kista askep

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft, atau korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epithelium ovarium.Pasien dapat melaporkan atau tidak melaporkan nyeri abdomen akut atau kronik. Gejala-gejala tentang rupture kista menstimulasi berbagai kedaruratan abdomen akut, seperti apendisitis, atau kehamilan ektopik. Kista yang lebih besar dapat menyebabkan pembengkakan abdomen dan penekanan pada organ-organ abdomen yang berdekatan. Pengobatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kista kurang dari 5 cm, dan tampak terisi oleh cairan atau fisilogis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista. Sekitar 98 % lesi yang terjadi pada wanita yang berumur 29 tahun dan yang lebih muda adalah jinak. Setelah usia 50 tahun, hanya 50 % yang jinak. Perawatan pascaoperatif setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan 1

Upload: danisaputra999

Post on 15-Dec-2014

123 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: kista askep

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat

merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft,

atau korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan

abdomen dari epithelium ovarium.Pasien dapat melaporkan atau tidak

melaporkan nyeri abdomen akut atau kronik. Gejala-gejala tentang rupture

kista menstimulasi berbagai kedaruratan abdomen akut, seperti apendisitis, atau

kehamilan ektopik. Kista yang lebih besar dapat menyebabkan pembengkakan

abdomen dan penekanan pada organ-organ abdomen yang berdekatan.

Pengobatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan

bedah. Jika ukuran lebar kista kurang dari 5 cm, dan tampak terisi oleh cairan

atau fisilogis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan

untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista. Sekitar 98 % lesi

yang terjadi pada wanita yang berumur 29 tahun dan yang lebih muda adalah

jinak. Setelah usia 50 tahun, hanya 50 % yang jinak. Perawatan pascaoperatif

setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan

perawatan setelah pembedahan abdomen, dengan satu pengecualian.Penurunan

tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar

biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat.Komplikasi ini dapat

dicegah sampai suatu tingkat dengan memberikan gurita abdomen yang ketat.

Dari uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui lebih banyak

bagaimana asuhan keperawatan yang diberikam pada penderita kista ovarium.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Kista Ovarium?

2. Bagaimana Etiologi Kista Ovarium ?

3. Bagaimana Patofisiologi Kista Ovarium ?

4. Apa Tanda dan Gejala Kista Ovarium ?

5. Bagaimana Penatalaksanaan Kista Ovarium ?

1

Page 2: kista askep

6. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Kista Ovarium ?

7. Bagaimana Asuhan Keperawatan Kista Ovarim ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian Kista Ovarium

2. Untuk mengetahui Etiologi Kista Ovarium

3. Untuk mengetahui Patofisiologi Kista Ovarium

4. Untuk mengetahui apa manifestasikliis Kista Ovarium

5. Untuk mengetahui Bagaimana Penatalaksanaan Kista Ovarium

6. Untuk mengetahui Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Kista Ovarium

7. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Kista Ovarim

2

Page 3: kista askep

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Kista adalah :

1. suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga

dapatdisebabkan oleh faktor kesuburan. (Soemadi,2006)

2. suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau

bendaseperti bubur. (Dewa, 2006)

3. suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi

cairanatau bahan setengah cair. (Sjamsuhidyat, 1998)

4. pembesaran suatu organ yang di dalamnya berisi cairan seperti balon

yangberisi air. (http//suara merdeka.com)

Menurut (Winkjosastro, et. all, 1999) kistoma ovari merupakan suatu

tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau

ganas.Kista ovarium merupakan pembengkakanDalam kehamilan, tumor

ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista

Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari

pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273).

Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal,

folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat

pertumbuhan dari epithelium ovarium ( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).

B. Etiologi

Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan dari

bahan-nahan yang bersifat karsinogenik, bisa zat kimia, polutan, hormonal

dan lain-lain. Penyebab lain adalah:

1.       Adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya

pertumbuah abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur.

