jumlah sks mata kuliah untuk mendapatkan sertifikat...
TRANSCRIPT
Prof. Nishitani (Lampiran)
Jumlah SKS mata kuliah untuk mendapatkan sertifikat mengajar (di Universitas)
Untuk memperoleh sertifikat biasa, diwajibkan memenuhi kualifikasi dan jumlah SKS dibawah ini.
Profesi guru
Jenis Sertifikat
Kualifikasi dasar Jumlah SKS minim
MK: terkait Mapel
MK: terkait profesi guru
MK: terkait Mapel dan profesi guru
MK:terkait pendidikan luar biasa
Lain (*) Total
Guru SD
Sertifikat Spesialisasi
Gelar S2 8 41 34
8 91
Sertifikat Gol. I
Gelar S1 8 41 10
8 67
Sertifikat Gol. II
gelar diploma 4 31 2
8 45
Guru SMP
Sertifikat Spesialisasi
Gelar S2 20 31 32
8 91
Sertifikat Gol. I
Gelar S1 20 31 8
8 67
Sertifikat Gol. II
gelar diploma 10 21 4
8 43
Guru SMA
Sertifikat Spesialisasi
Gelar S2 20 23 40
8 91
Sertifikat Gol. I
Gelar S1 20 23 16
8 67
Guru PLB/ PBK
Sertifikat Spesialisasi
Gelar S2 dan bersertifikat mengajar sbg guru SD, SMP, SMA dan TK
47
47
Sertifikat Gol. I
Gelar S1 dan bersertifikat mengajar sbg guru SD, SMP, SMA dan TK
23
23
Sertifikat Gol. II
bersertifikat mengajar sbg guru SD, SMP, SMA dan TK
13
13
Guru TK
Sertifikat Spesialisasi
Gelar S2 6 35 34
8 83
Sertifikat Gol. I
Gelar S1 6 35 10
8 59
Sertifikat Gol. II
gelar diploma 4 27
8 39
*catatan 1: Mata kuliah lain adalah UUD (Konstitusi), Olahraga, Komunikasi dlm bahasa asing dan Operasional Komputer
* catatan 2: selain di atas, ada juga sertifikat mengajar sebagai guru UKS dan guru ahli gizi.
Prof. Nishitani (Lampiran)
Rincian Mata Kuliah Wajib untuk Memperoleh Sertifikat Mengajar
[contoh: Sertifikat Mengajar Golongan I Guru SMP (IPS)]
Kategori Rincian
○ Mata kuliah terkait Mata
Pelajaran
Mata kuliah masing-masing
harus lebih dari 1 SKS, total
lebih dari 20 SKS
・ Sejarah Jepang dan Sejarah Dunia
・ Geografi(termasuk pemetaan/korografi)
・ Ilmu Hukum, Ilmu Politik
・ Ilmu Sosiologi, Ilmu ekonomi
・ Filosofi, Ilmu Etika dan Ilmu Agama
○ Mata kuliah terkait profesi
guru
Mata kuliah secara total lebih
dari 31 SKS
・ Mata kuliah tentang hakikat profesi guru--- 2 SKS
(Makna profesi guru dan peranan guru, tugas dan fungsi profesi guru dll.)
・ Mata kuliah tentang teori dasar pendidikan…6 SKS
(filosofi pendidikan, sejarah dan pemikiran tentang
pendidikan,perkembangan raga dan jiwa anak serta proses pembelajaran,
peraturan perundang-undangan terkait pendidikan dll.
・ Mata kuliah tentang kurikulum pendidikan serta metode mengajar…12SKS
(Makna kurikulum dan metode penyusunan kurikulum pendidikan,
metodologi mengajar masing-masing mapel, metode mengajar moral,
metode membimbing ekstra kurikuler, metedologi dan teknik pendidikan)
・ Bimbingan kesiswaan, konsultasi pendidikan serta bimbingan karir…4 SKS
(bimbingan kesiswaan, konsultasi pendidikan termasuk konseling, teori dan
cara bimbingan karir)
・ Praktek komprehensif…2 SKS
・ Praktek mengajar…5 SKS
○ Mata kuliah terkait Mapel
atau profesi guru
Mata kuliah terkait mapel
atau profesi guru di atas, lebih
dari 8 SKS
○ Mata kuliah lain
Mata kuliah masing-masing
lebih dari 2 SKS
・ Konstitusi
・ Olahraga
・ Komunikasi dalam bahasa asing
・ Operasional komputer
○ Praktek di fasilitas kesejahteraan sosial seperti perawat lansia (panti jompo)
Untuk mendapatkan sertifikat mengajar di SD atau SMP wajib berpengalaman
lebih dari 7 hari di fasilitas kesejahteraan sosial.
