jurnal - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/8306/1/jurnal annisa.pdftinggi dan regresi linier...
TRANSCRIPT
JURNAL
ANALISIS PERMINTAAN SAYURAN DATARAN TINGGI PADA
HOTEL BERBINTANG DI KOTA
Oleh:
Baiq Annisa Lusyana Taufik
C1G 014 029
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
2
ANALISIS PERMINTAAN SAYURAN DATARAN TINGGI PADA HOTEL
BERBINTANG DI KOTA MATARAM
Analysis of Demand for highland Vegetables at Star-rated Hotels in Mataram City
By:
Baiq Annisa Lusyana Taufik
NIM. C1G 014 029
Main Supervisor: Ir.Rosmilawati, M.S.
Supervisor: Ir.Syarifuddin, M.Si.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menganalisis sistem pengadaan sayuran
dataran tinggi pada Hotel Berbintang di Kota Mataram, (2) untuk menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi permintaan sayuran dataran tinggi pada Hotel Berbintang di
Kota Mataram.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di Kota
Mataram dengan pertimbangan bahwa Hotel Berbintang di Kota Mataram yang
menggunakan sayuran wortel, kentang, dan kol sebagai bahan baku sayuran. Penentuan
daerah sampel tersebut dilakukan dengan metode purposive sampling dengan menetapkan
lima kecamatan yang masing-masing memiliki Hotel Berbintang. Unit analisis dalam
penelitian ini adalah Hotel Berbintang di Kota Mataram. Penentuan jumlah responden
dilakukan dengan metode sensus, yakni dengan meneliti seluruh hotel berbintang sebanyak
27 hotel yang berada di kota mataram. Jenis data yang digunakan, yaitu data kuantitatif dan
kualitatif. Sumber data yang digunakan, yaitu data sekunder dan data primer. Analisis data
menggunakan metode deskriptif untuk menganalisis sistem pengadaan sayuran dataran
tinggi dan regresi linier berganda dengan menggunakan fungsi Cobb-Douglas untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan sayuran dataran tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) sistem pengadaan
sayuran dataran tinggi pada hotel berbintang di kota mataram : (a) Pemilihan sumber
pembelian sayuran hotel berbintang 3 dan 4 memilih menggunakan supplier dan hotel
berbintang 1 dan 2 memilih membeli secara langsung ke pasar. (b) Pesanan pembelian hotel
yang menggunakan supplier mendapatkan harga yang lebih tinggi dari harga pasar,
sedangakan hotel yang tidak mengunakan supplier mendapatkan harga yang lebih murah
langsung dari pasar. (c) Sistem pembayaran hotel berbintang yang menggunakan supplier
melakukan sistem pembayaran bulanan dengan kontrak sedangkan hotel berbintang yang
membeli ke pasar melakukan sistem pembayaran kontan. (2) Faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan sayuran dataran tinggi pada Hotel Berbintang di Kota Mataram :
(a) Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap permintaan wortel pada hotel berbintang
di Kota Mataram yaitu jumlah pengunjung dan kualitas. Dengan jumlah permintaan
tertinggi sebanyak 225 kg/bulan pada hotel berbintang 3 dan jumlah permintaan terendah
3
sebanyak 29 kg/bulan pada hotel berbintang 1. (b) Faktor-faktor yang berpengaruh nyata
terhadap permintaan kentang pada hotel berbintang di Kota Mataram yaitu jumlah
pengunjung dan kualitas. Dengan jumlah permintaan tertinggi sebanyak 190 kg/bulan pada
hotel berbintang 3 dan jumlah permintaan terendah sebanyak 25 kg/bulan pada hotel
berbintang 1. (c) Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap permintaan kol pada hotel
berbintang di Kota Mataram yaitu harga barang komplementer kentang, jumlah pengunjung
dan kualitas. Dengan jumlah permintaan tertinggi sebanyak 167 kg/bulan pada hotel
berbintang 3 dan jumlah permintaan terendah sebanyak 31 kg/bulan pada hotel berbintang
1.
Kata Kunci : Pengadaan, Sayuran, Dataran Tinggi, Hotel, Berbintang.
ABSTRACT
The objectives of this study were (1) to analyze the procurement system of
highland vegetables in star-rated hotels in the city of Mataram, (2) to analyze the factors
that influence the demand for highland vegetables in star-rated hotels in the city of
Mataram.
This research uses a descriptive method. This research was conducted in Mataram
with the consideration that astar-rated hotel in Mataram city uses carrot, potato and cabbage
vegetables as raw material for vegetables. Determination of the sample area was carried out
by purposive sampling method in specifying five sub-districts with each hotel. The unit of
analysis in this study is star-rated Hotels in Mataram City. Determination of the number of
respondents was done by census method, namely by examining all luxury hotels as many as
27 hotels in the city of Mataram. The type of data used is quantitative and qualitative data.
Data sources used are secondary data and primary data. Data analysis used descriptive
method to analyze the highland vegetable procurement system. Secondly, It was multiple
linear regression using the Cobb-Douglas function to analyze the factors that influence the
demand for highland vegetables.
