hasil pengukuran kelentukan pinggang di atas yaitu sebesar

37.83 dapat disimpulkan bahwa kelentukan pinggang berada pada kelas

interval (34-38.1). Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi kelentukan

pinggang juga dapat di lihat pada histogram di bawah ini :

Gambar 7 : Histogram kelentukan Pinggang (X2)

3. Keterampilan Kemampuan lob overhead (Y)

Berdasarkan hasil tes kemampuan lob overhead, diperoleh skor

maksimum = 48 dan skor minimum = 25. Disamping itu diperoleh nilai mean

Fre

kuen

si A

bso

lut

0

1

2

3

4

5

6

7

28.9-33 34-38.1 38.2-42.3 42.4-46.5 46.6-50.7

East

Page 61: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

(rata-rata) = 36.68, median = 38, dan Standar Deviasi = 7.53. Dengan

demikian data berdistribusi normal. Karena selisih antara nilai mean (rata-

rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu standar deviasi. Agar lebih

jelasnya hasil kemampuan lob overhead dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 9. Distribusi frekuensi Kemampuan lob overhead (Y)

No Kelas Interval

Frekuensi

Absolut (Fi) Relatif (%)

1 25 – 29.6 5 22 %

2 29.7 – 34.3 4 18 %

3 34.4 – 39 3 14 %

4 40 – 44.6 7 32 %

5 44.7 – 49.3 3 14 %

Jumlah 22 100

Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 22 orang

sampel yang memiliki kemampuan pukulan lob overhead antara lain: 5 orang

(22%) memiliki kemampuan pukulan lob overhead berkisar antara (25- 29.6),

4 orang (18%) memiliki kemampuan pukulan lob overhead berkisar antara

(29.7- 34.3), 3 orang (14%) memiliki kemampuan pukulan lob overhead

berkisar antara (34.4- 39), 7 orang (32%) memiliki kemampuan pukulan

berkisar antara (40- 44.6), 3 orang (14%) memiliki kemampuan pukulan lob

overhead berkisar antara (44.7- 49.3). Jadi, berdasarkan nilai rata-rata dari

hasil pengukuran kemampuan lob overhead di atas yaitu sebesar 36,68 dapat

disimpulkan bahwa kemampuan lob overhead berada pada kelas interval (40-

Page 62: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

44.6). Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi kemampuan lob overhead

juga dapat di lihat pada histogram di bawah ini:

Gambar 8 : Histogram Kemampuan lob over head(Y)

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas masing-masing distribusi frekuensi dilakukan

dengan uji liliefors. Hasil pengujian normalitas distribusi skor daya ledak otot

lengan (X1), kelentukan Pinggang (X2) dan kemampuan lob overhead dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 10. Rangkuman uji normalitas sebaran data dengan uji lilliefors

No Variabel N Lo Ltab Distribusi

1 Daya ledak otot lengan (X1) 22 0.0784 0,189 Normal

2 Kelentukan Pinggang (X2) 22 0.1274 0,189 Normal

3 Kemampuan Lob Overhead (Y) 22 0.1022 0,189 Normal

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk daya ledak

otot lengan (X1), skor Lo = 0,0784 dengan n = 22, sedangkan Ltab pada taraf

pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,189 yang lebih besar dari Lo

Fre

kuen

si A

bso

lut

0

1

2

3

4

5

6

7

25-29.6 29.7-34.3 34.4-39 40-44.6 44.7-49.3

East

Page 63: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari daya ledak otot

lengan berdistribusi normal.

Selanjutnya hasil tes kelentukan Pinggang (X2), skor Lo = 0,1274

dengan n = 22, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05

diperoleh 0,189 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa

skor yang diperoleh dari kelentukan Pinggang berdistribusi normal.

Kemudian diperoleh hasil kemampuan lob Overhead (Y), skor Lo = 0,1022

dengan n = 22, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05

diperoleh 0,189 yang lebih besar dari Lo sehingga disimpulkan skor yang

diperoleh dari lob overhead berdistribusi normal. Data yang dikatakan

berdistibusi normal dengan persyaratan analisis data Lo lebih kecil dari Ltab.

Berdasarkan uraian di atas ternyata semua variabel X1, X2 dan Y

datanya tersebar secara normal, karena masing-masing variabel skor Lo nya

lebih kecil dari pada Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05. Hal ini

berarti bahwa data masing-masing variabel penelitian ini normal.

C. Pengujian Hipotesis

1. Hipotesis Satu

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah daya

ledak otot lengan (X1) terhadap kemampuan lob overhead (Y). Untuk

mengetahui kontribusi tersebut, pertama sekali dilakukan analisis korelasi

sederhana. Rangkuman hasil penghitungan dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Page 64: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Tabel 11. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi daya

ledak otot lengan (X1) Terhadap kemampuan lob overhead (Y)

Korelasi

Koefisien

korelasi

(r)

Koefisien

Determinasi

(r2x 100%)

Taraf

Signifikan

α = 0,05

Daya ledak otot lengan

terhadap kemampuan

lob overhead

0,599

35.88

0,537

Hasil perhitungan pada tabel di atas jika r hitung > r tabel terdapat

hubungan berarti yang menunjukan bahwa koefisien korelasi antara daya

ledak otot lengan terhadap kemampuan lob overhead adalah positif. Hal ini

terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r hitung sebesar

0,599 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,537 dengan demikian r hitung > r

tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara daya ledak otot lengan

dengan kemampuan lob overhead.

Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi daya ledak otot

lengan terhadap kemampuan lob overhead adalah dengan menguadratkan nilai

koefisien korelasi (r) dan dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis statistik

yang dilakukan diperoleh nilai (R) = 35.88, berarti daya ledak otot lengan

memberikan kontribusi terhadap kemampuan lob overhead sebesar 35.88%.

Oleh sebab itu hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima kebenarannya

secara empiris.