Prof. Nishitani (Lampiran)
◯Mata Kuliah terkait Mapel: contoh: Matematika, IPA di SMP
【Matematika Guru SMP】
aljabar (algebra):linear algebras, elementary number theory, group theory
geometri:himpunan (set )dan logika, geometri datar dan ruang, konsep jarak
analisis:dasar analisis, calculus, complex function theory
teori kemungkinan (probability theory), statistik komputer: pengenalan computer
【IPA Guru SMP】
Fisika:mechanics, electromagnetism
Eksperimen Fisika (termasuk pemanfaatan komputer):Eksperimen Fisika A
Kimia:inorganic chemistry, organic chemistry
Eksperimen Kimia (termasuk pemanfaatan komputer); eksperimen kimia A
Biologi:Ilmu fauna A, ilmu flora A
Eksperimen Biologi (termasuk pemanfaatan komputer): eksperimen biologi A Geoscience: ilmu gunung berapi/volcano, ilmu meteorology Eksperimen Geoscience (termasuk pemanfaatan komputer): eksperimen geoscience A
1
Oleh Masaaki SATO
Ⅰ Mengapa aspek kesinambungan perlu dijadikan fokus? Ⅱ Lesson Study untuk reformasi sekolah yang berkesinambungan
I. Mengapa aspek kesinambungan perlu difokus?
Kutipan dari “Cultural Psychology”, buku karya Michael Cole
“ …..sekolah nampaknya berfungsi baik dengan mewujudkan filosofi John Dewey yang mengemukakan teori pendidikan yang mengutamakan pengalaman nyata siswa sendiri. Mereka yang menjalankan filosofi tersebut melaporkan bahwa anak‐anak telah menguasai kurikurum yang berciri kas Eropa meskipun lebih tradisional. Namun, ketika mengkaji sekolah‐sekolah tersebut di kemudian hari, ternyata semuanya “lenyap” tanpa kecuali…….” pada awalnya mereka seperti mampu menyelenggarakan pendidikan atas pendanaannya sendiri”……”tetapi, ternyata jika bantuan dana dari luar sudah habis, mereka tidak lagi mampu menjalankan pendidikan dengan dananya sendiri.”
2
Kenapa Lenyap begitu saja? (1) 1. Apakah Lesson Study benar‐benar dilaksanakan untuk meningkatkan profesionalisme guru? (1) Terjadinya penyimpangan dimana penyelenggaraan Lesson Study hanya sebagai acara formalitas belaka. (2) Tidak jelas keahlian apakah yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mengajar dengan baik dan benar. a. Pengetahuan profesional yang mendalam mengenai materi pelajaran b. Kemampuan untuk menyusun kurikurum (kemampuan menyusun rencana) c. Kemampuan mendesain kegiatan pembelajaran d. Kemampuan mengamati siswa. (3) Keterampilan mengajar yang kreatif dan dinamis sesuai dengan kondisi siswa. Keterampilan tersebut kadangkala disebut “craftmanship (keterampilan perajin tangan)” Keterampilam yang belum dimiliki oleh seorang calon guru pada saat tamat perguruan tinggi.
2. Kurangnya Kepemimpinan dan komitmen kepala sekolah dalam reformasi sekolah (1) Adanya kelompok Pro dan kontra reformasi sekolah . (2) Kepala Sekolah hanya berkeliling untuk mengawasi sekolah, tanpa memperhatikan keadaan guru dan siswa. (3) Kepala Sekolah hanya menyerahkan begitu saja kepada guru yang bersangkutan mengenai cara dan penyelenggaraan LS, tanpa menyadari bahwa dirinya sendiri juga perlu belajar. (4) LS hanya dipandang sebagai gerakan (tugas rutinitas) a. Citra siswa yang ingin dididikannya seperti apa? b. Keahlian apa sajakah yang diharapkan dari seorang guru? c. Apakah kolegalitas antar guru berkembang semakin erat?
