jurusan muamalah fakultas syari'ah institut...

86
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK BAGI HASIL DEPOSITO WADI’AH ( Studi Kasus di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Syari’ah Oleh : ABDUL GHOFIR ISMAIL NIM: 210316 6 JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009

Upload: ngokhanh

Post on 24-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK

BAGI HASIL DEPOSITO WADI’AH

( Studi Kasus di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Dalam Ilmu Syari’ah

Oleh :

ABDUL GHOFIR ISMAIL NIM: 210316 6

JURUSAN MUAMALAH

FAKULTAS SYARI'AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG 2009

Page 2: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS SYARI’AH Jl. Prof. Dr. Hamka Km. II Ngaliyan Telp. 7601291 Semarang 50185

NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eks. Hal : Naskah Skripsi

a.n. Sdra. Abdul Ghofir Ismail

Kepada Yth. Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Wasilsongo Di-Semarang

Assalmu’alaikum Wr. Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama ini saya

kirim naskah skripsi saudara :

Nama : Abdul Ghofir Ismail

NIM : 2103166

Judul : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK

BAGI HASIL DEPOSITO WADI’AH (Studi Kasus di BMT

Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal)

Dengan ini kami mohon kiranya naskah skripsi tersebut dapat segera

dimunaqasahkan.

Demikian harap menjadi maklum.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 13 Januari 2009

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Nur Khoirin, M.Ag Rahman El-Junusy, SE, MM NIP. 150 254 254 NIP. 150 301 637

Page 3: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

DEPARTEMEN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS SYARI’AH SEMARANG JL. Prof. Dr. Hamka (Kampus III) Ngaliyan Semarang Telp. (024) 7601291

PENGESAHAN

Skripsi Saudara : Abdul Ghofir Ismail

Nomor Induk : 2103166

Judul : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK

BAGI HASIL DEPOSITO WADI’AH (Studi Kasus di BMT

Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna).

Telah memunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam

Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude / baik /

cukup, pada tanggal : 28 Januari 2009

Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata 1 tahun

akademik 2008/2009

Semarang, 28 Januari 2009

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

H. Ahmad Izzuddin, M. Ag Rahman El-Junusy, SE, MM NIP. 150 290 930 NIP. 150 301 637

Penguji I Penguji II

DR. Imam Yahya, M.Ag Muhammad Saifullah, M.Ag NIP. 150 275 331 NIP. 150 276 621

Pembimbing I Pembimbing II Drs. Nur Khoirin, M.Ag Rahman El-Junusy, SE, MM NIP: 150 254 254 NIP. 150 301 637

Page 4: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

MOTTO

Allah Yang Menghendaki Untukmu Kelapangan

Dan Allah Tidak Menghendaki Untukmu

Kepicikan Dan Kesukaran

Page 5: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan karya ilmiah ini kepada orang-orang yang telah memberikan arti dalam hidupku

Yang tercinta bapak dan ibuku

Terima kasih atas kasih sayang dan do’a restumu yang tiada henti membuat Allah membukakan pintu rahmat-Nya hingga jerih payah dan usaha ini telah

tampak dilihat mata. Dan semoga tiada kan sia-sia.

Untuk adik-adikku tersayang Yang selalu mendo’akan dan memberikan dorongan Untuk mencapai kesuksesan

inilah langkah awal kesuksesanku

Untuk semua sahabatku Kau telah menjadi bagian hidupku. Thanks atas semua kebaikan, pengorbanan,

support dan do’a Yang kau panjatkan demi kesuksesan kita semua

Dan pada akhirnya, ………… Kupersembahkan karya sederhana ini Untuk segala ketulusan kalian semua

Semoga apa yang telah menjadi harapan kan jadi kenyataan Amien ………

Page 6: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,

penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi

materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi

satu pun pemikiran-pemikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang

dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 15 Januari 2009

Deklarator,

Abdul Ghofir Ismail 2 1 0 3 1 6 6

Page 7: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

ABSTRAK

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (Field Research) dalam bentuk

studi kasus, untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini

penulis menggunakan sumber data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui

metode: interview dan dokumentasi. Dari data yang diperoleh tersebut penulis dapat

mendeskripsikan praktek bagi hasil deposito wadi’ah di BMT Syirkah muawanah

MWC NU Adiwerna. Dimana dalam prakteknya BMT Syirkah Muawanah MWC NU

Adiwerna berusaha mempraktekan bagi hasil dalam simpanan deposito berjangka yang

berakadkan wadi’ah yad damamah, sedangkan kerjasama dalam bentuk akad wadi’ah

yad damamah tidak mengenal adanya bagi hasil sebagaimana dalam akad lainnya

seperti akad mudharabah, karena dalam akad wadi’ah yad damamah hanya mengenal

pemberian bonus atau hibah kepada si penitip. Dan dalam sistem perhitungan bagi hasil

deposito wadi’ah-nya pun pengelola BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna

menggunakan persentase dari uang yang didepositokan.

Selanjutnya data yang diperoleh tersebut akan penulis analisis dengan menggunakan

metode deskriptif analisis. Sehingga penulis dapat menarik kesimpulan dari penelitian

yang dilakukan sebagai hasil dari penelitian. Dari analisis yang penulis lakukan tersebut

dapat dikatakan bahwa praktek bagi hasil deposito wadi’ah di BMT Syirkah muawanah

MWC NU Adiwerna adalah bertentangan dengan prinsip bagi hasil dalam ekonomi

Islam. Karena menggunakan persentase dari besarnya nilai simpanan. Bukan dengan

membagikan profit atau keuntungan sesuai porsi yang disepakati.

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat penulis sarankan

− Pengelola BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna hendaknya belajar dari

lembaga keuangan syariah lain yang telah berhasil menjalankan usahanya sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah yang berlaku.

− BMT Syirkah Muawanah MWC NU hendaknya meningkatkan kinerja para

personilnya melalui peningkatan pengembangan SDM.

− DPS BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna, hendaknya mengawasi dan

mengatur ketentuan-ketentuan syariat yang berlaku. Sehingga dalam setiap

kebijakan yang akan diambil tidak melenceng dari hukum syariat.

Page 8: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wa syukurillah, senantiasa kami panjatkan ke hadirat Rabbul Izzati,

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya,

sehingga sampai saat ini kita masih mendapat ketetapan iman dan Islam.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepangkuan Rasul Akhiruzzaman yakni

Sayyidina wa Habibina Rasulullah Muhammad SAW pembawa rahmat bagi makhluk

sekalian alam, keluarga, sahabat dan para tabi’in serta kepada kita umatnya, semoga kita

mendapat pertolongan di hari akhir (kiamat) nanti.

Dalam penyelesaian skripsi ini tentulah tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Jamil, MA., selaku Rektor IAIN Walisongo

Semarang.

2. Bapak Dr. H. Muhyiddin, M.A selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang.

3. Bapak Drs. Nur Khoirin, M.Ag dan Bapak Rahman El-Junusi SE, MM

selaku Pembimbing penulis.

4. Para Dosen Pengajar Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, yang

telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Slamet Ibnu Tafsir beserta para Staf BMT Syirkah Muawanah

MWC NU Adiwerna yang telah meluangkan waktunya membantu

penulis memberikan keterangan dan data-data penelitian.

6. Berbagai pihak yang secara tidak langsung telah membantu baik moral

maupun materi dalam penulisan skripsi ini.

Page 9: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih

dari yang mereka berikan.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis

sendiri dan para pembaca pada umumnya. Amin Ya Robbal A’lamin.

Semarang, 15 Januari 2009

Abdul Ghofir Ismail 2103166

Page 10: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................... i

Halaman Nota Pembimbing ................................................................................. ii

Halaman Pengesahan............................................................................................ iii

Halaman Deklarasi ............................................................................................... iv

Halaman Motto..................................................................................................... v

Halaman Persembahan . ....................................................................................... vi

Halaman Abstraksi .............................................................................................. . vii

Halaman Kata Pengantar ...................................................................................... viii

Halaman Daftar Isi ............................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................... 5

D. Telaah Pustaka............................................................................ 6

E. Metode Penelitian....................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan Skripsi..................................................... 13

BAB II : WADI’AH DAN KONSEP BAGI HASIL DALAM ISLAM

A. WADI’AH

1. Pengertian Wadi’ah ............................................................... 15

2. Dasar Hukum Wadi’ah ........................................................... 17

3. Rukun Dan Syarat Wadi’ah.................................................... 18

4. Macam-Macam Wadi’ah ........................................................ 19

B. KONSEP BAGI HASIL DALAM ISLAM

1. Pengertian Bagi Hasil ............................................................ 22

2. Dasar Hukum Bagi Hasil .......................................... ..............26

3. Macam-Macam Bagi Hasil .................................................... 26

4. Praktek Bagi Hasil Pada Produk Deposito . .......................... . 31

Page 11: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

BAB III : PRAKTEK BAGI HASIL DEPOSITO WADI’AH DI BMT

SYIRKAH MUAWANAH MWC NU ADIWERNA

A. Profil BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna .............. 40

B. Produk-Produk Serta Prosedur Pembukaan Rekening di BMT

Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna ................................. 44

C. Operasional Deposito Wadi’ah Di BMT Syirkah Muawanah

MWC NU Adiwerna .................................................................. 51

D. Praktek Bagi Hasil Deposito Wadi’ah di BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna ............................................... 56

BAB VI : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK BAGI HASIL

DEPOSITO WADI’AH DI BMT SYIRKAH MUAWANAH MWC

NU ADIWERNA

A. Analisis Terhadap Praktek Bagi Hasil Deposito Wadi’ah di

BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna ........................ ..59

B. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Bagi Hasil Deposito

Wadi’ah di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna .... .64

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................. 69

B. Saran-Saran................................................................................. 70

C. Penutup ....................................................................................... 71

Page 12: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2003.

Aljaziri, Abdurrahman, Kitabul Fiqh A’la Madzahibil Arba’ah, Beirut: Dar Alkutub

Ala’lamiyah, tth, Juz III.

Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema

Insani, 2001.

Arifin, Zaenul, Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek,

Jakarta: Alva Bet, 2000.Hosen,

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka

Cipta, 2002.

Brosur BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna

Data Rekapitulasi Deposito Tahun 2008 Per Tanggal 5 Desember 2008.

Data Syarat dan Ketentuan Pembukaan Rekening Deposito Berjangka di BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna.]

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Terj. Yayasan Penyelenggara

Penterjemah, Semarang: PT. Kumudasmoro Grafindo, 1994.

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah

Nasional, Ciputat: CV. Gaung Persada, 2006.

Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-lambaga Perekonomian Umat Sebuah Pengenalan,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-1, 2002.

Fathoni, Abdurrohmat, Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2006.

Ilmi, Makhalul, Teori Dan Praktek Mikro Keuangan Syariah: beberapa permasalahan

dan alternatif solusi, Yogyakarta: UII Press, 2002.

Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Juz III, Beirut: Dar al-Kutub Al-Ilmiyah, 1992.

Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah: Konsep, Produk dan Implementasi

Operasional, Jakarta: Djambatan, 2001.

Karim, Adiwarman A., Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2007.

Page 13: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lewis, Mervyn K., dan Latifa M. Algaoud (Penj. Burhan Subrata), Perbankan Syariah:

Prinsip, Praktik dan Prospek, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2007.

Moeleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT.Remaja Rosda Karya,

Cet-14,2001.

Muhammad, Lembaga-lembaga Keuangan Umat Kontemporer, Yogyakarta: UII Press,

Cet, Ke-1, 2000.

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002.

Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin Pada Bank Syariah,

Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2001.

Nadratuzzaman, Muhammad, Buku Saku Lembaga Bisnis Syariah, Jakarta: PKES, 2006.

Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, Cet. ke-6, 1993.

Pasaribu, Chairuman dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam,

Jakarta: Sinar Grafika, 1996.

Ridwan, Muhammad, Konstruksi Bank Syariah Indonesia, Yogyakarta, Pustaka SM,

2007.

Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi,

Yogyakarta: EKONOSIA, 2004.

Sunan At- Tirmidzi, Jami’us Shahih, Beirut Libanon, Dar Al-Kutub Al- Amaliah, Jilid

III.

Wawancara dengan Ahmad Tasripin pada Tanggal 23 Desember 2008 di BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna.

Wawancara dengan Izzah Ariani pada Tanggal 23 Desember 2008 di BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna.

Wawancara dengan Slamet Ibnu Tafsir selaku Manager BMT Syirkah Muawanah MWC

NU Adiwerna pada Tanggal 14 Agustus 2008.

Wibowo, Edi dan Untung Hedi Widodo, Mengapa Memilih Bank Syariah, Bogor:

Ghalia Indonesia, 2005.

Wiroso, Penghimpunan Dana & Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005.

Page 14: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Abdul Ghofir Ismail

Tempat/Tgl lahir : Tegal, 24 September 1984

Alamat Asal : Ds. Ujungrusi Rt.08/Rw.01 Kec. Adiwerna Kab. Tegal

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Jenjang Pendidikan

1. SDN 06 Ujungrusi Kec. Adiwerna Kab. Tegal, lulus tahun 1997

2. MTs NU Putra 1 Buntet Pesantren Kec. Astanajapura Kab. Cirebon, lulus tahun

2000

3. MANU Putra Buntet Pesantren Kec. Astanajapura Kab. Cirebon, lulus tahun 2003

Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang Program SI Jurusan Muamalah

Angkatan 2003

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Semarang, 15 Januari 2009

Hormat saya,

Abdul Ghofir Ismail NIM: 2 1 0 3 1 6 6

Page 15: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Baitul Mal wat Tamwil (BMT) merupakan lembaga keuangan mikro yang

dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, yang bertujuan untuk menumbuh

kembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan

martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, BMT tumbuh atas

prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan

berlandaskan pada sistem ekonomi yang salam: keselamatan (berintikan

keadilan), kedamaian, dan kesejahteraan.1

Peran dari Baitul Mal wat Tamwil2 di dalam kehidupan masyarakat sangat

signifikan, karena BMT merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang

dapat menjadi motor penggerak dalam bidang ekonomi dan sosial masyarakat,

selain itu, BMT dapat dijadikan sebagai penghubung antara kaum aghnia

(kaya) dan kaum dhu’afa (miskin). Pada dasarnya Baitul Mal wat Tamwil

merupakan salah satu lembaga keuangan yang bergerak dalam pengembangan

perekonomian umat yang lemah menjadi suatu ekonomi yang benar-benar

1Muhammad Nadratuzzaman Hosen, Buku Saku Lembaga Bisnis Syariah, Jakarta: PKES, 2006, hlm. 24. 2 Baitul Mal wat Tamwil terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul Mal dan Baitul Tamwil. Baitul Mal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infaq dan shodaqoh. Sedangkan Baitul Tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersil. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah. Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta: EKONOSIA, 2004, hlm. 96.

