kepercayaan diri mantan penderita kusta di …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · mantan...

58
KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI LINGKUNGAN SOSIAL RS DONOROJO JEPARA SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi oleh Patricia Intan Wulandari 1550408085 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Upload: dinhnhan

Post on 05-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA

KUSTA DI LINGKUNGAN SOSIAL RS DONOROJO

JEPARA

SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

oleh

Patricia Intan Wulandari

1550408085

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

ii

Page 3: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

iii

Page 4: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

iv

MOTTO DAN PERUNTUKAN

Motto

Jika Anda tidak dapat menjelaskan sesuatu hal dengan sederhana, itu artinya Anda

belum cukup paham ( Albert Einsten)

Peruntukan

Kepada Ibu, Bapak, Kakak, adik, ananda beserta Keluarga Besar

Page 5: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai harapan,

meskipun sempat tersendat-sendat dalam menyusun skripsi ini, tetapi banyak

pengalaman yang tidak bisa terlupakan bagi penulis. Keyakinan dan dukungan

dari orang-orang yang sangat berarti adalah penyemangat yang paling besar. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih

sedalam-dalamnya dan penghargaan yang tinggi kepada :

1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES.

2. Drs Budiyono M.S. selaku ketua panitia sidang skripsi Fakultas Ilmu

pendidikan UNNES.

3. Dr. Edy Purwanto, M.Si. selaku Ketua Jurusan Psikologi.

4. Sugiariyanti, S.Psi, M.A.. selaku pembimbing skripsi dan dosen wali, terima

kasih atas bimbingannya.

5. Anna Undarwati, S.Psi, M.A. selaku dosen penguji 1, terima kasih atas

bimbingannya.

6. Andromeda, S.Psi., M.Psi selaku dosen wali dan penguji 2, terima kasih atas

bimbingannya.

7. Seluruh dosen Jurusan Psikologi UNNES, terima kasih atas berbagai ilmu

yang telah diberikan.

Page 6: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

vi

8. Bapak, ibu, kakak, adik, ananda Tegar Bagastyan tercinta, yang selalu

mendoakan serta mendukung penulis walaupun dalam keadaan apapun, hanya

dua kata yang selalu ingin saya ucapkan ”Terima Kasih”.

9. Sahabat dan adik terbaikku dek Lyna, dek Niha, dek Aeya, dek Hefy, nok

Fida, nok Ieta yang sudah menemani selama 3 tahun ini menemani dan

membantu disaat jatuh maupun bangun, terima kasih.

10. Rekan seperjuangan Psikologi 2008 Diannova, Bimo, Aldo, Adit, Alinda,

Arum, Gunawan, Angga, Abidul, Anna, Nidhom, Yessi, Hery yang semangat

berjuang bersama, terima kasih.

11. Kepada pihak RS Dr Rehatta Kelet dan RS Donorojo yang telah mengijinkan

penulis untuk melakukan penelitian di Lingkungan Sosial RS Donorojo,

Jepara.

12. Kepada berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu tetapi

sangat berjasa bagi penulis, terima kasih banyak.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat serta dapat dijadikan

sebagai bahan belajar bagi semua.

Page 7: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

vii

ABSTRAK

Wulandari, Patricia Intan. 2015. Kepercayaan Diri Mantan Penderita Kusta di

Lingkungan Sosial RS Donorojo Jepara. Skripsi. Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing Sugiariyanti,

S.Psi., M.A

Kata Kunci : Kepercayaan Diri, Kusta

Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi

diduga memiliki rasa percaya diri yang rendah akibat stigma masyarakat yang

beranggapan bila penyakit tersebut dapat menular. Kepercayaan diri yang rendah

merupakan tantangan yang harus dihadapi agar dapat menghadapi lingkungan

bermasyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri

mantan penderita kusta di lingkungan sosial RS Donorojo Jepara.

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif. Populasi

pada penelitrian ini adalah mantan penderita kusta di lingkungan sosial RS

Donorojo Jepara. Sampel ditentukan menggunakan total sampling berjumlah 50

orang subjek dan menggunakan tryout terpakai.

Alat pengumpulan data menggunakan skala. Analisis data yang

digunakan adalah analisis deskriptif.. Analisis validitas menggunakan product

moment dimana instrumen dinyatakan valid dengan koefisien validitas terendah

sebesar 0,288 dan tertinggi 0,617. Tingkat signifikansi tersebut > 0,05, maka

dapat dinyatakan valid.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kepercayaan diri mantan

penderita kusta di lingkungan sosial RS Donorojo Jepara secara umum berada di

kategori tinggi 50% ( 25 subjek) dari 50 subjek. Peneliti menyimpulkan hasil

penelitian tingkat kepercayaan diri mantan penderita kusta di lingkungan sosial

RS Donorojo Jepara tinggi dengan persentase 50%. Mantan penderita kusta dapat

memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi serta mampu menerima keadaan diri

yang dapat membantu memperoleh tujuan hidup yang lebih baik.

Page 8: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .................................................................................................................... i

PERNYATAAN ..................................................................................................... ii

PENGESAHAN .................................................................................................... iii

MOTTO DAN PERUNTUKKAN ...................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 6

1.3 Tujuan penelitian ....................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7

1.4.1 Manfaat Teoritis ......................................................................................... 7

1.4.2 Manfaat Praktis .......................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepercayaan Diri ....................................................................................... 8

2.1.1 Definisi Kepercayaan Diri ......................................................................... 8

2.1.2 Ciri-ciri Kepercayaan Diri ......................................................................... 9

2.1.3 Aspek- aspek Rasa Percaya Diri .............................................................. 10

Page 9: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

ix

2.1.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Rasa Percaya Diri .......................... 11

2.1.4.1 Faktor Internal ...................................................................................... 11

2.1.4.2 Faktor Eksternal .................................................................................... 12

2.2 Kusta. ............. .............................................................................................13

2.2.1 Definisi Kusta .......................................................................................... 13

2.2.2 Penyebab Kusta ........................................................................................ 14

2.2.3 Gejala-gejala Kusta .................................................................................. 14

2.2.4 Faktor Penyebab Kusta ............................................................................ 15

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 21

3.1 Jenis Penelitian......................................................................................... 21

3.2 Desain Penelitian ..................................................................................... 22

3.3 Variabel Penelitian ................................................................................... 22

3.3.1 Identifikasi Variabel Penelitian................................................................ 22

3.3.2 Definisi Operasional Variabel .................................................................. 23

3.3.2.1 Keperrcayaan Diri ............................................................................. 23

3.4 Populasi .................................................................................................... 23

3.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 24

3.5.1 Alat Pengumpulan Data ........................................................................... 26

3.6 Validitas dan Reliabilitas ......................................................................... 28

3.6.1 Validitas ................................................................................................... 28

3.6.2 Hasil Uji Validitas.................................................................................... 29

3.6.3 Reliabilitas ............................................................................................... 31

Page 10: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

x

3.7 Metode Analisis Data ............................................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 33

4.1 Persiapan Penelitian ................................................................................. 33

4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian ..................................................................... 33

4.2 Uji Coba Instrumen .................................................................................. 34

4.2.1 Menyusun Instrumen Penelitian .............................................................. 34

4.3 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 34

4.3.1 Pengumpulan Data ................................................................................... 34

4.3.2 Pelaksanaan Skoring ................................................................................ 35

4.4 Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................................... 35

4.4.1. Gambaran Kepercayaan Diri Mantan Penderita Kusta

.................................................................................................................. 37

4.4.1.1 Gambaran Umum Kepercayaan Diri Mantan Penderita Kusta

.................................................................................................................. 37

4.4.1.2 Gambaran Kepercayaan Diri Mantan Penderita Kusta Ditinjau Dari

Aspek ............................................................................................................ 40

4.4.1.3Ringkasan Analisis Kepercayaan Diri Mantan Penderita Kusta

.................................................................................................................. 50

4.5 Pembahasan.............................................................................................. 53

4.5.1 Kepercayaan Diri ..................................................................................... 53

4.6 Keterbatasan Penelitaan ........................................................................... 55

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 56

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 58

Page 11: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

xi

5.2 Saran ........................................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60

LAMPIRAN .......................................................................................................... 61

Page 12: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Blue Print Kepercayaan Diri .................................................................... 27