Based on the results of the study, it can be concluded that: (1) the highland
vegetable procurement system in luxury hotels in Mataram city: (a) determining source of
vegetable procurement for hotels with 3 and 4 star rating was choosing supplier and hotels
with 1 and 2 star rating were directly purchase in market. (b) Purchase orders for hotels that
use suppliers get higher prices than market prices, while hotels that do not use suppliers get
cheaper prices directly from the market. (c) A star-rated hotel payment system that uses a
supplier arranges a monthly payment system with a contract, while star-rated hotels that
buy into the market perform cash payment systems. (2) Factors affecting the demand for
highland vegetables at Star Hotels in Mataram City: (a) Factors that significantly affect the
demand for carrots in star hotels in the city of Mataram are the number of visitors and
quality. With the highest number of requests as much as 225 kg / month in 3-star hotels and
the lowest number of requests as much as 29 kg / month in star-rated hotels 1. (b) Factors
that significantly affect the demand for potatoes in star-rated hotels in the city of Mataram
are the number of visitors and quality. This is the highest number of requests as much as
190 kg / month in star-rated hotels 3 and the lowest number of requests as much as 25 kg /
month in star-rated hotels 1. (c) Factors that significantly affect the demand for cabbage in
star hotels in the city of Mataram is the price of complementary potato products, number of
visitors and quality which is the highest number of requests as much as 167 kg / month in
4
star-rated hotels 3 and the lowest number of requests as much as 31 kg / month in star-rated
hotels 1.
Keywords: Procurement, Vegetables, Highlands, Hotels, Starry.
I. PENDAHULUAN
Kota Mataram merupakan ibu kota provinsi Nusa Tenggara Barat, disamping
menjadi pusat pemerintahan, pendidikan, dan perekonomian Kota Mataram juga telah
mampu mengembangkan industri hotel dalam hal usaha akomodasi hotel berbintang. Hotel
yang tidak saja sebagai tempat penginapan namun menyuguhkan tempat bersantap yang
nyaman dengan pemandangan yang indah dan juga menyediakan makanan yang dibutuhkan
oleh wisatawan, penyediaan makanan ini tentu saja yang berperan yaitu sektor pertanian
sebagai sektor penyedia bahan baku makanan yang akan di sajikan. Salah satu bahan baku
yang sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan dan banyak digunakan hotel yaitu sayuran
yang terdiri dari wortel, kentang dan kol, yang kita ketahui sangat penting bagi kesehatan
manusia.
Hotel yang ada di Kota Mataram terus meningkat dari tahun ke tahun. Semakin
banyak pengunjung yang datang maka semakin banyak pula sayuranyang dibutuhkan
terutama sayuran dataran tinggi. Pada industri hotel, bagian pembelian merupakan bagian
yang cukup penting dalam pelaksanaan sistem pengadaan sayuran. Dampak dari
peningkatan jumlah wisatawan dan jumlah hotel yang ada di Kota Mataram mempunyai
konsekuensi bertambahnya jumlah sayuran yang dibutuhkan wisatawan yang datang ke
Kota Mataram khususnya yang datang ke hotel berbintang di Kota Mataram.
Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisis: (1) untuk menganalisis sistem
pengadaan sayuran dataran tinggi pada hotel berbintang di Kota Mataram, (2) untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan sayuran dataran tinggi pada hotel
berbintang di Kota Mataram.
II. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode
yang ditujukan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dengan cara
mengumpulkan, mengolah, menganalisis, interpretasi data, dan akhirnya menarik
kesimpulan (Nazir, 1983).Unit analisis dalam penelitian ini adalah Hotel Berbintang di
Kota Mataram.
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Mataram yang terdiri dari beberapa kecamatan
yaitu Kecamatan Ampenan, Sekarbela, Mataram, Selaparang, Cakranegara, dan Sandubaya.
Penelitian ini dilaksanakan di lima kecamatan yang tersebar di Kota Mataram. Penentuan
daerah penelitian dilakukan secara purposive sampling, atas pertimbangan bahwa dari enam
kecamatan yang ada, hanya lima kecamatan yang masing-masing memiliki jumlah hotel
berbintang yaitu Kecamatan Ampenan, Sekarbela, Mataram, Selaparang, dan Cakranegara.
5
2.2 Variabel dan Cara Pengukuran
Dalam penelitian tentang analisis permintaan sayuran dataran tinggi menggunakan
metode deskriptif dan regresi linier berganda, adapun variabel yang harus diperhatikan
sebagai berikut:
2.2.1 Variabel Penelitian
Beberapa variabel yang akan diukur dalam penelitian ini, diantaranya:
1. Untuk mengetahui sistem pengadaaan sayuran dataran tinggi pada hotel berbintang
dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, seperti:
a. Pemilihan Sumber
Dalam hal ini hotel menentukan sumber penyedia atau pemasok sayuran dataran
tinggi, melalui supplier atau langsung ke pasar.
b. Pesanan Pembelian
Dalam hal ini hotel mengkonfirmasi jumlah pesanan pembelian sayuran dataran
tinggi, harga, waktu pengiriman dari penyedia atau pemasok.
c. Sistem Pembayaran
Dalam hal ini hotel menentukan proses pembayaran yang akan dilakukan setelah
pesanan diterima dengan pemasok melalui sistem kontrak, sistem harian dan
bulanan, atau pembelian secara kontan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan beberapa komoditi
sayuran dataran tinggi (wortel, kentang dan kol) pada hotel antara lain:
a. Harga Sayuran tersebut dengan menentukan harga sayuran yang diterima oleh
hotel, yang dinyatakan dalam satuan rupiah perkilogram.
b. Harga Sayuran 1, ditentukan dengan cara menentukan harga sayuran yang
diterima hotel, yang dinyatakan dalam satuan rupiah per kilogram (satu
diantaranya wortel, kentang atau kol)
c. Harga Sayuran 2, ditentukan dengan cara menentukan harga sayuran yang di
terima hotel, yang dinyatakan dalam satuan rupiah per kilogram (satu diantaranya
wortel, kentang dan kol).
d. Jumlah Pengunjung
Jumlah pengunjung ditentukan dengan cara menentukan jumlah pengunjung
yang mengunjungi hotel, dinyatakan dalam satuan orang per bulan.
e. Kualitas Sayuran yang digunakan konsumen ditentukan melalui dumyy, apabila
konsumen menggunakan sayuran dataran tinggi yang memiliki kualitas tinggi
maka diberi nilai 1, dan sebaliknya apabila konsumen menggunakan sayuran
dataran tinggi dengan kualitas rendah diberi nilai 0.