(Brunner & Suddarth, 1998: 1556)

3

Page 4: kista askep

2.       Sel telur yang mengalami parthenogenesis, yaitu pertumbuhan dan

perkembangan embrio atau biji tanpa fertilisasi oleh pejantan(Arief

Mansjoeer dkk, 1999: 388)

3.       Penyakit-penyakit infeksi: endometrisis

Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab.Faktor yang

menyebabkan gajala kista meliputi Gaya hidup tidak sehat, yaitu :

Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat

Zat tambahan pada makanan

Kurang olah raga

Merokok dan konsumsi alcohol

Terpapar denga polusi dan agen infeksius

Sering stress

Penyebab inilah yang nantinya akan menentukan tipe dari kista.

Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang

paling banyak ditemukan.Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan

folikel ovarium yang tidak terkontrol.Folikel adalah suatu rongga cairan yang

normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel

telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur.

Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan

bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista.Cairan yang mengisi

kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang

terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium.Pada beberapa kasus, kista dapat

pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.Kista jenis ini

disebut dengan Kista Dermoid.

Menurut etiologinya, kista ovarium dibagi menjadi dua, yaitu

(Ignativicius, Bayne, 1991) :

1. Kista non neoplasma, disebabkan karena ketidakseimbangan hormon

estrogen dan progesteron, diantaranya adalah :

a. Kista non fungsional

Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang

berkurang di dalam kortek. Biasanya tunggal atau multiple, berbentuk

4

Page 5: kista askep

variabel dan terbatas pada cuboidal yang tipis, endometri atau epitelium

tuba. Berukuran 1 cm sampai beberapa cm.

b. Kista fungsional

1). Kista folikel

Kista folikel adalah pembesaran folikel de Graff yang tidak

pecah dan terus menerus mengeluarkan cairan. Kista ini disebabkan

karena folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak

matang direabsorbsi cairan folikuler diantara siklus menstruasi. Bila

ruptur menyebabkan nyeri akut pada pelvis. Kista ini biasanya

unilateral dan berdiameter 5-8 cm. Sel-selnya dapat mensekresi

estrogen atau relatif tenang. Karena itu gejalanya bervariasi. Siklus

menstruasi mungkin memanjang dan mungkin terjadi menoragia, atau

mungkin siklusnya normal atau lebih pendek. Banyak terjadi pada

wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.

2). Kista korpus luteum,

Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi

progesteron setelah ovulasi. Ditandai dengan keterlambatan menstruasi

atau menstruasi yang panjang, nyeri abdomen bawah atau pelvis. Jika

ruptur pendarahan intraperitonial, terapinya adalah operasi

oovorektomi.

3). Kista tuka lutein,

Kista tuka lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG

terdapat pada mola hidatidosa, terjadi pada 50 % dari semua kehamilan.

Dibentuk sebagai hasil lamanya slimulasi ovarium dari berlebihnya

HCG. Tindakannya adalah mengangkat mola hidatidosa.

4). Kista stein laventhal,

Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH

yang menyebabkan hiperstimulasi ovarium kemudian memproduksi kista

yang banyak. Hiperplasia endometrium atau koriokarsinoma dapat

terjadi. Pengobatan dengan kontrasepsi oral untuk menekan produksi LH

dan ovorektomi.

2. Kista neoplasma (Wiknjosastro, et.all, 1999)

5

Page 6: kista askep

a. Kistoma ovarii simpleks. Kista ini bertangkai dan dapat menyebabkan

torsi (putaran tangkai). Di duga kista ini adalah jenis kistadenoma

serosum yang kehilangan kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista.

Tindakannya adalah pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.

b. Kistadenoma ovarii musinosum. Asal tumor belum diketahui secara

pasti, namun diduga berasal dari teratoma yang pertumbuhan satu elemen

mengalahkan elemen yang lain, atau berasal dari epitel germinativum.

c. Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium

(germinal ovarium). Bila kista terdapat implantasi pada peritonium

disertai asites maka harus dianggap sebagai neoplasma yang ganas, dan

30% sampai 35% akan mengalami keganasan.

d. Kista endometroid. Belum diketahui penyebabnya dan tidak ada

hubungannya dengan endometriosis. Kista biasanya unilateral dengan

permukaan licin, pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel yang

menyerupai lapisan epitel endometrium.

e. Kista dermoid. Adalah suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-

struktur ektoderma dengan diferensiasi sempurna seperti epitel kulit,

rambut, gigi dan produk glandula sebasea putih menyerupai lemak

nampak lebih menonjol dari pada elemen-elemen ektoderm dan

mesoderm. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis.

