kasus clavikula o.k

27
TINJAUAN TEORITIS CLOSED FRAKTUR FEMUR 1/3 MEDIAL SINISTRA + CLOSED FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA 1.Pengertian Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Syamsuhidayat. 2004: 840). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. (Brunner & Suddarth. 2001 : 2357). Untuk memperbaiki posisi fragmen tulang pada fraktur terbuka yang tidak dapat di reposisi tapi sulit dipertahankan dan untuk memberikan hasil yang lebih baik maka perlu dilakukan tindakan operasierasi ORIF (Operasien Reduction With Internal Fixation). ORIF adalah suatu tindakan untuk melihat fraktur langsung dengan tehnik pembedahan yang mencakup di dalamnya pemasangan pen, skrup, logam atau protesa untuk memobilisasi fraktur selama penyembuhan (Depkes, 1995: 95). 2.Anatomi fisiologi a.Tulang Tulang adalah jaringan ikat yang bersifat kaku dan membentuk bagian terbesar kerangka, serta merupakan jaringan penunjang tubuh utama. (Keith L. Moore, 2002:8)

Upload: mbee-cakra

Post on 01-Jul-2015

391 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KASUS CLAVIKULA O.K

TINJAUAN TEORITIS

CLOSED FRAKTUR FEMUR 1/3 MEDIAL SINISTRA + CLOSED FRAKTUR RADIUS 1/3

DISTAL SINISTRA

1.Pengertian

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan

yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Syamsuhidayat. 2004: 840).

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. (Brunner

& Suddarth. 2001 : 2357).

Untuk memperbaiki posisi fragmen tulang pada fraktur terbuka yang tidak dapat di reposisi tapi

sulit dipertahankan dan untuk memberikan hasil yang lebih baik maka perlu dilakukan tindakan

operasierasi ORIF (Operasien Reduction With Internal Fixation).

ORIF adalah suatu tindakan untuk melihat fraktur langsung dengan tehnik pembedahan yang

mencakup di dalamnya pemasangan pen, skrup, logam atau protesa untuk memobilisasi fraktur

selama penyembuhan (Depkes, 1995: 95).

2.Anatomi fisiologi

a.Tulang

Tulang adalah jaringan ikat yang bersifat kaku dan membentuk bagian terbesar kerangka, serta

merupakan jaringan penunjang tubuh utama. (Keith L. Moore, 2002:8)

Tulang berguna untuk :

a)Melindungi struktur vital

b)Menopang tubuh

c)Mendasari gerak secara mekanis

d)Membentuk sel darah (sumsum tulang merah adalah tempat dibentuknya sel darah merah,

beberapa limfosit, sel darah putih granulosit dsan trombosit)

e)Menimbun berbagai mineral (kalsium, fosfor dan magnesium)

Page 2: KASUS CLAVIKULA O.K

b.Sendi

Sendi adalah suatu ruangan, tempat satu atau dua tulang berada saling berdekatan. Fungsi

utama sendi adalah memberi pergerakan dan fleksibilitas dalam tubuh.

c.Otot

Otot ialah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi dan dengan jalan

demikian maka gerakan terlaksana. Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk

kontraksi dan menghasilkan pergerakan sebagain atau seluruh tubuh.

d.Ligamen

Ligamen adalah sekumpulan jaringan fibrosa yang tebal yang merupakan akhir dari suatu otot

dan berfungsi mengikat suatu tulang.

e.Tendon

Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrosa yang membungkus setiap otot dan

berkatian dengan periosteum jaringan penyambung yang mengelilingi tendon, khususnya pada

pergelanan tangan dan tumit.

f.Fasia

Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung di

bawah kulit sebagai fasia superfisial (sebagai pembungkus tebal) jaringan penyambung fibrosa

yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah.

g.Bursae

Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung, yang digunakan di atas bagian

yang bergerak.

3. Etiologi

a. Trauma langsung: benturan pada tulang mengakibatkan fraktur ditempat tersebut.

b. Trauma tidak langsung: tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari area

benturan.