2.3. Analisis Data
1. Analisis data yang digunakan dalam sistem pengadaan sayuran dataran tinggi yang
dilakukan oleh hotel berbintang dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan
mendeskripsikan proses pemilihan sumber, pesanan pembelian dan sistem
pembayaran.
2. Dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
sayuran dataran tinggi digunakan analisis data regresi linier berganda yang diturnkan
dari fungsi Cobb Douglass melalui transformasi logaritma dengan formula sebagai
berikut:
Y = log α + β1 log X1 + β2 log X2 + β3 log X3 + β4 log + βi log D1
6
Keterangan:
Y = Jumlah Permintaan Komoditi Sayuran
Α = Konstanta(Intercept)
X1 = Harga Wortel (Rupiah/Kg)
X2 = Harga Kentang (Rupiah/Kg)
X3 = Harga Kol (Rupiah/Kg)
X4 = Jumlah Pengunjung (Orang)
D1 = Kualitas Sayuran Dataran Tinggi
(D1 = 1 kualitas tinggi, D1 = 0 kualitas rendah)
Berdasarkan persamaan di atas untuk mengetahui apakah koefisien variabel bebas
secara serentak dan parsial mempunyai pengaruh terhadap variabel independen maka
dilakukan pengujian dengan menggunakan uji F dan uji t, serta untuk menentukan proporsi
atau persentase total variasi dalam variabel terikat yang diterangkan oleh variabel bebas
dilakukan dengan pengujian koefisien determinasi ( . Pengujian hipotesis tersebut
dilakukan dengan program SPSS for window.
a. Koefisien Determinasi
Uji atau uji determinasi adalah suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena
dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi atau dengan
kata lain angak tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang
terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi ( ) ini
mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat (Y) dapat diterangkan oleh
variabel bebas (X). Jika nilai koefisien determinasi sama dengan 0 ( ), artinya
variasi Y sama sekali tidak dapat diterangkan oleh X. Sedangkan jika =1, artinya
variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh variabel X. Dengan kata lain
jika =1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi.
b. Pengujian Secara Serentak (Uji F )
Uji F hitung dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas yang digunakan dalam
model mampu menjelaskan perubahan nilai variabel terikat atau tidak. Untuk
mengetahui apakah model termasuk dalam kategori cocok atau tidak maka nilai F
hitung harus dibandingkan dengan nilai dari F tabel dengan derajat bebas df : α, (k-1),
(n-k). Untuk menghitung nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut:
F hit =
Keterangan:
F = Nilai F hitung
= Koefisien determinasi
k = Jumlah variabel bebas
n = Jumlah pengamatan (ukuran sampel)
1 = Konstanta
Rumusan hipotesis:
H0:βi= 0, artinya secara serentak variabel bebas (X) tidak berpengaruh
nyata terhadap permintaan sayuran dataran tinggi (Y).
H1:βi≠ 0, artinya secara serentak variabel bebas (X) berpengaruh nyata
7
terhadap permintaan sayuran dataran tinggi (Y).
Kriteria Keputusan:
Jika nilai lebih kecil dari pada tingkat derajat kepercayaan 95% atau
nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05 (taraf nyata 5%) maka
diterima yang berarti secara serentakvariabel bebas (X) tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel terikat (Y).
Jika nilai lebih besar dari pada tingkat derajat kepercayaan 95% atau
nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05 (taraf nyata 5%) maka diterima yang berarti secara serentak variabel bebas (X). berpengaruh nyata
terhadap variabel terikat (Y).
c. Pengujian Secara Individual (Uji-t)
Uji-t atau uji dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X) secara
individual terhadap variabel terikat (Untuk mengetahui pengaruh masing–masing
variabel bebas (faktor-faktoryang mempengaruhi permintaan beberapa komoditi
sayuran) secara individualterhadap variabel terikat (Y). Untuk menghitung nilai t-
hitung dan t-tabel digunakan rumus sebagai berikut:
t-hitung =
t-tabel = t α/2 (n-k-1)df
Keterangan:
bi = Koefisien regresi
Se = Standar deviasi
Rumusan Hipotesis:
H0: βi = 0 : Faktor Xi tidak berpengaruh terhadap permintaan sayuran.
H0: βi ≠ 0 : Faktor Xi berpengaruh terhadap permintaan sayuran.
Kriteria keputusan:
Jika nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel pada tingkat kepercayaan 95% atau nilai
probabilitas signifikan lebih besar dari 0,05 (taraf nyata 5%) maka diterima yang berarti variabel bebas (Xi) secara individual tidak berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat (Y).
Jika nilai t-hitung lebih besar dari t-tabelpada tingkat kepercayaan 95% atau nilai
probabilitas nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05(taraf nyata 5%) maka diterima yang berarti variabel bebas (Xi) secara individual berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat (Y).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Sistem Pengadaan Sayuran Dataran Tinggi Pada Hotel Berbintang di Kota
Mataram Tahun 2018.
