katarak baru

23
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA KLIEN KATARAK

Upload: elsoyy

Post on 30-Sep-2015

107 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

HHH

TRANSCRIPT

  • ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA KLIEN KATARAK

  • Disusun Oleh Kelompok 7:

    Elsa Nindya SalimDevi Dwi SeptalianiMayangsari DewiPutri ShintawatiSarah Melisa StephaniSiti NurjanahUmi RahmiEgi Nurmala

  • TUJUANMahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar: konsep dasar gangguan rasa aman dan nyaman karena gangguan penglihatan akibat katarak , serta membuat asuhan keperawatan mulai dari :Pengkajian keperawatanDiagnosa keperawatanPerencanaan keperawatanImplementasiEvaluasiDokumentasi keperawatan

  • ANATOMI FISIOLOGI MATA

  • PENGERTIANKatarak adalahsuatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening menjadi keruh (Sidarta 2004, h.125).

    Menurut Corwin (2001), katarak adalah penurunan progresif kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan ketajaman penglihatan berkurang. Katarak terjadi apabila protein-protein lensa yang secara normal transparan terurai dan mengalami koagulasi.

    Sedangkan menurut Mansjoer (2000), katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (panambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif.

  • ETIOLOGI Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang.Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 50 tahun keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda Faktor keturunanCacat bawaan sejak lahirMasalah kesehatan, missal diabetesPenggunaan obat tertentu, khususnya steroidGangguan pertumbuhanMata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam jangka waktu lamaRokok dan alcoholOperasi mata sebelumnyaTrauma pada mata

  • PATOFISIOLOGI Lensa mengandung 3 komponen anatomis. Pada zona sentral terdapatnukleus,di perifer adakorteks,dan yang mengelilingi keduanya adalahkapsulanterior dan posterior. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transportasi, perubahan pada searabut halus multiple (zunula) yang memanjang dari badan selier ke sekitar daerah diluar lensa misalnya dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalan cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air kedalam lensa.

  • MANIFESTASI KLINIKGejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain:Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi. menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hariGejala objektif biasanya meliputi:Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan menjadi kabur atau redup.Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih. Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif.

  • Gejala umum gangguan katarak meliputi:Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.Gangguan penglihatan bisa berupa:Peka terhadap sinar atau cahaya.Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.Kesulitan melihat pada malam hariMelihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mataPenurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada siang hari )

  • KOMPLIKASI Berdasarkan Usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi :Katarakcongenital,Katarakyang sudah terlihat pada usia kurang dari 1 tahun.Katarak juvenile,Katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahunKatarak senile, katarak setelah usia 50 tahun.Berdasarkan penyebabnya, katarak dapat dibedakan menjadi :Katarak traumatika yaitu katarak yang terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul maupun tajam. Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak monokular).Katarak toksik yaitu katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu.Katarak komplikata yaitu katarak yang terjadi akibat gangguan sistemik seperti diabetes melitus, hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan lokal seperti uveitis, glaukoma, proses degenerasi pada satu mata lainnya.

  • KATARAK SENILIS SECARA KLINIK DIKENAL DALAM EMPAT STADIUM YAITU INSIPIEN, INTUMESEN, IMATUR, MATUR DAN HIPERMATUR (ILYAS, 2005).

    INSIPIENIMMATURMATURHIPERMATURKekeruhanRinganSebagianPenuhMasifCairan lensaNormalBertambahNormalBerkurangIrisNormalTerdorongNormalTermulansBilik mata depanNormalDangkalNormalDalamSudut bilik mataNormalSempitNormalTerbukaShadow testNegatifPositifNegatifPseudopodsPenyulit-glaukoma-Uveitis dan glaukoma

  • PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

    Kartu mata snellen /mesin telebinokuler Lapang Penglihatan Pengukuran Tonografi : TIO (12 25 mmHg) Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glukoma Oftalmoskopi Darah lengkap, LED EKG, kolesterol serum, lipid Tes toleransi glukosa : kontrol DM Keratometri. Pemeriksaan lampu slit. A-scan ultrasound (echography). Penghitungan sel endotel penting u/ fakoemulsifikasi & implantasi. USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.