Page 3: KASUS CLAVIKULA O.K

c. Fraktur patologis: fraktur yang disebabkan trauma yamg minimal atau tanpa trauma. Contoh

fraktur patologis: Osteoporosis, penyakit metabolik, infeksi tulang dan tumor tulang.

4. Manifestasi Klinis

a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai tulang dimobilisasi.

b. Deformitas disebabkan karena pergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai.

c. Pemendekan tulang terjadi karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat

fraktur.

d. Krepus, teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya.

e. Pembengkakan lokal dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan

gangguan sirkulasi yang mengikuti fraktur.

5. Klasifikasi Fraktur

a. Fraktur komplit adalah patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami

pergeseran. (bergeser dari posisi normal).

b. Fraktur tidak komplit adalah patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang.

c. Fraktur tertutup tidak menyebabkan robeknya kulit.

d. Fraktur terbuka merupakan fraktur dengan luka pada kulit atau membrana mukosa sampai

kepatahan tulang, fraktur terbuka digradasi menjadi:

1) Grade 1 dengan luka bersih panjangnya kurang dari 1 cm

2) Grade II luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif

3) Grade III luka yang sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan lunak

ekstensif, merupakan yang paling berat

e. Fraktur juga digolongkan sesuai pergeseran anatomis fragmen tulang:

Page 4: KASUS CLAVIKULA O.K

1) Greenstick: fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya

membengkok

2) Transversal: fraktur sepanjang garis tengah tulang

3) Obllik: fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang (lebih tidak stabil

dibanding transversal)

4) Spiral: fraktur memuntir sepanjang batang tulang

5) Komunitif: fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen

6) Depresi: fraktur dengan pragmen patahan terdorong kedalam (sering terjadi pada

tulang tengkorak dan tulang wajah)

7) Kompresi: fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)

8) Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang, penyakit

paget, metastasis tulang, tumor)

9) Avulsi: tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada perlakatannya

10) Epifiseal: fraktur melalui epifisis

11) Impaksi: fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang yang lainnya.

Page 5: KASUS CLAVIKULA O.K

6. Proses Penyembuhan tulang

a. Fase hematoma: Proses terjadinya hematoma dalam 24 jam. Apabila terjadi fraktur pada

tulang panunjang, maka pembuluh darah kecil yang melewati kanalikuli dalam sistem

haversian mengalami robekan pada daerah luka dan akan membentuk hematoma diantar

kedua sisi fraktur.

b. Fase proliferasi/ fibrosa: terjadi dalam waktu sekitar 5 hari. Pada saat ini terjadi reaksi jaringan

lunak sekitar fraktur sebagai suatu reaksi penyembuhan, karena adanya sel-sel osteogenik

yang berpoliferasi dari periosteum untuk membentuk kalus eksternal serta pada daerah

endosteum membentuk kalus internal sebagai aktifitas seluler dalam kanalis medularis.

c. Fase Pembentukkan Kalus: Waktu pembentukan kalus 3-4 minggu. Setelah pembentukan

jaringan seluler yang bertumbuh dari setiap fragmen sel dasar yang berasal dari osteoblas

dan kemudian pada kondroblas membentuk tulang rawan.

d. Fase Osifikasi: Pembentukan halus mulai mengalami perulangan dalam 2-3 minggu, patah

tulang melalui proses penulangan endokondrol, mineral terus-menerus ditimbun sampai

tulang benar-benar telah bersatu dengan keras.

e. Fase Remodeling: Waktu pembentukan 4-6 bulan. Pada fase ini perlahan-lahan terjadi

reabsorbsi secara eosteoklastik dan tetap terjadi prosesosteoblastik pada tulang dan kalus

eksternal secara perlahan-lahan menghilang (Rasjad, 1998 : 400 ).

Page 6: KASUS CLAVIKULA O.K

7. PATOFISIOLOGI

Proses Terjadinya Fraktur

Fraktur terjadi bila tulang dikenai stres yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya.

Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak dan

bahkan kontraksi otot esktrem. Meskipun tulang patah dan jaringan sekitarnya juga akan

terpengaruh, mengakibatkan edema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi

sendi, ruptur tendo, kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh darah (Brunner dan Suddarth,

2001: 2357).

Fraktur sering terjadi pada tulang rawan, jika tulang mengalami fraktur, maka periosteum

darah dari korteks marrow dan jaringan sekitarnya rusak, terjadi perdarahan dan kerusakan

jaringan di ujung tulang. Terbentuklah hematoma di kanal medulla, jaringan ini merangsang

kecenderungan untuk terjadi peradangan yang ditandai dengan vasodilatasi, pengeluaran plasma

dan leukosit dan infiltrasi dari sel-sel darah putih yang lain (Corwin, 2000: 299).

Page 7: KASUS CLAVIKULA O.K

8. Komplikasi

Komplikasi awal

a. Syok: Syok hipovolemik atau traumatik akibat pendarahan (baik kehilangan darah eksterna

maupun yang tidak kelihatan) dan kehilangan cairan eksternal kejaringan yang rusak.

b. Sindrom emboli lemak: Pada saat terjadi fraktur globula lemak dapat masuk kedalam

pembuluh darah karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler atau karena

katekolamin yang dilepaskan oleh reaksi stres pasien akan memobilisasi asam lemak dan

memudahkan terjadinya globula lemak dalam aliran darah.

Page 8: KASUS CLAVIKULA O.K

c. Sindrom kompartemen: merupakan masalah yang terjadi saat perfusi jaringan dalam otot

kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan. Ini bisa disebabkan karena

penurunan ukuran kompartemen otot karena fasia yang membungkus otot terlalu ketat,

penggunaan gips atau balutan yang menjerat ataupun peningkatan isi kompartemen otot

karena edema atau perdarahan sehubungan dengan berbagai masalah (misal : iskemi,

cidera remuk).

Komplikasi lambat

a. Delayed union: proses penyembuhan tulang yang berjalan dalam waktu yang lebih lama dari

perkiraan (tidak sembuh setelah 3-5 bulan)

b. Non union: kegagalan penyambungan tulang setelah 6-9 bulan.

c. Mal union: proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu semestinya,

namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal.

9. Faktor yang mempercepat penyembuhan tulang

a. Immobilisasi fragmen tulang

b. Kontak fragmen tulang maksimal

c. Asupan darah yang memadai

d. Nutrisi yang baik

e. Latihan pembebanan berat badan untuk tulang panjang

f. Hormon-hormon pertumbuhan, tiroid, kalsitonin, vitamin D,

g. Potensial listrik pada patahan tulang

10. Faktor yang menghambat penyembuhan tulang

a. Trauma berulang

b. Kehilangan massa tulang

c. Immobilisasi yang tak memadai

Page 9: KASUS CLAVIKULA O.K

d. Rongga atau jaringan diantar fragmen tulang

e. Infeksi

f. Radiasi tulang (nekrosis tulang)

g. Usia

h. Kortikosteroid (menghambat kecepatan perbaikan)

11. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik

a. Pemeriksaan rontgen: Untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur

b. Scan tulang, tomogram, CT-scan/ MRI: Memperlihatkan frakur dan mengidentifikasikan

kerusakan jaringan lunak

c. Pemeriksaan darah lengkap: Ht mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau menurun

(pendarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multipel), Peningkatan

Sel darah putih adalah respon stres normal setelah trauma.

d. Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal.