Sistem Pengadaan Sayuran Dataran Tinggi dalam penelitian ini meliputi: Pemilihan
Sumber, Pesanan Pembelian, dan Sistem Pembayaran yang dilakukan oleh Hotel
Berbintang.
3.1.1. Pemilihan Sumber
Pemilihan sumber penyediaan atau pemasok sayuran dataran tinggi yang digunakan
oleh Hotel Berbintang di Kota Mataram dalam penyediaan memiliki pemilihan berbeda-
beda yaitu melalui supplier atau membeli secara langsung ke pasar, pada tabel 3.1. berikut
8
dapat dilihat pemilihan sumber penyediaan atau pemasok masing-masing sayuran yang
digunakan Hotel Berbintang di Kota Mataram:
Tabel 3.1 Pemilihan Sumber Sayuran Dataran Tinggi Pada Hotel Berbintang di Kota
No Hotel Berbintang 1 Pembelian
Sayuran
Sistem
Pembayaran
Dengan Kontrak
Iya Tidak
1 Hotel Handika Pasar Kontan √
2 Hotel Puri Indah Supplier Bulanan √
3 Hotel Limoes Pasar Kontan √
4 Hotel Surya Lombok Pasar Kontan √
5 Hotel Bidari Pasar Kontan √
Hotel Berbintang 2
1 Hotel Fortune Pasar Kontan √
2 Hotel Graha Ayu Pasar Kontan √
3 Hotel Griya Asri Pasar Kontan √
4 Hotel Mataram Square Supplier Bulanan √
Hotel Berbintang 3
1 Hotel idoop Supplier Bulanan √ √
2 Hotel Santika Supplier Bulanan √ √
3 Hotel Fave Supplier Bulanan √ √
4 Hotel Lombok Plaza Supplier Bulanan √ √
5 Hotel Lombok Garden Supplier Bulanan √
6 Hotel Grand Legi Pasar Kontan
√
7 Hotel Grand Inn Pasar Kontan
√
Hotel Berbintang 4
1 Hotel Lombok Raya Supplier Bulanan √
2 Hotel Golden Palace Supplier Bulanan √
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
Berdasarkan Tabel 3.1 diatas menunjukkan bahwa dari semua hotel berbintang 1, 2,
3, dan 4 ada 9 hotel berbintang lebih memilih menggunakan supplier sedangkan sisanya 9
hotel berbintang memilih untuk membeli langsung ke pasar. Rata-rata hotel berbintang
tinggi lebih banyak menggunakan supplier. Karena Hotel Berbintang tinggi yang
menggunakan supplier tidak memikirkan biaya namun memudahkan hotel dalam sistem
pengadaan sayuran yang dibutuhkan dibandingkan dengan hotel kecil berbintang rendah
lebih banyak memilih untuk membeli secara langsung ke pasar karena dapat mengurangi
biaya dari hotel itu sendiri dalam pemilihan sumber pembelian sayuran. 3.1.2. Pesananan Pembelian
Dalam pemesanan pembelian sayuran dataran tinggi yang dilakukan Hotel
Berbintang di Kota Mataram dilakukan pada gambar 3.1. berikut dapat dilihat pesanan
pembelian yang dilakukan Hotel Berbintang di Kota Mataram :
9
Gambar 3.1. Pesanan Pembelian Sayuran Dataran Tinggi Pada Hotel Berbintang Di Kota
Mataram.
Berdasarkan gambar 3.1. diatas menunjukkan bahwa hotel yang menggunakan
pemesanan pembelian sayuran melalui supplier lebih mempermudah hotel dalam pesanan
pembelian sayuran. Hotel akan menerima harga sayuran dengan harga yang lebih tinggi
dari harga pasar biasanya supplier menaikkan harga sayuran kisaran Rp. 2.000 - 5.000/kg,
dan akan memperhitungkan harga transportasi dan buruh sedangkan hotel yang tidak
menggunakan supplier lebih memilih untuk membeli sayuran secara langsung kepasar
dengan mendapatkan harga langsung dari pasar, dan biaya pembelian sudah di tanggung
oleh hotel sendiri. Dan bagian Purcashing yang akan langsung membeli sayuran.
3.1.3. Sistem Pembayaran
Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa hotel yang membeli sayuran melalui
supplier melakukan sistem pembayaran bulanan dengan menggunakan sistem kontrak
antara pihak hotel dengan supplier agar dapat mempermudah hotel dalam menginput data
laporan pembelian pengadaan sayuran perbulan dan pembayaran dilakukan selambat-
lambatnya tanggal 20. Dan hotel yang membeli sayuran langsung ke pasar memilih untuk
melakukan sistem pembayaran langsung atau kontan antara pihak hotel dengan pedagang
pasar. Sehingga tidak terjadi hutang antara pihak hotel dengan pasar. Dan harga yang
diterima oleh hotel adalah harga langsung dari pasar, sehingga lebih murah.