C. Patofisiologi

Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone

dan kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi

fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh

wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat.

Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel

yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium.Folikel tersebut

gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk

secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam

ovarium. Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil

yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan

dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel

6

Page 7: kista askep

yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki

struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi

pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara

progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan

membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista

ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan

selalu jinak.

Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang-kadang

disebut kista theca-lutein.Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin,

termasuk FSH dan HCG.Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena

stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang

berlebih.Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak berbahaya ini berasal

dari folikel graaf yang tidak pecah atau folikel yang sudah pecah dan segera

menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul

langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil,

dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada

kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4-5 cm,

sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis.

D. Pathway

7

Page 8: kista askep

E. Gambaran Klinis Kistadenoma Ovari

Mayoritas penderita tumor ovarium tidak menunjukkan adanya gejala

sampai periode waktu tertentu.Hal ini disebabkan perjalanan penyakit

ovarium berlangsung secara tersembunyi sehingga diagnosis sering

ditemukan pada waktu pasien dalam keadaan stadium lanjut.Sampai pada

waktunya klien mengeluh adanya ketidakteraturan menstruasi, nyeri pada

perut bawah, rasa sebah pada perut, dan timbul benjolan pada perut.

Pada umumnya kista jenis ini tak mempunyai ukuran yang amat besar

dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya

licin, akan tetapi dapat pula berbagala karena kista ovariumpun dapat

berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih

8

Page 9: kista askep

keabu-abuan.Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam

rongga kista sebesar 50 %; dan keluar pada permukaan kista sebesar 5 %.Isi

kista cair kuning dan kadang-kadang coklat karena campuran darah.Tidak

jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan

pertumbuhan papiler (solid papiloma).

F. Manifestasi Klinik

Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat

berbahaya dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderitaSebagian besar

kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak

berbahaya.Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan

menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari

gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain

seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau

kanker ovarium.

Kista ovarium biasanya tidak menimbulkan gejala dan tidak sengaja terdeteksi melalui USG saat pemeriksaan rutin kandungan. Namun, beberapa orang dapat mengalami gejala ini:

1. Kram perut bawah atau nyeri panggul yang timbul tenggelam dan tiba-tiba menusuk

2. Siklus haid tidak teratur3. Perut bawah sering terasa penuh atau tertekan4. Nyeri haid yang luar biasa, bahkan terasa hingga ke pinggang belakang5. Nyeri panggul setelah olahraga intensif atau senggama6. Sakit atau tekanan yang menyertai saat berkemih atau BAB7. Mual dan muntah8. Rasa nyeri atau keluarnya flek darah dari vagina

Pertumbuhan primer diikuti oleh infiltrasi kejaringan sekitar yang

menyebabkan berbagai keluhan samar-samar:

1. Perasaan sebah

2. Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul

3. Makan sedikit terasa cepat kenyang

4. Sering kembung

5. Nyeri sanggama

9

Page 10: kista askep

6. Nafsu makan menurun

7. Rasa penuh pada perut bagian bawah

8. Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga

tekanan pada dubur

9. Gangguan menstruasi.Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola

haid kecuali tumor itu sendiri mengeluarakan hormon seperti pada tumor

sel granulosa yang dapat menyebabkan hipermenorrea.

