kasus dmg pada kehamilan.docx

51
LAPORAN KASUS I. IDENTITAS PASIEN ISTRI Nama : Ny.Purwaningsih Umur : 29 tahun Pendidikan : S1 Pangkat : Pekerjaan : Ibu Rumah tangga Suku : Purworejo Agama : Islam Gol.darah : O SUAMI Nama : Tn.Doffy Umur : 34 tahun Pendidikan : S1 Pangkat : Pekerjaan :PNS Kelautan Suku :Jakarta Agama : Islam Gol.darah :O Alamat rumah : Jln. Pergunas RT 17/5 Pisangan Cakung, Penggilingan Jak-tim Tgl masuk RS : Kamis 3 November 2011 No.CM : 381664 II. DATA DASAR Diperoleh secara autoanamnesis, tanggal 4 november 2011 pukul 18.45 WIB 1 | Page

Upload: albert-santoso

Post on 16-Sep-2015

283 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS

I. 33 | Page

II. IDENTITAS PASIENISTRI Nama: Ny.PurwaningsihUmur: 29 tahunPendidikan: S1Pangkat: Pekerjaan: Ibu Rumah tanggaSuku: PurworejoAgama: IslamGol.darah: O

SUAMINama: Tn.Doffy Umur: 34 tahunPendidikan: S1Pangkat:Pekerjaan:PNS KelautanSuku:JakartaAgama: IslamGol.darah:OAlamat rumah: Jln. Pergunas RT 17/5 Pisangan Cakung, Penggilingan Jak-timTgl masuk RS: Kamis 3 November 2011No.CM: 381664III. DATA DASARDiperoleh secara autoanamnesis, tanggal 4 november 2011 pukul 18.45 WIB

Keluhan Utama : Dirujuk dari poli karena saat USG, taksiran berat janin 4015 gr

Keluhan Tambahan :Keputihan

Riwayat Penyakit Sekarang Os dirujuk dari poli kebidanan saat mengontrol kehamilannya karena saat dilakukan USG, terdapat kesan TBJ 4015 gr (Makrosomia). Os mengaku hamil cukup bulan, gerak janin aktif, HPHT 7 Feb 2011, TP 14 Nov 2011, mual (+), mules (-), keputihan (+), keluar air (-), ANC rutin di RS, USG pernah 9x, USG ke -8 ditemukan kesan janin besar (makrosomia). Riwayat BAB dan BAK normal. Perangai Pasien Kooperatif Riwayat HaidMenarche usia 14 tahun, dengan siklus haid 28 hari, teratur, lamanya haid 7 hari, jumlahnya 2-3 kali ganti pembalut/hari, tidak ada nyeri saat haid. Riwayat KBPasien mengaku belum pernah menggunakan kontrasepsi Riwayat PernikahanMenikah 1 kali, umur menikah 29 tahun dan umur suami saat menikah 34 tahun. Riwayat Obstetri1. Hamil ini (G1P0A0 H 38 minggu) Riwayat Penyakit Dahulu1. Riwayat hipertensi disangkal2. Riwayat kencing manis disangkal3. Riwayat sakit jantung disangkal4. Riwayat asma disangkal5. Riwayat alergi disangkal Riwayat Penyakit Keluarga1. Riwayat hipertensi disangkal2. Riwayat kencing manis (+)3. Riwayat sakit jantung disangkal4. Riwayat asma disangkal5. Riwayat alergi disangkal Catatan penting selama asuhan antenatalMelakukan ANC rutin setiap bulan di RSIV. PEMERIKSAAN FISIK Status GeneralisKeadaan Umum: BaikKesadaran: CMTekanan darah: 150/90 mmHgNadi: 76x/mnt, teraturSuhu tubuh: 36 0CPernafasan: 20x/mnt, teraturBerat badan: 64 kgTinggi badan: 145cmMata: Konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-Leher: Tidak ada pembesaran KBG dan tiroidThorax: Jantung: BJ I-II reguler murni, Murmur (-), Gallop (-) Paru: SN vesikuler, ronki (-), wheezing (-)Abdomen: Membuncit sesuai kehamilan. BU (+)Ektremitas: Akral hangat, edema (+) pada kedua telapak kaki Status ObstetriI: TFU 43 cm, puka, DJJ 140 Dpm, TBJ 4015 grIo: V/V tenangVT: Portio kenyal, kepala H I-II, tidak ada pembukaanV. PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK Pemeriksaan USG tgl 3-11-2011

Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup Korpus anterior grade 2 ICA 13,8 BPD (9,35), HC (34,7), AC (37,5), FL (7,21) TBJ 4015 gr DJJ 128 DpmKesan : Janin tunggal hidup presentasi kepala biometri sesuai 38 minggu, makrosomia.Saran: Terminasi kehamilan

Pemeriksaan USG tgl 4-11-2011

Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup Fundus grade III ICA 12,4 BPD (9,7), HC (34,1), AC (37,5), FL (7,07) TBJ 3860 gr DJJ 148 DpmKesan : Hamil aterm janin tunggal hidup presentasi kepala, biometriSesuai 38 minggu aterm

Pemeriksaan Lab tgl 3-11-2011 pukul 07.55HematologiJenis pemeriksaanHasilNilai rujukan

Hb 11,7 g/dl ()12-16 gr/dl

Ht36 % ()37-47%

Eritrosit48 juta/UL4,3-6,0 juta/UL

Leukosit12.400 / UL ()4800-10800/ UL

Trombosit170.000 /UL150000-400000/UL

MCV76 fl ()80-96 fl

MCH25 pg ()27-32 pg

MCHC32 g/dl32-36 g/dl

ImunoserologiHbsAg Non-reaktif

VDRLNegatif

KimiaJenis pemeriksaanHasilNilai rujukan

GDP 75 mg/dl130mg/dl dapat segera dimulai dengan insulin. Sesuai prinsip penatalaksanaan diabetes mellitus, perencanaan makan merupakan tahap awal yang penting pada pelaksanaan DMG. Tujuan perencanaan makan adalah:A. mencapai normoglikemiaB. pertumbuhan dan perkembangan janin yang optimal.Perlu selalu diingat bahwa perencanaan makan pada DMG tidak semata - mata untuk mencapai normoglikemia, tetapi jumlah kalori maupun komposisi makanan harus diperhitungkan untuk pertumbuhan janin agar menghasilkan bayi yang sehat. Pada umumnya sampai akhir kehamilan pertambahan berat badan ibu mencapai sekitar 10 12 kg. Sampai saat ini belum ada daftar perencanaan makan untuk wanita hamil orang Indonesia. Cara yang disusun di bawah ini mirip dengan perencanaan makan pasien diabetes yang tidak hamil.Komposisi makanan yang dianjurkan dengan komposisi makanan yang dianjurkan untuk pasien DM pada umumnya. Demikian juga pembagian porsi makanan selama sehari.Untuk menjamin pertumbuhan janin yang baik harus diingat bahwa kebutuhan protein ibu hamil dianjurkan 1 1,5% kgBB.Wanita hamil tanpa hiperglikemia puasa yang menetap, tetapi dengan hasil tes toleransi glukosa oral yang abnormal, diobati hanya dengan diet saja. Program latihan yang bebas dianjurkan kepada pasien pasien ini. Diet yang bisa diterima adalah diet yang memberikan 30 hingga 35 kalori per kilogram berat ideal setiap harinya. Pada umumnya, bagi wanita hamil dengan diabetes gestasional yang tidak memerlukan insulin, jarang terdapat indikasi untuk persalinan dini. Jadi, tanpa adanya indikasi yang lain, para wanita dibiarkan melahirkan pada usia kehamilan aterm. Induksi persalinan pada kehamolan 40 minggu, yang sekalipun ideal, tidak dilakukan kecuali bila keadaan serviks mendukung.2. InsulinBila dengan pengaturan perencanaan makan selama dua minggu tidak tercapai sasaran normoglikemia yaitu glukosa darah plasma puasa < 105 mg/dl dan 2 jam sesudah makan < 120 mg/dl, insulin harus segera dimulai. Pemantauan dapat dikerjakan dengan memakai alat pengukur kadar glukosa darah kapiler.Pada umumnya insulin dimulai dengan dosis kecil, bertambah dengan meningkatnya usia kehamilan. Insulin yang dipakai sebaiknya human insulin. Pada DMG dengan hiperglikemia hanya pada hari cukup diberikan suntikan insulin kerja menengah sebelum tidur malam. Pada pasien dengan hiperglikemia pada keadaan puasa maupun sesudah makan diberikan insulin kombinasi insulin kerja cepat dan kerja menengah, pagi dan sore hari. Dosis insulin diperkirakan antara 0,5 1,5 unit/kg berat badan, 2/3 diberikan pada pagi hari dan 1/3 pada sore hari. Hanya pada keadaan tertentu bila kadar glukosa belum terkendali dengan pemberian dua kali, perlu diberikan insulin empat kali sehari yaitu tiga kali insulin kerja cepat setengah jam sebelum makan dan insulin kerja menengah pada malam hari sebelum tidur. Perlu diingat agar insulin dihentikan pada saat pasien bersalin.

