journal keberadaan tps legal dan tps ilegal kesmas

Upload: calvin

Post on 07-Aug-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Journal Keberadaan Tps Legal Dan Tps Ilegal Kesmas

    1/9

    KEMAS 9 (2) (2014) 122-130

    Jurnal Kesehatan Masyarakat

    http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas

    KEBERADAAN TPS LEGAL DAN TPS ILEGAL

    DI KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN

    Surahma Asti Mulasari, Sulistyawati

    Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia

    Ino ArtikelSejarah Artikel:Diterima 2 November 2013Disetujui 28 November 2013Dipublikasikan Januari 2014

    Keywords:Mapping;Waste;Legal;Illegal.

    Abstrak Sampah yang terus bertambah dan tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkanmasalah baik pada pemerintah, sosial masyarakat, kesehatan, dan lingkungan.Permasalahan penelitian adalah bagaimana gambaran keberadaan Tempat PembuanganSampah (TPS) legal dan ilegal dan dampak keberadaan TPS legal dan ilegal di KecamatanGodean Sleman Yogyakarta. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keberadaanTempat Pembuangan Sampah (TPS) legal dan ilegal dan dampak keberadaan TPS legaldan ilegal di Kecamatan Godean Sleman Yogyakarta. Metode penelitian adalah surveideskripti dengan wawancara dan bantuan Sistem Inormasi Geografi (SIG) untukmengetahui dan menggambarkan lokasi TPS legal dan ilegal di Kecamatan Godean.Hasil penelitian menunjukkan dari tujuh desa yang terdapat di Kecamatan Godean,Desa Sidoagung memiliki TPS ilegal terbanyak dengan jumlah 19 TPS. Desa Sidorejoberjumlah 1 TPS ilegal dan 1 TPS Legal, Desa Sidomulyo memiliki TPS ilegal yang

    berjumlah 2 TPS, Desa Sidokarto memiliki TPS ilegal berjumlah 4 TPS, Desa Sidoarummemiliki TPS ilegal berjumlah 4 TPS, Desa Sidomoyo memiliki TPS berjumlah 6 TPSilegal dan 2 TPS Legal. Simpulan penelitian, terdapat 3 TPS legal dan 45 TPS ilegal diKecamatan Godean.

    EXISTENCE OF LEGAL AND ILLEGAL WASTE DISPOSAL

    IN THE GODEAN SUB DISTRICT, SLEMAN DISTRICT 

     Abstract 

    Growing garbage and not managed properly cause problems for government, social, health,and environment. Te research problem was how the description of legal and illegal waste

    disposal (PS) and the impact of legal and illegal PS existence in Godean District of Sle-man, Yogyakarta. Research purpose was to descript the presence of legal and illegal wastedisposal and their impact. Research method was descriptive survey with interviews and aGeographic Information System (GIS) to identify and describe the legal and illegal poll-ing locations in Godean District. Te results showed that there were seven villages in theGodean district, Sidoagung village has the highest number of illegal PS amounted 19 PS. Sidorejo village have 1 legal PS, 1 Illegal PS, Sidomulyo village have 2 illlegal PS,Sidokarto village have 4 illegal PS, Sidoarum village have 4 illegal PS, Sidomoyo villagehave 6 illegal PS and 2 legal PS. Conclusion, there were 3 legal and 45 illegal PS in theGodean District.

    © 2014 Universitas Negeri Semarang

     Alamat korespondensi:

    Jalan Kapas No. 9 Semaki 0247-513301 YogyakartaE-mail: [email protected]

    ISSN 1858-1196

  • 8/19/2019 Journal Keberadaan Tps Legal Dan Tps Ilegal Kesmas

    2/9

    123

    Surahmi Asti Mulasari, Sulistyawati / KEMAS 9 (2) (2014) 122-130

    teknis terdiri atas pewadahan,pengumpulansampah, pengangkutan sampah, pembuan-gan akhir, daur ulang, dan pengomposan. Se-dangkan aspek nonteknis terdiri atas keuangan,

    institusi dan instansi pemerintah, partisipasimasyarakat, partisipasi pihak swasta, pungutanretribusi dan peraturan pemerintah (Nadiasa,dkk., 2009).

    Sistem Inormasi Geografi merupakanseperangkat alat-alat untuk mengumpulkan,menyimpan, memanggil kembali, merubahdan menampilkan data spasial dari dunia nya-ta untuk suatu tujuan tertentu. Data geografis(keruangan) menampilkan dunia nyata yangmencakup : (a) posisi berdasarkan sistem koor-dinat, (b) atributnya atau kelengkapannya yang

    tidak berhubungan secara langsung denganposisi (seperti warna, harga, lokasi penyebaranpenyakit), (c) hubungan spasialnya antarasatu dengan yang lainnya yang menjelaskanbagaimana mereka saling berhubungan ataubiasa disebut dengan topologi dan penjelasanperangkat ruang dan spasial seperti keterkaitanyang tidak berpengaruh oleh distorsi atau kesala-han yang berkelanjutan.