Page 16: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

2

kuat serta dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat khususnya kepada

masyarakat yang mempunyai usaha-usaha kecil.

Baitul Mal wat Tamwil sebagai salah satu lembaga keuangan non bank

yang berprinsip syariah dikenal sebagai sebuah lembaga keuangan swadaya

masyarakat. Karena BMT lahir dan dikembangakan oleh masyarakat dan

sangat strategis serta efektif dalam upaya memberdayakan ekonomi

masyarakat kecil. dibentuk bertujuan untuk memobilisasi dana masyarakat,

untuk selanjutnya dikelola dan dimanfaatkan guna kesejahteraan masyarakat.

Dengan eksisnya BMT diharapkan dapat mendorong kehidupan ekonomi

syariah dalam kegiatan usaha mikro dan juga dapat meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk bermuamalah secara benar dan sesuai dengan prinsip-

prinsip syariah dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam berbisnis.

Dapat dikatakan, BMT merupakan salah satu lembaga keuangan syariah

non bank yang sangat pesat dalam perkembangannya, terhitung dari hanya

satu BMT pada tahun 1992 kini sudah mencapai ribuan yang tersebar di

Indonesia.3 Salah satu BMT yang kini ada adalah BMT Syirkah Muawanah

MWC NU Adiwerna. BMT Syirkah Muawanah Adiwerna didirikan atas

prakasa pengurus MWC NU Adiwerna yang bertujuan untuk menopang

ekonomi kelas bawah sekaligus sebagai wujud kepedulian masyarakat

bersama-sama pemerintah membangun Indonesia agar mampu dan bangkit

menghadapi krisis nasional yang berkepanjangan.4

3 Zaenul Arifin, Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, Jakarta: Alva Bet, 2000, hlm. 134. 4 Brosur BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna.

Page 17: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

3

BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna banyak memberikan

pelayanan jasa kepada masyarakat dalam bentuk penyediaan produk kepada

masyarakat. Produk yang disediakan tersebut dapat berupa produk simpanan

maupun produk pembiayaan, salah satu produk simpanan yang ada adalah

produk deposito berjangka, dengan variasi jangka waktu 3 bulan, 6 bulan dan

12 bulan. Produk deposito berjangka tersebut dijalankan dengan menggunakan

akad wadiah yad dhamanah dan dalam pemberian keuntungan menggunakan

mekanisme bagi hasil. Perhitungan bagi hasil tersebut adalah dengan

menggunakan persentase dari uang yang didepositokan. Oleh karena itu

keuntungan yang akan diperoleh deposan tergantung dari besar kecilnya uang

yang dititipkan dan besarnya bagi hasil yang akan diterima nasabah akan sama

jumlahnya setiap bulan.

Pada lembaga keuangan syariah simpanan deposito berjangka ini biasa

menggunakan akad mudharabah yang lebih dikenal dengan nama deposito

mudharabah. Menurut Muhammad di dalam bukunya “ Teknik Perhitungan

Bagi Hasil dan Profit Margin Pada Bank Syariah” bahwa Deposito

mudharabah adalah simpanan masyarakat di bank syariah yang

pengambilannya sesuai waktu yang telah ditetapkan oleh bank syariah. Variasi

deposito ini diklasifikasikan ke dalam deposito: 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan

12 bulan.5

Praktek bagi hasil pada produk deposito wadi’ah yang ada di BMT

Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna, sebagaimana diterangkan diatas

5 Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin Pada Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2001, hlm. 7.

Page 18: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

4

secara sepintas terlihat berseberangan dengan prinsip bagi hasil dalam

ekonomi Islam, dimana dalam bagi hasil pada semua produk mempunyai

karakteristik seperti: Tidak diperbolehkan menjanjikan keuntungan secara

pasti di muka, penentuan keuntungan yaitu pada waktu akad dengan pedoman

kemungkinan untung rugi dan besarnya persentase adalah berdasarkan jumlah

keuntungan yang diperoleh. Dan juga dalam semua produk yang berprinsipkan

wad’iah tidak menggunakan perhitungan bagi hasil akan tetapi hanya

pemberian bonus semata.

Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis bermaksud mengadakan

sebuah penelitian terhadap praktek bagi hasil pada produk deposito berjangka

dengan akad wadi’ah yad damamah yang ada di BMT Syirkah Muawanah

MWC NU Adiwerna. Dengan judul TINJAUAN HUKUM ISLAM

TERHADAP PRAKTEK BAGI HASIL DEPOSITO WADI’AH (Studi Kasus

di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis rumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah praktek bagi hasil deposito wadi’ah di BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna.

2. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap praktek bagi hasil deposito

wadi’ah di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna.

Page 19: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

5

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini memiliki tujuan dan manfaat yang berpijak

pada landasan tersebut diatas, maka terdapat beberapa hal yang hendak dicapai

penulis:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimanakah praktek bagi hasil deposito wadi’ah

di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna.

b. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap praktek bagi hasil

deposito wadi’ah di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Lembaga

i. Memberi masukan yang berharga bagi pengelola dan pengurus

BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna.

ii. Sebagai rujukan untuk menetapkan kebijakan dimasa yang akan

datang.

b. Bagi Masyarakat

i. Sebagai kontribusi wawasan kepada berbagai pihak terutama

akademisi dan praktisi mengenai pola penerapan bagi hasil yang

telah di transformasikan dalam perekonomian syariah.

ii. Sebagai wacana dalam upaya mentransformasikan teori bagi hasil

dalam produk deposito berjangka di BMT Syirkah Muawanah

MWC NU Adiwerna, sekaligus sebagai acuan dalam

Page 20: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

6

mengaktualisasikan lembaga pelaksana ekonomi syariah yang ideal

pada masa yang akan datang.

D. Telaah Pustaka

Dengan bermunculannya lembaga-lembaga keuangan syariah pada saat

ini, maka bermunculan pula para pemikir Islam serta ekonom-ekonom Islam

yang menuangkan karyanya mengenai lembaga-lembaga keuangan syariah

tersebut. Karya-karya tersebut dituangkan melalui literatur-literatur tertulis

maupun melalui sebuah buku. Hal ini tentu akan bermanfaat sekali bagi

penulis, karena nantinya dapat jadikan sebagai sebuah referensi guna

mendukung penulisan skripsi ini. Diantara buku-buku tersebut antara lain :

1. Muhammad dalam bukunya yang berjudul “Teknik Perhitungan Bagi

Hasil Dan Profit Margin Pada Bank Syari’ah” dalam buku ini dijelaskan

tentang pengertian dan peranan bank syariah serta menjelaskan tentang

teori bunga dan bagi hasil, menurutnya, pada mekanisme lembaga

keuangan syariah pendapatan (keuntungan) yang dibagihasilkan harus

dibagi secara proporsional antara shahibul maal dengan mudharib.

Dengan demikian, semua pengeluaran rutin yang berkaitan dengan bisnis

mudharabah bukan untuk kepentingan pribadi mudharib. Keuntungan

bersih harus dibagi antara shahibul maal dengan mudharib sesuai dengan

proporsi yang telah disepakati sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan

dalam perjanjian awal. Tidak ada pembagian laba sampai semua kerugian

telah ditutup dan ekuiti shahibul maal telah dibayar kembali. Jika ada

Page 21: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

7

pembagian keuntungan sebelum habis masa perjanjian akan dianggap

sebagai pembagian keuntungan di muka.

2. M. Syafi’i Antonio dalam bukunya yang berjudul “ Bank Syariah Dari

Teori Ke Praktek ” buku ini menjelaskan tentang aplikasi akad-akad

syariah dalam perbankan syari’ah. Menurutnya prinsip bagi hasil (profit

sharing) merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi

operasional bank syariah secara keseluruhan. Prinsip bagi hasil ini dalam

perbankan syariah dapat dilakukan dalam empat akad utama, yaitu al-

musyarakah, al-mudharabah, al-muzara’ah dan al-musaqah. Meskipun

demikian, prinsip yang paling banyak dipakai adalah al-musyarakah dan

al-mudharabah, sedangkan al-muzara’ah dan al-musaqah dipergunakan

khusus untuk plantation financing atau pembiayaan pertanian oleh

beberapa bank.

3. Sutan Remy Sjahdeini dalam bukunya yang berjudul “Perbankan Islam

Dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Indonesia”. Dalam buku ini

dijelaskan tentang jasa-jasa perbankan Islam yang salah salah satunya

adalah transaksi yang berdasarkan akad mudharabah. Menurutnya, dalam

perbankan Islam perjanjian Mudharabah telah diperluas meliputi tiga

pihak : (1) para nasabah penyimpan dana (depositors) sebagai shahib Al-

maal, (2) bank sebagai suatu intermediary dan (3) pengusaha sebagai

mudharib yang membutuhkan dana. Bank bertindak sebagai pengusaha

(mudharib) dalam hal bank menerima dana dari nasabah penyimpan dana

Page 22: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

8

(mudharib), dan sebagai shahibul maal dalam hal bank menyediakan dana

bagi para nasabah debitor selaku mudharib.

4. Siddiq M. Nejatullah dalam bukunya yang berjudul “Kemitraan Usaha

Dan Bagi Hasil Dalam Hukum Islam” buku ini membahas ketentuan-

ketentuan tentang syirkah dan mudharabah, pembagian keuntungan dan

pertanggungjawaban atas kerugian didalam perusahaan bersama, atas

pengoperasian bisnis dalam perusahaan bersama, pertanggungjawaban

keuangan para mitra usaha, masa kontrak, kontrak syirkah atau

mudharabah dalam produksi industri.

Untuk menghindari adanya duplikasi maka dalam sub bab ini akan

disertakan beberapa karya yang ada relevansinya dengan penelitian ini,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Widiyanto (2101200) dalam skripsinya yang berjudul “Praktek Bagi

Hasil Dalam Investasi Mudharabah” (Studi Kasus di BMT Tumang

Boyolali) dalam skripsinya menerangkan bahwa Pembiayaan

mudharabah yang dilakukan oleh BMT Tumang Kab. Boyolali

menggunakan dua cara yaitu:

i. Dengan sistem jatuh tempo, yaitu pengembalian mudharabah beserta

bagi hasilnya dilaksanakan satu kali sesuai dengan

kesepakatan/waktu yang ditentukan, keuntungan yang dibagi

hasilkanpun adalah keuntungan riil sehingga pembiayaan dengan

sistem ini sah dan sesuai dengan prinsip-prinsip akad mudharabah.

Page 23: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

9

ii. Dengan sistem angsuran, yaitu pembiayaan mudharabah yang

pengembalian modal mudharabah beserta bagi hasilnya dilakukan

dengan dicicil, baik perminggu atau perbulan sesuai dengan waktu

yang disepakati, akan tetapi pembiayaan mudharabah dengan system

ini belum sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam akad

mudharabah, karena keuntungan yang dibagi hasilkan bukanlah

keuntungan riil melainkan keuntungan tetap yang telah

diproyeksikan di awalkontrak.

2. Nada Rochmatin (2100140) dalam skripsinya yang berjudul “Tinjauan

Hukum Islam Terhadap Perhitungan Profit Sharing dalam Investasi di

Bank Syariah Mandiri Cabang Semarang” BSM Cabang Semarang

menghimpun dana untuk diinvestasikan kepada pihak ketiga dengan

sistem bagi hasil mudharabah, dengan menggunakan metode revenue

sharing dalam penghitungannya, yakni pendapatan bank (laba kotor),

bukan profit yang diterima bank atau pendapatan bank setelah

dikurangi biaya-biaya operasional bank (laba bersih). Disisi lain dalam

pengambilan nisbah bagi hasil, di awal transaksi BSM Cabang

Semarang menentukan besarnya prosentase nisbah tanpa ada akad

tawar menawar dengan pihak investor dan bersifat tidak tetap dalam 1

tahun. Hal ini dilakukan oleh pihak bank dengan mempertimbangkan

tingkat persaingan bank, kelebihan atau kekurangan dana operasional

dan target pendapatan bank.

Page 24: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

10

3. Aji Agus Efendi (219803) dalam skripsinya yang berjudul “Studi

Analisis Terhadap Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil dan Profitabilitas di

BMT Al-Ihwal Tegal”. Dalam skripsi ini dibahas mengenai sistem bagi

hasil profitabilitas (Kondisi Keuangan dan Penghasilan) di BMT.

Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa profitabilitas yang

diperoleh BMT Al-Ihwal tidak mengalami perubahan baik dalam

kondisi krisis moneter maupun tidak.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) dalam

bentuk studi kasus, yaitu suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau

di lokasi penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk

menyelidiki gejala obyektif yang terjadi di lokasi tersebut.6 Dalam hal ini

yang menjadi lapangan penelitian adalah BMT Syirkah Muawanah

Adiwerna Tegal. Dengan fokus penelitian adalah Praktek Bagi Hasil

Deposito wadi’ah.