Kenapa Lenyap begitu saja? (2)
3
Kenapa Lenyap begitu saja? (3) 3. Bantuan apa saja yang diberikan? ① Pembagian alat peraga atau media disertai dengan petunjuk penggunaannya. ② Diberikan metode mengajar yang baru <How to> ・Jigsow Learning ・Communicative Learinig ・Cooperative Learning ・Active Learning dsb. *Keterampilan yang disamakan; bagi siapapun dan dimana pun ③Hanya membuat sistem yang menjalankan Lesson Study. Tetapi rancangan sistem semata tidak dapat berjalan apa‐apa. Tidak bisa merealisasikan reformasi sekolah hanya dengan bantuan yang bersifat basa‐basi.
④ Tidak melakukan monitoring secara berkala.
4 Bantuan dari luar sekolah; misalnya dari perguruan tinggi, dinas pendidikan dan pakar pendidikan (1) Dosen dan Pakar Pendidikan dari luar sekolah • Mungkin mereka salah paham bahwa hanya dengan mengikuti
kursus atau penataran, profesionalisme tenaga guru dapat ditingkatkan.
(2) Kekurangan SDM yang mampu membimbing dalam hal administrasi pendidikan. • Tidak menyediakan program untuk membina guru yang mandiri (3)Keterampilan mengajar guru profesional dapat ditingkatkan dengan melakukan conference (studi kasus PBM yang aktual), namun pemberdayaan budaya guru dan budaya sekolah yang mengutamakan conference tidak dilakukan (4) Reformasi sekolah hanya dapat dilakukan dari dalam sekolah itu sendiri. • Kepala sekolah belum memadai. • Guru belum mampu.
Kenapa Lenyap begitu saja? (4)
4
1 How to teach doing math to children
Penjelasan dari Guru (pola Amerika) Guru menjelaskan tentang cara penyelesaian soal, sambil melihat respon siswa 教師が問題を解き、子どもは見ているだけ。
Anak yang mampu diminta maju ke depan untuk menyelesaikan soal, sedangkan yang lain hanya melihat できる子どもが答を板書し、他の子どもは見ているだけ。
5
Percentage of students at each proficiency level on the mathemaJcs scale. Indonesia:OECD:Japan
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
1 2 3 4 5 6 7
系列1
系列2
系列3
系列4
系列5
2009 Indonesia
2006 Indonesia
2009 Japan OECD
Below Level 1 1 2 3 4 5 6
Persentasi siswa
Nilai siswa
50% 45
40 35
30 25
20
10 5%
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
1 2 3 4 5 6 7
系列1
系列2
系列3
系列4
系列5
2009 Indonesia
2006 Indonesia
OECD 2009 Japan
Percentage of students at each proficiency level on the science scale. Indonesia OECD Japan
Below Level 1 1 2 3 4 5 6
45%
40
35 30
25
20
5%
6
Senyuman tersebut muncul karena belajar menjadi hal yang menyenangkan
SMP
Ⅱ Lesson Study untuk Reformasi Sekolah yang Berkelanjutan 持続的な学校改革のための授業研究
1 Tujuan Lesson Study 授業研究のねらい
2 Strategi Jangka Pendek untuk Reformasi Sekolah 短期的なストラテ
ジー
3 Menjalankan Sistem Aktifitas (LS) 授業研究の活動シス
テムを創る
4 Meningkatkan Mutu Lesson Study 授業の質を高める
*授業の質を高めるのは、 学びのデザインとリフレクションである。
7
1. Untuk Apa Melakukan Lesson Study? 1)Visi/Filosofi ・ Menjamin pembelajaran masing‐masing siswa. Tidak membiarkan siswa, tetapi diajak berdialog dan berkolaborasi 2) Keterampilan apa saja yang perlu ditingkatkan bagi guru ? ① memiliki pengetahuan profesional yang mendalam mengenai isi pelajaran ②kemampuan membuat kurikulum ③kemampuan mendesain pembelajaran ④kemampuan mengamati siswa ⑤keahlian mengajar yang mendukung sesuai dengan kondisi Siswa
3) Berkembangnya kolegalitas.
(1) Tahun Pertama a. Membina core staff (tenaga inti) untuk menjalankan proyek LS b. Mengklarifikasi filosofi (visi) pendidikan anak. c. Menyamakan persepsi unsur‐unsur keahlian guru. d. Menciptakan sistem aktifitas LS untuk meningkatkan (c) di atas.
(2) Tahun ke‐2 dan ke‐3 a. Anak‐anak saling menyimak dan saling belajar satu sama lain. b. Para guru saling belajar satu sama lain melalui conference (studi kasus PBM yang aktual).
c. Mengasah keterampilan mengajar yang kreatif dan dinamis sesuai dengan kondisi siswa.