    Berdasarkan latar belakang di atas, makaingin dilakukan kajian untuk mengetahui ke-

    beradaan Tempat Pembuangan Sampah (TPS)legal dan ilegaldi Kecamatan Godean SlemanYogyakarta dan dampak adanya TPS legal danilegal bagi masyarakat dan lingkungan di Ke-camatan Godean Sleman Yogyakarta.

    Metode

    Rancangan penelitian yang digunakanpada penelitian ini adalah survey deskriptiyang diperkuat dengan hasil pemetaan dengan

    menggunakan Global Positioning System (GPS),kemudian diolah dengan menggunakan sis-tem inormasi geografi untuk mengetahui danmenggambarkan lokasi TPS legal dan Ilegal diKecamatan Godean, Yogyakarta. Populasi yangdigunakan pada penelitian ini adalah seluruhTPS legal maupun TPS Ilegal yang terdapat diseluruh desa di Kecamatan Godean, KabupatenSleman, DI. Yogyakarta. Pengambilan sampelpenelitian ini diambil dengan menggunakanteknik totality sampling. Teknik ini ditandaidengan semua TPS legal dan ilegal yang adapada lokasi diambil sebagai sampel. Analisis

    Pendahuluan

    Sampah yang dibuang oleh masyarakatsetiap harinya berasal dari kegiatan pertani-

    an, pasar, rumah tangga, hiburan dan indus-tri. Salah satu bentuk sampah adalah sampahdometik yang merupakan salah satu kegiatanrumah tangga yang menyisakan limbah domes-tik atau sampah masyarakat. Bertambahnyasampah domestik sejalan dengan perkembanganpembangunan fisik, dan pertambahan pening-katan sarana dan prasarana yang memadai. Aki-bat dari pencemaran tersebut keseimbanganlingkungan terganggu, misalnya terjangkitnyapenyakit menular (Sudiran, 2005).

    Permasalahan sampah dimulai sejak

    meningkatnya jumlah manusia dan hewanpenghasil sampah, dengan semakin padatnyapopulasi penduduk di suatu area. Untuk dae-rah pedesaan yang jumlah penduduknya masihrelati sedikit, permasalahan sampah tidakbegitu terasa karena sampah yang dihasilkanmasih dapat ditanggulangi dengan cara seder-hana misalnya dibakar, ditimbun atau dibiar-kan mengering sendiri.Untuk daerah denganpenduduk padat (pemukiman, perkotaan) yangarea terbukanya tinggal sedikit, dirasakan bah-

    wa sampah menjadi problem tersendiri (Suyo-no dan Budiman, 2010).

    Permasalahan sampah di suatu kawasanmeliputi tingginya laju timbulan sampah,kepedulian masyarakat yang masih rendah se-hingga suka berperilaku membuang sampahsembarangan, keengganan untuk membuangsampah pada tempat yang sudah disediakan.Perilaku yang buruk ini seringkali menyebab-kan bencana di musim hujan karena darainasetersumbat sampah sehingga terjadi banjir (Har-

    diatmi, 2011)Kebiasaan membuang sampah semba-

    rangan dilakukan hampir di semua kalanganmasyarakat, tidak hanya warga miskin, bah-kan mereka yang berpendidikan tinggi jugamelakukannya. Ini sangat menyedihkan karenaminimnya pengetahuan tentang sampah dandampaknya. Perilaku buruk ini semakin men- jadi karena minimnya sarana kebersihan yangmudah dijangkau oleh masyarakat di tempatumum (Kartiadi, 2009).

    Dalam pengelolaan sampah terdapat duaaspek, yaitu aspek teknis dan nonteknis.Aspek

  • 8/19/2019 Journal Keberadaan Tps Legal Dan Tps Ilegal Kesmas

    3/9

    124

    Surahmi Asti Mulasari, Sulistyawati / KEMAS 9 (2) (2014) 122-130

    data yang dilakukan dengan metode deskriptidan disajikan dalam bentuk output berupa petaserta tabulasi data. Selain itu, pengambilan datadilakukan dengan melakukan wawancara un-

    tuk menggali tentang persepsi masyarakat akandampak yang timbul akibat adanya TPS ilegaldan TPS legal di Kecamatan Godean.

