kepentingan jerman dalam kerjasama weimar...

83
KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI TERBARUKAN PERIODE 2012-2015 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh: Akbar Averroes Sabil 1112113000056 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Upload: hathu

Post on 04-Apr-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA

WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

TERBARUKAN PERIODE 2012-2015

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh:

Akbar Averroes Sabil

1112113000056

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

l\

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang be{udul:

KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJSAMA WEIMAR TRIANGLETERKAIT ENERGI TERBARUKAN PERIODE 2OI2.2OI5

1. Merupakan karya sah yang diajukan untuk memenuhi salah satupersyaratan memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri (UfN)Syarif Hidayatullah J akarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas IslamNegeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemeudian hari terbukti jika karya saya ini bukan asli saya ataumerupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersediamenerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.

Jakarta26 Jantai20lS

t

il

Page 3: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

L

r>

I

PERSETUJUAIi PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini Pembimbing Skripsi me,nyatakan bahwa mahasiswa:

Nama

NIM

Program Studi

: Akbar Averroes Sabil

:1112113000056

: Hubungan lnternasional

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

KEPENTINGAN JERMAN DALA}T KER.'ASAMA WEIMAR TRIANGLETERKAIT ENERGI TERBARUKAI\I PERIODE 2OI2.2OIS

dan telah mernenuhi persyaratan untuk diuji.

Jakarta, 26 J anuari 2018

Mengetahui, Menyetujui,

PernbimbingI

,Z

1il

Hasibuan, MM

Page 4: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

n

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI

KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRTANGLE TERKAITENERGI TERBARUKAN PERIODE 2012-2015

oleh

Akbar Averroes Sabil

1112113000056

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8Ju1i2018. Skripsi ini telahditerima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada ProgramStudi Ilmu Hubungan Internasional.

Sekretaris

Ahmad Fajri, MA

ii r,

Ahmad Fajri, MA Galuh Mustikawati, MHSPS

dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 8 Juli 2018.Studi

Ahmad l Fajri, MA

IV

ushoffa, MHSPS

Penguji II,

Diteri

Page 5: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

ABSTRAK

Skripsi ini akan membahas dan menganalisa kepentingan Jerman dalam

kerjasama energi Weimar Triangle. Dalam kerjasama ini menghendaki adanya

suatu penanganan energi bersama terkait energi terbarukan. Masalah energi

sendiri memiliki berbagai permasalahan, terutama dalam kebijakannya setiap

negara. Kesenjangan antara Jerman sebagai negara dengan penanganan energi

yang lebih maju daripada Perancis dan Polandia menjadi permasalahan dalam

kerjasama ini. Kondisi yang tidak siap dari kedua negara tersebut membuat

Jerman harus memikirkan langkahnya dalam kerjasama ini. Meskipun demikian,

kerjasama ini harus terus berjalan untuk sebuah kesuksesan terutama dalam

kerjasama energi. Dalam skripsi ini Green theory dan turunannya menjadi teori

yang digunakan untuk melihat aspek kepentingan lingkungan Jerman dalam

kerjasama ini. Konsep kepentingan nasional penunjang untuk menganalisa apa

saja kepentingan Jerman yang menjadi perhatian dalam kerjasama ini. Konsep

keamanan energi digunakan untuk menekankan aspek energi yang menjadi

kepentingan Jerman dalam kerjasama ini.

Hasil temuan dalam skripsi ini terkait kepentingan Jerman ada beberapa

hal yang berkaitan dengan kepentingan lingkungan yaitu berkaitan dengan

bagaimana lingkungan menjadi ide yang diusung Jerman dalam kerjasama ini.

Selain itu kepentingan ekonomi menjadi salah satu kepentingan yang mengiringi

kepentingan lingkungan dimana motif ekonomi dalam kerjasama tersebut ada

pada investasi dan pendanaaan terkat energi terbarukan. Dalam kepentingan

nasional Jerman juga berkaitan dengan kepentingan tata internasional yang mana

hal tersebut berkaitan dengan bagimana sistem eropa yang juga memiliki

penanganan terkait energi terbarukan. Sedangkan kepentingan keamanan energi

menjadi kepentingan Jerman yang membuat Jerman benar-benar tetap

bekerjasama dalam kerangka kerjasama Weimar Triangle. Keamanan energi ini

berkaitan dengan ketersediaan

Page 6: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamiin, puji skyukur kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul ‘Kepentingan Jerman dalam Kerjasama Weimar Triangle

Terkait Energi Terbarukan.’ Sholawat dan salam tidak lupa penulis curahkan

kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarganya, sahabatnya, serta para

pengikutnya hingga akhir zaman. Skripsi ini merupakan bentuk usaha, percepatan,

semangat, konsistensi, yang memiliki banyak makna. Tentunya, penulis mendapat

dukungan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Dengan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua tercinta Bapak Muchamad Zaenuri dan Ibu Eko Sayektningsih

serta adik Amira Zahra Yasmin dan Nisrina Delaila Khairunisa yang telah

mendoakan dan memberikan dukungan selalu bagi penulis.

2. Bapak Febri Dirgantara Hasibuan, MM. selaku Dosen Pembimbing penulis,

terimakasih atas waktu, arahan, nasihat, saran dan kritik positif, pemandu

percepatan, serta kesabarannya untuk membimbing penulis.

3. Dosen-dosen jurusan Hubungan Internasional HI UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Terimakasih atas ilmu dan pengalaman berharga yang diberikan

selama masa perkuliahan.

4. Teman-teman kuliah yang telah memberikan dukungan dan doanya terlebih

bagi Oktaviani Nur Asruni yang telah memberikan doa dan dukungan yang

lebih kepada penulis.

5. Teman-teman SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang telah memberikan

dukungan dan doanya.

6. Teman-teman KKN Allegro yang telah bekerjasama dengan baik sehingga

mendapatkan hasil yang memuaskan.

Page 7: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

vii

Penulis berharap segala dukungan dan bantuan ini mendapatkan balasan

dari Allah SWT. Terakhir, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki

banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat

penulis harapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan menambah wawasan bagi setiap pembacanya, serta dapat

bermanfaat perkembangan studi Hubungan Internasional.

Jakarta, 31 Januari 2018

Akbar Averroes Sabil

Page 8: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

ii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ........................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................ v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR GRAFIK DAN DIAGRAM ............................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ ......... 1

A. Pernyataan Masalah........................................................................ ........... 1

B. Pertanyaan Penelitian..................................................................... ............ 6

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... ............... 7

D. Studi Pustaka............................................................................. ................. 7

E. Kerangka Teori........................................................................................... 8

E.1. Green Theory........................................................................... ........... 8

E.2. Konsep National Interest......................................................... ........... 13

E.3. Konsep Keamanan Energi...................................................... ............ 15

F. Metodologi Penelitian....................................................................... ........ 18

F.1. Lingkup Penelitian................................................................... ........... 18

F.2. Metode dan Sumber Data........................................................ ............ 18

G. Sistimatika Penulisan........................................................................ ......... 19

Page 9: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

iii

BAB II PERKEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN JERMAN

PERANCIS POLANDIA................................................................. .................... 20

A. Perkembangan Pengelolaan Energi Jerman................................. ........ 20

A.1. Kebijakan Jerman Terkait Energi Terbarukan................. .................. 20

A.2. Permasalahan Penanganan Energi Jerman ......................................... 25

B. Perkembangan Pengelolaan Energi Perancis ......................................... 25

B.1. Kebijakan Perancis Terkait Energi Terbarukan................. ................ 25

B.2. Permasalahan Penanganan Energi Perancis....................................... 26

C. Perkembangan Pengelolaan Energi Polandia............................... ........ 29

C.1. Kebijakan Energi Polandia Terkait Energi Terbarukan ..................... 29

C.2. Permasalahan Penanganan Energi Polandia ....................................... 31

BAB III KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE........................ ...................... 34

A. Sejarah Kerjasama Weimar Triangle .................................................... 34

B. Tujuan Kerjasama Weimar Triangle Terkait Energi

Terbarukan ............................................................................................... 38

BAB IV ANALISIS KEPENTINGAN JERMAN DALAM

KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

TERBARUKAN..................................................................................... .............. 48

A. Kepentingan Lingkungan..................... ................................................... 48

B. Kepentingan Ekonomi............................... .............................................. 53

C. Kepentingan Tata Internasional...... ....................................................... 56

D. Kepentingan Keamanan Energi....... ...................................................... 58

BAB V KESIMPULAN ....................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... xvi

Page 10: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

iv

LAMPIRAN .......................................................................................................... xvii

Page 11: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.A.1 : Fase Keluar Nuklir Jerman ............................................. 31

Page 12: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

xii

DAFTAR GRAFIK DAN DIAGRAM

Grafik I.A.1 : Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Eropa ............. 4

Page 13: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

xiii

DAFTAR SINGKATAN

AS Amerika Serikat

CDU Christian Democratic Union

UE Uni Eropa

UNFCCC United Nations Framework Convention on Climate Change

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

PBB Perserikatan Bangsa Bangsa

Page 14: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Energi merupakan salah satu kekuatan pendorong utama yang dibutuhkan

untuk pembangunan berkelanjutan.1 Penyediaan layanan energi, dari sisi

penawaran hingga transmisi / distribusi dan penggunaan, harus mencakup

manajemen, dan pengelolaan yang baik memerlukan alat. Perencanaan energi

adalah alat untuk mengelola sistem energi masyarakat melalui penilaian dan

penyeimbangan penawaran dan permintaan.2

Dalam beberapa tahun terakhir, implementasi kebijakan energi dan iklim

telah menjadi pusat kebijakan energi Uni Eropa, walaupun belum cukup

terkoordinasi dengan aspek penting lainnya seperti pasar bersama, daya saing

harga, keamanan dan diversifikasi persediaan. Dengan demikian, UE saat ini

sangat bergantung pada impor bahan bakar fosil, termasuk menanamkan impor

batubara, sehingga mendesak untuk merumuskan strategi energi komprehensif

yang mencakup aspek-aspek yang disebutkan di atas. 3

Salah satu konsekuensi terpenting dari paket energi iklim adalah

perkembangan yang dinamis dari sumber energi terbarukan, yang didukung oleh

subsidi tinggi. Namun, ini tidak harus diterjemahkan ke dalam mendukung

1 Fahrad D. Rad, Doctoral Disertation, “On Sustainability in Local Planning”, (Lund,: Lund

University, 2011), hal. I 2 Ibid., Fahrad D. Rad, Doctoral Disertation, “On Sustainability in Local Planning” 3 Agnieszka Łada dkk, “The Energi Union:

Views From France, Germany, Poland and The United Kingdom, Instytut Spraw Publicznych”,

Warszawa 2015 hal. 12

Page 15: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

2

teknologi yang paling hemat biaya. Selain itu, biaya untuk membiayai investasi

dan subsidi baru telah menyebabkan kenaikan harga energi untuk konsumen. Oleh

karena itu, menekan kekurangan energi dan meningkatkan tagihan energi

memiliki tantangan lain.4

Hal yang terkait dengan arus dan pasokan energi tersebut menjadi hal yang

esensial sekaligus krusial mengingat lingkungan alam adalah konteks bahwa

setiap manusia bergantung pada keberadaannya.5 Sistem ekologi di bumi

memberikan sumber daya kehidupan baik makanan, energi, bahan baku, dan lain-

lain dan sistem daur ulang alami untuk menyerap bahan sisa.

Dimensi ekologis keberlanjutan berfokus pada proses biologi alami, dan

kesehatan dan fungsi ekosistem, serta produktivitas berkelanjutan dengan dampak

lingkungan minimal.6

Langkah untuk menuju integrasi Eropa diambil ketika beberapa negara di

Eropa Barat berkumpul untuk bekerja sama di pasar bahan baku yang digunakan

dalam industri berat.7 Pilar ini membentuk dasar untuk tahap selanjutnya. Saat ini,

kebijakan energi merupakan kebijakan yang berkaitan dengan integrasi area yang

mana area tersebut merupakan area yang signifikan.8 Namun, sulit untuk

4 Agnieszka Łada dkk, “The Energi Union:

Views From France, Germany, Poland and The United Kingdom, Instytut Spraw Publicznych”,

Warszawa 2015 hal. 13 5 Fahrad D. Rad, Doctoral Disertation, “On Sustainability in Local Planning”, (Lund,: Lund

University, 2011), hal. 5 6 Fahrad D. Rad, Doctoral Disertation, “On Sustainability in Local Planning”, (Lund,: Lund

University, 2011), hal. 35 7 Agnieszka Łada dkk, “The Energi Union:

Views From France, Germany, Poland and The United Kingdom”, Instytut Spraw Publicznych,

Warszawa 2015 hal. 14 8 Agnieszka Łada dkk, The Energi Union:

Views From France, Germany, Poland and The United Kingdom, Instytut Spraw Publicznych,

Warszawa 2015 hal. 15

Page 16: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

3

menemukan visi terpadu - di antara 28 negara anggota Uni Eropa - untuk

pengembangan kebijakan energi masa depan. Proposal yang berurutan telah

dimodifikasi berkali-kali, dan strategi yang dikembangkan belum sepenuhnya

dilaksanakan.

Kepentingan nasional di daerah yang sensitif ini sangat dilindungi dan

diperdebatkan dengan hangat di negara-negara anggota. Selain itu, motif dan

arahan kebijakan negara-negara tertentu berbeda, dan pengembangan sumber

energi juga bervariasi. Konsep Serikat Energi pernah dipresentasikan pada musim

semi tahun 2014 oleh perdana menteri Polandia, Donald Tusk, dan disambut

dengan beragam tanggpan.9

Pengadopsian ide tersebut oleh Komisi Eropa yang baru sebagai salah satu

tema utama untuk tahun-tahun depan adalah indikasi bahwa proyek ini sekaligus

akan menjadi area penting, di mana akan terdapat banyak negosiasi.

Menurut mantan Presiden Parlemen Eropa, Jerzy Buzek, keputusan politik

yang unilateral dan tidak mempertimbangkan ketergantungan bersama pada

negara-negara tetangga, dan juga antar negara tidak saling berkonsultasi,

terkadang mengarahkan setiap negara pada investasi yang tidak perlu dan mahal

bagi Eropa dan dapat mengacaukan seluruh pasar energi Eropa.10 Hal ini menjadi

pertimbangan yang serius mengingat antar negara di Uni Eropa terutama Jerman,

9 Fahrad D. Rad, Doctoral Disertation, “On Sustainability in Local Planning”, (Lund,: Lund

University, 2011), hal 4 10 Rzeczypospolita, Czas na Europejską Wspólnotę Energetyczną, 22.5.2013 http://www.rp.pl/

artykul/1011974.html?p=2 dalam Agnieszka Łada dkk, The Energi Union:

Views From France, Germany, Poland and The United Kingdom, Instytut Spraw Publicznych,

Warszawa 2015

Page 17: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

4

Perancis dan Polandia memiliki sejarah panjang terkait kerjasamanya di bidang

energi.

Skripsi ini akan membahas bagaimana Jerman, Perancis, dan Polandia

bekerjasama dalam mengatur dan mengelolai energi. Ada dua perspektif

kerjasama yang penting bagi Jerman dalam pengelolaan energi. Pertama,

perspektif Uni Eropa. Sebagai lembaga supranasional Uni Eropa telah menggagas

adanya kerjasama energi yang bertujuan untuk energi yang berkelanjutan.

Perspektif kedua adalah kerjasama blok Weimar Triangle. Meskipun kedua

perspektif ini berbeda namun keduanya merupakan perspektif yang selaras terkat

dengan nlai-nilai pengelolaan energi. Kedua perspektif ini berbeda pada tata cara

dan implementasinya. Perspektif ini yang akan diteliti lebih lanjut dalam BAB

berikutnya.

Pada skripsi ini mencoba lebih mengelaborasi pada kepentingan Jerman

yang terdapat dalam kerjasama Weimar Triangle. Kepentingan Jerman ini menjadi

signifikan dan menjadi obyek penelitian pada skripsi ini karena kepentingan

Jerman dapat menjadi pengatur arah kerjasama ini. Hal tersebut menjadi bagian

terpenting mengingat arah sebuah kerjasama haruslah menjadi arah yang

mutualisme. Sifat mutualisme ini harus dimiliki oleh kerjasama ini mengingat

kerjasama ini mengedepankan aspek energi bagi ketiga negara.