2. Jenis Data

Adapun data yang diperlukan penulis dalam penelitian ini ialah data

primer dan data sekunder:

6 Abdurrohmat Fathoni, Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, hlm. 96.

Page 25: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

11

a. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang berbentuk kata-kata dan

tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai,7 sumber data

dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dengan pengelola

BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna mengenai praktek bagi

hasil dalam produk deposito wadi’ah.

b. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan sumber data tambahan yang bersumber

dari sumber data yang tertulis di luar data primer, seperti: buku, arsip-

arsip, majalalah ilmiah dan dokumen-dokumen resmi lainnya.8 Data ini

diperoleh dari buku-buku atau dokumen yang berkaitan dengan obyek

penelitian, dalam hal ini ialah buku atau dokumen yang berkaitan

dengan BMT dan produk depositonya.

3. Cara Pengumpulan Data

a. Interview

Interview (Wawancara) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari

terwawancara.9 Wawancara dilakukan untuk mengetahui gambaran

secara menyeluruh mengenai praktek bagi hasil deposito wadi’ah di

BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna.

7 Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, Cet-14,2001, hlm. 112. 8 Ibid, hlm. 113 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hlm. 132.

Page 26: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

12

Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara

langsung terhadap pengelola dan DPS BMT Syirkah Muawanah

MWC NU Adiwerna mengenai hal-hal yang berkaitan dengan produk

deposito. Seperti prosedur untuk menjadi nasabah, praktek bagi hasil

deposito wadi’ah yang ada di BMT Syirkah Muawanah MWC NU

Adiwerna.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan sumber data berupa tulisan pribadi, surat-

surat dan dokumen resmi. Metode ini dimaksudkan untuk menggali

data kepustakaan dan konsep-konsep serta catatan-catatan yang

berkaitan dengan bagi hasil deposito baik yang berasal dari kitab fiqih

klasik maupun dari pendapat ulama kontemporer. Dokumentasi

dimaksudkan untuk mendapatkan dokumen tertulis seperti: formulir,

brosur, sertifikat nasabah deposito yang ada di BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna.

c. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap

keadaan atau perilaku obyek sasaran.10 Observasi dilakukan untuk

memperoleh gambaran tentang operasional produk deposito wadi’ah

BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna.

10 Abdurrohmat Fathoni, Op cit, hlm. 104.

Page 27: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

13

4. Metode Analisa Data

Metode yang digunakan untuk menaganalisa data pada penelitian ini

ialah: Metode deskriptif analitis yaitu sebuah metode dimana prosedur

pemecahan penelitian yang diselidiki dengan menggambarkan dan

melukiskan subyek atau obyek pada seseorang atau lembaga pada saat

sekarang dengan berdasarkan fakta yang tampak sebagaimana adanya.11

Metode ini digunakan untuk menganalisis data yang telah diperoleh

dalam penelitian, sehingga mendapat kesimpulan atau kejelasan hukum

Islam terhadap praktek bagi hasil deposito wadi’ah di BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna apakah sesuai dengan hukum Islam atau

tidak.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika Penulisan berfungsi untuk menyatakan garis besar pada

masing-masing bab yang saling berurutan. Hal ini dimaksudkan agar

memperoleh penelitian yang ilmiah dan sistematis. Skripsi ini tersusun atas

lima bab, yang mana masing-masing bab akan membahas persoalan sendiri-

sendiri. Namun dalam pembahasan keseluruhan antara bab yang satu dengan

yang lainnya saling berkaitan dan tiap-tiap bab akan terdiri dari beberapa sub

bab. Secara garis besar sistematika penulisan skripsi ini adalah :

BAB I : Memuat abstraksi segala pokok permasalahan yang diharapkan

bisa mengantarkan penulis ke arah tujuan pembahasan skripsi, bab

11 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Cet. ke-6, 1993, hlm. 63.

Page 28: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

14

ini terdiri dari: Pendahuluan, Latar Belakang, Permasalahan,

Tujuan Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian dan

Sistematika Penulisan Skripsi.

BAB II: Membahas mengenai wadi’ah yang meliputi: Pengertian wadi’ah,

dasar hukum wadi’ah, rukun dan syarat wadi’ah, macam-macam

wadi’ah, dan juga berisi tentang konsep bagi hasil dalam Islam

yang meliputi: pengertian bagi hasil , dasar hukum bagi hasil,

macam-macam bagi hasil, praktek bagi hasil pada produk deposito

mudharabah

BAB III: Praktek bagi hasil deposito wadi’ah di BMT Syrirkah Muawanah

MWC NU Adiwerna yang meliputi: Profil BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna, produk-produk serta prosedur

pembukaan rekening di BMT Syirkah Muawanah MWC NU

Adiwerna, operasional deposito wadi’ah di BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna, praktek bagi hasil deposito

wadi’ah di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna

BAB IV: Tinjauan hukum Islam terhadap praktek bagi hasil deposito

wadi’ah di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna. Yang

berisi tentang: Analisis hukum Islam terhadap praktek bagi hasil

deposito wadi’ah di BMT Syirkah Muawanah MWC NU

Adiwerna.

BAB V: Penutup, bab ini merupakan bab penutup yang berisi tentang

kesimpulan, saran-saran kemudian penutup.

Page 29: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

15

BAB II

WADI’AH DAN KONSEP BAGI HASIL DALAM ISLAM

A Wadi’ah

BMT dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro,

tabungan dan deposito. Salah satu prinsip operasional syariah yang dapat

diterapkan dalam penghimpunan dana dari masyarakat ini adalah prinsip

wadi’ah.

1. Pengertian Wadi’ah

a. Secara Etimologi

Wadi’ah ( ه ا secara etimologi (وديع د وضع م ر عن ه غي 1ليحفظه مالك

yang artinya memanfaatkan sesuatu di tempat yang bukan pada

pemiliknya untuk dipelihara.

b. Secara Terminologi

Secara terminologi banyak ulama yang mendefinisikan wadi’ah,

baik ulama madzhab maupun ulama kontemporer, antara lain :

Menurut ulama Hanafiyah :

2يسلط شخص غيره على حفط ماله صريحا أو داللة Artinya :“Mengikutsertakan orang lain dalam memelihara harta, baik

dengan ungkapan yang jelas maupun melalui isyarat”.

1 Abdurrahman Aljaziri, Kitabul Fiqh A’la Madzahibil Arba’ah, Beirut: Dar Alkutub Ala’lamiyah, tth, Juz III, hlm. 219. 2Abdurrahman Aljaziri,Op cit, hlm. 220.

Page 30: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

16

Menurut Ulama Syafi’iyah yang dimaksud wadi’ah adalah :

3العقد المقـتضي لحفض الشيء المودع Artinya :“Akad yang digunakan untuk menjaga sesuatu yang

dititpkan”.

Selain para ulama madzhab, banyak juga para pakar dan ekonom

yang memberikan definisi serta pengertian wadi’ah, antara lain :

a. Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis

Dalam bukunya yang berjudul “Hukum Perjanjian Dalam Islam”

memberikan pengertian mengenai wadi’ah bahwa penitipan barang

(wadi’ah) adalah merupakan amanah yang harus dijaga oleh

penerima titipan dan ia berkewajiban pula untuk memelihara serta

mengembalikannya pada saat dikehendaki atau diminta oleh

pemilik.4

b. Wiroso

Dalam bukunya yang berjudul “Penghimpunana Dana &

Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah” mengatakan bahwa wadi’ah

dapat diartikan sebagai titipan dari satu pihak kepihak lain, baik

individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan

dikembalikan kapan saja si penyimpan menghendakinya. Tujuan

dari perjanjian tersebut adalah untuk menjaga keselamatan barang

itu dari kehilangan, kemusnahan, kecurian dan sebagainya. Yang

3 Abdurrahman Aljaziri, Op cit, hlm. 220. 4 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 1996, hlm. 69.

Page 31: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

17

dimaksud dengan barang di sini adalah suatu yang berharga di sisi

Islam.5

c. Heri Sudarsono

Dalam bukunya yang berjudul “Bank dan Lembaga Keuangan

Syariah, deskripsi dan Ilustrasi” memberikan pengertian bahwa

Al-wadi’ah dari segi bahasa dapat diartikan sebagai meninggalkan

atau meletakkan sesuatu pada orang lain untuk dipelihara dan

dijaga, dari aspek teknis, wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan

murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan

hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si pemilik

kehendaki.6

2. Dasar Hukum Wadi’ah

a. Al-Qur’an

¨βÎ) ©!$# öΝ ä. ã ãΒù'tƒ βr& (#ρ–Š xσ è? ÏM≈ uΖ≈ tΒF{ $# #’ n<Î) $yγ Î=÷δr&

Artinya :“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat (titipan), kepada yang berhak menerimanaya” (An-Nisaa : 58)7.

÷βÎ* sù……… z⎯ ÏΒr& Ν ä3 àÒ÷èt/ $VÒ÷è t/ ÏjŠ xσ ã‹ ù=sù “Ï% ©! $# z⎯ Ïϑè?øτ$# çµ tFuΖ≈ tΒ r& .........

5 Wiroso, Penghimpunan Dana & Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005, hlm. 20. 6 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonisia, 2004, hlm. 57. 7 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Terj. Yayasan Penyelenggara Penterjemah, Semarang: PT. Kumudasmoro Grafindo, 1994, hlm. 128.

Page 32: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

18

Artinya : “…….jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) …..”(Al-Baqarah: 283)8.

b. Al-Hadits

وقيس عن ابي , حدثنا طلق بن غنام عن شريك,حدثنا ابو آريبقال النبى صلى اهللا :قالرة ـريـ عن أبي ه, عن ابي صالح,حصين

9اد االمانة الى من ائتمنك والتخن من خانك: عـليه وسلمArtinya : Abu kuraib telah bercerita kepada kami, Tholqu bin Ghonam

telah bercerita kepada kami dari Syarik, dan Qois dari Abi Hashin, dari Abi Sholih, dari Abi Hurairoh Ia berkata: Nabi Muhammad SAW Bersabda, “Sampaikanlah (tunaikanlah) amanat kepada yang berhak menerimanaya dan jangan membalas khianat kepada orang yang telah mengtkhianatimu”.

3. Rukun dan Syarat Wadi’ah

Adapun rukun dan syarat pada akad wadi’ah yang harus dipenuhi

adalah sebagai berikut:

I Rukun Wadi’ah

a. Pihak yang berakad

b. Obyek yang diakadkan

c. Sighat ijab qabul

II Syarat Wadi’ah

a. Pihak yang berakad

i. Cakap hukum

ii. Sukarela (Ridha), tidak dalam keadaan dipaksa / terpaksa di

bawah tekanan.

b. Obyek yang dititipkan merupakan milik mutlak si penitip

8 Ibid., hlm. 71. 9 Sunan At- Tirmidzi, Jami’us Shahih, Beirut Libanon: Dar Al-Kutub Al- Amaliah, Jilid III, hlm. 564.

Page 33: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

19

c. Sighat

i. Jelas apa yang dititipkan.

ii. Tidak mengandung persyaratan - persyaratan lain.10

4. Macam-Macam Wadi’ah

Secara umum ada dua jenis wadi’ah: wadiah yad al-amanah dan

wadiah yad dhamanah.

a. Wadi’ah yad al-amanah

Pada dasarnya, penerima simpanan adalah yad al-amanah (tangan

amanah), artinya ia tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau

kerusakan yang terjadi pada aset titipan selama hal ini bukan akibat

dari kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara

barang titipan (karena faktor-faktor di luar batas kemampuan).

Wadiah jenis ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

i. Harta atau barang yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan dan

digunakan oleh penerima titipan.

ii. Penerima titipan hanya berfungsi sebagai penerima amanah yang

bertugas dan berkewajiban untuk menjaga barang yang dititipkan

tanpa boleh memanfaatkannya.

iii. Sebagai konpensasi, penerima titipan diperkenankan untuk

membebankan biaya kepada yang menitipkan.

10 Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah: Konsep, Produk dan Implementasi Operasional, Jakarta: Djambatan, 2001, hlm. 59-60.

Page 34: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

20

iv. Mengingat barang atau harta yang dititipkan tidak boleh

dimanfaatkan oleh penerima titipan, aplikasi perbankan yang

memungkinkan untuk jenis ini adalah jasa penitipan atau safe

deposit box.

b. Wadiah yad dhamanah.

Dalam aktifitas perekonomian modern, si penerima simpanan tidak

mungkin akan meng-idle-kan aset tersebut, tetapi akan

mempergunakannya dalam aktifitas perekonomian tertentu.

Karenanya, ia harus meminta ijin dari si pemberi titipan untuk

kemudian mempergunakan hartanya tersebut dengan catatan ia

menjamin akan mengembalikan aset tersebut secara utuh. Dengan

demikian, ia bukan lagi yad al-amanah, tetapi yad adh-dhamanah

(tangan penanggung) yang bertanggung jawab atas segala

kehilangan/kerusakan yang terjadi pada barang tersebut.11

Wadi’ah jenis ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

i. Harta dan barang yang dititipkan boleh dan dapat dimanfaatkan

oleh yang menerima titipan.

ii. Karena dimanfaatkan, barang dan harta yang dititipkan tersebut

tentu dapat menghasilkan manfaat. Sekalipun demikian, tidak ada

keharusan bagi penerima titipan untuk memberikan hasil

pemanfaatan kepada si penitip.

11 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Jakarta: Gema Insani: 2001, hlm. 86-87.