    Hasil dan Pembahasan

    Berdasarkan dari hasil pengujian di lapa-ngan mengenai pemetaan TPS legal dan ilegaldi seluruh Desa di Kecamatan Godean, Kabu-paten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta di-dapatkan hasil pada Tabel 1.

    Dari ketujuh desa didapatkan hasil bah-

    wa Desa Sidoagung memiliki TPS ilegal ter-banyak sejumlah 19. Desa Sidorejo memiliki1 TPS Ilegal dan 1 TPS Legal, Desa Sidomulyomemiliki 2 TPS Ilegal, Desa Sidokarto memi-liki 4 TPS Ilegal, dan Desa Sidoarum memiliki4 TPS Ilegal, Desa Sidomoyo memiliki 6 TPS

    Ilegal dan 2 TPS Legal. Dari ketujuh desa terse-but, Desa Sidorejo memiliki jumlah TPS Ilegaldengan jumlah paling sedikit dibandingkandengan desa-desa yang lainnya. Pengolahan

    sampah di TPS ilegal dilakukan dengan diba-kar. Pengolahan sampah di TPS legal dilakukanoleh Dinas Pekerjaan Umum yang bekerjasamadengan Dinas Lingkungan Hidup. PenyebaranTPS di Kecamatan Godean dapat dilihat padaGambar 1.

    Dari tabel 2 dapat disimpulkan bahwa se-bagaian masyarakat Godean masih berpersepsibahwa permasalahan sampah hanya berupa per-masalahan estetika, yaitu bau yang tidak sedap,pemandangan yang terganggu, dan tidak nyamanmelewati tempat yang banyak sampahnya. Pence-

    maran lingkungan sungai hanya disebutkan olehmasyarakat di daerah dekat sungai. Pencemaranlingkungan seperti asap hasil pembakaran sampahdipresepsikan oleh orang yang mengetahui bahwapengolahan sampah di TPS ilegal adalah dengandibakar. Bahaya sampah yang lain seperti penyakit

    Tabel 1. TPS Legal dan TPS Ilegal di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, DI. Yogyakarta 2013

    No Nama DesaJumlah

    KeteranganLegal Ilegal

    1 Sidoarum

    - 4

    Sampah organik dan anorganik,

    Lokasi : 7m dari jalan raya, dekat parit, di pinggir ja-lan (dekat sawah), di tepi jalan

    2 Sidomoyo

    2 6

    Sampah organik dan anorganik Lokasi legal : tepi jalan di dekat persawahan,Lokasi ilegal : lima ditepi jalan, satu di samping jem-batan

    3 Sidokarto

    - 4

    Sampah organik dan anorganik Lokasi : dua tepi jalan di dekat persawahan, satu disamping jembatan, satu di dekat pasar

    4 Sidomulyo- 2

    Sampah organik dan anorganikLokasi :satu di tepi jalan utama, satu di lahan kosong

    5 Sidoagung

    - 19

    Sampah organik dan anorganikLokasi : satu di perkebunan, satu dipemukiman, 17lokasi di tepi jalan raya

    6 Sidoluhur- 9

    Sampah Organik dan anorganik,Lokasi : tepi jalan

    7 Sidorejo

    1 1

    Sampah Organik dan anorganikLokasi Legal : di tepi jalanLokasi Ilegal : dipinggir sungai

  • 8/19/2019 Journal Keberadaan Tps Legal Dan Tps Ilegal Kesmas

    4/9

    125

    Surahmi Asti Mulasari, Sulistyawati / KEMAS 9 (2) (2014) 122-130

    bukan merupakan lahan yang memiliki izinresmi untuk dijadikan sebagai tempat pem-buangan seperti sungai, selokan, pinggiransawah, dan dekat jalan raya. Selain dapat merugi-kan pemilik lahan hal tersebut juga dapat meng-ganggu nilai estetika lingkungan yang beradadisekitarnya.

    TPS legal memang sudah disediakan se-bagai tempat pembuangan sampah oleh pemerin-tah. Lahan yang digunakan merupakan lahanyang memang telah disediakan oleh masyarakatatau dinas yang terkait. Tempat pembuangansampah ini telah memiliki izin yang sudah di-sahkan dari pihak pemerintah yang nantinyasampah yang ada akan diangkut ke tempat

    pembuangan akhir (TPA).

    belum menjadi pemikiran masyarakat.Dari ketujuh desa tersebut didapatkan

    hasil Desa Sidoagung yang memiliki TPS ilegalterbanyak dengan jumlah 19. Dari ketujuh desatersebut Desa Sidorejo memiliki jumlah TPS ilegaldengan jumlah paling sedikit dibandingkan dengandesa-desa yang lainnya. Semua desa/kelurahan diGodean memiliki TPS ilegal dan hanya 2 desayang memiliki TPS legal, yaitu Desa Sidomoyodan Desa Sidorejo. Hal ini kemungkinan ka-rena keterbatasan pemerintah dalam menye-diakan sarana prasarana pengelolaan sampah,termasuk TPS, sampai ke lingkup desa.