Artinya ada suatu kesepakatan bersama yang harus dicapai sehingga ketiga

negara mampu berjalan beriringan dan mampu mewujudkan visi misi bersama

dalam kerjasama tersebut.

Page 18: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

5

Sebagai negara pusat industri Jerman memiliki peran yang lebih terhadap

kerjasama energi tersebut. Kerjasama energi ini akan membawa Jerman pada

tantangan yang lebih besar yaitu membuat industri menjadi maju tanpa

mengesampingkan aspek lingkungan. Jerman sendiri sudah mampu mengarahkan

hampir seluruh industrinya untuk menggunakan pengelolaan yang baik bagi

lingkungan. Terlebih dalam industri energi, Jerman menjadikan energi matahari

sebagai suplai listrik keseluruhan. Disini terasa dampak yang diberikan dengan

menggunakan energi matahari. Data menyebutkan bahwa biaya produksi seluruh

industri turun 10%.11 Artinya Jerman berhasil membuat perubahan tersebut untuk

mendukung pasar dan juga lingkungan.

Disini akan terlihat perbedaan dengan Polandia. Industri Polandia yang

masih menggantungkan pada batu bara dan nuklir sama sekali tidak mendukung

untuk pelestarian lingkungan. Bila dibandingkan memang Polandia lebih

tertinggal daripada Jerman, dan Polandia menggunakan pola pembangunan

industri seperti apa yang telah Jerman bangun pasca perang dingin. Gap tersebut

akan menjadi permasalahan tersendiri bagi kelangsungan kerjasama energi

Weimar Triangle ini.

Berbeda dengan Perancis, cenderung mengarah pada bentuk energi yang

memiliki masa yang lebih lama. Dalam hal ini Perancis melakukan kombinasi

antara tenaga air, udara, dan nuklir.12 Hampir sama seperti Polandia, Perancis

belum menggunakan energi yang sepenuhnya terbarukan akan tetapi sejauh ini

11 Sami Andoura, et. Al, dalam “ From The European Energi Comunity to The Energi Union A

Policy Proposal For The Short and Long Term”, Jaques Delors Institute, 34-36. 12 Sami Andoura, :Energi Cooperation under Aegis”,10.

Page 19: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

6

Perancis berusaha mengurangi emisi karbon. Cara Perancis mengurangi emisi

karbon patut diapresiasi. Perancis berhasil menjadi negara dengan emisi karbon

terendah diantara negara-negara Weimar Triangle.13

Dari perbedaan latar belakang tersebut maka perlu adanya usaha dalam

menyatukan demi sebuah pengelolaan energi yang baik. Disini Jerman sebagai

negara dengan industri terbesar diantara negara-negara Weimar Triangle memiliki

peran besar dalam pengelolaan energi ini. Mengingat tujuan dari kerjasama energi

Weimar Triangle ini adalah kerjasama yang bertujuan untuk menciptakan suatu

kebijakan tunggal atas pengelolaan energi. Dengan harapan bahwa setelah

kerjasama Weimar Triangle sukses akan menjadi contoh dan diteruskan ke

jenjang yang lebih tinggi di tingkat Uni Eropa. Dari kedua perspektif kerjasama

tersebut, pola kerjasama yang ditawarkan Uni Eropa lebih holistik dan untuk

keberlangsungan energi Eropa secara menyeluruh. Namun dalam skripsi ini

penulis membatasi lingkup kerjasama pada kerjasama blok Weimar Triangle yang

terdiri dari Perancis, Jerman, dan Polandia.

B. Pertanyaan Penelitian

Adanya kerjasama tersebut dan permasalahan kepentingan yang ada pada

kerjasama tersebut maka pertanyaan penelitian yang akan dibahas adalah:

mengapa Jerman tetap berkomitmen dalam kerjasama Weimar Triangle

dengan Prancis dan Polandia terkait energi terbarukan? 13 Sami Andoura, :Energi Cooperation under Aegis”,9.

Page 20: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

7

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Mengetahui alasan dan kepentingan Jerman dalam kerjasama Weimar

Triangle terkait energi terbarukan

2. Mengetahui dampak kepentingan Jerman dalam kerjasama Weimar Triangle

terkait energi terbarukan.

Selain itu skripsi ini diharapkan akan menambah wawasan dan pandangan

terkait kerjasama ini yang nantinya juga dapat dimanfaatkan sebagai refrensi

untuk penelitian berikutnya.

D. Studi Pustaka

Sebelumnya penelitian yang dilakukan oleh Bartek Nowak dan kawan-

kawan yang berjudul Poland-Germany: Partnership for Europe menyebutkan

bahwa Jerman dan Polandia bisa jauh lebih untuk berkerjasama dan menjalin

hubungan untuk pertahanan. Menurut mereka dalam penelitian ini menekankan

Weimar Triangle sebagai sebuah alat untuk kerjasama dibidang ekonomi, politik,

dan keamanan. Ia menunjukkan hal tersebut dalam sub BAB yang berjudul

“europanisation of the security policy” dalam sub BAB tersebut dijelaskan bahwa

kerjasama Weimar Triangle dapat dijadikan sebuah alat yang efektif untuk sebuah

pertemuan kebijakan dan kerjasama keamanan. Adapun Bartek menambahkan

bahwa dalam penelitiannya keunggulan ekonomi Jerman terutama dalam

penanganan krisis akan menjadi salah satu hal penting dalam kerjasama Weimar

Triangle ini. Dalam hal energi menurut Bartek, energi menjadi isu minor dari

Page 21: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

8

kerjasama ini. Ia cenderung menekankan bahwa kerjasama energi ini menjadi titik

konflik negara-negara Weimar Triangle, terutama bagi Jerman dan Polandia.

Berbeda dengan yang dilakukan oleh Sami Andoura yang berjudul

“Energi Cooperation under Aegis of the Weimar Triangle”, penelitiannya

menunjukkan ada ketidaksepahaman dalam konsep kebijakan energi. Dalam

penelitannya menekankan bahwa secara garis besar setiap negara memiliki

motivasi ekonomi dalam kebijakan energinya. Motifasi ekonomi tersebut menjadi

motivasi utama dalam kerjasama energi ini. Sehingga kerjasama yang terbangun

akan mengarah kepada efisiensi dan efektifitas ekonomi. Hal tersebut ditunjukkan

dalam bentuk kerjasama energinya, yang ditekankan adalah bagaimana kerjasama

energi ini menjadi kerjasama yang mampu memproduksi energi lintas batas

negara sehingga mampu mencakup seluruh kebutuhan pasar.

Beberapa literatur menyebutkan tentang kerjasama energi Weimar

Triangle ini sebagai sebuah kerjasama energi untuk ekonomi. Hubungannya

dalam hal energi adalah energi menjadi suatu media untuk dijadikan komoditas

ekonomi yang diperhitungkan. Meskipun begitu kerjasama ini tetap dalam payung

tujuan yang sama yaitu untuk keberlanjutan dan kelestarian lingkungan. Dalam

skripsi ini penulis mencoba menganalisis kepentingan Jerman dalam kerjasama

energi yang ada. Pada skripsi ini akan membahas lebih lanjut terkait kepentingan

Jerman yang secara khusus tidak dibahas dalam penelitian sebelumnya. Skripsi ini

juga akan memberikan titik berat pada peran Jerman yang lebih dalam kerjasama

ini.

Page 22: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

9

E. Kerangka Teori

E.1. Green Theory

Pada penelitian ini penulis menggunakan Green Theory untuk menganalisa

terkait kepentingan lingkungan. Dimana terdapat Green Politic juga di dalamnya

yang memiliki sejarah panjang perdebatan. Perdebatan tersebut ada pada

bagaimana teori ini memandang suatu struktur permasalahan. Terdapat politik

hijau dan environmentalisme, bagi kaum environmentalisme suatu struktur

masyarakat baik struktur sosial, politik, ekonomi adalah suatu keadaan yang bisa

diterima, mereka memandang bahwa permasalahan lingkungan harus diselesaikan

dalam struktur tersebut. Bagi politik hijau struktur tersebut merupakan sumber

utama permasalahan lingkungan.14

Terlepas dari perdebatan tersebut penulis ingin menekankan pada beberapa

perspektif dasar mengenai politik hijau yang penting untuk kelanjutan penelitian

ini. Pertama, ekosentrisme yaitu pandangan bahwa suatu kasus dipandang sebagai

suatu bentuk kepentingan manusia dan kepentingan lingkungan.15 Artinya dalam

hal ini lingkungan menjadi hal yang cukup dipertimbangkan. Perspektif ini juga

menghendaki adanya desentralisasi kekuasaan oleh negara tetapi juga

mensentralisasi kekuasaan ke tingkat regional. Ini yang menjadi menarik di

14 Scot Burchill dan Andrew Linklater, “Theories of International Relations”, (Bandung: Nusa

Media 2009),337. 15 Burchill dan Linklater, “Theories of International Relations”, 339.

Page 23: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

10

perspektif ini, dimana terdapat sentralisasi dan desentralisasi kekuasaan untuk

penanganan lingkungan.16

Hal tersebut berkaitan dengan salah satu semboyan politik hijau yaitu

think globally, act locally.17 Berangkat dari semboyan tersebut maka dapat

menemukan sebuah pisau analisa yang mengarah pada pola perilaku aktor dan ide

gagasan aktor yang terlibat dalam kasus ini.

Terdapat dua konsep dasar pada Green Theory yaitu, Thinking Green atau

environmentalism dan Green Thought. Menurut Thingking green seperti yang

disebutkan sebelumnya dunia menghadapi permasalahan lingkungan hidup yang

serius. Pemanasan global dan eksploitasi lingkungan menjadi perhatian serius bagi

penganut Thinking Green

Thinking green menghendaki bahwa masalah lingkungan yang ada dapat

dimasukan atau dipadukan dengan teori lainnya.18 Berbeda dengan Green Thought

yang cenderung lebih berfokus pada penyelesaian masalah lingkungan dan

memberikan gambaran mengenai penyelesaian yang ada.19 Green Thought dapat

dipadukan dengan Thinking Green di beberapa kasus, dikarenakan fokus Green

Thought pada pemecahan masalah lingkungan membuat Green Thought harus

memiliki kerangka pemikiran yang lebih luas agar mendapatkan solusi yang lebih

komprehensif.

16 Robyn Eckersley dalam karya Tim Dunne, Milja Kurki & Steve Smith (eds.), International

Relations Theories :Green Theory, (Oxford: Oxford University Press), 247. 17 Eckersley, “International Relations Theories :Green Theory”,345. 18 Eckersley, “International Relations Theories :Green Theory”,247. 19Eckersley, International Relations Theories: Green Theory, 249.

Page 24: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

11

Krisis yang ada saat ini erat kaitannya dengan hubungan manusia dan

lingkungan.20 Hal tersebut menjadi dasar awal bagi Green Thought untuk

menjelaskan fenomena selanjutnya. Perubahan secara mendasar yaitu pada sistem

adalah hal yang dikehendaki oleh Green Thought.21 Sistem tersebut mencakup

hubungan secara horizontal maupun vertikal. Artinya secara horizontal Green

Thought menghendaki manusia secara sosial kemasyarakatan mengubah sistem

sosial yang merusak lingkungan menjadi lebih baik kepada lingkungan.

Sedangkan secara vertikal yaitu sistem ketatanegaraan dan para elite harus

menjadikan lingkungan sebagai poros utama kebijakan yang akan dirancang.

Untuk menganalisa kasus ini terdapat asumsi dasar yang penting untuk

diterapkan:

1. Penolakan/penambahan ulang terhadap pandangan-pandangan

antroposentris. Yaitu penolakan tentang cara pandang lingkungan dari

sudut pandang manusia. Artinya kebijakan yang diambil harus diambil

dari kebutuhan lingkungan dan mengesampingkan sekaligus

menyelaraskan kebutuhan manusia kepada lingkungan.

2. Suatu penolakan terhadap strategi-strategi pembangunan yang terlalu

mendorong pertumbuhan ekonomi hingga jauh di atas kualitas kehidupan;

3. Keyakinan bahwa campur tangan manusia dalam hukum alam saat ini

sedang mengancam keberlangsungan hidup umat manusia dan spesies

lainnya.

20Eckersley, International Relations Theories: Green Theory, 256. 21Eckersley, International Relations Theories: Green Theory, 265.

Page 25: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

12

4. Sebuah desakan atas perlunya perubahan mendasar dalam struktur sosial,

ekonomi dan teknologi dalam sistem ideologi nilai.

5. Suatu pemisahan antara kebutuhan-kebutuhan vital dan non-vital.

6. Suatu etika yang berdasarkan teori tentang nilai yang peduli pada

lingkungan yang menempatkan nilai intrinsik dalam kehidupan non

manusia.

7. Sebuah komitmen aktif terhadap penerapan perubahan yang diperlukan

untuk mencapai masa depan yang hijau yang mencakup promosi gaya-

gaya alternatif, nilai-nilai dan suatu desentralisasi kekuasaan.22

Sesdangkan Green politics menurut Tim Harward pemikiran politik hijau

(green political theory) berdasarkan pada sebuah kenyataan bahwa manusia

merupakan bagian dari alam, sehingga secara politik terdapat suatu implikasi yang

saling berkaitan. Pandangannya terhadap manusia dengan lingkungan terletak

pada bentuk natural beings atau lebih dikenal dengan political animal, bukan

hanya sebagai makhluk sosial.23

Selain itu perlu untuk membedakan antara green politics dan

environmentalism. Mattew Person, beranggapan bahwa environmentalism

mencoba memperbaiki masalah lingkungan dengan struktur yang sudah ada.

Gerakan ini menerima kerangka kerja yang telah ada sebelumnya dalam realitas

22Andrew Linklater dalam Karya Scott Burchill, Teori-teori Hubungan Internasional; Theories of

International Relation, (Bandung: Nusamedia, 1996), 365.ge 23 Apriwan, “Teori Hijau: Alternatif dalam Perkembangan Hubungan Internasional” Multiversa

Journal of International Studies Vol.2. No.1, Februari 2011 [Journal online]; tersedia di

http://repository.unand.ac.id/17653/1/Vol.02_No.01_2011_(Apriwan).pdf ; internet; diunduh pada

23 Oktober 2015 : 41

Page 26: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

13

politik, sosial, ekonomi serta struktur normatif yang sudah ada. Berbeda dengan

green politics yang menganggap bahwa struktur-struktur yang sudah ada tersebut

justru menjadi dasar dari kerusakan lingkungan. Sebab itu, politik hijau

berpendapat bahwa struktur ekonomi, sosial dan politik memerlukan perubahan

agar kerusakan lingkungan dapat teratasi.24

John Barry menjelaskan beberapa prinsip penting green politics yaitu25:

1. Sebuah teori distribusi (intergenerational) keadilan,

2. Sebuah komitmen terhadap proses demokratisasi, dan

3. Usaha untuk mencapai keberlangsungan ekologi.

Dari pemaparan definisi di atas, green politics atau politik hijau sejalan

dengan apa yang telah dibahas sebelumnya mengenai green thought yang

menuntut adanya perubahan secara fundamental dari sistem sosial, politik, dan

ekonomi.

Kerangka teori ini relevan dengan penelitian karena disini akan dianalisa

bagaimana Jerman sebagai salah satu aktor penting dalam kerjasama ini

mengupayakan keberhasilan kerjasama ini dalam perspektif politik hijau,

mengingat kerjasama energi ini adalah kerjasama yang bertujuan untuk

keberlanjutan lingkungan.

E.2. Konsep Kepentingan Nasional

Dalam perspektif ini juga menggunakan keunggulan komparatif yang

mana juga dihitung secara rasional. Artinya aktor negara akan menghitung cost

24 Mattew Person, Green Political dalam Scott Burchil & Andrew Linklater (ed), International

Relation Theory, (New York: St. Martin’s Press.Inc, 1996), 252. 25 Apriawan, “Teori Hijau”, 45.