Berbagai macam insulin yang dapat diperoleh di pasaran : Insulin Kerja Cepat :- Humulin R (40 IU, 100 IU)- Actrapid Human 40, 100Insulin Keraj Menengah :- Humulin (40 IU, 100 IU)Insulin Kerja Campuran :- Humulin 30/70 (40 IU, 100 IU)- Mixtard 30/70Kendali glikemik ketat sangat dibutuhkan pada semua wanita diabetes mellitus dengan kehamilan. Penting sekali memantau glukosa darah sendiri oleh pasien dirumah, terutama pada mereka yang mendapat suntikan insulin. Selain itu pemeriksaan HbA1c harus dilakukan lebih sering, sebaiknya tiap 6 minggu sekali.Sasaran yang ingin dicapai adalah kadar HbA1c < 6,5%.3. Obat HipoGlikemik OralObat-obat penurun kadar glukosa oral tidak dianjurkan bagi wanita hamil oleh American Diabetes Association. Langer dkk. Memilih secara acak 257 wanita dengan diabetes gestasional untuk mendapat terapi insulin atau glyburide. Kadar mendekati normoglikemik sama-sama tercapai. Dalam laporan, Conway dkk. Menemukan bahwa wanita dengan kadar glukosa puasa > 110 mg/dl tidak merespon secara baik terhadap terapi glyburide.1Memantau Diabetes Terkendali Kendali glikemik ketat sangat dibutuhkan pada semua wanita diabetes mellitusvdengan kehamilan. Penting sekali memantau glukosa darah sendiri oleh pasien di rumah, terutama pada mereka yang mendapat suntikan insulin. Selain itu pemeriksaan HbA1c harus dilakukan lebih sering, sebaiknya tiap 6 minggu sekali. HbA1c merupakan suatu glikohemoglobin (ikatan antara glukosa dengan hemoglobin) yang dibentuk dalam dua tahap oleh glikasi nonenzimatik dari hemoglobin A (HbA). Kadar HbA1c sebanding dengan rata-rata konsentrasi glukosa serta jangka waktu sirkulasi hemoglobin.Jumlah HbA1c yang terbentuk, tergantung pada kadar glukosa darah. Ikatan Hb1c bersifat stabil dan dapat bertahan hingga 2-3 bulan (sesuai dengan usia sel darah merah). Kadar Hb1c mencerminkan kadar glukosa darah rata-rata dalam jangka waktu 2-3 bulan sebelum pemeriksaan. Hb1c dapat digunakan sebagai alat untuk memperkirakan komlikasi diabetes yang dapat timbul. Hb1c digunakan sebagai sarana evaluasi awal setelah diagnosis DM dipastikan.PENATALAKSANAAN OBSTETRIPemantauan ibu dan janin dilakukan dengan pengukuran tinggi fundus uteri, mendengarkan denyut jantung janin dan secara khusus memakai USG dan kardiotokografi (KTG). Penilaian menyeluruh janin dilakukan dengan skor fungsi dinamik janin plasenta (FDJP). Skor < 5 merupakan tanda gawat janin. Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia, pertumbuhan janin yang terlambat (PJT) dan gawat janin merupakan indikasi untuk melakukan persalinan secara seksio sesarea. Pada saat seksio sesarea, penatalaksanaan ibu DMG dikerjakan seperti yang lazim pada pasien diabetes mellitus dengan pembedahan.Janin yang sehat (skor FDJP >9) dapat dilahirkan pada umur kehamilan cukup waktu (40-42 minggu) dengan persalinan biasa. Ibu hamil DMG tidak perlu dirawat bila keadaan diabetesnya terkendali baik, namun harus selalu diperhatikan gerak janin (normal > 10 kali/12 jam). Bayi yang dilahirkan dari ibu DMG memerlukan perawatan khusus.Kehamilan dengan DMG yang berkomplikasi (hipertensi/preeklamsia, kelainan vaskular, infeksi seperti glomerulonefritis, sistitis,moniliasis) harus dirawat sejak minggu kehamilan ke 34. Pasien DMG yang berkomplikasi biasanya memerlukan insulin. Umumnya dengan DMG kadar glukosa darahnya mudah dikendalikan, kecuali jika ada komplikasi.Penentuan saat melahirkanIdealnya pelaksanaan persalinan pada wanita hamil dengan diabetes yang nyata diselesaikan ketika kehamilan mendekati aterm. Karena pengalaman yang ada hubungannya di atas, akhir-akhir ini di Rumah sakit Parkland, wanita yang hamil diminta untuk masuk rumah sakit ketika usia kehamilannya mencapai 34 minggu dan kemudian tinggal di rumah sakit sampai saat melahirkan. Secara khas, rasio lesitin-sfingomielin