• Dalam tenggang waktu 3 tahun, membina core staff. • Mempersiapkan kondisi serta lingkungan yang dapat melanjutkan
proyek LS meskipun kontribusi dana suatu saat terhenti.
2 Strategi Jangka Pendek untuk Reformasi Sekolah
8
Penelitian Kurikulum Informal
Meneliti Pembelajaran
Diskusi Pasca‐Pembelajaran
Perbaikan Kurikulum Lesson
Study
1) Kita melaksanakan Lesson Study dengan pelajaran yang sebenarnya paling sedikit 1 kali dalam sebulan 2) Kepala Sekolah membuat rencana agar dalam 1 tahun, semua guru melakukan open class
Sesama guru belajar materi Mapel untuk meningkatkan keahlian 教師同士で、教科の専門的知識を学ぶ
9
Membuat rencana pengajaran melalui kolaborasi dengan sesama guru.(RPP) 教師同士で協力して指導案を創る イ国の問題は、教師主導の知識伝達型の授業である。
INDIVIDU WHOLE CLASS
PAIR,GROUP PENJELASAN GURU、PROBLEM
10
Dialog dng diri sendiri
Dialog dng pihak lain
Dialog dng materi
pelajaran Terwjudnya Pembelajaran dirinya
dialog
Pihak lain/alat materi pelajaran
(buku pelajaran, referensi, LKS dll.) Setiap siswa menghubungkan dirinya sendiri dengan materi, pikiran pihak lain, dan alat untuk mengembangkan pikirannya, dengan demikian ia akan memiliki pikiran diri sendiri.
Dialog dan Kolaborasi ・saling menyimak ・belajar scr berpasangan (pair) ・belajar scr kelompok
Pembelajaran utk Jump
Ekspresi dng bahasa sendiri
Pembelajaran aktif dan kolaboratif
Pembelajaran utk sharing
tutup
apersepsi Terwujudnya Pembelajaran Setiap Siswa
Rancangan Pembelajaran
Apersepsi yang kreaJf
11
Apersepsi yang kreaJf
Guru dan Siswa bersama‐sama mencari dan memecahkan materi pembelajaran. 教師と子どもとで学習内容を追求し解決する。
12
Lesson study yang baru 新しい授業研究
Mengobservasi secara seksama bagaimana siswa yang berada di hadapan kita belajar
目の前の子どもが、
どのように学習しているかを丁寧に見る
教師が、どんなに素晴らしいRPPを作成して、実際の授業では教師の思いとは異な
る子どもたちの行為が見られる。教師は、瞬時、瞬時にダイナミックに変化する子ども
の思考・感情に柔軟に対処する実践力を身に付ける必要がある。
Lesson study
Selama ini
Yang baru
Cara pandang tentang pengajaran
Guru mengajar, Sementara siswa Mendengarkan dengan tenang
Guru dan siswa berkolaborasi dan saling belajar
kemajuan Sesuai rencana pengajaran(RPP)
Mendesain kembali sesuai dengan kondisinyata Siswa
Observasi Bagaimana mengajarkan materi bahan ajar?
Belajar dari fakta di dalam kelas ・di mana siswa mengalami kesulitan ・di manakah terdapat kemungkinan pembelajaran
Berbagai macam Lesson study 様々な授業研究
13
Saat pembelajaran, siswa dapat dibagi ke dalam 3 kelompok: 3つの層に分かれる
ArJ menjamin pembelajaran seJap anak adalah menerima anak apa adanya dan memperhaJkan anak 子ども一人ひとりの学びの保障 子どもを丸ごと引き受ける 子どもを見とる 1. Ingin mengikuti kegiatan pembelajaran, tetapi tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk itu. 2. Ingin mengikuti kegiatan pembelajaran, tetapi karena tidak bisa memahami materinya, maka bersikap kurang memadai. 3. Tidak mengikuti kegiatan pembelajaran, malah melarikan diri dari kegiatan tersebut, perlu guru untuk menghadapinya. 4. Acuh tak acuh pada kegiatan pembelajaran meski pun ia berada di ruang kelas, perlu kawan‐kawan sekelas yang peduli dengannya.
14
Mengajar merupakan upaya memaksakan siswa untuk mendengar. Tetapi masalahnya adalah sejauh mana siswa hafal dengan apa yang telah ia dengar itu.