Page 27: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

14

and benefit atas kebijakan yang akan diambil.26 Dalam kerjasama ini kepentingan

nasional menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan. Kerangka pemikiran ini relevan

untuk menganalisa bagaimana kepentingan Jerman terhadap kerjasama energi ini

sendiri.

Untuk memahami bagaimana hakikat kepentingan nasional, ada tiga poin

penting yang dijelaskan oleh Martin Griffiths dan Tery O’Callaghan tentang

konsep kepentingan nasional:27

1. Kepentingan Nasional memiliki tempat paling tinggi dan menjadi

agenda utama bagi negara untuk sebuah implementasi kebijakan.

2. Kondisi sistem internasional yang anarkis menjadikan kepentingan

nasional sebagai salah satu bagian acuan dasar untuk memahami

sistem anarkis yang sedang berjalan.

3. Prinsip yang melekat pada negara, seperti ideologi menjadi salah satu

bagian penting dalam konsep kepentingan nasional sebagai

karakteristik kepentingan suatu negara.

Sedangkan untuk menjelaskan bagian dari keseluruhan kepentingan

nasional, Donald E. Nuechterlin membagi kedalam empat bagian sebagai

berikut28:

26 Apriawan, “Teori Hijau”, 45. 27 Martin Griffiths dan Terry O'Callaghan. International Relations : The Key Concepts. London and New York: Routledge Press. 2008

28 Donald E. Nuechterlein. National Interest and Presidential Leadership: The Setting of

Priorities. Colorado: Westview Press. 1978

Page 28: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

15

1. Kepentingan ekonomi, bagian yang cukup vital dari sebuah

kepentingan terutama dalam sebuah kerjasama adalah ekonomi.

Sebuah kepentingan nasional selalu memiliki unsur ekonomi yang

cukup kental, hal tersebut menjadikan eknomi menjadi salah satu

bagian penting untuk menjadi suatu motivasi negara dalam

membangun kepentingannya. Kepentingan ini memberikan

pendekatan yang lebih spesifik kepada hubungan antar negara tentang

investasi energi.

2. Kepentingan pertahanan, untuk keberlanjutan ekonomi yang stabil

dibutuhkan suatu pertahanan yang baik. Pengaruh-pengaruh aktor

internasional seperti negara menjadi bagian yang sangat

mempengaruhi pertahanan suatu negara, tidak jarang kepentingan ini

saling bergesekan satu sama lain sehingga membuat kepentingan

pertahanan menjadi krusial bagi suatu negara.

3. Kepentingan tata internasional, merupakan suatu kepentingan yang

menjadi tanggungjawab bersama antar negara untuk tetap menjaga

kepentingan bersama dalam suatu sistem yang telah dibangun dan

disepakati. Kepentingan internasional ini menjadi arah kepentingan

secara keseluruhan antar negara untuk menjalin sebuah kerjasama.

4. Kepentingan ideologi, karakter dan ideologi suatu negara

mempengaruhi kepentingan nasional terhadap negara lain.

Kepentingan ideologi menjadi suatu bagian yang menjadikan arah

suatu negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya baik

Page 29: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

16

kepentingan nasional dalam ekonomi maupun politik. Ideologi dalam

kasus ini berkaitan dengan bagaimana ide mengenai energi terbarukan

menjadi tujuan utama sebuah negara.

Untuk kepentingan pertahanan dalam skripsi ini tidak berpengaruh secara

signifikan, mengingat kerjasama yang terjalin merupakan kerjasama energi yang

berprinsip pada manajerial energi yang efisien dan berkelanjutan.

E.3. Konsep Keamanan Energi

Salah satu bagian terpenting dari penelitian ini adalah energi yang mana

dalam kerjasama Weimar Triangle menjadi perhatian kerjasama untuk ketiga

negara. Untuk menganalisa aspek energi, skripsi ini memakai konsep keamanan

energi. Konsep keamanan energi menurut Carlos Pascual sebagai acuan utama,

lalu diikuti dengan pengertian-pengertian dari ahli lain untuk memperkuat

kerangka konsep keamanan energi. Dalam buku Energi Security:Economics,

Politics, Strategies, and Implications, Carlos Pascual dan Jonathan Elkind sebagai

editor membagi tiga bagian untuk memahami konsep keamanan energi yaitu

Geopolitics, Understanding Energi Interdependence, dan Climate Change.

Geopolitik dalam keamanan energi terjadi akibat adanya kebutuhan setiap negara

akan energi yang harus dipenuhi dan dijaga. Dengan adanya kepentingan dari

setiap negara akan energi, maka strategi politik, diplomasi, teknologi dan

pengelolaan harus dipastikan dengan bijak.29

29 Carlos Pascual dan Evie Zambetakis. “The Geopolitics of Energi: From Security to Survival.”

dalam Carlos Pascual dan Jonathan Elkind., ed. Energi Security:Economics, Politics, Strategies,

and Implications (Washington: Brookings Institution Press, 2010), 31-33.

Page 30: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

17

Jonathan Elkind mengungkapkan beberapa aspek dari keamanan energi,

yaitu: ketersediaan, keandalan, keterjangkauan, dan keberlanjutan lingkungan.

Hal-hal yang menjadi perhatian dalam ketersediaan adalah sokongan dana dari

negara produsen, kemampuan produsen, negara transit, dan konsumen untuk

menyepakati persyaratan perdagangan, solusi teknologi untuk produksi,

transportasi, konversi, penyimpanan, distribusi dan investasi, struktur hukum dan

peraturan yang layak dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan

persyaratan peraturan lainnya. Keandalan meliputi kekuatan sumber daya, nilai

diversifikasi energi, kapasitas cadangan energi yang memadai, perlindungan

jangka panjang dan pendek dari serangan teroris, cuaca ekstrim, dan gangguan

politik, adanya informasi yang memadai tentang fungsi dari pasar energi global.

Keterjangkauan meliputi rendahnya tingkat volatilitas, transparansi harga, dan

ekspektasi yang realistis untuk target jangka panjang. Keberlanjutan lingkungan

meliputi rendahnya emisi karbon, polusi, dan efek rumah kaca, meminimalisir

kerusakan lingkungan di tingkat lokal, regional dan global, perlindungan sistem

energi dari dampak perubahan iklim.30

Menurut Noel dan Findlater yang dikutip oleh Christian Winzer,31

keamanan energi berarti resiko gangguan pasokan energi berada pada tingkat yang

rendah. Menurut International Energi Agency yang dikutip dalam jurnal yang

sama oleh Christian Winzer, keamanan energi didefinisikan dalam ketersediaan

fisik cadangan energi untuk memenuhi permintaan pada harga yang diberikan.

30 Jonathan Elkind. “Energi Security: Call for a Broader Agenda.” dalam Carlos Pascual

dan Jonathan Elkind., ed. Energi Security:Economics, Politics, Strategies, and Implications. 31 Christian Winzer, Conceptualizing Energi Security (Cambridge: University of

Cambridge, 2011), 4-6.

Page 31: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

18

Sedangkan menurut Department of Energi & Climate Change Inggris, Keamanan

energi mengacu kepada kemampuan sistem pasokan energi suatu negara untuk

memenuhi permintaan kontrak energi dalam hal gangguan pasokan energi.

Menurut Creti & Fabra dalam Supply Security and Short-run Capacity Markets

for Electricity yang dikutip oleh Christian Winzer, keamanan pasokan energi

dalam jangka pendek berarti kesiapan kapasitas untuk memenuhi beban

kebutuhan energi yang ada, dengan kata lain, kecukupan pasokan.

F. Metode Penelitian

F.1. Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini lingkup yang diteliti meliputi bentuk kerjasama, proses

kerjasama dan kepentingan Jerman kepada kedua negara. Lingkup penelitian yang

coba dikembangkan penulis adalah pada kepentingan Jerman baik kepentingan

untuk dalam negeri maupun untuk kepentingan Jerman di luar negeri. Untuk

batasan penelitian, skripsi ini membatasi hanya pada kerjasama yang terjalin oleh

Jerman, Perancis, dan Polandia yang mana kepentingan Jerman menjadi acuan

utassssma dalam skripsi ini.

F.2. Metode dan Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif. Sumber data

yang digunakan adalah data sekunder, terdiri dari buku dan jurnal mengenai

kerjasama energi ini. Relevansi metode kualitatif dengan penelitian ini adalah

bagaimana arsip-arsip tentang perkembangan ekonomi dan industri Jerman akan

berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan pola penanganan

Page 32: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

19

lingkungan yang dilakukan Jerman. Dengan metode kualitatif dapat menunjukkan

apa saja yang dilakukan Jerman terkait kerjasama ini. Hal-hal yang dilakukan

Jerman dalam kerjasama ini nantinya dijadikan bahan analisa penulis untuk

menganalisa sejauh mana upaya-upaya Jerman dalam mensukseskan kerjasama

ini.

G. Sistimatika Penulisan

BAB I : Pendahuluan, akan membahas bagaimana latar belakang permasalahan

yang ada dalam kerjasama ini.

BAB II : Perkembangan energi terbarukan Jerman Perancis dan Polandia. Berisi

konsep menejerial dan arah kebijakan terkait energi masing-masing negara.

BAB III : Konsep dan Fungsi Kerjasama Energi Weimar Triangle. Akan

menjelaskan bagaimana konsep kerjasama dari ketiga negara anggota Weimar

Triangle dan konsep Weimar Triangle itu sendiri. Setelah itu akan mengetahui

posisi Jerrman dalam kerjasama ini.

BAB IV : Analisis Kepentingan Jerman Terhadap Kerjasama Energi Weimar

Triangle. Berisi analisis kepentingan Jerman yang berpengaruh terhadap

kerjasama energi ini.

BAB V : Penutup. Berisi Kesimpulan

Page 33: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

20

BAB II

PERKEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN JERMAN

PERANCIS DAN POLANDIA

A. Perkembangan Pengelolaan Energi Jerman

A.1. Kebijakan Jerman Terkait Energi Terbarukan

Pada dasarnya, biaya energi terbarukan akan terus menurun, sedangkan

biaya energi konvensional baik bahan bakar fosil dan nuklir akan terus

berfluktuasi secara signifikan. Biaya di Jerman terutama dari bahan bakar fosil,

mencapai tingkat rekor pada 2013.32

Menanggapi hal tersebut Jerman memiliki kebijkan transisi ke energi

terbarukan yang dinamakan "Energiewende”. Energiewnede diputuskan pada

tahun 2010. Berdasarkan keputusan sebelumnya pada tahun 2010, di tahun 2011

Energiewende memiliki tiga pilar yaitu fase-out nuklir, ekspansi yang cepat untuk

sumber energi terbarukan, dan pembangunan dalam efisiensi energi.33

Energiewende adalah fokus utama kebijakan terkait energi di Jerman.

Sebagai dampak arah kebijakan tersebut, keamanan energi hampir semata-mata

terkait dengan perkembangan domestik dan sektor listrik.34 Mengingat pernah

terjadi shutdown tiba-tiba dari delapan pembangkit listrik tenaga nuklir dan

32 Craig Morris dan Martin Pehnt , “Energi Transition: The German Energiewende”, ( Berlin:

Heinrich Boll Stiftung 2012), 5. 33 Jaroslaw Cwiek-Karpowicz, Aleksandra Gawlikowska-Fyk dan Kristen Westphal dalam

“German and Polish Energi Policyies: Is Cooperation Possible?”, Polski Instytut Spraw

Miedzynarodowych (PISM), Januari 2013 [Jurnal On-line]; Di unduh pada 15 Agustus 2016,2. 34 Tim Stuchtey, “ German Energi Security, Raw Material Supply and Shifting Geopolitical

Impact”, (Berlin : Brandenburg Institute for Society and Security 2015), 6

Page 34: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

21

ekspansi yang cepat menuju energi listrik terbarukan hingga sebesar 25% menjadi

tujuan utama kebijakan ini. Sumber energi primer Jerman masih didominasi oleh

fosil bahan bakar minyak adalah 34%, batubara 24%, dan alami gas adalah 20%

(tahun 2011).35

Menurut lembaga riset ekonomi Jerman, Institut Jerman untuk Riset

Ekonomi (DIW), diperkirakan pada tahun 2012 biaya Energiewende akan

mencapai € 200 miliar euro, dan berlangsung selama sepuluh tahun, namun dari

kebijakai ini akan berimplikasi kepada penghematan sekitar € 10 per bulan per

rumah tangga.36 Pada 2015, Fraunhofer Institute IWES (Institute for Wind Energi

and Energi System Technology) juga menghitung biaya bersih dari Energiewende

hingga 2050 dan menemukan bahwa biaya akan jauh lebih berkurang dari

perkiraan biaya energi konservatif.37

Untuk perkembangan energi terbarukan sendiri, fokus utama yang paling

mendasar adalah pembangkit listrik. Hal ini menjadi penting karena listrik

merupakan elemen utama dalam menjalankan industri maupun rumah tangga.38

Dalam skripsi ini penulis hanya mengambil sektor industri dan rumah tangga,

dikarenakan konsumsi terberbesar listrik ada pada kedua sektor tersebut, dimana

35 Jaroslaw Cwiek-Karpowicz, Aleksandra Gawlikowska-Fyk dan Kristen Westphal dalam

“German and Polish Energi Policyies: Is Cooperation Possible?”, Polski Instytut Spraw

Miedzynarodowych (PISM), Januari 2013 [Jurnal On-line]; Di unduh pada 15 Agustus 2016,2. 36 Craig Morris dan Martin Pehnt , “Energi Transition: The German Energiewende”, ( Berlin:

Heinrich Boll Stiftung 2012), 5. 37 Ibid., Craig Morris dan Pehnt , “Energi Transition”,5 38 Arthouroz Zervos dan Christine Lins, Renewable Energi in Europe: Market, trends and

technologies,(London: Earthscan, 2010), hlm. 3

Page 35: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

22

rumah tangga sebesar 24,8% dan industri sebesar 25,9%.39 Artinya sebesar kurang

lebih 50% konsumsi listrik berasal dari sektor tersebut. Selain itu pentingnya

sektor rumah tangga adalah trend yang terjadi di masyarakat Jerman yang

menunjukkan bahwa 92% mayarakat Jerman setuju untuk mendukung program

pemerintah untuk transisi ke energi yang terbarukan.40

Data menyebutkan bahwa pembangkit listrik dengan energi yang

terbarukan Jerman mencapai 29% pada tahun 2015.41 Dengan rincian sumber

daya pembangkit listrik 12% dari angin 7,9% dari biomasa 5,9 dari matahari 3,3%

dari air.42 Pada skripsi ini penulis berfokus pada pembangkit listrik tenaga angin

sebagai acuan perkembangan negara Jerman karena pembangkit listrik tenaga

angin menyumbang suplai energi listrik terbesar.