Sedangkan untuk menguji signifikan koefisien korelasi antara daya

ledak otot lengan terhadap kemampuan lob overhead adalah dengan

Page 65: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

menggunakan rumus t = 21

2

r

nr. Dari hasil analisis statistic yang dilakukan

diperoleh t hitung = 3,3455 dan t table =1,89, karena t hitung > dari t table

maka dapat disimpulkan terdapat kontribusi yang signifikan antara X1

terhadap Y

2. Hipotesis Dua

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah kelentukan

Pinggang (X2) terhadap kemampuan lob overhead (Y). Untuk mengetahui

kontribusi ini pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana.

Rangkuman hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 12. Rangkuman hasil Analisis Korelasi kelentukan Pinggang

(X2)Terhadap Kemampuan Lob Overhead (Y)

Korelasi

Koefisien

korelasi

(r)

Koefisien

Determinasi

(r2x 100%)

Taraf

Signifikan α

= 0,05

Kelentukan Pinggang

terhadap Kemampuan

Lob Overhead

0,546

29.81

0,537

Hasil perhitungan pada tabel di atas jika r hitung > r tabel terdapat

hubungan bearti yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara

kelentukan Pinggang terhadap Kemampuan lob overhead adalah positif, hal

ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r hitung

sebesar 0,546 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,537 dengan demikian

Page 66: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara kelentukan

Pinggang dengan Kemampuan lob overhead. Untuk mengetahui besarnya

koefisien determinasi kelentukan Pinggang terhadap Kemampuan lob

overhead adalah dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) dikalikan

seratus (r2x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai

(R) = 29.81, berarti kelentukan Pinggang memberikan kontribusi terhadap

Kemampuan lob overhead sebesar 29.81%. Oleh sebab itu hipotesis kedua

dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris.

Sedangkan untuk menguji signifikan koefisien korelasi antara

kelentukan pinggang terhadap kemampuan lob overhead adalah dengan

menggunakan rumus t = 21

2

r

nr. Dari hasil analisis statistic yang dilakukan

diperoleh t hitung = 2,9147 dan t table =1,89, karena t hitung > dari t table

maka dapat disimpulkan terdapat kontribusi yang signifikan antara X2

terhadap Y

3. Hipotesis Tiga

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah daya ledak

otot lengan (X1) dan kelentukan Pinggang (X2) secara bersama-sama

terhadap Kemampuan lob overhead (Y). Untuk mengetahui kontribusi

tersebut akan dilakukan dengan analisis korelasi ganda. Rangkuman hasil

penghitungan analisis koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 67: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Tabel 13. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi daya ledak

otot lengan (X1) dan kelentukan Pinggang (X2) secara

bersama-sama terhadap Kemampuan Lob Overhead (Y)

Korelasi

Koefisien

Korelasi

(R)

Koefisien

Determinasi

(R2x 100%)

Taraf

Signifikan

α = 0,05

Daya Ledak Otot Lengan dan

Kelentukan Pinggang terhadap

Kemampuan Lob Overhead

0,746 55.65 0,537

Hasil perhitungan tabel diatas menunjukan bahwa analisis korelasi

ganda antara daya ledak otot lengan dan kelentukan pinggang secara

bersama-sama terhadap kemampuan lob overhead adalah positif. Hal ini

terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh R hitung sebesar

0,746 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,537, dengan demikian R hitung >

r tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara daya ledak otot lengan

dan kelentukan pinggang secara bersama-sama terhadap kemampuan lob

overhead.

Untuk mengetahui besarnya kontribusi daya ledak otot lengan dan

kelentukan pinggang secara bersama-sama terhadap kemampuan lob

overhead adalah dengan menguadratkan nilai koefisien korelasi nilai (r)

dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan

diperoleh nilai (R) = 55.65, berarti daya ledak otot lengan dan kelentukan

pinggang memberikan kontribusi secara bersama-sama terhadap Kemampuan

lob overhead sebesar 55.65%. Oleh sebab itu hipotesis tiga dalam penelitian

ini diterima kebenarannya secara empiris.

Page 68: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Sedangkan untuk menguji signifikan korelasi ganda antara daya ledak

otot lengan dan kelentukan pinggang terhadap kemampuan lob overhead

adalah dengan menggunakan rumus F = 1/()121(

/122

2

knyR

kyR

Dari hasil analisis statistic yang dilakukan diperoleh F hitung = 11.92

dan F table =3,68, dengan kata lain Fhitung > Ftabel, maka dapat disimpulkan

terdapat hubungan yang signifikan antara X1 dan X2 secara bersama-sama

terhadap Y

D. Pembahasan

1. Kontribusi Daya Ledak Otot Lengan Terhadap Kemampuan Lob

Overhead Pemain Bulutangkis UKO UNP

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat

kontribusi yang signifikan daya ledak otot lengan terhadap kemampuan

pukulan lob overhead pemain bulutangkis UKO UNP. Untuk mengetahui

kontribusi ini pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana.

Hasil perhitungan analisis korelasi sederhana untuk data menunjukkan

bahwa koefisien korelasi antara daya ledak otot lengan terhadap kemampuan

pukulan lob overhead adalah positif, hal ini terlihat bahwa dari analisis

statistik yang dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,599 dan r tabel dalam taraf

α = 0,05 sebesar 0.537 dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat

Page 69: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

hubungan yang berarti antara daya ledak otot lengan terhadap kemampuan

pukulan lob overhead.

Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi antara daya ledak

otot lengan terhadap kemampuan pukulan lob overhead adalah dengan

mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) dikalikan seratus (r2x 100%), dari

hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 35,88, berarti daya

ledak otot lengan memberikan kontribusi terhadap kemampuan pukulan lob

overhead sebesar 35,88%. Oleh sebab itu hipotesis satu untuk data dalam

penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa unsur daya

ledak otot lengan berkontribusi terhadap kemampuan pukulan lob overhead

sebesar 35,88%, sehingga 64,22% ialah kontribusi dari faktor-faktor lain yang

mempengaruhi kemampuan pukulan lob overhead.