    Tempat pembuangan sampah ilegal se-harusnya tidak dijadikan sebagai tempat pem-

    buangan sampah dimana lokasi-lokasi tersebut

    Tabel 2. Persepsi Masyarakat Mengenai Dampak dan Harapan Perbaikan tentang Adanya TPS Ilegaldi Kecamatan Godean

    No DesaDampak (Dilihat dari PresepsiMasyarakat)

    Harapan Masyarakat

    1. Sidoarum Mengganggu estetika Jangan buang sampah sembarangan lagiagar pemandangan bersih dan enak di-pandang

    2. Sidomoyo Mengganggu estetika Diberi peringatan, dilarang membuangsampah.Masalah sampah yang terjadi disekitardesa sebaiknya ditangani oleh kelurahan 

    3. Sidokarto Mengganggui estetika danirigasi sawah

    Diharapkan warga dan orang yang le-wat jangan membuang sampah disekitarpersawahan lagi

    4. Sidomulyo Mengganggu estetika Warga yang lewat diharapkan janganbuang sampah sembarangan lagiSetiap sudut rawan sampah disediakantempat besar sesuai kapasitas warga

    5. Sidoagung Mengganggu estetika, bauyang tidak enak dan menim-bulkan pencemaran

    Sampah seharusnya dapat diangkut kepembuangan akhir sehingga tidak adapenumpukan sampah.

    6. Sidoluhur Menimbulkan pencemaranlingkungan dan kesehatan

    Dibuatkan spanduk yang bertuliskan“DILARANG MEMBUANG SAMPAH

    DISINI”7. Sidorejo Menimbulkan pencemaran di

    daerah perairanMasyarakat dilarang membuang sampahdi daerah aliran sungai karena dapatmenimbulkan penyumbatan aliran air disungai yang dapat menyebabkan banjir.

  • 8/19/2019 Journal Keberadaan Tps Legal Dan Tps Ilegal Kesmas

    5/9

    126

    Surahmi Asti Mulasari, Sulistyawati / KEMAS 9 (2) (2014) 122-130

    bukan pengelolaan sampah yang tepat, tetapimenunjukkan mereka tidak berkontribusi ter-hadap sampah di TPS ilegal. Orang yang mem-buang sampah di tempat tersebut seperti tepi jalan dan perkebunan menurut keteranganwarga adalah warga lain yang sedang melintasdi jalan sekitar Sidoagung. Hal ini dikuatkanoleh hasil pengamatan di lokasi bahwa orangyang membuang sampah adalah warga dae-rah lain yang lewat hendak berpergian denganmembawa sampah dan dibuang ke TPS ilegal.

    Berdasarkan hasil wawancara, sampahyang dibuang pada TPS ilegal di Desa Sidomoyo,Desa Sidokarto, dan Desa Sidomulyo tersebutberasal dari orang yang melintasi jalan raya. DiDesa Sidomoyo, tempat pembuangan sampah

    ilegal terbesar berada di sungai dekat dengan

    Penyebab munculnya TPS ilegal menu-rut keterangan warga dikarenakan kurangnyaTPS legal yang dapat dijangkau masyarakatsetempat serta tidak adanya perhatian khu-sus yang diberikan oleh lembaga terkait untukmenyediakan asilitas tempat pembuangansampah yang layak. Pengelolaan sampah yangdilakukan oleh masyarakat Kecamatan Godeanadalah dengan membakar sampah yang ada dirumah mereka masing-masing.

    Dari hasil observasi di Desa Sidoagungyang merupakan desa yang terbanyak terdapattitik-titik tempat pembuangan sampah illegal,didapatkan akta bahwa sebagian besar wargaSidoagung sudah mengelola sampah secaramandiri dengan mengubur atau membakar

    sampahnya. Walaupun membakar sampah

    Gambar 1. Hasil Pemetaan TPS Legal dan Ilegal di Kecamatan Godean

  • 8/19/2019 Journal Keberadaan Tps Legal Dan Tps Ilegal Kesmas

    6/9

    127

    Surahmi Asti Mulasari, Sulistyawati / KEMAS 9 (2) (2014) 122-130

    perbatasan antara Desa Sidomoyo dengan Ke-camatan Sayegan. Sampah di sungai tersebutberagam, seperti cangkang keong yang berasaldari warung makan di pinggir jalan, sisa sayuran