12. Penatalaksanaan medik

Empat prinsip penanganan fraktur menurut Chaeruddin Rasjad tahun 1988,adalah:

a. Recognition: mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anamnesis, pemeriksaan klinik

dan radiologis. Pada awal pengobatan perlu diperhatikan: lokasi, bentuk fraktur, menentukan

teknnik yang sesuai untuk pengobatan, komplikasi yang mungkin terjadi selama dan sesudah

pengobatan.

b. Reduction: reduksi fraktur apabila perlu, restorasi fragment fraktur sehingga didapat posisi

yang dapat diterima. Pada fraktur intraartikuler diperlukan reduksi anatomis dan sedapat

mungkin mengembalikan fungsi normal dan mencegah komplikasi seperti kekakuan,

deformitas serta perubahan osteoartritis dikemudian hari. Posisi yang baik adalah: alignment

yang sempurna dan aposisi yang sempurna. Fraktur yang tidak memerlukan reduksi seperti

fraktur klavikula, iga, fraktur impaksi dari humerus, angulasi <5>

Page 10: KASUS CLAVIKULA O.K

c. Retention, immobilisasi fraktur: mempertahankan posisi reduksi dan memfasilitasi union

sehingga terjadi penyatuan, immobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna meliputi

pembalut gips, bidai, traksi, dan fiksasi interna meliputi inplan logam seperti screw.

d. Rehabilitation : mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR

1 Pengkajian

a. Anamnesa

1) Data biografi : nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, alamat, suku

bangsa, status perkawinan, sumber biaya, sumber informasi.

2) Riwayat kesehatan masa lalu: Riwayat kecelakaan, Dirawat dirumah sakit, Obat-

obatan yang pernah diminum

3) Riwayat kesehatan sekarang: Alasan masuk rumah sakit, Keluhan utama, Kronologis

keluhan

4) Riwayat kesehatan keluarga: penyakit keturunan

5) Riwayat psikososial: Orang terdekat dengan klien, Interaksi dalam keluarga, Dampak

penyakit terhadap keluarga, Masalah yang mempengaruhi klien, Mekanisme koping

terhadap penyakitnya, Persepsi klien terhadap penyakitnya, Sistem nilai

kepercayaan :

6) Pola kebersihan sehari- hari sebelum sakit dan selama sakit: Pola nutrisi, Pola

eliminasi, Pola Personal Hygiene, Pola Istirahat dan Tidur, Pola aktifitas dan latihan,

Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan,

Page 11: KASUS CLAVIKULA O.K

b. Dasar Data Pengkajian Pasien

1) Aktifitas

Keterbatasan/ kehilangan pada fungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera,

fraktur itu sendiri atau terjadi secara sekunder, dari pembengkakan jaringan, nyeri).

2) Sirkulasi

a) Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri atau

ansietas) atau hipotensi (kehilangan darah)

b) Takikardia (respon stress, hipovolemia)

c) Penurunan/ tidak ada nadi pada bagian distal yang cedera; pengisian kapiler

lambat, pusat pada bagian yang terkena.

d) Pembengkakan jaringan atau masa hematoma pada sisi cedera.

3) Neurosensori

a) Hilang gerakan/ sensasi, spasme otot

b) Kebas/ kesemutan (parestesia)

c) Deformitas lokal: angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi (bunyi

berderit ) Spasme otot, terlihat kelemahan/ hilang fungsi.

d) Agitasi (mungkin badan nyeri/ ansietas atau trauma lain)

4) Nyeri/ kenyamanan

a) Nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area

jaringan / kerusakan tulang pada imobilisasi), tak ada nyeri akibat kerusakan

saraf

b) Spasme/ kram otot

Page 12: KASUS CLAVIKULA O.K

5) Keamanan

a) Laserasi kulit, avulsi jaringan, pendarahan, perubahan warna

b) Pembengkakan lokal (dapat meningkat secara bertahap atau tiba-tiba).

6) Penyuluh/ pembelajaran

Pemeriksaan Penunjang Diagnostik

a) Pemeriksaan rontgen: Untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur

b) Scan tulang, tomogram, CT-scan / MRI: Memperlihatkan fraktur dan

mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak

c) Pemeriksaan darah lengkap: Ht mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau

menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada

trauma multipel). Peningkatan sel darah putih adalah respon stres normal

setelah trauma.

d) Kreatinin: Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal.