dalam cairan amnion diukur pada kehamilan sekitar 37 minggu, dan bila nilainya sama dengan 2 atau, persalinan janin dilangsungkan pada kehamilan minggu ke-38. untuk wanita hamil yang usia kehamilannya dapat dipastikan, tidak dilakukan tes untuk menentukan maturitas paru janin tersebut dan persalinan janin direncanakan setelah usia kehamilan 38 minggu terlewati. Sebelum saat itu, janin dianggap tidak menghadapi ancaman bahaya yang serius selama pertumbuhannya berlangsung dengan baik di dalam rahim dan tidak ada komplikasi lain, khususnya hipertensi maternal yang nyata atau hiramnion yang serius. Jika timbul hipertensi berat, janin harus dilahirkan kendati rasio L/S kirang dari 2. dari 118 bayi lahir hidup yang dilahirkan dengan mengikuti kebijakan ini, semuanya berhasil diselamatkan kecuali satu bayi yang menderita trisomi 18. dari empat kelahiran mati selama periode waktu yang sama, satu janin yang meninggal in utero pada usia kehamilan 34 minggu, mungkin akan dapat diselamatkan bila persalinanya dilakukan secara lebih dini lagi (Leveno dkk, 1979). Rasio L/S sama dengan 2 atu lebih sebagaimana yang diukur dalam laboratorim kami bermanfaat untuk menyingkirkan gangguan respiratorius yag berat dan gejala sisanya yang serius pada bayi-bayi yang dilahirkan ibu dengan penyakit diabetes tergantung pada insulin. Namun demikian, dari sejumlah pengalaman lainnya ternyata bahwa pada sebagian keadaan, pengenalan rasio tersebut tidak selalu memberikan manfaat di atas, khususnya pada kehamilan yang dipersulit dengan penyakit diabetes gestasional (Gabbe, 1985; Leveno dan whalley 1982).3,4PrognosisPrognosis bagi wanita hamil dengan diabetes pada umumnya cukup baik, apalagi bila penyakitnya lekas diketahui dan diobati oleh dokter yang ahli, serta kehamilan dan persalinannya ditangani oleh dokter spesialis kebidanan. Kematian sangat jarang terjadi, apabila penderita sampai meningggal, hal ini biasnya dijumpai pada diabetes yang sudah lama dan berat, terutama yang disertai kompikasi pembuluh darah atau ginjal.Prognosis bergantung dari perawatan antenatal, pertolongan persalinan dan perawatan di bangsal neonatus dan pemantauan jangka penjang. Prognosis untuk hidup umumnya baik. Prognosis intelegensia yang normal tergantung dari lama dan beratnya hipoglikemi, karena hipoglikemia ini dapat menyebabkan gejala sisa neurologis. Hipoglikemia dengan gejala, terutama bila diderita oleh bayi dengan BB lahir rendah dan BIDMG cenderung menyebabkan intelegensia yang rendah apabila dibandingkan dengan hipoglikemia tanpa gejala.3,4,6KESIMPULAN DAN SARANDiabetes mellitus gestasional (DMG) didefinisikan sebagai suatu intoleransi glukosa yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan berlangsung. Komplikasi ibu dan bayi pada penderita diabetes akan meningkat karena perubahan metabolik. Angka lahir mati terutam pada kasus dengan diabetes tak terkendali dapat terjadi 10 kali dari normal. Diperkirakan kejadian diabetes dalam kehamilan ialah 0.7%, tetapi seringkali sukar ditemukan karena rendahnya kemampuan deteksi kasus. Beberapa hal yang menjadi faktor resiko antara lain: pernah melahirkan bayi > 4000 gram, umur ibu hamil > 30 tahun, obesitas, glukosuria, adanya DM dalam keluarga serta pernah mengalami DMG pada kehamilan sebelumnya.Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan penapisan untuk DMG pada semua ibu hamil pada pertemuan pertma dengan petugas kesehatan. Untuk mereka yang hasilnya negatif, pemeriksaan harus diulang pada minggu gestasi ke 24-28. pemeriksaan penyaring dilakukan melalui pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa puasa, kemudian dapat diikuti dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO). Dengan diagnosa dan penanganan tepat yang dilakukan sendiri mungkin, komplikasi DMG pada ibu dan bayi dapat dihindari.