Menurut data Asosiasi Energi Angin Eropa atau European Wind Energi

Association (EWEA) pada tahun 2015 menunjukkan bahwa Jerman merupakan

negara dengan kapasitas listrik terbesar sebesar 45 Giga Watt (GW), pada tahun

yang sama terdapat 47% instalasi baru pembangkit listrik tenaga angin yang

dibangun. 43

39http://ec.europa.eu/eurostat/statisticsexplained/index.php/File:Final_energi_consumption,_EU-

28,_2014_(%25_of_total,_based_on_tonnes_of_oil_equivalent)_YB16.png diakses pada 22

November 2016 40 https://1-stromvergleich.com/strom-report/renewable-energi-germany/#wind-power-generation-

germany diakses pada 22 November 2016 41http://www.agenergiebilanzen.de/index.php?article_id=29&fileName=20170207_brd_stromerze

ugung1990-2016.pdf diakses pada 22 November 2016 42 Ibid., 43 http://www.ewea.org/fileadmin/files/library/publications/statistics/EWEA-Annual-Statistics-

2015.pdf diakses pada 22 November 2016

Page 36: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

23

GRAFIK II.A.1 Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Eropa

Sumber: European Energi Wind Associations, 2015

Dengan dibangunnya instalasi pembangkit baru pada tahun 2015 membuat

suplai energi listrik di Eropa menjadi bertambah, dimana 44% berasal dari tenaga

angin.44 Angka tersebut jauh dibanding dengan tengaga surya sebesar 29%, air

sebesar 0,8% dan biomasa sebesar 0,8%.45

Hal tersebut seolah membantah sebuah rangkaian target iklim dan energi

yang diadopsi oleh UE untuk tahun 2020 (Yang disebut strategi 20-20-20) dinilai

44 Annual Statistic, European Wind Energi Associations,

http://www.ewea.org/fileadmin/files/library/publications/statistics/EWEA-Annual-Statistics-

2015.pdf 45 Ibid., Annual Statistic, European Wind Energi Associations,

Page 37: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

24

kritis pada beberapa kesempatan salah satu responden menyebutnya "omong

kosong". 46

GAMBAR II.A.1 Fase Keluar Nuklir Jerman

Sumber: European Energi Wind Associations, 2015

Pengurangan emisi CO2 harus menjadi tujuan utama Jerman. Sasaran

lainnya dijelaskan beberapa responden memiliki kepentingan sekunder. Tindakan

tersebut ditujukan untuk mereka lakukan hanya sejauh kontribusi mereka dengan

tujuan utama pengurangan emisi. Beberapa pakar berpendapat bahwa emisi CO2

harus menjadi satu-satunya target kuantitatif, pengikatan target membuat pasar

terlalu ditentukan, sehingga tidak efektif untuk meningkatkan probabilitas

terbaik.47

46 Agnieszka Łada dkk, The Energi Union:

Views From France, Germany, Poland and The United Kingdom, Instytut Spraw Publicznych,

Warszawa 2015 47 Annual Statistic, European Wind Energi Associations,

http://www.ewea.org/fileadmin/files/library/publications/statistics/EWEA-Annual-Statistics-

2015.pdf

Page 38: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

25

A.2. Permasalahan Penanganan Energi Jerman

Permasalahan penanganan energi Jerman ada pada bagaimana proses

transisinya menuju energi terbarukan dapat terlaksana dengan baik. Permasalahan

yang dihadapi Jerman cenderung permasalahan eksternal yang mana hal tersebut

berkaitan dengan kerjasama energi ini. Jerman sudah mengalami fase tidak

menggunakan nuklir.48 Artinya ada gagasan yang diusung Jerman dan ini menjadi

permasalahan Jerman dalam hal penanganan energi.49

B. Perkembangan Pengelolaan Energi Perancis

B.1. Kebijakan Prancis Terkait Energi Terbarukan

Sementara Jerman memilih phase-out nuklir, Perancis memutuskan untuk

mempertahankan nuklir sebagai bagian dari sistem suplai energi.50 Pada bulan

Oktober 2014, Majelis Nasional akan melihat Transisi Energi sendiri menuju

aturan untuk mengurangi pangsa nuklirnya untuk 50% pada tahun 2025 sekaligus

meningkatkan pangsa energi terbarukan menjadi 32% pada tahun 2030 (energi

terbarukan terdiri 11,5 %).51

48 Marion Bitoune, “The German and French Energi Transitions: Have Two Changed European

Energi Policy?” Henrich Boll Stiftung (Washington D.C., Maret 2015) hlm. 6 49 J. Ćwiek-Karpowicz, “Poland’s Energi Security: between German Nuclear Phase-out and Energi

Dependency from Russia”, International Issues & Slovak Foreign Policy Affairs, vol. 21, 2012.

Hal. 1-2 50 Marion Bitoune, “The German and French Energi Transitions: Have Two Changed European

Energi Policy?” Henrich Boll Stiftung (Washington D.C., Maret 2015) hlm. 7 51 Annual Statistic dalam

http://www.ewea.org/fileadmin/files/library/publications/statistics/EWEA-Annual-Statistics-

2015.pdf

Page 39: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

26

Langkah ini menegaskan langkah partai sosial ekologi Perancis dalam

pemilihan presiden Hollande selama kampanye presiden untuk memulai transisi

energi Perancis.52 Undang-undang juga menetapkan target untuk mengurangi

emisi CO2 sebesar 40% antara 1990 dan 2030 dan untuk mengurangi konsumsi

bahan bakar fosil sebesar 30% pada tahun 2030.53 Akhirnya, bertujuan untuk

memangkas permintaan energi Prancis di tahun 2050.54 Dengan standar hidup

yang sama, rumah tangga Perancis menggunakan hampir 25% lebih banyak listrik

daripada rumah tangga Jerman. Tentu saja, transisi energi Perancis lebih baru

daripada Jerman, tapi itu tidak muncul begitu saja. Pemerintah Prancis

meluncurkan debat nasional tentang kebijakan energi pada tahun 2012, dalam

upaya untuk merevisi sistem energi negara saat ini.

B.2. Permasalahan Penanganan Energi Perancis

Beberapa isu yang dibahas untuk merombak sistem energi terpusat

Perancis, termasuk struktur pemerintahan masa depan sistem tersebut, peran aspek

terbarukan dan biaya. Proses perdebatan nasional dipimpin oleh kelompok serikat

buruh, pengusaha, LSM, asosiasi konsumen, walikota, anggota parlemen dan

menteri pemerintah. masyarakat Prancis membahas masalah nuklir untuk pertama

kalinya, tenaga nuklir telah menjadi masalah namun tanpa debat publik atau

parlemen pada saat itu.

52 STATUTS ET RÈGLEMENT INTÉRIEUR DU PS statement dalam

http://www.parti-socialiste.fr/wp-content/uploads/2016/01/Statuts-et-reglement-2015-PS.pdf 53 http://www.euractiv.com/section/sustainable-dev/news/nuclear-remains-linchpin-of-french-

energi-transition/ 54 Energiewende Team, French energi transition law: return to sender? Artikel online dalam

https://energitransition.org/2015/03/french-energi-transition-law-delayed/

Page 40: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

27

Pada akhir perdebatan nasional tentang transisi energi Prancis, pemangku

kepentingan sepakat pada tiga elemen untuk masa depan sistem energi Perancis:

pengurangan gas rumah kaca, energi terbarukan dan efisiensi energi yang lebih

besar.55

Beberapa faktor telah mendorong Perancis untuk berdebat transisi energi

sendiri, termasuk beberapa krisis dalam hal degradasi ekonomi, sosial dan

lingkungan di level nasional; melemahnya diplomasi Perancis dalam politik

internasional, dan biaya dari energi nuklir.

Ekonomi terbesar kedua di Eropa masih akan melalui krisis ekonomi yang

parah dengan sektor industri yang telah mengalami penurunan 50% dalam tingkat

pertumbuhan dalam dekade terakhir. Krisis ekonomi juga telah memicu krisis

sosial: tingkat pengangguran naik menjadi 10,4% pada kuartal ketiga 2014 dan

sesuai dengan tingkat tertinggi sejak 1998,9 Selain krisis ekonomi dan sosial,

polusi udara di Paris telah mencapai tingkat yang mengancam kesehatan selama

beberapa tahun terakhir, berukuran hingga 80% lebih tinggi daripada di London

dan Berlin pada 2014,10 dalam politik internasional, Perancis juga telah berjuang

untuk tetap relevan seperti yang ditunjukkan oleh Carnegie Europe.56

Akibatnya, peran Prancis di Eropa juga melemah, akhirnya datang

argumen ke dalam persamaan biaya energi nuklir. ekonomi yang tenaga nuklir

telah berubah dan perkiraan terbaru menunjukkan bahwa itu akan biaya Perancis

55 Energiewende Team, French energi transition law: return to sender? Artikel online dalam

https://energitransition.org/2015/03/french-energi-transition-law-delayed/ 56 What Next For Frenc And EU Energi Policy? Artikel online dalam

http://carnegieeurope.eu/publications/?fa=47705

Page 41: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

28

sekitar 10 miliar euro untuk meng-upgrade ke standar keamanan baru setelah

Fukushima. biaya pemeliharaan diharapkan untuk meledak karena banyak dari

usia tanaman nuklir Perancis.

Transisi energi Perancis dengan demikian juga merupakan cara bagi

Perancis untuk mengurangi tagihan energi yang seebesar 70 miliar Euro.

Singkatnya, dapat disimpulkan bahwa Perancis memulai debat transisi energi

nasional karena dibutuhkan motor baru pertumbuhan nasional, listrik lebih murah,

dan pengakuan internasional yang lebih besar. Meskipun teks hukum transisi

energi diadopsi oleh Majelis Nasional (majelis rendah) Oktober lalu, pada bulan

Februari, ruang atas (Senat), sebagian besar konservatif, meneliti teks dari

kebijakan energi dan membuat perubahan yang signifikan untuk itu.57

Di sini, masalah nuklir telah menjadi titik utama diskusi. Meskipun senator

setuju mengurangi pangsa tenaga nuklir sebesar 50%, pada tahun 2025 sasaran

tanggal penyelesaian kini benar-benar menghilang dari teks hukum. senat telah

demikian melemah transisi energi Perancis dengan tidak menetapkan jadwal rinci

untuk pengurangan energi nuklir.58

57 http://www.lemonde.fr/planete/article/2015/02/19/transition-energetique-comment-le-senat-a-

change-la-loi_4580129_3244.html dalam Marion Bitoune, “The German and French Energi

Transitions: Have Two Changed European Energi Policy?” Henrich Boll Stiftung (Washington

D.C., Maret 2015) 58,http://www.lemonde.fr/planete/article/2015/02/19/transition-energetique-comment-le-senat-a-

change-la-loi_4580129_3244.html dalam Marion Bitoune, “The German and French Energi

Transitions: Have Two Changed European Energi Policy?” Henrich Boll Stiftung (Washington

D.C., Maret 2015)

Page 42: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

29

Pada dasarnya bagi Perancis sendiri energi terbarukan dari angin

merupakan inovasi baru yang mana hal tersebut menjadi cara terbaru Perancis

untuk menuju konsep energi terbarukan.

C. Perkembangan Pengelolaan Energi Polandia

C.1. Kebijakan Polandia Terkait Energi Terbarukan

Polandia adalah salah satu produsen batubara terbesar di Uni Eropa, dan

hampir 90% dari listrik yang dihasilkan di negara berasal dari batubara.59 Karena

peran signifikan bahan bakar fosil dari sumber internal di energi campuran,

Polandia adalah salah satu Negara beberapa anggota Uni Eropa memiliki tingkat

ketergantungan energi yang rendah di Eropa.

Polandia dalam hal ini adalah sekitar 31%, jauh di bawah rata-rata Uni

Eropa (53%). Posisi dominan batubara dan lignit dalam energi Polandia sampai

batas tertentu bertentangan dengan strategi ambisius Uni Eropa untuk memerangi

perubahan iklim. Untuk Polandia, tantangan utama adalah sudah diajukan dengan

mengikat target untuk mengurangi emisi karbon dioksida dan meningkatkan porsi

energi terbarukan ada tahun 2020.

Sejauh ini, Polandia telah memenuhi semua batas yang ditetapkan oleh

Protokol Kyoto, tetapi terutama sebagai hasil dari transformasi ekonomi setelah

1989 dan penurunan peran industri berat. Namun, ada adalah klaim bahwa masa

59 German and Polish Energi Policyies: Is Cooperation Possible?”, Polski Instytut Spraw

Miedzynarodowych (PISM), Januari 2013 [Jurnal On-line]; Di unduh pada 15 Agustus 2016,2.

Page 43: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

30

depan kebijakan iklim Uni Eropa, berfokus pada penurunan lebih lanjut dari emisi

CO2, akan terlalu besar membebani perekonomian Polandia.

Namun demikian, Polandia sudah di jalur untuk memenuhi target yang

mengikat. Pada tahun 2009, pemerintah mengadopsi strategi energi baru yang

membayangkan perubahan nyata selama dua dekade berikutnya. Pangsa energi

terbarukan sumber, minyak mentah, gas alam dan energi nuklir akan meningkat

dalam bauran energi Polandia, sedangkan signifikansi batubara keras dan lignit

akan decrease.60

Dalam hal ini, salah satu mungkin menganggap rencana Polandia sebagai

transisi, sebanding dalam hal perubahan dalam listrik untuk Jerman

Energiewende. Tetapi sektor listrik menghadapi banyak tantangan lainnya, di

antaranya kebutuhan investasi baru adalah yang paling mendesak.

Tidak seperti batubara, hidrokarbon lainnya diimpor. Mayoritas gas alam

dan minyak mentah dikonsumsi di Polandia berasal dari luar negeri. pasokan

minyak dan gas Rusia mencakup 90% dan 65% dari permintaan domestik,

masing-masing.61 Peran transit polandia untuk waktu yang lama dapat menerima

pasokan energi dari Rusia pada harga yang wajar sebagai dua dari rute utama

energi dari Rusia ke Jerman melalui wilayah Polandia.

60 Ministry of Economy of the Republic of Poland, Polityka energetyczna Polski do 2030 roku

[Poland’s Energi Policy to 2030], Warsaw, 2009, Annex 2. 61 German and Polish Energi Policyies: Is Cooperation Possible?”, Polski Instytut Spraw

Miedzynarodowych (PISM), Januari 2013 [Jurnal On-line]; Di unduh pada 15 Agustus 2016,2.

Page 44: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

31

Keadaan ini berubah antara 2011 dan 2012 ketika pipa gas Nord Stream

diluncurkan, sebagai serta Sistem Baltik Pipeline dan terminal minyak mentah

Ust-Luga di Rusia. Pentingnya Polandia Peran transit untuk ekspor energi Rusia

berkurang, sebagai sejumlah besar bahan bakar fosil Rusia bisa sekarang akan

dikirim langsung ke Jerman dan negara-negara lain di Eropa Barat. Situasi baru

memiliki mulai mengurangi posisi tawar perusahaan energi Polandia dengan

partner Rusia mereka.62

Permasalahan kebijakan energi di Polandia cenderung berada

permasalahan internal negara yang tidak siap untuk melakukan transisi sedangkan

negara tetangganya, Jerman sudah berada pada posisi untuk lepas dari

penggunaan energi nuklir.63

Kondisi Polandia yang tidak siap ini disebabkan oleh elit politik yang

masih berpikir bahwa pembangkit listrik yang murah biayanya adalah batu bara

dan nuklir. Hal tersebut ditunjukkan dengan tindakan elit politik yang melakukan

investasi dibidang energi nuklir dan batu bara. Para elit politik masih

mengharapkan mendapatkan banyak keuntungan dari energi batu bara dan nuklir.

Dimana pada aspek batu bara digunakan untuk ekspor bahan baku dan nuklir

digunakan untuk pembangkit listrik negara.

C.2. Permasalahan Penanganan Kebijakan Energi Polandia

62 J. Ćwiek-Karpowicz, “Poland’s Energi Security: between German Nuclear Phase-out and Energi

Dependency from Russia”, International Issues & Slovak Foreign Policy Affairs, vol. 21, 2012.

Hal. 1-2 63 Remigiusz Rosicki, The Energi Policy Up To 2050, artikel online

https://www.academia.edu/10317817/The_Energi_Policy_of_Poland_up_to_2050_a_Critical_Ana

lysis?auto=download _Analysis.pdf

Page 45: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

32

Ada dua tantangan jangka panjang utama untuk keamanan energi

Polandia. Pertama, tujuan Polandia adalah untuk diversifikasi pasokan energi

eksternal dan membatasi ketergantungan pada sumber-sumber Rusia.64 Polandia

juga harus mengatasi masalah penuaan aset dan kurangnya investasi yang

diperlukan dalam grid internal dan interconnectors, baik di sektor gas dan listrik.

Ini sangat diperlukan tidak hanya untuk meningkatkan keamanan negara pasokan

tetapi juga dalam menampung pembangkit listrik terbarukan dan integrasi dengan

tetangga-tetangganya. Dari sudut pandang kepentingan energi Polandia, sangat

penting untuk diversifikasi, liberalisasi dan mengintegrasikan dengan pasar energi

Uni Eropa.