2 Diagnosa keperawatan

a. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kehilangan integritas tulang (fraktur)

b. Nyeri (akut) berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema dan cedera

pada jaringan lunak, alat traksi/ immobilisasi

c. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tak ada kuatnya pertahanan primer:

kerusakan kulit, trauma jaringan, terpajan pada lingkugan, prosedur invasif, traksi tulang

3. Intervensi dan evaluasi keperawatan

Dk. 1 Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kehilangan integritas tulang (fraktur)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam trauma dapat berkurang

atau tidak terjadi

Kriteria hasil : mempertahankan stabilitas dan posisi fraktur

Page 13: KASUS CLAVIKULA O.K

Intervensi:

Mandiri

a. Pertahankan tirah baring/ ekstremitas sesuai indikasi

R/ meningkatkan stabilitas, menurunkan kemungkinan gangguan posisi/ penyembuhan

b. Sokong fraktur dengan bantal/ gulungan selimut

R/ mencegah gerakan yang tak perlu dan perubahan posisi

c. Pertahankan posisi/ integritas traksi

R/ traksi memungkinkan tarikan pada aksis panjang fraktur tulang

Kolaborasi

Kaji ulang foto/ evaluasi

R/ memberikan bukti visual mulainya pembentukan kalus/ proses penyembuhan untuk

menentukan tingkat aktivitas

Evaluasi : Trauma tidak terjadi

Dk 2 Nyeri (akut) berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema dan cedera

pada jaringan lunak, alat traksi/ immobilisasi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nyeri dapat berkurang atau

terkontrol.

Kriteria hasil :

a. Nyeri berkurang atau hilang

b. Skala nyeri 1

c. Klien menunjukkan sikap santai

Page 14: KASUS CLAVIKULA O.K

d. Klien dapat mendemonstrasikan tehnik relaksasi napas dalam

e. TD : 120 /90 mmHg

f. N : 60-80 x/mnt

g. S : 36-37 oC

h. P : 16-20 x/mnt

Intervensi :

Mandiri

a. Observasi tanda-tanda vital setiap 8 jam

R/ Peningkatan nadi menunjukan adanya nyeri

b. Evaluasi skala nyeri, karakteristik dan lokasi

R/ Mempengaruhi pilihan keefektifan intervensi

c. Atur posisi kaki yang sakit (abduksi) dengan bantal

R/ Meningkatkan sirkulasi yang umum, menurunkan area tekanan lokal dan kelelahan

otot

d. Ajarkan dan dorong tehnik relaksasi napas dalam

R/ Dengan tehnik relaksasi dapat mengurangi nyeri

Kolaborasi

Kolaborasi berikan obat sesuai program

R/ Diberikan untuk menurunkan nyeri dan / spasme otot

Evaluasi : Klien menunjukkan nyerinya hilang/ berkurang

Page 15: KASUS CLAVIKULA O.K

Dx. 3 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tak ada kuatnya pertahanan primer:

kerusakan kulit, trauma jaringan, terpajan pada lingkugan, prosedur invasif, traksi tulang

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam resiko infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil :

a. Balutan luka bersih

b. Tidak ada rembesan

c. Tidak ada pembengkakan pada pemasangan infus

d. Warna urine kuning jernih

e. Leukosit dalam batas normal (5000-10.000 ul)

f. TD : 110/70- 130/90 mmhg

g. N : 60-80 x/mnt

h. S : 36-37 oC

i. RR : 16-20 x/mnt

Intervensi :

Mandiri

a. Ukur tanda-tanda vital setiap 8 jam.

R/ Dapat mengetahui peningkatan suhu secara dini merupakan indikasi adanya infeksi.

b. Observasi sekitar luka terhadap tanda-tanda infeksi

R/ Mengidentifikasi timbulnya infeksi

c. Lakukan perawatan luka setiap 1 hari sekali

R/ Dapat mencegah kontaminasi silang dan menghindari dampak infeksi yang lebih

dalam

Page 16: KASUS CLAVIKULA O.K

d. Lakukan perawatan kateter setiap hari

R/ Mencegah mikroorganisme masuk kea alat invasife

e. Ganti kateter setiap 1 minggu sekali

R/ Mencegah terjadinya infeksi

Kolaborasi

Kolaborasi terhadap pemeriksaan laboratorium (leukosit, led)