3.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Sayuran Dataran Tinggi
Pada Hotel Berbintang di Kota Mataram.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan berbagai jenis sayuran
dataran tinggi pada Hotel Berbintang di Kota Mataram adalah harga pembelian sayuran
tersebut (X1), harga pembelian sayuran 1 (X2), harga pembelian sayuran 2 (X3), jumlah
pengunjung (X4) dan kualitas sayuran (D1). Semua variabel tersebut dianalisis dengan
Mengkonfirmasi Jumlah Pembelian
Pembelanjaan
(Supplier – Purcashing - Receiving)
Mengecek harga dari jumlah pembelian
sayuran (Faktur)
(Supplier – Purcashing - Receiving)
Waktu pengiriman penerimaan
pembelian pesanan dilakukan pagi hari
mulai dari pukul
± 08.00 – 10.00
Menggunakan
Supplier
Tidak Mengunakan
Supplier
Mengkonfirmasi Jumlah Pembelian
Pembelanjaan
(Purcashing – Receiving)
Mengecek harga dari jumlah pembelian
sayuran(Faktur)
(Purcashing – Receiving)
Waktu pengiriman penerimaan
pembelian pesanan dilakukan pagi hari
mulai dari pukul
± 05.00-06.00
10
analisis Regresi Linier Berganda yang diturunkan dari fungsi Cobb-Douglas melalui
transformasi Logaritma. Hasil analisis variabel-variabel tersebut untuk setiap jenis sayuran
dataran tinggi.
3.1.4.1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Wortel Pada Hotel Berbintang Di Kota Mataram.
Untuk hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wortel
pada Hotel Berbintang Di Kota Mataram. disajikan pada Tabel 3.2. berikut:
Tabel 3.2. Hasil Analisis Cobb Douglas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Wortel Pada Hotel Berbintang Di Kota Mataram Tahun 2018. No. Variabel Koefisien
Regresi
Sig Ket
1 Intercept (α) 0,065 0,949 NS
2 Harga Wortel (X1) 0,803 0,438 NS
3 Harga Kentang (X2) -0,493 0,631 NS
4 Harga Kol (X3) -0,069 0,946 NS
5 Jumlah Pengunjung (X4) 2,874 0,014 S
6 Kualitas Sayuran (D1) 3,170 0,008 S
7 Koefisien Determinasi ( ) 0,733
8 Fhitung 6,585 0,004 S
Sumber : Data Primer Diolah,2018
Keterangan : S : Signifikan Pada Taraf Nyata 5%
NS : Non Signifikan Pada Taraf Nyata 5%
Berdasarkan perhitungan regresi tersebut dapat diperoleh persamaan regresi untuk
analisis pemintaan wortel pada hotel berbintang di Kota Mataram sebagai berikut :
Log Y = 0,065 + 0,803 Log X1 - 0,493 Log X2 –0,069 Log X3 + 2,874 Log X4 + 3,170
D1
1. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh diatas nilai koefisien
determinasi (R²) sebesar 0,733. Artinya 73,3% jumlah permintaan wortel (Y) di pengaruhi
olehsemua variabel bebas dalam model (X1, X2, X3, X4, D1). Dan sisanya sebesar 26,7%
dipengaruhi variabel lain diluar model.
2. Pengujian Koefisien Regresi Secara Serentak (Uji F)
Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa nilai F-hitung sebesar 6,585 dengan
probabilitas 0,004, karena nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari α = 0,05 maka Ho
ditolak. Artinya secara serentak semua variabel bebas (X1, X2, X3, X4, D1) yang
dimasukkan dalam model berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan wortel (Y).
3. Pengujian Koefesien Regresi Secara Individual (Uji t)
Uji parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X) secara parsial
terhadap variabel terikat (Y).
a. Harga Sayuran Dataran Tinggi Wortel (X1) Terhadap Permintaan Wortel (Y).
Berdasarkan hasil analisis dan fungsi persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi variabel harga wortel (X1) yaitu sebesar 0,803. Artinya jika variabel
harga sayuran wortel (X1) naik sebesar 1 % dan variabel lain dianggap tetap, maka jumlah
permintaan sayuran wortel naik sebesar 0,065%. Selanjutnya dianalisis secara statistik
diperoleh nilai signifikan sebesar 0,438, dimana nilai signifikan ini lebih besar dari taraf
nyata 5% (0,438> 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel harga wortel tidak
berpengaruh nyata terhadap permintaan wortel.
11
b. Harga Barang Komplementer Kentang (X2) Terhadap Permintaan Wortel (Y).
Berdasarkan hasil analisis dan fungsi persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi variabel harga barang komplementer kentang (X2) yaitu sebesar -0,493 .
Artinya jika variabel harga barang komplementer kentang (X2) naik sebesar 1 % dan
variabel lain dianggap tetap, maka jumlah permintaan wortel turun sebesar -0,493%.
Selanjutnya dianalisis secara statistik diperoleh nilai signifikan sebesar 0,631, dimana
nilai signifikan ini lebih besar dari taraf nyata 5% (0,631> 0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa variabel harga barang komplementer kentang tidak berpengaruh nyata terhadap
permintaan wortel.
c. Harga Barang Komplementer Kol (X3) Terhadap Permintaan Wortel (Y).
Berdasarkan hasil analisis dan fungsi persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi variabel harga barang komplementer kol (X3) yaitu sebesar -0,069.
Artinya jika variabel harga barang komplementer kol (X3) naik sebesar 1 % dan variabel
lain dianggap tetap, maka jumlah permintaan sayuran wortel turun sebesar -0,069%.
Selanjutnya dianalisis secara statistik diperoleh nilai signifikan sebesar 0,946, dimana
nilai signifikan ini lebih besar dari taraf nyata 5% (0,946> 0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa variabel harga barang komplementer kol tidak berpengaruh nyata terhadap
permintaan wortel.
d. Jumlah Pengunjung (X4) Terhadap Permintaan Wortel (Y)
Berdasarkan hasil analisis dan fungsi persamaan 1 diatas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi variabel jumlah pengunjung (X4) yaitu sebesar 2,874. Artinya jika
variabel jumlah pengunjung (X4) naik sebesar 1% dan variabel lain dianggap tetap, maka
jumlah permintaan sayuran wortel naik sebesar 2,874%. Selanjutnya dianalisis secara
statistik diperoleh nilai signifikan sebesar 0,015, dimana nilai signifikan ini lebih kecil dari
taraf nyata 5% (0,014< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel jumlah pengunjung
berpengaruh nyata terhadap permintaan wortel.
e. Kualitas Sayuran (D1) Terhadap Permintaan Wortel (Y).