3.2 Skoring Skala Kepercayaan Diri .............................................................. 28

3.3 Hasil Uji Coba Skala Kepercayaan Diri .................................................. 30

4.1 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasar Mean Hipetetik ...................... 36

4.2 Distribusi Frekuensi Kepercayaan Diri .................................................... 38

4.3 Distribusi Frekuensi Kepercayaan Diri Berdasar Aspek Keyakinan ....... 41

4.4 Distribusi Frekuensi Kepercayaan Diri Berdasar Aspek Optimisme ....... 43

4.5 Distribusi Frekuensi Kepercayaan Diri Berdasar Aspek Objektif ........... 45

4.6 Ditribusi Frekuensi Kepercayaan Diri Berdasar Aspek Tanggung Jawab

.................................................................................................................. 47

4.7 Distribusi Frekuensi Kepercayaan Diri Berdasar Aspek Rasional .......... 49

4.8 Komposisi Ringkasan Analisis Kepercayaan Diri ................................... 51

Page 13: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Diagram Kepercayaan Diri Mantan Kusta ............................................... 39

4.2 Diagram kepercayaan Diri Berdasar Aspek Keyakinan .......................... 41

4.3 Diagram Kepercayaan Diri Berdasar Aspek Optimisme ......................... 44

4.4 Diagram Kepercayaan Diri Berdasar aspek Objektif ............................... 46

4.5 Diagram Kepercayaan Diri Berdasar Aspek Tanggung Jawab ................ 48

4.6 Diagram Kepercayaan Diri Berdasar Aspek Rasional ............................. 50

4.7 Diagram Analisis Kepercayaan Diri Mantan Penderita Kusta ................ 52

Page 14: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kusta merupakan jenis penyakit menular yang masih menjadi

masalah kesehatan yang sangat kompleks di Indonesia. Masalah yang ada bukan

saja dari segi medisnya, tetapi juga masalah sosial, ekonomi, budaya, serta

keamanan dan ketahanan sosial. Penyakit kusta merupakan penyakit menular

menahun disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang terutama

menyerang saraf tepi, kulit dan organ tubuh lain kecuali susunan saraf pusat.

Mycobacterium leprae untuk pertama kali ditemukan oleh G.A. Hansen dalam

tahun 1873 (Depkes, 2007).

Penyakit kusta bila tidak ditangani dengan cermat dapat menyebabkan

cacat, dan keadaan ini menjadi penghalang bagi penderita kusta dalam menjalani

kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial, ekonomi, serta

smantanualnya. Penyakit kusta masih ditakuti masyarakat, keluarga termasuk

sebagian petugas kesehatan. Sebanyak 17 provinsi di Indonesia masih tergolong

sebagai daerah endemis kusta. Sebagian besar di Indonesia Timur, seperti Papua,

Kalimantan, Halmahera, Sulawesi Selatan dan yang terbanyak Jawa Timur.

Tingkat rata-rata kecacatan penderita penyakit kusta di Indonesia cukup tinggi,

yakni mencapai 8,7 persen per kasus kejadian per tahun. Saat ini Indonesia

mencatat 19 Provinsi yang telah mencapai eliminasi (penurunan kejadian) kusta

dengan angka penemuan kasus kurang dari 10 per 100.000 populasi atau kurang

Page 15: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

2

dari 1.000 kasus per tahun. Sampai akhir 2009 tercatat 17.260 kasus baru kusta di

Indonesia dan telah diobati. Saat ini tinggal 150 Kabupaten / Kota yang belum

mencapai eliminasi. Sebanyak 1.500-1.700 (10%) kasus kecacatan tingkat II

ditemukan setiap tahunnya. Sekitar 14.000 (80%) adalah kasus kusta jenis Multi

Basiller, sedangkan sekitar 1500-1800 kasus merupakan kasus pada anak

(Kemenkes RI, 2011).

Jawa Tengah merupakan daerah endemis rendah kusta dan ada di

peringkat kedua untuk jumlah penemuan kasus baru yang mencapai 130 penderita

pada triwulan pertama tahun 2010. Jumlah penderita kusta di Jawa Tengah hingga

30 Maret 2010 tercatat 1960 penderita, 173 penderita berusia kurang dari 15 tahun

dan 1.787 penderita berusia lebih dari 15 tahun. Sebanyak 9 daerah di sepanjang

pantura Jawa Tengah meliputi Blora, Rembang, Kudus , Demak, Brebes, Tegal,

Pemalang, Kota Pekalongan, dan Kabupaten Pekalongan, merupakan daerah

endemis tinggi kusta, dengan rata-rata jumlah kasus lebih dari 1 per 10.000

penduduk (Kemenkes, 2011).

Melihat sejarah, penyakit kusta merupakan penyakit yang ditakuti oleh

keluarga dan masyarakat. Saat itu telah terjadi pengasingan secara spontan karena

penderita merasa rendah diri dan malu. Masyarakat menjauhi penderita kusta

karena kurangnya pengetahuan atau pengertian juga kepercayaan yang keliru

terhadap penyakit kusta. Masyarakat masih menganggap bahwa kusta disebabkan

oleh kutukan dan guna-guna, proses inilah yang membuat para penderita terkucil

dari masyarakat, dianggap menakutkan dan harus dijauhi, padahal sebenarnya

Page 16: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

3

stigma ini timbul karena adanya suatu persepsi tentang penyakit kusta yang keliru

(Soedarjatmi, 2009).

Salah satu rumah sakit kusta di Indonesia wilayah Jawa adalah RS

Donorojo, Jepara yang menampung pasien penderita kusta wilayah Jawa Tengah

dan sekitarnya. Tak hanya menerima pasien penderita kusta, RS Donorojo

melayani penanganan masalah kesehatan umum bagi masyarakat. Selain

menampung pasien penderita kusta di rumah sakit, pihak rumah sakit dan

pemerintah daerah menyediakan lingkungan sosial bagi penderita kusta yang telah

berkeluarga untuk kehidupan baru bersama keluarga dan lingkungan sekitar.

Dari hasil wawancara dengan mantan penderita kusta pada tanggal 6 Juni

2015 penderita yang ingin berumah tangga diluar lingkungan masyarakat umum

diperbolehkan selama dapat menjaga diri atau ke higienisan penderita terhadap

masyarakat agar masyarakat tidak tertular dan selalu kontrol ke rumah sakit.

Penderita kusta di lingkungan sosial rata-rata memilki pasangan dari kalangan

pasien penderita kusta, ada pula dari masyarakat biasa yang tidak menderita kusta.

Untuk itu, tak jarang keturunan dari pasien penderita kusta yang membawa

kesamaan penyakit yang diderita orang tua mereka. Selama dapat teratasi seperti

meminum obat tepat waktu, penyakit tidak akan terlalu parah muncul.

Penyakit kusta dapat disembuhkan dengan rajin minum obat dan bukan

merupakan penyakit kutukan. Melalui pengobatan, penderita diberikan obat-obat

yang dapat membunuh kuman kusta, dengan demikian pengobatan akan

memutuskan mata rantai penularan, menyembuhkan penyakit dan mencegah

Page 17: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

4

terjadinya cacat atau mencegah terjadinya cacat yang sudah ada sebelum

pengobatan (Depkes, 2007).

Keluarga memiliki perananan penting dalam proses pengobatan penderita

kusta. Keluarga berfungsi sebagai salah satu sarana informasi kepada masyarakat

bahwa penyakit kusta dapat sembuh dan tidak menular jika ditangani dengan cara

yang tepat. Dukungan informasi dari keluarga mencakup sebagai pemberi nasehat,

petunjuk-petunjuk kepada masyarakat (Friedman, 2003).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada mantan penderita

kusta di rumah Sakit Donorojo pada tanggal 6 Juni 2015, diketahui bahwa

dukungan keluarga yang diterima oleh penderita kusta sudah sangat baik, yaitu

dukungan secara emosional seperti dukungan dalam bentuk kepedulian dan

perhatian dari keluarga kepada anggota keluarga penderita kusta yang selalu

mendengarkan keluhan dari penderita, keluarga peduli apabila penderita

mengalami nyeri, menyiapkan obat untuk penderita serta selalu mengingatkan

penderita untuk berobat secara teratur.