    dari rumah tangga, dan sampah plastik.Di desa Sidoluhur ditemukan 8 titik TPSilegal. TPS ini sebagian besar berskala kecil yangterletak di tepi jalan raya. Di Desa Sidorejo,TPS ilegal ditemukan di sekitar sungai berupasampah organik dan anorganik yang dibuangdari warga sekitar. TPS legal yang ditemukanberada di samping pasar dan sampah tersebutmerupakan buangan dari pasar itu juga. Sis-tem pengelolaan sampah di Desa Sidorejo su-dah cukup baik dengan adanya kontribusi daripemerintah berupa pembagian bak sampah di

    setiap rumah yang kemudian dibakar langsungoleh pemilik rumah tersebut atau diambil lang-sung oleh truk pengangkut sampah.

    Banyaknya TPS ilegal di KecamatanGodean menunjukkan kurang baiknya perilakumasyarakat dalam mengelola sampah. Perilakumasyarakat yang masih membuang sampahsembarangan atau belum mengelola sampahpada tempatnya merupakan permasalahanyang masih umum dijumpai di Indonesia. Ber-dasarkan penelitian sebelumnya, masyarakat

    Kelurahan Boja Kabupaten Kendal masih me-miliki perilaku membuang sampah semba-rangan, misalnya di saluran air (Salawati, dkk.2008). Warga RW 01 Dusun Pelem, Desa Ba-turetno, Banguntapan, Bantul sebagian besarsampahnya dibuang ke sungai, dibakar, dibuangkelahan kosong atau pinggiran sungai (Sidarto,2010). Kecamatan Daha Selatan yang sebagianbesar wilayahnya dilalui oleh sungai Negara,sebagian masyarakatnya terbiasa membuangsampah secara sembarangan di sekitar rumah

    ataupun sungai (Riswan, dkk., 2011). Kesadaranmasyarakat Samarinda untuk mengolah sampahmasih kurang. Hal ini ditandai dengan adanyasampah dibiarkan menumpuk di pinggir jalan,parit, dan sekitar pemukiman (Sudiran, 2005).

    Pengertian dan kesadaran masyarakatmemberikan sumbangan yang sangat be-sar kontribusinya terhadap penanggulanganmasalah sampah (Suprapto, 2005). Pengelolaansampah domestik dimulai dari kesadaran dandiikuti dengan kamauan dan tindakan nyata(Sudarwanto, 2010).

    Perilaku membuang sampah tidak pada

    tempatnya kemungkinan disebabkan karenapengetahuan tentang lingkungan yang belumbaik. Perilaku masyarakat terbentuk sejak lamadan bertahan apabila didasarkan pada pengeta-

    huan yang baik. Pengetahuan dapat meliputipengetahuan tentang sampah, dampak dancara pengelolaannya. Pengatahuan yang baikakan mengarahkan pola pikir, persepsi/sikapseseorang sehingga akan melakukan hal yangbenar karena sadar dan tahu akan dampah aki-bat perbuatan tersebut.

    Hermawan dan Roesman (2008) menya-takan bahwa pengetahuan tentang kebersihanlingkungan hidup akan mempengaruhi perilakupengelolaan kebersihan. Terdapat hubunganyang positi antara pengetahuan dengan perilaku

    pedagang sayuran dalam mengelola kebersihanlingkungan hidup. Hasil penelitian Kumurur,2008) menunjukkan pengetahuan berhubungandengan kepedulian terhadap kualitas lingkunganhidup di Jakarta.

    Salawati, dkk. (2008) meneliti bahwaperilaku membuang sampah sembarangansampai sekarang masih banyak dilakukan Ke-lurahan Boja. Hal tersebut karena tidak adanyapengetahuan warga mengenai alternati un-tuk mengolah sampah padat menjadi kom-

    pos. Riswa, dkk. (2011) menyebutkan bahwabeberapa yang berkorelasi positi dengan carapengelolaan sampah rumah tanggan adalahtingkat pendidikan, tingkat pendapatan ke-luarga, pengetahuan, dan kesediaan membayarretribusi.

    Faktor lain yang mempengaruhi perilakuadalah sikap. Sikap atau persepsi yang baik ter-hadap sesuatu akan mendukung seseorangmelakukan suatu perilaku. Hal tersebut meru-pakan salah satu aktor yang menyebabkan

    masyarakat Kecamatan Godean membuangsampah sembarangan, sehingga terbentuk TPSilegal. Hubungan antara sikap dan perilaku ber-korelasi positi ditemukan salah satunya olehSudiharti dan Solikhah (2012).