10. Akibat Pertumbuhan adalah dengan adanya tumor didalam perut bisa

menyebabkan pembengkakan perut.Tekanan pada alat atau organ sekitar

disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut.Misalnya

sebuah kista yang tidak seberapa besar tetapi posisinya terletak didepan

uterus sehingga dapat menekan kandung kencing dan menyebabkan

gangguan miksi dan sedang kista besar yang terletak didalam rongga perut

kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berta pada perut.Selain gangguan

miksi obstipasi dan oedema pada tungkai dapat terjadi

11. Rasa mual dan ingin muntah

G. Proses Penyembuhan Luka

Tanpa memandang bentuk, proses penyembuhan luka adalah sama,

perbedaan terjadi menurut waktu pada tlap-tiap fase penyembuhan dan waktu

granulasi jaringan. (Long, 1996), fase-fase penyembuhan luka antara lain :

1. Fase I

Pada fase ini leukosit mencerna bakteri dan jaringan rusak, terbentuk

fibrin yang bertumpuk mengisi luka dari benang fibrin.Lapisan tipis dari

sel epitel bermigrasi lewat luka dan membantu menutupi luka. Kekuatan

luka rendah tapi luka dijahit akan menahan jahitan dengan baik. Setelah

besar pasien akan merasa sakit pada fase ini dan berlangsung selama 3

hari.

2. Fase II

Berlangsung 3 sampai 14 hari setelah bedah, leukosit mulai menghilang

dan ceruk mulai berisi kolagen serabut protein putih. Semua lapisan sel

epitel beregenerasi dalam 1 minggu, jaringan ikat kemerahan karena

banyak pembuluh darah. Tumpukan kolagen akan menunjang luka

10

Page 11: kista askep

dengan baik dalam 6 sampai 7 hari, jadi jahitan diangkat pada fase ini,

tergantung pada tempat dan luasnya bedah.

3. Fase III

Kolagen terus tertumpuk, hal ini menekan pembuluh darah baru dan arus

darah menurun. Luka sekarang terlihat seperti berwarna merah jambu

yang luas, terjadi pada minggu ke dua hingga enam post bedah, pasien

harus menjaga agar tidak menggunakan otot yang terkena.

4. Fase IV

Berlangsung beberapa bulan setelah bedah, pasien akan mengeluh gatal

di seputar luka, walau kolagen terus menimbun, pada waktu ini luka

menciut dan menjadi tegang. Bila luka dekat persendian akan terjadi

kontraktur karena penciutan luka akan terjadi ceruk yang berlapis putih.

H. Komplikasi

1. Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-

angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-

gejala klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam

jumlah yang banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang

menimbulkan nyeri perut yang mendadak.

2. Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5

cm atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun

gangguan ini jarang bersifat total. Selain itu, Pada torsi tangkai ada

kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah kedalam rungan

abdomen.

3. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada

perut dan dapat menekan vesica urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan

untuk mengosongkan kandung kemih secara sempurna. Kemudian dapat

juga terjadi Infeksi pada tumor yang Menimbulkan gejala: badan panas,

nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari-hari.

4. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar

kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah yang

menyebabkan pemeriksaan pelvic menjadi penting

5. Infertilitas akibat tidak adanya ovulasi

11

Page 12: kista askep

6. Peningkatan resiko pembentukan tumor – tumor dependen – estrogen di

payudara dan endometrium

I. Pemeriksaan Penunjang

1. Laparaskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor

berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan silat-sifat tumor

itudalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.

2. Foto Rontgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya

hidrotoraks.Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat

gigi dalam tumor.Penggunaan foto rontgen pada pictogram intravena dan

pemasukan bubur barium dalam colon disebut di atas.

3. Parasentesis

Telah disebut bahwa fungsi pada asites berguna menentukan sebab

asites.Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan

cavum peritonei dengan kista bila dinding kista tertusuk.

4. USG

Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi dari

pada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa

mendengarnya sama sekali . Suara yang dapat didengar manusia

mempunyai frekuensi antara 20-20.000 Cpd (cicles per detik = Hz).

Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedence acustic tertentu.

dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam

echo, disebut anechoic atau echofree atau bebas echo. Suatu rongga

berisi cairan bersifat anechoic, misalnya kista, asites, pembuluh darah

besar, perikardial, atau pleural efusion. . Pada USG kista ovarium akan

terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan

terlihat sangat echolucent dengan dinding dinding yang tipis/tegas/licin,

dan di tepi belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari

dinding depannya. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta)

atau multilokuler (bersepta-septa). Kadang-kadang terlihat bintik-bintik

12

Page 13: kista askep

echo yang halus-halus (internal echoes) di dalam kista yang berasal dari

elemen-elemen darah di dalam kista.

a. Transabdominal Sonogram

Transabdominal ultrasonography lebih baik dibandingkan endovaginal

ultrasonography untuk mengevaluasi besarnya massa serta struktur

intra abdominal lainnya, seperti ginjal, hati, dan asites. Syarat

pemeriksaan transabdominal sonogram dilakukan dalam keadaan

vesica urinaria terisi/penuh.

b. Endovaginal Sonogram

Pemeriksaan ini dapat menggambarkan/memperlihatkan secara detail

struktur pelvis. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara endovaginal.

Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan vesica urinaria kosong.

c. Kista Dermoid

Gambaran USG kista dermiod menunjukkan komponen yang padat

yang dikelilingi dengan kalsifikasi.

d. Kista Endometriosis

Menunjukkan karakteristik yang difuse, low level echoes pada

endometrium, yang memberikan gambaran yang padat.

e. Polikistik Ovarium

Menunjukkan jumlah folikel perifer dan hiperechoid stroma.

5. MRI

Gambaran MRI lebih jelas memperlihatkan jaringan halus dibandingkan

dengan CT-scan, serta ketelitian dalam mengidentifikasi lemak dan

produk darah. CT-Scan dapat pemberian petunjuk tentang organ asal dari

massa yang ada. MRI tidak terlalu dibutuhkan dalam beberapa/banyak

kasus.USG dan MRI jauh lebih baik dalam mengidentifikasi kista

ovarium dan massa/tumor pelvis dibandingkan dengan CT-Scan.

J. Penatalaksanaan

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas

ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium

yang mengandung tumor, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi

salpingooforektomi.Akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi,

13

Page 14: kista askep

perlu dilakukan pengangkatan ovarium, bisanya disertai dengan pengangkatan

tuba (Salpingo-oovorektomi). (Wiknjosastro, et.all, 1999)

Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista

ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen

dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan

oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi

abdomen yang berat.Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita

abdomen sebagai penyangga.Asuhan post operatif merupakan hal yang berat

karena keadaan yang mencakup keputusan untuk melakukan operasi, seperti

hemorargi atau infeksi. Pengkajian dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda

vital, asupan dan keluaran, rasa sakit dan insisi.Terapi intravena, antibiotik

dan analgesik biasanya diresepkan.Intervensi mencakup tindakan pemberiaan

rasa aman, perhatian terhadap eliminasi, penurunan rasa sakit dan pemenuhan

kebutuhan emosional Ibu.(Hlamylton, 1995).

Efek anestesi umum.Mempengaruhi keadaan umum penderita, karena

kesadaran menurun. Selain itu juga diperlukan monitor terhadap

keseimbangan cairan dan elektrolit, suara nafas dan usaha pernafasan, tanda-

tanda infeksi saluran kemih, drainese urin dan perdarahan. Perawat juga harus

mengajarkan bagaimana aktifitas pasien di rumah setelah pemulangan,

berkendaraan mobil dianjurkan setelah satu minggu di rumah, tetapi tidak

boleh mengendarai atau menyetir untuk 3-4 minggu, hindarkan mengangkat

benda-benda yang berat karena aktifitas ini dapat menyebabkan kongesti

darah di daerah pelvis, aktifitas seksual sebaiknya dalam 4-6 minggu setelah

operasi, kontrol untuk evaluasi medis pasca bedah sesuai anjuran. (Long,

1996).Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang

pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan

kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi

napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda

– tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi. ( Lowdermilk.dkk. 2005:273 ).