Agar seorang pemain atau atlet bulutangkis dapat memiliki daya ledak

otot lengan yang lebih baik lagi dan berkontribusi lebih besar lagi terhadap

kemampuan pukulan lob overhead dapat dilakukan dengan latihan-latihan

daya ledak otot lengan seperti : dengan melempar beban 1/5 kekuatan

maksimal 10-20 kali, push up, latihan dengan mengunakan medicine ball dan

berbagai variasi latihan lainya untuk meningkatkan daya ledak otot lengan,

karena semakin baik daya ledak otot lengan seorang pemain atau atlet

bulutangkis, maka akan semakin mudah baginya untuk melakukan pukulan

lob overhead, sehingga tubuhnya dalam melakukan pukulan lob overhead

Page 70: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

tersebut dapat terlihat lebih siap dibanding seorang pemain atau atlet

bulutangkis yang tidak memiliki daya ledak otot lengan.

Menurut PBSI (1985:142) “Daya ledak otot lengan adalah kualitas

yang memungkinkan otot atau kelompok otot untuk menghasilkan kerja fisik

secara eksplosif”. Lalu menurut Asril (1999 : 73) daya ledak merupakan

kemampuan menggunakan kekuatan pada momentum gerak tertentu dengan

waktu yang secepat-cepatnya.

Berdasarkan pendapat kedua ahli maka disimpulkan bahwa daya ledak

otot lengan ialah kemampuan individu untuk menghasilkan kekuatan dengan

waktu sesingkat-singkatnya.

Sebelum seorang atlet melakukan latihan daya ledak, maka terlebih

dahulu harus memiliki suatu tingkat kekuatan yang baik. Kalau kekuatan

tidak diiringi dengan kecepatan, maka daya ledak tidak akan dapat tercapai

dengan baik.

Gerakan tangan yang dilakukan dapat bergerak di sebabkan adanya

kontraksi otot. Unit dasar dari sistem otot adalah serat otot. Beberapa serabut

otot membentuk suatu unit motor yang masing-masing unit mempunyai

kemampuan khusus yaitu berkontraksi dengan baik, sehingga suatu gerakan

akan terlaksana.

Dalam olahraga bulutangkis khususnya dalam melakukan pukulan lob

overhead, daya ledak otot lengan sangat diperlukan sebab tujuan utama dalam

melakukan pukulan lob overhead adalah atlet mampu melakukan pukulan

Page 71: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

lob overhead untuk menerbangkan cock ke daerah bagian belakang lawan

dengan kuat dan cepat.

2. Kontribusi Kelentukan Pinggang terhadap Kemampuan Pukulan Lob

Overhead Pemain UKO UNP.

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat

kontribusi yang signifikan kelentukan pinggang terhadap kemampuan

pukulan lob overhead pemain UKO UNP. Untuk mengetahui kontribusi

tersebut, pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana.

Hasil perhitungan analisis korelasi sederhana untuk data menunjukkan

bahwa koefisien korelasi antara kelentukan pinggang terhadap kemampuan

pukulan lob overhead adalah positif, hal ini terlihat bahwa dari analisis

statistik yang dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,546 dan r tabel dalam taraf

α = 0,05 sebesar 0.537 dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat

hubungan yang berarti antara kelentukan pinggang terhadap kemampuan

pukulan lob overhead.

Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi antara kelentukan

pinggang terhadap kemampuan pukulan lob overhead adalah dengan

mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) dikalikan seratus (r2x 100%), dari

hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 29,81, berarti

kelentukan memberikan kontribusi terhadap kemampuan pukulan lob

Page 72: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

overhead sebesar 29,81%. Oleh sebab itu hipotesis satu untuk data dalam

penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa unsur

kelentukan pinggang berkontribusi terhadap kemampuan pukulan lob

overhead sebesar 29,81%, sehingga 70,19% ialah kontribusi dari faktor-faktor

lain yang mempengaruhi kemampuan pukulan lob overhead.

Kelentukan pinggang yang dihasilkan dari latihan merupakan suatu

persendian beserta otot-otot disekitarnya untuk melakukan gerak secara

maksimal. Bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kelentukan pinggang adalah dengan latihan seperti: back up, kayang dan

berbagai variasi latihan lainya untuk meningkatkan kelentukan pinggang,

karena jika semakin baik kelentukan pinggang seorang pemain atau atlet

bulutangkis, maka akan semakin mudah baginya untuk melakukan pukulan

lob overhead, sehingga tubuhnya dalam melakukan pukulan lob overhead

tersebut dapat terlihat lebih siap dibanding seorang pemain atau atlet

bulutangkis yang tidak memiliki kelentukan pinggang yang bagus.

Kondisi fisik yang harus dimiliki oleh pemain atau atlet yang

berprestasi hendaknya memperhatikan unsur-unsur kondisi fisik yang

dimaksud seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, koordinasi dan

beberapa unsur lainnya. Menurut Philip dalam Asril (1999) “Kelentukan

dapat didefinisikan sebagai gerak diantara tulang dan sendi atau rangkaian

Page 73: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

tulang dan sendi”. Lalu menurut Hendri (2010 : 57) “Kelentukan adalah

kemungkinan gerak maksimal yang dapat dilakukan oleh suatu persendian”

Berdasarkan pendapat kedua ahli maka disimpulkan bahwa

kelentukan ialah kemampuan maksimal suatu persendian beserta otot-otot

disekitarnya untuk melakukan gerak secara maksimal

Kelentukan penting dilaksanakan sehari-hari, lebih-lebih bagi seorang

atlet suatu cabang olahraga yang menentukan keuletan gerak seperti senam,

atletik, gulat, dan bulutangkis, seseorang yang lentur maka akan lebih lincah

gerakannya sehingga akan lebih baik prestasinya. Dengan kata lain

kelentukan merupakan kemampuan pergelangan/ persendian untuk dapat

melakukan gerakan-gerakan kesemua arah secara optimal. Istilah lain yang

sering dikonotasikan sama dengan kelentukan adalah keluwesan, kelenturan

dan flexibilitas.