15
Jarak diantara 6ngkatan perkembangan kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dengan 6ngkatan perkembangan kemampuan potensial melalui perha6an/bimbingan teman sebaya maupun guru, disebut sebagai ZPD (Applying ZPD by Vygotsky)
Higher level tasks
A
B
C
① Please help
② Through explanaJon
The level which a child can reach alone
Potensi Perkem‐bangan
16
CollaboraJve Learning 子ども同士で学習内容を追求したり解決したりする Siswa bersama‐sama mencari dan memecahkan materi pembelajaran.
Pengalaman “mengerti” dari “tdk mengerti” Pembelajaran yang saling menguntungkan 「わからない」が
「わかる」経験 互恵的な学び
17
Tidak berani bersuara, “minta diajari “ 多くの子どもは、自分から「教えて」と言えない
Ada juga siswa yang tidak bisa paham dengan sendirinya. Siapa yang bisa membantunya?
子どもが一人では解けない 誰が助
けるか? 誰も助けていない
18
Siswa Jdak mengerJ materi pelajarannya, tetapi ia sendiri Jdak tahu harus bagaimana.
Ⅲ Bagaimana mengobservasi pelajaran?
Mengobservasi dengan seksama bagaimana siswa yang berada di hadapan kita belajar 1) Apakah siswa memiliki waktu untuk berpikir sendiri? 2) Apa yang bisa dipelajari dari proses pembelajaran di antara sesama siswa? 3) Mampu melihat siswa yang memahami materi pelajaran 4) Mampu melihat siswa yang tidak memahami materi pelajaran 5) Siswa‐siswa belajar dengan penuh perhatian. Kenapa? 6) Siswa‐siswa bosan. Kenapa? 7) Hal baik apa saja dari cara mengajar guru yang perlu ditingkatkan 8) Hal hal apa saja yang dipelajari melalui pelajaran yang sudah diobservasi, setelah itu membandingkan dengan pelajarannya sendiri?
19
Ⅳ Diskusi Pasca‐Pembelajaran. Refleksi dengan mengingat kembali
pelajaran kita sendiri. 自分の授業を振り返るリフレクション
Untuk peningkatan kualitas guru, metode kasus merupakan hal yang penting. Itulah alasan pelaksanaan LS. 教師の力量を向上させるためには、ケースメソッドが必要である。それがLS
をする理由である。
1) Mengungkapkan bagaimana siswa tertentu belajar ある特
定の子どもがどう学んでいたかを語る
2) Mengungkapkan hal yang perlu ditingkatkan dalam pelajaran yang sudah diobservasi 観察した授業で改善したこ
とを語る
Sekolah yang pantas disebut sebagai “Learning Community” adalah memiliki ciri‐ciri seperti dibawah ini. 1. Guru menerima semua siswa apa adanya. a. Mampu memahami perasaan dan kondisi siswa dari raut mukanya. b. Tidak membiarkan siwa yang menyendiri. 2. Sikap dan perilaku guru dan siswa a. Para siswa tidak mengabaikan kawannya yang sendirian, tetapi memiliki kepedulian dan saling membantu tanpa putus asa. Sekolah harus mendidik siswa untuk dapat bersikap seperti di atas. b . Para guru tidak menyalahkan guru lainnya tentang hal yang sepele, tetapi tetap saling mendukung. Mereka tidak membiarkan siswa yang berada sendirian, tetapi tetap memberi perhatian. Dengan demikian mereka saling mengasahkan profesionalismenya sehingga kolegalitas antar guru meningkat. Sekolah harus dapat membina tenaga gurunya bersikap seperti di atas.
20
Siswa bereksplorasi “volume air mana yang lebih banyak” dengan menggunakan alat (media) 1年生算数 ペア モノ SD Kunasi
Asik belajar karena kegiatan eksploraJf 日本の英語
21
Terima Kasih
4. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Apabila LS gagal; Kurang memadainya kepemimpinan dan komitmen kepala sekolah untuk reformasi sekolah. 1) Para guru tidak kompak, tetapi terpecah‐belah antara pro dan kontra. 2) Kepala sekolah tidak memantau keadaaan sekolah. 3) Meski melakukan pemantauan, tetapi tidak memperhatikan guru dan siswa. 4) Cara dan penyelenggaraan LS hanya diserahkan begitu saja kepada guru yang bersangkutan. Kepala Sekolah tidak menyadari bahwa dirinya sendiri juga perlu belajar. Maka, Sistem aktifitas LS jangan hanya dijadikan sebagai sebuah kegiatan
formalitas belaka. LS jangan hanya dianggap sebagai sebuah kegiatan (tugas rutinitas)
bagi para guru.