Stigma yang berkembang di masyarakat terkait penyakit kusta

menimbulkan beberapa masalah bagi penderita, seperti dikucilkan oleh

masyarakat, diabaikan dan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Selain itu

stigma tersebut juga mempunyai dampak bagi keluarga penderita kusta, karena

dapat mengakibatkan isolasi sosial masyarakat terhadap keluarga penderita kusta

(Kaur & Van Brakel, 2002).

Beberapa masalah psikososial akibat penyakit kusta ini dapat dirasakan

baik oleh penderita kusta maupun keluarganya, seperti perasaan malu dan

Page 18: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

5

ketakutan akan kemungkinan terjadi kecacatan karena kusta, ketakutan penderita

menghadapi keluarga maupun masyarakat karena sikap penerimaan yang kurang

wajar, upaya keluarga untuk menyembunyikan anggota keluarganya yang

menderita kusta karena dianggap aib, atau bahkan mengasingkan anggota

keluarga karena takut ketularan (Zulkifli, 2003).

Kepercayaan diri pada mantan penderita kusta merupakan keyakinan pada

kemampuan-kemampuan sendiri mantan penderita serta keberanian untuk

menghadapi tantangan karena memberi suatu kesadaran bahwa belajar dari

pengalaman jauh lebih penting daripada keberhasilan atau kegagalan, suatu

layanan terhadap diri sendiri sehingga individu mampu menangani segala situasi

dengan tenang, dan kepercayaan bahwa dengan akal budi akan mampu

melaksanakan apa yang diinginkan, rencanakan dan harapkan.

Lauster (1994: 4) menyatakan bahwa rasa percaya diri yang baru dan sehat

dikembangkan dari dalam kepribadian individu itu sendiri. Rasa percaya diri

bukan dengan mengkompensasi kelemahan kepada kelebihan, namun bagaimana

individu tersebut mampu menerima dirinya apa adanya, mampu mengerti seperti

apa dirinya dan pada akhirnya akan percaya bahwa dirinya mampu melakukan

berbagai hal dengan baik.

Kebutuhan psikososial penderita kusta seperti mencari pekerjaan dan

bersosialisasi menjadi terganggu akibat dari persepsi masyarakat terhadap

penderita kusta. Mendekat dengan penderita kusta masyarakat normal sudah takut,

apalagi menjalin hubungan yang lebih intim seperti menjalin relasi dalam

pekerjaan atau hanya untuk berjabat tangan. Untuk mendekati lawan jenis saja,

Page 19: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

6

penderita kusta sudah merasa kurang percaya diri walaupun mereka tahu cara

yang harus dilakukan apabila sedang bersama masyarakat normal lainnya. Kusta

tidak serta merta langsung tertular apabila individu masing-masing dapat menjaga

kebersihan. Para penderita kusta pun telah dianjurkan untuk meminum obat.

Pemilihan pekerjaan bagi penderita kusta terasa amat penting ketika para

penderita kusta telah memasuki masa dewasa awal. Kebutuhan materi harus

terpenuhi sedangkan lahan pekerjaan yang ada untuk para mantan penderita

sempit. Penolakan pada awal mencari pekerjaan atau berwirausaha pasti terjadi

dengan alasan takut tertular penyakit kusta. Kekecewaan yang dirasakan mantan

penderita kusta menjadikan ketidak percayaan diri mantan penderita. Namun, ada

pula mantan penderita kusta yang memiliki pekerjaan.

Mantan penderita kusta merasa kurang percaya diri karena cacat fisik yang

timbul akibat penyakit kusta yang diderita. Seperti kulit yang bersisik, pucat,

serta ada yang sebagian mantan penderita kusta yang kehilangan jari kaki dan

tangan. Sikap yang muncul dari masyarakat terhadap mantan penderita kusta

antara lain menghindar, tidak ingin bersentuhan, mencibir, dan lain sebagainya

yang mengakibatkan mantan penderita kusta menjadi tidak percaya diri bergaul

dengan masyarakat yang tidak mengetahui apa itu penyakit kusta. Akibat dari

kurang percaya diri adalah mantan penderita kusta jarang bergaul ditempat umum.

Mantan penderita kusta cenderung menutup diri, malu, serta sensitif.

Penelitian Azizah (2008) di Kecamatan Brondong Lamongan. Seseorang

berpeluang terkena kusta apabila tinggal di daerah endemis kusta. Salah satu

daerah endemis kusta di JATIM (Jawa Timur) adalah Lamongan dengan tingkat

Page 20: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

7

prevalensi pada tahun 2008 sebesar 4,25/10.000 penduduk. Keberadaan penderita

penyakit kusta pada umumnya masih dikucilkan masyarakat sekitar. Perlakuan

yang tidak adil tersebut menimbulkan masalah sosial khususnya interaksi sosial

penderita kusta. Penelitian ini membuktikan bahwa dari 50 sampel yang

digunakan rata-rata interaksi sosial seseorang setelah didiagnosa menderita kusta

untuk dimensi kerja sama, asimilasi, konflik dan daya saing secara rata-rata turun

yang masing-masing menjadi 2,6 satuan, 3,1 satuan, 1,3 satuan dan 2,8 satuan,

sedangkan interaksi sosial setelah didiagnosa menderita kusta untuk dimensi

akomodasi dan kontravensi secara rata-rata naik yang masing-masing sebesar 4

dan 2,8 satuan (Azizah, 2008).

Panelitian Khabib (2008) tentang “Hubungan Antara Tingkat Kecacatan

dengan Konsep Diri Pada Penderita Kusta di Wilayah Kerja Pukesmas Keling

Kabupaten Jepara”. Faktor kemiskinan menjadi pendorong seseorang berpotensi

terserang penyakit kusta. Umumnya mereka tinggal didaerah terisolir sehingga

sulit terdetmantani oleh petugas kesehatan. Dampak penyakit kusta sangatlah

komplmantan, salah khususnya adalah konsep diri. Terbukti bahwa dari 159

sampel yang digunakan sebagai responden di Pukesmas Keling sebanyak 143

orang (89,9%) mengalami kecacatan berat, memiliki konsep diri yang negatif, dan

sebanyak 16 orang (10,1%) sisanya yang mengalami kecacatan ringan, memiliki

konsep diri yang positif (Khabib, 2008).

Berdasarkan latar belakang dan diperkuat dengan penelitian sebelumnya,

maka peneliti tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “ KEPERCAYAAN

Page 21: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

8

DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI LINGKUNGAN SOSIAL RS.

DONOROJO JEPARA”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan alasan pemilihan judul yang telah diuraikan diatas, maka

dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat

kepercayaan diri mantan penderita kusta di lingkungan sosial RS Donorojo Jepara.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri pada mantan penderita kusta di

lingkungan sosial RS Donorojo Jepara.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 ManfaatTeoritis

Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi pada

khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang psikologi khususnya mengenai

kepercayaan diri mantan penderita kusta.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan dalam aplikasi ilmu yang telah

diperoleh serta mengetahui gambaran umum mengenai tingkat kepercayaan

diri pada mantan penderita kusta di lingkungan sosial rumah sakit kusta

Donorojo, Jepara.

b. Bagi Pengurus Lingkungan Sosial

Page 22: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

9

Pengurus lingkungan sosial akan mengetahui bahwa selain pemenuhan

kebutuhan biologis, mantan penderita kusta juga membutuhkan pemenuhan

kebutuhan psikologis agar mantan penderita kusta dapat menumbuhkan rasa

percaya diri terhadap lingkungan.

Page 23: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepercayaan Diri

2.1.1 Pengertian Kepercayaan Diri

Rasa percaya diri yang baru dan sehat dikembangkan dari dalam

kepribadian individu itu sendiri. Rasa percaya diri bukan dengan mengkompensasi

kelemahan kepada kelebihan, namun bagaimana individu tersebut mampu

menerima dirinya apa adanya, mampu mengerti seperti apa dirinya dan pada

akhirnya akan percaya bahwa dirinya mampu melakukan berbagai hal dengan

baik (Lauster, 1994).