3. Kontribusi Daya Ledak Otot Lengan dan Kelentukan Pinggang

secara bersama-sama terhadap Kemampuan Pukulan Lob Overhead

Pemain UKO UNP

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat

kontribusi yang siginifikan secara bersama-sama antara daya ledak otot

lengan dan kelentukan pinggang terhadap kemampuan lob overhead pemain

bulutangkis UKO UNP. Untuk mengetahui kontribusi tersebut akan

dilakukan dengan analisis korelasi ganda.

Page 74: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Penelitian membuktikan bahwa terdapat kontribusi daya ledak otot

lengan dan kelentukan pinggang secara bersama-sama terhadap kemampuan

lob overhead dengan tingkat persentase = 55,65%. Artinya daya ledak otot

lengan dan kelentukan pinggang secara bersama-sama berkontribusi terhadap

kemampuan pukulan lob overhead pemain bulutangkis UKO UNP.

Setelah itu dilakukan pengujian signifikansi korelasi ganda diperoleh

Fhitung = 11,92 dan Ftabel=3,68 maka hasilnya ialah Ho ditolak, Ha diterima.

Karena Fhitung >Ftabel sehingga kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti

antara X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y.

Berdasarkan pembahasan tersebut jelas bahwa unsur daya ledak otot

lengan dan kelentukan pinggang memberikan kontribusi kepada pemain

bulutangkis, sehingga atlet bulutangkis tersebut mampu untuk melakukan

kemampuan lob overhead menjadi lebih baik. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa semakin baik kemampuan daya ledak otot lengan dan kelentukan

pinggang seorang pemain bulutangkis maka akan semakin mudah baginya

untuk menghasilkan kemampuan lob overhead yang baik, begitu sebaliknya

jika kemampuan daya ledak otot lengan dan kelentukan pinggang kurang

baik, maka untuk memperoleh kemampuan lob overhead akan sulit

dijangkaunya.

Sehubungan dengan hal itu, agar tercapai kemampuan lob overhead

yang sangat bagus lagi, selain melatih kemampuan daya ledak otot lengan

dan kelentukan pinggang, seorang pemai bulutangkis juga harus

Page 75: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

memperhatikan dan melatih faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi dan

memberikan berkontribusi hingga 100 % terhadap kemampuan lob overhead,

seperti : koordinasi gerakan melakukan pukulan lob overhead juga sangat

menentukan terhadap kemampuan kecepatan. Selain itu, kemampuan kondisi

fisik, teknik, taktik dan mental juga mempengaruhi prestasi olahraga,

termasuk terhadap prestasi bulutangkis. Sehubungan dengan itu faktor

psikologis, seperti mental, percaya diri, semangat juang, motivasi juga sangat

berpengaruh terhadap penampilan seorang pemain di dalam pertandingan.

Kemudian, Selain faktor tersebut sarana dan prasarana, program latihan juga

dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan lob overhead pemain

bulutangkis.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwasannya untuk

mencapai tingkat kemampuan lob overhead yang lebih baik, para pemain

bulutangkis hendaknya juga memperhatikan faktor-faktor tersebut.

Kekuatan merupakan salah satu kemampuan biomotorik (unsur

konsisi fisik) yang sangat penting dalam olahraga. Menurut PBSI (1985)

“Kekuatan adalah kualitas yang memungkinkan pengembangan ketegangan

otot, dapat bersifat statis dan bersifat dinamis”. Mamfaat kekuatan terhadap

peforma pemain bulutangkis ialah lompatan lebih tinggi, langkah akan lebih

ringan dan gersit, pukulan akan lebih keras, cepat,dan akurat, gerakan lebih

lincah dan lentur.

Page 76: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Dalam upaya melatih kekuatan dalam olahraga bulutangkis khususnya

lob overhead terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu kondisi

fisik, teknik, sarana prasarana, motivasi, dan program latihan yang akan

dilakukan. Dari beberapa faktor yang disebutkan faktor yang paling sangat

mempengaruhi ialah faktor kondisi fisik atlet tersebut seperti, kekuatan, daya

ledak, kelincahan, kelentukan, kecepatan, daya tahan, koordinasi.

Oleh karena itu kekuatan perlu dimiliki dan dikembangankan oleh

para pemain bulutangkis khususnya dalam penelitian ini yang berkaitan

tentang kemampuan lob overhead.

Page 77: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :

1. Daya ledak otot lengan memberikan kontribusi sebesar 35.88% terhadap

Kemampuan lob overhead

2. Kelentukan pinggang memberikan kontribusi sebesar 29.81 % terhadap

Kemampuan lob overhead

3. Daya ledak otot lengan dan kelentukan pinggang secara bersama-sama

memberikan kontribusi sebesar 55.65% terhadap Kemampuan lob

overhead

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan

saran-saran yang dapat membantu mengatasi masalah yang ditemui dalam

pelaksanaan Kemampuan lob overhead, yaitu :

1. Pemain untuk dapat meningkatkan kemampuan daya ledak otot lengan dan

kelentukan pinggang dalam melakukan pukulan lob overhead, perlu

adanya latihan khusus untuk meningkatkan daya ledak otot lengan dan

kelentukan pinggang.

2. Selain mempelajari tehnik dasar bulutangkis seperti, lob, drive,

dropshort,smash, netting unsur kondisi fisik juga sagat perlu diperhatikan,

Page 78: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

agar dalam pelaksanaan permainan bulutangkis pemain tidak merasa

kesulitan.

3. Bagi pelatih untuk dapat menyusun program latihan lob overhead dengan

baik.

4. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini agar dapat menjadikan

penelitian ini sebagai bahan informasi dan meneliti dengan jumlah

populasi atau sampel yang lebih besar serta di daerah

Page 79: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, fardi. 2012. Statistika Dasar/2. Padang. FIK UNP

Asril. 1999. Pembinaan Kondisi Fisik. Padang : DIP-UNP

Donie. 2009. Bulutangkis Dasar. Padang: FIK UNP

Hua, Huang dan Aryanto Sugeng. 2007. Olahraga Kegemaranku

Bulutangkis.Klaten: PT Macanan Jaya Cermerlang

Hendri, Irawadi. 2010. Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang: FIK UNP

Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia. (1985). Pola Pembinaan Bulutangkis

Nasional. Jakarta: PB. PBSI.

Purnama, Sapta Kunta. 2010. Kepelatihan Bulu Tangkis Modern. Surakarta:

Yuma Pustaka

Sugiyono.Statistika Untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: Bumi Aksara

Syafruddin. 1999. Dasar-Dasar Kepelatihan. Padang: DIP Proyek UNP

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:

EGC

Tohar. 1992. Olahraga Pilihan Bulutangkis.Jakarta: Depdikbud

UURI No. 3 Tahun (2005) Tentang Sistim Keolahragaan Nasional

Zarwan & Donie. (2009). Bulutangkis Dasar. Padang: Sukabima

Page 80: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Data Hasil Penelitian

NO NAMA BALL

MEDICINE EXTENSION-D LOB OVERHEAD

1 Alvrima 6.1 m 39.1 cm 42

2 Andre 5.1 m 45.6 cm 33

3 Angel 5.77 m 35.8 cm 42

4 Candra 6.5 m 29.2 cm 48

5 Dedet Fernando 6.4 m 49.4 cm 32

6 Dira 7.4 m 47.3 cm 37

7 Egi Saputra 6.18 m 36.3 cm 25

8 Eval Edmizal 6.82 m 31.2 cm 31

9 Ferdy Aryanto 6.42 m 31.8 cm 31

10 Fery 5.93 m 39.3 cm 45

11 Heriyanto 6.2 m 28.9 cm 28

12 Joni Saprianto 5.96 m 37.3 cm 47

13 Migrel 4.97 m 30.1 cm 26

14 Nofra 4.44 m 38.4 cm 43

15 Oki 5.63 m 42.9 cm 42

16 Prahari 5.5 m 38.1 cm 44

17 Primayandi 6.89 m 35.6 cm 26

18 Ramidil 5.91 m 42.8 cm 38

19 Roki 6.54 m 36.1 cm 40

20 Siboy 6.37 m 38.2 cm 26

21 Sastra 5.55 m 37.5 cm 38

22 Riki 5.43 m 41.3 cm 43

Page 81: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

jumlah 132.01 832.20 807.00

mean 6.00 37.83 36.68

sd 0.68 5.61 7.53

max 7.40 49.40 48.00

min 4.44 28.90 25.00

median 6.03 37.80 38.00

modus 26.00

Page 82: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Lampiran 2

Tabel

Analisis Normalitas Daya Ledak Otot Lengan Melalui Uji Liliefors (X1)

No x1 Zi Table f(zi) s(zi) [f(zi) -

s(zi)]

1 4.44 -2.28 0.4887 0.0113 0.0455 0.0342

2 4.97 -1.51 0.4345 0.0655 0.0909 0.0254

3 5.1 -1.32 0.4066 0.0934 0.1364 0.0430

4 5.43 -0.83 0.2967 0.2033 0.1818 0.0215

5 5.5 -0.73 0.2673 0.2327 0.2273 0.0054

6 5.55 -0.66 0.2454 0.2546 0.2727 0.0181

7 5.63 -0.54 0.2054 0.2946 0.3182 0.0236

8 5.77 -0.34 0.1331 0.3669 0.3636 0.0033

9 5.91 -0.13 0.0557 0.4443 0.4091 0.0352

10 5.93 -0.10 0.0386 0.4614 0.4545 0.0069

11 5.96 -0.06 0.0239 0.4761 0.5000 0.0239

12 6.1 0.15 0.0636 0.5636 0.5455 0.0181

13 6.18 0.26 0.1026 0.6026 0.5909 0.0117

14 6.2 0.29 0.1141 0.6141 0.6364 0.0223

15 6.37 0.54 0.2054 0.7054 0.6818 0.0236

16 6.4 0.58 0.219 0.719 0.7273 0.0083

17 6.42 0.61 0.2291 0.7291 0.7727 0.0436

18 6.5 0.73 0.2673 0.7673 0.8182 0.0509

19 6.54 0.79 0.2852 0.7852 0.8636 0.0784

20 6.82 1.20 0.3849 0.8849 0.9091 0.0242

21 6.89 1.30 0.4032 0.9032 0.9545 0.0513

22 7.4 2.05 0.4798 0.9798 1.0000 0.0202

Page 83: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

jumlah 132.01

mean 6.000455

Sd 0.683412

L o tertinggi= 0.0784

Dengan n = 22 dan taraf nyata α = 0.05 didapat L tab = 0.189

Berarti L o < L tab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana

sampel diambil berdistribusi normal.

Page 84: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Lampian 3

Tabel

Analisis Uji Normalitas Kelentukan Pinggang Melalui Uji Liliefors (X2)

No x2 Zi tabel f(zi) s(zi) f(zi) -

s(zi)