R/ Lekositosis menandakan proses terjadinya infeksi

Evaluasi : Infeksi tidak terjadi

Page 17: KASUS CLAVIKULA O.K

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn A (22 TAHUN)

DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : CLOSED FRAKTUR

FEMUR 1/3 MEDIAL SINISTRA + CLOSED FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL

SINISTRA

DI RUANG OPERASI KAMAR 5

RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG

I. PENGKAJIAN

A. PENGUMPULAN DATA

1. DATA UMUM

a. Identitas klien

Nama : Nn. A

Umur : 22 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Mahasiswi

Suku/ Bangsa : Sunda / Bandung

Status perkawinan : Belum kawin

Tanggal, jam masuk : 09/10/2010, 09:20

Tanggal, jam pengkajian : 09/10/2010, 12:25

No register : 32091

Diagnosa medis : closed fraktur femur 1/3 medial

sinistra + closed fraktur radius 1/3

distal sinistra

Alamat : Jl. Merdeka no. X

Page 18: KASUS CLAVIKULA O.K

b. Identitas keluarga / penanggung jawab

Nama : Tn G

Alamat : Jl. Merdeka No.X

Jenis kelamin : Islam

Agama : Islam

Pendidikan : -

Pekerjaan : Swasta

Suku/ Bangsa : Sunda / Bandung

Status perkawinan : Belum kawin

Hubungan dengan klien : Saudara

2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan klien

1) Riwayat kesehatan sekarang

a) Alasan masuk rumah sakit

Kecelakaan motor dan motor,ada perdarahan hidung, tidak ada

perdarahan mulut dan telinga, klien mengendarai motor dengan

menggunakan helm halfface, tidak ada pingsan, tidak ada muntah, ada

bengkak pada hidung dan alis mata kiri, ada exoriasis, tidak ada

penurunan kesadaran dan amnesia retrogree.

b) Keluhan utama

Klien mengatakan nyeri dan tidak bisa digerakkan pada bagian paha kiri

dan pergelangan tangan kirinya.

c) Riwayat penyakit sekarang

Klien merasa lemas karena tidak dapat menggerakkan kaki kiri dan

tangan kirinya.

d) Keluhan yang menyertai

Klien bernafas lebih cepat.

2) Riwayat kesehatan masa lalu

a) Riwayat alergi

Klien mengatakan tidak memilki alergi dengan obat

b) Riwayat penyakit dan rawat inap sebelumnya

Klien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.

b. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti DM dan hipertensi.

Page 19: KASUS CLAVIKULA O.K

3. Data biologis

a) Penampilan umum

Klien tampak sakit berat, klien menggunakan oksigen 3 leter permenit binasal

canul, klien terpasang cairan infuse,Rl 20 tetes permenit, terpasang spalk di

tangan kiri, terpasang monitoring, SpO2 , pernafasan klien cepat.

b) Tanda- tanda vital

Tekanan darah : 156 / 75 mmHg

HR : 107 x/menit

RR : 26 x / menit

S : 37,1 0 C

SpO2 : 97 %

c) Pengkajian

1) Sistem pernafasan

Anamnese :

Klien mengatakan nafasnya masih terasa cepat.

Inspeksi :

Pasien terlihat bernafas cepat , bentuk dada simetris, pergerakan dada

simetris, pola nafas tidak teratur.

Palpasi:

Tidak terkaji

Perkusi :

Tidak terkaji

Auskultasi:

Tidak terkaji

Masalah keperawatan : Pola nafas tidak efektif

2) Sistem musculoskeletal

Anamnese :

pasien mengatakan tangan dan kaki kirinya tidak bisa di gerakkan. Apabila

digerakkan, terasa sangat sakit.