Rasa percaya diri adalah keyakinan pada kemampuan-kemampuan sendiri,

keyakinan pada adanya suatu maksud di dalam kehidupan, dan kepercayaan

bahwa dengan akal budi mereka akan mampu melaksanakan apa yang mereka

inginkan, rencanakan dan harapkan (Davies, 2004).

Rasa percaya diri penting untuk berpartisipasi dalam kehidupan publik,

seperti halnya ketika bergabung dengan suatu masyarakat yang didalamnya

terlibat di dalam suatu aktivitas atau kegiatan, rasa percaya diri meningkatkan

keefektifan dalam aktivitas atau kegiatan (Hakim, 2005).

Rasa percaya diri merupakan sikap mental individu dalam menilai diri

maupun objek sekitar sehingga individu tersebut memiliki keyakinan akan

kemampuan diri dalam melakukan sesuatu sesuai kemampuan (Ghufron, 2011).

Kepercayaan diri adalah keyakinan pada kemampuan-kemampuan sendiri,

keberanian untuk menghadapi tantangan karena memberi suatu kesadaran bahwa

Page 24: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

11

belajar dari pengalaman jauh lebih penting daripada keberhasilan atau kegagalan,

suatu layanan terhadap diri sendiri sehingga individu mampu menangani segala

situasi dengan tenang, dan kepercayaan bahwa dengan akal budi akan mampu

melaksanakan apa yang diinginkan, rencanakan dan harapkan.

2.1.2 Ciri-ciri Kepercayaan Diri

Ciri-ciri individu yang memiliki rasa percaya diri (Hakim, 2005), yaitu:

a. Bersikap tenang dalam mengerjakan sesuatu.

b. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai.

c. Mampu menetralisir ketegangan yang muncul dalam situasi tertentu.

d. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi.

e. Memiliki kondisi mental dan fisik yang menunjang penampilan.

f. Memiliki kecerdasan yang cukup.

g. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup .

h. Memiliki keahlian dan ketrampilan lain yang menunjang kehidupan.

i. Memiliki kemampuan bersosialisasi.

j. Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik.

k. Memiliki pengalaman hidup yang menempa mental dan ketahanan di

berbagai situasi.

l. Bersikap positif dalam menghadapi masalah.

Page 25: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

12

2.1.3 Aspek-aspek Rasa Percaya Diri

Menurut Lauster dalam Ghufron (2011), individu yang memiliki rasa percaya

diri positif adalah:

a. Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif individu tentang dirinya,

mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya.

b. Optimis yaitu sikap positif individu yang selalu berpandangan baik dalam

menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuannya.

c. Obyektif yaitu individu yang percaya diri memandang permasalahan atau

sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran

pribadi atau menurut dirinya sendiri.

d. Bertanggung jawab yaitu kesediaan individu untuk menanggung segala sesuatu

yang telah menjadi konsekuensinya.

e. Rasional yaitu analisa terhadap sesuatu masalah, sesuatu hal, sesuatu kejadian

dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan sesuai

dengan kenyataan.

Menurut Kumara (dalam Isaningrum, 2007) individu yang memiliki rasa

percaya diri merasa yakin akan kemampuan dirinya, sehingga bisa menyelesaikan

masalahnya karena tahu apa yang dibutuhkan dalam hidupnya, serta mempunyai

sikap positif yang didasari keyakinan akan kemampuannya. Individu tersebut

bertanggung jawab akan keputusannya yang telah diambil serta mampu menatap

fakta dan realita secara obyektif yang didasari keterampilan.

Page 26: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

13

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rasa Percaya Diri

2.1.4.1 Faktor Internal

1. Konsep diri

Terbentuknya percaya diri pada seseorang diawali dengan perkembangan

konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok. Menurut Centi

(1995), konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri. Individu yang

mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya

individu yang mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.

2. Harga diri

Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Individu

yang memiliki harga diri tinggi akan menilai pribadi secara rasional dan benar

bagi dirinya serta mudah mengadakan hubungan dengan individu lain. Individu

yang mempunyai harga diri tinggi cenderung melihat dirinya sebagai individu

yang berhasil percaya bahwa usahanya mudah menerima orang lain sebagaimana

menerima dirinyasendiri. Akan tetapi individu yang mempuyai harga diri rendah

bersifat tergantung, kurang percaya diri dan biasanya terbentur pada kesulitan

sosial serta pesimis dalam pergaulan.

3. Kondisi fisik

Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada rasa percaya diri. Anthony

(1992) mengatakan penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga

diri dan percaya diri seseorang. Lauster (1997) juga berpendapat bahwa

ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa rendah diri yang kentara.

Page 27: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

14

4. Pengalaman hidup

Lauster (1997) mengatakan bahwa kepercayaan diri diperoleh dari

pengalaman yang mengecewakan adalah paling sering menjadi sumber timbulnya

rasa rendah diri. Apalagi jika pada dasarnya individu memiliki rasa tidak aman,

kurang kasih sayangdan kurang perhatian.

2..1.4.2 Faktor Eksternal

1. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi percaya diri individu. Anthony (1992) lebih

lanjut mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah cenderung

membuat individu merasa dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya

individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan

tidak perlu bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan mampu

memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan

memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.

2. Pekerjaan

Bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta rasa

percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa percaya diri dapat muncul

dengan melakukan pekerjaan, selainn materi yang diperoleh. Kepuasan dan rasa

bangga di dapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri.

3. Lingkungan

Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti

anggota kelurga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman

Page 28: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

15

dan percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan lingkungan masyarakatsemakin

bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, maka semakin lancar harga

diri berkembang (Centi, 1995).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor

yang mempengaruhi rasa percaya diri pada individu, yaitu faktor internal dan

eksternal. Faktor internal meliputi konsep diri, harga diri dan keadaan fisik. Faktor

eksternal meliputi pendidikan, pekerjaan, lingkungan dan pengalaman hidup.

2.2 Kusta

2.2.1 Definisi Kusta

Kusta adalah salah satu jenis penyakit menular yang masih merupakan

masalah kesehatan yang sangat kompleks di Indonesia. Masalah yang ada bukan

saja dari segi medisnya, tetapi juga masalah sosial, ekonomi, budaya, serta

keamanan dan ketahanan sosial (Widoyono, 2005). Penyakit kusta bila tidak

ditangani dengan cermat dapat menyebabkan cacat, dan keadaan ini menjadi

penghalang bagi penderita kusta dalam menjalani kehidupan bermasyarakat untuk

memenuhi kebutuhan sosial ekonominya. Penyakit kusta masih ditakuti

masyarakat, keluarga termasuk sebagian petugas kesehatan (Depkes, 2007).

Penyakit ini dapat disembuhkan apabila rajin berobat dan bukan

merupakan penyakit kutukan menjadi lebih baik dan kemudian dari pengetahuan

yang sudah ini ini pula membentuk persepsi penderita menjadi baik (Mayskur,

2009).

Melalui pengobatan, penderita diberikan obat-obat yang dapat membunuh

kuman kusta, dengan demikian pengobatan akan memutuskan mata rantai

Page 29: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

16

penularan, menyembuhkan penyakit dan mencegah terjadinya cacat atau

mencegah terjadinya cacat yang sudah ada sebelum pengobatan (Depkes, 2007).

2.2.2 Penyebab Kusta

Penyakit kusta merupakan penyakit menular menahun disebabkan oleh

kuman Mycobacterium lepraeyang terutama menyerang saraf tepi, kulit dan organ

tubuh lain kecuali susunan saraf pusat. Mycobacterium leprae untuk pertama kali

ditemukan oleh G.A. Hansen dalam tahun 1873 (Depkes, 2007).

Penyakit kusta adalah merupakan tipe penyakit granulomatosa pada saraf

tepi dan mukosa pada saluran pernafasan, dan lesi pada kulit adalah tanda yang

dapat diamati dari luar. Bila tidak ditangani, kusta dapat sangat progresif

menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak (tangan dan kaki),

dan mata. Kusta juga mengakibatkan sebagian anggota tubuh penderita tidak

dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

2.2.3 Gejala – gejala Kusta

Gejala – gejala penyakit kusta bermacam-macam, tergantung dari tingkat atau

tipe dari penyakit tersebut. Secara umum, gejala itu adalah :

Adanya bercak tipis seperti panu pada badan/tubuh manusia

Pada bercak putih ini pertamanya hanya sedikit, tetapi lama-lama semakin

melebar dan banyak.