14

Page 15: kista askep

K. PROSES KEPERAWATAN

A.PENGKAJIAN

Menurut doenges ( 2000.997 ) hal - hal yang terus terkaji pada klien

dengan post operasi laparatomi adalah :

1.Data biografi klien

2.Aktivitas/Istirahat

Kelemahan atau keletihan. perubahan pola istirahat dan jam kebisaan tidur,

adanya factor -faktor yang mempengaruhi tidur misal : nyeri, ansietas,

keterbatasan, partisipasi dalam hobi dan latihan.

3.Sirkulasi

Palpitasi, nyeri perut, perubahan pada TD

4.Integritas ego

Factor stress dan cara mengatasi stress, masalah tentang perubahan dalam

penampilan insisi pembedahan, perasaan tidak berdaya, putus asa,depresi,menarik

diri.

5.Eliminasi

Perubahan pada pola defekasi misal:darah pada feces,nyeri pada defekasi,

perubahan eliminasi urinarius misalnya: nyeri, perubahan pada bising usus.

6.Makanan/cairan

Anoreksia, mual / muntah.intoleransi makanan, perubahan pada berat badan

penurunan BB, perubahan pada kelembaban / turgor kulit, edema.

7.Neurosensori

Pusing, sinkop

8.Nyeri / kenyamanan

Tidak ada nyeri / derajat bervariasi misalnya : ketidaknyamanan ringan sampai

nyeri berat ( dihubungkan dengan proses penyakit ).

9.Pernapasan

Merokok, pemajanan abses

10.Keamanan

Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama, berlebihan,

demam, ruam kulit / ulserasi.

11.Seksualitas

15

Page 16: kista askep

Perubahan pada tingkat kepuasan

12.Interaksi social

Ketidak adekuatan / kelemahan system pendukung, riwayat perkawinan, masalah

tentang fungsi / tanggung jawab peran.

13.Penyuluhan / pembelajaran

Riwayat penyakit pada kelurga, riwayat pengobatan, pengobatan sebelumnya atau

operasi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada

abdomen

2.      Resiko infeksi daerah operasi berhubungan dengan sekunder post laparatomy.

3.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sekunder pengangakatan bedah

kulit.( jaringan, perubahan sirkulasi).

4.      Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

tentang penyakit dan penatalaksanaannya.

5.      Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang ketidakmampuan

memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat pada hubungan

seksual.

C. INTARVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa I

         Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada

abdomen.

Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi

Kriteria hasil dan Evaluasi: skala nyeri 0, pasien mengungkapkan berkurangnya

rasa nyeri, tanda-tanda vital normal.

INTERVENSI RASIONAL

a. kaji tingkat dan intensitas a.mengidentifikasi lingkup masalah.

b.Menurunkan tingkat ketegangan pada

16

Page 17: kista askep

nyeri.

b. Atur posisi senyaman

mungkin.

c. Kolaborasi untuk

pemberian obat analgetik.

d. Ajarkan dan lakukan

telhnik relaksasi.

daerah nyeri.

c.Menghilangkan rasa nyeri.

d. Merelaksasi otot-otot tubuh.

Diagnosa II

         Resiko infeksi daerah operasi berhubungan dengan sekunder post laparatomy.

Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi (TTV normal, tidak ada peningkatan

leukosit).

INTERVENSI RASIONAL

a. pantau dan observasi terus

tentang keadaan luka operasi.

b. Lakukan perawatan luka operasi

secara aseptik dan antiseptik.

c. Kolaborasi dalam pemberian

antibiotik.

a. deteksi dini tentang terjadi nya

infeksi yang lebih berat.

b. Menekan sekecil mungkin

sumber penularan eksterna.

c. Membunuh mikro organisme

secara rasional.

Diagnosa III

         Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sekunder pengangkatan bedah

kulit.( jaringan, perubahan sirkulasi).

Tujuan : Tidak terjadi kerusakan kulit yang berat.

17

Page 18: kista askep

Kriteria hasildan Evaluasi:kulit tidak terlihat berwarna merah

INTERVENSI RASIONAL

      Kaji balutan / untuk karakteristik drainase,

kemerahan dan nyeri pada insisi dan lengan.