  • KOMPLIKASI

    1. GlaukomaKelainan yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan intra okuler didalam bola mata, sehingga lapang pandang mengalami gangguan dan visus mata menurun.2. Kerusakan retinaKerusakan retina ini terjadi terjadi setelah pascah bedah, akibat ada robekan pada retina, cairan masuk ke belakang dan mendorong retina atau terjadi penimbunan eksudat dibawah retina sehingga terangkat.3.InfeksiIni bisa terjadi setelah pasca bedah karena kurangnya perawatan yang tidak edekuat (Andra 2013, h. 67).

  • PENATALAKSANAAN MEDISPembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari hari atau bila telah menimbulkan penyulit, seperti glaucoma dan uveitis.a) Pengobatan berupa eksisi seluruh lensa untuk diganti oleh lensa buatan, atau fragmentasi lensa dengan ultrasound atau laser, diikuti oleh aspirasi fragmen dan penggantian lensa.b) Pembedahan diindikasikasikan bagi yang memerlukan penglihatan akut untuk bekerja atau keamanan.

  • Macam-macam operasi:

    ICCE (Intra Capsular Cataract Extraction)Merupakan tindakan pengeluaran lensa bersama-sama dengan kapsulECCE (Ekstra Capsular Cataract Extraction)Dilakukan dengan merobek kapsul anterior dan mengeluarkan inti lensa dan kortek, sedang sisa lensa diharapkan keluar bersama dengan aqueoshumour

  • Pengkajian1.Riwayata.Riwayat penyakit : trauma mata, penggunaan obat kortikosteroid, penyakit diabetes melitus, hipotiroid, uveitis, glaukoma.b.Riwayat keluhan gangguan : stadium katarak.c.Psikososial : kemampuan aktivitas, gangguan membaca, resiko jatuh, berkendaraan.

  • 2.Pengkajian umuma.Usiab.Gejala penyakit sistemik : diabetes melitus, hipotiroid.3.Pengkajian khusus mataa.Dengan pelebaran pupil, ditemukan gambaran kekeruhan lensa (berkas putih) pada lensa.b.Keluhan terdapat diplopia, pandangan berkabut.c.Penurunan tajam penglihatan (miopia).

  • DIAGNOSA KEPERAWATAN1) Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan dengan perubahan resepsi, transmisi dan / atau integrasi sensori2)Gangguan rasa aman nyaman : nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik3)Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (extraksi katarak).

  • Intervensi1.Kaji tingkat kecemasan pasien dan catat adanya tanda-tanda verbal dan non verbal2.Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiraan dan perasaan takutnya3.obserfasi tanda vital dan peningkatan respon fisik pasien 4.Beri penjelasan dan support pada pasien pada setiap melakukan prosedur tindakan.5.Lakukan orientasi dan perkenalan pasien terhadap ruangan, petugas, dan peralatan yang akan digunakan.

  • Evaluasia. Risiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan tekanan intra okolar, perdarahan intra okoler dan kehilangan vitreous - Pasien menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam kemungkinan cedera - Menunjukan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan resiko dan untuk melindungi diri dari cedera - Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamananb. Risiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedu invasip - Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu,bebas drainase purulen, eritema dan demam- Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi

  • c. Gangguan sensorik-perseptual b/d gangguan penerimaan sensorik/status organ indra,dan lingkungan secara terapeutik di batasi - Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu - Pasien mengenal sensori dan berkompensasi terhadap perubahan - Pasien dapat mengidentipikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan

  • DAFTAR PUSTAKAHidayat A.Aziz Alimul.2005. Buku Saku Kebutuhan Dasar Manusia. EGC. JakartaHidayat A.Aziz Alimul.2005. Pengatar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep Dan Proses Keperawatan.EGC. JakartaIlyas Sidrata. 2002. Ilmu Penyakit Mata. FKUI. JakartaMaliakang H.H. B, dkk. 2002. Ilmu Penyakit Mata.PP-PERDAMI. JakartaMarly Et. Al.Doegoes. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Perencanaan dan Pendokomentasian Keperawatan. EGC. Jakarta Fawzi Annor, Ferry. 2011. Katarak. http://ferryfawziannor.blogspot.com/2011/07/katarak.html diakses pada tanggal 25 Februari 2015