Adanya pelebaran syaraf terutama pada syaraf ulnaris, medianus,

aulicularis magnus seryta peroneus. Kelenjar keringat kurang kerja

sehingga kulit menjadi tipis dan mengkilat.

Adanya bintil-bintil kemerahan (leproma, nodul) yang tersebar pada kulit

Page 30: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

17

Alis rambut rontok

Muka berbenjol-benjol dan tegang yang disebut facies leomina (muka

singa)

Gejala umum yang muncul adalah panas dari derajat yang rendah sampai

dengan menggigil, disertai dengan iritasi pada kulit. Meskipun cara penularannya

yang pasti belum diketahui dengan jelas, penularan di dalam kontak atau

hubungan jarak dekat dapat berpotensi tertular kusta. Yang diketahui hanya pintu

keluar kuman kusta dari tubuh si penderita, yakni selaput lendir hidung. Tetapi

ada yang mengatakan bahwa penularan penyakit kusta adalah melalui sekresi

hidung, basil yang berasal dari sekresi hidung penderita yang sudah mengering,

diluar masih dapat hidup 2–7 24 jam. Kontak kulit dengan kulit secara terus

menerus dan langsung.

2.2.4 Faktor Penyebab Kusta

Timbulnya penyakit kusta bagi seseorang tidak mudah dan tidak

perlu ditakuti tergantung dari beberapa faktor antara lain:

1.Faktor Kuman kusta.

Dari hasil penelitian dibuktikan bahwa kuman kusta yang masih utuh

(solid) bentuknya, lebih besar kemungkinan menyebabkan penularan daripada

kuman yang tidak utuh lagi. Mycobacterium leprae bersifat tahan asam, berbentuk

batang dengan panjang 1-8 mikron dan lebar 0,2-0,5 mikron, biasanya

berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu, hidup dalam sel terutama jaringan

yang bersuhu dingin. Kuman kusta dapat hidup di luar tubuh manusia antara 1

sampai 9 hari tergantung suhu atau cuaca dan diketahui hanya kuman

Page 31: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

18

2.Faktor Imunitas

Sebagian manusia kebal terhadap penyakit kusta (95%). Dari hasil

penelitian menunjukan bahwa dari 100 orang yang terpapar, 95 orang yang tidak

menjadi sakit, 3 orang sembuh sendiri tanpa obat dan 2 orang menjadi sakit. Hal

ini belum lagi mempertimbangkan pengaruh pengobatan (Depkes RI, 2002).

3.Keadaan Lingkungan

Keadaan rumah yang berjejal yang biasanya berkaitan dengan kemiskinan,

merupakan faktor penyebab tingginya angka kusta. Sebaliknya dengan

meningkatnya taraf hidup dan perbaikan imunitas merupakan faktor utama

mencegah munculnya kusta.

4.Faktor Umur

Penyakit kusta jarang ditemukan pada bayi. Incidence Rate penyakit ini

meningkat sesuai umur dengan puncak pada umur 10 sampai 20 tahun dan

kemudian menurun. Prevalensinya juga meningkat sesuai dengan umur dengan

puncak umur 30 sampai 50 tahun dan kemudian secara perlahan-lahan menurun.

5.Faktor Jenis Kelamin

Insiden maupun prevalensi pada laki-laki lebih banyak dari pada wanita,

kecuali di Afrika dimana wanita lebih banyak dari pada laki-laki. Faktor fisiologis

seperti pubertas, monopause, kehamilan, infeksi dan malnutrisi akan

mengakibatkan perubahan klinis penyakit kusta.

Upaya pencegahan penyakit kusta hingga saat ini belum ada vaksinasi

untuk penyakit kusta. Pengobatan sangat penting dimana kusta dapat dihancurkan,

sehingga penularan dapat dicegah. Pengobatan kepada penderita kusta adalah

Page 32: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

19

merupakan salah satu cara pemutusan mata rantai penularan. Kuman kusta diluar

tubuh manusia dapat hidup 24-48 jam dan ada yang berpendapat sampai 7 hari, ini

tergantung dari suhu dan cuaca diluar tubuh manusia tersebut. Makin panas cuaca

makin cepatlah kuman kusta mati. Jadi dalam hal ini pentingnya sinar matahari

masuk ke dalam rumah dan hindarkan terjadinya tempat-tempat yang lembab.

Penting sekali kita mengetahui atau mengerti beberapa hal tentang

penyakit kusta ini, bahwa :

Ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit kusta.

Sekurang-kurangnya 80 % dari semua orang tidak mungkin terkena kusta.

Enam dari tujuh kasus kusta tidaklah menular pada orang lain.

Kasus-kasus menular tidak akan menular setelah diobati kira-kira 6 bulan

secara teratur.

Penanggulangan penyakit kusta telah banyak dilakukan dimana-mana

dengan maksud mengembalikan penderita kusta menjadi manusia yang berguna,

mandiri, produktif dan percaya diri. Metode penanggulangan ini terdiri dari

metode rehabilitasi yang terdiri dari rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial,

rehabilitasi karya dan metode pemasyarakatan yang merupakan tujuan akhir dari

rehabilitasi, dimana penderita dan masyarakat membaur sehingga tidak ada

kelompok tersendiri. Ketiga metode tersebut merupakan suatu sistem yang saling

berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.

Penilaian penderita tentang penyakit kusta yang di deritanya ada dua yaitu

baik dan tidak baik. Penilaian tentang penyakit kusta terdiri atas empat yaitu,

penilaian tentang beratnya penyakit kusta adalah respons atau tanggapan penderita

Page 33: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

20

terhadap beratnya atau tidaknya penyakit kusta yang dialami, penilaian tentang

risiko penyakit kusta respons atau tanggapan dari penderita kusta terhadap risiko

yang akan muncul dikemudian hari dari penyakit kusta yang diderita, penilaian

tentang konsekuensi tidak teratur berobat respons atau tanggapan penderia kusta

terhadap dampak negatif dan positif dari minum obat sampai selesai, penilaian

tentang tindakan pencegahan kecacatan respons atau tanggapan penderita kusta

terhadap upaya upaya yang dilakukan dalam mencegah terjadinya kecacatan atau

reaksi lain yang kemungkinan terjadi.

Dukungan keluarga untuk penderita kusta merupakan pokok penting

dalam kemajuan kualitas hidup para penderita kusta. Ada beberapa dukungan

penting kepada penderita kusta, yaitu:

a. Dukungan Emosional adalah adanya interaksi anggota keluarga terhadap

pendeita kusta selama proses pengobatan dalam bentuk empati dan

kepedulian.

b. Dukungan Instrumental adalah adanya interaksi anggota keluarga

terhadap pendeita kusta berupa penyediaan obat dan makanan.

c. Dukungan Informasi adalah adanya interaksi anggota keluarga dalam

memberikan informasi kesehatan maupun informasi perawatan selama

proses pengobatan penderita kusta.

Mantan penderita kusta memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti

masyarakat lainnya. Mereka bersekolah, bekerja, bermain, dan menyelesaikan

tugas-tugas pada masa remaja awal hingga masa dewasa akhir. Tetapi, ada

beberapa hal yang kurang didapat dari mantan penderita kusta. Sikap dan persepsi

Page 34: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

21

masyarakat kepada mantan penderita kusta berbeda sehingga mantan penderita

kusta merasa kurang dihargai dalam kehidupan sosial masyarakat.Di lingkungan

pekerjaan tak jarang mantan penderita kusta minder terhadap keadaan mereka

dikarenakan masyarakat masih menganggap penyakit kusta berbahaya. Mata

pencaharian yang diinginkan para mantan penderita kusta sering kali tidak

didapatkan karena kondisi fisik yang diderita serta penerimaan di tempat kerja

tidak ada. Sementara itu, sosialisasi terhadap penyakit kusta kepada masyarakat

masih kurang. Masyarakat yang memilki pengetahuan khusus tentang penyakit

kusta serta memiliki teman penderita kusta, dapat menyikapi dengan baik.