      Tempatkan pada posisi semi fowler pada

punggung / sisi yang tidak sakit dengan

lengan tinggi dan disokong dengan bantal.

      Jangan melakukan pengukaran TD,

menginjeksikan obat / memasukan IV pada

lengan yang sakit.

       Untuk melihat terjadi nya kerusakan kulit

setelah operasi.

       Untuk mengurangi rasa nyeri yang di

rasakan pasien.

       Agar tidak terjadi kerusakan dan nyeri yg

lebih kuat.

Diagnosa IV

         Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

tentang penyakit dan penatalaksanaannya.

INTERVENSI RASIONAL

Kaji ulang tingakt pemahaman pasien

tentang penyakitnya.

Dorong klien untuk mengungkapkan

pikiran dan perasaannya.

Berikan informasi tentang penyakitnya,

prognosis, dan pengobatan secara

prosedur secara jelas dan akurat.

Monitor tanda-tanda vital.

Mengetahui sejauh mana

pemahaman pasien tentang apa yang

dijelaskan.

Dengan cara ini akan membantu

mengurangi cemas klien.

Membantu klien dalam memahami

tentang penyakitnya.

Respon fisik akan menggambarkan

tingkat kecemasan klien.

18

Page 19: kista askep

Minta pasien untuk member umpan balik

tentang apa yang telah terjadi.

Mengetahui tingkat kecemasan

pasien.

Tujuan : Pasien mengetahui tentang efek sawing dari operasinya.

Kriteria hasil : Pasien menyatakan memahami tentang kondisinya.

Diagnosa V

         Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang ketidakmampuan

memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat pada hubungan

seksual.

Tujuan : tidak terjadi gangguan konsep diri.

Kriteria hasil dan Evaluasi:

         Klien dapat menerima kondisinya

         Klien tenang

N

O

INTERVENSI RASIONAL

1.

2.

3.

4.

Kaji sejauh mana rasa khawatir

klien.

Beri kesempatan klien untuk

mengungkapkan perasaannya

Lakukan prosedur perawatan yang

tepat sehingga tidak terjadi

komplikasi berupa cacat fisik .

Beri support mental dan ajak

keluarga dalam memberikan

support

1.      Mengetahui sejauh mana rasa

khawatir klien.

2.      Supaya mengurangi beban klien.

3.      Gangguan konsep diri diri tidak

bertambah.

4.      Klien merasa masih ada orang yang

masih peduli sama klien

19

Page 20: kista askep

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer, dkk.1999 Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.Babak M. Irene, 1995. Maternity Nursing. Fourth Edition. Philadelpian Mosby.Brunner dan Suddarth, 1998. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi I. Jakarta: EGC.Carpenito, Lynda Jual. 1983. Nursing Diagnosis: application to clinical

practice.  Philadelphia: J.B. LippincottCarpenito, Lynda Jual. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8. Jakarta: EGCDoenges E. Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal/Bayi. Jakarta:

EGC.Hanifa, 1997. Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta: EGC.Lowdermil, Perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edit.Sardjadi, 1995.Patologi Ginekologi. Jakarta; EGC.Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

20

Page 21: kista askep

DegenerasiOvarium

Cistoma Ovarii Pembesaran Ovarium

Ruptur Ovarium

Oovorektomi Hari ke V

Luka Operasi

Diskontinuitas jaringan

Nyeri

Kurang informasi

Kurang pengetahuan

Cemas

Port d’entri

Resiko terjadi infeksi

Pembatasan nutrisi

Perubahan nutrisi

Penurunan metabolisme

Hipolisis

Penaikan asam laktat

Keletihan

Ggn mobilisasi

Self care defisit

Anestasi

Penurunan peristaltik

usus

Absorbsi air di kolon

Resiko konstipasi

Resti injuri

Nervus vagus

Reflek menelan

menurun

Resti aspirasi

Resiko perdarahan

Gangguan perfusi jaringan

Histerektomi

Infeksi Ovarium

Ganggguan Konsep Diri

Hilangnya Organ Reproduksi

PATHWAYS

21

Kerusakan Integritas kulit