Page 35: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

21

iii. Produk perbankan yang sesuai dengan akad ini ialah giro dan

tabungan.

iv. Pemberian bonus tidak boleh disebutkan dalam kontrak ataupun

dijanjikan dalam akad, tetapi benar-benar pemberian sepihak

sebagai tanda terima kasih dari bank.

v. Jumlah pemberian bonus merupakan kewenangan manajeman bank

syariah karena pada prinsipnya dalam akad ini penekananya adalah

titipan.

vi. Produk tabungan juga dapat menggunakan akad wadi’ah karena

pada prinsipnya tabungan mirip dengan giro, yaitu simpanan yang

bisa diambil setiap saat. Perbedaannya, tabungan tidak dapat

ditarik dengan cek atau alat yang dipersamakan.

B Konsep Bagi Hasil Dalam Islam

Kegiatan utama dari sebuah lembaga keuangan adalah penghimpunan dan

penyaluran dana, dimana penyaluran dana hanya dapat dilakukan apabila dana

telah dihimpun, Penghimpunan dana ini perlu dilakukan dengan cara-cara

tertentu sehingga efisien dan dapat disesuaikan dengan penggunaan dana

tersebut. Bank maupun lembaga keuangan non bank seperti BMT sendiri

mempunyai empat alternatif untuk menghimpun dana guna kepentingan

usahanya, yaitu: Dana sendiri, dana dari masyarakat, dana pinjaman , sumber

dana lain.

Page 36: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

22

Salah satu cara untuk menghimpun dana dari masyarakat adalah dengan

menyediakan produk simpanan deposito bejangka dengan sistem bagi hasil.

Simpanan deposito ini dimaksudkan untuk menghimpun dana dari para

nasabah dengan cara membuka rekening deposito. Selanjutnya dana deposito

tersebut akan dijadikan sebagai modal bagi BMT untuk menjalankan

usahanya. Dana yang telah dikumpulkan oleh BMT dari simpanan deposito

bejangka, perlu dikelola dengan penuh amanah dan istiqomah. Dengan

harapan dana tersebut mendatangkan keuntungan yang besar, baik untuk

nasabah maupun BMT. Sehingga BMT dapat memberikan bagi hasil kepada

nasabah.

1 Pengertian Bagi Hasil

Bagi hasil menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan profit

sharing. profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba.

Secara definitif profit sharing diartikan : “Distribusi beberapa bagian dari

laba para pegawai dari suatu perusahaan”. Lebih lanjut dikatakan, bahwa

hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan

pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya, atau dapat

berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan.12

Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

bagi hasil adalah perjanjian pengolahan tanah, dengan upah sebagian dari

12 Muhamad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin Pada Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2001, hlm. 18.

Page 37: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

23

hasil yang diperoleh dari pengolahan tanah itu.13 Dalam dunia perbankan,

Muhammad lebih lanjut menjelaskan bahwa profit sharing (bagi hasil)

adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara

penyedia dana (shahibul maal) dengan pengelola dana (mudharib).14

Pembagiaan hasil usaha ini terjadi antara pihak bank (mudharib) dengan

penyimpan dana (shahibul mal), maupun antara bank dengan nasabah

penerima dana (pengusaha). Hasil usaha bank yang dibagikan kepada

nasabah penyimpan dana adalah laba usaha bank yang dihitung selama

periode tertentu. Sedangkan hasil usaha nasabah penerima dana yang

dibagi dengan bank ialah laba usaha yang dihasilkan nasabah penerima

dana dari salah satu usahanya yang secara utuh dibiayai bank.15

Dengan mempraktekan sistem bagi hasil pada produk deposito di

lembaga-lembaga keuangan syariah non bank seperti BMT, sistem bagi

hasil ini akan digunakan sebagai cara untuk membagikan hasil (profit)

yang diperoleh dari pengelolaan dana yang telah disimpan oleh nasabah.

Prinsip utama yang harus dikembangkan BMT dalam kaitannya dengan

manajemen dana adalah, bahwa: BMT harus mampu memberikan bagi

hasil kepada penyimpan dana minimal sama dengan atau lebih besar dari

suku bunga yang berlaku di bank konvensional, dan mampu menarik bagi

13 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 1996, hlm. 61. 14 Muhamad, Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, Yogyakarta: UII Press, 2000, hlm. 52. 15 Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-lambaga Perekonomian Umat Sebuah Pengenalan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-1, 2002, hlm. 63.

Page 38: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

24

hasil dari debitur lebih rendah dari pada bunga yang yang diberlakukan

bank konvensional.16

Bagi hasil merupakan sebuah sistem yang dipandang sesuai dengan

prinsip ekonomi Islam yang sebenarnya. Dengan mengaplikasikan sistem

bagi hasil pada lembaga keuangan syariah maka akan terwujud keadilan

dalam ekonomi karena dengan sistem inilah baik nasabah maupun

lembaga keuangan akan bersama sama menikmati keuntungan yang adil.

Dalam praktek bagi hasil pihak lembaga akan membagi hasil (profit)

kepada nasabah sesuai dengan nisbah yang telah disepakati, sehingga

salah satu pihak tidak akan dirugikan. Nisbah bagi hasil ini merupakan

faktor yang sangat penting dalam menentukan bagi hasil di bank syariah.

Sebab aspek nisbah merupakan aspek yang disepakati bersama antara

kedua belah pihak yang melakukan transaksi. Untuk menentukan nisbah

bagi hasil, perlu diperhatikan aspek-aspek: data usaha, kemampuan

angsuran, hasil usaha yang dijalankan, nisbah pembiayaan dan distribusi

pembagian hasil.17

Dalam ekonomi syariah, teori bagi hasil mempunyai ciri dan

karakteristik yang berbeda dengan perhitungan bunga seperti pada bank-

bank konvensional. Ciri atau karakteristik bagi hasil adalah sebagai

berikut:

16 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002, hlm. 107. 17 Muhamad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin Pada Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2001, hlm. 86.

Page 39: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

25

a. Penentuan besarnya rasio atau nisbah bagi hasil dibuat pada waktu

akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.

b. Besarnya bagi hasil berdasarkan nisbah dan keuntungan yang

diperoleh.

c. Bagi hasil sangat bergantung pada proyek yang dibiayai. Bila proyek

merugi kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.

d. Jumlah pembagian hasil meningkat sesuai dengan peningkatan

pendapatan.

e. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.18

Sedangkan perhitungan bunga mempunyai karakteristik sebagai

berikut:

a. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu

untung.

b. Besarnya persentase berdasarkan jumlah uang atau modal yang

dipinjamkan.

c. Pembayaran bunga selalu tetap sesuai dengan perjanjian tanpa

mempertimbangkan apakah proyek yang dibiayai untung atau rugi.

d. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat meskipun jumlah

keuntungan berlipat-lipat atau ekonomi dalam keadaan booming.

e. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama

termasuk agama Islam.19

18 Muhammad Ridwan, Konstruksi Bank Syariah Indonesia, Yogyakarta, Pustaka SM, 2007, hlm. 65. 19 Ibid.

Page 40: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

26

2 Dasar Hukum Bagi Hasil

Dasar hukum bagi hasil berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dari Abi Ja’far:

ما بالمدينة أهل بيت هجرة إال يزرعون : وقال قيس بن مسلم عن ابي جعفر قال20)رواه البخارى ( على الّثلث والّربع

Artinya: “Dari Qais bin Muslim, dari Abi Ja’far berkata: tidak ada penduduk dari Kota Madinah dari kalangan muhajirin kecuali mereka menjadi petani dan mendapatkan sepertiga dan seperempat”. (HR. Bukhari).

Berdasarkan dasar hukum tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

sistem bagi hasil sebagaimana teori bagi hasil dalam ekonomi syariah

modern sebenarnya telah lama dipraktekan oleh Nabi Muhammad SAW

dan para sahabatnya sebagaimana dijelaskan dalam hadist tersebut.

Di Indonesia sendiri, perjanjian bagi hasil telah diatur sejak tahun 1960

yang kemudian dituangkan dalam undang-undang Nomor 2 Tahun 1960

tentang perjanjian bagi hasil. Dalam rangka usaha akan melindungi

golongan yang ekonominya lemah terhadap praktek-praktek yang

merugikan mereka, dari golongan yang kuat.21

3 Macam-Macam Bagi Hasil

Pada bank Islam, kepentingan nasabah penyimpan dana, bank dan

debitur dapat diharmonisasikan karena dengan menggunakan metode bagi

hasil, kepentingan pihak ketiga tersebut paralel, yaitu memperoleh imbalan 20 Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Juz III, Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 1992, hlm. 97. 21 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 1994, hlm. 63.

Page 41: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

27

bagi hasil sesuai dengan keadaan yang benar-benar terjadi. Untuk itu

manajemen bank akan berusaha mengoptimalkan keuntungan pemakaian

dana.22 Secara umum, prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat

dilakukan dalam empat akad utama, yaitu: al-mudharabah, al-

musyarakah, al-muzara’ah dan al-musaqah.23

a. Mudharabah

Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau

berjalan, pengertiaan memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah

proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.24

Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara

dua pihak dimana pihak pertama (shahibul mal) menyediakan seluruh

(100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.

Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan

yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung

oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si

pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan

atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas

kerugian tersebut.25

Jenis perjanjian ini berlawanan dengan musyarakah. Dalam

musyarakah juga ada bagi hasil, tapi semua pihak berhak untuk turut

22 Edi Wibowo dan Untung Hedi Widodo, Mengapa Memilih Bank Syariah, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005, hlm. 39. 23 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001, hlm. 90. 24 Ibid., hlm. 97. 25 Ibid.

Page 42: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

28

serta dalam pengambilan keputusan manajerial. Sedang dalam

mudharabah, pemilik modal tidak diberikan peran dalam manajemen

perusahaan. Secara umum mudharabah ini terbagi menjadi dua jenis:

mudharabah muthlaqah, dan mudharabah muqayyadah.

Akad mudharabah ini biasanya diterapkan pada produk-produk

penghimpunan dana, seperti:

1) Simpanan/Tabungan Mudharabah, adalah simpanan tabungan

pemilik dana yang penyetorannya dan penarikannya dapat

dilakukan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati

sebelumnya.

2) Deposito Mudharabah, adalah simpanan masyarakat di bank

syariah yang pengambilannya sesuai waktu yang telah ditetapkan

oleh bank syariah. Variasi deposito mudharabah ini

diklasifikasikan ke dalam deposito: 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan

12 bulan.26

b. Musyarakah

Al-Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih

untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan

kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan

ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.27

26 Muhamad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin Pada Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2001, hlm.6-7. 27 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001, hlm. 90.

Page 43: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

29

Secara garis besar musyarakah dapat dibagi kepada syarikah amlak

dan syarikah uqud. Syarikah amlak berarti eksistensi suatu perkongsian

tidak perlu kepada suatu kontrak membentuknya tetapi terjadi dengan

sendirinya. Sedangkan Syarikah uqud berarti perkongsian yang terbentuk

karena suatu kontrak.28

Akad musyarakah biasa diaplikasikan oleh Bank syariah untuk :

1) Pembiayaan Proyek

bank biasa mengaplikasikan akad musyarakah ini untuk

pembiayaan proyek di mana nasabah dan bank sama-sama

menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek

itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil

yang telah disepakati untuk bank.

2) Modal Ventura

Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan

investasi dalam kepemilikan perusahaan, al musyarakah diterapkan

dalam skema modal ventura. Penanaman modal di lakukan untuk

jangka waktu tertentu, dan setelah itu bank melakukan divestasi atau

menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.

c. Al-Muzara’ah

Al-Muzaraah adalah akad kerjasama dalam pengolahan pertanian

antara pemilik lahan dengan penggarap, dimana pemilik lahan

28 Muhamad, Op cit, hlm. 29.

Page 44: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

30

menyediakan tanah untuk di kelola (ditanami dan dipelihara) oleh

penggarap dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen.29

Dapat dikatakan bahwa Al-Muzaraah ini merupakan bentuk kerjasama

mudharabah dalam bidang pertanian. Artinya petani mengelola suatu

lahan pertanian berdasarkan prinsip bagi hasil panen. Bank atau BMT

menyerahkan kepada petani lahan yang dimilikinya atau yang bukan

dalam pemilikan mereka. Kapling tanahnya harus benar-benar ditentukan

dalam perjanjian. Hasil panen dari lahan itu dibagi antara bank dan petani

sesuai dengan proporsi yang telah disepakati.30

d. Al-Musaqah

Al-Musaqah adalah akad antara pemilik kebun/tanaman dan pengelola

(penggarap) untuk memelihara dan merawat kebun/tanaman pada masa

tertentu sampai tanaman itu berbuah. Penggarap berhak memperoleh

nisbah tertentu dari hasil panen.31

Al-Musaqah merupakan bentuk kerjasama musyarakah dalam urusan

pemeliharaan buah-buahan. Kedua belah pihak bersepakat menanam serta

merawat pohon buah-buahan. Hasil panen buah-buahan atau kebun dibagi

antara pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian (bank dan petani) dengan

rasio tertentu sesuai dengan kontribusi mereka masing-masing.32

29 M. Hasan Ali, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fiqh Muamalat), Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 280. 30 Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algaoud (Penj. Burhan Subrata), Perbankan Syariah: Prinsip, Praktik dan Prospek, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2007, hlm. 74. 31 M. Hasan Ali, Op. cit. 32 Mervyn K. Lewis, Op. cit.

Page 45: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

31

4 Praktek Bagi Hasil Pada Produk Deposito Mudharabah

Bagi hasil dapat dipraktekan pada produk deposito berjangka, hal ini

tentunya tidak terlepas dari akad yang biasa digunakan pada produk

deposito itu sendiri, yaitu akad mudharabah. Sebagaimana kita ketahui

lembaga-lembaga keuangan syariah menawarkan produk deposito

berjangka dengan akad mudharabah, yang mana produk deposito

berjangka tersebut lebih populer dengan nama deposito mudharabah. Hal

ini sejalan dengan fatwa Dewan Syariah Nasional yang menyatakan bahwa

yang di maksud dengan deposito syariah adalah deposito yang dijalankan

berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini DPS MUI telah mengeluarkan

fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang di benarkan, yaitu deposito

yang berdasarkan prinsip mudharabah.33 Produk deposito mudharabah ini

operasionalnya menggunakan sistem bagi hasil, bukan menggunakan

perhitungan bunga sebagaimana deposito di bank konvensional.

Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan atau deposan

bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai

mudharib (pengelola). Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan

murabahah atau ijarah. Dapat pula dana tersebut digunakan oleh bank

untuk melakukan mudharabah kedua. Hasil usaha ini akan dibagi hasilkan

berdasarkan nisbah yang disepakati. Dalam hal bank menggunakannya

33 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Ciputat: CV. Gaung Persada, 2006, hlm. 18.

Page 46: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

32

untuk melakukan mudharabah kedua, maka bank bertanggung jawab

penuh atas kerugian yang terjadi.34

Bank syariah dan lembaga keuangan syariah non bank seperti BMT

menerapkan akad mudharabah untuk deposito. Seperti dalam tabungan,

dalam hal ini nasabah (deposan) bertindak sebagai shahibul mal dan BMT

sebagai mudharib. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, BMT dapat

memanfaatkan uang simpanan untuk dijadikan sebagai “modal” guna

melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah, termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak ketiga.35

Ketentuan teknis deposito dalam bank syariah termasuk lembaga

keuangan syariah non bank seperti BMT juga mengikuti ketentuan bank

teknis, ketentuan-ketentuan tersebut meliputi: syarat-syarat pembukaan,

penutupan, formulir pembukaan, bilyet, specimen tanda tangan, dan

sebagainya. Sebagaimana tabungan yang berdasarkan prinsip

mudharabah, deposito berjangka yang berdasarkan prinsip mudharabah

juga mendapatkan keuntungan/bagi hasil dari keuntungan bank,

Pembayaran keuntungan di Indonesia pada akhir bulan/jatuh tempo.36

Prinsip bagi hasil digunakan oleh BMT dalam deposito mudharabah

sebagai sistem atau cara untuk membagi keuntungan yang telah diperoleh

dari pengelolaan dana simpanan nasabah. Besar kecilnya hasil dari

keuntungan deposito ini tergantung pada hasil usaha yang benar-benar

34 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 108. 35 Ibid., hlm. 303. 36 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001, hlm. 157.

Page 47: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

33

terjadi dan dilakukan oleh BMT sebagai pengelola dana. Hal ini tentu

berbeda dengan deposito yang ada di bank konvensional yang menetapkan

besarnya persentase keuntungan yang ditetapkan berdasarkan jumlah uang

simpanan yang didepositokan.

Dalam mengaplikasikan akad mudharabah pada produk deposito,

terdapat dua kewenangan yang diberikan oleh pihak pemilik dana, yakni:

1) Mudharabah Mutlaqah (Unrestricted Investment Account, URIA)

Dalam deposito mudharabah mutlaqah (URIA), pemilik dana tidak

memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah

dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat,

cara maupun obyek investasinya. Dengan kata lain, bank syariah

mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan

dana URIA ini ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan

memperoleh keuntungan.

Dalam menghitung bagi hasil deposito mudharabah Mutlaqah

(URIA), basis perhitungan adalah hari bagi hasil sebenarnya, termasuk

tanggal tutup buku, namun tidak termasuk tanggal pembukaan

deposito mudharabah mutlaqah (URIA) dan tanggal jatuh tempo.

Sedangkan jumlah hari dalam sebulan yang menjadi angka

penyebut/angka pembagi adalah hari kalender bulan yang

bersangkutan (28 hari, 29 hari, 30 hari, 31 hari).37

37 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 304.

Page 48: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

34

2) Mudharabah Muqayyadah (Unrestricted Investment Account, RIA)

Dalam deposito mudharabah muqayyadah (RIA), pemilik dana

memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah

dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat,

waktu, cara maupun objek investasinya. Dengan kata lain, bank

syariah tidak mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam

menginvestasikan dana RIA ini ke berbagai sektor bisnis yang

diperkirakan akan memperoleh keuntungan.

Dalam menghitung bagi hasil deposito Mudharabah muqayyadah

(RIA), basis penghitungnnya berdasarkan dengan metode penggunaan

dana RIA tersebut, yakni:

a. Cluster Pool Of Fund (Penggunaan dana untuk beberapa proyek

dalam suatu jenis industri bisnis)

Dalam hal ini, pembayaran deposito mudharabah muqayyadah

(RIA) dapat dilakukan melalui metode sebagai berikut:

i. Anniversary Date

− Pembayaran bagi hasil deposito mudharabah muqayyadah

(RIA) dilakukan secara bulanan, yaitu pada tanggal yang

sama dengan tanggal pembukaan deposito.

− Tingkat bagi hasil yang dibayarkan adalah tingkat bagi

hasil tutup buku bulan terakhir.

Page 49: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

35

− Bagi hasil bulanan yang diterima nasabah dapat

diafiliasikan ke rekening lainnya sesuai permintaan

deposan.

ii. End Of Mont

− Pembayaran bagi hasil deposito mudharabah muqayyadah

(RIA) dilakukan secara bulanan, yaitu pada tanggal tutup

buku setiap bulan.

− Bagi hasil bulan pertama dihitung secara proporsional hari

efektif termasuk tanggal tutup buku, namun tidak termasuk

tanggal pembukaan deposito.

− Bagi hasil bulan terakhir dihitung secara proporsional hari

efektif tidak termasuk tanggal jatuh tempo deposito.

Tingkat bagi hasil yang dibayarkan adalah tingkat bagi

hasil tutup buku bulan terakhir.

− Jumlah hari sebulan adalah jumlah hari kalender bulan yang

bersangkutan (28 hari, 29 hari, 30 hari, 31 hari).

− Bagi hasil bulanan yang diterima nasabah dapat

diafiliasikan ke rekening lainnya sesuai permintaan

deposan.

b. Specific Project (penggunaan dana untuk suatu proyek tertentu)

Dalam menghitung bagi hasil deposito mudharabah

muqayyadah, basis perhitungan bagi hasil deposito adalah hari

tanggal pembukaan deposito sampai dengan pembayaran bagi hasil

Page 50: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

36

terdekat, dan menjadi angka pembilang atau number of day.

Sedangkan jumlah hari tanggal pembayaran bagi hasil terakhir

sampai tanggal pembayaran bagi hasil berikutnya menjadi angka

penyebut/angka pembagi.38

Bila dilihat dari skema aliran dana nasabah investor kepada

bank maka deposito Mudharabah Muqayyadah terbagi menjadi

dua:

1. Mudharabah Muqayyadah off balance sheet

Dalam skema ini, aliran dana berasal dari satu nasabah

investor kepada satu nasabah pembiayaan atau yang dalam

bank konvensional disebut debitur. Di sini bank syariah

bertindak hanya sebagai arrange saja. Pencatatannya dilakukan

di bank syariah secara off balance sheet. Bagi hasilnya hanya

melibatkan nasabah investor dan pelaksana usaha saja. Besar

bagi hasil tergantung kesepakatan antara nasabah investor dan

nasabah pembiayaan. Bank hanya menerima arranger fee.

Disebut mudharabah karena skemanya bagi hasil, muqayyadah

karena ada pembatasan, yaitu hanya untuk pelaksana usaha

tertentu, dan off balance sheet karena bank tidak dicatat dalam

neraca bank.

38 Ibid., hlm, 307-308.

Page 51: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

37

2. Mudharabah Muqayyadah on balance sheet

Dalam skema ini aliran dana dapat terjadi dari satu nasabah

investor ke sekelompok pelaksana usaha dalam beberapa sektor

terbatas, misalnya pertanian, manufaktur dan jasa. Nasabah

investor lainnya mungkin mensyaratkan dananya hanya boleh

untuk pembiayaan di sektor pertambangan, properti dan

pertanian. Selain berdasarkan sektor, nasabah investor dapat

saja mensyaratkan berdasarkan jenis akad yang digunakan

berdasarkan akad penjualan cicilan saja, atau penyewaan

cicilan saja, atau kerjasama cicilan saja. Skema ini membuat

bank terlibat dalam mudharabah muqayyadah on balance

sheet. Disebut on balance sheet karena dicatat dalam neraca

bank. Nisbah bagi hasil disepakati antara nasabah investor dan

bank.39

Berdasarkan penggunaan akad mudlarabah pada produk

deposito baik Mudharabah Mutlaqah maupun Mudharabah

Muqayyadah. maka, antara bank syariah dan bank

konvensional mempunyai ketergantungan yang berbeda di

dalam menentukan besar kecilnya pendapatan yang akan

diperoleh deposan, Adapun perbedaan tersebut adalah sebagai

berikut:

39 Ibid., hlm. 314.

Page 52: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

38

a. Bank Syariah

Besar kecilnya bagi hasil yang akan diterima deposan

bergantung pada:

− Pendapatan bank syariah

− Nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank

− Nominal deposito nasabah

− Rata-rata saldo deposito untuk jangka waktu tertentu

yang ada pada bank

− Jangka waktu deposito karena berpengaruh pada

lamanya investasi.

b. Bank Konvensional

Besar kecilnya bunga yang akan diterima deposan

bergantung pada:

− Jangka waktu deposito karena berpengaruh pada

lamanya investasi.

− Tingkat bunga yang berlaku

− Nominal deposito

− Jangka waktu deposito.40

Berikut ini contoh sederhana perhitungan bagi hasil

produk deposito berjangka:

Bapak A memiliki deposito Rp.10.000.000, jangka waktu

yang dipilih adalah 1 bulan (1 Desember s/d 1 Januari) dan 40 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001, hlm. 159.

Page 53: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

39

nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank 57%:43%. Jika

keuntungan bank yang diperoleh untuk deposito 1 bulan per

31 Desember adalah Rp. 20.000.000 dan rata-rata deposito

jangka waktu 1 bulan adalah Rp. 950.000.000 maka

keuntungan yang akan diperoleh Bapak A adalah:

(Rp.10.000.000 / Rp.950.000.000) x 20.000.000 x 57% =

Rp.120.000

Jadi bagi hasil yang akan diterima oleh Bapak A adalah

Rp.120.000 (seratus dua puluh ribu rupiah).41

41 Muhamad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin Pada Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2001, hlm.57.

Page 54: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

40

Page 55: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

40

BAB III

PRAKTEK BAGI HASIL DEPOSITO WADI’AH

DI BMT SYRIRKAH MUAWANAH MWC NU ADIWERNA

A. Profil BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna.

Terjadinya krisis moneter dan ekonomi pada tahun 1997 yang disusul

dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam

perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan

Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan

yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia

mengambil kebijakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian

bank-bank di Indonesia. Lahirnya undang-undang No.10 tahun 1998, tentang

perubahan atas undang-undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan, pada

bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi

tumbuhnya bank syariah di Indonesia. Undang-undang tersebut

memungkinkan bank-bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan

membuka cabang khusus syariah. Tumbuhnya bank-bank syariah tersebut

kemudian diikuti oleh tumbuhnya koperasi-koperasi simpan pinjam yang

berbasis syariah yang di kenal dengan “ Baitul Maal Wat Tamwil”.

BMT tumbuh sebagai upaya untuk menopang ekonomi kelas bawah

sebagai wujud kepedulian masyarakat bersama-sama pemerintah membangun

Indonesia agar mampu dan bangkit menghadapi krisis nasional yang

berkepanjangan. Maka dari itu pengurus MWC NU Adiwerna melalui

Page 56: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

41

lembaga perekonomian NU bersama anggota membentuk suatu lembaga

keuangan syariah, dan pada hari ahad 04 Maret 2002 didirikan BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna. Hal inilah yang melatar belakangi lahirnya

BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna.1

BMT Syirkah Muawanah berlokasi di Jl. Raya Kalimati No.19, Adiwerna,

Tegal, merupakan salah satu lembaga keuangan syariah dari sekian banyak

lembaga keuangan syariah yang telah ada sebelumnya di kabupaten Tegal.

BMT Syirkah Muawanah Adiwerna didirikan dengan modal awal dari anggota

pendiri. Langkah awal operasinya yang menjadi prioritas adalah dari sektor

simpanan guna membentuk permodalan. Dimana dari sektor ini diharapkan

nantinya BMT dapat menyediakan dana atau kebutuhan modal dari anggota

masyarakat, dan juga dapat membuka kesempatan bagi mereka untuk

menabung atau menyimpan uangnya di BMT. Simpanan yang berasal dari

masyarakat nantinya akan dikelola secara professional sesuai dengan visi dan

misi dari pendirian BMT Syirkah Muawanah Adiwerna.

Diharapkan dengan didirikannya BMT Syirkah Muawanah MWC NU

Adiwerna dapat menjadi solusi alternatif dari sistem bunga yang biasa

diterapkan oleh lembaga-lembaga keuangan konvensional. Selain itu dapat

membantu masyarakat kecil untuk keluar dari pengaruh rentenir yang semakin

marak keberadaannya di tengah-tengah masyarakat yang mengakibatkan

masyarakat semakin terjerumus pada masalah ekonomi yang tidak menentu.

Sehingga nantinya BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna dapat

1 Brosur BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna.

Page 57: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

42

menjadi lembaga keuangan syariah yang akomodatif dalam menyelesaikan

masalah-masalah ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat.