Berdasarkan hasil analisis dan fungsi persamaan 1 diatas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi variabel kualitas sayuran (D1) yaitu sebesar 3,170. Artinya hotel yang
memilih kualitas tinggi untuk sayuran wortel lebih besar 3,170 dibandingkan Hotel yang
tidak memperhatikan kualitas sayuran wortel atau memilih kualitas rendah. Selanjutnya
dianalisis secara statistik diperoleh nilai signifikan sebesar 0,008, dimana nilai signifikan
ini lebih kecil dari taraf nyata 5% (0,008< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel
kualitas sayuranberpengaruh nyata terhadap permintaan wortel.
3.1.4.2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Kentang pada Hotel Berbintang Di Kota Mataram.
Untuk hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kentang
pada Hotel Berbintang Di Kota Mataram disajikan pada Tabel 3.3. berikut:
Tabel 3.3. Hasil Analisis Cobb Douglas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Kentang Pada Hotel Berbintang Di Kota Mataram Tahun 2018.
12
No. Variabel Koefisien
Regresi
Sig Ket
1 Intercept (α) 0,097 0,924 NS
2 Harga Kentang(X1) 0,505 0,622 NS
3 Harga Wortel (X2) 0,494 0,630 NS
4 Harga Kol (X3) -0,703 0,495 NS
5 Jumlah Pengunjung (X4) 2,717 0,019 S
6 Kualitas Sayuran (D1) 1,847 0,040 S
7 Koefisien Determinasi ( ) 0,798 0,637 NS
8 Fhitung 4,215 0,019 S
Sumber : Data Primer Diolah
Keterangan : S : Signifikan Pada Taraf Nyata 5%
NS : Non Signifikan Pada Taraf Nyata 5%
Berdasarkan perhitungan regresi tersebut dapat diperoleh persamaan regresi untuk
analisis pemintaan kentang pada hotel berbintang di Kota Mataram sebagai berikut :
Log Y = 0,097+ 0,505 Log X1 + 0,494 Log X2 –0,703 Log X3 + 2,717 Log X4 + 1,847
D1
1. Uji Koefisien Determinasi (R² )
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh diatas nilai koefisien
determinasi (R²) sebesar 0,637. Artinya 63,7% jumlah permintaan kentang (Y) di
pengaruhi oleh semua variabel bebas dalam model (X1, X2, X3, X4, D1). Dan sisanya
sebesar 36,3% dipengaruhi variabel lain diluar model.
2. Pengujian Koefisien Regresi Secara Serentak (Uji F)
Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui bahwa nilai F-hitung sebesar 4,215 dengan
probabilitas 0,019, karena nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari α = 0,05 maka Ho
ditolak. Artinya secara serentak semua variabel bebas (X1, X2, X3, X4, D1) yang
dimasukkan dalam model berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan kentang (Y).
3. Pengujian Koefesien Regresi Secara Individual (Uji t)
Uji parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X) secara parsial
terhadap variabel terikat (Y).
a. Harga Kentang (X1) Terhadap Permintaan Kentang (Y)
Berdasarkan hasil analisis dan fungsi persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi variabel harga kentang (X1) yaitu sebesar 0,505. Artinya jika variabel
harga kentang (X1) naik sebesar 1 % dan variabel lain dianggap tetap, maka jumlah
permintaan sayuran kentang naik sebesar 0,505%. Selanjutnya dianalisis secara statistik
diperoleh nilai signifikan sebesar 0,622, dimana nilai signifikan ini lebih besar dari taraf
nyata 5% (0,662> 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel harga kentang tidak
berpengaruh nyata terhadap permintaan wortel.
b. Harga Barang Komplementer Wortel (X2) Terhadap Permintaan Kentang (Y).
Berdasarkan hasil analisis dan fungsi persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi variabel harga barang komplementer wortel (X2) yaitu sebesar 0,494.
Artinya jika variabel harga wortel (X2) naik sebesar 1 % dan variabel lain dianggap tetap,
maka jumlah permintaan sayuran kentang naik sebesar 0,494%. Selanjutnya dianalisis
secara statistik diperoleh nilai signifikan sebesar 0,630, dimana nilai signifikan ini lebih
13
besar dari taraf nyata 5% (0,630> 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel harga
komplementer wortel tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan kentang.
c. Harga Barang Komplementer Kol (X3) Terhadap Permintaan Kentang (Y).
Berdasarkan hasil analisis dan fungsi persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi variabel harga barang komplementer kol (X3) yaitu sebesar -0,703.
Artinya jika variabel harga barang komplementer kol (X3) naik sebesar 1 % dan variabel
lain dianggap tetap, maka jumlah permintaan sayuran kentang turun sebesar -0,703%.
Selanjutnya dianalisis secara statistik diperoleh nilai signifikan sebesar 0,387, dimana
nilai signifikan ini lebih besar dari taraf nyata 5% (0,495> 0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa variabel harga barang komplementer kol tidak berpengaruh nyata terhadap
permintaan kentang.
d. Jumlah Pengunjung (X4) Terhadap Permintaan Kentang (Y).