1 28.9 -1.59 0.4441 0.0559 0.0455 0.0104

2 29.2 -1.54 0.4382 0.0618 0.0909 0.0291

3 30.1 -1.38 0.4162 0.0838 0.1364 0.0526

4 31.2 -1.18 0.381 0.119 0.1818 0.0628

5 31.8 -1.08 0.3599 0.1401 0.2273 0.0872

6 35.6 -0.40 0.1554 0.3446 0.2727 0.0719

7 35.8 -0.36 0.1406 0.3594 0.3182 0.0412

8 36.1 -0.31 0.1217 0.3783 0.3636 0.0147

9 36.3 -0.27 0.1064 0.3936 0.4091 0.0155

10 37.3 -0.09 0.0359 0.4641 0.4545 0.0096

11 37.5 -0.06 0.0239 0.4761 0.5000 0.0239

12 38.1 0.05 0.0199 0.5199 0.5455 0.0256

13 38.2 0.07 0.0279 0.5279 0.5909 0.0630

14 38.4 0.10 0.0386 0.5386 0.6364 0.0978

15 39.1 0.23 0.091 0.591 0.6818 0.0908

16 39.3 0.26 0.1026 0.6026 0.7273 0.1247

17 41.3 0.62 0.2324 0.7324 0.7727 0.0403

18 42.8 0.89 0.3133 0.8133 0.8182 0.0049

19 42.9 0.91 0.3186 0.8186 0.8636 0.0450

20 45.6 1.39 0.4177 0.9177 0.9091 0.0086

21 47.3 1.69 0.4545 0.9545 0.9545 0.0000

22 49.4 2.06 0.4803 0.9803 1.0000 0.0197

Page 85: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

jumlah 832.2

mean 37.82727

Sd 5.6052

L o tertinggi = 0.1274

Dengan n = 22 dan taraf nyata α = 0.05 didapat L tab = 0.189

Berarti L o < L tab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana

sampel diambil berdistribusi normal.

Page 86: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Lampiran 4

Tabel

Analisis Uji Normalitas Lob Over Hand Melalui Uji Liliefors (Y)

No y Zi tabel f(zi) s(zi) f(zi) -

s(zi)

1 25 -1.55 0.4394 0.0606 0.0455 0.0151

2 26 -1.42 0.4222 0.0778 0.1363 0.0585

3 26 -1.42 0.4222 0.0778 0.1363 0.0585

4 26 -1.42 0.4222 0.0778 0.1363 0.0585

5 28 -1.15 0.3749 0.1251 0.2273 0.1022

6 31 -0.75 0.2734 0.2266 0.2954 0.0688

7 31 -0.75 0.2734 0.2266 0.2954 0.0688

8 32 -0.62 0.2324 0.2676 0.3636 0.0960

9 33 -0.49 0.1879 0.3121 0.4091 0.0970

10 37 0.04 0.016 0.516 0.4545 0.0615

11 38 0.18 0.0754 0.5754 0.5227 0.0527

12 38 0.18 0.0754 0.5754 0.5227 0.0527

13 40 0.44 0.17 0.67 0.5909 0.0791

14 42 0.71 0.2612 0.7612 0.6818 0.0794

15 42 0.71 0.2612 0.7612 0.6818 0.0794

16 42 0.71 0.2612 0.7612 0.6818 0.0794

17 43 0.84 0.2996 0.7996 0.7954 0.0042

18 43 0.84 0.2996 0.7996 0.7954 0.0042

19 44 0.97 0.334 0.834 0.8636 0.0296

20 45 1.10 0.4634 0.9634 0.9091 0.0543

21 47 1.37 0.4147 0.9147 0.9545 0.0398

22 48 1.50 0.4332 0.9332 1.0000 0.0668

Page 87: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

jumlah 807

mean 36.68182

Sd 7.53017

L o tertinggi = 0.1022

Dengan n = 22 dan taraf nyata α = 0.05 didapat L tab = 0,189

Berarti L o < L tab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana

sampel diambil berdistribusi normal.

Page 88: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Lampiran 5

Tabel

Korelasi Sederhana dan Korelasi Berganda ( Variabel X1, X2 Dan Y )

No x1 x2 Y x12 x22 y2 x1y x2y x1x2

1 6.1 31.8 42 37.21 1011.24 1764 256.2 1335.6 193.98

2 5.1 45.6 33 26.01 2079.36 1089 168.3 1504.8 232.56

3 5.77 35.8 32 33.2929 1281.64 1024 184.64 1145.6 206.566

4 6.5 37.3 42 42.25 1391.29 1764 273 1566.6 242.45

5 6.4 47.3 47 40.96 2237.29 2209 300.8 2223.1 302.72

6 7.4 49.4 48 54.76 2440.36 2304 355.2 2371.2 365.56

7 6.18 31.2 31 38.1924 973.44 961 191.58 967.2 192.816

8 6.82 39.1 42 46.5124 1528.81 1764 286.44 1642.2 266.662

9 6.42 36.3 45 41.2164 1317.69 2025 288.9 1633.5 233.046

10 5.93 30.1 28 35.1649 906.01 784 166.04 842.8 178.493

11 6.2 38.1 26 38.44 1451.61 676 161.2 990.6 236.22

12 5.96 29.2 31 35.5216 852.64 961 184.76 905.2 174.032

13 4.97 38.4 37 24.7009 1474.56 1369 183.89 1420.8 190.848

14 4.44 39.3 25 19.7136 1544.49 625 111 982.5 174.492

15 5.63 38.2 43 31.6969 1459.24 1849 242.09 1642.6 215.066

16 5.5 28.9 26 30.25 835.21 676 143 751.4 158.95

17 6.89 42.8 44 47.4721 1831.84 1936 303.16 1883.2 294.892

18 5.91 36.1 26 34.9281 1303.21 676 153.66 938.6 213.351

19 6.54 42.9 43 42.7716 1840.41 1849 281.22 1844.7 280.566

20 6.37 35.6 40 40.5769 1267.36 1600 254.8 1424 226.772

Page 89: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

21 5.55 41.3 38 30.8025 1705.69 1444 210.9 1569.4 229.215

22 5.43 37.5 38 29.4849 1406.25 1444 206.34 1425 203.625

Jumlah 132.01 832.2 807 801.9281 32139.64 30793 4907.12 31010.6 5012.882

Page 90: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Lampiran 6

Pengujian Hipotesis 1

Ho = tidak terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan Y

Ha = terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan Y

Korelasi sederhana antara variabel (X1) dengan Y

r x1y = 222

1

2

1

11

YYn XXn

YX-YXn

r = 22 )807(30793.22 )01.132(928.801.22

07)(132.01)(822.4907.12

r = 651249-677446 17426.64-17642

106532.07-107956.64

r = 26197 215.776

1424.57

r = 872.5652683

1424.57

r= 2377.53

1424.57

ro = 0,599

rtab (α = 0,05) = 0,537

Page 91: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)

Menentukan Kontribusi variabel X1 dengan Y di gunakan Rumus ;

K = r2 x 100% = 0,599² x 100% = 35.88 %

Menguji Signifikan Koefisien korelasi antara X1 dengan Y digunakan

Rumus :

t = 21

2

r

nr=

3588.01

20599,0

t = 8007,0

6788,2

t = 3.3455

thitung(3.3455) > ttabel (0,189), maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang

signifikan antara X1 terhadap Y.