Sedangkan bagi masyarakat yang baru mempunyai pengalaman baru tentang

penyakit ini, akan mengambil sikap yang cenderung takut atau tidak ingin

mendekati mantan penderita kusta.

Page 35: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

22

2.3 Kerangka Berpikir

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Mantan penderita Kusta

Kepercayaan Diri

Aspek kepercayaan diri

1. Keyakinan

2. Optimisme

3. Objektif

4. Tanggung jawab

5. Rasional

Sedang Tinggi Rendah

Page 36: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

23

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan cara berfikir dan berbuat

yangdipersiapkan secara matang dalam rangka untuk mencapai tujuan penelitian,

yaitu menemukan, mengembangkan atau mengkaji kebenaran suatu pengetahuan

secara ilmiah atau untuk pengujian hipotesis suatu penelitian.

Salah satu unsur terpenting dalam metodologi penelitian adalah

penggunaan metode ilmiah tertentu yang digunakan sebagai sarana yang bertujuan

untuk mengidentifikasi besar kecilnya objek atau gejala dan mencari pemecahan

masalah yang sedang diteliti, sehingga hasil yang diperoleh dapat dipertanggung

jawabkan kebenarannya secara ilmiah. Pada dasarnya fakta-fakta tidak tergeletak

disekitar begitu saja tetapi butuh suatu metode untuk mengetahui dan mengambil

masalah tersebut.

Penggunaan metode penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan

penelitian, serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, khususnya untuk

menjawab permasalahan yang diajukan. Bab 3 ini akan dijelaskan mengenai jenis,

desain penelitian, variabel penelitian yang meliputi identifikasi variabel, definisi

operasiaonal variabel, subjek yang meliputi populasi, sampel, metode

pengumpulan data, validitas, reliabilitas dan metode analisis data.

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto

(2010: 27) penelitian kuantitatif yaitu jenis pendekatan penelitian yang banyak

dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Page 37: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

24

data tersebut serta penampilan dari hasil. Hasil penelitian dengan pendekatan

kuantitatif menjadi lebih baik apabila disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar,

atau tampilan lain yang dapat menjelaskan gambaran di lapangan secara ringkas

namun jelas dan mudah dipahami.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu

penelitian kuantitatif deskriptif . Azwar (2010:7) menyatakan bahwa penelitian

deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan

karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu. Data yang dikumpulkan

tidak bertujuan untuk menjelaskan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun

mempelajari implikasi tetapi untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

kepercayaan diri mantan penderita kusta di lingkungan sosial RS. Donorojo

Jepara.

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Identifikasi Variabel Penelitian

Sutrisno dalam Arikunto (2010:159) mendefinisikan variabel sebagai

gejala yang bervariasi. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah

objek penelitian yang bervariasi. Variabel dalam penelitian deskriptif tidak ada

istilah mengkomparasikan variabel. Penelitian deskriptif bertujuan bertuajan

untuk menggamnbarkan variabel. Variabel yang akan diteliti disini adalah

kepercayaan diri.

Page 38: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

25

3.3.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang

dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang diamati

(Azwar, 2013:72). Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini

adalah :

Kepercayaan diri mantan penderita kusta dikembangkan dari dalam

kepribadian individu itu sendiri. Rasa percaya diri bukan dengan mengkompensasi

kelemahan kepada kelebihan, namun bagaimana mantan penderita kusta tersebut

mampu menerima dirinya apa adanya, mampu mengerti seperti apa dirinya dan

pada akhirnya akan percaya bahwa dirinya mampu melakukan berbagai hal

dengan baik.

Kepercayaan diri diukur dengan menggunakan skala kepercayaan diri

yang diturunkan dalam indikator dan digunakan untuk membuat item-item dalam

skala tersebut. Semakin tinggi skornya maka kepercayaan dirinya tinggi,

sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka kepercayaan dirinya rendah.

3.4 Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian.Apabila seseorang

ingin meneliti semua elemen yang ada di dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2010: 173). Populasi dari

penelitian ini adalah mantan penderita kusta dengan jumlah populasi 50 orang.

Berdasarkan jumlah populasi yang kurang dari 100 orang, penelitian ini

tidak menggunakan sampel penelitian tetapi menggunakan seluruh populasi yang

ada sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Page 39: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

26

3.5 Metode dan Alat Pengumpulan Data

Salah satu kegiatan paling penting dalam sebuah penelitian adalah

pengumpulan data. Metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian

mempunyai tujuan mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti (Azwar,

2013:91).

Pengumpulan data pada suatu penelitian ilmiah dimaksudkan untuk

memperoleh data yang relevan dan akurat sehingga metode yang digunakan harus

tepat. Dalam memperoleh dan menyimpulkan data yang digunakan satu cara atau

alat ukur yang tepat agar dalam mengambil kesimpulan tidak terdapat kesulitan.

Pengumpulan data merupakan sebuah langkah yang penting dalam suatu

penelitian ilmiah dikarenakan data tersebut akan digunakan untuk menjawab

permasalahan yang dirumuskan.

Penelitian ini menggunakan try out terpakai dimana hasil uji coba

instrument sekaligus digunakan sebagai data penelitian. Hal ini dikarenakan

memiliki keunggulan dalam hal efisiensi dan kepraktisan. Disamping itu juga

mempertimbangkan kondisi subjek baik dan waktu penelitian.

Metode pengumpulan data dalam pernelitian ini adalah menggunaka skala. Alasan

menggunakan skala dalam pengumpulan data penelitian ini adalah :

Skala yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah skala psikologi. Azwar (2010:3) menyebutkan karakteristik skala sebagai

alat ukur psikologi, yaitu:

a. Stimulus berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap

atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indicator perilaku dari

Page 40: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

27

atribut yang bersangkutan. Meskipun subjek yang diukur memahami

pertanyaan atau pernyataan namun tidak mengetahui arah jawabannya yang

dikehendaki oleh pertanyaan yang diajukan sehingga jawaban yang diberikan

akan tergantung pada interpretasi subjek terhadap pertanyaan tersebut dan

jawabannya lebih bersifat proyektif, yaitu berupa proymantani diri perasaan

atau kepribadiannya.

b. Dikarenakan atribut psikologi diungkap secara tidak langsung lewat indikator-

indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk

item-item, maka skala psikologi selalu berisi banyak item. Jawaban subyek

terhadap suatu item baru merupakan sebagian dari banyak indikasi mengenai

atribut yang diukur, sedangkan kesimpulan akhir sebagai suatu diagnosis baru

dapat dicapai bila semua item telah direspons.

c. Respons subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban”benar” atau “salah”.

Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-

sungguh. Hanya saja, jawaban yang berbeda akan diinterpretasikan berbeda

pula.

3.5.1 Alat pengumpul data

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan skala yang telah disusun oleh peneliti. Skala yang digunakan adalah

skala kepercayaan diri. Menurut Azwar (2010: 3-4) skala merupakan alat ukur

psikologi yang biasanya digunakan untuk mengukur aspek yang antara lain

memiliki ciri stimulusnya ambigu serta tidak terdapat jawaban benar atau salah.

Bentuk skala pada penelitian ini adalah berupa pernyataan dengan alternatif

Page 41: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

28

jawaban yang harus dijawab oleh subjek. Terdapat dua penyataan skala, yaitu

pernyataan favorable dan unfavorable. Pernyataan favorabel yaitu pernyataan

yang berisi tentang hal– hal yang positif atau mendukung objek sikap yang

akandiungkap. Sebaliknya pernyataan unfavorabel adalah pernyataan yang berisi

hal –hal yang negatif mengenai objek yang hendak diungkap.