DAFTAR PUSTAKA

1. Conninghan F.G, et all Williams Obstetrices Diabetes 21st International Edition. Mc Graw Hill USA 2001. Hal 1522-15432. Kosensus : Diagnosis dan penatalaksanaan Diabetes Mellitus Gestasional. P.B PERKENI 19973. Soegondo. S, Soewondo,P. Subekti.I, Penatalaksanaan Diabetes Mellitus terpadu Diagnosis dan klasifikasi Diabetes Mellitus terkini , DepKes & WHO, Balai penerbit FKUI, 2004.17-28.4. Gabbe. SC et.all. Obstetries : Normal and Problem Pregnancies, Diabetes Mellitus, 4th ed. Churchill Liungstones, USA.2002.P.1084-IIII5. Jansen.C. et.all. Current Obsterics & Gynecologic Diagnostic & Treatment. Diabetes Millitus & Pregnancy 9th ed. Mc.Graw Hill 2003. (P.362-337)6. Konsensus pengelolaan dan pencegahan Diabetes Mellitus tipe-2 di Indonesia, Perkumpulan endokrinologi Indonesia, 20067. Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Saewono Prawirohardjo;2005. Hal 518-5258. Sudoyo AW, Setiyohadi B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid III. Edisi IV Jakarta 2007. Hal 1905-19079. www.diabeticretinopathy.org.uk