Berikut ini profil kelembagaan BMT Syirkah Muawanah MWC NU

Adiwerna:

Nama : BMT Syirkah Muawanah MWC NU

Alamat : Jl. Raya Kalimati No. 15 Adiwerna Tegal

Telepon : (0283) 3317572

Tanggal Berdiri : 04 Maret 2002

Tanggal Beroperasi : 04 Maret 2002

Jenis Usaha : Koperasi Serba Usaha (KSU)2

Untuk memperlancar tugas BMT, maka diperlukan struktur yang

mendeskripsikan alur kerja yang harus dilakukan oleh personil yang ada di

dalam BMT biasanya meliputi, Musyawarah Anggota Pemegang Simpanan

Pokok, Dewan Syariah, Pembina Manajemen, Manajer, Pemasaran, Kasir dan

Pembukuan. Tetapi dalam kenyataannya setiap BMT memiliki bentuk struktur

organisasi yang berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa Faktor

anatara lain: Ruang lingkup atau wilayah operasi BMT, efektifitas dalam

pengelolaan organisasi BMT, orientasi program kerja yang akan direalisasikan

dalam jangka pendek dan jangka panjang, jumlah sumber daya manusia yang

diperlukan dalam menjalankan operasi BMT.

Adapun struktur organisasi BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna

Terdiri dari susunan pengurus dan pengelola:

2 Brosur BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna.

Page 58: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

43

SUSUNAN PENGURUS

Komisaris : H. Faizin Sholikin

Dewan Pengawas Syariah : KH. Bahruddin T

Dewan Peng. Management : Ade M, SE

Dewan Penasihat : H. Jazuli Affandi

Drs. Al Fatah

PENGELOLA

Manager : Slamet Ibnu Tafsir

Kabag Operasional : Khaeni

Kabag Marketing : Aji Samsul Arif

Pembiayaan : Ahmad Tasripin

Tabungan : Izzah Ariani

Teller : Mualifah, SE 3

Adapun Visi dan Misi yang hendak dicapai oleh BMT Syirkah Muawanah

Adiwerna adalah:

Visi: Menjadi lembaga keuangan alternatif untuk menjauhkan diri dari praktek

ribawi.

Misi: Untuk memajukan perekonomian ummat.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut BMT Syirkah Muawanah MWC

NU Adiwerna melakukannya dengan cara memberikan berbagai fasilitas yang

kiranya dapat membantu permodalan usaha bagi masyarakat menengah ke

bawah, melalui berbagai macam produk simpanan dan pembiayaan yang

3 Ibid.

Page 59: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

44

disediakan. Dengan cara memberikan prosedur dan persyaratan pembiayaan

yang sangat mudah dan memungkinkan untuk dipenuhi oleh masyarakat yang

berasal dari kelas ekonomi menengah kebawah untuk menjadi nasabah

pembiayaan. Sehingga nantinya BMT Syirkah Muawanah MWC NU

Adiwerna dapat berperan aktif didalam laju perekonomian masyarakat kecil.

Sebagai sebuah lembaga yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam

operasional setiap produknya, maka BMT Syirkah Muawanah MWC NU

Adiwerna diharapkan dapat menjadi sebuah lembaga keuangan syariah non

bank yang bisa menjauhkan masyarakat dari praktek ribawi sekaligus

melepaskan masyarakat dari ketergantungan pada rentenir sehingga keadilan

ekonomi bagi masyarakat khususnya masyarakat kecil dapat diwujudkan.4

B. Produk-Produk Serta Prosedur Pembukaan Rekening di BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna

BMT Menerapkan akad wadi’ah yad dhamanah pada semua produk

simpanan yang ada. Hal ini dikarenakan BMT menganggap simpanan uang

dari nasabah sebagai sebuah titipan (wadi’ah) yang harus diemban dan

dipertanggung jawabkan. Dana atau uang yang telah terkumpul akan dikelola

seoptimal mungkin sehingga nantinya akan diperoleh keuntungan yang

diharapkan. Sedangkan pada semua produk pembiayaan BMT menerapkan

akad Mudharabah, musyarakah atau pun murabahah. Di mana dengan akad-

akad tersebut dipandang sesuai dengan prinsip syariah karena dalam akad ini

4 Wawancara dengan Slamet Ibnu Tafsir selaku Manager BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna pada Tanggal 14 Agustus 2008.

Page 60: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

45

akan diperoleh keadilan baik bagi pihak BMT maupun pihak nasabah

peminjam dana (kreditur). Hal inilah yang menjadi alasan dalam pemilihan

akad pada produk-produk simpanan dan pembiayaan di BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna.

Adapun kebijakan-kebijakan dalam operasional setiap produk baik produk

simpanan maupun produk pembiayaan adalah kewenangan dari pihak manager

BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna, kewenangan tersebut meliputi

mekanisme bagi hasil dan pemberian bonus pada setiap produk. Termasuk

perubahan kebijakan dalam setiap produk seperti perubahan dalam penentuan

nisbah bagi hasil, perubahan dalam besar kecilnya atau jenis pemberian bonus

adalah kewenangan dari pihak manager.5

1. Produk-Produk BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna

Berikut ini produk-produk simpanan dan pembiayaan di BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna:

a. Simpanan:

1) Warna (Warga Nahdliyin)

Simpanan warga nahdliyin yaitu simpanan yang berasal dari

warga nahdliyin, namun pada prakteknya siapa saja bisa menjadi

nasabah simpanan warna, tidak hanya untuk warga nahdliyin saja.

Simpanan warna bisa diambil setiap saat. Nasabah akan

memperoleh bonus setiap bulan, besarnya bonus tergantung

penghasilan BMT.

5 Ibid.

Page 61: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

46

Manfaat :

− Mendapatkan bonus setiap bulan.

− Terjaminnya keamanan dana nasabah.

− Memberikan kemudahan bagi nasabah dalam

menyimpan uangnya, karena simpanan warna bisa

diambil setiap saat.

2) Utama

Tabungan berupa slip penarikan (giro), setiap bulan nasabah

akan dikenakan biaya administrasi.

Manfaat :

− Terjaminnya keamanan dana nasabah.

− Memberikan kepraktisan dalam menyimpan uang.

3) Qurban

Tabungan yang ditujukan untuk melaksanakan ibadah qurban.

Penarikannya dilakukan menjelang ibadah qurban. Penarikan dapat

berupa hewan qurban atau uang.

Manfaat :

− Mendapatkan bonus berupa kaos atau yang lainnya.

− Membantu nasabah dalam merencanakan ibadah

qurban.

Page 62: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

47

4) Mapan (Masa Depan)

Simpanan untuk yang ditujukan untuk masa depan, simpanan

ini tidak ada jangka waktu pengambilannya, nasabah akan

mendapatkan bonus setiap bulannya.

Manfaat:

− Mendapatkan bonus setiap bulan.

− Dapat dijadikan sebagai sarana investasi untuk masa

depan.

5) Deposito

Simpanan berjangka 3 bulan, 6 bulan ataupun 12 bulan.

Minimal uang yang didepositokan sebesar Rp. 1.000.000,- (satu

juta rupiah). Dengan bagi hasil menggunakan persentase dari

nominal deposit. Kemudian hasil dari persentase nominal deposit

tersebut dibagi jumlah bulan dalam satu tahun (12).

3 bulan akan mendapatkan nisbah 12.00 atau (12%) kemudian

dibagi jumlah bulan dalam satu tahun (12).

6 bulan akan mendapatkan nisbah 13.50 atau (13,5%) kemudian

dibagi jumlah bulan dalam satu tahun (12).

12 bulan akan mendapatkan nisbah 15.00 atau (15%) kemudian

dibagi jumlah bulan dalam satu tahun (12).

Manfaat:

− Terjaminnya keamanan dana nasabah.

Page 63: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

48

− Mendapatkan bagi hasil setiap bulan yang diberikan

secara tunai melalui simpanan warna.

− Nasabah dapat dengan tenang memprogramkan

keungan secara terencana.

b. Pembiayaan :

1) Mudharabah

Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan untuk membiayai

suatu usaha, di mana BMT bertindak sebagai pemberi modal dan

mitra usaha sebagai pengelolanya. Dalam pembiayaan ini ada

kesepakatan bagi hasil antara BMT dan nasabah penerima dana

atau mitra usaha. Begitupun dengan pembayaran pinjaman

dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang disepakati

(hari/mingguan/bulanan).

Manfaat :

− Membiayai total kebutuhan modal usaha nasabah.

− Nisbah bagi hasil tetap antara BMT dan nasabah.

− Angsuran berubah-ubah sesuai tingkat revenue atau

reslisasi usaha nasabah.

2) Musyarakah

Musyarakah adalah pembiayaan khusus untuk modal kerja, di

mana dari BMT merupakan bagian modal usaha nasbah dan

keuntungan akan dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati.

Manfaat :

Page 64: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

49

− Lebih menguntungkan karena berdasarkan prinsip

bagi hasil.

− Mekanisme yang fleksible sesuai dengan realisasi

usaha.

3) Murabahah

Murabahah adalah pembiayaan untuk pembelian suatu barang

modal, pembayaran dilakukan dengan angsuran.

Manfaat :

− Membiayai kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan

barang konsumsi seperti: rumah, kendaraan atau

barang produktif seperti: mesin produksi dan lain-lain.

− Nasabah dapat mengangsur pembayarannya dengan

jumlah angsuran yang tidak akan berubah selama

masa perjanjian.

4) Ba’i bitsaman ajil

Pembiayaan Ba’i bitsaman ajil adalah pembiayaan untuk

pembelian barang dengan cicilan. Dimana BMT membeli suatu

barang yang kemudian langsung dijual kepada nasabah dengan

keuntungan sebesar 40% dari harga pokok.

Manfaat:

− Memberikan kemudahan bagi nasabah yang kesulitan

untuk membeli suatu barang.

Page 65: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

50

− Nasabah dapat mengangsur pembayarannya dengan

jumlah angsuran yang tidak akan berubah selama

masa perjanjian.

2. Prosedur Pembukaan Simpanan Dan Pembiayaan

Adapun prosedur atau persyaratan untuk pembukaan rekening

simpanan dan pembiayaan di BMT Syirkah Muawanah MWC NU

Adiwerna adalah sebagai berikut:

a. Syarat Pembukaan Simpanan:

i. Mengisi aplikasi pembukaan rekening.

ii. Fotocopi KTP 2 Lembar.

iii. SIUP / NPWP (Simpanan Utama)

b. Syarat Pembukaan Pembiayaan:

i. Mendaftar dibagian pembiayaan.

ii. Menyerahkan KTP suami isteri 2 lembar.

iii. Kartu keluarga (KK).

iv. Siap disurvey.

v. Jaminan BPKB / Sertifikat

vi. Tabungan minimal 20% dari plafond pembiayaan.6

6 Brosur BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna.

Page 66: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

51

C. Operasional Deposito Wadi’ah Di BMT Syirkah Muawanah MWC NU

Adiwerna

Kegiatan utama dari sebuah lembaga keuangan adalah penghimpunan

dana, salah satunya adalah penghimpunan dana dari masyarakat,

penghimpunan dana dari masyarakat ini dilakukan guna membantu

permodalan awal dari para pendiri, adapun salah satu cara untuk menghimpun

dana dari masyarakat adalah dengan menyediakan produk deposito berjangka.

Secara umum, deposito berjangka adalah simpanan perorangan atau badan

usaha yang hanya dapat diambil setelah jatuh tempo. Sehingga, deposito

berjangka merupakan suatu simpanan yang berbeda dengan simpanan lainnya,

seperti tabungan, yang sewaktu-waktu dapat diambil oleh nasabahnya.

Produk deposito yang disediakan oleh BMT Syirkah Muawanah MWC

NU Adiwerna adalah deposito berjangka, dengan jangka waktu 3 bulan,6

bulan atau pun 12 bulan. Dimana dalam produk deposito ini akad yang

digunakan adalah akad wadiah yad dhamanah, pengelola beralasan bahwa

semua simpanan uang dari masyarakat pada prinsipnya adalah sebuah titipan

yang wajib dijaga dan dikembalikan sesuai dengan prosedur yang ada di BMT

Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna.7

Adapun operasional deposito wadi’ah di BMT Syirkah Muawanah MWC

NU Adiwerna yang meliputi: Strategi pemasaran produk deposito wadi’ah,

prosedur pembukaan rekening dan ketentuan yang berlaku di dalamnya, dan

7 Wawancara dengan Slamet Ibnu Tafsir selaku Manager BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna pada Tanggal 14 Agustus 2008.

Page 67: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

52

pengelolaan dana deposito di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna,

akan diterangkan dalam sub bab di bawah ini :

1. Strategi Pemasaran Produk Deposito Wadi’ah

Dalam memasarkan setiap produk-produknya BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna melakukannya dengan menggunakan

strategi jemput bola. Dalam hal ini BMT melakukan sosialisasi produk-

produknya di pasar-pasar dan sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta

yang ada di kabupaten tegal dan kota, strategi ini digunakan karena

dipandang sebagai salah satu cara yang efisien dalam memasarkan produk-

produk yang ada termasuk produk deposito. Dengan cara jemput bola ini

diharapkan para calon nasabah dapat memperoleh informasi yang

mendetail mengenai produk-produk yang ada di BMT Syirkah Muawanah

MWC NU Adiwerna. Sehingga nantinya nasabah dapat tertarik untuk

menyimpan dananya atau pun mengajukan pembiayaan di BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna.

Strategi jemput bola yang digunakan oleh BMT Syirkah Muawanah

MWC NU Adiwerna adalah dengan cara menerjunkan pegawai ke

lapangan terutama ke pasar-pasar tradisional dan sekolahan yang ada di

Kabupaten Tegal dan kota guna mensosialisasikan produk-produk BMT

Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna kepada masyarakat kecil. Pasar

tradisional dan sekolahan menjadi prioritas dikarenakan dari sinilah

Page 68: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

53

kebanyakan para nasabah berasal, baik nasabah penyimpan dana maupun

nasabah pembiayaan.8

Dengan strategi jemput bola ini pemasaran dan pengenalan deposito

kepada masyarakat luas akan lebih efektif. Sehingga diharapkan akan

terjadi peningkatan jumlah nasabah dan jumlah dana simpanan yang satu

ini. Dari data rekapitulasi deposito selama tahun 2008 terhitung per

tanggal 5 Desember 2008 sudah tercatat 68 orang yang menjadi nasabah

deposito dengan jumlah keseluruhan simpanan sebesar Rp. 677.600.000.9

2. Prosedur Pembukaan Rekening dan Ketentuan Yang Berlaku Dalam

Deposito Wadi’ah Di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwena

a. Prosedur Pembukaan Rekening Deposito:

1. Mengisi aplikasi pembukaan Rekening.

2. Menyerahkan fotokopi KTP atau surat tanda pengenal lainnya 2

lembar.