Oleh karena itu, prioritasnya adalah penyelesaian tepat waktu dari terminal

LNG di Świnoujście pada pertengahan 2014, serta pembangunan lebih lanjut dari

gas dan listrik interconnectors, penyimpanan pembesaran kapasitas, dan

liberalisasi pasar gas domestik. Juga, membangun pasar energi yang kompetitif

untuk listrik dan gas adalah sangat penting karena akan bermanfaat bagi semua

konsumen dan akan mengurangi kemungkinan perusahaan dalam dan luar negeri

mendapatkan monopoli. prasyarat adalah untuk melaksanakan Uni Eropa Energi

Package.65

Ketiga Polandia juga memiliki kesempatan untuk meningkatkan keamanan

energi dan mengurangi ketergantungan pada pemasok eksternal oleh serius

64 Ministry of Economy of the Republic of Poland, Polityka energetyczna Polski do 2030 roku

[Poland’s Energi Policy to 2030], Warsaw, 2009, Annex 2. 65 A. Gawlikowska-Fyk, “Fragmented Energi Market in the EU,” PISM Bulletin, no. 118 (451), 11

December 2012, http://www.pism.pl/publications/bulletin/no-118-451.

Page 46: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

33

mengeksplorasi ladang gas alam konvensional. Dibandingkan dengan negara-

negara Uni Eropa lainnya, sumber Polandia tampaknya cukup menjanjikan.

Menurut Badan Informasi Energi AS, cadangan shale gas Polandia

diperkirakan 5,3 triliun meter kubik. Namun, sebuah survei terbaru yang

dilakukan oleh Polandia Geological Institute menunjukkan perhitungan yang lebih

rendah.66

Perlu disebutkan bahwa perdebatan publik tentang shale gas, sejauh ini,

mengungkapkan setiap divisi serius dalam masyarakat atau antara partai-partai

politik. Ini mungkin karena tingginya biaya ketergantungan energi pada Rusia dan

kemauan yang kuat antara Polandia untuk membangun pasar gas kompetitif yang

menghilangkan monopoli praktek. Pengembangan produksi gas shale di Polandia

tentu akan mengubah pasar gas.

66 Ministry of Economy of the Republic of Poland, Polityka energetyczna Polski do 2030 roku

[Poland’s Energi Policy to 2030], Warsaw, 2009, Annex 2.

Page 47: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

34

BAB III

KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE

A. Sejarah Kerjasama Weimar Triangle

Kerjasama Weimar Triangle pertama kali terbentuk pada tahun 1991 di

kota Weimar atas inisisatif ketiga menteri luar negeri Hans-Dietrich Genscher,

Roland Dumas dan Krzysztof Skubiszewski

Pada dasarnya kerjasama blok Weimar ini memiliki bentuk kerjasama

yang luas, yaitu meliputi aspek sosial interegional, ekonomi, politik, dan

kebudayaan.67 Posisi kerjasama ini di Uni Eropa berada pada kerjasama yang

independen, artinya ketiga negara tersebut berusaha memberikan bentuk

kerjasama yang lebih efektif. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya pertemuan

rutin antar perdana menteri ketiga negara.

Berakar dari kegagalan traktat Lisbon memberikan dampak yang cukup

signifikan yaitu berupa terbentuknya kembali bentuk kerjasama yang lebih kecil,

pada traktat Lisbon bentuk kerjasama yang dibangun adalah kerjasama dalam hal

penanganan lingkungan. Akan tetapi perdana menteri dari Jerman, Prancis, dan

Polandia menghendaki kerjasama blok Weimar sebuah kerjasama yang lebih

67 Ministry of Foreign Affairs Republic of Polandia dalam “Wiemar Triangle”, Ministry of

Foreign Affairs Republic of Polandia , [Artikel On-line]; Tersedia di

http://www.msz.gov.pl/en/foreign_policy/europe/wweimar_triangle1/weimar_triangle; Internet;

diakses pada 24 april 2015 pukul 21.33.

Page 48: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

35

dekat.68 Blok Weimar sendiri terdiri hanya tiga negara tersebut, artinya ketiga

negara mencoba membangun kerjasama tanpa adanya campur tangan Uni Eropa.69

Terdapat dua alasan mengapa kerjasama dibidang lingkunan ini perlu

dilakukan dalam kerangka kerjasama Weimar Triangle70:

1. Selama hampir 23 tahun, industri dan sektor swasta tidak memainkan peran

penting apapun dalam kerjasama antara Perancis, Jerman, dan Polandia.

2. Pada konfrensi di Krakow Joachim Bitterlich selaku perdana menteri dijadikan

sebagai break-up dari monopoli tradisional kebijakan Luar Negeri di kawasan

Weimar Triangle. 71

Menurut para menteri luar negeri saat itu, Hans-Dietrich Genscher, Roland

Dumas dan Krzysztof Skubiszewski skema kerjasama Weimar Triangle ini cukup

unik, ketiga Menteri Luar Negeri tersebut berfikir bahwa sejak reunifikasi Jerman

pada tanggal 3 Oktober 1990 perlu dibentuk suatu mekanisme informal yang

memungkinkan Perancis, Jerman dan Polandia untuk bekerjasama lebih jauh

untuk masa depan Eropa yang lebih baik mengingat ketiga negara merupakan

pilar Uni Eropa.72

68. Ibid., Ministry of Foreign Affairs Republic of Polandia, “Wiemar Triangle”. 69 Ibid., Ministry of Foreign Affairs Republic of Polandia, “Wiemar Triangle”. 70 Klaus-Heinrich Standke dalam “The Economic Weimar Triangle: Industrial Policy of The

Europan Union”, Conference of The Economic Weimar Triangle: Industrial Policy of the

European Union , Februari 2014 [Artikel On-line]; Tersedia di http://www.weimarer-

dreieck.eu/fileadmin/templates/multiflex3/PDF/aktuelles/20140206_-

_The_Weimar_Economic_Weimar_Triangle__Krakow_6_7_Feb_2014___KHS_address__Why_

Weimar___2_.pdf ; Internet; diunduh pada 25 Januari 2016. 71 Ibid., Standke, “The Economic Weimar Triangle: Industrial Policy of The Europan Union” 72 Ibid., Standke, “The Economic Weimar Triangle: Industrial Policy of The Europan Union”.

Page 49: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

36

Hans-Dietrich Genscher menawarkan bentuk kerjasama tersebut untuk

pertama kali kepada Menteri Luar Negeri di Jerman. Pada saat itu menurutnya

Weimar di Thüringen, merupakan tempat yang memiliki dua wajah sejarah

Jerman. Di satu sisi, menjadi tempat Goethe, Schiller dan pahlawan lain dari

Jerman klasik, dan di sisi lain merupakan lokasi kamp konsentrasi Buchenwald di

mana 250.000 orang dari semua negara Eropa dipenjara, beberapa 56.000 di

antaranya telah meninggal.73

Pada 29 Agustus 1991 Menteri Genscher, Dumas dan Skubizewski

meluncurkan sebuah "deklarasi umum tentang masa depan Eropa" milik mereka.

"Masa depan Eropa" adalah fokus perhatian, dan bukan hanya "masa depan

Perancis, Jerman dan Polandia" saja.

Konsep Segitiga Weimar pada 1991 juga terinspirasi oleh perjanjian

Persahabatan Perancis-Jerman tahun 1963, lebih dikenal sebagai Perjanjian

Elysee. Hal tersebut mengkombinasikan dua orientasi utama74:

1. Diplomatik politik, termasuk aspek keamanan pertahanan.

2. Bagian dari masyarakat sipil, yaitu penciptaan jaringan kerjasama antara tiga

negara.

Para menteri menyerukan proyek kerjasama konkrit di bidang Ekonomi,

Lingkungan, Infrastruktur, Komunikasi, Energi, Budaya, Kerjasama regional,

pertukaran Pemuda, dan lain-lain.75

73 Ibid., Standke, “The Economic Weimar Triangle: Industrial Policy of The Europan Union”. 74 Ibid., Standke, “The Economic Weimar Triangle: Industrial Policy of The Europan Union”.

Page 50: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

37

Singkatnya, konsep Weimar sangat ambisius dan idealis meliputi seluruh

isu kerjasama Eropa dengan fokus khusus pada Perancis, Jerman dan Polandia.

Dari dua poin tersebut dapat dijabarkan lebih lengkap sebagai berikut:

1. Menteri diplomatik

Terdapat 18 pertemuan Menteri Luar Negeri, 14 pertemuan para menteri

pertahanan, 8 KTT Weimar dihadiri oleh kepala presiden Perancis dan

Jerman oleh Kanselir Jerman. Berbeda dengan sejumlah pertemuan

trilateral pada tingkat menteri, itu adalah puncak Weimar ini, yang

memberi perhatian yang paling umum untuk kerjasama trilateral. Semua

Presiden Perancis dimulai dengan François Mitterand, Jacques Chirac,

Nicolas Sarkozy, semua Presiden Polandia termasuk Lech Walesa,

Aleksander Kwasiewski, Lech Kaczynki dan Bronislaw Komorowski serta

Jerman Kanselir Helmut Kohl, Gerhard Schröder dan Angela Merkel

memberi pengaruh politik melalui keterlibatan pribadi mereka untuk

Weimar Triangle. KTT Weimar terakhir terjadi atas undangan Presiden

Komorowski tepat tiga tahun yang lalu, pada 7 Februari 2012 di Warsawa.

2. Peran masyarakat sipil dengan segala aspeknya, sebuah target yang harus

dicapai bahwa harus ada proyek nyata yang dapat dilaporkan di sini. Hal

tersebut bertumpu pada keberhasilan bilateral Prancis-Jerman dalam

perjanjian Elysee yang bergantung tidak hanya pada pertemuan Kepala

Negara dan Menteri, tapi ke sejauh mana hubungan tersebut akan

75 Ibid., Standke, “The Economic Weimar Triangle: Industrial Policy of The Europan Union”.

Page 51: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

38

membangun masyarakat sipil pada umumnya dan industri pada

khususnya.76

B. Tujuan Kerjasama Weimar Triangle Terkait Energi Terbarukan

Pada tanggal 28 Mei 2014, Komisi Eropa mengadopsi ''Strategi Keamanan

Energi Eropa" (European Energi Strategy Security). Strategi Keamanan Energi

Eropa memberikan sebuah pendekatan yang komprehensif dan holistik untuk

meningkatkan keamanan energi Uni Eropa, atas dasar delapan pilar sebagai

berikut77:

1. Tindakan langsung yang bertujuan meningkatkan kapasitas Uni Eropa

untuk mengatasi gangguan energi selama musim dingin 2014/2015;

2. Memperkuat mekanisme darurat / solidaritas ter masuk koordinasi

penilaian risiko dan rencana kontinjensi; dan melindungi infrastruktur

strategis;

3. Memoderatkan atau meringankan permintaan energi;

4. Membangun fungsi yang baik dan pasar internal yang terintegrasi;

5. Meningkatkan produksi energi di Uni Eropa;

6. Mengembangkan teknologi energi;

7. Diversifikasi pasokan eksternal dan infrastruktur terkait;

76 Ibid., Standke, “The Economic Weimar Triangle: Industrial Policy of The Europan Union”. 77 European Commision dalam “State of the Energi Union 2015”, European Commision Staff

Working Document , November 2015 [Jurnal On-Line]; Tersedia di

https://ec.europa.eu/energi/sites/ener/files/documents/3_EESS.pdf; Internet; diakses pada 2

Desember 2015

Page 52: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

39

8. meningkatkan koordinasi kebijakan energi nasional dan membuat satu

suara dalam kebijakan eksternal.

Dari delapan pilar tersebut Uni Eropa memberi beberapa indikator untuk

menilai kemajuan strategi keamanan energi Eropa tersebut. Indikator-indikator

yang diusulkan memungkinkan untuk menilai kemajuan sebagai berikut:78

1. Keamanan energi: memantau ketergantungan relatif negara anggota

Uni Eropa untuk sumber tertentu energi dan / atau mitra dagang serta

keandalan keseluruhan sistem energi (yaitu kemampuan secara

keseluruhan untuk memasok energi tanpa gangguan).

2. Pasar energi internal: memantau kemajuan pengembangan pasar energi

internal Uni Eropa dalam hal persaingan, perdagangan lintas batas dan

pemberdayaan konsumen.

3. Efisiensi energi: memantau kemajuan dalam hal penghematan energi

dan perbaikan intensitas energi pada tingkat ekonomi makro dan

sektoral, termasuk untuk transportasi.

4. Dekarbonisasi: memantau kemajuan menuju pengurangan emisi gas

rumah kaca, energi terbarukan dan perkembangan intensitas gas rumah

kaca.

5. Penelitian, inovasi dan daya saing: pemantauan penelitian,

pengembangan dan aktivitas inovasi; pemantauan harga energi Uni

Eropa dan biaya perbedaan dengan mitra dagang utama.

78 European Commision dalam “State of the Energi Union 2015”, European Commision Staff

Working Document , November 2015 [Jurnal On-Line]; Tersedia di

https://ec.europa.eu/energi/sites/ener/files/documents/3_EESS.pdf; Internet; diakses pada 2

Desember 2015

Page 53: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

40

Dari delapan pilar dan lima indikator tersebut, komisi Uni Eropa membuat

suatu strategi yang lebih matang yang disebut Energi Union. Dalam siaran

persnya komisi Uni Eropa menjelaskan mengenai Energi Union melalui beberapa

poin sebagai berikut:79

1. Solidaritas: mengurangi ketergantungan pada pemasok tunggal dan

sepenuhnya mengandalkan tetangga mereka, terutama ketika

dihadapkan dengan gangguan pasokan energi. Dengan transparansi

ketika negara Uni Eropa membuat penawaran untuk membeli energi

atau gas dari negara-negara di luar Uni Eropa;

2. Arus energi: bahwa aliran bebas energi lintas batas secara ketat

menegakkan aturan tersebut pada saat ini di berbagai bidang seperti

energi dan regulator yang mandiri dan mengambil tindakan hukum jika

diperlukan. Mendesain ulang pasar listrik, untuk lebih saling

berhubungan, lebih terbarukan, dan lebih responsif. Secara serius

merombak intervensi negara dalam pasar internal, dan pentahapan

keluar untuk pemberian subsidi yang membahayakan lingkungan.

3. Efisiensi energi terlebih dahulu: secara fundamental memikirkan

kembali efisiensi energi dan memperlakukannya sebagai sumber

energi dalam dirinya sendiri sehingga bisa bersaing atas dasar

persamaan dengan kapasitas pembangkit;

4. Transisi ke masyarakat rendah karbon: memastikan bahwa energi yang

diproduksi secara lokal, termasuk dari energi terbarukan, dapat diserap

79 European Commision dalam “Energi Union Fact Sheet”, European Commision Press Release

Database, Oktober 2015 [ Artikel On-line]; tersedia di http://europa.eu/rapid/press-

release_MEMO-15-4485_en.htm; Internet; diakses pada 2 Desember 2015.

Page 54: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

41

dengan mudah dan efisien dalam rangka mempromosikan

kepemimpinan teknologi Uni Eropa, melalui pengembangan di

generasi berikutnya dari teknologi energi terbarukan dan menjadi

pemimpin dalam electromobility, sementara perusahaan-perusahaan

Eropa memperluas ekspor dan bersaing secara global.

Dalam traktat Lisbon tahun 2009, dijelaskan bahwa Uni Eropa berproses

menjadi organisasi yang lebih transparan dan demokratis.80 Semakin

demokratisnya Uni Eropa akan berpengaruh kepada aspek politik di tiap negara,

disini terjadi pengurangan intervensi dan meningkatnya partisipasi negara di Uni

Eropa.81 Hubungannya dengan energi dan lingkungan adalah bagaimana akhirnya

lingkungan atau energi mampu dikelola dengan maksimal di masing-masing

negara, dan peran negara dalam Uni Eropa semakin terbuka dalam pengelolaan

energi dan lingkungan. Namun yang terjadi adalah dari Traktat Lisbon tersebut

tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengelolaan energi dan

lingkungan.