    Temuan di atas bertentangan denganpenelitian Mulasari (2012) bahwa tidak adahubungan antara sikap dan perilaku masyarakatdalam mengelola sampah. Kumurur (2012) juga menyatakan bahwa sikap tidak berhubungandengan kepedulian terhadap kualitas lingkunganhidup. Hal ini kemungkinan disebabkan kare-na sikap merupakan respon tingkah laku yang

  • 8/19/2019 Journal Keberadaan Tps Legal Dan Tps Ilegal Kesmas

    7/9

    128

    Surahmi Asti Mulasari, Sulistyawati / KEMAS 9 (2) (2014) 122-130

    masih tertutup dari suatu rangsangan. Dibu-tuhkan penasiran terlebih dahulu sebelum ter-lihat secara nyata karena sikap baru merupakankecenderuang untuk bertindak.

    Sebagaian masyarakat Godean masihberpresepsi bahwa dampak dan permasalahansampah hanya berupa permasalahan estetika,seperti bau yang tidak sedap, pemandanganyang terganggu, dan tidak nyaman melewatitempat yang banyak sampahnya. Pencema-ran lingkungan sungai hanya disebutkan olehmasyarakat di daerah dekat sungai. Pencema-ran lingkungan seperti asap hasil pembakaransampah dipresepsikan oleh orang yang mengetahuibahwa pengolahan sampah di TPS ilegal ada-lah dengan dibakar. Bahaya sampah yang lain

    seperti penyakit belum menjadi pemikiranmasyarakat. Dampak sampah sangat luas.Sampah dapat berdampak kepada kredibilitaspemerintah, sosial kemasyarakatan, lingkun-gan, kesehatan, ekonomi, bahkan pariwisata.

    Dampak dari pembuangan sampahyang tidak mengindahkan ketentuan dapatmenyebabkan terhambatnya penciptaan ling-kungan yang baik dan sehat (Riduan, 2012).Sampah yang menumpuk banyak dan ber-serakan dan bau yang yang menyengat hidung

    setiap orang yang lewat merupakan masalahyang harus segera ditangani. Sampah memberi-kan dampak negati bagi pariwisata. Wisatawanmenginginkan daerah yang dikunjungi dalamkondisi bersih, indah, nyaman, dan aman (Su-artika, 2011).

    Masyarakat Kecamatan Godean, baikpenduduk asli maupun penduduk yang bukanberasal dari desa tersebut, memiliki harapanmengenai keberadaan TPS ilegal yang terdapatdi Kecamatan Godean yang tersebar diberbagai

    desa. Masyarakat menginginkan orang yang se-dang melewati jalan diharapkan jangan mem-buang sampah ditempat umum atau dilokasiyang bukan merupakan tempat pembuangansampah legal (tempat pembuangan sampahyang telah disahkan oleh pemerintah) karenadapat mengganggu kenyamanan dan merusakestetika lingkungan.

    Diharapkan masyarakat meningkatkankesadaran yang diawali dari diri sendiri akanpentingnya lingkungan yang bersih dan rapiagar dapat mengurangi berbagai macam dampakyang mungkin ditimbulkan dari lingkungan

    yang kurang sehat. Diharapkan juga masyarakatdapat meminimalisir aktivitas-aktivitas yangdapat menimbulkan sampah, misalnya: bung-kus makanan, plastik, tempat minum (botol),

    dll. Kesadaran diri sendiri akan tumbuh apa-bila tingkat pengetahuan dan sikap masyarakatmeningkat. Peningkatan pengetahuan dan si-kap dapat dilakukan dengan sosialisasi yangberkesinambungan. Masyarakat hendaknyadilibatkan dalam pengelolaan sampah.

    Sebagian besar masyarakat mengingin-kan untuk dibuatkan tempat pembuangansampah legal yang telah disahkan oleh pemerin-tah, agar sampah yang dibuang dapat didaurulang dan dimanaatkan kembali sesuai dengankarakteristiknya. Apabila hal tersebut dapat

    tercapai maka setidaknya dapat mengurangipencemaran lingkungan yang berakibat da-pat menimbulkan berbagai macam penyakitbagi seluruh warga. Untuk itu peraturan yangsudah dipasang yang berkaitan dengan “Dila-rang membuang sampah” sebaiknya dipatuhidan dijalankan oleh seluruh warga asli mau-pun sekitarnya agar Kecamatan Godean dapattercipta lingkungan yang bersih, nyaman danrapi.Peningkatan kesadaran masyarakat dapatdilakukan dengan meningkatkan pengetahuan.

    Peningkatan pengetahuan dapat dilakukandengan sosialisasi atau penyuluhan mengenaisampah, dampak/bahaya sampah, dan pengelo-laan sampah.