Page 92: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Lampiran 7

Pengujian Hipotesis 2

Ho = tidak terdapat hubungan yang berarti antara X2 dan Y

Ha = terdapat hubungan yang berarti antara X2 dan Y

Korelasi sederhana antara variabel (X2) dengan Y

r x2y = 222

2

2

2

22

YYn XXn

YX-YXn

r = 22 )807(30793.22 .)2.832(6.32139.22

7)(832.2)(80-22.31010.6

r = 651249-677446 692556.84-707071

671585.4-682233.2

r = 26197 14514.36

10647.6

r= 92380232688.

10647.6

r = 19499.556

10647.6

ro = 0.546

rtab (α = 0,05) = 0.537

Page 93: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)

Menentukan Kontribusi variabel X1 dengan Y di gunakan Rumus ;

K= r2 x 100% = 0,546² x 100% = 29.81 %

Menguji Signifikan Koefisien korelasi antara X2 dengan Y digunakan

Rumus :

t = 21

2

r

nr=

2981,01

20546,0

t = 8377,0

4417,2

t = 2.9147

thitung(2,9147) > ttabel (0,189), maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang

signifikan antara X2 terhadap Y.

Page 94: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Lampiran 8

Korelasi sederhana antara variabel (X1) dengan (X2)

Ho = tidak terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2

Ha = terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2

Korelasi sederhana antara variable (X1) dengan (X2)

r x1 x2 = 2

2

2

2

2

1

2

1

2121

XXn XXn

XX-XXn

r = 22 )2.832(32139.22 )01.132(928.801.22

32.2)(132.01)(8-22.5012.88

r = 692556.84)-707071.2 17426.64-17642.416

109858.722-110283.36

r = 14514.36 215.776

638.424

r= 3131850.54

424.638

r = 1769.7

424.638

ro = 0.239

rtab (α = 0,05) = 0.537

Page 95: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Lampiran 9

Pengujian Hipotesis 3

Ho = tidak terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 dengan Y

Ha = terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 dengan Y

Korelasi ganda antara variabel (X1) dan (X2) terhadap variabel Y

R x1 x2 y = 21

2

21212

2

1

2

x xr-1

xrx yrx yrx2-yxryxr

= 2

22

239,01

)239,0)(546,0)(599,0(2546,0599,0

= 089401,01

)074895366,0(2298116,0358801,0

= 910599,0

149790732,0656917,0

= 556914,0

R 0 = 0,746

rtab (α = 0,05) = 0.537

Ternyata Ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)

Page 96: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Lampiran 10

Menentukan Kontribusi variabel X1, X2 terhadap variabel Y digunakan

Rumus ;

K= r2 x 100% = 0,746² x 100% = 55,65 %

Pengujian Signifikan Korelasi Ganda

F = 1/()121(

/122

2

knyR

kyR

F= 1222/()746,01(

2/)746,0(2

2

F= 19/)443484,0(

278258,0

F= 50233412631,0

278258,0

F= 11.92

Fhitung(11.92) > Ftabel(3,68)

H0 ditolak Ha diterima

Kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 secara

bersama-sama dengan Y

Page 97: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Lampiran 11

Kategori Tes daya ledak otot lengan

Rentangan : Max – Min : 7,40 – 4,44 = 2,96

Banyak Kelas Interval : 1 + 3,3 Log n

1 + 3,3 (Log 22) = 5,4210

5,4210 dibulatkan menjadi 5 kelas

Panjang kelas : rentangan / banyak kelas

: 2,96/ 5 = 0,59

Interval Kelas Frekuensi Persentase

4.44 – 5.03 2 9 %

5.04 – 5.63 5 23 %

5.64 – 6.23 7 32 %

6.24 – 6.83 6 27 %

6.84 – 7.43 2 9 %

JUMLAH 22 100 %

Page 98: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Lampiran 12

Kategori Tes kelentukan pinggang

Rentangan : Max – Min : 49.4– 28,9 = 20.2

Banyak Kelas Interval : 1 + 3,3 Log n

1 + 3,3 (Log 22) = 5,4210

5,4210 dibulatkan menjadi 5 kelas

Panjang kelas : rentangan / banyak kelas

: 20.2/ 5 = 4.1

Interval Kelas Frekuensi Persentase

28.9 – 33 5 23 %

34 – 38.1 7 32 %

38.2 – 42.3 5 23 %

42.4 – 46.5 3 13 %

46.6 – 50.7 2 9 %

JUMLAH 22 100 %

Page 99: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Lampiran 13

Kategori Tes pukulan lob overhead

Rentangan : Max – Min : 48 – 25 = 23

Banyak Kelas Interval : 1 + 3,3 Log n

1 + 3,3 (Log 22) = 5,4210

5,4210 dibulatkan menjadi 5 kelas

Panjang kelas : rentangan / banyak kelas

: 23/ 5 = 5

Interval Kelas Frekuensi Persentase

25 – 29.6 5 22 %

29.7 – 34.3 4 18 %

34.4 – 39 3 14 %

40 – 44.6 7 32 %

44.7 – 49.3 3 14 %

JUMLAH 22 100 %

Page 100: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Lampiran 14

Pelaksanaan Tes One Hand Medicine Ball Throw

Page 101: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Lampiran 15

Pelaksanaan Tes Kelentukan Pinggang

Page 102: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Lampiran 16

Pelaksanaan Tes Lob Overhead

Page 103: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Lampiran 17

Foto Bersama Pemain UKO UNP

Page 104: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN
Page 105: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN
Page 106: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN
Page 107: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Daftar

Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors

Ukuran

Sampel

Taraf Nyata

0.01 0.05 0.10 0.15 0.20

4 0.417 0.381 0.352 0.319 0.300

5 0.405 0.337 0.315 0.299 0.285

6 0.364 0.319 0.294 0.277 0.265

7 0.348 0.300 0.276 0.258 0.247

8 0.331 0.285 0.261 0.244 0.233

9 0.311 0.271 0.249 0.233 0.223

10 0.294 0.258 0.239 0.224 0.215

11 0.284 0.249 0.230 0.217 0.206

12 0.275 0.242 0.223 0.212 0.199

13 0.268 0.234 0.214 0.202 0.190

14 0.261 0.227 0.207 0.194 0.183

15 0.257 0.220 0.201 0.187 0.177

16 0.250 0.213 0.195 0.182 0.173

17 0.245 0.206 0.289 0.177 0.169

18 0.239 0.200 0.184 0.173 0.166

19 0.235 0.195 0.179 0.169 0.163

20 0.231 0.190 0.174 0.166 0.160

25 0.200 0.173 0.158 0.147 0.142

30 0.184 0.161 0.144 0.136 0.131

1.031 0.886 0.805 0.768 0.736

n >30 n n n n n

Sumber : Conover, W.J, Practical Nonparametric Statistics, John Wiley & Sons,

In,1973

Page 108: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Tabel dari Harga Kritik dari Product-Moment

N

(1)

Interval Kepercayaa

n

N

(1)

Interval Kepercayaan N

(1)

Interval kepercayaan

95%

(2)

99%

(3)

95%

(2)

99%

(3)

95%

(2)

99%

(3)

3 0.997 0.999 26 0.388 0.4905 55 0.266 0.345

4 0.950 0.990 27 0.381 0.487 60 0.254 0.330

5 0.878 0.959 28 0.374 0.478 65 0.244 0.317

6 0.811 0.912 29 0.367 0.470 70 0.235 0.306

7 0.754 0.874 30 0.361 0.463 75 0.227 0.296

8 0.707 0.874 31 0.355 0.456 80 0.220 0.286

9 0.666 0.798 32 0.347 0.449 85 0.213 0.278

10 0.632 0.762 33 0.344 0.442 90 0.207 0.270

11 0.602 0.735 34 0.339 0.436 95 0.202 0.263

12 0.576 0.708 35 0.334 0.430 100 0.195 0.256

13 0.553 0.684 36 0.329 0.424 125 0.176 0.230

14 0.532 0.661 37 0.325 0.418 150 0.159 0.210

15 0.514 0.641 38 0.320 0.413 175 0.148 0.194

16 0.497 0.623 39 0.316 0.408 200 0.138 0.181

17 0.482 0.606 40 0.312 0.403 300 0.113 0.148

18 0.468 0.590 41 0.308 0.396 400 0.098 0.128

19 0.456 0.575 42 0.304 0.393 500 0.088 0.115

20 0.444 0.561 43 0.301 0.389 600 0.080 0.105

21 433 0.549 44 0.297 0.384 700 0.074 0.097

22 0.423 0.537 45 0.294 0.380 800 0.070 0.091

23 0.413 0.526 46 0.291 0.276 900 0.065 0.085

24 0.404 0.515 47 0.288 0.372 1000 0.062 0.081

25 0.396 0.505 48 0.264 0.368

1.031 0.886 49 0.281 0.364

50 0.297 0.361

J=Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung r

Page 109: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

Daftar Luas dibawah Lengkungan Normal Standar Dari 0 Ke Z

Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0.0 0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 0359

0.1 0386 0483 0478 0557 0596 0636 0675 0714 0754 0360

0.2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 1141

0.3 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 1517

0.4 1554 1591 1628 1664 1700 1736 1772 1808 1844 1879

0.5 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 2190 2224

0.6 2258 2291 2324 2357 2389 2422 2454 2486 2418 2549

0.7 2580 2612 2642 2673 2704 2734 2764 2794 2823 2852

0.8 2881 2910 2939 2967 2996 3023 3051 3078 3106 3133

0.9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389

1.0 3413 3438 3461 3485 2508 3531 3554 3577 3599 3621

1.1 4634 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 3830

1.2 3849 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 4015

1.3 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 4177

1.4 4192 4207 4222 4236 4251 4265 4279 4292 4306 4319

1.5 4332 4345 4357 4370 4382 4394 4406 4418 4429 4441

1.6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 4545

1.7 4554 4564 4573 4580 4591 4599 4608 4626 4625 4633

1.8 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4692 4699 4633

Page 110: KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN ...pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_EKA...KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKKAN PINGGANG TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN

1.9 4713 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 4767

2.0 4772 4778 4783 4788 4793 4798 4803 4808 4812 4817

2.1 4821 4826 4830 4838 4838 4842 4846 4850 4854 4857

2.2 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 4890

2.3 4893 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 4916

2.4 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 4936

2.5 4938 4940 4941 4943 4945 4946 4948 4949 4951 4952

2.6 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 4964

2.7 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974

2.8 4974 4975 4976 4977 4977 4978 4979 4979 4980 4981

2.9 4981 4982 4982 4983 4984 4984 4985 4985 4986 4986

3.0 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 4990

3.1 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 4993

3.2 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995 4995

3.3 4995 4995 4995 4996 4996 4996 4996 4996 4996 4997

3.4 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4998

3.5 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998

3.6 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999

3.7 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999

3.8 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999

3.9 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000

Sumber : Theory And Problems of Statistics, Spigel, M.R.,PhD.,Schaum

Publishing., New York, 1961