3. Menyetorkan uang yang akan didepositokan. minimal

Rp.1.000.000 (satu juta rupiah).

4. Membayar biaya administrasi sebesar Rp. 10.000 (sepuluh ribu

rupiah) guna: pembukaan rekening deposito dan biaya materai.

5. Membayar administrasi Rp. 2.000 (dua ribu rupiah) guna

pembukaan rekening WARNA untuk penyimpanan bagi hasil bagi

deposan.

6. Memilih jangka waktu yang akan digunakan: 3,6atau 12 bulan. 8 Wawancara dengan Ahmad Tasripin pada Tanggal 23 Desember 2008 di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna. 9 Data Rekapitulasi Deposito Tahun 2008 Per Tanggal 5 Desember 2008.

Page 69: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

54

b. Ketentuan Yang Berlaku Dalam Produk Deposito:

1. Deposito berjangka hanya dapat dicairkan pada tanggal jatuh

tempo, kecuali mendapat persetujuan pimpinan setempat dan

dikenakan biaya administrasi sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

2. Deposito berjangka diperpanjang secara otomatis, jika tanpa ada

pemberitahuan dari deposan sesuai nominal dan jangka waktunya.

3. Jika deposito berjangka tersebut akan dicairkan atau dirubah

jangka waktunya, maka deposan wajib memberitahukan kepada

pihak BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna selambat-

lambatnya 3 (tiga) hari kerja sebelum jatuh tempo.

4. Deposito berjangka yang diperpanjang secara otomatis, pada saat

perpanjangan tidak diterbitkan Bilyet Deposito yang baru, namun

hanya diberikan surat pemberitahuan.

5. Apabila Bilyet Deposito hilang / dicuri, deposan harus segera

melaporkan kepada Bank dengan dilampirkan surat keterangan

hilang dari kepolisian.

6. Dalam hal Bilyet Deposito diserahkan kepada BMT sebagai

jaminan, jumlah yang telah didepositokan tidak dapat dicairkan

selama masih menjadi jaminan.

7. Dalam hal deposito berjangka dibukukan atas nama dua orang,

maka:

Page 70: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

55

i. Apabila salah satu pihak meninggal dunia, maka pemilik yang

tinggal berhak menarik jumlah deposito tersebut pada saat jatuh

tempo, bilamana ada surat penunjukan ahli waris yang sah

menurut hukum yang telah ditetapkan.

ii. Apabila salah satu pihak melarang pembayaran jumlah tersebut

kepada pihak lain, maka BMT Syirkah Muawanah MWC NU

Adiwerna tidak akan membayar kecuali pihak yang

bersangkutan telah menyelesaikan perkarannya.

8. Bagi hasil sebagai hak deposan sesuai kesepakatan.

9. Deposito berjangka tidak dapat diperjual belikan kepada dan oleh

siapapun.

10. Deposan atau pemilik deposito berjangka ini dianggap telah

mengetahui dan menyetujui semua ketentuan di atas.10

3. Pengelolaan Dana Deposito Wadi’ah

Menurut Slamet Ibnu Tafsir selaku manager BMT Syirkah Muawanah

MWC NU Adiwerna, bahwa dana deposito sangat berguna sekali bagi

BMT. Hal ini dikarenakan sifat dari rekening deposito yang hanya dapat

diambil setelah jatuh tempo baik itu 3 bulan,6 bulan atau pun 12 bulan.

Dengan demikian, sehingga BMT dapat memaksimalkan dana tersebut

semaksimal mungkin untuk memperoleh keuntungan dari pengelolaan

dana simpanan deposito tersebut.

10 Dikutip dari Data Syarat dan Ketentuan Pembukaan Rekening Deposito Berjangka di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna.

Page 71: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

56

Dalam mengelola dana deposito yang telah terkumpul, BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna mengelolanya dengan cara menyalurkan

melalui produk-produk pembiayaan kepada pihak ketiga yang telah

disediakan antara lain:

a. Pembiayaan Mudharabah.

b. Pembiayaan Musyarakah.

c. Pembiayaan Murabahah.

d. Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil.

Penyaluran dana dengan penyediaan produk pembiayaan ini

merupakan salah satu cara untuk memanfaatkan dana deposito yang

telah terkumpul. Yang mana nantinya diharapkan dapat menghasilkan

keuntungan bagi semua pihak. yang mana keuntungan tersebut akan

dibagikan antara BMT dengan para nasabah pembiayaan (kreditur),

sehingga BMT dapat memberikan keuntungan pula kepada nasabah

debitur dalam hal ini adalah nasabah simpanan deposito atau

deposan.11

D. Praktek Bagi Hasil Deposito Wadi’ah di BMT Syirkah Muawanah MWC

NU Adiwerna

Praktek bagi hasil deposito wadi’ah di BMT Syirkah Muawanah MWC

NU Adiwerna Tegal adalah berdasarkan pada kesepakatan antara deposan

dengan BMT. Kesepakatan tersebut adalah kesepakatan dalam pemilihan

11 Wawancara dengan Izzah Ariani pada Tanggal 23 Desember 2008 di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna.

Page 72: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

57

jangka waktu atau lamanya deposito. Yang mana perolehan besar kecilnya

bagi hasil yang akan diterima nasabah tergantung pada besar kecilnya

simpanan, karena pemberian keuntungan adalah berdasarkan persentase dari

uang yang didepositokan dan lamanya jangka waktu yang dipilih nasabah.12

Adapun rincian bagi hasil deposito wadi’ah di BMT Syirkah Muawanah

MWC NU Adiwerna adalah sebagai berikut:

1) Untuk deposito jangka waktu 3 bulan akan memperoleh bagi hasil

12.00 atau (12%) dari besarnya nominal deposit kemudian dibagi

jumlah bulan dalam satu tahun (12).

2) Untuk jangka waktu 6 bulan deposan akan memperoleh bagi hasil

13.50 atau (13,5%) dari besarnya nominal deposit kemudian dibagi

jumlah bulan dalam satu tahun (12).

3) Untuk jangka waktu 12 bulan deposan akan memperoleh bagi hasil

15.00 atau (15%) dari besarnya nominal deposit kemudian dibagi

jumlah bulan dalam satu tahun (12).13

Berikut ini adalah contoh perhitungan bagi hasil deposito wadi’ah di

BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna:

Bapak Suwardi mendepositokan uangnya sebesar Rp.10.000.000

(sepuluh juta rupiah) pada tanggal 25 Juni 2008, untuk jangka waktu 3

bulan. Maka bagi hasil yang akan diterima bapak Suwardi setiap bulan

adalah sebesar 12% X Rp.10.000.000 : 12 = Rp.100.000/ bulan.

12 Wawancara dengan Slamet Ibnu Tafsir selaku Manager BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna pada Tanggal 14 Agustus 2008. 13 Dikutip dari Data Rekapitulasi Deposito Tahun 2008 Per Tanggal 5 Desember 2008.

Page 73: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

58

Bagi nasabah yang ingin menarik uangnya sebelum jatuh tempo

tidak dikenakan pinalti atau denda. Aturan ini telah merubah ketentuan

sebelumnya yang mana dalam ketentuan sebelumnya dinyatakan

nasabah akan dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 25.000. artinya

tidak ada denda administratif yang akan dikenakan kepada nasabah.

Akan tetapi nasabah hanya akan mendapat perubahan besarnya porsi

bagi hasil. Hal ini dikarenakan bagi hasil yang akan diberikan adalah

berdasarkan jangka waktu atau lamanya uang tersebut didepositokan.14

Adapun untuk perubahan porsi atau nisbah bagi hasil tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Untuk deposito 3 bulan akan tetap mendapatkan nisbah bagi hasil

sesuai dengan lamanya deposito.

2. Untuk deposito 6 bulan yang diambil sebelum jatuh tempo, yang

sebelumnya akan memperoleh nisbah bagi hasil 13,5% diubah

hanya memperoleh 12% dari besarnya deposit.

3. Untuk deposito 12 bulan yang diambil sebelum jatuh tempo akan

memperoleh bagi hasil :

a. 12% jika kurang dari 3 bulan.

b. 13,5% jika lebih dari 3 bulan namun kurang dari 12 bulan.

c. Untuk deposito 3,6 dan 12 bulan yang ditarik (diambil) kurang

dari 1 bulan tidak akan mendapatkan bagi hasil.15

14 Wawancara dengan Slamet Ibnu Tafsir selaku Manager BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna pada Tanggal 14 Agustus 2008. 15 Ibid.

Page 74: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

59

BAB IV

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK BAGI HASIL

DEPOSITO WADI’AH DI BMT SYIRKAH MUWANAH

MWC NU ADIWERNA

Konsep bagi hasil dan pemberian bonus telah banyak diterapkan oleh

lembaga-lembaga keuangan syariah terutama lembaga perbankan syariah yang

telah lama ada dan dikenal sebagai bank bagi hasil. Dalam dunia perbankan, bagi

hasil diartikan sebagai suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha

antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat

terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun antara bank dengan

penerima dana.

BMT sebagai sebuah lembaga keuangan syariah non bank selalu berusaha

menerapkan konsep bagi hasil dalam setiap operasionalnya. Termasuk diantaranya

adalah BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna yang senantiasa berusaha

mempraktekan sistem bagi hasil dan pemberian bonus pada produk-produk

simpanan dan pembiayaan yang ada. Usaha untuk mempraktekan sistem bagi hasil

tersebutlah yang akan penulis analisa dalam bab ini.

A. Analisis Terhadap Praktek Bagi Hasil Deposito Wadi’ah di BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna

Sebagaimana telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya,

bahwasanya BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna adalah sebuah

lembaga keuangan yang dalam operasionalnya selalu berusaha menerapkan

Page 75: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

60

prinsip-prinsip syariah dengan cara menggunakan sistem bagi hasil dan

pemberian hadiah atau bonus. Dengan sistem bagi hasil dan pemberian bonus

ini BMT Syirkah Muawanah berusaha menghimpun dana dari masyarakat luas

dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan

pinjaman modal untuk usahanya. Dengan demikian maka dapat dikatakan

BMT Syirkah Muawanah merupakan sebuah lembaga yang mencoba

menggerakan perekonomian masyarakat khususnya ekonomi menengah ke

bawah.

Kegiatan utama dari BMT adalah penghimpunan dana dari masyarakat,

dan salah satu cara untuk menghimpun dana dari masyarakat tersebut adalah

dengan menyediakan layanan simpanan deposito berjangka. Sebagaimana kita

ketahui bahwa simpanan deposito berjangka ini merupakan sumber dana yang

paling utama dan sangat penting bagi sebuah perusahaan dan lembaga

keuangan baik lembaga keuangan konvensional maupun lembaga keuangan

syariah. Hal ini dikarenakan sifat dari simpanan tersebut yang mempunyai

tempo atau jangka waktu tertentu di dalam penarikannya, sehingga bank atau

lembaga keuangan yang menerima simpanan deposito berjangka tersebut

dapat lebih efisien dalam memanfaatkan simpanan tersebut, yang mana

simpanan deposito tersebut dapat dijadikan sebagai modal untuk menjalankan

usahanya. Bank biasanya memberikan bunga yang besar untuk nasabah

simpanan deposito berjangka ini sesuai jangka waktu yang dipilihnya. Jangka

waktu yang diberikan biasanya sangat variatif yaitu: 1 bulan 3 bulan, 6 bulan

atau pun 12 bulan tergantung jangka waktu yang dipilih nasabah. Berdasarkan

Page 76: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

61

jangka waktu yang ditentukan inilah, maka dana deposan akan mengendap di

bank, sehingga bank mempunyai waktu yang cukup lama untuk

memanfaatkan dana simpanan tersebut guna keperluan pembiayaan jangka

pendek yang dapat menghasilkan keuntungan.

BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna sebagai lembaga keuangan

syariah non bank juga menawarkan produk deposito berjangka sebagaimana

produk deposito berjangka pada umumnya. Adapun jangka waktu yang

diberikan sangat variatif, yaitu 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Sedangkan akad

yang digunakan adalah akad wadi’ah yad dhamanah. Di dalam literatur-

literatur keislaman sendiri, khususnya literatur ekonomi Islam, jarang kita

temui deposito yang mengaplikasikan akad wadi’ah, hanya beberapa ahli

ekonomi Islam saja yang menjelaskan tentang aplikasi akad wadi’ah pada

produk deposito. Aplikasi akad wadi’ah tersebut pun bukan pada produk

deposito berjangka melainkan pada produk “safe deposit box”. Selain itu,

praktek di masyarakat kita lebih banyak yang mengenal deposito mudharabah

ketimbang deposito yang mengaplikasikan akad wadi’ah. Selain itu pula

Majelis Ulama Indonesia sendiri telah mengeluarkan fatwa, bahwa deposito

yang di benarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.1

Pada prinsipnya simpanan deposito berjangka tidak bisa diambil atau

dicairkan sebelum jatuh tempo. Namun demikian, pengelola BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna tidak akan mengenakan pinalti atau denda

bagi nasabah yang menarik rekening deposito sebelum jatuh tempo. Hal ini

1 Lihat Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Ciputat: CV. Gaung Persada, 2006, hlm. 18.

Page 77: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

62

tidak terlepas dari pengaruh akad yang digunakan, yaitu akad wadi’ah yad

dhamanah. Yang mana dalam akad tersebut nasabah berhak mengambil atau

menarik simpananya kapan saja ia kehendaki. Akad tersebut diterapkan pada

produk deposito dikarenakan simpanan deposito dikategorikan sebagai

“titipan” dana nasabah yang wajib diemban dan dijalankan.