Inspeksi :

Terlihat deformitas : antebrachii sinistra, femoralis sinistra

Page 20: KASUS CLAVIKULA O.K

Palpasi :

Tidak terkaji

Masalah keperawatan : keterbatasan aktivitas

3) Sistem Panca indera

Anamnese:

Klien mengatakan sedikit pusing jika membuka mata

Inspeksi:

Terlihat hematoma di sekitar mata kiri klien

Terlihat hematoma di sekitar hidung klien

Masalah keperawatan :gangguan persepsi visual

4. Data psikologis

a) Status emosi : labil

b) Konsep Diri :

a. Gambaran diri : klien mengatakan dirinya tidak bisa beraktifitas seperti biasa

lagi

b. Harga diri : Klien sedikit malu dengan kaki dan tangannya sekarang

c. Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan dapat kuliah

kembali

d. Peran : Klien tidak tahu dapat beraktivitas seperti biasa lagi atau

tidak.

c) Gaya komunikasi : klien berbicara tenang, dan berespon serta jelas dalam

berbicara.

d) Pola komunikasi : klien memiliki hubungan yang baik dengan orang lain.

5. Data penunjang

Di UGD telah dilakukan :

√ Diobservasi TTV

√ Diberikan terapi Oksigen 3 liter per menit via binasal canul

√ Monitoring

HR=107, TD=156/75, RR=26, S=37,1

√ terpasang spalk tangan kanan dan kiri

√ Diberikan injeksi ulceranin 1 amp IV

Indikasi : Gastritis kronis, ulcus peptikum, ulkus duodenum

Page 21: KASUS CLAVIKULA O.K

EFek samping: Pusing, lesu, sakit kepala, kostipasi, mual, nyeri abdomen, ruam

kulit

Kontra indikasi : kerusakan hati, GI, hamil dan menyusui, kerusakan ginjal kronik

√ Diberikan injeksi Orasic 2 x 1 amp IV

Indikasi : nyeri akut,kronik berat, pasca bedah, akibat tindakan dignostik

Kontra indikasi : Keracunan alcohol, obat gol hipnotik, analgesic, atau psikotropik

√ Cek lab darah rutin dan GDS

Hasil:

Hb=15,3 normal 12-16

Ht=46 normal 40-54%

L=9.600 normal 5000-10.000

Tr=172.000

GDS=100 normal <160

√ Dilakukan foto rontgent femur sinistra dan antebrachii sinistra (14.00)

Rontgent femur sinistra : closed fraktur 1/3 medial displaced sinistra

Rontgent antebrachii sinistra : closed fraktur 1/3 distal radius sinistra + susp

dilocatio wrist joint sinistra

Schaedel a/r : Perselubunan putih a/r sphencid dextra

Thorax PA : dalam batas normal

Pelvis : dalam batas normal

√ Diberikan tramal 3x 50 mg (15.40)

Indikasi : nyeri akut dan kronik sedang s/d berat

Kontra indikasi : Instoksikasi akut dan alcohol, hipnotika, analgesic dan obat yang

memperngaruhi SSP

B. PENGELOMPOKAN DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

1. Pasien mengatakan nyeri bagian

tangan dan kaki kirinya

2. Pasien mengatakan pusing apabila dia

membuka mata

3. Pasien mengatakan tidak bisa

menggerakan tangan dan kaki kirinya

4. Pasien mengatakan lemas

1. Pasien terlihat meringis

2. Pasien terlihat tidak dapat

menggerakkan kaki dan tangan kirinya

3. Pasien hanya bisa berbaring di tempat

tidur

4. Pasien mendapatkan tramal 3x 50 mg

5. Pasien dilakukan foto rontgent

6. Dilakukan Reposisi dan spalk

Page 22: KASUS CLAVIKULA O.K

7. Cek lab darah rutin dan GDS

8. Pasien terpasang infuse RL

9. Pasien terpasang oksigen 3 liter per

menit

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan

2. Keterbatasan aktifitas b.d terputusnya kontinuitas jaringan

3. Cemas b.d tindakan prosedur pembedahan

4. Gangguan persepsi visual b.d hematoma disekitar orbita

Page 23: KASUS CLAVIKULA O.K