    Masyarakat di Kecamatan Godean meng-inginkan adanya peran serta pemerintah untukmengelola TPS ilegal dengan cara menyediakanTPS legal atau sarana prasarana untuk pengelo-laan sampah. Pemerintah memiliki tanggung jawab dalam mengatasi permasalahan publik.Pengelolaan sampah merupakan salah satu ben-

    tuk pelayanan publik yang harus ditangani olehpemerintah.Sudah seharusnya pemerintah, baikpemerintah desa ataupun dinas terkait mengu-sahan pengelolaan sampah yang baik yang men- jangkau sampai daerah terkecil yaitu desa.

    Keterbatasan pemerintah mengelolasampah terletak pada sarana prasarana, sum-ber daya manusia, dan anggaran. Hal tersebutsesuai dengan pernyataan LGSP (2009) bahwakendala penyediaan layanan publik dianta-ranya adalah inrastruktur, sumberdaya, dankerangka kelembagaan pelayanan publik. Mening-katkan pelayanan publik seringkali merupakan

  • 8/19/2019 Journal Keberadaan Tps Legal Dan Tps Ilegal Kesmas

    8/9

    129

    Surahmi Asti Mulasari, Sulistyawati / KEMAS 9 (2) (2014) 122-130

    permasalahan dalam manajemen dibandingkanmasalah teknis atau keuangan.

    TPS legal mengalami permasalahanpenumpukan sampah. Hal ini terjadi karena

    adanya keterlambatan dalam pengangkutansampah ke TPA. Hal tersebut kemungkinandisebabkan terbatasnya sarana prasarana beru-pa truk sampah lengkap dengan personilnya.Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan olehSudiran (2005) bahwa petugas kebersihan yangkurang sigap seringkali mengakibatkan sampahterlambat diambil, tercecer di jalan dan terting-gal di tempat penumpukan sementara.

    Pemerintah dapat melaksanakan upayapenyuluhan atau sosialisasi lewat puskesmas,leaflet, plangisasi, poster, dan media promosi

    yang lain. Pengelolaan sampah akan optimalapabila ada kerjasama dengan instansi lain lin-tas sektoral.Pemerintah diharakan dapat me-nyediakan TPS legal sampai ke lingkup desa.Untuk mempermudah pengangkutan TPS da-pat berupa kontainer. Hal tersebut akan mem-permudah petugas pengangkut sampah dantidak memelukan tempat yang luas.

    Kontainer dapat dibedakan antara kon-tainer untuk daerah pemukiman (kapasitas0,36 m3) dan non pemukiman (kapasitas 4 m3).

    Alasan penggunaan kontainer adalah tidakmembutuhkan lahan yang luas untuk menem-patan TPS. Selain itu kontainer memiliki tu-tup dan kedap air sehingga dapat mengurangibau sampah. Pengumpulan dengan kontainersangat memudahkan petugas sampah karenamereka tidak perlu bersentuhan langsung dengansampah pada saat memindahkan sampah darikontainer ke arm roll   karena kontainer sudahdilengkapi dengan lengan tarik hidrolik untukmengangkat kontainer (Nadiasa, dkk., 2009).

    Manajemen dalam pengelolaan sampah do-mestik merupakan tanggung jawab pemerintah dae-rah, walaupun masyarakatpun memiliki tang-gung jawab yang tidak kalah besarnya dalammenangani sampah yang ditimbulkannya (Dil-la, dkk., 2007). Dalam penanganan sampah didesa secara kelembagaan dapat dilakukan olehlembaga desa (Suartika, 2011).

    Manajemen dalam pengelolaan sampahyang baik dan penuh tanggung jawab perluditingkatkan dengan mengindahkan peratu-ran yang berlaku serta saling bekerja samadan saling mendukung dengan pihak lain yang

    memiliki kontribusi dalam masalah sampah(Suprapto, 2005). Pengelolaan limbah domes-tik harus dilakukan secara terpadu oleh semuapihak, tidak hanya pemerintah, masyarakat,

    LSM, dan Perguruan tinggi (Sudarwanto, 2010).

    Penutup

    Di Kecamatan Godean terdapat TPS le-gal sebanyak tiga TPS, dan TPS illegal sebanyak45 TPS. Dari ke tujuh Desa di Kecamatan Go-dean, Desa Sidoagung memiliki jumlah TPS Il-egal terbanyak dibandingkan dengan desa-desalainnya. Dampak dari adanya TPS ilegal adalahpermasalahan estetika seperti bau yang tidak se-dap, pemandangan yang terganggu dan adanya

    ketidaknyamanan. Selain itu juga dapat meng-gangu perairan, dan mencemari lingkungan.Banyaknya TPS ilegal ini juga menunjukkankurang baiknya perilaku masyarakat dalamberperilaku hidup bersih dan sehat.