Berdasarkan hasil analisis dan fungsi persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi variabel jumlah pengunjung (X4) yaitu sebesar 2,717. Artinya jika
variabel jumlah pengunjung (X4) naik sebesar 1 % dan variabel lain dianggap tetap, maka
jumlah permintaan sayuran kentang naik sebesar 2,717%. Selanjutnya dianalisis secara
statistik diperoleh nilai signifikan sebesar 0,019, dimana nilai signifikan ini lebih kecil dari
taraf nyata 5% (0,019 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel jumlah pengunjung
berpengaruh nyata terhadap permintaan kentang.
e. Kualitas Sayuran (D1) Terhadap Permintaan Kentang (Y)
Berdasarkan hasil analisis dan fungsi persamaan 2 diatas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi variabel kualitas sayuran (D1) yaitu sebesar 1,847. Artinya Hotel yang
memilih kentang dengan kualitas tinggi, lebih tinggi 1,847 dari yang memilih kentang
dengan kualitas rendah. Selanjutnya dianalisis secara statistik diperoleh nilai signifikan
sebesar 0,040, dimana nilai signifikan ini lebih kecil dari taraf nyata 5% (0,040< 0,05). Hal
ini menunjukkan bahwa variabel kualitas sayuranberpengaruh nyata terhadap permintaan
kentang.
3.1.4.3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Permintaan Kol Pada Hotel Berbintang Di Kota Mataram.
Untuk hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kol pada
Hotel Berbintang Di Kota Mataram disajikan pada Tabel 3.4. berikut :
Tabel .3.4 Hasil Analisis Cobb Douglas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Kol Pada Hotel Berbintang Di Kota Mataram Tahun 2018
No. Variabel Koefisien
Regresi
Sig Ket
1 Intercept (α) 0,185 0,856 NS
2 Harga Kol (X1) 1,251 0,235 NS
3 Harga Kentang (X2) -2,446 0,031 S
4 Harga Wortel (X3) 0,804 0,437 NS
5 Jumlah Pengunjung (X4) 2.339 0,037 S
6 Kualitas Sayuran (D1) 4,700 0,001 S
7 Koefisien Determinasi ( ) 0,790
8 Fhitung 9,048 0,001 S
14
Sumber : Data Primer Diolah
Keterangan : S : Signifikan Pada Taraf Nyata 5%
NS : Non Signifikan Pada Taraf Nyata 5%
Berdasarkan perhitungan regresi tersebut dapat diperoleh persamaan regresi untuk
analisis pemintaan kol pada hotel berbintang di Kota Mataram sebagai berikut :
Log Y = 0,185 +1,251 Log X1 - 2,446 Log X2 + 0,804 Log X3 + 2,339 Log X4 +4,700 D1
1. Uji Koefisien Determinasi (R² )
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh diatas nilai koefisien
determinasi (R²) sebesar 0,790. Artinya 79,0% jumlah permintaan kol (Y) di pengaruhi
oleh semua variabel bebas dalam model (X1, X2, X3, X4, D1). Dan sisanya sebesar 21,0%
dipengaruhi variabel lain diluar model.
2. Pengujian Koefisien Regresi Secara Serentak (Uji F).
Berdasarkan tabel 4.25 dapat diketahui bahwa nilai F-hitung sebesar 9,048 dengan
probabilitas 0,001, karena nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari α = 0,05 maka Ho
ditolak. Artinya secara serentak semua variabel bebas (X1, X2, X3, X4, D1) yang
dimasukkan dalam model berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan kentang (Y).
3. Pengujian Koefisien Regresi Secara Individual (Uji t)
Uji parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X) secara parsial
terhadap variabel terikat (Y).
a. Harga Sayuran Dataran Tinggi Kol (X1) Terhadap Permintaan Kol (Y)
Berdasarkan hasil analisis dan fungsi persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi variabel harga kol (X1) yaitu sebesar 1,251. Artinya jika variabel harga
kentang (X1) naik sebesar 1 % dan variabel lain dianggap tetap, maka jumlah permintaan
sayuran kentang naik sebesar 1,251%. Selanjutnya dianalisis secara statistik diperoleh
nilai signifikan sebesar 0,235, dimana nilai signifikan ini lebih besar dari taraf nyata 5%
(0,235> 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel harga kol tidak berpengaruh nyata
terhadap permintaan kol.
b. Harga Barang Komplementer Kentang (X2) Terhadap Permintaan Kol (Y).
Berdasarkan hasil analisis dan fungsi persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi variabel harga barang komplementer kentang (X2) yaitu sebesar -2,446.
Artinya jika variabel harga kol (X1) naik sebesar 1 % dan variabel lain dianggap tetap,
maka jumlah permintaan sayuran kol turun sebesar 2,446%. Selanjutnya dianalisis secara
statistik diperoleh nilai signifikan sebesar 0,037, dimana nilai signifikan ini lebih kecil dari
taraf nyata 5% (0,031< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel harga barang
komplementer kentang berpengaruh nyata terhadap permintaan kol.
c. Harga Barang Komplementer Wortel (X3) Terhadap Permintaan Kol (Y)
Berdasarkan hasil analisis dan fungsi persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi variabel harga barang komplementer wortel (X3) yaitu sebesar 0,804.
Artinya jika variabel harga barang komplementer wortel (X3) naik sebesar 1 % dan
variabel lain dianggap tetap, maka jumlah permintaan sayuran kol naik sebesar 0,804%.