Traktat Lisbon yang tidak efektif tersebut mendorong munculnya

kerjasama dibidang energi oleh negara-negara Weimar Triangle.82 Weimar

Triangle sendiri merupakan bentuk blok kerjasama tiga negara yaitu Perancis,

Jerman, dan Polandia yang awalnya kerjasama Weimar Triangle ini bertujuan

untuk mempererat kerjasama dalam bidang politik, kebudayaan, dan kerjasama

80 European Commision dalam “Treaty of Lisbon”, European Commision Legal Notice, Januari

2014 [Artikel On-line], Tersedia di

http://ec.europa.eu/archives/lisbon_treaty/glance/index_en.htm; Internet; diakses pada 24 April

2015 pukul 21.32 81 European Commision dalam “Treaty of Lisbon”, European Commision Legal Notice 82 Sami Andoura dalam “Energi Cooperation under Aegis of the Weimar Triangle”, Genshagen,

2010: 8.

Page 55: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

42

interregional.83 Pada kasus pengelolaan energi, negara-negara Weimar Triangle

juga membangun suatu bentuk kerjasama. Bentuk kerjasama ini menjadi

signifikan karena ketiga negara tersebut merupakan negara besar yang

berpengaruh di Uni Eropa.84 Dalam kerjasama ini memberikan peluang bagi

setiap negara untuk saling berkonsultasi, membangun dan memberikan solusi atas

permasalahan yang ada.85 Permasalahan yang timbul dalam pengelolaan energi

adalah negara-negara yang tergabung dalam Weimar Triangle memiliki konsep

dan kebijakan yang berbeda pada bidang energi.

Bagi Jerman energi merupakan hal yang harus terus dikembangkan untuk

mengarah pada energi yang baik bagi lingkungan.86 Tercantum dalam

kebijakannya yaitu Energiewende yang mengatakan bahwa Jerman akan

mengurangi energi nuklirnya dan mengganti dengan energi yang terbarukan

sebanyak 80%87. Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan kebijakan Polandia

yang ingin membangun reaktor nuklir, dan meningkatkan produksi shale gas, dan

masih menjadikan batu bara sebagai energi utama.88 Begitu juga dengan Prancis

yang tetap menjadikan nuklir sebagai energi utama.89

Dari ketiga negara tersebut jelas sekali perbedaan mengenai pola

penanganan energi yang ada. Ketiga negara harus mampu mengintegrasikan

83 Ministry of Foreign Affairs Republic of Polandia dalam “Wiemar Triangle”, Ministry of

Foreign Affairs Republic of Polandia , [Artikel On-line]; Tersedia di

http://www.msz.gov.pl/en/foreign_policy/europe/wweimar_triangle1/weimar_triangle; Internet;

diakses pada 24 april 2015 pukul 21.33 84 Ministry of Foreign Affairs Republic of Polandia, “Wiemar Triangle”. 85 Ministry of Foreign Affairs Republic of Polandia, “Wiemar Triangle”. 86 Bartek Nowak, et al.,dalam “Poland-Germany: Partnership for Europe?”, Centrum Stosunków

Międzynarodowych, Warsawa, 2013: 48. 87 Nowak, “Poland-Germany: Partnership for Europe?”, 49. 88 Nowak, “Poland-Germany: Partnership for Europe?”, 49. 89 Sami Andoura, “Energi Cooperation under Aegis”,9.

Page 56: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

43

kebijakan dan konsep pengelolaan energi yang ada. Melalui format Weimar

Triangle pengintegrasian pengelolaan energi dirasa akan lebih efektif,

dikarenakan terdapat lebih dari 2000 kemitraan Jerman-Prancis dan 650 kemitraan

Jerman-Polandia.90

Kerjasama ini memiliki tujuan besar sebagai bentuk kerja sama yang

memberikan ruang bagi ketiga negara untuk merancang kebijakan yang lebih

fundamental di Uni Eropa. Ketiga negara sebagai negara yang berperan kuat di

Uni Eropa akan mudah memberikan pengaruh yang fundamental di Uni Eropa.

Maka apa yang menjadi pembahasan di kerjasama ini akan menjadi penting di Uni

Eropa.91 Kerjasama energi ini memberikan tempat tersendiri bagi setiap negara.

Bagi Jerman, Perancis dan Polandia sendiri dapat menjadikan kerjasama ini

sebagai media untuk perannya di Uni Eropa.92 Terkait energi terbarukan maka

kerjasama ini akan membawa ketiga Negara untuk merumuskan suatu konsep

penanganan energi yang terbarukan dan lebih ramah lingkungan.

Terkait energi terbarukan pada 15 Juli tahun 2013 ketiga negara melalui

kementrian lingkungan hidup masing-masing negara menyatakan bahwa mereka

akan saling bekerjasama untuk membangun konsep lingkungan yang terbarukan.93

Dalam pertemuannya para menteri membahas beberapa poin sebagai berikut:94

90 Ministry of Foreign Affairs Republic of Polandia, “Wiemar Triangle”. 91 http://www.msz.gov.pl/en/foreign_policy/europe/wweimar_triangle1/ 92 Bartek Nowak, et al.,dalam “Poland-Germany: Partnership for Europe?”, Centrum Stosunków

Międzynarodowych, Warsawa, 2013: 48. 93Join Summit Weimar Triangle 2013 tersedia dalam

http://www.bmub.bund.de/fileadmin/Daten_BMU/Download_PDF/Klimaschutz/erklaerung_gruen

es_weimarer_dreieck_2013_en_bf.pdf diakses pada 20 November 2016 94 Ibid.,

Page 57: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

44

1. Perjanjian global yang baru, pada tahun 2015. Hal ini terkait tentang

visi pengembangan energi yang akan dibangun kedepan. Untuk

konteks energi terbarukan, para menteri ketiga negara sepakat untuk

menekankan pentingnya transparansi dalam perancangan kebijakan

terkait lingkungan. Selain itu para menteri menekankan juga peran

serta dari semua pihak, dan keterlibatan semua aktor, dari masyarakat

sipil, termasuk bisnis, LSM lingkungan, perwakilan dari kota dan

otoritas daerah dan lain-lain.

2. Implementasi Kebijakan yang Ada

Para menteri menekankan pentingnya keberlanjutan kebijakan yang

sudah ada dan laporan perkembangan atas kebijakan yang sudah ada.

Hal ini berkaitan dengan implemetasi kebijakan penanganan

lingkungan dengan perkembangan penyesuaian dan mitigasi

lingkungan antar negara.

3. Climate Finance.

Climate Finance yang dimaksud disini adalah bagaimana

dijalankannya mekanisme finansial yang efektif untuk

keberlangsungan pembangunan lingkungan. Dalam hal ini para

menteri menekankan pentingya jaminan finansial untuk menjalankan

pembangunan lingkungan ini. Para menteri berkomitmen untuk

memberikan jaminan pendanaan untuk pembangunan lingkungan yang

berkelanjutan sebesar 100 miliar dollar AS per tahun, dimana sumber

Page 58: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

45

pendanaan tersebut didapat dari berbagai sumber baik dari negara

maupun swasta.

Pertemuan tersebut berlanjut pada pertemuan kedua pada 26 Febuari tahun

2014. Pada pertemuan kedua ini para menteri membahas mengenai beberapa poin

sebagai berikut:95

1. Kebijakan Iklim Internasional

Hal ini berkaitan bagaimana Uni Eropa khususnya tiga negara tersebut

merespon konfrensi iklim PBB tahun lalu. Para menteri sepakat untuk

mendorong terlaksananya penurunan emisi karbon baik melalui

mekanisme pasar maupun mekanisme non pasar. Begitu juga mengenai

kesenjangan karbon antar negara, para menteri sepakat untuk saling

menjembatani untuk penurunan karbon.

2. Kebijakan Iklim Eropa

Uni Eropa telah mentargetkan penurunan emisi karbon sebesar 40% pada

tahun 2030. Hal tersebut ditanggapi secara positif oleh ketiga menteri.

Menurut mereka skema perdagangan emisi merupakan salah satu skema

penting dalam penanganan energi di Eropa. Namun para menteri juga

menekankan pentingnya upaya efisiensi dan inovasi dalam menangani

energi. Terkait kebijakan energi, para menteri menyadari bahwa ketika

kebijakan tersebut diterapkan akan memiliki dampak yang berbeda bagi

setiap negara. Untuk itu dalam pertemuan ini para menteri sepakat untuk

95Join Summit Weimar Triangle 2014 tersedia dalam

http://www.bmub.bund.de/fileadmin/Daten_BMU/Download_PDF/Klimaschutz/erklaerung_gruen

es_weimarer_dreieck_2014_en_bf.pdf diakses pada 20 November 2016

Page 59: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

46

membahas lebih lanjut bagaimana kebijakan ini akan diimplementasikan

antar ketiga negara.

3. Pasca 2015

Para menteri sepakat mengenai rencana mereka setelah 2015 bahwa

pengembangan mengenai energi terbarukan harus berlandaskan pada

kapasitas ekologi, dimana para menteri akan memastikan proses tersebut

benar-benar akan mengarah tujuan-tujuan lingkungan dan sustainable

development.

Terkait keberlanjutan kerjasama ini, pada 10 Juli tahun 2014 kementrian luar

negeri bidang Eropa dari ketiga negara mengadakan Joint Statement of the

Weimar Triangle. pada Joint Statement tersebut menegaskan kembali komitmen

bersama ketiga negara untuk memperkuat kerjasama. Terdapat tiga poin penting

terkait kerjasama yang akan diperkuat, sebagai berikut:96

1. Memeperdalam integrasi eknomi dan moneter: sebagaimana yang sudah

dicapai dan berjalan di Eropa, ketiga menteri mengharapkan untuk dapat

lebih saling memperkuat dalam integrasi ekonomi dan moneter. Tujuannya

adalah agar dapat menambah investasi dan pertumbuhan ekonomi yang

lebih bersahabat. Hal tersebut terkait dengan kebijakan fiskal dan

kebijakan ekonomi yang lain agar dapat saling berkoordinasi satu sama

lain dengan meningkatkan transparansi. Sehingga pertumbuhan ekonomi

dapat terkontrol.

96Joint Statement Weimar Triangle dalam http://www.msz.gov.pl/resource/ae652e98-195a-41fb-

aa18-14c889d8b9ad:JCR diakses pada 23 November 2016

Page 60: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

47

2. Memperkuat dimensi sosial Uni Eropa: hal ini terkait bagaimana

pembangunan sosial antar negara dimana ketiga menteri menghendaki

adanya integrasi dan koordinasi yang lebih intens untuk membangun

masyarakat.

3. Membangun persatuan energi (energi union): energi union ini bertujuan

untuk menciptakan suplay energi yang terjangkau, aman, dan

berkelanjutan. Energi union ini juga terkait dengan pasokan energi bagi

tiga negara, para menteri menghendaki adanya integrasi pasokan antar tiga

negara mengingat untuk meningkatkan efisiensi energi dibanding dengan

mengimpor dari luar ketiga negara tersebut.

Sebagaimana kerjasama ini dibangun untuk sebuah kepentingan

keberlanjutan lingkungan maka penulis menggunakan kaca mata Green Theory

untuk melihat kepentingan Jerman dalam kerjasama ini sebagai kepentingan

lingkungan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kebijakan Energiewende yang

mana kebijkan ini murni untuk transisi menuju penggunaan sumber daya energi

yang terbarukan.

Disatu sisi lain bahwa pemerintah Jerman ingin memaksakan kebijakan ini

untuk diterapkan ke masyarakat sebagai sebuah kebijakan yang mengacu pada

kepentingan negara, namun kebijakan ini juga didukung dengan trend masyarakat,

dalam hal ini rumah tangga di Jerman yang mendukung penuh pemerintah untuk

mengimplementasikan kebijakan tersebut. Pihak yang dirugikan dalam kerjasama

ini adalah pihak pengembang energi fosil dan nuklir. Artinya kebijakan ini adalah

kebijakan yang mengesampingkan pihak-pihak yang sebelumnya memilki nilai

Page 61: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

48

transaksi yang besar dari energi fosil dan nuklir, dan lebih memilih

mengembangkan energi baru yang lebih ramah lingkungan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kepentingan lingkungan dan

kepentingan masyarakat Jerman secara umum berjalan searah dengan kebijakan

pemerintah Jerman. Pada kasus lain, gerkan anti nuklir di Jerman juga

menyuarakan pendapatnya terkait bahaya energi nuklir, bahaya energi nuklir itu

sendiri diungkapkan karena melihat bahaya nyata yang terjadi pada reaktor nuklir

di Fukushima Jepang. Meledaknya reaktor nuklir Fukushima membuat gerakan

anti nuklir ini sadar bahaya energi nuklir bagi keberlangsungan kehidupan

masyarakat. Hal tersebut juga disadari oleh kanselir Jerman, Angela Merkel.97

Dalam siarannya ia menyatakan bahwa ia mendukung penuh langkah

kementrian lingkungan Jerman untuk menggunakan energi yang ramah

lingkungan. Ia juga menambahkan bahwa ia akan turut serta membangun opini

terkait pengembangan dan investasi pada energi yang terbarukan.

Di tambah pada tahun 2011 meledaknya reaktor nuklir Fukushima,

Jepang, mendorong langkah berani lain dari pemimpin Jerman tersebut. Dia

memutuskan untuk mempercepat sekitar satu dekade, sampai 2022, penutupan 17

reaktor nuklir negara tersebut, yang pada saat itu menghasilkan sekitar seperlima

listrik Jerman.

Dengan komitmen untuk melakukan transisi ini ditambah dengan

penutupan 17 reaktor nuklir, maka jelas bahwa kepentingan Jerman secara internal

97 Merkel Commits to renewable energi dalam

https://www.bloomberg.com/news/videos/b/db5b2fbd-0f77-4d4d-a832-8c9f03f35b27

Page 62: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

49

atau nasional mengarah untuk energi terbarukan. Dalam kerjasama energi Weimar

Triangle dengan komitmennya untuk memperluas pandangan tentang energi

terbarukan maka Jerman dengan kebijakan ini sudah memimpin terlebih dahulu

untuk pandangan energi terbarukan.98

Memimpinnya Jerman membuat Jerman akan dengan mudah mengarahkan

pandangan tentang apa dan bagaimana energi terbarukan diantara ketiga negara.

Artinya Jerman dengan langkahnya yang mendahului Prancis dan Polandia akan

memberikan pengaruh bahwa bentuk yang akan dibangun akan mengarah seperti

apa yang dibangun Jerman. Pada aspek lingkungan bentuk manajemen lingkungan

akan seperti apa yang telah Jerman bangun.

Energiewende atau transisi energi ini menjadi salah satu langkah yang

cukup gambling yang ditempuh oleh Merkel.99 Merkel mempertimbangkan untuk

jangka ketiga pada bulan September, lawan politik dan kelompok industri

menyerangnya untuk mengatasi perubahan tersebut, yang membantu mendorong

biaya listrik rumah tangga 21 persen dari 2008 hingga 2012.

Pada bulan Desember, pada pertemuan puncak untuk Uni Demokratik

Kristen (CDU) di Hanover, dia mengatakan bahwa upaya 550 miliar euro ($ 717

98 Ralf Dickel, The New German Energi Policy: What Role for Gas in a De-Carbonization Policy?,

Instytut Spraw Publicznych, Warszawa 2015 Hlm. 53 99 Merkel’s No-Nuke Stumble May Erode Re-Election Support

https://www.bloomberg.com/news/articles/2013-04-10/merkel-s-no-nuke-stumble-may-erode-re-

election-support-energi

Page 63: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

50

miliar) adalah proyek paling ambisius, kompleks dan sulit di masa depan

Jerman.100

Secara politik internal Merkel menghadapi hambatan oleh partai yang pro

dengan industrial. Namun bagi merkel hal tersebut tidak menghalanginya untuk

tetap konsisten mempertahankan kebijakan tersebut. Bagi merkel biaya sebesar

550 miliar euro dapat menjadi bagian dari proyek jangka panjang pengembangan

energi terbarukan. Data dari lembaga riset ekonomi menyebutkan bahwa tahun

2012 biaya Energiewende sebesar 200 miliyar Dollar AS dan biaya tersebut

bertambah sebesar 550 milyar euro beberapa tahun kemudian, hal tersebut terlihat

seperti suatu hal yang tidak pasti bagi Merkel. Akan tetapi tujuan untuk

membentuk opini dan konsep baru manajerial energi menjadi agenda utama

Merkel.