    Dafar Pustaka

    Dilla, M., Natsir, M.T. Onesinus. 2007. BaselineService o Community And Cleaning AgencyFor Municipal Solid Waste Management in

    Makasar o South Sulawesi. Journal of AppliedSciences in Enveronmental Sanitation, 2(2):63-66

    Kumurur, V.A. 2008. Pengetahuan, Sikap DanKepedulian Mahasiswa Pascasarjana IlmuLingkungan Terhadap Lingkungan HidupKota Jakarta. EKOON , 8(2): 1-24

    LGSP. 2009. Good Governance Brief Pembaharuandalam Manajemen Pelayanan Publik Daerah,antangan dan Peluang dalam DesentralisasiPemerintahan di Indonesia. USAID. Jakarta.

    Mulasari, S.A. 2012. Hubungan tingkat Pengetahuandan Sikap Terhadap Perilaku Masyarakat

    dalam Mengelola Sampah Di DusunPadukuhan Desa Sidokarto KecamatanGodean Kabupaten Sleman Yogyakarta. Jurnal Kesmas, 6(3): 204-211

    Hardiatmi, S. 2011. Pendukung KeberhasilanPengelolaan Sampah Kota. INNOFARM. Jurnal Inovasi Pertanian, 10(1): 50-66

    Hermawan, Y. Roesman, H.O. 2008. PerilakuPedagang Sayur Dalam MengelolaKebersihan Lingkungan Hidup. Jurnal BumiLestari, 8(2): 186-192

    Nadiasa, M., Sudarsana, D.K., Yasmara, I.N. 2009.

    Manajemen Pengangkutan Sampah Di KotaAmlapura. Jurnal Ilmiah eknik Sipil , 13 (2)

  • 8/19/2019 Journal Keberadaan Tps Legal Dan Tps Ilegal Kesmas

    9/9

    130

    Surahmi Asti Mulasari, Sulistyawati / KEMAS 9 (2) (2014) 122-130

    : 120-135Riduan, A. 2012. Partisipasi Masyarakat Dalam

    Pengelolaan Sampah Di Bantaran SungaiKali Negara Kabupaten Hulu Sungai Utara. Jurnal Socioscientia Kopertis Wilayah XI

    Kalimantan, 4(2): 187-196Riswan, Sunoko, H.R., 2011. Pengelolaan Sampah

    Rumah Tangga Di Kecamatan Daha Selatan. Jurnal Ilmu Lingkungan, Program StudiIlmu Lingkungan, Program Pasca SarjanaUniversitas Diponegoro, 9(1): 31-39

    Salawati, T. Astuti, R. Hayati, R.N. 2008. PengaruhProgram Pelatihan Pengolahan Sampah PadatOrganik Menggunakan Metode Composting  Terhadap Pengetahuan Dan KetrampilanIbu-Ibu PKK Di RW III Kelurahan BojaKabupaten Kendal. Jurnal Promosi Kesehatan

    Indonesia, 3(2): 63-73Sidarto. 2010. Analisis Usaha Proses PengelolaanSampah Rumah Tangga Dengan PendekatanCost and Benefit Ratio  Guna MenunjangKebersihan Lingkungan.  Jurnal eknologi,3(2) : 161-168

    Suartika, I.G. 2011. Penanganan Sampah Secara

    Swadaya Di Desa Pakraman Celuk, Sukawati,Gianyar. Jurnal Bumi Lesatari, 11(2): 379-386

    Sudarwanto, S. 2010. Peran Strategis PerempuanDalam Pengelolaan Limbah Padat BernilaiEkonomi. Jurnal EKOSAINS, 2(1): 65-74

    Sudiharti, Solikhah. 2012. Hubungan Pengetahuandan Sikap Dengan Perilaku Perawat DalamPembuangan Sampah Medis Di Rumah SakitPKU Muhammadiyah Yogyakarta.  JurnalKes Mas, 6(1): 49

    Sudiran. 2005. Instrumen Sosial MasyarakatKarangmumus Kota Samarinda DalamPenanganan Sampah Domestik.  MakaraSosial Humaniora. 9(1): 16-26

    Suprapto. 2005.Dampak Masalah Sampah TerhadapKesehatan Masyarakat.  Jurnal MutiaraKesehatan Indonesia, 1(2): 1-4

    Suyono & Budiman. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam Kontek KesehatanLingkungan. Jakarta: EGC

    Kartiadi. 2009. ”Giatkan Buang Sampah Padaempatnya, (http://bandarsampah.blogdetik.com). Diambil pada tanggal : 20 Mei 2013,Yogyakarta