Skala kepercayaan diri tersebut menggunakan lima alternatif respon,

terdiri dari pernyataan yang favorabel (mendukung) dan unfavorable (tidak

mendukung) terhadap objek sikap (Azwar, 2010:32). Pemberian skor aitem

favorabel bergerak dari 5 sampai 1 untuk Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (

N ), Tidak Setuju (TS), dan Sangat TidakSetuju (STS). Pemberian skor

unfavorable bergerak dari 1 sampai 5 untuk Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral

( N ), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju(STS)

Lebih lanjut mengenai acuan peniliaian dari skala kepercayaan diri

dijelaskan sebagai berikut:

Page 42: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

29

Tabel 3.1

Blue Print Kepercayaan Diri

No Aspek Indikator Item total

F UF

1 Keyakinan -sikap positif kepada

diri sendiri

1, 14,

17, 47

6, 10, 31,

32

8

-tidak ragu

melaksanakan sesuatu

5, 13,

53

8, 30 5

2 Optimisme -memiliki harapapan 3, 9, 33,

36

11, 44, 6

-berpandangan baik

dengan apa yang

dikerjakan

4,22,

27,

7, 21,37 6

3 Obyektif -mau mendengarkan

nasihat

19, 40 20, 34 4

-tidak mudah

mengambil kesimpulan

2,16 26, 48 4

-memandang

kebenaran tidak dari

sudut pandang pribadi

29, 42 18, 24 4

4 Tanggung Jawab -melaksanakan tugas

dengan baik

35, 46,

54

38, 41 5

-bersungguh-sungguh

mau menanggung

konsekuensi perbedaan

12, 23 28, 52 4

5 Personal -memandang masalah

dengan akal sehat

15, 50,

51

43 4

-tidak suka beralasan 39, 45 25, 49, 4

Total 30 24 54

Tabel 3.2

Skoring Skala Kepercayaan Diri

No Jawaban Favorabel Unfavorabel

1 Sangat Sesuai 5 1

2 Sesuai 4 2

3 Tidak Pasti 3 3

4 Kurang Sesuai 2 4

5 Tidak Sesuai 1 5

Page 43: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

30

3.6 Validitas dan Reabilitas

3.6.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan/

keshahihan instrument (Azwar,2001:132). Suatu instrumen yang valid atau sasih

mempunyai validitas tinggi. Sebaiknya instrumen yang kurang valid berarti

memiliki validitas rendah. Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan

validitas logis (konstrak) dimana item-item skala yang digunakan benar-benar

mewakili teori yang digunakan sebagai landasan pembuatan tes atau alat ukur

(instrumen). Untuk mengetahui validitas empirik instrumen tersebut maka diukur

validitas butirnya dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

Page 44: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

31

Keterangan:

: skor korelasi antara skor item dengan skor total skala

x : jumlah skor distribusi x

y : jumlah skor distribusi y

xy : jumlah perkalian skor x dan y

N : jumlah subjek

x2 :

jumlah kuadrat skor item x

y2

: jumlah kuadrat skor item y

3.6.2 Hasil Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ketepatan suatu

alat ukur dalam melakukan fungsi pengukurannya. Pengukuran validitas

instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus product moment dari Pearson

dengan bantuan program SPSS 20 for Windows.

Berdasarkan uji validitas, diperoleh hasil bahwa skala kepercayaan diri

yang terdiri 54 aitem terdapat 44 aitem yang valid dan 10 aitem yang tidak valid.

Aitem yang valid pada skala kepercayaan diri mempunyai koefisien validitas

berkisar 0,288 sampai dengan 0,617. Tingkat signifikansi tersebut > 0,05 maka

Page 45: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

32

dapat dinyatakan valid. Berikut tabel yang membedakan nomor aitem yang valid

dan tidak valid:

Tabel 3. 3

Hasil Uji Coba Skala Kepercayaan Diri

No Aspek Indikator Item Total

F UF

1 Keyakinan -sikap positif kepada

diri sendiri

1, 14,

17, 47

6*, 10,

31, 32

7

-tidak ragu

melaksanakan sesuatu

5, 13,

53

8*, 30 4

2 Optimisme -memiliki harapapan 3, 9, 33,

36*

11, 44, 5

-berpandangan baik

dengan apa yang

dikerjakan

4,22,

27,

7*, 21,37 4

3 Obyektif -mau mendengarkan

nasihat

19, 40 20, 34 4

-tidak mudah

mengambil kesimpulan

2,16 26, 48* 3

-memandang kebenaran

tidak dari sudut

pandang pribadi

29*, 42 18, 24 3

4 Tanggung Jawab -melaksanakan tugas

dengan baik

35, 46*,

54

38, 41 4

-bersungguh-sungguh

mau menanggung

konsekuensi perbedaan

12, 23* 28, 52 4

5 Rasional -memandang masalah

dengan akal sehat

15, 50*,

51

43 3

-tidak suka beralasan 39*, 45 25, 49, 3

Total 30 24 54

Sumber: Data penelitian yang diolah tahun 2015

Keterangan: * adalah soal tidak valid.

Page 46: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

33

3.6.3 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu intrumen

penelitian cukup dipercaya untuk dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrument tersebut sudah baik (Azwar,2001:4). Pengujian dalam

penelitian ini menggunakan uji reliabilitas internal yang diperoleh dengan cara

menganalisis data dari hasil suatu pengetesan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha

digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0.

Berikut rumus Alpha :

=

Keterangan:

: koefisien Reliabilitas Alpha

∑Vb : varians skor belahan

Vt : varians skor total

1 : bilangan konstan

K : banyaknya belahan

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

sejauh mana hasil suatu pengukuran dengan instrumen tersebut dapat dipercaya.

Suatu item harus diujicobakan kepada sekelompok sampel terlebih dahulu untuk

bisa dikatakan reliabel atau tidak. Semakin tinggi koefisien reliabel semakin tinggi

pula reliabilitas alat ukur tersebut. Uji reliabilitas skala kepercayaan diri ini

menggunakan teknik statistika yaitu dengan rumus alpha cronbach.

Page 47: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

34

Tabel Interpretasi Nilai Reliabilitas

Besarnya Nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00

Antara 0,600 sampai dengan 0,800

Antara 0,400 sampai dengan 0,600

Antara 0,200 sampai dengan 0,400

Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Sangat Reliabel

Reliabel

Kurang Reliabel

Tidak Reliabel

Sangat Tidak Reliabel

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskrptif yang bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian

berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti

dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis ( Azwar 2001 : 126 ). Data yang

terkumpul kemudian di klasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu data kuantitatif

yang berbentuk angka – angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata atau

simbol. Agar data dapat terbaca jelas dan dapat dipahami maka perlu dilengkapi

dengan kata- kata yang memberikan gambaran yang jelas mengenai kepercayaan

diri mantan penderita kusta di lingkungan sosial RS Donorojo Jepara.

Tehnik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif

presentase yang dapat dilihat dengan rumus :

NP = n/N x 100 %

Keterangan:

NP : Nilai persen yang dicari

n : Skor jawaban responden

N : Skor jawaban ideal

Page 48: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

56

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan dan disimpulkan bahwa

kepercayaan diri mantan penderita kusta masuk dalam kategori tinggi dengan

persentase 50 % ( 25 orang ). Hal ini berarti bahwa mantan penderita kusta

memiliki kepercayaan diri yang tinggi serta mampu menerima dirinya dengan

baik dalam kehidupan sosial masyarakat. Hasil diperoleh berdasarkan hasil olah

data dari lima aspek kepercayaan diri yang diukur yakni keyakinan, optimisme,

objektif, tanggung jawab, dan rasional.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan diatas maka peneliti mengajukan saran sebagai

berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian yang sama dan

dengan metode yang berbeda dengan metode yang peneliti pakai serta

dapat lebih dalam menggali permasalahan yang ada di masyarakat

mengenai penyakit kusta.

2. Bagi peneliti selanjutnya agar lebih paham akan fenomena dan

permasalahan penderita kusta lainnya yang dapat memberikan kontribusi

bagi pembaca.

Page 49: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

57

3. Bagi pengurus lingkungan sosial rehabilitasi Liposos Paca RS Donorojo

Jepara agar selain mendukung dalam hal pengobatan penyakit kusta juga

dapat lebih dalam menilik perkembangan psikologis mantan penderita atau

penderita kusta yang dinaungi agar mantan penderita kusta atau penderita

kusta lainnnya lebih percaya diri berada di lingkungan sosial masyarakat.

Page 50: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

58

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, R. 1992. Rahasia Membangun Kepercayaan Diri (Terjemanahan Rita

Wiryadi) . Jakarta : Bina Rupa Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi

revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2004 Dasar -dasar Psikometri, Yogyakarta : Pustaka Pelajar,

2004, hal. 3- 22.