Selain itu dalam pertimbangan kebijakan ini terkait cost atau biaya yang

akan digunakan untuk perkembangan managerial energi ini akan cenderung lebih

mahal. Data menyebutkan bahwa untuk fase out nuclear yang mana kebijakan

tersebut untuk menutup reaktor nuklir akan menyebabkan kerugian sebesar 240

juta euro per tahun hal tersebut akan menjadi tantangan tersendiri bagi Jerman

untuk menggantikan reaktor tersebut dan menggantikan pendapatan reaktor

tersebut dengan pembangkit listrik dengan energi yang terbarukan. 101

100 Merkel’s No-Nuke Stumble May Erode Re-Election Support

https://www.bloomberg.com/news/articles/2013-04-10/merkel-s-no-nuke-stumble-may-erode-re-

election-support-energi 101 Ralf Dickel, The New German Energi Policy: What Role for Gas in a De-Carbonization

Policy?, Instytut Spraw Publicznych, Warszawa 2015 Hlm. 53

Page 64: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

51

Ini semakin menunjukkan komitmen serius kanselir Jerman angela merkel

untuk menjadikan Jerman sebagai starter energi terbarukan di Eropa. Ini menjadi

langkah awal yang berani bagi merkel sebagai pejabat negara yang menjadikan

lingkungan sebagai prioritas utama kebijakan. Berbeda dengan perdana menteri

Prancis dan staf-stafnya yang memiliki pandangan bahwa kerugian tersebut akan

menyebabkan ketidakstabilan dan kerugian tersebut sulit untuk digantikan. Sulit

digantikan dalam artian, selain karena sudah terlebiih dahulu didahului oleh

Jerman, bagi mereka ini menjadi masalah yang menyebabkan berbagai sektor

harus diganti sistemnya dan ditata ulang managerialnya.

Green Theory yang diungkapkan oleh Tim Harward dan Robyn Eckersly

dapat menjelaskan tentang kasus penangan energi yang ada pada ketiga negara,

dimana sistem yang sudah ada yaitu di Uni Eropa yang diitunjukkan oleh trektat

Lisbon tidak mampu berjalan secara efektif untuk penanganan lingkungan.

Untuk itu kerjasama Weimar Triangle hadir untuk menjadi salah satu

contoh implementasi penanganan lingkungan yang efektif dan efisien. Berkaitan

dengan apa yang dilakukan Jerman, yaitu berkaitan dengan kebijakan energi

terbarukannya maka dapat dijelaskan bahwa Jerman sebagai aktor politik yang

mana dalam Green politics aktor politik menjadi aktor sentral dalam penanganan

lingkungan menunjukkan bahwa Jerman menjadi negara yang menganggap bahwa

harus ada perubahan sistem penanganan energi.

Dalam hal ini berkaitan dengan apa yang diungkapkan Tim Harward

tentang green politics yang menganggap bahwa natural beings yang ada pada

Page 65: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

52

Jerman menjadi suatu yang diperlukan untuk perubahan lingkungan yang lebih

baik. Secara politik ketiga negara akan dipengaruhi oleh kepentingan Jerman,

kerjasama ini akan membawa ketiga negara pada kepentingan Jerman yang

berkaitan dengan kebijakan energi terbarukan.

Hal tersebut dapat terlihat setelah 20 tahun kedepan jika Jerman tetap

menjalankan kebijakan ini dan dijalankan oleh Prancis dan Polandia maka Jerman

akan menguasai pasar energi terbarukan di Eropa. Kerjasama energi Weimar

Triangle akan membantu Jerman secara tidak langsung untuk membuat jaringan

dan sistem energi terbarukan di antara ketiga negara.

Page 66: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

53

BAB IV

ANALISIS KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA

WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI TERBARUKAN

A. Kepentingan Ekonomi

Secara ekonomi dalam kerjasama ini berkaitan dengan investasi

infrastruktur energi terbarukan. Investasi energi terbarukan ini secara keseluruhan

didominasi oleh pembangkit listrik tenaga angin. Bagi Jerman dalam kerjasama

ini akan menjadi peluang besar untuk pengembangan pembangkit listrik

tersebut.102

Dalam rencananya Merkel mengatakan bahwa sebesar 35% secara

keseluruhan produksi energi Jerman berasal dari matahari dan angin.103 Ini

menunjukkan ambisi serius yang datang langsung dari kanselir Jerman. Didukung

juga dengan adanya data yang mendukung kebijakan tersebut mempertegas bahwa

kebijakan ini pro lingkungan.

35% produksi energi ini dapat dikatakan bahwa seperempat dari listrik

Jerman akan menggunakan angin dan ini artinya kedepannya Jerman akan

menghemat sebesar 35% anggaran negara.

102 German Power-Price Swings Threaten Growth Engine: Energi Markets

https://www.bloomberg.com/news/articles/2013-10-16/german-power-price-swings-threaten-

growth-engine-energi-markets 103 German Power-Price Swings Threaten Growth Engine: Energi Markets

https://www.bloomberg.com/news/articles/2013-10-16/german-power-price-swings-threaten-

growth-engine-energi-markets

Page 67: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

54

Anggaran untuk Energiewende sendiri adalah sebesar 200 miliyar euro ini

artinya akan ada biaya yang besar untuk investasi kebijakan transisi energi ini.

200 miliyar euro akan membawa Jerman kepada transisi energi yang panjang,

dalam hal ini ada kaitannya dengan pembangunan infrastruktur secara

keseluruhan. Untuk infrastruktur Jerman diuntungkan dengan kemajuan dan

kesiapannya untuk mengembangkan pembangkit listriknya.

Secara ekonomi nilai investasi energi terbarukan Jerman akan perkembang

secara pesat. Melihat Jerman sudah memimpin dalam pembangkit listrik tenaga

angin. Ditambah lagi adanya komitmen pembiayaan sebesar 100 miliyar dollar

untuk program transisi energi terbarukan yang digagas oleh ketiga kementerian

negara.

Selain itu posisi Jerman sebagai konsumen terbesar dalam aspek energi

terutama energi listrik menjadikan Jerman memiliki pengaruh yang cukup besar

terhadap konsumsi energi di Eropa.104 Terlebih bagi Perancis dan Polandia, kedua

negara tersebut akan terkena dampak secara signifikan karena secara otomatis

akan mengikuti arus konsumsi Jerman.

Berbeda dengan Polandia, pemerintah Polandia masih bersikeras untuk

mempertahankan kebijakannya terkait energi untuk menggunakan batu bara

sebagai sumber utama.105 Bahkan kebijakan tersebut akan bertahan untuk 30

104 Tim Stuchtey, “ German Energi Security, Raw Material Supply and Shifting Geopolitical

Impact”, (Berlin : Brandenburg Institute for Society and Security 2015), 3 105 Remigiusz Rosicki, The Energi Policy Up To 2050, artikel online

https://www.academia.edu/10317817/The_Energi_Policy_of_Poland_up_to_2050_a_Critical_Ana

lysis?auto=download _Analysis.pdf

Page 68: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

55

tahun kedepan, ini menunjukan bahwa stagnansi yang ada merupakan strategi

yang menguntungkan bagi Polandia.106

Dari segi ekonomi terhadap Polandia kepentingan Jerman jelas terdapat

pada sektor investasi energi terbarukan yang akan diterapkan di Polandia.107

Meskipun belum akan terlaksana dalam waktu dekat dan bahkan Polandia sendiri

berada pada posisi kebijakan yang masih mengacu pada aspek ekonomi yang

sedang dibangun yaitu batubara dan nuklir. Meskipun tidak sepenuhnya dibangun,

artinya mau tidak mau Polandia akan mengikuti arus perkembangan energi yang

ada. Untuk mencapai apa yang dicita-citakan dalam kerjasama ini maka akan

terjadi pergeseran besar pada segi produksi energi Polandia. Dimana produksi ini

nantinya akan perlahan tergantikan dan pasti akan beralih sebagaimana Jerman

yang memimpin dalam perkembangan energi terbarukannya. Secara ekonomi

akan menguntungkan Jerman untuk pendapatan dalam aspek energi terbarukan.

Jerman sebagai konsumen batu bara terbesar di antara ketiga negara akan

memberikan masalah terhadap jumlah permintaan batu bara yang mana Polandia

sebagai produsen batu bara. Dengan adanya kerjasama ini, Jerman dapat meredam

gejolak ekonomi yang dihasilkan akibat kebijakannya. Artinya kesepakatan antar

tiga menteri memberikan peluang bagi Jerman untuk bergerak lebih leluasa untuk

mengembangkan energi terbarukannya.

106 Remigiusz Rosicki, The Energi Policy Up To 2050

https://www.academia.edu/10317817/The_Energi_Policy_of_Poland_up_to_2050_a_Critical_Ana

lysis?auto=download _Analysis.pdf 107 Tim Stuchtey, “ German Energi Security, Raw Material Supply and Shifting Geopolitical

Impact”, (Berlin : Brandenburg Institute for Society and Security 2015)

Page 69: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

56

B. Kepentingan Tata Internasional

Kerjasama ini memiliki peran penting di Eropa, mengingat kerjasama ini

merupakan kerjasama trilateral yang mana ketiga negara merupakan negara

dengan pengaruh yang kuat di Eropa. Melalui kerjasama ini terkait tata

internasional maka akan mengacu pada tata internasional Uni Eropa. Tata

internasional Uni Eropa ini menjadi payung besar kerjasama ini. Dimana

hubungan antara Weimar Triangle dan Uni Eropa berada pada kolektifitas suara

Weimar Triangle yang berpengaruh kuat terhadap tatanan Uni Eropa.

Terkait energi terbarukan, kerjasama Weimar Triangle mengacu pada

acuan global terkait energi terbarukan. Ketiga Negara baik Jerman, Perancis,

maupun Polandia telah meratifikasi dan menjadi bagian dari UNFCCC (United

Nations Framework Convention on Climate Change). Tujuan besar UNFCCC

adalah untuk mewujudkan tata internasional yang menjunjung tinggi sustainable

development. Untuk mewujudkan hal tersebut maka langkah kongkrit yang

dilakukan oleh Negara-negara anggotanya, dalam kasus ini adalah Jerman, Prancis

dan Polandia, adalah mengurangi emisi karbon.

Hal ini akan menjadi kesempatan bagi Jerman sebagai Negara yang telah

lebih dulu memimpin dalam hal energi yang terbarukan. Memimpinnya Jerman

dalam hal energi terbarukan dan system internasional yang mendukung kebijkan

Page 70: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

57

Jerman akan membuat Jerman mudah dalam mengatur atau mengarahkan trend

energi terbarukan.108

Hubungan kepentingan Jerman dan Tata Internasional dengan kerjasama

Weimar Triangle ada pada tujuan Jerman yang sejalan dengan tata kelola energi

akan membuat Jerman dengan mudah mengarahkan bentuk tata kelola energi

Negara-negara Weimar Triangle. Artinya peluang Jerman dalam mengelola energi

akan lebih mudah dengan sejalannya kepentingan Jerman dengan UNFCCC.

UNFCCC menghendaki adanya tata kelola yang bersih, artinya Negara

akan mendapatkan kredit dari UNFCCC jika target-target penurunan karbonnya

terpenuhi.109 Tata kelola yang bersih disini juga berkaitan dengan mekanisme

pelaksanaan dan pengelolaan energi.

Mekanisme disini artinya langkah-langkah atau rangkaian teknis yang

mendukung untuk terwujudnya tujuan UNFCCC akan menjadi pertimbangan yang

cukup signifikan bagi keberlangsungan pengelolaan energi. Dalam hal ini

berkaitan dengan teknis penurunan karbon yang juga berkaitan dengan

pembangunan sarana infrastruktur energi terbarukan.

Selain UNFCCC tata internasional ini juga berkaitan dengan payung besar

pengelolaan energi yang ada di Eropa. Sesuai yang tertera dalam traktat Lisbon,

108 Ralf Dickel, The New German Energi Policy: What Role for Gas in a De-Carbonization

Policy?, Instytut Spraw Publicznych, Warszawa 2015 Hlm. 5 109Clean Development Mechanism, dalam

http://unfccc.int/kyoto_protocol/mechanisms/clean_development_mechanism/items/2718.php

diakses pada 5 Januari 2017

Page 71: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

58

maka Jerman dalam hal ini dengan kerjasama energi Weimar Triangle akan juga

mewujudkan apa yang dicita-ciatakan oleh Uni Eropa.

C. Kepentingan Keamanan Energi

Energi terbarukan mengurangi ketergantungan Jerman pada impor energi,

membuat Jerman kurang rentan terhadap harga bahan bakar fosil yang tidak dapat

diprediksi dan pengaruh politik dari luar negeri.

Keamanan energi mencerminkan ketersediaan energi yang terjangkau.

Permintaan energi meningkat di sejumlah negara berkembang - terutama yang

memiliki populasi besar, seperti China dan India dan mungkin melampaui

pasokan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kenaikan harga yang cukup

besar. Jerman sangat rentan di sini karena mengimpor begitu banyak energinya.110

Di Eropa barat, Jerman sejauh ini merupakan pengimpor gas terbesar dari

Rusia. Terlebih lagi, Jerman hanya memproduksi sekitar 15 persen gas alamnya

sendiri, mengimpor sekitar 40 persen dari Rusia.111

Pada musim dingin tahun 2011-2012, Rusia bahkan mengurangi impor ke

Jerman sebanyak 30 persen karena orang-orang Rusia menghabiskan begitu

banyak gas itu sendiri selama masa dingin yang panjang. Sementara Jerman

memiliki cadangan penyimpanan yang cukup untuk menutupi kebutuhannya

110 Marion Bitoune, “The German and French Energi Transitions: Have Two Changed European

Energi Policy?” Henrich Boll Stiftung (Washington D.C., Maret 2015) hlm. 8 111 Agnieszka Łada dkk, The Energi Union:

Views From France, Germany, Poland and The United Kingdom, Instytut Spraw Publicznych,

Warszawa 2015 hal. 24

Page 72: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

59

tersebut, produksi gas dalam negeri akan membuat cadangan lebih dapat

diandalkan.112

Keterbaruan dan konservasi energi dapat mengurangi ketergantungan

negara-negara yang mengkonsumsi energi pada negara-negara yang menyediakan

sumber energi. Selama beberapa dekade terakhir, ketergantungan ini terus

meningkat. Bagaimanapun, perang atas sumber daya dan "kutukan minyak"

berhubungan langsung dengan masalah yang dihadapi oleh banyak daerah secara

politis.113

Energi terbarukan dapat terdiri dari banyak unit kecil yang terdistribusi,

namun dapat juga terdiri dari sejumlah kecil tanaman besar dan pusat. Dalam

kasus terakhir, pembangkit listrik bisa tenaga surya bisa di bangun di padang pasir

atau pembangkit listrik tenaga angin di garis pantai.114

Seperti contoh Proyek Desertec di Afrika, yang bertujuan untuk

membangun pembangkit tenaga surya besar dan peternakan angin di negara-

negara Mediterania (termasuk Afrika Utara) untuk menghasilkan listrik bagi

Eropa, merupakan salah satu contoh yang menunjukkan bahwa energi terbarukan

tidak perlu didistribusikan.