Berdasarkan akad wadi’ah yad dhamanah tersebut, maka BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna berhak untuk mengelola dana yang dititipkan

(disimpan) oleh nasabah. Segala resiko yang mungkin terjadi akan ditanggung

sepenuhnya oleh pihak BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna.

Namun demikian, nasabah akan memperoleh keuntungan berupa bagi hasil

dan bukan pemberian bonus sebagaimana dalam teori wadi’ah dalam ekonomi

Islam.

Berkaitan dengan bagi hasil dalam akad wadi’ah seperti yang terjadi di

BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna, Makhalul Ilmi seorang

ekonom muslim mengatakan bahwa dalam praktiknya sebagian pengelola

BMT menyebut bonus wadi’ah dengan istilah “bagi hasil” yang besarnya

ditentukan di muka atas dasar hitungan persentase angka-angka rupiah serta

dengan membandingkan besaran bunga tabungan yang diberikan bank

konvensional dalam menarik minat calon nasabah. Hal ini dilakukan karena

pengelola merasa kesulitan ketika harus menjelaskan dengan semestinya

Page 78: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

63

prinsip-prinsip wadi’ah menurut ajaran syariah, sementara pada saat yang

sama pengetahuan kesyariahan nasabah sendiri masih sangat rendah.2

Berbeda dengan akad mudharabah, jika dalam akad mudharabah

penyimpan atau deposan disebut sebagai shahibul mal (pemilik modal), bank

sebagai mudharib (pengelola) dan simpanan nasabah disebut modal,

sedangkan dalam akad wadi’ah pemilik dana disebut Muwaddi’ (penitip),

BMT sebagai Wadi’ (penerima titipan) dan simpanan disebut A’inul maudu’ah

(barang titipan). Dan jika dalam akad mudharabah nasabah akan mendapatkan

bagi hasil, sedangkan dalam akad wadi’ah nasabah (penyimpan) tidak akan

mendapatkan bagi hasil namun hanya akan mendapatkan bonus semata yang

tidak boleh ditentukan diawal akad.

Penerapan akad wadi’ah pada produk deposito berjangka, sebagaimana

dipraktekan oleh BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna adalah tidak

sesuai dengan teori wadi’ah yang ada dalam perekonomian syariah, karena

sifat dari produk dan akad yang digunakan saling bertolak belakang.

Sebagaimana diterangkan di atas bahwa deposito adalah kontrak simpanan

dalam jangka waktu tertentu sehingga azas deposito tidak dapat ditarik

sebelum deposito tersebut jatuh waktu. Sedangkan wadi’ah merupakan titipan

dari satu pihak kepihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus

dijaga dan dikembalikan kapan saja si penyimpan menghendakinya.

Selain itu, penggunaan istilah bagi hasil pada produk deposito wadi’ah di

BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna adalah menyalahi konsep yang

2 Makhalul Ilmi, Teori Dan Praktek Mikro Keuangan Syariah: Beberapa Permasalahan dan Alternatif Solusi, Yogyakarta: UII Press, 2002, hlm. 31.

Page 79: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

64

ada dalam ekonomi syari’ah, karena dalam akad wadi’ah baik itu wadi’ah yad

al amanah maupun wadi’ah yad dhamanah tidak mengenal adanya sistem

bagi hasil akan tetapi hanya pemberian bonus semata.

Seharusnya pengelola BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna

menerapkan akad mudharabah pada produk deposito berjangka, karena

perjanjian mudharabah dapat menerima adanya ketentuan khusus yang

bermanfaat seperti adanya ketentuan jangka waktu berlakunya akad. Hal ini

tentunya tidak terlepas dari maksud diadakannya akad mudharabah itu sendiri,

yaitu untuk mengadakan hubungan kerjasama antara dua orang atau lebih,

dimana satu pihak menyediakan modal secara penuh dan pihak lain

menjalankan usaha dengan modal tersebut. Dan untuk menjalankan sebuah

usaha tersebut, tentunya pengelola tidak bisa terlepas dari jangka waktu yang

dibutuhkan sampai usaha tersebut dapat selesai dikerjakan. Hal ini tentu

sejalan dengan simpanan deposito berjangka, dimana keduanya menuntut

adanya jangka waktu yang bisa ditentukan.

B. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Bagi Hasil Deposito Wadi’ah di

BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna

Dunia perbankan terutama perbankan syariah mengenal bagi hasil sebagai

sebuah sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia

dana (Shahibul maal) dengan pengelola dana (Mudharib).3 Jadi, yang

dibagikan antara nasabah dan lembaga keuangan baik bank maupun BMT

3 Muhammad, Lembaga-lembaga Keuangan Umat Kontemporer, Yogyakarta: UII Press, Cet, Ke-1, 2000, hlm. 52.

Page 80: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

65

adalah keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan dana simpanan yang

dijadikan modal. Artinya besar kecilnya nilai uang yang akan diterima

masing-masing pihak tidak bisa ditentukan diawal akad. Penentuan yang

dilakukan di awal akad adalah penentuan nisbah atau porsi bagi hasil yang

akan diterima oleh masing-masing pihak bukan jumlah nominal uang.

Penentuan nisbah bagi hasil tersebut besar kecilnya sesuai dengan proporsinya

masing-masing pihak.

Prinsip bagi hasil dalam lembaga keuangan syariah adalah hal yang sangat

mendasar, karena dengan prinsip bagi hasil inilah lembaga keuangan syariah

dikenal oleh masyarakat luas. Prinsip bagi hasil juga dijadikan sebagai

pembeda antara lembaga keuangan syariah dengan lembaga keuangan

konvensional. Perbedaan tersebut terletak pada pengembalian dan pembagian

keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan atau yang

diberikan lembaga keuangan kepada nasabah.

Dalam ekonomi syariah, sistem bagi hasil mempunyai ciri dan

karakteristik yang berbeda dengan perhitungan bunga seperti pada bank-bank

konvensional. Bagi hasil dapat dibenarkan bila:

1. Penentuan besarnya rasio atau nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad

dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.

2. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan jumlah keuntungan yang diperoleh.

3. Bagi hasil bergantung pada proyek yang dibiayai. Bila proyek merugi

kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.

Page 81: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

66

4. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah

pendapatan.

5. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.4

Di dalam menentukan besar kecilnya pendapatan yang akan diperoleh

deposan, antara Bank syariah dan bank konvensional bergantung pada hal-

hal yang berbeda. Adapun perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bank syariah

Besar kecilnya bagi hasil yang akan diterima deposan bergantung

pada:

− Pendapatan bank syariah

− Nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank

− Nominal deposito nasabah

− Rata-rata saldo deposito untuk jangka waktu tertentu yang ada pada

bank

− Jangka waktu deposito karena berpengaruh pada lamanya investasi.

b. Bank Konvensional

Besar kecilnya bunga yang akan diterima deposan bergantung pada:

− Jangka waktu deposito karena berpengaruh pada lamanya investasi.

− Tingkat bunga yang berlaku

− Nominal deposito

− Jangka waktu deposito.5

4 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001, hlm. 61. 5 Ibid., hlm. 159.

Page 82: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

67

Dengan melihat sistem bagi hasil yang dipraktekan oleh BMT

Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna seperti apa yang penulis

paparkan diatas dan selanjutnya dilakukan analisis dengan konsep bagi

hasil sebagaimana di dalam literatur-literatur ekonomi Islam, maka

dapat dikatakan bahwa bagi hasil yang dipraktekan oleh BMT Syirkah

Muawanah MWC NU Adiwerna adalah tidak sesuai dan menyimpang

dari teori yang berlaku dalam ekonomi Islam. Hal ini dikarenakan

sistem penghitungan yang digunakan diluar sistem perhitungan bagi

hasil dan lebih condong kepada sistem perhitungan bunga.

Kecondongan kepada perhitungan bunga tersebut antara lain:

1) Bagi hasil ditetapkan dengan berdasarkan persentase nominal

deposit. Bukan berdasarkan nisbah yang yang telah disepakati dan

keuntungan yang telah diperoleh dari pengelolaan dana simpanan.

2) Berdasarkan perhitungan dengan persentase itu pula maka nasabah

akan mendapatkan keuntungan yang tetap untuk setiap bulannya.

3) Pemberian hasil tidak berpedoman pada apakah pengelolaan dana

simpanan tersebut mengalami keuntungan atau kerugian.

BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna tidak

menggunakan sistem bagi hasil dalam produk deposito berjangka.

Penggunaan istilah bagi hasil hanya sekedar penggunaan istilah

saja. Hal ini dapat terlihat dari praktek yang dijalankan, di mana

pengelola menjanjikan bagi hasil kepada nasabah namun sistem

perhitungan yang digunakan bukan berdasarkan nisbah akan tetapi

Page 83: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

68

berdasarkan persentase simpanan. perhitungan seperti ini tentunya

tidak berbeda dengan perhitungan yang dipraktekan oleh lembaga-

lembaga keuangan konvensional yang biasa kita kenal dengan

sebutan bunga.

Seharusnya BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna

benar-benar membagikan keuntungan (profit) yang diperoleh dari

pengelolaan simpanan deposito. Pembagian keuntungan tersebut

harus berdasarkan nisbah (bagian) yang telah disepakati di awal

akad antara deposan dan BMT. Porsi nisbah tersebut bisa 50;50.

yang artinya 50% keuntungan untuk nasabah dan 50% keuntungan

untuk BMT. Atau 40;60 yang artinya 40% keuntungan untuk

nasabah dan 60% keuntungan untuk BMT atau pun sebaliknya.

Selain itu juga, penggunaan akad wadi’ah ternyata sekedar

istilah saja sama seperti penggunaan istilah bagi hasil, sedang

dalam prakteknya tidak menjalankan aturan-aturan yang

terkandung di dalam akad tersebut. Dengan penggunaan istilah

wadi’ah dan bagi hasil, sekilas saja sudah rancu dan terdengar

menyimpang dari teori yang berlaku. Terlebih lagi praktek bagi

hasil yang dilakukan menggunakan cara persentase besarnya uang

titipan bukan membagi keuntungan (profit) yang diperoleh dari

pengelolaan uang simpanan tersebut.

Page 84: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

69

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan dan analisa pada bab-bab sebelumnya, maka dalam

ini penulis akan membuat kesimpulan dari penelitian yang berjudul: Tinjauan

Hukum Islam Terhadap Praktek Bagi Hasil Deposito Wadi’ah (Studi Kasus di

BMT MWC NU Adiwerna).

A. Kesimpulan

1. Penerapan akad wadi’ah pada produk deposito berjangka, sebagaimana

dipraktekan oleh BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna adalah

tidak sesuai dengan teori wadi’ah yang ada dalam perekonomian syariah,

karena sifat dari produk dan akad yang digunakan saling bertolak

belakang. Penggunaan istilah bagi hasil pada produk deposito wadi’ah di

BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna adalah menyalahi konsep

yang ada dalam ekonomi syari’ah, karena dalam akad wadi’ah baik itu

wadi’ah yad al amanah maupun wadi’ah yad dhamanah tidak mengenal

adanya sistem bagi hasil akan tetapi hanya pemberian bonus semata.

Seharusnya pengelola BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna

menerapkan akad mudharabah pada produk deposito berjangka, selain itu

bagi hasil yang dipraktekan harus benar-benar membagikan keuntungan

(profit) yang diperoleh dari pengelolaan simpanan deposito. Pembagian

keuntungan tersebut harus berdasarkan nisbah (bagian) yang telah

disepakati di awal akad antara deposan dan BMT.

Page 85: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

70

2. Bagi hasil produk deposito wadi’ah yang di praktekan oleh BMT Syirkah

Muawanah MWC NU adalah bertentangan dengan prinsip bagi hasil

dalam ekonomi Islam. Karena menggunakan persentase dari besarnya nilai

simpanan. Bukan dengan membagikan profit atau keuntungan sesuai porsi

yang disepakati. Penggunaan akad wadi’ah hanya sekedar penggunaan

istilah saja sama seperti penggunaan istilah bagi hasil, sedang dalam

prakteknya tidak menjalankan aturan-aturan yang terkandung di dalam

akad tersebut.

B. Saran-saran

1. Pengelola BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna hendaknya

belajar dari lembaga keuangan syariah lain yang terlebih dahulu ada dan

berpengalaman di dalam mengoperasionalkan lembaganya sesuai dengan

prinsip-prinsip syariah yang berlaku. Sehingga dalam menjalankan

usahanya tidak bertentangan dengan hukum syariah.

2. Dewan Pengawas Syariah BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna,

sebagai pihak yang mengawasi dan bertanggungjawab atas prinsip-prinsip

syariah yang diberlakukan, hendaknya benar-benar mengawasi dan

mengatur ketentuan-ketentuan syariat yang berlaku dalam lembaga

keuangan yang satu ini. Sehingga dalam setiap kebijakan yang akan

diambil oleh pihak pengelola tidak melenceng dari hukum syariat.

Page 86: JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/87/jtptiain-gdl-abdulg... · Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

71

3. Perlu adanya peningkatan kinerja melalui pengembangan SDM. Sehingga

BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna dapat menjadi lembaga

keuangan syariah yang dipercaya oleh berbagai kalangan masyarakat.

C. Penutup

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT, penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini meskipun dalam segala keterbatasan dan

kekurangan yang ada. Penulis sadar dalam penyusunan skripsi ini tidak luput

dari kekurangan dan kekhilafan, untuk itu kritik dan saran yang konstruktif

sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat

bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.