Azwar, Saifuddin. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

_____________. 2005. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

_____________. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Centi, P. T. 1995. Mengapa Rendah Diri. Yogyakarta.

Davies, Ph. 2004. Meningkatkan Rasa Percaya Diri. Jakarta : Tren Book.

Fajar, Nur Alam. 2010. Dampak Psikososial Penderita Kusta Dalam Proses

Penyembuhannya. Dalam Jurnal Pembangunan Manusia, Vol 10 No. 1.

Friedman, M. 2003. Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Ghufron, M.N dan Risnawati S. 2002. Teori-teori psikologi. Jakarta : Gramedia.

Hakim, T. 2005. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta : Purwa Suara.

Kaur & Van Brakel. 2002. Dehabillitation of leprosy affected people a study on leprosy

affected beggars. Diakses dari: www.leprahealthinaction.org tanggal 25 agustus

2015.

Lauster, P. 1997. The Personality Test. Bumi Aksara.

Mayskur, 2010. Pengaruh Persepsi Tentang Penyakit Kusta dan Dukungan Keluarga

Terhadap Tingkat Kepatuhan Penderita Dalam Pemakaian Obat Penderita Kusta

Di Kecamatan Jangka Kabupaten Bireun Tahun 2009. Skripsi, Fakultas

Kesehatan Masyarakat, USU, Medan.

Moungi, Raulangi Angelina. Gambaran Persepsi Penderita Tentang Penyakit Kusta dan

Dukungan Keluarga Pada Penderita Kusta Di Kota Manado.

Nasution, Sylvia ; M. Rusli Ngadimin, dan Muh. Syafar. 2012. Dampak Rehabilitasi

Medis Pada Penyandang Disabilitas Kusta. Dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat

Nasional, Vol 6 No. 4.

Page 51: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

59

Prawoto. 2008. Faktor – Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Terjadinya Reaksi

Kusta (Studi di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Brebes). Tesis, Progam

Pasca sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

(http://eprints.undip.ac.id/6325/1/Prawoto.pdf) diaskes pada hari jumat, tanggal

29 Juni 2012.

Primadi, Aska; dan M. Noor Rochman H. 2010. Optimisme, Harapan, Dukungan Sosial

Keluarga, Dan Kualitas Orang Dengan Epilepsi. Dalam Jurnal Psikologi, Vol 3

No. 2. Yogyakarta : Program Pasca Sarjana Fakultas Psikologi UGM.

Rahayu, Desi Ariyana. 2012. Dukungan Psikososial Keluarga Penderita Kusta Di

Kabupaten Pekalongan ( Seminar Hasil- hasil Penelitian UNIMUS ). Semarang :

Universitas Muhamadyah Semarang.

Soedarjatmi,. 2009. Faktor-faktor yang melatarbelakangi persepsi penderita terhadap

sigma penyakit kusta. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol.4/no.1/Januari

2009. (http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/41091824) diakses tanggal 19 juli

2012.

Zulkifi. 2003 ” Penyakit Kusta Dan Masalah Yang Di Timbulkan”. Sumatera

Utara: Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

Page 52: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

60

Page 53: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

61

Page 54: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

62

HASIL UJI VALIDITAS

TOTAL

Aitem 1 Pearson Correlation .407**

Sig. (2-tailed) .003

N 50

Aitem 2 Pearson Correlation .372**

Sig. (2-tailed) .008

N 50

Aitem 3 Pearson Correlation .485**

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Aitem 4 Pearson Correlation .446**

Sig. (2-tailed) .001

N 50

Aitem 5 Pearson Correlation .536**

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Aitem 6 Pearson Correlation .160

Sig. (2-tailed) .266

N 50

Aitem 7 Pearson Correlation -.064

Sig. (2-tailed) .661

N 50

Aitem 8 Pearson Correlation -.056

Sig. (2-tailed) .699

N 50

Aitem 9 Pearson Correlation .487**

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Aitem 10 Pearson Correlation .430**

Sig. (2-tailed) .002

N 50

Aitem 11 Pearson Correlation .491**

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Aitem 12 Pearson Correlation .315*

Sig. (2-tailed) .026

N 50

Aitem 13 Pearson Correlation .406**

Sig. (2-tailed) .003

N 50

Aitem 14 Pearson Correlation .288*

Page 55: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

63

Sig. (2-tailed) .043

N 50

Aitem 15 Pearson Correlation .458**

Sig. (2-tailed) .001

N 50

Aitem 16 Pearson Correlation .617**

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Aitem 17 Pearson Correlation .463**

Sig. (2-tailed) .001

N 50

Aitem 18 Pearson Correlation .389**

Sig. (2-tailed) .005

N 50

Aitem 19 Pearson Correlation .374**

Sig. (2-tailed) .007

N 50

Aitem 20 Pearson Correlation .418**

Sig. (2-tailed) .003

N 50

Aitem 21 Pearson Correlation .489**

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Aitem 22 Pearson Correlation .505**

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Aitem 23 Pearson Correlation .018

Sig. (2-tailed) .901

N 50

Aitem 24 Pearson Correlation .445**

Sig. (2-tailed) .001

N 50

Aitem 25 Pearson Correlation .444**

Sig. (2-tailed) .001

N 50

Aitem 26 Pearson Correlation .461**

Sig. (2-tailed) .001

N 50

Aitem 27 Pearson Correlation .402**

Sig. (2-tailed) .004

N 50

Aitem 28 Pearson Correlation .387**

Page 56: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

64

Sig. (2-tailed) .005

N 50

Aitem 29 Pearson Correlation -.117

Sig. (2-tailed) .420

N 50

Aitem 30 Pearson Correlation .291*

Sig. (2-tailed) .040

N 50

Aitem 31 Pearson Correlation .408**

Sig. (2-tailed) .003

N 50

Aitem 32 Pearson Correlation .399**

Sig. (2-tailed) .004

N 50

Aitem 33 Pearson Correlation .288*

Sig. (2-tailed) .043

N 50

Aitem 34 Pearson Correlation .288*

Sig. (2-tailed) .043

N 50

Aitem 35 Pearson Correlation .320*

Sig. (2-tailed) .023

N 50

Aitem 36 Pearson Correlation -.116

Sig. (2-tailed) .422

N 50

Aitem 37 Pearson Correlation .395**

Sig. (2-tailed) .005

N 50

Aitem 38 Pearson Correlation .508**

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Aitem 39 Pearson Correlation -.021

Sig. (2-tailed) .887

N 50

Aitem 40 Pearson Correlation .449**

Sig. (2-tailed) .001

N 50

Aitem 41 Pearson Correlation .365**

Sig. (2-tailed) .009

N 50

Aitem 42 Pearson Correlation .390**

Page 57: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

65

Sig. (2-tailed) .005

N 50

Aitem 43 Pearson Correlation .334*

Sig. (2-tailed) .018

N 50

Aitem 44 Pearson Correlation .419**

Sig. (2-tailed) .002

N 50

Aitem 45 Pearson Correlation .461**

Sig. (2-tailed) .001

N 50

Aitem 46 Pearson Correlation .073

Sig. (2-tailed) .613

N 50

Aitem 47 Pearson Correlation .399**

Sig. (2-tailed) .004

N 50

Aitem 48 Pearson Correlation .115

Sig. (2-tailed) .428

N 50

Aitem 49 Pearson Correlation .410**

Sig. (2-tailed) .003

N 50

Aitem 50 Pearson Correlation .081

Sig. (2-tailed) .574

N 50

Aitem 51 Pearson Correlation .414**

Sig. (2-tailed) .003

N 50

Aitem 52 Pearson Correlation .449**

Sig. (2-tailed) .001

N 50

Aitem 53 Pearson Correlation .501**

Sig. (2-tailed) .000

N 50

Aitem 54 Pearson Correlation .477**

Sig. (2-tailed) .000

N 50

TOTAL Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 50

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 58: KEPERCAYAAN DIRI MANTAN PENDERITA KUSTA DI …lib.unnes.ac.id/21942/1/1550408085-s.pdf · Mantan penderita kusta yang telah menjalani pengobatan dan rehabilitasi diduga memiliki rasa

66

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).