112 Marion Bitoune, “The German and French Energi Transitions: Have Two Changed European

Energi Policy?” Henrich Boll Stiftung (Washington D.C., Maret 2015) hlm. 6 113 Marion Bitoune, “The German and French Energi Transitions: Have Two Changed European

Energi Policy?” Henrich Boll Stiftung (Washington D.C., Maret 2015) hlm. 10 114 Agnieszka Łada dkk, The Energi Union:

Views From France, Germany, Poland and The United Kingdom, Instytut Spraw Publicznych,

Warszawa 2015 hal. 37

Page 73: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

60

Pendukung Desertec mengatakan bahwa biaya listrik berskala besar akan

lebih rendah, pembangunan ekonomi akan ditingkatkan di negara-negara yang

relatif miskin, dan pembangkit listrik akan lebih dapat diandalkan karena situs

terbaik akan dipilih. Proyek ini dihentikan pada tahun 2014, setidaknya sebagai

usaha bersama untuk mengekspor listrik terbarukan ke Eropa. Namun Afrika utara

terus mengejar proyek energi terbarukan untuk konsumsi domestik. Masih harus

dilihat apakah daya terbarukan akan terus diekspor dari Afrika utara ke Eropa jika

ada gejolak politik.

Kepemilikan lokal atas energi terbarukan memberikan pengembalian

ekonomi yang besar untuk menanamkan investasi masyarakat. Efisiensi energi

dan energi terbarukan bersama memberi orang miskin cara untuk melakukan

lindung nilai terhadap fluktuasi harga bahan bakar fosil.

Ketika masyarakat terutama pada sektor bisnis berinvestasi dalam proyek

itu sendiri, pengembalian ekonomi jauh lebih besar daripada ketika perusahaan

besar di luar kota berinvestasi. Tapi sementara kepemilikan masyarakat tersebar

luas di Jerman, ia menghadapi hambatan yang luar biasa. Sejak tahun 2014,

pemerintah Jerman telah berfokus pada angin lepas pantai, yang sebagian besar

dimiliki oleh utilitas yang ada, bukan komunitas. Peralihan kebijakan ke

pelelangan di seluruh Jerman dan UE diharapkan dapat mencegah proyek

masyarakat lebih lanjut.

Kasus contoh ketika suatu perusahaan dapat mengimpor minyak untuk

digunakan sebagai operasional, dan uang itu merupakan biaya yang keluar, tetapi

Page 74: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

61

jika perusahaan memasang tenaga panas matahari untuk menutupi sebagian

permintaan akan panas, makan akan mendapatkan energi tersebut secara gratis

dan bagian yang jauh lebih besar dari persediaan yang ada. Biaya energi akan

tetap berada di dalam negara perusahaan tersebut dan mungkin juga di dalam

komunitas negara yang bersangktan.

Ada sejumlah perkiraan untuk program khusus di Jerman. Misalnya,

banyak dana pemerintah untuk energi terbarukan disalurkan melalui bank

pembangunan Jerman.115 Pembangunannya diperkirakan menghasilkan tiga

sampai lima euro untuk pendapatan pajak untuk setiap euro uang pajak yang

diinvestasikan.116 Pembangunan ini tidak hanya membantu menurunkan impor

minyak pemanas dan gas alam, namun juga melindungi dan menciptakan banyak

pekerjaan di sektor konstruksi.

Kepentingan Jerman terkait keamanan energi ada pada bagaimana upaya

Jerman melalui kerjasama ini dapat membuat Jerman membangun infrastruktur

energi yang mana nantinya akan dapat membuat peningkatan kapasitas energi

Jerman dan akan menjamin pasokan energi Jerman. Selain itu dengan adanya

kerjasama ini akan memastikan stabilitas pembangunan dan pasokan energi yang

ada.

Stabilitas ini diperlukan mengingat terdapat kesenjangan diantara ketiga

Negara terkait pengelolaan energi masing-masing Negara. Kesenjangan ini akan

115 Ralf Dickel, The New German Energi Policy: What Role for Gas in a De-Carbonization

Policy?, Instytut Spraw Publicznych, Warszawa 2015 Hlm. 5 116 Bruttostromerzeugung in Deutschland ab 1990 nach Energieträgern

http://www.agenergiebilanzen.de/index.php?article_id=29&fileName=20170207_brd_stromerzeug

ung1990-2016.pdf

Page 75: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

62

membuat setiap Negara berdiri pada konsepnya masing-masing. Untuk

penanganan energi terbarukan ini Jerman menggunakan kerjasama ini sebagai

sebuah sarana agar kestabilan pasokan dan arus energi terjaga.

Terkait dengan kerjasama Weimar Triangle terkait energi terbarukan maka

dengan adanya kerjasama ini pasokan energi untuk Jerman terkait energi

terbarukan tidak perlu dikhawatirkan. Ketika Polandia dan Perancis secara politis

mereka tidak siap untuk melakukan kerjasama maka dengan kerjasama ini Prancis

dan Polandia akan dapat melakukan kerjasama. Hal ini merupakan keuntungan

bagi Jerman mengingat Jerman akan dengan mudah menerapkan mekanisme

kerjasama terkait energi terbarukan. Tren akan mudah dibangun oleh Jerman

mengingat ketidaksiapan kedua negara dan kebutuhan untuk beralihnya kepada

energi terbarukan akan dengan mudah membuat Jerman memimpin dan

mengarahkan tren tersebut.

Hal yang menjadi titik ukur kenapa tren ini akan menjadi sangat mudah

karena kedua negara pada akhirnya akan membutuhkan energi terbarukan yang

hal tersebut sudah dimulai Jerman. Dimana nantinya tren akan dengan sendirinya

terwujud karena adanya kekuatan pembangunan infrastruktur energi terbarukan

oleh Jerman.

Page 76: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

63

BAB V

KESIMPULAN

Kerjasama energi Weimar Triangle menjadi kerjasama yang dapat menjadi

kerjasama yang lebih esensial bagi ketiga negara untuk arah kebijakan yang lebih

baik. Terkait energi terbarukan Jerman sebagai negara dengan posisi negara yang

lebih dahulu dalam penanganan energi dapat menjadi pelopor dan penentu masa

depan energi Eropa khususnya Weimar Triangle. Untuk keberlanjutan kerjasama

ini akan membawa ketiga negara pada sebuah kepentingan yang jauh lebih

signifikan daripada hanya sekedar memberikan wadah bagi ketiga negara untuk

saling berdiskusi dan bertukar pikiran.

Untuk sebuah kerjasama trilateral seperti ini akan memberikan dampak

yang cukup signifikan bagi ketiga negara dan Eropa secara keseluruhan. Hal

tersebut ditunjukkan dengan dampak trend yang ditimbulkan oleh kerjasama ini

bagi ketiga negara. Untuk beberapa hal seperti penyesuaian dan implementasi dari

kerjasama ini, tantangan untuk menyatukan pola penanganan menjadi pokok

utama kerjasama ini. Meskipun begitu dalam ketiga negara kedepannya akan tetap

menjadi pemimpin dalam hal energi kedepannya.

Terkait kepentingan Jerman sendiri hal ini berkaitan dengan kepentingan

jangka panjang Jerman yang berkaitan dengan mekanisme penanganan energi

secara keseluruhan. Artinya ketiga negara dalam 10 tahun kedepan akan

menghadapi mekanisme yang didominasi oleh mekanisme

Jerman yang berkaitan dengan penanganan energi. Untuk kepentingan diluar

Page 77: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

64

kepentingan energi Jerman, dapat dilihat bahwa ada potensi ekonomi yang cukup

besar di sektor energi terbarukan, kepentingan Jerman yang terlihat begitu

mencolok pada kepentingan ekonomi ini yang dapat menjadi kajian dalam jangka

waktu yang panjang. Artinya kepentingan Jerman yang sangat terlihat pada

bidang ekonomi ini akan menjadi agenda besar bagi Jerman dan khususnya

Perancis dan Polandia.

Dengan agenda besar ini akan menjadi perhatian serius bagi ketiga negara

tersebut. Untuk beberapa kasus seperti integrasi penanganan energi dan kaitannya

dengan kepentingan ekonomi, Jerman akan terbantu dengan kondisi tren yang ada.

Jerman akan dapat melindungi kepentingan ekonominya untuk tetap berada dalam

skema penanganan energi secara global yang mana hal tersebut dapat di kaitkan

dengan UNFCCC dan penanganan energi di Eropa secara keseluruhan.

Page 78: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

1

Daftar Pustaka

Buku:

Łada, Agnieszka dkk, “The Energy Union:

Views From France, Germany, Poland and The United Kingdom, Instytut

Spraw Publicznych. Warszawa , 2015

Donald E. Nuechterlein. National Interest and Presidential Leadership: The

Setting of Priorities. Colorado: Westview Press. 1978

Pascual, Carlos dan Jonathan Elkind., ed. Energy Security:Economics, Politics,

Strategies, and Implications. Washington DC: Brookings Institution Press,

2010.

Winzer, Christian. Conceptualizing Energy Security. Cambridge: University of

Cambridge, 2011.

Morris, Craig dan Martin Pehnt. Energy Transition: The German Energiewende.

Berlin: Heinrich Boll Stiftung 2012

Burchill, Scot dan Andrew Linklater. Theories of International Relations.

Bandung: Nusa Media 2009

Eckersley, Robyn dalam Tim Dunne, Milja Kurki & Steve Smith (eds.).

International Relations Theories :Green Theory. Oxford: Oxford

University Press 2011

Apriwan, “Teori Hijau: Alternatif dalam Perkembangan Hubungan Internasional”

Multiversa Journal of International Studies Vol.2. No.1, 2011

Dickel, Ralf. The New German Energy Policy: What Role for Gas in a De-

Carbonization Policy?. Warszawa: Instytut Spraw Publicznych 2015

Page 79: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

2

Desertasi:

D. Rad, Fahrad. Doctoral Disertation. On Sustainability in Local Planning. Lund,:

Lund University, 2011

Artikel dan Jurnal:

Rzeczypospolita, Czas na Europejską Wspólnotę Energetyczną, 22.5.2013 dalam

European Commision dalam “State of the Energy Union 2015”, European

Commision Staff Working Document , November 2015

Andoura, Sami . Energy Cooperation under Aegis of the Weimar Triangle.

Genshagen, 2010

Nowak, Bartek et al.,dalam “Poland-Germany: Partnership for Europe?”, Centrum

Stosunków Międzynarodowych, Warsawa, 2013: 48.

Cwiek-Karpowicz, Jaroslaw, Aleksandra Gawlikowska-Fyk dan Kristen Westphal

dalam “German and Polish Energy Policyies: Is Cooperation Possible?”,

Polski Instytut Spraw Miedzynarodowych (PISM), 2013

Stuchtey, Tim. German Energy Security, Raw Material Supply and Shifting

Geopolitical Impact. Berlin : Brandenburg Institute for Society and

Security 2015

Zervos, Arthouroz dan Christine Lins. Renewable Energy in Europe: Market,

trends and technologies, London: Earthscan, 2010

J. Ćwiek-Karpowicz, “Poland’s Energy Security: between German Nuclear Phase-

out and Energy Dependency from Russia”, International Issues & Slovak

Foreign Policy Affairs, vol. 21, 2012.

Page 80: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

3

Bitoune, Marion. The German and French Energy Transitions: Have Two

Changed European Energy Policy?. Washington D.C.: Henrich Boll

Stiftung. Maret 2015

Rosicki, Remigiusz The Energy Policy Up To 2050, artikel online

https://www.academia.edu/10317817/The_Energy_Policy_of_Poland_up_

to_2050_a_Critical_Analysis?auto=download _Analysis.pdf

A. Gawlikowska, Fyk. Fragmented Energy Market in the EU. PISM Bulletin, no.

118 (451), 11 December 2012, dalam

http://www.pism.pl/publications/bulletin/no-118-451.

Standke, Klaus-Heinrich. “The Economic Weimar Triangle: Industrial Policy of

The Europan Union”, Conference of The Economic Weimar Triangle:

Industrial Policy of the European Union , Februari 2014 [Artikel On-line];

Tersedia di http://www.weimarer-

dreieck.eu/fileadmin/templates/multiflex3/PDF/aktuelles/20140206_-

_The_Weimar_Economic_Weimar_Triangle__Krakow_6_7_Feb_2014__

_KHS_address__Why_Weimar___2_.pdf ; Internet; diunduh pada 25

Januari 2016.

Sumber Elektronik :

European Commision dalam “Energy Union Fact Sheet”, European Commision

Press Release Database, Oktober 2015 [ Artikel On-line]; tersedia di

http://europa.eu/rapid/press-release_MEMO-15-4485_en.htm; Internet;

diakses pada 2 Desember 2015.

Page 81: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

4

European Commision dalam “Treaty of Lisbon”, European Commision Legal

Notice, Januari 2014 [Artikel On-line], Tersedia di

http://ec.europa.eu/archives/lisbon_treaty/glance/index_en.htm; Internet;

diakses pada 24 April 2015 pukul 21.32

Ministry of Foreign Affairs Republic of Polandia dalam “Wiemar Triangle”,

Ministry of Foreign Affairs Republic of Polandia . Tersedia di

http://www.msz.gov.pl/en/foreign_policy/europe/wweimar_triangle1/wei

mar_triangle;http://ec.europa.eu/eurostat/statisticsexplained/index.php/File

:Final_energy_consumption,_EU28,_2014_(%25_of_total,_based_on_ton

nes_of_oil_equivalent)_YB16.png

Renewable Energy Germany

https://1-stromvergleich.com/strom-report/renewable-energy-germany/#wind-

power-generation-germany

Bruttostromerzeugung in Deutschland ab 1990 nach Energieträgern

http://www.agenergiebilanzen.de/index.php?article_id=29&fileName=20170207_

brd_stromerzeugung1990-2016.pdf

Annual Statistic, European Wind Energy Associations,

http://www.ewea.org/fileadmin/files/library/publications/statistics/EWEA-

Annual-Statistics-2015.pdf

STATUTS ET RÈGLEMENT INTÉRIEUR DU PS statement dalam

http://www.parti-socialiste.fr/wp-content/uploads/2016/01/Statuts-et-

reglement-2015-PS.pdf

Nuclear Remains Linchpin of French EnergyTransition

Page 82: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

5

http://www.euractiv.com/section/sustainable-dev/news/nuclear-remains-linchpin-

of-french-energy-transition/

Energiewende Team, French energy transition law: return to sender?

https://energytransition.org/2015/03/french-energy-transition-law-delayed/

What Next For Frenc And EU Energy Policy? Artikel online dalam

http://carnegieeurope.eu/publications/?fa=47705

Transition Energetique Comment le senat

http://www.lemonde.fr/planete/article/2015/02/19/transition-energetique-

comment-le-senat-a-change-la-loi_4580129_3244.html

Ministry of Economy of the Republic of Poland, Polityka energetyczna Polski do

2030 roku [Poland’s Energy Policy to 2030], Warsaw, 2009, Annex 2.

Ministry of Foreign Affairs Republic of Polandia dalam “Wiemar Triangle”,

Ministry of Foreign Affairs Republic of Polandia , [Artikel On-line];

Tersedia di

http://www.msz.gov.pl/en/foreign_policy/europe/wweimar_triangle1/wei

mar_triangle; Internet; diakses pada 24 april 2015 pukul 21.33.

Ministry of Poland

http://www.msz.gov.pl/en/foreign_policy/europe/wweimar_triangle1/

Joint Statement Weimar Triangle 1

http://www.bmub.bund.de/fileadmin/Daten_BMU/Download_PDF/Klimas

chutz/erklaerung_gruenes_weimarer_dreieck_2013_en_bf.pdf

Joint Statement Weimar Triangle 2

Page 83: KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42784/2/AKBAR... · KEPENTINGAN JERMAN DALAM KERJASAMA WEIMAR TRIANGLE TERKAIT ENERGI

6

http://www.msz.gov.pl/resource/ae652e98-195a-41fb-aa18-

14c889d8b9ad:JCR

Merkel Commits to renewable energy dalam

https://www.bloomberg.com/news/videos/b/db5b2fbd-0f77-4d4d-a832-

8c9f03f35b27

Merkel’s No-Nuke Stumble May Erode Re-Election Support

https://www.bloomberg.com/news/articles/2013-04-10/merkel-s-no-nuke-

stumble-may-erode-re-election-support-energy

German Power-Price Swings Threaten Growth Engine: Energy Markets

https://www.bloomberg.com/news/articles/2013-10-16/german-power-

price-swings-threaten-growth-engine-energy-markets