Selanjutnya dianalisis secara statistik diperoleh nilai signifikan sebesar 0,437, dimana
nilai signifikan ini lebih besar dari taraf nyata 5% (0,437> 0,05). Hal ini menunjukkan
15
bahwa variabel harga komplementer wortel tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan
kol.
d. Jumlah Pengunjung (X4) Terhadap Permintaan Kol (Y).
Berdasarkan hasil analisis dan fungsi persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi variabel jumlah pengunjung (X4) yaitu sebesar 2,339. Artinya jika
variabel jumlah pengunjung (X4) naik sebesar 1 % dan variabel lain dianggap tetap, maka
jumlah permintaan sayuran kol naik sebesar 2,339%. Selanjutnya dianalisis secara
statistik diperoleh nilai signifikan sebesar 0,037, dimana nilai signifikan ini lebih kecil dari
taraf nyata 5% (0,037< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel jumlah pengunjung
berpengaruh nyata terhadap permintaan kentang.
e. Kualitas Sayuran (D1) Terhadap Permintaan Kol (Y)
Berdasarkan hasil analisis dan fungsi persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi variabel kualitas sayuran (D1) yaitu sebesar 4,700. Artinya Hotel yang
memilih kol dengan kualitas tinggi, lebih tinggi 4,700 dari yang memilih kol dengan
kualitas rendah. Selanjutnya dianalisis secara statistik diperoleh nilai signifikan sebesar
0,001, dimana nilai signifikan ini lebih kecil dari taraf nyata 5% (0,001< 0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa variabel kualitas sayuran berpengaruh nyata terhadap permintaan kol.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
terhadap permintaan sayuran dataran tinggi pada Hotel Berbintang di Kota Mataram
sebagai berikut :
1. Sistem pengadaan sayuran pada hotel berbintang di Kota Mataram yaitu :
a. Pemilihan Sumber
Dalam pemilihan sumber pembelian sayuran hotel berbintang 3 dan 4
memilih menggunakan supplier dan hotel berbintang 1 dan 2 memilih untuk
membeli langsung ke pasar. Hotel Berbintang yang menggunakan supplier tidak
memikirkan biaya namun lebih memudahkan hotel dalam sistem pengadaan sayuran
yang dibutuhkan sedangkan yang memilih untuk membeli secara langsung ke pasar
dapat mengurangi biaya dari hotel itu sendiri dalam pemilihan sumber pembelian
sayuran.
b. Pesanan Pembelian
1) Hotel yang tidak menggunakan Supplier dalam pesanan pembelian sayuran
melakukan konfirmasi jumlah pembelian pembelanjaan antara Purcashing –
Receiving, dan harga sayuran yang tidak mengunakan supplier mendapatkan
harga yang lebih murah langsung dari pasar.
2) Hotel yang menggunakan supplier dalam pesenan pembelian sayuran
melakukan jumlah pembelian pembelanjaan antara Supplier – Purcashing –
Receiving, dan harga sayuran yang menggunakan supplier mendapat harga
yang lebih tinggi dari harga pasar.
c. Sistem Pembayaran
16
Hotel berbintang yang menggunakan supplier melakukan sistem
pembayaranan bulanan dengan kontrak sedangakan hotel berbintang yang
membeli ke pasar melakukan sistem pembayaran kontan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan sayuran dataran tinggi pada hotel
berbintang di Kota Mataram yaitu :
a) Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wortel pada hotel berbintang di
Kota Mataram yang berpengaruh nyata yaitu jumlah pengunjung dan kualitas
sayuran.Dengan jumlah permintaan tertinggi sebanyak 225 kg/bulan pada hotel
berbintang 3 dan jumlah permintaan terendah sebanyak 29 kg/bulan pada hotel
berbintang 1.
b) Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kentang pada hotel berbintang di
Kota Mataram yang berpengaruh nyata yaitu jumlah pengunjung dan kualitas
sayuran.Dengan jumlah permintaan tertinggi sebanyak 190 kg/bulan pada hotel
berbintang 3 dan jumlah permintaan terendah sebanyak 25 kg/bulan pada hotel
berbintang 1.
c) Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kol pada hotel berbintang di
Kota Mataram yang berpengaruh nyata yaitu harga barang komplementer
kentang, jumlah pengunjung dan kualitas sayuran.Dengan jumlah permintaan
tertinggi sebanyak 167 kg/bulan pada hotel berbintang 3 dan jumlah permintaan
terendah sebanyak 31 kg/bulan pada hotel berbintang 1.
4.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka dapat diajukan saran
sebagai berikut :
1. Disarankan bagi hotel dalam sistem pengadaan sayuran lebih memperhatikan
sayuran yang di beli dan digunakan untuk kebutuhan hotel.
2. Disarankan bagi pemerintah supaya ada kerjasama untuk membuat kemitraan dari
petani sehingga dapat meningkatkan kuantitas sayuran yang dibutuhkan setiap
kondisi masyarakat.
3. Kepada para peneliti yang ingin mengkaji lebih dalam mengenai permintaan
sayuran dataran tinggi pada hotel berbintang dengan berbagai masalah yang ada
maka hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau sumber
informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2016. Kota Mataram Dalam Angka. BPS Propinsi NTB Mataram
Ilyas AZ. 2002. Hubungan Karakteristik Peternakan Sapi Perah dengan Sikap dan Prilaku
Aktual dalam Pengelolaan Limbah Peternakan. Laporan Penelitian. Bogor. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Nazir, 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Suherman. 2007. Analisis Permintaan Berbagai Komoditi Sayuran Oleh Rumah Makan di
Kota Mataram. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Mataram.